BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. mengklasifikasi kendala dan kerusakan mesin EDC (Electronic Data Capture)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. mengklasifikasi kendala dan kerusakan mesin EDC (Electronic Data Capture)"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisa masalah untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap mengklasifikasi kendala dan kerusakan mesin EDC (Electronic Data Capture) menggunakan metode teorema bayes, analisis dilakukan agar dapat menemukan masalah-masalah dalam pengolahan mengklasifikasi kendala kerusakan mesin EDC (Electronic Data Capture) dalam menentukan nilai dari setiap kendala agar mudah dalam menentukan kerusakan yang ada pada mesin EDC (Electronic Data Capture). Adapun analisis sistem ini meliputi input, proses dan output yang dijabarkan sebagai berikut : III.1.1. Analisis Input Analisis sistem input yang sedang berjalan pada mesin EDC (Electronic Data Capture) yang telah ada sebelumnya adalah dengan melihat kendala umum yang ditujukan pada mesin EDC (Electronic Data Capture) dan mengambil kesimpulan dari kendala tersebut. III.1.2.Analisis Process Proses penentuan jenis kerusakan pada mesin EDC (Electronic Data Capture) melalui proses manual, data kendala kerusakan dicatat kemudian disimpulkan jenis kerusakan dengan melihat kembali jenis kendala yang tunjukkan oleh mesin EDC (Electronic Data Capture). 22

2 23 III.1.3.Analisis Output Analisa Output yang dihasilkan dari sistem yang sedang berjalan adalah adalah informasi-informasi mengenai data kerusakan kerusakan Mesin EDC (Electronic Data Capture) dan keterangan kerusakan, penanganan dan pencegahan kerusakan, informasi mengenai gejala kerusakan Mesin EDC (Electronic Data Capture), informasi konsultasi yang dilakukan oleh mesin EDC (Electronic Data Capture) dan data mesin EDC (Electronic Data Capture). III.2. Metode Teorema Bayes Probabilitas Bayes merupakan salah satu cara untuk mengatasi ketidakpastian data menjadi data yang pasti dengan cara menggunakan formula bayes dengan rumus sebagai berikut (Ririn Marlisa ; 2014 : 27). Rumus Teorema Bayes P H E) P E H) P(H) P(E).. (1) Dimana : P(H E) probabilitas hipotesis H jika diberikan evidence E. P(E H) probailitas munculnya evidence E jika diketahui hipotesis H. P(H) probabilitas H tanpa mengandung evidence apapun. P(E) probabilitas evidence E

3 24 Proses kerja metode Teorema Bayes ini dapat digambarkan seperti flowchart pada gambar III.1 Mulai Data Gejala Data Kerusakan Rule Base Membuat Pohon Keputusan Mencari Nilai Probabilitas Hipotesis Jika Diberikan Evidence / P(E H) Mencari Nilai Probabilitas Hipotesis Tanpa Mengandung evidence / P(H) Mencari Nilai probabilitas evidence / P(E) Mencari Total Keseluruhan Nilai Probabilitas Bayes / P(H E) Nilai Hasil Diagnosa Selesai Gambar III.1. Flowchart Metode Teorema Bayes

4 25 III.2.1. Tabel Data Gejala Berikut ini merupakan tabel gejala pada penerapan metode Teorema Bayes untuk mendiagnosa kerusakan perangkat EDC. Berikut adalah keterangan dari tabel data gejala : Tabel III.1 Tabel Gejala Kode Gejala Gejala Nilai Gejala 001 Tampilan EDC Error Keterangan Invalid Terminal Key 0, Tampilan EDC Error Keterangan Security Error Code:1 0, Tampilan EDC Error Keterangan Allert Iruption 0, Software EDC Corrept 0, Tampilan Menu EDC Tidak Normal 0, Tampilan EDC Hidup Mati Secara Terus Menerus 0, EDC Tidak Mendapatkan Daya Listrik 0, Adaptor EDC Rusak 0, Adaptor EDC Tidak Sesuai 0, EDC Rusak Disebabkan Terendam Air / Jatuh 0, Karet Penghubung Tombol Tidak Terhubung Dengan PCB 0, Karet penghubung tombol EDC rusak 0, Faktur EDC Habis / Faktur Tidak Terpasang 0, Hardware Printer EDC Rusak 0, Salah Memasukkan Pin kartu Debit / Kredit 0, Salah Memasukkan Printah Function 0, Batre Lemah / EDC Terkena Benturan 0, Magnetic Swipe Error 0, Insert Stripe Error 0, Line Telp Tidak Tersambung / Salah Penempatan Port 0, Line Telp Putus / Lepas Dari Roset Paralel Lain 0, Line telephone Yang Diparalelkan Sedang Digunakanain 0, Biaya Telkom Belum Dibayar 0, Lakukan Setingan PABX EDC 0,090909

5 26 Kode Gejala Gejala Nilai 025 Provider EDC Diblokir / Biaya Telephone Belum Dibayar 0, Problem Lebih Disebabkan Komunikasi Telp dan Provider 0, Problem Terjadi di Sisi Line Apabila Sebelum Prosesing 0, Settingan Jenis Line Telephone Berbeda 0, EDC Terblokir Inactive 0, Pengaturan Provider Tidak Sesuai 0, III.2.2. Tabel Data Kerusakan Berikut ini merupakan tabel data kerusakan pada penerapan metode Teorema Bayes untuk mendiagnosa kerusakan pada EDC. Berikut adalah keterangan dari tabel data Kerusakan : Tabel III.2 Tabel Kerusakan Kode Kerusakan KR-001 KR-002 KR-003 Nama Kerusakan Program Error Display Error EDC Mati Total Keterangan Software EDC Mengalami kerusakan/tidak sesuai. Perangkat layar pada EDC mengalami gangguan seperti tidak tampilan menu,tidak normal maupun tidak menyala. Perangkat EDC sama sekali tidak dapat dinyalakan lagi, baik tersedia daya yang memadai maupun tidak memadai. Solusi 1.Restart EDC 2.Upgrade Software 2.Penggantian Mesin EDC 1.Restart EDC 2.Penggantian Mesin 1.Lakukan Pengecekan Stop Kontak listrik 2.Cek adaptor dan pastikan mendapatkan daya listrik 3.Penggantian Mesin EDC

6 27 Kode Kerusakan KR-004 KR-005 KR-006 Nama Kerusakan Kerusakan Tombol Printer Error Ecyription error Keterangan Tombol pada perangkat EDC tidak berfungsi atau mengalami kerusakan. Printer EDC bermasalah atau kerusakan pada hardware EDC. Pin dan printah tombol function yang diinput tidak sesuai. Solusi 1.Tekan tombol EDC secara berurutan 2.Penggantian Mesin EDC 1.Lakukan penggantian Adaptor EDC 2.Lakukan penggantian Hardware Printer EDC 3.Pastikan faktur terpasang dengan benar 4.lakukan test printer(function 82 enter) 3. PenggantianMesin EDC 1.Masukkan PIN dengan benar 2.Restart EDC (function 3 enter) 3.Penggantian Mesin EDC KR-007 Card Fail/Error Kerusakan yang disebabkan Magnetic dan Insert card EDC. 1.Melakukan Swipe / Insert kartu dengan sempurna 2.Swipe kartu jangan terlalu cepat dan posisi kartu lurus keatas 3.Coba transaksi kembali,apabila masih tidak bisa silahkan coba dengan kartu yang lain. 4.Penggantian EDC

7 28 Kode Kerusakan KR-008 KR-009 KR-010 Nama Kerusakan Waiting For Line Line Iddle Please try again-to Keterangan EDC tidak bisa digunakan disebabkan kendala dan kerusakan pada line telephone Gangguan pada jaringan line/gprs yang digunakan di EDC Terjadi kesalahan pada settingan komunikasi EDC Solusi 1.Lakukan pengecekan line Telp yang terpasang di EDC dengan pesawat Telphone dan pastikan kabel line terpasang di Port line 2.lakukan pengecekan di roset telephone atau tempat parallel lain 3.tunggu sampai EDC / peralatan lain selesai digunakan 4.Modem pada EDC bermasalah 5.Bila benar putus dari Telkom, hubungi Telkom untuk perbaikan pada line 1.Restart EDC dan coba transak sikembali 2.Lakukan test transaksi dengan menekan tombol function 0 kemudian enter 3.Pastikan indicator signal di EDC menerima signal 4.Pastikan EDC terjangkau signal provider 5.Rubah komunikasi EDC ke mode Dial (Funtion 96 PilihDial ataugprs) 1.Restart EDC (Function 3 enter)dan coba transaksi kembali 2.Ikuti penanganan problem Waiting For Line dan pastikan

8 29 KR-011 Please Try Again-CE Kendala hampir sama seperti Please Try Again-TO dan permasalahan ini disebabkan jaringan komunikasi merchant tidak melakukan perubahan sistem jaringan untuk edc sebelumnya 3.Penggantian Mesin EDC 1.Restart EDC (Function 3 enter)dan coba transaksi kembali 2.Ikuti penanganan problem Waiting For Line dan pastikan tidak melakukan perubahan sistem jaringan untuk edc sebelumnya 3.Penggantian Mesin EDC III.2.3. Tabel Keputusan Berikut ini merupakan tabel keputusan pada penerapan metode Teorema Bayes untuk mendiagnosa kerusakan EDC. Tabel III.3 Tabel Keputusan Kode Kode Kerusakan Gejala KR- KR- KR- KR- KR- KR- KR- KR- KR- KR- KR

9 Tabel III.2.4. Tabel Rule Rule dibuat berdasarkan tabel keputusan yang telah dibuat sebelumnya. Dengan rule dapat dengan mudah mengetahui hasil akhir nanti berdasarkan rulerule yang ada. Berikut adalah keterangan dari tabel pembentukan rule :

10 31 Tabel III.4 Tabel Rule Kode Kerusakan RUL001 RUL002 Nama Kerusakan Program Error Display Error Gejala Software EDC Corrept Tampilan EDC Error Keterangan Allert Iruption Tampilan EDC Error Keterangan Invalid Terminal Key Tampilan EDC Error Keterangan Security Error Code:1 Tampilan EDC Error Keterangan Allert Iruption Tampilan EDC Hidup Mati Secara Terus Menerus Tampilan Menu EDC Tidak Normal Adaptor EDC Rusak & Kabel Adaptor Putus Nilai Kerusakan 0, ,968 RUL003 EDC Mati Total Adaptor EDC tidak sesuai EDC rusak total yang disebabkan Terendam air,jatuh,dll 0, EDC tidak mendapatkan daya listrik RUL004 RUL005 RUL006 RUL007 Kerusakan Tombol Printer Error Ecyription error Card Fail/Error Karet penghubung tombol EDC rusak Karet penghubung tombol tidak terhubung dengan PCB di EDC Tampilan Menu EDC Tidak Normal Adaptor EDC tidak sesuai Hardware Printer EDC Rusak Kertas faktur EDC habis / tidak terpasang dengan benar Batre EDC lemah / EDC terkena benturan Salah memasukkan pin pada kartu Debit/Kredit Salah memasukkan tombol function pada printah EDC Insert Stripe EDC error Magnetic Swipe EDC error 0, , , ,

11 32 Kode Kerusakan RUL008 RUL009 RUL010 Nama Kerusakan Waiting For Line Line Iddle Please try again-to Gejala Biaya Telkom belum dibayar Line telephone yang diparalelkan sedang digunakan Line Telp putus / lepas dari roset ataupun paralel lain Line Telp tidak tersambung ke EDC/salah port Lakukan Setingan PABX EDC Problem lebih disebabkan komunikasi Telp dan provider Provider EDC diblokir atau biaya telephone belum dibayar EDC terblokir Inactive Problem terjadi di sisi line apabila sebelum Prosesing Settingan jenis line telephone berbeda dengan yang digunakan Nilai 0, , , RUL011 Please Try Again-CE Pengaturan Provider tidak sesuai Settingan jenis line telephone berbeda dengan yang digunakan 0, III.2.5. Pohon Keputusan Pohon keputusan adalah salah satu metode klasifikasi yang paling populer karena mudah untuk diinterpretasi oleh manusia. Pohon keputusan adalah model prediksi menggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki. Konsep dari pohon keputusan adalah mengubah data menjadi pohon keputusan dan aturan-aturan keputusan. Manfaat utama dari penggunaan pohon keputusan adalah kemampuannya untuk mem-break down proses pengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebih simpel sehingga pengambil keputusan akan lebih menginterpretasikan solusi dari permasalahan.

12 YY T Y Y Y Y Y Y KR T Y Y KR- 002 KR KR KR Y Y 013 KR Y Y 015 T 019 Y T Y T 024 KR- 007 Y Y 023 Y Y 025 T 027 Y KR KR Y Y 030 Gambar III.2. Pohon Keputusan EDC KR- 010 KR- 011 III.2.6. Studi Kasus Pengguna memilih gejala-gejala yang dialami pada kerusakan EDC: 1. Adaptor EDC Rusak ( AER ) 2. Adaptor EDC Tidak Sesuai ( AETS ) 3. Batre Lemah / EDC Terkena Benturan ( BL/ETB )

13 34 4. Biaya Telkom Belum ( BTBD ) 5. EDC Rusak Disebabkan Terendam Air / Jatuh ( ERDTA/J ) 6. EDC Terblokir Inactive ( ETI ) 7. EDC Tidak Mendapatkan Daya Listrik ( ETMDL ) 8. Faktur EDC Habis / Faktur Tidak Terpasang ( FEH/FTT ) 9. Hardware Printer EDC Rusak ( HPER ) 10. Insert Stripe Error ( ISE ) 11. Karet Penghubung Tombol EDC Rusak ( KPTER ) 12. Karet Penghubung Tombol Tidak Terhubung Dengan PCB ( KPTTTDP ) 13. Lakukan Setingan PABX EDC ( LSPE ) 14. Line telephone Yang Diparalelkan Sedang Digunakanain ( LTYDSD ) 15. Line Telp Putus / Lepas Dari Roset Paralel Lain ( LTP/LDRPL ) 16. Line Telp Tidak Tersambung / Salah Penempatan Port ( LTTT/SPP ) 17. Magnetic Swipe Error ( MSE ) 18. Pengaturan Provider Tidak Sesuai ( PPTS ) 19. Problem Lebih Disebabkan Komunikasi Telp dan Provider ( PLDKTDP ) 20. Problem Terjadi di Sisi Line Apabila Sebelum Prosesing ( PTDSLASP ) 21. Provider EDC Diblokir / Biaya Telephone Belum Dibayar (PED/BTBD ) 22. Salah Memasukkan Pin kartu Debit / Kredit ( SMPKD/K ) 23. Salah Memasukkan Printah Function ( SMPF ) 24. Settingan Jenis Line Telephone Berbeda ( SJLTB ) 25. Software EDC Corrept ( SEC ) 26. Tampilan EDC Error Keterangan Allert Iruption ( TEEKAI ) 27. Tampilan EDC Error Keterangan Invalid Terminal Key ( TEEKITK ) 28. Tampilan EDC Error Keterangan Security Error Code:1 ( TEEKSEC ) 29. Tampilan EDC Hidup Mati Secara Terus Menerus ( TEHMSTM ) 30. Tampilan Menu EDC Tidak Normal ( TMETN )

14 35 Contoh Kasus 1 Menghitung Probabilitas Hipotesis [PEE] dengan Evidence [TEEKITK, TEEKSEC, TEEKAI, SEC]. Berikut ini data yang telah teramati: 1. Kejadian hipotesis PEE (Program EDC Error) sebanyak 1 kali dari 11 [rule]/kejadian 2. Kejadian evidence TEEKITK pada hipotesis PEE sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis PEE 3. Kejadian evidence TEEKITK tanpa memperhatikan hipotesis PEE sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 4. Kejadian evidence TEEKSEC pada hipotesis PEE sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis PEE 5. Kejadian evidence TEEKSEC tanpa memperhatikan hipotesis PEE sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 6. Kejadian evidence TEEKAI pada hipotesis PEE sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis PEE 7. Kejadian evidence TEEKAI tanpa memperhatikan hipotesis PEE sebanyak 2 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 8. Kejadian evidence SEC pada hipotesis PEE sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis PEE 9. Kejadian evidence SEC tanpa memperhatikan hipotesis PEE sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan P(PEE TEEKITK, TEEKSEC, TEEKAI, SEC) [P(TEEKITK PEE) P(TEEKSEC PEE) P(TEEKAI PEE) P(SEC PEE)] P(PEE) [P(TEEKITK) P(TEEKSEC) P(TEEKAI) P(SEC)] + P(PEE) P(PEE TEEKITK, TEEKSEC, TEEKAI, SEC) [1/1 1/1 1/1 1/1] 1/11 0, , [1/11 1/11 0,

15 36 Contoh Kasus 2 2/11 1/11] + 1/11 9 Menghitung Probabilitas Hipotesis [DE] dengan Evidence [TEEKAI, TMETN, TEHMSTM]. Berikut ini data yang telah teramati: 1. Kejadian hipotesis DE (Display Error) sebanyak 1 kali dari 11 [rule]/kejadian 2. Kejadian evidence TEEKAI pada hipotesis DE sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis DE 3. Kejadian evidence TEEKAI tanpa memperhatikan hipotesis DE sebanyak 2 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 4. Kejadian evidence TMETN pada hipotesis DE sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis DE 5. Kejadian evidence TMETN tanpa memperhatikan hipotesis DE sebanyak 2 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 6. Kejadian evidence TEHMSTM pada hipotesis DE sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis DE 7. Kejadian evidence TEHMSTM tanpa memperhatikan hipotesis DE sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan P(DE TEEKAI, TMETN, TEHMSTM) [P(TEEKAI DE) P(TMETN DE) P(TEHMSTM DE)] P(DE) [P(TEEKAI) P(TMETN) P(TEHMSTM)] + P(DE) P(DE TEEKAI, TMETN, TEHMSTM) [1/1 1/1 1/1] 1/11 [2/11 2/11 1/11] + 1/11 0, ,968 0,

16 37 Contoh Kasus 3 Menghitung Probabilitas Hipotesis [EMT] dengan Evidence [ETMDL, AER, AETS, ERDTA/J]. Berikut ini data yang telah teramati: 1. Kejadian hipotesis EMT (EDC Mati Total) sebanyak 1 kali dari 11 [rule]/kejadian 2. Kejadian evidence ETMDL pada hipotesis EMT sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis EMT 3. Kejadian evidence ETMDL tanpa memperhatikan hipotesis EMT sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 4. Kejadian evidence AER pada hipotesis EMT sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis EMT 5. Kejadian evidence AER tanpa memperhatikan hipotesis EMT sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 6. Kejadian evidence AETS pada hipotesis EMT sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis EMT 7. Kejadian evidence AETS tanpa memperhatikan hipotesis EMT sebanyak 2 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 8. Kejadian evidence ERDTA/J pada hipotesis EMT sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis EMT 9. Kejadian evidence ERDTA/J tanpa memperhatikan hipotesis EMT sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan P(EMT ETMDL, AER, AETS, ERDTA/J) [P(ETMDL EMT) P(AER EMT) P(AETS EMT) P(ERDTA/J EMT)] P(EMT) [P(ETMDL) P(AER) P(AETS) P(ERDTA/J)] + P(EMT) P(EMT ETMDL, AER, AETS, [1/1 1/1 1/1 1/1] 1/11 0, ,

17 38 ERDTA/J) [1/11 1/11 2/11 1/11] + 1/11 0, Contoh Kasus 4 Menghitung Probabilitas Hipotesis [KT] dengan Evidence [TMETN, KPTTTDP, KPTER]. Berikut ini data yang telah teramati: 1. Kejadian hipotesis KT (Kerusakan Tombol) sebanyak 1 kali dari 11 [rule]/kejadian 2. Kejadian evidence TMETN pada hipotesis KT sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis KT 3. Kejadian evidence TMETN tanpa memperhatikan hipotesis KT sebanyak 2 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 4. Kejadian evidence KPTTTDP pada hipotesis KT sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis KT 5. Kejadian evidence KPTTTDP tanpa memperhatikan hipotesis KT sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 6. Kejadian evidence KPTER pada hipotesis KT sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis KT 7. Kejadian evidence KPTER tanpa memperhatikan hipotesis KT sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan P(KT TMETN, KPTTTDP, KPTER) [P(TMETN KT) P(KPTTTDP KT) P(KPTER KT)] P(KT) [P(TMETN) P(KPTTTDP) P(KPTER)] + P(KT) P(KT TMETN, KPTTTDP, KPTER) [1/1 1/1 1/1] 1/11 [2/11 1/11 1/11] + 1/11 0, , ,

18 39 Contoh Kasus 5 Menghitung Probabilitas Hipotesis [PE] dengan Evidence [AETS, FEH/FTT, HPER]. Berikut ini data yang telah teramati: 1. Kejadian hipotesis PE (Printer Error) sebanyak 1 kali dari 11 [rule]/kejadian 2. Kejadian evidence AETS pada hipotesis PE sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis PE 3. Kejadian evidence AETS tanpa memperhatikan hipotesis PE sebanyak 2 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 4. Kejadian evidence FEH/FTT pada hipotesis PE sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis PE 5. Kejadian evidence FEH/FTT tanpa memperhatikan hipotesis PE sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 6. Kejadian evidence HPER pada hipotesis PE sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis PE 7. Kejadian evidence HPER tanpa memperhatikan hipotesis PE sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan P(PE AETS, FEH/FTT, HPER) [P(AETS PE) P(FEH/FTT PE) P(HPER PE)] P(PE) [P(AETS) P(FEH/FTT) P(HPER)] + P(PE) P(PE AETS, FEH/FTT, HPER) [1/1 1/1 1/1] 1/11 0, , [2/11 1/11 1/11] + 1/11 0,

19 40 Contoh Kasus 6 Menghitung Probabilitas Hipotesis [EE] dengan Evidence [SMPKD/K, SMPF, BL/ETB]. Berikut ini data yang telah teramati: 1. Kejadian hipotesis EE (Ecyription error) sebanyak 1 kali dari 11 [rule]/kejadian 2. Kejadian evidence SMPKD/K pada hipotesis EE sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis EE 3. Kejadian evidence SMPKD/K tanpa memperhatikan hipotesis EE sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 4. Kejadian evidence SMPF pada hipotesis EE sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis EE 5. Kejadian evidence SMPF tanpa memperhatikan hipotesis EE sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 6. Kejadian evidence BL/ETB pada hipotesis EE sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis EE 7. Kejadian evidence BL/ETB tanpa memperhatikan hipotesis EE sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan P(EE SMPKD/K, SMPF, BL/ETB) [p(smpkd/k EE) p(smpf EE) p(bl/etb EE)] p(ee) [p(smpkd/k) p(smpf) p(bl/etb)] + p(ee) P(EE SMPKD/K, SMPF, BL/ETB) [1/1 1/1 1/1] 1/11 [1/11 1/11 1/11] + 1/11 0, , ,

20 41 Contoh Kasus 7 Menghitung Probabilitas Hipotesis [CF] dengan Evidence [MSE, ISE]. Berikut ini data yang telah teramati: 1. Kejadian hipotesis CF (Card Fail/Error) sebanyak 1 kali dari 11 [rule]/kejadian 2. Kejadian evidence MSE pada hipotesis CF sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis CF 3. Kejadian evidence MSE tanpa memperhatikan hipotesis CF sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 4. Kejadian evidence ISE pada hipotesis CF sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis CF 5. Kejadian evidence ISE tanpa memperhatikan hipotesis CF sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan [P(MSE CF) P(ISE CF)] P(CF) P(CF MSE, ISE) [P(MSE) P(ISE)] + P(CF) P(CF MSE, ISE) [1/1 1/1] 1/11 0, , [1/11 1/11] + 1/11 0, Contoh Kasus 8 Menghitung Probabilitas Hipotesis [WFL] dengan Evidence [LTTT/SPP, LTP/LDRPL, LTYDSD, BTBD]. Berikut ini data yang telah teramati: 1. Kejadian hipotesis WFL (Waiting For Line) sebanyak 1 kali dari 11 [rule]/kejadian

21 42 2. Kejadian evidence LTTT/SPP pada hipotesis WFL sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis WFL 3. Kejadian evidence LTTT/SPP tanpa memperhatikan hipotesis WFL sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 4. Kejadian evidence LTP/LDRPL pada hipotesis WFL sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis WFL 5. Kejadian evidence LTP/LDRPL tanpa memperhatikan hipotesis WFL sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 6. Kejadian evidence LTYDSD pada hipotesis WFL sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis WFL 7. Kejadian evidence LTYDSD tanpa memperhatikan hipotesis WFL sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 8. Kejadian evidence BTBD pada hipotesis WFL sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis WFL 9. Kejadian evidence BTBD tanpa memperhatikan hipotesis WFL sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan P(WFL LTTT/SPP, LTP/LDRPL, LTYDSD, BTBD) [P(LTTT/SPP WFL) P(LTP/LDRPL WFL) P(LTYDSD WFL) P(BTBD WFL)] P(WFL) [P(LTTT/SPP) P(LTP/LDRPL) P(LTYDSD) P(BTBD)] + P(WFL) P(WFL LTTT/SPP, LTP/LDRPL, LTYDSD, BTBD) [1/1 1/1 1/1 1/1] 1/11 [1/11 1/11 1/11 1/11] + 1/11 0, , , Contoh Kasus 9 Menghitung Probabilitas Hipotesis [LI] dengan Evidence [LSPE, PED/BTBD, PLDKTDP]. Berikut ini data yang telah teramati:

22 43 1. Kejadian hipotesis LI (Line Iddle) sebanyak 1 kali dari 11 [rule]/kejadian 2. Kejadian evidence LSPE pada hipotesis LI sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis LI 3. Kejadian evidence LSPE tanpa memperhatikan hipotesis LI sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 4. Kejadian evidence PED/BTBD pada hipotesis LI sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis LI 5. Kejadian evidence PED/BTBD tanpa memperhatikan hipotesis LI sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 6. Kejadian evidence PLDKTDP pada hipotesis LI sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis LI 7. Kejadian evidence PLDKTDP tanpa memperhatikan hipotesis LI sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan P(LI LSPE, PED/BTBD, PLDKTDP) [P(LSPE LI) P(PED/BTBD LI) P(PLDKTDP LI)] P(LI) [P(LSPE) P(PED/BTBD) P(PLDKTDP)] + P(LI) P(LI LSPE, PED/BTBD, PLDKTDP) [1/1 1/1 1/1] 1/11 [1/11 1/11 1/11] + 1/11 0, , , Contoh Kasus 10 Menghitung Probabilitas Hipotesis [PTA] dengan Evidence [PTDSLASP, SJLTB, ETI]. Berikut ini data yang telah teramati: 1. Kejadian hipotesis PTA (Please try again-to) sebanyak 1 kali dari 11 [rule]/kejadian 2. Kejadian evidence PTDSLASP pada hipotesis PTA sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis PTA 3. Kejadian evidence PTDSLASP tanpa memperhatikan hipotesis PTA

23 44 sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 4. Kejadian evidence SJLTB pada hipotesis PTA sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis PTA 5. Kejadian evidence SJLTB tanpa memperhatikan hipotesis PTA sebanyak 2 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 6. Kejadian evidence ETI pada hipotesis PTA sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis PTA 7. Kejadian evidence ETI tanpa memperhatikan hipotesis PTA sebanyak 1 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan P(PTA PTDSLASP, SJLTB, ETI) [P(PTDSLASP PTA) P(SJLTB PTA) P(ETI PTA)] P(PTA) [P(PTDSLASP) P(SJLTB) P(ETI)] + P(PTA) P(PTA PTDSLASP, SJLTB, ETI) Contoh Kasus 11 [1/1 1/1 1/1] 1/11 [1/11 2/11 1/11] + 1/11 0, , , Menghitung Probabilitas Hipotesis [PTA] dengan Evidence [SJLTB, PPTS]. Berikut ini data yang telah teramati: 1. Kejadian hipotesis PTA (Please Try Again-CE) sebanyak 1 kali dari 11 [rule]/kejadian 2. Kejadian evidence SJLTB pada hipotesis PTA sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis PTA 3. Kejadian evidence SJLTB tanpa memperhatikan hipotesis PTA sebanyak 2 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan 4. Kejadian evidence PPTS pada hipotesis PTA sebanyak 1 kali dari 1 kali kejadian hipotesis PTA 5. Kejadian evidence PPTS tanpa memperhatikan hipotesis PTA sebanyak 1

24 45 kali dari 11 kali kejadian keseluruhan [P(SJLTB PTA) P(PPTS PTA)] P(PTA) P(PTA SJLTB, PPTS) [P(SJLTB) P(PPTS)] + P(PTA) P(PTA SJLTB, PPTS) [1/1 1/1] 1/11 [2/11 1/11] + 1/11 0, , , III.3. Desain Sistem Desain sistem pada penelitian ini dibagi menjadi dua desain, yaitu desain sistem secara global untuk penggambaran model sistem secara garis besar dan desain sistem secara detail untuk membantu dalam pembuatan sistem. III.3.1. Desain Sistem Secara Global Perancangan desain sistem yang akan dibangun menggunakan pemodelan UML (Unified Modelling System). Diagram-diagram yang digunakan use case diagram, class diagram,activity diagram dan sequence diagram. III Usecase Diagram Use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakukan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Dapat dikatakan use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut. Maka digambarlah suatu bentuk diagram Use Case yang dapat dilihat pada gambar III.3 berikut ini :

25 46 Mengelola Data Gejala Login Registrasi Pengguna Admin Mengelola Data Kerusakan Mengelola Rule Base Mengelola Data Pengguna Proses Perhitungan Konsultasi Include Extend Konsultasi Kerusakan Hasil Konsultasi Pengguna Mengelola Data Pakar Include Ganti Password Exit Gambar III.3. Use Case Diagram Klasifikasi Kendala Dan Kerusakan Perangkat EDC (Electronic Data Capture) III Class Diagram Rancangan kelas-kelas yang akan digunakan pada sistem yang akan dirancang dapat dilihat pada gambar III.4: gejala -kode_gejala -nama_gejala -pertanyaan +tambah() +edit() +hapus() 1..* 1.. pakar -kode_pakar 1..* -nama_pakar 1 0..* -username 1 -password 1 +tambah() +edit() +hapus() rule -Kode_Rule -Kode_Kerusakan -Kode_Gejala +Baru() +Refresh() rule_detail -Kode_Rule -Kode_gejala +Update() 1 0..* Pengguna -Kode_Pengguna -Nama_Pengguna -Username -Password 1.. +Tambah() +Edit() +Hapus() 1 Diagnosa -Kode_Diagnosa -Kode_Pengguna -Kode_Kerusakan -Tanggal -Probabilitas -Rincian +Baru() +Proses() 1..* 1..* -Kode_Pengguna -Nama_Pengguna -Keterangan -Solusi +Tambah() +Edit() +Hapus() 1..* Kerusakan Gambar III.4. Class Diagram Sistem

26 47 III Activity Diagram Bisnis proses yang telah digambarkan pada usecase diagram diatas dijabarkan dengan activity diagram : 1. Activity Diagram Login Pakar Aktivitas login yang dilakukan oleh admin dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut : Login Pakar Admin Sistem Buka Aplikasi Login Isi Username Gagal Isi Password Click Login Berhasil Menu Utama Phase Gambar III.5. Activity Diagram Login Pakar

27 48 Keterangan : a. Admin masuk ke form login pakar. b. Kemudian admin memasukkan username dan password untuk masuk ke sistem. c. Data yang diinputkan akan disesuaikan dengan database oleh sistem, bila data valid maka admin akan masuk ke form admin bila invalid maka admin akan menerima pesan error sistem dan kembali pada form login. 2. Activity Diagram Data Kerusakan Aktivitas yang dilakukan oleh admin pada pengolahan data kerusakan dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut yang ditunjukkan pada gambar III.6 berikut : Data Penyakit Admin Sistem Memilih aksi pada form Menu Click Form Form Kerusakan Form Kerusakan Mengisi Data Data Baru Menekan tombol simpan Menyimpan data Memilih Data Edit Data tidak Mengubah Data Menyimpan Data Hapus Data Memilih data Konfimrasi Penghapusan Ya Menghapus Data Phase Gambar III.6. Activity Diagram Data Kerusakan

28 49 Keterangan : a. Admin masuk ke form kerusakan. b. Pada form kerusakan, admin dapat melakukan pengolahan data kerusakan yaitu membuat data kerusakan baru, mengedit data, mencari data dan menghapus data kerusakan sesuai dengan kebutuhan. 3. Activity Diagram Data Gejala Aktivitas yang dilakukan oleh admin pada pengolahan data gejala dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut yang ditunjukkan pada gambar III.7 berikut : Data Gejala Admin Sistem Memilih aksi pada form Menu Click Form Gejala Form Gejala Mengisi Data Data Baru Menekan tombol simpan Menyimpan data Memilih Data Edit Data tidak Mengubah Data Menyimpan Data Hapus Data Memilih data Konfimrasi Penghapusan Ya Menghapus Data Phase Gambar III.7. Activity Diagram Data Gejala

29 50 Keterangan : a. Admin masuk ke form gejala. b. Pada form gejala, admin dapat melakukan pengolahan data gejala yaitu membuat data gejala baru, mengedit data, mencari data dan menghapus data gejala sesuai dengan kebutuhan. 4. Activity Diagram Rule Base Aktivitas yang dilakukan oleh admin pada pengolahan data rule base dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut yang ditunjukkan pada gambar III.8 berikut : Data Rule Base Admin Sistem Memilih aksi pada form menu Click form Rule Base Tentukan Gejala dan Kerusakan Click Refresh Menganalisa data Menekan tombol simpan Menyimpan data Phase Gambar III.8. Activity Diagram Rule Base

30 51 Keterangan : a. Admin masuk ke form Rule Base. b. Pada form rule base, admin dapat melakukan pengolahan data rule yaitu membuat data basis aturan baru, mengedit data dan menghapus data basis aturan sesuai dengan kebutuhan. 5. Activity Diagram Pengguna Aktivitas yang dilakukan oleh admin pada pengolahan data pengguna dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut yang ditunjukkan pada gambar III.9 berikut : Data Pasien Admin Sistem Memilih aksi pada form Menu Click Form Pengguna FormPengguna Mengisi Data Data Baru Menekan tombol simpan Menyimpan data Memilih Data Edit Data tidak Mengubah Data Menyimpan Data Hapus Data Memilih data Konfimrasi Penghapusan Ya Menghapus Data Phase Gambar III.9. Activity Diagram Data Pengguna

31 52 Keterangan : a. Admin masuk ke form pengguna. b. Pada form pengguna, admin dapat melakukan pengolahan data pengguna yaitu mencari, menghapus, mengedit, dan menambahkan data pengguna. 6. Activity Diagram Pakar Aktivitas yang dilakukan oleh admin pada pengolahan akun pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut yang ditunjukkan pada gambar III.10 berikut : Data Pakar Admin Sistem Memilih aksi pada form Menu Click Form Pakar Form Pakar Mengisi Data Data Baru Menekan tombol simpan Menyimpan data Memilih Data Edit Data tidak Mengubah Data Menyimpan Data Hapus Data Memilih data Konfimrasi Penghapusan Ya Menghapus Data Phase Keterangan : Gambar III.10. Activity Diagram Pakar

32 Phase 53 a. Admin masuk ke form pakar. b. Pada form pakar, admin dapat melakukan pengolahan data pakar yaitu mencari, menghapus, mengedit, dan menambahkan data pakar. 7. Activity Diagram Login Pengguna Aktivitas login yang dilakukan oleh pengguna dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukkan pada gambar III.11 berikut : Login Pengguna Admin Sistem Buka Aplikasi Login Isi Username Gagal Isi Password Click Login Berhasil Menu Utama Gambar III.11. Activity Diagram Login Pengguna

33 54 Keterangan : a. Pengguna masuk ke form login pengguna. b. Kemudian pengguna memasukkan username dan password untuk masuk ke sistem. c. Data yang diinputkan akan disesuaikan dengan database oleh sistem, bila data valid maka admin akan masuk ke form pengguna bila invalid maka pengguna akan menerima pesan error sistem dan kembali pada form login. 8. Activity Diagram Konsultasi Kerusakan Aktivitas yang dilakukan dalam melakukan konsultasi kerusakan terhadap sistem yang dapat diterangkan pada gambar III.12 : Konsultasi Kerusakan Pengguna Sistem Memilih aksi pada form menu Click form Konsultasi Kerusakan Melakukan Konsultasi Kerusakan Click Proses Memproses Probabiltas Menekan tombol Data Perhitungan Hasil Perhitungan Phase Gambar III.12. Activity Diagram Konsultasi

34 55 Keterangan : a. User masuk ke form konsultasi kerusakan. b. Pada form konsultasi, Pengguna melakukan konsultasi dengan memilih beberapa gejala yang disediakan sistem, kemudian sistem akan memproses probabilitas kerusakan dan dan pengguna dapat melihat hasil konsultasi perhitungan dengan menekan tombol data perhitungan. 9. Activity Diagram Melihat Hasil Konsultasi Aktivitas yang dilakukan dalam melihat hasil konsultasi pengguna dapat diterangkan pada gambar III.13: Konsultasi Kerusakan Pengguna Sistem Memilih aksi pada form menu Click form Hasil Konsultasi Klik Refresh Menampilkan Laporan Hasil Konsultasi Memilih Kode Diagnosis Menekan Tombol Print Cetak Laporan Hasil Konsultasi Phase Gambar III.13. Activity Diagram Melihat Hasil Konsultasi

35 56 Keterangan : a. Pengguna masuk ke form hasil Konsultasi. b. Pada form hasil konsultasi, pengguna dapat melihat laporan data kerusakan dengan memilih kode diagnosis dan mengklik button print, kemudian pengguna dapat melihat informasi yang disajikan oleh sistem berdasarkan database yang ada. 10. Activity Diagram Ganti Password Aktivitas yang dilakukan oleh pengguna pada form ganti password dapat diterangkan dengan langkah-langkah state yang ditunjukkan pada gambar III.14 berikut : Hasil Diagnosis Pengguna Sistem Pilih form ganti password Mengganti Password Click Ganti Proses Ganti Password Phase Gambar III.14. Activity Ganti Password Keterangan : a. Pengguna memilih form ganti password. b. Pada form ganti password, pengguna dapat mengganti passwordnya.

36 57 III Sequence Diagram Rangkaian kegiatan pada setiap terjadi event sistem digambarkan pada sequence diagram berikut: 1. Sequence Diagram Login Pakar Serangkaian kinerja sistem login yang dilakukan oleh pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state, dimulai dari memasukkan username, memasukkan password, jika Akun valid maka sistem akan mengaktifkan menu administrator, sedangkan jika tidak valid, maka tampilkan pesan kesalahan yang ditunjukkan pada gambar III.15 berikut : Pakar Form Login Proses Login Tabel Pakar Halaman Pakar Form login Validasi nama dan password () Click login () Invalid () Login sukses () Click reset () Gambar III.15. Sequence Diagram Login Pakar

37 58 2. Sequence Diagram Data Kerusakan Serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin pada pengolahan data kerusakan dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut, pertama admin mengisi nama kerusakan, keterangan, penanganan dan pencegahan kerusakan mesin EDC kemudian mengklik simpan untuk menyimpan data, admin dapat mengolah data kerusakan yang telah tersimpan. Serangkaian kinerja sistem yang dilakukan dalam mengelolah data kerusakan yang ditunjukkan pada gambar III.16 berikut : Admin Form Utama Form Kerusakan Proses Tabel Kerusakan Tampilkan Fom () Menu () click form Kerusakan () Click baru () Click simpan () Koneksi database () Click Edit () Koneksi database () Click Hapus () Click batal () Koneksi database () Click reset () Click print () Koneksi database () Close form () Gambar III.16. Sequence Diagram Data Kerusakan

38 59 3. Sequence Diagram Data Gejala Serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin pada pengolahan data gejala dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut, pertama admin mengisi nama gejala, pertanyaan dan bobot gejala kemudian mengklik simpan untuk menyimpan data, admin dapat mengolah data gejala yang telah tersimpan. Serangkaian kinerja sistem yang dilakukan dalam mengelolah data gejala yang ditunjukkan pada gambar III.17 berikut : Admin Form Utama Form Gejala Proses Tabel Gejala Tampilkan Fom () Menu () click form gejala () Click baru () Click simpan () Koneksi database () Click Edit () Koneksi database () Click Hapus () Koneksi database () Click batal () Click reset () Click print () Koneksi database () Close form () Gambar III.17. Sequence Diagram Data Gejala

39 60 4. Sequence Diagram Rule Base Serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin pada pengolahan data pola gejala dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut, admin mengisi level, gejala dan jawaban dari pertanyaan gejala kemudian mengklik simpan untuk menyimpan data, admin dapat mengolah data basis rule yang telah tersimpan. Serangkaian kinerja sistem yang dilakukan dalam mengelolah data pola gejala yang ditunjukkan pada gambar III.18 berikut : Admin Form Utama Form Rule Base Proses Tabel Rule Tabel Kerusakan Tabel Gejala Tampilkan Fom () Menu () click form Rule Base () Click Rule baru () Koneksi database () Koneksi database () Kli Muat/ Refresh Koneksi database () Klick Simpan Close form () Gambar III.18. Sequence Diagram Data Rule Base

40 61 5. Sequence Diagram Pengguna Serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin pada pengolahan data pengguna dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut, ditunjukkan pada gambar III.19 berikut : Pakar Form Utama Form Pengguna Proses Tabel Pengguna Tampilkan Fom () Menu () click form Pengguna() Click Baru () Click Simpan () Koneksi database () Click Edit () Koneksi database () Click Hapus () Koneksi database () Close form () Gambar III.19. Sequence Diagram Pengguna

41 62 6. Sequence Diagram Pakar Serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh Pakar pada pengolahan data Pakar dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut, ditunjukkan pada gambar III.18 berikut : Pakar Form Utama Form Pengguna Proses Tabel Pakar Tampilkan Fom () Menu () click form Pakar() Click Baru () Click Simpan () Koneksi database () Click Edit () Koneksi database () Click Hapus () Koneksi database () Close form () Gambar III.20. Sequence Diagram Data Pakar

42 63 7. Sequence Diagram Login Pengguna Serangkaian kinerja sistem login yang dilakukan oleh admin dapat diterangkan dengan langkah-langkah state, dimulai dari memasukkan dan memasukkan password, jika Akun valid maka sistem akan mengaktifkan menu user, sedangkan jika tidak valid, maka tampilkan pesan kesalahan yang ditunjukkan pada gambar III.21 berikut : Pengguna Form Login Proses Login Tabel Pengguna Halaman PenggunaPakar Form login Validasi nama dan password () Click login () Invalid () Login sukses () Click reset () Gambar III.21. Sequence Diagram Login Pengguna 8. Sequence Diagram Konsultasi Kerusakan Serangkaian kinerja sistem yang dilakukan dalam melakukan diagnosis terhadap sistem yang dapat diterangkan pada gambar III.22 :

43 64 Pengguna Form Konsultasi Proses Tabel Konsultasi Tampilkan Fom () Mulai kosultasi () Memberi jawaban () Koneksi database () Close form () Gambar III.22. Sequence Diagram Konsultasi Kerusakan 9. Sequence Diagram Melihat Laporan Konsultasi Serangkaian kinerja sistem yang dilakukan dalam melihat informasi mengenai laporan diagnosa dapat diterangkan pada gambar III.23 : Pengguna Form Utama Print Proses Tabel Kerusakan Tampilkan Fom () Menu () click Print () Informasi data () Close form () Koneksi database () Gambar III.23. Sequence Diagram Melihat Laporan Konsultasi

44 65 III.3.2. Desain Sistem Secara Detail Tahap perancangan berikutnya yaitu desain sistem secara detail yang meliputi desain output sistem, desain input sistem, dan desain database. III Desain Output Berikut ini adalah rancangan tampilan desain output yang akan dihasilkan oleh sistem: Desain Form Melihat Laporan Diagnosa Desain form yang telah dirancang pada sistem yang diakses oleh dalam melihat informasi mengenai hasil diagnosa dapat diterangkan pada gambar III.24 : SISTEM PAKAR KERUSAKAN MESIN EDC Metode Teorema Bayes Perhitungan Print Preview Gambar III.24. Desain Form Melihat Laporan Diagnosa

45 66 III Desain Input Berikut ini adalah rancangan atau desain input sebagai antarmuka pengguna: 1. Desain Form Login admin Desain form yang telah dirancang pada sistem login yang dapat diakses oleh admin dapat diterangkan dengan langkah-langkah state, dimulai dari memasukkan username, memasukkan password, jika Akun valid maka sistem akan mengaktifkan menu administrator, sedangkan jika tidak valid, maka tampilkan pesan kesalahan yang ditunjukkan pada gambar III.25 berikut : Login Pakar Form Login Pakar Form untuk masuk ke sistem sebagai Pakar Gambar Username Password Login Reset Gambar III.25. Desain Form Login Pakar 2. Desain Form Data Kerusakan Desain form yang telah dirancang pada sistem yang diakses oleh admin pada pengolahan data kerusakan dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut, pertama admin mengisi nama kerusakan, keterangan, penanganan dan

46 67 pencegahan kerusakan mesin EDC kemudian mengklik simpan untuk menyimpan data, admin dapat mengolah data kerusakan yang telah tersimpan. Desain form yang telah dirancang pada sistem yang diakses oleh dalam mengelolah data kerusakan yang ditunjukkan pada gambar III.26 berikut : Form Kerusakan Form untuk pengolahan data Kerusakan Kerusakan Cari Data Kode_Kerusakan xxxxxx x xxxxxx xxxxxx NamaKerusakan Keterangan Solusi xxxxxx x xxxxxx xxxxxx xxxxxx Nama Kerusakan Keterangan Solusi Baru Simpan Edit Hapus Batal Gambar III.26. Desain Form Data Kerusakan 3. Desain Form Data Gejala Desain form yang telah dirancang pada sistem yang diakses oleh admin pada pengolahan data gejala dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut,

47 68 pertama admin mengisi nama gejala, pertanyaan dan bobot gejala kemudian mengklik simpan untuk menyimpan data, admin dapat mengolah data gejala yang telah tersimpan. Desain form yang telah dirancang pada sistem yang diakses oleh dalam mengelolah data gejala yang ditunjukkan pada gambar III.27 berikut : Form Gejala Form untuk pengolahan data gejala Gejala Cari Data Kode_Gejala Nama_Gejala Singkatan xxxxxx x xxxxxx xxxxxx xxxxxx Nama Gejala Singkatan Baru Simpan Edit Hapus Batal Gambar III.27. Desain Form Data Gejala 4. Desain Form Data Rule Base Desain form yang telah dirancang pada sistem yang diakses oleh admin pada pengolahan data basis aturan dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut, admin mengisi level, gejala dan jawaban dari pertanyaan gejala kemudian

48 69 mengklik simpan untuk menyimpan data, admin dapat mengolah data basis aturan yang telah tersimpan. Desain form yang telah dirancang pada sistem yang diakses oleh dalam mengelolah data basis aturan yang ditunjukkan pada gambar III.28 berikut : Rule Base Form Rule Base Form untuk pengolahan data rule base Rule Baru Nama Kerukan Data Rule Semua Gejala Gejala Dalam Rule Kode Rule Baru Refresh Kode Rule Nama Gejala >> << Kode Rule Nama Gejala Probilitas Save Tambahkan Gejala Terpilih Hapus Gejala Terpilih Gambar III.28. Desain Form Data Rule Base 5. Desain Form pengguna Desain form yang telah dirancang pada sistem yang diakses oleh pakar pada pengolahan pengaturan akun pengguna dapat diterangkan dengan langkah-langkah state berikut, admin mengisi nama pengguna, password lama dan password baru

49 70 kemudian admin mengklik tombol ubah untuk menyimpan data yang telah diubah. Desain form yang telah dirancang pada sistem yang diakses oleh dalam mengolah data pengaturan akun pakar ditunjukkan pada gambar III.29 berikut : Pengguna Form Pengguna Form untuk pengolahan data Pengguna Cari Data Nama Pengguna Username Pasword xxxxxx x xxxxxx xxxxxx xxxxxx Nama Pengguna Username Pasword Baru Simpan Edit Hapus Batal Gambar III.29. Desain Form Data Pengguna 6. Desain Form Pakar Desain form yang telah dirancang pada sistem yang diakses oleh pakar pada pengolahan pengaturan akun mesin EDC dapat diterangkan dengan langkahlangkah state berikut, admin mengisi nama pakar, password lama dan password baru kemudian admin mengklik tombol ubah untuk menyimpan data yang telah

50 71 diubah. Desain form yang telah dirancang pada sistem yang diakses oleh dalam mengolah data pengaturan akun pakar ditunjukkan pada gambar III.30 berikut : Pakar Form Pakar Form untuk pengolahan data Kerusakan Cari Data Nama Pakar Username Pasword xxxxxx x xxxxxx xxxxxx xxxxxx Nama Pakar Username Pasword Baru Simpan Edit Hapus Batal Gambar III.30. Desain Form Data Pakar 7. Desain Form Login Pengguna Desain form yang telah dirancang pada sistem login yang diakses oleh admin dapat diterangkan dengan langkah-langkah state, dimulai dari memasukkan dan memasukkan password, jika Akun valid maka sistem akan mengaktifkan

51 72 menu user, sedangkan jika tidak valid, maka tampilkan pesan kesalahan yang ditunjukkan pada gambar III.31 berikut : Login Pengguna Form Login Pengguna Form untuk masuk ke sistem sebagai Pengguna Gambar Username Password Login Reset Gambar III.31. Desain Form Login Pengguna 8. Desain Form Konsultasi Desain form yang telah dirancang pada sistem yang diakses oleh dalam melakukan konsultasi terhadap sistem yang dapat diterangkan pada gambar III.32: Konsultasi Form Konsultasi Form untuk pengolahan data Kerusakan Gejala Pertanyaan Pertanyaan Data Perhitungan Nama Pasien : xxxxxx Tanggal : xxxxxx Nama Penyakit : xxxxxx Probalitas xxxxxx Batal Proses Gambar III.32. Desain Form Konsultasi

52 73 9. Desain Form Hasil Diagnosa Desain form yang telah dirancang pada sistem yang diakses oleh dalam melihat konsultasi terhadap sistem yang dapat diterangkan pada gambar III.33: Hasil Konsultasi Hasil Konsultasi Form untuk pengolahan data Diagnosis Kode Diagnosa Nama Pengguna : xxxxxx Tanggal : xxxxxx Nama Kerusakan : xxxxxx Probalitas : xxxxxx Refres Hapus Gambar III.33. Desain Form Hasil Diagnosa 10. Desain Form Ganti Password Desain form yang telah dirancang pada sistem yang diakses oleh mesin EDC pada pengolahan pengaturan ganti pasword dapat diterangkan dengan langkahlangkah state berikut, mesin EDC mengisi nama mesin EDC, username dan password kemudian admin mengklik tombol ganti untuk mengganti data yang telah diubah. Desain form yang telah dirancang pada sistem yang diakses oleh dalam mengolah data pengaturan akun pakar ditunjukkan pada gambar III.34 berikut :

53 74 Ganti Password Form Ganti Password Form untuk ganti Pasword pasien Nama Username Password Ganti Gambar III.34. Desain Form Ganti Password III Desain Basis Data Desain basis data terdiri dari tahap melakukan normalisasi tabel, merancang struktur tabel, dan membangun Entity Relationship Diagram (ERD). III Desain Tabel Maka tahap selanjutnya yang dikerjakan yaitu merancang struktur tabel pada basis data sistem yang akan dibuat, berikut ini merupakan rancangan struktur tabel tersebut : 1. Struktur Tabel Diagnosis Tabel diagnosis digunakan untuk menyimpan data Kode_Diagnosis, Kode_Mesin EDC, Kode_Kerusakan, Tanggal, Probabilitas, Rincian, selengkapnya mengenai struktur tabel ini dapat dilihat pada tabel III.5 di bawah ini: Tabel III.5 Rancangan Tabel Diagnosis Nama Database Nama Tabel rozi_edc Diagnosis

54 75 No Nama Field Tipe Data Boleh Kosong Kunci 1. Kode_Diagnosis int(5) Tidak Primary Key 2. Kode_Mesin EDC int(5) Tidak Foreign Key 3. Kode_Kerusakan int(5) Tidak Foreign Key 4. Tanggal Date Tidak - 5. Probabilitas Double Tidak - 6. Rincian mediumtext Tidak - 2. Struktur Tabel Gejala Tabel gejala digunakan untuk menyimpan data Kode_Gejala, Nama_Gejala, Pertanyaan, selengkapnya mengenai struktur tabel ini dapat dilihat pada tabel III.6 di bawah ini: Tabel III.6 Rancangan Tabel Gejala Nama Database rozi_edc Nama Tabel Gejala No Nama Field Tipe Data Boleh Kosong Kunci 1. Kode_Gejala int(5) Tidak Primary Key 2. Nama_Gejala varchar(25) Tidak - 3. Pertanyaan Text Tidak - 3. Struktur Tabel Pakar Tabel pakar digunakan untuk menyimpan data Kode_Pakar, Nama_Pakar, Username, Password, selengkapnya mengenai struktur tabel ini dapat dilihat pada tabel III.7 di bawah ini: Tabel III.7 Rancangan Tabel Pakar Nama Database rozi_edc Nama Tabel Pakar No Nama Field Tipe Data Boleh Kosong Kunci 1. Kode_Pakar int(5) Tidak Primary Key 2. Nama_Pakar varchar(25) Tidak - 3. Username varchar(10) Tidak - 4. Password varchar(10) Tidak -

55 76 4. Struktur Tabel Mesin EDC Tabel mesin EDC digunakan untuk menyimpan data Kode_Mesin EDC, Nama_Mesin EDC, Username, Password, selengkapnya mengenai struktur tabel ini dapat dilihat pada tabel III.8 di bawah ini: Tabel III.8 Rancangan Tabel Pengguna Nama Database rozi_edc Nama Tabel Pengguna No Nama Field Tipe Data Boleh Kosong Kunci 1. Kode_Mesin EDC int(5) Tidak Primary Key 2. Nama_Mesin EDC varchar(25) Tidak - 3. Username varchar(10) Tidak - 4. Password varchar(10) Tidak - 5. Struktur Tabel Kerusakan Tabel kerusakan digunakan untuk menyimpan data Kode_Kerusakan, Nama_Kerusakan, Keterangan, Solusi, selengkapnya mengenai struktur tabel ini dapat dilihat pada tabel III.9 di bawah ini: Tabel III.9 Rancangan Tabel Kerusakan Nama Database rozi_edc Nama Tabel Kerusakan No Nama Field Tipe Data Boleh Kosong Kunci 1. Kode_Kerusakan int(5) Tidak Primary Key 2. Nama_Kerusakan varchar(25) Tidak Unique 3. Keterangan Text Tidak - 4. Solusi Text Tidak - 6. Struktur Tabel Rule Tabel rule digunakan untuk menyimpan data Kode_Rule, Kode_Kerusakan, selengkapnya mengenai struktur tabel ini dapat dilihat pada tabel III.10 di bawah ini:

56 77 Tabel III.10 Rancangan Tabel Rule Nama Database rozi_edc Nama Tabel Rule No Nama Field Tipe Data Boleh Kosong Kunci 1. Kode_Rule varchar(6) Tidak Primary Key 2. Kode_Kerusakan int(5) Tidak Foreign Key 7. Struktur Tabel Rule_Detail Tabel rule_detail digunakan untuk menyimpan data Kode_Rule, Kode_Gejala, selengkapnya mengenai struktur tabel ini dapat dilihat pada tabel III.11 di bawah ini: Tabel III.11 Rancangan Tabel Rule_detail Nama Database rozi_edc Nama Tabel rule_detail No Nama Field Tipe Data Boleh Kosong Kunci 1. Kode_Rule varchar(6) Tidak Foreign Key 2. Kode_Gejala int(5) Tidak Foreign Key III ERD (Entity Relationship Diagram) Tahap selanjutnya pada penelitian ini yaitu merancang ERD untuk mengetahui hubungan antar tabel yang telah didesain sebelumnya, ERD tersebut dapat dilihat pada gambar III.35 :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil dari aplikasi sistem

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil dari aplikasi sistem BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil dari aplikasi sistem pakar kerusakan perangkat EDC BCA dapat dilihat sebagai berikut :. Tampilan Form

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap diagnosis penyakit Ovarium Dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem pakar mendeteksi penyakit rheumatic pada manusia dengan menggunakan metode dempster shafer yang meliputi analisa sistem

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KENDALA DAN KERUSAKAN PERANGKAT EDC ( ELEKTRONIC DATA CAPTURE) MENGGUNAKAN METODE TEOREMA BAYES

KLASIFIKASI KENDALA DAN KERUSAKAN PERANGKAT EDC ( ELEKTRONIC DATA CAPTURE) MENGGUNAKAN METODE TEOREMA BAYES KLASIFIKASI KENDALA DAN KERUSAKAN PERANGKAT EDC ( ELEKTRONIC DATA CAPTURE) MENGGUNAKAN METODE TEOREMA BAYES S K R I P S I Oleh : M.FACHRURROZI NST NIM. 1220000087 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Penyakit Akromegali Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Analisis Sistem Analisis sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan. Analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Akper dan Akbid ini masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai sistem yang lama guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai sistem yang lama guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Penyakit Alzheimer Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah yang bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem geografis menentukan jalur terpendek pemadam kebakaran,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN UJI COBA

BAB III ANALISIS DAN UJI COBA BAB III ANALISIS DAN UJI COBA III.1. Analisis Masalah Analisa masalah yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi sistem informasi geografis lokasi toko pancing di kota Medan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Sistem Informasi Geografis Lokasi Pemetaan Daerah Daerah Lokasi Aman Banjir Dikota Medan Berbasis Web, masih bersifat manual, yaitu untuk pencarian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Support Center Resmi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Melihat kebutuhan akan informasi tentang Lokasi Bimbingan Belajar merupakan hal yang penting bagi setiap masyarakat yang ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem geografis tata letak les bahasa inggris

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem aplikasi penentuan pajak

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Seiring pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang saat ini, masyarakat tidak bisa lepas dari kebutuhan jasa layanan suatu bank. Mengingat hal

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai sistem yang ada guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang berjalan pada sistem

Lebih terperinci

Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses. deteksi adanya viskositas darah dalam tubuh adalah sebagai berikut :

Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses. deteksi adanya viskositas darah dalam tubuh adalah sebagai berikut : 37 3. Jenis Kelamin Contoh input data jenis kelamin adalah : Jenis Kelamin : Laki-Laki III.1.2. Analisa Proses Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan proses deteksi adanya viskositas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian data akuntansi masih bersifat manual, banyaknya kendala yang terdapat pada penginformasian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 28 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah Sistem Informasi Geografis Lokasi Baby Shop di Kota Medan. Adapun

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemberian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait didalam Sistem Informasi Geografis Lokasi Rekreasi Waterboom di Kota Medan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Berdasarkan analisis masalah, maka perangkat lunak sistem data mining varian produk elektronik sound system untuk Pengguna ketepatan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa pada sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Jumlah Produksi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa pada sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem aplikasi Android pada E-News, dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 25 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa herpes

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Analisis sistem adalah tahapan yang memiliki tujuan untuk mempelajari prosedur yang sedang berjalan saat ini dan kebutuhan pengguna dari aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah penelitian yang dilakukan oleh kursus pengemudi mobil, diperoleh data-data yang dibutuhkan untuk membuat sistem informasi geografis.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis toko hewan di kota Medan berbasis web.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Sistem Pakar Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait didalam Sistem Informasi Geografis Ragam Budaya Indonesia yang berjalan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Tahap analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai sistem yang lama guna mendapatkan bahan evaluasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.. Analisis Masalah Analisa masalah untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar diagnosa penyakit yang menyerang telapak kaki dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 37 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Penetapan Harga Pokok Penjualan Peralatan Rumah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan selama ini masih menggunakan sistem yang manual. Analisa input yang ada pada sistem yang sedang berjalan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 24 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada ng berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa kanker

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pengolahan Pembayaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Melihat kebutuhan akan informasi tentang Lokasi Penjualan Makanan cepat saji KFC, Pizza Hut, dan McDonald s merupakan hal yang penting

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pendukung keputusan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar penentuan kelayakan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Kualitas Ekspor

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Kinerja Dosen Menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis masalah Analisis masalah merupakan masalah ng terjadi dalam sistem ng lama baik dalam melakukan pengolahan data dan penmpaian informasi ng ada. Adapun

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Analisis sistem adalah tahapan yang memiliki tujuan untuk mempelajari prosedur yang sedang berjalan saat ini dan kebutuhan pengguna dari aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju tempat ibadah yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan. Analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Progeria Menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi transportasi saat ini, masyarakat umum tidak bisa lepas dari penggunaan alat transportasi pribadi guna membantu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Penentuan Jumlah Produksi Keramik pada PT. Jui Shin Medan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisa sistem bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap hasil identifikasi kerusakan smartphone chipset mediatek dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini, banyak orang yang sering menderita penyakit alergi pada kulit seperti gatal-gatal, timbul bintik-bintik merah, atau timbul benjolan pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Kamera merupakan salah satu perangkat Digital yang sangat digemari saat ini. Banyak dari pengguna kamera yang menggunakan kamera tersebut secara

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem. Adapun pengolahan pengendalian surat masuk dan surat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seseorang yang ingin memeriksa kesehatannya cenderung untuk berkonsultasi ke dokter ahli, namun terkadang hal ini dapat menyulitkan seseorang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju toko Majestyk yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1.Analisa Masalah Berbagai upaya telah dilakukan oleh perusahaan untuk menanggulangi penyakit seperti gejala-gejala, nilai akurasi di data, namun tanpa peran serta

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Tahap analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai sistem yang lama guna mendapatkan bahan evaluasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS MASALAH DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisi masalah pada sistem yang sedang berjalan adalah terdapat kelemahan mengenai pengolahan data khususnya dalam pengadaan barang konstruksi.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh Kantor SAR Banda Aceh adalah kesulitan dalam mengolah dan mencatat penerimaan dan pengeluaran kas yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam pengolahan data pendapatan dan pengeluaran masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1.Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan Standar Mutu Jagung

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pakar Mendeteksi Kerusakan Sepeda Motor

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Setelah melakukan penelitian pada PT. Rubber Hock Lie Sunggal maka penulis menemukan beberapa masalah yang menjadi penghambat dari sistem yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah pada sistem yang sedang berjalan adalah adanya kelemahan dalam mengelola data-data penyusutan khususnya dalam pengolaan akuntansi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis merupakan tahap awal yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini sangat penting karena dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis sistem yang sedang berjalan pada Politeknik Ganesha dalam pengumpulan data pengguna Smartphone hanya berdasarkan informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini pengolahan dana kas kecil pada Kantor Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Medan tidak dilakukan dengan baik, sehingga menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Hal ini tentu menjadi masalah bagi bagian inventory dalam pengolahan persediaan akhir stok ATK, diantaranya sulit memasukan data pembelian dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap bagaimana seseorang memilih smartphone

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Penentuan Kualitas Buah Apel Menggunakan Metode SAW Pada Swalayan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Semangka merupakan salah satu buah yang sangat digemari masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, renyah dan kandungan airnya yang banyak.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 35 8 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem yang berjalan in bertujuan untuk mencari informasi mengenai masalah yang ada guna mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DASAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DASAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DASAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Sistem yang akan dikembangkan adalah sebuah software atau aplikasi sistem pengelolaan akuntansi inventaris pada kantor. Aplikasi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 22 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan dalam mendeteksi gangguan internet speedy menggunakan metode forward chaining adalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN. yang jelas untuk perbaikan ataupun pengembangan dari suatu sistem.

BAB III ANALISA DAN DESAIN. yang jelas untuk perbaikan ataupun pengembangan dari suatu sistem. 27 BAB III ANALISA DAN DESAIN Analisis sistem digunakan untuk melakukan penguraian terhadap suatu sistem informasi secara nyata yang bertujuan untuk melakukan identifikasi terhadap masalah yang mungkin

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Jamur dapat tumbuh dengan mudah sehingga banyak dijumpai di alam bebas. Namun tidak semua jenis jamur yang dapat dikonsumsi masyarakat, masih

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemberian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis letak lokasi baliho di Kota Medan, yakni menganalisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN. sistem yang akan dirancang, evaluasi pada masalah yang ada adalah : informasi lokasi SMU dan SMK di kota medan.

BAB III ANALISA DAN DESAIN. sistem yang akan dirancang, evaluasi pada masalah yang ada adalah : informasi lokasi SMU dan SMK di kota medan. BAB III ANALISA DAN DESAIN III.1. Analisis Masalah Pada tahap analisis ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai masalah yang ada guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan pada sistem yang

Lebih terperinci