TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG PAP SMEAR DI WILAYAH PUSKESMAS PURWODININGRATAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG PAP SMEAR DI WILAYAH PUSKESMAS PURWODININGRATAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH"

Transkripsi

1 TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG PAP SMEAR DI WILAYAH PUSKESMAS PURWODININGRATAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh: ROSALIA PUTRI BHAYANGKARI NIM. B PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

2 ii

3 iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang Pap Smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta tahun Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai syarat untuk dapat menyusun tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada: 1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Estri Kusumawati, S.ST, M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. 4. drg. Supraptini, selaku Kepala UPTD Puskesmas Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. 5. Seluruh responden yang bersedia mengisi kuesioner. 6. Seluruh dosen dan staff Prodi Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang diberikan. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu selesainya karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun saya harapkan. Surakarta, Juli 2013 Penulis iv

5 Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013 Rosalia Putri Bhayangkari TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG PAP SMEAR DI WILAYAH PUSKESMAS PURWODININGRATAN JEBRES SURAKARTA TAHUN 2013 Xii + 47 Halaman + 15 Lampiran + 3 Tabel + 2 Gambar ABSTRAK Latar belakang: Kanker serviks merupakan penyakit kanker paling umum kedua yang biasa diderita perempuan berusia tahun. Kejadian kanker serviks di Indonesia diperkirakan 100/ per tahun. Cara mengatasi masalah kanker serviks salah satu dengan diagnosa dini. Pap smear juga telah terbukti mampu sebagai alat diagnosis dini. Pelaksanaan pap smear ini masih banyak mengalami hambatan, yang umumnya disebabkan oleh masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang Pap Smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta dalam kategori baik, cukup, kurang. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta tahun Jumlah sampel sebanyak 74 responden. Teknik sampling dengan menggunakan cluster random sampling. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner. Analisa dengan analisa univariat dengan bantuan spss for windows. Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang Pap Smear dengan kategori pengetahuan baik sebanyak 13 responden (17,6%), dengan kategori pengetahuan cukup sebanyak 45 responden (60,8%), dengan kategori pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (21,6%). Kesimpulan: Tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang Pap Smear sebagian besar dengan kategori cukup. Kata Kunci : Pengetahuan, pap smear, wanita usia tahun Kepustakaan : 38 literatur (tahun 2001s/d 2012) v

6 MOTO Akal itu tidak lebih dari suatu alat untuk mencari kebenaran (Aristoteles). Hidup itu hanya sekali maka hiduplah seperti sinar matahari memberi tanpa mengharap kembali tidak memilih siapa yang disinari memberi kehangatan dihati (penulis). Jangan melihat masa lampau dengan penyesalan, jangan melihat masa depan dengan ketakutan tetapi hadapi semua dengan kesadaran (Kahlil Gibran). PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan : Papa dan mama tercinta terima kasih atas doa restunya dan cinta kasihnya selama ini. Kakak dan saudaraku tercinta yang selalu memberikan support setiap langkahku. Sahabat-sahabatku tercinta Buni, Kopok, Vera, Cepot, Candra, Mami yang selama ini menemaniku dalam keadaan senang maupun sedih. Pembimbing tercinta ibu cantik Estri Kusumawati, S.ST yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah. Almamater tercinta. vi

7 vii

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... MOTO DAN PERSEMBAHAN... CURICULUM VITAE... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi vii viii x xii xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Keaslian Penelitian... 5 F. Sismatika Penulisan... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Pengetahuan Kanker Serviks Pap Smear B. Kerangka Teori viii

9 C. Kerangka Konsep Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Tempat Penelitian C. Populasi, sampel dan Teknik Pengambilan Sampel D. Instrumen Penelitian E. Validitas dan Reliabilitas F. Teknik Pengumpulan Data G. Variabel Penelitian H. Definisi Operasional I. Metode Pengolahan dan Analisa Data J. Etika penelitian K. Jadwal Penelitian BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum B. Hasil Penelitian C. Pembahasan D. Keterbatasan Penelitian BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Tabel 3.2 Definisi Operasional Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Tahun tentang Pap Smear Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Tahun tentang Pap Smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta x

11 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Jadwal Penelitian Surat Permohonan Ijin Studi pendahuluan Surat Keterangan Studi pendahuluan Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Surat Keterangan Uji Validitas dan Reliabilitas Surat Permohonan Ijin Penelitian Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lembar Permohonan Menjadi Responden Lembar Persetujuan Menjadi Responden Kuesioner Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Tabel R Product Moment Hasil Tabulasi Data Penelitian Lampiran 14 Hasil Uji Statistik Lampiran 15 Lembar Konsultasi xii

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serviks merupakan suatu area pada alat reproduksi wanita yang selnya mudah mengalami perubahan ke arah abnormal. Dimana pada beberapa wanita dapat berkembang ke arah keganasan yang dikenal dengan sel-sel kanker. Kanker pada alat reproduksi wanita merupakan suatu hal yang serius karena ancaman tidak dapat memperoleh keturunan bahkan sampai ancaman kematian cukup besar. Di seluruh dunia, kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak kelima pada wanita. Kanker serviks ini terjadi kurang lebih 1 per 123 wanita tiap tahun di dunia, dan menyebabkan kematian 9 per wanita tiap tahun. Kanker serviks merupakan tumor ganas kedua pada wanita yang terbanyak dijumpai di dunia sesudah kanker payudara, dan termasuk yang tertinggi di negara berkembang seperti Indonesia (Suhartini dan Herlina, 2007). Angka kejadian kanker serviks di Indonesia berdasarkan data Departemen Kesehatan RI tahun 2011, diperkirakan 100/ per tahun (Kompasiana, 2012). Sedangkan menurut Kuntari (2012) diperkirakan sekitar perempuan di Indonesia meninggal dunia setiap tahun akibat kanker leher rahim atau serviks setiap tahun sekitar perempuan di Indonesia didiagnosis terinfeksi kanker serviks. Dari jumlah itu, sekitar penderita meninggal dunia. Di Indonesia, kanker serviks telah menjadi pembunuh nomor satu dari keseluruhan kanker. Kanker serviks merupakan 1

14 2 penyakit kanker paling umum kedua yang biasa diderita perempuan berusia tahun (Harian Republika, 2012). Data kanker serviks di kota Surakarta pada tahun pada tahun 2010 sebanyak 100 per penduduk dan pada tahun 2011 sebanyak 134 per penduduk (DKK Surakarta, 2011). Penyebab langsung dari kanker serviks belum diketahui, namun kejadiannya mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrensik, yang penting meliputi: insidensi lebih tinggi pada mereka yang kawin, terutama pada gadis yang koitus pertama pada usia muda (<16 tahun), tingginya paritas, apalagi jarak persalinan terlampau dekat, sosial ekonomi rendah, berganti-ganti pasangan, wanita yang mengalami infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus)-tipe 16 atau 18, dan kebiasaan merokok (Wiknjosastro,2002). Cara mengatasi masalah kanker serviks salah satu dengan diagnosa dini, dan terbukti mampu menurunkan insiden kanker serviks invasif dan memperbaiki prognosis. Pap smear juga telah terbukti mampu sebagai alat diagnosis dini. Pap smear merupakan salah satu metode skrining yang sederhana, cepat, tidak menyakitkan, dan murah biayanya. Tes ini dapat mendeteksi secara efektif, tidak hanya sel kanker pada serviks tetapi juga perubahan sel yang mengarah pada terjadinya keganasan sel. Dengan menjalani pemeriksaan pap smear secara dini dan teratur, diharapkan 90% dari terjadinya kanker serviks dapat dicegah (Suwiyoga, 2004). Menurut Suwiyoga (2004) pelaksanaan pap smear ini masih banyak mengalami hambatan baik dari segi akurasi pap smear sendiri maupun dari segi sumber daya manusia, prosedural, geografi, dan wanita yang selayaknya menjalani skrining. Wanita yang selayaknya menjalani skrining diperoleh

15 3 bahwa para wanita sering tidak bersedia untuk diperiksa oleh karena ketidaktahuan, rasa malu, rasa takut, dan faktor biaya. Hal ini umumnya disebabkan oleh masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk di Indonesia. Puskemas Purwodiningratan Jebres Surakarta merupakan puskemas yang telah melakukan program sosialisasi mencegah dini dan sosialisasi penyakit kanker serviks. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskemas Purwodiningratan pada tanggal 27 Oktober 2012 dengan melakukan wawancara terhadap 8 responden di wilayah Puskemas Purwodiningratan, diperoleh hasil sosialisasi telah dilakukan, tetapi 8 responden menyatakan masih kurang memahami tentang deteksi dini kanker serviks, termasuk pap smear hal ini dibuktikan dengan ibu tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan tentang pap smear. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang Pap Smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Kecamatan Jebres Surakarta tahun B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: Bagaimana tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang pap smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta tahun 2013?.

16 4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang pap smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta tahun Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang pap smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta tahun 2013 pada tingkat baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang pap smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta tahun 2013 pada tingkat cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang pap smear di wilayah Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta tahun 2013 pada tingkat kurang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat digunakan menambah kajian pustaka tentang tingkat pengetahuan mengenai kanker serviks dan pap smear. 2. Bagi Peneliti Dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peneliti mengenai penyakit kanker serviks dan pap smear.

17 5 3. Bagi Institusi Kesehatan Dapat digunakan gambaran tentang pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan kanker serviks salah satunya kesadaran melakukan pap smear. E. Keaslian Penelitian 1. Kurniawan, (2004) dalam penelitian yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Partisipasi pada Pemeriksaan Pap Smear pada Wanita Pekerja Seks Komersial. Desain penelitian adalah observational dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua PSK di Gang Doli Surabaya. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 67 responden. Teknik sampling yang digunakan quota sampling. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji korelasi lamda untuk taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden dengan tingkat pengetahuan cukup (41.79%) dengan tingkat partisipasi baik atau sebagian pernah melakukan pemeriksaan pap smear. Hasil penelitian disimpulkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan paritipasi pada pemeriksaan pap smear. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan jenis atau desain penelitian, subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik sampling, dan teknik analisa data. Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti pengetahuan tentang pap smear.

18 6 2. Nasution, Beta Liana Putri, (2012) dalam penelitian yang berjudul Gambaran Faktor-Faktor Perilaku Ibu dalam Pemeriksaan pap smear Di Poli Ginekologi RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun Desain Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh pasien yang melakukan pemeriksaan pap smear di poli Ginekologi RSUD Dr Pirngadi Medan sebanyak 1100 orang. Jumlah sampel sebagai responden diambil sebanyak 63 orang. Teknik pengambilan sampling purposive. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner. Analisa data dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor predisposisi responden yaitu pengetahuan umumnya berada pada kategori baik yaitu sebanyak 34 orang (54,0%). Untuk sikap responden umumnya berada pada kategori sikap baik yaitu sebanyak 63 orang (100%). Untuk faktor pemungkin yang berupa biaya sebagian besar responden menyatakan tidak mengeluarkan biaya dalam melakukan pemeriksaan pap smear sebanyak 53 responden (84,1%), untuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan di poli ginekologi RSUD Dr Pirngadi sebanyak 47 responden (74,6%) menyatakan baik, untuk media informasi 13 responden (20,6%) yang pernah mendapatkan informasi pap smear dari televisi. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan jenis atau desain penelitian, teknik sampling. waktu dan tempat penelitian, teknik sampling, dan teknik analisa data. Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti pengetahuan tentang pap smear.

19 7 3. Youvella, Sylvia (2010) dalam penelitian yang berjudul Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pap Smear Di Kelurahan Sei Kera Hilir II Medan Tahun Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 97 orang dengan tingkat ketepatan relatif (d) sebesar 0,1. Sampel diambil dengan metode cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science). Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pengetahuan ibu di Kelurahan Sei Kera Hilir II yang berusia tahun tentang pap smear berada pada kategori sedang (83,5%). Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan jenis atau desain penelitian, subjek penelitian teknik sampling, waktu dan tempat penelitian, teknik sampling. Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti pengetahuan tentang pap smear.. F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman bagi pembaca, maka Karya Tulis Ilmiah ini disusun menjadi 5 bab. Adapun penyusunannya sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

20 8 Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terdiri dari konsep pengetahuan meliputi: pengertian, tingkat, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, dan cara pengukuran pengetahuan. Konsep tentang konsep kanker serviks meliputi: pengertian, fisiologi kanker, penyebab, faktor risiko, etiologi kanker serviks, pencegahan kanker serviks. Konsep pap smear yang meliputi: pengertian, manfaat, petunjuk pemeriksaan, dan kanker serviks. Serta kerangka pemikiran yang merupakan kerangka atau bagan menerangkan hubungan konsep-konsep yang berhubungan dengan hal-hal yang akan diteliti. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari desain penelitian, variabel penelitian, definisi operasioanal, populasi dan sampel, alat dan metode pengumpulan data, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. BAB V PENUTUP Bab ini terdiri kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan pencapain seseorang dalam memperoleh informasi dan dapat mengingat kembali informasi tersebut. Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak dkk, 2007). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan indra peraba. Akan tetapi, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Novita, 2011). b. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut 9

22 10 Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif ada enam tingkatan yaitu: 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai

23 11 aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi nyata. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada.

24 12 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Mubarak, dkk (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu: 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya, sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan seseorang terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. 2) Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 3) Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi

25 13 akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. 4) Minat Minat sebagai suatu kecenderunagan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 5) Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderunagan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. 6) Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan

26 14 lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. 7) Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. d. Cara Pengukuran Pengetahuan Cara mengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara, angket atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden (Mubarak, 2007). Hasil pengukuran tingkat pengetahuan tentang pap smear menurut Riwidikdo (2010) dibagi menjadi: 1) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah X > mean + 1SD 2) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean - 1SD X mean + 1 SD 3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah X < mean - 1SD. 2. Kanker Serviks a. Pengertian Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang

27 15 merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara uterus dengan vagina (Diananda, 2009). Menurut Corwin (2009 dalam Harahap 2011), kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang jaringan disekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh. Kanker terjadi karena proliferasi sel tak terkontrol yang terjadi tanpa batas dan tanpa tujuan bagi pejamu. b. Fisiologi Kanker Servis Kanker mulai di dalam sel-sel, blok-blok bangunan yang menyusun jaringan-jaringan. Jaringan-jaringan menyusun organorgan tubuh. Secara normal, sel-sel tumbuh dan membelah untuk membentuk sel-sel baru ketika tubuh membutuhkan mereka. Ketika sel-sel tumbuh menjadi tua, mereka mati, dan sel-sel baru mengambil tempat mereka. Kadangkala, proses yang teratur ini berjalan salah. Sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan mereka, dan sel-sel tua tidak mati ketika mereka seharusnya mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk massa dari jaringan yang disebut pertumbuhan atau tumor. Leher rahim adalah bagian dari sistem reproduksi wanita. Ia adalah bagian bawah yang sempit dari rahim atau kandungan. Rahim adalah organ berongga yang berbentuk buah per pada perut bagian bawah. Mulut rahim (serviks) menghubungkan rahim ke vagina. Vagina menjurus pada bagian luar tubuh. Apabila kanker bermula di serviks, dinamakan kanker serviks (Youvella, 2010).

28 16 c. Faktor resiko kanker serviks Semua wanita mempunyai resiko mendapatkan kanker serviks (CDC, 2010). Banyak faktor penyebab terjadinya kanker, baik internal maupun eksternal. Faktor internal terutama keberadaan gen gen yang berperan pada siklus sel telah menjadi pusat perhatian dalam hubungannya dengan proses terjadinya pertumbuhan tumor (Prayitno, 2005). Faktor resiko lainnya adalah status sosial ekonomi yang rendah, pemakaian kontrasepsi oral, merokok, paritas yang tinggi dan adanya riwayat penyakit menular seksual, sistem imun yang rendah (Prayitno, 2005). Banyak wanita terinfeksi HPV, namun hanya sebagian yang menderita kanker serviks. Ini mengisyaratkan bahwa faktor lain berperan pada risiko kanker. Faktor risiko penting terjadinya kanker invasif pada serviks adalah usia dini saat mulai berhubungan kelamin (di bawah usia 16 tahun), memiliki banyak pasangan seksual, pasangan seksual memiliki riwayat banyak memiliki pasangan seksual, merokok, imunodefisiensi eksogen atau endogen, dan infeksi persisten oleh HPV risiko tinggi (Crum, dkk, 2007). Kanker serviks jarang ditemukan pada perawan dan pada wanita yang pasangan seksualnya telah disirkumsisi. Insideni kanker serviks lebih tinggi pada mereka yang menikah daripada yang tidak menikah dan pada wanita dengan tingkat sosial ekonomi rendah.

29 17 Selain itu, insidensinya juga meningkat dengan tingginya paritas, apa lagi bila jarak persalinan terlampau dekat (Mardjikoen, 2007). Resiko noninvasif dan invasif kanker serviks telah menunjukkan hubungan dengan pemakaian kontrasepsi oral. Namun, penemuan ini hasilnya tidak selalu konsisten dan tidak semua studi dapat membenarkan perkiraan risiko ini. Beberapa studi yang lebih lanjut memerlukan konfirmasi atau menyangkal observasi mengenai kontrasepsi oral ini (Rasjidi, dkk, 2008). Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (Diananda, 2009). d. Etiologi kanker serviks Penyebab langsung dari kanker serviks belum diketahui (Mardjikoen, 2005). Namun, HPV (Human papilomavirus) dapat ditemukan pada 85-90% lesi pra-kanker dan neoplasma invasif (Crum, dkk, 2007). Menurut Crum, dkk (2007), HPV yang menginfeksi serviks uterus terdiri dari dua kategori, yaitu tipe risiko rendah (6, 11, 42, dan 44) dan tipe risiko tinggi (16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 52, 56, 58, dan 59). HPV tipe risiko tinggi ditemukan pada 50-80% kasus SIL

30 18 dan 90% kanker invasif. Sedangkan HPV tipe risiko rendah ditemukan pada Low-Grade SIL (Garcia, 2009). Tipe virus risiko tinggi menghasilkan protein yang dikenal dengan protein E6 dan E7 yang mampu berikatan dan menonaktifkan protein p53 dan prb epitel serviks. P53 dan prb adalah protein penekan tumor yang berperan menghambat kelangsungan siklus sel. Degan tidak aktifnya p53 dan prb, sel yang telah bermutasi akibat infeksi HPV dapat meneruskan siklus sel tanpa harus memperbaiki kelainan DNA-nya (Edianto, 2006). Penyebaran virus ini terutama secara kontak langsung melalui hubungan seksual (Edianto, 2006). e. Gejala dan Tanda Klinis Kanker Serviks Menurut Feig (2001), simptom kanker serviks menjadi jelas terlihat saat lesi servikal berada pada ukuran sedang, yaitu seperti cauliflower. Simptom kanker serviks terdiri dari beberapa tahap, yaitu (Feig, 2001): 1) Tahap Awal a) Asimptomatik b) Pendarahan vagina yang ireguler atau berkepanjangan c) Pink discharge d) Pendarahan pasca koitus atau brownish discharge 2) Tahap Pertengahan a) Pendarahan pasca defekasi b) Disuria atau hematuria

31 19 3) Tahap Lanjut a) Penurunan berat badan b) Pendarahan, discharge berbau busuk c) Nyeri hebat, penyebaran ke pleksus sakralis. Tanda dini kanker serviks tidak spesifik seperti adanya sekret vagina yang agak banyak dan kadang-kadang disertai bercak pendarahan (Edianto, 2006). Pendarahan abnormal vagina ini merupakan simptom yang paling sering terjadi pada kanker serviks invasif. Pendarahan dapat terjadi pasca koitus, intermenstrual, atau pasca menopause (Hacker, 2004). Tanda yang lebih klasik adalah bercak pendarahan yang berulang, atau bercak pendarahan setelah bersetubuh atau membersihkan vagina (Edianto, 2006). Anemia akan menyertai sebagai akibat pendarahan pervaginam yang berulang (Mardjikoen, 2007). Perdarahan spontan saat defekasi terjadi akibat tergesernya tumor eksofitik dari serviks oleh skibala (Mardjikoen, 2007). Pada kanker serviks juga dapat dijumpai sekret vagina yang berbau terutama dengan massa nekrosis lanjut. Nekrosis terjadi karena pertumbuhan tumor yang cepat tidak diimbangi dengan pertumbuhan pembuluh darah agar mendapat aliran darah yang cukup. Nekrosis ini menimbulkan bau yang tidak sedap dan reaksi peradangan nonspesifik (Edianto, 2006).

32 20 Pada stadium lanjut dapat ditemui nyeri yang menjalar ke pinggul atau kaki ketika tumor telah menyebar ke luar dari serviks dan melibatkan jaringan di rongga pelvis seperti ureter, dinding panggul, atau nervus skiatik. Beberapa penderita mengeluhkan nyeri berkemih, hematuria, sulit berkemih, dan konstipasi (Edianto, 2006). Sebelum tingkat akhir (terminal stage), penderita meninggal akibat pendarahan yang eksesif, kegagalan faal ginjal akibat infiltrasi tumor ke ureter sebelum memasuki kandung kemih, yang menyebabkan obstruksi total (Mardjikoen, 2007). f. Pencegahan Kanker Serviks Menurut Sukardja (2000), pencegahan kanker serviks terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1) Pencegahan Primer Pencegahan primer merupakan upaya dalam mengurangi atau menghilangkan kontak individu dengan karsinogen untuk mencegah terjadinya proses karsinogenesis. Pencegahan primer juga dapat dilakukan dengan menghindari berbagai faktor risiko, seperti dengan menunda aktivitas seksual sampai usia 20 tahun, berhubungan secara monogami, serta penggunaan vaksin HPV (Rasjidi, dkk, 2009). 2) Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan kasus-kasus dini kanker serviks, sehingga kemungkinan

33 21 penyembuhan dapat ditingkatkan. Pencegahan sekunder termasuk skrining dan deteksi dini seperti pap smear, kolposkopi, servikografi, Pap net, dan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). 3) Pencegahan Tersier Pencegahan tersier merupakan pencegahan komplikasi klinik dan kematian. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan pengobatan yang tepat berupa operasi, kemoterapi, atau radioterapi. 3. Pap Smear a. Pengertian Tes pap smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker (Rasjidi, dkk, 2008). Pap smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap smear merupakan tes yang aman dan murah, serta telah dipakai selama bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada selsel leher rahim (Diananda, 2009). Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat, dan tidak sakit, serta bisa dilakukan setiap saat, kecuali pada saat haid (Dalimartha, 2004). Pap Smear pertama kali diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr.

34 22 George Papanicolou dan Dr. Aurel Babel, namun mulai populer sejak tahun 1943 (Purwoto dan Nuranna, 2002). b. Manfaat Pap Smear Pemeriksaan pap smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring (skrining) dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan prakanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih murah dan mudah (Dalimartha, 2004). Pap smear mampu mendeteksi lesi prekursor pada stadium awal sehingga lesi dapat ditemukan saat terapi masih mungkin bersifat kuratif (Crum, dkk, 2007). Menurut Manuaba (2005) manfaat pap smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Diagnosis dini keganasan Pap smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks, kanker korpus endometrium, keganasan tuba fallopi, dan mungkin keganasan ovarium. 2) Perawatan ikutan dari keganasan Pap smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah mendapat kemoterapi dan radiasai. 3) Interpretasi hormonal wanita Pap smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi dengan ovulasi atau tanpa ovulasi, menentukan maturitas kehamilan, dan menentukan kemungkunan keguguran pada hamil muda.

35 23 4) Menentukan proses peradangan Pap smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai infeksi bakteri dan jamur. c. Petunjuk Pemeriksaan Pap Smear American Cancer Society (2009) merekomendasikan semua wanita sebaiknya memulai skrining 3 tahun setelah pertama kali aktif secara seksual. Pap smear dilakukan setiap tahun. Wanita yang berusia 30 tahun atau lebih dengan hasil tes pap smear normal sebanyak tiga kali, melakukan tes kembali setiap 2-3 tahun, kecuali wanita dengan risiko tinggi harus melakukan tes setiap tahun. Selain itu wanita yang telah mendapat histerektomi total tidak dianjurkan melakukan tes pap smear lagi. Namun pada wanita yang telah menjalani histerektomi tanpa pengangkatan serviks tetap perlu melakukan tes Pap atau skrining lainnya sesuai rekomendasi di atas. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (1989) dalam Feig (2001), merekomendasikan setiap wanita menjalani Pap Smear setelah usia 18 tahun atau setelah aktif secara seksual. Bila tiga hasil pap smear dan satu pemeriksaan fisik pelvik normal, interval skrining dapat diperpanjang, kecuali pada wanita yang memiliki partner seksual lebih dari satu. pap smear tidak dilakukan pada saat menstruasi. Waktu yang paling tepat melakukan pap smear adalah hari setelah hari pertama haid terakhir. Pada pasien yang menderita peradangan berat pemeriksaan ditunda sampai pengobatan tuntas. Dua hari sebelum dilakukan tes, pasien dilarang mencuci atau menggunakan pengobatan melalui

36 24 vagina. Hal ini dikarenakan obat tersebut dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Wanita tersebut juga dilarang melakukan hubungan seksual selama 1-2 hari sebelum pemeriksaan pap smear. d. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear Prosedur pemeriksaan pap smear menurut Manuaba (2005) prosedur pemeriksaan pap smear adalah: 1) Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi spekulum bivalve (cocor bebek), spatula Ayre, kaca objek yang telah diberi label atau tanda, dan alkohol 95%. 2) Pasien berbaring dengan posisi litotomi. 3) Pasang spekulum sehingga tampak jelas vagina bagian atas, forniks posterior, serviks uterus, dan kanalis servikalis. 4) Periksa serviks apakah normal atau tidak. 5) Spatula dengan ujung pendek dimasukkan ke dalam endoserviks, dimulai dari arah jam 12 dan diputar 360 jarum jam. 6) Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi yang telah diberi tanda dengan membentuk sudut 45 kali usapan. 7) Celupkan kaca objek ke dalam larutan alkohol 95% selama 10 menit. 8) Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah transpor dan dikirim ke ahli patologi anatomi.

37 25 B. Kerangka Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan p : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Minat 5. pengalaman 6. Kebudayaan lingkungan sekitar 7. Informasi Pengetahuan ibu Pap Smear 1. Pengertian pap smear 2. Pengertian pap smear 3. Petunjuk pemeriksaan pap smear Tingkat Pengetahuan : 1. Tahu 2. Paham 3. Aplikasi 4. Analisa 5. Sintesis 6. Evaluasi Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi dari Notoatmodjo, 2010, Mubarak, 2007.

38 26 C. Kerangka Konsep Penelitian Tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang Pap Smear Baik Cukup Kurang Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Minat 5. pengalaman 6. Kebudayaan lingkungan sekitar 7. Informasi Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti Gambar : 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran/dekriptif suatu keadaan secara obyektif, sedangkan kuantitatif artinya pemaparan data statistik (data berbentuk) angka, kemudian melakukan analisa dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Notoatmodjo, 2005). B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama penelitian berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Purwodiningratan Kecamatan Jebres Kota Surakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai Juli

40 28 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita umur di wilayah kerja Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta sejumlah 285 responden yang tersebar di 6 kampung. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Menurut Arikunto (2010), apabila jumlah populasi atau subjeknya besar, maka dapat diambil 10-15% atau 20-30% tergantung pada kemampuan peneliti. Jika populasi kecil (<100) maka semua anggota populasi mejadi sampel. Karena populasi < 1000 maka penghitungan sampel dengan rumus sebagai berikut: N n 1 N( d) 2 Keterangan: n N : jumlah sampel : jumlah populasi d : taksiran kesalahan pengambilan sampel (10%)

41 29 N n 1 N( d) (0.01) Jadi jumlah sampel yang akan digunakan sejumlah 74 responden. Sampel kemudian dibagi menjadi 4 kampung (kluster) yang ditetapkan, dengan masing-masing jumlahnya sebagai berikut: Kampung /Kluster Jumlah Jumlah Sampel Kampung Sudirorjan x Kampung Gandekan x Kampung Purwodiningratan x Kampung Kepatihan Wetan x Jumlah total Teknik Pengambilan Sampel. Teknik Pengambilan sampel adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling yaitu cara penarikan sampel didasarkan pada area atau dalam kelompok-kelompok tertentu yang diambil secara random (acak) (Narimawati dan Munandar, 2008).

42 30 D. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrument atau alat ukur berupa kuesioner tertutup yang diisi langsung oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang diketahui dan sudah disediakan jawabannya (Hadi, 2004). 2. Kisi-Kisi Kuesioner Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan tentang pap smear Variabel Indikator Pernyataan Jumlah Tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang Pap Smear 3. Cara Penilaian Pengertian Pap Smear Manfaat Pap Smear Petunjuk Pemeriksaan Pap Smear Favorable 1, 2, 5, 6, 7, 8 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21 Un Favorable 3,4 9, 10 22, 23, 24, 25, Total 26 Kuesioner terdiri dari dua pernyataan, yaitu favorable (pernyataan positif) dan un favorable (pernyataan negatif). Untuk pernyataan favorable (pernyataan positif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0 sedangkan Untuk pernyataan un favorable (pernyataan negatif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1.

43 31 E. Validitas dan Reliabilitas Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada tanggal 13 Februari Uji valididas dan reliabilitas dilakukan di Kelurahan Kepatihan Kulon dan Kelurahan Tegalharjo dengan jumlah 30 responden. 1. Uji Validitas Sebelum instrumen/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2010). Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, dan instrumen yang kurang valid maka dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skore total, dengan rumus product moment (Arikunto, 2010). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik product moment, dengan rumus sebagai berikut r N x N( xy) ( x. y) 2 ( x) 2 N y 2 ( y) 2 Keterangan: r : koefisien korelasi x : pernyataan y : skor total xy : skor pernyataan N : Jumlah sampel

44 32 Secara keseluruhan uji validitas didapat jika r hitung > r tabel maka, Item pernyataan dinyatakan valid, dan jika r hitung < r tabel maka item pernyataan dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan dari 30 item pernyataan didapatkan 4 item pernyataan tidak valid yaitu pernyataan no 3 dengan r hitung < r tabel 0.361, pernyataan no 9 dengan r hitung < r tabel 0.361, pernyataan no 12 dengan r hitung < r tabel 0.361, dan pernyataan no 20 dengan r hitung 0.027, < r tabel 0.361, sehingga keempat pernyataan tidak dimasukan dalam kuisioner, sehingga jumlah pernyataan yang valid 26 item. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah keajegan alat ukur, artinya konsistenitas alat ukur, alat ukur digunakan saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan sama apabila digunakan pada waktu dan tempat berbeda (Riwidikdo, 2010). Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010). Rumus untuk mengukur reliabel atau tidaknya instrumen penelitian menggunakan pendekatan rumus Alpha Cronbach adapun rumusnya sebagai berikut:

45 33 r i 2 k S 1 i k 1 2 S t Keterangan: r 1 k S 2 i S 2 t = Reliabilitas internal seluruh instrumen = mean kuadrat antara subjek = jumlah mean kuadrat kesalahan = varian total Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Alpha Chronbach minimal 0,7 (Riwidikdo, 2010). Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai koefisien alpha sebesar 0,980. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien alpha (0,980) > (0,700) sehingga instrumen penelitian dinyatakan reliabel. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data (Hidayat, 2011). Teknik pengumpulan data meliputi: 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil jawaban kuesioner (Hidayat, 2011). 2. Data Sekunder Data Sekunder adalah pengumpulan data yang diperoleh dari orang atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri. Data yang digunakan berasal dari hasil studi pendahuluan di Puskesmas

46 34 Purwodiningratan Jebres Surakarta, yaitu jumlah wanita usia subur tahun (Hidayat, 2011). G. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2008). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang pap smear. H. Definisi Operasional Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan menggunakan parameter yang jelas (Hidayat, 2011). Definisi pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut. Tabel 3.2 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional 1. Tingkat Segala sesuatu Pengeta yang diketahui huan oleh ibu wanita tentang pap usia 20- smear 45 tahun Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur Kuesioner Ordinal a. Baik: apabila X > mean + 1SD b. Cukup: apabila Mean - 1SD mean + 1SD c. Kurang : apabila skor X < mean - SD (Riwidikdo, 2010).

47 35 I. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data a. Editing Menurut Setiadi (2007), editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data, pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan terhadap: 1) Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada jawabannya, meskipun jawaban hanya hanya berupa tidak tahu atau tidak mau menjawab. 2) Keterbacaan tulisan, tulisan yang tidak terbaca akan mempersulit pengolahan data atau berakibat pengolah data salah membaca. 3) Relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak relevan maka editor harus menolaknya. Pada penelitian ini peneliti melakukan editing pada saat menerima kuesioner yang telah di isi oleh responden, di periksa kebenaran dan kelengkapannya. Bila didapatkan seorang responden yang belum lengkap maka peneliti meminta responden tersebut untuk melengkapinya. b. Coding Coding adalah memberikan kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolah data memberikan kode pada semua variabel, kemudian mencoba menetukan tempatnya di dalam coding sheet/ coding form

48 36 (Arikunto, 2006). Coding pada penelitian ini peneliti memberikan kode atau tanda pada setiap jawaban untuk mempermudah dalam pengolahan dan analisis data serta berpedoman pada definisi operasional. c. Tabulating Tabulasi adalah pekerjaan menyusun tabel mulai dari penyusunan tabel utama yang berisi seluruh data dan informasi yang berhasil dikumpulkan dengan daftar pertanyaan sampai dengan tabel khusus yang telah benar-benar ditentukan bentuk dan isinya sesuai dengan tujuan penelitian. Yang termasuk dalam kegiatan tabulasi ini antara lain: memberi skor terhadap aitem- aitem yang perlu diberi scor, memberi kode, mengubah jenis data, memberikan kode (Arikunto, 2010). 2. Analisis Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang pap smear maka, ditunjukan dengan prosentase dengan keterangan sebagai berikut : a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah X > mean + 1SD b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean - 1SD mean + 1 SD

49 37 c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah X < mean - 1SD Keterangan: Nilai rata-rata diperoleh dengan rumus sebagai berikut: Xi Mean atau X n X : nilai rata-rata Xi : jumlah nilai total dari data n : jumlah data Standar deviasi dihitung dengan rumus sebagai berikut: SD Xi Xi n n 1 2 Xi : jumlah nilai total dari data Prosentase diperoleh dengan rumus: Besar prosentase Keterangan: f n x100% f n : jumlah atau distribusi frekuensi : jumlah responden J. Etika Penelitian Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan

50 38 (Hidayat, 2011). Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika penelitian. Untuk penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi: 1. Informed Consent Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informent consent ini berupa lembar persetuan untuk menjadi responden. Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan di beri lembar persetujuan. 2. Anonymity (Kerahasiaan nama/ identitas) Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data. 3. Confidentiality (kerahasiaan hasil) Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian. Dalam penelitian

51 39 ini kerahasiaan hasil/informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti. K. Jadwal Penelitian Terlampir

52 BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Puskesmas Purwodiningratan terletak di Kelurahan Purwodiningratan Kecamatan Jebres Kota Surakarta, wilayah kerja meliputi 6 Kelurahan, yaitu Kelurahan Sudiroprajan, Gandekan, Purwodiningratan, Kepatihan Wetan, Kepatihan Kulon, Tegal Harjo. Puskesmas Purwodiningratan mempunyai letak yang strategis sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat dari seluruh wilayah binaan puskesmas. Batas-batas wilayah kerja/binaan Puskesmas Purwodiningratan adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara : Kelurahan Mojosongo dan Kalurahan Jebres 2. Sebelah Barat : Kelurahan Setabelan 3. Sebelah Timur : Kelurahan Pucang Sawit 4. Sebelah Selatan : Kelurahan Sangkrah Puskesmas Purwodiningratan mempunyai 2 unit tempat pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Induk Purwodiningratan, yang melayani KIA (persalinan, imunisasi, layanan KB, dan lain-lain), pengobatan umum, dan 4 unit puskesmas keliling. 40

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pap Smear 2.1.1. Definisi Pap Smear Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular. Penyakit ini timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat menyerang berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengajuan hipotesa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks merupakan masalah kesehatan yang melanda negara negara di dunia termasuk Indonesia. Kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker payudara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pap smear 2.1.1. Definisi Pap smear Pap smear pertama kali diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. George Papanicolou dan Dr. Aurel Babel, namun mulai populer sejak tahun 1943. Pap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan pembangunan di Indonesia memberi dampak pada bergesernya pola penyakit. Selain penyakit infeksi, saat ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim) sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal

Lebih terperinci

No. Responden: B. Data Khusus Responden

No. Responden: B. Data Khusus Responden KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN TEST IVA PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TAHUN 2016 A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks adalah kanker yang terdapat pada serviks atau leher rahim, yaitu area bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. (Emilia, 2010). Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang menyangkut baik secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya terbatas dari penyakit atau kecacatan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang menyerang wanita. Kanker ini adalah kanker ketiga yang umum diderita oleh wanita secara global

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama

Lebih terperinci

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN 2012 I. INFORMASI WAWANCARA Tanggal Wawancara.../.../... No. Urut Responden...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO), kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia pada kaum hawa dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Descriptive Korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan adanya hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory research (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kanker serviks merupakan salah satu masalah kesehatan serius negara-negara di dunia. Saat ini kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduk yang hidup

Lebih terperinci

Kanker Servix. Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim.

Kanker Servix. Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim. Kanker Servix Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim. Benar, sesuai dengan namanya, kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kanker serviks merupakan suatu penyakit keganasan pada leher rahim atau serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada wanita di dunia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan masalah kesehatan utama bagi masyarakat di seluruh dunia. Kanker yang khusus menyerang kaum wanita salah satunya ialah kanker serviks atau kanker leher

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 % BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (correlational research) yang bertujuan untuk menentukan besar variasi variasi pada satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Dimana pengukuran dan pengamatan dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek 72 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis desain penelitian korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. porsio. Untuk mengetahui adanya tanda-tanda awal keganasan servik. rahim dengan menggunakan mikroskop (Supriyanto, 2010)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. porsio. Untuk mengetahui adanya tanda-tanda awal keganasan servik. rahim dengan menggunakan mikroskop (Supriyanto, 2010) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pap Smear 2.1.1. Defenisi Pap Smear Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kanker Serviks a. Pengertian Kanker Leher Rahim Kanker adalah pertumbuhan abnormal dari suatu sel atau jaringan dimana sel atau jaringan tersebut tumbuh dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Dian Dwi Retno Wulandari 201410104101

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konferensi International tentang Kependudukan dan Pembangunan/ICPD (International Confererence on Population and Development) di Kairo tahun 1994 menyepakati perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia terdapat banyak kasus yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah munculnya penyakit, baik menular

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA Lesse Maharsie, Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi korelatif antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p.

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( ) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu bersama dengan Angka Kematian Bayi senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker leher rahim adalah salah satu keganasan atau neoplasma yang terjadi di daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari rahim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation study) yakni penelitian atau penelaahan hubungan antara variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan descriptive correlational, yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara variabel independent dan variabel dependent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PAP SMEAR 1. Definisi Pap Smear Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap Smear merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan. Tidak heran, saat ini kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu 38 BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian berbentuk discriptive correlation yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian dengan metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif studi korelasi (Correlation Study) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah suatu hal yang penting bagi manusia, tanpa kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan sehat menurut World Helath Organization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah kanker yang dimulai di leher rahim, bagian dari rahim atau rahim yang membuka ke dalam vagina.

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMERIKSAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) DALAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS PADA PASANGAN USIA SUBUR Retno Palupi Yonni Siwi (STIKes Surya Mitra Husada Kediri)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIAT... iii ABSTRAK... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN... v PENGESAHAN SKRIPSI... vi RIWAYAT HIDUP PENULIS... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional bersifat diskriptif analitik (eksplanatori reseach),

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian survei merupakan rancangan yang digunakan untuk menyediakan. antar variabel dalam suatu populasi (Nursalam, 2014).

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian survei merupakan rancangan yang digunakan untuk menyediakan. antar variabel dalam suatu populasi (Nursalam, 2014). BAB 3 METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menurut sifatnya, merupakan penilitian deskriptif analisis dengan rancangan penelitian survei untuk mengetahui gambaran faktor risiko kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mendekati pola di Negara maju (Dalimartha, 2004). maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dan mendekati pola di Negara maju (Dalimartha, 2004). maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan gaya hidup dan modernisasi, terutama di kota besar, mengakibatkan pola penyakit di Indonesia berubah. Mengonsumsi makanan berlemak, kurang serat, maupun yang

Lebih terperinci

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan : KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MENGGUNAKAN METODE IVA PADA PUS DI WILAYAH PUSKESMAS KELURAHAN KEMANGGISAN KECAMATAN PALMERAH JAKARTA BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah kesehatan bagi wanita, sebab penyakit akibat human papilloma virus (HPV) tersebut menjadi salah satu penyebab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 0 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dimana akan menggali hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan menjalankan terapi diit pada penderita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Maya Diana S Tempat, Tanggal Lahir : Pariaman, 8 Mei 1994 Alamat Agama Jenis Kelamin : Jl. Universitas No. 48 Medan : Islam : Perempuan Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian yang data-datanya berhubungan dengan angka-angka baik yang diperoleh dari pengukuran maupun dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif, yaitu rancangan penelitian yang menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks adalah penyakit keganasan serviks akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya. Kanker serviks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker leher rahim merupakan penyakit keganasan yang terjadi pada leher rahim. Perjalanan penyakit ini didahului dengan kondisi lesi pra-kanker leher rahim yaitu adanya

Lebih terperinci

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini? Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan dan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci