Pertumbuhan penduduk Indonesia pada abad 21 terus menurun, seiring. meningkatnya kualitas pendidikan masyarakatnya. Walaupun angka pertumbuhan
|
|
- Doddy Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I: PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk Indonesia pada abad 21 terus menurun, seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam bidang keluarga berencana dan meningkatnya kualitas pendidikan masyarakatnya. Walaupun angka pertumbuhan menurun namun jumlah penduduk tetap akan bertambah. Bertolak dari pola pertumbuhan penduduk yang demikian, komposisi penduduk yang demikian akan bergeser dari dominasi umur yang muda keumur yang lebih tua, artinya pergeseran komposisi usia/ umur penduduk akan mendorong penyesuaian strategi dalam bidang pendidikan. Penduduk usia th akan terus bertambah, maka arah pembangunan pendidikan akan segera bergeser dari perluasan pendidikan dasar menjadi perluasan pendidikan menengah dan lanjutan. Penyelenggaraan pendidikan dasar yang dimaksudkan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warganegara sehingga lebih siap dalam menuju pendidikan selanjutnya. Pendidikan dasar 9 tahun merupakan program wajib belajar yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Pendidikan dasar mencakup pendidikan Sekolah Dasar (SD) 6 Tahun dan Pendidikan Lanjutan Pertama (SLTP) selama 3 Tahun. Berbagai masalah dan tantangan masih dihadapi penyelenggara pendidikan dasar, ada permasalahan yang masih dihadapi di Sekolah Dasar pada saat ini, antara lain dalam menunjang program pemerataan pendidikan 9 tahun, biaya yang diperlukan juga belum mampu memenuhinya secara tuntas sebagai amanat untuk memenuhi tuntutan UU Sisdiknas yaitu Pemerataan dan perluasan akses pendidikan. 1
2 Permasalahan sekolah rusak terutama pada level tingkat dasar (SD) yang telah banyak dibangun pada masa pemerintahan yang lalu melalui program INPRES ternyata membawa permasalah pada pemeliharaannya yang sampai saat ini belum juga tuntas, hal ini diperparah lagi dengan peristiwa bencana alam gempa yang melanda daerah ini. Bencana alam gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2006 yang melanda DIY dan Jateng menurut informasi dari posko gempa Dinas Pendidikan Prop.DIY, telah menghancurkan sekitar 1470 bangunan sekolah diantaranya ada 662 sekolah terletak di Kabupaten Bantul dengan 472 SD. Ini memaksa pemerintah untuk melakukan efisiensi pada proses rekonstruksi dan rehabilitasi. Optimalisasi penggunaan ruang kelas dalam sebuah sekolah adalah salah satu diantara efisiensi yang disarankan oleh pemerintah kepada Dinas pendidikan di daerah Jumlah sekolah dasar yang relatif lebih banyak serta kondisi awal sebelum bencana yang memperihatinkan menjadikan sekolah pada tingkat dasar ini membutuhkan prioritas dalam penanganannya. Salah satu jalan yang sudah dirintis oleh pemerintah Propinsi DIY melalui dinas pendidikan pada tahun 1999 adalah meluncurkan program penggabungan sekolah guna mengimbangi program wajib belajar dengan penyedian fasilitas fisik maupun tenaga pengajarnya. Program ini disambut baik oleh pemerintah Kabupaten Bantul dengan melaksanankan regrouping sejak tahun 2002/2003 yaitu sebanyak 75 sekolah, dan dipacu lagi dengan peristiwa bencana alam pada 27 Mei 2006 menjadi 200 sekolah. Program penggabungan (regrouping) sekolah yang pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah dalam hal pemerataandan pelayanan akses pendidikan ternyata ditanggapi beragam di tingkat masyarakat. Adanya 2
3 penolakan pada sebagian anggota masyarakat dari orang tua siswa mengindikasikan adanya hal yang dirasakan oleh masyarakat tidak sesuai dengan keinginan mereka, hal ini tentunya sudah ditanggapi pemerintah melalui jajaran dinas pendidikan sehingga keinginan masyarakat tersebut dapat terakomodasi. Bertitik tolak dari hal tersebut kegiatan/program dari pemerintah yang baik dan sudah berjalan cukup lama perlu dilakukan evaluasi terhadap program regrouping sekolah yang selama ini belum dilakukan. Penulis ingin melakukan evaluasi terhadap efektifitas program regrouping sekolah di Kabupaten Bantul. 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mempertanyakan dan berusaha mencari tahu sejauh mana persepsi pengguna terhadap program penggabungan sekolah. 1.2 Tujuan Penelitian Atas dasar uraian latar belakang dan beberapa rumusan masalah yang telah disampaikan diatas maka tujuan penelitian adalah mengetahui persepsi warga 3
4 masyarakat sekitar sekolah, orang tua siswa, dan aparatur sekolah tentang pelaksanaan program penggabungan sekolah di Kabupaten Bantul. Idealnya progam penggabungan sekolah berada dalam kerangka konsolidasi manajemen pendidikan 1, tetapi program ini dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul dalam rangka merespon kesinambungan kebutuhan pendidikan paska wilayah Bantul dilanda gempa sehingga aspek rehabilitasinya lebih menonjol ketimbang tujuan konsolidasi. Pertanyaan di sekitar tujuan penghematan (efisiensi) biaya operasional pendidikan dalam perbandingannya dengan manfaat penggabungan sekolah diukur melalui capaian prestasi menjadi penting karena mencerminkan aspek mana yang lebih diprioritaskan. Dalam kenyataannya, ada atau tidaknya tujuan konsolidatif dalam kegiatan penggabungan sekolah tidak begitu mudah dibedakan, baik dalam proses maupun hasil akhirnya 2. Dalam konsep manajemen pendidikan, penggabungan (merger) adalah semata-mata menjadikan satu dua atau lebih entitas sekolah; jika itu bertujuan konsolidasi harus mengandung upaya untuk mengeliminir sejumlah elemen yang dipandang tidak diperlukan lagi sehingga tidak terjadi tumpang tindih. 1.3 Manfaat Penelitian Dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut : 1 Merger/Consolidation of School Districts: Does it save money and improve student achievement? by Dr. David Davare, Pennsylvania School Boards Association (PSBA) - Education Research and Policy Center (2009) 2 The Right Size School: For some rural communities, small schools might be the right answer especially if they take steps to provide an enriched curriculum, by Susan Black, American School Boards Journal, April 2006: Vol. 193, No
5 a. Manfaat Praktis. Dengan penggabungan sekolah berguna bagi pemerintah selaku perancang program dalam mencermati dan mengevaluasi pelaksanaan program sejenis di tempat lain. b. Manfaat Teoritis. Manfaat penelitian ini adalah akan memperkaya khasanah dan pembelajaran pelaksanaan program terutama pada aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program. 1.4 Ruang Lingkup Masalah Penelitian ini dilakukan dalam rangka melihat proses pelaksanaan program regrouping sekolah di Kabupaten Bantul, batasan ini dibuat karena faktor luasnya cakupan wilayah Kabupaten Bantul dan sebagai pertimbangan lainnya adalah besarnya jumlah sekolah dasar yang diregroup di daerah ini. Serta untuk fokusnya penelitian serta terbatasnya dana maka peneliti mengambil satu kecamatan yang terbanyak dalam menerima program ini. 1.5 Keaslian Penelitian Pada saat proposal penelitian ini disusun, penulis menemukan penelitian yang dilakukan oleh Siti Zulaikah (2003) dengan judul Dampak penggabungan sekolah dasar terhadap peningkatan mutu pendidikan dasar di Kecamatan pandak 5
6 Kabupaten Bantul. Penelitian tentang evalusasi pelaksanaan program pembangunan dalam masyarakat sudah banyak dilakukan namun yang berkitan dengan pendidikan khususnya dalam hal penggabungan/ regroup sekolah belum pernah dilakukan. Namun demikian peneliti dalam proses ini menemukan beberapa penelitian yang berkaitan dan menjadikan inspirasi lebih jauh peneliti adalah sbb : Evaluasi pemberdayaan masyarakat dalam program penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP) di kab.gununkidul, oleh Ika Warakasih dari tesis MPKD UGM (2002) Evaluasi efektivitas pelaksanaan program ekonomi kerakyatan (PEK) dari bidang industri dan perdagangan oleh Agung Parian Mandahu MPKD UGM Dampak pelaksanaan regrouping SD terhadap peningkatan mutu pendidikan dasar oleh Siti Zulaikah dari tesis pasca sarjana UNY (2003). 6
BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak reformasi bergulir di Indonesia pada tahun 1998, perhatian pemerintah pada bidang pendidikan semakin besar. Hal itu di tandai dengan berbagai macam
Lebih terperinciRENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENJA SKPD) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013
PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENJA SKPD) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013 P U R B A L I N G G A 2 0 12 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH. ( Studi Situs SD Negeri Bekonang 02 Kecamatan Mojolaban Sukoharjo) TESIS
EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH ( Studi Situs SD Negeri Bekonang 02 Kecamatan Mojolaban Sukoharjo) TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang diinginkan. Pendidikan bersifat aktif dan terencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki, mengubah pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun
BAB I PENDAHULUAN Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015 1 1.1. Latar Belakang Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015 merupakan publikasi yang diterbitkan oleh Badan Penanggulangan Bencana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang menjadikan seseorang mengerti atas suatu hal yang mana sebelumnya seseorang tersebut belum mengerti. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling utama, oleh karena itu kesehatan termasuk dalam kepentingan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hajat hidup manusia sekaligus karunia dari tuhan yang paling utama, oleh karena itu kesehatan termasuk dalam kepentingan yang dilindungi oleh negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan sejak SMP. Artinya selama enam tahun bahasa Inggris sudah diajarkan di sekolah. Bahkan, saat
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKAN PENAMBAHAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI BARU DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004
ANALISIS KEBIJAKAN PENAMBAHAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI BARU DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004 (Penelitian Naturalistis Fenomenologis di SMK Negeri 1 Ambal) TESIS Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945. Dalam rangka itu, pemerintah telah berupaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) 105 Tahun 2000 tentang pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) 105 Tahun 2000 tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah merupakan titik reformasi keuangan daerah.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan.seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan
Lebih terperinciBAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok Program Pengembangan Otonomi Daerah pada tahun 2004, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara rawan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, tanah longsor, badai dan banjir. Bencana tersebut datang hampir setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah propinsi, dan propinsi terdiri atas kabupaten dan kota. Tiap-tiap
Lebih terperinciBAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dalamnya bidang pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), telah merambah dan mewarnai semua sisi kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya bidang pendidikan.
Lebih terperinciH. AZWIR, S.Sos AMRAN
Visi dan Misi Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati ACEH SELATAN PERIODE 2018-2023 PENDAHULUAN Aceh Selatan merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang memiliki nilai strategis bagi Provinsi Aceh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah yang ditindaklanjuti dengan perubahan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan sarana melaksanakan pelayanan belajar dan proses pendidikan. Sekolah jangan hanya dijadikan sebagai tempat untuk
Lebih terperinciPENGELOLAAN SEKOLAH BERDASARKAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN) (Studi Kasus Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Cepu) TESIS.
PENGELOLAAN SEKOLAH BERDASARKAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN) (Studi Kasus Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Cepu) TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan untuk meningkatkan mutu pendidikan sangat bergantung pada berbagai unsur, antara lain program pendidikan, guru, siswa, sarana dan prasarana pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. MPR No.IV/MPR/1973 tentang pemberian otonomi kepada Daerah. Pemberian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan otonomi daerah diawali dengan dikeluarkannya ketetapan MPR No.IV/MPR/1973 tentang pemberian otonomi kepada Daerah. Pemberian otonomi dimaksud adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami individu agar segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1. PENDAHULUAN Dalam dunia yang semakin kompleks, melakukan perubahan merupakan suatu hal yang mutlak. Perubahan merupakan hal yang pasti terjadi, dan mengandung makna beralih dari keadaan sebelumnya (the
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, baik ekonomi, Iptek, sosial, maupun budaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu dari empat tujuan negara yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa ini. Satu dari empat tujuan negara yang berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses Belajar Mengajar (PBM) merupakan upaya yang utama bagi siswa dalam memperoleh keterampilan dan pengetahuannya di sekolah. PBM yang berkualitas dan efektif
Lebih terperinciJURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : ) ANALISIS APBD TAHUN 2012 Adenk Sudarwanto Dosen Tetap STIE Semarang
ANALISIS APBD TAHUN 2012 Adenk Sudarwanto Dosen Tetap STIE Semarang Abtraksi Dalam melakukan analisis pendaptan terdapat empat rasio yang dapat dilihat secara detail, yaitu rasio pajak ( tax ratio ),rasio
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kondisi Kebencanaan Kota Yogyakarta dan Perencanaan Partisipatif Dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Tingkat Kampung A. Kondisi Kebencanaan Kota Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Anggaran Belanja Sektor Kesehatan Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi D.I. Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum belanja kesehatan pemerintah daerah kabupaten/kota di Provinsi DIY selama tahun 2012 sampai dengan 2014 mengalami kecenderungan yang selalu meningkat setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlakunya Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia mulai dilaksanakan sejak berlakunya Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Banyak penggamat pendidikan memberikan penilaian bahwa memasuki abad ke-21 dunia pendidikan Indonesia masih mengalami masalah yang berkaitan dengan rendahnya kualitas
Lebih terperinciBUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G
BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan penanggulangan bencana. Penetapan Undang-Undang tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penetapan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 oleh Pemerintah Pusat merupakan suatu upaya untuk memperkuat keterlibatan Pemerintah Daerah dalam kegiatan penanggulangan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi dan gunung berapi
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi dan gunung berapi atau ring of fire yang dimulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi Utara hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan penting dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan adanya pendidikan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jabatan guru merupakan jabatan profesional, dan sebagai jabatan profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan profesional antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) atau Support for Poor and Disadvantaged Area (SPADA) merupakan salah satu program dari pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah lama diakui bahwa Negara Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia serta diantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai
Lebih terperincimenyatakan bahwa Kabupaten Klaten memiliki karakter wilayah yang rentan terhadap bencana, dan salah satu bencana yang terjadi adalah gempa bumi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengetahuan tentang kebencanaan belum sepenuhnya diketahui secara mendalam oleh peserta didik. Sehingga saat terjadi bencana, menimbulkan rasa panik dalam diri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat suatu bangsa, dalam berbagai kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sering dikaitkan dalam perkembangan ekonomi suatu negara dengan tujuan sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 5.1. Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah Dalam pengelolaan anggaran pendapatan daerah harus diperhatikan upaya untuk peningkatan pendapatan pajak dan retribusi daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggabungan (Regrouping) Sekolah Dasar bertujuan untuk mengatasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebijakan pemerintah tentang regrouping sekolah yang tertuang dalam SK Mendagri Nomor 421.2/2501/Bangda/1998 tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan (Regrouping)
Lebih terperinciMENGELOLA DESA SECARA PARTISIPATIF REFLEKSI STUDI BANDING DESA MUARA WAHAU KE WILAYAH DIY. Oleh: Sri Purwani Konsultan
MENGELOLA DESA SECARA PARTISIPATIF REFLEKSI STUDI BANDING DESA MUARA WAHAU KE WILAYAH DIY (Desa Banjaroya Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo, Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon dan Desa Sumbermulya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kabupaten Karawang yang sejahtera, tertib, aman dan bersih yang menjadi
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan Kabupaten Karawang hakekatnya adalah ingin mewujudkan Kabupaten Karawang yang sejahtera, tertib, aman dan bersih yang menjadi landasan dalam proses pencapaian
Lebih terperinciPELAKSANAAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BERDASARKAN U.U. NO. 32 TAHUN SANTOSO BUDI N, SH.MH. Dosen Fakultas Hukum UNISRI
PELAKSANAAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BERDASARKAN U.U. NO. 32 TAHUN 2004 SANTOSO BUDI N, SH.MH. Dosen Fakultas Hukum UNISRI Abstract:In order to establish the local autonomy government, the integration
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, yang secara umum bertumpu pada dua paradigma baru yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reformasi bidang politik di Indonesia pada penghujung abad ke 20 M telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor pendidikan, yang secara umum bertumpu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan pembangunan manusia seutuhnya dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Pembukaan UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa tujuan pembangunan adalah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa pemerintah menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Peranan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Sektor Publik menjadi semakin signifikan. Seiring dengan perkembangan, APBN telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling berinteraksi, bergantung satu
Lebih terperinciPENGARUH KEMAMPUAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN, SUPERVISI, DAN LINGKUNGAN KERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MBS PADA SMP DI SURAKARTA
PENGARUH KEMAMPUAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN, SUPERVISI, DAN LINGKUNGAN KERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MBS PADA SMP DI SURAKARTA TESIS Disusun Oleh : AMIR SUHADAK NIM : Q. 10004018
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jalan Jendral Sudirman No. 438 Telepon/Fax. (0761) 855734 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU TENGAH,
1 PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai ibu kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun perekonomian. Laju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang saling berinteraksi di dalamnya, salah satu komponen tersebut adalah sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya, salah satu komponen tersebut adalah sumber belajar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Halaman 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 pasal 18 ayat (1) menegaskan bahwa Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan Pemerintahan yang bersifat khusus atau bersifat istimewa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hadirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya kesadaran manusia tentang pentingnya pendidikan maka di zaman saat ini, negara kita mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sarana informasi khususnya dalam bidang komputerisasi. telah merambah ke berbagai kalangan masyarakat baik dewasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sarana informasi khususnya dalam bidang komputerisasi telah merambah ke berbagai kalangan masyarakat baik dewasa maupun anak-anak. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemiskinan merupakan kondisi ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan memiliki ciri yang berbeda
Lebih terperinciSAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA KUNJUNGAN KERJA TIM KOMISI X DPR-RI DIPROVINSI SULAWESI TENGAH MINGGU, 10 APRIL 2011
GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA KUNJUNGAN KERJA TIM KOMISI X DPR-RI DIPROVINSI SULAWESI TENGAH MINGGU, 10 APRIL 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari migas, pajak, non pajak. Dana yang berasal dari rakyat dengan jalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa sumber dana yang dapat diperoleh pemerintah yaitu yang berasal dari migas, pajak, non pajak. Dana yang berasal dari rakyat dengan jalan melakukan
Lebih terperinciI. Permasalahan yang Dihadapi
BAB 34 REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DI WILAYAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATRA UTARA, SERTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH I. Permasalahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya
1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya pekerjaan yang harus dilakukan dimana ada unsur perintah, upah dan waktu. Hubungan kerja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui kegiatan pembelajaran. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2002 (UU Sisdiknas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berbatasan dengan : 1. Sebelah Utara: Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Bantul merupakan, Kabupaten yang terletak di sebelah Selatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berbatasan dengan : 1. Sebelah Utara: Kota Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemakmuran masyarakat yaitu melalui pengembangan. masalah sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang terintegrasi dan komprehensif dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang tidak terpisahkan. Di samping mengandalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
Lebih terperinciUNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS
UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajeman Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia sangatlah beragam baik jenis maupun skalanya (magnitude). Disamping
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai daerah rawan bencana. Bencana yang terjadi di Indonesia sangatlah beragam baik jenis maupun skalanya (magnitude). Disamping bencana, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan yang bermutu merupakan ukuran keadilan, pemerataan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan bagian dari hak asasi manusia dan hak setiap warga negara yang usaha pemenuhannya harus direncanakan dan dijalankan dan dievaluasi
Lebih terperinciAnalisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto
Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto F.1306618 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otonomi seluas-luasnya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan penyelenggaraan otonomi seluas-luasnya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan pemberian otonomi
Lebih terperinciANALISIS KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN GEOGRAFI PERTEMUAN PERTAMA
ANALISIS KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN GEOGRAFI PERTEMUAN PERTAMA DESKRIPSI Mata kuliah ini mengkaji tentang kurikulum dan model pembelajaran Geografi yang berkaitan dengan analisis terhadap pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pembelajaran merupakan salah satu program yang strategis untuk membangun sumber daya manusia jangka panjang. Karena itu peningkatan bidang pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung mencerminkan arah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran sektor publik merupakan instrumen kebijakan multi fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Hal tersebut terlihat dari komposisi dan besarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komputer saat ini sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang bahkan pada beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komputer saat ini sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang bahkan pada beberapa bidang kerja penggunaan komputer menjadi suatu keharusan untuk menunjang pekerjaan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semenjak Negara Indonesia berdiri, The founding fathers bangsa ini sudah
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak Negara Indonesia berdiri, The founding fathers bangsa ini sudah menanamkan semangat dan tekad untuk memperjuangkan keadilan bagi seluruh warga negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menyelenggarakan pembangunan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sektor pembangunan yang cukup penting dalam menciptakan sumber daya manusia. Sementara sumber daya manusia merupakan syarat mutlak yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (good governance). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan yang dihadapi dewasa ini dan di masa mendatang mensyaratkan perubahan paradigma kepemerintahan, pembaruan sistem kelembagaan, peningkatan kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Karenanya, pendidikan tidak boleh dianggap sepele karena dengan pendidikan harkat dan martabat
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEMANFAATAN
Lebih terperinciBUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL T E N T A N G
BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 46 TAHUN 2011 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 81 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN BANTUL
Lebih terperinci2016 PENGARUH EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era otonomi daerah ini, daerah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Hal ini, sebagaimana diatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. adalah penanggulangan kemiskinan yang harus tetap dilaksanakan Pemerintah Pusat
51 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan di daerah merupakan rangkaian yang termasuk dalam tujuan pembangunan nasional, artinya keberhasilan pembangunan di daerah sangat menentukan keberhasilan
Lebih terperinciGUBERNUR ACEH. 7. Undang.../2 MW\DATAWAHED\2013\PER.GUB\JANUARI.
GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA TIDAK TERDUGA UNTUK TANGGAP DARURAT DI PROVINSI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
Lebih terperinciRANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian skipsi yang berjudul Kebijakan Regrouping dan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian skipsi yang berjudul Kebijakan Regrouping dan Resiliensi Pasca Erupsi Merapi di SD Negeri Umbulharjo 2 dan mengacu pada pertanyaan
Lebih terperinciA. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Kebijakan pemerintah Indonesia tentang otonomi daerah secara efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah dasar (SD). Pada dasarnya IPA adalah konsep pembelajaran alam yang memiliki hubungan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Kinerja Keuangan Kinerja (performance) menurut Amin widjaja Tunggal (2010:521) diartikan sebagai dari suatu entitas selama periode tertentu sebagai bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan dan perwujudan diri individu tetapi juga bagi pembangunan suatu bangsa dan negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya
6 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Pengelolaan Pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya untuk
Lebih terperinci