PENGUJIAN HIPOTESIS. 1. Pengertian Hipotesis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUJIAN HIPOTESIS. 1. Pengertian Hipotesis"

Transkripsi

1 PENGUJIAN HIPOTESIS. Pengertian Hipotesis Dari arti katanya, menurut Arikunto (: ) hipotesis berasal dari penggalan kata, hypo yang artinya di bawah dan thesa yang artinya kebenaran. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis. Sehingga hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Menurut Sukardi (:4) jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat teoritis ini disebut sebagai hipotesis. Dalam metode penelitian, hipotesis adalah alat yang mempunyai kekuatan dalam proses inkuiri. Anggoro (8:.7) menambahkan hipotesis dapat diartikan sebagai rumusan jawaban sementara atau dugaan sehingga untuk membuktikan benar tidaknya dugaan tersebut perlu diuji terlebih dahulu. Hipotesis (Sudjana, 5: 9) adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Menurut Suryabrata (:) hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dalam rangkaian langkah-langkah penelitian, hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis dikatakan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji atau dites kebenarannya dengan data yang asalnya dari lapangan. Hipotesis juga penting peranannya karena dapat menunjukkan harapan dari peneliti yang direfleksikan dalam hubungan ubahan atau variabel dalam permasalahan penelitian (Sukardi, :4). Pengujian hipotesis (Sudjana, 5:9) adalah langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis.. Perumusan Hipotesis Hipotesis yang berupa anggapan/ pendapat dapat didasarkan atas (Supranto, : 5) :

2 a) Teori b) Pengalaman (pengalaman sendiri atau orang lain) c) Ketajaman berpikir. Orang yang cerdas sering mempunyai pendapat tentang pemecahan suatu persoalan. Menurut Anggoro (8:.8) karakteristika hipotesis yang baik adalah sebagai berikut:. Rasional. Meskipun suatu hipotesis berupa jawaban sementara atas suatu fenomena tertentu, isi hipotesis tersebut haruslah mengandung penjelasan yang masuk akal atau rasional.. Dua variabel atau lebih. Suatu hipotesis hendaknya mengandung hubungan (sebab-akibat atau bukan sebab-akibat) yang diharapkan dari dua variabel atau lebih. 3. Dapat diuji. Hipotesis yang baik dapat diuji dilapangan. Ruseffendi menambahkan ciri-ciri yang menonjol dari hipotesis yang baik (5:7) adalah:. Sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya.. Tentatif dan berupa penjelasan yang masuk akal bagi terbentuknya tingkah laku tertentu, gejala (fenomena), atau kejadian. 3. Menguraikan sejelas dan sepadat mungkin hubungan (perbedaan) yang diharapkan terjadi antara dua variabel dan menjelaskan variabel-variabel itu dalam kata-kata yang operasional dan dapat diukur. 4. Dapat diuji atau dites. Menurut Suryabrata (:) tidak ada aturan khusus untuk merumuskan hipotesis, namun dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan. 3. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat. Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut 3. Jenis-jenis Hipotesis Menurut bagaimana suatu hipotesis penelitian diperoleh, hipotesis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut (Sukardi, :4).

3 . Hipotesis induktif, Hipotesis induktif adalah apabila para peneliti dalam menformulasikan didasarkan atas generalisasi hasil dari serangkaian observasi yang telah dilakukan di lapangan atau dibidang ilmu yang bersangkutan. Contoh: berdasarkan hasil penelitian di negara-negara Amerika serikat, Kanada, Israel, dan indonesia bahwa prestasi belajar anak-anak wanita di SD lebih baik daripada prestasi belajar anak-anak pria, seseorang membuat hipotesis (induktif) sebagai berikut: Di seluruh dunia, prestasi anak-anak wanita SD dalam matematika lebih baik daripada prestasi teman laki-lakinya.. Hipotesis deduktif, Hipotesis deduktif adalah apabila para peneliti dalam memformulasikan hipotesis didasarkan atas generalisasi hasil serangkaian studi teori atau studi kepustakaan. Contoh: andaikan menurut teori dibenarkan bahwa kelebihan wanita daripada laki-laki itu adalah peduli terhadap orang lain, memiliki rasa cinta yang lebih, lebih jujur, lebih dapat dipercaya, dan yang serupa seperti itu. Kemudian seseorang membuat hipotesis (deduktif) sebagai berikut: untuk menjadi guru yang baik, wanita lebih baik daripada pria. Menurut Anggoro (8:.3) ada dua jenis hipotesis jika dilihat dari sudut pandang perumusan pernyataannya, yaitu:. Hipotesis penelitian Hipotesis penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat yang deklaratif. Peneliti biasanya menggunakan hipotesis jenis ini apabila ia mengharapkan adanya perbedaan efek dari perlakuan yang ia uji. Contoh, seorang peneliti mengharapkan adanya perbedaan hasil belajar matematika siswa menggunakan model pembelajaran A dan dan model pembelajaran B. Untuk penelitian itu ia mengajukan hipotesis kerja sebagai berikut: Hasil belajar matematika siswa menggunakan model pembelajaran A lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran B. Tampak pada perumusan hipotesis tersebut adanya kata-kata lebih baik yang mencerminkan keinginan atau harapan peneliti.. Hipotesis nol (hipotesis statistik) Berbeda dengan hipotesis penelitian, rumusan yang terdapat dalam hipotesis jenis ini justru menunjukkan harapan si peneliti tentang tidak adanya perbedaan efek dari berbagai perlakuan yang akan diteliti. Dengan demikian, jika kita mengambil contoh dari hipotesis penelitian diatas, maka rumusan hipotesisnya menjadi: tidak ada perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran A dan model pembelajaran B.

4 4. Jenis Kesalahan Ada dua jenis kesalahan yang bisa terjadi didalam pengujian hipotesis. Kesalahan itu bisa terjadi karena kita menolak hipotesis nol padahal hipotesis nol itu benar atau menerima hipotesis nol padahal hipotesis nol itu salah. Kesalahan yang disebabkan karena kita menolak hipotesis nol padahal hipotesis nol itu benar, disebut kesalahan jenis I atau Type Error. Sebaliknya kesalahan yang disebabkan karena kita menerima hipotesis nol padahal hipotesis itu salah disebut kesalahan jenis II atau Type II Error (Supranto, :5). Misalnya apabila hipotesis nol itu benar diberi simbol H dan kalau hipotesis alternatif benar diberi simbol H a, perhatikan tabel berikut: Situasi Keputusan Terima H Tolak H H Benar Keputusan Tepat (-α) Kesalahan Tipe I (α) H a Salah Kesalahan Jenis II (β) Keputusan tepat (-β) (Supranto, :5) 5. Pengujian Hipotesis tentang Rata-rata a. Pengujian Hipotesis Satu Rata-rata Urutan yang perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis tentang satu rata-rata (prosedur pengujian hipotesis) adalah sebagai berikut (Supranto, : 3):. Rumuskan hipotesis I) H : μ μ H a : μ > μ Z a α Daerah penerimaan n II) H : μ μ H a : μ < μ α Z a III) H : μ = μ H a : μ μ α/ α/ Daerah penolakan Z a Z a

5 . Tentukan nilai α = tingkat nyata = probabilitas untuk melakukan kesalahan tipe dan cari nila Z a atau Z a/ dari tabel normal. 3. Hitung Z sebagai kriteria pengujian normal. Z = x μ σ x = x μ σ/ n, Dimana: n = banyak populasi tidak normal banyaknya elemen sampel (n > 3), atau populasi normal, n berapa saja, tidak harus lebih besar dari 3. x = n X i,.σ x = kesalahan baku X = σ n.μ = nilai μ sesuai dengan H Z dan Z a (Z a/ ) masing-masing disebut nilai observasi dan nilai teoritis dari tabel normal. 4. Pengujian hipotesis dan aturan permainan (kesimpulan) I) H : μ μ Apabila Z Z a, H ditolak H a : μ > μ Apabila Z < Z a, H diterima II) H : μ μ Apabila Z Z a, H ditolak H a : μ < μ Apabila Z Z a, H diterima III) H : μ = μ Apabila Z Z /a atau Z Z /a,, H ditolak H a : μ μ Apabila -Z /a < Z < Z α/, H diterima Menguji rata-rata μ : Uji satu pihak σ diketahui Jika simpangan baku σ untuk populasi diketahui, digunakan statistik z. Batas kriteria, didapat dari daftar normal baku. Tolah H jika Z Z,5 a dengan Z,5 a didapat dari daftar normal baku menggunakan peluang (,5-α). Dalam hal lainnya H kita terima (Sudjana, 5: 9). Contoh: Nilai rata-rata ulangan harian himpunan kelas VII. SMP Negeri Tanjung Batu berjumlah 5 siswa adalah 78 dan simpangan bakunya,9, apakah data ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai ulangan siswa lebih dari 7?

6 Jawab: H : μ 7, berarti rata-rata ulangan harian matematika kelas VII.I paling tinggi 7 H a : μ > 7, berarti rata-rata ulangan harian matematika kelas VII.I lebih dari 7. Diketahui:x = 78 z = x μ σ/ n = 78 7,9 5 n = 5 =,97936 σ =,9 μ = 7 Dari daftar normal dengan α =,5 diperoleh z =,64. Karena z hitung > z tabel maka H ditolak. Ini menyimpulkan bahwa rata-rata ulangan harian matematika kelas VII.I lebih dari 7. σ tidak diketahui Jika simpangan baku σ untuk populasi tidak diketahui, digunakan statistik distribusi student t. Rumus yang digunakan adalah: t = x μ s/ n Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi student t dengan dk = (n-) dan peluang (- α). Jadi tolah H jika t t - α dan terima H dalam hal lainnya. Contoh: Rata-rata nilai ulangan harian siswa dengan mengerjakan soal tipe pilihan ganda kelas VII SMP Negeri Tanjung Batu adalah 7. Pada saat ujian yang kedua dengan tipe soal essay, siswa kelas VII. yang berjumlah 5 siswa mendapatkan nilai rata-rata 65 dengan simpangan baku,. Jika tingkat signifikan % rata-rata nilai ulangan harian kurang dari 7 dengan tipe soal essay? Jawab : Karena simpangan baku populasi tidak diketahui, maka simpangan baku diambil dari sampel, dan distribusi yang digunakan adalah distribusi t.

7 H : μ 7, berarti rata-rata nilai ulangan soal ganda lebih baik daripada soal essay H a : μ < 7, berarti rata-rata nilai ulangan soal esay lebih baik daripada soal ganda Diketahui:x = 65 t = x μ s/ n = 65 75,/ 5 = -4, n = 5 σ =, μ = 7 Dengan mengambil α =,, dari daftar distribusi t dengan dk= 4 didapat t =,49. Karena nilai t hitung -4, negatif, maka dipakai nilai kritis t yang negatifnya, yaitu t = -,49. Uji hipotesis yang dilakukan adalah uji satu arah dengan α =,, nilai 4, < -,49, yaitu nilai t berada pada daerah penolakan H. Keputusan : Tolak H dan simpulkan bahwa nilai rata-rata ulangan menggunakan soal essay lebih baik dari pada pilihan ganda. Menguji rata-rata μ : Uji Dua Pihak σ diketahui Jika simpangan baku σ untuk populasi diketahui, digunakan statistik z. Batas kriteria, didapat dari daftar normal baku. Terima H jika Z /( α) < Z < Z,5( α) dengan Z,5( a) didapat dari daftar normal baku menggunakan peluang /(-α). Dalam hal lainnya H kita tolak (Sudjana, 5: 6). Contoh: Hasil rata-rata nilai pretest matematika dari 5 siswa kelas VII. SMP Negeri 3 Pemulutan adalah 7 dengan simpangan baku,9. Setelah dilakukan metode pembelajaran yang baru maka diadakan posttest yang menghasilkan nilai rata-ratanya adalah 85 dan standar deviasinya tetap. Bagaimana nilai rata-rata siswa sama dengan 7 pada tingkat signifikan α = 5%?

8 Jawab : Rumusan Hipotesis Statistik yang diuji adalah : H : µ = 7 H : µ 7 Diketahui:x = 85 z = x μ σ/ n = 85 7,9 5 n = 5 σ =,9 μ = 7 = 3, Kriteria yang dipakai, dari daftar normal baku untuk uji dua pihak dengan α =,5 yang memberikan Z,475 =,96. Terima H jika z hitung terletak antara -,96 dan,96. Dalam penelitian sudah didapat z = 3, dan ini jelas terletak di daerah penolakan H, jadi tolak H Dari tabel distribusi normal baku diperoleh Z,5 =,96 σ tidak diketahui Jika simpangan baku σ untuk populasi tidak diketahui, digunakan statistik distribusi student t. Distribusi untuk menentukan kriteria untuk uji dua pihak ini didapat dari daftar distribusi student pula. H diterima jika t -/ a < t < t / a dengan t / a didapat dari distribusi t dengan peluang (-/ a) dan dk = (n ). Dalam hal lainnya, H kita tolak (Sudjana, 5: 7). b. Pengujian Hipotesis Dua Rata-rata Menguji kesamaan dua rata-rata μ : Uji dua pihak σ = σ = σ dan σ diketahui Statistik yang digunakan jika H benar, adalah:

9 z = x x σ n + n dengan taraf nyata α, maka kriteria pengujian adalah terima H jika z /(- α)< z < z /(- α) dimana z /(- α) didapat dari normal baku dengan peluang ½(-α). Dalam hal lainnya H di tolak (Sudjana, 5: 39). Contoh: Seorang peneliti ingin membandingkan dua buah metode pembelajaran, yaitu metode lama dengan metode baru. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah apakah metode baru tersebut sama efektifnya dengan metode yang lama atau tidak. Data dari dua metode tersebut adalah sebagai berikut: Kelas Metode n Rataan Deviasi Baku IA Lama IB Baru Bagaimana kesimpulan penelitian tersebut jika diambil α=%? Asumsikan deviasi baku yang diperoleh dari sampel dapat mewakili deviasi baku populasinya. Penyelesaian: H : µ = µ, Metode baru tersebut sama efektifnya dengan metode yang lama H : µ µ, Metode baru tersebut tidak sama efektifnya dengan metode yang lama Diketahui:x = 74 z = σ x x n + n x = 78 n = 5 n = 4 σ = 8 μ = 7 =

10 = -,36 Kriteria yang dipakai, dari daftar normal baku untuk uji dua pihak dengan α =, yang memberikan Z,475 =,96. Terima H jika z hitung terletak antara -,96 dan,96. Dalam penelitian sudah didapat z = -,36 dan ini jelas terletak di daerah penolakan H, jadi tolak H σ = σ = σ tetapi σ tidak diketahui Jika H benar dan σ = σ = σ tetapi σ tidak diketahui harganya, statistik yang digunakan adalah: t = x x s dengan n + n s = n s + n n n +n menurut teori distribusi sampling, maka statistik diatas berdistribusi student dengan dk = (n + n ). Kriteria pengujian adalah terima H jika t /α < t < t /α, dimana t /α didapat dari distribusii t dengan dk = (n + n ) dan peluang ( /α). Untuk harga t lainnya ditolak (Sudjana, 5: 39). Contoh: Seseorang ingin menunjukkan bahwa siswa wanita dan siswa pria sama kemampuannya dalam matematika. Untuk itu ia mengambil wanita dan 7 pria sebagai sampel. Nilainilai mereka adalah: Wanita : Pria : Jika diasumsikan bahwa sampel-sampel tadi diambil dari populasi-populasi normal yang variansi-variansinya sama tetapi tidak diketahui. Dengan α = 5%, bagaimana kesimpulan penelitian tersebut? Penyelesaian: H : µ = µ, Kemampuan matematika siswa wanita dan pria sama H : µ µ, Kemampuan matematika siswa wanita dan pria tidak sama

11 Diketahui:x = 78,4 t = x x = s n + n x = 79 n = n = 8 78,4 79 s = 68,5 68,5 + 8 = -,9 Dengan mengambil α =,5, dari daftar distribusi t dengan dk= 6 didapat t,975 =,. Kriteria pengujian adalah terima H jika t hitung terletak antara -, dan,9. Dari penelitian didapat t = -,9 dan ini jelas ada dalam daerah penerimaan. Jadi terima H. Jika dan kedua-duanya tidak diketahui Jika kedua simpangan baku tidak sama tetapi kedua populasinya berdistribusi normal, hingga sekarang belum ada statistik yang tepat yang dapat digunakan. Pendekatan yang cukup memuaskan adalah dengan menggunakan statistik t sebagai berikut : t x x ( s / n ) ( s / n ) Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis H jika Dengan : w t w wt w t wt wt w w w s n; w s / / n t t / ),( n ) dan ( t t( / ),( n ) t, m didapat dari distribusi student dengan peluang dan dk = m. Untuk harga-harga t lainnya, H ditolak (Sudjana, 5: 4-4). Contoh : Seorang peneliti ingin melihat apakah anak laki-laki mempunyai prestasi yang berbeda dengan anak perempuan. Peneliti tersebut mengambil 5 anak laki-laki dan anak

12 perempuan sebagai sampel penlitian. Setelah diberikan tes yang sama, rataan anak lakilaki adalah 75 dengan deviasi baku dan rataan anak perempuan adalah 73 dengan deviasi baku. dengan mengambil α=5% dan dengan mengasumsikan bahwa variansi kedua populasi tidak sama, bagaimana kesimpulan penelitian tersebut? Penyelesaian: H : µ = µ, Presatasi anak laki-laki dan perempuan sama H : µ µ, Presatasi anak laki-laki dan perempuan tidak sama Diketahui:x l = 75 x p = 73 n l = 5 n p = s l = s = t x x ( s / n ) ( s / n ) = ( ) =,58 w = 44 5 = 9,6 w = = 4,76 t = t (,975),4 =,4 t = t (,975), =,9 sehingga didapat: w t + w t 9,6,4 +4,76(,9) = =,3 w +w 9,6+4,76 Kriteria pengujian adalah : terima H jika -,3 < t <,3 dan tolek H dalam hal lainnya. Jelas bahwa t =,58 ada dalam daerah penerimaan H. Jadi terima H dalam taraf nyata,5. Observasi Berpasangan Untuk observasi berpasangan diambil B Hipotesisnya adalah :

13 H H : B : B Jika B = x y, dan B = x y,, B n = x n y n, maka data B, B, B 3,,B n menghasilkan rata-rata B dan simpangan baku s B. untuk pengujian hipotesis, digunakan statistik : t s B B / n Terima H o jika t t t dimana t didapatkan dari daftar distribusi t dengan peluang ( t ) dan dk=(n-). Dalam hal lainnya H ditolak. Menguji Kesamaan Dua Rata-Rata : Uji Satu Pihak Sebagaimana dalam pengujian dua pihak, untuk uji satu pihak pun dimisalkan bahwa kedua populasi berdistribusi normal dengan rata-rata dan dan simpangan baku dan.. karena umumnya besar dan tidak diketahui, maka di sini akan ditinjau hal-hal tersebut untuk keadaan atau. Uji pihak kanan Yang diuji adalah H H : : Dalam hal, maka statistik yang digunakan ialah statistik t. Kriteria pengujian yang berlaku ialah : terima H jika t dan tolak H jika t mempunyai harga-harga t lain. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t ialah n n dengan peluang ( ). Jika, maka statistik yang digunakan adalah statistik t. Dalam hal ini kriteria pengujian adalah tolak hipotesis H jika t w t w wt w Dengan terima H jika sebaliknya, dengan w s / n; w s / n, t t ( ),( n ) dan t t( ),( n ). Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah ( ) sedangkan dk-nya masing-masing ( n ) dan ( n ) (Sudjana, 5: 43).

14 Uji pihak kiri Perumusan hipotesis H dan hipotesis tandingan H untuk uji pihak kiri adalah: H H : : Langkah-langkah yang ditempuh dalam hal ini sejalan dengan yang dilakukan untuk uji pihak kanan. - Jika, kedua-duanya nilainya tak diketahui, maka gunakan statistik t. Kriteria pengujian adalah tolak H jika t, dimana t didapat dari daftar distribusi t t dengan dk = n n dan peluang ( ). Untuk harga-harga t lainnya, H diterima. - Jika Jika, maka yang digunakan adalah statistik t dan tolak H jika t ( w t w w wt ) Dimana w, w, t,dan t semuanya seperti telah diuraikan dimuka. Jika t lebih besar dari harga tersebut, maka H diterima. - Untuk observasi berpasangan, hipotesis H dan tandingan yang akan diuji adalah : H H : : Statistik yang digunakan ialah statistik t dan tolak H jika t t( ),( n) dan terima H untuk t( ),( n) t. (Sudjana, 5: 45)

15 DAFTAR PUSTAKA Anggoro. 8. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka Arikunto, Suharsimi. (). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Ruseffendi. 5. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito. Sudjana. (5). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sukardi.. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Supranto.. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga Suryabrata, Sumadi.. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers

Oleh Al Jupri, S.Pd., M.Sc. Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia 2009

Oleh Al Jupri, S.Pd., M.Sc. Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia 2009 Penelitian Pendidikan Matematika (Pertemuan 2) Oleh Al Jupri, S.Pd., M.Sc. Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia 2009 Batang Tubuh Penelitian 1. Adanya Permasalahan 2. Study Literatur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Langkah-langkah pengujian hipótesis statistik adalah sebagai berikut :

PENGUJIAN HIPOTESIS. Langkah-langkah pengujian hipótesis statistik adalah sebagai berikut : PENGUJIAN HIPOTESIS A. Pengertian Pengujian Hipotesis Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis. Hupo berarti lemah, kurang, atau di bawah dan thesis berarti teori, proposisi, atau pernyataan

Lebih terperinci

UJI HIPOTESIS. Oleh : Riawan Yudi Purwoko

UJI HIPOTESIS. Oleh : Riawan Yudi Purwoko UJI HIPOTESIS Oleh : Riawan Yudi Purwoko A. Konsep Uji Hipotesis Pada bab ini akan dibicarakan salah satu bahasan yang sangat banyak digunakan dalam penelitian, yaitu uji hipotesis. Uji hipotesis merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang padasarnya mengunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini jenis penelitiannya adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengunakan metode penelitian eksperimen (experimental research). Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd

Pengujian Hipotesis_M. Jainuri, M.Pd 1 Berasal dari Bahasa Yunani : hypothesis, hypo = sementara dan thesis = pernyataan/ statement/ dugaan. Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah usaha-usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran, dimana usaha-usaha itu dilakukan dengan metode ilmiah. Secara umum metode penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan menempatkan obyek secara

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Konsep: Dua macam kekeliruan. Pengujian hipotesis.

PENGUJIAN HIPOTESIS. Konsep: Dua macam kekeliruan. Pengujian hipotesis. Konsep: PENGUJIAN HIPOTESIS Agus Susworo Dwi Marhaendro Hipotesis: asumsi atau dugaan sementara mengenai sesuatu hal. Dituntut untuk dilakukan pengecekan kebenarannya. Jika asumsi atau dugaan dikhususkan

Lebih terperinci

UJI HIPOTESIS. Oleh : Riawan Yudi Purwoko

UJI HIPOTESIS. Oleh : Riawan Yudi Purwoko UJI HIPOTESIS Oleh : Riawan Yudi Purwoko Metode penelitian kuantitatif memiliki cakupan yang sangat luas. Secara umum, metode penelitian kuantitatif dibedakan atas dua dikotomi besar, yaitu eksperimental

Lebih terperinci

Statistik Dasar. 1. Pendahuluan Persamaan Statistika Dalam Penelitian. 2. Penyusunan Data Dan Penyajian Data

Statistik Dasar. 1. Pendahuluan Persamaan Statistika Dalam Penelitian. 2. Penyusunan Data Dan Penyajian Data Statistik Dasar 1. Pendahuluan Persamaan Statistika Dalam Penelitian 2. Penyusunan Data Dan Penyajian Data 3. Ukuran Tendensi Sentral, Ukuran Penyimpangan 4. Momen Kemiringan 5. Distribusi Normal t Dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitan Menurut Sogiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Dengan kata lain, penelitian eksperimen dapat diartikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2011:2). Sedangkan peneliti lain mengatakan

III. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2011:2). Sedangkan peneliti lain mengatakan 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2011:2). Sedangkan peneliti lain mengatakan

Lebih terperinci

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR MODUL 9 TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR. Pendahuluan Untuk menginginkan mengumpulkan populasi kita lakukan dengan statistik berdasarkan data yang diambil secara sampling yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang merupakan metode eksperimen berdesain posttest-only control design, karena tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimental. Desain penelitian ini adalah Posttest-Only Control Design. Dalam desain ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI BIOSFER KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PANCUR BATU G. Lian Y. Nababan. NIM. 06110005

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Juliansyah Noor penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini,penulis menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun

Lebih terperinci

A. Pengertian Hipotesis Penelitian

A. Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2010) perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini mengungkap hubungan antara dua variabel maupun lebih atau mencari pengaruh suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), maksudnya adalah penelitian yang langsung dilakukan di medan terjadinya gejala-gejala. 34

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA (Suatu Penelitian pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Gorontalo pada Pokok Bahasan Luas Permukaan dan Volume

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SAMPLING besar

DISTRIBUSI SAMPLING besar DISTRIBUSI SAMPLING besar Distribusi Sampling Sampling = pendataan sebagian anggota populasi = penarikan contoh / pengambilan sampel Sampel yang baik Sampel yang representatif, yaitu diperoleh dengan memperhatikan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun ke lapangan. Penelitian ini mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan open-ended terhadap pemahaman konsep matematika peserta didik pada materi Persamaan Garis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey dengan mengukur besar pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar

Lebih terperinci

HIPOTESIS PENELITIAN. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH. Tujuan Pembelajaran

HIPOTESIS PENELITIAN. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH. Tujuan Pembelajaran Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH HIPOTESIS PENELITIAN Tujuan Pembelajaran Setelah mendapatkan materi ini, maka diharapkan agar para mahasiwa dapat memahami mengenai; a. Definisi hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian ini penulis menggunakan desain praeksperimental dengan pola Randomized Control Group Only Design. Dalam rancangan ini sekelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

UJI HIPOTESIS SATU-SAMPEL

UJI HIPOTESIS SATU-SAMPEL UJI HIPOTESIS SATU-SAMPEL Pengantar 1. Tulisan ini terkait dengan artikel berjudul KETIKA ILMU HUKUM SEIRING STATISTIKA pada laman www.edscyclopedia.com. Pada website tersebut, mengenai uji hipotesis secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti jalan yang ditempuh atau dilewati. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan

Lebih terperinci

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0 Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0 STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan peneliti adalah Metode penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima, BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima, diperlukan suatu pemikiran yang sistematis dan kebenarannya perlu dibuktikan melalui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau kegiatan pelaksaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Metode tersebut digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN X O BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini berdesain One-Shot Case Study. yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian eksperimen. Pendekatan kuantitatif adalah

Lebih terperinci

Keterangan E = simbol untuk kelompok eksperimen

Keterangan E = simbol untuk kelompok eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian pasti mutlak diperlukan metode yang akan digunakan. Karena dengan menggunakan metode, maka terdapat cara untuk menyelesaikan sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN a. Tempat Tempat penelitian dilakukan dilapangan SMA Negeri 1 Bongomeme pada siswa kelas X. b. Waktu Waktu penelitian dilaksanakan selama 2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan adalah metode studi eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sisitematis, logis dan teliti didalam melakukan kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Peneliti memilih jenis penelitian kuantitatif karena dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran Superitem pada materi fungsi linear di kelas X MA SMIP 1946

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran Superitem pada materi fungsi linear di kelas X MA SMIP 1946 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini yaitu seluruh seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Bandar Lampung tahun pelajaran 011/01 sebanyak 4 siswa yang terdistribusi dalam

Lebih terperinci

Oleh: Nur Azizah (NIM )

Oleh: Nur Azizah (NIM ) RESUME MATERI MEMFORMULASIKAN KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnowati, S.Pd., M.Pd. Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran STAD (Student Team Achievment Division) efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 11 HIPOTESIS. Hipotesis Page 1

BAB 11 HIPOTESIS. Hipotesis Page 1 BAB 11 HIPOTESIS A. Pengertian Hipotesis Statistik Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proposisi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/pemecahan persoalan

Lebih terperinci

Merumuskan Hipotesis Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Merumuskan Hipotesis Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 Merumuskan Hipotesis Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam

Lebih terperinci

[1] [2]

[1]  [2] MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR Resume Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan Rabu, 26 Oktober 2016 Diresume oleh Fevi Rahmawati Suwanto, 16709251005 S2 Prodi PMat Kelas A Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian akan berhasil dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan, jika dalam proses penelitian penggunaan metodologi yang tepat dengan sistematik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian A III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian quasi-eksperiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen yaitu True experimental design. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan suatu usaha untuk menemukan kebenaran suatu ilmu untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada. Metode penelitian merupakan suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Dengan kata lain, penelitian eksperimen dapat diartikan

Lebih terperinci

Hipotesis. Penerimaan hipotesis menunjukkan bahwa tidak cukup petunjuk untuk mempercayai sebaliknya

Hipotesis. Penerimaan hipotesis menunjukkan bahwa tidak cukup petunjuk untuk mempercayai sebaliknya Hipotesis Suatu anggapan yang mungkin benar atau tidak mengenai suatu populasi atau lebih Digunakan istilah diterima atau ditolak untuk suatu hipotesis Penolakan suatu hipotesis berarti menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

Metode Penelitian. Menurut Syaiful dan Aswan, metode ekperimen adalah cara penyajian

Metode Penelitian. Menurut Syaiful dan Aswan, metode ekperimen adalah cara penyajian 30 III. Metode Penelitian 3.1. Metode Yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Syaiful dan Aswan, metode ekperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana

Lebih terperinci

OLEH RATU ILMA INDRA PUTRI

OLEH RATU ILMA INDRA PUTRI OLEH RATU ILMA INDRA PUTRI Suatu anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/ pemecahan masalah atau untuk dasar penelitian lebih lanjut. Suatu Hipotesis bisa juga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN 1 Bandar Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN 1 Bandar Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01-013 yang berjumlah 397 siswa, terdiri dari

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 2 HIPOTESIS

PERTEMUAN KE 2 HIPOTESIS PERTEMUAN KE 2 HIPOTESIS DEFINISI Jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati Terbanggi Besar tahun ajaran 01/013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan), yang hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara spesifik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 12 Yogyakarta dan pengambilan data telah dilakukan pada tanggal 19 26 November 2016 di kelas VII

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar Tahun Pelajaran 2012-2013 yang berjumlah 200 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI 2013 MODUL IV PENGUJIAN HIPOTESIS

PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI 2013 MODUL IV PENGUJIAN HIPOTESIS PRAKTIKUM STATISTIKA INUSTRI 3 PENGUJIAN HIPOTESIS A. TUJUAN PRAKTIKUM Melalui praktikum Modul IV ini diharapakan praktikan dapat:. Melakukan pengujian hipotesis secara statistik dengan prosedur yang benar..

Lebih terperinci

Reza Oktiana Akbar, Sutinah Hanifah

Reza Oktiana Akbar, Sutinah Hanifah Pengaruh Penggunaan Alat Peraga JaringJaring Kertas Karton Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Kubus Dan Balok (Studi Eksperimen Di Smk Nasional Kota Cirebon) Reza Oktiana Akbar, Sutinah Hanifah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam peneliti ini adalah eksperimen. Dengan kata lain, penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian true experimental design. Metode ini penelitian eksprimen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang terletak di Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No.14 Labuhanratu, Kedaton. Populasi dalam

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014

ARTIKEL ILMIAH OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014 ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DAN MODEL PEMBELAJARAN SYNECTICS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GARIS SINGGUNG

Lebih terperinci

JURUSAN TERAPI WICARA POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

JURUSAN TERAPI WICARA POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA JURUSAN TERAPI WICARA POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA HIPOTESIS Semester V 2013 Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM. Definisi HIPOTESIS PENELITIAN H ipotesis merupakan gabungan dari kata "hipo" yang artinya dibawah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS 2

PENGUJIAN HIPOTESIS 2 PENGUJIAN HIPOTESIS. Menguji Kesamaan Dua Rata-rata a. Uji Dua Pihak Misalkan ada dua populasi berdistribusi normal dengan masing-masing rata-rata dan simpangan baku secara berturut-turut μ dan μ dan σ

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang banyak

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Nur Hasanah Dr. Wisman Hadi, M. Hum. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang telah dipaparkan pada Bab I. Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN ELABORASI DENGAN MEDIA CARD SORT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN ELABORASI DENGAN MEDIA CARD SORT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN ELABORASI DENGAN MEDIA CARD SORT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Febryanti 1, Herlina Ahmad 2, Muhammad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental, kelompok yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen. Kelompok ini akan mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan. Adapun lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode penelitian dalam makna yang lebih luas bisa berarti rancangan penelitian.

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESA #1

PENGUJIAN HIPOTESA #1 PENGUJIAN HIPOTESA #1 Materi #3 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN Pengujian Hipotesa Hipotesa: asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan sesuatu masalah. Pengujian Hipotesa: langkah-langkah

Lebih terperinci

Pengujian Hipotesis. Oleh : Dewi Rachmatin

Pengujian Hipotesis. Oleh : Dewi Rachmatin Pengujian Hipotesis Oleh : Dewi Rachmatin Hipotesis Suatu anggapan yang mungkin benar atau tidak mengenai suatu populasi atau lebih Akan digunakan istilah diterima atau ditolak pada bagian ini Penolakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penilitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi pokok lingkaran dengan menggunakan multimedia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

Dinotasikan dengan Ho Penulisan, Ho : µ = suatu angka numerik Ditulis dengan tanda =, walaupun maksudnya adalah, ataupun

Dinotasikan dengan Ho Penulisan, Ho : µ = suatu angka numerik Ditulis dengan tanda =, walaupun maksudnya adalah, ataupun Hipotesis Ali Muhson, M.Pd. By Ali Muhson (c) 2013 1 Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu menyusun dan menguji hipotesis penelitian yang berkaitan dengan gejala pendidikan dan ekonomi By Ali Muhson (c) 2013

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat. III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Syaiful Aswan (2006:95) metode eksperimen adalah cara penyajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti jalan yang ditempuh atau dilewati. Sedangkan penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PENS. Probability and Random Process. Topik 6a. Pengujian Hipotesis 1. Prima Kristalina Mei 2015

PENS. Probability and Random Process. Topik 6a. Pengujian Hipotesis 1. Prima Kristalina Mei 2015 Program Pasca Sarjana Terapan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Probability and Random Process Topik 6a. Pengujian Hipotesis 1 Prima Kristalina Mei 2015 1 Outline 1. Pengertian Hipotesis 2. Tingkat

Lebih terperinci