FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI FARMER MANAGED EXTENSION ACTIVITIES (FMA) OLEH PETANI HORTIKULTURA DI KABUPATEN TEMANGGUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI FARMER MANAGED EXTENSION ACTIVITIES (FMA) OLEH PETANI HORTIKULTURA DI KABUPATEN TEMANGGUNG"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI FARMER MANAGED EXTENSION ACTIVITIES (FMA) OLEH PETANI HORTIKULTURA DI KABUPATEN TEMANGGUNG Yeny Widyastuti, Kusnandar, Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 5716, Telp./Fax. (071) yenywidyastuti@rocketmail.com HP Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi Farmers Managed Extension Activities (FMA) oleh petani hortikultura di Kabupaten Temanggung. Metode dasar dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Metode penentuan lokasi dilakukan secara sengaja yaitu di Kabupaten Temanggung. Populasi dalam penelitian ini adalah petani hortikultura peserta program FMA di Kabupaten Temanggung. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 10 responden. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modelling (SEM) dengan teknik Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kompleksitas berpengaruh pada persepsi kegunaan FMA, ) persepsi kegunaan FMA berpengaruh pada sikap terhadap penerapan FMA, 3) persepsi kegunaan FMA berpengaruh pada niat menerapkan FMA, ) keyakinan diri tidak berpengaruh pada persepsi kegunaan FMA, 5) keyakinan diri berpengaruh pada persepsi kemudahan penerapan FMA, 6) persepsi kemudahan penerapan FMA berpengaruh pada persepsi kegunaan FMA, 7) persepsi kemudahan penerapan FMA berpengaruh pada sikap terhadap penerapan FMA, 8) sikap terhadap penerapan FMA berpengaruh pada niat menerapkan FMA, serta 9) niat menerapkan FMA berpengaruh pada perilaku penerapan FMA. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara umum keseluruhan faktor yang dianalisis berpengaruh pada adopsi FMA oleh petani hortikultura di Kabupaten Temanggung. Kata Kunci : Adopsi, FMA, Petani Hortikultura, Partial Least Square Abstract: This study aims to know the factors that influence the adoption of Farmers Managed Extension Activities (FMA) by horticultural farmers in Temanggung regency. The basic method in this research is descriptive analysis. Method of determining the location is done deliberately in Temanggung Regency. The population in this study is horticultural farmers which participant in FMA program in Temanggung regency. The number of samples taken 10 respondents. The samples taken with proportional random sampling technique. The data used are primary and secondary data. Techniques of data collection using questionnaires. Analysis of the data used Structural Equation Modeling (SEM) with Partial Least Square (PLS) technique. The results showed that 1) complexity influence on the perceived usefulness of FMA, ) perceived usefulness of FMA influence on attitudes toward using FMA, 3) perceived usefulness of FMA influence on intention to use FMA, ) self efficacy has no effect on the perceived usefulness of FMA, 5) self efficacy influence on perceived ease of use FMA,6) perceived ease of use FMA influence on perceived usefulness of FMA,7) perceived ease of use FMA influence on attitudes toward using FMA, 8) attitude toward using FMA influence on intention to use FMA, and 9) the intention to use FMA influence on the behavior of FMA application. The results of this research demonstrate that in general the overall factors which is analyzed influences FMA adoption to horticultural farmers in Temanggung Regency. Key Words: Adoption, FMA, Horticultural Farmers, Partial Least Square

2 PENDAHULUAN Penyuluhan pertanian mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan pertanian khususnya dalam pengembangan kualitas petani dan pelaku usaha (Deptan,01). Petani membutuhkan informasi tentang pemasaran hasil pertanian, informasi hasil penelitian, dan informasi lain yang mendukung usaha tani untuk meningkatkan pengetahuan dan pendapatannya. Dengan semakin meningkatnya pengetahuan dan pendapatan petani, maka semakin meningkat pula tuntutan petani atas kebutuhan informasi mengenai teknologi untuk peningkatan usahataninya (Saleh, 006). Oleh karena itu diperlukan usaha penyampaian teknologi secara informatif, aplikatif dan efektif kepada petani. Salah satu program pemerintah yang berusaha menyampaikan teknologi secara informatif yaitu program FEATI (Farmer Empowerment through Agricultural Technology and Information). Program FEATI merupakan program yang memfasilitasi kegiatan penyuluhan pertanian yang dikelola oleh petani atau Farmers Managed Extension Activities (FMA) (Deptan, 01). Kabupaten Temanggung merupakan salah satu dari empat kabupaten di Jawa Tengah (Temanggung, Magelang, Batang, dan Brebes) yang terpilih sebagai proyek utama FMA. Kabupaten Temanggung dapat terpilih karena di kabupaten ini masih banyak terdapat petani dan kelompok tani yang belum mampu mengelola sendiri kebutuhan belajarnya. Salah satu kelompok petani yang ikut serta dan terlibat dalam program FMA di Kabupaten Temanggung ini adalah kelompok petani tanaman hortikultura. Pengembangan hortikultura di Kabupaten Temanggung pada umumnya masih dalam skala perkebunan rakyat yang tumbuh dan dipelihara secara alami dan tradisional, sedangkan jenis komoditas hortikultura yang diusahakan masih terbatas seperti cabe, bawang merah, dan kentang. Berdasarkan Laporan Perkembangan Hasil Pembelajaran FMA Tahun Provinsi Jawa Tengah dapat diketahui pada dasarnya masyarakat telah mengetahui konsep pembelajaran FMA namun dengan tingkat pemahaman yang masih bervariasi. Di beberapa kecamatan dan desa sudah baik, sementara di desa lain memerlukan pembinaan yang lebih. Secara keseluruhan jumlah petani hortikultura peserta FMA mengalami peningkatan, akan tetapi faktor apa saja yang mendorong para petani hortikultura untuk menerapkan FMA belum dicermati secara detail. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi FMA oleh petani hortikultura sehingga nantinya dapat diketahui apakah faktor-faktor tersebut berpengaruh atau tidak terhadap adopsi FMA oleh petani hortikultura di Kabupaten Temanggung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi adopsi Farmer Managed Extension Activities (FMA) oleh petani hortikultura di Kabupaten Temanggung. METODE PENELITIAN Metode penelitian dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan teknik survei. Penelitian dilakukan di Kabupaten Temanggung dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten yang terpilih sebagai salah

3 satu proyek utama program FMA dan sudah melaksanakan program FMA khususnya pada tananaman hortikultura. Selain itu, 70% penduduk Temanggung menggantungkan hidupnya di sektor pertanian dan sebagian besar merupakan petani buruh yang tidak memiliki lahan sehingga perlu upaya keras untuk mendorong percepatan pembangunan sektor pertanian melalui pengembangan teknologi pertanian (Edy, 013). Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan teknik proportional random sampling. Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil sebanyak 10 orang, merujuk pada ukuran besarnya sampel menurut Hair et al (006) yang menyatakan bahwa besarnya ukuran sampel diperoleh dari perbandingan 0:1 dimana setiap 1 variabel membutuhkan 0 responden. Pada penelitian ini melibatkan 7 variabel, sehingga diambil sampel sebanyak 10 responden. Cara pemilihan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling menggunakan penomoran. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskriptif dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif untuk menganalisis karakteristik responden dan deskripsi faktor yang mempengaruhi adopsi FMA oleh petani hortikultura di Kabupaten Temanggung. Sedangkan analisis statistik dilakukan dengan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan menganalisis measurement model dan structural model. Measurement model merupakan penilaian terhadap reliabilitas dan validitas variabel penelitian. Terdapat tiga kriteria di dalam penggunaan teknik analisa dengan SmartPLS untuk menilai measurement model yaitu convergent validity (loading factor > 0,70), discriminant validity (AVE >0,5), dan composite reliability (>0,7). Pengujian structural model dievaluasi dengan menggunakan R-square. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh atau tidak. Hasil R square sebesar 0,67; 0,33; dan 0,19 untuk variabel laten endogen dalam model struktural mengindisikasikan bahwa model baik, moderat, dan lemah (Ghozali, 011). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Petani Hortikultura Peserta FMA di Kabupaten Temanggung Tujuan analisis karakteristik responden petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung adalah untuk mengetahui karakteristik responden yang berupa jenis kelamin, pendidikan, jenis komoditi hortikultura yang diusahakan, lama mengusahakan, luas usaha, dan pendapatan. Responden dalam penelitian ini adalah petani hortikultura yang mengikuti program FMA di Kabupaten Temanggung. Total responden yang diambil adalah 10 responden. Data deskripsi karakteristik responden petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung dapat dilihat di bawah ini.

4 Tabel 1. Karakteristik Responden Petani Hortikultura Peserta FMA di Kabupaten Temanggung No Uraian Jumlah (Orang) Persentas e (%) 1 Jenis Kelamin a. Laki-laki ,9 b. Perempuan 9 0,71 Tingkat Pendidikan a. SD 5 37,1 b. SMP 9 35,00 c. SMA 3,9 d. Sarjana 5 3,57 3 Jenis Komoditi Hortikultura Diusahakan a. Tanaman buah b. Tanaman bunga c. Tanaman sayuran d. Tanaman obat e. Lainnya (tembakau) yang Lama Mengusahakan a. 0-1 tahun b. 1-5 tahun c tahun d. >10 tahun 5 Luas Lahan a m b m c m d. > 3000 m 6 Pendapatan Rata- Rata PerTahun a. 1-5 juta b juta c. >10 juta ,00 0,00 93,57 0,00 6,3 8,57 35,00 3,1,9 5,7 35,00 17,1,1 0,00 7,86 3,1 Sumber : Analisis Data Primer,01 Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa responden laki-laki lebih dominan yaitu sebesar 79,9% dibandingkan responden perempuan yang hanya 0,71%. Hal ini disebabkan karena rata-rata peserta FMA di Kabupaten Temanggung adalah lakilaki. Selain itu, secara sosial laki-laki merupakan kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Tingkat pendidikan berperan penting dalam melihat seberapa besar tingkat penerimaan dan penerapan dari program FMA yang dilaksanakan. Responden peserta FMA paling banyak menempuh pendidikan sampai dengan tingkat SD yaitu sejumlah 5 responden, hal ini dapat diartikan bahwa tingkat pendidikan responden tergolong rendah, namun responden aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran FMA yang diadakan oleh kelompok tani. Meskipun sebagian besar responden hanya sampai pada pendidikan dasar, namun mereka memiliki kemampuan membaca dan menulis yang baik. Hal ini setidaknya dapat menunjang kelancaran kegiatan pembelajaran dalam kelompok tani. Jenis komoditi hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh responden adalah jenis tanaman sayuran (cabe, kobis, kol, timun, jagung, seledri, buncis, tomat, bawang merah, bawang putih, dan kentang). Sedangkan tanaman hortikultura lain yang diusahakan yaitu tanaman tembakau. Tanaman sayuran paling banyak diusahakan oleh responden karena menyesuaikan kondisi alam yang ada. Wilayah di Kabupaten Temanggung berhawa sejuk dan tanahnya subur sehingga sangat cocok untuk ditanami tanaman sayuran. Mayoritas responden mengusahakan lahan pertaniannya untuk tanaman cabe, bawang merah dan kentang. Cabe terutama di Kecamatan Ngadirejo dan Candiroto, sedangkan bawang merah dan kentang di Kecamatan Kledung. Ketiga kecamatan tersebut merupakan sentra penghasil sayuran di Kabupaten Temanggung. Mayoritas responden telah mengusahakan lahan pertaniannya untuk pertanaman hortikultura selama 1-5 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa, pertanaman hortikultura yang berkembang di Kabupaten Temanggung belum terlalu lama. Hal ini salah satunya disebabkan karena adanya regenerasi petani, petani yang lama ratarata sudah tidak mampu untuk turun ke lahan, sehingga perannya digantikan oleh keturunannya. Oleh karena itu, mereka belum terlalu lama

5 mengusahakan lahan pertaniannya untuk tanaman hortikultura. Seberapa luas lahan yang digunakan petani untuk pertanaman hortikulturanya tentunya sangat menentukan tinggi rendahnya hasil panen yang akan diperoleh. Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa responden paling banyak memiliki luas lahan antara m. Luas lahan tersebut telah mampu memberikan hasil yang tinggi. Pendapatan rata-rata per tahun yang diterima oleh para responden paling banyak berada pada kategori 5-10 juta. Pendapatan responden mayoritas diperoleh dari hasil usaha taninya yaitu menanam tanamantanaman hortikultura. Pendapatan tersebut diperoleh responden baik dengan cara menjual langsung hasil taninya tanpa diolah atau ada juga yang menjual setelah melakukan pengolahan terlebih dahulu. Dengan melakukan pengolahan tersebut, responden memperoleh pendapatan yang lebih daripada langsung menjual tanpa diolah. Dengan demikian, semakin bertambah pendapatannya, maka kebutuhan responden semakin terpenuhi. Deskripsi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi FMA Deskripsi faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi FMA disajikan pada Tabel berikut. Tabel. Deskripsi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi FMA di Kabupaten Temangggung No Variabel Median 1 Kompleksitas a. CPL 1 b. CPL c. CPL 3 d. CPL Keyakinan Diri a. SE 1 3 b. SE 3 c. SE 3 3 d. SE 3 3 Persepsi Kegunaan FMA a. PU 1 b. PU c. PU 3 d. PU e. PU 5 Persepsi Kemudahan Penerapan FMA a. PEOU 1 b. PEOU c. PEOU 3 d. PEOU 5 Sikap terhadap Penerapan FMA a. ATU 1 b. ATU c. ATU 3 d. ATU 6 Niat Menerapkan FMA a. ITU 1 b. ITU c. ITU 3 d. ITU 7 Perilaku Penerapan FMA a. PPFMA 1 b. PPFMA c. PPFMA 3 d. PPFMA e. PPFMA 5 f. PPFMA 6 g. PPFMA 7 h. PPFMA 8 i. PPFMA 9 j. PPFMA 10 Sumber : Analisis Data Primer, 01 Kompleksitas Berdasarkan Tabel, dapat diketahui bahwa dari hasil penelitian, responden ada yang memberikan jawaban 3 (netral) dan (setuju) terhadap variabel kompleksitas. Hal ini menunjukkan bahwa para petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung menganggap bahwa kompleksitas dalam menerapkan 3 3

6 FMA tidak membuat mereka enggan untuk mengadopsi FMA. Responden justru merasa bahwa FMA itu jelas dan mudah dipahami, informasi-informasi dalam FMA juga mudah diakses sehingga responden mudah untuk menerapkan di kegiatan pertanian mereka. Keyakinan Diri Berdasarkan Tabel, dapat diketahui bahwa dari hasil penelitian, responden memberikan jawaban 3 (netral) terhadap variabel keyakinan diri. Hal ini menunjukkan bahwa para petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung menganggap bahwa dirinya belum yakin sepenuhnya untuk menerapkan FMA jika belum ada pihak lain yang mengajaknya untuk menerapkan FMA. Hal ini menunjukkan bahwa para responden belum yakin pada kemampuan dirinya sendiri. Persepsi Kegunaan FMA Berdasarkan Tabel, dapat diketahui bahwa dari hasil penelitian, responden memberikan jawaban (setuju) terhadap variabel persepsi kegunaan FMA. Hal ini menunjukkan bahwa, petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung menganggap bahwa FMA memiliki kegunaan yang besar bagi kegiatan pertaniannya. Manfaat adanya FMA tersebut diantaranya yaitu dengan menerapkan FMA dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan menerapkan FMA dapat membuat responden menjadi lebih mudah untuk menyelesaikan pekerjaannya. Persepsi Kemudahan Penerapan FMA Berdasarkan Tabel, dapat diketahui bahwa dari hasil penelitian responden memberikan jawaban (setuju) terhadap variabel persepsi kemudahan penerapan FMA. Hal ini menunjukkan bahwa para petani hortikultura peserta FMA menganggap bahwa ketika mereka merasakan mudah dalam menerapkan FMA maka niat untuk menerapkan juga akan semakin tinggi. Sikap terhadap Penerapan FMA Berdasarkan Tabel, dapat diketahui bahwa dari hasil penelitian, responden memberikan jawaban (setuju) pada variabel sikap terhadap penerapan FMA. Hal ini menunjukkan bahwa para petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung menganggap kemudahan dan kegunaan FMA mempengaruhi sikap untuk menerapkan FMA. Niat Menerapkan FMA Berdasarkan Tabel, dapat diketahui bahwa dari hasil penelitian, responden memberikan jawaban (setuju) terhadap variabel niat menerapkan FMA. Hal ini menunjukkan bahwa para petani hortikultura peserta FMA memiliki ketertarikan terhadap FMA. Ketertarikan itu berupa rencana untuk terus menerapkan FMA, niat untuk terus menerapkan FMA, dan harapan agar dapat terus menerapkan FMA di masa depan. Perilaku Penerapan FMA Berdasarkan Tabel, dapat diketahui bahwa dari hasil penelitian, responden memberikan jawaban (jarang) dan 3 (kadang) terhadap variabel perilaku penerapan FMA. Hal ini menunjukkan bahwa, para petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung belum menerapkan FMA sepenuhnya dalam kegiatan pertaniannya sehari-hari. Responden tetap menerapkan/mengadopsi FMA, namun tidak terlalu sering. Hal ini disebabkan karena para responden sibuk mengurus lahannya masing-masing, sehingga untuk mengikuti kegiatankegiatan yang menerapkan pembelajaran FMA kadang tidak ada waktu luang.

7 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi FMA Measurement Model Measurement model merupakan penilaian terhadap validitas dan reliabilitas variabel penelitian. Terdapat tiga kriteria di dalam penggunaan teknik analisa data dengan SmartPLS untuk menilai measurement model. Tiga kriteria tersebut yaitu convergent validity, discriminant validity dan composite reliability. Validitas Konvergen Dalam penelitian ini, digunakan batas loading factor sebesar 0,70. Indikator variabel yang memiliki nilai loading factor < 0,70 tidak diikutsertakan dalam analisis model selanjutnya. Indikator pernyataan yang dikeluarkan yaitu SE 1, SE, PU 1, PU, PU 5, ITU 1, PPFMA 1, PPFMA, PPFMA 5, PPFMA 6, PPFMA 7, PPFMA 8, PPFMA 9, dan PPFMA 10. Gambar berikut menunjukkan bahwa semua indikator variabel telah memiliki nilai loading factor di atas 0,70. Hal ini dapat dinyatakan bahwa item-item pernyataan pada setiap variabel memiliki konsistensi yang dapat diterima. Gambar 1. Tampilan Output Measurement Model Validitas Diskriminan Pengukuran validitas diskriminan dari model pengukuran dinilai berdasarkan nilai AVE. Validitas diskriminan dikatakan baik jika AVE lebih vesar dari 0,5. Berikut disajikan tabel nilai validitas diskriminan berdasarkan nilai AVE. Tabel 3. Nilai AVE Variabel AVE Kompleksitas 0,68 Keyakinan Diri 0,888 Persepsi kegunaan FMA 0,807 Persepsi kemudahan penerapan FMA 0,696 Sikap terhadap penerapan FMA 0,566 Niat menerapkan FMA 0,703 Perilaku penerapan FMA 0,591 Sumber : Analisis Data Primer, 01 Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai AVE lebih besar dari 0,5. Hal ini berarti telah memenuhi kriteria dari validitas diskriminan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua variabel memiliki validitas diskriminan yang baik Composite Reliability Composite reliability digunakan untuk menguji reliabilitas variabel. Dalam penelitian ini, nilai composite reliability harus lebih dari 0,7 agar dapat dikatakan reliabel. Berikut hasil output composite reliability dari PLS. Tabel. Nilai composite reliability Variabel Composite Reliability Kompleksitas 0,871 Keyakinan Diri 0,91 Persepsi kegunaan FMA 0,89 Persepsi kemudahan penerapan 0,90 FMA Sikap terhadap penerapan FMA 0,839 Niat menerapkan FMA 0,875 Perilaku penerapan FMA 0,73 Sumber : Analisis Data Primer, 01 Berdasarkan Tabel di atas, nilai composite reliability untuk masingmasing variabel sudah memiliki nilai yang lebih besar dari 0,70. Dengan demikian, model dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria composite reliability. Selain itu, secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa item-item pernyataan pada setiap

8 variabel memiliki konsistensi yang dapat diterima. Structural Model Pengujian model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi, dan R-square dari model penelitian. Hasil R-square sebesar 0,67 ; 0,33; dan 0,19 pada variabel laten endogen dalam model struktural mengindikasikan bahwa model baik, moderat, dan lemah (Ghozali, 011). Berdasarkan pengolahan data dengan PLS, dihasilkan nilai R-square sebagai berikut. Tabel 5. Nilai R-square Variabel R-square Keterangan Kompleksitas Keyakinan Diri Persepsi kegunaan 0,3573 Lemah FMA Persepsi kemudahan 0, Lemah penerapan FMA Sikap terhadap 0,33511 Moderat penerapan FMA Niat menerapkan 0,8817 Lemah FMA Perilaku penerapan 0, Lemah FMA Sumber : Analisis Data Primer, 01 Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui besarnya nilai R-square. Nilai R-square untuk variabel persepsi kegunaan FMA, persepsi kemudahan penerapan FMA, niat menerapkan FMA, dan perilaku penerapan FMA kurang dari 0,33; artinya masuk dalam kategori lemah. Sedangkan nilai R- square untuk variabel sikap terhadap penerapan FMA memiliki nilai antara 0,33 sampai 0,67 sehingga masuk dalam kategori moderat. Uji Hipotesis Menurut Hartono (008a), ukuran signifikansi keterdukungan hipotesis dapat digunakan perbandingan T-table dan T-statistics. Jika nilai T-statistics lebih tinggi dibandingkan T-table, berarti hipotesis terdukung. Untuk tingkat keyakinan 95 persen (alpha 5 persen) maka nilai T-table untuk hipotesis dua ekor (two-tailed) adalah 1,96. Berikut disajikan tabel hasil uji hipotesis. Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis Variabel T Statistics Keterangan Keyakinan diri- Non persepsi kegunaan 0,66671 Signifikan Keyakinan diripersepsi Signifikan kemudahan,59978 Kompleksitaspersepsi kegunaan, Signifikan Niat-perilaku 3, Signifikan Persepsi kegunaan - niat,3017 Signifikan Persepsi kegunaan - sikap 3,81783 Signifikan Persepsi kemudahanpersepsi Signifikan kegunaan,53360 Persepsi kemudahan-sikap 3,1788 Signifikan Sikap - niat, Signifikan Sumber : Analisis Data Primer, 01 Berdasarkan Tabel 6, maka hasil uji untuk masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut. Pengaruh kompleksitas pada persepsi kegunaan Hipotesis 1 menyatakan bahwa kompleksitas berpengaruh pada persepsi kegunaan FMA. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai t-statistics sebesar,909600; nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Hasil ini berarti bahwa kompleksitas memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap persepsi kegunaan FMA, berarti sesuai dengan hipotesis pertama. Dengan demikian hipotesis 1 diterima. Kompleksitas dalam penerapan FMA misalnya kesulitan dalam mengakses informasi FMA karena keterbatasan fasilitas seperti internet, teknologi yang diajarkan dalam FMA seringkali tidak tepat jika diaplikasikan di lahan karena alasan wilayah dan iklim, serta berkurangnya waktu petani di lahan karena mengikuti kegiatan FMA. Kompleksitas dalam penerapan FMA tidak menyurutkan semangat para petani hortikultura peserta FMA untuk tetap

9 menerapkan FMA karena para petani yakin bahwa FMA mendukung bagi kegiatan pertaniannya. Pengaruh persepsi kegunaan pada sikap Hipotesis menyatakan bahwa persepsi kegunaan FMA berpengaruh pada sikap terhadap penerapan FMA. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai t-statistics sebesar 3,81783; nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Hal ini berarti bahwa persepsi kegunaan FMA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada sikap terhadap penerapan FMA yang berarti sesuai dengan hipotesis kedua. Dengan demikian hipotesis diterima. Pengaruh yang signifikan antara persepsi kegunaan FMA pada sikap terhadap penerapan FMA menunjukkan bahwa persepsi kegunaan dari petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung berbanding lurus dengan sikap positif para petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung. Kegunaan yang diperoleh jika petani hortikultura menerapkan FMA seperti mampu meningkatkan efektivitas kegiatan pertanian dan mampu meningkatkan produktivitas hasil panen yang dicapai. Hal ini tentunya akan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani hortikultura. Pengaruh persepsi kegunaan pada niat Hipotesis 3 menyatakan bahwa persepsi kegunaan FMA berpengaruh pada niat menerapkan FMA. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai t-statistics sebesar,3017; nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Hal ini berarti bahwa persepsi kegunaan FMA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada niat menerapkan FMA yang berarti sesuai dengan hipotesis ketiga. Dengan demikian hipotesis 3 diterima. Para petani hortikultura yang merasakan kegunaan dari adanya pembelajaran FMA maka akan menginginkan untuk megadopsi FMA dalam kegiatan pertaniannya. Adopsi FMA tersebut dapat diterapkan seperti dalam kegiatan budidaya tanaman hortikulturanya, pemasaran hasil panennya karena telah tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB), atau hanya sekedar untuk mencari informasi tentang hortikultura. Pengaruh keyakinan diri pada persepsi kegunaan Hipotesis menyatakan bahwa keyakinan diri berpengaruh pada persepsi kegunaan FMA. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai t-statistics sebesar 0,66671; nilai tersebut lebih kecil dari t tabel (1,96). Hal ini berarti bahwa keyakinan diri memiliki pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan pada persepsi kegunaan FMA yang berarti tidak sesuai dengan hipotesis keempat. Dengan demikian hipotesis ditolak. Hasil yang tidak signifikan antara keyakinan diri terhadap persepsi kegunaan FMA menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri para petani hortikultura tidak menentukan seberapa besar kegunaan dari FMA yang nantinya mereka dapatkan. Keyakinan diri para petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung belum terlalu tinggi, karena mereka masih membutuhkan ajakan, ataupun harus melihat orang lain menerapkan telebih dahulu baru mereka ikut menerapkan. Pengaruh keyakinan diri pada persepsi kemudahan Hipotesis 5 menyatakan bahwa keyakinan diri berpengaruh pada persepsi kemudahan penerapan FMA. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

10 nilai t-statistics sebesar,59978; nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Hal ini berarti bahwa persepsi keyakinan diri memiliki pengaruh yang signifikan pada persepsi kemudahan penerapan FMA yang berarti sesuai dengan hipotesis kelima. Dengan demikian hipotesis 5 diterima. Hasil yang signifikan antara pengaruh keyakinan diri pada persepsi kemudahan penerapan FMA menunjukkan bahwa semakin tinggi rasa percaya diri seseorang untuk menerapkan suatu teknologi maka akan semakin mudah orang itu menerapkan teknologi yang ingin dipakainya. Para petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung walaupun belum terlalu tinggi rasa percaya dirinya, tetapi mereka yakin bahwa mempelajari dan menerapkan FMA mudah. Karena alasan itulah, para responden menjadi yakin bahwa FMA mudah untuk dipelajari dan diterapkan. Pengaruh persepsi kemudahan pada persepsi kegunaan Hipotesis 6 menyatakan bahwa persepsi kemudahan penerapan FMA berpengaruh pada persepsi kegunaan FMA. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai t-statistics sebesar,53360; nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Hal ini berarti bahwa persepsi kemudahan penerapan FMA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada persepsi kegunaan FMA yang berarti sesuai dengan hipotesis keenam. Dengan demikian hipotesis 6 diterima. Adanya pengaruh persepsi kemudahan penerapan FMA pada persepsi kegunaan FMA menunjukkan bahwa para petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung menganggap bahwa FMA akan semakin berguna dan bermanfaat jika semakin mudah penerapannya.. Kemudahan yang dirasakan para petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung seperti mudah dalam mempelajari materi yang diajarkan dalam pembelajaran FMA dan mudah dalam menerapkan teknologi budidaya yang diajarkan. Pengaruh persepsi kemudahan pada sikap Hipotesis 7 menyatakan bahwa persepsi kemudahan penerapan FMA berpengaruh pada sikap terhadap penerapan FMA. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai t-statistics sebesar 3,1788; nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Hal ini berarti bahwa persepsi kemudahan penerapan FMA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada sikap terhadap penerapan FMA yang berarti sesuai dengan hipotesis ketujuh. Dengan demikian hipotesis 7 diterima. Semakin mudah dan berguna FMA, maka akan mempengaruhi sikap para petani hortikultura untuk menerapkannya. Para petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung merasa materi dalam FMA mudah untuk dipelajari dan diterapkan karena sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh para petani hortilkultura yang menjadi responden sehingga mereka menunjukkan sikap positif terhadap FMA. Pengaruh sikap pada niat Hipotesis 8 menyatakan bahwa sikap terhadap penerapan FMA berpengaruh pada niat menerapkan FMA. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai t-statistics sebesar,776111; nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Hal ini berarti bahwa sikap terhadap penerapan FMA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada niat menerapkan FMA yang berarti sesuai dengan hipotesis kedelapan. Dengan demikian hipotesis 8

11 diterima. Sikap positif terhadap penerapan FMA misalnya petani hortikultura merasakan bahwa FMA menarik, menyenangkan, dan bermanfaat bagi kegiatan pertaniannya. Menarik karena materi yang diajarkan dalam pembelajaran FMA sesuai dengan materi yang dibutuhkan para responden. Menyenangkan karena metode pembelajaran dalam FMA terdiri dari berbagai macam kegiatan bukan hanya teori saja tetapi juga prakteknya. Bermanfaat karena dengan adanya FMA para petani hortikultura mampu meningkatkan hasil taninya; memperoleh informasi pasar, harga, dan teknologi yang lebih luas; mampu mengidentifikasi dan mengobati hama penyakit yang menyerang tanaman mereka; mampu menghemat biaya tenaga kerja; mengerti tata cara bertani yang lebih maju; serta mampu menekan biaya produksi menjadi lebih murah. Hal ini tentunya sangat mendorong dan menjadi pemicu niat para petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung untuk menerapkan FMA dalam kegiatan pertaniannya. Pengaruh niat pada perilaku Hipotesis 9 menyatakan bahwa niat menerapkan FMA berpengaruh pada perilaku penerapan FMA. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai t-statistics sebesar ; nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,96). Hal ini berarti bahwa niat menerapkan FMA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada perilaku penerapan FMA yang berarti sesuai dengan hipotesis kesembilan. Dengan demikian hipotesis 9 diterima. Niat menerapkan FMA ini ditunjukkan para petani hortikultura peserta FMA di Kabupaten Temanggung dengan mereka tetap berencana, berniat, dan berharap untuk tetap bisa menerapkan FMA di masa depan atau di waktu yang akan datang walaupun program FMA telah dihentikan oleh pemerintah. Bukti bahwa para petani hortikultura tetap ingin menerapkan FMA ditunjukkan dengan keaktifan mereka dalam mengikuti pertemuan rutin pembelajaran FMA setiap 35 hari (selapan dino), mengikuti kegiatan dalam FMA seperti SLPHT, SLPTT, temu teknologi (praktek pembuatan pupuk cair dan pestisida organik), temu lapang, demonstrasi cara/hasil (pembuatan abon cabe, seasoning cabe, manisan cabe), magang, dan studi banding. Hal ini tentunya sangat mendukung terlaksananya penerapan FMA dengan baik oleh petani hortikultura di Kabupaten Temanggung. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa 1) kompleksitas berpengaruh pada persepsi kegunaan FMA, ) persepsi kegunaan FMA berpengaruh pada sikap terhadap penerapan FMA, 3) persepsi kegunaan FMA berpengaruh pada niat menerapkan FMA, ) keyakinan diri tidak berpengaruh pada persepsi kegunaan FMA, 5) keyakinan diri berpegaruh pada persepsi kemudahan penerapan FMA, 6) persepsi kemudahan penerapan FMA berpengaruh pada persepsi kegunaan FMA, 7) persepsi kemudahan penerapan FMA berpengaruh pada sikap terhadap penerapan FMA, 8) Sikap terhadap penerapan FMA berpengaruh pada niat menerapkan FMA, dan 9) niat menerapkan FMA berpengaruh pada perilaku penerapan FMA Saran Bagi Petani Hortikultura di Kabupaten Temanggung sebaiknya menerapkan FMA dalam kegiatan

12 pertaniannya karena FMA memberikan banyak kegunaan. Bagi Pemerintah Kabupaten Temanggung, khususnya Dinas Pertanian sebaiknya memberikan pendampingan yang lebih intensif agar para petani hortikultura semakin yakin untuk menerapkan FMA dalam kegiatan pertaniannya. Bagi penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi FMA pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan teori TAM lebih lanjut dengan mengkombinasi variabel-variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini. Saleh A 006. Tingkat Penggunaan Media Massa dan Peran Komunikasi Anggota Kelompok Peternak dalam Jaringan Komunikasi Penyuluh. Skripsi Institut Pertanian Bogor. DAFTAR PUSTAKA DEPTAN 01. Farmer Empowerment through Agricultural Technology and Information, Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP). Jakarta: Departemen Pertanian RI. Edy 013. Temu Wicara Pemberdayaan Petani. Diakses 5 Februari 01. Ghozali I 011. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Semarang: Badan Penerbit Undip. Hair JT, Anderson RE, Tatham RL, Black WC 006. Multivariate Data Anaysis 6ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Hartono JM 008a. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Laporan Perkembangan Hasil Pembelajaran FMA Tahun Propinsi Jawa Tengah, belajar. Diakses pada tanggal Sepetember 013.

Data Anaysis. 6ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Data Anaysis. 6ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall. yang dapat dimanfaatkan secara praktis. Pemerintah disarankan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memberikan kemudahan bagi para pelaku UMKM Agribisnis dalam memaksimalkan manfaat teknologi sosial

Lebih terperinci

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian dengan suatu landasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karbohidrat. Produk hortikultura terbesar adalah buah-buahan dan sayuran.

I. PENDAHULUAN. karbohidrat. Produk hortikultura terbesar adalah buah-buahan dan sayuran. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produk hortikultura

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara. Penyebaran kuesioner dilakukan menggunakan penyebaran secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research). Menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 5) dalam Liyana (2015: 48), penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber aslinya (Sekaran, 2003). Objek penelitian adalah

Lebih terperinci

DAMPAK PENGARUH SOSIAL DAN KONDISI FASILITAS TERHADAP NIAT ADOPSI MEDIA SOSIAL OLEH UMKM ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

DAMPAK PENGARUH SOSIAL DAN KONDISI FASILITAS TERHADAP NIAT ADOPSI MEDIA SOSIAL OLEH UMKM ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO DAMPAK PENGARUH SOSIAL DAN KONDISI FASILITAS TERHADAP NIAT ADOPSI MEDIA SOSIAL OLEH UMKM ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO Yuni Puji Lestari, Nuning Setyowati, Hanifah Ihsaniyati Program Studi

Lebih terperinci

di Instansi Pemerintah : Model Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas

di Instansi Pemerintah : Model Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas 367 E-Mail di Instansi Pemerintah : Model Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Edi Nur Cahyaningtyas *), Hanung Adi Nugroho **), Eko Nugroho ***) Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pendekatan deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu

Lebih terperinci

Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta

Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 361 Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam)

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMANFAATAN SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES): ANALISIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMANFAATAN SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES): ANALISIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMANFAATAN SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES): ANALISIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER Peneliti : Kartika 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : DIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan Bagian Akuntansi dan Keuangan BMT Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sekitarnya. Sedangkan responden

Lebih terperinci

Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model

Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) (Studi Kasus : Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kota Salatiga) Artikel Ilmiah Peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Keripik Talas Dessy Padang-Panjang adalah usaha keripik Talas dengan bahan baku utama umbi talas berskala rumah tangga merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Saat ini SDM berperan aktif dan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, SDM suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Gagasan pertama berdirinya Rumah Sakit Islam Jakarta, bermula dirasakannya kebutuhan akan pelayanan rumah sakit yang bernafaskan islam.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penyusunan Kuesioner dan Penentuan Variabel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penyusunan Kuesioner dan Penentuan Variabel BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyusunan Kuesioner dan Penentuan Variabel Kuesioner disusun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan olehwadie Nasri dan Lanouar Charfeddine (2012) mengangkat faktor

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Sistem Aplikasi D-Pack Terhadap Kepuasan Pengguna pada CV.Sumber Jadi Pangkalpinang

Analisis Penggunaan Sistem Aplikasi D-Pack Terhadap Kepuasan Pengguna pada CV.Sumber Jadi Pangkalpinang 26 Analisis Penggunaan Sistem Aplikasi D-Pack Terhadap Kepuasan Pengguna pada CV.Sumber Jadi Pangkalpinang Rika Pratiwi* 1, Ervi Cofriyanti 2 1,2 STMIK Global Informatika MDP Jl. Rajawali No.14 Palembang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei untuk mengumpulkan data. Penelitian kuantitatif dilakukan berdasarkan ukuran

Lebih terperinci

Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010

Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010 JDA Vol. 2, No. 2, September 2010, 92-102 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda APLIKASI MODEL PENERIMAAN TEKNOLOGI DALAM PENGGUNAAN SOFTWARE AUDIT OLEH AUDITOR Dhini Suryandini Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada universitas yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. OBJEK DAN LOKASI PENELITIAN Objek pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif jurusan Akuntansi dan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang sedang dan telah mengambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang terdiri dari broad scope, aggregation, integration, timeliness, terhadap kinerja Manajer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dari tahap awal sampai pada pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini. Selanjutnya akan dibahas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif ini digunakan dalam meneliti para karyawan di PT. Wira Saka Abadi dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Google Apps for Edu. Menggunakan konsep hybrid learning, pembelajaran bukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Google Apps for Edu. Menggunakan konsep hybrid learning, pembelajaran bukan 4 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Aplikasi Brilian Brilian adalah aplikasi hybrid learning Stikom Surabaya dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini menerapkan adalah analisis asosiative karena penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan kausal antara variabel independen terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) PADA SMA NEGERI I SERAM BARAT

ANALISIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) PADA SMA NEGERI I SERAM BARAT ANALISIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) PADA SMA NEGERI I SERAM BARAT Hermin Jubele Tetehuka 1) Andeka Rocky Tanaamah 2) 1) Sistem Informasi

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG DAPAT MENINGKATKAN KEPERCAYAAN UNTUK MELAKUKAN ONLINE SHOPPING

FAKTOR FAKTOR YANG DAPAT MENINGKATKAN KEPERCAYAAN UNTUK MELAKUKAN ONLINE SHOPPING FAKTOR FAKTOR YANG DAPAT MENINGKATKAN KEPERCAYAAN UNTUK MELAKUKAN ONLINE SHOPPING DAN DAMPAKNYA TERHADAP NIAT PEMBELIAN PRODUK AGRIBISNIS SECARA ONLINE DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh : Nadiya Rahayu H1814006

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Penerimaan Website Imigrasi Kota Surabaya Dengan Kerangka Technology Acceptance Model

Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Penerimaan Website Imigrasi Kota Surabaya Dengan Kerangka Technology Acceptance Model Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Penerimaan Website Imigrasi Kota Surabaya Dengan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM) dan Metode Structural Equation Modeling (SEM) Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kepanjen, yang terletak di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kepanjen, yang terletak di Jl. A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kepanjen, yang terletak di Jl. Panglima Sudirman No.1, Jatirejoyoso, Kepanjen, kota Malang. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta Barat Sejarah berdirinya kantor Keluarga Berencana dimulai dari pembentukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran dan pejabat pelaksana anggaran di Satuan Kerja

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Batasan

Lebih terperinci

DETERMINAN MINAT PENGGUNAAN APLIKASI SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES) (Studi pada Pemerintah Desa di Kabupaten Ponorogo)

DETERMINAN MINAT PENGGUNAAN APLIKASI SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES) (Studi pada Pemerintah Desa di Kabupaten Ponorogo) DETERMINAN MINAT PENGGUNAAN APLIKASI SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES) (Studi pada Pemerintah Desa di Kabupaten Ponorogo) TESIS Diajukan untuk Melengkapai Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

Vol. 4 No. 2 Oktober 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL

Vol. 4 No. 2 Oktober 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL Ni Made Shandyastini 1, Kadek Dwi Pradnyani Novianti 2 STMIK STIKOM Bali shandyastini311090@yahoo.co.id 1, novianti@stikom-bali.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerja di sektor publik khususnya di institusi kepolisian. Dipilihnya institusi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerja di sektor publik khususnya di institusi kepolisian. Dipilihnya institusi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Dalam penelitian ini populasi yang digunakan oleh penulis adalah karyawan yang bekerja di sektor publik khususnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian mulai dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah aparat pemerintah daerah provinsi Lampung,

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah aparat pemerintah daerah provinsi Lampung, 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah aparat pemerintah daerah provinsi Lampung, pengambilan sampel menggunakan cara purposive sampling, dengan sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Direktorat Jendral Pajak (DJP) merupakan Direktorat Jendral di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan sampel Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja Pengelola Daerah (SKPD) Kota Bandarlampung. Sampel diambil dengan

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

SIDANG TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010 SIDANG TUGAS AKHIR Prediksi Tingkat Penerimaan User Terhadap Rencana Hasil Simplifikasi PD Sheet Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) (Studi kasus : Engine Maintenance PT GMF AA) Oleh: MAT SALEH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Pada proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini BAB III 40 METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari sekelompok orang yang memiliki katarestik tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara menyeluruh yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari membuat hipotesis dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti setelah kejadian. Peneliti menyelidiki permasalahan dengan mempelajari peubahpeubah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITAN BAB III METODE PENELITAN A. Obyek / Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada PUSKESMAS Mantrijeron, sebagai unit pelayanan jasa yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penyusunan skripsi yang dilakukan oleh penulis membutuhkan data-data yang relevan guna menunjang proses penelitian. Usaha untuk mengumpulkan data-data

Lebih terperinci

D. Statistik Deskriptif. Tabel 5 Statistik Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Gaya Kepemimpinan Transformasional.

D. Statistik Deskriptif. Tabel 5 Statistik Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Gaya Kepemimpinan Transformasional. 65 D. Statistik Deskriptif Statistik deskritif menunjukkan gambaran umum kecenderungan sampel yang diobservasi. Jawaban dari responden secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada Tabel 5 berikut

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory,

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory, III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data dikumpulkan secara khusus dan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Kata kunci: SIMRS, SEM, TAM, UTAUT. Keywords: SIMRS, SEM, TAM, UTAUT

1. Pendahuluan. Kata kunci: SIMRS, SEM, TAM, UTAUT. Keywords: SIMRS, SEM, TAM, UTAUT Analisis Perbandingan Metode Tam dan Utaut Dalam Mengevaluasi Penerimaan Pengguna Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) (Studi Kasus: Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau) Megawati 1, Ringga

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi Pelayanan Cabang Terhadap Kinerja Operasional Karyawan pada PT. Taspen (Persero) Cabang Palembang

Analisis Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi Pelayanan Cabang Terhadap Kinerja Operasional Karyawan pada PT. Taspen (Persero) Cabang Palembang 18 ISSN: 2407-1102 Analisis Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi Pelayanan Cabang Terhadap Kinerja Operasional Karyawan pada PT. Taspen (Persero) Cabang Palembang Rachman Saputra* 1, Sang Aji 2, Ervi Cofriyanti

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kualitas

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kualitas BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kualitas produk, harga produk dan distribusi terhadap kepuasan customer serta

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Eki Saputra 1, Misfariyan 2 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk menguji dan membuktikan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang terlibat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA PERUMAHAN SKALA KECIL DI SURABAYA DAN SEKITARNYA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA PERUMAHAN SKALA KECIL DI SURABAYA DAN SEKITARNYA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA PERUMAHAN SKALA KECIL DI SURABAYA DAN SEKITARNYA William Gosal 1, Kevin Setiawan 2, Herry Pintardi Chandra 3 ABSTRAK : Tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :

Lebih terperinci

ANALISIS KEBERLANJUTAN PENGGUNAAN SISTEM PENILAIAN SISWA PADA MADRASAH TSANAWIYAH DENGAN PENDEKATAN POST-ACCEPTANCE MODEL YANG DIPERLUAS

ANALISIS KEBERLANJUTAN PENGGUNAAN SISTEM PENILAIAN SISWA PADA MADRASAH TSANAWIYAH DENGAN PENDEKATAN POST-ACCEPTANCE MODEL YANG DIPERLUAS ANALISIS KEBERLANJUTAN PENGGUNAAN SISTEM PENILAIAN SISWA PADA MADRASAH TSANAWIYAH DENGAN PENDEKATAN POST-ACCEPTANCE MODEL YANG DIPERLUAS Nadhila Vidiani, Badrus Zaman, Eto Wuryanto Program Studi Sistem

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PEPSODENT. (Studi Kasus Wilayah Tangerang, Karang Tengah) SKRIPSI

PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PEPSODENT. (Studi Kasus Wilayah Tangerang, Karang Tengah) SKRIPSI PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PEPSODENT (Studi Kasus Wilayah Tangerang, Karang Tengah) SKRIPSI Dianjukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPONEN PENERIMAAN TEKNOLOGI TERHADAP NIAT BERPERILAKU MENGGUNAKAN ONLINE TICKETING

PENGARUH KOMPONEN PENERIMAAN TEKNOLOGI TERHADAP NIAT BERPERILAKU MENGGUNAKAN ONLINE TICKETING TESIS PENGARUH KOMPONEN PENERIMAAN TEKNOLOGI TERHADAP NIAT BERPERILAKU MENGGUNAKAN ONLINE TICKETING SUGIARTO No. Mhs. : 125001749/PS/MM PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 25 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan gambaran untuk menunjukkan waktu dalam pengambilan data yang akan diteliti, terdapat pula jenis penelitian dan unit analisis

Lebih terperinci

Tahun Bawang

Tahun Bawang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dilakukan adalah penelitian empiris. Menurut Hartono (2013), penelitian empiris adalah penelitian dilakukan dengan membangun satu atau

Lebih terperinci

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan UNEJ Digital Repository Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan UNEJ Digital Repository Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) 6 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan UNEJ Digital Repository Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) Analysis of Factors Affecting the Acceptance UNEJ Digital Repository by Using

Lebih terperinci

Hannix Sulistyowati 2 NIM Abstrack

Hannix Sulistyowati 2 NIM Abstrack Analisis Penerimaan dan Penggunaan Pengguna Terhadap Penerapan Sistem E-office di Universitas Airlangga dengan Menggunakan Model Unified Theory Of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT) 1 Hannix Sulistyowati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan pada responden yang tinggal di Jakarta Selatan dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini tentang pengaruh keamanan dan kemudahan terhadap kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian

Lebih terperinci

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian difokuskan pada masyarakat Yogyakarta yang pernah melakukan transaksi atau berbelanja secara online melalui OLX.co.id. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 40 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskriptif 4.1.1 Karakteristik Responden Penelitian ini menggunakan responden masyarakat yang berdomisili di Semarang dengan kriteria mengetahui dan pernah mengunjungi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. WOM Finance merupakan salah satu perusahaan pembiayaan (finance), dimana bidang usahanya memberikan pembiayaan kepada konsumen dengan konsentrasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE Alodya Ann Gita Alfa 1), Dewi Rachmatin 2), Fitriani Agustina 3) 1), 2), 3) Departemen Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian 26 Obyek penelitian ini adalah manajer menengah yang bekerja di perusahaan perhotelan bintang satu sampai bintang lima yang berlokasi di Kota

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia, dan Universitas Airlangga (PP RI No. 74 Tahun 2012).

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia, dan Universitas Airlangga (PP RI No. 74 Tahun 2012). BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan keuangan semakin ketat di lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) sejak ditetapkannya Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 PEMODELAN PENGGUNAAN NYATA APLIKASI WEBSITE E-LEARNING OLEH DOSEN DI UA MENGGUNAKAN METODE PARTIAL LEAST SQUARES STRUCTURAL EQUATION MODELING (PLS-SEM) Sulih Priyono dan Sony Sunaryo Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Proses Metodologi Penelitian Pada gambar dibawah ini adalah alur proses dari tahapan metodologi penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.1 Tahap Awal 1. Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Semarang Computer Center adalah pusat jual-beli komputer yang berdiri sejak 1 April 2004 di area lantai 4 dan 5 Plasa Simpang Lima Semarang. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 48 SKPD. Dari populasi ditarik sejumlah sampel,

Lebih terperinci

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk 23 3.2.2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk menggambarkan kinerja aparat pemerintah daerah

Lebih terperinci

PERAN MODERNISASI TEKNOLOGI INFORMASI PERPAJAKAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI KPP PRATAMA WONOCOLO SURABAYA. Tialura Della Nabila

PERAN MODERNISASI TEKNOLOGI INFORMASI PERPAJAKAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI KPP PRATAMA WONOCOLO SURABAYA. Tialura Della Nabila PERAN MODERNISASI TEKNOLOGI INFORMASI PERPAJAKAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI KPP PRATAMA WONOCOLO SURABAYA Tialura Della Nabila Politeknik Ubaya, Jl. Ngagel Jaya Selatan 169 Surabaya e-mail: tialurra_della28@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Teknik pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Teknik pemilihan 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Teknik pemilihan

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, DAN PROFESIONALISME APARAT TERHADAP KESIAPAN PENERAPAN PP 71. REVISI 2010 (STUDI EMPIRIS PENERAPAN PP 71 KOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR) DIAJUKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Ahmad Dahlan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan

Lebih terperinci

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS SPSS for Windows A. PENILAIAN MODEL PENGUKURAN Penilaian model pengukuran dibagi menjadi 2 pengukuran yaitu pengukuran model reflektif dan pengukuran model formatif.

Lebih terperinci

Presentasi Sidang Akhir Tugas Akhir

Presentasi Sidang Akhir Tugas Akhir Presentasi Sidang Akhir Tugas Akhir Analisis Kemanfaatan dan Kemudahan Penggunaan Aplikasi Manajemen Surat dengan Pendekatan Technology Acceptance Model pada PT. XYZ Surabaya Oleh : - Aldioctavia Vicka

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

Analisis Penerimaan Teknologi Informasi Balai Desa Di Kabupaten Kudus dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

Analisis Penerimaan Teknologi Informasi Balai Desa Di Kabupaten Kudus dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) Analisis Penerimaan Teknologi Informasi Balai Desa Di Kabupaten Kudus dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) Diajukan Oleh : Afika Taula Wardani Nim. 2008-12-017 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK, NILAI, DAN KEPUASAN NASABAH (Studi di PT Panin Bank Cabang Pembantu Boyolali)

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK, NILAI, DAN KEPUASAN NASABAH (Studi di PT Panin Bank Cabang Pembantu Boyolali) HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK, NILAI, DAN KEPUASAN NASABAH (Studi di PT Panin Bank Cabang Pembantu Boyolali) Sutarno Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT This study aims to examine

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP MINAT PERILAKU MENGGUNAKAN E-FILING

ANALISIS PERILAKU WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP MINAT PERILAKU MENGGUNAKAN E-FILING ANALISIS PERILAKU WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP MINAT PERILAKU MENGGUNAKAN E-FILING Aulia Dyanrosi Program Magister Ilmu Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya. Jl. MT. Haryono 163 Malang Email.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang dilakukan adalah kantor BAPPEDA. Kabupaten Ponorogo. Subyek penelitian yang dilakukan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang dilakukan adalah kantor BAPPEDA. Kabupaten Ponorogo. Subyek penelitian yang dilakukan adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian yang dilakukan adalah kantor BAPPEDA Kabupaten Ponorogo. Subyek penelitian yang dilakukan adalah seluruh aparatur sipil negara

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN David Hismanta Depari *), Salmiah **) dan Sinar Indra Kesuma **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar

Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar Sendy Christina Kusumawardhani, Bekti Wahyu Utami, Widiyanto Program

Lebih terperinci