BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cara yang ditempuh oleh pemerintah dalam hal pengelolaan anggaran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cara yang ditempuh oleh pemerintah dalam hal pengelolaan anggaran"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara yang ditempuh oleh pemerintah dalam hal pengelolaan anggaran penerimaan dan pengeluaran negara akan berpengaruh terhadap output perekonomian secara agregat. Pengelolaan yang berkaitan dengan tingkat pengeluaran pemerintah, transfer, dan struktur pajak untuk mempengaruhi aktifitas perekonomian agregat oleh Dornbusch & Fischer (1994:78) disebut sebagai kebijakan fiskal. Stimulasi pada pengeluaran domestik dapat ditempuh oleh pemerintah melalui kebijakan fiskal ekspansif dengan jalan meningkatkan porsi belanja pemerintah atau dengan pemotongan pajak, dan sebaliknya melalui kebijakan fiskal kontraktif dengan menurunkan porsi belanja pemerintah atau peningkatan pajak (Mankiw, 2012:69-70). Dalam kaitannya dengan pengelolaan kebijakan fiskal, Auerbach dan Kotlikoof (1995:229) memberikan penjelasan mengenai defisit anggaran sebagai selisih antara pengeluaran pemerintah dan penerimaan pajak pada periode tertentu. Defisit anggaran tersebut memunculkan konsekuensi logis akan adanya utang pemerintah. Utang kemudian digunakan sebagai salah satu instrumen pembiayaan anggaran defisit sekaligus sebagai sarana penyediaan arus kas jangka pendek serta sebagai salah satu alat untuk menutup utang yang telah jatuh tempo (debt refinancing) yang dibayarkan bersamaan dengan tingkat suku bunga yang berlaku. Pengelolaan defisit anggaran yang ditempuh melalui utang memunculkan banyak studi berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan dari utang pemerintah terhadap perekonomian. 1

2 Dampak utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi masih menjadi topik perdebatan antar ekonom. Teori efek utang publik yang terkenal dari model Keynesian mendominasi pemikiran ekonom dalam menjelaskan bagaimana utang akan memberikan stimulasi terhadap perekonomian dalam jangka pendek dengan membuat rumah tangga (household) merasa lebih kaya melalui penurunan beban pajak di masa sekarang dan meningkatkan nilai pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income). Di lain pihak, sudut pandang tradisional menyatakan bahwa adanya pinjaman yang dilakukan oleh pemerintah akan menurunkan tingkat tabungan nasional dan mendesak keluar (crowds out) akumulasi modal (Mankiw, 2012:467). Utang pemerintah menimbulkan adanya persaingan dengan utang swasta untuk memperebutkan dana yang tersedia, sehingga memaksa naiknya tingkat suku bunga dan menurunkan tingkat komposisi output agregat melalui mekanisme desakan keluar investasi swasta (crowding out private investment) dan menimbulkan efek gangguan terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang (Dornbusch & Fischer, 1990: ). Teori tersebut mulai diragukan dengan munculnya teori yang diangkat oleh Barro (1989) dari teori yang sebelumnya pernah diungkapkan oleh Ricardo. Inti dalam teori ini membantah analisis tradisional dan menyatakan adanya netralitas kebijakan utang terhadap perekonomian. Teori ini dikenal dengan nama Ekuvalensi Ricardian (Ricardian Equivalence) dan menyatakan bahwasanya rumah tangga melakukan antisipasi penuh akan adanya pajak yang tersirat dari peningkatan belanja pemerintah, sehingga adanya perubahan pada pajak lump-sum tidak memiliki dampak terhadap perekonomian (Hubbard, et al., 2012:503). 2

3 Studi empiris menunjukkan dalam beberapa dekade terakhir, utang pemerintah yang diukur dalam rasio terhadap PDB (selanjutnya hanya akan ditulis rasio utang pemerintah) di berbagai negara menunjukan adanya kecenderungan peningkatan yang disertai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dinamis (Checherita-Westphal & Rother, 2012). Penelitian oleh Gomez-Puig & Sosvilla- Rivero (2015) dengan menggunakan data negara anggota European Economic and Monetary Union (EMU) menunjukkan adanya hubungan negatif antara utang terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya di negara Belgia, Yunani, Itali dan Belanda dengan batas rasio tertentu. Sementara itu, Panizza & Presbitero (2014) menunjukkan tidak adanya bukti bahwa utang memiliki hubungan dengan pertumbuhan ekonomi di negara anggota OECD. Lain halnya dengan penelitian oleh Moore & Thomas (2008) yang memberikan konklusi adanya hubungan positif antara utang dan pertumbuhan ekonomi baik secara linear maupun non-linear. Sebagian besar studi empiris mengenai pengaruh rasio utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan studi kasus negara maju, khususnya Yunani dan negara anggota EMU. Studi empiris berkaitan dengan pengaruh utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi jarang dilakukan untuk negara berkembang, khususnya Indonesia. Data menunjukkan dalam kurun waktu , utang Pemerintah Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dari Rp 1.808,95 trilliun di tahun 2011 hingga menjadi Rp 3.098,64 trilliun di akhir tahun Posisi utang ini terdiri atas pinjaman luar negeri baik yang bersifat bilateral ataupun multilateral, pinjaman dalam negeri dan juga Surat Berhaga Negara dalam denominasai valas atuapun rupiah. Meskipun secara 3

4 nominal utang pemerintah Indonesia mengalami peningkatan, rasio utang pemerintah masih dalam taraf yang aman. 1 (trilliun rupiah) % 22.96% % 24.75% % 27.91% 25.00% % 15.00% 10.00% % 6.03% % % % 5.00% % Utang Luar Negeri Rasio Utang terhadap PDB Surat Berharga Negara Pertumbuhan Ekonomi Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi, Perkembangan Utang & Rasio Utang Pemerintah terhadap PDB Sumber: Diolah dari Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Resiko,2016 Dengan tingkat PDB Indonesia sebesar Rp trilliun di tahun 2015, rasio utang pemerintah Indonesia tercatat sebesar 27,91 persen terhadap PDB. Rasio ini mengalami peningkatan sebesar 3,16 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan rasio utang ini juga dapat dicermati dari tahun 2011 yang menunjukkan rasio utang pemerintah terhadap PDB berada dalam nominal 23,10 persen, dan terus meningkat hingga kurun waktu Di saat yang sama, perekonomian mencatatkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi, menurun dari 6,17 persen hingga menjadi 5,04 persen selama tahun 2011 hingga Ambang batas ratio utang terhadap PDB ditetapkan UU No. 17/2003 tetang Keuangan Negara yang mematok batas atas aman dari rasio utang adalah sebesar 60 persen terhadap PDB. 4

5 Peningkatan utang pemerintah dalam kurun waktu 2011 hingga 2015 dan disertai dengan adanya perlambatan ekonomi yang ditandai dengan menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi topik bahasan tersendiri bagi para ekonom dan para pengambil kebijakan. Selain karena kompenen pembiayaan utang yang relatif bersifat tidak pasti (uncertain) dan tidak dapat dikontrol (uncontrollabe), penelitian mengenai dampak dari utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi juga masih jarang dilakukan untuk kasus negara berkembang, terlebih Indonesia. Pendekatan empiris perlu dilakukan lebih lanjut guna mengetahui pengaruh dari utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi, mengingat antara teori dan fakta di beberapa negara menunjukkan pola yang berbeda. 1.2 Permasalahan Penelitian Dalam konteks analisis kebijakan, utang pemerintah menjadi salah satu topik penting mengingat pengaruhnya terhadap output perekonomian, terutama banyak pengambil kebijakan meyakini bahwa utang pemerintah yang terlalu tinggi dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang (Panizza & Presbitero, 2014). Dalam kaitannya dengan teori ekonomi, topik mengenai pengaruh utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi masih menjadi perdebatan di kalangan ekonom. Secara garis besar, perbedaan pandangan ini dipisahkah ke dalam pemikiran klasik (classical theory of pubic debt) dan arus pemikiran modern (modern theory of public debt). Pandangan klasik berpegang teguh kepada asas laissez-faire, di mana tidak diperlukan adanya intervensi pemerintah dalam perekonomian dikarenakan adanya mekanisme penyesuaian kesimbangan oleh perekonomian (self adjusting mechanism). Teori modern mengenai utang pemerintah muncul di era Depresi Besar (Great Depression) yang 5

6 dibagi ke dalam teori utang publik Keynesian (Keynesian Theories of Public Debt) dan teori utang publik pasca Keynesian (Post-Keynesian Theories of Public Debt). Dalam teori modern mengenai utang publik, adanya pinjaman oleh pemerintah mendorong penguatan kelembagaan keuangan di mana dalam skala yang besar masyarakat dapat menempatkan tabungan ke dalam obligasi pemerintah (Irwin, 1999:5-18). Tentunya, adanya perbedaan pandangan ini mengharuskan para pengambil kebijakan memikirkan kembali, sekaligus memahami dampak yang ditimbulkan dari pengelolaan keuangan negara yang defisit yang dibiayai melalui utang. Perbedaan ini juga menimbulkan pertanyaan tersendiri mengenai teori yang cocok guna menjelaskan pengaruh dari adanya utang pemerintah dalam konteks perekonomian Indonesia. Analisis jangka pendek dan jangka panjang dari pengaruh utang terhadap pertumbuhan ekonomi perlu mendapat kajian khusus, untuk kemudian dapat dirumuskan sebagai kebijakan yang tepat bagi pengelolaan perekonomian Indonesia. 1.3 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai pengaruh utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi bukanlah sesuatu yang baru dalam disiplin ilmu ekonomi. Utang dalam model penelitian tersebut mewakili definisi dari rasio utang terhadap PDB yang kemudian diteliti dengan menggunakan berbagai alat analisis dalam ekonometrika. Azzam, et al., (2013) pernah melakukan penelitian yang berusaha mengetahui pengaruh utang luar negeri terhadap perekonomian Indonesia dengan menggunakan regresi Ordinary Least Squares (OLS). Data yang digunakan pada penelitian tersebut mencakup tahun 1980 hingga 2012, dengan menggunakan variabel ekspor, 6

7 infrastruktur dan tingkat tabungan bruto sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian menunjukan adanya korelasi negatif antara utang pemerintah dalam kurun waktu tersebut dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, dan oleh Azzam, et al., (2013) digambarkan sebagai beban ekonomi jika tidak dikelola dengan baik. Tabel 1 di bawah ini menyajikan beberapa penelitian serupa mengenai pengaruh dari utang luar negeri pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi. 7

8 Tabel 1. Keaslian Penelitian No. Judul Penelitian Peneliti Variabel 1 A Meta-Analysis of the Moore and Elastisitas, tahun dan observasi, Relationship between Thomas (2008) utang luar negeri, keseimbangan Debt and Growth fiskal, variabel dummy HIPC (Highly Indebted Poor Countries), keterbukaan ekonomi, variabel dummy negara berkembang, variabel dummy rasio utang 2 Roles of External and Muhdi and Komei Konsumsi, Investasi, Pengeluaran Domestic Debt in Sasaki (2009) Pemerintah, Ekspor dan Impor, Economy: Analysis of a Kurs, Permintaan Utang, Utang Macroeconometric Domestik dan Utang Luar Negeri, Model for Indonesia Penerimaan Pajak dan Bukan Pajak, Pasar Modal, Suku bunga rill domestik, PDB 3 The Role of External Muhammad PDB per kapita, rasio utang Debt in Economic Azam; Chandra terhadap PDB dalam US Dollar, Alat Analisis/Pendekatan Meta-Analysis Regresi berganda Regresi linear Temuan Penting Terdapat korelasi positif antara utang dan pertumbuhan ekonomi baik pada spesifikasi linear maupun non linear dari persamaan pertumbuhan dan memberikan implikasi pada perlunya prinsip kehatihatian pemerintah pada pengelolaan utang yang dapat menjadi beban bagi perekonomian Terdapat efek positif antara utang pemerintah terhadap investasi dan pertumbuhan ekonomi Hasil studi menunjukkan bahwa external debt memiliki pengaruh negatif terhadap 8

9 Growth of Indonesia A Emirullah; A.C rasio ekspor terhadap PDB, laju pertumbuhan ekonomi dari Indonesia. Blessing or Burden? Prabhakar; dan A. inflasi, PDB deflator, infrastruktur, Utang luar negeri, disebutnya sebagai Qayyum Khan dan tingkat tabungan terhadap burden untuk Indonesia, sehingga peneliti (2013) PDB menyarankan adanya kontrol terhadap utang luar negeri. 4 The Relationship Suna Korkmaz PDB dan utang luar negeri VAR dan Granger Terdapat hubungan yang kuat antara utang Between External Debt (2015) pemerintah Causality luar negeri dan pertumbuhan ekonomi. and Economic Growth in Sementara hasil Granger Causality Turkey menunjukan adanya undirectional causality dari utang luar negeri dengan pertumbuhan ekonomi dengan arah positif. 5 The impact of Stella Spilioti; Laju pertumbuhan ekonomi, Utang Vector Hasil studi antara utang pemerintah government debt on George pemerintah sebagai rasio terhadap Autoregression dengan tingkat pertumbuhan ekonomi economic growth: An Vamvoukas PDB, PDB per kapita, Tingkat meunjukan adanya trend positif, hingga empirical inestigation of (2015) tabungan nasional, Keterbukaan level 110%, selebihnya, rasio utang the Greek market ekonomi, Pertumbuhan Populasi, pemerintah akan memberikan dampak Pengangguran, Population, dan negatif terhadap perekonomian Perdagangan 9

10 Moore dan Thomas (2009) mencoba untuk meneliti pengaruh hubungan linear dan non-linear antara utang publik dan pertumbuhan ekonomi. Dengan menggunakan Meta-Analysis sebagai alat analisis, Moore dan Thomas (2009) membutikan bahwa terdapat korelasi positif pada negara observasi serta menemukan adanya hubungan non-linear antar variabel penelitian. Penelitian mengenai utang pemerintah dan pertumbuhan ekonomi Indonesia dilakukan oleh Muhdi dan Sasaki (2009) menggunakan pendekatan OLS dengan ditemukan bukti adanya pengaruh positif dari utang pemerintah terhadap investasi dan pertumbuhan ekonomi. Azam, et al (2013) juga melakukan penelitian terhadap negara Indonesia dan menunjukkan pengaruh yang sebaliknya, bahwa utang pemerintah memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Korkmaz (2015) dengan menggunakan analisis VAR dan Granger Causality di negara Turkey, ditemukan adanya kausalitas antara utang dan pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, Spilioti dan Vamvoukas (2015) menemukan pengaruh positif antara utang dan pertumbuhan ekonomi untuk kasus negara Yunani. Dengan berlandaskan berbagai penelitian tersebut, penelitian ini mencoba untuk melihat pengaruh rasio utang pemerintah terhadap PDB terhadap pertumbuhan ekonomi dengan mengambil sampel negara Indonesia. Perbedaan terdapat pada model penelitian yang akan dilakukan, subjek penelitian, data, metodologi penelitian, serta alat analisis yang digunakan dalam penelitian. Pemilihan variabel dan periode penelitian dilakukan dengan menggunakan data dari tahun 1970 hingga

11 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya studi ini adalah untuk mengkaji secara empiris mengenai pengaruh rasio utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang secara keseluruhan. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini memberikan dua kontribusi utama. Pertama, penelitian ini mencoba untuk menjelaskan pengaruh utang pemerintah yang diukur dalam rasio utang terhadap PDB terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Analisis mengenai beban utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sangat jarang dilakukan. Penelitian terhadap pengaruh utang publik dan pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh penulis dirasa penting mengingat posisi Indonesia masih masuk ke dalam kategori negara berkembang dengan menganut sistem anggaran defisit yang membutuhkan utang luar negeri sebagai instrumen pembiayaan yang efektif. Kedua, dengan penggunaan suatu model dinamis dalam penelitian ini diharapkan akan ditemukan efisiensi model dan ketepatan peramalan untuk masa yang akan datang. 1.5 Alat Analisis Penelitian ini akan menganalisis mengenai dampak dari utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan data runtun waktu (time series) tahunan mulai dari baik untuk mengetahui dampak dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Analisis mengenai dampak jangka pendek dan jangka panjang tersebut dilakukan melalui metode Error Correction Model (ECM). Pemilihan metode Error Correction Model didasarkan kepada model ekonometrika yang bersifat dinamis. Kemampuan ECM yang meliputi lebih banyak peubah untuk 11

12 menganalisis fenomena ekonomi jangka pendek maupun jangka panjang dan menguji kekonsistenan model empirik dengan teori ekonometrika. Selain itu ECM juga bermanfaat dalam usaha mencari pemecahan terhadap persoalan peubah time series yang tidak stasioner (non stationary) dan regresi lancung (spurious regression) (Insukindro, 1999). 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penyusunan skripsi ini terdiri dari: 1. Bab 1 Pendahuluan Bab I terdiri dari deskripsi mengenai latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, keaslian penelitian, tujuan peneliatian, manfaat penelitian dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian. 2. Bab 2 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Kerja Penelitian Bab 2 berisi mengenai pembahasan tentang landasan teori serta tinjuan empiris beberapa penelitian sebelumnya yang relevan yang akan digunakan sebagai landasan analisis. Kemudian dalam bab ini juga akan dibahas lebih lanjut mengenai kerangka kerja penelitian yang mencakup pembentukan model penelitian, model penelitian, hipotesis penelitian dan tahapan estimasi yang akan dilakukan pada penelitian. 3. Bab 3 Analisis dan Pembahasan Bab 3 berisikan uraian dan pembahasan akan hasil analisis yang diperoleh. 4. Bab 4 Kesimpulan dan Saran Bab 4 berisikan kesimpulan hasil penelitian dan saran yang diberikan. 12

BAB 1. menjadi perdebatan dalam teori ekonomi makro. Setidaknya, ada dua pandangan

BAB 1. menjadi perdebatan dalam teori ekonomi makro. Setidaknya, ada dua pandangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik mengenai dampak defisit anggaran terhadap perekonomian telah sering menjadi perdebatan dalam teori ekonomi makro. Setidaknya, ada dua pandangan berbeda terhadap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilannya, sedangkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang berintegrasi dengan banyak negara lain baik dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare) tidak bisa sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Monetaris berpendapat bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Artinya,

BAB I PENDAHULUAN. Monetaris berpendapat bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Artinya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal memiliki peran utama dalam mempertahankan stabilitas makroekonomi di negara berkembang. Namun, dua kebijakan tersebut menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, keadaan dan perkembangan perdagangan luar negeri serta neraca pembayaran internasional tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan terus meningkat seiring dengan kemajuan ekonomi dari tahun ke tahun. Besar kecilnya kegiatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN, KETERBATASAN PENELITIAN. menggunakan metode estimasi Metode Momen Umum ( Generalized

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN, KETERBATASAN PENELITIAN. menggunakan metode estimasi Metode Momen Umum ( Generalized BAB V SIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN, KETERBATASAN PENELITIAN Berdasarkan analisis hasil penelitian yang disajikan dalam Bab IV, model yang menggunakan metode estimasi Metode Momen Umum ( Generalized

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan ekonomi suatu negara. Sebagai negara berkembang, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan

Lebih terperinci

VII. SIMPULAN DAN SARAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Utang luar negeri yang selama ini menjadi beban utang yang menumpuk yang dalam waktu relatif singkat selama 2 tahun terakhir sejak terjadinya krisis adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan salah satu alternatif terbaik yang dapat dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak pernah lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Karena pembangunan ekonomi mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan fiskal pemerintah. Pada dasarnya, kebijakan fiskal mempunyai keterkaitan yang erat dengan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH TERHADAP INVESTASI SWASTA DI INDONESIA

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH TERHADAP INVESTASI SWASTA DI INDONESIA PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH TERHADAP INVESTASI SWASTA DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Philbertus Porat 2012110009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi pada hakekatnya adalah langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi dan mencerminkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam mencapai tujuannya, pemerintah negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan ekonomi untuk mengendalikan keseimbangan makroekonomi dan mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terakhir ini digunakan sebagai kounter indikator terhadap ukuranukuran

BAB I PENDAHULUAN. yang terakhir ini digunakan sebagai kounter indikator terhadap ukuranukuran 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indikator terakhir keberhasilan pembangunan suatu bangsa adalah ukuran keadilan sosial dan kesinambungan. Tolok ukur pembangunan yang terakhir ini digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kesempatan Pemerintah Indonesia menyampaikan. komitmennya untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kesempatan Pemerintah Indonesia menyampaikan. komitmennya untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berbagai kesempatan Pemerintah Indonesia menyampaikan komitmennya untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur. Hal tersebut dikarenakan Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating system) di Indonesia pada tahun 1997, telah menyebabkan posisi nilai tukar rupiah terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan disegala bidang harus terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah tidak bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menyelenggarakan pemerintahan, suatu negara memerlukan anggaran dana yang memadai untuk memenuhinya guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi, sosial, budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara sedang berkembang yang tengah menuju tahap kemapanan ekonomi, Indonesia membutuhkan anggaran belanja dalam jumlah besar untuk membiayai berbagai program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian karena berguna bagi pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian karena berguna bagi pembangunan ekonomi secara keseluruhan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang menganut sistem ekonomi terbuka, dimana perekonomian terbuka memberikan keluasan kepada pemerintah dan pihak

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1997.I IV

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1997.I IV ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1997.I -2007.IV SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial variabel

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial variabel V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan karena beberapa faktor yang berpengaruh, tidak dapat ditentukan pada saat keputusan diambil.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan proses multidimensial yang meliputi perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam kelembagaan (institusi)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998 memberikan dampak pada keuangan Indonesia. Berbagai peristiwa yang terjadi pada masa krisis mempengaruhi Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung 27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendapatan Nasional Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung besarnya pendapatan nasional atau produksi nasional setiap tahunnya, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tercermin dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu ukuran penting dalam menilai keberhasilan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam perekonomian menurut Adam Smith (1776) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam perekonomian menurut Adam Smith (1776) dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pemerintah dalam perekonomian menurut Adam Smith (1776) dalam (Kuncoro, 2010: 260) tidaklah diperlukan. Perekonomian akan berjalan dengan sendirinya menuju keseimbangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Utang Luar Negeri 1. Pengertian Utang luar negeri adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi menggambarkan suatu dampak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. negara dengan tingkat tabungan yang tinggi akan menjadi negara dengan

PENDAHULUAN. negara dengan tingkat tabungan yang tinggi akan menjadi negara dengan PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Tabungan merupakan masalah yang sangat penting. Dapat dipastikan bahwa negara dengan tingkat tabungan yang tinggi akan menjadi negara dengan perekonomian yang kuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan nasional. Indonesia memiliki perekonomian yang masih rapuh dan tidak konstan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi seyogyanya dapat memperlihatkan perkembangan yang meningkat dari tahun ke tahun karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan guna mempercepat perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT ISSN : 2302 1590 E-ISSN : 2460 190X ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 (151-157 ) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT Oleh Nilmadesri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari ekonomi. Semakin tinggi ekonomi semakin baik pula perekonomian negara tersebut. Laju ekonomi harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN 1990Q1 1991Q1 1992Q1 1993Q1 1994Q1 1995Q1 1996Q1 1997Q1 1998Q1 1999Q1 2000Q1 2001Q1 2002Q1 2003Q1 2004Q1 2005Q1 2006Q1 2007Q1 2008Q1 2009Q1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator penting

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang berbeda-beda. Berdasarkan aspek materiil, pinjaman luar negeri merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. yang berbeda-beda. Berdasarkan aspek materiil, pinjaman luar negeri merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pinjaman Luar Negeri 2.1.1. Pengertian Pinjaman Luar Negeri Menurut Tribroto (2001), pinjaman luar negeri dapat diartikan dari aspek yang berbeda-beda. Berdasarkan aspek materiil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan mengacu pada Trilogi Pembangunan (Rochmat Soemitro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan nilai GDP (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa melihat apakah kenaikan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi secara terus menerus dan bersifat dinamis. Sasaran pembangunan yang dilakukan oleh negara sedang

Lebih terperinci

SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN

SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN Salah satu upaya untuk mengatasi kemandegan perekonomian saat ini adalah stimulus fiskal yang dapat dilakukan diantaranya melalui defisit anggaran. SUN sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian para peneliti dan telah ditelaah secara lebih mendalam di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perhatian para peneliti dan telah ditelaah secara lebih mendalam di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya jumlah uang beredar dalam suatu fungsi produksi menjadi perhatian para peneliti dan telah ditelaah secara lebih mendalam di berbagai literatur selama dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses mutlak yang dilakukan oleh suatu bangsa dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh bangsa tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan secara terbuka dan lebih meluas ke negara-negara lain. Keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan secara terbuka dan lebih meluas ke negara-negara lain. Keterbukaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globlisasi perdagangan telah mendorong setiap negara untuk melakukan perdagangan secara terbuka dan lebih meluas ke negara-negara lain. Keterbukaan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ekonom dan pengambil kebijakan. Pada satu sisi, kebijakan fiskal

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ekonom dan pengambil kebijakan. Pada satu sisi, kebijakan fiskal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Interaksi kebijakan fiskal dan moneter telah lama menjadi perdebatan di kalangan ekonom dan pengambil kebijakan. Pada satu sisi, kebijakan fiskal ditetapkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan. merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan. merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Karena penduduk bertambah terus menerus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi bukanlah suatu peristiwa yang secara otomatis akan terjadi. Perbedaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang akan melaju secara lebih mandiri

I. PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang akan melaju secara lebih mandiri 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang akan melaju secara lebih mandiri apabila pembangunan itu sebagian besar dapat dibiayai dari sumber-sumber penerimaan dalam negeri,

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA TEORITIS III. KERANGKA TEORITIS 3.1. Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter Kebijakan fiskal mempengaruhi perekonomian (pendapatan dan suku bunga) melalui permintaan agregat pada pasar barang, sedangkan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, perekonomian dunia memberikan peluang yang besar bagi berbagai negara untuk saling melakukan hubunga antarnegara, salah satunya dibidang ekomomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap negara terutama negara berkembang seperti Indonesia agar dapat berdiri sejajar dengan negara maju

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan pelayanan publik yang lebih efisien, efektif, dan merata serta

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan pelayanan publik yang lebih efisien, efektif, dan merata serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, pembangunan daerah memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspor. Ekspor merupakan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. ekspor. Ekspor merupakan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi ekonomi dan perdagangan internasional merupakan dua arus yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Globalisasi ekonomi dapat membuka kegiatan perdagangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dalam menggunakan pinjaman baik dari dalam maupun dari luar negeri merupakan salah satu cara untuk menutupi defisit anggaran yang terjadi. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar memenuhi kebutuhan hayati saja, namun juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BEBAN HUTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH INDONESIA PUBLIKASI NASKAH ILMIAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BEBAN HUTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH INDONESIA PUBLIKASI NASKAH ILMIAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BEBAN HUTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH INDONESIA PUBLIKASI NASKAH ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transmisi kebijakan moneter merupakan proses, dimana suatu keputusan moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. Perencanaan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang artinya masih rentan terhadap pengaruh dari luar. Oleh karena itu perlu adanya fundasi

BAB I PENDAHULUAN. yang artinya masih rentan terhadap pengaruh dari luar. Oleh karena itu perlu adanya fundasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara membangun yang perekonomiannya masih bersifat terbuka, yang artinya masih rentan terhadap pengaruh dari luar. Oleh karena itu perlu adanya

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1 Kesimpulan Pentingnya tabungan bagi masyarakat selain sebagai dana cadangan untuk pengeluaran yang tidak terduga juga merupakan akumulasi modal dan kekayaan yang bisa dipergunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Moneter Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral dari suatu Negara. Pada dasarnya kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan perekonomian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu kondisi utama bagi kelangsungan ekonomi di Indonesia atau suatu negara, sehingga pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tabungan paksa dan tabungan pemerintah (Sukirno dalam Wibowo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. tabungan paksa dan tabungan pemerintah (Sukirno dalam Wibowo, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu negara dalam mencapai pertumbuhan ekonomi membutuhkan dana yang relatif besar. Namun usaha pengerahan dana tersebut banyak mengalami kendala yaitu kesulitan mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semenjak merdeka 1945 hingga 1966 atau selama pemerintahan Orde Lama,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semenjak merdeka 1945 hingga 1966 atau selama pemerintahan Orde Lama, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semenjak merdeka 1945 hingga 1966 atau selama pemerintahan Orde Lama, ekonomi Indonesia yang bercorak agraris terjerat dalam lingkaran setan kemiskinan atau terjerat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebuah negara, keberhasilan pembangunan ekonominya dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2007) menyatakan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Pendahuluan Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu variabel ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu variabel ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu variabel ekonomi yang memberikan kontribusi paling besar terhadap pendapatan domestik bruto (PDB), yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah ekonomi seperti rendahnya pertumbuhan ekonomi, tingginya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah ekonomi seperti rendahnya pertumbuhan ekonomi, tingginya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stabilitas perekonomian suatu negara menjadi fokus bagi setiap negara. Hal ini dikarenakan apabila perekonomian suatu negara tidak stabil maka akan menimbulkan masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dan kaya dari segi jumlah penduduk, luas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dan kaya dari segi jumlah penduduk, luas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah sebuah negara yang besar dan kaya dari segi jumlah penduduk, luas wilayah, tapi tidak demikian jika dilihat dari sisi ekonomi. Kondisi ini

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur

Lebih terperinci