BAB I PENDAHULUAN. 20 April 1992 dengan terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 20 April 1992 dengan terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaturan dana pensiun secara resmi berlaku di Indonesia pada tanggal 20 April 1992 dengan terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1992 (UU No.11/1992) tentang Dana Pensiun. Undang-undang tersebut sebagai payung hukum dalam pengelolaan dana pensiun swasta di Indonesia. Tujuan UU dana pensiun adalah sebagai upaya untuk menetapkan hak peserta dana pensiun dari karyawan pemberi kerja, membuat standar operasional dana pensiun sehingga manfaat yang diberikan dana pensiun dapat diterima oleh para pihak, dan dana yang terkumpul dapat dikelola pada tempat investasi yang sehat dan tunduk pada peraturan dana pensiun. 1 Dana pensiun merupakan salah satu alternatif untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan dari perusahaan pemberi kerja. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) atau UU SJSN dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan atau UUK. Dalam UUK ada kewajiban bagi perusahaan yang mempekerjakan karyawan untuk menyelenggarakan program uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang pengganti hak. 1 Andri Soemitra, 2010, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Hlm

2 SJSN sendiri merupakan program negara yang bertujuan untuk memberi kepastian perlindungan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sehingga penduduk Indonesia terpenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan karena menderita sakit, mengalami kecelakaan kerja, memasuki usia lanjutatau pensiun, dan meninggal dunia. Dalam rangka memaksimalkan cakupan jaminan sosial pada seluruh rakyat Indonesia, Pemerintah mengesahkan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS) yang mengamanatkan pembentukan 2 (dua) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yaitu BPJS Kesehatan yang merupakan transformasi dari PT. Askes (Persero) dan BPJS Ketenagakerjaan yang merupakan transformasi dari PT. Jamsostek (Persero). Salah satu program dalam BPJS Ketenagakerjaan adalah adanya program jaminan pensiun yang sifatnya wajib. Dengan demikian, dalam UUK dan UU BPJS terdapat program semacam pensiun yang sifat kepesertaanya wajib sedangkan UU dana pensiun bersifat sukarela. Kesejahteraan pada dana pensiun diterjemahkan sebagai kesejahteraan yang tertunda selama menjadi karyawan dan baru diberikan kepada karyawan di masa mendatang ketika mencapai pensiun atau meninggal dunia. Dana pensiun diyakini dapat mengatasi berbagai resiko, seperti lanjut usia, meninggal dunia, dan kecelakaan kerja mengakibatkan cacat, sehingga ketika yang bersangkutan mengalami salah satu resiko tersebut, baik diri maupun keluarga akan mendapatkan manfaat yang diberikan oleh pemberi kerja kepada karyawan. 2

3 Pada prinsipnya penyelenggaraan dana pensiun dilakukan dengan iuran dari karyawan atau perusahaan pemberi kerja yang disetorkan kepada lembaga dana pensiun. Iuran yang terkumpul tersebut lalu dikelola dan hasilnya kemudian digunakan untuk membayar manfaat pensiun kepada karyawan ketika masa pensiun. Lembaga dana pensiun berstatus sebagai badan hukum sejak tanggal pengesahan Menteri Keuangan. Namun semenjak disahkannya Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejak 31 Desember 2012 atau 1 Januari 2013 pengesahan pendirian dana pensiun maupun pengesahan peraturan dana pensiun dilakukan oleh OJK. Sebagai badan hukum, dana pensiun merupakan subyek hukum mandiri yang memiliki hak dan kewajiban yang dikelola oleh pengurus di bawah pengawasan dewan pengawas. Ciri sebagai badan hukum di antaranya mempunyai harta kekayaan yang terpisah. Hal tersebut dilakukan untuk memberi kepastian dan pengamanan dalam menjamin pembayaran manfaat pensiun kepada (karyawan) peserta. Oleh karena itu, keterpisahan kekayaan menjadi mutlak diperlukan antara kekayaan dana pensiun dengan kekayaan pendirinya. 2 UU dana pensiun menjelaskan ada dua jenis dana pensiun, yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Dalam penyelenggaraannya DPPK dapat menjalankan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) atau Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), sedangkan DPLK hanya dapat menjalankan PPIP. 2 Zulaini Wahab, 2005, Segi Hukum Dana Pensiun, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. hlm. 64 3

4 Program pensiun saat ini bukan hanya monopoli pemerintah, melainkan lembaga swasta juga menawarkan program dana pensiun bagi karyawan. Menyadari betapa pentingnya ikut program dana pensiun baik yang dilakukan oleh karyawan maupun perusahaan, maka di berbagai negara program pensiun menjadi keharusan karena akan memberi jaminan hari tua. 3 Muhammadiyah sebagai lembaga swasta, didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 M bertepatan dengan 08 Dzulhijjah 1330 H di Yogyakarta. Muhammadiyah sebagai organisasi telah mendapat pengakuan Pemerintah Republik Indonesia c.q. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Agama, Dalam Negeri, Pendidikan, Kesehatan, dan Sosial sebagai Badan Hukum yang dapat mempunyai tanah dengan hak milik serta berhak mengadakan usaha-usaha di bidang Pendidikan, Sosial, Agama, dan Kesehatan. 4 Muhammadiyah memiliki amal nyata, yaitu Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Menurut data yang dihimpun Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah per Agustus 2012, Muhammadiyah memiliki 157 Perguruan Tinggi Muhammadiyah, 4623 Taman Kanak-Kanak, 2604 Sekolah Dasar Muhammadiyah, 1772 Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah, 1143 Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah, 67 Pondok Pesantren Muhammadiyah, 457 Rumah Sakit Muhammadiyah, 318 Panti Asuhan 3 Cecep Maskanul Hakim, 2011, Belajar Mudah Ekonomi Islam, Shuhuf Media Insani, Banten. Hlm Surat Keputusan PP Muhammadiyah No. 106/KEP/1.0/B/2002 Tentang Pembubaran Yayasan dalam Persyarikatan Muhammadiyah. 4

5 Muhammadiyah, 54 Panti Jompo Muhammadiyah, 82 Rehabilitasi Cacat Muhammadiyah dan Masjid Muhammadiyah. 5 Langkah yang diambil Muhammadiyah untuk menumbuhkan loyalitas dan kesejahteraan bagi karyawan yang bekerja di AUM adalah dengan diikutkan program pensiun. Salah satu dana pensiun yang diselenggarakan lembaga swasta dan berkembang di Indonesia adalah Dana Pensiun Muhammadiyah (Dapenmuh). Dapenmuh didirikan oleh PP Muhammadiyah berdasarkan Surat Keputusan PP Muhammadiyah Nomor:42/SK-PP/1-A/1.a/1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Badan Usaha Dana Pensiun Muhammadiyah dan Peraturan Dana Pensiun Muhammadiyah 6 yang disahkan oleh PP Muhammadiyah dengan Nomor:89/SK.PP/I-A/3.C/1999 tanggal 05 November Sejak ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: Kep-282/KM.17/2000, tanggal 03 Juli 2000, Dapenmuh resmi beroperasi di Indonesia. Seiring berjalannya waktu hingga tahun 2015 terjadi perubahan peraturan Dapenmuh dan telah disahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan 7 berdasarkan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor: KEP-553/NB.1/2015, tanggal 29 5 M.Raihan Febriansyah, dkk, 2013, Muhammadiyah 100 Tahun Menyinari Negeri, Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, Yogyakarta. hlm Peraturan Dana Pensiun adalah peraturan yang berisi ketentuan yang menjadi dasar penyelenggaraan penyelenggaraan program pensiun. (Pasal 1 angka 5 UU No.11/1992). Peraturan tersebut juga dijadikan landasan dalam pendirian dana pensiun. 7 Disahkannya Undang Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 27 Oktober 2011 oleh Dewan Perwakilan Rakyat, maka per 31 Desember 2012 atau sejak tanggal 01 Januari 2013, OJK mengambil alih tugas mengenai pengawasan bank, lembaga keuangan non bank dan pasar modal. 5

6 September 2015 karena masuknya beberapa mitra pendiri 8 di lingkungan Muhammadiyah. Merujuk pada laporan PP Muhammadiyah perihal keuangan sebagaimana yang disampaikan pada Muktamar ke 47 di Makasar tahun 2015, PP Muhammadiyah menegaskan akan terus mendorong Muhammadiyah dan seluruh AUM mulai memanfaatkan bank syariah dalam pengelolaan dana 9, meskipun masih ada dari sebagian Pimpinan Muhammadiyah dan AUM yang memanfaatkan layanan bank konvensional. Dengan begitu, Muhammadiyah dan AUM secara teologis-organisatoris memiliki tanggung jawab agar secara bertahap mulai pindah ke dalam prinsip syariah dari prinsip konvensional dalam mengelola kekayaannya. Pada dasarnya keberadaan Dapenmuh sama seperti dana pensiun pemberi kerja lainnya. Perbedaan mendasarnya adalah melekatnya kata Muhammadiyah di belakang dana pensiun. Hal ini memiliki konsekuesi hukum tersendiri bagi Muhammadiyah, karena Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar ma ruf nahi munkar dan tajdid, bersumber pada Al-Qur an dan As-Sunnah serta berasas Islam, sedangkan maksud dan tujuan Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya Mitra Pendiri adalah pemberi kerja yang ikut serta dalam suatu dana pensiun pemberi kerja pendiri, untuk kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya. (Pasal 1 angka 17 UU No.11/1992) 9 Surat Keputusan PP Muhammadiyah No.37/Kep/1.0/C/2012 tentang Penetapan Bank Syariah Mitra Muhammadiyah Dalam Pengelolaan Sistem Dana Terpadu Layanan Manajemen Kas. 10 Lihat Bab II-III Pasal 4 dan 6 AD/ART Muhammadiyah. 6

7 Pokok pikiran keempat Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM) disebutkan bahwa hanya hukum Allah yang sebenar-benarnya dan satu-satunya yang dapat dijadikan sendi dalam mengatur ketertiban hidup bersama. 11 Hukum Allah yang dimaksud di sini adalah hukum yang tertuang baik dalam Al-Qur an sebagai kalamullah atau kitabullah, maupun As-sunnah yang merupakan penjelasan tentang kandungan Al-Qur an melalui Nabi Muhammad Saw. Salah satu dari usaha yang dilakukan Muhammadiyah dalam mencapai maksud dan tujuannya adalah dengan membentuk amal usaha, program, dan kegiatan. Dapenmuh merupakan badan usaha sekaligus amal usaha di bidang keuangan non bank yang didirikan oleh PP Muhammadiyah untuk memberikan kesejahteraan karyawan di masa purna kerja. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) bagian ketiga menekankan, bahwa kehidupan dalam mengelola amal usaha Muhammadiyah harus diarahkan kepada terlaksananya maksud dan tujuan Muhammadiyah serta seluruh pimpinan dan pengelola amal usaha berkewajiban untuk melaksanakan misi utama Muhammadiyah itu sebaik-baiknya sebagai misi dakwah. 12 MADM dan PHIWM dalam Muhammadiyah adalah sebagai ideologi yang termanifestasi dalam bentuk sistem keyakinan 13 untuk memberi gambaran tentang pandangan Muhammadiyah mengenai kehidupan manusia di muka 11 Hamdan Hambali, 2008, Ideologi Dan Strategi Muhammadiyah, Suara Muhammadiyah, Yogyakarta. Hlm Ibid. hlm Deni Al-Asy ari, 2010, Selamatkan Muhammadiyah: Agenda Mendesak Warga Muhammadiyah, Naufan Pustaka, Yogyakarta. hlm.15. 7

8 bumi, cita-cita yang ingin dicapai dan cara yang digunakan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Mencermati penjelasan di atas, dalam berhukum Muhammadiyah terikat oleh ketentuan hukum yang bersumber dari Al-Qur an dan Sunnah selain juga hukum positif Indonesia. Keduanya (Al-Qur an dan Sunnah) diyakini sebagai sumber dari segala aspek kehidupannya untuk mencapai maksud dan tujuan Muhamamdiyah serta merupakan sumber hukum dalam Islam yang di dalamnya terkandung prinsip-prinsip syariah. Pelaksanaan Dapenmuh selama ini mengikuti UU dana pensiun serta peraturan dana pensiun yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah sebagai pendiri. Sebagai organisasi yang berasaskan Islam bersumber Al-Qur an dan Sunnah, Muhammadiyah tentunya juga berpedoman pada prinsip syariah dalam pelaksanaan dana pensiun. Hal tersebut ditegaskan dalam peraturan Dapenmuh bahwa Dapenmuh dilaksanakan berdasarkan Pancasila sebagai landasan ideal, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional dan Islam sebagai pedoman. 14 Salah satu produk hukum Islam yang menjelaskan mengenai dana pensiun dengan prinsip syariah adalah fatwa tentang dana pensiun yang diterbitkan Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor:88/DSN-MUI/XI/2013 (Fatwa DSN MUI No.88/2013) tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. Selain itu, pengaturan dana pensiun dengan prinsip syariah juga diatur 14 Lihat Peraturan Dapenmuh Nomor. 01/ KEP/1.0/A/2014 yang disahkan oleh PP Muhammadiyah. 8

9 dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) Bab XXIX Pasal , yang merupakan pedoman bisnis syariah di Indonesia. Secara umum lembaga yang menyelenggarakan program pensiun akan melakukan pengelolaan dana pensiun, pengelolaan investasi dan menjamin keamanan kekayaan dana pensiun. Untuk melaksanakan itu semua, pihak dana pensiun melalui pengurus dapat mengadakan perjanjian dengan pihak lain dengan prinsip kehati-hatian dalam rangka mencapai tujuannya. Kepentingan peserta yang mempercayakan dananya berupa iuran kepada dana pensiun guna memperoleh manfaat pensiun harus diutamakan di atas kepentingan yang lainnya. Substansi fatwa tersebut adalah ketentuan para pihak dan akad yang digunakan,ketentuan iuran peserta dan pemberi kerja, pengelolaan kekayaan dan investasi dana pensiun serta ketentuan pembayaran manfaat pensiun. Kedudukan akad penting diketahui dalam pengelolaan dana pensiun. Jelasnya akad dalam pengelolaan dana pensiun, maka dapat diketahui konsep dan pola hubungan hukum antar para pihak dalam pengelolaan dana pensiun. Selain itu, dalam hal investasi, diharuskan dilakukan pada instrumen-instrumen yang dibenarkan menurut fatwa DSN MUI. Muhammadiyah yang dikonstruksikan sebagai organisasi yang bersumber Al-Qur an dan Sunnah perlu dilihat implementasi prinsip-prinsip syariah pada berbagai amal usaha yang dimilikinya termasuk pada Dapenmuh. Hal ini untuk melihat komitmen Muhammadiyah dalam berhukum terhadap agama dan negara. 9

10 Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul Analisis Prinsip Syariah Terhadap Pengelolaan Dana Pensiun Muhammadiyah Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang permasalahan di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengelolaan DapenmuhYogyakarta? 2. Apakah pengelolaan Dapenmuh Yogyakarta sesuai dengan Fatwa DSN MUI Nomor: 88/DSN-MUI/XI/2013 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengelolaan Dapenmuh Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui kesesuaian pengelolaan Dapenmuh dengan Fatwa DSN MUI Nomor: 88/DSN-MUI/XI/2013 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. D. Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan bisa memberi manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis, yaitu : a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum, terutama mengenai pengelolaan dana pensiun. 10

11 b. Sebagai bahan referensi bagi studi ilmu hukum pada umumnya dan pengelolaan dana pensiun pada khususnya. 2. Manfaat praktis, yaitu : a. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat umum mengenai pengeloaan dana pensiun yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah yaitu Dapenmuh ditinjau menurut prinsip syariah. b. Sebagai gambaran dan bahan pertimbangan bagi Muhammadiyah sebagai institusi pemberi kerja bagi karyawan/ pegawai/ pekerja yang bekerja di bawah AUM untuk senantiasa berpedoman pada prinsip syariah. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran yang dilakukan penulis, belum ada penelitian, skripsi, tesis atau disertasi yang mengangakat penelitian mengenai pengeloaan dana pensiun Muhammadiyah menurut prinsip syariah, namun ada penelitian, skripsi dan tesis atau disertasi yang mengangkat tema dana pensiun, yaitu: 1. Tesis yang ditulis oleh Isis Ikhwansyah tahun 1998 di Magister Ilmu Hukum UGM dengan judul Investasi Dana Pensiun Pemberi Kerja Yang Didirikan PT.Go Public di Pasar Modal. 15 Tesis ini mengambil rumusan masalah sebagai berikut: a. Sampai sejauh mana dana pensiun pemberi kerja yang didirikan PT.Go Public melakukan investasi di pasar modal. 15 Isis Ikhwansyah, 1998, Investasi Dana Pensiun Pemberi Kerja Yang Didirikan PT.Go Public di Pasar Modal, Tesis, Magister Ilmu Hukum UGM, Yogyakarta. 11

12 b. Langkah-langkah apa yang dilakukan oleh pihak terkait dengan pasar modal dalam memotivasi dana pensiun untuk melakukan investasi di pasar modal. c. Bagaimana hubungan hukum dana pensiun sebagai badan hukum dengan pendiri (pemberi kerja). Adapun kesimpulan dalam penelitian tersebut yaitu: a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) yang didirkan oleh PT. Go Public sebagai investor institusional lokal mampu menjadi sasaran untuk memobilisasi dana masyarakat karena dana masyarakat yang dihimpun oleh dana pensiun cukup besar. b. Adapun yang dilakukan pihak pemerintah dalam memotivasi dana pensiun untuk melakukan investasi di pasar modal adalah dengan mengeluarkan berbagai peraturan pelaksana, seperti Keputusan Menteri Keuangan. Sedangkan oleh pihak lain seperti Bursa Efek dan Masyarakat Pasar Modal Indonesia membuat program untuk meningkatkan motivasi investasi lokal. c. Hubungan hukum antara dana pensiun sebagai badan hukum yang mandiri dengan terhadap perusahaan pendiri (pemberi kerja) merupakan hubungan hukum antara perusahaan anak dengan perusahaan induk. Sedangkan kedudukan peserta dari dana pensiun pemberi kerja merupakan kredit dari DPPK dan memiliki hak-hak atas kekayaan milik dana pensiun. 12

13 Penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat perbedaan walaupun sama-sama mengenai dana pensiun pemberi kerja. Titik perbedaan mendasar dalam penelitian ini terletak pada obyek penelitian. Penelitian sebelumnya dilakukan pada dana pensiun pemberi kerja yang didirikan oleh perusahaan go public, sedangkan penelitian ini merupakan studi kasus mengenai pengelolaan Dapenmuh. Dapenmuh merupakan dana pensiun pemberi kerja yang didirikan oleh Muhammadiyah sebagai organisasi resmi yang diakui oleh pemerintah bukan sebagai perusahaan, sedangkan dalam penelitian sebelumnya juga merupakan dana pensiun pemberi kerja yang murni didirikan oleh perusahaan go public. Sehingga, perbedaan mendasar penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada obyek penelitian. Letak perbedaan selanjutnya, jika penelitian sebelumnya hanya dalam aspek investasi sedangkan dalam penelitian ini lebih luas yaitu aspek pengelolaannya, dimana investasi menjadi bagian dari aspek pengelolaan dana pensiun. 2. Tesis yang ditulis oleh Devi Erna Rachmawati di Program Magister Manajemen UGM tahun 2012 dengan judul Perencanaan Pengelolaan Dana Pensiun dan Perencanaan Pembagian Warisan Berdasarkan Hukum Islam Ibu Sri Sumirah. 16 Rumusan masalah yang dijaukan oleh penulis, yaitu: a. Bagaimana risk profil dari klien? 16 Devi Erna Rachmawati, 2012, Perencanaan Pengelolaan Dana Pensiun dan Perencanaan Pembagian Warisan Berdasarkan Hukum Islam Ibu Sri Sumirah, Tesis, Program Magister Manajemen UGM, Yogyakarta. 13

14 b. Apakah kekayaan klien sudah memiliki manajemen pensiun sesuai dengan yang diharapkan klien? c. Apakah klien telah memiliki rencana pembagian waris kepada ahli waris secara matang, mengingat usia klien sudah memasuki masa pension? Kesimpulan dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut: a. Pihak klien (Ibu Sri Sumirah) adalah klien dengan tipe pengambilan resiko konservatif (risk averter) b. Dalam melakukan pengelolaan kekayaan terhadap dana pensiunnya, klien menggunakan distribution and transision dalam merencanakan dan mengelola kekayaan dana pensiun serta dilakukannya perencanan dalam pembagian harta warisan. c. Klien mengharapkan dalam pembagian waris kepada ahli warisnya dilakukan berdasarkan hukum Islam. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya meskipun memiliki kesamaan istilah yaitu pengelolaan, namun pengelolaan yang dimaksud dalam penelitian sebelumnya yaitu pengelolaan yang dilakukan oleh peserta dana pensiun atau klien sebagai pilihannya dalam merencanakan keikutsertaan dana pensiun, sedangkan dalam penelitian ini pengelolaan dilakukan oleh pihak badan hukum yaitu Dapenmuh (pemberi kerja). Berdasarkan penelitian di atas, maka keaslian dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada kebaharuan fokus, sudut pandang dan obyek kajian penelitian. Fokus dalam penelitian ini menekankan pada uraian 14

15 yang sistematis dan mendalam mengenai pengelolaan dana pensiun dengan sudut pandang prinsip syariah, sedangkan obyek penelitiannya di Dapenmuh Yogyakarta. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan penulis adalah asli. 15

Sekilas tentang Dana Pensiun

Sekilas tentang Dana Pensiun Jakarta, 20 Agustus 2009 Yang terhormat, Para Peserta Dana Pensiun Seluruh Karyawan ABFI Institute Perbanas Di Jakarta Dalam rangka melaksanakan amanat dari Pemberi Kerja/Yayasan Pendidikan Perbanas untuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 15: Dana Pensiun Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Definisi Dana Pensiun Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. (UU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī munkar berasas Islam bersumber Al-Qur an dan As-Sunnah, yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH BAB I NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah. Pasal 2 Pendiri Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang berdasarkan kepada firman Allah SWT yang. termaktub didalam Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang berdasarkan kepada firman Allah SWT yang. termaktub didalam Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang berdasarkan kepada firman Allah SWT yang termaktub didalam Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw. Umat Islam memandang bahwa Al-Qur an dan Sunnah

Lebih terperinci

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6 MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pertemuan ke-6 PENDAHULUAN Muqoddimah AD Muhammadiyah; pokok pikiran yang menjiwai dan melandasi gerakan Muhammadiyah Isi AD/ART

Lebih terperinci

Anggaran Dasar Muhammadiyah

Anggaran Dasar Muhammadiyah Anggaran Dasar Muhammadiyah BAB I NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah. Pasal 2 Pendiri Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah

Lebih terperinci

Anggaran Dasar Muhammadiyah

Anggaran Dasar Muhammadiyah Anggaran Dasar Muhammadiyah BAB I NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah. Pasal 2 Pendiri Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA PENSIUN SEKTOR KORPORASI

KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA PENSIUN SEKTOR KORPORASI LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK TIM EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA PENSIUN SEKTOR KORPORASI disusun oleh: Asep Ahmad Saefuloh Ahmad Sani Alhusain Sahat Aditua F. Silalahi T. Ade Surya

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah demi menarik perhatian masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah demi menarik perhatian masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam, menginspirasi berbagai Lembaga Keuangan untuk menerapkan dan menggunakan sistem ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dana pensiun merupakan sebuah alternatif pilihan dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dana pensiun merupakan sebuah alternatif pilihan dalam memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dana pensiun merupakan sebuah alternatif pilihan dalam memberikan jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Jaminan tersebut dimungkinkan dapat menyelesaikan masalah-masalah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial Jaminan sosial adalah perlindungan yang diberikan oleh masyarakat bagi anggota-anggotanya untuk resiko-resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang mengelola dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang mengelola dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang mengelola dan menjalankan manfaat pensiun, yang didirikan secara terpisah oleh perusahaan, dengan mencadangkan

Lebih terperinci

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN U M U M Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan watak agama Islam yang dibawanya semenjak lahir.banyak cara. kesempatan untuk meninggikan syi ar Islam.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan watak agama Islam yang dibawanya semenjak lahir.banyak cara. kesempatan untuk meninggikan syi ar Islam. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyeru dan mengajak seluruh umat untuk memeluk agama Islam. Kewajiban dakwah yaitu menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber dari Al-Qur an dan Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber dari Al-Qur an dan Sunnah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma ruf nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber dari Al-Qur an dan Sunnah. Sebagai gerakan dakwah Islam Muhammadiyah

Lebih terperinci

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2017 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian,

Lebih terperinci

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis PENSION & EXIT SYSTEM Prodi Administrasi Bisnis Pemberhentian Pemberhentian Undang Undang Keinginan Perusahaan Keinginan Karyawan Kontrak kerja berakhir Kesehatan karyawan Meninggal dunia Perusahaan dilikuidasi/bangkrut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum muslimin untuk meyampaikan, menyeru serta mengajak umat manusia kepada jalan kebenaran dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang Nomor 11. tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Kedua jenis Dana Pensiun itu

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang Nomor 11. tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Kedua jenis Dana Pensiun itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dana Pensiun merupakan badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan pembayaran manfaat pensiun. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.05/2017 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN DENGAN

Lebih terperinci

SKRIPSI PELAKSANAAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) BUMIPUTERA CABANG PADANG

SKRIPSI PELAKSANAAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) BUMIPUTERA CABANG PADANG SKRIPSI PELAKSANAAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) BUMIPUTERA CABANG PADANG Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh: HARRAHMAWATI FITRIA 07140029 PROGRAM

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH MUQADDIMAH Dengan nama Allah yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang mengasuh semesta alam, yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada

Lebih terperinci

Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar & Kepribadian Muhammadiyah

Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar & Kepribadian Muhammadiyah BAITUL ARQAM KHUSUS AUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH, 12-13 AGUSTUS 2011 Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar & Kepribadian Muhammadiyah M. Wiharto S.Sy.,S.Pd.I.,M.A Majelis Pendidikan Kader PP.Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam saat ini adalah organisasi Muhammadiyah. dakwah Amar Ma ruf Nahi Munkar yang bersumber pada Al-Qur an dan As-

BAB I PENDAHULUAN. Islam saat ini adalah organisasi Muhammadiyah. dakwah Amar Ma ruf Nahi Munkar yang bersumber pada Al-Qur an dan As- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara Republik Indonesia yaitu Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. negara Republik Indonesia yaitu Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara Hukum, hal ini tertuang dalam konstitusi negara Republik Indonesia yaitu Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu, setiap

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2017 TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional disegala bidang, salah satunya dalam sektor ketenagakerjaan. Pelaksanaan

Lebih terperinci

Transformasi BPJS 2. September 2011

Transformasi BPJS 2. September 2011 Transformasi BPJS 2 September 2011 1 Transformasi BPJS 2 (1) RUU BPJS disahkan menjadi UU Nov 2011 Ijin prakarsa pembuatan dan revisi PP terkait JHT dan JP Proses konsultasi publik terkait harmonisasi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya BPR Syariah Bangun Drajat Warga. SAW, dimana Baitulmal didirikan oleh Rasulullah sebagai lembaga

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya BPR Syariah Bangun Drajat Warga. SAW, dimana Baitulmal didirikan oleh Rasulullah sebagai lembaga BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI A. Sejarah Berdirinya BPR Syariah Bangun Drajat Warga Lembaga keuangan syariah sudah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW, dimana Baitulmal didirikan oleh Rasulullah sebagai

Lebih terperinci

UPAYA SISTEMATISASI DAKWAH DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH

UPAYA SISTEMATISASI DAKWAH DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH UPAYA SISTEMATISASI DAKWAH DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH Disampaikan dalam acara : RAKERNAS MPK Pimpinan Pusat Muhammadiyah 28 30 April 2016 AGUS BUDIANTORO Div. Pembinaan dan Pengembangan SDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Keuangan Syariah yang ruang lingkupnya mikro seperti Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga keuangan yang ditumbuhkan dari peran masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjamin masyarakat Indonesia untuk memperoleh manfaat pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. penjamin masyarakat Indonesia untuk memperoleh manfaat pemeliharaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, jaminan sosial kesehatan sangat diperlukan sebagai sarana penjamin masyarakat Indonesia untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan

Lebih terperinci

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH 0 PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (Studi Multi Situs pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife

Lebih terperinci

Mengenal. Dana Pensiun

Mengenal. Dana Pensiun Mengenal Dana Pensiun Definisi dan Istilah Pensiun Program Pensiun: Program yang menjanjikan pembayaran sejumlah uang secara berkala setelah peserta berhenti bekerja karena mencapai usia pensiun Dana Pensiun:

Lebih terperinci

Dana Pensiun (Pension Fund)

Dana Pensiun (Pension Fund) Dana Pensiun (Pension Fund) Dana pensuin adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun (UU No.11 tahun 1992). Dana pensiun adalah dana yang secara khusus dihimpun

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini bahaya kerusakan dan kerugian adalah kenyataan yang harus dihadapi manusia di dunia. Sehingga kemungkinan terjadi risiko dalam kehidupan khususnya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA Nomor : 203 /DIR-TM/IX/2017 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEGAWAI PEMBANGUNAN JAYA GROUP

KEPUTUSAN DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA Nomor : 203 /DIR-TM/IX/2017 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEGAWAI PEMBANGUNAN JAYA GROUP KEPUTUSAN DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA Nomor : 203 /DIR-TM/IX/2017 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEGAWAI PEMBANGUNAN JAYA GROUP DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA, Menimbang : a. bahwa kepada

Lebih terperinci

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya YTKI, 10 Juli 2008 infocenter@dayamandiri.co.id http://www.dayamandiri.co.id Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya Diskusi Interaktif: Strategi Mengendalikan Risiko Keuangan DAYAMANDIRI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang berhak untuk bekerja mendapatkan imbalan serta perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Tenaga Kerja bisa saja mengalami risiko-risiko saat menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi syariah merupakan prinsip perjanjian berdasarkan hukum islam antara perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dengan pihak lain, dalam menerima amanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem jaminan sosial nasional merupakan sistem perlindungan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Sistem jaminan sosial nasional merupakan sistem perlindungan sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem jaminan sosial nasional merupakan sistem perlindungan sosial bagi seluruh rakyat. Perlindungan sosial memiliki peran strategis untuk menghadapi kerentanan (vulnerability)

Lebih terperinci

- 2 - meningkatkan pertumbuhan industri Dana Pensiun menjadi lebih baik.

- 2 - meningkatkan pertumbuhan industri Dana Pensiun menjadi lebih baik. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.05/2017 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN I. UMUM Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011

Lebih terperinci

TENTANG LAPORAN HASIL PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH PADA DANA PENSIUN YANG MENYELENGGARAKAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

TENTANG LAPORAN HASIL PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH PADA DANA PENSIUN YANG MENYELENGGARAKAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.05/2018 TENTANG LAPORAN HASIL PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH PADA DANA PENSIUN YANG MENYELENGGARAKAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi karyawan suatu perusahaan. Sedangkan siklus kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi karyawan suatu perusahaan. Sedangkan siklus kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mencukupi kebutuhan hidup seseorang haruslah bekerja, baik bekerja secara mandiri atau berwirausaha maupun bekerja menjadi karyawan suatu perusahaan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang sedang berkembang khususnya di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang sedang berkembang khususnya di Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi negara-negara yang sedang berkembang khususnya di Indonesia, pembangunan nasional merupakan salah satu alternatif untuk meningkatan taraf hidup suatu

Lebih terperinci

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH MENGENAI KONSOLIDASI ORGANISASI DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH MENGENAI KONSOLIDASI ORGANISASI DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH Lampiran 1 SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Nomor: 149/Kep/I.0/B/2006 Tentang: KEBIJAKAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH MENGENAI KONSOLIDASI ORGANISASI DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH 240 Lampiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu, dalam perkawinan akan terbentuk suatu keluarga yang diharapkan akan tetap bertahan hingga

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1329, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPJS KETENAGAKERJAAN. Jaminan Hari Tua. Pengembangan Dana. Distribusi. Penetapan. Mekanisme. PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-

BAB I PENDAHULUAN. diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengadilan Agama sebagai salah satu dari empat lingkungan peradilan yang diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok- Pokok Kekuasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN DANA PENSIUN

PERATURAN DANA PENSIUN PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PT PLN (PERSERO) PDP - DPPLN 2016 DANA PENSIUN PLN Jalan Wolter Monginsidi No. 5 Kebayoran Baru Jakarta 12110 Tambahan Berita Negara R.I Tanggal 23 Juni 2017 No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan tidak akan berhenti meski individu

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan tidak akan berhenti meski individu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pekerjaan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang, dimana bekerja merupakan sarana guna mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka

Lebih terperinci

REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH

REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH Pengantar Diskusi REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH Oleh: Muhammad Purwana PENGERTIAN 1) kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan

Lebih terperinci

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN A. A. Oka Mahendra, SH. Jakarta, 13 November 2013 OUTLINE 1.Pendahuluan 2.Peraturan Terkait Jaminan Pensiun 3.Harmonisasi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

MENGENAL DANA PENSIUN

MENGENAL DANA PENSIUN MENGENAL DANA PENSIUN 1 I. Pengertian 1. Menurut UU No 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun a. Dana pensiun adalah badan hukum yang menyelenggarakan program pensiun, yaitu suatu program yang menjanjikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan kesehatan merupakan hak Konstitusional setiap warga negara. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan kesehatan merupakan hak Konstitusional setiap warga negara. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan kesehatan merupakan hak Konstitusional setiap warga negara. Dengan memiliki jaminan kesehatan setiap warga negara berhak mendapat layanan kesehatan. Jaminan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH I. UMUM Industri jasa keuangan syariah di Indonesia telah mengalami

Lebih terperinci

Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon

Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon Joko (bukan nama sebenarnya) baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang ke 55 dan pensiun dari perusahaan tempat dia mengabdikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata, baik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang transformasi PT Jamsostek (Persero) di Harian Pelita tentang transformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan

Lebih terperinci

32/DP. Mengingat : 1. DANA PENSIUN

32/DP. Mengingat : 1. DANA PENSIUN Tambahan Berita - Negara R.I. Tanggal 28/7-2017 No. 60. Pengumuman dalam Berita - Negara R.I. sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) Undang-undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. SALINAN KEPUTUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi atau pertanggungan timbul karna kebutuhan manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini, manusia selalu dihadapkan

Lebih terperinci

Penguatan Kerangka Hukum Efek Syariah Melalui Revisi Undang-Undang Pasar Modal Oleh: Muhammad Faiz Aziz *

Penguatan Kerangka Hukum Efek Syariah Melalui Revisi Undang-Undang Pasar Modal Oleh: Muhammad Faiz Aziz * Penguatan Kerangka Hukum Efek Syariah Melalui Revisi Undang-Undang Pasar Modal Oleh: Muhammad Faiz Aziz * Naskah diterima: 15 Desember 2015; disetujui: 30 Desember 2015 Keuangan atau pasar modal syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah makin banyak bermunculan, Bank Syariah yang pertama

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah makin banyak bermunculan, Bank Syariah yang pertama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdirinya Bank Syariah pada tahun 1992 membuat lembaga keuangan syariah makin banyak bermunculan, Bank Syariah yang pertama kali ada di Indonesia adalah Bank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pensiun Pensiun sejauh ini dianggap sebagai ungkapan rasa terima kasih. Para pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara mereka sepanjang

Lebih terperinci

PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DANA PENSIUN BNI

PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DANA PENSIUN BNI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DANA PENSIUN BNI I. MANFAAT DANA PENSIUN : 1. Bagi Karyawan Menjamin kesinambungan penghasilan pada saat sudah purna tugas bagi dirinya sendiri, bagi istri/suami dan anaknya.

Lebih terperinci

DANA PENSIUN (Perbedaan Dana Pensiun Konvensional dan Syariah)

DANA PENSIUN (Perbedaan Dana Pensiun Konvensional dan Syariah) DANA PENSIUN (Perbedaan Dana Pensiun Konvensional dan Syariah) Dosen Pengampu: Shulhah Nurullaily, S.H.I., M.E.I. Disusun oleh: Lailatul Hanifah (14810021) Mufti Baihaqi (14810046) Nurul Isnaini (14810071)

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor: 134/MI/X/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor: 134/MI/X/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA Nomor: 134/MI/X/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN MANULIFE INDONESIA DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan (protection), pemajuan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan (protection), pemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada pasal 27 ayat yang ke 2 Undang-undang Dasar 1945 memberikan jaminan kepada setiap warga Negara Indonesia dalam hal memperoleh pekerjaan yang layak, kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Perkembangan asuransi di Indonesia tentunya tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dan teknologi dalam

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH I. UMUM Industri jasa keuangan syariah di Indonesia telah mengalami

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : 067/MI/2009 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : 067/MI/2009 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA Nomor : 067/MI/2009 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN MANULIFE INDONESIA DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umur dan produktifitas manusia pada akhirnya ada batasnya, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Umur dan produktifitas manusia pada akhirnya ada batasnya, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Umur dan produktifitas manusia pada akhirnya ada batasnya, tidak selamanya seseorang dapat terus bekerja dan menghasilkan suatu karya pada suatu perusahaan.pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbangnya perusahaan-perusahaan skala kecil, menengah, besar dan

BAB I PENDAHULUAN. tumbangnya perusahaan-perusahaan skala kecil, menengah, besar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterpurukan perekonomian Indonesia pada tahun 1997 menyebabkan tumbangnya perusahaan-perusahaan skala kecil, menengah, besar dan menyisakan sedikit yang mampu bertahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya sumberdaya manusia unggul yang dapat membantu terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya sumberdaya manusia unggul yang dapat membantu terwujudnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenaga kerja merupakan faktor strategis dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional Indonesia. Peran negara dalam mewujudkan upaya pembangunan nasional adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH KEPUTUSAN MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-45 TENTANG ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH MUQADDIMAH Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mengasuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal

BAB I PENDAHULUAN. Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu serta keahlian untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah tengah berkembang secara pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah tengah berkembang secara pesat. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekonomi syariah tengah berkembang secara pesat. Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia sudah berjalan dua dekade lebih. Hal ini ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 1 Berdasarkan pengertian

BAB II LANDASAN TEORI. waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 1 Berdasarkan pengertian 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan dan bersepakatan tujuan antara

Lebih terperinci

Dana yang terkumpul menjadi milik bersama (ummat) >> tidak boleh diambil lagi kecuali sbg santunan.

Dana yang terkumpul menjadi milik bersama (ummat) >> tidak boleh diambil lagi kecuali sbg santunan. ASURANSI JAMINAN SOSIAL Pihak-pihak yang sepakat utk mengumpulkan uang - money (menbentuk dana - fund) yang akan digunakan untuk member santunan atas suatu kejadian yang membawa dampak buruk. Bersama-sama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini. kesejahteraan masa tua karyawan dengan mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini. kesejahteraan masa tua karyawan dengan mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi di Indonesia mengalami perkembangan dengan pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini menuntut perusahaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Dana Pensiun Sekolah Kristen beralamat di Jalan Cemara Raya Nomor. 42, Kecamatan Sidorejo, Kotamadya Salatiga. Dana Pensiun merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan umat Islam, banyak idealisme yang muncul mempertanyakan apakah praktik ekonomi yang sudah dijalankan saat ini sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya industri perbankan syariah yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya industri perbankan syariah yang terjadi pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya industri perbankan syariah yang terjadi pada satu dekade terakhir ini berdampak pada makin banyaknya bank-bank konvensional untuk ikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh jaminan sosial untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh jaminan sosial untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (3) mengatur bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh jaminan sosial untuk kelangsungan hidupnya

Lebih terperinci

PERAN AUMKES BAGI DAKWAH DAN KADERISASI MUHAMMADIYAH

PERAN AUMKES BAGI DAKWAH DAN KADERISASI MUHAMMADIYAH PERAN AUMKES BAGI DAKWAH DAN KADERISASI MUHAMMADIYAH Paryanto Rohma MPK PP Muhammadiyah Hardware: Lembaga Pendidikan Muhammadiyah 3015 TPA 1768 MI/MD 534 MTs 171 MA 1128 SD 1179 SLTP 512 SMK 3370 TK ABA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG INVESTASI SURAT BERHARGA NEGARA BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG INVESTASI SURAT BERHARGA NEGARA BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20162015 TENTANG INVESTASI SURAT BERHARGA NEGARA BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakikatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR:../SEOJK.05/2017 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR:../SEOJK.05/2017 TENTANG Yth. 1. Pendiri dana pensiun yang menyelenggarakan program pensiun berdasarkan prinsip syariah; 2. Pengurus dana pensiun yang menyelenggarakan program pensiun berdasarkan prinsip syariah; 3. Dewan pengawas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesehatan dan dalam Pasal 28 H Ayat (3) Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesehatan dan dalam Pasal 28 H Ayat (3) Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia (HAM). Hal ini diatur di dalam Pasal 28 H Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban Negara serta tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci