JAM DIGITAL 2.2 REGISTER TCNT, TIMSK, OCR, DAN TIFR 1. PENDAHULUAN 2. STUDI PUSTAKA 2.1 CLOCK DAN PRESCALER 3. METODOLOGI 3.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JAM DIGITAL 2.2 REGISTER TCNT, TIMSK, OCR, DAN TIFR 1. PENDAHULUAN 2. STUDI PUSTAKA 2.1 CLOCK DAN PRESCALER 3. METODOLOGI 3."

Transkripsi

1 JAM DIGITAL Freddy Isman ( ) Fuad Ismail ( ) EL3014- Sistem Mikroprosesor Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Abstrak Kali ini, kami membuat sebuah sistem jam digital menggunakan mikrokontroler AVR ATMega328 dengan platform Arduino. Beberapa fitur dari yang tersedia pada jam digital yang telah kami buat adalah mampu menampilkan jam hingga nilai menitnya, mampu melakukan pengesetan nilai jam hingga nilai menitnya, serta adanya mode timer yang bisa di set untuk mulai dari waktu berapapun. Tugas ini dibuat untuk mengaplikasikan pengetahuan timer dan counter. Kata kunci: Jam Digital, Timer/Counter, Interrupt, Arduino. 1. PENDAHULUAN Untuk membuat jam digital, pengetahuan akan timer, counter, dan interrupt sangatlah penting. Nantinya, kualitas dari ketiga hal tersebut lah yang akan menentukan kualitas (akurasi) dari jam dan timer yang dibuat. 2. STUDI PUSTAKA 2.1 CLOCK DAN PRESCALER Tentunya, dengan mengetahui frekuensi clock suatu sistem, timer dengan rentang waktu yang spesifik dapat dibuat dengan counter yang menghitung jumlah clock sistemnya hingga, count = time frequency Namun, untuk nilai waktu yang besar, hasil perkalian diatas bisa sangat besar sehingga perhitungan waktu yang lama menjadi tidak masuk akal. Tentunya, untuk memperkecil hasil perkalian tersebut bisa dengan mengecilkan frekuensi kerja sistem, namun itu bukan solusi yang efektif, solusi yang lebih baik adalah menggunakan prescaler. Prescaler pada dasarnya membagi clock sistem dengan bilangan bulat tertentu, dan memasukkan hasil pembagian clock tersebut sebagai clock untuk timer/counter. Dengan demikian, perhitungan waktu yang panjang menjadi lebih mungkin untuk dilakukan. Cara kerja prescaler relatif simple, yaitu keluaran baru mengeluarkan pulsa setelah clock mengeluarkan pulsa sebanyak yang dispesifikasikan oleh pengguna, misalnya 8, , dan Berikut adalah penggambaran output keluaran prescaler 8 dengan terhadap clock masukan. 2.2 REGISTER TCNT, TIMSK, OCR, DAN TIFR Register TCNT adalah register yang menampung nilai counter setiap saat. Pada ATMega328 terdapat 3 register TCNT, satu diantaranya TCNT1 adalah counter 16 bit, sedangkan sisanya, TCNT0 dan TCNT2 adalah counter 8 bit. Panjang bit dari TCNT inilah yang membatasi waktu maksimal yang dapat di record. Register TIFR adalah register yang menyimpan nilai flag apabila counter overflow atau counter mencapai nilai register OCR, yaitu register yang menyimpan nilai yang akan di compare dengan register TCNT untuk mengeset flag pada TIFR. Register TIMSK adalah register yang menentukan counter mana mana saja yang di enable. Berikut adalah peta register TIMSK. 3. METODOLOGI 3.1 PERALATAN 1. Arduino UNO (1) 2. 4-Digit 7 Segment 5643BH (1) 3. Resistor 220 Ohm (8) 4. Push button (4) 5. Kapasitor 100nF (3) 6. Perfboard potong (2) 7. Beberapa kabel jumper Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 1

2 3.2 LANGKAH PENGERJAAN Langkah pengerjaan dimulai dari pertama-tama merangkai/menyolder rangkaian pada perfboard. Dilanjutkan dengan pembuatan kode dengan beberapa kali debugging hingga diperoleh hasil yang relatif memuaskan. Kemudian, pengetesan dilakukan beberapa kali untuk mengamati kualitas perangkat dibuat. Selanjutnya dilakukan lagi sedikit pengesetan untuk mengamati pengaruhnya terhadap kualitas perangkat. Terakhir, pengetesan terakhir dilakukan untuk mengecek perbaikan kuaitas perangkat yang telah dibuat. 4. HASIL DAN ANALISIS 4.1 HARDWARE JAM DIGITAL Untuk tugas kali ini, kami memilih untuk menggunakan Arduino UNO dengan mikrokontroler ATMega328 sebagai platform jam digital kami. Berikut adalah penampakan Arduino UNO yang kami gunakan. Kemudian, agar jam terlihat rapih, kami menggunakan Perfboard / DOT PCB sebagai media peletakan komponen. Kami merangkai rangkaian jam serta rangkaian push button pada lokasi yang berbeda untuk mempermudah interkoneksi antar prefboard dengan Arduino UNO yang kami gunakan. Berikut adalah penampakan kedua Perfboard kami yang telah dipasangi dengan komponen-komponen yang digunakan, serta penampakan hasil akhir tugas kami. Beberapa hal yang perlu diperhatikan disini adalah jenis 7 segment LED kami, serta penggunaan kapasitor pada push button. Tipe 4-digit segment yang kami gunakan disini adalah 5643BH. 4-digit 7 segment 5643BH adalah 4 digit 7 segment tipe common anode yang hanya memerlukan 12 pin untuk interkoneksinya. Berikut adalah rangkain dalam dari 4-digit 7 segment 5643BH. Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 2

3 Cara menampilkan digit yang berbeda untuk keempat digit nya akan dijelaskan pada bagian penjelasan kode. Kemudian, untuk membatasi agar arusnya tetap pada kisaran 20mA, digunakan resistor-resistor 220 Ohm. Selanjutnya, rangkaian push button. Berikut adalah rangkaian push button yang kami gunakan. Terlihat bahwa tidak digunakan pull-up eksternal, hal ini dikarenakan pada software telah di set untuk menggunakan pull up internal. Kemudian, kapasitor yang diletakkan parallel dengan tombol tersebut berguna sebagai debouncer secara hardware. Kapasitor dapat digunakan untuk men-debounce tombol dkarenakan kapasitor memiliki sifat low pass terhadap tegangan, dengan demikian, tegangantegangan yang berubah berkali-kali dengan cepat dapat dihilangkan. 4.2 HASIL PENGETESAN 12 JAM DAN 24 JAM Berikut adalah hasil pengetesan jam digital kami untuk selang waktu yang berbeda-beda. Ketiga pengetesan awal menggunakan prescaler UTC/GMT+7 Jam kami Range Duration Keterangan Kira-kira terpisah sekitar 5 detik Tabel 1 Hasil pengetesan pertama UTC/GMT+7 Jam kami Range Duration Keterangan Kira-kira terpisah sekitar 4 detik Tabel 2 Hasil pengetesan kedua UTC/GMT+7 Jam kami Range Duration Keterangan Kira-kira terpisah sekitar 9 detik Tabel 3 Hasil pengetesan ketiga Pengetesan berikut menggunakan prescaler 256. UTC/GMT+7 Jam kami Range Duration Keterangan Kira-kira terpisah sekitar 7 detik Jika dihitung, kira kira ada error sekitar kurang dari 100us setiap detiknya untuk kedua jenis prescaler. 4.3 ANALISIS KODE Kode keseluruhan dari tugas kali ini dapat dilihat pada bagian lampiran. Berikut akan dianalisa kode yang telah dibuat bagian per bagian. Bagian pertama yang akan dianalisa adalah fungsi show_time dan show_digit, yaitu fungsi yang dipakai untuk menampilkan nilai waktu (4 digit), serta fungsi yang digunakan untuk menampilkan digit tertentu. Berikut adalah fungsi show_digit. void show_digit(char dig){ switch (dig){ case 0: PORTB = 0b sec; case 1: PORTB = 0b sec; case 2: PORTB = 0b sec; case 3: PORTB = 0b sec; case 4: PORTB = 0b sec; case 5: PORTD = 0b ; PORTB = 0b sec; case 6: PORTD = 0b ; PORTB = 0b sec; case 7: PORTB = 0b sec; case 8: Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 3

4 PORTB = 0b sec; case 9: PORTB = 0b sec; Pada dasarnya, bagian ini berfungsi untuk mengatur nilai keluaran dari tiap pin yang berhubungan dengan pin yang digunakan untuk menampilkan angka pada 4-digit 7 segment. Yang dalam kasus kami adalah pin 6-13 Arduino, atau kalau di map ke pin AVR adalah pin D7 dan D6 serta pin B0-B5. Pola bit yang dikeluarkan bergantung pada angka yang ingin ditampilkan. Kemudian, LED DP ditampilkan sekali tiap 2 detik dengan menggunakan sec yang mana nilainya ditoggle setiap detik. Berikut adalah bagian show_time. void show_time(char digs[]){ for(int i = 0; i < 4; i++){ show_digit(digs[i]); PORTD ^= (1<<(i+2)); PORTD ^= (1<<(i+2)); Pada dasarnya, bagian ini akan menampilkan nilai digit yang berbeda-beda pada posisi digit 7 segment yang berbeda bergantung pada nilai dari digs[i]. Sebagai contoh, apabila nilai digs adalah {1,2,3,4, maka 7 segment pertama akan menampilkan angka 1, 7 segment kedua akan menampilkan angka 2, 7 segment ketiga akan menampilkan angka 3, serta 7 segment keempat akan menampilkan angka 4. Cara kerja dari fungsi ini adalah dengan mengaktifkan posisi digit yang sesuai pada 4-digit 7 segment secara berganti-gantian dengan sangat cepat. Setiap kali posisi digit tertentu diaktifkan, ditampilkan nilai digit yang sesuai untuk posisi tersebut dengan menggunakan fungsi show_digit. Meskipun akhirnya untuk setiap digit akan ditampilkan dengan sangat singkat, namun dikarenakan dalam waktu yang sangat singkat pula digit ditampilkan kembali, mata manusia akan mengangapnya menyala secara terus menerus. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan disini adalah, dikarenakan 7 segment yang digunakan adalah common anode, maka untuk mengakitfkan 7 segment tertentu justru diberikan tegangan low. Untuk kasus kami, pin-pin yang digunakan untuk mengaktifkan keempat 7 segment adalah pin 2-5 Arduino, atau pin D2-D5 ATMega328. Selanjutnya, akan dijelaskan bagian kode pengesetan timer, init_tim serta ISR dari timer overflow. Berikut adalah fungsi init_tim yang dibuat. void init_int(){ TIMSK1 = 0b ; TCCR1B = 0b ; TCNT1L = 0xDC; sei(); Pada dasarnya, bagian kode ini melakukan pengesetan terhadap nilai prescaler yang digunakan, interrupt timer yang di-enable serta nilai TCNT awal. Pengesetan nilai TIMSK1 = 1 berfungsi untuk meenable interrupt timer overflow dari TCNT1. TCCR1B = 0b mengeset nilai prescaler nya menjadi 256. Sedangkan nilai TCNT1H dan TCNT1L dipilih agar diperoleh interrupt overflow setiap 1 detik. Nilai TCNT diperoleh dari perhitungan berikut. TCNT1 = MHz 1s = 3036 = 0x0BCD 256 Berikut adalah fungsi ISR yang dipanggil setiap detik. void init_int(void); ISR(TIMER1_OVF_vect){ TIFR1 = (1<<TOV1); TCNT1L = 0xDC; mytime++; if(mytimer > 0){ mytimer--; minute = (mytime/60)%60; hour = (mytime/3600)%24; mytime_arr[0] = minute%10; mytime_arr[1] = minute/10; mytime_arr[2] = hour%10; mytime_arr[3] = hour/10; minute = (mytimer)%60; hour = (mytimer/60)%60; mytimer_arr[0] = minute%10; mytimer_arr[1] = minute/10; mytimer_arr[2] = hour%10; mytimer_arr[3] = hour/10; Bagian pertama, yaitu TIFR1 = (1<<TOV1); Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 4

5 TCNT1L = 0xDC; Berfungsi untuk me-reset timer sehingga dapat kembali digunakan untuk menghitung 1 detik. Bagian kedua, yaitu mytime++; if(mytimer > 0){ mytimer--; Berfungsi untuk menaikkan nilai mytime yang digunakan untuk mode jam serta menurunkan nilai mytimer yang digunakan untuk mode timer. Bagian terakhir, yaitu minute = (mytime/60)%60; hour = (mytime/3600)%24; mytime_arr[0] = minute%10; mytime_arr[1] = minute/10; mytime_arr[2] = hour%10; mytime_arr[3] = hour/10; minute = (mytimer)%60; hour = (mytimer/60)%24; mytimer_arr[0] = minute%10; mytimer_arr[1] = minute/10; mytimer_arr[2] = hour%10; mytimer_arr[3] = hour/10; Berfungsi untuk mengkonversi nilai detik pada variabel mytime dan mytimer menjadi digit-digit pada 7 segment LED 4 digit. Selanjutnya, akan dijelaskan kode yang ada di dalam loop while(1). Berikut adalah bagian pertama dari kode dalam loop while(1). if(mode == 0){ show_time(mytime_arr); else if(mode == 1){ show_time(temptime); else if(mode == 2){ show_time(temptime); else if(mode == 3){ show_time(mytimer_arr); Pada dasarnya bagian kode ini akan menampilkan angka yang sesuai bergantung pada sedang pada mode apa. Mode 0 adalah mode jam, dengan demikian yang akan ditampilkan adalah mytime. mode 1 dan mode 2 adalah mode pengesetan, dengan demikian nilai yang akan ditampilkan adalah temptime, yaitu nilai yang sedang di set. Mode 3 adalah mode timer, dengan demikian yang akan ditampilkan adalah mytimer, yaitu nilai timer. Selanjutnya, adalah penanganan penekanan tombol. Berikut adalah penanganan penekanan tombol merubah mode. if(!digitalread(a0)){ while(!digitalread(a0)); mode = (mode+1)%3; Terlihat bahwa pada dasarnya ketka tombol mode ditekan, nilai mode ditambah sehingga mode pun berubah. Berikut adalah penanganan penekanan tombol untuk melakukan pengesetan. else if(!digitalread(a3)){ while(!digitalread(a3)); if(mode == 1 mode == 2){ pos = (pos+1)%4; else if(!digitalread(a2)){ while(!digitalread(a2)); if(mode == 1 mode == 2){ temptime[pos] = (temptime[pos]+1)%10; Dalam mode pengesetan, pengguna dapat mengeset nilai tiap digit dari keempat digit pada 7 segment LED 4 digit. Untuk itu, disediakan dua tombol untuk melakukan pengesetan, yaitu tombol yang digunakan untuk memilih digit mana yang akan diubah nilainya, serta tombol yang digunakan untuk menaikkan nilai nya. Terlihat bahwa nilai yang diset dalam mode ini adalah nilai temptime, dengan demikian, selama pengesetan, nilai jam tidak terpengaruh, hingga tombol konfirmasi ditekan. Berikut adalah bagian penganganan penekanan tombol konfirmasi. else if(!digitalread(a1)){ while(!digitalread(a1)); if(mode == 1){ mode = 0; mytime_arr[3] = temptime[3];mytime_arr[2] = temptime[2];mytime_arr[1] = temptime[1];mytime_arr[0] = temptime[0]; mytime = temptime[0]*60+temptime[1]*600+tempti me[2]*3600+temptime[3]*36000; else if(mode == 2){ mode = 3; mytimer_arr[3] = temptime[3];mytimer_arr[2] = temptime[2];mytimer_arr[1] = temptime[1];mytimer_arr[0] = temptime[0]; mytimer = temptime[0]+temptime[1]*10+temptime[2 ]*60+tempTime[3]*600; Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 5

6 Pada dasarnya, ketika tombol konfirmasi ditekan, nilai pengesetan akan dijadikan nilai yang dipakai pada mode jam atau mode timer, bergantung pada mode apakah pengesetan dilakukan. Apabila pengesetan dilakukan pada mode 1, yaitu pengesetan jam, maka nilai yang akan diubah adalah nilai mytime, sedangkan apabila pengesetan dilakukan pada mode 2, yaitu pengesetan timer, maka nilai yang akan diubah adalah nili mytimer. 5. KESIMPULAN Jam digital telah berhasil dibuat dengan kualitas yang cukup memuaskan, yaitu akurasi hingga kurang dari 100us untuk setiap detiknya. Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 6

7 LAMPIRAN int mode = 0; long unsigned int mytime = 0; long unsigned int mytimer = 0; char minute; char hour; char mytime_arr[4] = {0,0,0,0; char mytimer_arr[4] = {0,0,0,0; char temptime[4] = {0,0,0,0; char pos = 0; void init_int(void); ISR(TIMER1_OVF_vect){ TIFR1 = (1<<TOV1); TCNT1L = 0xDC; mytime++; if(mytimer > 0){ mytimer--; minute = (mytime/60)%60; hour = (mytime/3600)%24; mytime_arr[0] = minute%10; mytime_arr[1] = minute/10; mytime_arr[2] = hour%10; mytime_arr[3] = hour/10; minute = (mytimer/60)%60; hour = (mytimer/3600)%24; mytimer_arr[0] = minute%10; mytimer_arr[1] = minute/10; mytimer_arr[2] = hour%10; mytimer_arr[3] = hour/10; void show_digit(char dig){ switch (dig){ case 0: PORTB = 0b ; case 1: PORTB = 0b ; case 2: PORTB = 0b ; case 3: PORTB = 0b ; case 4: PORTB = 0b ; Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 7

8 case 5: PORTD = 0b ; PORTB = 0b ; case 6: PORTD = 0b ; PORTB = 0b ; case 7: PORTB = 0b ; case 8: PORTB = 0b ; case 9: PORTB = 0b ; void show_time(char digs[]){ for(int i = 0; i < 4; i++){ show_digit(digs[i]); PORTD ^= (1<<(i+2)); PORTD ^= (1<<(i+2)); int main(void){ DDRD = 0xFF; DDRB = 0xFF; DDRC = 0x00; PORTC = 0xFF; PORTD = 0x00; init_int(); while(1){ if(mode == 0){ show_time(mytime_arr); else if(mode == 1){ show_time(temptime); else if(mode == 2){ show_time(temptime); else if(mode == 3){ show_time(mytimer_arr); if(!digitalread(a0)){ while(!digitalread(a0)); mode = (mode+1)%3; else if(!digitalread(a3)){ while(!digitalread(a3)); if(mode == 1 mode == 2){ pos = (pos+1)%4; else if(!digitalread(a2)){ while(!digitalread(a2)); if(mode == 1 mode == 2){ temptime[pos] = (temptime[pos]+1)%10; Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 8

9 else if(!digitalread(a1)){ while(!digitalread(a1)); if(mode == 1){ mode = 0; mytime_arr[3] = temptime[3];mytime_arr[2] = temptime[2];mytime_arr[1] = temptime[1];mytime_arr[0] = temptime[0]; mytime = temptime[0]*60+temptime[1]*600+temptime[2]*3600+temptime[3]*36000; else if(mode == 2){ mode = 3; mytimer_arr[3] = temptime[3];mytimer_arr[2] = temptime[2];mytimer_arr[1] = temptime[1];mytimer_arr[0] = temptime[0]; mytimer = temptime[0]*60+temptime[1]*600+temptime[2]*3600+temptime[3]*36000; void init_int(){ TIMSK1 = 0b ; TCCR1B = 0b ; TCNT1L = 0xDC; sei(); Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 9

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Abstrak

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Abstrak MODUL 2 Timer, Counter, Interupt Samuel Andrian (13213100) Asisten: Aditya Rachman (13212143) Tanggal Percobaan: 30/03/2015 EL3214-Praktikum Sistem Mikroprosesor Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah

Lebih terperinci

Apa itu timer/counter?

Apa itu timer/counter? Timer/Counter Apa itu timer/counter? Merupakan suatu pencacah(counter) yang bisa menghitung naik/turun Pencacah berupa register 8 bit/16 bit Nilai cacahan yg tersimpan di register tersebut akan naik/turun

Lebih terperinci

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS Minggu ke 5 8 Maret 2013 Sistem Mikrokontroler FE UDINUS 2 Jenis Timer/Counter Jenis-jenis Timer Pada ATMega8535L terdapat 4 buah fasilitas timer yaitu : Timer 0 : Adalah timer 8 bit dengan timer value

Lebih terperinci

JOBSHEET VIII MENGGUNAKAN TIMER/COUNTER DALAM MIKROKONTROLER ATMEGA8535

JOBSHEET VIII MENGGUNAKAN TIMER/COUNTER DALAM MIKROKONTROLER ATMEGA8535 JOBSHEET VIII MENGGUNAKAN TIMER/COUNTER DALAM MIKROKONTROLER ATMEGA8535 1 TUJUAN Mahasiswa mampu menggunakan fitur timer/counter mikrokontroler. Mahasiswa mampu menggunakan mikrokontroler untuk membuat

Lebih terperinci

Timer / Counter. Hendawan Soebhakti. November 2009

Timer / Counter. Hendawan Soebhakti. November 2009 Timer / Counter Hendawan Soebhakti November 2009 Sub Pokok Bahasan Jenis Timer/Counter Register TIMSK dan TIFR Interrupt Timer Sistem Mikrokontroler - By : Hendawan Soebhakti 2 Timer/Counter Jenis-jenis

Lebih terperinci

MIKROPENGENDALI C TEMU 4 AVR TIMER AND COUNTER. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom

MIKROPENGENDALI C TEMU 4 AVR TIMER AND COUNTER. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom MIKROPENGENDALI C TEMU 4 AVR TIMER AND COUNTER Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom PENDAHULUAN Pada mikropengendali terdapat register Timer/Counter yang berfungsi

Lebih terperinci

Timer/Counter. AVR ATMega 8535

Timer/Counter. AVR ATMega 8535 Timer/Counter AVR ATMega 8535 Timer/Counter ATMega8535 mempunyai timer/counter yang berfungsi sebagai pencacah/pewaktuan. Karena ATMega8535 mampu memakai crystal berfrekuensi sampai dengan 16 MHz maka

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. waktu tertentu. Dimana alat tersebut dapat dioperasikan melalui komputer serta

BAB IV PEMBAHASAN. waktu tertentu. Dimana alat tersebut dapat dioperasikan melalui komputer serta 41 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Kerja Sistem Pencacah Nuklir Sistem Pencacah Nuklir adalah sebuah alat yang digunakan untuk mencacah intensitas radiasi yang ditangkap oleh detektor nuklir dalam selang

Lebih terperinci

Gambar 4.2 Rangkaian keypad dan LED

Gambar 4.2 Rangkaian keypad dan LED JOBSHEET IV ANTARMUKA MIKROKONTROLER DENGAN KEYPAD TUJUAN Mengetahui dan memahami cara mengantarmukakan mikrokontroler dengan keypad. Mengetahui dan memahami bagaimana memrogram mikrokontroler untuk membaca

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER Pada tahap perancangan ini dibagi menjadi 2 tahap perancangan. Tahap pertama adalah perancangan perangkat keras (hardware), yang meliputi rangkaian rangkaian

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Kode heksadesimal untuk angka 0-9

Tabel 3.1 Kode heksadesimal untuk angka 0-9 JOBSHEET III ANTARMUKA MIKROKONTROLER DENGAN SEVEN SEGMEN 1 TUJUAN Mengetahui dan memahami cara mengantarmukakan mikrokontroler dengan rangkaian seven Mengetahui dan memahami bagaimana memrogram mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Tampilan Awal Aktifasi Prototype. Gambar 4.1 Simulasi tampilan awal aktifasi prototype

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Tampilan Awal Aktifasi Prototype. Gambar 4.1 Simulasi tampilan awal aktifasi prototype BAB IV ANALISA DATA 4.1 Tampilan Awal Aktifasi Prototype Aktif Aktif Aktif 2 1 Aktif Aktif Gambar 4.1 Simulasi tampilan awal aktifasi prototype Aktif Aktif 1 Aktif Aktif Aktif 2 Switch Aktifasi Gambar

Lebih terperinci

MAKALAH PERANCANGAN KEYPAD MESIN FOTOKOPI SISTEM MIKROPROSESOR

MAKALAH PERANCANGAN KEYPAD MESIN FOTOKOPI SISTEM MIKROPROSESOR MAKALAH PERANCANGAN KEYPAD MESIN FOTOKOPI SISTEM MIKROPROSESOR DISUSUN OLEH: RIZKY JANUAR (35501) NATHAN SITOHANG (36017) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Pustaka P a g e

DAFTAR ISI. Daftar Pustaka P a g e DAFTAR ISI Halaman I. DASAR TEORI Mikrokontroler ATmega16 1. Pengertian Mikrokontroler... 2 2. Arsitektur ATmega16... 2 3. Konfigurasi Pena (PIN) ATmega16... 4 4. Deskripsi PIN Mikrokontroler ATmega16...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 57 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Fungsi dari masing-masing blok yang terdapat pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut : Mikrokontroler AT89S52 Berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard s RISC Processor) dari Atmel ini

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard s RISC Processor) dari Atmel ini BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller ATMega 8535 Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard s RISC Processor) dari Atmel ini menggunakan arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) yang artinya proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan disajikan dalam mekanisme perancangan alat, baik perangkat keras (hardware) ataupun perangkat lunak (software). Tahapan perancangan dimulai dari perancangan blok

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 22 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan keseluruhan dari sistem atau alat yang dibuat. Secara keseluruhan sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat keras yang meliputi komponen

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROKONTROLER. Paralel Input Output

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROKONTROLER. Paralel Input Output LAPORAN PRAKTIKUM MIKROKONTROLER Paralel Input Output Disusun Oleh Nama : Yudi Irwanto NIM : 021500456 Prodi Jurusan : Elektronika Instrumentasi : Teknofisika Nuklir SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BADAN

Lebih terperinci

Pengenalan Bahasa C. 1. Struktur penulisan program. #include < [library2.h] > #define [nama2] [nilai] ;

Pengenalan Bahasa C. 1. Struktur penulisan program. #include < [library2.h] > #define [nama2] [nilai] ; Pengenalan Bahasa C 1. Struktur penulisan program #include < [library1.h] > #include < [library2.h] > #define [nama1] [nilai] ; #define [nama2] [nilai] ; [global variables] [functions] void main(void)

Lebih terperinci

COUNTER ASYNCHRONOUS

COUNTER ASYNCHRONOUS COUNTER ASYNCHRONOUS A. Tujuan Kegiatan Praktikum 3 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : ) Merangkai rangkaian SYNCHRONOUS COUNTER 2) Mengetahui cara kerja rangkaian SYNCHRONOUS COUNTER

Lebih terperinci

MAKALAH. Timer atau Counter 0 dan 1. Oleh : Rizky Dwi N ( ) Satrio Teguh Yulianto ( ) D3 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH. Timer atau Counter 0 dan 1. Oleh : Rizky Dwi N ( ) Satrio Teguh Yulianto ( ) D3 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO MAKALAH Timer atau Counter 0 dan 1 Oleh : Rizky Dwi N (1431110061 ) Satrio Teguh Yulianto (1431110023) D3 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG TAHUN 2015/2016 i KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

JOBSHEET II ANTARMUKA MIKROKONTROLER DENGAN TOGGLE SWITCH

JOBSHEET II ANTARMUKA MIKROKONTROLER DENGAN TOGGLE SWITCH JOBSHEET II ANTARMUKA MIKROKONTROLER DENGAN TOGGLE SWITCH 1 TUJUAN Mengetahui dan memahami cara mengantarmukakan mikrokontroler dengan rangkaian input saklar toggle. Mengetahui dan memahami bagaimana memrogram

Lebih terperinci

COUNTER ASYNCHRONOUS

COUNTER ASYNCHRONOUS COUNTER ASYNCHRONOUS A. Tujuan Kegiatan Praktikum 2 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : ) Merangkai rangkaian ASYNCHRONOUS COUNTER 2) Mengetahui cara kerja rangkaian ASYNCHRONOUS

Lebih terperinci

Pulsa = Frekuensi * 60/20 ; atau Pulsa = frekuensi*30;

Pulsa = Frekuensi * 60/20 ; atau Pulsa = frekuensi*30; JUDUL : Penghitung Kecepatan Motor DC dengan Display LCD 16X2 Berbasis Mikrokontroler ATMega16 TUJUAN : - Menghitung nilai kecepatan motor dc dengan satuan rpm - Menampilkan nilai rpm ke tampilan LCD -

Lebih terperinci

Fungsi Soft Timer untuk Keperluan Operasi Tundaan dan Penjadwalan (Scheduling) Pada Sistem Embedded

Fungsi Soft Timer untuk Keperluan Operasi Tundaan dan Penjadwalan (Scheduling) Pada Sistem Embedded Fungsi Soft Timer untuk Keperluan Operasi Tundaan dan Penjadwalan (Scheduling) Pada (Oleh Iwan Setiawan) setiaone.iwan@gmail.com http://iwan.blog.undip.ac.id Pada artikel Engineering View: Control Problems

Lebih terperinci

JOBSHEET VII MENGGUNAKAN INTERRUPT DALAM MIKROKONTROLLER ATMEGA8535

JOBSHEET VII MENGGUNAKAN INTERRUPT DALAM MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 JOBSHEET VII MENGGUNAKAN INTERRUPT DALAM MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 1 TUJUAN Menjelaskan fitur interrupt dalam mikrokontroler. Mengetahui dan memahami bagaimana memrogram mikrokontroler untuk menjalankan

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING INFUS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16 ABSTRAK

SISTEM MONITORING INFUS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16 ABSTRAK SISTEM MONITORING INFUS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16 Tedi Susanto / 0322184 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung,

Lebih terperinci

Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. 1 Interupsi Struktur interupsi Program Demonstrasi Interupsi Multiple Interrupt Source Context Saving Timer dan Counter Watchdog Timer Sleep Mode Rangkuman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Agar mendapatkan hasil yang diinginkan maka diperlukan suatu rancangan agar dapat mempermudah dalam memahami sistem yang akan dibuat, oleh karenanya akan

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN. 4.1 Umum. Untuk dapat menentukan kualitas kerja suatu alat perlu dilakukan satu

BAB IV PENGUJIAN. 4.1 Umum. Untuk dapat menentukan kualitas kerja suatu alat perlu dilakukan satu BAB IV PENGUJIAN 4.1 Umum Untuk dapat menentukan kualitas kerja suatu alat perlu dilakukan satu tahap terakhir setelah perancangan selesai yaitu pengujian. Pada tahap ini pengujian meliputi seluruh fungsi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN MIKROKONTROLLER UNTUK PEMULA DI SMK N I BANTUL OLEH: TIM PENGABDIAN MASYARAKAT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

MODUL PELATIHAN MIKROKONTROLLER UNTUK PEMULA DI SMK N I BANTUL OLEH: TIM PENGABDIAN MASYARAKAT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO MODUL PELATIHAN MIKROKONTROLLER UNTUK PEMULA DI SMK N I BANTUL OLEH: TIM PENGABDIAN MASYARAKAT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 MIKROKONTROLER UNTUK PEMULA

Lebih terperinci

Membuat kontrol display seven segment Membuat program Counter baik Up Counter maupun Down Counter dengan media tampilan 7-Segment.

Membuat kontrol display seven segment Membuat program Counter baik Up Counter maupun Down Counter dengan media tampilan 7-Segment. DISPLAY 7SEGMENT Menggunakan Arduino Uno Membuat kontrol display seven segment Membuat program Counter baik Up Counter maupun Down Counter dengan media tampilan 7-Segment. A. Hardware Arduino Uno Arduino

Lebih terperinci

PENGENALAN ARDUINO. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin-pin ini mensupport komunikasi SPI menggunakan SPI library.

PENGENALAN ARDUINO. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin-pin ini mensupport komunikasi SPI menggunakan SPI library. PENGENALAN ARDUINO Arduino merupakan board mikrokontroller yang berbasis opensource. Ada beberapa macam arduino, salah satunya adalah arduino uno yang akan di gunakan pada kesempatan kali ini. SPESIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut alat dan bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan pada pembuatan dan penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut alat dan bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan pada pembuatan dan penelitian ini adalah: 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Perancangan Perangkat Keras 3.1.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan modul termometer digital dengan output suara berbasis ATmega 16 ini dalam pengerjaanya membutuhkan

Lebih terperinci

Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab

Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab Selasa 18 Oktober 2011; 09:00 WIB ; Dosen: Waskita Adijarto, Pranoto Hidaya Rusmin 1 Sistem Mikroprosesor Diketahui sebuah sistem mikroprosesor

Lebih terperinci

DT-IO Application Note

DT-IO Application Note DT-I/O DT-IO Application Note AN151 Ekspansi 2 Pin I/O AVR Menjadi 8 Input/Output Oleh: Tim IE Mengembangkan aplikasi yang cukup besar dan kompleks tentu membutuhkan pin untuk I/O yang banyak. Kendala

Lebih terperinci

KONFIGURASI PIN AT MEGA 16A

KONFIGURASI PIN AT MEGA 16A KONFIGURASI PIN AT MEGA 16A Gambar Deskripsi Pin AT Mega 16A Deskripsi Mikrokontroller ATmega16A VCC (power supply) GND (ground) Port A (PA7..PA0) Port A berfungsi sebagai input analog pada A/D Konverter.

Lebih terperinci

SPC Application Note. SPC IR Transceiver. Gambar 1 Blok Diagram AN159. RX (PORTD.0 J13 pin3 / J4 pin2)

SPC Application Note. SPC IR Transceiver. Gambar 1 Blok Diagram AN159. RX (PORTD.0 J13 pin3 / J4 pin2) SPC SPC Application ote A159 Kendali Relay dengan Remote TV Oleh : Tim IE Sekarang ini hampir semua peralatan elektronik rumah tangga ataupun industri telah dilengkapi dengan remote control untuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

Teknik-Teknik Penyesuaian Sensor

Teknik-Teknik Penyesuaian Sensor Teknik-Teknik Penyesuaian Sensor Workshop Teknologi Sensor & Aktuator Untuk Kontes Robot Indonesia Nopember 2007 riyanto@eepis-its.edu Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Materi 1. Teknik-Teknik Penyesuaian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari satu keluaran, yaitu 5

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari satu keluaran, yaitu 5 BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Rangkaian Catu Daya Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari

Lebih terperinci

Pengenalan CodeVisionAVR

Pengenalan CodeVisionAVR Pengenalan CodeVisionAVR Hendawan Soebhakti Oktober 2009 Sub Pokok Bahasan Pengenalan CodeVision Menampilkan Data Ke Port Output Membaca Data Dari Port Input 2 CodeVisionAVR C Compiler CodeVisionAVR C

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

PERTEMUAN IV PEMOGRAMAN SEVEN SEGMEN DAN LCD

PERTEMUAN IV PEMOGRAMAN SEVEN SEGMEN DAN LCD PERTEMUAN IV PEMOGRAMAN SEVEN SEGMEN DAN LCD TUJUAN: - Mahasiswa mampu memprogram mikrokontroller untuk menampilkan Informasi pada perangkan output Seven Segmen dan LCD. PERALATAN: Modul-modul/perangkat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mikrokontroller ATMega8535 Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silicon

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem DOT Matrix ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni: perancangan perangkat keras serta perancangan perangkat lunak. 3.1. Perancangan Perangkat Keras Sistem yang

Lebih terperinci

MODUL 8 Analog Digital Converter (ADC)

MODUL 8 Analog Digital Converter (ADC) MODUL 8 Analog Digital Converter (ADC) AVR ATMega16 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran ADC internal dengan resolusi 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC dapatdi konfigurasi, baik single

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

Materi 8: AVR Timer Programming

Materi 8: AVR Timer Programming Materi 8: AVR Timer Programming I Nyoman Kusuma Wardana Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Kusuma Wardana, M.Sc. 1 Introduction Programming Timers: Timer0 Timer1 Timer2 Counter Kusuma Wardana, M.Sc. 2 Banyak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung. Penelitian dimulai pada bulan Februari 2011

Lebih terperinci

Dasar Pemrograman Mikrokontroler dengan Bahasa C

Dasar Pemrograman Mikrokontroler dengan Bahasa C Dasar Pemrograman Mikrokontroler dengan Bahasa C Pokok Bahasan: 1. Penggunaan Fungsi (Using Functions) 2. Penanaman bahasa rakitan di dalam Program 'C' Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam bab ini,

Lebih terperinci

Laboratorium MIKROKONTROLER 1 AVR ATmega8535

Laboratorium MIKROKONTROLER 1 AVR ATmega8535 Laporan Praktikum Laboratorium MIKROKONTROLER 1 AVR ATmega8535 Proyek 05 Keypad Disusun oleh: Kelompok EK-2A / 06 06 09 - Bayu Triatmono - Hanfil Lutfia Anisa NIM NIM 3.32.13.0.06 3.32.13.0.09 Dosen: Dr.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 55 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pada bab ini akan membahas tentang pengujian dan pengukuran pada masingmasing bagian dari blok diagram rancang bangun papan skor LED analog berbasis mikrokontroller ATMEGA8535.

Lebih terperinci

ADC (Analog to Digital Converter)

ADC (Analog to Digital Converter) ADC (Analog to Digital Converter) Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal sinyal digital. IC ADC 0804 dianggap dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul. adalah sebagai berikut : 3. Kapasitor 22nF dan 10nF

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul. adalah sebagai berikut : 3. Kapasitor 22nF dan 10nF 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN Bahan komponen yang digunakan untuk pembuatan rangkaian modul adalah sebagai berikut : 3.1.1 Rangkaian Minimum System Komponen yang digunakan pada rangkaian minimum

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 9 Penulisan dan Pembacaan ADC pada Mikrokontroler

PRAKTIKUM 9 Penulisan dan Pembacaan ADC pada Mikrokontroler PRAKTIKUM 9 Penulisan dan Pembacaan ADC pada Mikrokontroler 1. TUJUAN Mahasiswa dapat memahami pola pemrograman ADC pada Arduino Memahami pembacaan dan penulisan ADC pada mikrokontroler. 2. DASAR TEORI

Lebih terperinci

Pemrograman Mikrokontroler dengan Bahasa C Lanjut

Pemrograman Mikrokontroler dengan Bahasa C Lanjut Pemrograman Mikrokontroler dengan Bahasa C Lanjut Pokok Bahasan: 1. Konfigurasi AT MEGA 8535 2. I/O Ports 3. Interrupts 4. Timer / Counter 5. Komunikasi serial Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum REGISTER

Jobsheet Praktikum REGISTER REGISTER A. Tujuan Kegiatan Praktikum - : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat :. Mengetahui fungsi dan prinsip kerja register.. Menerapkan register SISO, PISO, SIPO dan PIPO dalam rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor DC dan Motor Servo 2.1.1. Motor DC Motor DC berfungsi mengubah tenaga listrik menjadi tenaga gerak (mekanik). Berdasarkan hukum Lorenz bahwa jika suatu kawat listrik diberi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem ini terdiri dari 2 bagian besar, yaitu, sistem untuk bagian dari panel surya ke baterai dan sistem untuk bagian dari baterai ke lampu jalan. Blok

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PEMANTAU TEKANAN DAN KONSENTRASI OKSIGEN UDARA PERNAFASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega32

PERANCANGAN ALAT PEMANTAU TEKANAN DAN KONSENTRASI OKSIGEN UDARA PERNAFASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega32 PERANCANGAN ALAT PEMANTAU TEKANAN DAN KONSENTRASI OKSIGEN UDARA PERNAFASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega32 Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

8. TRANSFER DATA. I. Tujuan

8. TRANSFER DATA. I. Tujuan 8. TRANSFER DATA I. Tujuan 1. Membuat rangkaian transfer data seri dan transfer data secara paralel dengan menggunakan IC yang berisi JK-FF dan D-FF. 2. Mengamati operasi transfer data seri dan dan transfer

Lebih terperinci

MODUL 2 Input Data dalam Arduino

MODUL 2 Input Data dalam Arduino MODUL 2 Input Data dalam Arduino I. TUJUAN Mahasiswa mampu mengenal dan memahami maksud maupun penerapan Arduino Mahasiswa dapat menciptakan sebuah karya berbasis Arduino Mahasiswa dapat mengontrol sebuah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Suatu tujuan akan tercapai dengan baik bila dilakukan melalui tahaptahap yang disusun dan dikerjakan dengan baik pula. Sebelum suatu ide diwujudkan dalam bentuk nyata,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. FOTO KOMPONEN : 1) Water flow sensor G1

LAMPIRAN. A. FOTO KOMPONEN : 1) Water flow sensor G1 LAMPIRAN A. FOTO KOMPONEN : 1) Water flow sensor G1 63 64 2) Arduino Nano Versi3.0 3) Buzzer 65 4) Relay Module 1 Channel 5) Push Button 66 B. SKEMA PERANCANGAN RANGKAIAN 1) Skema Rangkaian Keseluruhan

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM DASAR ARDUINO

PANDUAN PRAKTIKUM DASAR ARDUINO BBROBOTINDONESIA PANDUAN PRAKTIKUM DASAR ARDUINO www.belajarbikinrobot.weebly.com Praktikum 7 Belajar Arduino Menggunakan FOR LOOP Pada praktikum kita kali ini, kita akan membahas sebuah fungsi yang sangat

Lebih terperinci

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS Minggu ke 2 8 Maret 2013 Sistem Mikrokontroler FE UDINUS 2 Jenis jenis mikrokontroler Jenis-jenis Mikrokontroller Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroller. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut. Sampel Air Sensor TDS Modul Sensor Program Mikrokontroller ATMega16

Lebih terperinci

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop 1. FLIP-FLOP Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan stabil atau disebut Bistobil Multivibrator. Rangkaian flip-flop mempunyai sifat sekuensial karena sistem kerjanya diatur

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai Desember

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) berbasis mikrokontroler.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) berbasis mikrokontroler. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembuatan Alat 4.1.1 Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras (hardware) yang telah berhasil dibuat pada penelitian ini adalah alat Negative Pressure Wound Therapy

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1. Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Pembahasan ini meliputi pembahasan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan suhu dan timer berbasis mikrokontroler ATMega8535, dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan suhu dan timer berbasis mikrokontroler ATMega8535, dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Sistem Adapun blok diagram sistem dari inkubator bakteri dilengkapi dengan suhu dan timer berbasis mikrokontroler ATMega8535,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Software Instalasi merupakan hal yang sangat penting karena merupakan proses penginputan data dari komputer ke dalam mikrokontroler. Sebelum melakukan instalasi, hubungkan

Lebih terperinci

MODUL 6 PROYEK PERANCANGAN RANGKAIAN DIGITAL: STOPWATCH DIGITAL

MODUL 6 PROYEK PERANCANGAN RANGKAIAN DIGITAL: STOPWATCH DIGITAL MODUL 6 PROYEK PERANCANGAN RANGKAIAN DIGITAL: STOPWATCH DIGITAL Muhammad Wildan Gifari (13211061) Ferry Hermawan (13211062) Asisten: Nirmala Twinta Tanggal Percobaan: 5/12/2012 EL2195-Sistem Digital Laboratorium

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM DASAR ARDUINO

PANDUAN PRAKTIKUM DASAR ARDUINO BBROBOTINDONESIA PANDUAN PRAKTIKUM DASAR ARDUINO www.belajarbikinrobot.weebly.com Praktikum 12 Belajar Arduino Menggunakan Input Digital (Button) Untuk Mengontrol Output Digital (LED) Pada praktikum kita

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

PEMBUATAN PROTOTIPE ALAT PENDETEKSI LEVEL AIR MENGGUNAKAN ARDUINO UNO R3

PEMBUATAN PROTOTIPE ALAT PENDETEKSI LEVEL AIR MENGGUNAKAN ARDUINO UNO R3 PEMBUATAN PROTOTIPE ALAT PENDETEKSI LEVEL AIR MENGGUNAKAN ARDUINO UNO R3 Sofyan 1), Catur Budi Affianto 2), Sur Liyan 3) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra Jalan Tentara

Lebih terperinci