GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM RAWAT JALAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) RSUD DR ADNAAN WD KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM RAWAT JALAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) RSUD DR ADNAAN WD KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2014"

Transkripsi

1 GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM RAWAT JALAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) RSUD DR ADNAAN WD KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2014 Sucihati Syamarta 1, Wiku Bakti Bawono Adisasmito 2 1. Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia 2. Admnistrasi Kebijakan dan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok sucihati_syamarta@yahoo.com Abstrak Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan diperoleh bahwa pengajuan klaim pada bulan Januari-April 2014 masih mengalami keterlambatan dalam pengajuan berkas klaim. Keterlambatan ini diakibatkan karena masih kurangnya ketelitian dari petugas dalam proses pengajuan klaim. Keterlambatan tersebut dapat mempengaruhi kegiatan operasional yang ada di RS karena berhubungan dengan arus kas RS. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengelolaan klaim rawat jalan pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di RSUD Dr. Adnaan WD Kota Payakumbuh. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei-Juni 2014 menggunakan metode kualitatif dengan cara wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab dari keterlambatan pengajuan klaim diantaranya adalah penggunaan software yang masih baru, kurang telitinya petugas dalam melakukan verifikasi berkas klaim, dan belum tersedianya petunjuk teknis yang digunakan pihak RS dalam proses verifikasi klaim. Sehingga peneliti memberikan saran perlu adanya ketelitian lebih dari petugas terkait verifikasi berkas klaim, pembuatan SOP / juknis terkait verifikasi klaim. Kata Kunci: Klaim, Verifikasi, Jaminan Kesehatan Nasional Description Managing Claims Outpatient National Health Insurance (JKN) at RSUD Dokter Adnaan WD Payakumbuh 2014 Abstrack Based on the results of interviews conducted found that the filing of a claim in January and April 2014 are still experiencing delays in the filing of the claim file. This delay is caused by the lack of precision of the officers in the process of filing a claim. The delay may affect the existing operations at the hospital because the cash flows associated with the hospital. Therefore, this study was conducted to reveal the patient's outpatient claims management of the National Health Insurance (JKN) in Hospital Dr. Adnaan WD Payakumbuh. This study was conducted in May-June 2014 using qualitative methods by means of in-depth interviews, document review and observation. The results showed that the cause of the delay in filing the claims of which is the use of software that is still new, less telitinya officers in verifying the claim file, and the unavailability of technical guidelines used in the RS-party verification process claims. So the researchers advise the need for accuracy over claims related personnel file verification, creation of SOPs / guidelines related to verification of the claim. Key Word : Claim, Verification, National Health Insurance

2 Pendahuluan Menurut UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menyatakan bahwa Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggaraan jaminan sosial. Sedangkan menurut Sulastomo (2008) sistem jaminan sosial adalah upaya untuk mewujudkan kesejahteraan, melalui pendekatan sistem dan terdapat lima program asuransi sosial. Salah satunya program yang diatur adalah program jaminan kesehatan. Banyak negara memulai penyelenggaraan jaminan sosial setelah mengalami krisis ekonomi yang berat dimana kebutuhan kegotong-royongan sangat terasa. Salah satunya Thailand yang meluncurkan Universal Coverage Scheme (UCS) pada tahun 2001 yang merupakan salah satu dari reformasi perawatan kesehatan yang paling penting di Thailand. Pada saat UCS diluncurkan, negara itu menghadapi krisis politik dan ekonomi dengan keterjangkauan keuangan mengancam. Pada tahun 2002, UCS cepat diperluas untuk mencakup 47 juta orang ( 75 % dari populasi ) (Vinai, et al., 2012). Meskipun UCS telah berhasil meningkatkan akses keperawatan dan meningkatkan ekuitas bagi penduduk Thailand dengan strategi, seperti mendukung untuk perawatan primer, promosi kesehatan, dan pencegahan penyakit, kebijakan UC dan pelaksanaannya telah menempatkan tekanan besar pada rumah sakit untuk perubahan dalam cara mereka beroperasi dan memberikan pelayanan medis, partikular instusional dan pelayanan kesehatan khusus. Menurut Provost and Peterson (2006) dalam manajemen klaim sering diperlukan waktu tambahan untuk memeriksa dan menganalisis klaim, sehingga menyebabkan terjadinya penundaan pembayaran untuk jasa yang diberikan. Hal ini terjadi ketika klaim yang diajukan mengalami kesalahan administrasi. Dalam kasus ini klaim yang diperdebatkan dan akhirnya akan dikirim ulang. Ketika klaim diperdebatkan maka harus diputuskan untuk menentukan bagaimana penyedia layanan kesehatan akan dibayarkan. Pada saat klaim sedang diperdebatkan, maka penyedia layanan kesehatan tidak memiliki dana untuk jasa pelayanan yang harus diberikan. Akibatnya penyedia layanan kesehatan akan mengalami masalah yang berkaitan dengan arus kas. RSUD Dr. Adnaan WD merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang wajib bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. RS ini menjadi pusat rujukan untuk wilayah Payakumbuh dengan sebagian besar jumlah pasien yang datang berobat ke RSUD Dr. Adnaan WD adalah pasien BPJS Kesehatan yaitu 77,6% dari jumlah kunjungan dan sisanya 22,4% adalah pasien umum ( Data Rekam Medis RSUD Dr. Adnaan WD Bulan Januari-Mei tahun

3 2014). Dengan besarnya persentase jumlah peserta BPJS Kesehatan daripada kunjungan pasien umum, tentunya pemasukan dana rumah sakit sangat besar diterima dari peserta BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, proses pengajuan verifikasi klaim peserta BPJS Kesehatan harus berjalan dengan baik sehingga tidak mengganggu siklus keuangan rumah sakit. Dengan melihat hal tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pengelolaan klaim JKN di RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh. Tinjauan Teoristis a. Manajemen Klaim Menurut Provost and Peterson (2006) dalam manajemen klaim sering diperlukan waktu tambahan untuk memeriksa dan menganalisis klaim, sehingga menyebabkan terjadinya penundaan pembayaran untuk jasa yang diberikan. Hal ini terjadi ketika klaim yang diajukan mengalami kesalahan administrasi. Dalam kasus ini klaim yang diperdebatkan dan akhirnya akan dikirim ulang. Ketika klaim diperdebatkan maka harus diputuskan untuk menentukan bagaimana penyedia layanan kesehatan akan dibayarkan. Pada saat klaim sedang diperdebatkan, maka penyedia layanan kesehatan tidak memiliki dana untuk jasa pelayanan yang harus diberikan. Akibatnya penyedia layanan kesehatan akan mengalami masalah yang berkaitan dengan arus kas. b. Sumber Daya Manusia Menurut Watchai and Pongsa (2012) menjelaskan bahwa jumlah SDM digunakan sebagai faktor input dalam suatu kinerja rumah sakit. Dengan digunakannya jumlah SDM sebagai faktor imput dalam analisis kinerja rumah sakit maka menunjukan bahwa rumah sakit tersebut telah meningkat dalam efisiensi dan kinerja rumah sakit. Menurut Lawrence (1985) menjelaskan bahwa kurangnya pengetahuan dan pemahaman yang baik oleh pasien dan penyedia pelayanan kesehatan medis untuk melihat apakah polis asuransi tertentu valid atau tidak. Hal ini disebabkan karena banyaknya peraturan yang berubah oleh rencana asuransi kesehatan baik yang dikelola oleh swasta maupun oleh pemerintah. Oleh sebab itu SDM yang bekerja di penyedia pelayanan kesehatan harus lebih tanggap dan lebih berpengalaman untuk melihat keinginan dari asuransi yang bersangkutan. Pernyataan diatas didukung menurut Peterson, et al (2002) yang menjelaskan bahwa sumber daya manusia yang terlibat dengan permasalahan klaim harus terampil dalam melihat

4 dan meneliti setiap keinginan dari asuransi yang bekerja sama dengan penyedia pelayanan kesehatan karena hal tersebut akan berpengaruh kepada proses pembayaran klaim yang dilakukan. Misalnya, jenis perawatan yang diberikan oleh masing-masing jenis asuransi berbeda-beda tergantung jenis program asuransinya. Tergantung pada rencana asuransi setiap pasien, kondisi medis pasien, riwayat pengobatan pasien, dan faktor-faktor lain, dan mengakibatkan pengobatan tertentu mungkin atau tidak mungkin ditanggung oleh asuransi yang bersangkutan. Petugas rekam medis harus terampil dalam kedokteran klinis dan bertanggung jawab untuk mempersiapkan kode ICD-9 untuk laporan penggantian setelah pasien keluar dari rumah sakit. petugas harus mencari riwayat medis pasien dan mengidentifikasi menggunakan kode ICD-9 dengan benar. Selain itu petugas juga membutuhkan kemampuan untuk menafsirkan berbagai gaya tulisan tangan dan berbagai bentuk notasi yang ada diantara dokter. Bahkan yang lebih subyektif adalah dibutuhkannya tenaga rekam medis untuk mencoba menginterpretasikan data klinis pasien untuk sampai pada data diagnostik dan dapat dikodekan untuk tujuan penggantian (William, et al, 1987) c. Kelengkapan Berkas Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan memiliki masalah nyata untuk menentukan apakah pasien yang datang memenuhi syarat untuk cakupan asuransi kesehatan. Ketika seorang pasien mencari perawatan kesehatan di rumah sakit, maka petugas akan menanyakan apakah pasien memiliki asuransi kesehatan dan petugas meminta pasien untuk menunjukan bukti kelayakan asuransi kesehatan. Hal ini bisa berupa kartu kepesertaan asuransi kesehatan atau sejenisnya ( Edward and Daniel, 1998) d. Software Menurut Provost and Peterson (2006), saat ini ada sistem yang digunakan untuk klaim dimana petugas di penyedia layanan kesehatan menggunakan sistem elektronik yang digunakan untuk membuat dan mengajukan klaim asuransi kesehatan dengan sistem pengelohan eletronik. Informasi-informasi yang terdapat dalam sistem elektronik tersebut diantaranya adalah dokter, pasien, pelayanan medis, pembayar dan data lainnya yang berhubungan dengan klaim asuransi kesehatan. Petugas verifikasi provider melakukan verifikasi bahwa dokter, pasien dan pelayanan yang diberikan adalah peserta dalam sistem pemrosesan klaim. Dengan demikian, sistem pemrosesan pusat mengubah klaim asuransi

5 kesehatan ke dalam format yang sesuai dari pembayar tertentu, dan klaim tersebut kemudian diteruskan ke operator atau pembayar. Setelah ajudikasi dan persetujuan dari klaim asuransi, carrier atau pembayar memulai cek ke provider. Dengan menggunakan sistem tersebut dapat memotong penggunaan surat untuk pengiriman klaim asuransi dan menghemat waktu keseluruhan. Sedangkan menurut Peterson, et al (2002) menjelaskan bahwa sistem pemrosesan klaim secara elektronik dapat meninjau dan melakukan pemeriksaan asuransi kesehatan. Sistem pemrosesan klaim secara elektronik termasuk sistem manfaat, sistem pemeriksaan otomatis, sistem pembayaran dan sistem pelacakan pembayaran. Sistem manfaat yang dimaksud adalah pasien dan penyedia pelayanan kesehatan dapat mengakses informasi secara online. Sistem pemeriksaan otomatis memungkinkan penyedia pelayanan kesehatan melakukan verifikasi klaim secara elektronik untuk mengajukan klaim agar dilakukan pembayaran. Sebelum klaim diajukan, dilakukan proses precheck untuk menentukan apakah klaim tersebut dapat diverifikasi secara otomatis atau sebalikan harus dilakukan secara manual. Sistem pembayaran dilakukan kepada penyedia pelayanan kesehatan dengan menggunakan transfer dana secara elektronik. Pembayaran sistem pelacakan memungkinkan penyedia pelayanan kesehatan untuk dapat memantau status pembayaran klaim setelah pengiriman. Data yang terdapat didalam sistem komputer penyedia pelayanan kesehatan digunakan secara otomatis untuk informasi kelayanan verifikasi real-time asuranasi kesehatan. Sebuah sistem verifikasi asuransi memperoleh output berupa data yang dicetak dari sistem komputer pendaftaran. e. Kebijakan Menurut Suriyawongpaisal, et al ( 2011) menyatakan bahwa banyak faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijakan Universal Coverage Scheme (UCS), termasuk komitmen politik dan keuangan, layanan sipil yang kuat bertindak dalam kepentingan umum, organisasi masyarakat sipil yang aktif, kemampuan teknis untuk menghasilkan dan menggunakan bukti penelitian, pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan fiskal untuk meningkatkan ruang. Kebijakan ini menurut beberapa negara merupakan daftar yang menakutkan. Sedangkan mereka harus menyadari semua elemen dari kebijakan dapat dikembangkan dari waktu ke waktu. Tujuan dari kebijakan di Thailand adalah untuk digunakan sebagai pedoman pada UCS yaitu untuk reformasi pembayaran dan memperkuat sistem kesehatan dengan menggeser fokusnya terhadap perawatan kesehatan primer. Sedangkan menurut Vinai, et al (2012) bahwa tujuan dari kebijakan adalah untuk memastikan

6 transparansi, tanggap dan akuntabilitas dengan melibatkan lembaga pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan. f. Proses Verifikasi Berkas Menurut Lawrence (1982) menjelaskan bahwa sebuah klaim yang diverifikasi dan dilakukan pengolahan sistem medis dengan membaca kartu informasi medis (Medicard) yang digunakan di AS untuk menentukan latar belakang informasi medis dan asuransi pasien. Validitas dari kartu dengan cepat ditentukan dengan mengakses komputer dengan sistem pusat. Penyedia layanan kesehatan mengakses informasi kode layanan pasien dan mengirimkan informasi tersebut ke komputer broker pusat. Kode layanan pasien ini akan digunakan untuk menentukan pembayaran klaim asuransi untuk layanan pasien tertentu. Menurut Provost and Peterson (2006) menjelaskan bahwa klaim yang disampaikan harus dalam kondisi siap dibayarkan. Jika klaim tersebut dalam kondisi yang tidak siap untuk dibayarkan maka klaim tersebut akan menjalani proses adjudikasi yang berlarut-larut. Kondisi klaim yang tidak siap untuk dibayarkan biasanya ada beberapa informasi yang tidak lengkap, tidak benar atau yang menggambarkan diagnosa dan perawatan yang tidak memenuhi syarat untuk pembayaran. Dengan demikian klaim tersebut dapat ditolak karena salah satu dari informasi termasuk didalamnya kesalahan administrasi tidak memenuhi syarat pasien. Bagaimana pun penyedia pelayanan kesehatan tidak dibuat sadar dengan kesalahan dari klaim yang diajukan sampai batas waktu yang ditentukan sehingga berpotensi untuk mundur ke minggu berikutnya. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan studi kualitatif deskriptif. Penelitian dilakukan pada Mei Juni 2014 di RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh. Populasi penelitian ini adalah informan 4 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil Penelitian a. Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber daya manusia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah SDM yang terkait dengan pengelolaan klaim JKN di RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh. Berdasarkan telaah

7 dokumen yang dilakukan peneliti dengan melihat Surat Keputusan Direktur Utama RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh dengan nomor 455/20/KPTS/RSUD-II/2014 yang berisi tentang perubahan pertama SK Keputusan Direktur Utama RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Nomor 455/20/KPTS/RSUD-I/2014 tentang Pembentukan Tim Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (TPPATRS) RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun Anggaran Didalam SK Direktur tersebut dapat dilihat bahwa jumlah SDM yang terdapat didalam tim ini adalah 11 orang yang terdiri dari petugas entry SEP, petugas entry klaim, petugas koding dan petugas laporan obat yang bertugas di apotik. Sedangkan untuk petugas verifikator BPJS Kesehatan yang ditempatkan di RSUD Dr. Adnaan WD sebanyak 2 orang dengan latar belakang pendidikan D3 Rekam Medis. b. Kelengkapan Berkas Kelengkapan berkas dalam melakukan proses klaim sangat diperlukan sebagai bukti fisik atas pelayanan yang telah diterima oleh pasien. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kelengkapan berkas yaitu persyaratan berkas yang harus dibawa oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan dan persyaratan berkas yang harus dilengkapi untuk pengajuan klaim JKN ke pihak BPJS. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan melihat berkas pasien sebanyak 162 berkas selama satu hari. Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat bahwa persyaratan berkas pendaftaran administrasi yang harus dibawa oleh pasien yaitu Kartu Tanda Penduduk (KTP) / Kartu Keluarga (KK), surat rujukan puskemas, kartu peserta. Dari 162 berkas pendaftaran pasien, sebanyak 38 berkas ( 23%) yang dibawa pasien masih tidak lengkap. Berkas-berkas yang tidak lengkap dibawa pasien adalah surat rujukan yang diberikan puskesmas ( 63% dari 38 berkas yang tidak lengkap). Selain itu berkas yang biasanya tidak dibawa pasien adalah kartu identitas yaitu KTP/KK dan kartu peserta pasien ( 18,5% dari 38 berkas yang tidak lengkap). Untuk pasien gawat darurat, pasien hanya perlu datang dengan membawa kartu peserta tanpa harus membawa surat rujukan dari puskesmas. Tetapi bagi pasien yang tidak membawa kartu peserta dilakukan perjanjian dengan pihak rumah sakit dan memberikan jaminan kepada pihak rumah sakit yang menyatakan kalau pasien tersebut memang benar adalah peserta BPJS Kesehatan. Pasien diberi waktu 3x24 jam untuk menunjukan kepesertaannya kepada pihak rumah sakit agar bisa memperoleh pelayanan yang lebih dari pihak rumah sakit. Sedangkan persyaratan berkas yang harus dilengkapi untuk pengajuan klaim JKN ke pihak BPJS dibutuhkan Surat Eligibiltas Peserta (SEP) dimana SEP ini merupakan dokumen yang menyatakan bahwa peserta dirawat dengan biaya BPJS Kesehatan. Setelah mendapatkan

8 SEP pasien akan mendapatkan pelayanan dan dari pelayanan tersebut akan dikeluarkan berkas-berkas yang terkait dengan bukti pelayanan yang diberikan oleh pasien Berkas berikutnya yang diperlukan untuk pengajuan klaim ke pihak BPJS yaitu berkas yang dikeluarkan oleh petugas koding (grouping) menggunakan aplikasi INA-CBGs. Penginputan data menggunakan aplikasi ini akan mengeluarkan data berupa softcopy dan hardcopy. Untuk softcopy berupa txt file yang akan dikirimkan lewat ke petugas verifikator BPJS dan untuk hardcopy berupa laporan individu pasien. Berdasarkan keterangan yang diuraikan oleh para informan, maka dapat disimpulkan bahwa persyaratan kelengkapan berkas yang dibutuhkan untuk pengajuan klaim JKN yaitu : 1) Identitas pasien, dapat dilihat pada fotocopy KTP/KK dan kartu/nomor BPJS. 2) Surat rujukan puskesmas 3) Surat Eligibilitas Peserta (SEP) 4) Resume Medis yang tercantum identitas pasien, nomor rekam medis, tanggal pelayanan, diagnosa dan prosedur/tindakan medis yang diberikan kepada pasien serta tanda tangan dokter dan nama jelas dokter. c. Kebijakan Kebijakan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pedoman/acuan yang diterapkan dalam pelaksanaan pengelolaan klaim JKN di RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh. Untuk kebijakan yang melandasi rumah sakit dalam pengelolaan klaim JKN, RSUD Dr. Adnaan WD berpedoman kepada Perjanjian Kerja Sama (PKS) antar pihak BPJS Kesehatan dengan pihak RSUD. Sedangkan untuk saat ini di Rumah Sakit belum terdapat SOP / Juknis untuk pengelolaan klaim JKN. Tetapi secara umum SOP/Juknis dari Jamkesmas sama dengan JKN saat ini. Jadi rumah sakit masih berpedoman kepada petujuk teknis tersebut. d. Software Software yang dimaksud oleh peneliti adalah jenis aplikasi pendukung yang digunakan oleh petugas terkait dengan pengelolaan klaim JKN di RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh. Jenis aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan klaim JKN adalah aplikasi yang digunakan oleh petugas koding (grouping) untuk melakukan perhitungan biaya klaim JKN yaitu aplikasi INA-CBGs versi 4.0. Aplikasi lain yang digunakan adalah oleh petugas verifikator BPJS yaitu aplikasi pembuatan SEP dan aplikasi verifikasi klaim. 1. Software INA-CBGs versi 4.0

9 Software INA-CBGs versi 4.0 digunakan oleh petugas koding (grouping) untuk menghitung biaya klaim JKN berdasarkan tarif INA-CBGs sesuai dengan diagnosa dan tindakan yang diberikan kepada pasien. 2. Software Pembuatan SEP Software pembuatan SEP merupakan aplikasi yang digunakan untuk mencetak Surat Eligibilitas Peserta sebagai bukti bahwa pasien yang dirawat merupakan peserta BPJS dimana biaya pasien selama mendapatkan pelayanan ditanggung oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Surat Eligibilitas Peserta harus ditandatangani oleh pasien/keluarga pasien dan petugas BPJS Kesehatan. 3. Software Verifikasi Klaim Software verifikasi klaim digunakan oleh petugas verifikator BPJS untuk melakukan verifikasi atau pengecekan kesesuaian antara data yang ada dengan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengajuan klaim JKN. e. Verifikasi Berkas Klaim oleh Pihak RSUD Dr. Adnaan WD Proses verifikasi berkas klaim dimulai dari pengumpulan berkas klaim JKN pada saat pasien mendaftar sampai dengan pengajuan berkas klaim ke petugas verifikator BPJS. Pada tahap awal, petugas verifikasi akan memeriksa kelengkapan berkas yang dibawa oleh pasien apabila berkas yang dibawa oleh pasien sudah lengkap, maka petugas BPJS akan membuatkan Surat Eligibilitas Peserta (SEP). Kemudian pasien melakukan pendaftaran kembali dengan membawa SEP ke loket pendaftaran rumah sakit. setelah melakukan pendaftaran di loket rumah sakit, pasien langsung menuju poli yang dituju tanpa membawa berkas apa-apa. Berkas yang ada di loket pendaftaran rumah sakit akan dilakukan pengecekan kepesertaan terlebih dahulu dibagian rekam medis. Setelah semuanya lengkap maka berkas tersebut akan dikirimkan ke poli masing-masing oleh kurir yang ada jadi pasien untuk mendapatkan pelayanan tidak membawa berkas apa-apa ke poli. Dari pelayanan yang diperoleh dikeluarkan berkas-berkas yang terkait dengan pelayanan yang diberikan kepada pasien diantaranya bukti tindakan, diagnosa, resep obat dan tandatangan doker yang merawat. Data-data tersebut tercantum dalam resume medis dan jika resume medis tersebut belum terisi dengan lengkap, maka resume medis akan dikembalikan kepada dokter yang merawat untuk diisi kembali dengan lengkap. Proses selanjutnya adalah melakukan koding untuk menemukan jumlah tarif yang harus dibayarkan oleh pihak BPJS. Berkas-berkas dari poli masing-masing dikirim kebagian rekam medis setiap harinya paling lambat jam 2 siang, lalu dilakukan pengkodingan oleh

10 petugas koding. Pengkodingan paling cepat selama 2 hari hal ini karena jumlah pasien yang banyak sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan koding. Setelah pengkodingan selesai berkas dikirim ke bagian administrasi klaim untuk dilakukan pengentryan ulang berkas-berkas. Alur proses pengiriman berkas dari poli hingga administrasi klaim adalah: Poliklinik Rekam Medis / Koding Administrasi Klaim Gambar Alur Proses Pengiriman Berkas Hambatan-hambatan yang biasanya menyebabkan berkas klaim lama pada saat pengkodingan adalah ketinggalan tanda tangan dokter yang membuat bagian koding harus mencari dokter terlebih dahulu dan lama pada saat pengkodingannya. Keluaran yang dihasilkan dari proses entry klaim adalah data berupa softcopy (txt file) dan hardcopy (laporan individu pasien) yang akan diberikan ke petugas verifikator BPJS untuk dilakukan verifikasi klaim JKN. Berkas dikirim ke pihak BPJS setiap tanggal 15 dibulan berikutnya. Tetapi pada kenyataan di rumah sakit selalu terjadi keterlambatan pengiriman klaim ke pihak BPJS. Biasanya pihak RS baru mengirimkan berkas ke pihak BPJS pada akhir bulan berikutnya. Dengan terjadinya keterlambatan pengiriman oleh pihak RS maka pembayaran yang dilakukan oleh pihak BPJS juga akan terlambat. f. Verifikasi Berkas Klaim oleh Petugas BPJS Berdasarkan telaah dokumen petunjuk teknis verifikasi klaim yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan diketahui bahwa tugas dari verifikator BPJS Kesehatan adalah verifikasi administrasi kesehatan, verifikasi administrasi pelayanan, verifikasi pelayanan, dan verifikasi menggunakan software verifikasi. 1. Verifikasi Administrasi a. Berkas klaim yang akan diverifikasi meliputi: i. Surat Eligibilitas Peserta (SEP) ii. Bukti pelayanan yang mencantumkan diagnosa dan prosedur serta ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) b. Tahap verifikasi administrasi klaim

11 i. Verifikasi Administrasi Kepesertaan : Verifikasi administrasi kepesertaan merupakan meneliti kesesuaian berkas klaim antara Surat Eligibilitas Peserta dengan data kepesertaan yang diinput dalam aplikasi INA CBGs. ii. Verifikasi Administrasi Pelayanan 1. Mencocokkan kesesuaian berkas klaim dengan berkas administrasi pasien. 2. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara kelengkapan dan keabsahan maka berkas dikembalikan ke RS untuk dilengkapi. Selanjutnya dilakukan verifikasi pelayanan kesehatan. Berdasarkan telaah dokumen yang dilakukan, perlu diperhatikan beberapa hal yaitu memastikan kesesuaian diagnosis dan prosedur pada tagihan dengan melihat kode ICD 10 dan ICD 9 CM. Untuk pasien rawat jalan yang harus menjalani kontrol ulang dengan diagnosis yang sama dengan kunjungan sebelumnya maka dirawat jalan dapat menggunakan kode Z sebagai diagnosis utama dan kondisi penyakitnya sebagai diagnosis sekunder. Proses terakhir dari tugas verifikator BPJS Kesehatan berdasarkan telaah dokumen adalah verifikasi menggunakan software INA CBGs. Tahapan ini yang pertama adalah melakukan purifikasi data. Purifikasi data berfungsi untuk melakukan validasi output data INA CBGs yang ditagihkan Rumah Sakit terhadap data penerbitan SEP. Purifikasi data terdiri dari No SEP, No Kartu Peserta, Tanggal SEP. Penarikan data INA CBGs dengan menggunakan pengiriman file TXT. Langkah melakukan purifikasi adalah: - Pilih tanggal pelayanan - Pilih jenis pelayanan - Jika RITL pilih kelas perawatan - Pilih lokasi file TXT - Tekan Proses Tahapan kedua adalah melakukan proses verifikasi administrasi. Disini verifikator mencocokan lembar kerja tagihan dengan bukti pendukung dengan hasil entry rumah sakit. Selanjutnya verifikator dapat melihat status klaim yang layak secara administrasi, tidak layak secara administrasi dan pending. Jika status sudah diketahui maka dilakukan proses verifikasi lanjutan. Proses verifikasi lanjutan ini digunakan untuk menghindari terjadinya eror verifikasi dan potensi double klaim. Verifikasi double klaim digunakan untuk dua ( atau lebih) pelayanan RITL. Pada double klaim terjadi jika pasien pada pagi hari mendapatkan pelayanan

12 rawat jalan dan pada sore hari padien mendapat pelayanan UGD untuk dirujuk ke pelayanan rawat inap. Maka pelayanan yang dilakukan pada pagi hari dapat diklaimkan sedangkan pelayanan IGD pada sore hari tidak dapat diklaimkan. Double klaim dimungkinkan dilakukan pada pelayanan rawat jalan, hal ini jika pelayanan dilakukan dengan penerbitan SEP 2x atau lebih pada hari yang sama. Pembahasan a. Sumber Daya Manusia (SDM) Berdasarkan hasil penelitian didapat informasi bahwa jumlah petugas yang bertugas mengurusi klaim dari pihak RS ada 11 orang dan 2 orang dari pihak BPJS Kesehatan yang bertugas di RS. Sesuai dengan tujuan dari penelitian bahwa pengelolaan klaim dapat berjalan dengan lancar jika petugas yang berhubungan langsung dengan klaim memiliki pemahaman dan keterampilan yang baik sehingga klaim dapat diproses dengan baik. Jika petugas klaim tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik dapat menyebabkan kesulitan dalam proses klaim yang dapat mengakibatkan terganggunya arus kas rumah sakit. Hal ini sesuai dengan pendapat Lawrence (1985) bahwa kurangnya pengetahuan dan pemahaman penyedia pelayanan kesehatan untuk melihat apakah polis asuransi valid atau tidaknya. Oleh sebab itu petugas yang bekerja di PPK harus lebih tanggap dan lebih berpengalaman untuk melihat keinginan dari asuransi yang bersangkutan. Menurut Provost and Peterson (2006) pengelolaan klaim yang tidak efektif diakibatkan karena tenaga kerja yang tidak berpengalaman dan dapat menyebabkan permasalahan pada pengelolaan klaim dan pembayaran klaim oleh pihak asuransi sehingga menyebabkan permasalahan pada arus kas rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian dan tinjauan pustaka dapat disimpulkan bahwa SDM merupakan faktor input dalam kinerja rumah sakit. keterampilan dan pemahaman yang baik akan memberikan hasil kinerja yang baik juga bagi rumah sakit. Khususnya untuk pengelolaan klaim, jika SDM yang tersedia berpengalaman dan memahami klaim dengan baik maka kesalahan dalam verifikasi klaim dapat dihindari. Tetapi pada kenyataannya, di rumah sakit saat ini masih terjadinya kesalahan pada saat pengkodingan atau pada saat pentarifan yang menyebabkan klaim lama untuk diproses dan menyebabkan kinerja rumah sakit juga menurun.

13 b. Kelengkapan Berkas Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa kelengkapan berkas merupakan salah satu persyaratan untuk pengelolaan klaim. Jika berkas-berkas yang akan diverifikasi tidak lengkap maka akan menyebabkan pengelolaan klaim akan terganggu. Berkas-berkas yang harus disediakan adalah berkas yang dibawa pasien untuk melakukan pendaftaran administrasi yaitu KTP/KK, Surat Rujukan dan Kartu Peserta. Tetapi berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di loket pendaftaran pasien rawat jalan BPJS Kesehatan masih ada pasien yang membawa berkas tidak lengkap. Diantaranya ketidaklengkapan berkas yaitu pada surat rujukan. Pasien yang datang untuk berobat kembali membawa surat rujukan yang lama yang menyebabkan tidak dapatnya diterbitkan SEP. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi berapa lama surat rujukan berlaku dan cara-cara memperpanjang surat rujukan. Tetapi bagi pasien yang harus kontrol dengan izin dokter maka di surat rujukan yang lama masih tertulis keterangan kapan akan kontrol dan sebagainya. Jika kondisinya seperti ini maka pasien masih boleh menggunakan surat rujukan yang sama untuk kunjungan berikutnya selama masih dalam waktu kontrol. Menurut Edward dan Daniel (1998) bahwa rumah sakit memiliki masalah nyata untuk menentukan apakah pasien yang datang memenuhi syarat untuk memperoleh pelayanan atau tidak. Ketika seorang pasien mencari pelayanan kesehatan di rumah sakit maka petugas akan menyanyakan apakah pasien memiliki asuransi kesehatan dan petugas meminta pasien untuk menunjukan bukti kelayakan dari asuransi kesehatan tersebut berupa kartu kepesertaan. Berdasarkan hasil wawancara dan tinjauan pustaka mengenai kelengkapan berkas verifikasi klaim dapat disimpulkan bahwa kepesertaan yang dimiliki oleh pasien merupakan bukti nyata apakah pasien tersebut memenuhi syarat untuk memperoleh pelayanan atau tidak. Oleh sebab itu kelengkapan berkas dianggap penting karena berkas inilah yang akan menentukan pasien akan memperoleh pelayanan atau tidak. Berkas ini juga yang akan berpengaruh kepada keuangan rumah sakit apakah dapat dibayarkan semua pelayanan yang diberikan atau tidak. Tetapi pada kenyataannya di rumah sakit bahwa masih ada pasien yang tidak membawa berkas yang lengkap dan pihak rumah sakit juga masih terjadi kekurangan atau kesalahan dalam proses verifikasi klaim.

14 c. Software Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa software yang digunakan dalam proses pengajuan klaim adalah aplikasi INA CBGs versi 4.0 dan aplikasi lain yang digunakan adalah aplikasi untuk penerbitan SEP dan aplikasi untuk verifikasi klaim. Menurut Provost and Peterson (2006), saat ini ada sistem yang digunakan untuk klaim dimana petugas di penyedia layanan kesehatan menggunakan sistem elektronik yang digunakan untuk membuat dan mengajukan klaim asuransi kesehatan dengan sistem pengolahan eletronik. Dengan menggunakan sistem tersebut dapat memotong penggunaan surat untuk pengiriman klaim asuransi dan menghemat waktu keseluruhan. Berdasarkan hasil penelitian dan tinjauan pustaka mengenai software yang digunakan dalam verifikasi klaim dapat disimpulkan bahwa Software yang digunakan ini sangat membantu pihak RS maupun BPJS Kesehatan dalam melakukan proses verifikasi untuk pengajuan berkas klaim. Penggunaan software dirasakan sangat membantu petugas verifikator dalam melakukan verifikasi berkas klaim yang akan diajukan, karena dengan aplikasi ini pihak RS tidak perlu menghitung biaya/tarif untuk setiap tindakan dan pengobatan yang dilakukan karena dengan memasukan kode diagnosis penyakit maka biaya dari tindakan dan pengobatan tersebut langsung diketahui. d. Verifikasi Berkas Klaim oleh Pihak RS Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa verifikasi berkas klaim dimulai dari pengumpulan berkas pasien hingga entry klaim dilakukan yang menghasilkan keluaran klaim berupa txt yang akan dikirimkan kepada pihak BPJS Kesehatan. Pengumpulan berkas pasien bertujuan untuk penerbitan Surat Eligibilitas Peserta (SEP) yang merupakan salah satu syarat untuk verifikasi berkas klaim yang akan diajukan kepada BPJS Kesehatan. Setelah berkas terkumpul maka dilakukan pemeriksaan berkas klaim dan dilakukan pengkodingan menggunakan ICD 10 dan ICD 9 CM. Pada saat pengkodingan ini lah proses perhitungan biaya dari setiap tindakan yang dilakukan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan software INA CBGs dan akan keluar tarif yang akan dibayarkan untuk pelayanan yang diberikan kepada pasien. Setelah pengkodingan selesai dilanjutkan pengentryan klaim tersebut dan dilakukan pemeriksaan ulang agar tidak terjadi kesalahan pada pengkodingan dan penetapan tarif sebelum dikirimkan ke BPJS Kesehatan. Berdasarkan pendapat Provost and Peterson (2006) bahwa klaim yang disampaikan harus dalam kondisi yang siap untuk dibayarkan. Jika klaim tersebut dalam kondisi yang tidak

15 siap untuk dibayarkan maka klaim tersebut akan menjalani proses adjudikasi yang berlarutlarut. Kondisi klaim yang tidak siap untuk dibayarkan biasanya ada beberapa informasi yang tidak lengkap, tidak benar atau yang menggambarkan diagnosa dan perawatan yang tidak memenuhi syarat untuk pembayaran. Dengan demikian klaim tersebut dapat ditolak karena salah satu dari informasi termasuk didalamnya kesalahan administrasi tidak memenuhi syarat pasien. Bagaimana pun penyedia pelayanan kesehatan tidak dibuat sadar dengan kesalahan dari klaim yang diajukan sampai batas waktu yang ditentukan sehingga berpotensi untuk mundur ke minggu berikutnya. Berdasarkan hasil wawancara dan tinjauan pustaka mengenai verifikasi berkas klaim, dapat disimpulkan bahwa klaim yang akan disampaikan kepada BPJS Kesehatan harus dalam kondisi siap untuk dibayarkan. Karena jika dalam kondisi tidak siap untuk dibayarkan maka akan menyebabkan klaim tersebut ditolak atau dipending karena adanya kesalahan informasi yang disampaikan. Dengan seringnya terjadi kesalahan dalam verifikasi klaim, PPK tidak dibuat sadar dengan kesalahannya dari awal pada pengajuan pertama. Hal ini menyebabkan waktu pengajuan klaim mundur minggu berikutnya. walaupun klaim tersebut pada akhirnya akan dibayarkan tetapi setelah dilakukan revisi sampai semua lengkap. Pernyataan diatas sama dengan keadaan yang terjadi di rumah sakit. walaupun sudah 6 bulan berjalan tetapi dari pihak rumah sakit masih sering terjadi kesalahan dalam verifikasi klaim sehingga masih ada klaim yang dikembalikan dengan status pending. Walaupun dari pihak RS langsung memperbaiki dan mengirim kembali ke pihak BPJS tapi hal ini tetap saja dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan dalam pengajuan klaim dan pembayaran klaim. e. Verifikasi Berkas Klaim oleh Pihak BPJS Kesehatan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa verifikasi berkas klaim dimulai dari verifikasi administrasi kesehatan, verifikasi administrasi pelayanan, verifikasi pelayanan, dan verifikasi menggunakan software verifikasi. Verifikasi administrasi berupaverifikasi berkas klaim. Berkas klaim yang di verifikasi meliputi Surat Eligibilitas Peserta (SEP) dan bukti pelayanan yang mencantumkan diagnosa dan prosedur serta tandatangan dokter penanggung jawab pasien. Setelah berkas diverifikasi, diteliti kesesuaian berkas klaim antara surat eligibilitas peserta dengan data yang diinput kedalam aplikasi INA CBGs. Apabila terjadi ketidaksesuaian data maka berkas dikembalikan ke pihak RS untuk di lengkapi. Kesesuaian berkas juga dilihat dari koding yang dilakukan, apakah diagnosis yang dimasukan kedalam aplikasi sesuai dengan diagnosis yang diberikan oleh dokter apa tidak.

16 Tahapan selanjutnya dilakukan verifikasi administrasi dan verifikasi lanjutan. Verifikasi administrasi bertujuan untuk melihat status klaim yang diajukan apakah layak secara administrasi, tidak layak atau pending. Pada verifikasi lanjutan bertujuan untuk menghindari terjadinya eror verifikasi dan potensi double klaim. Menurut Peterson, et al (2002) menjelaskan bahwa sistem pemrosesan klaim secara elektronik dapat meninjau dan melakukan pemeriksaan asuransi kesehatan. Sistem pemrosesan klaim secara elektronik termasuk sistem manfaat, sistem pemeriksaan otomatis, sistem pembayaran dan sistem pelacakan pembayaran. Sistem pembayaran dilakukan kepada penyedia pelayanan kesehatan dengan menggunakan transfer dana secara elektronik. Pembayaran sistem pelacakan memungkinkan penyedia pelayanan kesehatan untuk dapat memantau status pembayaran klaim setelah pengiriman. Menurut Peterson, et al (2002) menjelaskan bahwa pembayaran yang dilakukan disertai dengan kode ringkasan diagnostik(drg) dan pengobatan yang menggambarkan kondisi pasien serta perawatan yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian dan tinjauan pustaka mengenai verifikasi berkas klaim oleh pihak BPJS Kesehatan, dapat disimpulkan bahwa klaim yang diterima dari pihak RS dilakukan pengecekan ulang berupa verifikasi administrasi dan verifikasi lanjutan untuk menghindari adanya eror verifikasi dan double klaim. Pembayaran yang dilakukan oleh pihak BPJS menggunakan metode INA CBGs. Aplikasi secara terkomputerisasi dapat mempermudah dalam melakukan verifikasi hingga melakukan pembayaran. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah yang terjadi terkait dengan pengelolaan klaim di RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh adalah proses pengajuan klaim yang mengakibatkan terlambatnya berkas klaim diajukan.. Hal ini disebabkan karena kurangnya ketelitian dari petugas RS dalam melakukan verifikasi berkas klaim, belum tersedianya petunjuk teknis / SOP yang digunakan oleh pihak RS sebagai pedoman dalam proses verifikasi berkas klaim, dan penggunaan software yang masih baru mengakibatkan petugas masih dalam proses adaptasi.

17 Saran a. Membuat SOP atau alur proses berkas JKN sebagai pedoman bagi petugas rumah sakit dalam melakukan proses verifikasi berkas klaim b. Diberikannya pelatihan verifikasi klaim untuk petugas RS yang terkait dengan pengajuan klaim. c. Disosialisasikan persyaratan kelengkapan berkas bagi peserta JKN, dengan menggunakan spanduk, banner atau leaflet d. Pihak BPJS membuat pedoman pelaksanaan pelayanan pasien JKN dan dapat disosialisasikan kepada seluruh pihak rumah sakit. Daftar Pustaka Edward, CR & Daniel, KM USP. Automated system and method for providing realtime verification of health insurance eligibility. (02 Juli 2014) Lawrence, EP USP. Medical insurance verification and processing system. (02 Juli 2014) Peterson, et al USP. Electronic creation, submission, adjudication, and payment of health insurance claims. (02 Juli 2014) Provost, WA & Peterson, BE USP. Payment of health care insurance claims using short-term loans. (02 Juli 2014) RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh. (2014). Profil RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun Sumatera Barat. Sulastomo. (2008). Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta : Rajawali Pers. Suriyawongpaisal, et al, ( 2012). The governance of the UC scheme. ( 25 Februari 2014) Vinai, et al., 2012., Effects of Contextual Policies on Thai Universal Coverage Scheme Implementation. (25 Februari 2014) Watchai and Pongsa, The Impact of Universal Coverage Scheme on Public Hospitals. (25 Februari 2014) William, et al USP. Medical reimbursement computer system. ( 02 Juli 2014)

GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN BULAN JANUARI MARET 2014

GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN BULAN JANUARI MARET 2014 GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN BULAN JANUARI MARET 2014 Dina Febriana 1, Purnawan Junadi 2 1. Program Studi Manajemen Rumah Sakit,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base Groups) digunakan untuk proses

Lebih terperinci

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.6/ MEI 2017; ISSN X,

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.6/ MEI 2017; ISSN X, STUDI PROSES PENGAJUAN KLAIM PASIEN BPJS INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI TAHUN 2017 Indrawati Asis L. 1 Lisnawaty 2 Wa Ode Sitti Nurzalmariah A. 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Dr. Moch Bachtiar Budianto,Sp.B (K) Onk RSUD Dr SAIFUL ANWAR MALANG PEMBAHASAN REGULASI ALUR PELAYANAN PERMASALAHAN REGULASI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG

Lebih terperinci

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.6/ Mei 2017; ISSN X,

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.6/ Mei 2017; ISSN X, PROSES PENGELOLAAN KLAIM PASIEN BPJS UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT DR. R. ISMOYO KOTA KENDARI TAHUN 2016 Nia Lewiani 1 Lisnawaty 2 Akifah 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo 123 nialew@yahoo.co.od

Lebih terperinci

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.7/ Agustus 2017; ISSN X,

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.7/ Agustus 2017; ISSN X, STUDI PROSES PENGKLAIMAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017 Poppy Nurdiyanti 1 Ruslan Majid 2 Farit Rezal 3 Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Wolper dan Pena dalam Azwar (1996) rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin (pasal 28H UUD 1945). Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan tempat yang didirikan untuk menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis, dan perawatan lanjutan untuk diagnosis dan perawatan tenaga medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang menyediakan pelayanan rawat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah merupakan hak yang fundamental bagi setiap penduduk, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada

Lebih terperinci

ANALISIS ADMINISTRASI KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL RAWAT JALAN RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2016

ANALISIS ADMINISTRASI KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL RAWAT JALAN RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2016 ANALISIS ADMINISTRASI KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL RAWAT JALAN RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2016 Firsa Olivia Susan*), Septo Pawelas Arso**), Putri Asmita Wigati**) *) Mahasiswa Bagian Peminatan Administrasi

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN KLAIM RUMAH SAKIT KEPADA BPJS KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2016

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN KLAIM RUMAH SAKIT KEPADA BPJS KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2016 ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN KLAIM RUMAH SAKIT KEPADA BPJS KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2016 Tiara Prastika Sari*), Supriyono Asfawi**) *) Alumni Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

ALUR KERJA BPJS Kesehatan Center

ALUR KERJA BPJS Kesehatan Center ALUR KERJA BPJS Kesehatan Center 21032014 Copyright 2014. All rights reserved. Document Control Author DEPARTEMEN MANAJEMEN SISTEM Contributors GRUP MANAJEMEN PERUBAHAN File Name ALUR KERJA BPJS KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar Dalam Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar Dalam Undang Undang Nomor 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan falsafah dasar negara Pancasila terutama sila ke-5 mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hal ini juga termaktub dalam pasal 28H dan pasal 34 Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Untuk itu Negara bertanggung jawab mengatur agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menghimpun beberapa negara di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada tahun 2014. Masyarakat mulai menyadari

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN 50 BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Klaim Gakin SKTM Dari penelusuran data sekunder yang dilakukan peneliti di unit Piutang, peneliti menemukan jumlah klaim Gakin dan SKTM yang ditagih oleh RSUD Pasar Rebo ke

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.73 Desember 2016 TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL Oleh : Linda Handayuni Dosen Prodi D-3 RMIK

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN

PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Jaminan Pelayanan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah dalam pembiayaan kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun

Lebih terperinci

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi Atik Dwi Noviyanti 1, Dewi Lena Suryani K 2, Sri Mulyono 2 Mahasiswa Apikes Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini sejalan dengan meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi, sehingga mempengaruhi tuntutan kebutuhan masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 28 H ayat (3) yang menyatakan Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang pentingnya. jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga perubahan

BAB I PENDAHULUAN. miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang pentingnya. jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapat pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, klaim

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, klaim 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 dijelaskan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk

Lebih terperinci

Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Penyerahan Klaim BPJS di RS Panti Nugroho

Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Penyerahan Klaim BPJS di RS Panti Nugroho Jkesvo (Jurnal Kesehatan Vokasional) Vol. 1 No 1 Oktober 2016 ISSN (Print) 2541-0644 Dapat di akses di http://journal.ugm.ac.id/jkesvo Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Penyerahan Klaim BPJS di RS

Lebih terperinci

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro TINJAUAN SPESIFISITAS PENULISAN DIAGNOSIS PADA SURAT ELIGIBILITAS PESERTA (SEP) PASIEN BPJS RAWAT INAP BULAN AGUSTUS DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG PERIODE 2015 Molek Dua na Ahlulia*), Dyah

Lebih terperinci

TinJauan PenYeBaB keterlambatan klaim Jaminan kesehatan nasional (Jkn) Pasien rawat Jalandi rumah sakit PanTi WaluYO surakarta

TinJauan PenYeBaB keterlambatan klaim Jaminan kesehatan nasional (Jkn) Pasien rawat Jalandi rumah sakit PanTi WaluYO surakarta TinJauan PenYeBaB keterlambatan klaim Jaminan kesehatan nasional (Jkn) Pasien rawat Jalandi rumah sakit PanTi WaluYO surakarta Budy setiawan 1, Harjanti 2, riyoko 3 mahasiswa apikes mitra Husada 1, dosen

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR KETERLAMBATAN PENGEKLAIMAN BPJS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2015 ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR KETERLAMBATAN PENGEKLAIMAN BPJS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2015 ABSTRAK FAKTOR FAKTOR KETERLAMBATAN PENGEKLAIMAN BPJS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2015 Puri Feriawati *), Agus Perry Kusuma **) *) Alumni D3 RMIK UDINUS **) Fakultas Kesehatan UDINUS Email : puriferiawati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting untuk diperhatikan. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan secara maksimal, sarana pelayanan kesehatan harus

Lebih terperinci

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN 1. SOP Penerimaan Pasien PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN Nomor Revisi : Halaman 1 s/d 2 Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh : PENGERTIAN Penerimaan pasien adalah kegiatan pada TP2RJ yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat untuk tetap bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari. Berbagai macam sarana pelayanan kesehatan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), harus dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012 RS Ibnu Sina PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : 1 Desember 2012 Ditetapkan oleh : Direktur Rumah Sakit IBNU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN, PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENILAIAN KEGAWATDARURATAN DAN PROSEDUR PENGGANTIAN BIAYA PELAYANAN GAWAT DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH KECEPATAN PEMBERKASAN REKAM MEDIS ELEKTRONIK DAN REKAM MEDIS MANUAL RAWAT JALAN TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENGUMPULAN BERKAS JKN DI KLINIK INTERNE RS BETHESDA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin meningkat. Hal itu terbukti dengan tidak pernah kosongnya rumah sakit yang ada di Indonesia. Rumah sakit

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 17 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 51.A TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI PENOLAKAN KLAIM BPJS OLEH VERIFIKATOR BPJS DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI PENOLAKAN KLAIM BPJS OLEH VERIFIKATOR BPJS DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI PENOLAKAN KLAIM BPJS OLEH VERIFIKATOR BPJS DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 Tyas Ardhitya*), Agus Perry K, S.KG, M.Kes**) *)Alumni Universitas

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM PELEPASAN INFORMASI MEDIS PASIEN SEHUBUNGAN DENGAN KLAIM ASURANSI BPJS DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2014

ASPEK HUKUM PELEPASAN INFORMASI MEDIS PASIEN SEHUBUNGAN DENGAN KLAIM ASURANSI BPJS DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2014 ASPEK HUKUM PELEPASAN INFORMASI MEDIS PASIEN SEHUBUNGAN DENGAN KLAIM ASURANSI BPJS DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2014 Abstrack Amelia Setyo Prastiwi Given the release of medical record information

Lebih terperinci

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV SLAMET RIYADI SURAKARTA

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV SLAMET RIYADI SURAKARTA TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV. 04. 04. 04 SLAMET RIYADI SURAKARTA Puji Retnowati, Antik Pujihastuti, Rohmadi, APIKES Mitra Husada Karanganyar apikesmitra@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman yang begitu pesat menuntut perubahan pola pikir bangsa - bangsa di dunia termasuk Indonesia dari pola pikir tradisional menjadi pola pikir

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Penyebab Pengembalian Berkas Persyaratan Klaim BPJS Pasien Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Faktor-Faktor Penyebab Pengembalian Berkas Persyaratan Klaim BPJS Pasien Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Jkesvo (Jurnal Kesehatan Vokasional) Vol. 1 No 1 Oktober 2016 ISSN (Print) 2541-0644 Dapat di akses di http://journal.ugm.ac.id/jkesvo Faktor-Faktor Penyebab Pengembalian Berkas Persyaratan Klaim BPJS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendaftaran Pasien BPJS di Rawat Jalan. Persyaratan Administrasi :

BAB III METODE PENELITIAN. Pendaftaran Pasien BPJS di Rawat Jalan. Persyaratan Administrasi : BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pendaftaran Pasien BPJS di Rawat Jalan Persyaratan Administrasi : 1. Surat Rujukan. 2. SEP (Surat Eligibilitas Peserta). 3. Fotocopy KTP, KK, Kartu Anggota

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI Rizky Astri Kharisma 1, Antik Pujihastuti 2, Riyoko 2 Mahasiswa Apikes Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Permenkes No. 147 tahun 2010 tentang perizinan rumah sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA BPJS KESEHATAN Madiun, 11 Maret 2014 KARTU YANG BERLAKU 1. Kartu Askes eksisting ( eks Askes Sosial ) 2. Kartu JPK Jamsostek ( eks Jamsostek ) 3. Kartu Jamkesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jumlah institusi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit akan membuat persaingan semakin ketat. Pada saat ini rumah sakit dikenal sebagai institusi non

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 69 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 69 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI LUAR JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB 7 PENUTUP. Mochtar Bukittinggi sudah diterapkan semenjak tahun 2014, namun belum. berjalan sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan terjadinya

BAB 7 PENUTUP. Mochtar Bukittinggi sudah diterapkan semenjak tahun 2014, namun belum. berjalan sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan terjadinya 109 BAB 7 PENUTUP 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengacu pada tujuan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 7.1.1. Kebijakan Kebijakan pencairan klaim BPJS Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. a. Rekam medis menurut permenkes 269/MENKES/PER/III/2008. Rekam medis adalah dokumen yang memuat catatan-catatan tentang

BAB II. Tinjauan Pustaka. a. Rekam medis menurut permenkes 269/MENKES/PER/III/2008. Rekam medis adalah dokumen yang memuat catatan-catatan tentang BAB II Tinjauan Pustaka A. Rekam Medis 1. Pengertian rekam medis a. Rekam medis menurut permenkes 269/MENKES/PER/III/2008 Rekam medis adalah dokumen yang memuat catatan-catatan tentang identitas pasien,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Indonesia mempunyai Sistem Kesehatan Nasional yang. merupakan pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Indonesia mempunyai Sistem Kesehatan Nasional yang. merupakan pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dilakukan melalui suatu sistem kesehatan. Indonesia mempunyai Sistem Kesehatan Nasional yang merupakan pengelolaan kesehatan yang

Lebih terperinci

PERAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT DAN BPJS KESEHATAN DALAM PERCEPATAN VERIFIKASI. Andi Afdal Abdullah Kepala Grup MPKR

PERAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT DAN BPJS KESEHATAN DALAM PERCEPATAN VERIFIKASI. Andi Afdal Abdullah Kepala Grup MPKR PERAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT DAN BPJS KESEHATAN DALAM PERCEPATAN VERIFIKASI Andi Afdal Abdullah Kepala Grup MPKR 1 MANAJEMEN KLAIM BPJS KESEHATAN KONTRAK KERJA SAMA ANTARA BPJS KESEHATAN DENGAN FKRTL TATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu komponen vital bagi setiap individu karena kesehatan mempengaruhi berbagai sektor kehidupan. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama setiap

Lebih terperinci

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu pemerintah berupaya keras menurunkan

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT PENYUSUN : INDAH WIYANTI 201431350 UNIVERSITAS ESAUNGGUL FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Buatlah prosedur pelayanan administrasi disertai langkah-demi langkah

Lebih terperinci

TINJAUAN ALUR PROSEDUR PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA JAMKESMAS DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

TINJAUAN ALUR PROSEDUR PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA JAMKESMAS DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TINJAUAN ALUR PROSEDUR PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA JAMKESMAS DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR Indrayani Eka Agustina 1, Antik Puji Hastuti 2, Sri Mulyono 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG

TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG Raysha Dheamalia Muchtar, Noor Yulia Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman Community Health VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 107-119 Artikel Penelitian Persepsi Staf Mengenai Proses Pertanggungjawaban Klaim Jamkesmas Pada Pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan Di BRSU Tabanan

Lebih terperinci

KESIAPAN & STRATEGI RUMAH SAKIT SWASTA MENGHADAPI JKN

KESIAPAN & STRATEGI RUMAH SAKIT SWASTA MENGHADAPI JKN KESIAPAN & STRATEGI RUMAH SAKIT SWASTA MENGHADAPI JKN Oleh Dr. Mus Aida, MARS (Ketua ARSSI Pusat) Disampaikan Pada: Seminar Nasional: Mengelola Rumah Sakit Menyesuaikan SJSN Kesehatan 26-27 Juni 2013,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalani kehidupannya dengan baik. Maka dari itu untuk mencapai derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menjalani kehidupannya dengan baik. Maka dari itu untuk mencapai derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi setiap individu untuk menjalani kehidupannya dengan baik. Maka dari itu untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I. Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan Sistem Manajemen. Pelayanan yang baik, harus memperhatikan keselamatan pasien, dapat

BAB I. Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan Sistem Manajemen. Pelayanan yang baik, harus memperhatikan keselamatan pasien, dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan membawa konsekuensi bagi rumah sakit untuk meningkatkan Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universal Health Coverage merupakan sistem penjaminan kesehatan yang memastikan semua orang dapat menerima pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa harus mengalami

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGAJUAN KLAIM JAMPERSAL BAGI PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGAJUAN KLAIM JAMPERSAL BAGI PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TINJAUAN PELAKSANAAN PENGAJUAN KLAIM JAMPERSAL BAGI PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI Aning Wahyuningsih, Sri Sugiarsi, Harjanti APIKES Mitra Husada Karanganyar apikesmitra@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan perkembangan pelayanan kesehatan, pemerintah sedang menggalakkan pelaksanaan program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E LIPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2012

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E LIPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 34 2012 SERI : E LIPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 51.A TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis. Verifikasi Klaim

Petunjuk Teknis. Verifikasi Klaim Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim Direktorat Pelayanan 2014 Kata Pengantar Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009 rumah sakit adalah institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawar inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besarnya biaya yang dibutuhkan maka kebanyakan orang tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. besarnya biaya yang dibutuhkan maka kebanyakan orang tidak mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembiayaan pelayanan kesehatan atau lebih tepatnya disebut pendanaan ppelayanan kesehatan, merupakan suatu cara dalam memungkinkan seseorang memenuhi kebutuhan medisnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2014 di Indonesia menyelenggarakan asuransi kesehatan bagi seluruh rakyatnya yakni Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Lebih terperinci

ABSTRACT. : Inpatient Medical Record Documents patients BPJS case SectioCaesaria, Review of Quantitative, Qualitative Review, Accuracy Code.

ABSTRACT. : Inpatient Medical Record Documents patients BPJS case SectioCaesaria, Review of Quantitative, Qualitative Review, Accuracy Code. TINJAUAN KELENGKAPAN DATA KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BPJS KASUS SECTIO CAESARIA PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2014 DI RSUD KOTA SEMARANG Muchsinah Febrina Kurniandari *), Dyah Ernawati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen Rumah Sakit pada dasarnya terdiri atas manajemen medis / profesi yang berupa pengelolaan pelayanan medis dan manajemen non medis yang berupa pengelolaan

Lebih terperinci

BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM

BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM INTISARI SELISIH TARIF PAKET INA-CBGs DENGAN BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM Noormila Sari 1 ; Ratih Pratiwi Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomorn269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah tempat penyelenggaraan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dan menjadi bagian penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan salah satu bagian penting dalam membantu pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jaminan Kesehatan di Indonesia bukanlah barang baru, dahulu pada awalnya Indonesia memiliki asuransi kesehatan untuk pegawai negeri sipil yang merupakan lanjutan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP

PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP BAB I DEFINISI Pelayanan pendaftaran adalah mencatat data sosial/mendaftar pasien utkmendapatkan pelayanan kesehatan yg dibutuhkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat komplek sifatnya dan menyangkut semua

Lebih terperinci

Analisis Pengajuan Klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano

Analisis Pengajuan Klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano ARTIKEL PENELITIAN Analisis Pengajuan Klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano Analysis BPJS Filing Claims in Dr Sam Ratulangi Tondano Hospital Taliana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan tempat yang didirikan untuk menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien melalui pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia sehingga setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Mewujudkan komitmen global seluruh dunia direkomendasikan untuk membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa kompetensi pertama dari seorang petugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan merupakan hak bagi setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki risiko jatuh sakit dan membutuhkan biaya cukup besar ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan penyakit yang

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN DIREKTUR KOMITE RUMAH SAKIT SATUAN PENGAWASAN INTERN WAKIL DIREKTUR KEUANGAN DAN UMUM WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIK BAGIAN BAGIAN BAGIAN BIDANG BIDANG BIDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu media atau sarana pelayanan kesehatan yang dibangun agar dapat memberikan pengobatan kepada masyarakat dengan tujuan agar dapat meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT 345 ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT ANALYSIS OF MEDICAL RECORD FILLING COMPLETENESS AND RETURNING IN HOSPITAL INPATIENT UNIT Winarti, Stefanu Supriyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat

Lebih terperinci