Ummi Kalsum Muh. Hasbi Dasa Ismaimuza

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ummi Kalsum Muh. Hasbi Dasa Ismaimuza"

Transkripsi

1 PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA BERKEMAMPUAN SEDANG SMA AL-AZHAR KELAS X PALU DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN Ummi Kalsum ummikalsum @gmail.com Muh. Hasbi muhhasbi62@gmail.com Dasa Ismaimuza dasaismaimuza@yahoo.uk Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil pemecahan masalah sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) siswa SMA Al-Azhar kelas X Palu yang berkemampuan matematika sedang berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil pemecahan masalah SPLDV siswa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berkemampuan matematika sedang pada tahap memahami masalah yaitu mengidentifikasi hal yang diketahui berdasarkan kalimat pernyataan dan hal yang ditanyakan berdasarkan kalimat pertanyaan pada masalah dan menuliskan hal yang diketahui dan ditanyakan dengan menggunakan gambar; tahap membuat rencana pemecahan masalah siswa berjenis kelamin laki-laki berkemampuan sedang menggunakan taksiran nilai dan siswa berjenis kelamin perempuan berkemampuan matematika sedang menggunakan metode gabungan (subtitusi-eliminasi); tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah siswa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berkemampuan matematika sedang melaksanakan rencana menggunakan metode subtitusi-eliminasi; pada tahap memeriksa kembali jawaban siswa berjenis kelamin laki-laki berkemampuan matematika sedang menggunakan cara lain dan siswa berjenis kelamin perempuan berkemampuan matematika sedang menggunakan metode subtitusi. Kata kunci: profil pemecahan masalah; masalah SPLDV; langkah-langkah pemecahan masalah Polya; perbedaan jenis kelamin. Abstract : This study aimed to obtain a description of the profile solving systems of linear equations of two variables (SLETV) Al-Azhar high school students of class X Palu who have middle of ability based on gender differences. This research used the qualitative method by using approach of qualitative descriptive. The results showed that the profile of students problem solving SLETV by male and female who have middle of ability at the stage of understanding the problem is identify thingsi that are known and questionon the problem ad write it on their answer sheet; the stage of making plans of problem solving by male is using estimated value and female using combined methods (substitution-elimination); the stages of implementing the plan students' problem solving sex male and female high is implementing a plan by involving knowledge of equations, similar tribes, operating on the algebra and integer operations; the stage to check the answer by male is using two way and and female using the substitution method. Keywords: profile of problem-solving; SLETV problems, troubleshooting steps Polya, gender differences Matematika merupakan pelajaran yang bersifat universal, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan dapat mengembangkan daya pikir manusia. Oleh karena itu, pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari tingkat sekolah dasar maupun perguruan tinggi. Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali kemampuan berfikir kritis, sistematis, logis dan kreatif serta memiliki kemampuan untuk bekerja sama (Depdiknas, 2006). Tujuan pendidikan matematika dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

2 384 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember Tahun 2006, beberapa diantaranya yaitu 1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah; 2) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 3) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006). Menurut Hadjar dan Akina (1994) pemecahan masalah yang bersifat matematik dapat menolong siswa meningkatkan daya analisis dan dapat membantu untuk menerapkan dalam berbagai situasi. Pemecahan dari masalah tersebut dapat meningkatkan rangsangan untuk mempelajari matematika, ini disebabkan karena didalamnya terdapat strategi yang disebut teknik heuristik atau memberi kesempatan untuk menemukan. Satu diantara materi yang diajarkan di kelas X SMA adalah sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV banyak dijumpai diantaranya, menentukan harga suatu barang dan menentukan jumlah suatu barang. Materi SPLDV berkaitan erat dengan materi lain, diantaranya sistem pertidaksamaan linear dua variabel, program linear serta barisan dan deret aritmatika. Penerapan SPLDV pada materi sistem pertidaksamaan linear dua variabel dan program linear yaitu untuk menggambar grafik dan menentukan titik potong dari dua buah garis. Ketika memecahkan masalah SPLDV seseorang diharapkan untuk teliti dan memiliki kemampuan untuk mengolah bahasa soal ke dalam model matematika. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka siswa tersebut akan kesulitan dalam memecahkan masalah SPLDV, akan tetapi hal ini tidak cukup jika siswa tersebut tidak memiliki ketelitian dalam mengerjakan masalah. Kemampuan mengolah kata dan ketelitian yang dimiliki seseorang turut dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin. Rushton (1973) menjelaskan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam belajar matematika, yaitu laki-laki lebih unggul dalam penalaran sedangkan perempuan lebih unggul dalam ketepatan, ketelitian, kecermatan dan keseksamaan berpikir. Hasanah (2014) berpendapat bahwa kemampuan verbal wanita lebih tinggi dibandingkan laki-laki dan kemampuan visual-spatial laki-laki lebih tinggi dibandingkan wanita. Usodo (2012) menyebutkan bahwa beberapa peneliti percaya bahwa pengaruh faktor perbedaan jenis kelamin dalam matematika yaitu adanya perbedaan biologis dalam otak anak laki-laki dan perempuan yang diketahui bahwa anak perempuan secara umum lebih unggul dalam bidang bahasa dan menulis, sedangkan anak laki-laki lebih unggul dalam bidang matematika karena kemampuan ruangnya yang lebih baik. Dominasi laki-laki dalam bidang matematika dan sains ditemukan dalam beberapa penelitian yaitu Benbow dan Stanley pada tahun 1988; Halpern pada tahun 1986; Hyde, Fennema, dan Lamon pada tahun 1990; Reis dan Park pada tahun Sejalan dengan penelitian tersebut Asmaningtias (2009) berpendapat bahwa perempuan biasanya tidak cukup berhasil mempelajari matematika dibandingkan perempuan. Satu diantara aspek penting yang perlu diketahui guru untuk dapat mengajarkan SPLDV dengan baik yaitu dengan memperhatikan kondisi kelas dan mengetahui karakteristik siswanya dalam memecahkan masalah. guru perlu untuk mengetahui profil pemecahan masalah SPLDV siswa berdasarkan karakteristik siswa agar dapat mengetahui karakteristik dari masing-masing siswa dalam memecahkan masalah. Guru dapat mengetahui letak kesulitan siswa pada saat memecahkan masalah, dengan mengetahui profil pemecahan masalah SPLDV siswa. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul

3 Ummi Kalsum, Muh. Hasbi, dan Dasa Ismaimuza, Profil Pemecahan 385 profil pemecahan masalah sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) siswa berkemampuan sedang SMA Al-Azhar kelas X Palu ditinjau dari perbedaan jenis kelamin. Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana profil pemecahan masalah sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) siswa berkemampuan sedang SMA Al-Azhar kelas X Palu ditinjau dari perbedaan jenis kelamin? Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan profil pemecahan masalah sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) siswa berkemampuan sedang SMA Al-Azhar kelas X Palu berdasarkan perbedaan jenis kelamin. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al-Azhar Palu. Banyak subjek yang dipilih adalah dua subjek yang masing-masing terdiri dari satu siswa berjenis kelamin laki-laki dan satu siswa berjenis kelamin perempuan berkemampuan sedang. Pemilihan subyek dilakukan berdasarkan nilai rata-rata UH, UTS dan nilai UAS matematika. Subjek yang terpilih disimbolkan LS dan LS. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes tertulis, wawancara mendalam dan observasi. Instrumen yang digunakan terdiri atas instrumen utama dan instrumen pendukung. Instrumen utama adalah peneliti sendiri dan instrumen pendukung adalah tes pemecahan masalah SPLDV yang telah di validasi. Uji kredibilitas data pada penelitian ini dilakukan dengan metode triangulasi. Analisis data yang digunakan mengacu pada analisis data menurut Miles dan Huberman (1992) yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Transkrip hasil wawancara diberikan kode digit pertama dan kedua berupa huruf yaitu LS yang merupakan subjek berjenis kelamin laki-laki berkemampuan sedang. PS merupakan siswa berjenis kelamin perempuan berkemampuan sedang. P merupakan pewawancara. Tiga digit terakhir merupakan angka yang menyatakan urutan jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh siswa dan pewawancara dikodekan dengan P. Sebagai contoh PS001 merupakan jawaban siswa berjenis kelamin perempuan berkemampuan sedang menjawab pertanyaan pertama dan P001 merupakan pertanyaan pertama pada transkrip wawancara. HASIL PENELITIAN Setelah melakukan pengumpulan data, peneliti memaparkan data hasil penelitian yang berupa profil pemecahan masalah PS dan LS mengenai proses pemecahan masalah SPLDV yang dilakukan subjek berdasarkan langkah pemecahan masalah Polya (1973), yaitu memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa kembali jawaban. Adapun masalah yang diberikan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Masalah PLSV M1 Di bawah ini terdapat sketsa tampak depan tiga tugu yang masing-masing disusundari bangun datar persegi dan persegi panjang yang kongruen. Jika tinggi tugu 1 adalah 28 meter dan tinggi tugu 2 adalah 19 meter, maka berapakah tinggi tugu yang ketiga? M2 Di bawah ini terdapat sketsa tampak depan tiga tugu yang masing-masing disusun dari bangun datar persegi dan persegi panjang yang kongruen. Jika tinggi tugu 1 adalah 14 meter dan tinggi tugu 2 adalah 10 meter, maka berapakah tinggi tugu yang ketiga?

4 386 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016 Tugu 1l Tugu 2 Tugu 33 Tugu 13 Tugu 2 Tugu 3 Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara mengenai langkah pemecahan masalah terhadap subjek. Setelah memperoleh data profil pemecahan masalah SPLDV, peneliti melakukan triangulasi waktu untuk melihat kredibilitas data, yaitu dengan memberikan masalah setara kepada subjek pada waktu yang berbeda. Adapun data yang digunakan peneliti pada artikel ini adalah data profil pemecahan masalah PS dan LS dalam menyelesaikan M1. PLS01 PPS08 PLS02 Gambar 1. Jawaban LS pada tahap memahami masalah Gambar 2. Jawaban PS pada tahap memeriksa Jawaban LS dalam memahami masalah ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1 menunjukkan LS menuliskan hal yang diketahui (PLS01) dan yang ditanyakan (PLS02) dengan menggunakan gambar. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh informasi lebih lanjut. Berikut adalah transkrip wawancara LS pada tahap memahami masalah. P005 : masalahnya dibaca dulu dik. LS005 : (membaca masalah) sudah kakak. P006 : berdasarkan masalah yang kakak berikan apakah adik sudah mengetahui hal yang diketahui dan ditanyakan? LS006 : iya, sudah kakak. P007 : berdasarkan masalah tersebut, apa hal yang ketahui? LS007 : terdapat tiga tugu yang disusun dari bangun datar persegi dan persegi panjang yang kongruen. Tinggi tugu pertama adalah 28 meter, tugu kedua adalah 19 meter. P008 : bagaimanakah bentuk tugu pertama dan kedua dik? LS008 : tugu pertama terdiri atas empat bangun datar persegi dan empat bangun datar persegi panjang. Tugu kedua terdiri atas tiga bangun datar persegi dan dua persegi panjang. Ukuran masing-masing bangun datar persegi dan persegi panjang adalah kongruen. P009 : apakah masih ada informasi lain yang ingin adik ungkapkan? LS009 : tugu pertama lebih tinggi dari pada tugu kedua dan tugu ketiga lebih rendah dari

5 Ummi Kalsum, Muh. Hasbi, dan Dasa Ismaimuza, Profil Pemecahan 387 tugu ketiga. (kembali membaca masalah). P010 : apakah masih ada informasi lain yang ingin adik ungkapkan? LS010 : (membaca masalah) tidak ada kakak. P011 : selanjutnya yang ingin kakak tanyakan yaitu apa yang ditanyakan dari masalah dik? LS011 : berapakah tinggi tugu ketiga? P012 : kenapa adik bisa menyimpulkan bahwa kalimat berapakah tinggi tugu ketiga merupakan yang ditanya? LS012 : karena, berapa merupakan salah satu kata tanya kakak. P013 : apakah masih ada yang ingin adik ungkapkan terkait hal-hal yang ditanyakan dari masalah tersebut? LS013 : tidak ada kakak. Informasi yang diperoleh berdasarkan transkrip wawancara yaitu LS mengidentifikasi hal yang diketahui dari masalah berdasarkan kalimat pernyataan dari masalah yaitu terdapat tiga tugu yang disusun dari bangun datar persegi dan persegi panjang yang kongruen. Tinggi tugu pertama adalah 28 meter, tugu kedua adalah 19 meter (LS007). Tugu pertama terdiri atas empat bangun datar persegi dan empat bangun datar persegi panjang. Tugu kedua terdiri atas tiga bangun datar persegi dan dua persegi panjang. Ukuran masingmasing bangun datar persegi dan persegi panjang adalah kongruen (LS008). LS mengidentifikasi hal yang ditanyakan berdasarkan kalimat pertanyaan yaitu berapakah tinggi tugu ketiga? (LS011), (LS012). Berdasarkan Gambar 1 dan transkrip wawancara bahwa profil pemecahan masalah LS pada tahap memahami masalah yaitu LS menentukan hal yang diketahui berdasarkan kalimat pernyataan dan hal yang ditanyakan berdasarkan kalimat pertanyaan serta LS menggambarkan hal yang diketahui dan yang ditanyakan. Selanjutnya LT membuat rencana pemecahan masalah. Berikut adalah transkrip wawancara LT dalam membuat rencana pemecahan masalah. P014 : bagaimana rencana adik untuk menyelesaikan masalah ini? LS014 : (membaca masalah) saya masih belum tau kak. P015 : kalau kebingungan boleh kamu baca ulang lagi masalahnya. LS015 : (membaca masalah) saya sudah tau kak. P016 : jadi bagaimana cara kamu untuk menyelesaikan masalahnya? LS016 : iya sudah kak, begini kak semua panjang sisi persegi dan lebar persegi panjang sama, tinggi tugu satu adalah 28 meter dan terdiri dari 4 persegi panjang dan 4 persegi, kalau saya mencoba masukkan angka 5 dan 2, maka. Terus kalau saya masukkan juga di tugu dua yang memiliki tinggi 19 meter, jadi Kalau benar panjang sisi perseginya 5 meter dan lebar persegi panjang 2 meter, diperoleh tinggi tugu ketiga meter. P017 : bagaimana cara kamu memperoleh angka 5 dan 2? LS017 : saya hanya mengira-ngira saja kak. Setelah saya masukkan ternyata memenuhi disetiap persamaan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan tanggal 2 Desember 2015 diperoleh informasi bahwa LS pada tahap membuat rencana pemecahan masalah yaitu mencari dengan menggunakan perkiraan nilai panjang sisi persegi yaitu 5 meter dan lebar persegi panjang yaitu 2 meter (LS016). Mensubtitusi hasil perkiraan tersebut pada tinggi tugu satu yaitu 28 meter yang terdiri dari terdiri dari 4 persegi dan 4 persegi panjang sehingga diperoleh dan tugu 2 dengan tinggi 19 meter yang terdiri dari 3 persegi dan 2 persegi panjang sehingga diperoleh (LS016). Jawaban di anggap

6 388 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016 benar jika hasil perkiraan nilai dari panjang sisi persegi dan lebar persegi panjang memenuhi pada setiap persamaan masing-masing tugu (LS017). Berdasarkan uraian tersebut diperoleh informasi bahwa profil pemecahan masalah LS pada tahap membuat rencana pemecahan masalah yaitu mencari solusi dengan menggunakan taksiran nilai panjang sisi persegi dan lebar persegi panjang, mensubtitusi taksiran nilai pada persamaan yang dibuat berdasarkan hal yang diketahui. Selanjutnya LT melaksanakan rencana pemecahan masalah. Jawaban LT dalam melaksanakan rencana pemecahan masalah dapat dilihat pada Gambar 3. PLS03 PLS04 PLS05 PLS06 PLS07 PLS08 PLS09 Gambar 3. Jawaban LS pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah PPS01 PPS02 PPS03 PPS04 PPS05 PPS06 PPS07 Gambar 4. Jawaban PS pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah Jawaban LS pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3 menunjukkan LS menyelesaikan masalah sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. LS membuat model matematika dengan memisalkan lebar persegi panjang adalah dan panjang sisi persei adalah (PLS03) sehingga diperoleh persamaan yang terbentuk yaitu persamaan 1 dan persamaan 2 (PLS04). Membuat koefisien dari variable pada persamaan 1 dan 2 sama dengan cara mengalikan persamaan 1 dengan angka 3 dan persamaan 2 dengan angka 4 sehingga diperoleh persamaan baru dan (PLS05), dari kedua persamaan LS mengeliminasi variable dengan cara mengurangkan persamaan oleh sehingga diperoleh. Mengalikan angka di kedua ruas persamaan sehingga diperoleh (PLS06). Mensubtitusi nilai dari variabel pada persamaan 1 (PLS07) sehingga diperoleh. Mengurangkan kedua ruas dengan angka 8 pada persamaan sehingga diperoleh. Mengalikan angka persamaan sehingga diperoleh nilai varibel (PLS08). Mensubtitusi nilai dari variabel dan pada tugu III= sehingga diperoleh tinggi tugu ketiga 12 meter (PLS09). Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh informasi lebih lanjut. Berikut adalah transkrip wawancara LS pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah.

7 Ummi Kalsum, Muh. Hasbi, dan Dasa Ismaimuza, Profil Pemecahan 389 LS018 : sudah kak. P019 : apakah kamu bisa menjelaskan jawaban kamu dik\? LS019 : pertama-tama saya memisalkan lebar persegi panjang adalah dan panjang rusuk persegi adalah. Kedua, saya membuat persamaan tugu satu, dua dan tiga. Ketiga, saya mengeliminasi persamaan satu dan dua untuk mencari nilai. Setelah itu saya mensubtitusi nilai dari variabel pada persamaan satu untuk mencari nilai variabel s. langkah terakhir adalah mensubtitusi nilai dari variabel dan pada persamaan tugu yang ketiga mam. P020 : jadi hasil yang kamu peroleh berapa dek? LS020 : tinggi tugu 3 adalah 12 meter. Informasi yang diperoleh berdasarkan transkrip wawancara yaitu LS melaksanakan rencana pemecahan masalah tidak sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. LS meggunakan metode gabungan (subtitusi-eliminasi) untuk mencari nilai dari variabel dan. Setelah memperoleh nilai dari variabel dan, LS mensubtitusi nilai dari variabel tersebut untuk memperoleh tinggi tugu ketiga. Berdasarkan Gambar 4 dan transkrip wawancara dapat disimpulkan bahwa profil pemecahan masalah LS pada tahap melaksanakan rencana pemecahan M1 yaitu LS melaksanakan rencana pemecahan masalah tidak sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya, LS menggunakan metode gabungan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan dan LS dapat melibatkan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya mengenai persamaan linear dua variabel, persamaan linear satu variabel serta operasi hitung aljabar dan bilangan bulat. Selanjutnya LT memeriksa kembali jawaban. Berikut adalah transkrip wawancara LS pada tahap memeriksa kembali jawaban. P021 : apakah kamu sudah yakin bahwa jawaban kamu benar dik? LS021 : iya sudah kak. P022 : kenapa bisa kamu yakin dengan jawaban kamu dek? LS022 : karena jawaban dari hasil coba-coba dan metode gabungan sama hasilnya kak. Informasi yang diperoleh berdasarkan transkrip wawancara LS memeriksa kembali jawaban dengan menggunakan cara coba-coba dan metode gabungan (LS022). Jawaban diperoleh benar apa bila hasil yang diperoleh pada kedua cara tersebut adalah sama. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa profil pemecahan masalah LS pada tahap memeriksa kembali jawaban menggunakan cara lain, dimana jawaban di anggap benar apabila jawaban dari cara yang diperoleh pada tahap kedua dan ketiga pemecahan masalah adalah sama. Selanjutnya dipaparkan data PT dalam memecahkan masalah. Berikut adalah transkrip wawancara PS pada tahap memahami masalah. PS003 : sudah kak. P004 : apa yang diketahui dari masalah? PS004 : tinggi tugu 1 yang terdiri dari 4 persegi dan 4 persegi panjang adalah 28 meter dan tinggi tugu 2 yang terdiri dari 3 persegi dan 2 persegi panjang adalah 19 meter. P005 : apa yang ditanyakan dari maslaah dik? PS005 : tinggi tugu ketiga. P006 : kenapa kamu bisa mengetahui bahwa tinggi tugu ketiga adalah hal yang ditanyakan? PS006 : karena, pada masalah terdapat kalimat berapakah tinggi tugu ketiga. Kata berapa

8 390 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016 merupakan salah satu kata tanya. Informasi yang diperoleh dari transkrip wawancara yaitu PS menyebutkan hal yang diketahui dari masalah yaitu tinggi tugu 1 yang terdiri dari 4 persegi dan 4 persegi panjang adalah 28 meter dan tinggi tugu 2 yang terdiri dari 3 persegi dan 2 persegi panjang adalah 19 meter (PS005). PS menyebutkan hal yang ditanyakan yaitu tinggi tugu ketiga berdasarkan kalimat pertanyaan (PS006). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa profil pemecahan masalah PS pada tahap memahami masalah yaitu PS menentukan hal yang ditanyakan berdasarkan kalimat pertanyaan PS menyebutkan hal yang diketahui berdasarkan kalimat pertanyaan, PS menyebutkan hal yang ditanyakan yaitu tinggi tugu ketiga berdasarkan kalimat pertanyaan. P007 : bagaimana cara kamu untuk menyelesaikan masalah yang kakak berikan ini? PS007 : cara saya dalam menyelesaikan masalah yaitu saya buat persamaan 4 persegi+4 persegi panjang = 28. Persamaan tersebut saya buat berdasarkan hal yang diketahui pada tugu satu yaitu tugu satu terdiri dari 4 persegi dan 4 persegi panjang dan tingginya 28 meter. Selanjutnya saya buat persamaan 3 persegi+2 persegi panjang = 19 Persamaan tersebut saya buat berdasarkan hal yang diketahui pada tugu dua yaitu tugu dua terdiri dari 3 persegi dan 2 persegi panjang tingginya 19 m. Kemudian saya menggunakan metode elminasi untuk mencari lebar persegi panjang, setelah itu saya subtitusi nilai dari lebar persegi panjang untuk mencari panjang sisi persegi. Setelah itu saya subtitusi pada tugu ketiga yang terdiri dari 2 persegi dan 1 persegi panjang. P008 : terus masih ada yang ingin kamu sampaikan dek? PS008 : tidak mam. Informasi yang diperoleh berdasarkan transkrip wawancara tersebut yaitu pada tahap membuat rencana pemecahan masalah PS membuat model 4 persegi+4 persegi panjang = 28. Model matematika tersebut dibuat berdasarkan hal yang diketahui pada tugu satu yaitu tugu satu terdiri dari 4 persegi dan 4 persegi panjang dan tingginya 28 meter. PS membuat persamaan 3 persegi+2 persegi panjang = 19. Persamaan tersebut di buat berdasarkan hal yang diketahui pada tugu dua yaitu tugu dua terdiri dari 3 persegi dan 2 persegi panjang tingginya 19 m. Kemudian PS menggunakan metode eliminasi untuk mencari lebar persegi panjang, setelah itu PS mensubtitusikan nilai dari lebar persegi panjang untuk mencari panjang sisi persegi (PS007). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah memahami masalah PS dapat membuat rencana pemecahan masalah yaitu membuat model matematika berdasarkan hal yang diketahui dan menggunakan metode subtitusi-eliminasi untuk mencari panjang sisi persegi dan lebar persegi panjang. Selanjutnya PS melaksanakan rencana pemecahan masalah. Jawaban PS pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan PS memisalkan panjang sisi persegi dengan p dan lebar persegi panjang dimisalkan menjadi p.panjang. Membuat model matematika dari tinggi tugu yang diketahui, yaitu 4 p+ 4 p. panjang = 28 dan 3 p+ 2 p. panjang = 19 (PPS01). Mengalikan persamaan 4 p+ 4 p. panjang = 28 dengan 3 dan persamaan 3 p+ 2 p. panjang = 19 dengan 4, sehingga diperoleh persamaan 1 menjadi 12 p + 12 p.panjang = 84 dan persamaan 2 menjadi 12 p + 8 p.panjang = 76 (PPS02). Mengurangkan persamaan 2 dan persamaan 1, sehingga diperoleh 4 p.panjan g=8 (PPS03). Mengalikan 4 p.panjang = 8 dengan 1/4, sehingga lebar persegi panjang 2 m (PPS04). Mensubtitusi p.panjang=2 ke persamaan 1 (PPS05), sehingga diperoleh p = 5 (PPS06). Mensubtitusi p = 5 dan p.panjang = 2 ke persamaan pada tugu 3 yang terdiri dari 2 persegi dan persegi panjang sehingga diperoleh tinggi tugu 3 adalah 12 m (PPS07).

9 Ummi Kalsum, Muh. Hasbi, dan Dasa Ismaimuza, Profil Pemecahan 391 Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh informasi lebih lanjut. Berikut adalah transkrip wawancara PS tahap melaksanakan rencana pemecahan M1. P008 : bagaimana cara kamu memperoleh persamaan 4 p+4 p. panjang=28 dan 3 p+ 2 p. panjang = 19 PS008 : saya menggunakan pemisalan kak. Variabel merupakan panjang sisi persegi. P. panjang merupakan panjang sisi persegi. Persamaan tersebut saya buat berdasarkan hal yang diketahui seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya Informasi yang diperoleh dari transkrip wawancara yaitu PS membuat persamaan dengan memisalkan panjang sisi persegi dengan dan p.panjang merupakan lebar persegi panjang. Berdasarkan Gambar 4 dan transkrip wawancara dapat disimpulkan bahwa profil pemecahan masalah PS pada saat melaksanakan rencana pemecahan masalah yaitu membuat model matematika, menggunakan metode subtitusi untuk mencari panjang sisi persegi dan lebar persegi panjang dan mensubtitusi nilai dari panjang sisi persegi dan persegi panjang pada persamaan ketiga. Selanjutnya PS memeriksa kembali jawaban. Jawaban PS pada saat memeriksa kembali jawaban dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa PS memeriksa kembali jawaban dengan mensubtitusi nilai dari panjang sisi persegi dan lebar persegi panjang sehingga diperoleh Tugu II = 5m + 2m + 5m +2m +5= = 19 m (PPS08). Selanjutnya peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh informasi lebih lanjut. Berikut adalah transkrip hasil wawancara PS dalam memeriksa jawaban M1. P009 : apakah kamu yakin jawaban kamu benar? PS009 : iya sudah mam, P010 : Bagaimana cara kamu memeriksa kembali jawaban? PS010 : saya mensubtitusi nilai dari panjang sisi persegi dan lebar persegi panjang pada persamaan satu. Hasilnya memenuhi mam, yaitu sama dengan tinggi tugu yang diketahui Informasi yang diperoleh dari transkrip wawancara tersebut yaitu PS memeriksa kembali jawaban dengan mensubtitusi nilai dari panjang sisi persegi dan lebar persegi panjang pada persamaan satu. Hasilnya memenuhi yaitu sama dengan tinggi tugu yang diketahui (PS010). Berdasarkan Gambar 2 dan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa profil pemecahan masalah PS pada tahap memeriksa kembali jawaban yaitu menggunakan metode subtitusi, yakni mensubtitusi hasil yang diperoleh pada salah satu persamaan yang telah dibuat sebelumnya, jawaban benar apabila hasil yang diperoleh telah sama dengan ruas kanan pada persamaan tersebut. PEMBAHASAN Tahap memahami masalah siswa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berkemampuan matematika sedang dapat menentukan hal yang diketahui dan hal yang ditanyakan pada masalah dan menuliskannya pada lembar jawabannya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Yuwono (2010) bahwa dalam memahami masalah siswa dapat menentukan syarat cukup yaitu hal-hal yang diketahui dan syarat perlu yaitu hal-hal yang ditanyakan. Siswa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berkemampuan sedang mengidentifikasi hal yang diketahui dengan melihat kalimat pernyataan pada masalah dan hal yang ditanyakan dengan melihat kalimat tanya pada masalah yang diberikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Muna (2014) yang menyatakan bahwa dalam memahami masalah siswa dapat

10 392 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016 mengidentifikasi yang diketahui dengan melihat kalimat pernyataan pada masalah dan yang ditanyakan dengan melihat kalimat pertanyaan pada masalah. Siswa berjenis kelamin laki-laki berkemampuan sedang menuliskan hal yang diketahui dengan menggunakan gambar. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa berjenis kelamin laki-laki berkemampuan sedang unggul dalam visualisasi gambar. hal ini sesuai dengan pendapat Hasanah (2014) yang menyebutkan bahwa laki-laki unggul dalam hal yang berkaitan dengan visual. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa profil pemecahan masalah siswa berjenis kelamin laki-laki berkemampuan sedang pada tahap memahami masalah adalah menentukan hal yang ditanyakan berdasarkan kalimat pertanyaan serta menggambarkan hal yang diketahui dan ditanyakan dari masalah. Profil pemecahan masalah siswa berjenis kelamin perempuan berkemampuan sedang yaitu menentukan hal yang diketahui berdasarkan kalimat pernyataan menentukan hal yang diketahui berdasarkan kalimat pernyataan. Langkah yang direncanakan siswa berjenis kelamin laki-laki dalam mencari solusi dari masalah yang diberikan adalah menggunakan pemisalan dan ketika mengerjakan cara yang dipilih siswa untuk menyelesaikan masalah SPLDV adalah dengan cara mentaksir nilai yang dianggap sebagai solusi dan mensubtitusi taksiran nilai pada persamaan yang dibuat berdasarkan hal yang diketahui. dan cara yang akan digunakan siswa perempuan berkemampuan sedang adalah menggunakan metode campuran (subtitusi-eliminasi). Tahap merencanakan pemecahan masalah siswa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berkemampuan sedang berusaha mengingat kembali dan menguasai hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya dan menggunakannya untuk memecahkan masalah yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hudojo (1988:119) bahwa untuk menyelesaikan masalah orang harus menguasai hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya dan menggunakannya di dalam situasi yang baru. Langkah pemecahan masalah yang direncanakan siswa berjenis kelamin laki-laki berkemampuan sedang adalah dengan mentaksir nilai setiap variabel dan jika angka tersebut dianggap memenuhi persamaan yang diberikan maka jawaban dianggap benar. Langkah pemecahan masalah yang direncanakan siswa berjenis kelamin perempuan berkemampuan sedang adalah menggunakan pemisalan untuk menentukan persamaan 1 dan persamaan 2, setelah itu untuk mencari titik potong dari persamaan 1 dan 2 siswa berjenis kelamin perempuan menggunakan metode campuran (subtitusi-eliminasi). Berdasarkan beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa profil pemecahan masalah SPLDV siswa berjenis kelamin laki-laki berkemampuan sedang pada tahap membuat rencana pemecahan masalah adalah dengan menggunakan perkiraan nilai panjang sisi persegi dan lebar persegi panjang dan mensubtitusi taksiran nilai pada persamaan yang dibuat berdasarkan hal yang diketahui. Profil pemecahan masalah SPLDV siswa berjenis kelamin perempuan berkemampuan sedang pada tahap membuat rencana pemecahan masalah adalah membuat model matematika dan menggunakan metode gabungan untuk mencari selesaian dari model tersebut. Tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah siswa berjenis kelamin laki-laki berkemampuan sedang menggunakan metode campuran (subtutusi-eliminasi) dan siswa berjenis kelamin perempuan berkemampuan sedang menyelesaikan masalah SPLDV menggunakan metode campuran (subtitusi-eliminasi). Siswa berjenis kelamin laki-laki berkemampuan sedang tidak melaksanakan rencana pemecahan dengan baik dan siswa berjenis kelamin perempuan melaksanakan rencana

11 Ummi Kalsum, Muh. Hasbi, dan Dasa Ismaimuza, Profil Pemecahan 393 pemecahan dengan baik. Hal ini bisa disebabkan karena siswa bejrenis kelamin laki-laki kurang cermat dalam merencanakan pemecahan masalah. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa berjenis kelamin perempuan lebih cermat daripada siswa berjenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan pendapat Nafi an (2011) yang menyatakan bahwa menjelaskan salah satu perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam belajar matematika adalah perempuan lebih unggul dalam kecermatan dibanding perempuan. Selain itu, pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah siswa berjenis kelamin laki-laki berkemampuan sedang banyak melakukan kesalahan pada saat mengerjakan masalah yang diberikan, hal ini ditandai dengan banyak coretan pada lembar jawaban siswa dan siswa berjenis kelamin perempuan tidak banyak melakukan kesalahan. Hal ini disebabkan oleh siswa berjenis kelamin laki-laki kurang teliti pada saat mengerjakan masalah yang diberikan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa berjenis kelamin perempuan lebih teliti daripada siswa berjenis kelamin lakilaki. Hal ini sejalan dengan pendapat Nafi an (2011) menjelaskan salah satu perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam belajar matematika adalah perempuan lebih unggul dalam ketelitian daripada laki-laki. Berdasarkan beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa profil pemecahan masalah SPLDV siswa berjenis kelamin laki-laki pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah adalah membuat model matematika dan menggunakan metode gabungan (subtutusi-eliminasi) untuk mencari titik potong dari persamaan yang terbentuk berdasarkan model matematika serta dapat melibatkan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya mengenai persamaan linear dua variabel, persamaan linear satu variabel serta operasi hitung aljabar dan bilangan bulat. Profil pemecahan masalah SPLDV siswa berjenis kelamin perempuan berkemampuan sedang pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah adalah dalam melaksanakan rencana pemecahan masalah sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya, menggunakan metode gabungan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan serta dapat melibatkan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya mengenai persamaan linear dua variabel, persamaan linear satu variabel serta operasi hitung aljabar dan bilangan bulat. Tahap memeriksa kembali jawaban, siswa berjenis kelamin laki-laki berkemampuan sedang menggunakan cara lain, dimana jawaban di anggap benar apabila jawaban dari cara pertama dan kedua adalah sama dan siswa berjenis kelamin perempuan berkemampuan sedang memeriksa kembali jawaban dengan menggunakan metode subtitusi, yaitu mensubtitusi hasil yang diperoleh ke persamaan yang telah dibuat sebelumnya, jika hasil yang diperoleh sama dengan ruas kanan pada persamaan tersebut maka jawaban di anggap telah benar. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa profil pemecahan masalah SPLDV siswa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berkemampuan sedang yaitu 1) pada tahap memahami masalah adalah menuliskan hal yang diketahui dan ditanyakan dari masalah berdasarkan serta menentukan hal yang diketahui berdasarkan kalimat pertanyaan dan hal yang ditanyakan berdasarkan kalimat; 2) pada tahap membuat rencana pemecahan masalah adalah mencari solusi dengan menggunakan taksiran nilai dan mensubtitusi hasil perkiraan tersebut pada setiap persamaan yang terbentuk; 3) pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah adalah melaksanakan rencana pemecahan masalah sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya, menggunakan metode gabungan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan dan dapat

12 394 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016 melibatkan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya mengenai persamaan linear dua variabel, persamaan linear satu variabel serta operasi hitung aljabar dan bilangan bulat; 4) pada tahap memeriksa kembali jawaban adalah menggunakan cara lain, dimana jawaban di anggap benar apabila jawaban dari cara pertama dan kedua adalah sama. Profil pemecahan masalah SPLDV siswa berjenis kelamin perempuan berkemampuan sedang yaitu: 1) pada tahap memahami masalah adalah menentukan hal yang ditanyakan yang ditanyakan berdasarkan kalimat tanya; 2) pada tahap membuat rencana pemecahan masalah adalah membuat model matematika dan menggunakan metode gabungan untuk mencari selesaian dari model tersebut; 3) pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah adalah dalam melaksanakan rencana pemecahan masalah sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya, menggunakan metode gabungan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan dan dapat melibatkan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya mengenai persamaan linear dua variabel, persamaan linear satu variabel serta operasi hitung aljabar dan bilangan bulat; 4) pada tahap memeriksa kembali jawaban adalah mensubtitusi nilai taksiran yang diperoleh ke semua persaman-persamaan yang telah dibuat sebelumnya. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti menyarankan kepada guru maupun calon guru agar pada saat mengajar siswa adalah sebagai berikut: 1) kepada guru dalam mengajakan matematika khususnya materi SPLDV sebaiknya memberikan arahan kepada siswa berjenis kelamin laki-laki agar lebih teliti pada saat mengerjakan masalah maupun soal; 2) kepada guru untuk mengajarkan tahap membuat model matematika pada saat membuat pemisalan yang melibatkan variabel; 3) kepada guru dalam mengajarkan matematika sebaiknya menekankan kepada siswa bahwa cara penyelesaian SPLDV tidak hanya menggunakan metode gabungan antara metode eliminasi dan substitusi, akan tetapi penyelesaian tersebut bisa juga diselesaikan menggunakan metode substitusi, metode eliminasi dan metode grafik. DAFTAR PUSTAKA Asmaningtias, Y. (2009). Kemampuan Matematika Laki-laki dan Perempuan. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. [Online]. Vol. 1, No. 2, 15 halaman. Tersedia: matematika. [10 Juni 2016] Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22. [Online]. Tersedia: standar-isi.pdf. [20 Oktober 2015] Hadjar, I dan Akina. (1994). Studi Tentang Kemampuan Pemecahan Persoalan Program Linear Siswa Kelas III SMA Negeri 4 Kota Palu Tahun Ajaran 1993/1994. Palu. Universitas Tadulako. Laporan Penelitian tidak diterbitkan. Hasanah, N. (2014). Analisis Proses Berpikir Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian Extrovert-Introvert dan Gender. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. [Online]. Vol. 2, No. 4, 12 halaman. Tersedia: [23 September 2016]

13 Ummi Kalsum, Muh. Hasbi, dan Dasa Ismaimuza, Profil Pemecahan 395 Hudojo, H. (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Nafi an, M.I. (2011). Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau dari Gender di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY. [online]. Tersedia: [18 September 2015]. Miles, M. dan Huberman, A. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia. Muna Proses Berpikir Siswa Climber dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo. [Online]. Vol.2, No.2, 8 halaman. Tersedia: PROSES- BERPIKIR-SISWA-CLIMBER-DALAM-PEMECAHAN-MASALAH-MATEMAT IKA-PADA-SEKOLAH-MENENGAH-ATAS.pdf [10 Juni 2016] Polya, G. (1973). How to Solve It, Second Edition. Princeton: Princeton University Press. Rushton. (1973) Kajian Awal Tentang Teori-Teori Gender. Jurnal Pendidikan Matematika. [Online]. Vol. 4, No. 2, 14 halaman. Tersedia: id//jtt/216 [10 juni 2016] Usodo, B. (2012). Karakteristik Intuisi Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Kemampuan Matematika dan Perbedaan Gender. Aksioma Jurnal Pendidikan Matematika. [Online]. Vol. 1, No. 1, 14 halaman. Tersedia: download.portalgaruda.org/article.php?article=111499&val=5154.[14 September 2015]. Yuwono, A. (2010). Profil Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. [Online]. Vol. 1, No. 2, 11 halaman. Tersedia: http//core.ac.uk/download/pdf/ pdf. [13 Oktober 2016] Wardani. (2014). Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo. [Online]. Vol. 2, No. 1, 10 halaman. Tersedia: kemampuan-pemecahanmasalah-berdasarkan-perbedaan-jenis-kelamin.pdf [14 September 2015]

Ummi Kalsum Muh. Hasbi Dasa Ismaimuza

Ummi Kalsum   Muh. Hasbi   Dasa Ismaimuza PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA BERKEMAMPUAN TINGGI SMA AL-AZHAR KELAS X PALU DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN Ummi Kalsum E-mail: ummikalsum123456789@gmail.com

Lebih terperinci

Suhaeni Marinus B. Tandiayuk Muh. Rizal

Suhaeni   Marinus B. Tandiayuk   Muh. Rizal ANALISIS PEMECAHAN MASALAH SISWA BERKEMAMPUAN MATEMATIKA TINGGI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 PALU DITINJAU BERDASARKAN JENIS KELAMIN Suhaeni

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA KELAS VIII SMPN MODEL TERPADU MADANI PALU DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA KELAS VIII SMPN MODEL TERPADU MADANI PALU DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA KELAS VIII SMPN MODEL TERPADU MADANI PALU DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS Affandi Amat Salim E-Mail: affandiasalim@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL KELAS X SMA NEGERI 1 BANAWA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL KELAS X SMA NEGERI 1 BANAWA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA ANALISIS PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL KELAS X SMA NEGERI 1 BANAWA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA Julvian Fredy Lineaus E-mail: Julviaanfredy@gmail.com Muh. Rizal E-mail: rizaltberu97@yahoo.com

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL BERDASARKAN TEORI POLYA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN 2017/2018 Disusun sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 2 PALU

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 2 PALU PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 2 PALU Inti Nahdataeni S Email: intinahda@gmail.com Sukayasa Program

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PALU

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PALU ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PALU Moh. Zain Email: mohzainn@gmail.com Mustamin Idris Email: idris_tamin63@yahoo.co.id Muh. Rizal Email: rizaltberu97@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SOAL CERITA BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 2 PALU

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SOAL CERITA BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 2 PALU PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SOAL CERITA BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI PALU Komang Melin Email: komangmelin05@gmail.com Ibnu Hadjar Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA Shofia Hidayah Program Studi Magister Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang shofiahidayah@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN IDENTITAS TRIGONOMETRI BERDASARKAN KRITERIA WATSON DI KELAS X SMA AL-AZHAR PALU

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN IDENTITAS TRIGONOMETRI BERDASARKAN KRITERIA WATSON DI KELAS X SMA AL-AZHAR PALU ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN IDENTITAS TRIGONOMETRI BERDASARKAN KRITERIA WATSON DI KELAS X SMA AL-AZHAR PALU Miftha Huljannah Email: mifthajn37@gmail.com Gandung Sugita

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII PADA MATERI BANGUN DATAR DITINJAU DARI TINGKAT EFIKASI DIRI

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII PADA MATERI BANGUN DATAR DITINJAU DARI TINGKAT EFIKASI DIRI PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII PADA MATERI BANGUN DATAR DITINJAU DARI TINGKAT EFIKASI DIRI Askar E-mail: askarrustam6@gmail.com Muh. Rizal E-mail: rizaltberu97@yahoo.com Abd. Hamid

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PALU

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PALU ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PALU Evi Febriani R. Palunsu Email: evifebriani007@gmail.com Anggraini Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PROFIL PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMPN 9 PALU DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

PROFIL PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMPN 9 PALU DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL PROFIL PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMPN 9 PALU DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL Rahmi E-mail: rahmithamrin068@gmail.com Baharuddin Paloloang E-mail: Baharuddinpaloloang@gmail.com

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014 PROFIL KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA DAN LINGUISTIK SISWA KELAS VII SMP DALAM MEMECAHKAN PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN Yanti Ekasari Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) 42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-IPA 3 MAN 2 JEMBER BERDASARKAN GENDER

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-IPA 3 MAN 2 JEMBER BERDASARKAN GENDER PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-IPA 3 MAN 2 JEMBER BERDASARKAN GENDER DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER TIGA VARIABEL Dinawati Trapsilasiwi 1, Anggun Ika Pratiwi

Lebih terperinci

Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Yessy Nur Hartati Universitas Negeri Malang e-mail: ayenuri@gmail.com Abstract: The aims of the research

Lebih terperinci

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) 43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN ( ABILITY OF PROBLEM SOLVING FROM DIFERENCES OF SEX )

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN ( ABILITY OF PROBLEM SOLVING FROM DIFERENCES OF SEX ) KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN ( ABILITY OF PROBLEM SOLVING FROM DIFERENCES OF SEX ) Asizah Kurnia Wardani (sizakurnia@gmail.com) Lambang Kurniawan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Anggraini Gandung Sugita Program Studi Pendidikan MatematikanUniversitas Tadulako Nia Kurniadin SMP Al-Azhar Palu. Abstrak

Anggraini Gandung Sugita Program Studi Pendidikan MatematikanUniversitas Tadulako Nia Kurniadin SMP Al-Azhar Palu. Abstrak PENERAPAN STRATEGI POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VIIIC SMP AL-AZHAR PALU DALAM MENYELESAIKAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Anggraini Gandung Sugita Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN : MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN : 2301-9085 PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED DENGAN TAHAP CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Dari Gender Di Sekolah Dasar

Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Dari Gender Di Sekolah Dasar Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Dari Gender Di Sekolah Dasar P 53 Oleh : Muhammad Ilman Nafi an Mahasiswa Pascasarjana UNESA Ilman.unesa@gmail.com Abstrak Kemampuan mempelajari

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA Sabiis, Teguh Wibowo Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: sabiis412@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (1982:1-2):

BAB I PENDAHULUAN (1982:1-2): BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu. Karena itu matematika sangat diperlukan, baik untuk

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISWA AUDITORIAL KELAS X SLTA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISWA AUDITORIAL KELAS X SLTA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISWA AUDITORIAL KELAS X SLTA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Mubarik E-mail: mubarik_gemini@yahoo.co.id Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk memperoleh deskripsi

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU 1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU Oleh: Adillah Harniati 1 Sehatta Saragih 2 Syarifah Nur Siregar 2 flo_anteredium@yahoo.com

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014 PROFIL KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH KONTEKSTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA Ika Silvia Anggraeni 1 Pendidikan, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, email : ikasilpi26@gmail.com

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP ISLAM TERPADU QUROTA A YUN PALU DITINJAU DARI GAYA BELAJAR AUDITORY

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP ISLAM TERPADU QUROTA A YUN PALU DITINJAU DARI GAYA BELAJAR AUDITORY PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP ISLAM TERPADU QUROTA A YUN PALU DITINJAU DARI GAYA BELAJAR AUDITORY Zakiah Rohmah 1), Sutji Rochaminah 2), Mustamin Idris 3) qki_zakia@yahoo.com 1), suci_palu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. Pendidikan Matematika menyatakan bahwa masalah merupakan soal (pertanyaan)

BAB II KAJIAN TEORITIK. Pendidikan Matematika menyatakan bahwa masalah merupakan soal (pertanyaan) 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Menurut Shadiq (2014), sesungguhnya ada perbedaan antara soal dan masalah. Soal adalah segala sesuatu yang menuntut jawaban. Sebagian besar

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN Analisis Kesalahan Menyelesaikan... (Puspita Rahayuningsih&Abdul Qohar) 109 ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika di sekolah memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. matematika di sekolah memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran matematika yang diberikan di sekolah, memberikan sumbangan penting bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan dan memiliki peranan strategis dalam upaya

Lebih terperinci

PROFIL PENYELESAIAN SOAL PEMBAGIAN PECAHAN SISWA KELAS VII SMPN MODEL TERPADU MADANI PALU

PROFIL PENYELESAIAN SOAL PEMBAGIAN PECAHAN SISWA KELAS VII SMPN MODEL TERPADU MADANI PALU PROFIL PENYELESAIAN SOAL PEMBAGIAN PECAHAN SISWA KELAS VII SMPN MODEL TERPADU MADANI PALU Sri Ratnasari Sahib 1), Muh. Hasbi 2), Sudarman Bennu 3) sriratnasari43@gmail.com 1), muhhasbi62@yahoo.co.id 2),

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA (THE STUDENT THINKING PROCESS IN SOLVING MATH STORY PROBLEM) Milda Retna (mildaretna@yahoo.co.id) Lailatul

Lebih terperinci

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP Anggun Rizky Putri Ulandari, Bambang Hudiono, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS (NEA) PADA PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS (NEA) PADA PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS (NEA) PADA PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR Desy Yusnia 1), Harina Fitriyani 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2 KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Matematika. : SMP/MTs. : VII s/d IX /1-2 Nama Guru

Lebih terperinci

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Syelfia Dewimarni UPI YPTK Padang: Syelfia.dewimarni@gmail.com Submitted : 25-03-2017, Revised

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DIAGRAM DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 6 PONTIANAK

PEMANFAATAN DIAGRAM DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 6 PONTIANAK PEMANFAATAN DIAGRAM DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 6 PONTIANAK Eza, Bambang, Yulis Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email : eza.niez@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan mata pelajaran matematika yang dimuat dalam Standar Isi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan mata pelajaran matematika yang dimuat dalam Standar Isi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan mata pelajaran matematika yang dimuat dalam Standar Isi Mata Pelajaran Matematika SMP pada Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 adalah agar siswa

Lebih terperinci

ANALISIS PENYELESAIAN SOAL TINGKAT TINGGI PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME PRISMA OLEH SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 PALU

ANALISIS PENYELESAIAN SOAL TINGKAT TINGGI PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME PRISMA OLEH SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 PALU ANALISIS PENYELESAIAN SOAL TINGKAT TINGGI PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME PRISMA OLEH SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 PALU Jeane Geofana 1), Bakri Mallo 2), Dasa Ismaimuza 3) jein.geofana.jg8@gmail.com

Lebih terperinci

PROFIL BERPIKIR SISWA SMA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN CHOLERIS DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN

PROFIL BERPIKIR SISWA SMA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN CHOLERIS DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN PROFIL BERPIKIR SISWA SMA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN CHOLERIS DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN Moh.Syukron Maftuh, S.Pd., M.Pd Dosen Prodi Pendidikan Matematika-FKIP-Universitas

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK KELAS X DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK KELAS X DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK KELAS X DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF Arfanuddin 1) Sukayasa 2) Sutji Rochaminah 2) E-mail: arfanudin87@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER Sri Irawati Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Madura Alamat : Jalan Raya Panglegur 3,5 KM

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan 09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau jawaban dari rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya yaitu tentang bagaimana tingkat kemampuan pemecahan

Lebih terperinci

Desi Natalia Tompira Abd. Hamid Evie Awuy

Desi Natalia Tompira   Abd. Hamid   Evie Awuy PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN PEMECAHAN MASALAH POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA PROGRAM LINEAR KELAS XI SMA NEGERI 4 PALU Desi Natalia Tompira Email:

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BAGI SISWA SMP

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BAGI SISWA SMP Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN 2615-1421 FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal. 96-102 PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BAGI SISWA SMP Annisa

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DENGAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT DALAM MEMECAHKAN MASALAH

PROSES BERPIKIR MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DENGAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT DALAM MEMECAHKAN MASALAH INSPIRAMATIKA Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Volume 3, Nomor 1, Juni 2017, ISSN 2477-278X, e-issn 2579-9061 PROSES BERPIKIR MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DENGAN GAYA KOGNITIF

Lebih terperinci

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University 1 THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH STRUCTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) APPROACH TO IMPROVE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT IN CLASS VII 3 SMP NEGERI 16 SIJUNJUNG Nadhilah Andriani

Lebih terperinci

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK Maisaroh, Edy Yusmin, Asep Nursangaji Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan

Lebih terperinci

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2) ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI TURUNAN FUNGSI DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

Disusun untuk memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh YULIANA ISMAWATI JURNAL

Disusun untuk memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh YULIANA ISMAWATI JURNAL ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SPLDV SISWA BERKEMAMPUAN TINGGI DI KELAS VIII SMP KRISTEN SATYA WACANA BERDASARKAN TAHAPAN POLYA DITINJAU DARI TINGKAT KESUKARAN SOAL JURNAL Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS V SD NEGERI 8 MAMBORO PALU UTARA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS V SD NEGERI 8 MAMBORO PALU UTARA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS V SD NEGERI 8 MAMBORO PALU UTARA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN Sri Kurnianti 1), Sudarman Bennu 2), Linawati 3) Srikurnianti@gmail.com 1), Sudarmanbennu@gmail.com

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL (PROFILES OF STUDENTS REASONING ABILITIES IN SOLVING ARITHMETIC PROBLEMS OF SOCIAL) Dwi Suciati (dwisuciati18@gmail.com) Aunillah

Lebih terperinci

STRATEGI SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PONTIANAK. Nurmaningsih. Abstrak. Abstract

STRATEGI SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PONTIANAK. Nurmaningsih. Abstrak. Abstract STRATEGI SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PONTIANAK Nurmaningsih Program Studi Pendidikan Matematika, IKIP-PGRI Pontianak, Jalan Ampera No. 88 Pontianak e-mail:

Lebih terperinci

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH POLYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA HIMPUNAN DI KELAS VII SMP NASIONAL WANI

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH POLYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA HIMPUNAN DI KELAS VII SMP NASIONAL WANI PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH POLYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA HIMPUNAN DI KELAS VII SMP NASIONAL WANI Nurhayati Email : dejavuusez@gmail.com ABSTRAK: Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING Saeful Bahri SMP Negeri 14 Balikpapan, Jl. Kutilang Kelurahan Gunung Bahagia,

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 01, Pebruari 2016, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 01, Pebruari 2016, ISSN: IDENTIFIKASI TINGKAT BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL FISIKA BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN Jazilatul Hikmiatun Naafidza, Alimufi Arief Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 2 (2015)

JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 2 (2015) JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 2 (2015) ISSN: 2460-3481 PROSES PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 JAYAPURA DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN KUADRATDITINJAU

Lebih terperinci

Representasi Eksternal Siswa dalam Pemecahan Masalah SPLDV Ditinjau dari Kemampuan Matematika

Representasi Eksternal Siswa dalam Pemecahan Masalah SPLDV Ditinjau dari Kemampuan Matematika Kreano 7 (2) (2016): 179-186 Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano Representasi Eksternal Siswa dalam Pemecahan Masalah SPLDV Ditinjau dari Kemampuan Matematika

Lebih terperinci

Key Words: Identification Strategies, Problem solving, Surface Area and Volume Beams

Key Words: Identification Strategies, Problem solving, Surface Area and Volume Beams IDENTIFIKASI STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BALOK PADA PESERTA DIDIK (MATH PROBLEM SOLVING STRATEGY IDENTIFICATION SURFACE AREA AND VOLUME OF BEAMS ON STUDENTS) Anikrohmah

Lebih terperinci

PROFIL PENGETAHUAN KONSEPTUAL SISWA KELAS VII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

PROFIL PENGETAHUAN KONSEPTUAL SISWA KELAS VII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA PROFIL PENGETAHUAN KONSEPTUAL SISWA KELAS VII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA Wenny Elpriliana Suryanti; Sudarman dan Dasa Ismaimuza

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014 IDENTIFIKASI PROSES BERPIKIR SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MEMBUKTIKAN DUA SEGITIGA KONGRUEN BERDASARKAN PERBEDAAN GENDER Indah Kusumawati Program Studi S1 Pend. Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII-A MTs MUHAMMADIYAH 6 KARANGANYAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII-A MTs MUHAMMADIYAH 6 KARANGANYAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII-A MTs MUHAMMADIYAH 6 KARANGANYAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BAB I Artikel Publikasi ini telah di setujui oleh Pembimbing skripsi

Lebih terperinci

Ratna Sari Baharuddin Paloloang com Bakri Mallo

Ratna Sari   Baharuddin Paloloang   com Bakri Mallo PENERAPAN LANGKAH POLYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMPN 6 BOLANO LAMBUNU Ratna Sari Email: ratnajuludin@gmail.com Baharuddin

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS) KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS) Siti Machmurotun Chilmiyah (sitimachmurotun@gmail.com) Aunillah

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH LINGKARAN DITINJAU DARI TINGKAT KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA KELAS IX SMP

PROFIL PEMECAHAN MASALAH LINGKARAN DITINJAU DARI TINGKAT KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA KELAS IX SMP PROFIL PEMECAHAN MASALAH LINGKARAN DITINJAU DARI TINGKAT KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA KELAS IX SMP Mustika Sari 1), Muh. Rizal 2), Ibnu Hadjar 3) Mustikasari939@yahoo.com 1), Rizaltberu97@yahoo.com

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang 48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 2502-3802 DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Juliana 1, Darma Ekawati 2, Fahrul Basir 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan masyarakat menyebabkan perubahan-perubahan dalam masyarakat, perubahan ini akan menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

JURNAL. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis Dan Gender

JURNAL. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis Dan Gender JURNAL Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis Dan Gender Analysis Of Problem Solving Skill In Linier Equation System Of Two Variables

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP D Novi Wulandari, Zubaidah, Romal Ijuddin Program Studi Pendidikan matematika FKIP Untan Email :

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. bahwa kemampuan representasi matematis siswa kelas XI-TSM 2 SMK Ngunut

BAB V PEMBAHASAN. bahwa kemampuan representasi matematis siswa kelas XI-TSM 2 SMK Ngunut BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan peneliti, dapat diketahui bahwa kemampuan representasi matematis siswa kelas XI-TSM 2 SMK Ngunut pada materi program linear, cukup memberikan

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 No.5 Tahun 2016 ISSN :

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 No.5 Tahun 2016 ISSN : MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 No.5 Tahun 2016 ISSN : 2301-9085 PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN DI KELAS VII SMPN MODEL TERPADU MADANI

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN DI KELAS VII SMPN MODEL TERPADU MADANI ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN DI KELAS VII SMPN MODEL TERPADU MADANI 1) Ramlah, 2) Sudarman Bennu, 3) Baharuddin Paloloang 1,2,3 Universitas Tadulako

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya dan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, sehingga manusia mampu untuk menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Dengan PISA (Program for International Student Assessment) dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Dengan PISA (Program for International Student Assessment) dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak yang memiliki peranan penting dalam kehidupan, baik dalam bidang pendidikan formal maupun non formal. Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat di sekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam mengembangkan siswa agar nantinya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat mengikuti kemajuan

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR SISWA QUITTER DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS

PROSES BERPIKIR SISWA QUITTER DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS ol., No., September 014 ISSN: 3378166 PROSES BERPIKIR SISWA QUITTER DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (THE THINKING PROCESS OF STUDENTS CATEGORY QUITTER TO SOLE THE PROBLEM

Lebih terperinci

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. 50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

Lebih terperinci

Dina Fitriana Toangi Bakri Mallo Linawati

Dina Fitriana Toangi Bakri Mallo Linawati PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMPN 10 PALU Dina Fitriana Toangi E-mail:dinafitrianatoangi93@gmail.com

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR REFLEKTIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA AVRIABEL.

PROSES BERPIKIR REFLEKTIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA AVRIABEL. PROSES BERPIKIR REFLEKTIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA AVRIABEL Yola Ariestyan 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3 Email: yolaariestyan@gmail.com Abstract. An

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP AL-AZHAR MANDIRI PALU DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI LUAS DAN KELILING BANGUN DATAR

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP AL-AZHAR MANDIRI PALU DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI LUAS DAN KELILING BANGUN DATAR ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP AL-AZHAR MANDIRI PALU DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI LUAS DAN KELILING BANGUN DATAR Muh. Aditya Adi Putra Email: adituci9@gmail.com Maxinus Jaeng E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak hanya merupakan sebuah kewajiban sebagai tuntutan dari kebijakan pemerintah, tetapi pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah kebutuhan

Lebih terperinci

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika   ABSTRACT ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI SISWA KELAS IX SMPN SE-KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU (THE ANALYSIS OF ERROR ON SOLVING GEOMETRY PROBLEM OF STUDENT AT CLASS IX JUNIOR HIGH SCHOOL

Lebih terperinci

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA AL-HUDA PEKANBARU Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** )

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN SISWA LEVEL 2 VAN HIELE KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA TENTANG BANGUN DATAR

PROFIL KEMAMPUAN SISWA LEVEL 2 VAN HIELE KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA TENTANG BANGUN DATAR PROFIL KEMAMPUAN SISWA LEVEL 2 VAN HIELE KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA TENTANG BANGUN DATAR Rochmat Wijaya Email: rochmat.wijaya16@gmail.com Muh. Hasbi Email: muhhasbi62@yahoo.co.id Rita Lefrida

Lebih terperinci

Kata Kunci: pemecahan masalah, masalah nonrutin, kesalahan siswa.

Kata Kunci: pemecahan masalah, masalah nonrutin, kesalahan siswa. ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII DALAM MEMECAHKAN MASALAH NON RUTIN YANG TERKAIT DENGAN BILANGAN BULAT BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA DI SMP N 31 SURABAYA Umi Musdhalifah 1, Sutinah 2, Ika

Lebih terperinci

PROFIL BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SEGITIGA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIS KELAS VII SMP NEGERI 1 PALU

PROFIL BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SEGITIGA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIS KELAS VII SMP NEGERI 1 PALU PROFIL BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SEGITIGA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIS KELAS VII SMP NEGERI 1 PALU Nurul Huda 1), Marinus B. Tandiayuk 2), Linawati 3) nuruludda@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU Susda Heleni, Mardiansyah ABSTRAK Rendahnya hasil belajar matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi secara cepat dan mudah dari berbagai sumber. Dengan demikian

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian di Kelas VII SMP Negeri 3 Tasikmalaya) Mopyani Cahyaty e-mail: mopyani.cahyaty@student.unsil.ac.id

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

Bella Agustin Hariyanto Bambang Soerjono. Program Sarjana, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Kemiri Sidoarjo. Abstak

Bella Agustin Hariyanto Bambang Soerjono. Program Sarjana, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Kemiri Sidoarjo. Abstak PROFIL KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII-C SMP NEGERI 2 WONOAYU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DALAM MEMECAHKAN MASALAH KONTEKSTUAL BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH POLYA (PROFILE OF MATHEMATIC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang. Meskipun tidak semua orang mudah dalam mempelajarinya, karena

BAB I PENDAHULUAN. orang. Meskipun tidak semua orang mudah dalam mempelajarinya, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Soedjadi menjelaskan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah matematika. 1 Ini berarti bahwa penguasaan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP Polina Kristina Tiun, Bambang Hudiono, Agung Hartoyo Program Studi Pendidikan Matematika FKIP

Lebih terperinci