Dina Fitriana Toangi Bakri Mallo Linawati
|
|
- Doddy Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMPN 10 PALU Dina Fitriana Toangi Bakri Mallo Linawati Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang penerapan pendekatan saintifik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Negeri 10 Palu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Rancangan penelitian yang digunakan mengacu pada desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data aktivitas guru dalam mengelolah pembelajaran, dan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, data hasil tes awal dan data hasil tes akhir tindakan. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan pendekatan saintifik kemampuan belajar siswa dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel meningkat sesuai kriteria keberhasilan tindakan, dengan mengikuti langkah-langkah pendekatan saintifik, yaitu: 1) pengamatan, 2) pengajuan pertanyaan, 3) penalaran, 4) percobaan, dan 5) pembentukan jejaring. Kata Kunci: pendekatan saintifik; kemampuan; sistem persamaan linear dua variabel Abstract: The purpose of this study to description of the application of the scientific approach to improve students' ability in solving systems of linear equations in two variables of grade VIII SMP Negeri 10 Palu. This type of research is classroom action research. The study design used is based upon research design Kemmis and Mc.Taggart consisting of four components: planning, action, observation, and reflection.the data collected in this study is data activity of teachers in managing learning, and students' activity in participating in learning activities, the initial test result data and the final test result data action. The study was conducted in two cicles. The result showed at the application of scientific approach to student learning ability in solving systems of linear equations of two variables increases according to criteria of success of the action, by following these steps scientific approach, that is: 1) Observing, 2) Questioning, 3) Associating, 4) Experimenting, and 5) networking. Keywords: scientific approach; ability; systems of linear equations two variables Matematika merupakan pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern. Saat belajar matematika siswa akan terbiasa untuk berpikir kritis, sistematis, logis, dan kreatif, serta memiliki kemampuan untuk bekerja sama (Depdiknas, 2006). Berdasarkan silabus matapelajaran matematika SMP kelas VIII, materi-materi yang dipelajari yaitu faktorisasi suku aljabar, relasi dan fungsi, persamaan garis lurus, sistem persamaan linear dua variabel, teorema phytagoras, lingkaran, dan bangun ruang sisi datar. Selanjutnya, peneliti mengambil sistem persamaan linear dua variabel yang diduga sebagai satu diantara beberapa materi yang menjadi kesulitan siswa di dalam pembelajaran. Adapun beberapa penelitian yang mendukung bahwa siswa kesulitan dalam mempelajari sistem persamaan linear dua variabel yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2010) bahwa di SMP Negeri 2 Banyudono kelas VIII tahun ajaran 2009/2010 masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika khususnya pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel.
2 Dina Fitriana Toangi, Bakri Mallo, dan Linawati, Penerapan Pendekatan 205 Selanjutnya,penelitian yang dilakukan oleh Liberna (2012) bahwa siswa di SMPN 248 Jakarta kelas VIII tahun ajaran 2011/2012 masih cenderung lemah dalam berpikir kritis terutama dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan juga penelitian yang dilakukan oleh Jalil (2015) ditemukan bahwa siswa kelas VIII MTs Darul Hikmah Jember tahun ajaran 2014/2015 masih kesulitan dalam memahami konsep sistem persamaan linear dua variabel. Selanjutnya, peneliti menduga bahwa siswa kelas VIII di SMPN 10 Palu juga mengalami kesulitan pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Kemudian peneliti melakukan observasi dan dialog di sekolah tersebut untuk memperoleh jawaban atas dugaannya. Hasil dialog dengan salah seorang guru matematika kelas VIII di SMPN 10 Palu pada Senin tanggal 03 Agustus 2015, diperoleh informasi bahwa siswa kurang mampu dalam menyelesaikan soal-soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) karena siswa tidak memahami konsep SPLDV, siswa mengalami kesulitan dalam membuat kalimat matematika, siswa sering melakukan kesalahan dalam hal perhitungan yang berdampak pada penyelesaian, siswa malas untuk bertanya atau mengemukakan pendapat dan selalu berharap pada temannya yang lebih mampu, sehingga siswa kurang mampu menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Usaha lain yang dilakukan peneliti untuk memperkuat informasi yang telah diperoleh dari hasil dialog, maka peneliti melakukan tes identifikasi terkait materi SPLDV di kelas IX SMPN 10 Palu. Tes yang diberikan terdiri atas dua soal, satu diantaranya yaitu Linda dan Andi pergi ke pasar bersama-sama untuk membeli buah, Linda membeli 1 kg jeruk dan 2 kg mangga dengan harga seluruhnya Rp ,00. Di kios yang sama, Andi membeli 2 kg jeruk dan 2 kg mangga dengan harga seluruhnya Rp ,00. Berapakah harga masing-masing 1 kg jeruk dan 1 kg mangga di kios tempat Linda dan andi membeli buah? Jawaban siswa terhadap soal tersebut diperlihatkan pada gambar 1 berikut: KH TI 01 KH TI 02 KH TI 03 KH TI 04 KH TI 05 KH TI 11 KH TI 06 KH TI 07 KH TI 08 KH TI 09 KH TI 10 Gambar 1. Jawaban siswa KH pada soal nomor 2 Terlihat pada jawaban siswa KH sebagaimana Gambar 1, KH menuliskan x + 2y = 70 (KHTI01), dan 2x + 2y = 80 (KHTI02), 3x = 150 (KHTI 03), x = (KHTI04) sehingga diperoleh hasilnya x = (KHTI05). Selanjutnya KH mensubtitusikan nilai x kedalam persamaan dan menuliskan x + 2y = 70 (KHTI06), + 2y =70 (KHTI07), 2= 70 (KHTI08), 2y = (KHTI09), dan 2y = (KHTI10), sehingga hasil yang di peroleh y = (KHTI11). Jawaban KH pada (KHTI01) dan (KHTI01) benar. Sedangkan jawaban KH pada (KHTI03), (KHTI04), (KHTI05), (KHTI06), (KHTI07), (KHTI08), (KHTI09),
3 206 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016 (KHTI10) dan (KHTI11) salah. Siswa KH menghilangkan variabel y dengan menggunakan operasi penjumlahan (KHTI01) dan (KHTI01) maka variabel x bernilai salah (KHTI03), sehingga pada langkah substitusi KH tidak memperoleh penyelesaian dengan benar. Seharusnya KH menggunakan operasi pengurangan maka variabel y tereliminasi dan variabel x bernilai benar sehingga KH bisa menyelesaikan dan memperoleh himpunan penyelesaian dengan benar. Berdasarkan hasil observasi, dialog, dan tes identifikasi maka peneliti menyimpulkan bahwa siswa masih kesulitan pada materi SPLDV, sehingga peneliti berupaya untuk mengatasi masalah yang terjadi terkait dengan materi SPLDV yaitu dengan memilih suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas VIII SMPN 10 Palu yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan suatu SPLDV, maka salah satu upaya yang dilakukan adalah menerapkan suatu pendekatan pembelajaran yang sifatnya melatih kerja siswa untuk aktif dalam pembelajaran yang kemudian diharapkan dapat mengatasi masalah yang terjadi di kelas. Terkait dengan informasi-informasi yang telah diperoleh, maka peneliti mencoba menerapkan pendekatan saintifik karena pendekatan pembelajaran ini dianggap cocok untuk diterapkan di kelas tersebut. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang memerlukan proses mental, seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan membentuk jejaring. Tujuan dari beberapa proses pembelajaran yang harus ada dalam pembelajaran saintifik sama yaitu menekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi diruang kelas, tetapi juga dilingkungan sekolah dan masyarakat. Guru cukup bertindak sebagai scaffolding ketika siswa mengalami kesulitan, serta guru bukan satu-satunya sumber belajar. Motivasi peserta didik untuk belajar matematika akan meningkat apabila ia dapat menemukan sendiri konsep dalam matematika. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu (Hosnan, 2014). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mendeskripsikan penerapan pendekatan saintifik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMPN 10 Palu. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan pendekatan saintifik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Negeri 10 Palu? METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Desain penelitian ini mengacu pada desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (2013) yang terdiri atas empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VIII SMPN 10 Palu yang berjumlah 21 orang, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, catatan lapangan, tes awal, dan tes akhir tindakan. Analisis data pada penelitian ini mengacu pada analisis data kualitatif model Miles dan Huberman (1992), yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya dari subjek penelitian tersebut, dipilih tiga
4 Dina Fitriana Toangi, Bakri Mallo, dan Linawati, Penerapan Pendekatan 207 orang informan yang diambil berdasarkan tes awal dan konsultasi dengan guru mata pelajaran matematika yaitu siswa SAB berkemampuan matematika tinggi, siswa DM berkemampuan matematika sedang, dan siswa HR berkemampuan matematika rendah. Kriteria keberhasilan tindakan yaitu: 1) aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran minimal berkategori baik, 2) Siklus I siswa mampu menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan metode eliminasi, substitusi dan gabungan dengan benar, dan 3) siklus II siswa mampu membuat model matematika dan menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan SPLDV. HASIL PENELITIAN Sebelum pelaksanaan tindakan peneliti memberikan tes awal kepada siswa kelas VIII SMPN 10 Palu. Tes awal yang diberikan terdiri atas dua soal, soal pertama mengenai persamaan linear satu variabel (PLSV) yaitu menyetarakan ruas kiri dan ruas kanan untuk memperoleh nilai pengganti dari variabelnya dan membuat model matematika dari PLSV serta menyelesaikannya. Hasil yang diperoleh dari tes awal menunjukkan bahwa dari 21 siswa yang mengikuti tes, untuk soal nomor 1 ada 11 siswa yang mampu menyelesaikan PLSV dengan cara menyetarakan kedua ruas dan menyelesaikannya dengan tepat. Selanjutnya untuk soal nomor 2 belum ada siswa yang mampu membuat model matematika dari soal PLSV dan menyelesaikannya. Hasil analisis tes awal juga digunakan peneliti sebagai pedoman membentuk kelompok belajar yang heterogen berdasarkan kemampuan akademik, dengan tujuan agar siswa dapat saling membantu satu sama lain dan bertukar pendapat di dalam kelompok belajarnya. Jumlah siswa di kelas VIII yaitu 21 orang, sehingga siswa dibentuk ke dalam 5 kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 siswa untuk setiap kelompok. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat komponen, yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi, sesuai yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (2013). Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran meliputi membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan fase-fase pembelajaran pendekatan saintifik, lembar kerja siswa, tes akhir tindakan, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan catatan lapangan. Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan pada setiap siklus, setiap pertemuan berlangsung selama 2 40 menit dan 3 40 menit. Setiap pertemuan pertama membahas materi, materi pada siklus I adalah penyelesaian SPLDV menggunakan metode eliminasi, substitusi, dan gabungan, sedangkan materi pada siklus II adalah membuat model matematika dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPLDV. Pelaksanaan tindakan terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti yang mengikuti fasefase pendekatan saintifik yaitu pengamatan, pengajuan pertanyaan, penalaran, percobaan, pembentukan jejaring, dan kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan siklus II diawali dengan kegiatan pendahuluan. Kegiatan tersebut yaitu membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. Seluruh siswa atau sebanyak 21 siswa hadir pada pertemuan pertama di siklus I dan siklus II. Selanjutnya, peneliti mengecek pengetahuan prasyarat dengan memberikan pertanyaan secara lisan maupun tertulis berkaitan dengan materi ajar. Pada siklus I peneliti mengecek pengetahuan prasyarat mengenai PLSV, sedangkan pada siklus II peneliti mengecek pengetahuan prasyarat mengenai penyelesaian SPLDV menggunakan metode eliminasi, substitusi, dan gabungan.
5 208 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016 Selanjutnya peneliti menyampaikan informasi tentang materi yang hendak dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran pada siklus I yaitu siswa mampu menentukan himpunan penyelesaian suatu sistem persamaan linear dua variabel menggunakan metode eliminasi, substitusi dan gabungan. Tujuan pembelajaran pada siklus II yaitu: 1) siswa mampu membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel, 2) siswa mampu menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel menggunakan metode eliminasi, substitusi dan gabungan. Kemudian peneliti memberikan pemotivasian kepada seluruh siswa sehingga siswa termotivasi, siap, dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Motivasi yang diberikan peneliti yaitu menyampaikan manfaat dari mempelajari materi SPLDV dalam kehidupan sehari-hari misalnya siswa ingin menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan angka, uang, umur dan lain-lain, maka langkah pertama yang harus dilakukan yaitu mengubah informasi yang diperoleh dari permasalahan tersebut kedalam model matematika dan menyelesaikannya dengan langkah-langkah penyelesaian SPLDV. Kegiatan inti dimulai dengan fase pengamatan. Pada fase pengamatan peneliti memberikan LKS pada siswa dan mengarahkan siswa mengamati permasalahan yang terdapat dalam LKS. Setelah mendengarkan arahan dari peneliti, semua siswa mengamati gambar dan permasalahan yang ada di LKS. Siklus 1 peneliti memberikan permasalahan yaitu diketahui suatu sistem persamaan 2 + 3b = 12 dan + 2b = 8. Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV tersebut, sebagaimana terlihat pada Gambar 2. Selanjutnya pada siklus II peneliti memberikan permasalahan yang berkaitan dengan SPLDV dalam soal bergambar sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 2. LKS pada siklus I (a) Gambar 3. LKS Nomor 2 pada siklus II (b)
6 Dina Fitriana Toangi, Bakri Mallo, dan Linawati, Penerapan Pendekatan 209 Aktivitas pada fase pengajuan pertanyaan yaitu peneliti iswa bertanya kepada peneliti tentang hal-hal yang belum mereka pahami. Siklus I siswa FZ bertanya untuk menemukan himpunan penyelesaianya boleh hanya menggunakan salah satu metode saja, kemudan peneliti menjawab bahwa dalam menemukan himpunan penyelesaan dari permasalahan yang diberikan siswa bisa menggunakan metode penyelesaian yang menurut siswa lebih mudah dipahami. Selanjutnya pada siklus II siswa NH bertanya tentang maksud gambar yang diberikan dalam LKS, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3. Peneliti menjawab coba perhatikan Gambar 3(a) ada berapa buah baju dan berapa buah topi yang dibayar dengan harga Rp ,00 dari gambar tersebut siswa bisa memperoleh informasi dan merubah kalimat verbalnya kedalam model matematika. Lakukan hal yang sama pada Gambar 3(b). Pencapaian siswa setelah mengamati gambar dan melakukan tanya jawab dengan peneliti, siklus 1 siswa dapat menunjukkan bahwa dari 2 persamaan belum terdapat variabel yang memiliki koefisien sama sehingga siswa harus menemukan cara untuk memperoleh koefisien yang sama dan siklus 2 siswa dapat menunjukkan bahwa pada gambar pertama terdapat 3 buah baju dan 4 buah topi dibayar dengan harga Rp dan pada gambar yang kedua terdapat 2 buah baju dan 5 buah topi yang dibayar dengan harga Rp Aktivitas yang peneliti lakukan pada fase penalaran yaitu peneliti meminta siswa untuk membuat kesimpulan tentang konsep dan informasi yang mereka temukan. Pencapaian siswa pada siklus I siswa sudah mampu menyimpulkan bahwa koefisisen dari kedua variabel tidak ada yang sama, sedangkan untuk mengeliminasi variabel x atau y koefisiennya harus sama, untuk memperoleh variabel yang sama maka siswa FZ mengalikan persamaan kedua dengan angka 2. Selanjutnya siklus II Siswa NH sudah mampu menyimpulkan dan mengubah kalimat verbal kedalam model matematika, yaitu dengan memisalkan baju adalah x dan topi adalah y, jadi diperoleh model matematikanya 3x + 4y = dan 2x + 5y = Akivitas yang dilakukan pada fase percobaan yaitu peneliti meminta siswa untuk menyelesaikan permasalahan pada LKS. Pencapaian siswa pada siklus I dan siklus II yaitu siswa bersama kelompoknya mencoba menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam LKS menggunakan metode gabungan (substitusi-eliminasi) sehingga siswa mampu menemukan himpunan penyelesaiannya dengan benar. Aktivitas yang dilakukan pada fase pembentukan jejaring yaitu peneliti mengarahkan siswa untuk mempresentasikan hasil kesimpulan kelompoknya didepan kelas. Pada siklus I peneliti meminta perwakilan dari kelompok 1 untuk mempresentasikan hasil kesimpulan kelompoknya. Kemudian peneliti bertanya kepada siswa apakah ada jawaban lain selain dari jawaban kelompok 1, siswa menjawab bahwa jawaban kelompok mereka sama dengan jawaban kelompok 1. Pada siklus II peneliti meminta perwakilan kelompok 2 untuk mempresentasikan hasil kesimpulan kelompoknyanya. Kemudian peneliti bertanya kepada siswa apakah ada jawaban lain selain dari jawaban kelompok 2, siswa menjawab hasil jawaban kelompok mereka sama dengan jawaban kelompok 2 yang berbeda hanya variabelnya. Aktivitas yang dilakukan peneliti pada kegiatan penutup yaitu peneliti memberikan tugas tentang penyelesaian SPLDV kepada siswa sebagai bahan latihan di rumah. Tugas yang diberikan pada siklus I yaitu tentukan himpunan penyelesaian dari 3x 2y = 12 dan 2x + 2y = 18 dan pada siklus II yaitu Asep membeli 2 kg mangga dan 1 kg apel dengan harga Rp.15,000,00. Sedangkan Intan membeli 1 kg mangga dan 2 kg apel dengan harga Rp.18,000,00. Berapakah harga 5 kg mangga dan 3 kg apel? Kemudian siswa mencatat
7 210 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016 semua hal-hal penting yang menjadi bahan belajar mereka di rumah. Selanjutnyapeneliti mengakhiri pembelajaran dengan berdoa bersama-sama dan mengucapkan salam. Pada pertemuan kedua peneliti memberikan tes akhir tindakan siklus I kepada siswa. Adapun satu diantara soal yang diberikan yaitu tentukanlah himpunan penyelesaian setiap SPLDV berikut: x + y = 3 dan 2x 2y = 10. Berdasarkan hasil jawaban siswa diperoleh informasi bahwa dari 21 siswa yang mengikuti tes, terdapat 19 siswa telah mampu menyelesaikan SPLDV dengan tepat menggunakan metode eliminasi, substitusi atau campuran dan terdapat jawaban siswa terhadap soal tersebut sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4 berikut. RF S1 01 RF S1 02 RF S1 03 RF S1 04 RF S1 05 RF S1 06 Gambar 4. Jawaban siswa RF pada soal nomor 1 S1 Terlihat pada jawaban siswa RF sebagaimana Gambar 4, RF menuliskan 2x + 2y = 6 dikurang dengan 2x 2y = 10 (RFSI01) kemudian menuliskan hasilnya (RFSI02) sehingga hasil akhirnya y = -1 (RFSI03). Selanjutnya RF mensubstitusikan nilai y = 1 dan menuliskan 2x 2y = 10, 2x 2(-1) = 10, 2x + 2 = 10 dan 2x = 10 (RFSI04), kemudian menuliskan (RFSI05) sehingga hasil akhirnya x = 4 (RFSI06). Jawaban RF pada (RFSI03), (RFSI04) dan (RFSI06) benar. Sedangkan pada (RFSI01), (RFSI02) dan (RFSI05) salah. RF melakukan oprasi pengurangan 6 10 = -6 (RFS101), seharusnya jawaban RF 6 10 = -4 dan RF membagi 2x dengan 2 (RFS105), seharusnya siswa RF tidak membagi variabel x. Selanjutnya untuk memperjelas informasi tentang kesalahan RF, peneliti melakukan dialog sebagaimana transkip berikut. RF S1 07 P : pada soal nomor 1 kamu langkah pengerjaanya ada yang salah, kamu melakukan oprasi pengurangan 6 10 = -6 namun hasil akhirnya benar. Mengapa demikian? RF S1 08 S : salah tulis saya kak. Disitu bukan - 6 tetapi - 4. RF S1 09 P : jadi kamu hanya salah menuliskan ya. Kemudian pengerjaanmu pada metode substitusi kamu membagi 2x dengan 2 sementara hasil akhirnya kamu masih menuliskan variabel x. Seharusnya bagaimana? RF S1 10 S : iya kak, saya terburu-buru sehingga coretannya sampai kena variabelnya. Seharusnya yang dicoret hanya koefisien 2 saja kak. RF S1 11 P : baiklah, kalau begitu kedepannya harus lebih teliti lagi ya. Hasil jawaban siswa menunjukan bahwa siswa RF sudah memahami konsep dan mampu menentukan himpunan penyelesaian dengan benar, tetapi kurang teliti dalam melakukan operasi pengurangan (RFSI08S) dan operasi pembagian (RFSI10S). Pada pertemuan kedua peneliti memberikan tes akhir tindakan siklus II yang diikuti oleh 21 siswa. Adapun satu diantara soal yang diberikan sebagai berikut. Di kios Amir harga 1 kg beras dan 4 kg minyak goreng adalah Rp ,00. Sedangkan harga 2 kg beras dan 1 kg minyak goreng adalah Rp ,00. Tentukan: a) model matematika dari soal tersebut, b) berapa harga 1 kg beras dan harga 1 kg minyak goreng.
8 Dina Fitriana Toangi, Bakri Mallo, dan Linawati, Penerapan Pendekatan 211 Selanjutnya hasil jawaban siswa dianalisis dan diperoleh informasi bahwa dari 21 siswa yang mengikuti tes, terdapat 16 siswa telah mampu membuat model matematika dan menyelesaikan permasalahan SPLDV, 6 siswa sudah mampu membuat model matematika pada soal SPLDV, namun saat penyelesaian siswa masih melakukan beberapa kesalahan pada operasi hitung. Jawaban siswa ditunjukkan sebagaimana Gambar 5 berikut. AM S2 01 AM S2 06 AM S2 05 AM S2 02 AM S2 03 AM S2 04 Gambar 5. Jawaban siswa AM soal nomor 1 pada siklus 2 Terlihat pada jawaban siswa AM sebagaimana Gambar 5, AM menuliskan b + 4m = dikalikan dengan 2 hasilnya 2b + 8m =18000 (AMS201), 2b + m = dikalikan satu hasilnya tetap 2b + m = (AMS202), 7m = (AMS203), m = (AMS204), m = 2500 (AMS205) dan menuliskan kesimpulan harga 1 minyak goreng adalah Jawaban AM pada (AMS202), (AMS203), (AMS204) dan (AMS205) benar. Sedangkan jawaban AM pada (AMS201) dan (AMS206) salah, karena AM melakukan kesalahan ketika mengoperasikan b + 4m = kemudian di kalikan dengan 2 hasilnya adalah 2b + 8m =18000 padahal seharusya 2b + 8m = (AMS201) kemudian menuliskan kesimpulan dengan informasi yang kurang lengkap (AMS206). Selanjutnya untuk memperjelas informasi tentang kesalahan AM, peneliti melakukan dialog sebagaimana transkip berikut. AM S2 09 P : coba lihat jawaban dari soal nomor 1 kamu, saat penyelesaian menggunakan metode eliminasi kamu salah dalam mengoperasikan perkalian b + 4m = kemudian di kalikan dengan 2 hasilnya yang kamu tuliskan adalah 2b + 8m =18000, sementara hasil akhir kamu benar. Kenapa seperti itu? AM S210 S : iya kak, saya salah menghitung karena buru-buru terlalu semangat mengerjakan akhirnya salah seharusya hasil perkaliannya 2b + 8m = AM S211 P : kemudian penulisan kesimpulanmu harga 1 minyak goreng adalah Seharusnya yang benarnya bagaimana? AM S212 S : iya kak, saya juga lupa menuliskan kg dan Rp nya. Seharusnya saya menulis harga 1kg minyak adalah Rp AM S213 P : ogh begitu ya, berikutnya nanti lebih diperhatikan ya. AM S214 S : iya kak Berdasarkan hasil dialog tersebut, diperoleh informasi bahwa siswa AM sudah memahami soal dan mampu menyelesaikan SPLDV dengan benar serta mampu mengubah kalimat verbal kedalam model matematika dengan benar tapi kurang teliti dalam melakukan operasi perkalian (AMS210S) dan penulisan kesimpulan (AMS212S). Observasi dilakukan dengan mengamati setiap aspek dalam lembar observasi aktivitas peneliti. Adapun aspek yang diamati meliputi: 1) membuka pembelajaran dengan mengucap salam, mengajak siswa berdoa dan mengecek kehadiran siswa, 2) memberikan
9 212 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016 gambaran tentang pentingnya memahami sistem persamaan linear dua variabel sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis siswa, 3) menyampaikan tujuan pembelajaran, 4) memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari materi sistem persamaan linear dua variabel kepada siswa, 5) menyajikan gambar yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan sistem persamaan linear dua variabel, 6) mengontrol pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan pendapat tentang gambar yang diberikan, 7) membimbing siswa membuat kesimpulan dengan bahasa siswa sendiri, 8) membagi siswa dalam beberapa kelompok. Dengan setiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang siswa, 9) membagi LKS kepada setiap kelompok dan meminta siswa untuk mendiskusikan dengan teman sekelompoknya untuk menyelesaikan soal pada LKS, 10) berkeliling untuk memantau aktivitas siswa dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan, 11) meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, 12) memimpin diskusi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan pertanyaan atau tanggapan, 13) mengumpulkan hasil diskusi kelompok siswa, 14) mengajak siswa merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung, 15) mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, 16) memberikan PR kepada siswa, 17) mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan pesan-pesan positif dan mengucap salam, 18) efektivitas pengelolaan waktu, dan 19) mengajak siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti yaitu aspek 2, 5, dan 18 memperoleh nilai 2, aspek 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,13, 14, 15, 16, 17 dan 19 memperoleh nilai 3, dan aspek 1 memperoleh nilai 4. Jumlah skor yang diperoleh adalah 55, sehingga aktivitas peneliti pada siklus I dapat di kategorikan baik. Selanjutnya pada siklus II, aspek 2 dan 17 memperoleh nilai 3, aspek 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18 dan 19 memperoleh nilai 4. Jumlah skor yang diperoleh adalah 64, sehingga aktivitas peneliti dikategorikan sangat baik. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati oleh pengamat dalam bentuk kelompok belajar. Adapun aspek yang diamati yaitu: 1) memberi salam, berdoa bersama dan mendengarkan nama ketika guru mengecek daftar hadir, 2) kesiapan siswa untuk belajar, 3) memperhatikan tujuan pembelajaran dan motivasi yang disampaikan guru, 4) mengamati fakta-fakta yang ditemukan setelah menyimak penjelasan guru, 5) menganalisa dan memeriksa kembali data-data yang diperoleh dari fase mengamati, 6) membuat kesimpulan mengenai konsep yang ditemukan, 7) membentuk kelompok seperti yang diarahkan guru, 8) mengambil LKS yang diberikan oleh guru, 9) bekerjasama dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada LKS, 10) mempresentasikan hasil penyelesaian yang diperoleh, 11) menanggapi dan mengajukan pertanyaan pada kelompok yang mempersentasekan, 12) mengumpulkan LKS kepada guru dan kembali ketempat duduk masing-masing, 13) Membuat kesimpulan tentang apa yang telah dipelajari, 14) memperhatikan penjelasan guru tentang apa yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, 15) menulis PR yang diberikan guru, dan 16) keaktifan siswa dalam pembelajaran. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa yaitu aspek 4, 5 dan 12 memperoleh nilai 2, aspek 2, 3, 6, 7, 9, 10, 11, 14, 15 dan 16 memperoleh nilai 3, dan aspek 1, 8 dan 13 memperoleh nilai 4. Jumlah skor yang diperoleh adalah 48, sehingga aktivitas siswa dapat dikategorikan baik. Selanjutnya pada siklus II, aspek 10 dan 13 memperoleh nilai 3; aspek
10 Dina Fitriana Toangi, Bakri Mallo, dan Linawati, Penerapan Pendekatan 213 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15 dan 16 memperoleh nilai 4. Jumlah skor yang diperoleh adalah 62, sehingga aktivitas siswa dapat dikategorikan sangat baik. PEMBAHASAN Saat pelaksanaan tindakan peneliti menerapkan pendekatan saintifik agar siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu kejadian atau fenomena. Menurut Kemendikbud (2013) pada setiap langkah inti proses pembelajaran guru akan melakukan pembelajaran dengan melakukan pembelajaran sesuai dengan pendekatan ilmiah (Scientific). Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan, peneliti memberikan tes awal kepada siswa kelas VIII dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa mengenai materi prasyarat. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutrisno (2012) yang menyatakan bahwa pelaksanaan tes sebelum perlakuan dilakukan untuk mengetahui pemahaman awal siswa. Pelaksanaan pembelajaran terdiri atas 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, peneliti memberikan LKS yang bertujuan untuk menemukan konsep dari materi yang dipelajari dan pemberian latihan soal. Selanjutnya pada pertemuan kedua, peneliti memberikan tes akhir tindakan. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada setiap siklus mengikuti fase-fase pendekatan saintifik. Pada kegiatan pendahuluan peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak siswa berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. Aktivitas selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Alasan peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum memulai aktifitas belajar yaitu, agar siswa terarah dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran sesuai yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Barlian (2013) yang menyatakan bahwa penyampaian tujuan pembelajaran merupakan strategi yang dapat mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan pada saat mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti memberikan pemotivasian kepada seluruh siswa yaitu dengan menyampaikan manfaat dari mempelajari materi SPLDV dalam kehidupan sehari-hari misalnya siswa ingin menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan angka, uang, umur dan lain-lain. Sehingga siswa termotivasi, siap dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Hudojo (1990) yang menyatakan bahwa betapa pentingnya menimbulkan motivasi belajar siswa, sebab siswa yang diberi motivasi belajar akan lebih siap belajar dari pada siswa yang tidak diberi motivasi belajar. Kemudian peneliti mengorganisir siswa ke dalam beberapa kelompok yang heterogen. Hal ini bertujuan agar siswa dapat bekerjasama, terlibat aktif dalam pembelajaran dan siswa dapat bertukar pendapat bersama teman kelompoknya. Kegiatan peneliti pada fase pengamatan yaitu peneliti meminta siswa untuk mengamati LKS dengan menyajikan sebuah masalah matematika terkait materi SPLDV pada siklus I dan gambar yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pada siklus II. Langkah mengamati untuk siklus 1 siswa dapat mengetahui Konsep SPLDV dan pada siklus II siswa dapat mengetahui hubungan SPLDV dengan kehidupan nyata. Langkah mengamati ini bertujuan untuk mendorong rasa ingin tahu siswa mengamati fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan objek matematika sehingga timbul keinginan sendiri untuk mengetahui konsep yang akan ditemukan. Hal ini sesuai dengan Kemendikbud (2013) bahwa mengamati objek matematika dapat dikelompokkan dalam dua macam kegiatan yang masing-masing mempunyai ciri berbeda, yaitu: 1) mengamati
11 214 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016 fenomena dalam lingkungan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan objek matematika tertentu, 2) mengamati objek matematika yang abstrak. Kegiatan pada fase pengajuan pertanyaan yaitu siswa bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami yang bertujuan untuk menuntun siswa menemukan konsep SPLDV pada siklus I dan mengubah kalimat verbal kedalam model matematika pada siklus II. Apabilah siswa menemui kendala dalam proses menjawab maka peneliti dapat memberikan pertanyaan penuntun yang mengarah pada jawaban pertanyaan siswa itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Nusantara dan Syafi i (2013) yang menyatakan bahwa dalam menjawab pertanyaan siswa, guru kiranya memberikan bimbingan secara terbatas yang dapat mengarahkan siswa untuk dapat menemukan sendiri apa yang mereka tanyakan. Kegiatan pada fase penalaran yaitu siswa membuat kesimpulan sesuai dengan konsep dan informasi yang ditemukannya dari fase-fase sebelumnya. Hal ini bertujuan agar siswa dapat berfikir logis dan sistematis dalam memperoleh kesimpulan. Hal ini sesuai dengan kemendikbud (2013) bahwa secara umum dapat dikatakan penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Kegiatan peneliti pada fase percobaaan yaitu peneliti meminta siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan pada LKS, agar siswa terlatih untuk memperdalam pengetahuannya dan memecahkan masalah. Hal ini sesua dengan Kemendikbud (2013) bahwa pengalaman mencoba akan melatih siswa yang memuat latihan mengasa pola pikir, sikap dan kebiasaan memecahkan masalah. Kegiatan pada fase pembentukan jejaring yaitu peneliti mengarahkan siswa untuk mempresentasikan hasil kesimpulan kelompoknya di depan kelas. Hal ini bertujuan agar saat siswa berdiskusi dan menyampaikan hasil kerja kelompoknya, semua siswa aktif dalam mengumpulkan informasi dan saling mengemukakan pengetahuan mereka masing-masing. Hal ini sesuai dengan Kemendikbud (2013) bahwa penyelesaian dalam tugas kelompok harus merupakan tujuan kelompok membentuk jejaring dapat dimaknai sebagai menciptakan pembelajaran yang kolaboratif antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Hasil tes akhir tindakan siklus I menunjukkan bahwa siswa dapat mencari himpunan penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode subtitusi, eliminasi dan gabungan. Namun masih ada beberapa siswa yang melakukan kesalahan. Kesalahan tersebut antara lain siswa keliru dalam operasi hitung bilangan bulat dan membentuk himpunan penyelesaian. Walaupun demikian, ketika diberikan bimbingan untuk menjawab kembali soal tersebut siswa dapat menyelesaikannya dengan baik dan benar. Secara umum, siswa mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan mencari himpunan penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode susbtitusi, eliminasi dan gabungan dengan benar yang berarti indikator keberhasilan tindakan untuk siklus I telah tercapai. Selanjutnya, pada tes akhir tindakan siklus II, menunjukkan bahwa siswa mampu mengubah kalimat verbal/kalimat dalam kehidupan sehari-hari ke dalam model matematika dan menyelesaikannya menggunakan metode eliminasi, substitusi, dan gabungan dengan benar. Hal ini berarti bahwa kriteria keberhasilan tindakan untuk siklus II telah tercapai. Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut, maka terlihat bahwa indikator keberhasilan tindakan telah tercapai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaiakan materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Negeri 10 Palu.
12 KESIMPULAN Dina Fitriana Toangi, Bakri Mallo, dan Linawati, Penerapan Pendekatan 215 Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Palu dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan mengikuti fase-fase sebagai berikut: 1) pengamatan, 2) pengajuan pertanyaan, 3) penalaran, 4) percobaan, dan 5) pembentukan jejaring. Kegiatan pada fase pengamatan yaitu siswa mengamati permasalahan yang diberikan pada LKS. Pada siklus I mengenai materi SPLDV dengan menggunakan metode subtitusi, eliminasi, dan gabungan dan pada siklus II merupakan materi lanjutan dari siklus I yaitu membuat model matematika dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV dengan menggunakan metode gabungan (eliminasi-subtitusi). Pada fase pengajuan pertanyaan siswa bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami yang bertujuan untuk menuntun siswa menemukan konsep SPLDV pada siklus I dan mengubah kalimat verbal kedalam model matematika pada siklus II. Kegiatan pada fase penalaran siswa mengolah informasi yang diperoleh untuk membuat suatu kesimpulan. Pada fase percobaan siswa menggunakan konsep yang ditemukan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Selanjutnya kegiatan pada fase pembentukan jejaring yaitu siswa berdikusi secara berkelompok dan mempersentasikan hasil kerja kelompoknya. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan tersebut, maka disarankan agar Guru menggunakan pendekatan saintifik yang di padukan dengan metode diskusi kelompok dan tanya jawab untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan dan peneliti lain dapat menerapkan pendekatan saintifik yang di padukan dengan metode diskusi kelompok, tanyajawab dan model pembelajaran yang mendukung pada materi yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Barlian, I. (2013). Begitu Pentingkah Strategi Belajar Mengajar Bagi Guru? Jurnal Forum Sosial. [Online]. Vol. 6.No halaman. Tersedia: ac.id/2268/- 2/isi.pdf. [12 Juni 2016]. Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Depdiknas. Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Cet. Kedua, Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. Hudojo, H. (1990). Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang : IKIP Malang. Jalil,,A.,(2015).,Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Kelas VIII C Mts Darul HikmahTahun2014/2015. [Online]. Jurnal Pendidikan. Vol.1.No halaman. Tersedia: unej. ac. id /handle/ /62305? show=full [21 September 2015].
13 216 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Diklat Guru: dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013 Mata Diklat 2: Analisis Materi Ajar Jenjang SD/SMP/SMA Matapelajaran Pendekatan Scientific. Jakarta. Kemendikbud. Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. (2013). The Action Research Planner: Doing Critical Participatory Action Research. Singapore: Springer Sience [Online]. Tersedia: frontcover&dq =kemmis+and+mctaggart&hl=en&sa=x&rediresc=y#v=onepage&q=kemmis%20a nd%20mctaggart&f=false. [23 September 2016]. Liberna, H. (2012). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Melalui Penggunaan Metode Improve pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. [Online]. Jurnal Formatif. Vol2. No halaman. Tersedia: www. unindra. ac. id /Hawa-1. pdf [18 September 2015]. Miles, M. B dan Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI-Pres. Nugroho, D.S. (2010). Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Bahasan SPLDV Melalui Pendekatan Pair Check. [Online]. Jurnal Pendidikan.Vol 1.No halaman. Tersedia: [21 Agustus 2015]. Nusantara, Toto dan Syafi i Imam. (2013). Diagnosis Kesalahan Siswa pada Materi Faktorisasi Bentuk Aljabar dan Scaffoldingnya. Jurnal Untan [Online]. Tersedia: http//jurnal.untan.online.um.ac.id/data/artikel/artikel d90 1C EE329D pdf. [10 Mei 2016]. Sutrisno. (2012). Efektivitas Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika. [Online]. Vol.14. No. 1.4 halaman.tersedia: id /ojs/journals /II/JPMU vol1no4/016-sutrisno. pdf. [25 April 2016]
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GRAFIK FUNGSI EKSPONEN DI KELAS X MIA 6 SMAN 4 PALU
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GRAFIK FUNGSI EKSPONEN DI KELAS X MIA 6 SMAN 4 PALU Jein Saroinsong Email: jeinsaroinsong@gmail.com H. M. Tawil Made Ali
Lebih terperinciDewi Oktariani 1), Bakri M 2), I Nyoman Murdiana 3) 1), 2),
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 7 PALU PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS Dewi Oktariani
Lebih terperinciRatna Sari Baharuddin Paloloang com Bakri Mallo
PENERAPAN LANGKAH POLYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMPN 6 BOLANO LAMBUNU Ratna Sari Email: ratnajuludin@gmail.com Baharuddin
Lebih terperinciAhmad Ariansyah M. Tawil Madeali I Nyoman Murdiana
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN MODEL TERPADU MADANI PALU PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN Ahmad Ariansyah E-mail: ariansyahahmad03@gmail.com
Lebih terperinciHairiyah I Nyoman Murdiana Linawati
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT KELAS X MIA SMA NEGERI 1 BANAWA Hairiyah E-mail: hairiyahalkaff21@gmail.com
Lebih terperinciTiska 1), Bakri Mallo 2), H. Abd. Hamid 3) 1), 2), 3)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP 1 SINDUE TOMBUSABORA PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL Tiska
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA FUNGSI KOMPOSISI DI KELAS XI IPA I SMAN 7 PALU Yuni Kastarina E-mail: yunikastarina@gmail.com
Lebih terperinciI Made Adi Armawan Gandung Sugita 2)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMFAKTORAN BENTUK KUADRAT DI KELAS VIII SMPN 7 PALU I Made Adi Armawan E-mail: imadeadiarmawan23@gmail.com
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK PANGKAT DI KELAS X SMA KATOLIK ST.
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK PANGKAT DI KELAS X SMA KATOLIK ST. ANDREAS PALU Yuliyanti Rantelino E-mail: yuliantirantelino@gmail.com Marinus
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TRAPESIUM DI KELAS VII SMP NEGERI 7 PALU
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TRAPESIUM DI KELAS VII SMP NEGERI 7 PALU Lusi Susilawati E-mail: lusisusilawati744@yahoo.co.id Bakri Mallo E-mail:
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTsN PALU BARAT PADA MATERI KELILING DAN LUAS DAERAH LAYANG-LAYANG
PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTsN PALU BARAT PADA MATERI KELILING DAN LUAS DAERAH LAYANG-LAYANG Fanny Efriana E-mail: fannyefriana@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMFAKTORAN BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMPN 20 PALU Ni Putu Ratny Listyawati E-mail: puturatny@yahoo.co.id
Lebih terperinciAwaludin Bakri Mallo Rita Lefrida
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS VII MTs PUTRI AISYIYAH
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMPN 16 PALU Romiandi Irwan Rachman E-mail: romiandiirwanrachman059@gmail.com
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 BANGKINANG BARAT TAHUN AJARAN 2011/2012
Lebih terperinciIrman 1), Maxinus Jaeng 2), Tegoeh S. Karniman 3) 1), 2), 3)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PERSEORANGAN DAN KELOMPOK KECIL (PPKK) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 LABUAN Irman 1), Maxinus
Lebih terperinciHannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan
1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN
Lebih terperinciAnggraini, Gandung Sugita Kata Kunci: Tutor Sebaya, Penguasaan mahasiswa, Struktur Aljabar I
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBANTUAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I Anggraini, Gandung Sugita E-mail: anggiplw@yahoo.co.id
Lebih terperinciDepartement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University
1 THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH STRUCTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) APPROACH TO IMPROVE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT IN CLASS VII 3 SMP NEGERI 16 SIJUNJUNG Nadhilah Andriani
Lebih terperinciUmmi Mu afiah Sutji Rochaminah
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT DI KELAS VII SMPN 15 PALU Ummi Mu afiah E-mail: ummimuafiah1992@gmail.com
Lebih terperinciAgus Rusmawan Gandung Sugita Dasa Ismaimuza
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMFAKTORAN BENTUK KUADRAT DI KELAS VIII SMP NEGERI 19 PALU Agus Rusmawan
Lebih terperinciAri Winanto Sudarman Bennu Muh. Hasbi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BENTUK AKAR DI KELAS X MIA 7 SMA NEGERI 4 PALU Ari Winanto E-mail: ariwinanto92@yahoo.com Sudarman
Lebih terperinciInka Lestari Abd. Hamid Evie Awuy
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELILING DAN LUAS DAERAH LINGKARAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 18 PALU Inka Lestari Email: inkalestari.lestari@gmail.com
Lebih terperinciResky Yuliani Putri Abdul Hamid I Nyoman Murdiana
PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH POLYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP NEGERI 19 PALU Resky Yuliani Putri E-mail: resky.yuliani@yahoo.co.id
Lebih terperinciDesi Natalia Tompira Abd. Hamid Evie Awuy
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN PEMECAHAN MASALAH POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA PROGRAM LINEAR KELAS XI SMA NEGERI 4 PALU Desi Natalia Tompira Email:
Lebih terperinciPuspa Yanti Abd. Hamid Anggraini
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSTISION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
Lebih terperinciPENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RUANG DIMENSI TIGA PADA SISWA SMAN 8 MATARAM
PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RUANG DIMENSI TIGA PADA SISWA SMAN 8 MATARAM Tari Asdiati 1 & Agusfianuddin 2 1 Pemerhati Pendidikan Matematika
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN IDENTITAS TRIGONOMETRI BERDASARKAN KRITERIA WATSON DI KELAS X SMA AL-AZHAR PALU
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN IDENTITAS TRIGONOMETRI BERDASARKAN KRITERIA WATSON DI KELAS X SMA AL-AZHAR PALU Miftha Huljannah Email: mifthajn37@gmail.com Gandung Sugita
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI BALONGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kode. Dok PBM.0 Edisi/Revisi A/0 Tanggal 7 Juli 207 Halaman dari RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Lebih terperinciNurul Fitra Ramdhani I Nyoman Murdiana
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BANAWA PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS Nurul Fitra Ramdhani E-mail: tiara_nurulfitra@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII-B SMP NEGERI 3 PANARUKAN TAHUN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP ADVENT PALU PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR I Made Marsana E-mail:
Lebih terperinciIsmi Febriani 1), Abdul Hamid 2), Dasa Ismaimuza 3) 1), 2),
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN BERPANGKAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DI KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 PALU Ismi Febriani 1), Abdul
Lebih terperinciRafika 1), Anggraini 2), Baharuddin Paloloang 3) 1), id 2),
PENERAPAN LANGKAH POLYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALU Rafika 1), Anggraini 2), Baharuddin
Lebih terperinciOleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAPESERTA DIDIK KELAS VIII.2 SMP NEGERI 21 PEKANBARU Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur
Lebih terperinciUlfiana
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 TORIBULU PADA MATERI KELILING DAN LUAS DAERAH LAYANG-LAYANG Ulfiana E-mail: ulfiana1810@gmail.com
Lebih terperinciYuniarti 1), Maxinus Jaeng 2), Sudarman 3) 1), 3)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PERSEORANGAN DAN KELOMPOK KECIL (PPKK) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN DI KELAS VII B 7 SMP NEGERI 14 PALU
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Nurhasnah, Rizal, dan Anggraini Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Juweni, Sumadji, Tri Candra Wulandari Universitas Kanjuruhan Malang juweni.dmw@gmail.com ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciSeprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII B SMPN 10 TAPUNG Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Seprotantobest@yahoo.co.id,
Lebih terperinciKey Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.
1 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII 6 SMP NEGERI 20 PEKANBARU Andita
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 PALU PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN BENTUK ALJABAR Eliswatus Solekhah E-mail:
Lebih terperinciPENERAPAN LANGKAH-LANGKAH POLYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DIKELAS VII SMP NEGERI 2 SIGI DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PERSEGI PANJANG
PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH POLYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DIKELAS VII SMP NEGERI 2 SIGI DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PERSEGI PANJANG Sri Wahyuni E-mail: sriw8023@gmail.com Marinus. B Tandiayuk
Lebih terperinciPENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII MTs NEGERI PALU BARAT
PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII MTs NEGERI PALU BARAT Dian Hayati Tukidjo E-mail: dian_10pm@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciPENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN BERPANGKAT DI KELAS X MIA 5 SMA NEGERI 4 PALU
PENERAPAN METODE LATIHAN BERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN BERPANGKAT DI KELAS X MIA 5 SMA NEGERI 4 PALU Desi Mayanti E-mail: desimayanti92@gmail.com Muh Hasbi E-mail:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Hal ini terjadi ketika seseorang sedang belajar,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 sampai dengan 2 Mei
Lebih terperinciPatta Rani Nuraisyah Muh Hasbi Ibnu Hadjar
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 13 PALU Patta Rani Nuraisyah E-mail:
Lebih terperinciAnggraini Gandung Sugita Program Studi Pendidikan MatematikanUniversitas Tadulako Nia Kurniadin SMP Al-Azhar Palu. Abstrak
PENERAPAN STRATEGI POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VIIIC SMP AL-AZHAR PALU DALAM MENYELESAIKAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Anggraini Gandung Sugita Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN GARIS DAN SUDUT DI KELAS VII SMP NEGERI 13 PALU
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN GARIS DAN SUDUT DI KELAS VII SMP NEGERI 13 PALU Lili Cendana E-mail: lilicendana18@gmail.com Muh. Hasbi
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah
Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK
Lebih terperinciKata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1
Penerapan Pendekatan Saintifik...(Mega Selvira Paut) 511 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS IV DI SD PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA THE IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH TO STUDENTS GRADE IV
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN X
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Donggala Kodi Pada Mata Pelajaran Matematika Kartini Saleng Sekolah Dasar Negeri Donggala Kodi
Lebih terperinciSuherni Muh. Rizal Evie Awuy
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DI KELAS VII SMPN 12 PALU Suherni E-mail:Suherni.92@yahoo.com
Lebih terperinciAnita Anggraini Muh. Hasbi
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 SIGI Anita E-mail: anitamarsale@yahoo.co.id Anggraini
Lebih terperinciDewi Puspita Sukayasa Sutji Rochaminah
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI PENERAPAN HIMPUNAN DI KELAS VII MTs. ALKHAIRAAT PUSAT PALU Dewi Puspita
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Matematis Shadiq (Depdiknas, 2009) menyatakan bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan dalam rangka membuat suatu pernyataan
Lebih terperinciJamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK
Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Sirenja pada Materi Teorema Pythagoras Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala
Lebih terperinciI Made Sudarsana 1), I Nyoman Murdiana 2), Rita Lefrida 3), 1), 2),
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X IPA F SMA NEGERI 1 PARIGI PADA MATERI BARISAN DAN DERET I Made Sudarsana
Lebih terperinciPendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...
1 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples Non Examples dengan Koneksi Matematis untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Segitiga dan Segiempat Di Kelas VII-F SMP Negeri 7 Jember
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND
PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 JEMBER SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Setting Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Setting Penelitian menjelaskan tentang lokasi berlangsungnya penelitian, pada
Lebih terperinciRiwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 5 PEKANBARU Riwa Giyantra *) Armis,
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com
Lebih terperinciAli Musaddad L. Dasa Ismaimuza Sudarman Bennu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 13 PALU Ali Musaddad L. E-mail: alimusaddad088@gmail.com
Lebih terperinciPROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL INKUIRI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR Sanrayani 1, Nurhidayah 2, Muhammad Assaibin 3 Pendidikan
Lebih terperinciUfi 1), Muh Rizal 2), Ibnu Hadjar 3) 1), 2), 3)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 PALU DALAM MATERI HUBUNGAN ANTAR GARIS DAN SUDUT Ufi 1), Muh Rizal 2), Ibnu Hadjar 3) ufi_azis@yahoo.co.id
Lebih terperinciMivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1
Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1 Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan untuk Meningkatkan dan Hasil Belajar Kelas IV Materi Penjumlahan dan Pengurangan
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MEMBANGUN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP LUAS DAERAH PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI DI KELAS VII SMP NEGERI 6 BANAWA Stela E-mail: ela.stela87@yahoo.co.id Maxinus Jaeng
Lebih terperinciSitti Ruqaiyyah Kasim Sutji Rochaminah Ibnu Hadjar
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALAT PERAGA KARTU VARIABEL DAN KARTU KONSTANTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DI KELAS VII MTsN POSO
Lebih terperinciNi Luh Putu Juni Wisnawati, Marinus B. Tandiayuk, dan Anggraini, Penerapan 183
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN ANTAR GARIS DAN SUDUT DI KELAS VII SMP NEGERI 12 PALU Ni Luh Putu Juni Wisnawati
Lebih terperinciSri Muthia
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN ALAT PERAGA MESIN FUNGSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI IPA PADA MATERI KOMPOSISI DUA FUNGSI DI SMAN 3 PALU Sri Muthia E-mail: srimuthia_075@yahoo.co.id
Lebih terperinciUmmi Kalsum Muh. Hasbi Dasa Ismaimuza
PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA BERKEMAMPUAN SEDANG SMA AL-AZHAR KELAS X PALU DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN Ummi Kalsum E-mail: ummikalsum123456789@gmail.com
Lebih terperinciOleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII.3 SMP NEGERI 11 PEKANBARU Oleh: Mutiara Rizky
Lebih terperinciMuhammad Fachri Baharuddin Paloloang
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PANJANG GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 19 PALU Muhammad Fachri Baharuddin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat
6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi
Lebih terperinciSyafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya Untuk Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Poso Pesisir Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU Saatima
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP
PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH : SUCI SEKARWATI NIM F15111030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA MODEL SMA NEGERI 1 SIGI PADA MATERI FUNGSI KOMPOSISI
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA MODEL SMA NEGERI 1 SIGI PADA MATERI FUNGSI KOMPOSISI Dwi Rahmandani E-mail: dhani.lampard.dr@gmail.com Gandung
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 1 MTs NEGERI ENOK Habibullah a, Hj. Zetriuslita b, Abdurrahman c a Alumni Program
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI GRADIEN DI KELAS VIII SMP NEGERI 9 PALU
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI GRADIEN DI KELAS VIII SMP NEGERI 9 PALU I Putu Adi Yusnawan E-mail: yusnawan@yahoo.com Abstrak: Masalah rendahnya pemahaman
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN
Analisis Kesalahan Menyelesaikan... (Puspita Rahayuningsih&Abdul Qohar) 109 ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran dapat diartikan sebagai proses mengidentifikasi perilaku peserta didik, aktivitas yang semula tidak berkaitan menjadi suatu pola yang utuh bagi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN SUDUT PUSAT, PANJANG BUSUR, DAN LUAS JURING DI KELAS VIII C SMP NEGERI 9
Lebih terperinciFathul Khaeri Bakri Mallo Abd. Hamid
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 16 PALU Fathul Khaeri E-mail: fathulkhaeri1993@yahoo.com
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKALIAN BENTUK ALJABAR DI SMP ALKHAIRAAT 1 PALU
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKALIAN BENTUK ALJABAR DI SMP ALKHAIRAAT 1 PALU Fatmawati E-mail:fatmawati337@ymail.com Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI LUAS DAERAH SEGITIGA DI KELAS VII MTs NEGERI PALU SELATAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI LUAS DAERAH SEGITIGA DI KELAS VII MTs NEGERI PALU SELATAN Putri Nurmadinah E-mail: puputmadinah@ymail.com Abstrak:
Lebih terperinci142 AKSIOMA Jurnal Pendidikan MatematikaVolume 04 Nomor 02 September 2015
PENERAPAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KASIMBAR DALAM MENYELESAIKAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL Siti Hardiyanti E-mail: sitihardiyanti048@gmail.com
Lebih terperinciElsa Camelia 1, Edrizon 1
PENGARUH TEKNIK THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 PADANG Elsa Camelia 1, Edrizon 1 1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney Insani, Samsurizal M. Suleman, dan Fatma Dhafir Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM
ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING DI SDN 09 IV KOTO AUR MALINTANG OLEH: REPSA YUNITA NPM. 1110013411250 PROGRAM
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kode. Dok PBM.10 Edisi/Revisi A/0 Tanggal 17 Juli 2017 Halaman 1 dari RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciFadillah Muh. Hasbi Teguh S. Karniman
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN GARIS DAN SUDUT DI KELAS VII SMP-IT QURROTA A YUN PALU Fadillah E-mail: fadillahismail4@gmail.com Muh.
Lebih terperinciPendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...
Meningkatkan Kemampuan Menulis Pantun melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media Objek Langsung Siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Battal Tahun Pelajaran 2012/2013 ( Improve Writing Ability Rhymes through
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BENTUK ALJABAR DI KELAS VII SMP NEGERI 12 PALU Nurulia Email:
Lebih terperinciDesriyana Pampi Ibnu Hadjar Muh Rizal
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GARIS DAN SUDUT DI KELAS VII SMP SATAP NEGERI 18 SIGI Desriyana Pampi E-mail: desriyanapampi@gmail.com
Lebih terperinciOleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA AL-HUDA PEKANBARU Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** )
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PENARIKAN KESIMPULAN LOGIKA MATEMATIKA
IMPLEMENTASI METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PENARIKAN KESIMPULAN LOGIKA MATEMATIKA Nurcholis E-mail : nurcholis.asnawir@gmail.com Abstrak : an ini bertujuan untuk
Lebih terperinci