OPTIMASI PENJADWALAN PEMBANGKIT TERMAL DENGAN SISTEM PENYIMPANAN ENERGI MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI PENJADWALAN PEMBANGKIT TERMAL DENGAN SISTEM PENYIMPANAN ENERGI MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA"

Transkripsi

1 OPTIMASI PENJADWALAN PEMBANGKIT TERMAL DENGAN SISTEM PENYIMPANAN ENERGI MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Nizar Rizky R. 1, Sarjiya 2, M. Isnaeni B. S. 3 Abstract Recently, utilization of energy storage system in power system operation is necessary to reduce total operation cost. But, because it also increse the complexity of the unit commitment problem, it is necessary to develop an effective method to obtain minimum total cost. Researches have been done using priority list method. Genetic algorithm is known to be able to obtain near-optimal solution of higher complexity problems. The method proposed in this paper use genetic algorithm to solve the unit commitment problem with battery included. The simulation result shows that there is a reduction in the total operation cost with battery unit included. Moreover, results obtained by using the proposed method proofed to be better then results obtained by using the method of the previous research. Intisari Dewasa ini, penggunaan baterai dalam operasi sistem tenaga listrik sangat penting untuk mengurangi biaya total pembangkitan. Namun, penambahan baterai pada sistem menambah kompleksitas permasalahan penjadwalan, sehingga diperlukan metode yang efektif agar memperoleh biaya yang optimal. Penelitian yang sudah ada menggunakan metode priority list untuk menyelesaikan masalah penjadwalan. genetika dikenal mampu menyelesaikan masalah dengan tingkat kompleksitas yang tinggi. Penelitian ini menggunakan algoritma genetika untuk menyelesaikan permasalahan penjadwalan pembangkit termal dengan melibatkan baterai. Dari hasil simulasi yang dijalankan, biaya total pembangkitan setelah penambahan unit baterai lebih rendah daripada penjadwalan tanpa melibatkan unit baterai. Hasil dari metode yang diajukan ini juga lebih rendah daripada hasil dari metode yang digunakan pada penelititan sebelumnya. Kata Kunci penjadwalan, pembangkit termal, baterai, algoritma genetika 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika No. 2, Yogyakarta 55284, INDONESIA ( nizar_te08@mail.ugm.ac.id) 2, 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika No. 2, Yogyakarta 55284, INDONESIA I. PENDAHULUAN Salah satu bagian penting dari sistem tenaga listrik adalah operasi sistem tenaga listrik. yang mencakup tentang bagaimana daya listrik dibangkitkan kemudian dikirimkan kepada konsumen. Masalah yang ditemui dalam operasi sistem tenaga listrik mencakup pembangkit, saluran transmisi, saluran distribusi, hingga beban itu sendiri. Agar dapat berjalan dengan baik, suatu sistem yang terdiri dari banyak pembangkit harus dapat melakukan koordinasi antar pembangkit dengan baik dalam merespon perubahan beban. Oleh karena itu, hubungan antar komponen tersebut harus diatur agar dapat bekerja sama mendukung berjalannya sebuah sistem tenaga listrik. Salah satu strategi untuk mengoperasikan sistem tenaga listrik sesuai dengan tujuan operasi sistem tenaga listrik adalah dengan melakukan penjadwalan unit pembangkit atau unit commitment (UC). UC merupakan penentuan kombinasi unit-unit pembangkit yang tersedia dengan mengatur daya yang dibangkitkan oleh masing-masing unit pembangkit sehingga diperoleh biaya operasi total yang minimum tanpa melanggar kekangan sistem dan kekangan unit pembangkit pada suatu periode tertentu. Sejumlah variabel diskret (status on/off pembangkit), dan variabel kontinu (daya keluaran pembangkit tiap jamnya) dibutuhkan untuk diselesaikan dalam permasalahan UC. Oleh karena itu, UC termasuk salah satu masalah optimisasi paling kompleks karena dimensinya yang tinggi dan ketidak-linearnya [1]. Dari studi literatur yang dilakukan, ada berbagai macam teknik optimisasi yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan UC untuk mendapatkan solusi yang efisien dan mendekati optimal seperti particle swarm optimization [1], extended priority list [2], [3] Lagrangian relaxation [4], algoritma genetika [5], [6], [7], artificial neural network [8], dynamic programming [9], dan mixed integer [10], [11]. Belakangan ini, berbagai macam perkembangan dalam bidang teknik telah ditemukan dengan menitikberatkan pada peningkatan efisiensi penggunaan energi. Sistem penyimpanan energi 39

2 Artikel Reguler merupakan salah satu yang paling penting [3]. Untuk mendapatkan biaya yang minimal, perlu dilakukan pengoptimalan pada operasi sistem penyimpanan energi tersebut. Oleh karena itu, penyelesaian permaasalahan UC dengan melibatkan unit penyimpanan energi menjadi penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penjadwalan pembangkit paling optimal dalam sistem yang terdiri dari 10 unit pembangkit termal dan satu unit baterai serta kebutuhan beban yang sudah diprediksi [3]. Untuk menyelesaikan permasalahan UC, digunakan metode algoritma genetika (AG) seperti pada [6]. Diagram sistem yang digunakan pada penelitian ini ditunjukkan oleh Gbr. 1. penjadwalan B. Formulasi 1) Fungsi Objektif SOC baterai pada awal periode daya maksimal inverter daya pengisian baterai pada waktu t daya pengosongan baterai pada waktu t efisiensi pengisian baterai Tujuan penjadwalan unit-unit pembangkit dalam sistem tenaga listrik adalah meminimalkan biaya total produksi yang terdiri atas biaya bahan bakar dan biaya start-up unit pembangkit termal dalam periode yang ditentukan. Fungsi objektif dari penjadwalan pembangkit adalah (1) Pada umumnya, biaya bahan bakar tiap unit pada waktu tertentu,, adalah fungsi dari daya keluaran unit pembangkit. Fungsi biaya yang sering digunakan adalah (2) Gbr. 1 Diagram sistem yang digunakan dalam penelitian II. FORMULASI PERMASALAHAN A. Notasi Notasi yang digunakan dalam makalah ini adalah: N total unit pembangkit termal t_max total waktu periode penjadwalan (jam) i indeks unit pembangkit (1, 2,..., N) t indeks waktu (1, 2,..., t_max) daya yang dibangkitkan unit i pada waktu t biaya start-up unit i pada waktu t 0=OFF) kondisi unit i pada waktu t (1=ON, biaya start-up dingin unit i biaya start-up panas unit i lama kondisi off pembangkit unit i lama kondisi on pembangkit unit i minimum down time unit i minimum up time unit i waktu dingin (cold time) unit i kebutuhan daya beban pada waktu t daya baterai pada waktu t daya maksimal unit pembangkit i daya maksimal unit pembangkit i cadangan berputar pada waktu t ramp-up limit unit i ramp-down limit unit i SOC baterai pada waktu t SOC minimal baterai SOC maksimal baterai dengan a, b, dan c, merupakan koefisien biaya bahan bakar unit tersebut. Biaya start-up bergantung dari lama matinya unit pembangkit tersebut sebelumnya. Fungsi biaya startup pada penelitian ini disederhanakan dengan fungsi anak tangga yaitu 2) Kekangan Permasalahan penjadwalan pembangkit yang telah dijelaskan sebelumnya dibatasi oleh berbagai kekangan operasi seperti yang dijabarkan berikut ini. a. Keseimbangan daya aktif Daya yang dibangkitkan oleh unit pembangkit termal dan dari proses charging/discharging baterai harus sesuai dengan permintaan beban dengan daya baterai bernilai positif saat sedang dalam proses pengisian, dan bernilai negatif saat dalam proses pengosongan [3]. Baterai dianggap sebagai beban negatif. b. Cadangan berputar Keberadaan cadangan berputar dalam penjadwalan pembangkit dimaksudkan untuk menjamin keandalan operasi sistem tenaga listrik dari berbagai kemungkinan gangguan yang muncul terhadap sistem (3) (4) (5) 40 Volume

3 dengan SR pada waktu tertentu adalah sebesar 10% dari total daya yang dibangkitkan pembangkit termal [3]. (6) c. Daya mampu netto Setiap pembangkit memiliki karakteristik masing-masing, termasuk daya minimal dan maksimal yang mampu dibangkitkan (7) d. Minimum up and down time Salah satu karakteristik dari unit pembangkit termal adalah tidak dapat dinyalakan atau dimatikan seketika. Waktu nyala dan mati pembangkit harus memenuhi (8) (9) e. Ramping rate limit Penambahan maupun pengurangan keluaran daya pada rentang waktu tertentu harus memenuhi batasan kenaikan dan penurunan daya [1], [3], [8], yaitu (10) (11) f. Batas penyimpanan energi baterai Kemampuan penyimpanan energi pada baterai nilainya tergantung dari kapasitas dan jenis masing-masing baterai [3], [10]. Energi yang disimpan oleh baterai pada waktu tertentu harus memenuhi (12) g. Laju pengisian dan pengosongan baterai Laju maksimal pengisian dan pengosongan baterai pada waktu tertentu bergantung dari karakteristik baterai dan kapasitas maksimal inverter (13) baik pada waktu pengisian maupun pada waktu pengosongan [3], [10]. Daya dari sistem yang masuk saat pengisian baterai tidak bisa sepenuhnya disimpan oleh baterai, sebab terjadi kehilangan daya yang terjadi pada saat pengisian baterai [3], yaitu (14) Sedangkan pada saat pengosongan, diasumsikan bahwa daya yang dikeluarkan oleh baterai dapat diterima seluruhnya oleh sistem [3], yaitu (15) h. Energi awal baterai Pada awal periode penjadwalan, baterai telah memiliki energi yang tersimpan di dalamnya sebesar persentasi tertentu dari kapasitas maksimalnya [3]. Pada penelitian ini, besar energi awal baterai adalah 20% dari kapasitas maksimalnya III. METODE YANG DIAJUKAN (16) Alur dari metode yang diajukan ditunjukkan pada Gbr. 2. Permasalahan UC diselesaikan dengan menggunakan AG. AG dikenal dapat menghasilkan solusi mendekati optimal untuk permaslahan UC. Namun, dengan AG semata, ditemukan kesulitan untuk mendapatkan solusi yang cukup baik, sehingga diperlukan adanya operator tambahan selain operatoroperator standar yang ada pada AG [6]. A. Penjadwalan Unit Pembangkit Termal Penjadwalan unit pembangkit termal dilakukan dengan menggunakan AG. Untuk menyelesaikan permasalahan UC dengan menggunakan AG, digunakan pemodelan individu dengan representasi biner. Dengan menganggap bahwa pada tiap waktu, suatu unit bisa dalam kondisi on maupun off, maka untuk UC dengan 10 unit pembangkit dan 24 jam periode penjadwalan, maka dibutuhkan 240 bit pada tiap individu yang mewakili suatu solusi permasalahan, seperti yang ditunjukkan pada Gbr. 3. Mulai Cari solusi UC menggunakan AG Lakukan dispatch daya Terapkan algoritma operasi unit baterai Lakukan dispatch daya setelah melibatkan unit baterai Selesai Gbr. 2 Diagram alir metode yang diajukan Ruang pencarian yang dihasilkan sangatlah luas. Dalam kasus di atas, individu dengan panjang 240 bit, menghasilkan atau sekitar solusi yang berbeda. Selain itu, karena banyaknya kekangan yang digunakan, maka banyak solusi yang tidak bisa digunakan sebab tidak memnuhi kekangan yang ada. Hal ini menambah kompleksitas permasalahan UC. Walaupun AG dikenal dapat menemukan solusi yang mendekati optimal, dengan tingkat kompleksitas yang tinggi, tetap akan sulit menemukan solusi optimal dengan metode AG biasa. Oleh karena itu, digunakan beberapa operator tambahan dalam AG yang digunakan. Alur AG yang digunakan dapat dilihat pada Gbr

4 Artikel Reguler Gbr. 3 Contoh individu dalam representasi biner Populasi awal dibentuk secara acak. Namun, karena luasnya ruang pencarian yang ada, maka dilakukan penyesuaian kekangan minimum up and down time pada setiap individu pada populasi awal untuk memudahkan pencarian solusi oleh AG. Bila ada kondisi pada suatu individu yang melanggar kekangan tersebut, kondisi tersebut diubah agar memenuhi kekangan. Dengan begitu, diperoleh solusi-solusi yang tidak melanggar kekangan minimum up and down time. Selanjutnya, tiap individu dievaluasi kelayakannya berdasarkan nilai fungsi objektif pada persamaan (1) dari solusi yang diwakilinya. Tiap unit pada tiap jamnya akan diperiksa pemenuhannya terhadap kekangan sistem, dan kekangan munumum up and down time. Tiap pelanggaran terhadap kekangan akan dicatat pada suatu variabel yang bernama pen_count. Proses ELD hanya dilakukan pada individu yang tidak melanggar kekangan sama sekali. Sedangkan untuk individu yang melanggar kekangan, dikenakan penalti tanpa dilakukan proses ELD. Proses ELD ini dilakukan dengan mempertimbangkan kekangan daya pembangkit dan ramping limit seperti pada persamaan (7), (10), dan (11). Mulai i = 1 Membangkitkan populasi awal Lakukan penyesuaian kekangan minimum up and down time Evaluasi solusi yang diwakili tiap individu Hitung nilai fitness Seleksi individu Penerapan operator tambaahan i + 1 i > max generasi Selesai Biaya start-up dan biaya bahan bakar diperoleh dari proses ELD di atas. Sebagai kompensasi individu yang melanggar kekangan, jumlah pelanggaran akan dikalikan dengan nilai penalti yang telah ditentukan sebelumnya, untuk ditambahkan pada komponen biaya total. Dengan begitu, individu yang melanggar kekangan, akan menghasilkan biaya total yang lebih besar daripada individu yang tidak melanggar kekangan, sehingga kemungkinannya untuk diteruskan ke generasi selanjutnya lebih kecil. Nilai fitness dihitung dengan penskalaan linier untuk selanjutnya digunakan pada proses seleksi. Ya Tidak Gbr. 4 Diagram alir AG yang digunakan Proses seleksi diawali dengan elitisme, yaitu penyalinan individu terbaik pada populasi ke generasi selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar solusi terbaik tidak hilang akibat proses seleksi. Individu yang akan mewariskan keturunannya ke generasi selanjutnya dipilih berdasarkan nilai fitnessnya dengan metode roulette wheel. Individu-individu yang terpilih kemudian dipasang-pasangkan dan mendapatkan kemungkinan untuk mengalami pindah silang dan mutasi. Pindah silang dilakukan dengan cara menukar kondisi dari suatu unit yang dipilih secara acak antara kedua individu orangtua. Hal ini dilakukan untuk mencegah dilanggarnya kekangan minimum up and down time yang sudah dibetulkan tadi. Mutasi dilakukan pada tiap bit di setiap individu dengan kemungkinan terjadi yang kecil. Untuk mendapatkan solusi yang lebih baik, diterapkan beberapa operator tambahan [6]. Operator tambahan tersebut terdiri atas: a. Operator swap-window Operator ini diterapkan pada tiap individu dengan kemungkinan tertentu. Dua unit dipilih secara acak, dan suatu bingkai dengan lebar w jam dibentuk secara acak pula dengan lebar antara 1 sampai t_max, dan dengan posisi antara 1 sampai (t_max w). Kemudian, kondisi kedua unit yang terpilih tadi dalam bingkai tersebut ditukar. b. Operator window-mutation Operator ini diterapkan pada tiap individu dengan kemungkinan tertentu. Satu unit dipilih secara acak, dan suatu bingkai dengan lebar w jam dibentuk secara acak pula dengan lebar antara 1 sampai t_max, dan dengan posisi antara 1 sampai (t_max w). Kemudian kondisi unit yang terpilih tadi pada bingkai tersebut diubah menjadi 1 atau 0 seluruhnya. c. Operator swap-mutation Operator ini diterapkan hanya pada individu terbaik. Setiap jam selama periode penjadwalan, operator ini memilih dua unit secara acak, kemudian menukar kondisinya. Setiap dilakukan perubahan, dilakukan evaluasi ulang pada individu ini. Bila nilai biaya yang dihasilkan lebih rendah, maka nilai yang baru disimpan. Bila tidak, maka nilai individu ini dikembalikan ke nilai awalnya. d. Operator hill-climbing swap-window Operator ini diterapkan hanya pada individu terbaik. Dua unit dipilih secara acak, dan suatu bingkai dengan lebar w jam dibentuk secara acak pula dengan lebar antara 1 sampai t_max. Bingkai diletakkan pada awal periode penjadwalan. Kemudian, kondisi pada kedua unit yang terpilih dalam bingkai tersebut 42 Volume

5 ditukar. Setiap dilakukan perubahan, dilakukan evaluasi ulang pada individu ini. Bila nilai biaya yang dihasilkan lebih rendah, maka nilai yang baru disimpan. Bila tidak, maka nilai individu ini dikembalikan ke nilai awalnya. Selanjutnya, bingkai digeser satu jam dan dilakukan hal yang sama sampai mencapai akhir periode penjadwalan. B. Operasi Baterai Operasi baterai terdiri dari pengisian dan pengosongan. Operasi pengisian baterai dilakukan saat unit pembangkit murah belum membangkitkan daya maksimalnya, sedangkan operasi pengosongan dilakukan saat unit pembangkit mahal sedang dinyalakan. Untuk menentukan unit pembangkit murah dan mahal, dilakukan analisa biaya bahan bakar tiap unit. Biaya bahan bakar per megawatt-nya dirataratakan, kemudian diurutkan dari yang paling murah sampai yang paling mahal. Batasan unit murah dan mahal ditentukan dari awal. Operasi pengisian dilakukan dengan memeriksa tiap unit pembangkit murah pada tiap jamnya untuk menemukan pembangkit murah yang masih mampu membangkitkan daya tambahan untuk mengisi baterai. Operasi ini dilakukan dengan memperhatikan kekangan sistem serta kekangan yaitu kekangan daya mampu netto, dan ramping-rate limit. Selain itu, kekangan yang berkaitan dengan unit baterai pada persamaan (12), dan (13) juga mulai diterapkan di sini. Operasi pengosongan dilakukan dengan cara memberi daya dari baterai untuk menggantikan unit pembangkit mahal dalam melayani kebutuhan beban. Operasi ini juga dilakukan dengan memperhatikan kekangan baterai pada persamaan (12), dan (13). Dengan begitu, didapatkan operasi baterai yang tidak menyebabkan pelanggaran terhadap kekangan yang ada. TABEL I PREDIKSI BEBAN PADA PERIODE PENJADWALAN VI. HASIL SIMULASI Simulasi metode yang diajukan dilakukan menggunakan data seperti yang digunakan pada [3]. Data beban dan parameter unit pembangkit termal ditunjukkan oleh Tabel 1 dan Tabel 2 berturut-turut. Simulasi yang dilakukan mencakup tes replikasi dengan sistem 10, 20, 40, 60, 80, dan 100 unit. Sistem 20 unit dibuat dengan menggandakan unit pembangkit pada sistem 10 unit, dengan beban yang dilipatgandakan. Sistem yang lain dibentuk dengan cara yang sama. Total periode penjadwalan adalah 24 jam. Variable s_init pada Tabel 2 menunjukkan status awal pembangkit sebelum periode penjadwalan. TABEL I PARAMETER UNIT PEMBANGKIT TERMAL Unit 1 Unit 2 Unit 3 Unit 4 Unit 5 P_max P_min a i b i ($/MW) c i ($/MW 2 ) t_up t_down SU_h SU_c t_cold s_init UR DR P_init Unit 6 Unit 7 Unit 8 Unit 9 Unit 10 P_max P_min a i b i ($/MW) c i ($/MW 2 ) t_up t_down SU_h SU_c t_cold s_init UR DR P_init TABEL IIII PARAMETER UNIT BATERAI SOC_min SOC_max SOC_init Pinv Efisiensi Efisiensi (MWh) (MWh) (MWh) pengisian pengosongan % 100% 43

6 Artikel Reguler Nilai positif menandakan bahwa kondisi awal unit tersebut on sedangkan nilai negatif menandakan hal sebaliknya. Tabel 3 menunjukkan parameter unit baterai pada tes replikasi yang dijalankan. Simulasi dilakukan dengan dua kondisi, yaitu tanpa unit baterai dan dengan unit baterai. Besar cadangan berputar adalah 10%. Simulasi dilakukan pada komputer dengan CPU Intel Core i3, RAM 4 GB, dan menggunakan software MATLAB bit. Tabel 4 dan Tabel 5 memperlihatkan kondisi penjadwalan sebelum dan setelah dilibatkannya unit baterai pada sistem 10-unit. Metode yang diajukan terbukti dapat menyelesaikan permasalahan UC baik tanpa melibatkan unit baterai maupun dengan melibatkan unit baterai. Hal ini terlihat dari nilai biaya total pembangkitan yang lebih rendah daripada nilai biaya total pembangkitan yang diperoleh oleh penelitian sebelumnya [3]. Ditambahkannya unit baterai pada sistem terbukti dapat mengurangi biaya total pembangkitan. Perbandingan daya yang disuplai dari pembangkit termal dan dari baterai dapat dilihat pada Gbr. 5. Daya baterai negatif menandakan bahwa proses pengisian sedang dilakukan, sedangkan daya baterai yang positif menandakan proses pengosongan sedang dilakukan. Baterai melakukan pengisian saat beban turun sesaat, dan unit pembangkit murah tidak dimatikan untuk mengantisipasi kenaikan beban pada jam-jam berikutnya. Baterai melakukan pengosongan saat beban puncak, untuk menggantikan unit pembangkit mahal, terlihat jelas pada jam ke 9 sampai jam ke 14 pada Gbr. 5. Dengan adanya baterai, penggunaan unit pembangkit mahal saat beban puncak dapat dihindari, TABEL III PENJADWALAN UNIT TERMAL TANPA MELIBATKAN BATERAI TABEL.V PENJADWALAN UNIT TERMAL DENGAN MELIBATKAN BATERAI Gbr. 5 baik untuk berbagai skala permasalahan UC. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai yang lebih rendah daripada nilai pada penelitian sebelumnya untuk ukuran sistem yang diuji-cobakan, baik pada sistem 10 unit, maupun sistem dengan skala yang lebih besar. Tabel 6 dan Tabel 7 juga menunjukkan perbandingan biaya total dan waktu eksekusi antara metode AG dengan metode extended priority list (EPL) yang digunakan pada [3]. Dari hasil simulasi yang dilakukan, terbukti bahwa metode yang diajukan memberikan hasil lebih baik daripada metode EPL. Hal ini disebabkan karena metode AG dapat memeriksa lebih banyak solusi dibandingkan dengan metode EPL. Selain itu, karena metode EPL memiliki prosedur tertentu untuk merespon perubahan beban, metode AG lebih fleksibel dalam menemukan solusi optimal. Untuk waktu eksekusi, metode AG memang lebih lama dibandingkan metode EPL pada sistem kecil. Namun pada sistem besar, AG menunjukkan waktu eksekusi yang lebih cepat daripada EPL. TABEL.VI PERBANDINGAN BIAYA TOTAL METODE AG DENGAN EPL Jumlah unit termal Grafik perbandingan daya dari pembangkit termal dengan daya dari baterai Biaya Total Tanpa Baterai Dengan Baterai TABEL.VII PERBANDINGAN WAKTU EKSEKUSI METODE AG DENGAN EPL sehingga biaya start-up dan biaya bahan bakar berkurang. Biaya total dari hasil simulasi dapat dilihat pada Tabel 6. Hasil simulasi pada Tabel 6 memperlihatkan adanya penurunan biaya total pembangkitan sebesar 1,1-1,5% setelah unit baterai dilibatkan Dari hasil tes replikasi yang dilakukan, terlihat bahwa metode yang diajukan dapat digunakan dengan Jumlah unit termal Waktu Eksekusi (s) Tanpa Baterai Dengan Baterai 10 76,36 3,97 61,31 8, ,73 12,50 92,55 37, ,05 47,40 137,94 124, ,70 101,00 204,32 237, ,31 192,00 270,26 438, ,25 284,00 357,52 677,00 44 Volume

7 VIII. KESIMPULAN Pada makalah ini, diajukan sebuah metode untuk menyelesaikan permasalahan UC dengan melibatkan sistem penyimpanan energi berupa baterai. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode yang diajukan berhasil menemukan solusi penjadwalan yang optimal pada data simulasi yang digunakan. Hal ini terlihat dari nilai biaya total yang didapatkan lebih baik daripada penelitian sebelumnya yang menggunakan metode EPL. Metode ini juga terbukti dapat diterapkan pada sistem dengan skala besar dengan waktu eksekusi yang wajar. UCAPAN TERIMA KASIH Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia- Nya, kedua orangtua dengan semua pengorbanan dan dukungannya, kepada Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya, kepada orang-orang yang telah mendoakan dan memberikan dukungan, kepada temanteman yang yang selalu menemani, serta kepada seseorang yang telah memberi banyak hal dalam kehidupan penulis. REFERENSI [1] Tomonobu Senjyu, Shantanu Chakraborty, Ahmed Yousuf Saber; Thermal Unit Commitment Strategy with Solar and Wind Energy Systems Using Genetic Algorithm Operated Particle Swarm Optimization. IEEE International Conference on Power and Energy, 2008, p [2] Tomonobu Senjyu, Kai Shimabukuro. A Fast Technique for Unit Commitment Problem by Extended. IEEE Transactions on Power System, 2003, p [3] T. Senjyu, A Technique for Unit Commitment with Energy Storage System. Elsevier Electrical Power and Energy Systems, 2007, p [4] Weerakorn Ongsakul, Nit Petcharaks. Unit Commitment by Enhanced Adaptive Lagrangian Relaxation. IEEE Transactions on Power Systems, 2004, p [5] Joannis Damousis, Anastasios Bakirtzis. A Solution to the Unit-Commitment Problem Using Integer-Coded Genetic Algorithm. IEEE Transactions on Power Systems, 2004, p [6] S.A. Kazarlis, A.G. Bakirtzis, V. Petridis. A Genetic Algorithm Solution to the Unit Commitment Problem. IEEE Transactions on Power System, 1996, p [7] T. Longenthiran, Dipti Srinivasan. Short Term Generation Scheduling of a Microgrid. IEEE Tencon, 2009 [8] C Wang, S.M. Shahidehpour. Effects of Ramp-Rate Limits on Unit Commitment and Economic Dispatch. IEEE Transactions on Power Systems, 1993, p [9] M. K. C. Marwali, S. M. Shahidehpour. Short Term Generation Scheduling in Photovoltaic-Utility Grid with Battery Storage. IEEE Transactions on Power Systems, 1998, p [10] G. Yudhaprawira, Sarjiya, Sasongko P. Hadi, Unit Commitment for Power Generation System Including PV and Batteries by Mixed Integer Quadratic Programming. IEEE Conference on Power Engineering and Renewable Energy [11] Sarjiya, Haryono, T., Winasis, Optimal Scheduling of Hybrid Renewable Energy System Using MIPQ Method, AUN/SEED-Net Regional Conference in Electrical and Electronics Engineering, 2013 [12] Suyanto. (2010). Dalam Matlab. Yogyakarta: Andi Offset. 45

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dari sistem tenaga listrik adalah operasi sistem

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dari sistem tenaga listrik adalah operasi sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bagian penting dari sistem tenaga listrik adalah operasi sistem tenaga listrik. Operasi sistem tenaga listrik mencakup tentang bagaimana daya listrik dibangkitkan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik pada abad ini sudah merupakan kebutuhan primer yang tidak bisa tergantikan. Karena pentingnya listrik ini, sistem yang menyuplai dan mengalirkan listrik ini

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A141 Penerapan Batas Ramp-Rate Menggunakan Kombinasi Metode FDP (Forward Dynamic Programming) dan QP (Quadratic Programming) Pada Commitment- Economic Dispatch Riza Fahmi Andriyanto, Ontoseno Penangsang,

Lebih terperinci

Penjadwalan Unit Pembangkit Termal, Sel Surya dan Baterai Menggunakan Metode MIQP

Penjadwalan Unit Pembangkit Termal, Sel Surya dan Baterai Menggunakan Metode MIQP JNTETI, Vol. 2, No. 3, Agustus 2013 49 Penjadwalan Unit Pembangkit Termal, Sel Surya dan Baterai Menggunakan Metode MIQP Galih Yudhaprawira 1, Sarjiya 2 Abstract The use of renewable energy to support

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik di Indonesia pada umumnya merupakan pembangkit listrik thermal. Kebutuhan pembangkit thermal terhadap bahan bakar fosil dengan jumlah ketersediaan

Lebih terperinci

Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan

Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan 1 Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Pendekatan Penelusuran Ke Depan Sheila Fitria Farisqi, Rony Seto Wibowo dan Sidaryanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER 1/6 OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER SURIYAN ARIF WIBOWO 07100044 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN TOURNAMENT SELECTION SEBAGAI SOLUSI ECONOMIC DISPATCH

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN TOURNAMENT SELECTION SEBAGAI SOLUSI ECONOMIC DISPATCH IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DENGAN TOURNAMENT SELECTION SEBAGAI SOLUSI ECONOMIC DISPATCH Yassir, Fauzan dan Mahalla Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jln. Banda Aceh Medan km. 80,

Lebih terperinci

Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong

Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong 1 Yulianto Mariang, L. S. Patras, ST.,MT, M. Tuegeh, ST.,MT, Ir. H. Tumaliang, MT Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115, Email: jliant_0mariang@yahoo.com

Lebih terperinci

Kata kunci: Penjadwalan Ekonomis, Fuzzy Logic, Algoritma Genetika

Kata kunci: Penjadwalan Ekonomis, Fuzzy Logic, Algoritma Genetika ABSTRAK Penjadwalan Ekonomis bertujuan untuk mengatur pengoperasian unit pembangkit dengan biaya seekonomis mungkin, namun tetap dapat memenuhi kebutuhan daya untuk beban. Pengoperasian pembangkit secara

Lebih terperinci

Optimisasi Unit Commitment Mempertimbangkan Fungsi Biaya Tidak Mulus Dengan Firefly Algorithm

Optimisasi Unit Commitment Mempertimbangkan Fungsi Biaya Tidak Mulus Dengan Firefly Algorithm JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Optimisasi Commitment Mempertimbangkan Fungsi Tidak Mulus Dengan Firefly Algorithm Benny Prastikha Hadhi, Rony Seto Wibowo, Imam Robandi Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Unit Commitment Pada Sistem Pembangkitan Tenaga Angin Untuk Mengurangi Emisi Dengan Menggunakan Particle Swarm Optimization

Unit Commitment Pada Sistem Pembangkitan Tenaga Angin Untuk Mengurangi Emisi Dengan Menggunakan Particle Swarm Optimization B223 Unit Commitment Pada Sistem Pembangkitan Tenaga Angin Untuk Mengurangi Emisi Dengan Menggunakan Particle Swarm Optimization Muhammad Arindra, Rony Seto Wibowo, dan Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Optimisasi Unit Commitment Mempertimbangkan Fungsi Biaya Tidak Mulus Dengan Firefly Algorithm

Optimisasi Unit Commitment Mempertimbangkan Fungsi Biaya Tidak Mulus Dengan Firefly Algorithm JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-30 Optimisasi Commitment Mempertimbangkan Fungsi Tidak Mulus Dengan Firefly Algorithm Benny Prastikha Hadhi, Rony Seto Wibowo,

Lebih terperinci

Optimisasi Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony

Optimisasi Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony Optimisasi Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony Nurlita Gamayanti 1, Abdullah Alkaff 2, Amien Karim 3 Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,

Lebih terperinci

2015 APLIKASI ALGORITMA SIMULATED ANNEALING PADA SISTEM KOORDINASI PEMBANGKITAN UNIT THERMAL

2015 APLIKASI ALGORITMA SIMULATED ANNEALING PADA SISTEM KOORDINASI PEMBANGKITAN UNIT THERMAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Energi listrik saat ini merupakan salah satu kebutuhan utama bagi kehidupan manusia. Kebutuhan akan energi listrik semakin lama semakin meningkat seiring

Lebih terperinci

Optimasi Operasi Pembangkit Termis Dengan Metode Pemrograman Dinamik di Sub-Regional Bali

Optimasi Operasi Pembangkit Termis Dengan Metode Pemrograman Dinamik di Sub-Regional Bali Optimasi Operasi Pembangkit Termis Dengan Metode Pemrograman Dinamik di Sub-Regional Bali T Ar Rizqi Aulia 1, I Made Ardita Y 2 Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia, Depok 16424 Tel: (021)

Lebih terperinci

ALOKASI PEMBEBANAN UNIT PEMBANGKIT TERMAL DENGAN MEMPERHITUNGKAN RUGI-RUGI SALURAN TRANSMISI DENGAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI

ALOKASI PEMBEBANAN UNIT PEMBANGKIT TERMAL DENGAN MEMPERHITUNGKAN RUGI-RUGI SALURAN TRANSMISI DENGAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI ALOKASI PEMBEBANAN UNIT PEMBANGKIT TERMAL DENGAN MEMPERHITUNGKAN RUGI-RUGI SALURAN TRANSMISI DENGAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X Analisis Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Listrik Dengan Menggunakan Metode Unit Decommitment (PT.PLN Wilayah Riau) Oleh: Zulfatri Aini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A.

Lebih terperinci

Kata Kunci-- Ramp Rate, Forward Dynamic Programming, Unit Commitment, Economic Dispatch

Kata Kunci-- Ramp Rate, Forward Dynamic Programming, Unit Commitment, Economic Dispatch Unit Commitment dengan Forward Dynamic Programming Mempertimbangkan Ramp-Rate dan Karakteristik Input-Output Non-Linier Pada Setiap Pembangkit di Microgrid Gana,C.,Penangsang,O., dan Wibowo, R.,S. Jurusan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) B283 Dynamic Economic Dispatch dengan Mempertimbangkan Kerugian Transmisi Menggunakan Metode Sequential Quadratic Programming Dika Lazuardi Akbar, Ontoseno Penangsang, Ni Ketut Aryani. Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Dynamic Optimal Power Flow dengan kurva biaya pembangkitan tidak mulus menggunakan Particle Swarm Optimization

Dynamic Optimal Power Flow dengan kurva biaya pembangkitan tidak mulus menggunakan Particle Swarm Optimization JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-24 Dynamic Optimal Power Flow dengan kurva biaya pembangkitan tidak mulus menggunakan Particle Swarm Optimization Afif Nur

Lebih terperinci

Dynamic Economic Dispatch pada Sistem dengan Wind Turbine dan Media Penyimpanan Energi Mempertimbangkan Energy Cycle Limit

Dynamic Economic Dispatch pada Sistem dengan Wind Turbine dan Media Penyimpanan Energi Mempertimbangkan Energy Cycle Limit JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-265 Dynamic Economic Dispatch pada Sistem dengan Wind Turbine dan Media Penyimpanan Energi Mempertimbangkan Energy Cycle Limit

Lebih terperinci

PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X)

PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X) PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X) Ria Krisnanti 1, Andi Sudiarso 2 1 Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Metoda Penelitian dengan Metoda Taguchi

Metoda Penelitian dengan Metoda Taguchi Metoda Penelitian dengan Metoda Taguchi Menentukan faktor- faktor yang berhubungan dengan hasil yang ingin dicapai Apabila hasil yang diperoleh belum sesuai dengan yang diharapkan, ubah nilai level masing-masing

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. waktu. Semakin hari kebutuhan listrik akan semakin bertambah. Sistem tenaga listrik

1 BAB I PENDAHULUAN. waktu. Semakin hari kebutuhan listrik akan semakin bertambah. Sistem tenaga listrik 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Sistem tenaga listrik merupakan sistem yang selalu berubah seiring berjalannya waktu. Semakin hari kebutuhan listrik akan semakin bertambah. Sistem tenaga listrik

Lebih terperinci

ECONOMIC DISPATCH MENGGUNAKAN IMPERIALIST COMPETITIVE ALGORITHM (ICA) PADA SISTEM KELISTRIKAN LOMBOK

ECONOMIC DISPATCH MENGGUNAKAN IMPERIALIST COMPETITIVE ALGORITHM (ICA) PADA SISTEM KELISTRIKAN LOMBOK Dielektrika ISSN 286-9487 63 Vol. 1, No. 1 : 63 68 Pebruari 214 ECONOMIC DISPATCH MENGGUNAKAN IMPERIALIST COMPETITIVE ALGORITHM (ICA) PADA SISTEM KELISTRIKAN LOMBOK Khaerul Hazi1 1, Rosmaliati2 2, Misbahuddin3

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Besar kecilnya beban serta perubahannya

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Besar kecilnya beban serta perubahannya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang, kelistrikan sudah menjadi salah satu hal terpenting dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Besar kecilnya beban serta perubahannya tergantung pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY Arief Kelik Nugroho Fakultas Teknik, Universitas PGR Yogyakarta e-mail : ariefkeliknugroho@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK

METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK METODE KOLONI SEMUT PADA DOMAIN KONTINU UNTUK OPTIMISASI PENJADWALAN EKONOMIS UNIT PEMBANGKIT PLTG DI PLTGU PT INDONESIA POWER TAMBAK LOROK Ivan Darren Alber *), Hermawan, and Susatyo Handoko Departemen

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika M. Syafrizal, Luh Kesuma Wardhani, M. Irsyad Jurusan Teknik Informatika - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi suatu daerah mengakibatkan kebutuhan tenaga listrik akan semakin meningkat, baik yang berhubungan dengan bidang industri,

Lebih terperinci

Anggraeni et al., Analisis Karakteristik Input-Output dan Optimasi Biaya Pembangkitan

Anggraeni et al., Analisis Karakteristik Input-Output dan Optimasi Biaya Pembangkitan Anggraeni et al., Analisis Karakteristik Input-Output dan Optimasi Biaya Pembangkitan... Analisis Karakteristik Input-Output dan Optimasi Biaya Pembangkitan Menggunakan Metode Quadratic Least Square Regression

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITIAN

BAB III 1 METODE PENELITIAN 23 BAB III 1 METODE PENELITIAN 1.1 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Karakteristik pembangkit meliputi daya maksimum dam minimum, karakteristik heat-rate (perbandingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak awal listrik ditemukan sudah memiliki nilai manfaat yang tinggi baik untuk keperluan residen ataupun industri. Listrik merupakan faktor penunjang yang sangat penting

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan algoritma genetika terutama untuk masalah optimisasi, berkembang dengan pesat. Masalah optimisasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya. Dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Mohamad Subchan STMIK Muhammadiyah Banten e-mail: moh.subhan@gmail.com ABSTRAK: Permasalahan pencarian rute terpendek dapat

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT Gahara Nur Eka Putra NRP : 1022045 E-mail : bb.201smg@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Optimasi Penempatan Load Break Switch (LBS) pada Penyulang Karpan 2 Ambon menggunakan Metode Algoritma Genetika

Optimasi Penempatan Load Break Switch (LBS) pada Penyulang Karpan 2 Ambon menggunakan Metode Algoritma Genetika 1 Optimasi Penempatan Load Break Switch (LBS) pada Penyulang Karpan 2 Ambon menggunakan Metode Algoritma Genetika Hendrik Kenedy Tupan 1) Abstrak Seringnya pemadaman listrik di Kota Ambon mengakibatkan

Lebih terperinci

PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH

PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH Penjadwalan Operasional Pembangkit Berbasis Algoritma Genetik (Dwi Ana dkk) PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH Rahmanul Ikhsan 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kebutuhan energi listrik meningkat dengan cepat, akan tetapi perkembangan pembangkit dan saluran transmisi dibatasi ketersediaan sumber daya dan masalah

Lebih terperinci

Kata Kunci Operasi ekonomis, iterasi lambda, komputasi serial, komputasi paralel, core prosesor.

Kata Kunci Operasi ekonomis, iterasi lambda, komputasi serial, komputasi paralel, core prosesor. OPERASI EKONOMIS PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DENGAN METODE ITERASI LAMBDA MENGGUNAKAN KOMPUTASI PARALEL Dheo Kristianto¹, Hadi Suyono, ST, MT, Ph.D.², Ir. Wijono, MT. Ph.D³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian tenaga listrik dapat naik turun sebanding dengan besar kecilnya kegiatan dilakukan oleh manusia dalam periode tertentu. Untuk memenuhi kebutuhan listrik yang

Lebih terperinci

MENGUKUR KINERJA ALGORITMA GENETIK PADA PEMAMPATAN MATRIKS JARANG

MENGUKUR KINERJA ALGORITMA GENETIK PADA PEMAMPATAN MATRIKS JARANG MENGUKUR KINERJA ALGORITMA GENETIK PADA PEMAMPATAN MATRIKS JARANG Nico Saputro dan Joice Aritonang Email : nico@home.unpar.ac.id, jo_aritonang@yahoo.com A matrix that has lots of zero elements is called

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA LAPORAN TUGAS BESAR ARTIFICIAL INTELLEGENCE KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA Disusun Oleh : Bayu Kusumo Hapsoro (113050220) Barkah Nur Anita (113050228) Radityo Basith (113050252) Ilmi Hayyu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION Samuel Lukas 1, Toni Anwar 1, Willi Yuliani 2 1) Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Metode Taguchi dan Optimasi Multi Respons

Metode Taguchi dan Optimasi Multi Respons Metode Taguchi dan Optimasi Multi Respons Dr. Ir. Eko Pujiyanto, S.Si.,M.T. Materi Taguchi Multi Response Metode PCR-TOPSIS Metode Algoritma-Genetika Taguchi Multi Respon Dalam dunia nyata produk memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian penjadwalan pembangkit termal pada sistem interkoneksi 500kV Jawa- Bali ini adalah untuk membandingkan metode Simulated Annealing dengan metode yang digunakan PLN.

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI UNTUK ANALISIS ECONOMIC DISPATCH STASIUN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

PEMBUATAN APLIKASI UNTUK ANALISIS ECONOMIC DISPATCH STASIUN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PEMBUATAN APLIKASI UNTUK ANALISIS ECONOMIC DISPATCH STASIUN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK ELECTRICHSAN, VOL. 1, NO.1, MEI 2014 PEMBUATAN APLIKASI UNTUK ANALISIS ECONOMIC DISPATCH STASIUN PEMBANGKIT TENAGA

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN OPTIMUM SISTEM TENAGA LISTRIK

PENGOPERASIAN OPTIMUM SISTEM TENAGA LISTRIK PENGOPERASIAN OPTIMUM SISTEM TENAGA LISTRIK Ontoseno Penangsang Text Book : Power Generation Operation and Control Allen J. Wood & Bruce F. Wollenberg Power System Analysis Hadi Saadat INTRODUCTION Acquaint

Lebih terperinci

Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar

Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar Soni Irawan Jatmika 2210 105 052 Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. 2. Heri Suryoatmojo, ST. MT.

Lebih terperinci

OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA I Made Wartana, Mimien Mustikawati Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PENGOPTIMALAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA SURYA - ANGIN UNTUK MENGURANGI EXCESS ELECTRICITY MENGGUNAKAN MIX INTEGER LINEAR PROGRAMMING

PENGOPTIMALAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA SURYA - ANGIN UNTUK MENGURANGI EXCESS ELECTRICITY MENGGUNAKAN MIX INTEGER LINEAR PROGRAMMING PENGOPTIMALAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA SURYA - ANGIN UNTUK MENGURANGI EXCESS ELECTRICITY MENGGUNAKAN MIX INTEGER LINEAR PROGRAMMING Winasis *), Imron Rosyadi, and Sarjiya Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI

ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI E D Meilandari 1, R S Hartati 2, I W Sukerayasa 2 1 Alumni Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana 2 Staff Pengajar Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution

BAB I PENDAHULUAN. meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan telekomunikasi seluler terus berkembang hingga kini telah meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution (4G LTE). Banyaknya jumlah

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI UNTUK ANALISIS ECONOMIC DISPATCH STASIUN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

PEMBUATAN APLIKASI UNTUK ANALISIS ECONOMIC DISPATCH STASIUN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK ELECTRICHSAN, VOL., NO., MEI 04 PEMBUATAN APLIKASI UNTUK ANALISIS ECONOMIC DISPATCH STASIUN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK Asmar, Yassir dan Teuku Hasanuddin Jurusan Teknik Elektro Universitas Bangka Belitung,

Lebih terperinci

2014 ESTIMASI BEBAN PUNCAK HARIAN BERDASARKAN KLUSTER TIPE HARI BERBASIS ALGORITMA HYBRID SWARM PARTICLE-ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

2014 ESTIMASI BEBAN PUNCAK HARIAN BERDASARKAN KLUSTER TIPE HARI BERBASIS ALGORITMA HYBRID SWARM PARTICLE-ARTIFICIAL NEURAL NETWORK BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara yang memiliki jumlah populasi penduduknya besar dan perkembangan industrinya mengalami peningkatan, tentunya memiliki tingkat kebutuhan akan sumber

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10: BAB III PERANCANGAN Pada bagian perancangan ini akan dipaparkan mengenai bagaimana mencari solusi pada persoalan pencarian rute terpendek dari n buah node dengan menggunakan algoritma genetika (AG). Dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. energi listrik yang ada di Indonesia. Dengan meningkatnya kebutuhan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. energi listrik yang ada di Indonesia. Dengan meningkatnya kebutuhan akan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia energi memiliki peran yang sangat penting. Seiring dengan itu maka kebutuhan akan energi menjadi meningkat dan diikuti dengan semakin mahalnya

Lebih terperinci

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem

Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem Adidtya Perdana Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl. H.M. Jhoni No. 70 C Medan adid.dana@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN

OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Azimatul Khulaifah 2209 105 040 Bidang Studi Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Dosen Pembimbing : Dosen

Lebih terperinci

KOORDINASI HIDRO THERMAL UNIT PEMBANGKITAN JAWA BALI MENGGUNAKAN METODE DYNAMIC PROGRAMMING

KOORDINASI HIDRO THERMAL UNIT PEMBANGKITAN JAWA BALI MENGGUNAKAN METODE DYNAMIC PROGRAMMING ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.13, NO.2, SEPTEMBER 2014, 167-180 KOORDINASI HIDRO THERMAL UNIT PEMBANGKITAN JAWA BALI Saepul Rahmat, Ade Gafar Abdullah, Hasbullah Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu sumber kebutuhan hidup yang tidak dapat dilepaskan dari keperluan sehari-hari manusia. Listrik sangat bermanfaat dalam kehidupan di era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan bentuk usaha akomodasi pariwisata dengan perkembangan yang cukup pesat di Indonesia. Jumlah hotel terus bertambah setiap tahunnya dan menyumbang devisa

Lebih terperinci

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 1 9 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL MULIA AFRIANI KARTIKA

Lebih terperinci

ISSN Cetak ISSN Online Analisis Perilaku Superkapasitor Susunan Sebagai Pengganti Baterai

ISSN Cetak ISSN Online Analisis Perilaku Superkapasitor Susunan Sebagai Pengganti Baterai Analisis Perilaku Superkapasitor Susunan Sebagai Pengganti Baterai Arman Sani Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail:

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem

Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem Haris Sriwindono Program Studi Ilmu Komputer Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok Sleman Yogyakarta, Telp. 0274-883037 haris@staff.usd.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Dalam matematika dan komputasi, algoritma merupakan kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. Perintah-perintah ini dapat diterjemahkan secara bertahap

Lebih terperinci

STUDI PERHITUNGAN PEMBEBANAN EKONOMIS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP DI PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK

STUDI PERHITUNGAN PEMBEBANAN EKONOMIS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP DI PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK STUDI PERHITUNGAN PEMBEBANAN EKONOMIS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP DI PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK 1) Muhammad Ulul Azmi, 2) Hadi Suroso, 3) Denny Irawan 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS-ITS Surabaya 2003 Algoritma Genetika Algoritma

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT Mart Christo Belfry NRP : 1022040 E-mail : martchristogultom@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

Dynamic Economic Dispatch Mempertimbangkan Prohibited Operating Zones Menggunakan Algoritma Improved Artificial Bee Colony

Dynamic Economic Dispatch Mempertimbangkan Prohibited Operating Zones Menggunakan Algoritma Improved Artificial Bee Colony JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B -199 Dynamic Economic Dispatch Mempertimbangkan Prohibited Operating Zones Menggunakan Algoritma Improved Artificial Bee Colony

Lebih terperinci

Karakteristik Filter Aktif dengan Pendekatan Algoritma Genetika

Karakteristik Filter Aktif dengan Pendekatan Algoritma Genetika 237 Karakteristik Filter Aktif dengan Pendekatan Algoritma Genetika Zainal Abidin *) *) Dosen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Abstrak Makalah ini menyajikan desain filter daya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pengumpulan Data Pembangkit Suralaya Cibinong Cilegon 7 1 6 Gandul 2 4 Balaraja 3 Kembangan Muaratawar 5 Depok 9 Bekasi 8 11 Tasikmalaya Cirata 10 Cawang 12 Pedan 16 Saguling

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peringkasan Teks Peringkasan teks adalah proses pemampatan teks sumber ke dalam versi lebih pendek namun tetap mempertahankan informasi yang terkandung didalamnya (Barzilay & Elhadad

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian Listrik secara komersiil sudah lebih dari seratus tahun yang lalu. Sejak saat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian Listrik secara komersiil sudah lebih dari seratus tahun yang lalu. Sejak saat itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian Listrik secara komersiil sudah lebih dari seratus tahun yang lalu. Sejak saat itu pemakaiannya terus meningkat. Tidak dapat dibantah bahwa listrik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah diadopsi untuk mengurangi getaran pada gedung-gedung tinggi dan struktur

BAB I PENDAHULUAN. telah diadopsi untuk mengurangi getaran pada gedung-gedung tinggi dan struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuned mass damper (TMD) telah banyak digunakan untuk mengendalikan getaran dalam sistem teknik mesin. Dalam beberapa tahun terakhir teori TMD telah diadopsi untuk mengurangi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Dalam matematika dan komputasi, algoritma merupakan kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. Perintah-perintah ini dapat diterjemahkan secara bertahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta tidak merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Menentukan lokasi dan kapasitas optimal SVC pada sistem transmisi 150 kv subsistem Bandung Selatan dan New Ujungberung menggunakan algoritma genetika membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka. Penelitian serupa mengenai penjadwalan matakuliah pernah dilakukan oleh penelliti yang sebelumnya dengan metode yang berbeda-neda. Berikut

Lebih terperinci

OPTIMASI JADWAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI JADWAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI JADWAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Achmad Solichan 1* dan Moh Toni Prasetyo 1 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Uniersitas

Lebih terperinci

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB Syafiul Muzid 1, Sri Kusumadewi 2 1 Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Komputer, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta e-mail: aakzid@yahoo.com 2 Jurusan

Lebih terperinci

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 2, Februari 2017, hlm. 80-84 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas.

ABSTRAK. Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah. penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. ABSTRAK Job shop scheduling problem merupakan salah satu masalah penjadwalan yang memiliki kendala urutan pemrosesan tugas. Pada skripsi ini, metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan job shop scheduling

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tim Redaksi... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii

DAFTAR ISI. Tim Redaksi... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii DAFTAR ISI Tim Redaksi... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Faiz Rafdh Ch SISTEM INFORMASI ZAKAT BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL PADA RUMAH ZAKATINDONESIA 1-7 Abdul Jamil Syamsul Bachtiar

Lebih terperinci