MARKET BRIEF ATASE PERDAGANGAN RI DI SINGAPURA. Edisi AGUSTUS 2013 PELUANG PASAR BISKUIT (HS 1905) DI SINGAPURA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MARKET BRIEF ATASE PERDAGANGAN RI DI SINGAPURA. Edisi AGUSTUS 2013 PELUANG PASAR BISKUIT (HS 1905) DI SINGAPURA"

Transkripsi

1 MARKET BRIEF ATASE PERDAGANGAN RI DI SINGAPURA Edisi AGUSTUS 2013 PELUANG PASAR BISKUIT (HS 1905) DI SINGAPURA KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA SINGAPURA Agustus 2013 i

2 DAFTAR ISI Sampul i Daftar Isi ii I. PENDAHULUAN I-1 I.1 Tinjauan Singapura I.1.1 Profil Geografi I.1.2 Penduduk Singapura I.2 Perekonomian I.2.1 Tinjauan Ekonomi I.2.2 Perdagangan Internasional Perdagangan Singapura-Indonesia I-1 I-1 I-2 I-3 I-3 I-4 I-5 II. POTENSI PASAR BISKUIT DI SINGAPURA II-1 II.1 Pasar Biskuit di Singapura II.2 Informasi Produk II.3 Data Perdagangan Biskuit II.3.1 Ekspor Biskuit Singapura II.3.2 Impor Biskuit Singapura II.3.3 Potensi Pasar Biskuit di Singapura II.4 Data Ekspor Biskuit Indonesia II-1 II-3 II-5 II-6 II-9 II-12 II-14 III. INFORMASI PASAR BISKUIT DI SINGAPURA III-1 III.1 Sistem Distribusi III.2 Segmentasi Pasar III.3 Market Trend III.4 Kebijakan Biskuit di Singapura III.4.1 Regulasi Impor Makanan Olahan Singapura III.4.2 Peraturan Importasi Singapura III-1 III-3 III-3 III-3 III-3 III-4 IV. PELUANG, TANTANGAN DAN STRATEGI IV-1 IV.1 Peluang IV.1 Tantangan IV.2 Strategi IV-1 IV-1 IV-2 ii

3 DAFTAR GAMBAR NO JUDUL HALAMAN Gb. 1.1 Peta Negara Singapura I-1 Gb. 1.2 Komposisi Penduduk Singapura I-2 Gb. 1.3 GDP Perkapita I-4 Gr. 2.1 Perkembangan Ekspor dan Impor Biskuit Singapura II (US$ Juta) Gr. 2.2 Komposisi Pasar Ekspor Biskuit Singapura 2012 II-6 Gr. 2.3 Komposisi Impor Biskuit Singapura 2012 II-9 Gr. 2.4 Pertumbuhan Impor Biskuit Singapura II-10 Gr. 2.5 Perkembangan Impor Biskuit Singapura dari Dunia II-12 vs Indonesia Gr. 2.6 Komposisi Eksportir Impor Biskuit Singapura 2012 II-12 Gr. 2.7 Perkembangan Ekspor dan Impor Biskuit Indonesia II Gb. 3.1 Sistem Distribusi Biskuit di Singapura III-1 Gb. 3.2 Retail Stores Makanan & Minuman di Singapura III-2 Gb. 3.3 Segmentasi Pasar Biskuit Berdasarkan Usia III-2 Gb. 3.4 Prosedur Importasi di Singapura III-6 iii

4 DAFTAR TABEL NO JUDUL HALAMAN Tb. 1.1 Komposisi Penduduk Singapura I-2 Tb. 1.2 Ringkasan Perekonomian Singapura I-3 Tb. 2.1 Perkembangan Impor F&B Singapura II-2 Tb. 2.2 Konsumsi Biskuit Per Kapita di Beberapa Negara II-3 Asia Tb. 2.3 Kode HS untuk Biskuit II-5 Tb. 2.4 Ekspor Biskuit Singapura (Ton) II-5 Tb. 2.5 Ekspor Biskuit Singapura (US$ Juta) II-6 Tb. 2.6 Pasar Ekspor Terbesar Biskuit Singapura II Tb. 2.7 Impor Biskuit Singapura (Ton) II-9 Tb. 2.8 Impor Biskuit Singapura (US$ Juta) II-10 Tb. 2.9 Asal Impor Terbesar Biskuit Singapura II-11 Tb Harga Biskuit Impor di Singapura 2012 II-13 Tb Ekspor Biskuit Indonesia ke Dunia II-14 Tb. 4.1 Matriks Kompetitor Pasar Biskuit di Singapura IV-1 iv

5 BAB I PENDAHULUAN I.1 Tinjauan Singapura I.1.1 Profil Geografi Singapura adalah negara pulau di Asia Tenggara yang terletak di ujung selatan Semenanjung Malaya antara Malaysia dan Indonesia. Singapura memiliki total lahan 778 km² dan 193 km garis pantai dan terdiri dari 63 pulau, termasuk pulau utama, dikenal sebagai Pulau Singapura. Negara ini terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat Singapura di selatan. 1.1 Peta Negara Singapura I-1

6 I.1.2 Penduduk Singapura Tabel 1.1 Komposisi Penduduk Singapura Warga Singapura : 3.82 juta (72.0%) Non-Resident: 1.49 juta (28.0%) Populasi : 0-14 th : 16.4% 5.31 juta (jiwa) th : 73.7% 65 th : 9.92% Pertumbuhan : 2.5% (2012) Pengangguran angka pengangguran: 1.8% (Q4 2012) Sumber: Department of Statistic Singapore; Monthly Digest Statistics, March 2013 Berdasarkan sensus pada bulan Juni 2012, tercatat 5.31 juta orang tinggal di Singapura dengan tingkat pertumbuhan penduduk 2.5% pada Dari jumlah tersebut, 3.82 juta adalah warga Singapura sedangkan sisanya 1.49 juta adalah bukan warga Singapura (Non-resident). Penduduk Singapura terdiri dari berbagai etnis, diantaranya China (74. 2%); Melayu (13. 3%); India (9.2%) dan etnis lainnya 3.3%. 1.2 Komposisi Penduduk Singapura Indians 9% Others 3% Malays 13% 3.82 Juta Chinese 75% I-2

7 I.2 Perekonomian Tabel 1.2 Ringkasan Perekonomian Singapura GDP 2012 S$ miliar Pertumbuhan 5.2% (yoy) GDP percapita 2012 S$ 65,048.0 Pertumbuhan 3.6% (yoy) GNI percapita 2012 S$ 64,310. Pertumbuhan 3.2% (yoy) Ekspor 2012 S$ miliar Pertumbuhan -0.9% (yoy) Impor 2012 S$ miliar Pertumbuhan 3.2% (yoy) Inflasi 4.6% (2012); 5.2% (2011) Sumber: Department of Statistic Singapore I.2.1 Tinjauan Ekonomi Singapura memiliki struktur ekonomi pasar bebas yang sangat maju. Lingkungan bisnis dan infrastruktur yang baik adalah kunci di balik kesuksesan ekonomi Singapura. Sektor jasa memiliki kontribusi terbesar terhadap PDB Singapura diikuti oleh industri. Singapura menikmati lingkungan yang sangat terbuka dan bebas korupsi, harga yang stabil, dan GDP per kapita lebih tinggi dari sebagian besar negara maju. Sebagai negara dengan wilayah yang kecil, pasar domestik yang terbatas dan kelangkaan sumber daya alam, ekonomi Singapura sangat tergantung pada perdagangan, terutama dalam consumer electronics, produk-produk teknologi informasi, farmasi dan sektor jasa keuangan yang maju. Pertumbuhan GDP percapita Singapura pada seperti terlihat pada grafik berikut: I-3

8 Gb 1.3 GDP Perkapita Singapura GDP Per Kapita Singapura (Current Market Price) S$ 70,000 S$ 63,050 ( 2011) 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10, Sumber: Department of Statistic Singapore Dari grafik, terlihat bahwa pertumbuhan GDP percapita Singapura mengalami peningkatan tajam dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. I.2.2 Perdagangan Internasional Ekonomi Singapura sangat dipengaruhi oleh perdagangan internasional. Karena lokasi geostrategis dan fasilitas pelabuhan yang maju, volume ekspor barang Singapura yang besar melibatkan hampir 45% perdagangan dari ekspor adalah re-ekspor. Total perdagangan eksternal Singapura pada 2012 adalah sebesar S$ miliar meningkat tipis 1.1% (yoy) dibandingkan tahun Total ekspor turun -0.9% menjadi S$ miliar, dan total impor tumbuh 3.2% menjadi S$ miliar pada tahun Dimana, dari S$ miliar ekspor, 44.12% adalah re-ekspor, hal ini menunjukkan peran Singapura sebagai hub dalam perdagangan internasional. Kelesuan ekonomi global akibat utang zona euro yang berkelanjutan, adalah alasan penurunan kinerja perdagangan Singapura. Pasar ekspor terbesar Singapura 2012 adalah Malaysia S$ miliar (+0.05% ); Hong Kong S$ 55.9 miliar (-1.54%); China S$ miliar ( -2.28%); Indonesia S$ miliar (+0.66%), dan Amerika Serikat S$ miliar (-0.7%) serta ke Jepang S$ miliar (-2.21%). I-4

9 Negara asal impor Singapura terbesar 2012 adalah Malaysia S$ miliar (+2.71%); China S$ miliar (+2.52%); Amerika Serikat S$ 48.2 miliar ( %), Korea Selatan S$ miliar (+17.23%), Taiwan S$ 31.6 miliar (+15.61%), Jepang S$ miliar (-10.39%), dan Indonesia S$ miliar (+4.05%). Sebagai pendukung perdagangan bebas, Singapura memiliki hambatan perdagangan relatif sedikit. Mitra dagang dengan Most Favoured Nation (MFN) memiliki tingkat tarif nol untuk produk mereka selain untuk minuman beralkohol. Namun ada pembatasan impor beberapa terutama berdasarkan pada isu-isu lingkungan, kesehatan dan keamanan publik. Impor beras juga membutuhkan lisensi impor dalam rangka untuk menjamin keamanan pangan dan stabilitas harga. Karena lokasinya yang strategis di Asia Tenggara, sarana transportasi yang memadai (melalui laut, udara dan darat) pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan peningkatan yang signifikan dalam disposable income penduduk, Singapura telah menjadi pusat bisnis seafood penting dan hub distribusi utama di wilayah tersebut. Singapura berfungsi sebagai pasar ekspor ikan dan produk perikanan dari negara-negara Asia Tenggara serta sebagai dasar transhipment untuk produk perikanan dari seluruh dunia. I.2.3 Perdagangan Singapura-Indonesia Total perdagangan Indonesia dengan Singapura sepanjang 2012 sebesar S$ miliar, meningkat 1.71% dibanding periode yang sama tahun 2011, yang tercatat S$ miliar. Impor Indonesia dari Singapura mencapai S$ miliar (+0.66%), sedangkan ekspor Indonesia ke Singapura hanya sebesar S$ miliar (+4.05%) sehingga menghasilkan defisit bagi Indonesia sebesar S$ 28.9 miliar. Pada tahun 2012, Indonesia merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-4 bagi Singapura, dengan pangsa 10.61%, juga merupakan negara asal impor terbesar ke-7 dengan pangsa 5.32%. I-5

10 BAB II POTENSI PASAR BISKUIT DI SINGAPURA II.1 Pasar Biskuit di Singapura Konsumsi pangan Singapura adalah sebesar SG$ miliar pada tahun 2012 naik dari sekitar SGD 9 miliar di tahun 2007, atau terhitung 3.5% dari PDB. Pada basis per kapita, Singapura memiliki tingkat konsumsi pangan tertinggi di Asia Tenggara, akuntansi selama 3% dari PDB. Meskipun populasi nasionalnya kecil yakni sekitar 5 juta orang, Singapura adalah salah satu importir terbesar makanan olahan dan minuman di Asia. Karena terbatasnya lahan untuk pertanian dan urbanisasi yang pesat, Singapura mengimpor lebih dari 90% produk makanan, terutama dari negara-negara Asia lainnya. Impor F&B menyumbang lebih dari 8% dari PDB pada tahun (Singapore Food and Beverage Industry 1H Adapun yang termasuk dalam impor F & B adalah sebagai berikut: II-1

11 Kategori HS 2 Digit Tabel 2.1 Perkembangan Impor F&B Singapura Deskripsi Nilai Impor (US$ juta) TREND Meat 02 Meat and edible meat offal % CAGR Seafood 03 Fish and crustaceans, molluscs and other acquatic invertebrates % Dairy Prod. Vegetables Prod. 04 Dairy products, eggs, honey, edible animal product nes 1, ,083 1,362 1, % 07 Edible vegetables and certain roots and tubers % 08 Edible fruit and nuts; peel of citrus fruit or melons % 09 Coffee, tea, maté and spices % Preparations of meat, of fish or 16 of crustaceans, molluscs or other % aquatic invertebrates 17 Sugars and sugar confectionery % Processed Food 18 Cocoa and cocoa preparations % 19 Preparations of cereals, flour, starch or milk; pastrycooks' products % 20 Preparations of vegetables, fruit, nuts or other parts of plants % 21 Miscellaneous edible preparations % Beverages 22 Beverages, spirits and vinegar 1,697 1,443 1,800 2,393 2, % Total 7,025 6,274 7,795 6,274 7, % Selanjutnya laporan ini memfokuskan kepada perkembangan konsumsi biskuit di Singapura. Kenaikan jumlah populasi, perempuan yang bekerja, pertumbuhan populasi kelas menengah dan meningkatnya disposable income menjadi faktor yang mempengaruhi perubahan kebiasaan konsumsi makanan siap saji, diantaranya peningkatan konsumsi biskuit di Singapura sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan makanan ringan serta nutrisi. II-2

12 Berdasarkan data Mintel Global Market Navigation, konsumsi per kapita biskuit di Singapura pada 2010 cukup tinggi yaitu sebesar 4.1 kg. Pasar biskuit manis dan gurih di Singapura tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 8% dalam lima tahun. Tabel 2.2 Konsumsi Biskuit Per Kapita di Beberapa Negara Asia 2010 Per capita consumption (kg) Sales (US$) GDP per capita (US$) 2012 Thailand ,815 Singapore ,803 China ,895 9,233 Malaysia ,143 India 1.5 2,768 3,876 Indonesia ,956 Vietnam ,635 Sumber: Mintel Global market Navigation II.2 Informasi Produk Biskuit merupakan makanan kecil ringan yang sudah memasyarakat dan banyak dijumpai di pasaran. Biskuit dapat dijumpai di hampir semua supermarket, grosir sampai toko yang menjual makanan kecil. Hal ini karena biskuit telah diterima secara luas di semua segmen pasar terutama karena harganya yang relatif rendah dan kandungan nutrisinya. Menurut Wikipedia, biskuit diartikan sebagai produk makanan kecil yang renyah yang dibuat dengan cara dipanggang. Sementara menurut BSN (Badan Standarisasi Nasional) Indonesia, biskuit adalah produk yang diproleh dengan memanggang adonan dari tepung terigu dengan penambahan bahan makanan lain dan dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan yang dizinkan dengan kadar protein tidak boleh kurang dari 9% dan kadar air tidak boleh lebih dari 5% Biskuit terbuat dari tepung, susu dan air. Untuk memperkaya kandungan nutrisi dan meningkatkan rasa, kadang-kadang ditambahkan Gula, Cream, Butter, Telur dan Salt pada biskuit. II-3

13 Berdasarkan jenisnya, produk biskuit dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu biskuit manis dan biskuit asin. 1. Biskuit manis atau disebut juga biskuit keras merupakan jenis biskuit dengan rasa manis yang dibuat dari adonan keras dan berbentuk pipih. Tekturnya terbilang padat dengan kandungan lemak tinggi dan ada juga yang rendah. Termasuk dalam jenis ini adalah biskuit wafer termasuk, krim, roti, polos (tea time) assorted dan cookies. 2. Biskuit asin atau disebut juga crackers merupakan jenis biskuit yang dibuat dari adonan keras melalui proses fermentasi, berbentuk pipih yang rasanya mengarah asin dan relatif renyah. Pengemasan Biskuit disimpan menggunakan kemasan yang kedap terhadap cahaya, uap air dan oksigen. Kemasan yang digunakan pada biskuit ini bertujuan untuk dapat menjaga mutu dan kualitas biskuit selama penyimpanan. Di pasar biskuit ada beberapa jenis kemasan: 1. Produk premium, cenderung dibungkus dengan baik dan dikemas dalam kaleng, kotak dan karton. 2. Sebagian besar produk biskuit dikemas dalam pembungkus polypropylene atau bahan plastik yang jelas, yang ditemukan dalam produk menengah yang lebih murah. KODE HARMONISED SYSTEM Berdasarkan Harmonized System Code (HS Code) yang digunakan dalam perdagangan global, biskuit dikelompokkan dalam HS dan HS II-4

14 Tabel 2.3 Kode HS untuk Biskuit No. Kode HS Deskripsi 1 Biskuit Manis Sweet Biscuits Biskuit manis Waffles and wafers Wafel dan wafer Bread, pastry, cakes, biscuits & other bakers' wares, whether/not containing cocoa; communion wafers, empty 2 Biskuit Asin cachets of a kind suitable for pharmaceutical use, sealing wafers, rice paper & similar products (Biscuits not elsewhere classified) Biskuit tidak manis, kue kering, wafer, biskuit asin dll II.3 Data Perdagangan Biskuit Perkembangan ekspor dan impor Biskuit Singapura selama kurun ditunjukkan dalam grafik berikut: Grafik 2.1 Perkembangan Ekspor dan Impor Biskuit Singapura (US$ Juta) Ekspor Impor Dari grafik terlihat bahwa Singapura mengimpor biskuit lebih besar dari angka ekspor. Trend impor biskuit menunjukkan kinerja positif sementara trend ekspor sedikit menurun, hal ini menunjukkan peningkatan konsumsi biskuit dalam negeri. II-5

15 II.3.1 Ekspor Biskuit Singapura Total volume ekspor biskuit dan wafer Singapura dalam kurun waktu 6 tahun mengalami penurunan. Pada 2012, ekspor biskuit Singapura turun 5.09% menjadi 20,4 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya seperti yang dapat dilihat pada table 2.4 dibawah. Tabel 2.4 Ekspor Biskuit Singapura Ekspor Biskuit Singapura ke Dunia (Ton) Kode HS Item Change 2011/ Sweet Biscuit Waffles & wafers Biscuits not elsewhere classified 9,717 10,820 9,218 9,426 10,102 10, % 46.1% 50.3% 48.9% 44.7% 47.0% 51.7% 1,553 1,428 1,206 1,903 1,318 1, % 7.4% 6.6% 6.4% 9.0% 6.1% 5.8% 9,812 9,272 8,443 9,768 10,094 8, % 46.5% 43.1% 44.8% 46.3% 46.9% 42.5% Total 21,081 21,520 18,866 21,097 21,514 20, % Grafik 2.2 Komposisi Ekspor Biskuit Singapura 2012 Dari grafik komposisi diatas ekspor biskuit Singapura didominasi oleh biskuit manis, yaitu sebesar 51.7% dari total ekspor atau ribu ton pada II-6

16 Tabel 2.5 Ekspor Biskuit Singapura Ekspor Biskuit Singapura ke Dunia (US$ Juta) Kode HS Item Change 2011/ Sweet Biscuit Waffles & wafers Biscuits not elsewhere classified % 52.1% 51.8% 52.7% 51.4% 45.1% 55.4% % 7.4% 7.1% 6.0% 6.9% 15.8% 6.0% % 40.5% 41.1% 41.2% 41.7% 39.1% 38.6% Total % Sementara dalam hal nilai, nilai ekspor biskuit secara total mencatat penurunan 9.71% (yoy) pada 2012 menjadi US$ 97.2 juta dibandingkan tahun sebelumnya dengan biskuit manis mendominasi pasar ekspor. Meskipun secara total ekspor biskuit mencatat penurunan, namun ekspor biskuit manis mencatat pertumbuhan signifikan 10.87%(yoy) pada 2012 menjadi US$ 53.8 juta atau menyumbang 55.4% dari seluruh ekspor biskuit. Adapun tujuan utama ekspor Biskuit Singapura seperti terlihat pada tabel 2.6 adalah: 1. Sweet Biscuits adalah (1) USA, (2) Malaysia, (3) Jepang, (4) China, dan (5) Filipina. Pada 2012, dapat dilihat bahwa lima pasar ekspor terbesar mencatat pertumbuhan. Trend ekspor untuk kelima negara tersebut tren positif kecuali ke Jepang. 2. Wafel dan wafer adalah (1) Arab Saudi, (2) Oman, (3) Malaysia, ( 4) negara Asia lainnya, dan (5) Papua New Guinea. Pada 2012, dapat dilihat bahwa ekspor ke Malaysia mencatat pertumbuhan terbesar. Trend ekspor untuk kelima negara tersebut tren positif kecuali ke Arab Saudi. 3. Biskuit lainnya adalah (1) Malaysia, ( 2) Jepang, ( 3) China, (4) Australia dan (5) Brunei. II-7

17 Tabel 2.6 Pasar Ekspor Terbesar Biskuit Singapura No. Negara Nilai Ekspor Biskuit (US$ Juta) Trend Change HS USA % 2 Malaysia % 3 Japan % 4 China % 5 Philippines % HS Total % 1 Saudi Arabia % 2 Oman % 3 Malaysia % 4 Other Asia, nes % 5 Papua New Guinea % HS Total % 1 Malaysia % 2 Japan % 3 China % 4 Australia % 5 Brunei Darussalam % Sumber: UN Comtrade Total % Total % II-8

18 II.3.2 Impor Biskuit Singapura Pertumbuhan impor Biskuit Singapura mencatat trend positif. Perkembangan volume impor Biskuit di Singapura ditunjukkan dalam tabel 2.7 Tabel 2.7 Impor Biskuit Singapura Impor Biskuit Singapura dari Dunia (Ton) Kode HS Item Change 2011/ Sweet Biscuit Waffles & wafers Biscuits not elsewhere classified 15,761 18,627 15,575 16,665 18,231 19, % 22.4% 25.8% 22.8% 22.6% 23.2% 24.0% 3,728 3,929 3,648 4,541 4,396 4, % 5.3% 5.4% 5.3% 6.2% 5.6% 5.6% 50,914 49,630 49,134 52,415 56,040 56, % 72.3% 68.8% 71.9% 71.2% 71.2% 70.4% Total 70,403 72,186 68,357 73,622 78,667 80, % Grafik 2.3 Komposisi Impor Biskuit Singapura 2012 Dari grafik komposisi diatas, volume impor biskuit Singapura didominasi oleh biskuit asin, yaitu sebesar 70.4% dari total ekspor atau ribu ton pada 2012, menunjukkan bahwa konsumen biskuit Singapura lebih menyukai biskuit asin. II-9

19 Tabel 2.8 Impor Biskuit Singapura Impor Biskuit Singapura dari Dunia (US$ Juta) Kode HS Item Trend Change 2011/ Sweet Biscuit % 27.4% 22.9% 27.1% 27.9% % Waffles & wafers % 6.6% 6.3% 6.9% 7.2% % Biscuits not elsewhere classified % 66.1% 70.9% 66.0% 64.8% % Total % Sementara dalam hal nilai, trend impor biskuit Singapura dalam kurun waktu lima tahun seperti yang terlihat pada tabel 2.8 mencatat trend pertumbuhan positif 9.6 dengan semua segmen biskuit mencatat pertumbuhan ekspor. Grafik 2.4 Pertumbuhan Impor Biskuit Singapura Untuk periode 2012, impor biskuit secara total mencatat pertumbuhan 3.65% (yoy) menjadi US$ juta dibandingkan tahun sebelumnya. II-10

20 Tabel 2.9 Asal Impor Terbesar Biskuit Singapura No. Negara Nilai Impor Biskuit (US$ Juta) Trend Change HS Malaysia % 2 China % 3 Indonesia % 4 United Kingdom % 5 Japan % HS Total % 1 Malaysia % 2 Indonesia % 3 USA % 4 United Kingdom % 5 Switzerland % HS Total % 1 Malaysia % 2 USA % 3 Japan % 4 China % 5 Thailand % 6 Indonesia (9) % Sumber: UN Comtrade Total % Total % Negara-negara pengekspor Biskuit utama ke Singapura pada 2012 antara lain: 1. Sweet Biscuits adalah (1) Malaysia, ( 2) China, (3) Indonesia, (4) Inggris dan (5) Jepang. Pada 2012, trend impor dari kelima negara tersebut tren positif kecuali impor dari Jepang. 2. Wafel dan wafer adalah (1) Malaysia, (2) Indonesia, (3) USA, ( 4) Inggris, dan (5) Swiss. Pada 2012, dapat dilihat bahwa impor wafel & wafer mencatat trend positif. 3. Biskuit lainnya adalah (1) Malaysia, (2) USA, (3) Jepang, (4) China, (4) Thailand. II-11

21 II.3.3 Potensi Pasar Biskuit di Singapura Pangsa pasar biskuit Indonesia masih sangat kecil dibandingkan dengan total impor biskuit Singapura. Grafik 2.5 Perkembangan Impor Biskuit Singapura dari Dunia vs Indonesia Impor dari Dunia Impor dari Indonesia Grafik 2.6 Komposisi Eksportir Biskuit Singapura 2012 Pada Gambar diatas merupakan visualisasi dari keadaan pangsa pasar di Singapura bagi negara pengekspor biskuit. Eksportir utama biskuit di Singapura pada 2012 diduduki oleh Malaysia dengan pangsa impor 44% atau senilai US$ Juta. II-12

22 Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini, karena trend impor elativ Singapura dari dunia menunjukkan pertumbuhan sebesar 9.6% selama sementara pangsa ekspor dari Indonesia masih relatif kecil dibandingkan eksportir utama, dalam hal ini Malaysia. Tabel 2.10 Harga Biskuit Di Singapura No. Negara Impor 2012 US$ Juta Ton Price US$/ Ton Biskuit Manis 1 Malaysia ,097 2, China ,714 4, Indonesia ,556 2, United Kingdom ,417 4, Japan ,973.4 Wafle & Wafer Total ,324 3, Malaysia ,945 2, Indonesia , USA , United Kingdom , Switzerland ,507.6 Total ,535 4,130.3 Biskuit Asin dan biskuit lainnya 1 Malaysia ,628 2, USA ,123 6, Japan ,229 8, China ,332 3, Thailand ,357 4, Indonesia (9) ,285 3,006.6 Total ,732 2,952.4 Secara ekonomis, biskuit manis jenis waffles & waffer memiliki nilai ekonomis yang lebih baik dari yang lainnya. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa biskuit ekspor dari Malaysia memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan dari negara eksportir lainnya. Namun untuk biskuit manis, harga dari Malaysia lebih tinggi dibandingkan dengan harga ekspor dari Indonesia. II-13

23 II.4 Data Ekspor Biskuit Indonesia Berdasarkan data dari UN Comtrade, nilai ekspor Biskuit Indonesia secara total pada tahun 2012 sebesar US$ juta, atau naik 3.89%% dibandingkan ekspor pada tahun Tabel 2.11 Ekspor Biskuit Indonesia ke Dunia Ekspor Biskuit Indonesia ke Dunia Kode HS Item Change 11/ Sweet Biscuit US$ % TON 49, , , % Waffles & wafers US$ % TON 16, , , % Biscuits not elsewhere classified US$ % TON 15, , , % Total US$ % TON 82, , , % Dari grafik dibawah ditunjukkan trend ekspor biskuit Indonesia. Grafik 2.7 Perkembangan Ekspor Biskuit Indonesia II-14

24 Industri biskuit di Indonesia masih didominasi oleh produsen-produsen asing dengan merek global seperti Oreo, Tim Tam, Ritz dan lain-lain. Dominasi asing terlihat dari pemainpemain di bisnis makanan dan minuman yang sudah cukup dikenal selama ini, termasuk Khong Guan, Mo-Mo-Gi, PT Amott s Indonesia, PT Kraft Food Indonesia, PT Kino Sentra Industrindo dan sebagainya.. Sedangkan pemain-pemain lokal seperti Group Orang Tua (GOT), Siantar Top, GarudaFood, Mayora, Indofood dan lain-lain. II-15

25 BAB III INFORMASI PASAR BISKUIT DI SINGAPURA III.1 Sistem Distribusi Biskuit adalah makanan ringan yang dapat dijumpai di semua supermarket atau toko kelontong. Secara umum sistem distribusi penjualan biskuit di Singapura adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Sistem Distribusi Biskuit di Singapura Berdasarkan laporan survey industri retail pemerintah Singapura 2011, retail stores sektor makanan dan minuman di Singapura terdiri dari supermarket, hypermarket, department store, mini-marts, convenience stores total berjumlah sekitar Selain itu, di Singapura juga ada sekitar 1300 outlet khusus makanan & minuman. III-1

26 Gambar 3.2 Retail Stores Makanan & Minuman di Singapura F&B Special Outlets 31% Supermar ket & Hypermar ket 8% Nonspecialty stores 13% Minimarts, Convenie nce Stores 48% III.2 Segmentasi Pasar Segmentasi pasar biskuit di Singapura ditentukan oleh: 1. Rasa atau jenis biskuit (biskuit manis, wafle & wafer dan biskuit asin) 2. Usia, biskuit yang dikonsumsi berdasarkan kebutuhan usia dalam hal ini biskuit untuk bayi, biskuit untuk anak usia sekolah dan dewasa. Gambar 3.3 Segmentasi Pasar Biskuit Berdasarkan Usia III-2

27 3. Harga, berdasarkan kategori harga biskuit dikelompokkan dalam biskuit premium, dengan harga yang lebih mahal dan menargetkan konsumen menengah keatas dengan tingkat pendapatan tinggi dan biskuit standar yang banyak dijual dan tersedia di semua toko kelontong, mini-mart supermarket dan lain-lain. III.3 Market Trend Beberapa trend pasar biskuit Singapura dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1. Seasonally, disaat musim perayaan seperti Natal, Tahun baru dan Imlek, permintaan akan biskuit, khususnya biskuit manis dan wafer akan meningkat. 2. Kesadaran konsumen untuk produk makanan yang sehat, mendorong permintaan biskuit sehat (kaya nutrisis) meningkat 3. Kesadaran konsumsen akan kemasan produk yang ramah lingkungan. III.4 Kebijakan Impor Biskuit di Singapura III.4.1 Regulasi Impor Makanan Olahan Di Singapura Singapura memungkinkan semua impor makanan dan produk olahan, akan tetapi sebagai negara yang terkenal akan keamanan dan kebersihan pangan, Singapura memiliki peraturan yang ketat untuk memastikan keamanan pasokan makanan dan makanan yang diimpor ke negara itu. Tarif dan kewajiban secara lengkap impor makanan dan minuman ke Singapura dapat dilihat di dan Otoritas Makanan dan Hewan Singapura (AVA) dan Departemen Pengawasan Makanan adalah badan pemerintah utama perdagangan Pangan. Ekspor ke Singapura terutama dikendalikan melalui peraturan yang dikenakan pada importir. Kebijakan impor pangan pemerintah Singapura adalah untuk menjamin pasokan dan makanan sehat dan kualitas dari jumlah yang luas negara. Dengan pengecualian dari beras, tidak ada pembatasan kuantitatif pada impor dan ekspor, penjualan domestik atau kontrol pada produk pertanian. Namun, Singapura menerapkan sistem persyaratan sanitasi dan phyto-sanitasi yang ketat. Untuk pedagang harus memastikan bahwa produknyanya berkualitas premium dan mempunyai dokumentasi yang rapi. III-3

28 Peraturan mengenai makanan olahan relatif ketat. Importir diwajibkan untuk mencantumkan sumber produk dari perusahaan di mana, makanan ini diproduksi di bawah kondisi sanitasi yang tepat. Oleh karena itu penting bahwa pedagang dan produsen mengikuti prosedur jaminan kualitas yang dapat diterima oleh AVA. Untuk menegakkan ini AVA menuntut importir untuk menyerahkan dokumen salinan sertifikat yang asli, dari otoritas keamanan makanan dari negara asal, yang menyatakan bahwa produk makanan impor diproduksi atau diproduksi oleh suatu tempat berlisensi atau sesuai dengan premis. Produk makanan olahan yang sedang dinilai untuk impor ke Singapura akan dikenakan UU Penjualan Pangan yang mengatur ketentuan mengenai: Kemasan Penjualan berdasarkan tanggal / tanggal kedaluwarsa Persyaratan Pelabelan Minimum atau diijinkan tingkat konstituen tertentu dari setiap jenis makanan Semua impor produk makanan olahan menjadi sasaran pemeriksaan. Produk makanan tertentu yang telah diidentifikasi melalui studi trend sebagai produk berisiko tinggi akan memerlukan penilaian pra-pasar seperti laporan pengujian laboratorium dan sertifikat kesehatan untuk menjamin keamanan produk. Sertifikat Kesehatan, yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dari negara asal harus berisi rincian berikut: Deskripsi produk dan kemasan (termasuk merek, merek dagang, jika ada) Jumlah, berat Nama dan alamat pengolahan Nama dan alamat pengirim Nama dan alamat penerima barang III.4.2 Peraturan Importasi Di Singapura Impor barang ke Singapura diatur dalam Customs Act and the Regulation of Imports and Exports Act serta peraturan perundang-undangan yang relevan. Umumnya, semua barang (termasuk gas, air, media, listrik, rekaman, dll) yang diimpor ke Singapura dikenakan pembayaran GST (bea cukai dan/ atau bea barang dan jasa) untuk barang tidak kena cukai dan (GST) untuk barang kena cukai. III-4

29 Bea Cukai & GST Semua barang yang diimpor ke atau diproduksi di Singapura dikenakan bea cukai dan / atau Pajak Barang dan Jasa (GST). Ada empat kategori luas barang yg kena bea cukai di Singapura, antara lain: 1. minuman keras 2. produk tembakau, 3. kendaraan bermotor dan 4. produk minyak bumi. Pembayaran Pajak dan GST Importir bertanggung jawab atas pembayaran semua bea, GST dan biaya lain-lain (pajak dan ongkos) ke SC untuk impor barang-barang mereka. Importir dapat mengajukan permohonan rekening GIRO (IBG) antar bank dengan SC atau mereka dapat menunjuk agen forwarding untuk membayar pajak dan biaya atas nama mereka. GST dihitung pada nilai barang yang meliputi biaya, asuransi dan pengiriman ditambah semua bea cukai dan biaya lainnya. Tingkat GST saat ini adalah 7%. III.4.2 Perijinan Impor, Ekspor dan Pengiriman Untuk impor semua barang ( termasuk barang-barang yang dikontrol dan non-kontrol) ke Singapura, Importir harus: 1. Mendapatkan DI Izin melalui TradeNet sebelum barang diimpor ke Singapura, dan 2. Membayar bea cukai dan/ atau Pajak Barang dan Jasa (GST) pada tingkat yang berlaku pada saat impor. Peraturan impor barang di Singapura secara umum dapat digambarkan sebagai berikut: III-5

30 Gambar 3.4 Prosedur Importasi di Singapura Untuk informasi lebih lanjut tentang prosedur impor, ekspor atau transhipment, dapat dilihat pada Publikasi dan Keterangan mengenai prosedur yang tersedia dari Singapore Custom, antara lain: Goods Subject to Control Warehousing of Goods Temporary Importation for Exhibitions, Auctions & Fairs Temporary Importation for Repairs & Other Approved Purposes Re-Importation of Goods Temporarily Exported Re-Importation of Singapore-Made Goods/Goods of Foreign Origin Importation of Motor Vehicles Importation of Intoxicating Liquors & Tobacco Products Importation of Trade Samples Importation of Denatured Ethyl Alcohol Importation by Embassy/Consulate Supply of Ships and Aircraft s Stores for Consumption on Board Ships and Aircraft Temporary Removal of Goods for Auctions and Exhibitions Duty Exemption and GST Relief for Approved Wine Events III-6

31 Tarif Preferensial (CEPT) Tingkat tarif khusus diperluas ke mitra dagang yang telah menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan satu sama lain. Ini berarti bahwa bea cukai untuk barang impor tertentu yang berasal dari negara-negara mitra FTA lebih rendah atau sama sekali dihilangkan. Di bawah skema Perjanjian CEPT-AFTA negara anggota ASEAN sepakat untuk menurunkan tarif bea masuk untuk barang-barang yang diperdagangkan di negara-negara ASEAN. Untuk dapat menikmati fasilitas CEPT ini, terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, yaitu a.l. produk harus berasal dari negara anggota ASEAN, produk harus masuk ke dalam barang yang ditawarkan di bawah skema CEPT dan produk dilengkapi dengan formulir Surat Keterangan Asal. Untuk daftar lengkap negara-negara mitra FTA Singapura, Aturan teks Asal, daftar barang yang dapat menikmati tarif preferensi dan tarif istimewa, silakan merujuk ke situs FTA Singapura ( Departemen Perdagangan & Industri (MTI). III-7

32 BAB IV PELUANG, TANTANGAN DAN STRATEGI IV.1 Peluang 1. Khong Guan menjadi satu-satunya manufaktur biskuit utama di Singapura. 2. Malaysia sebagai eksportir terbesar biskuit manis di Singapura dengan total volume besar, namun harga biskuit manis dari Malaysia lebih tinggi dibandingkan biskuit Indonesia. 3. Variasi rasa biskuit dari Indonesia yang beranekaragam. IV.2 Tantangan 1. Kompetitor. Tabel 4.1 Matriks Kompetitor Pasar Biskuit di Singapura Negara Pesaing (Pangsa Volume) - Malaysia (62.87%) - USA (5.89%) - Indonesia (5.65%) - China (5.12%) - Thailand (2.55%) - UK (2.35%) Impor: Ribu Ton Kekuatan Kompetitor - Malaysia secara tradisional adalah sumber utama biskuit dan kue Singapura. - China dan Thailand dalam beberapa tahun terakhir, menjadi pemain aktif dalam segmen ini dan mereka bersaing berdasarkan harga Kondisi di Singapura Khong Guan biskuit adalah satu-satunya produsen biskuit utama di Singapura. Selain itu ada Meiji Seika, yang memproduksi biskuit untuk baby & anakanak.. 2. Kendali mutu atau mempertahankan kualitas IV-1

33 IV.3 Strategi 1. Market survey, untuk mengetahui kebutuhan biskuit dan pola permintaan biskuit di Singapura. 2. Meningkatkan kualitas di sektor produksi Membuat produk yang berkualitas dengan menerapkan standar kesehatan dan keamanan pangan yang diakui oleh global. Membuat kemasan yang lebih baik dengan memperhatikan faktor lingkungan dan desain yang menarik. 3. Promosi dan branding. Kampanye di luar negeri tentang kualitas dan rasa biskuit dari Indonesia. Mengintensifkan promosi ekspor dan menjelajahi pasar-pasar baru untuk ekspor. 4. Bekerjasama dengan agen dan distributor Singapura dan mengembangkan jaringan pemasaran yang efisien untuk mengoptimalkan produksi dan ekspor. 5. Proaktif dengan Perwakilan Dagang Luar Negeri. IV-2

MARKET BRIEF PRODUK PERALATAN MAKAN DAN DAPUR BERBAHAN PLASTIK (TABLEWARE AND KITCHENWARE OF PLASTIC) HS DI SINGAPURA

MARKET BRIEF PRODUK PERALATAN MAKAN DAN DAPUR BERBAHAN PLASTIK (TABLEWARE AND KITCHENWARE OF PLASTIC) HS DI SINGAPURA MARKET BRIEF PRODUK PERALATAN MAKAN DAN DAPUR BERBAHAN PLASTIK (TABLEWARE AND KITCHENWARE OF PLASTIC) HS 392410 DI SINGAPURA KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA SINGAPURA 2015 1 DAFTAR ISI Sampul 1 Daftar

Lebih terperinci

MARKET BRIEF ATASE PERDAGANGAN RI DI SINGAPURA EDISI MARET 2013 MARKET BRIEF LEATHER GOODS

MARKET BRIEF ATASE PERDAGANGAN RI DI SINGAPURA EDISI MARET 2013 MARKET BRIEF LEATHER GOODS MARKET BRIEF ATASE PERDAGANGAN RI DI SINGAPURA EDISI MARET 2013 MARKET BRIEF LEATHER GOODS (HS 4202) DI SINGAPURA KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA SINGAPURA 2013 i DAFTAR ISI Sampul i Daftar Isi ii I.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Desember 2014, neraca perdagangan Thailand

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan dengan mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan secara diskriminatif bagi negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekspor merupakan salah satu bagian penting dalam perdagangan internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI No. 43/08/61/Th. XVIII, 3 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MENCAPAI US$53,35 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2013 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 41/08/61/Th. XV, 1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$107,70 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian dalam perekonomian. Selain itu sebagian besar penduduk Indonesia bekerja pada sektor

Lebih terperinci

MARKET BRIEF PRODUK KENTANG (HS ) DI SINGAPURA

MARKET BRIEF PRODUK KENTANG (HS ) DI SINGAPURA MARKET BRIEF PRODUK KENTANG (HS 070190) DI SINGAPURA KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA SINGAPURA 2015 i DAFTAR ISI Sampul Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Grafik Daftar Tabel i ii iii iv v I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Market Brief Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juli 2014, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 35/07/61/Th. XVI, 1 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$105,49 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

MARKET BRIEF PRODUK KEPITING (HS , DAN ) DI SINGAPURA

MARKET BRIEF PRODUK KEPITING (HS , DAN ) DI SINGAPURA MARKET BRIEF PRODUK KEPITING (HS 030614, 031024 DAN 160510) DI SINGAPURA KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA SINGAPURA 2015 i DAFTAR ISI Sampul Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Grafik Daftar Tabel i ii iii

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER No. 07/02/61/Th. XIX, 1 Februari 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$ 42,54 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

MARKET BRIEF PRODUK COCOA BUTTER, FAT AND OIL (HS ) DI SINGAPURA

MARKET BRIEF PRODUK COCOA BUTTER, FAT AND OIL (HS ) DI SINGAPURA MARKET BRIEF PRODUK COCOA BUTTER, FAT AND OIL (HS 180400) DI SINGAPURA KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA SINGAPURA 2015 1 DAFTAR ISI Sampul 1 Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Grafik Daftar Tabel 2 4 5 6

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2014 111 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 59/11/61/Th. XVII, 3 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$56,42 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2014 111 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. No. 07/02/61/Th. XVIII, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$47,53 JUTA Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI No. 50/09/61/Th. XIX, 1 September A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI MENCAPAI US$29,00 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER No. 60/11/61/Th. XVIII, 2 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$45,13 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI No. 42/08/61/Th. XIX, 1 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI MENCAPAI US$43,76 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI No. 18/04/61/Th. XX, 3 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$79,38 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

Market Brief. Beras di Jerman

Market Brief. Beras di Jerman Market Brief Beras di Jerman ITPC Hamburg 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi Beras di Pasar Jerman... 2 2.1 Analisa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER No. 02/01/61/Th. XX, 3 Januari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$72,12 JUTA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI No. 52/09/61/Th. XVIII, 1 September A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI MENCAPAI US$45,65 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER No. 68/12/61/Th. XVIII, 1 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$44,55 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET No. 32/50/61/Th. XIX, 3 Mei A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$38,86 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2013 da BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 49/09/61/Th. XVI, 2 September PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI MENCAPAI US$140,76 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT AGUSTUS No. 55/10/61/Th. XIX, 3 Oktober A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR AGUSTUS MENCAPAI US$65,60 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI No. 41/08/61/Th. XX, 1 Agustus A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR JUNI MENCAPAI US$43,22 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Maret 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

MARKET BRIEF PRODUK BAWANG BOMBAY DAN BAWANG MERAH (HS ) DI SINGAPURA

MARKET BRIEF PRODUK BAWANG BOMBAY DAN BAWANG MERAH (HS ) DI SINGAPURA MARKET BRIEF PRODUK BAWANG BOMBAY DAN BAWANG MERAH (HS 070310) DI SINGAPURA KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA SINGAPURA 2016 1 DAFTAR ISI Sampul 1 Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Grafik Daftar Tabel 2

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER No. 67/12/61/Th. XIX, 1 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$84,85 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET No. 26/05/61/Th. XVIII, 4 Mei A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$48,87 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER No. 02/01/61/Th. XIX, 4 Januari 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$25,38 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA JURNAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN ISSN : 2337-9572 MARKET INTELLIGENCE KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET No. 22/05/61/Th. XX, 2 Mei A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR MARET MENCAPAI US$97,79 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Poduksi perikanan Indonesia (ribu ton) tahun

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Poduksi perikanan Indonesia (ribu ton) tahun 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara maritim, dua pertiga wilayahnya merupakan lautan dan luas perairan lautnya mencapai 5.8 juta km 2 termasuk Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia

Lebih terperinci

BISKUIT, WAFER DAN PRODUK KUE & ROTI LAINNYA (HS1905) DI PASAR HONG KONG SAR

BISKUIT, WAFER DAN PRODUK KUE & ROTI LAINNYA (HS1905) DI PASAR HONG KONG SAR BISKUIT, WAFER DAN PRODUK KUE & ROTI LAINNYA (HS1905) DI PASAR HONG KONG SAR MARKET BRIEF Bulan MARET 2015 Disusun Oleh: KONSUL PERDAGANGAN KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA HONG KONG SAR, REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama pasca krisis ekonomi global tahun 2008 yang melanda dunia, perekonomian dunia mengalami berbagai penurunan ekspor non migas. Beberapa negara di dunia membatasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah 17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI No. 53/07/61/Th. XIX, 1 Juli A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$36,70 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND BULAN : JANUARI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND BULAN : JANUARI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND BULAN : JANUARI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama bulan Januari 2015, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia defisit sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SINGAPURA PERIODE : JANUARI MEI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Singapura

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SINGAPURA PERIODE : JANUARI MEI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Singapura PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SINGAPURA PERIODE : JANUARI MEI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Singapura 1. Total perdagangan Singapura dengan Dunia bulan Mei 2015 sebesar S$ 71,91

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL No. 31/06/61/Th. XX, 2 Juni A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR APRIL MENCAPAI US$99,57 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan baja yang masih terus tumbuh didukung oleh pembangunan sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual Growth Rate/CAGR (2003 2012)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia, karena kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas

Lebih terperinci

MARKET BRIEF PRODUK SOYA SAUCE (HS ) DI SINGAPURA

MARKET BRIEF PRODUK SOYA SAUCE (HS ) DI SINGAPURA MARKET BRIEF PRODUK SOYA SAUCE (HS 210310) DI SINGAPURA KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA SINGAPURA 2016 1 DAFTAR ISI Sampul 1 Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Grafik Daftar Tabel 2 3 4 5 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI No. 35/07/61/Th. XX, 3 Juli A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR MEI MENCAPAI US$51,20 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2010

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2010 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2010 No. 11/03/61/Th. XIII, 1 Maret 2010 Ekspor Kalimantan Barat pada bulan 2010 mengalami peningkatan sebesar 9,15

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER No. 59/11/61/Th. XIX, 1 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$77,48 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA SINGAPURA

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA SINGAPURA MARKET BRIEF Kaos, Pullover, Kardigan, dll, rajutan atau kaitan (Jerseys, pullovers, cardigans, etc, knitted or crocheted) HS6110 DI SINGAPURA KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA SINGAPURA 2015 i DAFTAR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2017 No. 14/03/61/Th. XX, 1 Maret 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR KALIMANTAN BARAT EKSPOR JANUARI 2017 MENCAPAI US$87,48

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 14/03/12/Thn. XIX, 01 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI SEBESAR US$574,08 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi

BAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi Produksi kedelai (ton) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempe merupakan salah satu makanan tradisional di Indonesia yang terbuat dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN KINERJA Periode: MARET 21 Jakarta, Mei 21 1 Neraca Perdagangan Indonesia Kondisi perdagangan Indonesia semakin menguat setelah mengalami kontraksi di tahun 29. Selama Triwulan I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Konsumsi susu cair di Indonesia berpotensi terus tumbuh ditopang urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan (duniaindustri.com,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI No. 22/04/61/Th. XVIII, 1 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$34,77 JUTA Nilai ekspor Kalimantan

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 14/03/31/Th. XV, 1 Maret 2013 EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas melalui

Lebih terperinci

Pasar Minyak Atsiri di Konfederasi Swiss

Pasar Minyak Atsiri di Konfederasi Swiss Pasar Minyak Atsiri di Konfederasi Swiss Pictures were taken from various sources, available at google.com Market Brief ATASE PERDAGANGAN JENEWA TAHUN ANGGARAN 2014 Pasar Minyak Atsiri di Konfederasi Swiss

Lebih terperinci

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula. V. EKONOMI GULA 5.1. Ekonomi Gula Dunia 5.1.1. Produksi dan Konsumsi Gula Dunia Peningkatan jumlah penduduk dunia berimplikasi pada peningkatan kebutuhan terhadap bahan pokok. Salah satunya kebutuhan pangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2010

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2010 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL No. 26/06/61/Th. XIII, 1 Juni Ekspor Kalimantan Barat pada bulan April mengalami penurunan sebesar 5,36 persen dibanding

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA 5.1. Perdagangan Internasional Hasil Perikanan Selama lebih dari beberapa dekade ini, sektor perikanan dunia telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Berdasarkan

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 35/10/31/Th. XI, 1 Oktober NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JULI SEBESAR 641,62 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 21/06/31/Th. XI, 01 Juni EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET SEBESAR 696,56 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2010

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2010 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET No. 20/05/61/Th. XIII, 3 Mei Ekspor Kalimantan Barat pada bulan et mengalami peningkatan sebesar 14,48 persen dibanding

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Negara Singapura

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Negara Singapura BAB I PENDAHULUAN 1. PROFIL SINGAPURA A. GEOGRAFI Singapura terletak di kawasan wilayah Asia Tenggara dengan total luas sekitar 718,3 km 2. 1 Singapura merupakan pulau utama dengan panjang 42 km dan lebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2015 No. 15/2/61/Th. XVIII, 16 Februari 2015 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI 2015 MENCAPAI US$39,66 JUTA Nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Logistik Nasional memiliki peran strategis dalam menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya sistem pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-September 2015, neraca perdagangan Thailand

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan memiliki

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2012 MENCAPAI 1.052,95 JUTA DOLLAR AMERIKA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2012 MENCAPAI 1.052,95 JUTA DOLLAR AMERIKA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 53/12/31/Th. XIV, 3 Desember 2012 EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2012 MENCAPAI 1.052,95 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Sambutan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad Dimyati pada acara ulang tahun

I. PENDAHULUAN. 1 Sambutan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad Dimyati pada acara ulang tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buah merupakan salah satu komoditas pangan penting yang perlu dikonsumsi manusia dalam rangka memenuhi pola makan yang seimbang. Keteraturan mengonsumsi buah dapat menjaga

Lebih terperinci

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat Kementerian Perdagangan 5 Agustus 2014 1 Neraca perdagangan non migas bulan Juni 2014 masih surplus Neraca perdagangan Juni 2014 mengalami defisit USD 305,1 juta, dipicu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Negara Singapura

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Negara Singapura BAB I PENDAHULUAN 1. PROFIL SINGAPURA A. GEOGRAFI Singapura terletak di kawasan wilayah Asia Tenggara dengan total luas sekitar 718,3 km 2. 1 Singapura merupakan pulau utama dengan panjang 42 km dan lebar

Lebih terperinci

Perdagangan Indonesia

Perdagangan Indonesia Tinjauan Terkini Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 6, Agustus 2010 Perdagangan Indonesia Volume 6, Agustus 2010 Daftar Isi Tinjauan Umum Hingga Juni 2010 Beberapa Produk Yang Mengalami Peningkatan

Lebih terperinci

A. Perekonomian Indonesia Dan EFTA

A. Perekonomian Indonesia Dan EFTA PELUANG DAN TANTANGAN INDONESIA DALAM IE-CEPA (INDONESIA-EFTA COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT) (Catatan Pertemuan Perundingan Putaran Ketiga IE-CEPA Bali, 1-4 November 2011) (Sigit Setiawan)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Pada kurun tahun 1993-2006, industri TPT menyumbangkan 19.59 persen dari perolehan devisa

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA INDONESIA 2017 LAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA INDONESIA BAB I KONSUMSI BATUBARA DUNIA Grafik 1.1. Pertumbuhan Konsumsi Batubara Dunia, 1980 2017 Grafik 1.2. Pertumbuhan Konsumsi dan Impor Batubara China,

Lebih terperinci

BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 21/05/31/Th. XVII, 4 Mei EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET MENCAPAI 1.119,04 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 02/01/12/Th.XIX, 04 Januari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR US$607,63 JUTA.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 18/05/31/Th. XVIII, 2 Mei NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET MENCAPAI 943,04 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat adalah salah satu negara tujuan utama ekspor produk

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat adalah salah satu negara tujuan utama ekspor produk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Amerika Serikat adalah salah satu negara tujuan utama ekspor produk perikanan Indonesia. Nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke Amerika Serikat lebih besar daripada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No.15/03/12/Thn. XX, 01 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI SEBESAR US$707,83 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci