HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Langkah-langkah deteksi cluster dengan algoritme DDBC. Performansi Hasil Cluster

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Langkah-langkah deteksi cluster dengan algoritme DDBC. Performansi Hasil Cluster"

Transkripsi

1 Performansi Hasil Cluster Gambar 8 Langkah-langkah deteksi cluster dengan algoritme DDBC. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil cluster. Analisis yang digunakan adalah analisis cluster ce. Besarnya ce within cluster (V w ) dan ce between cluster (V b ) akan dihitung untuk mengukur besarnya penyebaran dari data hasil clustering. Visualisasi Clustering Hasil akhir clustering diimplementasikan dalam bentuk visual berupa map based. Tampilan peta akan menunjukkan hasil pengelompokan wilayah hotspot berdasarkan tingkat kerawanan terjadinya kebakaran hutan. Perbedaan warna pada node menandakan pengelompokkan suatu titik ke dalam cluster yang berbeda. Implementasi Pada tahap ini akan diimplementasikan hasil clustering data hotspot beserta visualisasi. Implementasi dilakukan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Berikut merupakan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk mengembangkan sistem adalah sebagai berikut: Perangkat lunak: Sistem operasi : Windows 7 Ultimate XAMPP 1.7 DBMS PostgreSQL Bahasa Pemrograman PHP 4.49 Web browser Mozilla Firefox 4 Notepad++ GeoServer Adobe Dreamwaver CS3 Perangkat keras: Prosesor: Intel Core(TM)2 Duo CPU 2.20 GHz Memory 2 GB Monitor dengan resolusi 1024x768 px Mouse dan keyboard HASIL DAN PEMBAHASAN Praproses Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data hasil analisis kueri yang telah diujikan pada penelitian Kurniawan (2011). Data hotspot yang digunakan adalah titik-titik yang muncul berulang kali di rentang tahun 2002 hingga Banyaknya data yang diperoleh dari hasil analisis kueri sebanyak 151 data. Kemunculan titik api pada suatu daerah bervariasi. Kemunculan paling banyak yakni tiga kali dalam rentang tahun tersebut, namun terdapat pula titik yang hanya muncul di satu tahun tertentu. Berdasarkan hasil kueri tersebut, data hotspot yang diperoleh merupakan titik api yang muncul berulang kali di Provinsi Riau, Jambi, 9

2 Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan. Tampilan contoh data yang digunakan pada penelitian dapat dilihat secara detail pada Lampiran 1. Keseluruhan data tersebut akan diolah melalui beberapa tahap di dalam algoritme DDBC. Pada proses akhir dari tahap estimasi hubungan antar titik masih digunakan keseluruhan data, namun untuk tahap berikutnya yakni tahap deteksi clustering terjadi proses pencarian ketetanggaan menggunakan konsep RST (Relationship Strength Threshold). Pada penelitian ini besarnya RST yang digunakan adalah 0.5, sehingga perolehan nilai bobot final dari tahap akhir estimasi hubungan antar titik akan diperiksa apakah bernilai lebih kecil dari RST. Hubungan antar titik yang kuat dinilai lebih besar atau sama dengan besarnya RST. Banyaknya data yang memenuhi konsep hubungan yang kuat tersebut, untuk selanjutnya diolah pada tahap clustering adalah sebanyak 15 titik. Pencocokan kebutuhan data dengan teknik algoritme DDBC membutuhkan penghapusan beberapa atribut dari data hasil analisis kueri. Atribut yang dihapus yaitu Vs, Ve, dan keterangan, selain penghapusan beberapa atribut yang tidak banyak berpengaruh, ditambahkan pula atribut yang penting dalam teknik DDBC yaitu atribut vertex. Atribut vertex diperoleh berdasarkan nilai lintang dan bujur yang mewakili suatu titik api. Penambahan atribut vertex bertujuan mempermudah pembentukan relationship graph. Penerapan aspek temporal dimasukkan ke dalam atribut year yang menyimpan komponen tahun kemunculan titik api. Frekuensi kemunculan setiap hotspot berbedabeda, sebagai contoh terdapat data hotspot yang hanya muncul sekali pada tahun Namun terdapat pula titik api yang muncul sebanyak tiga kali yaitu pada tahun 2002, tahun 2003, dan tahun Keseluruhan data hotspot tetap digunakan untuk perhitungan pada tahap selanjutnya. Tabel 3 merupakan contoh data hotspot yang digunakan pada penelitian. Estimasi Hubungan Titik Data hotspot yang telah diolah pada tahap praproses selanjutnya akan dicari hubungannya menggunakan fungsi jarak euclid. Secara garis besar proses estimasi hubungan antar titik pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 9. Perhitungan jarak dilakukan pada titik yang muncul setiap tahunnya. Hasil jarak euclid tersebut selanjutnya diolah dengan menggunakan persamaan influence function. Jenis influence function yang digunakan pada penelitian adalah square wave function. Penggunaan square wave function bertujuan pula sebagai fungsi kernel function yang akan memberikan keluaran berupa nilai Boolean. Nilai jarak antar titik seperti diperoleh pada Gambar 9c diproses menggunakan square wave function yang mempunyai nilai threshold ( sebesar Nilai threshold tersebut merupakan hasil standar deviasi dari perolehan jarak euclid dari keseluruhan data (Kang 2008). Besarnya jarak antar titik yang bernilai lebih besar dari threshold diberi nilai 0 yang artinya hubungan antar titik tersebut tidak berpengaruh terhadap keseluruhan data clustering dan hubungan titik tersebut dikatakan lemah. Hasil akhir dari fungsi kernel tersebut akan memberikan nilai keluaran boolean yaitu 0 dan 1, dapat dilihat pada Gambar 9d. Nilai-nilai hubungan antar titik yang telah diperoleh, maka selanjutnya akan dilakukan perhitungan kekuatan hubungan. Besarnya kekuatan hubungan ( merepresentasikan bobot yang menghubungkan dua buah titik dengan memasukkan nilai boolean yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam persamaan strength relationship, maka didapat nilai = Tabel 3 Contoh data hotspot yang digunakan pada penelitian Lintang Bujur Time Vertex Nama_kab Nama_prop The_geom M Muaro Jambi Jambi A M Muaro Jambi Jambi A M Muaro Jambi Jambi A U Pelalawan Riau C U Pelalawan Riau C U Pelalawan Riau C AS Dumai (Kota) Riau A 10

3 Gambar 9 Tahapan estimasi hubungan pada data penelitian. Pada penelitian ini, besarnya nilai strength relationship untuk setiap hubungan antar titik yang berpengaruh memiliki nilai yang sama yaitu 0.25, hal tersebut terjadi berdasarkan perolehan nilai boolean melalui perumusan square wave function adalah sama yakni sebesar 1. Kasus yang lain terjadi pada hubungan antar titik yang menghasilkan nilai 0 dalam perhitungan square wave function, maka hubungan titik tersebut pun akan memperoleh bobot sebesar 0. Gambar 9e memberikan representasi sederhana untuk proses perolehan nilai strength relationship hubungan antar titik setiap tahun kemunculannya. Pembobotan akan bertambah terhadap suatu hubungan titik apabila hubungannya muncul berulang di tahun berikutnya. Perulangan pembobotan tersebut diinisialisasi menggunakan nilai awal sebesar 0.25 pada tahun Hubungan titik yang muncul kembali di tahun berikutnya akan bertambah menjadi 0.5, sedangkan hubungan titik yang tidak muncul di tahun berikutnya berkurang menjadi 0. Banyaknya perulangan dilakukan hingga tahun 2005 dan selanjutnya akan diperoleh bobot final dari relationship graph. Modifikasi Ketetanggan Bobot yang merepresentasikan kekuatan hubungan antar titik kembali diolah guna kebutuhan clustering. Teknik DDBC menggunakan konsep RST neighborhood, besarnya nilai RST dapat dihitung melalui persamaan yang telah diberikan sebelumnya. Gambar 10 berikut menjelaskan perhitungan nilai RST yang digunakan di dalam penelitian. RST = = 0.5 Gambar 10 Perhitungan nilai RST. Penggunaan nilai f adalah sebesar 1 yakni merepresentasikan waktu kemunculan suatu objek sebagai ketetanggaan dari objek lain yang merupakan bagian cluster. Kemunculan objek tersebut sebagai tetangga objek cluster adalah paling banyak satu kali dalam rentang empat tahun berdasarkan penggunaan data. Besarnya history window (h) yang digunakan adalah 4. Penggunaan nilai history window tersebut merujuk berdasarkan time stamp yang digunakan pada penelitian yaitu disimpan di dalam atribut year. Atribut year yang digunakan yaitu tahun 2002, 2003, 2004, dan Penggunaan nilai p sebesar 3 yakni merepresentasikan waktu kemunculan objek yang merupakan bagian cluster sebagai ketetanggaan dari objek lain di cluster tersebut. Titik-titik yang memiliki bobot bernilai kurang dari RST tidak akan disertakan pada 11

4 tahap clustering berikutnya karena hubungan vertex tersebut didefinisikan lemah. Titik yang bernilai lebih dari RST digunakan dalam konsep RST Neighborhood dan akan diproses selanjutnya dalam tahap clustering. Deteksi Cluster Banyaknya jumlah titik yang memenuhi RST Neighborhood sebanyak 15 titik. Tampilan data untuk daerah-daerah yang memenuhi syarat hubungan ketetanggan yang dinilai kuat dapat dilihat pada Lampiran 2. Hubungan titik tersebut memiliki nilai strength relationship yang lebih besar dari RST. Berdasarkan data yang diperoleh titik-titik tersebut merepresentasikan daerah yang berada pada Provinsi Riau dan Sumatera Utara. Titik tersebut selanjutnya dikelompokkan sesuai dengan konsep clustering pada konsep DBSCAN. Banyaknya titik yang berada dalam ketetanggaan RST harus memenuhi salah satu syarat DBSCAN yaitu mempunyai titik tetangga yang lebih besar jumlahnya dari jumlah titik minimum (minpts). Besarnya nilai minpts yang digunakan pada penelitian ini adalah 4. Ukuran standar besarnya nilai minpts sebesar 4 telah cukup mewakili jumlah ketetanggan suatu point (Ester et al. 1996). Berdasarkan penggunaan nilai minpts yang berubah-ubah pada penelitian dapat disimpulkan adanya hubungan antara minpts dan pembentukan cluster. Semakin kecil nilai minpts, maka semakin kecil kemunculan noise, dan sebaliknya semakin besar minpts, maka semakin sedikit jumlah cluster yang terbentuk. Teknik DDBC yang diterapkan untuk mengelompokan titik-titik api menggunakan konsep yang sama seperti pada DBSCAN, yaitu penggunaan konsep density-reachable, densityconnectivity, dan cluster. Titik yang mempunyai ketetanggaan dengan jumlah yang lebih dari minpts akan diproses untuk dikelompokkan menggunakan fungsi ExpandCluster. Berikut diberikan potongan fungsi ExpandCluster menggunakan bahasa pemrograman PHP pada Gambar 11. Fungsi ExpandCluster seperti yang dapat dilihat pada Gambar 11 akan memberikan hasil akhir berupa clusters dan noise. Apabila suatu titik tidak mempunyai jumlah tetangga yang lebih besar dari nilai minpts sebesar 4, maka titik tersebut akan dikelompokkan ke dalam noise. 01 functionexpandcluster($setofpoint, $Point,$clID, $Min){ 02 global $classified; 03 global $cluster_noise; 04 global $cluster; 05 $seeds = $SetofPoint[$Point]; if(count($seeds) < $Min){ 08 array_push($cluster_noise, $Point); 09 return 0; } 10 else{ foreach($seeds as $point_seed => $value_seed){ 13 $result_currentp = $SetofPoint[$point_seed];} Gambar 11 Potongan fungsi ExpandCluster pada proses clustering. Berdasarkan penggunaan data yang akan dikelompokkan yakni sebanyak 15 titik, data yang berhasil dideteksi dalam cluster adalah sebanyak 8 titik. Hasil clustering yang diperoleh dari algoritme DDBC yakni sebanyak 3 cluster dan banyaknya noise adalah 3 titik. Pembagian cluster yang dihasilkan berikut dapat dilihat pada Tabel 4, selain itu daerah yang dikelompokkan ke dalam noise adalah Kabupaten Dumai dan Indragiri Hilir. Tabel 4 Hasil clustering dari algoritme DDBC sebanyak 3 cluster Clusters Cluster 0 Cluster 1 Cluster 2 Vertex Tapanuli Selatan, Pelalawan, Dumai (Kota), Bengkalis Pelalawan Bengkalis Pada cluster 0 terdapat 4 kabupaten, cluster 1 dan cluster 2 hanya memiliki masing-masing satu kabupaten. Kabupaten Pelalawan yang dikelompokkan ke dalam cluster 1 dapat didefinisikan sebagai pencilan (outlier), hal yang sama pun berlaku pada daerah Bengkalis yang dikelompokkan dalam cluster 2. Hal ini disebabkan persebaran pola dari kedua titik tersebut tidak mengikuti sebaran yang terbentuk, selain itu berdasarkan hasil clustering dapat dilihat bahwa kedua kabupaten yaitu Pelalawan dan Bengkalis telah dikelompokkan sebelumnya ke dalam cluster 0. Daerah Pelalawan yang dikelompokkan ke dalam cluster 0 merupakan daerah yang mempunyai nilai lintang dan bujur yang berbeda dengan daerah Pelalawan pada cluster 12

5 1, dikarenakan pada penelitian ini informasi yang disimpan oleh suatu daerah hanya terbatas pada level Kabupaten. Penggunaan dari data awal sebanyak 15 titik terdapat 4 titik yang tidak terdeteksi ke dalam cluster maupun noise yaitu Kabupaten Muaro Jambi, Mandailing Natal, dan Rokan Hulu. Pada penerapan algoritme DDBC ini, hal tersebut dapat terjadi disebabkan daerah-daerah tersebut tidak pernah muncul sebagai tetangga dari titik lain dan jumlah tetangga yang dimiliki daerah tersebut tidak memenuhi banyaknya jumlah titik minimum ketetanggaan (minpts). Evaluasi Hasil Cluster Hasil clustering yang telah diperoleh pada Tabel 4 akan dilihat nilai persebarannya menggunakan analisis. Suatu cluster dikatakan baik apabila anggota di dalam cluster mempunyai tingkat kemiripan yang tinggi antar satu dengan lainnya (internal homogeneity) dan sama sekali berbeda terhadap anggota cluster lainnya (external homogeneity). Hasil perhitungan nilai cluster ce untuk cluster yang telah terbentuk disajikan dalam Tabel 5. Besarnya cluster ce ( ) pada cluster 1 dan cluster 2 yang masingmasing hanya memiliki satu anggota cluster akan bernilai lebih besar jika dibandingkan dengan cluster ce dari cluster 0. Tabel 5 Hasil perhitungan cluster ce Cluster Cluster ces ( ) Cluster Cluster Cluster Analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan dua perhitungan yakni analisis cluster seluruh data dan analisis cluster tanpa penggunaan noise. Jumlah seluruh data yang akan dikelompokkan sebanyak 15 titik. Hasil perhitungan analisis tersebut disajikan dalam Tabel 6. Hasil perhitungan analisis seluruh data termasuk data noise menghasilkan nilai V w yang kecil apabila dibandingkan dengan nilai V w dari perhitungan analisis tanpa menyertakan noise. Hal tersebut terjadi pada penelitian dikarenakan pada perhitungan ces within cluster tersebut mengikutsertakan kabupaten yang dikenali sebagai unclassified. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa besarnya keragaman dari hasil clustering tanpa noise memiliki kesamaan internal di dalam cluster yang lebih kecil dibandingkan hubungan antar cluster yang sama sekali berbeda. Secara umum hasil perhitungan dengan noise maupun dengan keseluruhan data menghasilkan analisis terhadap seluruh cluster telah mampu memenuhi kriteria cluster yang baik. Tabel 6 Hasil perhitungan keseluruhan analisis Analisis tanpa noise Analisis seluruh data V w V b V min V max Clustering menggunakan teknik DDBC telah mengelompokan titik api ke dalam tiga cluster yaitu kabupaten yang dikelompokkan ke dalam cluster 0 yaitu Tapanuli Selatan, Pelalawan, Dumai, dan Bengkalis Pada cluster 1 yaitu daerah Pelalawan dan pada cluster 2 yaitu daerah Bengkalis. Daerah-daerah yang dikelompokkan ke dalam cluster 0 menjelaskan bahwa kabupaten tersebut seringkali muncul dalam rentang tahun 2002 sampai 2005, sehingga daerah tersebut akan lebih sering muncul sebagai ketetanggaan suatu daerah lain. Kabupaten yang terdapat dalam cluster 0 termasuk ke dalam kelompok titip api yang berpotensi tinggi terhadap terjadinya kebakaran hutan. Kabupaten yang dikelompokkan ke dalam cluster 1 dan 2 dikenali sebagai outlier, sedangkan Kabupaten Dumai dan Indragiri Hilir pada penelitian ini dideteksi sebagai noise. Daerah-daerah tersebut memiliki jumlah tetangga yang kurang dari titik minimum ketetanggaan yakni sebanyak 4 daerah. Berdasarkan hal tersebut, maka pengguna dalam hal ini yakni pihak yang berwenang terkait penanggulangan kebakaran hutan dapat mengetahui daerah-daerah yang memiliki potensi tinggi terhadap terjadinya kebakaran hutan dilihat dari besarnya frekuensi kemunculan daerah terkait pada rentang tahun tertentu. Hasil visualisasi hasil clustering pada data kebakaran hutan ditampilkan pada Gambar 12 di bawah ini. Daerah yang dikelompokkan ke dalam cluster 0 ditandai dengan node berwarna merah, daerah yang termasuk cluster 1 ditandai dengan node berwarna biru, dan 13

PENERAPAN DYNAMIC DENSITY BASED CLUSTERING PADA DATA KEBAKARAN HUTAN FANI WULANDARI

PENERAPAN DYNAMIC DENSITY BASED CLUSTERING PADA DATA KEBAKARAN HUTAN FANI WULANDARI PENERAPAN DYNAMIC DENSITY BASED CLUSTERING PADA DATA KEBAKARAN HUTAN FANI WULANDARI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PENERAPAN

Lebih terperinci

Nama_ kab. Kode_ prop. Kode_ kab. The_ geom. Nama_ prop. Gid Lintang Bujur Date Month Time Noaa 110, ,

Nama_ kab. Kode_ prop. Kode_ kab. The_ geom. Nama_ prop. Gid Lintang Bujur Date Month Time Noaa 110, , Analisis dan Kueri Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hotspot dari aspek spasial dan aspek temporalnya dengan menggunakan kueri sederhana yang diterapkan pada model data yang telah dibuat. Contoh-contoh

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 19 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Kebakaran hutan yang sering terjadi di Indonesia berkaitan erat dengan dua faktor utama yaitu faktor alam dan faktor manusia. Kemungkinan terdapat karakteristik

Lebih terperinci

Membuat list dari masingmasing. digunakan sesuai data yg ada. Membuat list Minimum Bounding Rectangle (MBR) dari polygon

Membuat list dari masingmasing. digunakan sesuai data yg ada. Membuat list Minimum Bounding Rectangle (MBR) dari polygon METODE PENELITIAN Metode penelitian terdiri atas analisis data kebakaran hutan, proses indexing, implementasi indexing pada database, pengujian, dan evaluasi. Gambar 7 merupakan proses penelitian yang

Lebih terperinci

dan N3). Objek di atas akan diberikan index sesuai dengan tahun saat objek tersebut valid yaitu

dan N3). Objek di atas akan diberikan index sesuai dengan tahun saat objek tersebut valid yaitu dan N3). Objek di atas akan diberikan index sesuai dengan tahun saat objek tersebut valid yaitu 2005-2006. 4. Untuk objek yang masih valid akan dimasukkan ke dalam current database. Ganti current database

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Lingkup Penelitian

2 TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Lingkup Penelitian 3 Ruang Lingkup Penelitian 1. Teknik yang digunakan dalam membentuk clustering titik panas adalah DBSCAN. 2. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data titik panas kebakaran hutan di Indonesia

Lebih terperinci

Training. Level Transformasi Wavelet. Banyak Fitur. Ukuran Dimensi. 0 40x x30 600

Training. Level Transformasi Wavelet. Banyak Fitur. Ukuran Dimensi. 0 40x x30 600 Citra asli Citra ya Inisialisasi: Topologi jaringan, Bobot awal, Lebar tetangga, Nilai laju awal pembelajaran Kriteria pemberhentian Training Error> -6 Epoch< 4 Alpha> HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Praproses Data Clustering

HASIL DAN PEMBAHASAN Praproses Data Clustering Perangkat lunak: Sistem operasi: Windows XP Home Edition, WEKA versi 3.5.7, ArcView GIS 3.3, Map Server For Windows (ms4w) 2.3.1 Chameleon 2.4.1 Perangkat keras: Prosessor intel Pentium 4 ~2GHz Memory

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data

METODE PENELITIAN. Data Ukuran kebakaran yang luasannya kurang dari 1.21 km² akan dipresentasikan sebagai satu pixel dan yang lebih dari 1.21 km² akan dipresentasikan sebagai 2 pixel. Luas areal minimum yang mampu dideteksi sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan pemaparan tentang program aplikasi yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan mengenai kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Pendahuluan menjelaskan latar belakang pemilihan judul tugas akhir beserta upaya-upaya pemecahan masalah berupa perumusan rumusan masalah dan tujuan. Terdapat pula ruang lingkup kajian

Lebih terperinci

Studi Akurasi Citra Landsat 8 dan Citra MODIS untuk Pemetaan Area Terbakar (Studi Kasus: Provinsi Riau)

Studi Akurasi Citra Landsat 8 dan Citra MODIS untuk Pemetaan Area Terbakar (Studi Kasus: Provinsi Riau) A758 Studi Akurasi Citra Landsat 8 dan Citra MODIS untuk Pemetaan Area Terbakar (Studi Kasus: Provinsi Riau) Agita Setya Herwanda, Bangun Muljo Sukojo Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap aplikasi clustering yang telah dibangun. Tahapan ini dilakukan setelah analisis dan perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Untuk melakukan sebuah penelitian, dibutuhkan alat dan bahan sebagai penunjang penelitian itu sendiri. Untuk mendukung jalannya penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan yang akan dilakukan oleh penulis untuk memberikan gambaran serta kemudahan dalam melakukan penelitian. Berikut tahapan

Lebih terperinci

Lingkungan Pengembangan HASIL DAN PEMBAHASAN

Lingkungan Pengembangan HASIL DAN PEMBAHASAN aturan 3--5 untuk menentukan interval akan dibagi menjadi berapa kelompok. Hasilnya akan menjadi hirarki paling atas. Kemudian nilai maksimum dan nilai minimum diperiksa apakah nilainya masuk ke dalam

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kata futsal berasal dari bahasa Spanyol, yaitu Futbol (sepak bola) dan Sala (ruangan), yang jika digabung artinya menjadi Sepak Bola dalam Ruangan. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metode Pengumpulan Data Proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara berikut ini, yaitu : 1. Observasi Observasi dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Penggunaan komputer semakin meluas dalam kehidupan sehari-hari. Dari hanya untuk bermain game, browsing Internet, sampai digunakan untuk aplikasi yang tidak hanya sekedar

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pendataan jemaat dilakukan secara manual. Jemaat yang akan mendaftar mengisi form pendaftaran terlebih dahulu. Data yang telah diisi pada form akan disimpan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Setiap tahapan di dalam penelitian ini akan ditunjukkan di dalam Tabel 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Setiap tahapan di dalam penelitian ini akan ditunjukkan di dalam Tabel 2. 6 tahap ini, pola yang telah ditemukan dipresentasikan ke pengguna dengan teknik visualisasi agar pengguna dapat memahaminya. Deskripsi aturan klasifikasi akan dipresentasikan dalam bentuk aturan logika

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi membutuhkan media untuk mengolah data keanggotaan dan menyampaikan informasi kepada anggota. Informasi yang disampaikan biasanya bersifat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Perangkat Keras Mobile. perangkat keras yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Perangkat Keras Mobile. perangkat keras yang memiliki spesifikasi sebagai berikut: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Dalam mengimplementasikan aplikasi Find Hypermart dibutuhkan perangkat pendukung berupa perangkat keras dan perangkat lunak sebagai kebutuhan dalam sistem.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Tahap ini dilakukan setelah perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya akan diimplementasikan pada bahasa pemrograman yang akan digunakan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rendy, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rendy, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Twitter merupakan sebuah situs microblogging yang populer dibandingkan dengan situs microblogging lainnya. Hal ini terlihat dari jumlah pengguna Twitter yang mencapai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. membantu untuk lebih memahami jalannya aplikasi ini. Sistem atau aplikasi dapat

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. membantu untuk lebih memahami jalannya aplikasi ini. Sistem atau aplikasi dapat BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Implementasi Sistem Implementasi sistem adalah implementasi dari analisis dan desain yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga diharapkan dengan adanya implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur: Peramalan, Curah Hujan, Knowledge Discovery in Database, Jaringan Saraf Tiruan, Backpropagation, Optimalisasasi Backpropagation Pengumpulan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SMA Negeri Sumatera Selatan merupakan salah satu SMA yang menjadi pusat perhatian bagi siswa SMP di provinsi Sumatera Selatan. SMA yang berdiri dibawah naungan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dua, yaitu perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dua, yaitu perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software). BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 IMPLEMENTASI 4.1.1 SPESIFIKASI SISTEM Spesifikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (Hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini mendeskripsikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data dan sistematika penyajian. 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Adapun yang akan dibahas pada bab ini yaitu mengenai hasil dari pembahasan Sistem Informasi Persediaan Barang pada CV. BARUMUN, yang telah dibuat serta akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Kebutuhan Sistem Hardware & Software Agar sistem dapat berjalan dengan baik dibutuh kan computer dengan spesifikasi yang mencakup fasilitas multimedia yaitu minimal mencakup

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 36 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Penelitian ini diawali dengan melihat ketergantungan antar lokasi dan waktu. Lokasi-lokasi dalam penelitian ini saling berhubungan, hal ini ditunjukkan dengan nilai

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi virtual dressing room. Di bawah ini

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi virtual dressing room. Di bawah ini BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem berisi spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi virtual dressing room. Di bawah

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Implementasi Pada bab ini akan diuraikan cara dan langkah-langkah untuk mengimplementasikan rancangan perangkat lunak, kebutuhan perangkat lunak maupun perangkat keras yang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Setelah melakukan tahap analisis dan perancangan sistem selesai di

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Setelah melakukan tahap analisis dan perancangan sistem selesai di BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Sistem Setelah melakukan tahap analisis dan perancangan sistem selesai di lakukan, selanjutnya melakukan tahap implementasi dan pengujian sistem yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Tahapan penelitian. Praproses Data

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Tahapan penelitian. Praproses Data daerah dalam lingkup R dan f(r) adalah fungsi yang dijalankan pada lingkup R. Mekanisme algoritme Naive adalah sebagai berikut : 1 Menentukan dataset D yang merupakan himpunan seluruh poligon / daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Desain penelitian atau tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut. Studi Literatur 1. Logika Fuzzy 2.

Lebih terperinci

Spatio-Temporal Clustering Hotspot di Sumatera Selatan Tahun Menggunakan Algoritme ST-DBSCAN dan Bahasa Pemrograman R

Spatio-Temporal Clustering Hotspot di Sumatera Selatan Tahun Menggunakan Algoritme ST-DBSCAN dan Bahasa Pemrograman R Tersedia secara online di: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jika Volume 3 Nomor 2 halaman 112-121 ISSN: 2089-6026 Spatio-Temporal Clustering Hotspot di Sumatera Selatan Tahun 2002-2003 Menggunakan Algoritme

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN Proses Dasar Sistem Proses dasar pengembangan sistem secara umum terdiri dari tahapan sebagai berikut: 1 Praproses. Pada tahap ini dilakukan persiapan yang meliputi seleksi data, transformasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Tampilan aplikasi perancangan SIG lokasi klinik hewan di wilayah Medan akan tampil baik menggunakan Mozilla Firefox, untuk menjalankan aplikasi ini buka Mozilla

Lebih terperinci

BAB IV HASIL RANCANGAN

BAB IV HASIL RANCANGAN BAB IV HASIL RANCANGAN 4.1. Spesifikasi Hardware dan Kebutuhan Software Dalam pengimplementasian sistem informasi pemesanan kendaraan operasional berbasis web pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur: Permalan Time Series, Harga Minyak Bumi, Jaringan Syaraf Tiruan, Backpropagation Pengumpulan Data Harga Minyak Bumi di Indonesia Perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM 60 BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM IV.1. Tampilan Antarmuka IV.1.1 Tampilan Menu a. Halaman Beranda Halaman beranda merupakan halaman awal saat aplikasi dijalankan. Bentuk Halaman beranda dapat dilihat pada

Lebih terperinci

Lingkungan Implementasi Clustering Menggunakan SOM HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Perkembangan Anak Validasi Cluster Menggunakan

Lingkungan Implementasi Clustering Menggunakan SOM HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Perkembangan Anak Validasi Cluster Menggunakan sehingga dapat diproses dengan SOM. Pada tahap seleksi data, dipilih data perkembangan anak berdasarkan kategori dan rentang usianya. Kategori perkembangan tersebut merupakan perkembangan kognitif, motorik

Lebih terperinci

Web browser Mozilla Firefox 2.0 dan Internet Explorer 7 HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis Data

Web browser Mozilla Firefox 2.0 dan Internet Explorer 7 HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis Data 6 Web browser Mozilla Firefox 2.0 dan Internet Explorer 7 Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Data hotspot yang digunakan adalah data dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Hal ini disebabkan data hotspot

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Pada bab ini menjelaskan hasil dari perancangan serta uji coba yang dilakukan dari sistem yang telah selesai dibangun. Hasil sistem yang dibuat merupakan sistem informasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Awal Lingkungan Pengembangan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Awal Lingkungan Pengembangan 6 proses updating lokasi untuk basis data dailyhotspot importime.php merupakan modul yang berguna untuk melakukan proses updating elemen dimensi waktu untuk basis data monthlyhotspot importimedaily.php

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisis Sistem Pembuatan sistem kamus bahasa Sunda online, memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung dalam pembuatan sistem tersebut. Adapun perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwilayah jawa timur. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. diwilayah jawa timur. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Malang merupakan kota metropolitan ke dua dari kota surabaya yang ada diwilayah jawa timur. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 820.243 jiwa, dengan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data dan sistematika penyajian. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM. analisis dan perancangan dijadikan acuan dalam pembuatan kode program. Pada

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM. analisis dan perancangan dijadikan acuan dalam pembuatan kode program. Pada BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Implemetasi Sistem Implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem supaya dapat siap untuk dioperasikan. Implementasi merupakan tahap pengembangan dimana hasil analisis

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi khususnya dalam bidang informasi, teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk memudahkan suatu rumah sakit dalam mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk menyimpan, mengolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki,

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Secara umum Sistem Informasi Geografis merupakan suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program studi sistem informasi merupakan salah satu program studi yang menggunakan bantuan asisten dosen dalam proses belajar mengajar. Setiap satu semester

Lebih terperinci

20 PEBRUARI 2014 JAM WIB

20 PEBRUARI 2014 JAM WIB 20 PEBRUARI 2014 JAM 01.00 WIB 2 CITRA SATELIT (20 Pebruari 2014 Jam 09.00 WIB) 3 POLA ANGIN DAN TEKANAN (19 Pebruari 2014 Jam 19.00 WIB) 0 0 Sumber : http://www.bom.gov.au/australia/ 4 5 INFORMASI HOTSPOT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bali adalah pulau dimana banyaknya turis yang berdatangan, karena Bali memiliki tempat-tempat wisata dan budaya yang dapat menarik para turis untuk mengunjungi

Lebih terperinci

Lingkungan Pengembangan Data Mining HASIL DAN PEMBAHASAN Preprocessing Data

Lingkungan Pengembangan Data Mining HASIL DAN PEMBAHASAN Preprocessing Data Setelah dilakukan analisis clustering maka algoritme tersebut akan dibandingkan berdasarkan cluster yang terbentuk dari hasil analisis cluster-nya. Hasil perbandingan diharapkan dapat membuktikan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Chevron Pasific Indonesia (PT. CPI) wilayah Riau dengan 4 distrik daerah pengelolaan layanan telepon dan internet yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Dewasa ini fungsi komputer semakin dimanfaatkan dalam segala bidang. Baik di bidang pendidikan, bisnis, ataupun penelitian. Penggunaan komputer kini tidak lagi terbatas

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM IV.1. Uji Coba Sistem Pada tahap uji coba sistem berfungsi untuk memeriksa sistem yang telah dirancang apakah sudah selesai sesuai dengan target perancangan. Sistem

Lebih terperinci

4. BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

4. BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4. BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Sebelum program di implementasikan, maka program harus bebas dari kesalahan. Kesalahan program yang mungkin terjadi antara lain karena kesalahan penulisan (coding),

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Salah satu hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan aplikasi ini adalah implementasi sistem. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk menghasilkan sebuah aplikasi berbasis web sebagai pemecahan dari permasalahan yang diangkat. Untuk menghasilkan aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL RANCANGAN Hardware 1. Processor : Intel Dual Core CPU 2.0GHz 2. Memory (RAM) : 1 GB 3. Hardisk : 80 GB

BAB IV HASIL RANCANGAN Hardware 1. Processor : Intel Dual Core CPU 2.0GHz 2. Memory (RAM) : 1 GB 3. Hardisk : 80 GB BAB IV HASIL RANCANGAN 4.1. Spesifikasi Hardware dan Kebutuhan Software Penulis mengusulkan penggunaan hardware dan software dalam pengimplementasian sistem informasi pengajuan kredit pada PT Bussan Auto

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian untuk Sistem Optimalisasi Produksi ini menggunakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian untuk Sistem Optimalisasi Produksi ini menggunakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian untuk Sistem Optimalisasi Produksi ini menggunakan model sekuensial linier. Desain penelitian untuk sistem optimalisasi produksi ini

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Dalam bab 1 ini akan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, metode penelitian dan sistematika penyajian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pengambilan matakuliah merupakan salah satu hal yang cukup penting bagi mahasiswa pada saat melakukan registrasi. Akan tetapi pada saat pengambilan matakuliah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Setelah melakukan analisa dan pengembangan sistem, pada tahap selanjutnya akan dilakukan proses Implementasi sistem. Pada proses ini pengembang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 IMPLEMENTASI SISTEM Tahap implementasi dan pengujian sistem dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menjelaskan bagaimana langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian agar rumusan masalah penelitian dapat terselesaikan.

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data, dan sistematika penyajian. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini berisi penjelasan mengenai proses implementasi dan pengujian yang dilakukan dalam penelitian mengenai aplikasi algoritma spasial clustering pada data mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap aplikasi yang dibangun. Tahapan ini dilakukan setelah analisis dan perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Studi literatur mengenai decision support system serta beberapa metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan dengan banyak kriteria, yaitu: metode

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat keadaan yang semakin mudah. Kemudahan di dalam lingkup sekolah juga sudah mulai berkembang. Siswa dan guru

Lebih terperinci

Data Mining. Tidak. Mulai. Data transaksi. Pembersihan data. Seleksi data. Transformasi data. Pemberian nilai minimum support

Data Mining. Tidak. Mulai. Data transaksi. Pembersihan data. Seleksi data. Transformasi data. Pemberian nilai minimum support 6 Representasi Pengetahuan Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses KDD. Sederetan aturan atau rule disajikan kepada pengguna dengan menggunakan algoritme Rule Generation. Mulai Data transaksi Pembersihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari sistem informasi Geografis Lokasi Restaurant Seafood. IV.1.1. Tampilan Halaman Beranda Tampilan ini merupakan

Lebih terperinci

4 Web server mengakses kubus data Palo server melalui Palo PHP API. Aplikasi OLAP menggunakan library JpGraph untuk menampilkan grafik.

4 Web server mengakses kubus data Palo server melalui Palo PHP API. Aplikasi OLAP menggunakan library JpGraph untuk menampilkan grafik. 5 4 Web server mengakses kubus data Palo server melalui Palo PHP API. Aplikasi OLAP menggunakan library JpGraph untuk menampilkan grafik. Lapis atas: Web browser Grafik Laptop JpGraph Line Plot Presentasi

Lebih terperinci

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5 oleh pengguna sistem adalah node awal dan node tujuan pengguna. Lingkungan Pengembangan Sistem Implementasi Algoritme Genetika dalam bentuk web client menggunakan bahasa pemrograman PHP dan DBMS MySQL.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk menunjang kegiatan penelitian dalam bab ini akan dijabarkan desain penelitian, alat dan bahan, dan bahan penelitian. 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian merupakan

Lebih terperinci

database server. PHP bersifat terbuka dalam pengembangan, dan gratis. Meskipun demikian PHP memiliki dukungan fungsi yang variatif (Achour, 2000).

database server. PHP bersifat terbuka dalam pengembangan, dan gratis. Meskipun demikian PHP memiliki dukungan fungsi yang variatif (Achour, 2000). 3 database server. PHP bersifat terbuka dalam pengembangan, dan gratis. Meskipun demikian PHP memiliki dukungan fungsi yang variatif (Achour, 2000). METODOLOGI Langkah kerja dalam mengembangkan aplikasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1. Lingkungan Implementasi Pada studi kasus yang penulis lakukan di PT. XYZ bahwa batasan implementasi sistem aplikasi masih dijalankan secara local. 5.1.1 Perangkat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI 81 BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI 5.1 Implementasi Sistem Implementasi adalah tahap penerapan dan sekaligus pengujian bagi sistem berdasarkan hasil analisa dan perancangan yang telah dilakukan pada

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Toko Rudi Music merupakan salah satu toko alat musik di kota Magelang yang menjual berbagai macam alat musik. Toko ini tidak buka cabang dan merupakan toko

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 76 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 1.1 IMPLEMENTASI SISTEM Tahap implementasi dan pengujian sistem dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan implementasi dari Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian kinerja yang sudah dibangun 5.1 Lingkungan Implementasi Lingkungan implementasi meliputi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam melakukan penelitian untuk memudahkan penyusun dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam melakukan penelitian untuk memudahkan penyusun dalam BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah tahapan yang menggambarkan susunan dalam melakukan penelitian untuk memudahkan penyusun dalam melakukan kegiatan. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 67 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil 1. Tampilan Menu Home Tampilan menu home sistem informasi geografis ini sebagai halaman pertama kali saat aplikasi ini dijalankan. Halaman ini berisi menu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada zaman yang telah maju ini manusia telah dimanjakan dengan berbagai kecanggihan teknologi. Hampir diseluruh aspek kehidupan manusia terdapat teknologi yang canggih

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Pada bab ini penulis akan melakukan implementasi prototipe yang dirancang pada bab sebelumnya. Tahap ini merupakan tahap dimana sistem siap untuk dioperasikan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Tampilan aplikasi perancangan SIG letak lokasi salon mobil SEHAT di wilayah kota Medan akan tampil baik menggunakan Mozilla Firefox, untuk menjalankan aplikasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kelompok cluster yang sama. Halaman rekomendasi tampak seperti pada Gambar 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN. kelompok cluster yang sama. Halaman rekomendasi tampak seperti pada Gambar 2. 5 b. Penentuan profil minat dan perilaku pengguna. c. Tingkat kesesuain rekomendasi dengan yang diharapkan oleh pengguna. 5. Pemeliharaan (Support) Tahap ini tidak dilakukan dalam penelitian ini. kelompok

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia di jaman modern ini. Kebutuhan akan transportasi meningkat seiring dengan banyak

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perencanaan pengambilan mata kuliah adalah hal yang sangat penting dalam proses registrasi karena mempengaruhi keseluruhan proses belajar selama berada di universitas.

Lebih terperinci