BAB II TELAAH PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TELAAH PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Manajemen Mutu. Manajemen mutu merupakan seluruh aktifitas dari fungsi manajemen yang menentukan kebijaksanaan, tujuan, tanggung jawab, dan mengimplementasikannya melalui manajemen mutu, seperti perencanaan pengendalian, penjaminan dan peningkatan mutu (Indranata, 2007). Selanjutnya menurut Ishikawa (Nasution, 2010) manajemen mutu adalah kolaborasi semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan atau organisasi ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, produk, kerjasama dan kepuasan pelanggan. Arti lainnya bahwa manajemen mutu merupakan sistem manajemen yang berorientasi pada kualitas, sebagai strategi untuk kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota perusahaan atau organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen mutu merupakan gabungan dari semua fungsi manajemen yang dibangun berdasarkan konsep kualitas dan berorientasi pada peningkatan mutu sehingga kepuasan pelanggan dapat tercipta Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 ISO 9001:2008 berisi persyaratan yang diperlukan untuk kegiatan dan proses dalam sistem manajemen mutu yang efektif, tetapi tidak memberitahukan bagaimana organisasi melaksanakan persyaratan dan bagaimana menerapkan sistem

2 tersebut. Keberhasilan atau kegagalan dari penerapan sistem manajemen mutu tergantung bagaimana persyaratan, proses yang digunakan, dan pola pikir pimpinan puncak dan karyawan lainnya. Keberhasilan menerapan ISO 9001:2008 tidak hanya bergantung pada kesesuaian teknis tetapi juga pada semua orang dalam organisasi dan kesediaan mereka untuk melayani pelanggan. Sistem ISO 9001:2008 fokus pada efektivitas proses penelaahan perbaikan berkelanjutan dengan pilar utama pola berpikir PDCA "Plan, Do, Check, Act" (Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti), dimana dalam setiap proses melakukan perencanaan yang matang, penerapan yang jelas dan terukur, melakukan evaluasi dan pengolahan data yang akurat, selanjutnya memperbaikinya. Pilar berikutnya yang digunakan untuk keberhasilan penerapan ISO 9001:2008 ini, menurut Cianfrani (2009), adalah 8 prinsip manajemen mutu yang bertujuan untuk mengimprovisasi kinerja sistem agar proses yang berlangsung sesuai dengan fokus utama yaitu efektivitas proses penelaahan perbaikan berkelanjutan. Kedelapan prinsip manajemen yang dimaksud adalah : Customer Focus, Leadership Involvement of people, Process approach, System Approach to Management, Continual Improvement, Factual approach to decision making, Mutually beneficial supplier relationships. Keberhasilan penerapan SMM ISO 9001:2008 ini tergantung pada semua orang dalam organisasi tersebut.

3 2.3. Sistem Manajemen dalam Perpustakaan. Mutu ISO 9001: 2008 ISO 9001:2008 dalam lembaga jasa seperti perpustakaan dikembangkan berdasarkan pada suatu model proses dengan menggunakan delapan prinsip manajemen mutu yang menunjang suatu evolusi menuju lembaga perpustakaan yang baik dan dengan menekankan pada kepuasan pemustaka. Delapan prinsip manajemen mutu pada perpustakaan yang dapat menunjang atau memfasilitasi suatu bentuk menuju sistem layanan yang baik itu menurut pendapat Mulyono, 2008., adalah sebagai berikut: (1) Fokus pada Pemustaka, (2) Kepemimpinan, (3) Keterlibatan staf perpustakaan, (4) Pendekatan proses, (5) Pendekatan sistem pada manajemen, (6) Perbaikan yang terus-menerus, (7) Pendekatan faktual, (8) Relasi dengan pemasok yang saling menguntungkan Fokus pada Pemustaka. Keberlangsungan suatu perpustakaan sangatlah bergantung kepada pemustakanya. Oleh karena itu, pemustaka menjadi salah satu fokus penting yang harus diperhatikan. Organisasi perpustakaan yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 diharuskan memiliki strategi khusus untuk terusmenerus memantau kepuasan pemustakanya., perpustakaan harus tergantung pada pemustakanya segala upaya ditujukan untuk kepuasan pemustaka. Bend (Nasution, 2010) merumuskan kepuasan pelanggan sebagai perbandingan antara dari barang atau jasa yang dirasakan dengan keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan. Lebih lanjut Bend (Nasution,

4 2010) mengemukakan : apabila telah tercapai kepuasan pelanggan, maka akan timbul pembelian ulang dan kesetiaaan. Hal tersebut menandakan bahwa pelanggan merasa puas sesuai yang diharapkan. Hal yang perlu dilakukan dalam fokus pada pemustaka adalah meneliti, memahami kebutuhan dan harapan pelanggan, seperti yang dikemukan oleh Gasperz (Nasution, 2010) bahwa mekanisme untuk memahami harapan pelanggan dapat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu tingkat pertama menampung keluhan, tingkat ke dua mendifinisikan keluhan dengan mengkomunikasikan dengan pelanggan dan yang ke tiga memahani harapan pelanggan. Berikutnya harus bisa memastikan bahwa tujuan organisasi perpustakaan selaras dengan kebutuhan dan harapan pemustaka, dapat mengkomunikasikan pentingnya memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan di seluruh tingkatan organisasi perpustakaan, hal ini sesuai dengan mekanisme pemahaman harapan pelanggan tingkat ke dua yang dikemukakan oleh Gesperz (Nasution, 2010) yaitu untuk menjawab pertanyaan pelanggan, tetapi bukan untuk mendengarkan harapan pelanggan. Perpustakaan melakukan survey untuk mengukur kepuasan pelanggan (survey kepuasan pelanggan) dan menindaklanjuti hasilnya seperti yang dikemukan oleh Kotler (Nasution, 2010) bahwa Perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus

5 juga memberikan tanda (signal) positip bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggan. Selanjutnya memastikan pendekatan yang seimbang antara kepuasan pemustaka dan kepuasan pihak berkepentingan lainnya (manajemen puncak, staf perpustakaan, perpustakaan lain, pemasok dan Pemerintah). Untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pemustaka, sebagai pengelola perpustakaan harus bisa memberikan kepuasan kepada pemustakanya. Hal tersebut seperti pendapat Nasution, 2010 yaitu : kepuasan pelanggan sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi Kepemimpinan. Kepala perpustakaan merupakan elemen terpenting di dalam suatu organisasi perpustakaan, keberhasilan suatu organisasi perpustakaan biasanya dimulai dari kecakapan kepala perpustakaan dalam memaksimalkan potensi sumberdaya yang dimilikinya. Kepala perpustakaan berfungsi menjadi leader dalam menetapkan arah dan tujuan perpustakaan. Menurut Anderson (Matondang, 2008) adalah dimana seorang pemimpin dapat dikatakan efektif apabila seorang pemimpin dapat mampu mempengaruhi bawahannya untuk dapat melakukan aktivitas yang dikehendakinya guna mencapai tujuan perusahaan. Kemampuan seorang pemimpin untuk dapat mempengaruhi

6 bawahannya dinamakan kepamimpinan atau leadership. Yang perlu dilakukan oleh Kepala perpustakaan adalah memperhatikan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan termasuk pemustaka, staf perpustakaan, manajemen puncak, perpustakaan lain, pemasok dan Pemerintah, Seperti yang ditulis oleh Matondang, (2008) dalam bukunya Kepemimpinan : peranan pemimpin sangat dominan bahkan determinan dalam pencapaian sasaran pokok organisasi dan mewujudkan visi. Kepala perpustakaan dapat membangun visi yang jelas tentang masa depan organisasi perpustakaan, menetapkan tujuan dan target yang SMART (Spesific, Measurable, Achievable, Realistic, Time Target) jelas, terukur, dapat dicapai, realistis, tepat sasaran, seperti yang dikemukan oleh Deming (Nasution, 2010) : Dalam menetapkan sasaran dan target harus dengan memperhatikan prinsip SMART. Selanjutnya Matondang, (2008) menandaskan bahwa seorang pemimpin harus visioner, harus mampu membuat keputusan dan mengantisipasi gejolak perubahan strategis masa depan. Hal sama juga diungkapkan oleh Neuschel, (2008) : Pemimpin yang efektif harus memiliki kapasitas untuk membuat ide, visi, dan kemampuan untuk membuat konsep. Serta seorang kepala perpustakaan dapat menyediakan sumber daya yang diperlukan baik sumber daya manusia atau asset, dan memberikan pelatihanpelatihan untuk meningkatkan kompetensi staf perpustakaan.

7 Keterlibatan Staf Perpustakaan (Pustakawan). Sebaik apapun strategi yang ditetapkan pihak manajemen tidak akan ada gunanya bila tidak diamini oleh seluruh karyawan yang ada di organisasi Perpustakaan tersebut. Oleh karena itu, peran aktif dari staf perpustakaan sangat dibutuhkan untuk keberhasilan implementasi sistem manajemen mutu. Melibatkan semua staf perpustakaan, personel di setiap tingkatan adalah sesuatu hal yang penting dari organisasi perpustakaan. Setiap staf perpustakaan harus memahami pentingnya kontribusi dan peran mereka dalam organisasi, seperti yang diungkapkan oleh Tjiptono dan Diana (2001), bahwa semua staf perpustakaan terlibat aktif dalam program yang diadakan perpustakaan. Selanjutnya setiap staf perpustakaan harus dapat mengidentifikasi hambatan terhadap kinerja mereka, harus memahami tugas dan tanggung jawab. Arti tanggung jawab itu sendiri menurut Ramdhani (2002) adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu kalau ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, menanggung segala akibatnya, tanggung jawab itu sendiri ialah siap menerima kewajiban atau tugas. Selanjutnya setiap staf secara aktif mencari kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan pengalaman dengan diadanya pelatihan dapat meningkatkan kompetensi dan pengetahuan staf serta bebas berbagi pengetahuan dan pengalaman.

8 Pendekatan Proses. Sebuah hasil yang hendak dicapai akan lebih efisien diraih ketika kegiatan-kegiatan dan sumber daya terkait dikelola sebagai suatu kesatuan proses yang tidak dapat dipisahkan. Ini juga berarti bahwa yang terpenting dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 adalah proses bukan hasil, artinya, target yang tidak tercapai bukanlah masalah utama, masalahmasalah yang tidak dapat dimaafkan selama kegagalan tersebut dianalisis dan dilakukan perbaikan ke depannya. Kegiatan dalam penerapan sistem pada organisasi perpustakaan mengikuti alur proses, pelaksanaan yang tidak sesuai dengan flow process itu sendiri akan berdampak pada hilangnya kepercayaan pemustaka. Perpustakaan perlu menetapkan dan mendefinisikan semua kegiatan yang diperlukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan, hal tersebut seperti yang dikemukan oleh Tenner dan DeToro, (Nasution, 2010) mendifinisikan masalah proses suatu model perbaikan proses dimulai dari penetapan atau spesifikasi sistem mana yang terlibat agar usaha-usaha dapat terfokus pada proses bukan pada output. Selanjutnya Perpustakaan menetapkan tanggung jawab yang jelas dan akuntabilitas untuk mengelola kegiatan kunci utama (peningkatan mutu layanan) organisasi perpustakaan hal ini merupakan fungsi koordinasi. Menurut Terry, (2006) dalam bukunya, Principle of Management : Koordinasi adalah suatu

9 usaha yang sinkron/teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Menurut tinjauan manajemen, koordinasi menurut Terry, (2006), meliputi : (a) Jumlah usaha baik secara kuantitatif, maupun secara kualitatif. (b) Waktu yang tepat dari usaha-usaha tersebut. (c) Penentuan arah usaha-usaha tersebut. Menganalisis dan mengukur dari kemampuan kegiatan kunci utama, bisa mengidentifikasi interaksi proses antara suatu bagian dengan bagian yang lain di dalam organisasi perpustakaan. Hal ini ditandaskan oleh Neuschel, (2008) bahwa kapasitas untuk mengidentifikasi dan menilai dengan cepat apa yang penting menjadi karakter umum pimpinan yang sukses. Karakter ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kapasitas yang lebih luas dan dasar untuk akal sehat (sumber penilaian) yang solid, yang merupakan asset yang tak ternilai bagi pemimpin yang sukses. Fokus pada faktor-faktor seperti sumber daya, metode, dan bahan-bahan yang akan meningkatkan kegiatan kunci dari organisasi, dapat mengevaluasi risiko, konsekuensi dan dampak dari kegiatan pada pemustaka, pemasok dan pihak berkepentingan lainnya Pendekatan Sistem pada Manajemen. Mengidentifikasi, memahami dan mengelola proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem memberikan kontribusi pada efektifitas dan efisiensi

10 organisasi dalam mencapai tujuan organisasi perpustakaan. Hal yang perlu dilakukan perpustakaan dalam pendekatan system pada manajemen adalah penataan sistem untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang paling efektif dan efisien, memahami keterkaitan antara proses-proses dalam suatu sistem, menyelaraskan dan mengintegrasikan proses-proses yang ada, memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran dan tanggung jawab yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama dan dengan demikian mengurangi hambatan lintas-fungsional, memahami kemampuan organisasi dan menetapkan kendala sumber daya sebelum mengambil tindakan, terus meningkatkan sistem melalui pengukuran dan evaluasi, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Tenner dan DeToro (Nasution, 2010) dalam langkah-langkah perbaikan proses, langkah ke enam yaitu : langkah untuk melanjutkan pengukuran dan mengevaluasi efektifitas dari proses yang diperbaiki itu. Informasi yang diperoleh kemudian dijadikan umpan balik untuk melaksanakan perbaikan proses selanjutnya, sehingga diperoleh suatu perbaikan proses secara terus-menerus Perbaikan yang Terus-menerus. Perbaikan berkesinambungan dari kinerja keseluruhan organisasi perpustakaan harus menjadi tujuan tetap organisasi. Ini juga berarti bahwa organisasi tidak boleh puas terhadap hasil yang dicapai, harus selalu ada peningkatan performa dari tahun ke tahun, hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Neuschel, (2008) : Seorang Pepimpin yang sukses selalu

11 tidak puas dan menanamkan perasaan itu di dalam diri pasukannya. Itu adalah jenis ketidakpuasan yang sehat untuk mendorong para bawahannya mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi. Perbaikan terus menerus ini merupakan roh penerapan ISO 9001 : Dalam kaitannya dengan perbaikan yang berkesinambungan perpustakaan secara periodik melakukan pemeriksaan sistem, hal ini seperti yang ditandaskan oleh Gasperz (Nasution, 2010) Suatu disiplin manajemen harus ditetapkan untuk menjamin peninjauan ulang secara periodik terhadap proses dan memprioritaskan usaha-usaha perbaikan berikutnya secara terus-menerus, seperti menjalankan kegiatan internal audit. Menurut Tugiman (1997) audit internal adalah: suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan, dan mengadakan rapat khusus yang membahas masalah yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu (biasa disebut rapat tinjauan manajemen) Pendekatan Faktual pada Pengambilan Kepu- tusan. Keputusan yang efektif adalah keputusan didasarkan pada analisis data dan informasi yang benar, sehingga masalah-masalah mutu dapat terselesaikan secara efektif dan efisien. Tidak ada data (bukti penerapan) sama dengan tidak dilaksanakannya SMM ISO 9001:2008.

12 Perpustakaan memastikan bahwa data dan informasi yang ada cukup akurat dan dapat diandalkan, membuat data yang dapat diakses oleh mereka yang membutuhkannya, menganalisis data dan informasi menggunakan metode yang valid. Membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan pada analisis faktual, seimbang dengan pengalaman dan intuisi. Menurut Supranto (1998), mengambil atau membuat keputusan berarti memilih satu di antara sekian banyak alternatif. Hal serupa juga diungkapkan oleh Drucker, (Salusu, 2002). Pengambilan keputusan merupakan tindakan pemilihan dari satu atau lebih kemungkinan, namun ini hampir tidak merupakan pemilihan antara yang benar dan yang salah, tetapi justru sering terjadi ialah pilihan antara yang hampir benar dan yang mungkin salah. Menurut Morgan dan Cerullo, (Salusu, 2002), keputusan sebagai sebuah kesempatan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan, melalui pertimbangan dilakukan analisis untuk beberapa kemungkinan atau alternatif, sesudah itu dipilih satu diantaranya. Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan permasalahan atau persoalan (problem solving), setiap keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang akan dicapai. Inti dari pengambilan keputusan terletak dalam perumusan berbagai alternatif tindakan sesuai dengan apa yang sedang diperhatikan dan dalam pemilihan alternatif yang tepat setelah suatu evaluasi (penilaian) mengenai

13 efektivitasnya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki pengambil keputusan. Salah satu komponen terpenting dari proses pengambilan keputusan ialah kegiatan pengumpulan informasi dimana suatu apresiasi mengenai situasi keputusan dapat dibuat, apabila informasi yang cukup dikumpulkan guna memperoleh suatu spesifikasi yang lengkap dari semua alternatif dan tingkat keefektivitasannya dalam situasi yang sedang menjadi perhatian, proses pembuatan atau pengambilan keputusan relatif sangat mudah Relasi dengan pemasok yang saling mengun- tungkan Suatu organisasi perpustakaan dan rekanan kerja adalah suatu hubungan yang saling ketergantungan dan saling menguntungkan serta untuk meningkatkan kemampuan keduanya mencapai target. Mutu produk atau jasa yang diberikan oleh pihak ketiga (Perpustakaan lain, penerbit, agen, distributor, toko buku, Pemerintah) sangat mempengaruhi mutu akhir produk (barang maupun jasa) suatu organisasi perpustakaan. Oleh karena itu, memantau kinerja pemasok merupakan hal yang sangat ditekankan dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Yang perlu dilakukan oleh perpustakaan dalam hal ini adalah membangun hubungan yang menyeimbangkan keuntungan jangka pendek dengan pertimbangan jangka panjang. Hasil penelitian

14 Ganesan (1994) membuktikan bahwa kepuasan agen terhadap hasil sebelumnya berhubungan positif dengan pertimbangan kerjasama jangka panjang. Hasil ini mengindikasikan bahwa ketidakpuasan agen terhadap hasil sebelumnya akan berdampak pada keinginan agen untuk menjalin hubungan yang bersifat jangka pendek. Serta melakukan seleksi dan evaluasi terhadap semua pemasok produk (barang/jasa) yang mempengaruhi hasil akhir produk (barang/jasa) organisasi perpustakaan. Dalam area relationship jasa, Berry dan Parasuraman (Morgan & Hunt, 1994), mengemukakan bahwa relationship dibangun dengan dasar komitmen yang saling menguntungkan seperti dalam proses pada satu konsumen menjadi setia pada merk tertentu dan kemudian melakukan pembelian berulang. Bagian dari partnership mengidentifikasi bahwa komitmen antara mereka adalah sebagai kunci untuk mencapai hasil yang membuat nilai bagi mereka Efektivitas Penerapan SMM ISO 9001 : 2008 di Perpustakaan. Efektivitas memiliki pengertian yang berbedabeda berdasarkan perspektif dan pendekatan pemahaman masing-masing disiplin ilmu, mengutip pendapat Gie (2000) yang menyatakan bahwa : efektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek yang dikehendaki. Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut

15 sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa : Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya. Selanjutnya Siagian (2001) memberikan definisikan efektivitas merupakan pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah suatu pekerjaan yang dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, efisien apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan target yang telah direncanakan. Sedangkan efektivitas penerapan SMM ISO 9001 : 2008 di Perpustakaan apabila makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya artinya makin tinggi prosentase kepuasan pemustaka, makin efektif dalam melaksanakan prinsip-prinsip SMM ISO 9001:2008 di organisasi perpustakaan. Menurut Rusmono (2012) Efektivitas penerapan SMM ISO 9001:2008 di perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan layanan yang prima kepada pemustaka, sehingga pemustaka mendapat kepuasan maksimal dalam mempergunakan fasilitas perpustakaan. Efektif

16 atau tidaknya penerapan SMM akan sangat tergantung kepada pimpinan puncaknya dan segenap jajaran di bawahnya, dalam hal ini komitmen yang tinggi Pimpinan universitas dan seluruh staf perpustakaan. Manfaat dari penerapan SMM ISO 9001 : 2008 menurut Gasperzs (2001) yang diperoleh dari beberapa organisasi/perusahaan yang telah menerapakan SMM 9001:2008 pada manajemen mutunya, antara lain meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pada pelanggan melalui jaminan mutu yang yang terorganisir dan baku, bagi organisasi/lembaga yang telah bersertifikat ISO 9001:2008 diijinkan untuk mempromosikan organisasinya/lembaganya pada media masa baik cetak maupun elektronik, bahwa sistem manajemen mutu perusahaan tersebut telah diakui secara internasional. Sedangkan manfaatnya penerapan SMM 9001:2008 bagi perpustakaan menurut Purwono (2011) adalah : (1) Dalam proses kegiatan, cara, pencapaian sasaran, dan evaluasi tergambar dengan jelas sehingga kepala perpustakaan dan pustakawan teknisi dapat melakukan pekerjaan dengan standar yang pasti. (2) Layanan yang berkualitas (mutu) berbasis kebutuhan pemustaka sehingga kepuasan pemustaka menjadi terjaga, karena bila ada sesuatu yang dirasa kurang memuaskan oleh pemustaka, tindakan perbaikan selalu dilakukan. (3) Kepala perpustakaan dan pustakawan teknisi merasa dihargai sama dengan profesi lain seperti seorang yang berprofesi sebagai guru, akuntan, peneliti, dan tenaga medis, karena mempunyai tugas yang jelas dan selalu termonitor

17 kinerjanya. (4) Dalam proses audit bila ditemukan sesuatu yang tidak sesuai dengan standar mutu, verifikasinya membuat seluruh pustakawan baik itu sebagai kepala perpustakaan atau pustakawan teknisi akan berhati-hati dalam melakukan kegiatan sehingga mutu terjamin. (5) Dokumentasi dan pengarsipan terjaga karena semuanya merupakan roh ISO SMM 9001:2008 tercatat di Catatan Mutu dengan mudah bila di akses kembali. (6). Dengan diterapkan ISO SMM 9001:2008, semua Pustakawan semakin ahli memanfaatkan sarana dan fasilitas yang ada di perpustakaan. Selain itu audit sistem manajemen mutu dari organisasi/lembaga yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2008 akan dilakukan pemeriksaan secara periodik oleh badan yang melakukan registrasi yaitu badan sertifikasi, sehingga pemustaka akan selalu mendapatkan layanan yang bermutu. Dalam peningkatkan mutu layanan, perpustakaan melaksanakan prinsip-prinsip SMM 9001:2008. Dengan prinsip ini diharapkan pelaksanaan penerapan SMM ISO 9001:2008 di perpustakaan benar-benar menjadi efektif untuk meningkatkan kinerja perpustakaan dalam mencapai target atau tujuan yang telah ditetapkan. Implementasi ISO 9001:2008 akan mempermudah peningkatan kinerja, pengembangannya dengan cara pembakuan prosedur, monitoring dalam proses, kreativitas dan inovasi dalam layanan yang telah dilakukan oleh perpustakaan tersebut.

18 Mengapa perpustakaan perguruan tinggi mengimplementasikan SMM ISO 9001:2008?, karena SMM menyediakan kerangka kerja dan prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan secara nyata dalam aktifitas layanan perpustakaan untuk terciptanya dan tercapainya kepuasan bagi pemustakanya (pelanggan). Hal yang cukup penting dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 ini adalah bahwa Perpustakaan PT dapat menjelaskan secara terukur kontribusi perpustakaan bagi Perguruan Tingginya. Sekitar tahun 1990-an kita sering mendengar bahwa perpustakaan sebagai jantung universitas, apakah saat ini masih relevan dengan sebutan tersebut?. Ibarat universitas sebagai tubuhnya, jantung merupakan organ tubuh yang paling vital, jadi apabila perpustakaan sebagai jantungnya universitas berhenti, maka yang terjadi pada universitas tersebut segala aktivitas akan berhenti juga. Maju mundurnya sebuah universitas, tergantung pada perpustakaannya yaitu meliputi jenis, kelengkapan koleksinya dan segala fasilitas penunjangnya. Dalam era global seperti sekarang ini hampir seluruh perguruan tinggi di dunia ini semua menuju pada universitas kelas dunia (world class university). Merespon pada upaya untuk menjadi universitas bertaraf internasional, maka perpustakaan sebagai salah satu unsur pendukung perguruan tinggi perlu pula menjadi perpustakaan kelas dunia (world class library). Untuk membuktikan perpustakaan tersebut sudah menjadi perpustakaan kelas dunia (bertaraf internasional) atau belum dengan melihat salah satu

19 elemen yang terpenting yaitu perpustakaan atau perguruan tinggi sebagai lembaga induknya sudah bersertifikat SMM ISO 9001 : 2008 atau belum, karena sertifikasi tersebut untuk mengetahui, menilai dan merupakan bukti nyata bahwa suatu instansi/lembaga telah diakui secara internasional tentang sistem manajemen mutunya. SMM ISO 9001:2008 bukan suatu tujuan akhir, tapi proses untuk mencapai tujuan sasaran mutu. Tujuan akhir adalah kepuasan dari perspektif pemustakanya (pelanggan) dan kepuasan harus terukur. (Sallis, 2010). Perpustakaan sebagai sumber informasi, diharapkan untuk memberikan layanan yang berkualitas (bermutu) kepada pemustaka dengan memanfaatkan fasilitas dan teknologi informasi yang ada. Pustakawan mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga keberlangsungan mengelola proses yang telah diraih melalui SMM ISO 9001:2008, peran tersebut menurut Cianfrani (2009) adalah: Kepala perpustakaan dan para pustakawan teknis, patuh untuk menjalankan dan memegang komitmen dalam menjalankan SMM ISO 9001: 2008 yaitu untuk kepuasan pemustaka, konsistensi terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tertib, terukur dan terdokumentasi, senantiasa menggunakan data untuk mengambil keputusan, memegang teguh dan menerapkan budaya mutu layanan. Dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 dalam perpustakaan menurut Safrudin (2011), akan berguna untuk meningkatkan image, citra, daya saing, kinerja staf (efektifitas dalam bekerja dan efisiensi penggunaan

20 anggaran dalam proses kegiatan) perpustakaan, serta meningkatkan komunikasi secara internal dan menjalin hubungan baik dengan pemangku kepentingan. Sedangkan untuk memperbaiki manajemen organisasi (perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan) dengan menerapkan SMM ISO 9001:2008 semakin mendapat kepercayaan dari pemustaka, lembaga induknya, mitra kerja (pemasok), perpustakaan lain, distributor, agen, toko buku, sponsor dan lainnya. Dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 ini secara efektif diharapkan kinerja para pustakawan meningkat, sehingga kepuasan pemustaka dapat terwujud, serta visi dan misi perpustakaan dapat terlaksana Kendala yang mungkin terjadi dalam Penera- pan SMM ISO 9001:2008 di Perpustakaan. Penerapan SMM ISO 9001:2008 di perpustakaan akan mengalami kendala manakala ada faktor yang tidak sesuai, infrastruktur yang kurang mendukung, dan faktor lainnya. Sebagaimana disampaikan oleh Hasel yang dikutip oleh Nasution (2010), ada beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya kendala penerapan SMM yaitu: (1). Kurangnya komitmen manajemen puncak, (2). Kurang dukungan infrastruktur, (3). Kualitas manajemen parsial, (4). Kurangnya pengetahuan tentang konsep SMM, (5). Budaya organisasi yang kurang mendukung,

21 (6). Ketidak sempurnaan penerapan SMM. Kurangnya komitmen manajemen puncak ditunjukkan oleh dukungannya yang hanya berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen arus proses. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen puncak belum menganggap proses produksi merupakan proses yang berhubungan dengan prosesproses yang lainnya, sehingga menyebabkan berbagai proses dalam organisasi belum terpadu (Hanik, 2011). Kurangnya dukungan infrastruktur dalam penerapan SMM di perpustakaan menyebabkan ketimpangan dalam gerak perpustakaan sebagai suatu sistem. Infrastruktur yang dimaksud adalah : Hubungan dengan pemustaka, sikap kerja staf perpustakan (pustakawan), dukungan manajemen puncak (rektor), manajemen sumberdaya manusia pustakawan, hubungan dengan pemasok (penerbit, distributor, agen, toko buku). Penerapan SMM yang masih bersifat parsial yang hanya berorientasi pada bidang produksi (jumlah bahan koleksi yang diolah dan jumlah buku yang dipinjamkan) saja menunjukkan bahwa penerapan SMM tidak mencakup keseluruhan sistem organisasi perpustakaan. Seharusnya SMM diintegrasikan ke dalam strategi yang lebih luas. Selanjutnya Hanik (2011) berpendapat bahwa kurangnya pengetahuan tentang konsep SMM akan mempersulit pustakawan untuk menerima dan menerapkan SMM, budaya organisasi perpustakaan kurang mendukung, yakni belum sepenuhnya berfokus

22 pada pelanggan. (pemustaka). Organisasi perpustakaan belum mengagap penting untuk menjalin hubungan jangka panjang dengan pemustaka maupun pemasok, serta belum menerapkan budaya mutu dalam perpustakan. Ketidak sempurnaan penerapan SMM disebabkan kekuatiran pustakawan, yang kemungkinan adanya peraturan bahwa pustakawan yang tidak memiliki kompetensi diberhentikan oleh organisasi perpustakaan. Mengembangkan budaya mutu memerlukan waktu yang relatif lama dan dituntut kerja keras, jika dua hal itu tidak berjalan baik, maka mekanisme kerja mutu akan terhambat (Sallis, 2010). Pelaksanaan SMM membutuhkan kesadaran seluruh pustakawan mulai dari pimpinan perpustakaan sampai staf pelayanan pembaca, Sistem manajemen mutu ini menuntut keterlibatan seluruh pustakawan, seluruh pustakawan inilah yang nantinya diharapkan akan dapat mendukung proses perubahan ke arah budaya mutu. Ariani (1999) menegaskan bahwa budaya mutu harus dibangun dengan memberikan kepercayaan kepada pustakawan, sehingga diharapkan para pustakawan bisa memberikan yang terbaik untuk kepuasan pemustaka. Kepuasan karyawan (pustakawan) akan terwujud bila mereka diberi kepercayaan. Perencanaan strategis dapat membantu pustakawan untuk memahami visi dan misi perpustakaan, perencanaan strategis ini juga mampu untuk menyembatani komunikasi atar pustakawan.

23 Ada tuntutan bagi pustakawan untuk mengetahui tujuan perpustakaan, dan bagaimana tujuan tersebut akan selalu berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Pustakawan senior harus mempercayai pustakawan yang ada di bawahnya untuk bersamasama mengusung tujuan perpustakaan ke depan. Selanjutkan Sallis (2010) menyatakan bahwa : Sistem manajemen mutu mengharuskan kesetiaan jangka panjang bagi pustakawan senior terhadap organisasi perpustakaan, tidak tertutup kesempatan pustakawan senior sendiri bisa menjadi penghambat dalam menjalankan sistem manajemen mutu. Pustakawan senior seringkali berharap hasil positif dari penerapan SMM ISO 9001, namun mereka tidak sepenuh hati memberikan dukungan pada SMM tersebut. Pustakawan senior bukan satu-satunya pihak yang bisa menghambat perkembangan mutu, pustakawan menengah sebagai petugas pelayanan pembaca juga bisa menjadi kendala dalam pelaksanaan SMM dengan adanya kekawatiran yang salah terhadap konswensi dilaksanakannya budaya mutu. Sistem Manajemen Mutu hendaknya tidak hanya sekedar jargon mapun hanya sebagai iklan bagi perpustakaan, karena jika demikian maka bisa menyebabkan hilangnya semangat dalam melaksanakan SMM, sehingga bisa munculnya sikap skeptis, sinisme, serta ketidakpercayaan terhadap perubahan.

24

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat sekarang ini telah menciptakan persaingan bisnis yang semakin ketat. Tiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan keunggulannya

Lebih terperinci

PENGENALAN ISO DAN PENGHARGAAN MUTU. Bahan Ajar Materi ke-3

PENGENALAN ISO DAN PENGHARGAAN MUTU. Bahan Ajar Materi ke-3 PENGENALAN ISO DAN PENGHARGAAN MUTU Bahan Ajar Materi ke-3 DELAPAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU Terdapat delapan prinsip manajemen mutu yang merupakan dasar dalam ISO 9000, yang dapat dipakai oleh pimpinan puncak

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System-QMS) menurut

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System-QMS) menurut BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Manajemen Mutu Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System-QMS) menurut Gaspersz (2008:268) yaitu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang kegiatan-kegiatan yang ada. Dalam rangka mencapai visi dan misi tertentu, suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen Bab II A. Landasan Teori 1. ISO 9001 ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen kualitas. ISO 9001 menetapkan persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu

Lebih terperinci

PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI

PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI Budiman Kusumah Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana Abstract: To achieve and organize the organization need guidance and evaluation which

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHUL

BAB I PENDAHULUAN PENDAHUL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Paradigma baru telah mengantarkan perguruan tinggi (PT) pada orientasi persaingan, bukan hanya sekedar pada level nasional, tapi orientasi persaingan tersebut

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU SNI ISO 9001: 2008 DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU SNI ISO 9001: 2008 DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU SNI ISO 9001: 2008 DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Ismanto Pustakawan Universitas Islam Indonesia 861002112@uii.ac.id Abstrak Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Selama ini ekspansi sekolah tidak menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil deskripsi dan analisa data pada Bab V, maka dapat disimpulkan bahwa : Pertama, implementasi SMM ISO 9001 : 2008 melalui 8 prinsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

8 PRINSIP MANAJEMEN MUTU

8 PRINSIP MANAJEMEN MUTU 8 PRINSIP MANAJEMEN MUTU 1. ORGANISASI YANG BERFOKUS PADA PELANGGAN Mengerti akan kebutuhan-kebutuhan sekarang dan di masa mendatang dari pelanggan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan dan melebihi harapan-harapannya

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi 1 B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya peran pendidikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kian lama kian disadari. Merujuk kepada UUD 1945 hasil amandemen, seluruh komponen bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga diperlukan pemikiran yang lebih kritis atas pemanfaatan secara optimal

Lebih terperinci

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu Milestone Pencapaian Visi-Misi UB VISI UB Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. terlepaskan dari perkembangan serupa di dunia industri yang didorong oleh

BABl PENDAHULUAN. terlepaskan dari perkembangan serupa di dunia industri yang didorong oleh BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bebas dan ketat di dunia pendidikan adalah bagian yang tidak terlepaskan dari perkembangan serupa di dunia industri yang didorong oleh perkembangan

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS. Syamsir Abduh

UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS. Syamsir Abduh UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS Syamsir Abduh Sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi melalui penetapan kebijakan dan sasaran mutu dan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Paparan hasil penelitian sebagaimana terdapat dalam bab IV telah memberikan gambaran yang utuh terkait implementasi SMM ISO di UIN Maliki Malang. Berikut disajikan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PERPUSTAKAAN

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PERPUSTAKAAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PERPUSTAKAAN Safrudin Aziz Abstrak Tulisan ini akan membahas tentang implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 pada institusi perpustakaan.

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang bergejolak, berubah sangat cepat, dan sulit untuk diprediksi. Keadaan ini merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Abstract Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan adalah merupakan elemen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya implementasi TQM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era pembangunan dewasa ini telah tumbuh dan berkembang bermacam-macam perusahaan di Indonesia baik di bidang jasa, perdagangan, maupun industri yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju globalisasi yang berkembang semakin cepat ini menuntut kebutuhan manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa mungkin tersaji dengan

Lebih terperinci

MENGGAGAS KUALITAS PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

MENGGAGAS KUALITAS PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI MENGGAGAS KUALITAS PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Paulus Suparmo* Abstract Sesuatu dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi persyaratan-persyaratan kualitas yang telah ditentukan. Kualitas dapat diukur

Lebih terperinci

1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN

1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN 1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN 1.1 Pengadilan telah mengumumkan visi, misi (tujuan), dan detil bagaimana memenuhi nilai dasar (seperti : aksesibilitas, aktualitas, dan keadilan). 1.2 Pimpinan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 Berdasarkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK ) No. 45 paragraf I (2004), menyatakan bahwa : Pernyataan dalam

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi suatu bangsa. Bangsa yang maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan, Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

Definisi Taufiqur Rachman 1

Definisi Taufiqur Rachman 1 Total Quality Management By: Taufiqur Rachman Definisi Salah satu ilmu yang berorientasi pada kualitas dan merancang ulang sistem organisasi dalam mencapai tujuannya adalah Total Quality Management (TQM)

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Pengertian Mutu

BAB II KERANGKA TEORI Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Pengertian Mutu BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 2.1.1. Pengertian Mutu Menurut Hadiwiardjo & Wibisono (2000 : 17) mutu, sebagaimana yang diinterpretasikan oleh ISO 9000, merupakan perpaduan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN ADE IMAN SANTOSO 1 Maret 2017 PT. CATUR DAYA SOLUSI 1 SIKLUS P-D-C-A Organization and its context (4) Plan Support & Operation (7, 8) Do Customer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat perkembangan dan kemajuannya. Hal tersebut menuntut sumber daya manusia di suatu negara berkompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mutu merupakan kebutuhan utama setiap orang, setiap institusi bahkan setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana usaha untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah

Lebih terperinci

KRITERIA SNI AWARD 2015

KRITERIA SNI AWARD 2015 Halaman : 1 dari 10 KRITERIA SNI AWARD 2015 KUESIONER SNI AWARD 2015 DAN BESAR BARANG DAN JASA 1 Halaman : 2 dari 10 A. KEPEMIMPINAN A.1 Visi, Misi dan Tata Nilai Klausul ini dimaksudkan untuk menilai

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM 2013-2016: INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK Oleh : Maryatun Pustakawan Universitas Gadjah Mada E-mail : maryatun@ugm.ac.id Abstrak Era global salah satunya ditandai

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KATEGORI ORGANISASI MENENGAH DAN BESAR JASA Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi Badan Standardisasi Nasional Gedung BPPT I Lantai 11 Jl. MH Thamrin No. 8

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap dibentuk karena ada tujuan yang ingin dicapai, termasuk bisnis, dalam hal ini perusahaan. Perusahaan selalu melakukan usaha atau aktivitas baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut perusahaan untuk menyadari bahwa pasar terbuka hanya dapat dilayani dengan produk-produk terbaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas pelayanan dan produk keuangan perbankan yang semakin hari semakin kompleks maka pihak perbankan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi I. KESIMPULAN BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi SMM ISO 9001:2000 terhadap penjaminan mutu kinerja sekolah yang dilaksanakan di

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia menjadi pilar penyangga utama sekaligus penggerak

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia menjadi pilar penyangga utama sekaligus penggerak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia menjadi pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda perusahaan dalam usaha mewujudkan visi misi serta tujuannya. karenanya harus dipastikan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkatkan kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkatkan kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang semakin baik dan modern akan meningkatkan kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas.

BAB I PENDAHULUAN. unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan global, ada beberapa strategi sebagai upaya memenangkan persaingan tersebut, dibutuhkan banyak strategi inovasi atau perbaikan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan penutup yang berisi simpulan untuk menjawab pertanyaan dengan justifikasi hasil penelitian penerapan sistem manajemen mutu sesuai standar ISO 9001 di PT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pulau Jawa. Surat-surat atau paket-paket Pos hanya diletakkan di Stadsherberg

BAB 1 PENDAHULUAN. pulau Jawa. Surat-surat atau paket-paket Pos hanya diletakkan di Stadsherberg BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang. Kemudian berkembang seiring kebutuhan masyarakat, gagasan untuk memperlancar suratmenyurat selama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang , 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bebas dan ketat di dunia industri hingga pendidikan, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), peningkatan pengetahuan konsumen, dan karyawan

Lebih terperinci

KRITERIA SNI AWARD 2015

KRITERIA SNI AWARD 2015 Halaman : 1 dari 9 KRITERIA SNI AWARD 2015 KUESIONER SNI AWARD 2015 1 Halaman : 2 dari 9 A. KEPEMIMPINAN A.1 Visi, Misi dan Tata Nilai Klausul ini dimaksudkan untuk menilai karakteristik dan budaya serta

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Fandy Tjiptono & Gregorius (2007:308), Mutu suatu produk

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Fandy Tjiptono & Gregorius (2007:308), Mutu suatu produk BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Konsep Mutu 2.1.1. Pengertian Mutu Menurut Fandy Tjiptono & Gregorius (2007:308), Mutu suatu produk adalah kondisi fisik, sifat, dan kegunaan suatu barang yang dapat memberi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total Quality Management merupakan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) merupakan lembaga penelitian di bawah Kementerian Pertanian RI yang khusus melakukan riset bidang pertanian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

SEMINAR INTERNASIONAL Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional. Oleh: Hartoyo *

SEMINAR INTERNASIONAL Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional. Oleh: Hartoyo * PENJAMINAN MUTU LULUSAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNY MELALUI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 ABSTRACT Oleh: Hartoyo * Dalam era globalisasi dimana tingkat persingan

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna. Beberapa definisi yang kerap kali dijumpai antara lain : kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan, pemenuhan

Lebih terperinci

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management)

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management) Zaenal. Sugiyanto TQM (Total Quality Management) Total Quality Management Slide 6-5 Total Quality Management Total Quality Management merupakan peningkatan secara terus menerus yang Dilakukan oleh setiap

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2017

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2017 KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2017 KATEGORI ORGANISASI MENENGAH DAN BESAR BARANG Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi Badan Standardisasi Nasional Gedung Kemenko Kemaritiman Lantai 11 Jl. MH

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Pedoman ini diterbitkan oleh Sekretariat KNAPPP Alamat:

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. lebih dari lima puluh orang. Usaha kecil memiliki ciri-ciri: (1) manajemen

BAB II URAIAN TEORITIS. lebih dari lima puluh orang. Usaha kecil memiliki ciri-ciri: (1) manajemen BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Usaha Kecil 2.1.1 Pengertian Usaha kecil adalah usaha yang pemiliknya mempunyai jalur komunikasi langsung dengan kegiatan operasi dan juga dengan sebagian besar tenaga kerja

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MANAJEMEN MUTU TERPADU MANAJEMEN MUTU TERPADU DIKLAT TEKNIS PELAYANAN PRIMA TURWELIS Widyaiswara Madya Badikltda Jabar www.themegallery.com Nama : Dra. Turwelis, S.Pd Tempat/tgl Lahir : Bandung, 26 Pebruari 1964 Jabatan : Widyaiswara

Lebih terperinci

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008 Nomor Substansi Persyaratan Yang Diperiksa Klausul 4.1. Persyaratan umum organisasi seperti : struktur organisasi, bisnis proses organisasi, urutan proses, criteria

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM STIE Dewantara MKUAL-02 Pendahuluan Dewasa ini iklim perekonomian dunia tampak semakin kurang menentu, dan perubahan yang terjadi akhir-akhir ini justru banyak yang

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KATEGORI ORGANISASI PENDIDIKAN Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi Badan Standardisasi Nasional Gedung BPPT I Lantai 11 Jl. MH Thamrin No. 8 Jakarta 10340

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumber Daya Manusia Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit pelayanan. Berbagai unit tersebut terdiri dari sekumpulan individu yang berusaha

Lebih terperinci

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM INTERNAL AUDIT PIAGAM INTERNAL AUDIT PT INTILAND DEVELOPMENT TBK. 1 dari 8 INTERNAL AUDIT 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piagam Audit Internal merupakan dokumen penegasan komitmen Direksi dan Komisaris serta

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta. website: bpad.jogjaprov.go.id e-mail: bpad_diy@yahoo.com Jogja Istimewa, Jogja

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Salah satu tugas Menteri Negara Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan secara nasional untuk memacu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Total Quality Management 2.1.1.1 Pengertian Total Quality Management Pendefinisian total quality management mengacu

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA ANALISIS PENERAPAN ISO TS 16949 DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Pittauli Aritonang NPM : 35412674 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan masyarakat. Laporan terbaru United Nation Development Programme (UNDP) tahun 2013 menyatakan, Indeks

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan 112 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1. Kebijakan Manajemen Sekolah Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan dengan menata ulang aktifitasnya sesuai dengan persyaratan

Lebih terperinci

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) 1 TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) EMA503 Manajemen Kualitas Definisi 2 TQM Salah satu ilmu yang berorientasi pada kualitas dan merancang ulang sistem organisasi dalam mencapai tujuannya. Menandakan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) Sistem suatu kondisi harmonis dan interaksi yang teratur Manajemen suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI 5.1 Rancangan Audit Sistem Informasi Rancangan audit sistem informasi dapat dilihat dari skor rata-rata dilakukan perhitungan pada bab sebelumnya dari nilai

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kualitas merupakan salah satu tujuan dan sekaligus indikator kesuksesan suatu pekerjaan konstruksi terutama oleh pemilik proyek terhadap produk dan jasa layanan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN #7 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu merumuskan program pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan harapan pelanggan yang semakin meningkat. Melihat kondisi ini, tidak ada pilihan lain lagi bagi instansi untuk bertahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan harapan pelanggan yang semakin meningkat. Melihat kondisi ini, tidak ada pilihan lain lagi bagi instansi untuk bertahan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan persaingan usaha yang sangat ketat saat ini dan masa mendatang, mendorong perusahaan meningkatkan mutu dan daya saing dengan

Lebih terperinci