BAB III ANALISIS DATA PROYEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS DATA PROYEK"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS DATA PROYEK III.A Identitas Proyek A. Profil Gambar 3.1 Image Bangunan (Sumber : Dokumentasi Pribadi) Nama Proyek Bentuk Usaha Pemilik Pengelola Sifat Proyek Lokasi : Museum Piaggio Vespa : Museum : Swasta : Swasta : Fiktif : Jalan Medan Merdeka Timur No.14, Gambir, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Luas Lahan : m 2 Luas Bangunan : m 2 94

2 - Pengunjung : Semua umur B. Logo Museum Piaggio Vespa Gambar 3.2 Logo Museum Vespa Piaggio (Sumber : Google,2016) Logo museum diambil dari salah satu pendiri vespa sendiri yaitu Piaggio, Piaggio adalah Italian manufacturer of scooter brands, Piaggio, Vespa, Gilera, and Derbi. Sebab itu mengapa menjadi logo untuk museum Vespa. C. Arti Warna Logo Warna Biru Tua : melambangkan integritas, ketulusan, kreativitas. Warna Biru Muda : melambangkan kejernihan pikiran dan komunikasi. Warna Putih : melambangkan pencapaian diri, keamanan kebersihan, dan persatuan. 95

3 III.A.1 Analisis Studi Fisik Bangunan dan Lingkungan III.A.1.1 Analisis Makro Bangunan A. Analisis Bangunan Aspek Lingkungan: Gambar 3.3 Peta Lingkungan (Sumber : Google Maps, 2016) Kondisi sekitar Museum Piaggio Vespa terletak di daerah yang kompleks karena berdekatan dengan perkantoran dan area rekreasi. Faktor pemandangan sekitar tampak bangunan perkantoran dan aktivitas jalan raya karena bangunan Museum Piaggio Vespa sendiri berada di pusat kota Yang dikenal oleh penduduk Jakarta serta kawasan yang ramai untuk aktivitas sehari hari. 96

4 B. Analisis Lingkungan Gambar 3.4 Makro lingkungan (Sumber : Google Earth, 2016 ) a) Lokasi Jalan Medan Merdeka Timur No.14, Gambir, Daerah Khusus Ibukota Jakarta b) Ukuran Wilayah 1. Luas Bangunan : m 2 2. Luas Lahan : m 2 c) Batasan Museum Barat Utara Timur Selatan : Monumen Nasional Jakarta : Stasiun Gambir Atau Gedung PT.Pertamina : Untuk Menuju Ke stasiun Senen : Biro Kepegawaian Sekertariat Jendral 97

5 III.A.1.2 Analisis Mikro Bangunan A. Analisis Mikro Bangunan Gambar 3.5 Site Plan (Sumber : Dokumentasi Galeri Nasional Indonesai) Utara Barat Selatan Timur : Gedung pamer B, dan kantor pemasaran : Pelataran taman, Jalan Raya Merdeka : Gedung pamer C, perpustakaan : Bangsal/ruang serbaguna 98

6 B. Analisis Mikro Lingkungan Gambar 3.6 Mikro Lingkungan (Sumber : Dokumentasi Galeri Nasional Indonesai) Analisis ini merupakan analisis terhadap lingkungan sekitar tampak, sehingga akan ditemukan bagaimana respon tapak terhadap kawasan yang lebih dekat atau sekitar tampak. Kondisi sekitar lingkungan yang padat ramai dengan lalu lintasnya, dan di depan area museum terdapat stasiun kereta. 99

7 C. Analisis Sirkulasi Luar Bangunan Keterangan : Gambar 3.7 Sirkulasi Luar Bangunan (Sumber : Google Maps, 2016 ) : Jalur sirkulasi kendaraan mengarah museum : Jalur sirkulasi kendaraan dan manusia kedalam museum Bangunan museum ini memiliki dua jalur sirkulasi untuk masuk kedalam bangunan yang berada di barat dan selatan bangunan. Bangunan ini dikelilingi oleh jalan yang ramai dilalui oleh masyarakat sekitar. 100

8 D. Analisis View Bangunan Gambar 3.8 View Bangunan (Sumber : Google Earth, 2016 ) Bangunan yang dikelilingi oleh jalan yang ramai dan sering terkena macet, membuat kualitas view bangunan ini kurang menarik dan view Pada Museum ini kurang bagus dikarenakan berada pada satu gedung sendiri dan hanya satu view yang bisa dilihat. 101

9 E. Analisis Kebisingan Gambar 3.9 Kebisingan Bangunan (Sumber : Google Earth, 2016 ) Keterangan : Kebisingan dari luar bangunan : Kesunyian dalam bangunan Kebisingan datang dari arah barat bangunan yang dikelilingi oleh jalan yang ramai dan sering terkena kemacetan membuat bangunan mengalami kebisingan yang tinggi dan bangunan tersebut sangat dekat dengan jalan raya. 102

10 F. Analisis Iklim Lingkungan Gambar 3.10 Iklim Lingkungan (Sumber : Google Earth, 2016 ) Bangunan menghalangi terbitnya matahari, sebab itu pencahayaan buatan sangat dimanfaatkan untuk penerangan di dalam museum. 103

11 III.A.2 Analisis Non Fisik III.A.2.1 Data Proyek Gambar 3.12 Image Bangunan (Sumber : Dokumentasi Pribadi) Sebagai sebuah Museum Vespa Piaggio, wisatawan yang berkunjung ke Museum ini mendapatkan informasi tentang sejarah vespa pertama di Indonesia dan sejarah vespa masuk ke Indonesia hingga masa kejayaan dan sampai sekarang ini. Keistimewaan lainnya di area museum terdapat sebuah kafe, yang diperuntukan untuk para pengunjung dan khususnya para komunitas vespa untuk berkunjung dan berinteraksi sesama komunitas, dengan lahan parkir yang luas memungkinkan untuk menyelenggarakan acara untuk agenda komunitas yang ini mengadakan acara ulang tahun komunitas. 104

12 III.A.2.2 Struktur Organisasi KEPALA MUSEUM Kasub. Tata Usaha Staff Kasie Edukasi & Pameran Kasie Edukasi Dan Perawatan Financial M & E Staff Staff Accounting Staff Bagan 3.1 Struktur Organisasi (Sumber : Data Pribadi) 105

13 III.A.2.3 Job Description No Jabatan Tugas Jumlah 1 Kepala Museum - Memimpin pelaksanaan tugas Museum - Melakukan pelaksanaan terhadap fungsi Museum 2 Kepala Tata Usaha - Melakukanurusan tata usaha 3 Staff Kasub. Tata Usaha 4 Kepala Edukasi Dan Perawatan 5 Staff Edukasi Dan Perawatan 6 Staff Kasie Edukasi & Pameran 7 Financial controller - Menangani urusan registrasi - Melakukan dokumentasi koleksi dan urusan keamanan. - Melakukan urusan tata usaha - Menangani urusan registrasi - Melakukan dokumentasi koleksi, perpustakaan dan urusan keamanan. - Melayani penerbitan dan publikasi. - Melakukan kegiatan bimbingan dengan metode edukatif - Memberikan informasi penerangan terhadap koleksi Museum. - Melayani penerbitan dan publikasi - Melakukan kegiatan bimbingan dengan metode edukatif Memberikan informasi penerangan terhadap koleksi Museum. - Melakukan pengumpulan & Penelitian - Melakukan pengumpulan & Penelitian - Mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengukur kinerja keuangan 1 Org 1 Org 2 Org 1 Org 3 Org 1 Org 1 Org 106

14 perusahaan atas operasi harian seluruh bagian divisi dan departemen dalam perusahaanuntuk tujuan 8 Accounting - Melakukan pengaturan 1 Org administrasi keuangan 9 Resepsionis - Menerima tamu 2 Org 10 Office Boy - Memberikan pelayanan kepada 2 Org pengunjung & staff 11 HRD - Karyawan 3 Org 12 M & E - Bertanggung jawab atas sistem 3 Org kelistrikan perusahaan 13 Security - Menjaga keamanan 2 Org 14 Penjaga Loket - Melakukan Tansaksi jual tiket 3 org masuk - Menjaga barang yang di titipkan Total 27 Org Table 3.1 Job Description (Sumber : Data Pribadi) A. Analisis Pelaku Ruang Pelaku kegiatan dalam bangunan Museum Vespa Piaggio ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: a. Pengelola Adalah orang yang dipercayakan untuk memajukan dan mengawasi jalannya kegiatan area bangunan. b. Karyawan Adalah orang orang yang dipekerjakan didalam Museum untuk memajukan serta mendukung pelayanan Museum dan para pengunjung Museum. 107

15 c. Pengunjung Pengunjung adalah pengguna tidak tetap dari bangunan tersebut. Pengunjung yang datang ke Museum Vespa Piaggio ini adalah penduduk lokal dan wisatawan asing baik pria maupun wanita. Pengunjung Museum terdiri dari masyarakat, turis, kolektor, artis, mahasiswa, pelajar, seniman, maupun wartawan, dan komunitas Vespa. Pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas didalam galeri ini. aktivitas yang dilakukan antara lain: 1) Melihat Vespa yang sedang di pamerkan. 2) Mengetahui jenis-jenis Vespa 3) Berkumpul di area kafe museum B. Analisis Karakter Pelaku Kegiatan Karakter pelaku kegiatan ruang pada Museum Vespa Piaggio ini berdasarkan latar belakang kebangsaan meliputi: a. Wisatawan mancanegara Pengunjung orang asing untuk melakukan rekreasi atau tujuan untuk berwisata di tempat tersebut. b. Wisatawan lokal Baik karyawan maupun pengunjung keseluruhan adalah warga Negara Indonesia. 108

16 C. Analisis Aspek Lingkungan Gedung yang terletak di Jalan Medan Merdeka Timur No.14 Jakarta Pusat. Pada tahun 1817, G.C van Rijk membangun sebuah Indische Woonhuis di atas kavling ini dengan material yang diambil bekas Kasteel Batavia. Pada tahun 1900 gedung ini merupakan bagian dari Gedung Pendidikan yang didirikan oleh Yayasan Kristen Carpentier Alting Stitching ( CAS ) yang bernaung di bawah Ordo Van Vrijmetselaren atas prakarsa pendeta Ds. Albertus Samuel Carpentier Alting ( ). Gedung yang berarsitektur kolonial Belanda ini dipergunakan untuk Asrama Khusus bagi wanita, sebagai usaha pendidikan yang pertama di Hindia Belanda. Kondisi sekitar tampak Musem Vespa Piaggio terletak di daerah yang kompleks karena berdekatan dengan perkantoran dan area rekreasi. Faktor pemandangan sekitar tampak bangunan perkantoran dan aktivitas jalan raya karena bangunan Museum sendiri berada di pusat kota. Yang dikenal oleh penduduk Jakarta serta kawasan yang ramai untuk aktivitas sehari hari. D. Analisis Aspek Ekonomi 109 Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Museum, terutama pameran merupakan hasil kerjasama antara Museum dengan pihak lain yang mendukung acara tersebut. Untuk menyelenggarakan suatu pameran, banyak pihak yang harus terlibat seperti para seniman, organisasi

17 organisasi ataupun kelompok pecinta seni serta Vespa itu sendiri yang berperan dalam memberikan sarana dan fasilitas. Pameran yang diselenggarakan tidak hanya mencari keuntungan, serta mempererat pesaudaraan antar pengguna Vespa atau Komunitas Vespa di Indonesia. E. Analisis operasional museum a) Waktu operasional museum Weekdays : Senin s.d Kamis Jam buka : WIB Weekend : Sabtu, Minggu dan hari libur Nasional Jam buka : WIB b) Peraturan Pengunjung : 1) Tinggi badan 85 cm keatas dikenakan tiket penuh. 2) Additional charge segala jenis kamera selain kamera handphone Rp ,-/kamera 3) Segala bentuk pemotretan untuk kegiatan modelling/photo session/prewedding/rombongan dll, harap berkoordinasi dengan marketing. 4) Dilarang membawa makanan & minuman dalam bentuk apapun kecuali makanan bayi, menyalakan api/merokok, membawa senjata tajam dan hewan peliharaan c) TIKET MASUK 1) Weekdays : Orang dewasa : Rp Anak anak : Rp ) Weekend : Orang dewasa : Rp Anak anak : Rp

18 F. Analisis Aspek Estetika Sebagai elemen estetika, Museum ini memakai gedung tua yang sudah di restorasi sebelumnya, gedung yang beraritektur gaya Eropa mendukung untuk sebuah Museum Vespa yang nantinya di buat. III.A.3 Analisis Citra Untuk Mendapatkan Gaya dan Tema Gambar 3.12 Mind Mapping (Sumber : Data Pribadi, 2016) 111

19 III.A.3.1 Data Analisa Pencapaian Gaya Dan Tema No. Faktor Uraian Kata Kunci Citra/Image 1 Sejarah Vespa masuk ke Indonesia pada tahun 1960 melalui ATPM Tua Klasik (Agen Tunggal Pemegang Merk) PT Danmotors Vespa Indonesia/DVI di Pulo Gadung Jakarta yang sekarang sudah tidak aktif lagi (sekarang dipegang oleh PT Sentra Kreasi Niaga/SKN sebagai dealer utama saja. 2 Tujuan Pengetahuan tentang sejarah Vespa di Indonesia Pengetahuan tren Vespa dari masa ke masa Mengenal jenis - jenis vespa yang ada di Indonesia Edukasi Intraktif 112

20 3. Sasaran Pengunjung Sasaran pengunjung untuk Museum ini adalah semua umur dari anakanak dewasa dan orang tua. 4 Logo Bentuk logo menyerupai bentuk tameng dan mempunyai 3 warna yaitu biru muda, biru tua dan putih. 5 Lokasi Pusat kota, kawasan perkantorn mudah dijangkau oleh penduduk sekitar. Orang tua Bentuk menyerupai tameng Global Table 3.2 Data Analisis Pencapaian Gaya Dan Tema Klasik Retro classic Industrial (Sumber : Data Pribadi) III.A.3.2 Pencapaian Citra, Gaya dan Tema Point: 1. Asal Vespa Piaggio di Indonesia 2. Bentuk Bentuk Vespa Piaggio Retro 3. Bentuk Logo Vespa Piaggo 4. Industrial 5. Warna logo (Biru muda, biru tua, putih) Industrial Retro Industrial 113

21 III.A.3.3 Penjabaran Gaya dan Tema Pengertian : 1. Retro Retro adalah untuk sebutan mode yang popular di tahun 70- an sampai 90-an, Retro juga menggambarkan, menunjukkan atau mengelompokkan budaya usang atau telah berusia trend atau mode, dari postmodern keseluruhan masa lalu, tetapi sejak saat itu menjadi fungsional atau norma dangkal sekali lagi. 2. Modern Gaya Modern adalah gaya desain yang simple, bersih, fungsional, stylish dan selalu mengikuti perkembangan jaman yang berkaitan dengan gaya hidup modern yang sedang berkembang pesat. Gaya hidup modern ditopang oleh kemajuan teknologi, dimana banyak hal yang sebelumnya tidak bisa dibuat dan didapatkan menjadi tersedia bagi banyak orang. 3. Industrial Industrial merupakan gaya dengan ciri khas unfinished, rustic, dan raw. Material yang digunakan adalah bata ekspos, beton, semen, kayu, dan metal. Pemilihan warna netral yang berasal dari warna material menambah kesan unfinished. Pemilihan warna putih, abu-abu, coklat dan gradasi warna monochrome mencerminkan gaya industrial. 114

22 III.A.4 Aktivitas Pola Sirkulasi Pengunjung Datang Membeli tiket Melihat Galeri Pulang Membeli Souvenir dan Minuman ke Coffee Shop Pengelola 1. Kepala Museum & Kasie tata usaha Datang Absen Ruang Kantor Pulang Absen Ruang Kantor Istirahat 115

23 2. Edukasi & Pameran Datang Absen Bekerja Pulang Absen Bekerja Istirahat 3. Scurity Datang Absen Pos Scurity Pulang Absen Bekerja Istirahat 4. Penjaga Loket Datang Absen Pos Loket Pulang Absen Bekerja Istirahat 116

24 III.A.5 Analisis Aktifitas, Fasilitas dan Kebutuhan Ruang III.A.5.1 Analisis Aktifitas Pengguna Ruang Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang Kepala Museum Datang Entrance / Side Entrance Absen Area Input Absen Bekerja Ruang Kantor Rapat Ruang Meeting Ibadah Mushola Sanitasi Toilet/WC Kepala Tata Usaha Datang Entrance / Side Entrance Absen Area Input Absen Bekerja Kantor Ibadah Mushola Sanitasi Toilet/WC Staff Tata Usaha Datang Side Entrance Absen Area Input Absen Bekerja Kantor Ibadah Mushola Sanitasi Toilet/WC Kepala Edukasi & Datang Side Entrance Perawatan Absen Area Input Absen Bekerja Museum & R.Konservasi Ibadah Mushola 117

25 Staff Edukasi & perawatan Kepala Edukasi & Pameran Staff Edukasi & Pameran Datang Side Entrance Absen Aera Input Absen Bekerja R.Konservasi Ibadah Mushola Sanitasi Toilet/WC Datang Side Entrance Absen Area Input Absen Bekerja Kantor & Museum Rapat Ruang Meeting Ibadah Mushola Sanitasi Toilet/WC Datang Side Entrance Absen Area Input Absen Bekerja Kantor & Museum Ibadah Mushola Sanitasi Toilet/WC Financial controller Datang Side Entrance Absen Area Input Absen Bekerja Kantor Ibadah Mushola Sanitasi Toilet/WC Accounting Datang Side Entrance Absen Area Input Absen Bekerja Kantor Ibadah Mushola Sanitasi Toilet/WC Resepsionis Datang Entrance Absen Area Input Absen Bekerja Area Receptionist Ibadah Mushola 118

26 Sanitasi Toilet/WC Office Boy Datang Side Entrance Absen Area Input Absen Bekerja Pantry, Toilet & Gudang Ibadah Mushola Sanitasi Toilet/WC HRD Datang Side Entrance Absen Area Input Absen Bekerja Kantor M & E Datang Side Entrance Absen Area Input Absen Bekerja Museum Ibadah Mushola Sanitasi Toilet/WC Security Datang Entrance Absen Area Input Absen Bekerja Pos Jaga Ibadah Mushola Sanitasi Toilet/ WC Penjaga Loket Datang Entrance Absen Area Imput absen Bekerja Loket Ibadah Mushola Sanitasi Toilet/Wc Table 3.3 Analisis Data Aktifitas (Sumber : Data Pribadi) 119

27 III.A.5.2 Analisis Fasilitas No Zona Area Pengguna Aktifitas Fasilitas Kebutuhan 1 Private Direksi Kepala Museum 1.Duduk 2.Bekerja 3.menyimpan file 4.Menerima tamu Meja Lemari Komputer Kursi Soffa 2 Private Ruang Staff Kasub. Tata Usaha 3 Private Ruang Staff Staff Kasub. Tata Usaha 4 Semi Private 5 Semi Private 6 Semi Private 7 Semi Private 8 Semi Private 9 Semi Private Ruang Konservasi Ruang Staff Ruang Staff Ruang Rapat Financial Controller Staff Kasie Edukasi & Perawatan Kasie Edukasi & Pameran Staff Kasie Edukasi & Parmeran 1.Pengelola 2.Karyawan 1.Karyawan 1.Duduk 2.Bekerja 3.menyimpan file 1.Duduk 2.Bekerja 3.menyimpan file 1.Duduk 2.Bekerja 1.Duduk 2.Bekerja 3.Menyimpan file 3.Menerima tamu 1.Duduk 2.Bekerja 3.menyimpan file 3.Menerima tamu 1.Duduk 2.Mendengarkan 3.Berkomunikasi 4.Berencana 5.Presentasi 1.Duduk 2.Bekerja 3.menyimpan file Accounting 1.Karyawan 1.Duduk 2.Bekerja 3.menyimpan file Coffe table Meja Lemari Komputer Kursi Meja Lemari Komputer Kursi Meja Kursi Lemari Meja Lemari Komputer Kursi Meja Lemari Komputer Kursi Meja Rapat Kursi Projector Meja Lemari Komputer Kursi Meja Lemari Komputer Kursi 120

28 10 Publik Resepsionis 1. Pengunjung 2. Karyawan 3. Pengelola 1. Registrasi 2. Informasi 3.Nitip Barang 11 Publik Lounge 1. Pengunjung 1. Duduk 2. Santai 12 Publik Café 1.Pengunjung 2. Karyawan 13 Publik Toko souvenir 1. pengunjung 2. karyawan 14 Semi Publik 3. Menunggu 1. Duduk 2. Santai 3. Minum Counter Kursi Komputer Loker Soffa Coffe table Soffa Coffe table Meja Bar Bars tool Rak Botol 1. tarnsaksi jual beli Meja kasir Meja display Wall display Display 1. Pengunjung 1. Melihat koleksi Meja Wall display Lemari kecil Lemari Island display Ranjang panggung Side table Dingkit 15 Semi Publik 16 Semi Publik Ruang Pameran 1. Pengunjung 1. Melihat koleksi Wall display Island display leveling Seating Area 1. Pengunjung 1. Istirahat Kursi Coffe table 17 Service Pantry 1. Karyawan 1. Membuat Minuman Kitchenset 18 Service Gudang 1.Karyawan 1.Menyimpan barang Lemari Table 3.4 Analisis Data Fasilitas (Sumber : Data Pribadi) 121

29 III.A.5.3 Besaran Ruang No Ruang Fasilitas Standarisasi Total Luas Furniture P L T m2 1 Kepala Meja x 3.1 = 8.0 Museum Lemari Kursi Credenza Soffa x 1.7 = 5.3 Coffe table = Kepala Tata Usaha Meja x 1.8 = 2.8 Lemari Kursi Komputer 3 Staff Tata Usaha Meja x 1.8 = 2.8 Lemari x 2 = 5.6 Kursi Komputer 4 Ruang Konservasi Staff Edukasi & Perawatan Meja x 1.9 = 3.0 Lemari Kursi Meja x 2.5 = 5.5 Lemari

30 Ruang Edukasi Pameran Kursi Komputer 6 Staff Edukasi Pameran Meja x 1.8 = 2.8 Lemari Kursi Komputer 7 Ruang Rapat Meja Rapat x 3.3 = 10.9 Kursi Projector 8 Financial Controller Meja x 1.8 = 2.8 Lemari Kursi Komputer 9 Accounting Meja x 1.8 = 2.8 Lemari Kursi Komputer 10 Resepsionis Counter X 3.5 = Kursi Loker komputer 11 Lounge Soffa x 1.7 =

31 Coffe table x 4 = Café Soffa x 1.7 = 5.3 Coffe table x 12 = x 3.0 = 9 Meja Bar Bars Tool Rak Botol = Stand booth Photo Backgroun x 4.0 = d 24.0 Vespa Ruang pameran Wall display x 2.0 = 12.0 x 4 = 48.0 Diorama x 6.0 = x 3 = 108 Leveling koleksi Rak display x 4.0 = x 4 = x 1.5 = x 4 = Loket Loket =

32 Rak Penitipan barang x 2.0 = x 2 = Gudang Lemari x 1.2 = Pantry Lemari Kabinet x 0.6 = Took sovenir Kasir x 1.5 = 2.25 Kursi Rak dsiplay x 1.2 = 2.9 display x 3.0 = x 9.0 =27.0 Table 3.5 Analisis Besaran Ruang = 32.1 (Sumber : Data Pribadi) 125

33 III.A.5.4 Analisis Perhitungan Besaran Ruang NO AREA LUASAN AREA m 2 PERHITUNGAN HASIL% 1 Kepala Museum x 100% m2 2 Kepala Tata Usaha x 100% m2 3 Staff Tata Usaha x 100% m2 4 Ruang Konservasi Staff x 100% 0.4 Edukasi & Perawatan m2 5 Ruang Edukasi Pameran x 100% m2 6 Staff Edukasi Pameran x 100% m2 7 Ruang Rapat x 100% m2 8 Financial Controller x 100% m2 9 Accounting x 100% m2 10 Resepsionis x 100% m2 11 Lounge x 100% m2 12 Café x 100% m2 13 Stand booth Photo x 100% m2 14 Ruang pameran x 100% m2 15 Loket x 100% m2 16 Pantry x 100% m2 17 Gudang x 100% m2 18 Toko Sovenir x 100% m2 4.4 JUMLAH AREA % SIRKULASI 30% [727.5 x 30%] = m 2 JUMLAH KESELURUHAN m 2 Table 3.6 perhitungan Besaran Ruang 126

34 III.A.6 Analisis Studi Persyaratan Ruang III.A.6.1 Fungsi Aktifitas Ruang-ruang yang terdapat pada Museum memiliki persyaratanpersyaratan tertentu, misalnya saja pada ruang pamer Museum, pencahayaan harus di maksimalkan agar pengguna dapat jelas melihat benda benda koleksi, memiliki sirkulasi udara yang baik, dan meningkatkan kenyamanan didalamnya. III.A.6.2 Sistem Pencahayaan A. Spotlight Gambar 3.13 Spotlight (Sumber : Data Pribadi, 2016) Sistem pencahayaan pada Museum Vespa adalah cahaya buatan yaitu menggunakan lampu spotlight untuk menyinari koleksi dan terfokus pada satu objek. 127

35 B. Luminaire Track Gambar 3.14 Luminaire Track (Sumber : Data Pribadi, 2016) Pada Museum Vespa ini menggunakan lampu system luminaire track. Fleksibilitas dari luminaire lampu track sangat banyak dan memungkinkan banyak perubahan arah pencahayaan yang ditunjukan untuk benda seni baru. Luminaire track harus ditempatkan secara parallel untuk seluruh permukaan benda yang dipamerkan dan pada jarak yang cukup jauh untuk memungkinkan perubahan arah cahaya pada sudut 30 derajat dari garis vertical untuk menerangi benda seni yang digantung pada ketinggian pandangan mata. 128

36 C. Downlight Gambar 3.15 Downlight (Sumber : Data Pribadi, 2016) Plafon downlight memiliki fungsi secara lebih sempurna serta terfokus untuk menerangi daerah yang berada dibawahnya langsung. Manfaat lain dari lampu downlight adalah memberikan efek detail yang lebih jelas terhadap benda-benda yang berada dalam jangkauan lampu. Hal ini tentunya akan menambah keindahan dan kekayaan interior sebuah ruang, yang akan tereksplorasi lebih maksimal bukan hanya pada malam hari, namun juga pada siang hari. 129

37 III.A.6.3 Tata Suara dan Akustik a. Gypsum Gambar 3.16 Gypsum (Sumber : Data Pribadi, 2016) Dengan menggunakan gypsum sebagai palfond dapat Mengendalikan dan meredam suara bising, dengan begitu suara yang bising dari dalam tidak sampai keluar b. Panel Dinding Akustik Gambar 3.17 Panel dinding kayu (Sumber : Data Pribadi, 2016) 130

38 Dengan menggunakan panel dinding seperti gambar diatas dapat meredam suara, sehingga suara yang dihasilkan dapat di redam dengan baik. III.A.6.4 Sistem Penghawaan 1) Kelembaban udara pengendalian kelembaban relatif dapat dilakukan dengan alat dehumidifier untuk mengatur fluktuasi kelembaban. 2) Temperatur udara, pengendalian udara dapat dilakukan dengan cara pengaturan fluktuasi suhu melalui penggunaan air conditioning(ac) dan alat sirkulasi udara untuk membuat aliran udara dalam ruang penyimpanan koleksi dan ruang pamer. 3) Ruangan yang menggunakan penghawaan buatan / AC (Air Conditioning) maka udara dalam ruangan dikondisikan berdasarkan beban kalor yang terjadi pada ruangan tersebut. Pemasangan AC Central pada seluruh ruangan dalam perancangan interior Museum Vespa Piaggio ini menyertakan pertimbangan seperti bentuk ruangan diusahakan sejajar dengan arah aliran angin, bentuk ruang cenderung beraturan agar memudahkan dalam perawatan dan langitlangit/plafon dibuat relative rendah untuk memperkecil volume ruang 131

39 III.A.6.5 Analisis Material A. Lantai Gambar 3.18 Parquet (Sumber : Data Pribadi, 2016) Selain fungsinya sebagai elemen interior, lantai jenis parquet ini menambah kesan mewah untuk sebuah museum. Dengan adanya lantai parquet nuansa yang di berikan akan menjadi lebih hangat. Gambar 3.19 Lantai Ekpos Beton (Sumber : Data Pribadi, 2016) Dengan mengekspos lantai beton menimbulkan kesan yang sangat kuat untuk museum vespa, perawatan yang mudah menjadi salah satu pilihan untuk material Museum Vespa 132

40 B. Dinding Gambar 3.20 Dinding Ekspos Bata (Sumber : Data Pribadi, 2016) Dengan mengaplikasikan ekspos bata pada Museum memberikan nilai lebih untuk tema yang telah digunakan, yaitu Retro In Metropolis. Gambar 3.21 Panel Dinding Kayu (Sumber : Data Pribadi, 2016) Memberikan kesan hangat pada ruang, dan dapat di fungsikan sebagai sistem akustik 133

41 C. Plafond Gambar 3.22 Gypsum (Sumber : Data Pribadi, 2016) Dengan menggunakan gypsum sebagai palfond dapat Mengendalikan dan meredam suara bising, cocok untuk museum yang tidak terlalu bising III.A.6.6 Psikologi Warna Dengan menggunakan warna yang sesuai dengan warna logo dan warna bendera asli dari prduksi Vespa dapat diambil warna warna berikut : Warna Biru Tua : melambangkan integritas, ketulusan, kreativitas. Warna Biru Muda : melambangkan kejernihan pikiran dan komunikasi. Warna Putih : melambangkan pencapaian diri, keamanan kebersihan, dan persatuan. Warna Merah Warna Hijau : kekuatan, energy, hasrat, perjuangan, keberanian : keajaiban, kesuksesan, pembaruan 134

42 Gambar 3.23 Industrial Scheme (Sumber : Data Pribadi, 2016) Pemilihan warna netral yang berasal dari warna material menambah kesan unfinished. Pemilihan warna putih, abu-abu, coklat dan gradasi warna monochrome mencerminkan gaya industrial. Gambar 3.24 Monokromatik (Sumber : Data Pribadi, 2016) Warna monokromatik merupakan perpaduan beberapa warna yang bersumber dari satu warna dengan nilai dan intensitas yang berbeda 135

43 III.A.7 Organisasi Ruang III.A.7.1 Analisis Hubungan Kedekatan Ruang A. Diagram Matrix Bagan 3.2 Diagram Matrix (Sumber : Data Pribadi) 136

44 B. Analisis Zoning & Grouping Private Semi Private Publik Semi Publik Servis R.Kepala Museum R.kepala Tata Usaha R.Staff Tata Usaha R.Konservasi R.Staff Pameran R.Rapat Financial Accounting Resepsionis Lounge Café Loket Stand booth Photo Display R.Pameran Stand booth Photo Took Sovenir Pantry Gudang Bagan 3.3 Analisis Zoning & Grouping (Sumber : Data Pribadi) C. Hubungan Antar Zoning Service Private Semi Publik Semi Private Publik Bagan 3.4 Hubungan Antar Zoning (Sumber : Data Pribadi) Keterangan Dekat : Sedang : Jauh 137

45 III.A.7.2 Analisis Zoning & Grouping III.A Analisis Zoning A. Zoning Alternatif 1 (terpilih) Gambar 3.25 Zoning Alternatif 1 (Terpilih) (Sumber : Data Pribadi) Kelebihan Area public cukup luas dan jauh dari area private Area semi public berada di antara area public dan area privte Area service berada jauh di belakang bangunan Kekurangan Area service terlalu kecil 138

46 B. Zoning Alternatif 2 Gambar 3.26 Zoning Alternatif 2 (Sumber : Data Pribadi) Kelebihan Area semi public menjadi lebih besar Area semi public berada di antara area public dan area privte Area service berada jauh di belakang bangunan Kekurangan Area public museum terlalu kecil Area service terlalu besar berbanding terbalik dengan area private 139

47 C. Zoning Alternatif 3 Kelebihan Gambar 3.27 Zoning Alternatif 3 (Sumber : Data Pribadi) Area semi public menjadi lebih besar Area semi public berada di antara area public dan area privte Area service berada jauh di belakang bangunan Kekurangan Area private terlalu besar Area service terlalu besar berbanding terbalik dengan area private. 140

48 III.A Analisis Grouping A. Grouping Alternatif 1 (Terpilih) Kelebihan Kekurangan Gambar 3.28 Grouping Alternatif 1 (Sumber : Data Pribadi) Lobby museum berdekatan dengan café dan toko souvenir Pintu masuk dan keluar museum berada di depan Ruang pamer berada diantara kantor dan lobby museum Ruang konservasi berada dekat dengan ruang pamer Pintu loading barang berada jauh di belakang, sangat luas jika ini memasukan barang koleksi Tidak ada toilet di dalam museum 141

49 B. Grouping Alternatif 2 Gambar 3.29 Grouping Alternatif 2 (Sumber : Data Pribadi) Kelebihan Kekurangan Lobby museum berdekatan dengan café dan toko souvenir Pintu masuk dan keluar museum berada di depan Ruang pamer berada diantara kantor dan lobby museum Ruang konservasi berada dekat dengan ruang pamer Pintu loading barang berada jauh di belakang, sangat luas jika ini memasukan barang koleksi Tidak ada toilet di dalam museum Café, lobby museum, dan toko souvenir menjadi sangat kecil Gudang dan pantry terlalu besr 142

50 C. Grouping Alternatif 3 Kelebihan Gambar 3.29 Grouping Alternatif 3 (Sumber : Data Pribadi) Lobby museum berdekatan dengan café dan toko souvenir Pintu masuk dan keluar museum berada di depan Ruang pamer berada diantara kantor dan lobby museum Ruang konservasi berada dekat dengan ruang pamer Pintu loading barang berada jauh di belakang, sangat luas jika ini memasukan barang koleksi Kekurangan Tidak ada toilet di dalam museum Ruang konservasi dan ruang eduksi perawatan terlalu dekat dan luas Area loading barang menjadi sangat luas Pantry dan gudang berdekatan dengan ruang kepala museum 143

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV DATA PROYEK Deskripsi Umum Proyek

BAB IV DATA PROYEK Deskripsi Umum Proyek BAB IV DATA PROYEK 4.1. Deskripsi Umum Proyek Nama Peroyek : Perancangan Interior Pada Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Medical Care di Jakarta. Sifat Proyek : Fiktif

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR IV.1. Konsep Perancangan Konsep Perancangan hotel resort merupakan kesimpulan dari analisis Perancangan hotel resort. Konsep Perancangan hotel resort di pantai Jakarta

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis.

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis. BAB IV ANALISA DESAIN A. ANALISA EKSISTING 1. Asumsi Lokasi Dasar pertimbangan penentuan siteplan Museum Film Horor mengambil lokasi di daerah Jakarta Pusat lebih tepatnya di JL. Cikini Raya (kawasan TIM).

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Mengacu pada TOR sayembara, performance arsitektur diharapkan dapat tampil sebagai sebuah karya arsitektur yang mengandung kriteria: Mengangkat kearifan lokal / local genius

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Zoning dan Grouping 1.1.1 Zoning Alternatif 1 (Gambar 4.1 Lantai 1 Alternatif Zoning 1) Publik Semi Privat Semi Privat Privat (Gambar 4.2 Lantai 2 Alternatif Zoning 1) Publik

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan Konsep Perancangan Museum Sejarah Singosari pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa Kertanegara

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Gambar 4.1 Master Plan Lokasi Sumber : Google Maps

BAB IV ANALISA DATA. Gambar 4.1 Master Plan Lokasi Sumber : Google Maps BAB IV ANALISA DATA 4. Aspek Lingkungan 4.. Pertimbangan lokasi Gambar 4. Master Plan Lokasi Sumber : Google Maps Yusan bridal terletak di Jl. Buku Dikrama, Lenteng Agung 26, Jakarta Selatan. Jl. Buku

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.

Lebih terperinci

PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA

PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI SARJANA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY

BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY 3.1.Data Survey 3.1.1. Analisa Lokasi BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY Gambar 8 Site plan (Foto : Luqman Hakim,2015) Gambar 8 Fasad Bangunan (Foto : Luqman Hakim,2015) Judul : Sekolah Tinggi Dan Studio Musik

Lebih terperinci

Bab III. Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society. Bandung. Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi. Lokasi : Jl. Dr.

Bab III. Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society. Bandung. Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi. Lokasi : Jl. Dr. Bab III 3.1 Deskripsi Proyek Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society Bandung Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi & Kegiatan Budaya Sifat : Fiktif Lokasi : Jl. Dr. Setiabudi Timur

Lebih terperinci

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN BAHASAN

BAB 3 ANALISA DAN BAHASAN BAB 3 ANALISA DAN BAHASAN 3.1 Analisa Makro 3.1.1 Aspek lingkungan Penentuan aspek lingkungan untuk tempat pembelajaran anak usia dini harus diperhatikan, berdasarkan peraturan pemerintah harus berada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Pesatnya perkembangan zaman kearah yang lebih modern dan diikuti dengan perkembangan teknologi serta ilmu pengetahuan, kian menuntut masyarakat memenuhi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. KONSEP PERUANGAN 1. Konsep Kebutuhan Ruang Berdasarkan analisa pola kegiatan dari pelaku pusat tari modern, mak konsep kebutuhanruang pada area tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING

BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING A. Permasalahan Umum Permasalahan umum ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai apa saja yang berkaitan dengan desain interior sebuah showroom mobil.

Lebih terperinci

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi

Lebih terperinci

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan BAB III ANALISIS 3.1 Pelaku, Aktivitas pengguna, kebutuhan ruang dan Besaran Ruang 3.1.1 Pelaku dan Aktivitas Pengguna Musuem Pelaku dalam museum dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengelola museum

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis Modern di Yogyakarta adalah

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Gaya dan Tema Perancangan Gaya dan tema dari perancangan interior Sekolah Lukis Ohayo ini mengarah pada gaya modern pop art. Pemilihan gaya modern pop art karena gaya

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Jakarta Timur 3.1.1.1. Letak Geografis Kotamadya Jakarta Timur Kotamadya Jakarta Timur merupakan salah satu Kotamadya yang berada

Lebih terperinci

Tugas Akhir 127/49 Redesain Pengadilan Negeri Semarang Kelas IA Khusus BAB IV STUDI BANDING LOKASI

Tugas Akhir 127/49 Redesain Pengadilan Negeri Semarang Kelas IA Khusus BAB IV STUDI BANDING LOKASI BAB IV STUDI BANDING Studi banding dilakukan pada Pengadilan Negeri dengan kelas yang sama dengan Pengadilan Negeri Semarang, yakni Pengadilan Negeri Kelas IA Khusus. Pemilihan studi banding yakni pada

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan

Lebih terperinci

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

PUSAT SINEMA SIDOARJO

PUSAT SINEMA SIDOARJO PUSAT SINEMA SIDOARJO MAHASISWA : M.ABRAM WAHYU N. NRP : 3207100027 PEMBIMBING : Ir. HARI PURNOMO Mbdg, Sc TEMA : 0ase PUSAT... Yaitu merupakan tempat pemusatan aktifitas atau kegiatan dan fasilitas tertentu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merawat kesehatan gigi memang sangat penting. Dengan gigi yang baik juga dapat menambah kepercayaan diri orang tersebut saat menjalani aktifitas sehari-hari. Saat masih

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. : Pemerintah DKI Jakarta. Telephone : Jam operasional : Senin - Jumat Sabtu

BAB III METODE PERANCANGAN. : Pemerintah DKI Jakarta. Telephone : Jam operasional : Senin - Jumat Sabtu BAB III METODE PERANCANGAN A. Identifikasi proyek Nama proyek Sifat proyek Pemilik : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia : Fiktif : Pemerintah DKI Jakarta Luas lahan : 4942 m 2 Telephone : 021-5664662

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN V.1 Strategi Karena batasan luas yang besar maka pengembangan kawasan kerajinan gerabah membutuhkan pembagian pengembangan menjadi

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA PROBLEMATIKA Aktualita: Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng Pembangunan wisata budaya betawi yang mengharuskan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan

Lebih terperinci

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5. 1. Dasar dan Tujuan Setelah melewati proses analisis, penulis mengambil tema refreshment atau penyegaran sebagai konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. TINJUAN UMUM 2.1.1 Galeri A. Pengertian galeri - Galeri adalah ruang atau gedung untuk memamerkan benda atau karya seni. - Galeri adalah sebuah ruang yang digunakan untuk menyajikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

LAPORAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DAAN MOGOT, JAKARTA BARAT

LAPORAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DAAN MOGOT, JAKARTA BARAT LAPORAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DAAN MOGOT, JAKARTA BARAT Di Susun oleh : Nama : Dimas Putra Ramadhan NIM : 41711010007 Program Studi : Desain Interior

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

MUSEUM PEREMPUAN RIAU DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER

MUSEUM PEREMPUAN RIAU DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER MUSEUM PEREMPUAN RIAU DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER Oleh : Tony Sugiarto, Bambang Adji Murtomo, Bambang Suprijadi Perempuan merupakan sosok yang selalu menjadi sorotan di masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEGIATAN UTAMA / PAMERAN 1 Ruang studi koleksi 1 unit 60 2 Ruang Kurator Ruang Kurator 1 unit 60 Ruang Asisten 1 unit 4 Ruang Staf 4 unit 16 3 Ruang Konservasi

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PROYEK

BAB III DATA DAN ANALISA PROYEK BAB III DATA DAN ANALISA PROYEK A. Identifikasi Proyek 1. Deskripsi Umum Proyek Data-data yang dapat mendeskripsikan mengenai Museum Kesenian Jawa Barat ini adalah, sebagai berikut : - Nama Proyek : Perancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2013/2014 Oleh Dhyarga Oktavian

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Museum, Moluccas, History, Era

ABSTRAK. Kata kunci: Museum, Moluccas, History, Era ABSTRAK Historical Museum of Moluccas Movement merupakan suatu rancangan untuk tujuan studi, pendidikan, dan rekreasi. Perancangan Museum ini bertujuan agar pengunjung berkesan dan mampu mengingat segala

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Konsep Perencanaan Dalam menonton sebuah film, sebuah imajinasi dan fantasi perlu untuk dijaga dan tersampaikan sehingga penonton dapat menikmati sebuah film

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada

BAB IV ANALISIS. tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada BAB IV ANALISIS 4.1 Data Eksisting Tapak Data eksisting tapak bertujuan untuk mengetahui keadaan kondisi fisik tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada pada tapak.

Lebih terperinci

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Berikut adalah table pendekatan kapasitas ruang,

Lebih terperinci

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan Bab III. Analisis 3. 1 Analisis Fungsional 3. 1. 1 Program Kegiatan Pada perpustakaan, selain memperhatikan kegiatan manusia diperhatikan pula kegiatan barang. Perpindahan barang, dalam hal ini koleksi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Utama 4.1.1. Museum Alam Gunung Sewu sebagai Pusat Wisata Edukasi Geopark dengan Pendekatan Tektonika Arsitektur Diagram 4.1 Sustainability Museum Gunung Sewu Konsep

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

Bab IV Analisa Perancangan

Bab IV Analisa Perancangan Bab IV Analisa Perancangan 4.1 Analisa Pemilihan Tapak Kriteria Pemilihan Tapak Pasar Baru Pasar baru adalah salah satu ruang publik diantara banyak ruang publik yang ada di jakarta yang persis bersebelahan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas

Lebih terperinci

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 1 Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya Gladwin Sogo Fanrensen, Esti Asih Nurdiah Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci