BAB II LANDASAN TEORI. waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 1 Berdasarkan pengertian

Transkripsi

1 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan dan bersepakatan tujuan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 1 Berdasarkan pengertian diatas maka pembiayaan dapat disimpulkan sebagai jasa yang berupa uang dan sebagainya yang mana dapat membantu nasabah yang membutuhkan pembiayaan tersebut berdasarkan kesepakatan bank dengan pihak yang dibiayai dan dikembalikan sesuai waktu yang telah disepakati antara kedua belah pihak. 2. Dasar Hukum Pembiayaan Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antar Bank Syari ah atau UUS dan phak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. 2 1 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2000), h.73 2 Undang-undang Republik Indonesia No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Hlm 5. 12

2 13 Di dalam peraturan bank Indonesia nomor 10/18/PBI/2008 tentang restrukturisasi pembiayaan bank syariah, pengertian pembiayaan dijelaskan dalam pasal 1 ayat 6 yang berbunyi sebagai berikut pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : 3 a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bit tamlik c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa Ayat pembiayaan pensiun terdapat dalam Al-Qur an surah Yusuf ayat Artinya: Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya 3 Sutan Remy Sjahdeni, Perbankan Syariah; Produk-Produk dan Aspek-aspek Hukumnya, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), Edisi Pertama, h.276

3 14 (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. (Q.s Yusuf ayat 47-48). Ayat di atas menerangkan bahwa betapa pentingnya kita mempersiapkan kehidupan masa tua (Pensiun), agar masa tua nanti kita dapat hidup dengan kesejahteraan yang telah kita persiapkan. Berdasarkan keterangan di atas, bahwa hukum yang mengatur tentang pembiayaan telah mengalami perubahan yaitu Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, merupakan perubahan dari Undang-Undang No. 10 Tahun Di dalam peraturan bank Indonesia No.10/18/PBI/2008 pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa pembiayaan merupakan beberapa transaksi yaitu mudharabah, musyarakah, ijarah mutahiyah bit tamlik, murabahah, salam, istisna, gardh dan ijarah transaksi multijasa. 3. Jenis-Jenis Pembiayaan Jenis pembiayaan bank syari ah dapat dikelompokkan berdasarkan jangka waktu, sifat penggunaan, dan keperluan. Pembiayaan juga dapat dikelompokkan berdasarkan sifat penarikan dan pelunasan. a. Jenis pembiayaan berdasarkan tujuan penggunaan 1) Pembiayaan Konsumtif Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah yang dipergunakan untuk membiayai barang-barang konsumtif. Pembiayaan ini umumnya untuk perorangan, seperti untuk pembelian rumah tinggal, Pembelian mobil. Pembayaran kembali pembiayaan, berupa angsuran berasal gaji atau pendapatan lainnya. Bukan dari objek yang dibiayainya.

4 15 2) Pembiayaan Komersial Pembiayaan yang diberikan kepada perorangan atau badan usaha yang dipergunakan untuk membiayai suatu kegiatan usaha tertentu. Pembayaran kembali pembiayaan komersial berasal dari usaha yang dibiayai. 4 Pembiayaan yang termasuk pembiayaan komersial adalah : a) Pembiayaan Mikro, yaitu fasilitas pembiayaan yang diberikan untuk membiayai kegiatan usaha mikro. b) Pembiayaan Usaha Kecil, yaitu fasilitas pembiayaan yang diberikan untuk membiayai kegiatan usaha kecil. c) Pembiayaan Usaha Menengah, yaitu fasilitas pembiayaan yang diberikan untuk membiayai kegiatan usaha menengah. d) Pembiayaan Korporasi, yaitu fasilitas pembiayaan (korporasi). b. Jenis pembiayaan Berdasarkan Keperluan dapat dikelompokkan : 1) Pembiayaan Modal Kerja 2) Pembiayaan Investasi 3) Pembiayaan Proyek c. Jenis Pembiayaan Berdasarkan Cara Penarikan 1) Sekaligus, yaitu fasilitas pembiayaan dengan penarikan yang dilaksanakan satu kali sebesar limit pembiayaan yang telah disetujui. 4 Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah,(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014), h. 209

5 16 2) Bertahap sesuai jadwal yang ditetapkan, yaitu fasilitas pembiayaan dengan penarikan yang dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan oleh bank syariah. 3) Rekening Koran atau penarikan sesuai kebutuhan, yaitu fasilitas pembiayaan dengan penarikan pembiayaan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan nasabah pembiayaan. d. Jenis Pembiayaan Berdasarkan Metode Pembiayaan 1) Pembiayaan Bilateral 2) Pembiayaan Sindikasi e. Jenis Pembiayaan Berdasarkan Jangka Waktu 1) Pembiayaan Jangka Pendek, yaitu fasilitas pembiayaan dengan tenggang waktu pelunasan kepada bank tidak lebih dari satu tahun. 2) Pembiayaan Jangka Menengah, yaitu fasilitas pembiayaan dengn tenggang waktu pelunasan kepada bank lebih dari satu tahun sampai dengan tiga tahun. 3) Pembiayaan Jangka Panjang, yaitu fasilitas pembiayaan dengan jangka waktu pembiayaan yang diberikan lebih dari tiga tahun. f. Jenis Pembiayaan Berdasarkan Sifat Penarikan 1) Pembiayaan Langsung 2) Pembiayaan dibayarkan sekaligus g. Jenis Pembiayaan Berdasarkan Sifat Pelunasan 1) Pembiayaan dengan Angsuran 2) Pembiayaan dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo

6 17 h. Jenis Pembiayaan Berdasarkan Valuta Pembiayaan dengan valuta Rupiah, serta pembiayaan dalam valuta mata uang lainnya, seperti US Dollar, Yen dan lain-lain. i. Jenis Pembiayaan Berdasarkan Lokasi Bank 1) Pembiayaan Onshore, yaitu fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada nasabah didalam negeri dalam bentuk valuta asing dan dilaksanakan melalui cabang bank didalam negeri. 2) Pembiayaan Offshore, yaitu fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada nasabah di dalam negeri dalam bentuk valuta asing dan dilaksanakan melalui cabang bank di luar negeri. j. Jenis Pembiayaan Berdasarkan Perjanjian atau Akad Perjanjian 1) Perjanjian berdasarkan perjanjian transaksi jual beli. 2) Perjanjian berdasarkan perjanjian transaksi penanaman modal. 3) Perjanjian berdasarkan perjanjian transaksi sewa menyewa dan sewa-beli. 4) Pembiayaan berdasarkan perjanjian transaksi pinjam-meminjam. Berdasarkan jenis-jenis pembiayaan tersebut, maka terdapat sepuluh jenis pembiayaan yang mana disemua kalangan bisa menggunakan pembiayaan tersebut baik itu untuk modal kerja, pembiayaan investasi, pembiayaan modal usaha, dan pembiayaan yang lainnya berdasarkan jenis pembiayaan yang dibutuhkan.

7 18 4. Tujuan Pembiayaan Dalam membahas tujuan pembiayaan, mencakup lingkup yang luas. Pada dasarnya, mendapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan, yaitu sebagai berikut: 5 a. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah. b. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tanpa hambatan yang berarti. Berdasarkan dari tujuan pembiayaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa usaha yang dikelola oleh nasabah bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara menjalankan usaha tersebut dengan sungguh-sungguh dan jujur agar mendapatkan keuntungan yang memuaskan. B. Pensiun 1. Pengertian Pensiun Pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. 6 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pensiun adalah status seseorang yang telah berakhir masa tugasnya di instansi tempat ia bekerja sebelumnya. 5 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifinj, op.cit, h Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajawali Pers,2009), hal. 325

8 19 Instansi tempat ia bekerja sebelumnya ini biasanya adalah instansi pemerintah, atau orang tersebut bekerja sebagai pegawai negeri. 7 Pada dasarnya sudah menjadi setiap kewajiban setiap orang untuk berusaha menjamin hari tuanya, dan untuk setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menjadi peserta dari suatu badan asuransi social yang dibentuk oleh pemerintah. Oleh karena pensiun bukan saja sebagai jaminan hari tua, tetapi juga sebagai balas jasa, maka pemerintah memberikan sumbangannya kepada Pegawai Negeri. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulannya bahwa pensiun adalah status seseorang yang telah berakhir masa kerjanya di tempat ia bekerja sebelumnya, kemudian mendapat penghasilan setelah bekerja. Penghasilan setelah bekerja tersebut diberikan sebagai balas jasa atas pengabdiannya bekerja kepada Negara selama sekian tahun. Penghasilan tersebut berupa uang yang dapat di ambil setiap bulannya atau diambil sekaligus, hal ini tergantung dari kebijakan yang terdapat dalam suatu perusahaan. Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Negara, Pegawai BUMN adalah beberapa diantara orang yang akan mendapat tunjangan dari pemerintah. 2. Dana Pensiun Menurut UU Nomor 11 Tahun 1992 Dana Pensiun adalah Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Dana pensiun adalah instrument keuangan yang 7 di akses 20 April 2017

9 20 mengakumulasikan kekayaan seseorang selama bekerja dan membayarnya pada masa pensiun. 8 Berdasarkan dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa dana pensiun merupakan gaji seseorang yang dikelola oleh lembaga keuangan selama bekerja dan akan dibayar setelah seseorang tersebut tidak bekerja lagi (pensiun). Jadi dana pensiun akan diperoleh setelah seseorang tidak bekerja lagi (pensiun). 3. Jenis-jenis Dana Pensiun Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992, dana pensiun dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis yaitu : a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Jadi pengelolaan dana pensiun dapat dilakukan oleh pemberi kerja (DPPK) atau lembaga keuangan (DPLK). Perusahaan mempunyai beberapa alternative yang sesuai dengan tujuan perusahaan tanpa menghilangkan hak karyawan. Alternatif tersebut yaitu: a. Mendirikan sendiri dana pensiun bagi karyawan b. Mengikuti program pensiun yang diselenggarakan oleh dana pensiun lembaga keuangan lainnya c. Bergabung dengan dana pensiun yang didirikan oleh pemberi kerja lainnya 8 Ktut Silvanita, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Erlangga hal 46

10 21 d. Mendirikan dana pensiun secara bersama-sama dengan member kerja lainnya. Selanjutnya penyelenggaraan dana pensiun lembaga keuangan dapat pula dilakukan oleh bank umum dan asuransi jiwa setelah mendapat pengesahan dari menteri keuangan (DPLK). Menurut ketentuan di atas program pensiun yang dapat dijalankan adalah sebagai berikut: a. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) Merupakan program pensiun yang besarnya manfaat pensiun ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. Seluruh iuran merupakan beban karyawan yang dipotong dari gajinya. b. Program Pensiun Program Pasti (PPIP) Besarnya manfaat pensiun tergantung dari hasil pengembangan kekayaan dana pensiun. Iuaran ditanggung bersama oleh karyawan dan perusahaan pemberi kerja. 9 Berdasarkan dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dana pensiun terbagi 2 golongan yaitu dana pensiun pemberi kerja (DPPK) dan dana pensiun lembaga keuangan (DPLK). Adapun program pensiun yang dapat dijalankan yaitu program pensiun mamfaat pasti (PPMP) dan program pensiun program pasti (PPIP). 4. Tujuan Pensiun Bagi pemberi kerja tujuan untuk menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawan adalah sebagai berikut Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Rajawali Pers, hal 292-

11 22 a. Memberi penghargaan kepada para karyawan yang telah mengabdi di perusahaan tersebut. b. Agar di masa usia pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil yang diperoleh setelah bekerja di perusahaannya. c. Memberi rasa aman dari segi batiniah sehingga dapat menurunkan turn over Karyawan. d. Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas seharihari. e. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah. Sedangkan bagi karyawan yang menerima pensiun, manfaat yang diperoleh dengan adanya pensiun adalah : a. Kepastian memperoleh penghasilan di masa yang akan datang sesudah masa pensiun. b. Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja. Bagi Lembaga pengelola Dana Pensiun tujuan penyelenggara dana pensiun adalah : a. Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan berbagai kegiatan investasi. b. Turut membantu dan mendukung program pemerintah. Berdasarkan keterangan di atas, maka tujuan pensiun terbagi tiga kelompok yaitu yang pertama bagi karyawan tujuan pensiun adalah sebagai motivasi dan agar tetap semangat dalam berkerja, yang kedua

12 23 bagi karyawan yang menerima pensiun yaitu masih bisa memperoleh penghasilan setelah berakhir masa kerja (pensiun), yang ketiga bagi lembaga pengelola dana pensiun yaitu memperoleh keuntungan dengan berbagai kegiatan diantaranya penanaman modal dan ikut menjalankan program dari pemerintah. 5. Jenis-Jenis Pensiun Secara umum jenis pensiun yang dapat dipilih oleh karyawan yang akan menghadapi pensiun antara lain: a. Pensiun Normal Yaitu pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usianya telah mencapai masa pensiun seperti yang ditetapkan perusahaan. Sebagai contoh rata-rata usia pensiun di Indonesia adalah telah berusia 55 tahun dan 60 tahun untuk profesi tertentu. b. Pensiun dipercepat Jenis pensiun ini diberikan untuk kondisi tertentu, misalnya adanya pengurangan pegawai di perusahaan tersebut. c. Pensiun ditunda Merupakan pensiun yang diberikan kepada karyawan yang meminta pensiun sendiri, namun usia pensiun belum memenuhi untuk pensiun. Dalam hal tersebut karyawan yang mengajukan tetap keluar dan pensiunnya baru dibayar pada saat usia pensiun tercapai.

13 24 d. Pensiun Cacat Pensiun yang diberikan bukan karena usia, tetapi lebih disebabkan peserta mengalami kecelakaan sehingga dianggap tidak mampu lagi untuk dipekerjakan. Pembayaran pensiun biasanya dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal dimana masa kerja diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal. 10 Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat dipahami bahwa pensiun adalah status seseorang yang telah berakhir masa kerjanya di tempat ia bekerja sebelumnya, kemudian mendapat penghasilan setelah bekerja. Dana pensiun merupakan gaji seseorang yang dikelola oleh lembaga keuangan selama bekerja dan akan dibayar setelah seseorang tersebut tidak bekerja lagi (pensiun), adapun jenis-jenis dana pensiun yaitu dana pensiun pemberi kerja (DPPK) dan dana pensiun lembaga keuangan (DPLK). Adapun program pensiun yang dapat dijalankan yaitu program pensiun manfaat pasti (PPMP) dan program pensiun program pasti (PPIP). Tujuan pensiun yaitu maka tujuan pensiun terbagi tiga kelompok yaitu yang pertama bagi karyawan tujuan pensiun adalah sebagai motivasi dan agar tetap semangat dalam bekerja, yang kedua bagi karyawan yang menerima pensiun yaitu masih bisa memperoleh penghasilan setelah berakhir masa kerja (pensiun), yang ketiga bagi lembaga pengelola dana pensiun yaitu memperoleh keuntungan dengan berbagai kegiatan diantaranya penanaman modal dan ikut menjalankan program dari pemerintah. Adapun jenis-jenis pensiun yaitu Pensiun Normal, Pensiun dipercepat, Pensiun ditunda, Pensiun Cacat. 10 Ibid, hal