Perancangan Komik Komedi Poconggg Juga Pocong Dengan Adaptasi Chibi Manga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perancangan Komik Komedi Poconggg Juga Pocong Dengan Adaptasi Chibi Manga"

Transkripsi

1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1 Perancangan Komik Komedi Poconggg Juga Pocong Dengan Adaptasi Chibi Manga Merisca Christanti, dan Nugrahardi Jurusan Desain Produk Industri, Bidang Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia sancokbrancok@gmail.com Abstrak Di era modern saat ini cerita asli dari Indonesia khususnya humor sudah semakin tenggelam bahkan tergerus oleh dominasi cerita-cerita dari luar negeri seperti Naruto, One Piece, Marvel, dsb. Mengingat sebenarnya cerita humor itu sendiri sangat menarik untuk diikuti dan sangat menghibur disaat sedang bosan. Saat ini sudah ada banyak sekali cerita hantu yang diplesetkan menjadi cerita humor, baik berupa buku maupun film, maupun acara komedi yang menggunakan tema hantu sebagai cerita utama humor acara di episode itu. Cerita hantu tersebut menjadi menyeramkan namun terkesan sangat kocak dan lucu sehingga membuat para pembaca atau penonton terhibur dan tertawa. Ada banyak komik yang ceritanya berasal dari sebuah novel. Dengan visualisasi komik yang mengambil cerita dari novel ini membuat pembaca lebih memahami dan lebih mudah dalam membaca suatu cerita yang sebelumnya berasal dari novel tersebut. Problematikanya adalah bagaimana mengemas cerita humor yang berasal dalam bentuk novel menjadi media komik yang sesungguhnya sangat potensial dengan visual yang diminati pasar saat ini. Diharapkan dengan perancangan ini, pembaca nantinya dapat terhibur dan mengetahui bahwa cerita hantu sebenarnya juga bisa dibuat humor dan kocak. Kata Kunci Komik, Adaptasi, Poconggg Juga Pocong, Novel, Chibi Manga P I. PENDAHULUAN ertumbuhan komik di Indonesia yang cenderung diminati oleh masyarakat Indonesia adalah komik-komik populer. Kemunculan pada masa-masa pertumbuhan komik di Indonesia seperti laga dan humor merupakan salah satu indikasi dari seni populer. Penyebabnya adalah komik merupakan bacaan seperti sastra walaupun ada sedikit perbedaan. Unsur yang mendekatkan komik dengan sastra adalah struktur narasi atau cerita yang terdapat pada komik. Berdasarkan proposisi tersebut, komik cukup dekat dengan sastra populer bahkan pertumbuhannya boleh dikatakan beriringan. Masuknya Jepang di Indonesia mengubah tataran produksi komik di Indonesia. Komik-komik yang bersifat humor digantikan oleh komik yang bernafaskan propaganda. Hal ini senada dengan politik kebudayaan yang dikembangkan oleh Jepang yakni untuk mendukung Jepang itu sendiri. Ciri-ciri sastra populer tersebut melekat pada komik yang populer di Indonesia. Komik populer seperti Benny dan Mice, Gundala Putra Petir menggunakan ciri-ciri narasi sastra populer sehingga pembaca komik merasa terhibur oleh adanya bacaan komik. Dengan demikian komik populer di Indonesia mempunyai hubungan erat dengan sastra populer dan dalam kajian sastra populer, komik merupakan bagian integral dari sastra populer jika dilihat dari ciri-ciri narasi komik tersebut. Dengan munculnya alih wahana novel populer Kambing Jantan karya Raditya Dika ke dalam bentuk komik dengan judul yang sama maka semakin menguatkan hubungan mesra komik dan sastra populer. Komik Kambing Jantan mengadaptasi cerita dari novel dengan judul yang sama, menggunakan gaya gambar yang dapat menggambarkan tokoh, latar belakang dan cerita yang sebelumnya sudah ada di novelnya. Komik Kambing Jantan yang mengadaptasi dari novelnya diikuti oleh novel-novel lain dan dijadikan versi komik juga, seperti Komik Anak Kos Dodol. Komik yang mengadaptasi dari suatu novel mengambil beberapa bagian cerita novel tersebut yang cocok untuk dijadikan kedalam komik, dieksekusi dengan penataan panel yang beragam sesuai dengan adegan cerita, serta background baik latar belakang maupun efek pendukung Novel Jenis bacaan yang disukai remaja Komik/Novel Grafis Koran Tabloid Majalah Lainnya Gambar 1. Grafik Jenis Bacaan yang disukai oleh Remaja Indonesia Berdasarkan survei dan kuisioner mendapatkan kesimpulan seperti diagram diatas, bahwa remaja Indonesia mayoritas suka membaca Komik, diikuti dengan membaca Novel.

2 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) Manga Jenis Komik yang digemari remaja DC & Marvel Disney Manhua Komik Eropa Komik Indonesia Media lain yang sudah dirilis selain novel PJP sampai saat ini adalah film layar lebarnya yang menggunakan judul yang sama Poconggg Juga Pocong yang baru dirilis tahun 2011 lalu. Film PJP ini agak berbeda dengan seri novel PJP, terutama ada penambahan dari cerita yang ada di novelnya. Kelebihan dari PJP versi film layar lebar ini adalah menggunakan gambar bergerak, yaitu film. Film ini sangatlah berbeda dari novelnya yang hanya berupa tulisan saja, sehingga masyarakat lebih mengerti dan menarik menonton filmnya saja karena lebih tervisualisasi. Ini menandakan bahwa novel PJP sudah sangat laris, sehingga fenomenanya sudah terukur. Gambar 2. Grafik Jenis Komik yang digemari oleh Remaja Indonesia Berdasarkan data grafik diatas menyimpulkan bahwa Remaja Indonesia lebih menyukai komik jenis manga dari pada komik jenis lain, sehingga menunjukan bahwa komik Indonesia masih kurang diminati oleh remaja Indonesia. Novel Poconggg Juga Pocong adalah novel yang fenomenal di zaman ini karena cerita humor-nya. Berawal dari keterkenalan Poconggg dalam twitter dengan (Arif Muhammad) yang selalu memberikan kisah sengsaranya kepada penggemarnya. ini laris dengan tweet-tweet humornya dan followersnya telah mencapai 2 juta followers. Dilanjutkan dengan pembuatan sebuah novel yang berjudul Poconggg Juga Pocong atau yang lebih dikenal dengan singkatan PJP. PJP menceritakan tentang kisah kehidupan Poconggg di dunia hantu dalam versi humor. Isi dari novel PJP mulai dari kisah cinta sejenis dengan sesama hantu, kisah sedihnya menjadi Pocong yang bernasib sial, hingga ramalan-ramalan jitu untuk para pembaca. PJP adalah cerita hantu Pocong, tetapi sama sekali tidak ada seramnya, melainkan humor hingga dapat membuat pembaca tertawa. Novel PJP sudah sangat laris sejak bulan Juli lalu hingga akhir tahun 2011 dan termasuk best seller Novel di toko-toko buku Indonesia. Penjualan buku kategori Novel dari beberapa toko buku Indonesia khususnya Surabaya seperti Toko Gunung Agung dan Gramedia, Gramedia, dan Rumah Buku di bulan Juli-September 2011, PJP terus menjadi urutan nomor 1 penjualan terbanyak. Cetakan yang sudah dihasilkan mencapai ribuan lebih, dan sudah sampai cetakan ke 8 di tahun 2012 ini. Data ini menunjukkan bahwa novel PJP termasuk novel yang sangat laris di Indonesia, khususnya di wilayah Surabaya. Gambar 3. Novel Poconggg Juga Pocong (PJP) Gambar 4. Film layar lebar Poconggg Juga Pocong (PJP) Masalah yang timbul dalam novel PJP ini adalah meskipun banyak pembaca mengatakan bahwa novel ini bagus dan humor, tetapi sebagian lainnya mengatakan bahwa novel ini biasa saja dan agak garing. Beberapa mengatakan bahwa hanya bagian awal dari novelnya saja yang bagus dan menarik, tetapi bagian pertengahan dan akhirnya sudah tidak begitu menarik lagi, bahkan konten humor yang ada cenderung dipaksakan. PJP juga hanyalah sebuah novel, yang hanya berisikan tulisan panjang tanpa gambar. Pembaca harus mengira-ngira dahulu akan apa yang terjadi di cerita dalam novel ini. Para pembaca cenderung selama ini berpikir bahwa Pocong atau sekumpulan hantu adalah seram dan menakutkan. Mereka belum ada gambaran bagaimana rupa Pocong yang humor atau bernasib sial, atau Kuntilanak yang tidak menyeramkan sama sekali. PJP membutuhkan media lain yang dapat menampilkan rupa tokoh-tokoh PJP berupa gambar karena sebelumnya tidak ada penggambaran tokoh PJP lewat visual selain berupa media film. Tetapi itu belum selesai, karena media bergambar itu juga ada banyak alternatif. Diantaranya adalah Novel Grafis, atau Game. Dilihat dari fungsinya, komik dapat menggambarkan cerita PJP dengan lebih baik, karena media ini berupa gambar dan interaktif. Komik menggunakan panel dan penataan kolom yang beragam membuat pembaca tidak bosan untuk membaca buku ini nantinya. Sama seperti novel, komik juga bisa dibawa kemana-mana karena berupa buku, dari pada PJP versi filmnya yang harus nonton di suatu tempat seperti layar lebar atau TV untuk memainkan film DVDnya.

3 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 3 A. Tujuan II. URAIAN PENELITIAN Menambah minat para pembaca dan para penggemar komik terhadap karya bangsa sendiri, dan meramaikan kembali dunia komik nasional yang kurang produktif. Sekaligus diharapkan dapat memacu semangat para komikus di Indonesia untuk ikut berkarya. B. Masalah Bagaimana merancang sebuah komik yang diadaptasi dari novel Poconggg Juga Pocong yang menarik secara visual dengan cerita yang lucu untuk komik bergenre humor? A. Komik III. STUDI PUSTAKA Saat kita pertama mendengar kata komik, kita akan terbayang bahwa komik adalah buku yang berisi gambargambar dan terdapat balon-balon kata yang menceritakan sebuah cerita atau kisah yang bertujuan untuk hiburan semata. Pendapat tersebut tidaklah salah, tetapi belum dapat mencakup arti keseluruhan dari komik itu sendiri. Ada banyak definisi komik menurut berbagai versi yang dikeluarkan oleh banyak pengarang buku hingga membingungkan bagi orang awam. Definisi komik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cerita bergambar dalam majalah, surat gambar, atau berbentuk buku yang umumnya mudah dicerna dan lucu. Pengartian komik sebagai bacaan bergambar atau cerita bergambar juga terasa tidak jelas, hal ini dikarenakan pengartian tersebut tidak menyebut kata berurutan yang merupakan ciri komik. Suatu cerita/bacaan dapat memiliki gambar, namun belum tentu gambar tersebut terjukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam turutan tertentu atau gambar tersebut terjukstaposisi (memiliki kesejajaran) dengan katakatanya. McCloud menentukan definisi komik sebagai gambargambar serta lambang-lambang lain yang berdekatan atau bersebelahan dalam urutan tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi atau mencapai tanggapan estetis dari pembaca. Berikut adalah Kriteria Desain dalam Komik: 1. Cerita 2. Karakter 3. Gaya Gambar 4. Panel 5. Background 6. Warna B. Teori Pendukung, definisi Humor dan Horor Kata humor adalah sesuatu yang lucu, dapat menggelikan hati; kejenakaan; kelucuan. Kata lucu di KBBI juga sama, hanya saja ada tambahan yaitu menimbulkan tertawa. Kata tawa berarti ungkapan rasa gembira, senang, geli, dsb dengan mengeluarkan suara (pelan, sedang, keras) melalui alat ucap. Horor adalah sesuatu yang menimbulkan perasaan ngeri atau takut yang amat sangat. Adegan-adegan dalam cerita horor yang sering muncul adalah pembunuhan yang sadis, hantu-hantu yang menghantui manusia dan membuat mereka takut bahkan sampai dibunuh, usaha manusia untuk kabur dari hantu atau membasmi hantu tersebut, segala sesuatu yang dapat mengagetkan pembaca/penonton, atau adegan yang benar-benar secara tiba-tiba. Situasi dalam cerita horor dalam media bergambar cenderung menggunakan warna gelap seperti ungu, biru, dan merah darah untuk memberi kesan menyeramkan. IV. KONSEP DESAIN A. AIO (Activities, Interest, Opinion) Kesimpulan yang diambil dari kuesioner AIO dan literatur : - Aktif - Konsumtif - Impulse buying - Modern Lifestyle - Suka membaca buku terutama cergam/komik - Peduli tentang budaya / budaya lokal - Senang memilih bentuk hiburan yang praktis dari segi waktu. - Perkembangan fantasi dan apresiasi yang tinggi. B. Audiens 1) Demografis - Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan - Usia : tahun (remaja) - Pekerjaan : Pelajar, Mahasiswa, part-time worker, freelancer - Pendidikan : Minimal SMP Masa remaja lebih potensial untuk dijadikan segmen dalam perancangan komik ini terutama dari segi penghasilan yang menyesuaikan dengan harga komik yang tidak terlalu mahal daripada cergam lain. Komik memiliki kualitas konten dan material cetak yang lebih rendah daripada novel grafis, meskipun demikian lebih banyak peminat komik daripada novel grafis, serta penjualan komik termasuk penjualan peringkat tertinggi. 22 Dari segi pemahaman konten cerita yang berat namun menyenangkan lebih disesuaikan pada remaja, namun tidak menutup kemungkinan dewasa awal dan dewasa akhir juga membelinya. 3) Geografis Urban - Indonesia Geografis Indonesia sebagai sampling, terutama daerah perkotaan, daerah sekolah, universitas sebagai mayoritas segmentasi remaja berkativitas dan beberapa tempat umum lain. Survey di beberapa toko buku di Surabaya sebagai sampling sebagai tempat yang dekat dengan para pencinta buku komik. C. Positioning

4 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 4 Komik PJP ini diharapkan mampu bersaing secara nasional yang menjadi keunikan tersendiri dan pengenalan hantu local yang dibuat humor kepada masyarakat. Bahwa cerita asli Indonesia sesungguhnya sangat menarik untuk diikuti dan dibaca. D.Karakteristik Karakteristik dari produk ini adalah konten hantu lokal yang dibuat humor dan tidak seram, yang sangat potensial untuk diminati oleh masyarakat. Jadi konten lokal yang dikemas dengan gaya gambar yang lebih modern menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. E. USP (Unique Selling Point) Cerita PJP itu sendiri adalah muatan hantu lokal yang humor, cerita yang lucu dan menghibur dimuat kembali dalam format media yang lebih modern. Gaya penceritaan yang dikemas serta gaya gambar lebih modern namun sederhana mengikuti teori-teori visual baru yang lebih menarik dan sesuai dengan selera target segmen saat ini. Positioning atribut menjadi keunikan tersendiri pada komik ini. F. Konsep Perancangan (How to Say) Setelah melakukan proses identifikasi terhadap berbagai literatur, maka ditentukan satu konsep yang mendasari perancangan komik ini, yakni HORROR SCARY-FUN CHIBI MANGA. Tujuan yang ingin dicapai dari komik ini adalah dapat menjadi komik yang menyeramkan tetapi terkesan humor dan menyenangkan, dengan bentukan gaya gambar Chibi dimana memiliki gaya gambar yang sedehana dan menyenangkan untuk dinikmati. G.Kriteria Desain Berikut adalah beberapa aspek criteria desain yang diperoleh dari studi literature dan kuesioner kepada remaja; 1) Cerita Cerita yang diambil adalah cerita adaptasi dari novel Poconggg Juga Pocong. Cerita dengan proses adaptasi adalah cerita yang diambil dari beberapa bagian cerita dari novel yang menarik dan cocok untuk dijadikan ke dalam komik. Novel PJP adalah novel yang bergenre humor, sehingga bagian cerita yang menarik adalah adegan yang sangat terkesan humornya dan mengurangi pemilihan cerita yang terdapat unsur cintanya. Adegan cerita atau chapter yang akan diambil dari novel ke komiknya: - Pengenalan tentang Poconggg sebagai pocong yang bernasib sial. - Ronda malam dimana Poconggg kebingungan karena portal sudah ditutup. - Poconggg dan Anjaw yang membantu ibu-ibu hamil untuk melahirkan. - Kisah Poconggg dengan Kunti - First date Poconggg dengan Pocongwati (Dea). - Ronda malam di taman tempat berkumpulnya para bencong. - Beberapa penambahan cerita lain yang sebelumnya belum ada di novelnya, mengadaptasi kehidupan remaja di Indonesia saat ini menjadi humor. Gambar 4. Kriteria Desain 2) Karakter Karakter yang digunakan sebagai tokoh-tokoh dalam komik PJP ini ada beberapa, yakni Poconggg, Anjaw, Kunti, Pocongwati, para manusia dan hantu lainnya. Poconggg memiliki sifat: Liar dan lincah, polos tapi baik hati. Hantu pocong yang selalu bernasib sial, tetapi meskipun demikian, ia akan terus berusaha menjadi salah satu pocong yang dapat dihandalkan, dan menjadi pocong / hantu yang terpopuler juga. Anjaw memiliki sifat: Jahil, setia kawan. Teman Poconggg yang sudah senior, lebih berpengalaman dan suka menjahili Poconggg karena Poconggg adalah pocong pemula dan selalu bernasib sial. Tetapi ia juga akan selalu membantu Poconggg. Kunti memiliki sifat: Menyeramkan. Hantu perempuan yang sangat susah untuk ditebak. Baik manusia maupun hantu lainnya takut akannya. Dino memiliki sifat: Rasa ingin tau yang tinggi, polos. Manusia yang masih anak-anak, yang masih tidak bisa membedakan mana manusia dan hantu. Ia dengan polosnya memberitau ibunya bahwa ia melihat sosok putih seperti guling sedang berusaha melewati portal, tetapi ia tidak mengetahui bahwa itu pocong. Shinta memiliki sifat: Sedih, bernasib sial. Manusia yang hamil diluar nikah, yang sedang merenung sendirian di taman. Tetapi secara tiba-tiba bayinya sudah mau lahir, dan ia secara tidak sadar memegang kepala Poconggg dan Anjaw yang sedang berusaha menakutinya disana saat ia sedang berusaha melahirkan. Dea memiliki sifat: Centil dan imut serta manja. Dea adalah adalah seikat Pocongggwati (Pocong perempuan), menggunakan kain bewarna pink cerah dan bertali warna pinktua. Dea selalu memiliki lingkaran pink blush di pipinya, menunjukan kecentilan dan keimutannya. 3) Gaya Gambar Gaya gambar yang menarik adalah gaya gambar yang diminati responden, enak untuk dinikmati dan cocok dengan selera mereka. Dari aspek pasar yaitu gaya gambar yang paling diminati dan menarik untuk komik humor adalah gaya gambar

5 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 5 yang mengarah ke manga atau lebih ke gaya gambar chibi manga dengan ciri penyerdehanaan karakter. 4) Gaya Bahasa Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang baku dan naratif, dialog langsung antar karakter. Tidak seperti versi novelnya yang menggunakan bahasa tidak baku, sehingga hanya beberapa pembaca saja yang mengerti maksud dari cerita yang disampaikan. 5) Panel Penataan panel yang menarik adalah penataan panel yang tidak terlalu sederhana dan juga tidak terlalu membingungkan serta enak untuk dinikmati, sehingga panel harus teratur agar dapat dibaca secara berurutan dan tidak perlu memikirkan lagi apakah alur baca yang sedang responden baca benar atau salah. Panel yang digunakan adalah panel 4koma, karena sederhana dan mudah untuk dibaca. 5) Background Background sangat diperlukan di dalam komik. Background yang menarik adalah background yang dapat memenuhi apa yang dibutuhkan dalam suasana adegan di komik tersebut di adegan saat itu, dan dapat menggambarkan suasana yang terjadi pada adegan di komik tersebut secara sekilas sudah terlihat dengan jelas. 6) Warna Warna yang menarik adalah warna yang cocok untuk dipandang oleh responden serta enak untuk dinikmati. Berdasarkan eksisting komik yang sudah sukses dipasaran terutama media cergam yang menceritakan cerita hantu, warna yang cocok adalah warna dingin sesuai dengan cerita hantu atau cerita spiritual. Palet warna yang digunakan adalah palet warna-warna dingin, seperti warna ungu, biru, merah darah tetapi bisa menggunakan warna yang bervariasi, karena cerita hantu yang diceritakan tidak menyeramkan, sehingga dapat menyajikan suatu adegan yang menyeramkan, namun menarik. Untuk penerapan teknik coloring pada komik ini menggunakan teknik pewarnaan cellshading Teknik cellshading lebih kasar daripada soft shading namun pasar lebih menyukai gaya pewarnaan tersebut karena lebih jelas serta sederhana. - Bab 5: Pocong dan Bencong. Terdapat kesamaan dan perbedaan antara Pocong dan Bencong. B. Desain Karakter Gambar 5. Desain Final Karakter dalam Komik PJP (Kiri-Kanan) Dea (Pocongwati), Kunti, Poconggg (tokoh utama), Anjaw (tokoh kedua), dan Dino (manusia) C. Warna Menggunakan palet warna gelap, karena cocok dengan warna yang bernuansa mistis. Berikut adalah palet dari warna gelap: Gambar 6. Palet warna gelap A. Cerita V. IMPLEMENTASI DESAIN Berikut ini adalah pembabakan cerita berdasarkan pembagian chapter dalam komik; - Prologue: Poconggg Si Pocong Cupu. Di Chapter ini adalah pengenalan watak tokoh Poconggg. - Bab 1: Tes Kejantanan. Menceritakan bagaimana Pocong melakukan dinas malam dan berakhir terjebak di portal. - Bab 2: 2 Pocong Useless & Wanita Hamil. Poconggg dan Anjaw berusaha menakuti seorang wanita yang sedang hamil dan sedih, dan ternyata sudah saatnya ia melahirkan. - Bab 3: Cinta Poconggg. Poconggg juga ingin jatuh cinta. Ia bertemu dengan Kunti dan Dea si Pocongwati. - Bab 4: Kencan Poconggg. Kisah kencan Poconggg dengan Dea di Poconggg Indah Mall.

6 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 6 D. Visualisasi buku UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan puji syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan, atas segala rizki yang berlimpah, kepada orang tua dan kakak-adik tercinta, kepada Mas Nugragardi atas bimbingannya selama proses mata kuliah Tugas Akhir berlangsung, kepada dosen penguji yang luar biasa: Pak Bambang, Mbak Senja, Mas Bendra, kepada teman-teman saya selama Tugas Akhir, Irdintya dan lainnya atas segala bantuan dan dukungan yang tak ternilai. Gambar 7. Desain Final tampilan komik Poconggg Juga Pocong, perwarnaan Cellshading dalam cover Chapter dan Panel 4koma DAFTAR PUSTAKA [1] McCloud, Scott Memahami Komik. Kepustakaan Populer Gramedia. Jakarta [2] McCloud, Scott Membuat Komik. Kepustakaan Populer Gramedia. Jakarta [3] McCloud, Scott Mencipta Ulang Komik. Kepustakaan Populer Gramedia. Jakarta [4] M.S.Gumelar, Comic Making. Jakarta. [5] Masdiono, Toni Jurus Membuat Komik Jakarta [6] Simon, Howard Teknik Menggambar. Dahara Prize. Semarang. [7] Soejanto, Agoes. Psikologi Perkembangan Rineka Cipta. Jakarta. [8] Sumarwan, Ujang. Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka Jakarta. Gambar 8. Desain Final Cover Komik Poconggg Juga Pocong VI. KESIMPULAN/RINGKASAN Poconggg Juga Pocong merupakan novel fiksi yang sangat menarik dan penuh humor yang akan sangat menarik jika diubah kedalam format komik. Hal ini ditunjang oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah penerbit yang tertarik mengangkat karya-karya cerita humor dalam format bergambar untuk menyampaikan konten humor pada masyarakat terutama anak-anak dan remaja. penguji dan akhirnya terarsipkan di Perancangan komik ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suasana kehidupan hantu yang sama sekali tidak seram melainkan penuh humor. Disarankan komik kedepannya tidak hanya berbau action tapi juga akan banyak bermunculan genre-genre lain, dan salah satunya adalah genre humor. Dan komikus untuk kedepannya bisa menghasilkan komik yang bergenre humor dan dapat menghibur para pembaca.

Perancangan Komik Poconggg Juga Pocong. Merisca Christanti

Perancangan Komik Poconggg Juga Pocong. Merisca Christanti Perancangan Komik Poconggg Juga Pocong Merisca Christanti 3407100040 Twitter @poconggg Boomingnya Poconggg dalam twitter dengan akunnya @poconggg (Arif Muhammad) Kisah galau + kocak ala Pocong 2 juta followers

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

Penelusuran Masalah Analisa Objek desain

Penelusuran Masalah Analisa Objek desain BAB 1V KONSEP BAB IV KONSEP DESAIN DESAIN Penelusuran Masalah Analisa Objek desain Komik Majapahit berhenti cetak pada akhir tahun 1990 Berbanding lurus dengan invasi manga ke Indonesia Komik Indonesia

Lebih terperinci

Perancangan Media Komik Dari Buku Gajahmada Karangan Langit K.Hariadi. Gilbert Jansen

Perancangan Media Komik Dari Buku Gajahmada Karangan Langit K.Hariadi. Gilbert Jansen Perancangan Media Komik Dari Buku Gajahmada Karangan Langit K.Hariadi Gilbert Jansen 3405100071 Siapakah Gajah Mada? Gajah Mada dikenal sebagai sosok yang berperan besar dalam kejayaan Majapahit dalam

Lebih terperinci

Contoh : komik bertema surga dan neraka komik kisah para Nabi

Contoh : komik bertema surga dan neraka komik kisah para Nabi Sejarah komik Indonesia mengalami masa keemasan pada dekade 1950-1980an. Tidak terkecuali komik-komik Islami yang lazim di konsumsi generasi muda. Walaupun secara umum komik merupakan media hiburan, akan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA : Studi Komparator

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA : Studi Komparator BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA : Studi Komparator Revolusi Iran Analisa layout dan Tipografi Alur pembaca (sequence) Jenis dan Ukuran huruf Analisa lebar paragraph Panel Cover METODE PENELITIAN BAB 3 Populasi

Lebih terperinci

Perancangan Buku Interaktif Jarimatika Penjumlahan dan Pengurangan sebagai Alternatif Pembelajaran Matematika untuk Anak Usia 5-7 Tahun

Perancangan Buku Interaktif Jarimatika Penjumlahan dan Pengurangan sebagai Alternatif Pembelajaran Matematika untuk Anak Usia 5-7 Tahun JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) F-13 Perancangan Buku Interaktif Jarimatika Penjumlahan dan Pengurangan sebagai Alternatif Pembelajaran Matematika untuk Anak

Lebih terperinci

2014 GENDERANG BARATAYUDHA VISUALISASI NOVEL PEWAYANGAN KE DALAM BENTUK KOMIK SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN CERITA PEWAYANGAN

2014 GENDERANG BARATAYUDHA VISUALISASI NOVEL PEWAYANGAN KE DALAM BENTUK KOMIK SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN CERITA PEWAYANGAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jauh sebelum kita mengenal tulisan berupa huruf dan abjad yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari ini, manusia zaman Pra-Sejarah telah mengembangkan

Lebih terperinci

LITERATUR ILUSTRASI DESAIN KARAKTER

LITERATUR ILUSTRASI DESAIN KARAKTER LITERATUR ILUSTRASI DESAIN KARAKTER Diagram interpersonal circumlpex Character Ingredients Schell, Jesse, The Art of Game Design: a book of lenses CHARACTER INGREDIENTS Dimana lingkungan karakter berada?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebenarnya novel grafis dan komik tidak ada bedanya hanya saja bobot maupun panjang cerita dari novel grafis merunut ke novel. Namun belakangan banyak penerbit

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Analisis SWOT Strength : Minimnya Komik Edukatif yang bersifat Nasionalis untuk kalangan Remaja Weakness : Rendahnya minat belajar para Remaja Oportunities : Komik berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kesadaran akan nasionalisme di kalangan pemuda Indonesia sangat memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri bangsa semakin terkikis

Lebih terperinci

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1 05. MEMBUAT CERITA KOMIK KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1 KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 2 Komik = Cerita + Gambar PENDAHULUAN Komik Intrinsik Ekstrinsik Jiwa Komik Tema Cerita Plot Penokohan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, tugas sekolah, tugas kuliah, ataupun masalah-masalah pribadi.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, tugas sekolah, tugas kuliah, ataupun masalah-masalah pribadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hiburan bagi manusia berguna untuk menyegarkan kembali otak dari tekanantekanan pekerjaan, tugas sekolah, tugas kuliah, ataupun masalah-masalah pribadi. Dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media Sosial sekarang ini tengah populer di kalangan masyarakat dunia, selain memberikan hiburan, media sosial juga memiliki peranan dalam memberikan informasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari 3.1 Metodologi BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari informasi lebih mendalam tentang eksistensi Ludruk sebagai seni tradisional.

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian atau peristiwa di masa lalu yang sungguh-sungguh terjadi. Dalam sejarah, terkandung nilai-nilai yang dijadikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN NOVEL GRAFIS KEMBANG JEPUN RESHA PURNAMA SARI

PERANCANGAN NOVEL GRAFIS KEMBANG JEPUN RESHA PURNAMA SARI PERANCANGAN NOVEL GRAFIS KEMBANG JEPUN RESHA PURNAMA SARI 3407100129 Remy Sylado Penulis dan seniman Menerima penghargaan sastra khatulistiwa 2002 Menerima penghargaan MURI atas melalui buku kumpulan sajak

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMIK FIKSI BERTEMA BULUTANGKIS DENGAN KARAKTER DAN SETTING INDONESIA

PERANCANGAN KOMIK FIKSI BERTEMA BULUTANGKIS DENGAN KARAKTER DAN SETTING INDONESIA PERANCANGAN KOMIK FIKSI BERTEMA BULUTANGKIS DENGAN KARAKTER DAN SETTING INDONESIA Latar Belakang PBSI mendukung adanya media yang bermanfaat seperti komik untuk menginspirasi dan memotivasi generasi generasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum Metode yang digunakan penulis adalah dengan melakukan tinjauan pustaka melalui riset media buku elektronik cerita Wiro Sableng,film Wiro Sableng, sinetron Wiro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ludruk sebagai ikon kesenian kota Surabaya sudah tidak memiliki daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ludruk sebagai ikon kesenian kota Surabaya sudah tidak memiliki daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk sebagai ikon kesenian kota Surabaya sudah tidak memiliki daya tarik di mata para remaja, mereka lebih memilih untuk pergi melihat bioskop yang memutar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA. Analisis diperlukan guna mengetahui perilaku target terhadap masalah dalam. 5W+1H Pertanyaan Jawaban. Apa yang menjadi masalah

BAB III ANALISIS DATA. Analisis diperlukan guna mengetahui perilaku target terhadap masalah dalam. 5W+1H Pertanyaan Jawaban. Apa yang menjadi masalah BAB III ANALISIS DATA 3.1 Analisis Masalah Menggunakan 5W+1H Analisis diperlukan guna mengetahui perilaku target terhadap masalah dalam penelitian ini, berdasarkan data yang sudah dihimpun berikut adalah

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya. BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Legenda Hanoman 2.1.1 Perang Wanara dan Raksasa Setelah lakon Hanoman Obong. Hanoman kembali bersama Sri Rama dan Laskmana beserta ribuan pasukan wanara untuk menyerang Alengka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi. 1. Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi. 1. Judul Perancangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Studi 1. Judul Perancangan Perancangan dari Laporan TA ini adalah Komik Edukasi seputar informasi tentang bencana banjir dengan judul Petualangan Tangguh dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PENCIPTAAN KARYA SENI ANIMASI KOMIK PERMAINAN TRADISIONAL GEBUG ENDE

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PENCIPTAAN KARYA SENI ANIMASI KOMIK PERMAINAN TRADISIONAL GEBUG ENDE Mata Kuliah Teknologi Informasi Seni PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PENCIPTAAN KARYA SENI ANIMASI KOMIK PERMAINAN TRADISIONAL GEBUG ENDE Nama : Gd Lingga Ananta Kusuma Putra NIM : 201321007 Minat : S2 Penciptaan

Lebih terperinci

Gambar 8: Desain karakter dalam komik Al Amin novel grafis manajemen kepemimpinan Nabi Muhammad.

Gambar 8: Desain karakter dalam komik Al Amin novel grafis manajemen kepemimpinan Nabi Muhammad. Gambar 8: Desain karakter dalam komik Al Amin novel grafis manajemen kepemimpinan Nabi Muhammad. Gambar 9: Contoh environtment gurun pasir Jazirah Arabia 1400 tahun lalu (a) setting dan latar saat perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul " Surakarta Comic Art Center Surakarta : Sebuah kota yang terletak di wilayah otonom provinsi Jawa Tengah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul  Surakarta Comic Art Center Surakarta : Sebuah kota yang terletak di wilayah otonom provinsi Jawa Tengah, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul " Surakarta Comic Art Center Surakarta : Sebuah kota yang terletak di wilayah otonom provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota yang memiliki luas 44 km 2. Kota Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup disertai dengan beragam masalah di dalamnya. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup disertai dengan beragam masalah di dalamnya. Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia hidup disertai dengan beragam masalah di dalamnya. Masalah untuk memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga, bahkan permasalahan sosial lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Visual

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Visual BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Visual Dalam buku Illustration, A Theoritical and Contextual Perspective karya Alan Male (2007) dikatakan bahwa untuk menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan

Lebih terperinci

Anidyari Kusumastuti M F Multimedia Interaktif Pembelajaran. Bahasa Jawa. KELAS 5 SD Materi Unggah Ungguh Basa & Aksara jawa

Anidyari Kusumastuti M F Multimedia Interaktif Pembelajaran. Bahasa Jawa. KELAS 5 SD Materi Unggah Ungguh Basa & Aksara jawa Anidyari Kusumastuti M F 3408100102 Multimedia Interaktif Pembelajaran Bahasa Jawa KELAS 5 SD Materi Unggah Ungguh Basa & Aksara jawa BAHASA JAWA itu... Ga menarik KETINGGALAN JAMAN SUSAH! Bahasa itu menunjukkan

Lebih terperinci

DAHNIAR RAHMI FIRDAUSI

DAHNIAR RAHMI FIRDAUSI DAHNIAR RAHMI FIRDAUSI 3407100024 Novel ini tidak populer kembali dan sudah sulit ditemukan saat ini Apakah kalian mengetahui tentang penulis Pramoedya Ananta Toer dan karyanya? Apakah kalian mengetahui

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API Kevin Immanuel Jalan Gambir Anom G4/18 021-4517324 immanuelkevin@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ialah untuk membuat visualisasi dalam bentuk komik

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Produk 2.1.1 Buku Dongeng / Cerita Rakyat Indonesia Berdasarkan pada kajian dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Definisi Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat

Lebih terperinci

. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN . BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Masyarakat yang baik adalah masyarakat yang mau mempelajari sejarah dan mengambil pelajaran dari peristiwa di masa lalu sebagai acuan bertindak di masa

Lebih terperinci

PERANCANGAN BOARD GAME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK ANAK SD KELAS 1

PERANCANGAN BOARD GAME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK ANAK SD KELAS 1 PERANCANGAN BOARD GAME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK ANAK SD KELAS 1 Latar Belakang Dan Permasalahan Gambaran Umum Nilai rata-rata siswa di Surabaya untuk kelas 1 SD pada pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan suatu media komunikasi massa dan digunakan sebagai sarana hiburan. Perfilman Indonesia sempat menguasai bioskop-bioskop lokal di tahun 1980-an.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dewasa ini komik merupakan salah satu media komunikasi yang sedang populer. Selain karena mudah dipahami, komik juga media yang menarik untuk

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA

BAB V IMPLEMENTASI KARYA BAB V IMPLEMENTASI KARYA 5.1 Hasil Karya Selama proses kerja praktek dengan kurun waktu satu bulan, memperoleh hasil sebagai berikut: 1. Konsep Film Animasi POPO KUNTI Konsep film animasi yang didapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia komik Indonesia, atau yang biasa disebut cergam (cerita bergambar) saat ini didominasi oleh komik-komik yang berasal dari luar negeri seperti komik Jepang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia hidup berdampingan dengan makhluk yang tak kasat mata. Makhluk yang tak kasat mata atau makhluk halus biasa dinamakan dengan jin.

Lebih terperinci

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang- Undang No 33 tahun 2009 dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama pradominan sepanjang Timur Tengah, juga disebagian besar Afrika dan Asia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi umat Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan budaya pada dunia hiburan khususnya dalam seni tradisional Indonesia semakin berkurang dan ditinggalkan, banyak para remaja yang lebih mengikuti era teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Representasi ikonis adalah sebuah penggunaan gambar-gambar piktorial untuk

BAB 4 KONSEP DESAIN. Representasi ikonis adalah sebuah penggunaan gambar-gambar piktorial untuk BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Landasan Teori/Metode 4.1.1 Representasi Ikonis Representasi ikonis adalah sebuah penggunaan gambar-gambar piktorial untuk membuat tindakan, objek dan konsep dalam sebuah tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manga 漫画 adalah sebutan untuk komik Jepang. Berbeda dengan komik Amerika, manga biasanya dibaca dari kanan ke kiri, sesuai dengan arah tulisan kanji di Jepang.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide/Gagasan Perancangan 4.1.1 Ide Desain Ide atau gagasan awal penulis dalam perancangan ini dikarenakan rasa keprihatinan yang penulis rasakan terhadap perkembangan moral

Lebih terperinci

Closure mengamati bagian-bagian tetapi memandangnya sebagai keseluruhan Panel petunjuk waktu atau ruang terpisah

Closure mengamati bagian-bagian tetapi memandangnya sebagai keseluruhan Panel petunjuk waktu atau ruang terpisah Closure mengamati bagian-bagian tetapi memandangnya sebagai keseluruhan Panel petunjuk waktu atau ruang terpisah Garis Emosi yang dapat digambarkan Scott McCloud, Understanding Comics The Rule of Third

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ijime atau penganiayaan merupakan fenomena sosial yang tidak dapat diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara maju juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan industri hiburan seperti film, games, acara tv swasta, hingga berbagai event dan teknologi di era globalisasi ini, membuat semakin mudahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara yang terkenal karena banyak hal, salah satunya adalah bidang hiburan. Baik budaya tradisional maupun modern yang dihasilkannya sering kali berhasil

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Spesifikasi Buku Berikut rincian spesifikasi buku: Ukuran : 15 cm x 21 cm Jenis cover : Art carton Material : Fancy Bentuk buku : Persegi panjang (portrait) Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sebagai aktivitas keseharian setiap orang merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidupnya, karena melalui komunikasi setiap orang dapat menyampaikan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, buku telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Indonesia, baik dalam bentuk komik, novel, maupun majalah. Akan tetapi, sungguh disayangkan hal ini

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibutuhkan beberapa data yang valid sebagai sumber penelitian untuk konsep pembuatan media CD interaktif dongeng fabel anak. 2.1 Sumber Umum Survey

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TIPOGRAFI JUDUL FILM HOROR INDONESIA PADA MEDIA POSTER

BAB IV TINJAUAN TIPOGRAFI JUDUL FILM HOROR INDONESIA PADA MEDIA POSTER BAB IV TINJAUAN TIPOGRAFI JUDUL FILM HOROR INDONESIA PADA MEDIA POSTER 1.1 Tipografi Pada Judul Film Horor Film merupakan media komunikasi dari berbagai teknologi dan unsur-unsur kesenian. Bentuk imaji

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM PENDEK ANIMASI THE LETTER S JOURNEY George Martinus Utomo 08PFU/1301032883 Harapan Jaya 2 Blok E/5, Jl. Sungai Citarum Bekasi Utara icecreamsyndrom3@gmail.com Dibimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umum Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat memunculkan banyaknya alat komunikasi baru berbasis digital seperti ipad, iphone, Android, dan produk

Lebih terperinci

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi adalah siasat yang direncanakan dengan sebaik mungkin sehingga dalam sebuah pembuatan sesuatu akan berjalan dengan baik

Lebih terperinci

BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual

BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual 3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi Strategi komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui media gambar. Karena

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM PEMBELAJARAN KESENIAN LUDRUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII TERBIT NURCAHYA BASUKI

PERANCANGAN FILM PEMBELAJARAN KESENIAN LUDRUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII TERBIT NURCAHYA BASUKI PERANCANGAN FILM PEMBELAJARAN KESENIAN LUDRUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII TERBIT NURCAHYA BASUKI 3406100064 FENOMENA Kesenian Ludruk merupakan kesenian tradisonal dengan perkembangan terburuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Game sudah menjadi bentuk hiburan yang umum dan dimainkan oleh berbagai macam usia, dari anak-anak hingga orang tua. Menurut survei yang dilakukan oleh Nielsen Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

DAHNIAR RAHMI FIRDAUSI

DAHNIAR RAHMI FIRDAUSI DAHNIAR RAHMI FIRDAUSI 3407100024 6 Feb 1925 30 April 2006 Tahanan rezim Orde Baru Salah satu pendiri penerbit Hasta Mitra Satu-satunya sastrawan dari Indonesia yang masuk sebagai salah satu nominasi penerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komik dalam bahasa Jepang disebut manga. Menurut Scott McCloud dalam

BAB I PENDAHULUAN. Komik dalam bahasa Jepang disebut manga. Menurut Scott McCloud dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik dalam bahasa Jepang disebut manga. Menurut Scott McCloud dalam bukunya yang berjudul Understanding Comics, komik adalah bentuk seni; seni berturutan, terjukstaposisi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Menurut Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.org, Desain Komunikasi Visual merupakan kombinasi kompleks rata-rata dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI SEJARAH MUSIK KERONCONG. Antonius Natali P

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI SEJARAH MUSIK KERONCONG. Antonius Natali P PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI SEJARAH MUSIK KERONCONG Antonius Natali P. 3404 100 104 Buku ilustrasi adalah buku yang menampilkan hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki budaya yang sangat beraneka ragam. Keberagaman budaya yang dimiliki oleh setiap suku atau masyarakat di tanah air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan 1 A. Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN Pengembangan dan penelitian adalah hal yang terus bergulir di segala aspek terutama pada aspek-aspek yang krusial dalam pembentukan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kini tidak jarang ketika semua orang minum teh dalam kesehariannya, teh juga muncul dalam berbagai jenis dan bentuk sehingga menjadi konsumsi yang populer bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya. Manusia yang memiliki sifat Human Society (sosialisasi

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya. Manusia yang memiliki sifat Human Society (sosialisasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman Pra-sejarah, manusia dengan kemampuannya yang luar biasa, telah berusaha mengembangkan penggunaan media untuk mempermudah kelangsungan hidupnya.

Lebih terperinci

JURNAL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK BERBASIS CERITA RAKYAT TIMUN MAS

JURNAL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK BERBASIS CERITA RAKYAT TIMUN MAS ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.2, No.1 April 2015 Page 112 JURNAL PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK BERBASIS CERITA RAKYAT TIMUN MAS Moh. Eka Lesmana 1 Riky A Siswanto., S.Ds., M.Des

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. berupa apa saja, artikel, buku, website dan lain-lain. menjadi marak dengan karya-karya baru.

BAB 2 DATA DAN ANALISA. berupa apa saja, artikel, buku, website dan lain-lain. menjadi marak dengan karya-karya baru. 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Literatur Data literatur adalah data formal yang didapat atau dikeluarkan oleh sumber informasi, yang dikutip dan dimasukan dalam suatu laporan hasil survey. Bisa berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari hiburan. Alasannya karena film adalah sebuah hiburan yang dapat dijangkau dari segala

Lebih terperinci

Mahendra Dinata

Mahendra Dinata Mahendra Dinata 3405100143 REVIEW BAB I II III FENOMENA Penjualan Sequential Art dalam beberapa tahun terakhir (Update 2009 2010) mengalami peningkatan signifikan. Penjualan Sequential Art (Komik dan Novel

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk

Lebih terperinci

Perancangan Media Pembelajaran Interaktif Matematika untuk siswa kelas 5 SD

Perancangan Media Pembelajaran Interaktif Matematika untuk siswa kelas 5 SD JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No.2, (2013) 2301-928X 1 Perancangan Media Pembelajaran Interaktif Matematika untuk siswa kelas 5 SD Rudi Yulio Arindiono, Nugrahadi Ramadhani, SSn, MT Desain Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan penerangan (Shadily, 1980, p.1007). bergerak. Dalam bahasa Indonesia, dahulu dikenal istilah gambar hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan penerangan (Shadily, 1980, p.1007). bergerak. Dalam bahasa Indonesia, dahulu dikenal istilah gambar hidup, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan suatu media komunikasi massa yang berupa serangkaian gambar-gambar yang diambil dari obyek bergerak yang memperlihatkan suatu serial peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini game telah menjadi hal yang biasa di keseharian kita. Awalnya,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini game telah menjadi hal yang biasa di keseharian kita. Awalnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini game telah menjadi hal yang biasa di keseharian kita. Awalnya, game hanya dijadikan sebagai sarana hiburan dan mengisi waktu luang, tapi sekarang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cerita rakyat menurut Danandjaja dalam bukunya folklore Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Cerita rakyat menurut Danandjaja dalam bukunya folklore Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cerita rakyat merupakan salah satu identitas dan kekayaan bangsa, karena dilatarbelakangi dari budaya luhur bangsa Indonesia. Cerita rakyat yang sarat akan nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari beragam bentuk dan kisah-kisah pahlawan super yang sudah menjadi

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari beragam bentuk dan kisah-kisah pahlawan super yang sudah menjadi 142 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari beragam bentuk dan kisah-kisah pahlawan super yang sudah menjadi konsumsi penulis sejak kecil hingga dewasa, dan akhirnya penulis pun dapat membuat karakter pahlawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kata komik berasal dari bahasa Inggris comic yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kata komik berasal dari bahasa Inggris comic yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komik adalah media bercerita melalui gambar-gambar yang disusun sedemikian rupa membentuk narasi. Dalam perkembangannya, komik sempat reaksi keras dari pemerintah

Lebih terperinci

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi seni adalah sebagai media komunikasi, dimana dalam setiap unsur seni memiliki pesan yang ingin dikomunikasikan kepada penikmatnya, baik tersirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya media penyampaian suatu cerita sejak Tahun 70-an, film mulai banyak mengambil inspirasi atau karya- karya sastra yang telah ada sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kartun sebagai media komunikasi merupakan suatu gambar interpretatif. diciptakan dapat mudah dikenal dan dimengerti secara cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Kartun sebagai media komunikasi merupakan suatu gambar interpretatif. diciptakan dapat mudah dikenal dan dimengerti secara cepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kartun sebagai media komunikasi merupakan suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas,

Lebih terperinci

BAB I I.PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I I.PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I I.PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belakangan ini banyak sekali kejadian di masyarakat ramai membicarakan isu - isu yang terjadi, mulai dari isu teknologi, politik, intertainment, social, budaya dan

Lebih terperinci

Kartun Konpopilan, Kartun Untuk Orang Pintar

Kartun Konpopilan, Kartun Untuk Orang Pintar Kartun Konpopilan, Kartun Untuk Orang Pintar I Wayan Nuriarta Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain-Institut seni Indonesia Denpasar Abstrak Kartun Konpopilan adalah kartun

Lebih terperinci

II. METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Saat ini sudah banyak jenis komik yang bermunculan. Salah satunya adalah jenis komik strip. Semakin hari jenis komik strip semakin digemari oleh para remaja maupun

Lebih terperinci

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan Sebagai landasan dalam merancang media informasi tentang manfaat susu sapi untuk anak-anak, diperlukan suatu strategi perancangan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Biasanya, anak-anak tidak tertarik untuk mempelajari hal-hal yang ada di dalam text book, dan biasanya lebih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Penjelasan konsep dan pokok pikiran dalam game ini akan menjadi dasar

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Penjelasan konsep dan pokok pikiran dalam game ini akan menjadi dasar BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Pada bab III ini akan dijelaskan dengan metode yang digunakan dalam pembuatan dan pengolahan data serta perancangan dalam pembuatan game ini. Penjelasan konsep

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN 43 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi perancangan buku bergambar sebagai media kampanye pelestarian dan stop eksploitasi lumba-lumba ini adalah untuk mengkomunikasikan suatu

Lebih terperinci

Perancangan Novel Grafis Adaptasi Dari Novel Kembang Jepun Karya Remy Sylado

Perancangan Novel Grafis Adaptasi Dari Novel Kembang Jepun Karya Remy Sylado JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Perancangan Novel Grafis Adaptasi Dari Novel Kembang Jepun Karya Remy Sylado Resha Purnama Sari, Senja Aprela Agustin, ST., MDs. Jurusan Desain Produk Industri,

Lebih terperinci