ANALISIS BIAYA PERAWATAN GEDUNG FPBS UPI UNTUK EMPAT ELEMEN PEKERJAAN KONSTRUKSI
|
|
- Widyawati Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS BIAYA PERAWATAN GEDUNG FPBS UPI UNTUK EMPAT ELEMEN PEKERJAAN KONSTRUKSI Dewi Yustiarini 1, Rochany Natawidjana 2 dan Imam Supratman 3 1,2,3 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudi 229 Bandung dewiyustiarini@yahoo.co.id ABSTRAK Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai Badan Layanan Umum (BLU) Pemerintah berkewajiban untuk memelihara dan merawat bangunan gedung miliknya sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung. Kondisi bangunan gedung FPBS UPI yang resmi digunakan pada tahun 2008 dengan dana IDB sebesar Rp ,00 saat ini mengalami beberapa kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam, tangan jahil manusia, dan penundaan perawatan bangunan. Berdasarkan latar belakang dan kondisi eksisting gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) UPI maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menghitung dan mengetahui biaya pemeliharaan dan perawatan elemen gedung seperti dinding, plafond, kusen dan lantai. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan gambar bestek dari Biro Aset dan Fasilitas Universitas Pendidikan Indonesia; Survey terhadap kondisi gedung yang dijadikan sebagai bahan pembahasan; Studi literatur yang berkaitan dengan Manajemen Operasional dan Perawatan Gedung; Wawancara dengan pihak yang berwenang mengenai Manajemen Operasional dan Perawatan Gedung. Pengolahan data diawali dengan perhitungan volume elemen pekerjaan, membuat Rencana Anggaran Biaya sesuai dengan Analisa Harga Satuan tiap elemen yang ditinjau. Selanjutnya dilakukan perhitungan biaya perawatan bangunan gedung terhadap empat elemen pekerjaan yang ditinjau dengan menerapkan ilmu ekonomi teknik untuk mencari nilai uang masa mendatang (future value) berdasarkan nilai uang masa kini (present value), tingkat suku bunga tertentu dan periode waktu tertentu. Analisis pembiayaan dilakukan berdasarkan teori dari Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun Hasil analisis elemen dinding perlu perawatan sedang. Sedangkan untuk elemen plafond, kusen, dan lantai perlu perawatan ringan, Kata kunci: bangunan, biaya, perawatan ringan, perawatan sedang. 1. PENDAHULUAN Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai Badan Layanan Umum (BLU) Pemerintah berkewajiban untuk memelihara dan merawat bangunan gedung miliknya sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung. Kondisi bangunan gedung FPBS UPI yang resmi digunakan pada tahun 2008 dengan dana IDB sebesar Rp ,00 saat ini mengalami beberapa kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam, tangan jahil manusia, dan penundaan perawatan bangunan. Berdasarkan latar belakang dan kondisi eksisting gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) UPI maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menghitung dan mengetahui biaya pemeliharaan dan perawatan elemen gedung seperti dinding, plafond, kusen dan lantai. Berdasarkan PERMEN PU No. 24 Tahun 2008, lingkup perawatan bangunan gedung FPBS UPI termasuk dalam jenis rehabilitasi. Rehabilitasi adalah memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula, sedang utilitas dapat berubah. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan gambar bestek dari Biro Aset dan Fasilitas Universitas Pendidikan Indonesia; Survey terhadap kondisi gedung yang dijadikan sebagai bahan pembahasan; Studi literatur yang berkaitan dengan Manajemen Operasional dan Perawatan Gedung; Wawancara dengan pihak yang berwenang mengenai Manajemen Operasional dan Perawatan Gedung. Pengolahan data diawali dengan perhitungan volume elemen pekerjaan, membuat Rencana Anggaran Biaya sesuai dengan Analisa Harga Satuan tiap elemen yang ditinjau. Selanjutnya dilakukan perhitungan biaya perawatan bangunan gedung untuk tiga elemen pekerjaan yang ditinjau dengan menerapkan ilmu ekonomi teknik untuk mencari nilai uang masa mendatang (future value) berdasarkan nilai uang masa kini (present value) dan tingkat suku KoNTekS 6 MK-219
2 bunga tertentu dan periode waktu tertentu.. Analisis pembiayaan dilakukan berdasarkan teori dari Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perawatan Bangunan Gedung Menurut Permen PU Nomor 24 tahun 2008, perawatan gedung Perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi. Pekerjaan perawatan meliputi perbaikan dan/atau penggantian bagian bangunan, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan bangunan gedung, dengan mempertimbangkan dokumen pelaksanaan konstruksi. Lingup pekerjaan perawatan gedung terdiri dari: A. Rehabilitasi yaitu Memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula, sedang utilitas dapat berubah. B. Renovasi yaitu Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah, baik arsitektur, struktur maupun utilitas bangunannya C. Restorasi yaitu Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan untuk fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan tetap mempertahankan arsitektur bangunannya sedangkan struktur dan utilitas bangunannya dapat berubah. D. Tingkat kerusakan 1. Perbaikan dan/atau penggantian dalam kegiatan perawatan bangunan gedung dengan tingkat kerusakan sedang dan berat dilakukan setelah dokumen rencana teknis perawatan bangunan gedung disetujui oleh pemerintah daerah. 2. Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau komponen bangunan akibat penyusutan/berakhirnya umur bangunan, atau akibat ulah manusia atau perilaku alam seperti beban fungsi yang berlebih, kebakaran, gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis. 3. Intensitas kerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga tingkat kerusakan, yaitu: a. Kerusakan ringan 1) Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-struktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi. 2) Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah sebesar 35% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama. b. Kerusakan sedang 1) Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non-struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain. 2) Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum adalah sebesar 45% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama. c. Kerusakan berat 1) Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. 2) Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama. d. PerawatanKhususUntuk perawatan yang memerlukan penanganan khusus atau dalam usaha meningkatkan wujud bangunan, seperti kegiatan renovasi atau restorasi (misal yang berkaitan dengan perawatan bangunan gedung bersejarah), besarnya biaya perawatan dihitung sesuai dengan kebutuhan nyata dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Instansi Teknis setempat. MK-220 KoNTekS 6
3 4. Penentuan tingkat kerusakan dan perawatan khusus setelah berkonsultasi dengan Instansi Teknis setempat. 5. Persetujuan rencana teknis perawatan bangunan gedung tertentu dan yang memiliki kompleksitas teknis tinggi dilakukan setelah mendapat pertimbangan tim ahli bangunan gedung. 6. Pekerjaan perawatan ditentukan berdasarkan bagian mana yang mengalami perubahan atau perbaikan. 2.2 Ekonomi Teknik Menurut Riggs dkk. (dalam Kodoatie 2005), ada 2 macam bunga, yaitu bunga biasa (simple interest) dan bunga yang menjadi berlipat (compound interest). a. Bunga Biasa (Simple Interest) Rumus : I = P i n Dimana : P = Juml;ah atau nilai sekarang i = tingkat bunga pada suatu periode n = waktu bila seseorang meminjam sejumlah uang (P) dengan bunga i maka uang yang harus dikembalikan adalah F = P + I = P + P i n = P(1 + i n) b. Bunga yang Menjadi Berlipat (Compound Interest) Intinya ialah bunga yang didapat pada suatu periode dibungakan lagi (berlipat). Bila kita melihat dengan rumus maka dapat ditulis: Pada tahun pertama : F1 = P (1 + i 1) Pada tahun kedua : F2 = F1 (1 + i 1) = P (1 + i 1)(1 + i 1) = P (1 + i) 2 Pada tahun ketiga : F3 = F2 (1 + i 1) = P (1 + i) 3 Pada tahun ke-n : 1 3. PEMBAHASAN Pembahasan diawali dari hasil observasi di lapangan mengenai penilaian kondisi bangunan gedung FPBS UPI. Subjek pengguna ruang terdiri dari mahasiswa dan dosen/staff non-dosen. Frekuensi penggunaan tiap ruang pada tiap lantai dari bangunan gedung dikelompokkan sebagai jarang digunakan dan sering digunakan. Hasil penilaian kondisi bangunan gedung FPBS UPI dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. No Lantai Tabel 1. Rekapitulasi penilaian kondisi gedung Prosentase Kondisi Dinding Lantai Plafond Kusen A BASEMENT 1 4,6 4,6 4,6 4, B BASEMENT 2 2,5 3,1 3,2 3 4,9 5 5 C Lantai 1A 4,1 4,3 4,3 4,5 4,8 4,9 5 D Lantai 1B 4, E Lantai 1C 4,7 4,9 4,7 4, F Lantai 2A 4,3 4,3 4,3 4,3 5 4,9 4,9 G Lantai 2B 4,9 4,9 4, H Lantai 2C 4,4 4,6 4,5 4,6 5 4,9 5 I Lantai 3A 4,3 4,6 4,3 4,4 5 4,8 4,8 J Lantai 3B 4 4 4, K Lantai 3C 4,2 4,2 4, ,8 4,9 L Lantai 4A 3,7 4,1 4,7 3,9 5 4,7 5 M Lantai 4B 4 4 3,9 4 4,7 4,8 4,8 N Lantai 4C 4,2 4,1 4,3 3,8 5 4,9 4,9 O Lantai 5 4,4 4,4 4,3 4,6 5 4,9 5 Rata-rata 4,2 4,3 4,3 4,3 5 4,9 4,9 KoNTekS 6 MK-221
4 3.1 Biaya Perawatan Elemen Dinding Dalam Peraturan Menteri No 24 tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung disebutkan bahwa perawatan dinding dilakukan antara 2 tahun sampai dengan 10 tahun sekali. Berdasarkan pengamatan visual yang telah dilakukan, untuk perawatan elemen dinding dilakukan setiap 5 tahun sekali, sehingga untuk menghitung biaya perawatan elemen dinding diasumsikan dimulai pada tahun ke 5 dan nilai bangunan yang digunakan yaitu nilai pada tahun ke 5. Biaya Perawatan Dinding Berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE F 2013 Biaya perawatan elemen dinding = P. (1 + i) n = Rp ,00 x (1 + 0,05) 5 = Rp ,47 = 4,5% x nilai bangunan x efisiensi nilai elemen bangunan = 4,5% x Rp ,47 x 10% = Rp ,60 Luas gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni adalah m 2, jadi untuk biaya perawatan elemen dinding perhitungannya sebagai berikut : Biaya perawatan elemen dinding per m 2 = Biaya perawatan elemen dinding / Luas Gedung =..., = Rp ,31 Untuk perawatan berikutnya dilakukan setiap tahun 5 sekali hingga masa layanan bangunan yang direncanakan habis. Biaya Perawatan Dinding Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008 F 2013 = P. (1 + i) n = Rp ,48 x (1 + 0,05) 1 = Rp ,16 Biaya Perawatan Ringan = 35%. F 2013 = 35% x Rp ,16 = Rp ,46 Biaya Perawatan Sedang = 45%. F 2013 = 45% x Rp ,16 = Rp ,87 Biaya Perawatan Berat = 65%. F 2013 = 65% x Rp ,16 = Rp , CONTOH GAMBAR DIAGRAM CASH FLOW BERDASARKAN AHS PEKERJAAN DINDING P = Rp , n = 1 Tahun F1 = Rp ,16 1 m2 Harga Satuan Elemen Dinding (berdasarkan AHS 2012) adalah Rp ,48 n = 10 Tahun 2018 F2 = Rp ,31 n = 15 Tahun 2023 F3 = Rp ,47 n = 20 Tahun 2028 F4 = Rp ,80 MK-222 KoNTekS 6
5 Gambar 1. Diagram Cash Flow Berdasarkan AHS Pekerjaan Dinding Dari hasil perhitungan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008 dan dokumentasi yang telah dilakukan, bisa dilihat bahwa kategori perawatan yang sebaiknya dilakukan terhadap elemen dinding gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni pada tahun ke lima adalah perawatan sedang. Sedangkan bila melihat pada harga berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE, yaitu Rp ,31 lebih besar dari Rp ,70 yang berasal dari 65% dikalikan AHS pekerjaan dinding. 3.2 Biaya Perawatan Elemen Plafond Dalam Peraturan Menteri No 24 tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung disebutkan bahwa perawatan plafond dilakukan antara 2 tahun sampai dengan 10 tahun sekali. Berdasarkan pengamatan visual yang telah dilakukan, untuk perawatan elemen plafond dilakukan setiap 10 tahun sekali, sehingga untuk menghitung biaya perawatan elemen plafond diasumsikan dimulai pada tahun ke 10 dan nilai bangunan yang digunakan yaitu nilai pada tahun ke 10. Biaya Perawatan Plafond Berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE F 2018 = P. (1 + i) n = Rp. 42,721,977, x (1 + 0,05) 10 = Rp ,52 Biaya perawatan elemen plafond = 5,1% x nilai bangunan x efisiensi nilai elemen bangunan = 5,1% x Rp ,52 x 10% = Rp ,86 Luas gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni adalah m 2, jadi untuk biaya perawatan elemen plafond perhitungannya sebagai berikut : Biaya perawatan elemen plafond per m 2 = Biaya perawatanelemen plafond / Luas Gedung =..., = Rp ,43 Untuk perawatan berikutnya dilakukan setiap tahun 10 hingga masa layanan bangunan yang direncanakan habis. Biaya Perawatan Plafond Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008 F 2018 = P. (1 + i) n = Rp ,89 x (1 + 0,05) 6 = Rp ,19 Biaya Perawatan Ringan = 35%. F 2018 = 35% x Rp ,19 = Rp ,77 Biaya Perawatan Sedang = 45%. F 2018 = 45% x Rp ,19 = Rp ,98 Biaya Perawatan Berat = 65%. F 2018 = 65% x Rp ,19 = Rp , C O N T O H G A M B A R D IA G R A M C A S H F L O W B E R D A S A R K A N A H S P E K E R J A A N P L A F O N D P = R p , m 2 H a rg a S a tu a n E le m e n P la fo n d (b e rd a sa rk a n A H S ) a d a la h R p ,8 9 n = 1 0 T a h u n F 2 = R p ,1 9 n = 1 0 T a h u n F 3 = R p ,8 3 n = 2 0 T a h u n F 4 = R p ,3 9 Gambar 2.. Diagram Cash Flow Berdasarkan AHS Pekerjaan Plafond KoNTekS 6 MK-223
6 Dari hasil perhitungan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008 dan dokumentasi yang telah dilakukan, bisa dilihat bahwa kategori perawatan yang sebaiknya dilakukan terhadap elemen plafond gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni pada tahun ke 10 adalah perawatan ringan. Sedangkan bila melihat pada harga berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE, yaitu Rp ,43 lebih besar dari Rp ,42 yang berasal dari 65% dikalikan AHS pekerjaan plafond. 3.3 Biaya Perawatan Elemen Kusen Dalam Peraturan Menteri No 24 tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung disebutkan bahwa perawatan kusen dilakukan antara 2 tahun sampai dengan 10 tahun sekali. Berdasarkan pengamatan visual yang telah dilakukan, untuk perawatan elemen kusen dilakukan setiap 10 tahun sekali, sehingga untuk menghitung biaya perawatan elemen kusen diasumsikan dimulai pada tahun ke 10 dan nilai bangunan yang digunakan yaitu nilai pada tahun ke 10. Biaya Perawatan Kusen Berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE Biaya perawatan elemen kusen F 2018 = P. (1 + i) n = Rp. 42,721,977, x (1 + 0,05) 10 = Rp ,52 = 5,1% x nilai bangunan x efisiensi nilai elemen bangunan = 5,1% x Rp ,52 x 10% = Rp ,86 Luas gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni adalah m 2, jadi untuk biaya perawatan elemen kusen perhitungannya sebagai berikut : Biaya perawatan elemen kusen per m 2 = Biaya perawatan elemen kusen / Luas Gedung =..., = Rp. 21, Untuk perawatan berikutnya dilakukan setiap tahun 10 hingga masa layanan bangunan yang direncanakan habis. Biaya Perawatan Kusen Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008 F 2018 = P. (1 + i) n = Rp ,61 x (1 + 0,05) 6 = Rp ,22 Biaya Perawatan Ringan = 35%. F 2018 = 35% x Rp ,22 = Rp ,08 Biaya Perawatan Sedang = 45%. F 2018 = 45% x Rp ,22 = Rp ,10 Biaya Perawatan Berat = 65%. F 2018 = 65% x Rp ,22 = Rp ,14 MK-224 KoNTekS 6
7 2008 CONTOH GAM BAR DIAGRAM CASH FLOW BERDASARKAN AHS PEKERJAAN KUSEN P = Rp , m2 Harga Satuan Elemen Kusen (berdasarkan AHS 2012) adalah Rp ,61 n = 6 Tahun 2018 F2 = Rp ,22 n = 10 Tahun 2028 F3 = Rp ,77 n = 20 Tahun 2038 F4 = Rp ,44 Gambar 3. Diagram Cash Flow Berdasarkan AHS Pekerjaan Kusen Dari hasil perhitungan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008 dan dokumentasi yang telah dilakukan, bisa dilihat bahwa kategori perawatan yang sebaiknya dilakukan terhadap elemen kusen gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni pada tahun ke 10 adalah perawatan ringan. Sedangkan bila melihat pada harga berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE, yaitu Rp. 21, lebih besar dari Rp ,14 yang berasal dari 65% dikalikan AHS pekerjaan kusen. 3.4 Biaya Perawatan Elemen Lantai Dalam Peraturan Menteri No 24 tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung disebutkan bahwa perawatan lantai dilakukan antara 2 tahun sampai dengan 10 tahun sekali. Berdasarkan pengamatan visual yang telah dilakukan, untuk perawatan elemen lantai dilakukan setiap 10 tahun sekali, sehingga untuk menghitung biaya perawatan elemen lantai diasumsikan dimulai pada tahun ke 10 dan nilai bangunan yang digunakan yaitu nilai pada tahun ke 10. Biaya Perawatan Lantai Berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE F 2018 = P. (1 + i) n = Rp. 42,721,977, x (1 + 0,05) 10 = Rp ,52 Biaya perawatan elemen lantai = 5,1% x nilai bangunan x efisiensi nilai elemen bangunan = 5,1% x Rp ,52 x 10% = Rp ,86 Luas gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni adalah m 2, jadi untuk biaya perawatan elemen lantai perhitungannya sebagai berikut : Biaya perawatan elemen lantai per m 2 = Biaya perawatanelemen lantai / Luas Gedung =..., = Rp. 21, Untuk perawatan berikutnya dilakukan setiap tahun 10 hingga masa layanan bangunan yang direncanakan habis. Biaya Perawatan Lantai Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008 F 2018 = P. (1 + i) n = Rp ,24 x (1 + 0,05) 6 = Rp ,46 KoNTekS 6 MK-225
8 Biaya Perawatan Ringan = 35%. F 2018 = 35% x Rp ,46 = Rp ,46 Biaya Perawatan Sedang = 45%. F 2018 = 45% x Rp ,46 = Rp ,31 Biaya Perawatan Berat = 65%. F 2018 = 65% x Rp ,46 = Rp , C O N T O H G A M B A R D I A G R A M C A S H F L O W B E R D A S A R K A N A H S P E K E R J A A N L A N T A I P = R p , m 2 H a rg a S a tu a n E le m e n L a n ta i (b e rd a s a rk a n A H S ) a d a la h R p ,2 4 n = 1 0 T a h u n F 2 = R p ,46 n = 1 0 T a h u n F 3 = R p ,34 n = 2 0 T a h u n F 4 = R p ,12 Diagram 4.5. Diagram Cash Flow Berdasarkan AHS Pekerjaan Lantai Dari hasil perhitungan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 24 Tahun 2008 dan dokumentasi yang telah dilakukan, bisa dilihat bahwa kategori perawatan yang sebaiknya dilakukan terhadap elemen lantai gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni pada tahun ke 10 adalah perawatan ringan. Dan bila melihat pada harga berdasarkan Ir. F.X Marsudi Joyowiyono, SE, yaitu Rp. 21, lebih kecil dari Rp. Rp ,46 yang berasal dari 35% dikalikan AHS pekerjaan Lantai. 4. KESIMPULAN 1) kondisi elemen bangunan mempengaruhi siklus pemeliharaan dan perawatan elemen bangunan yang dimaksud. 2) kategori perawaran untuk elemen dinding termasuk kategori perawatan sedang, sedangkan untuk elemen kusen, plafond dan lantai termasuk kategori perawatan ringan. DAFTAR PUSTAKA FX. Marsudi. J., (1995). Prospek dan Prinsip-prinsip Pengelolaan Perawatan Bangunan Gedung di Indonesia. Jakarta : P.T. INDECO Utama architects & consulting engineerings. J. Kodoatie, R. (2005). Analisis Ekonomi Teknik. Yogyakarta : Penerbit Andi. PERMEN PU No. 24/PRT/M/2008 tentang Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung. MK-226 KoNTekS 6
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pemerintah, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai aset negara yang sangat melimpah, baik aset sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun aset milik negara yang di kelola oleh pemerintah, baik
Lebih terperinciWALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG HARGA SATUAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG HARGA SATUAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK, Menimbang:
Lebih terperinciTingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong dengan Mengubah Undang Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang Undang Darurat Nomor 3
WALIKOTA PONTIANAK PROPINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 22.1 TAHUN 2015 TENTANG HARGA SATUAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA, RUMAH NEGARA DAN PAGAR WALIKOTA PONTIANAK, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kelompok MKK (Mata Kuliah Keahlian) terdiri atas mata kuliah yang relevan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keilmuan atas dasar
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR/SEKOLAH DASAR LUAR BIASA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 99 Tahun 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JASA KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG DAERAH
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 99 Tahun 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JASA KONSTRUKSI PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG DAERAH GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa penetapan
Lebih terperinciKampus Bina Widya Jln. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG (PERMEN NOMOR:24/PRT/M/2008) (Studi Kasus Gedung Perpustakaan Wilayah Soeman H.S Pekanbaru) Riandika
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA
PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM No. 45/PRT/M/2007 Tanggal 27 Desember 2007 PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN D I R E K T O R A T A T J E N D
Lebih terperinciBUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG BANGUNAN PANGGUNG
BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG BANGUNAN PANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa agar pertumbuhan
Lebih terperinciLidno Fery. HS, Rian Trikomara, Hendra Taufik Program Studi Teknik Sipil S1, Fakultas Teknik Universitas Riau
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG (PERMEN NOMOR: 24/PRT/M/2008) (STUDI KASUS BANGUNAN GEDUNG KANTOR BUPATI KAMPAR) Lidno Fery. HS, Rian
Lebih terperinciKAJIAN MANAJEMAN PEMELIHARAAN GEDUNG (BUILDING MAINTENANCE) DI UNIVERSITAS LAMPUNG. Kristianto Usman 1, Restita Winandi 2
KAJIAN MANAJEMAN PEMELIHARAAN GEDUNG (BUILDING MAINTENANCE) DI UNIVERSITAS LAMPUNG Kristianto Usman 1, Restita Winandi 2 Abstrak Program pemeliharaan komponen bangunan diperlukan untuk kelancaran dan kenyamanan
Lebih terperincijtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçtÄtçt
jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG BANGUNAN GEDUNG BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN
Lebih terperinciSKALA PRIORITAS PENANGANAN GEDUNG SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN KAPUAS
SKALA PRIORITAS PENANGANAN GEDUNG SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN KAPUAS Satriadi, R. Sutjipto Tantyonimpuno, Tri Joko Wahyu Adi Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciPERNYATAAN ANTI PLAGIAT..
DAFTAR ISI ABSTRAK... PERNYATAAN ANTI PLAGIAT.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIGRAM... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. IDENTIFIKASI
Lebih terperinci.' 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan;
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR MINIMAL PRASARANA DAN SARANA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang diharapkan mampu memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN 5 ( LIMA ) LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTILITAS TINGKAT DUA
PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN 5 ( LIMA ) LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTILITAS TINGKAT DUA Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh S U Y O N
Lebih terperinciPage 1 of 14 Penjelasan >> PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 UMUM Bagian ini akan menjelaskan hasil pengolahan data yang didapat melalui survey kuisioner maupun survey wawancara, beserta analisis perbandingan hasil pengolahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan konstruksi telah dikenal sejak lama dan terus berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan konstruksi telah dikenal sejak lama dan terus berkembang. Bangunan dianggap sebagai salah satu aset yang paling berharga bagi kehidupan bangsa yang berfungsi
Lebih terperinciEvaluasi Kerusakan Beton Bertulang pada Kolom Bangunan Gedung Bekas Mess Korem 012/TU Ujong Karang Meulaboh Akibat Terkena Tsunami
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Kerusakan Beton Bertulang pada Kolom Bangunan Gedung Bekas Mess Korem 012/TU Ujong Karang Meulaboh Akibat Terkena Tsunami Samsunan samsunan@utu.ac.id Program Studi Teknik
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK
SALINAN BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR HARGA SATUAN BANGUNAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA BAGI PELAKSANAAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN B. Rumusan Masalah A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Batasan Masalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan atau di dalam tanah dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Bangunan dan Pembangunan Gedung Negara. dan/atau perolehan lainnya yang sah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bangunan dan Pembangunan Gedung Negara (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007) Bangunan Gedung Negara adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas
Lebih terperinciNomor 68 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 68 TAHUN 2010
Nomor 68 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 1 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 68 TAHUN 2010 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/PRT/M/2015 TENTANG BANGUNAN GEDUNG CAGAR BUDAYA YANG DILESTARIKAN
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/PRT/M/2015 TENTANG BANGUNAN GEDUNG CAGAR BUDAYA YANG DILESTARIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05/PRT/M/2016 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN GEDUNG
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05/PRT/M/2016 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN GEDUNG DENGAN
Lebih terperinciBUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK, Menimbang : a. untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. UU RI No 53 tahun 1999, yang diperkuat dengan Keputusan Mahkamah. Konstitusi No. 010/PUU-1/2004, tanggal 26 Agustus 2004.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Rokan Hulu, merupakan sebuah kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kampar, yang berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 berdasarkan kepada UU Nomor 53 tahun 1999
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengelolaan Aset Terintegrasi Pengelolaan aset terintegrasi dimulai dengan pengumpulan data dan sistem yang dimulai dari pembelian atau pengadaan asset. Setelah asset ada, kemudian
Lebih terperinciDASAR DASAR TEORI OF INTEREST & ANUITAS Jakarta, 10 Mei Oleh : Masyhar Hisyam Wisananda, S.Si, ASAI
DASAR DASAR TEORI OF INTEREST & ANUITAS Jakarta, 10 Mei 2016 Oleh : Masyhar Hisyam Wisananda, S.Si, ASAI PENGERTIAN BUNGA Bunga merupakan pertambahan nilai dalam suatu periode Biasanya disimbolkan dengan
Lebih terperinci- 1 - BUPATI BANYUWANGI
- 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA, CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN
Lebih terperinciBUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH LAYAK HUNI
SALINAN BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH LAYAK HUNI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a.
Lebih terperinciKAJIAN KONSEP OPERASIONAL PEMELIHARAAN GEDUNG SMA BINA GENERASI BANGSA MEULABOH ACEH BARAT
ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 811-822 KAJIAN KONSEP OPERASIONAL PEMELIHARAAN GEDUNG SMA BINA GENERASI BANGSA MEULABOH ACEH BARAT Edi Mawardi 1,2, T. Budi Aulia 3, Abdullah 4 1) Mahasiswa Magister
Lebih terperinciPENELITIAN TENTANG MASA LAYAN BANGUNAN SIPIL PADA STRUKTUR CHIMNEY PLTU (STUDI KASUS : CHIMNEY PLTU PAITON UNIT 6 DAN 7)
PENELITIAN TENTANG MASA LAYAN BANGUNAN SIPIL PADA STRUKTUR CHIMNEY PLTU (STUDI KASUS : CHIMNEY PLTU PAITON UNIT 6 DAN 7) Siti Nurlina, Retno Anggraini, Saifoe El Unas, M.Hamzah Hasyim, Dana Mutiara Jurusan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TIM AHLI BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi (preventive
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeliharaan Bangunan Gedung Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (KBBI, 2005:854).
Lebih terperinciPanduan Praktis Pemeriksaan Kerusakan Bangunan akibat Gempa Bumi
Panduan Praktis Pemeriksaan Kerusakan Bangunan akibat Gempa Bumi Jl. Panyaungan, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung 40393 Telp:(022) 7798393 (4 lines), Fax: (022) 7798392, E-mail: info@puskim.pu.go.id,
Lebih terperinciANALISIS NILAI AGUNAN RUMAH TINGGAL JL. SEMOLOWARU SELATAN XII SURABAYA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-1 1 ANALISIS NILAI AGUNAN RUMAH TINGGAL JL. SEMOLOWARU SELATAN XII SURABAYA I Made Dwiyanta Putra, I Putu Artama Wiguna Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciKAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH
ISSN 2302-0253 9 Pages pp. 112-120 KAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH Fira Isma 1, Mochammad Afifuddin 2,T. Budi Aulia 2 1) Magister Teknik Sipil
Lebih terperinciEVALUASI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN GEDUNG KANTOR SEKRETARIAT PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR TESIS
EVALUASI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN GEDUNG KANTOR SEKRETARIAT PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 4 SERI F NOMOR 300
BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 4 SERI F NOMOR 300 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI DAN PENETAPAN MASA MANFAAT, METODE PENYUSUTAN BARANG MILIK/KEKAYAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 17/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG
MENTERI PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 17/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENERBITAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG WALIKOTA BOGOR, Menimbang :
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Muara Enim, Juli 2016 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN MUARA ENIM. Dr. Ir. H. ABDUL NADJIB, MM NIP
KATA PENGANTAR Bangunan Gedung Negara merupakan salah satu aset milik negara yang mempunyai nilai strategis sebagai tempat berlangsungnya proses penyelenggaraan negara yang diatur dan dikelola agar fungsional,
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH KONSTRUKSI PEKERJAAN BETON PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TINGGI SKRIPSI
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. wb. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tugas
Lebih terperinciAnalisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-98 Analisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan Devi Santi Maharani dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fikri Al Abqori/ NIM : ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan industri kontruksi dewasa ini menyebabkan meningkatnya pula kebutuhan akan bangunan fisik. Hal ini, mendorong banyaknya kegiatan proyek konstruksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia konstruksi di Indonesia cukup pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan fisik di Indonesia. Beberapa diantaranya fasilitas umum seperti
Lebih terperinciSTUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT HUBUNGAN ANTARA PENDEKATAN & PROGRAM BAB III PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1. PENDEKATAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 10
BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 10 SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG FUNGSI DINAS, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI A. PENDAHULUAN 1. Umum a. Paket Pekerjaan Penyusunan DED Renovasi GOR Jatidiri adalah perencanaan Renovasi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kualitas suatu bangunan dapat mengalami penurunan saat umur bangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas suatu bangunan dapat mengalami penurunan saat umur bangunan bertambah. Untuk mengurangi dampak penurunan kualitas bangunan tersebut perlu dilakukan pemeliharaan
Lebih terperinciBUPATI TULANG BAWANG BARAT PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TULANG BAWANG BARAT NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TULANG BAWANG BARAT PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TULANG BAWANG BARAT NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam bidang Arsitektur atau Teknik Sipil, sebuah konstruksi dikenal sebagai bangunan atau satuan
Lebih terperinci1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan
1- PENDAHULUAN Baja Sebagai Bahan Bangunan Sejak permulaan sejarah, manusia telah berusaha mencari bahan yang tepat untuk membangun tempat tinggalnya, jembatan untuk menyeberangi sungai dan membuat peralatan-peralatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data 1. Data eksisting gedung Asrama Pusdiklat Pajak 2. Peraturan gempa pembebanan SNI 1726-2012 SNI 1726-2012 3. Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Bangunan gedung memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bangunan gedung memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia terutama untuk melakukan aktivitas sehari-hari sehingga bangunan tersebut perlu dilakukan
Lebih terperinciUNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : DED GEDUNG DINPERINDAGKOP PADA
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N P U R B A L I N G G A DINAS PEKERJAAN UMUM Alamat : Jl. Raya Purbalingga - Kaligondang Km. 2, Telp. (0281) 893158 - Purbalingga UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA
Lebih terperinciBUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG I. PENDAHULUAN Pada proyek konstruksi memungkinkan adanya kasus hukum yang terjadi karena adanya penyimpangan terhadap kontrak. Kasus hukum tersebut berdampak bagi pihak yang
Lebih terperinciANALISA REKAYASA NILAI DENGAN METODEFAST&ANALYTICAL HIERARCHY PROSES PADA PROYEK GEDUNG REGIONAL INDOSAT SEMARANG TUGAS AKHIR
ANALISA REKAYASA NILAI DENGAN METODEFAST&ANALYTICAL HIERARCHY PROSES PADA PROYEK GEDUNG REGIONAL INDOSAT SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan oleh : MASDIN JUMATI 0553010059 PROGRAM STUDY TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Menurut Preiser, Rabinowitz, dan White (1988:3) Post Occupancy Evaluation (POE) atau lebih sering disebut dengan Evaluasi Pasca Huni adalah
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR
ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR Oleh: Candra Santosa 1119151001 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 PERNYATAAN Yang bertanda tangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Mercu Buana merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia yang tepatnya berada di Kota Jakarta. Dalam menjalankan kegiatan institusi, Universitas
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG
9 5 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN DAERAH DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN KUNINGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1083, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK. BMN. Kebutuhan. Barang Standar. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR BARANG DAN STANDAR KEBUTUHAN
Lebih terperinciSpesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air
Standar Nasional Indonesia ICS 91.140.60 Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi.. i Prakata ii Pendahuluan.iii 1 Ruang lingkup..
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KERJA LEMBUR TERHADAP CASH FLOW DIAGRAM
ANALISIS PENGARUH KERJA LEMBUR TERHADAP CASH FLOW DIAGRAM PADA SUATU KONTRAKTOR Asep Sopian NRP : 9521068 M : 41077011950329 Pembimbing : Sonny Siti Sondari, Ir.,MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciKONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Lebih terperinciWALIKOTA PONTIANAK PROPINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN WALIKOTA PONTIANAK PROPINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR HARGA SATUAN DASAR UPAH DAN BAHAN KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA,
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENERBITAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciINFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (51-60)
INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (51-60) PERANAN PENGELOLA PERAWATAN BANGUNAN DALAM KEGIATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN Oleh : Anna Oktaviana Abstrak Kemajuan teknologi di bidang konstruksi dan metoda
Lebih terperinciKAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH
ISSN 2302-0253 10 Pages pp. 57-66 KAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH Fira Isma 1, Dr. Ir. Moch. Afifuddin, M. Eng 2, Dr.Ing. Ir. T. Budi Aulia,
Lebih terperinciLampiran 1. Contoh Perhitungan Biaya Investasi. Biaya Peralatan Medis = Rp Biaya Desain dan Pra-Operasi = Rp
LAMPIRAN 87 Lampiran 1. Contoh Perhitungan Biaya Investasi Dari Tabel 4.1 diperoleh : Pada Tahun 2002 Biaya Peralatan Medis = Rp. 4.478.560.000 Biaya Pembangunan = Rp. 31.135.000.000 Biaya Desain dan Pra-Operasi
Lebih terperinciUNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN (DED) PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD PADA
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N P U R B A L I N G G A DINAS PEKERJAAN UMUM Alamat Jl. Raya Purbalingga - Kaligondang Km. 2, Telp. (0281) 893158 - Purbalingga UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
No SIL/TSP/SPR242/03 Revisi 00 Tgl: 27 Mei 2010 Hal: 1 dari 5 MATA KULIAH : EKONOMI TEKNIK KODE MATA KULIAH : SPR 242 SEMESTER : GENAP PROGRAM STUDI : 1. PEND.TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN (S1) 2. TEKNIK
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa bangunan gedung negara merupakan barang milik negara/daerah
Lebih terperinci- 1 - BUPATI BANYUWANGI
- 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA, CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN
Lebih terperinciEvaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Evaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang Moch Fathoni Setiawan, Andi Purnomo, Eko Budi Santoso Lab. Struktur dan Teknologi Bangunan, Sains
Lebih terperinciEVALUASI INVESTASI ANGKUTAN KOTA TRAYEK ST HALL - SARIJADI
EVALUASI INVESTASI ANGKUTAN KOTA TRAYEK ST HALL - SARIJADI Yudi Ardian NRP : 0321035 Pembimbing : Tan Lie Ing, ST, MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN
S A B I D U A K S A D A Y U A N G PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN Menimbang : a. b. bahwa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeliharaan Bangunan Gedung Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pengumpulan Data
BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi Pengumpulan Data Untuk membuat perencanaan struktur gedung diperlukan data-data sebagai bahan acuan. Dat-data tersebut dapat diklasifikasikan dalam dua jenis data, yaitu
Lebih terperinciKampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru * ABSTRACT
ANALISA TINGKAT KERUSAKAN DAN ESTIMASI BIAYA PERBAIKAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH (Studi Kasus SDN 006 Jalan Cempedak, SDN 021/022 Jalan Mujair Raya dan SDN 013 Jalan Bambu Kuning Pekanbaru) 1 Ir. Rian Trikomara
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMELIHARAAN DAN PENGAMANAN BARANG MILIK PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya volume pembangunan bangunan gedung negara, serta terbatasnya sumber daya yang tersedia, semakin dirasakan perlu adanya standarisasi yang
Lebih terperinciNomor 67 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 67 TAHUN 2010 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 67 TAHUN 2010 TENTANG
1 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 67 TAHUN 2010 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 67 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa untuk memperlancar
Lebih terperinciRENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PROYEK : PEMBANGUNAN KANTOR BAITUL MAAL TAWATIL ( BMT ) MARHAMAH KABUPATEN WONOSOBO PEKERJAAN : PEMBANGUNAN KANTOR
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PROYEK : PEMBANGUNAN KANTOR BAITUL MAAL TAWATIL ( BMT ) MARHAMAH KABUPATEN WONOSOBO PEKERJAAN : PEMBANGUNAN KANTOR PASAL I. 01. BAB : I SYARAT SYARAT UMUM PERATURAN UMUM
Lebih terperinciLANDASAN TEORI DAN PROGRAM HOTEL BINTANG 3 DENGAN KONSEP REFUNGSIONAL DAN PENGEMBANGAN GEDUNG EXIM
PROYEK AKHIR ARSITEKTUR Periode LXVII, Semeter Genap, Tahun 2014 / 2015 LANDASAN TEORI DAN PROGRAM HOTEL BINTANG 3 DENGAN KONSEP REFUNGSIONAL DAN PENGEMBANGAN GEDUNG EXIM Penekanan Desain ARSITEKTUR MODERN
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA KAWASAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA KAWASAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG
PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG Haris Fakhrozi 1, Putu Artama Wiguna 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertua di Indonesia yang berdiri sejak 19 Desember Pada saat didirikan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Univesitas Gadjah Mada (UGM) adalah Perguruan Tinggi (Universitas) tertua di Indonesia yang berdiri sejak 19 Desember 1949. Pada saat didirikan, UGM hanya memiliki
Lebih terperinci