KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS"

Transkripsi

1 HUBUNGAN SELF CONTROL, PERENCANAAN KEUANGAN, DAN PERILAKU KONSUMTIF (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 09 Kelurahan Salatiga) Oleh : FELLYA ASTRINI NIM : KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS PROGRAM STUDI : EKONOMIKA DAN BISNIS : MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013 i

2

3 ii

4 iii

5 Abstract This study aims to determine how self-control, financial planning, and consumer behavior in housewives, and analyze the relationship of self control and financial planning with the consumer behavior. Analysis technique used is the chi-square test using phi correlation. The results showed that housewives tend to have low self control, do not make a financial planning, and tend to have consumer behavior. The results also show that there is a negative relationship between self control with the consumer behavior, the higher of self-control, so the lower of the consumer behavior, can be explained by (sig = 0.000<0.1, phi = ). The results of the analysis of the financial planning relationship with the consumer behavior is obtained (sig = 0.000<0.1, phi = ), which means there is a negative relationship between financial planning with consumer behavior. Individuals who make a financial planning showing lower consumer behavior compared with individuals who did not make financial planning. Keywords : self control, financial planning, consumer behavior iv

6 Saripati Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana self control, perencanaan keuangan, dan perilaku konsumtif pada ibu rumah tangga, serta menganalisis hubungan self control dan perencanaan keuangan dengan perilaku konsumtif. Teknik analisis yang digunakan yaitu uji chi-square dengan menggunakan korelasi phi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu rumah tangga cenderung memiliki self control yang rendah, tidak membuat perencanaan keuangan, serta cenderung memiliki perilaku konsumtif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara self control dengan perilaku konsumtif, semakin tinggi self control maka akan semakin rendah perilaku konsumtif, dapat dijelaskan oleh (sig = 0,000 < 0,1; phi = -0,879). Hasil analisis mengenai hubungan perencanaan keuangan dengan perilaku konsumtif diperoleh (sig = 0,000 < 0,1; phi = -0,905), yang artinya perencanaan keuangan dengan perilaku konsumtif memiliki hubungan negatif. Individu yang membuat perencanaan keuangan menunjukkan perilaku konsumtif yang lebih rendah dibandingkan dengan individu yang tidak membuat perencanaan keuangan. Kata kunci : self control, perencanaan keuangan, perilaku konsumtif. v

7 KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja yang berjudul Hubungan Self Control, Perencanaan Keuangan, dan Perilaku Konsumtif (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 09 Kelurahan Salatiga) dengan baik sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Penelitian ini bertujuan untuk melihat self control, perencanaan keuangan, dan perilaku konsumtif pada ibu rumah tangga di RW 09 kelurahan Salatiga, serta melihat hubungan antara self control dan perencanaan keuangan dengan perilaku konsumtif. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan kertas kerja ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan serta jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna mencapai kesempurnaan kertas kerja ini. Semoga penelitian ini mampu memberikan wawasan dan bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan. Salatiga, Agustus 2013 Penulis vi

8 UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan segala berkat, rahmat, kasih, anugerah, dan penyertaan-nya penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini guna memenuhi tugas akhir dari masa perkuliahan. Dalam penyelesaian keras kerja ini, tentunya penulis tidak lepas dari bantuan, dukungan, nasihat, serta bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan baik moral maupun spiritual kepada penulis selama menyelesaikan kertas kerja ini, antara lain: 1. Papa dan Mama tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi, dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan kertas kerja ini. 2. Prof. Supramono, SE., MBA., DBA selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan ide, masukan, dan saran kepada penulis selama proses penyusunan kertas kerja ini dari awal sampai akhir kertas kerja ini disusun. 3. Kedua adikku tersayang, Sathya dan Mitha yang telah memberikan semangat dan doa untuk penulis. 4. Bapak Hari Sunarto, SE., MBA.,PhD selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. 5. Ibu Roos Kities Andadari, SE., MBA., Ph.D selaku ketua program studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. 6. Ibu Lieli Suharti, Ir., MM., PhD selaku wali studi penulis selama masa studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. 7. Seluruh dosen dan staff pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Terima kasih atas ilmu dan pengajaran yang telah diberikan kepada penulis selama masa studi. vii

9 8. Teman-temanku Dinda, Gladys, Alvi, Hartika, Arum, Lauditta, Rika, Prissa, Lurry. Terima kasih atas dukungan, semangat, keceriaan, dan kebersamaan yang telah diberikan selama ini. 9. Bapak Shinwan selaku ketua RW 09 kelurahan Salatiga. Terima kasih atas informasi yang diberikan kepada penulis selama proses penelitian. 10. Semua pihak yang telah mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya kertas kerja ini. Salatiga, Agustus 2013 Penulis viii

10 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan Keaslian Kertas Kerja... ii Halaman Persetujuan/Pengesahan... iii Abstract... iv Saripati... v Kata pengantar... vi Ucapan Terima Kasih... vii Daftar Isi... ix Daftar Tabel... xi Daftar Lampiran... xii 1. Pendahuluan Telaah Teoritis 2.1 Self Control Perencanaan Keuangan Perilaku Konsumtif Hubungan Self Control dan Perilaku Konsumtif Hubungan Perencanaan Keuangan dan perilaku Konsumtif Metode Penelitian 3.1 Populasi dan Sampel Pengukuran Konsep Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Analisis Data dan Pembahasan 4.1 Karakteristik Responden Self Control, Perencanaan Keuangan, dan Perilaku Konsumtif Pengujian Hipotesis Hubungan Self Control dengan Perilaku Konsumtif ix

11 4.3.2 Hubungan Perencanaan Keuangan dengan Perilaku Konsumtif Pembahasan Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Keterbatasan Penelitian Saran Bagi Penelitian Mendatang Daftar Pustaka Lampiran x

12 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Karakteristik Responden Tabel 4.2 Sumber Pendapatan Responden Tabel 4.3 Jenis Pekerjaan Responden Tabel 4.4 Gambaran Umum Self Control, Perencanaan Keuangan, Dan Perilaku Konsumtif Responden Tabel 4.5 Bentuk-Bentuk Pengendalian Diri Responden Tabel 4.6 Alasan-Alasan Responden yang Memiliki Perilaku Konsumtif Tabel 4.7 Perilaku Konsumtif Berdasarkan Sumber Pendapatan Responden Tabel 4.8 Hasil Uji Chi-Square Self Control dengan Perilaku Konsumtif Tabel 4.9 Hasil Uji Chi-Square Perencanaan Keuangan dengan Perilaku Konsumtif xi

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Hasil Uji Binomial Self Control, Perencanaan Keuangan, dan Perilaku Konsumtif Lampiran 3 Hasil Uji Chi-Square Self Control dan Perilaku Konsumtif Lampiran 4 Hasil Uji Chi-Square Perencanaan Keuangan dan Perilaku Konsumtif xii

14 1. PENDAHULUAN Di tengah semakin melambungnya harga barang dan jasa, diperlukan suatu perencanaan tersendiri untuk mengelola keuangan pribadi sehingga tetap dalam kondisi sehat dan dapat mencukupi semua kebutuhan ( Dalam mencukupi kebutuhannya, setiap orang memiliki perilaku yang berbedabeda, ada yang memenuhi kebutuhannya secara wajar dan ada juga yang memenuhi secara berlebihan. Hal tersebut menyebabkan seseorang untuk berprilaku konsumtif (Harnum, 2011). Rizal (dalam Kurniawan 2012) mengungkapkan, para karyawan dengan gaji bulanan cenderung bersikap boros, mereka yakin bulan depan akan memperoleh gaji, begitu juga dengan mahasiswa yang merasa setiap bulan akan mendapatkan uang saku dari orang tua, sehingga hal ini menyebabkan pemborosan. Rudy (dalam Ika, 2011), menunjukkan bahwa para eksekutif muda yang bergaji di atas Rp15 juta per bulan terancam miskin di masa depannya karena gaya hidup yang boros, tidak memiliki rencana investasi, tidak memiliki tujuan keuangan dan pengelolaan keuangan yang tidak benar. Hal ini menunjukkan adanya faktor kepribadian yaitu self control yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan kegiatan ekonominya. Soegito dalam (Harnum, 2011), mengemukakan bahwa perilaku konsumtif masyarakat Indonesia tergolong berlebihan dibandingkan dengan bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Hal ini dilihat dari rendahnya tingkat tabungan masyarakat Indonesia dibandingkan negara lain seperti Malaysia, Philipina, dan Singapura. Perilaku konsumtif sebenarnya bisa dicegah ketika seseorang memiliki self control yang baik dan melakukan perencanaan keuangan dalam kegiatan perekonomiannya, karena dengan adanya self control dan perencanaan keuangan individu dapat mengendalikan keinginan-keinginan yang timbul dalam dirinya sehingga kegiatan perekonomiannya menjadi lebih terarah. Dalam kegiatan perekonomian, perencanaan keuangan individu masih jarang dilakukan oleh sebagian orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 30 responden, hanya 11 orang yang melakukan perencanaan keuangan pribadi, dan 19 orang lainnya tidak melakukan perencanaan keuangan (Kurniawan, 2012). 1

15 Hal ini menunjukkan tingkat kesadaran individu yang cukup rendah dalam perencanaan keuangan. Perencanaan keuangan sebenarnya tidak hanya diperlukan oleh perusahaan saja, tetapi individu juga sebaiknya memiliki perencanaan keuangan dalam menjalankan aktivitas perekonomian, terutama bagi yang telah berkeluarga. Keluarga dituntut membuat perencanaan keuangan yang baik untuk mengantisipasi ketidakpastian dalam kehidupan keluarga dimasa datang dan mencapai tingkat kesejahteraan yang diinginkan (Andrawina, 2011). Perencanaan keuangan diperlukan untuk menentukan arah yang jelas bagi pengelolaan keuangan karena tanpa perencanaan keuangan cenderung akan memboroskan uang yang telah diperoleh (Panigoro, 2011). Salah satu faktor pada proses pengambilan keputusan dalam perencanaan keuangan seringkali dihubungkan dengan masalah psikologis, sehingga perencanaan keuangan bukan didasarkan oleh kaidah pada umumnya, tapi berdasarkan kondisi psikologis orang tersebut (Ika, 2011 : 118). Dalam keuangan pada umumnya, jarang ditemukan pembahasan mengenai keuangan pribadi, pembahasan lebih ditujukan mengenai kondisi keuangan perusahaan, bagaimana membuat keputusan keuangan bagi suatu perusahaan, bagaimana melakukan investasi yang baik, dan juga bagaimana pengelolaan serta perencanaan keuangan pada perusahaan. Padahal, dalam kegiatan keuangan individu pun menghadapi situasi yang hampir sama dengan perusahaan ( Berdasarkan uraian tersebut, peneliti mencoba mengkaji tentang hubungan self control, perencanaan keuangan dan perilaku konsumtif pada ibu rumah tangga. Hal ini dikarenakan masih jarang ditemukan penelitian mengenai perilaku konsumtif pada ibu rumah tangga, karena biasanya penelitian ini dilakukan pada remaja, seperti penelitian yang dilakukan oleh Puswati (2010) mengenai kontribusi kontrol diri pada perilaku konsumtif remaja dan implikasinya terhadap bimbingan dan konseling. Untuk lebih memperjelas permasalahan yang ada maka dapat dirumuskan persoalan penelitian sebagai berikut: 1). Bagaimanakah gambaran self control, perencanaan keuangan, dan perilaku konsumtif pada ibu 2

16 rumah tangga di RW 09 kelurahan Salatiga? 2). Apakah terdapat hubungan antara self control dengan perilaku konsumtif pada ibu rumah tangga di RW 09 kelurahan Salatiga? 3). Apakah terdapat hubungan antara perencanaan keuangan dengan perilaku konsumtif pada ibu rumah tangga di RW 09 kelurahan Salatiga? Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan mengenai self control, perencanaan keuangan, dan perilaku konsumtif pada ibu rumah tangga di RW 09 kelurahan Salatiga, serta menganalisis hubungan self control dan perencanaan keuangan dengan perilaku konsumtif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya, khususnya tentang perilaku konsumtif. Manfaat yang dapat diperoleh bagi ibu rumah tangga yaitu agar menyadari pentingnya self control dan perencanaan keuangan dalam menghindari perilaku konsumtif. Jika dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan self control dan perencanaan keuangan dengan perilaku konsumtif, maka individu diharapkan memiliki self control sebagai salah satu cara untuk mengatur agar penggunaan uang menjadi lebih hemat melalui perencanaan keuangan dan perencanaan keuangan tersebut dapat digunakan untuk mencegah perilaku konsumtif. 2. TELAAH TEORITIS 2.1 Self Control Chaplin (2001) menyatakan kontrol diri (self control) adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Papalia et al. (dalam Amalia, 2010) mengatakan self control adalah kemampuan individu untuk menahan dorongan-dorongan dan kemampuan individu untuk mengendalikan tingkah lakunya pada saat tidak adanya kontrol dari lingkungan. Menurut Goldfried dan Merbaum ( kontrol diri diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang disusun untuk 3

17 meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan. Definisi lain menurut Baumeister (dalam Naomi dan Mayasari, 2008) kontrol diri merupakan suatu kapasitas untuk memberikan alternatif kondisi dan respon tertentu. Averill (dalam Kusumadewi et al, 2012) mendefinisikan kontrol diri sebagai variabel psikologis yang mencakup kemampuan individu untuk memodifikasi perilaku, kemampuan individu dalam mengelola informasi yang tidak diinginkan, dan kemampuan individu untuk memilih suatu tindakan berdasarkan sesuatu yang diyakini. Berdasarkan definisi-definisi dari beberapa tokoh yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa kontrol diri (self control) merupakan salah satu aspek psikologis yang dimiliki oleh individu untuk mengendalikan tindakan-tindakan yang dilakukannya ke arah yang lebih positif. Menurut Averill ( terdapat 3 aspek kontrol diri, yaitu Kontrol Perilaku (behavior control), Kontrol Kognitif (cognitive control), Kontrol Keputusan (decisional control). Pertama, Kontrol Perilaku (behavior control): merupakan kesiapan atau tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku diperinci menjadi dua komponen, yaitu kemampuan mengatur pelaksanaan (regulated administration) dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modifiability). Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan. Kemampuan mengatur stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehandaki untuk dihadapi. Kedua, Kontrol Kognitif (cognitive control) merupakan kemampuan individu dalam mengelola informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi menilai atau menggabungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan. Kontrol kognitif memiliki tiga komponen, yaitu memperoleh informasi (information gain) dan melakukan penilaian (appraisal). Informasi mengenai keadaan tidak menyenangkan yang diperoleh individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan. Melakukan penilaian artinya individu berusaha 4

18 menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. Ketiga Kontrol Keputusan (decisional control) merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek kontrol diri terdiri atas kemampuan mengontrol perilaku, kemampuan mengontrol stimulus, kemampuan mengantisipasi peristiwa melalui informasi yang diperoleh, kemampuan menafsairkan peristiwa, dan kemampuan mengambil keputusan. 2.2 Perencanaan Keuangan Wibawa (2003), mengartikan perencanaan keuangan sebagai suatu cara menyusun keseimbangan dari penghasilan disatu sisi dengan pengeluaran disisi lain yang berupa konsumsi, tabungan dan investasi. Indriani et al. (dalam Ika, 2011) mendefinisikan rencana keuangan sebagai suatu strategi yang apabila dijalankan bisa membantu mencapai tujuan keuangan di masa datang. Menurut Senduk (dalam Yohnson, 2004), perencanaan keuangan adalah kegiatan merencanakan tujuan-tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Dorimulu (dalam Ika, 2011), mendefinisikan perencanaan keuangan atau financial planning merupakan proses pencapaian tujuan hidup yakni masa depan yang sejahtera dan bahagia lewat penataan keuangan. Menurut Warsono (2010) bagian pendapatan dialokasikan untuk tiga komponen. Pertama, digunakan untuk konsumsi yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun jangka panjang. Jamal dalam Anita dan Rita (2008) mendefinisikan konsumsi sebagai pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Dalam melakukan pembelian, prinsip keuangan yang dapat digunakan adalah membeli barang dan jasa yang berdasarkan kebutuhan (need), bukan keinginan (want). Kedua, alokasi untuk tabungan terutama digunakan untuk keperluan berjaga-jaga dan terkadang untuk spekulasi. Tabungan merupakan sejumlah uang yang ditarik individu dari pendapatan untuk investasi (Leny, 2004). Ketiga, digunakan untuk kegiatan investasi. Investasi merupakan kegiatan keuangan 5

19 dengan cara menyimpan uang, yang artinya orang bisa membutuhkan uang guna bespekulasi dengan menanamkan uang ke dalam produk investasi (Anita dan Rita, 2008). Menurut Goss (dalam Yohnson, 2004), untuk mencapai hasil yang optimal ketika mengerjakan sebuah perencanaan keuangan, seorang perencana keuangan harus: Pertama, menetapkan tujuan keuangan yang terukur. Tujuan keuangan harus khusus dan mempunyai jangka waktu. Setiap tujuan yang sudah ditetapkan akan mempunyai konsekuensi tertentu terhadap cashflow yang akan dibuat atau program pensiun akan semakin lama. Jadi semua keputusan keuangan mempunyai hubungan yang erat. Kedua, evaluasi kembali kondisi keuangan secara periodik. Perencanaan keuangan adalah suatu proses yang dinamis. Tujuan keuangan boleh berganti dengan berjalannya waktu karena perubahan pola hidup seseorang seperti menikah, kenaikan pangkat, atau mempunyai anak. Jadi perencanaan keuangan perlu dilakukan evaluasi kembali disesuaikan dengan kondisi yang berubah. Ketiga, mulai perencanaan sedini mungkin. Seringkali seseorang selalu menunda dalam membuat perencanaan keuangan. Dengan mengembangkan kebiasaan perencanaan keuangan yang baik, seperti menabung, anggaran, investasi, dan mengevaluasi secara teratur, kehidupan seseorang dapat berubah dan dapat mengatasi keadaan darurat. Keempat, penetapan tujuan keuangan haruslah realistis. Perencanaan keuangan adalah sebuah pendekatan untuk mengatur keuangan dalam mencapai tujuan keuangan. Tujuan keuangan tersebut memerlukan suatu proses yang panjang karena adanya ketidakpastian dan resiko seperti terjadi inflasi, perubahan harga saham, perubahan tingkat suku bunga yang akan mempengaruhi hasil perencanaan keuangan. Kelima, mencapai tujuan keuangan memerlukan perjuangan. Setiap orang yang merencanakan keuangan harus mengerti proses perencanaan keuangan dan tahu apa yang harus dilakukan. Informasi yang relevan dengan kondisi keuangan harus didapat. Jadi suatu proses perencanaan keuangan tidak berhenti pada sebuah perencanaan melainkan harus terus diikuti perkembangannya. Senduk (2001) menjelaskan alasan mengapa keluarga memerlukan perencanaan keuangan yaitu karena adanya tujuan keuangan yang ingin dicapai, 6

20 kenaikan biaya hidup setiap tahunnya, tingginya biaya hidup, banyaknya alternatif produk keuangan, fisik manusia yang tidak selalu sehat, dan keadaan perekonomian yang tidak stabil. Menurut Wibawa (2003) perencanaan keuangan diperlukan karena pada dasarnya setiap orang memiliki ketidakpastian yaitu ketakutan akan masa depan kehidupan finansial, dan dengan perencanaan keuangan akan memberikan pilihan untuk menghadapi masa depan. 2.3 Perilaku Konsumtif Menurut Lubis dalam Puswati (2010), perilaku konsumtif adalah suatu perilaku membeli yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi. Menurut Neufeldt (dalam Harnum, 2011), perilaku konsumtif adalah suatu tindakan yang tidak rasional dan bersifat kompulsif sehingga secara ekonomis menimbulkan pemborosan dan inefisiensi biaya. Secara psikologis hal ini menimbulkan kecemasan dan rasa tidak aman. Muharsih dalam Puswati (2010) mengungkapkan perilaku konsumtif adalah pola konsumsi yang berada diluar kebutuhan rasional, yang lebih mementingkan faktor keinginan daripada faktor kebutuhan untuk tujuan kebahagiaan, rasa dihargai, atau pengakuan sosial. Sumartono (dalam Harnum, 2011) mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah tindakan menggunakan suatu produk secara tidak tuntas, artinya belum habis suatu produk yang dipakai, seseorang telah menggunakan produk jenis yang sama dari merek lain atau membeli suatu produk karena banyak orang yang menggunakan produk tersebut. Predikat konsumtif biasanya melekat pada seseorang bila orang tersebut membeli sesuatu diluar kebutuhan yang rasional, sebab pembelian tidak lagi didarkan pada fakor kebutuhan, tetapi sudah pada taraf keinginan yang berlebihan (Lina & Rosyid, 1997). Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif yaitu tindakan irasional yang membeli suatu produk berdasarkan keinginan bukan kebutuhan sehingga dapat menimbulkan pemborosan. Sumartono (dalam Harnum, 2011) menyebutkan terdapat delapan ciri-ciri perilaku konsumtif. (1) Membeli karena penawaran hadiah yang menarik sehingga 7

21 pembelian tidak melihat pada manfaatnya tetapi tujuannya hanya untuk mendapatkan hadiah yang ditawarkan. (2) Membeli karena kemasan yang menarik. Individu tertarik untuk membeli karena kemasan yang berbeda dari yang lain. (3) Membeli karena untuk menjaga penampilan dan gengsi. Gengsi membuat individu memilih barang yang dianggap dapat menjaga penampilan dibandingkan membeli barang yang dibutuhkan. (4) Membeli barang karena potongan harga, biasanya individu membeli barang karena harga yang ditawarkan menarik. (5) Kecendrungan membeli barang yang dianggap dapat menjaga status sosial, dalam hal ini individu menganggap barang yang digunakan adalah simbol status sosialnya. (6) Memakai suatu barang karena pengaruh model yang mengiklankan barang. Individu memakai barang karena tertarik untuk bisa menjadi seperti model iklan tersebut. (7) Penilaian bahwa membeli barang dengan harga yang mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi. (8) Individu membeli lebih dari dua barang sejenis dengan merek yang berbeda. Menurut Secord dan Backman, dalam Mardani (2009), aspek perilaku konsumtif ada tiga: Pertama, aspek kognitif, meliputi keseluruhan pikiran yang dimiliki mengenai suatu objek dengan sikap tertentu, dapat berupa pengetahuan, fakta, dan keyakinan mengenai suatu barang atau objek. Dalam mengkonsumsi suatu produk, biasanya individu mencari informasi sebagai langkah awal perkenalan terhadap produk tersebut. Bila produk tersebut laku di pasaran bahkan banyak diminati maka individu akan terdorong untuk segera mengkonsumsinya agar tidak dianggap ketinggalan mode sehingga individu tersebut berperilaku konsumtif. Kedua, aspek afektif, yaitu seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap suatu objek atau produk. Bila ada perasaan senang terhadap produk tertentu, akan menimbulkan keinginan untuk membelinya. Ketiga, aspek konatif yaitu kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak konsumtif dengan melakukan beberapa cara untuk memenuhinya, misalnya dengan meminjam uang dari teman demi untuk membeli produk yang diinginkan. 8

22 Menurut Swastha dan Handoko (1987) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif antara lain: 1). Faktor eksternal yang meliputi kebudayaan, kelompok referensi, keluarga, dan kelas sosial. Budaya memiliki pengaruh yang paling luas dan mendalam dalam perilaku konsumen. Berkaitan dengan perubahan mode secara tidak langsung dapat menjadikan individu berprilaku konsumtif. Kelompok referensi merupakan kumpulan kelompok teman atau organisasi yang mempunyai pengaruh kuat terhadap perilaku seseorang, termasuk meminta pertimbangan teman dalam memilih barang yang dibeli. Keluarga merupakan pengaruh utama pada perilaku individu, termasuk perilaku membeli. Seseorang yang dibesarkan dalam keluarga mampu dan memiliki kebiasaan hidup mewah akan lebih mudah berperilaku konsumtif. Kelas sosial dapat dilihat dari golongan ekonomi, pada umumnya seseorang yang berasal dari golongan ekonomi bawah akan lebih cermat dalam menggunakan uangnya dibandingkan dengan yang berasal dari golongan ekonomi atas. 2). Faktor internal yang meliputi pengamatan, sikap, belajar, konsep diri. Pengamatan dapat dipengaruhi oleh pengalaman, melihat dan mencari informasi mengenai suatu produk yang akhirnya membentuk pandangan tertentu terhadap kualitas dari barang tersebut. Sikap membeli dilakukan konsumen berdasarkan pengalaman dan proses belajar yang dapat berupa sikap positif atau negative terhadap suatu produk. Proses belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku yang bersumber dari pengalaman. Proses mengamati dan mengikuti perkembangan mode merupakan proses belajar yang disertai dengan mengkonsumsi suatu barang secara berlebihan. Konsep diri yang berbeda pada setiap orang menyebabkan pandangan yang berbeda pada seseorang dalam membeli produk (Pudjiyogyanti dalam Harnani, 2005). Sedangkan menurut Pride dan Ferrel (1995) faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif antara lain: 1. Faktor pribadi, meliputi faktor demografi seperti jenis kelamin, ras, suku bangsa, usia, siklus kehidupan keluarga, pekerjaan, dan pendapatan. Biasanya perempuan lebih mudah tergoda dan kurang bisa mengendalikan keinginan membelinya walaupun barang tersebut kurang bermanfaat. Berdasarkan usia 9

23 biasanya usia muda lebih cenderung untuk berperilaku konsumtif karena ingin coba-coba dan dianggap tidak ketinggalan mode. 2. Faktor situasional merupakan kondisi atau keadaan yang ada ketika konsumen membuat keputusan membeli dapat dikarenakan adanya obral besar-besaran terhadap barang yang diinginkan. 3. Faktor psikis, meliputi persepsi, kemampuan dan pengetahuan, motivasi, sikap serta kepribadian. Bila individu mempunyai persepsi bahwa barang tersebut bagus maka akan tercipta kainginan untuk membelinya walaupun sebenarnya tidak dibutuhkan. 4. Faktor sosial, meliputi peran keluarga, budaya, dan kelompok acuan. Keluarga merupakan faktor utama dikarenakan biasanya saran dari keluarga menjadi pertimbangan dalam membuat keputusan. Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif bersumber dari internal dan eksternal. Faktor internal antara lain meliputi pengamatan, sikap, belajar, konsep diri, jenis kelamin, dan usia. Sedangkan faktor eksternalnya meliputi kebudayaan, kelas sosial, teman atau kelompok referensi, dan keluarga. Menurut Harnum (2011), perilaku konsumtif mempunyai dampak negatif yaitu menimbulkan pemborosan, inefisiensi biaya, dan secara psikologis dapat menimbulkan kecemasan dan rasa tidak aman. Pemborosan terjadi disebabkan karena perilaku membeli bukan untuk memenuhi kebutuhan tetapi hanya untuk memenuhi kesenangan sesaat. Dana yang seharusnya digunakan untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan, digunakan untuk pembelian barang yang tidak bermanfaat sehingga menimbulkan inefisiensi biaya. Selain itu, rasa cemas juga dapat timbul karena individu selalu merasa bahwa ada tuntutan untuk membeli barang yang diinginkannya, akan tetapi keinginan membeli tersebut tidak ditunjang dengan keadaan finansial yang mendukung sehingga menimbulkan rasa cemas karena keinginanya tidak terpenuhi. Selain pemborosan, inefisiensi biaya, serta kecemasan, perilaku konsumtif juga akan menimbulkan rasa tidak aman. Rasa tidak aman yang disebabkan perilaku konsumtif adalah ketika individu melakukan pembelian barang secara 10

24 berlebihan. Rasa tidak aman timbul karena menipisnya keadaan keuangan sedangkan masih ada kebutuhan-kebutuhan lain yang harus dipenuhi. 2.4 Hubungan Self Control dan Perilaku Konsumtif Sebuah pepatah Wall Street mengatakan bahwa pasar termotivasi oleh dua emosi yaitu ketakutan dan keserakahan (Nofsinger, 2005). Ketakutan dan keserakahan dapat membuat seseorang terkadang hanya bertindak sesuai dengan emosinya sehingga kurang bijaksana dalam mengambil keputusan. Untuk mengurangi hal tersebut, dalam bidang keuangan juga dibutuhkan kontrol diri (self control) yang dapat menekan emosi yang terjadi didalam diri individu agar dapat bertindak lebih rasional. Thaler dan Shefrin (dalam Nofsinger, 2005) menggambarkan masalah kontrol diri seperti hubungan seseorang antara dua perilaku yaitu sebagai perencana dan pelaku. Seorang pelaku ingin melakukan kegiatan konsumsi sekarang dan cenderung untuk menunda-nunda tugas yang tidak diinginkannya, sedangkan seorang perencana lebih mengutamakan menabung yang akan digunakan untuk konsumsi yang akan datang. Konflik ini terjadi karena seseorang dipengaruhi oleh pemikiran jangka panjang secara rasional dan emosi yang ada dalam dirinya. Goldfried dan Merbaum mendefinisikan kontrol diri (self control) sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Self control dalam perencanaan keuangan merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya pemborosan. Sebagai salah satu sifat dari kepribadian, self control juga dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang, seperti pendapat yang dikemukakan oleh Munandar (dalam Harnum, 2011) bahwa kontrol diri merupakan salah satu sifat kepribadian yang mempengaruhi seseorang dalam membeli atau menggunakan barang dan jasa. Self control sangat mempengaruhi tinggi rendahnya perilaku konsumtif yang bisa terjadi. Individu harus memiliki self control yang tinggi untuk mencegah perilaku konsumtif yang dapat ditimbulkan. 11

25 Individu yang memiliki self control yang tinggi mampu mengendalikan perilakunya untuk tidak membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan sehingga dapat mencegah terjadinya perilaku konsumtif. Sebaliknya, apabila individu dengan self control rendah maka individu tersebut akan cenderung sulit menahan diri dalam membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan sehingga pembelian barang-barang bukan berdasarkan kebutuhan tapi hanya berdasarkan keinginan saja dan akan menimbulkan perilaku konsumtif. Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H1 : Terdapat hubungan antara self control dengan perilaku konsumtif pada ibu rumah tangga RW 09 kelurahan Salatiga. 2.5 Hubungan Perencanaan Keuangan dengan Perilaku Konsumtif Wibawa (2003), mengartikan perencanaan keuangan sebagai suatu cara menyusun keseimbangan dari penghasilan disatu sisi dengan pengeluaran disisi lain yang berupa konsumsi, tabungan dan investasi. Perencanaan keuangan digunakan sebagai salah satu cara untuk menghindari perilaku konsumtif karena dengan membuat perencanaan keuangan maka individu akan lebih terarah dalam menggunakan uangnya dalam kegiatan ekonomi. Hal ini terjadi karena ketika individu membuat perencanaan keuangan maka individu tersebut sudah memiliki daftar kebutuhan yang akan dipenuhi sehingga individu tersebut akan menggunakan uangnya sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Panigoro (2011) mengungkapkan bahwa perencanaan keuangan diperlukan untuk menentukan arah yang jelas bagi pengelolaan keuangan karena tanpa perencanaan keuangan cenderung akan memboroskan uang yang telah diperoleh. Selain dapat mencegah terjadinya pemborosan, perencanaan keuangan juga dapat mengurangi terjadinya perilaku konsumtif. Hal ini dimaksudkan karena dengan membuat perencanaan keuangan, individu biasanya sudah memiliki daftar pengeluaran sehingga dapat menghindari pengeluaran yang tidak dibutuhkan yang akan dapat menimbulkan perilaku konsumtif. Berdasarkan pemaparan tersebut hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: 12

26 H2 : Terdapat hubungan antara perencanaan keuangan dengan perilaku konsumtif pada ibu rumah tangga RW 09 kelurahan Salatiga. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012 : 80). Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah ibu rumah tangga yang bermukim di RW 09 Kelurahan Salatiga. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 580 ibu rumah tangga yang termasuk dalam warga di RW 09 Kelurahan Salatiga. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012 : 81). Pemilihan sampel penelitian dilakukan menggunakan teknik accidental sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dilakukan berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012 : 85). Perolehan data sampel dari populasi yang ada dalam penelitian ini menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Yamane (Supramono dan Utami, 2003 : 66) n d... (1) Keterangan: n : jumlah sampel N : jumlah populasi 1 : angka konstan d : prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan. Jadi, n (0 ) n 5 9 n 5... (2) 13

27 Berdasarkan rumus tersebut dengan jumlah populasi sebanyak 580 orang dan menggunakan tingkat kepercayaan 10% maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 85 orang. 3.2 Pengukuran Konsep Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berhubungan dengan apa yang diteliti dan disusun oleh peneliti. Kuesioner terdiri dari 6 item pertanyaan mengenai karakteristik responden dan pertanyaan yang berhubungan dengan self control, perencanaan keuangan, dan perilaku konsumtif yang disusun dengan menggunakan skala guttman. Skala guttman merupakan skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten (Riduwan dan Akdon, 2009 : 20). 3.3 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan jenis data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh penulis langsung dari responden (Supramono dan Sugiarto, 1993). Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari kuesioner yang dibagikan dan diisi oleh responden mengenai masalah yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 3.4 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden. Setelah diberi kesempatan dalam jangka waktu tertentu untuk mengisi daftar pertanyaan tersebut kemudian ditarik kembali oleh peneliti untuk dijadikan data primer bagi penelitian. 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik inferensia, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel, dan hasilnya akan digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel diambil. (Sugiyono, 2012 : 148). Untuk melihat hubungan self control dan perencanaan 14

28 keuangan dengan perilaku konsumtif menggunakan uji khi kuadrat (chi-square test) dengan menggunakan fungsi tabulasi silang (crosstabs), dan untuk menemukan koefisien korelasi antara self control dengan perilaku konsumtif dan juga perencanaan keuangan dengan perilaku konsumtif digunakan korelasi phi. 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di RW 09 kelurahan Salatiga kecamatan Sidorejo kota Salatiga. Data diperoleh melalui pembagian kuesioner selama bulan Mei 2013 kepada ibu rumah tangga di RW 09 kelurahan Salatiga. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Ketua RW 09 kelurahan Salatiga, terdapat 580 ibu rumah tangga, namun sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 85 responden. 4.1 Karakteristik responden Karakeristik responden dalam penelitian ini menampilkan jumlah beserta persentasenya dari setiap karakteristik dari jumlah keseluruhan yang menjadi sampel sebanyak 85 orang. Berikut ini merupakan gambaran secara umum mengenai karakteristik responden, yaitu mengenai usia, latar belakang pendidikan, dan juga jumlah anggota keluarga. 15

29 1. Usia Tabel 4.1 Karakteristik Responden % ,12 25,88 30,59 24,70 4,70 Jumlah Pendidikan Terakhir SD SMP SMA Diploma Sarjana ,29 10,59 49,41 8,23 16,47 Jumlah Jumlah Anggota Keluarga ,47 31,76 24,70 14,12 12,94 Jumlah Sumber: Data diolah, 2013 Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa berdasarkan usia responden, rata-rata responden memiliki usia antara tahun yaitu sebesar 30,59%. Berdasarkan karakteristik mengenai latar belakang pendidikan responden, dapat dijelaskan bahwa sebesar 49,41% responden memiliki latar belakang pendidikan SMA, dan dari data jumlah anggota keluarga responden, dapat dilihat bahwa sebesar 31,76% responden memiliki anggota keluarga yang berjumlah tiga orang. Dalam penelitian ini, responden memiliki sumber pendapatan yang tidak hanya berasal dari pendapatan suami, tetapi ada juga responden yang bekerja untuk memperoleh pendapatan. Data mengenai sumber pendapatan responden dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini. 16

30 Tabel 4.2 Sumber Pendapatan Responden Sumber Pendapatan % 1. Suami 2. Diri Sendiri (Istri) 3. Suami dan Istri ,88 7,06 67,06 Jumlah Sumber: Data diolah, 2013 Dilihat dari sumber pendapatan responden, sebanyak 67,06% responden memiliki sumber pendapatan yang berasal dari pendapatan suami dan juga diri sendiri; 25,88% responden yang sumber pendapatannya berasal dari suami; dan hanya sebanyak 7,06% responden yang hanya memiliki sumber pendapatan yang berasal dari diri sendiri. Secara keseluruhan, responden memiliki pendapatan yang berasal dari pendapatan suami maupun diri sendiri. Berdasarkan jenis pekerjaan, jenis pekerjaan responden dapat diklasifikasikan seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 4.3 Jenis Pekerjaan Responden Jenis Pekerjaan Suami Istri % % 8 9, , , , ,82 2 2,35 8 9,41 4 4, ,89 Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wirausaha Pensiun Lainnya Ibu Rumah Tangga Jumlah Sumber: Data diolah, 2013 Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa pekerjaan suami didominasi oleh jenis pekerjaan sebagai pegawai swasta, hal ini dapat dilihat dari 85 orang responden ada sebesar 34 (40%) responden yang jenis pekerjaan suaminya sebagai pegawai swasta. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh jenis pekerjaan responden sendiri yang sebagian besar juga sebagai pegawai swasta. Dari 85 orang responden, sebanyak 31 orang atau sebesar 36,47% responden memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta. 17

31 4.2 Self Control, Perencanaan Keuangan, dan Perilaku Konsumtif Dalam penelitian ini self control dikelompokkan menjadi dua yaitu responden yang memiliki self control yang baik yaitu responden yang mampu mengendalikan dirinya untuk menghindari perilaku konsumtif, dan responden yang memiliki self contol yang buruk yaitu responden yang sulit mengendalikan dirinya untuk menghindari perilaku konsumtif. Tabel berikut ini merupakan gambaran mengenai jumlah rata-rata responden dilihat dari self control, perencanaan keuangan, dan perilaku konsumtif. Tabel 4.4 Gambaran Umum Self Control, Perencanaan Keuangan, dan Perilaku Konsumtif Responden Pertanyaan 1. Self Control Apakah Anda merasa memiliki self control yang baik untuk menghindari perilaku konsumtif? 2. Perencanaan Keuangan Dalam kegiatan ekonomi yang Anda lakukan, apakah Anda selalu membuat perencanaan keuangan? 3. Perilaku Konsumtif Apakah Anda merasa bahwa Anda termasuk orang yang konsumtif? Sumber: Data diolah, 2013 Ya Tidak Total Asymp. Sig. % % % (2-tailed) 36 42, , , , , , ,19 0,28 0,13 Berdasarkan tabel 4.4 mengenai self control dapat dilihat bahwa dari 85 responden sebanyak 36 (42,35%) responden menjawab ya, dan 49 (57,65%) responden menjawab tidak. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa sebanyak 42,35% responden memiliki self control yang baik karena dapat mengendalikan diri untuk menghindari perilaku konsumtif, dan 57,65% responden memiliki self control 18

32 buruk. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua responden memiliki self control yang baik dan hasilnya menunjukkan jumlah yang lebih kecil pada responden yang memiliki self control yang baik. Tabel 4.4 menunjukkan sebesar 43,53% responden yang membuat perencanaan keuangan, hasil ini lebih kecil dibandingkan dengan responden yang tidak membuat perencanaan keuangan yaitu sebanyak 56,48%. Tabel tersebut menunjukkan bahwa masih sedikitnya responden yang membuat perencanaan keuangan dalam kegiatan ekonomi. Berdasarkan tabel 4.4 mengenai jumlah responden yang memiliki perilaku konsumtif dapat dilihat bahwa sebesar 58,82% responden memiliki perilaku konsumtif dan sebesar 41,18% responden yang tidak memiliki perilaku konsumtif. Hal ini terjadi karena responden sulit untuk menahan diri ketika melihat barangbarang yang menarik walaupun barang-barang tersebut sebenarnya tidak dibutuhkan, sehingga barang yang dibeli hanya berdasarkan keinginan yang timbul oleh responden ketika melihat barang tersebut. Untuk melihat perbedaan jumlah responden dalam hal self control, perencanaan keuangan, dan perilaku konsumtif dilakukan uji binomial. Berdasarkan uji binomial yang dilakukan menurut self control, diperoleh hasil Asymp. Sig. (2- tailed) sebesar 0,19 dengan α 0 Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan jumlah responden yang memiliki self control yang baik dan buruk. Uji binomial mengenai ada tidaknya perbedaan jumlah responden yang membuat perencanaan keuangan dengan yang tidak membuat menunjukkan hasil Asymp. Sig. (2-tailed) 0 dengan α 0 Hal ini berarti tidak ada perbedaan jumlah responden yang membuat perencanaan keuangan dengan yang tidak membuat perencanaan keuangan. Uji binomial yang dilakukan pada perilaku konsumtif menunjukkan Asymp. Sig. (2-tailed) 0 3 dengan α 0 artinya tidak terdapat perbedaan antara jumlah responden yang memiliki perilaku konsumtif dengan responden yang memiliki perilaku konsumtif. Banyak cara yang dilakukan responden untuk mengendalikan diri agar terhindar dari perilaku konsumtif. Berikut ini merupakan gambaran bentuk-bentuk 19

33 pengendalian diri yang dilakukan responden untuk menghindari perilaku konsumtif yang sudah dikelompokkan menjadi tiga bagian. Tabel 4.5 Bentuk-Bentuk Pengendalian Diri Responden Bentuk Pengendalian Diri % Mendahulukan kebutuhan daripada keinginan Menyisihkan pendapatan untuk ditabung Membuat perencanaan keuangan ,62 36,70 19,68 Total Sumber : Data diolah, 2013 Keterangan : jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 85 responden, dalam pertanyaan ini responden dimungkinkan menjawab lebih dari satu jawaban. Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebesar 43,62% responden mengendalikan diri dengan cara mendahulukan kebutuhan daripada keinginan; 36,70% responden menyisihkan pendapatan untuk ditabung; 19,68% responden membuat perencanaan keuangan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa salah satu bentuk pengendalian diri (self control) yang paling banyak dilakukan responden yaitu responden lebih mengutamakan kebutuhan dibandingkan dengan keinginan. Perilaku konsumtif sulit dihindari karena beberapa alasan tertentu. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan alasan-alasan responden memiliki perilaku konsumtif. Tabel 4.6 Alasan-Alasan Responden yang Memiliki Perilaku Konsumtif Alasan % Tergoda iklan yang ditayangkan Mudah tergoda oleh hadiah yang ditawarkan Tergoda diskon yang diberikan ,48 24,40 35,12 Total Sumber : Data diolah, 2013 Keterangan : jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 85 responden, dalam pertanyaan ini responden dimungkinkan menjawab lebih dari satu jawaban. Berdasarkan tabel 4.6 mengenai alasan-alasan responden memiliki perilaku konsumtif, diperoleh hasil sebanyak 40,48% responden sulit menghindari perilaku konsumtif karena responden mudah tergoda oleh iklan-iklan yang ditayangkan. 20

34 Responden mudah terbujuk untuk membeli barang yang diiklankan meskipun barang tersebut sebenarnya kurang dibutuhkan. Selain itu sebanyak 24,40% responden menyatakan alasan memiliki perilaku konsumtif yaitu karena penawaran hadiah yang diberikan ketika membeli suatu barang, dan sebanyak 35,12% responden memberikan alasan mudah tergoda oleh diskon yang ditawarkan. Dalam penelitian ini, sumber pendapatan responden digolongkan menjadi tiga yaitu suami, diri sendiri (istri), dan pendapatan yang bersumber dari suami dan juga diri sendiri (istri). Tabel berikut ini merupakan gambaran perilaku konsumtif responden dilihat dari sumber pendapatan yang diterima. Tabel 4.7 Perilaku Konsumtif Berdasarkan Sumber Pendapatan Responden Perilaku Konsumtif Total Ya Tidak % % % Suami 12 14, , ,88 Sumber Diri Sendiri (Istri) ,06 6 7,06 Pendapatan Suami dan Diri Sendiri (Istri) 38 44, , ,06 Total 50 58, , Sumber: Data diolah, 2013 Berdasarkan tabel 4.7 mengenai perilaku konsumtif responden, diperoleh hasil sebanyak 25,88% responden memiliki pendapatan yang bersumber dari suami. Responden yang memiliki sumber pendapatan dari suami menunjukkan sebanyak 14,12% responden memiliki perilaku konsumtif sedangkan 11,77% responden tidak memiliki perilaku konsumtif. Responden yang memiliki pendapatan hanya dari diri sendiri tidak menunjukkan adanya perilaku konsumtif. Sebanyak 57 responden yang memiliki pendapatan yang bersumber dari suami maupun diri sendiri. Berdasarkan 57 responden tersebut, sebanyak 38 (44,70%) responden memiliki perilaku konsumtif, dan sebanyak 22,35% responden tidak memiliki perilaku konsumtif. 21

35 4.3 Pengujian Hipotesis Hubungan antara self control dengan perilaku konsumtif dan juga perencanaan keuangan dengan perilaku konsumtif dapat diketahui dengan menggunakan uji hipotesis. Teknik analisis yang dipakai untuk pengujian hipotesis penelitian tersebut menggunakan chi-square dengan membuat fungsi crosstabs dan menggunakan korelasi Phi. Penelitian terhadap pengujian hipotesis didasarkan pada hipotesis yang telah dibuat yaitu: H1 : Terdapat hubungan antara self control dengan perilaku konsumtif pada ibu rumah tangga RW 09 kelurahan Salatiga. H2 : Terdapat hubungan antara perencanaan keuangan dengan perilaku konsumtif pada ibu rumah tangga RW 09 kelurahan Salatiga. Pengambilan keputusan terhadap penerimaan atau penonalakan hipotesis didasarkan pada tingkat signifikan yang dihasilkan, yaitu sebagai berikut: a. Jika signifikan < α maka hipotesis diterima yang artinya terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y. b. Jika signifikan > α maka hipotesis ditolak yang artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y Hubungan Self Control dengan Perilaku Konsumtif Hasil penelitian terhadap 85 responden, sebanyak 50 responden (58,82%) menunjukkan bahwa responden memiliki perilaku konsumtif dan hanya 41,18% responden yang tidak memiliki perilaku konsumtif. Berikut ini merupakan tabel hasil uji chi-square self control dengan perilaku konsumtif. 22

36 Self Control Tabel 4.8 Hasil Uji Chi-Square Self Control dengan Perilaku Konsumtif Perilaku Konsumtif α Sig Phi Kesimpulan Ya Tidak % % Baik 3 3, ,82 Buruk 47 55,29 2 2,36 Total 50 58, ,18 Sumber: Data diolah, ,1 0,000-0,879 Signifikan Berdasarkan tabel 4.8, menunjukkan bahwa 38,82% responden memiliki self control yang baik dan tidak memiliki perilaku konsumtif, dan hanya 3,53% responden yang memiliki self control yang baik tetapi memiliki perilaku konsumtif. Sebesar 55,29% responden memiliki self control yang buruk dan cenderung memiliki perilaku konsumtif. Hubungan antara self control dengan perilaku konsumtif dapat diketahui setelah uji hipotesis. Teknik analisis yang dipakai untuk pengujian hipotesis penelitian tersebut menggunakan chi-square dengan menggunakan korelasi Phi. Berdasarkan tabel 4 menunjukkan tingkat signifikan yang lebih kecil dari α yaitu sebesar 0,000 artinya hipotesis penelitian diterima yaitu ada hubungan antara self control dengan perilaku konsumtif. Untuk melihat arah hubungan self control dengan perilaku konsumtif dapat dilihat dari besarnya nilai phi yaitu -0,879. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif signifikan antara self control dengan perilaku konsumtif. Responden yang memiliki self control yang baik cenderung tidak memiliki perilaku konsumtif, sedangkan responden yang memiliki self control yang buruk cenderung memiliki perilaku konsumtif Hubungan Perencanaan Keuangan dengan Perilaku Konsumtif Untuk Penelitian yang dilakukan terhadap 85 responden, sebanyak 37 responden (43,53%) menunjukkan bahwa responden membuat perencanaan keuangan dan 48 responden (56,48%) yang tidak membuat perencanaan keuangan. Tabel berikut merupakan hasil uji chi-square mengenai perencanaan keuangan dengan perilaku konsumtif responden: 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumtif 1. Definisi Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif adalah sebagai bagian dari aktivitas atau kegiatan mengkonsumsi suatu barang dan jasa yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini, akan dijelaskan beberapa hal mengenai definisi kontrol diri, aspek kontrol diri, faktor yang mempengaruhi kontrol diri, definisi perilaku konsumtif, faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMTIF BERDASARKAN FAKTOR DEMOGRAFI DAN MONEY ATTITUDE STUDI PADA MAHASISWA FEB UKSW KERTAS KERJA

PERILAKU KONSUMTIF BERDASARKAN FAKTOR DEMOGRAFI DAN MONEY ATTITUDE STUDI PADA MAHASISWA FEB UKSW KERTAS KERJA PERILAKU KONSUMTIF BERDASARKAN FAKTOR DEMOGRAFI DAN MONEY ATTITUDE STUDI PADA MAHASISWA FEB UKSW Oleh: SARI SULIS SETYANINGSIH NIM : 212009073 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis

Lebih terperinci

ALOKASI PENDAPATAN DAN LITERASI KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN PANGGUNG LOR, KECAMATAN SEMARANG UTARA, KOTA SEMARANG)

ALOKASI PENDAPATAN DAN LITERASI KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN PANGGUNG LOR, KECAMATAN SEMARANG UTARA, KOTA SEMARANG) ALOKASI PENDAPATAN DAN LITERASI KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN PANGGUNG LOR, KECAMATAN SEMARANG UTARA, KOTA SEMARANG) Oleh: GO AMELIA ROSALINE NIM : 212011123 KERTAS KERJA Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

PENGARUH CONSCIENTIOUSNESS, GENDER DAN SUKU TERHADAP RISK TOLERANCE. Oleh: Yessi Ani Setyaningrum NIM : SKRIPSI

PENGARUH CONSCIENTIOUSNESS, GENDER DAN SUKU TERHADAP RISK TOLERANCE. Oleh: Yessi Ani Setyaningrum NIM : SKRIPSI PENGARUH CONSCIENTIOUSNESS, GENDER DAN SUKU TERHADAP RISK TOLERANCE Oleh: Yessi Ani Setyaningrum NIM : 212010056 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PADA WAKTU EX DIVIDEND DAY (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI) Oleh : CHRISTIANA NIM :

DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PADA WAKTU EX DIVIDEND DAY (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI) Oleh : CHRISTIANA NIM : DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PADA WAKTU EX DIVIDEND DAY (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI) Oleh : CHRISTIANA NIM : 232008051 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Theory planned of behavior, laporan keuangan

ABSTRAK. Kata kunci : Theory planned of behavior, laporan keuangan ABSTRAK Laporan keuangan merupakan salah satu komponen yang mutlak harus dimiliki oleh UMKM jika mereka ingin mengembangkan usahanya. Namun pada umumnya UMKM tidak memiliki catatan laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswi merupakan bagian dari masa remaja. Remaja yang di dalam bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene (kata bendanya, adolescentia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengganti barang tersebut. Akan tetapi, pada saat ini konsep belanja itu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengganti barang tersebut. Akan tetapi, pada saat ini konsep belanja itu sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep belanja ialah suatu sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan untuk sehari-hari dengan jalan menukarkankan sejumlah uang sebagai pengganti barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)

BAB II LANDASAN TEORI. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) BAB II LANDASAN TEORI A. MOTIVASI BELAJAR 1. Definisi Motivasi Belajar Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SEPATU BERMEREK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SEPATU BERMEREK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA HUBUNGAN SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SEPATU BERMEREK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA Nama : Retno Bembi R. NPM : 17513450 Pembimbing : Yudit Oktaria K. Pardede, M.Psi., Psi. Latar Belakang

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI, DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI TEH GELAS DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA KERTAS KERJA

PENGARUH BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI, DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI TEH GELAS DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA KERTAS KERJA PENGARUH BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI, DAN PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI TEH GELAS DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA Oleh: CHINDY DWI WIBOWO NIM : 212008105 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Mental Accounting Mental accounting mengacu pada proses mengidentifikasi, mengkategorikan, dan mengevaluasi hasil dalam keuangan. (Thaler, 1980; Kahneman & Tversky, 1984;).

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS KARAKTERISTIK PREFERENSI RISIKO INVESTOR BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN DAN EFIKASI DIRI (Studi Empiris pada Sentra Inventasi Danareksa Salatiga) Oleh: KRISTINA NIM : 212008002 KERTAS KERJA Diajukan kepada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era moderen seperti ini seseorang sangatlah mudah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Perilaku konsumtif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Perilaku konsumtif BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian korelasional dengan melibatkan variabel-variabel berikut: 1. Variabel Tergantung : Perilaku

Lebih terperinci

PENGARUH JOB SATISFACTION, ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAN TURNOVER INTENTION. Oleh: FEBRU RIDA NINGSIH NIM : KERTAS KERJA

PENGARUH JOB SATISFACTION, ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAN TURNOVER INTENTION. Oleh: FEBRU RIDA NINGSIH NIM : KERTAS KERJA PENGARUH JOB SATISFACTION, ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAN TURNOVER INTENTION Oleh: FEBRU RIDA NINGSIH NIM : 212009090 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Alat ukur Locus of Control. Saya sangat percaya bahwa :

LAMPIRAN 1 Alat ukur Locus of Control. Saya sangat percaya bahwa : LAMPIRAN 1 Alat ukur Locus of Control Saya sangat percaya bahwa : 1. a. Anak-anak akan terlibat dalam kesukaran bila orang tua mereka terlalu banyak memberi hukuman. b. Banyaknya kesukaran yang dihadapi

Lebih terperinci

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK, WORD OF MOUTH, RITUAL TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG JUGA BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN LOYALITAS KONSUMEN

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK, WORD OF MOUTH, RITUAL TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG JUGA BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK, WORD OF MOUTH, RITUAL TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG JUGA BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN LOYALITAS KONSUMEN Oleh: NICO SAERANG 212009114 KERTAS KERJA Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belanja merupakan salah satu kegiatan membeli barang atau jasa yang sering dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selama hidup, manusia

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Df Alpha 5%

LAMPIRAN. Df Alpha 5% LAMPIRAN Tabel r (TWO-TAILED TEST) Df Alpha 5% Df Alpha 5% Df Alpha 5% Df Alpha 5% 1 0.997 26 0.374 51 0.271 76 0.223 2 0.95 27 0.367 52 0.268 77 0.221 3 0.878 28 0.361 53 0.266 78 0.22 4 0.811 29 0.355

Lebih terperinci

BAB IV Analisis Dan Pembahasan

BAB IV Analisis Dan Pembahasan BAB IV Analisis Dan Pembahasan 4.1 Karakteristik Responden Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran sampel dalam penelitian ini. Data yang menggambarkan karakteristik responden

Lebih terperinci

PENGARUH CUSTOMER SERVICE DAN CUSTOMER VALUE PADA TERBENTUKNYA BRAND RELATIONSHIP KERTAS KERJA

PENGARUH CUSTOMER SERVICE DAN CUSTOMER VALUE PADA TERBENTUKNYA BRAND RELATIONSHIP KERTAS KERJA PENGARUH CUSTOMER SERVICE DAN CUSTOMER VALUE PADA TERBENTUKNYA BRAND RELATIONSHIP Oleh : RUTH OKTAVIA KUSUMAWARDANI NIM : 212011001 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah)

PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah) PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah) Oleh: HAYUNINGRUM DEWI ANGGRAENI NIM : 232008113 KERTAS KERJA

Lebih terperinci

ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE PADA INDUSTRI PERBANKAN KERTAS KERJA

ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE PADA INDUSTRI PERBANKAN KERTAS KERJA ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE PADA INDUSTRI PERBANKAN Oleh : CAROLINE FERNITA NIM : 232008225 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu antara lain :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada mulanya belanja merupakan suatu konsep yang menunjukan sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan sehari-hari dengan cara menukarkan sejumlah uang untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI FAKULTAS : EKONOMI PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

SKRIPSI FAKULTAS : EKONOMI PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENGARUH BRAND RELATIONSHIP TERHADAP LOYALITAS PADA BATIK LESMONO, SEMARANG Oleh: THE, YOHANES S.P.R NIM : 212009012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Guna memenuhi sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumtif 2.1.1 Definisi Perilaku Konsumtif Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap), tidak saja badan atau ucapan. Kata konsumtif

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PRIBADI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KARTU IM3

PENGARUH FAKTOR PRIBADI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KARTU IM3 PENGARUH FAKTOR PRIBADI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KARTU IM3 Oleh: Selvi Masella NIM : 212007139 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605). BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Kontrol Diri 1. Pengertian Kontrol Diri Kontrol diri adalah kemampuan untuk menekan atau untuk mencegah tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

Lebih terperinci

KINERJA PERUSAHAAN PASCA MELAKUKAN STOCK REPURCHASE

KINERJA PERUSAHAAN PASCA MELAKUKAN STOCK REPURCHASE KINERJA PERUSAHAAN PASCA MELAKUKAN STOCK REPURCHASE Oleh : REHUIL CHANDRA S NIM : 212009048 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini. Perilaku financial management sangat erat kaitannya dengan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini. Perilaku financial management sangat erat kaitannya dengan perilaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku financial management menjadi isu yang menarik dan banyak dibahas akhir-akhir ini. Perilaku financial management sangat erat kaitannya dengan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia tahun dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia 12-21 tahun dengan pembagian menjadi tiga masa, yaitu masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja tengah 15-18 tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin maju dan canggih menumbuhkan berbagai pengaruh bagi penggunanya. Adapun kemajuan teknologi tersebut tidak lepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana

Lebih terperinci

PROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR. Oleh: Resci Nova Linda*)

PROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR. Oleh: Resci Nova Linda*) PROFIL KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR Oleh: Resci Nova Linda*) Fitria Kasih**) Rahma Wira Nita**) *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 55 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Bab IV mendeskripsikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hasil penelitian. Baik dengan rumusan masalah penelitian, secara berurutan

Lebih terperinci

Oleh: HIKMAH MIALISA MUSTIKA FENI NIM: KERTAS KERJA

Oleh: HIKMAH MIALISA MUSTIKA FENI NIM: KERTAS KERJA PERSEPSI ANGGOTA KOMISI II DPRD PEMERINTAH KOTA SALATIGA TERHADAP USEFULNESS DAN UNDERSTANDABILITY LAPORAN KEUANGAN YANG DISAJIKAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Oleh: HIKMAH MIALISA MUSTIKA FENI NIM: 232006168

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. materialime yang menjurus pada pola hidup konsumtif. Perilaku konsumtif erat

BAB I PENDAHULUAN. materialime yang menjurus pada pola hidup konsumtif. Perilaku konsumtif erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi dicirikan dengan perdagangan bebas atau pasar bebas, dan kemajuan teknologi telah menghasilkan agama baru yang disebut sebagai materialime

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik. 1. Pengertian Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik. 1. Pengertian Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik 1. Pengertian Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik Kata konsumtif mempunyai arti boros, makna kata konsumtif adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke atas) menjadi hampir 30 juta jiwa tahun Dan dalam waktu sepuluh

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke atas) menjadi hampir 30 juta jiwa tahun Dan dalam waktu sepuluh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam waktu tiga tahun mendatang, jumlah penduduk lanjut usia (60 tahun ke atas) menjadi hampir 30 juta jiwa tahun 2020. Dan dalam waktu sepuluh tahun mendatang,

Lebih terperinci

PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEARSIPAN (STUDI TERHADAP KARYAWAN PT GAWIH JAYA/ WISMILAK SURABAYA)

PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEARSIPAN (STUDI TERHADAP KARYAWAN PT GAWIH JAYA/ WISMILAK SURABAYA) PENGARUH KEPRIBADIAN DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEARSIPAN (STUDI TERHADAP KARYAWAN PT GAWIH JAYA/ WISMILAK SURABAYA) Oleh: MARIA YOHANA IVANA YUNIATY NIM: 212009602 KERTAS

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PENJUALAN ECERAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

PENGARUH BAURAN PENJUALAN ECERAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENGARUH BAURAN PENJUALAN ECERAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (Studi Kasus Matahari Department Store di kota Magelang) Oleh: ANDI SETIAWAN NIM : 212007068 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika

Lebih terperinci

PENGARUH BRAND IMAGE DAN DIFERENSIASI PRODUK ROKOK DJARUM BLACK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN DI WILAYAH KOTA SOLO. Oleh : NOVIANTO ADRI NUGROHO

PENGARUH BRAND IMAGE DAN DIFERENSIASI PRODUK ROKOK DJARUM BLACK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN DI WILAYAH KOTA SOLO. Oleh : NOVIANTO ADRI NUGROHO PENGARUH BRAND IMAGE DAN DIFERENSIASI PRODUK ROKOK DJARUM BLACK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN DI WILAYAH KOTA SOLO Oleh : NOVIANTO ADRI NUGROHO NIM : 212007033 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika

Lebih terperinci

BONUS DAN PERSEPSI KEADILAN PADA PT. ASTRA HONDA MOTOR SALATIGA

BONUS DAN PERSEPSI KEADILAN PADA PT. ASTRA HONDA MOTOR SALATIGA BONUS DAN PERSEPSI KEADILAN PADA PT. ASTRA HONDA MOTOR SALATIGA Oleh : Chandra NIM : 212007707 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Tugas Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

MENTAL ACCOUNTING : PERILAKU BOROS VERSUS SELF-CONTROL. Tesis

MENTAL ACCOUNTING : PERILAKU BOROS VERSUS SELF-CONTROL. Tesis MENTAL ACCOUNTING : PERILAKU BOROS VERSUS SELF-CONTROL Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Untuk Memperoleh Gelar Magister Manajemen Oleh : Marissa Silooy NIM : 912010008 Program

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP BIAYA HUTANG KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP BIAYA HUTANG KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP BIAYA HUTANG Oleh : PAULINA FEBRIANI WIBOWO NIM : 232008059 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH PROGRAM RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA BUKET KOFFEE DI SEMARANG SKRIPSI

PENGARUH PROGRAM RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA BUKET KOFFEE DI SEMARANG SKRIPSI PENGARUH PROGRAM RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA BUKET KOFFEE DI SEMARANG Oleh: BERNARDUS RICKY HARI MERDEKA NIM :212007138 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan 71 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGHASILAN DAN JENIS KELAMIN DENGAN SIKAP OVERCONFIDENCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI KERTAS KERJA

HUBUNGAN TINGKAT PENGHASILAN DAN JENIS KELAMIN DENGAN SIKAP OVERCONFIDENCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI KERTAS KERJA HUBUNGAN TINGKAT PENGHASILAN DAN JENIS KELAMIN DENGAN SIKAP OVERCONFIDENCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI Oleh : RUDI ANGGARA NIM : 212007054 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Guna Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I. membuat perencanaan keuangan sehingga menimbulkan permasalahan seperti. perencanaan investasi untuk menghindari masalah tersebut.

BAB I. membuat perencanaan keuangan sehingga menimbulkan permasalahan seperti. perencanaan investasi untuk menghindari masalah tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak keluarga yang tidak mapan dalam hal keuangan sehingga timbul permasalahan yang rumit di dalam keluarga. Penyebabnya adalah ketidakmampuan

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA USAHA KECIL MENENGAH MAKANAN KHAS DI SALATIGA KERTAS KERJA

PENGARUH KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA USAHA KECIL MENENGAH MAKANAN KHAS DI SALATIGA KERTAS KERJA PENGARUH KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA USAHA KECIL MENENGAH MAKANAN KHAS DI SALATIGA Oleh: KEVIN LABAN NIM : 212007036 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PADA KPP PRATAMA SALATIGA KERTAS KERJA

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PADA KPP PRATAMA SALATIGA KERTAS KERJA PENGARUH FAKTOR - FAKTOR PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PADA KPP PRATAMA SALATIGA Oleh: Martinus Febrian NIM : 232010209 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan dirasa sangat penting dewasa ini, mengingat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan dirasa sangat penting dewasa ini, mengingat saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan keuangan dirasa sangat penting dewasa ini, mengingat saat ini pertumbuhan konsumsi masyarakat yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya suatu periode khusus dan periode sulit, dimana pada tahun-tahun awal. masa dewasa banyak merasakan kesulitan sehingga mereka

BAB I PENDAHULUAN. adanya suatu periode khusus dan periode sulit, dimana pada tahun-tahun awal. masa dewasa banyak merasakan kesulitan sehingga mereka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan salah satu elemen masyarakat yang sedang melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi. Menurut Hurlock, masa dewasa awal dimulai pada umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terdapat perusahaan rokok (duniaindustri.com, 2015). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dan terdapat perusahaan rokok (duniaindustri.com, 2015). Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara pengkonsumsi rokok terbesar di dunia, dan terdapat 1.664 perusahaan rokok (duniaindustri.com, 2015). Menurut penuturan salah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dan excessive buying terhadap produk fashion pada mahasiswi Fakultas X Universitas Y Bandung. Jumlah sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumtif 2.1.1 Definisi Perilaku Konsumtif Menurut Fromm (1995) perilaku konsumtif merupakan perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan berlebihan dan menggunakan

Lebih terperinci

Oleh : NIM : KERTAS KERJA. Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai KA DAN BISNIS : MANAJEMEN : EKONOMIKA FAKULTAS PROGRAM STUDI SALATIGA

Oleh : NIM : KERTAS KERJA. Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai KA DAN BISNIS : MANAJEMEN : EKONOMIKA FAKULTAS PROGRAM STUDI SALATIGA PENERAPAN E-COMMERCE UNTUK USAHA MIKRO (STUDI KASUS PADA PD. SASMITA) Oleh : ARJUNA EKA SAPUTRA NIM : 212008094 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika ka dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

PERUSAHAAN APPAREL DAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (Studi Kasus Pada PT. Jaya Abadi) KERTAS KERJA

PERUSAHAAN APPAREL DAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (Studi Kasus Pada PT. Jaya Abadi) KERTAS KERJA PERUSAHAAN APPAREL DAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (Studi Kasus Pada PT. Jaya Abadi) Oleh : Marcella Gunawan NIM : 212011077 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

KAJIAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN BANK PEMERINTAH (STUDI PUSTAKA PADA BANK BRI, BNI DAN BTN) SKRIPSI

KAJIAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN BANK PEMERINTAH (STUDI PUSTAKA PADA BANK BRI, BNI DAN BTN) SKRIPSI KAJIAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN BANK PEMERINTAH (STUDI PUSTAKA PADA BANK BRI, BNI DAN BTN) Oleh Lolita Christina NIM: 232008231 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI KERTAS KERJA

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI KERTAS KERJA FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Oleh: ARIE PRASETYO NIM : 212009026 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KONSUMEN AKAN NUTRITION LABELING TERHADAP MINAT BELI KERTAS KERJA

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KONSUMEN AKAN NUTRITION LABELING TERHADAP MINAT BELI KERTAS KERJA PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP KONSUMEN AKAN NUTRITION LABELING TERHADAP MINAT BELI Oleh: ERLINDA CHRISTY PRASTICA AYU NIM : 212010052 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Kuesioner Field Study

Lampiran 1 : Kuesioner Field Study Lampiran 1 : Kuesioner Field Study KUESIONER GAMBARAN PERILAKU KONSUMTIF Siswa-i Sekolah Menengah Atas International Islamic Boarding School Republic of Indonesia (SMA IIBS RI) Kepada Responden yang terhormat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut setiap perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Produk produk fashion pada masa sekarang ini memiliki banyak model dan menarik perhatian para pembeli. Mulai dari jenis pakaian, tas, sepatu, alat make up, dan

Lebih terperinci

FENOMENA PRICE REVERSAL: ANALISIS OVERREACTION HYPOTHESIS (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di BEI) KERTAS KERJA

FENOMENA PRICE REVERSAL: ANALISIS OVERREACTION HYPOTHESIS (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di BEI) KERTAS KERJA FENOMENA PRICE REVERSAL: ANALISIS OVERREACTION HYPOTHESIS (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di BEI) Oleh : Adhika Restu Setyawati NIM : 212010060 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT. KEBON AGUNG PABRIK GULA TRANGKIL CABANG PATI KERTAS KERJA

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT. KEBON AGUNG PABRIK GULA TRANGKIL CABANG PATI KERTAS KERJA ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT. KEBON AGUNG PABRIK GULA TRANGKIL CABANG PATI Oleh: Natalia Dwi Aryani NIM : 232008217 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

PERBEDAAN EARNINGS MANAGEMENT BERDASARKAN PADA PERBEDAAN LIFE CYCLE PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI KERTAS KERJA

PERBEDAAN EARNINGS MANAGEMENT BERDASARKAN PADA PERBEDAAN LIFE CYCLE PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI KERTAS KERJA PERBEDAAN EARNINGS MANAGEMENT BERDASARKAN PADA PERBEDAAN LIFE CYCLE PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI Oleh : LULUK WIDYANINGRUM NIM : 232010043 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Lebih terperinci

Oleh: YOYOK DWI SANTOSA NIM: KERTAS KERJA

Oleh: YOYOK DWI SANTOSA NIM: KERTAS KERJA PENGARUH PERSONALITY TRAITS TERHADAP PENGGUNAAN KARTU KREDIT DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING ( STUDI TERHADAP KARYAWAN PT. KINOCARE ERA KOSMETINDO JAKARTA ) Oleh: YOYOK DWI SANTOSA

Lebih terperinci

TRANSFER PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DARI TENAGA KERJA ASING KEPADA TENAGA KERJA PENDAMPING KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS

TRANSFER PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DARI TENAGA KERJA ASING KEPADA TENAGA KERJA PENDAMPING KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS TRANSFER PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DARI TENAGA KERJA ASING KEPADA TENAGA KERJA PENDAMPING (Studi Kasus pada PT Apac Inti Corpora, Semarang) Oleh: RUDINI ADAM PRASADA NIM : 212010075 KERTAS KERJA Diajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kontrol Diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kontrol Diri BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrol Diri 1. Definisi Kontrol Diri Kontrol diri mengacu pada kapasitas untuk mengubah respon diri sendiri, terutama untuk membawa diri mereka kepada standar yang sudah ditetapkan

Lebih terperinci

SKRIPSI : EKONOMIKA DAN BISNIS

SKRIPSI : EKONOMIKA DAN BISNIS PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP PRAKTIK PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT dan KINERJA EKONOMI Oleh: FELECIA NOVITA IRIYANTO NIM : 232010011 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi. (S1) Pada Program Studi Manajemen

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi. (S1) Pada Program Studi Manajemen MENILAI FAKTOR-FAKTOR SITUASIONAL DALAM PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF DITINJAU DARI VARIABEL - VARIABEL DEMOGRAFIS (Pada Pembelanja Supermarket di Yogyakarta) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR RETAILING MIX TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN BERBELANJA DI SWALAYAN SURYA BARU PATI KERTAS KERJA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR RETAILING MIX TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN BERBELANJA DI SWALAYAN SURYA BARU PATI KERTAS KERJA PENGARUH FAKTOR-FAKTOR RETAILING MIX TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN BERBELANJA DI SWALAYAN SURYA BARU PATI Oleh : TAN YEN FANG NIM : 212008030 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi pada saat individu beranjak dari masa anak-anak menuju perkembangan ke masa dewasa, sehingga remaja merupakan masa peralihan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DIMENSI GAYA HIDUP MAHASISWA BERDASARKAN TINGKAT PENDAPATAN DAN GENDER SKRIPSI

IDENTIFIKASI DIMENSI GAYA HIDUP MAHASISWA BERDASARKAN TINGKAT PENDAPATAN DAN GENDER SKRIPSI IDENTIFIKASI DIMENSI GAYA HIDUP MAHASISWA BERDASARKAN TINGKAT PENDAPATAN DAN GENDER SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Tingkat Sarjana Ekonomi (S1) Pada Program Studi Manajemen Universitas Atma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besarnya tingkat konsumsi masyarakat sehingga menimbulkan penambahan dari sisi

BAB I PENDAHULUAN. besarnya tingkat konsumsi masyarakat sehingga menimbulkan penambahan dari sisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu oleh besarnya tingkat konsumsi masyarakat sehingga menimbulkan penambahan dari sisi produksi

Lebih terperinci

Oleh : WADONNA LUZATTY NIM : KERTAS KERJA

Oleh : WADONNA LUZATTY NIM : KERTAS KERJA ANALISIS PENGARUH NPL (NON PERFORMING LOAN) DAN CAR (CAPITAL ADEQUACY RASIO) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BPR KONVENSIONAL DI WILAYAH JAWA TENGAH PERIODE DESEMBER 2011 Oleh : WADONNA LUZATTY NIM : 232008104

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROMOSI PENJUALAN PADA KFC SALATIGA

EFEKTIVITAS PROMOSI PENJUALAN PADA KFC SALATIGA EFEKTIVITAS PROMOSI PENJUALAN PADA KFC SALATIGA Oleh: CHARLES BUDI SANTOSO NIM: 212009121 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna memenuhi sebagian dari Persyaratan persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERINGKAT DENGAN PENDAPATAN PADA TIM SEPAK BOLA KERTAS KERJA

HUBUNGAN PERINGKAT DENGAN PENDAPATAN PADA TIM SEPAK BOLA KERTAS KERJA HUBUNGAN PERINGKAT DENGAN PENDAPATAN PADA TIM SEPAK BOLA (Studi Pada Tim Arsenal, Everton dan Tottenham Hotspurs) Oleh: Yogi Wijaya NIM : 232009152 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Lebih terperinci

Oleh: INDAH PURNAMASARI NIM: SKRIPSI

Oleh: INDAH PURNAMASARI NIM: SKRIPSI i PENGARUH HEALTH CONSCIOUSNESS, ENVIRONMENT ATTITUDE, PRODUCT KNOWLEDGE DAN PERCEIVED QUALITY TERHADAP MINAT BELI PADA AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) YANG MENGANDUNG OKSIGEN Oleh: INDAH PURNAMASARI NIM:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelecehan Seksual 1. Pengertian Pelecehan Seksual Menurut Winarsunu (2008), pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan tidak hanya penting untuk perusahaan saja, tetapi pengetahuan akan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan tidak hanya penting untuk perusahaan saja, tetapi pengetahuan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan keuangan pribadi (perencanaan dan pengendalian keuangan) merupakan salah satu bentuk aplikasi dari manajemen keuangan. Manajemen keuangan tidak

Lebih terperinci

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan interpretasinya. Pembahasan dalam bab 4 ini meliputi gambaran umum responden, ada tidaknya hubungan antara sikap terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman telah menunjukkan kemajuan yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menunjukkan kemajuan juga memunculkan gaya hidup baru

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PRODUK, DIFERENSIASI, KUALITAS LAYANAN, PERSEPSI HARGA DAN NILAI JUAL KEMBALI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN KERTAS KERJA

PENGARUH KARAKTERISTIK PRODUK, DIFERENSIASI, KUALITAS LAYANAN, PERSEPSI HARGA DAN NILAI JUAL KEMBALI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN KERTAS KERJA PENGARUH KARAKTERISTIK PRODUK, DIFERENSIASI, KUALITAS LAYANAN, PERSEPSI HARGA DAN NILAI JUAL KEMBALI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN Oleh : RAMADENA GALEH ALARAS NIM : 212006040 KERTAS KERJA Diajukan kepada

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN 360 DERAJAT PADA BIRO MANAJEMEN KAMPUS UKSW KERTAS KERJA

EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN 360 DERAJAT PADA BIRO MANAJEMEN KAMPUS UKSW KERTAS KERJA EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN 360 DERAJAT PADA BIRO MANAJEMEN KAMPUS UKSW Oleh: LUCKY ABDI KRISTIAWAN SUTANTO NIM 212008090 KERTAS KERJA Diajukan

Lebih terperinci

BAB IV Analisis Dan Pembahasan

BAB IV Analisis Dan Pembahasan BAB IV Analisis Dan Pembahasan Pada bab ini akan dikemukankan analisis dan pembahasan hasil penelitian dari data yang telah diperoleh dan diolah. Adapun analisis dan pembahasan tersebut digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yang mendekatkan analisisnya pada numerik (angka) yang akan dianalisis dengan menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI KARYA TULIS IMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Heldayanti Sirenden R1116037 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peranan utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan dan pelaku

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS LABA KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

PENGARUH KOMPETENSI KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS LABA KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI PENGARUH KOMPETENSI KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS LABA Oleh : FERI PRAMUJIANTO NIM : 232007188 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA PERBANKAN. Oleh: SHELA NOVIA NIM : KERTAS KERJA

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA PERBANKAN. Oleh: SHELA NOVIA NIM : KERTAS KERJA PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA PERBANKAN Oleh: SHELA NOVIA NIM : 232008023 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci