MELYANA SETYOWATI NIM B11095

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MELYANA SETYOWATI NIM B11095"

Transkripsi

1 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI DAN BALITA USIA 6 BULAN - 2 TAHUN DI DESA SOKA, MIRI, KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusunoleh : MELYANA SETYOWATI NIM B11095 PROGRAN STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014 i

2 HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI DAN BALITA USIA 6 BULAN 2 TAHUN DI DESA SOKA, MIRI, KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014 Diajukan Oleh : MELYANA SETYOWATI B Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal.. Pembimbing Arista Apriani, SST,M.Kes NIK ii

3 HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI DAN BALITA USIA 6 BULAN 2 TAHUN DI DESA SOKA, MIRI, KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014 Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh : MELYANA SETYOWATI B Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan PadaTanggal. PENGUJI I PENGUJI II Ernawati, S.ST NIK Arista Apriani, SST., M.Kes NIK Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan Retno Wulandari, S.ST NIK iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Tingkat Pengetahuan Tentang Higienitas Botol Susu Pada Ibu Yang Memiliki Bayi Dan Balita Usia 6 Bulan 2 Tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen Tahun Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh Karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Arista Apriani, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Kardiyo selaku Kepala Desa Soka, kecamatan miri, kabupaten sragen. yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data 5. Seluruh Dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga KaryaTulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Mei 2014 Penulis iv

5 Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Karya Tulis Ilmiah, Mei 2014 Melyana Setyowati B TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI DAN BALITA USIA 6 BULAN 2 TAHUN DI DESA SOKA, MIRI, KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014 Xiii + 48 halaman + 16 lampiran + 7 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Cara yang salah dalam menggunakan botol susu dapat menyebabkan bakteri berkembang, dari berkembangnya bakteri dalam botol bisa mengganggu sistem pencernaan bayi, Infeksi bakteri yang sering menimbulkan diare adalah infeksi bakteri E.coli. Berdasarkan hasil studi pendahuluan mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol didapatkan hasil secara keseluruhan. Dari 10 ibu yang berhasil diwawancarai, setelah diberi 10 pertanyaan, ibu yang dapat menjawab benar lebih dari 5 pertanyaan ada 5 ibu (50%), ibu yang menjawab benar kurang dari 5 pertanyaan ada 5 ibu (50%). Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Tentang Higienitas Botol Susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian : jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian diambil di Desa Soka, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen pada tanggal April 2014 pada ibu yang mempunyai bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun yang menggunakan botol susu di desa Soka, Miri, Sragen dengan populasi sebanyak 126 ibu, dan sampel sebanyak 32 ibu, dengan menggunakan tekhnik pengambilan systematic random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariatyang menghasilkan distribusi frekwensi. Hasil Penelitian : tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen pada kategori pengetahuan baik sebanyak 2 responden (6,2%), pengetahuan cukup sebanyak 25 responden (78,1%), dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (15,7%). Kesimpulan : tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 25 responden (78,1%). Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun, Higienitas botol susu. Kepustakaan : 31 literatur (Tahun 2006 s/d 2013) v

6 MOTTO Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan / diperbuatnya. ( Ali Bin Abi Thalib ) Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggununggu. ( William Feather ) Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan; dan saya percaya pada diri saya sendiri. ( Muhammad Ali ) Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. ( Schopenhauer ) LEMBAR PERSEMBAHAN Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan. Untuk ibu dan ayah kupersembahkan karya kecil ini. Terima kasih atas kasih sayang dan dukungan yang selalu membuatku termotivasi. Untuk kakak ku tersayang, terima kasih atas doa, semangat dan inspirasinya. Untuk sayangku. Terima kasih atas perhatian, dan kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Untuk sahabatku anak green kozt selama 3 tahun kita berjuang bersama teman, dan juga untuk anak kelas 3B teman-temanku yang paling heboh. Untuk Ibu Arista Apriani, SST,M.Kes dan ibu Aprilia dyah K, SST,M.Kes selaku dosen pembimbing tugas akhir saya, terima kasih banyak tas bimbinganya selama ini, saya tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran ibu. vi

7 CURICULUM VITAE Nama : Melyana Setyowati Tempat/Tanggal Lahir : Sragen, 24 Oktober 1993 Agama Jenis Kelamin Alamat : Islam : Perempuan : Cantel Kulon RT 03/RW 23, Sragen Kulon, Sragen Riwayat Pendidikan 1. SD N 6 Sragen LULUS TAHUN SMP N 6 Sragen LULUS TAHUN SMA Muhammadiyah 1 Sragen LULUS TAHUN Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2011/2012 vii

8 DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK.... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi CURICULUM VITAE... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 4 E. Keaslian Penelitian... 5 F. Sistematika Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Pengetahuan Higienitas Botol Susu Higienitas Botol Susu 19 B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep viii

9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel D. Variabel Penelitian E. Definisi Operasional F. Instrumen Penelitian G. Teknik Pengumpulan Data H. Metode Pengolahan dan Analisis Data I. Etika Penelitian J. Jadwal Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Persalinan B. Hasil Penelitian C. Pembahasan D. Keterbatasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Definisi Operasional Tabel 3.1 Cara Penskoran Kuesioner Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan jumlah anak Tabel 4.5 karakteristik responden berdasarkan umur anak Tabel 4.6 karakteristik responden berdasarkan urutan anak Tabel 4.3 Mean dan Std. Deviation Tabel 4.4 tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen x

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori Halaman Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Jadwal penelitian Surat permohonan ijin studi pendahuluan Surat balasan ijin studi pendahuluan Surat permohonan ijin uji validitas dan reliabilitas Surat balasan uji validitas dan reliabilitas Surat permohonan ijin penggunaan lahan Surat balasan ijin penggunaan lahan Surat permohonan menjadi responden Surat persetujuan responden (informed consent) Lampiran 10. Kuesioner penelitian Lampiran 11. Kunci jawaban kuesioner Lampiran 12. Data hasil uji validitas Lampiran 13. Data hasil uji reliabilitas Lampiran 14. Data tabulasi hasil penelitian Lampiran 15. Distribusi frekuensi Lampiran 16. Lembar konsultasi Karya Tulis Ilmiah xii

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyusui bayi dapat mempererat hubungan batin antara ibu dan bayi. Namun ada beberapa kondisi yang menyebabkan ibu tidak dapat menyusui, seperti ibu harus kembali bekerja setelah masa cuti melahirkan habis, ibu menderita suatu penyakit sehingga tidak dapat menyusui, atau produksi ASI menurun atau ASI tidak keluar. Bila ibu dihadapkan dengan kondisi seperti diatas, pemberian ASI dapat dialihkan melalui botol susu. Cara-cara pemberian baik ASI maupun susu formula melalui botol harus memperhatikan berbagai hal, seperti botol susu, dot, cara penyajian, cara mencuci botol, dan cara sterilisasi (Sutomo, 2010). Cara yang salah dalam menggunakan botol susu dapat menyebabkan bakteri berkembang, dari berkembangnya bakteri dalam botol bisa mengganggu sistem pencernaan bayi, bahkan dapat menimbulkan diare pada bayi atau balita (Amiruddin, 2007). Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Besar masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar umur dibawah 5 tahun. Diperkirakan sekitar anak balita meninggal setiap tahun karena diare di Indonesia. Menurut Dinas Kesehatan Jawa Tengah 1

14 2 di daerah Jawa Tengah jumlah kasus diare pada balita yaitu sebanyak kasus. Jumlah kasus diare pada balita setiap tahunnya rata-rata diatas 40% (Dinkes Jateng, 2012). Di Kabupaten Sragen jumlah kasus diare pada balita tahun 2012 sebesar 41,98% dari keseluruhan kasus diare pada semua usia sebanyak 9,883 kasus (DKK Sragen, 2012). Sedangkan berdasarkan data dari Puskesmas Miri pada tahun 2012 kasus diare pada balita sebanyak 517 kasus dengan Incident Rate sebesar 18,9% (RM Puskesmas Miri, 2012). Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi bakteri, terkecuali ditemukan sebab-sebab yang lain. Infeksi bakteri yang sering menimbulkan diare adalah infeksi bakteri E.coli. Bakteri E.coli masuk dalam tubuh melalui tangan atau alat-alat seperti botol susu, dot, dan peralatan yang tercemar oleh bakteri penyebab diare. Botol susu yang tidak steril sangat berbahaya sebab menjadi media mikro-organisme yang bersifat patogen seperti bakteri (Soegeng, 2007). Menjaga kesehatan bayi dapat dilakukan melalui langkah sederhana dengan membersihkan botol susunya secara rutin dan harus menyimpan botol susu di tempat yang tepat. Hal ini memang sebuah langkah sederhana, namun mampu memberi dampak besar bagi kesehatan bayi (Destika, 2012). Berdasarkan hasil studi pendahuluan mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol susu yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2013 di desa Soka, Miri, Sragen didapatkan hasil secara keseluruhan ibu yang mempunyai bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun yang menggunakan botol susu di desa Soka, Miri, Sragen berjumlah 126 ibu. Dari 10 ibu yang berhasil

15 3 diwawancarai, setelah diberi 10 pertanyaan yang menyangkut tentang higienitas botol susu, antara lain tentang memilih botol susu, kebersihan botol susu, dan sterilisasi botol susu, ibu yang dapat menjawab dengan benar lebih dari 5 pertanyaan ada 5 ibu (50%), ibu yang menjawab dengan benar kurang dari 5 pertanyaan ada 5 ibu (50%). Hal ini menunjukan masih ada sebagian warga desa Soka yang belum mengetahui tentang higienitas botol susu yang baik. Pengetahuan yang baik akan berdampak pada kesadaran, sikap dan perilaku ibu akan pentingnya higienitas botol susu sehingga ibu akan lebih rutin menjaga kebersihan dan sterilisasi botol susu. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Tingkat Pengetahuan Tentang Higienitas Botol Susu Pada Ibu Yang Memiliki Bayi Dan Balita Usia 6 Bulan 2 Tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, Bagaimana tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Tentang Higienitas Botol Susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun di Desa Soka, Miri,

16 4 Kabupaten Sragen. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen pada kategori baik. b. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen pada kategori cukup. c. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen pada kategori kurang D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu pengetahuan Sebagai pengembangan teori yang berhubungan dengan higienitas botol susu sehingga dapat menambah referensi yang ada. 2. Bagi Peneliti Menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman dalam menerapkan ilmu kebidanan khususnya tentang higienitas botol susu, metodologi penelitian, dan biostatistik. 3. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai tambahan bahan bacaan di perpustakaan untuk mengetahui higienitas botol susu sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit pada bayi dan balita.

17 5 4. Bagi Masyarakat Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan menambah kesadaran ibu-ibu di desa Soka tentang pentingnya perilaku menjaga higienitas botol susu sehingga dapat mengurangi angka kesakitan bayi dan balita. E. Keaslian Penelitian Berikut ini penelitian-penelitian yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan Ibu tentang higienitas botol susu yang pernah dilakukan sebelumnya, antara lain : 1. Fatmalia (2009), dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Cara Membersihkan Botol Bayi di Desa Soak Baru Kecamatan Ilir Palembang. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dan teknik sampling dengan cara cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data distribusi menggunakan distribusi frekuensi dan persentase dari variabel. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pengetahuan ibu berpengetahuan kurang (57,5%). 2. Hapsari (2012), dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas Botol Bayi di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi 30 orang. Sampel dalam peneitian ini 30 responden dengan teknik sampling jenuh, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini kuesioner. Analisis data dengan menggunakan analisis univariat. Hasil dari penelitian ini tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Desa Sambirejo Kecamatan

18 6 Sambirejo Kabupaten Sragen dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 3 ibu (10%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 12 ibu (40%) dan pengetahuan kurang sebanyak 15 ibu (50%). 3. Agusulistiana (2013), dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas Botol Bayi di Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Sragen. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi 43 orang. Sampel dalam peneitian ini 43 responden dengan teknik sampling jenuh, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini kuesioner. Analisis data dengan menggunakan analisis univariat. Hasil dari penelitian ini tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Sragen dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 ibu (18,6%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 ibu (60,5%), dan pengetahuan kurang sebanyak 9 ibu (20,9%). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lalu terletak pada subyek penelitian, waktu, tempat, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 3 bab, yaitu : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan isi proposal secara singkat meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tinjauan teori tentang pengetahuan, tingkat pengetahuan, cara

19 7 memperoleh pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, cara pengukuran pengetahuan dan tentang higienitas botol meliputi manfaat, tips memilih botol bayi yang baik, cara menjaga kebersihan botol, metode sterilisasi botol bayi serta kerangka teori dan kerangka konsep. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data, analisis data dan etika penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang gambaran umum penelitian, hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun, pembahasan dan keterbatasan dalam penelitian. BAB IV PENUTUP Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran-saran ditujukan bagi warga desa soka, bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta, Bagi Tenaga Kesehatan, dan bagi peneliti selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang atau over behavior (Notoatmojo, 2010). b. Tingkatan pengetahuan Menurut Kholid (2012), Tingkat pengetahuan seseorang secara rinci terdiri dari 6 tingkatan, yaitu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang telah diterima. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. 8

21 9 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi secara benar. Orang telah paham terhadap obyek atau materi yang harus dapat dijelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Aplication) Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya) ialah dapat menggunakan rumus-rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam situasi yang lain, misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang telah diberikan. 4) Analisis (Analisys) Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu dengan yang lain. Kemampuan analisa dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggunakan dan menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

22 10 5) Sintesis (Sintesys) Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formasi-formasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang telah ada. c. Pengukuran Pengetahuan Menurut Riwidikdo (2013), pengukuran pengetahuan dilakukan dengan cara menentukan tingkat pengetahuan berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dan nilainya berdasarkan rangking secara obyektif dengan urutan sebagai berikut : 1) Pengetahuan baik, bila nilai (x) > mean + 1 SD. 2) Pengetahuan cukup, bila nilai mean - 1 SD x mean + 1 SD. 3) Pengetahuan kurang, bila nilai (x) < mean - 1SD. d. Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Kholid (2012), faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan secara umum adalah : 1) Umur Semakin tua umur seseorang maka proses proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur

23 11 tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. 2) Kemampuan (Intelegensi) Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan. 3) Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan, seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. 4) Sosial budaya Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam

24 12 hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh pengetahuan. 5) Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya. 6) Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. e. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Kholid (2012), untuk memenuhi rasa ingin tahunya, manusia menggunakan berbagai cara untuk memperoleh kebenaran yang dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : 1) Cara Tradisional atau non ilmiah a) Cara Coba Salah (trial dan error)

25 13 Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban, Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan, dan apabila kemungkinan tersebuttidak berhasil, maka akan dicoba dengan kemungkinan lain. b) Cara Kekuasaan (Otoritas) Prinsip dari cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenaran, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri, Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang dikemukakanyan adalah benar. c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan pada masa yang lalu. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan berpikir kritis dan logis.

26 14 d) Melalui Jalan Pikiran Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan piliranya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi adalah proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus ke umum. Deduksi adalah proses pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum ke khusus. 2) Cara Modern atau Ilmiah Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan cara mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek penelitianya. 2. Higienitas a. Pengertian Higienitas Menurut UNICEF (2009), higienitas dapat didefinisikan dengan beberapa pengertian, yaitu: 1) Bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan. 2) Kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan sehat dan tubuh yang sehat. 3) Orang yang menjaga kebersihan dan lingkungannya serta makanan yang dikonsumsi.

27 15 b. Manfaat Higienitas Menurut UNICEF (2009), higienitas botol merupakan salah satu cara untuk mendorong perilaku higienis untuk mencegah penyebaran penyakit diare. Selain itu, perilaku higienis dapat mencegah penyebaran penyakit lain yang berhubungan dengan lingkungan seperti cacingan atau demam berdarah. 3. Botol Susu a. Pengertian Dot yang juga dikenal sebagai dummy, soother, atau pacifier adalah pengganti putting susu ibu yang biasanya terbuat dari karet atau plastik. Non nutritive sucking seperti halnya botol, sudah lama dikenal dalam sejarah umat manusia, penggunaanya merupakan usaha orang tua untuk memberikan sesuatu yang dapat menenangkan dan memberikan rasa nyaman untuk bayinya. Botol secara universal seakan menjadi simbol perlengkapan perawatan bayi, penggunaanya sangat luas di seluruh dunia (IDAI, 2009). b. Tips memilih botol bayi yang baik Menurut Melinda (2012), dalam memilih botol susu, tentunya harus ekstra hati-hati, yaitu : 1) Pilihlah botol susu yang sesuai dengan usia bayi. Perlu memperhatikan ujung botol bayi dan pastikan sesuai dengan ukuran mulut bayi. Botol susu plastik memerlukan perawatan untuk menjaga kebersihanya.

28 16 2) Apabila menggunakan botol susu plastik untuk bayi, tentunya harus benar-benar memperhatikan kebersihanya. Bisa mensterilkan botol susu dengan menggunakan alat steril khusus yang ada di pasaran, atau bisa juga menggunakan air panas. 3) Saat memilih botol susu, pastikan produk tersebut tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Anda bisa memilih botol susu yang terdapat tulisan recycle yang berarti bisa digunakan kembali, atau pilihlah produk dengan tanda food grade. Perlu diketahui, kode-kode tersebut merupakan informasi tentang jenis plastik botol tersebut. Berikut ini beberapa kode yang biasanya ada pada botol, yaitu : a) PP atau Polypropylene adalah bahan yang paling aman digunakan seperti untuk botol susu bayi atau tempat makanan. b) LDPE atau Low Density Polyethylene adalah bahan yang dapat di daur ulang. Bahan ini cocok untuk tempat makanan. c) PET atau Polyethylene Terephthalate adalah bahan yang biasanya dipakai untuk kemasan air mineral dan hanya untuk sekali pakai. Tidak untuk digunakan dengan air panas atau hangat. d) HDPE atau High Density Polyethylene adalah bahan yang direkomendasikan hanya untuk sekali pakai saja. Bahan jenis ini biasanya digunakan untuk botol susu yang berwarna putih susu.

29 17 e) PVC atau Polyvinyl Chloride adalah bahan plastik yang berbahaya untuk ginjal dan hati. Bahan jenis ini sulit di daur ulang. f) PS atau Polystyrene adalah bahan yang biasa digunakan untuk tempat minuman sekali pakai atau tempat makan dari Styrofoam. Bahan jenis styrene berbahaya untuk otak dan system saraf. Bahkan beberapa negara sudah melarang pemakaian bahan ini. g) Other, jika anda mendapatkan produk dengan symbol yang bertuliskan kata other artinya adalah produk tersebut menggunakan salah satu bahan plastik yang berasal dari Polycarbonate, Polylactic Acid, Acrylonitrile Butadiene Styrene Acrylic, Nylon atau Fiberglass. Sebaiknya menghindari produk yang bertuliskan Polycarbonate karena mengandung bisphenol-a (BPA) yang bisa berbahaya bagi perkembangan anak, sistem reproduksi, saraf, daya tahan tubuh dan bisa menyebabkan kanker. c. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih botol Menurut Farida (2008), ada banyak jenis botol dan dot yang tersedia dengan berbagai gaya. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memilih botol susu :

30 18 1) Ukuran Botol Di pasaran terdapat berbagai ukuran botol yang biasanya menyatu dengan dot. Ukuran kecil ml, sedang 120 ml, dan besar di atas 200 ml. Dianjurkan untuk menyesuaikan ukuran botol dengan kebutuhan asupan susu bayi setiap kali minum dan sangat tidak dianjurkan untuk menyisakan susu dalam botol. 2) Bahan Tahan Panas, Tidak Mudah Pecah, dan Tidak Beracun Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan aman dan mudah. Botol yang terbuat dari bahan gelas akan lebih awet, tahan lama, dan proses sterilisasinya mudah. Tetapi, botol ini cukup berat hingga kurang nyaman untuk digunakan dan mudah pecah dan retak. Jika pecah akan sangat berbahaya bagi bayi. Botol gelas juga mudah pecah atau retak ketika di sterilisasi, dan bisa saja pecahan kaca masuk ke dalam makanan bayi. Berbeda dengan botol plastik yang lebih tahan lama, tidak mudah pecah, dan bayi aman memegang botol sendiri. 3) Tidak Banyak Gambar Gambar yang terdapat di botol berisiko terkelupas saat disterilisasi dalam air mendidih. Sedangkan botol dengan aksesoris, seperti kepala boneka atau mainan boleh dijadikan pilihan, selama tidak menyulitkan proses sterilisasi atau pemberian susu kepada bayi.

31 19 4) Memiliki Ring Pengatur Deras Ring pengatur deras dapat diputar ke arah tertentu, aliran susu akan semakin deras atau sebaliknya. Ada tiga pengaturan yang baku, yaitu lambat, sedang, dan cepat. Jadi, dapat diatur sesuai kebutuhan. Bayi yang mengalami kelainan jantung sangat dianjurkan mempunyai kelengkapan ini, karena bayi tidak dianjurkan mengisap air susu terlalu deras. Jika tidak, napas bayi dapat tersengal-sengal dan menimbulkan efek tersedak. Ini juga dapat digunakan terutama untuk bayi 0-3 bulan. Regulator akan membantu agar isi susu tidak keluar ketika tidak diisap dan sangat membantu saat sedang menyusu sehingga bayi tidur terlelap. Selain itu, sekat ini juga berguna untuk menahan aliran susu jika botol miring atau terbalik. Selain itu, saat bepergian dimana sering menyimpan botol dalam tas dapat mengurangi kekhawatiran air susu yang tumpah. 5) Botol Susu dengan Pegangan Bayi 6 bulan ke atas dapat diberikan kesempatan untuk memegang botol sendiri dan dapat menikmati susu. Sehingga kemampuan motorik akan terlatih. 4. Higienitas Botol Susu a. Cara menjaga kebersihan botol Menurut Destika (2012), menjaga kesehatan bayi dapat dilakukan melalui langkah sederhana dengan membersihkan botol susunya secara

32 20 rutin dan menyimpan botol susu di tempat yang tepat. Hal ini memang sebuah langkah sederhana, namun mampu memberi dampak besar bagi kesehatan bayi. Karena itu, jika hendak memberi susu melalui botol, tips kebersihan yaitu : 1) Menjaga kebersihan botol susu Menjaga botol susu agar tetap steril. Botol susu perlu dicuci menggunakan air panas. Merendamnya di dalam air panas selama beberapa menit. Mencuci putting botol susu menggunakan air panas agar terhindar dari kuman. Jangan menyimpan susu lebih lama di dalam botol susu, membuang sisa susu di dalam botol. Sisa susu yang dibiarkan tersimpan lama di dalam botol hanya akan menumbuhkan bakteri dan bau busuk. Hal ini dapat menurunkan tingkat kebersihan botol susu si kecil. 2) Jaga botol susu agar tetap kering Botol yang basah dan dibiarkan tertutup dapat menjadi rumah bagi bakteri dan kuman. Karena itu, setelah mencuci botol susu, harus segera mengeringkanya menggunakan kain bersih. 3) Cuci putting botol susu Mencuci puting botol setiap hari. Saat mencuci, perlu membersihkan puting botol susu menggunakan spon lembut agar tidak mudah sobek dan harus mencucinya dengan baik, terutama pada sudut-sudut tutup botol dan putingnya.

33 21 Menurut Sutomo (2010), langkah-langkah cara mencuci botol sebelum disterilkan, Adalah : a) Gunakan sabun cuci yang aman untuk bayi. b) Gunakan sikat khusus untuk membersihkan botol susu. c) Sikat dengan bersih bagian dasar botol dan bagian leher botol karena bagian ini sisa susu formula mengendap. d) Bilas botol hingga benar-benar bersih menggunakan air mengalir. e) Langkah selanjutnya adalah menyeterilkan botol. b. Metode sterilisasi botol bayi Menurut Safitri (2008), berbagai metode sterilisasi botol, yaitu : 1) Sterilisasi dengan Uap Listrik Memerlukan waktu sekitar 10 menit, ditambah waktu untuk mendinginkan peralatan. Kelebihannya tidak memerlukan pembilasan lagi setelahnya dan memiliki kapasitas besar. Kekurangannya alat ini tidak bisa dibawa-bawa karena memerlukan listrik, harus sering dibersihkan dan memiliki harga yang cukup mahal. 2) Steamer Microwave Membutuhkan waktu sekitar 5 menit, peralatan tetap steril sampai dengan 3 jam jika penutup dibiarkan pada tempatnya. Alat ini juga menggunakan uap untuk menghilangkan bakteri, tapi harganya lebih murah. Kapasitas yang dimiliki tidak terlalu besar

34 22 dan alat ini tidak bisa mensterilkan alat makan seperti sendok atau mangkuk logam. 3) Peralatan Disterilkan dengan Merebus Membutuhkan waktu sekitar 10 menit, panci tidak boleh digunakan untuk ke perluan lain dan dot karena dapat rusak lebih cepat. Selain itu segera angkat dan meniriskan botol kemudian menyimpan di tempat yang yang bersih dan kering. Jika dibiarkan hingga air menjadi dingin akan membuat mikroorganisme masuk dan menempel di botol. c. Cara sterilisasi botol susu 1) Menurut Sutomo (2010), cara menyterilkan botol susu sebagai berikut : a) Di pasaran dijual sterilizer botol susu atau alat steril botol susu secara elektronik. Jika tidak tersedia dapat dilakukan sterilisasi secara manual. b) Sterilisasi botol susu manual dapat dilakukan dengan cara merebus air di panci stainless steel. c) Rebus air selama 5-10 menit, rebus botol hingga terendam air selama 7 menit. d) Angkat botol susu, keringkan dengan cara membalik botol susu agar air menetes dan bagian dalam botol kering. e) Simpan botol susu dalam wadah tertutup rapat dan letakan di tempat yang bersih, kering, dan sejuk.

35 23 2) Menurut Farida (2008), langkah-langkah yang mungkin perlu dilakukan saat melakukan sterilisasi botol dengan cara merebus adalah sebagai berikut : a) Mengumpulkan semua botol yang akan disterilkan. b) Melepaskan tutup, nipple, tutup anti sedak, dan botolnya. c) Mengisi panci dengan 1/2 atau 3/4 air, lalu memanaskan di atas kompor. d) Mengambil sabun pencuci piring dan melarutkan dalam botol. e) Dan menggosok sampai bersih dengan menggunakan spons lembut. f) Menggunakan sikat botol untuk menjangkau bagian yang sulit dijangkau dengan tangan atau jari, lalu membilas sampai busa hilang. g) Setelah air mendidih, memasukkan satu-persatu bagian botol (tutup, nipple, tutup anti sedak, dan botol) ke dalam panci. Merebus kira-kira 5 menit. h) Mengangkat botol dan bagian-bagiannya. Lalu menjepit dengan penjepit botol, kemudian mengeringkannya. d. Penyajian Susu 1) Cara penyajian susu formula Menurut Nasir (2011), cara penyajian susu formula dalam botol yang benar adalah sebagai berikut :

36 24 a) Cuci tangan terlebih dahulu hingga bersih dengan menggunakan sabun untuk mencegah kontaminasi dengan lingkungan. b) Gunakan air yang dimasak sampai mendidih lalu dibiarkan selama menit agar suhunya turun menjadi tidak kurang dari 70 derajat Celcius. c) Siapkan susu sebanyak yang dapat dihabiskan bayi dan sesuai takaran yang dianjurkan pada label, lalu aduk hingga tercampur merata. d) Segera tutup kemasan dengan rapat untuk menghindari paparan udara luar terlalu lama. Simpanlah susu di tempat yang kering dan bersih, jangan di tempat yang lembab, karena selain disukai oleh bakteri juga mudah dikerumuni oleh semut. e) Sisa susu yang telah dilarutkan harus dibuang setelah 2 jam. f) Selalu perhatikan batas kadaluwarsa kemasan susu formula untuk menghindari keracunan dan kontaminasi. 2) Cara penyajian ASI Menurut RS Mitra Keluarga (2011), cara penyajian ASI dalam botol adalah : a) Pilih waktu dimana payudara terisi penuh. b) Semua peralatan yang digunakan disterilkan terlebih dahulu. Apabila menggunakan breast pump, dibersihkan segera setelah dipakai agar sisa susu tidak mengering dan sulit dibersihkan.

37 25 c) Cuci tangan dengan sabun dan payudara dibersihkan dengan air atau ASI dikeluarkan sedikit lalu dioleskan pada puting. d) Perah ASI dengan tehnik sterilisasi. e) Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu. f) Botol yang baik sebaiknya terbuat dari gelas atau kaca, jika menggunakan botol plastik pastikan plastiknya cukup kuat (tidak meleleh saat direndam air panas) g) Simpan ASI dalam botol yang tertutup rapat, jangan dalam botol yang ada dot karena dapat berinteraksi dengan udara. h) Simpan dengan suhu normal bertahan sampai 6 jam, lemari es dapat bertahan sampai 8 hari, dan freezer dapat bertahan sampai 3 bulan. i) Cara penyajian, panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air hangat (jangan mendidih) atau merendam botol dalam baskom air hangat.

38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut Nursalam (2008), penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini meneliti tingkat pengetahuan pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun tentang higienitas botol susu di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen tahun B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Soka, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. 2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 9 Maret sampai 6 April

39 27 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Notoatmodjo, 2012). Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun di Desa Soka, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen yang berjumlah 126 ibu. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2012). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subjek lebih dari 100, maka dapat diambil 10-15% atau 20-25%. Jumlah populasi dalam penelitian adalah 126 ibu, maka jumlah sampel minimal adalah : n = N x 25% = 126x25% = 32 ibu keterangan : n : Jumlah sampel minimal N : Jumlah responden jadi jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 32 ibu yang memiliki bayi dan balita di Desa Soka dengan kriteria yang sudah ditentukan. Dalam penelitian ini sampel yang diambil harus memenuhi kriteria penelitian meliputi :

40 28 a. Kriteria Inklusi 1) Ibu yang memiliki anak berusia 6 bulan 2 tahun yang tinggal di Desa Soka, Kecamatan Miri, Sragen 2) Ibu yang memiliki bayi dan balita yang menggunakan botol susu. b. Kriteria Eksklusi 1) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden 2) Ibu yang tidak bisa membaca dan menulis. 3. Teknik Sampling Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah systematic random sampling, yaitu modifikasi dari simple random sampling caranya adalah membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya adalah interval sampel. Sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau anggota populasi secara acak antara 1 sampai dengan banyaknya anggota populasi. Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya sebagai interval adalah X, maka yang terkena sampel adalah setiap kelipatan dari X tersebut (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau anggota populasi secara acak dan diberi nomor antara 1 sampai dengan banyaknya jumlah ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2

41 29 tahun sebanyak 126 ibu. Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang diinginkkan yaitu sebanyak 32 sampel. Dengan menggunakan perhitungan pengambilan sampel menurut (Notoatmodjo, 2010). I = N n I = I = 3,93 dibulatkan menjadi 4 Keterangan : N = jumlah populasi n I = jumlah sampel = interval Hasilnya sebagai interval adalah 4, maka sampel yang dipilih didasarkan pada nomor kelipatan 4, yaitu nomor 4,8,12,16,20, dan seterusnya sampai mencapai jumlah sampel yang diinginkan, sebanyak 126 ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun. D. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus penelitian untuk diamati. Variabel sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainya dalam kelompok itu (Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun tentang higienitas botol susu.

42 30 E. Definisi Operasional Definisi Operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010). Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Tingkat pengetahua n tentang higienitas botol susu Definisi Operasional Hasil tahu pengindraan manusia tentang cara melakukan higienitas botol susu agar terhindar dari bakteri dan kuman penyakit Kategori Alat Ukur Skala a. Baik, bila nilai responden (x) > mean + 1 SD b. Cukup, bila nilai mean 1 SD x mean + 1 SD c. kurang, bila nilai (x) < mean 1 SD (Riwidikdo, 2010) Kuesioner pengetahuan tentang higienitas botol susu Ordinal F. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner tertutup atau angket yang diisi langsung oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner tertutup adalah kuesioner dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pernyataan yang sudah ada atau disediakan jawabannya (Notoatmodjo, 2012). Jenis pengukuran data menggunakan skala Guttman, yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pernyataan ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, atau benar dan salah.

43 31 Tabel 3.2 Cara Penskoran Kuesioner Pernyataan Jawaban Benar Salah Favorable 1 0 Unfavorable 0 1 Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang ( ) pada jawaban yang dianggap benar atau salah (Notoatmodjo, 2012). Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisikisi. Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Botol Susu Variabel Pengetahuan Tentang Higienitas Botol Susu Indikator 1. Pengertian Higienitas Botol susu 2. Manfaat Higienitas Botol susu 3. Tips memilih Botol susu yang baik 4. Cara Menjaga Kebersihan Botol 5. Metode Sterilisasi Botol susu No Pernyataan Jumlah Favorable Unfavorable 1, ,6,7 5,8 5 11,12,16,18,19 9,10,13,14,1 5, 17 21,23,25 20,22,24, ,29,30 28,31 5 Jumlah Agar diperoleh instrumen yang valid dan reliabel, maka kuesioner akan diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas di tempat yang berbeda, dengan karakteristik responden yang hampir sama (Riwidikdo, 2009). Terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas terhadap

44 32 karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian yang dilakukan di Desa Pendem, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen dengan dengan jumlah responden sebanyak 30 ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Yang telah dilaksanakan pada hari minggu, 09 Maret Uji Validitas Sebelum instrumen atau alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2013). Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Uji validitas dengan menggunakan rumus product moment dengan bantuan program SPSS for windows versi 16.0, rumus product moment, yaitu: r { N X 2 N. X.Y - X.. Y X 2 }{N Y 2 - Y 2 } Keterangan: r N X Y : Koefisien kolerasai : Jumlah responden : Skor pertanyaan : Skor total

45 33 Item pernyataan dinyatakan valid jika r hitung > 0,361 (Riwidikdo, 2013). 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012). Untuk menguji reabilitas instrumen akan digunakan rumus Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for windows. Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai alpha minimal > 0,750 (Riwidikdo,2010). Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut : k b k 1 t 2 r Keterangan: r 11 : k : σb 2 σt 2 : Reliabilitas Instrument Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal : Jumlah varian butir Varians total Uji validitas dan reabilitas telah dilakukan di Desa Pendem, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen dengan dengan jumlah responden sebanyak 30

46 34 ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun. Yang telah dilaksanakan pada hari minggu, 09 Maret Untuk mendapatkan hasil dengan kurva normal, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada 30 responden pada suatu penelitian (Riwidikdo, 2013). Setelah 35 pernyataan dilakukan uji validitas didapatkan hasil 31 soal valid dan 4 soal tidak valid yaitu pada pernyataan 2 mengenai pengertian higienitas, 22 mengenai cara menjaga kebersihan botol, 25 mengenai cara menjaga kebersihan botol, 33 mengenai cara sterilisasi botol susu. Dikarenakan r hitung < 0,361. Kemudian 4 pernyataan tersebut tidak digunakan dalam penelitian karena sudah diwakili oleh pernyataan yang valid. Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa nilai alpha 0,949 > 0,7 sehingga kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel. G. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen yang memenuhi kriteria sampel yang terpilih dan kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari: 1. Data Primer Data primer yaitu data yang secara langsung diperoleh dari objek (Riwidikdo, 2013). Data primer dalam penelitian ini berupa pengetahuan

47 35 ibu tentang higienitas botol susu yang diperoleh dari nilai kuesioner yang diisi langsung oleh responden. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subjek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder didapatkan selain dari responden secara langsung yaitu dari data kepustakaan misalnya buku, karya tulis ilmiah, dan jurnal tentang higienitas botol susu. Data sekunder juga didapatkan dari bidan desa tentang data jumlah ibu dan nama ibu serta alamat ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan 2 tahun di Desa Soka, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Metode Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006), meliputi : a. Editing Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau jika tidak sesuai dapat segera dikembalikan kepada responden untuk dilengkapi.

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja

Lebih terperinci

CURICULUM VITAE. : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991

CURICULUM VITAE. : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991 CURICULUM VITAE Nama : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Desa Banjaran RT 01 RW 06, Kelurahan Jumantoro, Kecamatan Jumapolo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis deskriptif eksploratif, yang didalamnya menggunakan analisis distribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan dan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL BAYI DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL BAYI DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL BAYI DI DESA SAMBIREJO KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

Pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak?

Pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak? Pertanyaan yang sering ditanyakan Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak? 1 2 Bagaimana ASI diproduksi? Ibaratnya pabrik: 1. Pabrik 2. Jalur distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian ASI eksklusif sejak hari pertama tidak selalu mudah karena banyak wanita menghadapi masalah dalam melakukannya. Keadaan yang sering terjadi pada hari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian dengan metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sedangkan desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian non ekperimental yaitu merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif mengenai hubungan dukungan kader

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. data yang menggunakan pendekatan Retrospektif yaitu, melihat ke

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. data yang menggunakan pendekatan Retrospektif yaitu, melihat ke BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis data yang menggunakan pendekatan Retrospektif yaitu, melihat ke belakang/masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan analitik,adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.(

Lebih terperinci

Philips NL9206AD-4 Drachten

Philips NL9206AD-4 Drachten Philips NL9206AD-4 Drachten 4213.354.3927.1 Keterangan umum Dot Natural terletak pada bagian atas botol Natural dan merupakan tempat keluarnya cairan. Dot terbuat dari silikon yang memiliki 1 atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p.

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang menggunakan desain penelitian deskriptif komparasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan dua variabel penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mendapatkan hasil gambaran secara menyeluruh tentang obyek dan subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk analitik dengan metode survey melalui. saat bersamaan/sekali waktu (Notoatmodjo, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk analitik dengan metode survey melalui. saat bersamaan/sekali waktu (Notoatmodjo, 2005). 30 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk analitik dengan metode survey melalui pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU DI POSYANDU MAWAR III DESA NGUMBUL KELURAHAN KALIMACAN KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU DI POSYANDU MAWAR III DESA NGUMBUL KELURAHAN KALIMACAN KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU DI POSYANDU MAWAR III DESA NGUMBUL KELURAHAN KALIMACAN KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu

Lebih terperinci

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI 1 AIR SUSU IBU A. PENDAHULUAN Dalam rangka pekan ASI (Air Susu Ibu) yang jatuh pada minggu I bulan Agustus Tahun 2012 ini, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur berupaya untuk memberikan informasi yang memadai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian yang memungkinkan pemaksimalan beberapa faktor yang bisa mempengaruhi suatu hasil.

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan adalahh melalui pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain diskriptif analitik yaitu mendiskripsikan variabel bebas dan terikat, kemudian melakukan analisis korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Desain penelitian ini dipilih karena peneliti mencoba mencari tahu hubungan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Jenis ini adalah Survey Analitik yaitu survey atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Experiment. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena eksperimen jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis 28 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis penelitian ini adalah Analitik explanatori/korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016 Catur Setyorini Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2008).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2008). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive comparative dengan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian dan metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimen dengan rancangan deskriptif korelasi yaitu suatu metode

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN 2013

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN 2013 TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Di ajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian berbentuk discriptive correlation yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (kepribadian, pengaruh teman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan descriptive correlational, yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen berupa deskriptif korelasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan melakukan pengukuran vareabel independen (bebas)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik. Penelitian analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu 38 BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Descriptive Korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan adanya hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah ilmu kesehatan masyarakat. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional yaitu bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu 5 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian non eksperimental observasional dengan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2010). Teluk) di wilayah Puskesmas Karangawen II Kabupaten Demak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2010). Teluk) di wilayah Puskesmas Karangawen II Kabupaten Demak. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah studi deskriptif korelasi yang merupakan penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory research (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Jenis. fenomena secara detail (Yusuf, 2014:62).

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Jenis. fenomena secara detail (Yusuf, 2014:62). BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yang menggunakan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kategori explanatory research karena penelitian ini menganalisa hubungan antara variabel, penelitian ini bersifat diskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis rancangan survey yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasional atau penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempengaruhi perilaku dosen FKIK UMY dalam penyediaan first aid kit

BAB III METODE PENELITIAN. mempengaruhi perilaku dosen FKIK UMY dalam penyediaan first aid kit BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini ingin mengetahui tentang faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dosen FKIK UMY dalam penyediaan first aid kit didalam mobil. Jenis penelitian

Lebih terperinci