BPS Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BPS Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten"

Transkripsi

1 BPS Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten

2 pengurangan lahan sawah di Kabupaten Klaten. Berdasarkan hasil analisis variabel PDRB pertanian berpengaruh nyata dalam taraf signifikansi 90%. Hal ini terjadi karena kenaikan/pertumbuhan PDRB pertanian tergolong lambat jika dibandingkan dengan sektor lain. Ketika sektor pertanian mengalami kenaikan Rp. 1,- maka sektor lain telah meningkat lebih dari nilai tersebut. Selain itu pertumbuhan PDRB sektor pertanian fluktuatif. Lambannya pertumbuhan dan fluktuatifnya PDRB sektor pertanian inilah yang menyebabkan alih fungsi lahan sawah banyak terjadi. Variabel jumlah pasar memiliki nilai signifikansi 0,435 artinya Hi ditolak dan Ho diterima. Artinya variabel jumlah pasar secara individu tidak perpengaruh nyata. SIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : Perkembangan alih fungsi lahan sawah ke non sawah berkurang seluas 6.119,6 ha. Namun juga terdapat sawah baru sehingga penurunan luas total sawah di Kabupaten Klaten seluas 2.459,2 ha. Perkembangan tingkat petani dari 40 responden melakukan alih fungsi m 2. Sehingga diperoleh ratarata alih fungsi yang dilakukan oleh satu orang responden yaitu 1.106,875 m 2 atau 0,111 ha. Pendidikan, produktifitas lahan, harga lahan, jumlah anak, pendapatan usahatani dan pendapatan luar usahatani mampu menjelaskan pengaruh alih fungsi lahan sawah sebesar 58,1%. Produktifitas lahan, harga lahan, jumlah anak secara individu berpengaruh nyata. Faktor wilayah yang meliputi jumlah penduduk, jumlah industri, PDRB pertanian dan jumlah pasar mampu menjelaskan pengaruh alih fungsi lahan sawah sebesar 99,3%. Variabel jumlah penduduk dan PDRB sektor pertanian secara individu berpengaruh nyata. Faktor yang paling berpengaruh terhadap alih fungsi lahan sawah ke non sawah adalah jumlah penduduk. SARAN Saran yang dapat diberikan adalah penentuan lahan hijau dan kuning sebaiknya dilakukan lebih hatihati, meskipun strategis namun juga mempertimbangkan kesuburan lahan. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) juga diperketat sehingga semua bangunan telah memiliki ijin bahkan dari proses pengeringan. Selain itu lebih memperhatikan nasib petani dengan berupaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan kalangan petani melalui sektor pertanian. DAFTAR PUSTAKA Barlowe R Land Resource economics. Third edition. New jersey : Prentice Hall. Nazir, M Metode Statistik. Ghalia Indonesia : Jakarta Supriyadi A Kebijakan Alih Fungsi Lahan dan Proses Konversi Lahan (Studi kasus: Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur). Skripsi. Institut PertanianBogor : Bogor.

3 Analisis Faktor Wilayah Tabel 4. Hasil Analisis Faktor Wilayah yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Sawah No Variabel Koefisien Sig VIF Constant 41143,553 1 Jumlah Penduduk -0,006 0,000*** 3,945 2 Jumlah Industri -0,005 0,199NS 2,494 3 PDRB Pertanian -7,791E-5 0,090* 3, Jumlah Pasar Umum 0,374 0,435NS 2,257 Koefisien Determinasi ( adjusted R 2 ) 0,989 F- sig Durbin Watson test 2,155 Periode Sample Sumber: Analisis Data Sekunder, 2013 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik : 1) Multikolinieritas : menunjukkan bahwa nilai VIF berkisar antara 2,257 3,945 sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak terdapat multikolinieritas. 2) Heterokedastisitas : menunjukkan titik-titik yang terbentuk tidak membentu pola tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model terbebas dari heterokedastisitas. 3) Autokorelasi : menunjukkan nilai DW sebesar 2,155. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak terdapat autokorelasi. 4) Normalitas : menunjukkan titik titik pada normal P-P plot membentuk garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa model mempunyai distribusi normal. Uji Koefisien Determinasi menunjukkan (adjusted R 2 ) model sebesar 0,989 artinya variabel pertumbuhan penduduk, jumlah industri, jumlah PDRB pertanian dan jumlah pasar mampu menjelaskan pengaruh alih fungsi sawah lahan sebesar 98,9%. Sisanya sebesar 1,1% dijelaskan variabel variabel lain yang tidak termasuk dalam model. Uji F menunjukkan nilai signifikansi 0,000 sehingga Ho ditolak dan H i diterima pada tingkat kepercayaan 99%. Artinya variabel bebas yang meliputi jumlah penduduk, jumlah industri, PDRB pertanian dan jumlah pasar secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap besarnya alih fungsi lahan sawah ke non sawah di Kabupaten Klaten. Uji t pada variabel jumlah penduduk memiliki nilai signifikansi 0,000 sehingga Ho ditolak dan Hi diterima. Sehingga variabel jumlah penduduk berpengaruh nyata terhadap alih fungsi lahan sawah ke non sawah di Kabupaten Klaten. Hal ini terjadi karena semakin banyak jumlah penduduk maka jumlah lahan pertanian semakin berkurang untuk memenuhi kebutuhan papan dan ekonomi. Jumlah industri memiliki nilai signifikansi 0,199 suhingga Ho diterima dan Hi ditolak. Artinya variabel jumlah industri tidak berpengaruh nyata terhadap alih fungsi lahan sawah. Hal ini terjadi karena banyak industri di Kabupaten Klaten yang merupakan industri rumahan, sehingga tidak berpengaruh terhadap

4 dengan harga yang tinggi dan atau dihadapkan pada kepentingan yang mendesak maka petani akan menjual lahan sawah atau mengalih fungsikan lahan. Produktifitas lahan memiliki nilai signifikansi 0,005. Artinya variabel produktifitas lahan secara individu perpengaruh nyata dan memiliki hubungan yang negatif terhadap alih fungsi lahan sawah ke non sawah di Kabupaten Klaten. Hal ini karena semakin produktif lahan maka pendapatan yang diperoleh melalui budidaya padi pada lahan tersebut akan semakin banyak. Sebaliknya jika lahan tersebut tidak produktif maka tumbuh motivasi petani untuk mengalih fungsikan lahan, misalnya dibangun untuk berwirausaha, jika tempat strategis akan dijual dengan harga tinggi dan dibelikan kembali dengan luasan lebih banyak, maka akan diperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Dari analisis dapat di simpulakan bahwa semakin lahan produktif alih fungsi lahan sawah akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya, produktifitas lahan semakin kecil maka alih fungsi lahan sawah akan semakin besar. Harga lahan memiliki koefisien regresi sebesar 0,001 dan nilai signifikansi 0,010. Harga lahan secara individu berpengaruh nyata terhadap alih fungsi lahan sawah ke non sawah di Kabupaten Klaten. Artinya setiap harga lahan pertanian naik Rp. 1 maka akan meningkatkan alih fungsi lahan seluas 0,001 m 2. Hal ini terjadi karena semakin tinggi harga lahan maka petani akan semakin termotivasi untuk menjual lahannya. Variabel jumlah anak memiliki nilai signifikansi 0,063. Secara individu jumlah anak berpengaruh nyata terhadap alih fungsi lahan sawah. Artinya bertambahnya 1 anak dalam suatu keluarga akan menambah alih fungsi lahan sebanyak 156,485 m 2. Hal ini terjadi karena semakin banyak jumlah anak maka biaya hidup dan tanggung jawab orang tua untuk mencukupi kebutuhan akan semakin tinggi. Salah satu jalan untuk menutup kebutuhan yaitu dengan mengalifungsikan lahan. Variabel pendapatan usahatani mempunyai nilai signifikansi 0,117. Sehingga Ho diterima dan H i ditolak. Artinya pendapatan usahatani secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap alih fungsi lahan sawah ke non sawah di Kabupaten Klaten. Variabel pendapatan luar usahatani memiliki nilai signifikansi 0,005. Sehingga Ho diterima dan H i ditolak. Artinya pendapatan luar usahatani secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap alih fungsi lahan sawah ke non sawah di Kabupaten Klaten.

5 Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Sawah ke Non Sawah di Kabupaten Klaten Analisis Faktor Petani Tabel 3. Hasil Analisis Faktor Petani yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Sawah No Variabel B t hitung Sig VIF Constant 2898,269 2,307 0,027 1 Pendidikan 15,105 0,658 0,515NS 1,355 2 Produktifitas Lahan -7673,317-2,981 0,005** 1,203 3 Harga Lahan 0,001 2,724 0,010** 1,374 4 Jumlah Anak 156,485 1,927 0,063* 1,554 5 Pendapatan UT 2,373E-6 1,609 0,117NS 1,019 6 Pendapatan luar UT -9,573E-7-0,900 0,375NS 1,147 Koefisien Determinasi (Adjusted R 2 ) 0,504 F- sig 0,000 N 40 Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik : 1) Multikolinieritas : hasil analisis menunjukkan bahwa nilai VIF berkisar antara 1,019 1,554 sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak terdapat multikolinieritas. 2) Heterokedastisitas : hasil analisis menunjukkan titik-titik yang terbentuk tidak membentu pola tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model terbebas dari heterokedastisitas. 3) Normalitas : hasil regresi menunjukkan titik-titik pada normal P- P plot membentuk garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa model mempunyai distribusi normal. Uji Koefisien Determinasi menunjukkan adjusted R 2 model sebesar 0,504 artinya variabel pendidikan, produktifitas lahan, harga lahan, jumlah anak, pendapatan usahatani dan pendapatan luar usahatani mampu menjelaskan pengaruh alih fungsi lahan sebesar 50,4%. Sisanya sebesar 49,6% dijelaskan variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam model misalnya umur, curah hujan dan serangan hama. Uji F menunjukkan nilai signifikansi 0,000 sehingga Ho ditolak dan H i diterima pada tingkat kepercayaan 99%. Artinya variabel bebas yang meliputi pendidikan, produktifitas lahan, harga lahan, jumlah anak, pendapatan usahatani dan pendapatan luar usahatani secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap besarnya alih fungsi lahan sawah ke non sawah di Kabupaten Klaten. Uji t variabel tingkat pendidikan memiliki nilai signifikansi 0,658. Artinya variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap alih fungsi lahan sawah ke non sawah di Kabupaten Klaten. Hal ini terjadi karena responden melakukan alih fungsi lahan sawah dipengaruhi oleh motivasi mendapatkan keuntungan lebih banyak dan tingkat kebutuhan keluarga. Sehingga berapapun tingkat pendidikan responden jika ditawar

6 Tabel 1. Jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk di Kabupaten Klaten, Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Perubahan (Jiwa) Petumbuhan Penduduk (%) , , , , , , , , , , ,26 Sumber : BPS Klaten, Industri merupakan suatu tempat dalam melakukan kegiatan ekonomi di mana mengelola bahan agar memiliki nilai tambah. Perkembangan jumlah industri di kabupaten Klaten pada tahun dapat di lihat di Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah yang terbentuk dari keseluruhan kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah. Meningkatnya perekonomian suatu wilayah akan turut meningkatkan Tabel 2. Jumlah Industri di Kabupaten Klaten, kebutuhan akan lahan guna memenuhi kebutuhan. PDRB di Kabupaten Klaten senantiasa mengalami peningkatan. Namun untuk PDRB sektor pertanian mengalami fluktuatif. PDRB sektor pertanian yang fluktuatif akan membuat petani semakin diliputi ketidakpastian dan memilih sektor lain yang cenderung lebih menjanjikan. Hal seperti ini menjadi salah satu penyebab berkurangnya luas lahan sawah di Kabupaten Klaten. Tahun Industri Besar Industri Kecil Jumlah Sumber : BPS Klaten,

7 Faktor Petani yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Sawah ke Non Sawah di Kabupaten Klaten Responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu dari tidak pernah sekolah hingga SMP mempunyai prosentase 47,5% atau sebanyak 19 orang. Sedangkan responden yang menamatkan pendidikan hingga SMA sebanyak 9 orang (22,5%). Produktifitas lahan setiap wilayah di Kabupaten Klaten berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat kesuburan lahan, pasokan air dan hama yang menyerang. Lahan yang memiliki produktifitas tinggilah yang diharapkan oleh para petani. Dengan biaya pengolahan sama, untuk lahan yang memiliki produktifitas tinggi akan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi pula. Harga lahan berpengaruh terhadap motivasi responden dalam melakukan alih fungsi lahan sawah. Tinggi rendahnya harga lahan dipengaruhi oleh beberapa faktor antar lain produktifitas lahan, ketersediaan sarana irigasi, lokasi lahan dan kebijakan pemerintah terkait tata ruang wilayah. Lahan sawah yang keberadaannya strategis dan termasuk lahan kuning akan memiliki posisi tawar yang tinggi. Banyak investor yang tertarik dengan lahan tersebut untuk berbisnis, misalnya di bangun perumahan ataupun untuk kegiatan ekonomi lainnya. Semakin banyak anak secara tidak langsung mendorong semakin banyak terjadinya alih fungsi lahan sawah yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan anak dan hak waris. Jika lahan yang diusahakan petani tidak cukup luas, pendapatan tidak akan menutup kebutuhan harian, terlebih untuk menyekolahkan anak, sehingga alih fungsi lahan menjadi salah satu alternatif yang dilakukan. Semakin tinggi pendapatan maka kesejahteraan akan lebih tinggi. Salah satu sumber pendapatan responden yaitu berasal dari usahatani. Rendahnya pendapatan dari sektor pertanian dapat memacu terjadinya alih fungsi lahan sawah. Pendapatan yang rendah akan memotivasi petani untuk beralih ke sektor non sawah yang terlihat lebih menjanjikan. Lahan yang dimiliki petani tersebut akan dijual untuk modal usaha ataupun dibangun sebagai tempat usaha. Sumber pendapatan lain selain berusahatani, terdapat responden yang memperoleh penghasilan diluar usahatani. Pekerjaan diluar usahatani antara lain PNS, berwirausaha hingga menjadi buruh tani. Tidak sedikit responden yang memiliki usaha sampingan diluar berusahatani namun penghasilan sebenarnya jauh lebih besar. Hal ini akan semakin memacu terjadinya alih fungsi lahan sawah. Faktor Wilayah yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Sawah ke Non Sawah di Kabupaten Klaten Penduduk merupakan banyaknya manusia yang bertempat tinggal di suatu wilayah. Pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi luasan lahan yang akan dihuni sebagai tempat tinggal. Jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk di Kabupaten Klaten disajikan pada Tabel 1.

8 PEMBAHASAN Perkembangan Alih Fungsi Lahan Sawah ke Non Sawah di Kabupaten Klaten Analisis mengenai tingkat perkembangan alih fungsi lahan dari tahun dilakukan melalui analisis tumpang tindih ( overlay) menggunakan peta penggunaan lahan dalam dua titik waktu. Hasil overlay penggunaan lahan sawah Kabupaten Klaten Tahun 2001 dan 2010 dapat dilihat pada Gambar 1. lahan sawah yang di alih fungsikan ke non sawah dalam kurun waktu 2001 hingga 2010 seluas 6.119,6 ha. Sedangkan perkembangan total tahun 2001 luas sawah di Kabupaten Klaten adalah ,8 ha. Pada tahun 2010 luas sawah menjadi ,6 ha. Penurunan luasan sawah seluas 2.459,2 ha bukanlah tanpa sebab. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya alih fungsi lahan sawah. Gambar 1. Overlay Peta Penggunaan Lahan Sawah Kabupaten Klaten Tahun 2001 dan 2010 Kebijakan pemerintah mengenai Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa selama kurun waktu penetapan lahan abadi (lahan hijau) merupakan salah satu langkah guna tidak hanya mengalami penurunan meminimalisir alih fungsi lahan lahan namun juga terdapat sawah. pertambahan. Secara keseluruhan

9 sawah ke non sawah di Kabupaten Klaten. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji alih fungsi lahan sawah dalam kurun waktu di Kabupaten Klaten, mengkaji faktor faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Klaten, mengkaji faktor yang paling berpengaruh terhadap alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Klaten. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode deskripsi analitis dengan teknik survei. Daerah penelitian yang diambil adalah Kabupaten Klaten dengan pertimbangan Kabupaten Klaten memiliki lahan subur yang sangat potensial untuk budidaya padi. Untuk mengetahui perkembangan alih fungsi lahan sawah digunakan overlay analysis. Overlay analysis dengan menggunakan peta rupa bumi dengan dua titik waktu. Alih fungsi lahan sawah yang terjadi di kabupaten Klaten pada tahun 2001 (menggunakan peta Rupa Bumi Indonesia) dan 2010 (menggunakan peta lahan baku sawah) akan di analisis dan akan di gambarkan melalui peta tersebut. Sehingga akan di ketahui perbedaan rupa bumi antara kedua waktu tersebut. Metode analisis deskriptif digunakan dengan tujuan memberikan penjelasan dan interpretasi atas data dan informasi pada tabulasi data. Menurut Nazir (1988), analisis deskriptif merupakan metode pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat mengenai masalah-masalah yang ada dalam masyarakat, tata cara yang berlaku, serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Metode analisis kuantitatif menggunakan analisis regresi berganda. Pengolahan dan analisis data menggunakan program microsoft office exel 2010 dan Statistical Program and Service Solution (SPSS) Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang dilakukan terdiri dari : Uji Multikolinieritas, Heteroskedastisitas, Autokorelasi dan Normalitas Untuk mengetahui faktor-faktor yng empengaruhi alih fungsi lahan sawah digunakan model regresi linier berganda. Model Persamaan Faktor petani Petani Y i = βo + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + e...(1) Dengan keterangan Y i adalah besarnya alih fungsi lahan sawah, βo adalah konstanta, β 1 hingga β 6 adalah koefisien regresi, X 1 adalah tingkat pendidikan, X 2 adalah produktifitas lahan, X 3 adalah harga lahan, X 4 adalah jumlah anak, X 5 adalah pendapatan usahatani, X 6 adalah pendapatan luar usahatani dan e adalah error. Sedangkan model persamaan faktor wilayah adalah : Y e = βo + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + e...(2) Dengan keterangan Ye adalah luas lahan sawah, βo adalah konstanta, β 1 hingga β 4 adalah koefisien regresi, X 1 adalah jumlah penduduk, X 2 adalah jumlah industry, X 3 adalah PDRB Pertanian, X 4 adalah jumlah pasar, dan e adalah error.

10 PENDAHULUAN Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Selain sebagai penyedia lapangan pekerjaan, sektor pertanian juga merupakan penyedia kebutuhan pangan dalam negeri. Peran sektor pertanian ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah. Pada masa Orde Baru kebijakan yang diambil pemerintah sangat mendukung kemajuan sektor pertanian. Bentuk keberhasilan dari kebijakan tersebut terbukti pada tahun 1984 Indonesia mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan beras dan mengalami ketahanan pangan yang cukup kuat. Namun dewasa ini kompleksitas masalah sektor pertanian terus muncul seiring dengan era yang semakin global serta sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Banyak persoalan yang harus segera disolusikan. Salah satunya permasalahan luas lahan pertanian yang terus mengalami penurunan. Luas lahan pertanian yang mengalami penurunan merupakan dampak yang terjadi karena adanya alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan sebenarnya bukanlah hal baru di Indonesia terutama di daerah yang sedang berkembang seperti yang terjadi di Jawa Tengah. Sejalan dengan adanya peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi di ikuti meningkatnya kebutuhan infrastruktur seperti jalan, perkantoran, perumahan dan kebutuhan lain yang menyebabkan peningkatan kebutuhan lahan. Kebutuhan lahan yang meningkat inilah yang menyebabkan persaingan dalam pemanfaatan lahan. Menurut Barlowe (1986) faktor - faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan adalah faktor fisik dan biologis, faktor pertimbangan ekonomi dan faktor institusi (kelembagaan). Faktor fisik dan biologis mencakup kesesuaian dari sifat fisik seperti keadaan geologi, tanah, air, iklim, tumbuh-tumbuhan, hewan dan kependudukan. Faktor pertimbangan ekonomi dicirikan oleh keuntungan, keadaan pasar dan transportasi. Faktor institusi dicirikan oleh hukum pertanahan, keadaan politik, keadaan sosial dan secara administrasi dapat dilaksanakan. Fenomena alih fungsi lahan pertanian merupakan dampak dari transformasi struktur ekonomi (pertanian ke industri) dan demografi (pedesaan ke perkotaan) yang pada akhirnya mendorong transformasi sumberdaya lahan dari pertanian ke non pertanian (Supriyadi, 2004). Adanya alih fungsi lahan memberikan dampak pada berbagai aspek, selain petani akan kehilangan mata pencaharian juga berdampak pada ketahanan pangan. Mulai terpinggirkannya sektor pertanian mengakibatkan banyak pengalihan fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Seperti yang terjadi di Kabupaten Klaten, lahan subur yang sangat potensial untuk budidaya padi namun harus beralih fungsi ke sektor non sawah. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan

11 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH KE NON SAWAH DI KABUPATEN KLATEN Evi Patmawati P.S., Joko Sutrisno, Arip Wijianto Program Studi Agribisnis - Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta Telp./Fax (0271) e.vhiagri@gmail.com. Telp Abstract This study aims to assessed landuse change on wetland to non-wetland, examined the factor of affect farmers and to determined areas which has caused the evidence landuse change of wetland to non-wetland in Klaten. The basic method use in this study is descriptive analysis method with survey techniques. Methods of data analysis using the overlay, descriptive analytic and quantitative analysis. Overlay analysis is done with the land use map in the two time points. The level of development of wetland landuse in Klaten district in based on the results of such a map overlay map of the earth and raw wetland field area of 6119,6 ha reduced. At the farm level area of land that is converted by an area of m 2 40 respondents. Land productivity, land prices and the number of children partially significantly affect wetland function transfer. The population and GDP of agriculture sector partially significantly affect wetland function transfer. The most influential variable is the number of inhabitants. Keywords : Landuse Change, wetland, Klaten, Overlay, Multiple Linear Regression Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji alih fungsi lahan sawah ke non sawah, mengkaji faktor-faktor petani dan wilayah yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah ke non sawah di Kabupaten Klaten. Metode dasar dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan teknik survey. Metode analisis data dengan menggunakan overlay, analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis overlay dilakukan dengan peta penggunaan lahan dalam dua titik waktu. Tingkat perkembangan alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Klaten tahun berdasarkan hasil overlay peta rupa bumi dan peta lahan baku sawah lahan sawah berkurang seluas 6.119,6 ha. Pada tingkat petani luas lahan yang dialihfungsikan oleh 40 responden seluas m 2. Produktifitas lahan, harga lahan dan jumlah anak secara parsial berpengaruh nyata terhadap alih fungsi lahan sawah. Jumlah penduduk dan PDRB sektor pertanian secara parsial berpengaruh nyata terhadap alih fungsi lahan sawah. Dengan variabel yang paling berpengaruh adalah jumlah penduduk. Kata Kunci : Alih fungsi Lahan, Sawah, Klaten, Overlay, Regresi Linier Berganda

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Rosalina Berliani, Dyah Mardiningsih, Siwi Gayatri Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara agraris, yaitu negara yang penghasilan penduduknya sebagian besar berasal dari hasil bercocok tanam padi sawah dan kebanyakan penduduknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus: Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat) Ade Rezkika Nasution*),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah akan menyebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Petani dalam melakukan kegiatan usahatani membutuhkan benih padi sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan terhadap

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA 2010-2015 Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Septi Eka Wulandari : 2A214142

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat dan akurat dibantu dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta

Lebih terperinci

USAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI

USAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI 117 Buana Sains Vol 8 No 2: 117-122, 2008 USAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI Eri Yusnita Arvianti 1,2) dan Pandoyo 2,3) 1) PS Agribisnis, Fak. Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: CHRISTIAN H NAINGGOLAN

SKRIPSI OLEH: CHRISTIAN H NAINGGOLAN SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN, MOTIVASI, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TAPANULI UTARA OLEH: CHRISTIAN H NAINGGOLAN 080502050 PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisa Statistik Deskriptif Statistik deskriftif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti minimum, maksimum, mean, dan standar

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN STUDI KASUS: KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN STUDI KASUS: KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN STUDI KASUS: KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR Yuniar Irkham Fadlli, Soedwiwahjono, Ana Hardiana Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih dan Arus Kas Operasi sebagai variabel independen (X) dan Dividen Kas sebagai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintah Daerah yang ada di Indonesia. Sampel Pemerintah Daerah yang berhasil diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014 43 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014 dengan objek penelitian PT. Indosat Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai populasi dan proses pengumpulan data untuk kepentingan analisis data penelitian. Penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa Dan Investasi Di Daftar Efek Syariah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI MELON DI KABUPATEN NGAWI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI MELON DI KABUPATEN NGAWI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI MELON DI KABUPATEN NGAWI TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti jumlah data, rata-rata, nilai

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK FISIK BANGUNAN TOWNHOUSE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (STUDI KASUS : TOWNHOUSE DI SURABAYA TIMUR)

PENGARUH KARAKTERISTIK FISIK BANGUNAN TOWNHOUSE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (STUDI KASUS : TOWNHOUSE DI SURABAYA TIMUR) PENGARUH KARAKTERISTIK FISIK BANGUNAN TOWNHOUSE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (STUDI KASUS : TOWNHOUSE DI SURABAYA TIMUR) Cherry Candsevia Difarissa 1) Ispurwono Soemarno 2) dan Bambang Soemardiono 2) 1)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel independen. Tabel 4.1 Sumber : output SPSS Dari tabel diatas dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suku Bunga terhadap Return bagi hasil deposito mudharabah pada Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suku Bunga terhadap Return bagi hasil deposito mudharabah pada Bank BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Data Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh CAR, FDR, NPF, BOPO, Inflasi, ROA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menguji hipotesis (hypothesis testing) yang telah dirumuskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menguji hipotesis (hypothesis testing) yang telah dirumuskan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipologi Penelitian Penelitian ini menguji hipotesis (hypothesis testing) yang telah dirumuskan sebelumnya. Penelitian ini menguji pengaruh Derajat Desentralisasi, Dana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu variabel gaya belajar siswa (X1) dan variabel minat belajar siswa (X2) serta satu variabel terikat

Lebih terperinci

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN BAB 3 DESAIN PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Data Data yang dibutuhkan sebagai bahan yang akan dipakai oleh penulis adalah data sekunder. Data yang digunakan adalah : 1) Pertumbuhan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka populasi dalam penelitian difokuskan di Kabupaten Banjarnegara. Dimana data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, rasio solvabilitas dan opini auditor, maka

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi jagung manis dilakukan di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG. Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG. Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 71 83. ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan Abstrak. Penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS LAHAN DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI BERDASARKAN KELEMBAGAAN LAHAN DI DUKUH SRIBIT LOR DESA SRIBIT KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN Skripsi Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten di Provinsi Lampung berjumlah 14 kabupaten dan kota. Sampel yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data data penelitian seperti jumlah data yang diolah, nilai minimum,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. daerah yang prosfektif untuk mengetahui ketersediaan dan konsumsi pangan strategis

METODE PENELITIAN. daerah yang prosfektif untuk mengetahui ketersediaan dan konsumsi pangan strategis Metode Penentuan Daerah Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Daerah penelitian ini dipilih secara sengaja dengan mempertimbangkan bahwa daerah ini merupakan

Lebih terperinci

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR Nurul Annisa Prias Kusuma Wardani, Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang digunakan dengan menggunakan program SPSS versi

bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang digunakan dengan menggunakan program SPSS versi 57 BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu penelitian Lokasi tempat penelitian ini dilakukan di CV. Istana Motor Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab. Kepulauan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan pada Bank Syariah Mandiri dari periode Maret 2006 Juni 2014.Setelah seluruh data yang diperlukan dikumpulkan, selanjutnya dilakukan analisis data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Pembuatan statistik deskriptif untuk sampel tersebut dibantu dengan menggunakan program komputer Statisical Package for Sosial Science atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics LAMPIRAN 3 HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Deskripsi Data Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation TA 42 3.386499 8.013065

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. A. Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pada deskripsi variabel penelitian akan dijelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi pada masing-masing variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Unit. tercatat di BEI pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu  Unit. tercatat di BEI pada tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di Jakarta dengan mengunduh data dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Unit dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 41 Hasil Uji Statistik 411 Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil pengolahan data statistik deskriptif dari variabel-variabel yang diteliti Langkah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan analisa regresi yang tujuannya adalah untuk meramalkan suatu nilai variabel dependen dengan adanya perubahan dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Keadaan Wilayah Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang berada di Pulau Jawa dan merupakan provinsi paling timur di Pulau Jawa. Letaknya pada

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA PADA USAHA TANI PADI SAWAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA PADA USAHA TANI PADI SAWAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA PADA USAHA TANI PADI SAWAH Farwah Inal Abdi *), Hasman Hasyim **), Sri Fajar Ayu **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan masalah yang diteliti dalam suatu penelitian.

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan masalah yang diteliti dalam suatu penelitian. BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Objek penelitian merupakan masalah yang diteliti dalam suatu penelitian. Sugiyono (2008:38) mengartikan objek penelitian suatu atribut atau sifat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis pada bab ini dilakukan dari hasil kuisioner yang telah dikumpulkan. Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan yang memiliki hubungan kerja dalam pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskrispsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskrispsi Data BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskrispsi Data Penelitian yang berjudul Pengaruh Persepsi Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Siswa Kelas X di SMK Negeri 1 Sukoharjo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Saham Syariah Saham syariah di Indonesia sebagian besar merupakan saham yang diterbitkan oleh emiten yang bukan merupakan entitas syariah. Saham syariah tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2011-2013. Teknik yang digunakan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH KODE : Sosial Humaniora ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH Zaenul Laily 1*, Wahyu Dyah Prastiwi 2 dan Hery Setiyawan 3 1 2 3 Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan basis perekonomiannya berasal dari sektor pertanian. Hal ini disadari karena perkembangan pertanian merupakan prasyarat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH KE NON SAWAH DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH KE NON SAWAH DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPA : Vol. 13 No.1 September 2016 : 22 27 ISSN : 1829-9946 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH KE NON SAWAH DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Annisa Titias Habibatussolikhah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei eksplanasi, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih

I. PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian merupakan basis utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Nama : Yopi Atul Improh Atik NPM : 11208317 Pembimbing : Dr. Izzati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjadi 5 (lima) wilayah Kota Administrasi dan 1 (satu) Kabupaten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjadi 5 (lima) wilayah Kota Administrasi dan 1 (satu) Kabupaten BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum Provinsi DKI Jakarta mempunyai luas daratan 661,52 km2 dan lautan seluas 6.977,5 km2 serta tercatat sekitar 110 pulau yang tersebar di Kepulauan Seribu. Secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah, 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan BUMD Dan Pendapatan Lain Daerah Terhadap Pertumbuhan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA Rudi Hartono Purba, HM Mozart B Darus dan Tavi Supriana Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan data panel atau

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan data panel atau III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan data panel atau gabungan antara data time series dengan cross section, data ini berupa laporan keuangan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan 37 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan Semadam dan Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara Propinsi Aceh Dimana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif berkenaan dengan pengumpulan data yang dapat digambarkan atau disimpulkan untuk mendapatkan gambaran mengenai data tersebut

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO Vica Tri Ariyani, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 77 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015, penelitian ini menggunakan data sekunder untuk pengumpulan data. Tempat penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil analisis deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data 49 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuisioner.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian data ini adalah Pemerintah Daerah pada 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Subjek penelitiannya, yaitu data PAD, DAU, DAK, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di Indonesia periode tahun 1988 2007. Sehingga data yang digunakan merupakan data time series

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Winnie Adisty (28212243) FE. Akuntansi Pembimbing : 1. Prof. Suryadi H.S., SSi., MMSI 2. Diana Sari,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik 2012. Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah. www.bps.go.id/system/files_force/p ublikasi/ntp092012 _0.pdf. diakses pada 15 Januari 2014. Badan Pusat

Lebih terperinci

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal 1 Muhammad Miftah Falah, 2 Sri Fadilah, dan 3 Edi Sukarmanto 1,2,3 Prodi Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian adalah penelitian Causal (sebab-akibat), yaitu penelitian untuk menguji apakah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, variabel operasional, metode analisis data serta

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika terhadap Indeks Harga

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN PANGAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN PANGAN 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN PANGAN di KABUPATEN KLATEN SEBAGAI KABUPATEN PENYANGGA PANGAN di JAWA TENGAH Firman Rompone, Suwarto, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia sektor pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian. Banyaknya tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS). Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Pengujian hipotesis pada penelitian ini diguakan model regresi linear berganda. Sebelum model regresi linear berganda ini di gunakan sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Analisis Hasil Penelitian 1.1.1 Analisis Deskriptif Statistik Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan dijadikan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linier berganda sebagai alat analisis data. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengujian ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KELEMBAGAAN LAHAN, LINGKUNGAN USAHATANI, DAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN CARUBAN JAWA TIMUR

ANALISIS PENGARUH KELEMBAGAAN LAHAN, LINGKUNGAN USAHATANI, DAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN CARUBAN JAWA TIMUR ANALISIS PENGARUH KELEMBAGAAN LAHAN, LINGKUNGAN USAHATANI, DAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN CARUBAN JAWA TIMUR Ulfa Isabella, Suwarto, Suprapto Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci