Halimah Sakdiah Boru Gultom Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP Labuhan Batu ABSTRAK

Transkripsi

1 Jurnal Educience (JE), Vol.7, No. Oktober 06 Hal 6-3 IN : X Perbandingan Hasil belajar iswa yang Diajar Menggunakan Model Kooperatif tudent Teams Achievement Division (TAD) dengan Direct Instruction (DI) pada ub Materi Jaringan Hewan di Kelas XI MAWATA AEK NABARA Halimah akdiah Boru Program tudi Pendidikan Biologi, TKIP Labuhan Batu goeltom.imah@gmail.com ABTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran mana yang baik digunakan antara TAD dengan Direct Instruction (DI) pada ub materi jaringan Hewan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan eptember 05 tempat penelitian ini dilaksanakan di MA wasta AEKNABARA yang beralamat Jalan Perhubungan No. 69 Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang terdiri dari dua kelas, dengan sampel sebanyak 80 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan tes berupa soal tentang Jaringan hewan. Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes berbentuk pilihan berganda sebanyak 5 soal. Data dianalisis dengan uji t. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan Model Kooperatif tudent Teams Achiement Division (TAD) pada ub Materi Jaringan Hewan di MA wasta AEK NABARA adalah 7,57 (termasuk kategori cukup) dengan standart deviasi ± 0,89. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan Direct Instruction (DI) pada ub Materi Jaringan Hewan di MA wasta AEK NABARA adalah 6,66 (termasuk kategori cukup) dengan standar deviasi ±,7. ehingga dapat disimpulkan Penggunaan Model Kooperatif TAD dalam mengajarkan ub Materi Jaringan Hewan lebih baik dibandingkan dengan Direct Insutrction (DI) dan berbeda secara signikan pada taraf kepercayaan ( 0, 05 ) di Kelas XI MA wasta AEK NABARA. Kata Kunci : Model Kooperatif tudent Team Achievement Division (TAD), Direct Instruction (DI), Jaringan Hewan, Hasil Belajar. 6

2 Jurnal Educience (JE), Vol.7, No. Oktober 06 Hal 6-3 PENDAHULUAN ering terdengar kritikan dan sotoran tentang rendahnya mutu pendidikan oleh masyarakat yang ditujukan pada lembaga pendidik, baik secara langsung maupun melalui media. Pendidikan merupakan tiang utama dalam kehidupan suatu negara. Tanpa pendidikan yang baik, maka tidak akan diciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan dan manusia yang berkualitas tidak akan pernah lepas dari peran serta dari seorang pendidik atau pengajar. Dimana untuk mendapatkan pendidikan seorang siswa haruslah belajar. Belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri siswa sehingga mempunyai tingkat kemampuan,perubahan nalar dan sebagainya. Menurut Dimyati (00) belajarmerupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks sebagai hasil tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. iswa adalah subjek utama dalam belajar sehingga dalam proses belajar mengajar guru sebagai pendidik harus berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk lebih giatbelajar. Untuk melakukan hal tersebut guru dituntut untuk mampu mengelola interaksi belajar mengajar yangmemberikan rangsangan kepada siswa. Pembelajaran kooperatif tipe TAD dapat memberikan keuntungan baik kepada siswa yang berprestasi tinggi atau siswa yang berprestasi rendah yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas pelajaran dimana siswa yang berprestasi tinggi akan menjadi tutor bagi siswa yang memiliki prestasi lebih rendah. edangkan Direct Instruction (DI) digunakan untuk menyampaikan IN : X pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang digunakan. tudent Teams Achievement Division (TAD) atau Tim siswa kelompok prestasi adalah satu tipe pembelajaran Kooperatif untuk mendorong siswa saling membantu dan memotivasi serta menguasai keterampilan yang dibentuk oleh guru. Dalam pembelajaran Kooperatif TAD siswa dalam suatu kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan anggota sekitar 4-5 orang. etiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu, dan pada saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. (Trianto, 007). Tabel. Fase-fase PembelajaranKooperatif TAD Fase Kegiatan Guru Fase Menyampaikan tujuan Menyampaikan dan memotivasi siswa semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran Fase Menyajikan/menyamp aikan informasi tersebut memotivasi siswa belajar. dan Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasi kan atau lewat bahan bacaan. 7

3 Jurnal Educience (JE), Vol.7, No. Oktober 06 Hal 6-3 IN : X Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar. Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberikan penghargaan Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara esien. Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasik an hasil kerjanya. Membimbing kelompokkelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Mencari caracara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Menurut Ibrahim (000) Model Pembelajaran Kooperatif TAD memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif TAD : a. Mengajarkan siswa lebih kreatif dan tanggap. b. iswa lebih aktif untuk belajar. c. Dapat menjalin kerjasama yang baik antara teman-teman. d. Memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain. e. Hasil-hasil diskusi mudah dipahami dan dilaksanakan karena siswa ikut aktif. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif TAD: a. Waktu yang dibutuhkan lebih banyak. b. Ada saat pembagian kelompok biasanya siswa ribut sehingga kelas tidak dapat dikondisikan. c. Tidak dapat diterapkan pada semua pokok bahasan. Model Direct Instruction (DI) adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Dalam model pembelajaran langsung dibutuhkan keaktifan, keahlian, keterampilan dan kreatitas tanpa menghilangkan peran siswa sebagai subyek didik. (Nur, 000). Tabel. Fase-fase Direct Instruction (DI) Fase Fase Menyampaikan tujuan mempersiapkan siswa Kegiatan Guru dan Fase Mendemonstrasika n pengetahuan dan keterampilan Menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk mengajar. Mendemonstrasika n keterampilan dengan benar, atau 8

4 Jurnal Educience (JE), Vol.7, No. Oktober 06 Hal 6-3 IN : X Fase 3 Membimbing pelatihan Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. menyajikan informasi demi tahap. tahap Merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal. Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik. Mempesiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan seharihari. Direct Instruction (DI) memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan Direct Instruction (DI) a. iswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya. b. emua siswa aktif/terlibat dalam pembelajaran. Kelemahan Direct Instruction (DI) a. Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama. b. Tidak dapat diterapkan pada semua pokok bahasan. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MAwasta Aek Nabara Jalan Perhubungan No. 69 Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan eptember 05.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MA wasta AEK NABARA yang berjumlah 80 orang yang berasal dari kelas. sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh anggota populasi yaitu sebanyak 80 orang yang berasal dari kelas yaitu kelas XI dan XI. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling.instrumen yang digunakan adalah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan tes pilihan berganda. HAIL PENELITIAN Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3: Distribusi Nilai iswa yang Menggunakan Model Kooperatif tudent Teams Achievement Division (TAD). No Model Kooperatif TAD Nilaiiswa(x i ) Frekwensi (f i ) Relatif (%) 9,6 3 7,5 9,,5 3 8,8,5 4 8,4 3 7,5 5 8,0 5,5 6 7, , ,8 9,5 9 6, Dari tabel diatas diperoleh nilai tertinggi model kooperatif TAD adalah 9,6 sebanyak 3 orang (7,5%), nilai terendah 6,4 sebanyak 4 orang, (0%) 9

5 Jurnal Educience (JE), Vol.7, No. Oktober 06 Hal 6-3 sedangkan nilai dengan frekwensi terbanyak adalah 6,8 sebanyak 9 orang (,5%). Tabel 4. Distribusi nilai siswa yang menggunakan Direct Instruction (DI). No Nilaiiswa (x i ) Direct Instruction (DI) Frekwensi (f i ) Relatif (%) No Nilai IN : X Jaringan Hewan di Kelas XI MA wasta AEK NABARA yang Menggunakan Model Kooperatif tudent Teams Achievement Division (TAD). Frekuensi Relatif. 8,4 3 7,5 8, ,6 3 7,5 4 7, 0,5 5 6, ,4 3 7,5 7 6, , , 3 7,5 0 4,8 3 7,5 3,6,5 9,6 3 9,6 9 8,80 76,84 9, 84,64 9,0 84,64 3 8,8 77,44 8,80 77,44 4 8,4 3 70,56 9 5,0,68 5 8, ,6 8 57, ,80 46,08 7 7, 6 5, ,0 3,04 8 6,8 9 46,4 8 6,0 46,6 9 6,4 4,96 6 5,60 63, Dari tabel diatas diperoleh nilai tertinggi pembelajaran Direct Instruction (DI) adalah 8,4 sebanyak 3 orang (7,5%), nilai terendah 3,6 sebanyak orang (,5%), dan nilai frekuensi terbanyak adalah 7, sebanyak 0 orang (5%). x Menentukan nilai rata-rata setiapkelas, variansi setiap kelas, dan variansi gabungan. a. Nilai siswa yang diajar menggunakan model kooperatif student Teams Achievement Division (TAD). Tabel 5: Daftar distribusi Frekuensi Hasil Belajar iswa Pada ub Materi Jumlah 585, ,80 33,36 Maka dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif TAD pada sub materi jaringan hewan di MA wasta AEK NABARA adalah: X. 30,8 7,57 edangkan variansinya adalah: 33,36 30,8 0

6 Jurnal Educience (JE), Vol.7, No. Oktober 06 Hal 6-3 IN : X 33,36 30,8 9934,4 9687, , ,79 0, 79 ± 0,89 Maka diperoleh nilai rata-rata siswa yang diajar menggunakan model kooperatif TAD adalah 7,57 sedangkan simpangan bakunya adalah ± 0,89. b. Nilai siswa yang diajar menggunakan Direct Instruction (DI). Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Direct Instruction (DI) Pada ub Materi Jaringan Hewan di MA wasta AEK NABARA adalah: X. 66,4 6,66 edangkan variansinya adalah: n.. n n 87,84 66,4 733, , ,64 560,37, 37 ±,7 Maka diperoleh nilai rata-rata siswa yang diajar menggunakan Direct Instruction (DI) adalah 5,56 sedangkan simpangan bakunya adalah ±,7. Tabel 6: Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar iswa Pada ub Materi Jaringan Hewan di Kelas XI MA wasta AEK NABARAyang Menggunakan Direct Instruction (DI). No Nilai 8,4 Frekuensi Relati f 3 70,56 9 5,0., 68 8, ,6 3 57,76 9,80 73, 8 4 7, 0 5, , 5 6,8 4 46,4 6 7,0 84, ,4 3,96 9 9,0, , ,6 4 3,36 6, 5, , 3 7,04 9 5,60 8, 0 4,8 3 3,04 9 4, 69, 3,6,96 3,60,96 Jum lah 46, ,4 87, 84 etelah diperoleh nilai rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing kelas, maka untuk menghitung variansi gabungan dari kedua kelas tersebut dapat diketahui dengan rumus: n n. n n 0,79,37

7 Jurnal Educience (JE), Vol.7, No. Oktober 06 Hal 6-3 IN : X 30,853, ,4 78,08., 08..,04 Maka variansi gabungan dari dua kelas yaitu menggunakan model kooperatif TAD dan Direct Instruction (DI) adalah,08 dengan simpangan baku,04 sedangkan untuk menghitung signikan t hitung dapat ditentukan dengan rumus: x x t hitung. n n Dari rumus diatas kemudian didistribusikan ke dalam angka sehingga diperoleh: 7,57 6,66 t hitung,04 0,9,04 0,05 0,9 0,3 t hitung 3,95. Maka besar t hitung 3,95 Langkah selanjutnya adalah mencari t tabel dk n + n Maka dk n + n t tabel t ( - ½ α) dk Dimana α -0,95 0,05 Jadi t ( - ½ 0,05 ) 78 t (0,975) 78 tidak ada dalamtabel sehingga dicari dengan cara interpolasi dapat dilihat pada lampiran 0. t (0,975) (60),00 t (0,975) (0),98 t (0,975) (78) t (0,975) (60) t 0,975 0 t0, t tabel,00 + 0,006,00-0,006,994 Maka harga t tabel,994 Hipotesis alternatif (Ha) diterima jika t hitung > t tabel, sedangkan Hipotesis nihil (Ho) ditolak jika t hitung < t tabel. Dari hasil penelitian diperoleh harga t hitung yaitu 3,95 >,994 sehingga hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model kooperatif TAD dengan Direct Instruction (DI) pada sub materi Jaringan Hewan di Kelas XI MA wasta AEK NABARA Berdasarkan pengkajian hipotesis terlihat bahwa besarnya nilai t hitung 3,95 dan t tabel,994 berarti t hitung > t tabel (3,95 >,994) akibatnya Ha diterima yang berbunyi terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif TAD dan Direct Instruction (DI) sedangkan Ho ditolak yang berbunyi tidak ada perbedaan hasil belajar yang menggunakan model kooperatif TAD dan Direct Instruction (DI). KEIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pelaksanaan penelitian ini adalah: a. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan Model Kooperatif TAD Pada ub Materi Jaringan Hewan di MA wasta AEK NABARA adalah 7,57 (termasuk kategori cukup) dengan standart deviasi ± 0,89. b. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan Direct Instruction (DI) Pada ub Materi Jaringan Hewan di MA wasta AEK NABARA adalah 6,66 (termasuk kategori cukup) dengan standar deviasi ±,7. c. Penggunaan Model Kooperatif TAD dalam mengajarkan ub Materi Jaringan Hewan lebih baik

8 Jurnal Educience (JE), Vol.7, No. Oktober 06 Hal 6-3 IN : X dibandingkan dengan Direct Insutrction (DI) dan berbeda secara signikan pada taraf kepercayaan ( 0,05) di Kelas XI MA wasta AEK NABARA. DAFTAR PUTAKA Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Bagot,. 00. Biologi MU Kelas XI. Yudistira. Jakarta. Ibrahim, 000. Pembelajaran Kooperatif. University Press. urabaya. Nur, M Pembelajaran Langsung. Pusat ains dan Matematika ekolah Universitas urabaya. urabaya. udjana. 04. Metoda tatistika. Tarsito. Bandung. Trianto Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta. 3