TINGKAT KEPUASAN DALAM MENONTON PROGRAM MAMAH DAN AA BERAKSI INDOSIAR DAN ISLAM ITU INDAH TRANS TV (STUDI PADA ANGGOTA MAJELIS TAKLIM AR-RISALAH)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINGKAT KEPUASAN DALAM MENONTON PROGRAM MAMAH DAN AA BERAKSI INDOSIAR DAN ISLAM ITU INDAH TRANS TV (STUDI PADA ANGGOTA MAJELIS TAKLIM AR-RISALAH)"

Transkripsi

1 TINGKAT KEPUASAN DALAM MENONTON PROGRAM MAMAH DAN AA BERAKSI INDOSIAR DAN ISLAM ITU INDAH TRANS TV (STUDI PADA ANGGOTA MAJELIS TAKLIM AR-RISALAH) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Widya Ramadhani NIM: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

2

3

4

5 ABSTRAK Widya Ramadhani, NIM: , Tingkat Kepuasan Dalam Menonton Program Mamah Dan Aa Beraksi Indosiar Dan Islam Itu Indah Trans TV (Studi Pada Anggota Majelis Taklim Ar-Risalah), di bawah bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro SE, M.Si Televisi merupakan bagian dari industri media massa yang paling digemari dan dicari orang saat ini. Perkembangan televisi yang cepat mengakibatkan persaingan di dunia pertelevisian di Indonesia semakin marak. Stasiun televisi berlomba-lomba menghadirkan tayangan unggulan sebagai bentuk pelayanan jasa kepada pemirsanya seperti program acara religi atau dakwah. Program Mamah dan Aa Beraksi dan Program Islam Itu Indah merupakan program dakwah yang mampu bertahan hingga saat ini. Peneliti meneliti tingkat kepuasan anggota Majelis Taklim Ar-Risalah pada Program Mamah dan Aa Beraksi dan Program Islam Itu Indah. Berdasarkan konteks di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu, Apakah terdapat kepuasan dalam menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar pada anggota Majelis Taklim Ar-Risalah? Apakah terdapat kepuasan dalam menonton program Islam Itu Indah di Trans TV pada anggota Majelis Taklim Ar-Risalah? Apakah terdapat perbedaan tingkat kepuasan yang signifikan antara menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV pada anggota Majelis Taklim Ar-Risalah? dan Program mana yang lebih memuaskan anggota Majelis Taklim Ar-Risalah? Teori yang digunakan ialah Uses and Gratifications. Teori Uses and Gratification menganggap khalayak aktif dan selektif. Dalam teori ini terdapat dua konsep yakni kepuasan yang dicari (Gratification Sought) dan kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained). Terpenuhinya kebutuhan khalayak diketahui berdasarkan lebih besarnya skor rata-rata Gratification Obtained dibandingkan skor rata-rata Gratification Sought. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan tipe penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan meliputi data primer yang diperoleh dari survei berupa kuesioner terhadap anggota Majelis Taklim Ar-Risalah. Data sekunder meliputi jurnal-jurnal ilmiah, skripsi dan literatur lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kepuasan dalam menonton Program Mamah dan Aa Beraksi pada dimensi informasi dan identitas pribadi. Terdapat kepuasan dalam menonton Program Islam Itu Indah pada dimensi informasi dan hiburan. Tidak terdapat perbedaan kepuasan yang signifikan antara Program Mamah dan Aa Beraksi dan Program Islam Itu Indah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat kepuasan dalam menonton Program Mamah dan Aa Beraksi dan Program Islam Itu Indah, tidak terdapat perbedaan kepuasan yang signifikan antara program Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah. Program Mamah dan Aa Beraksi lebih memuaskan khalayak. Kata kunci: Uses and Gratification, Tingkat Kepuasan, Program Mamah dan Aa Beraksi dan Program Islam Itu Indah. i

6 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan umatnya yang senantiasa istiqomah dijalan Allah. Alhamdulillah atas karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Tingkat Kepuasan Dalam Menonton Program Mamah Dan Aa Beraksi Indosiar Dan Islam Itu Indah Trans Tv (Studi Pada Anggota Majelis Taklim Ar- Risalah). Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Namun karena adanya semangat, doa dan bantuan dari bebagai pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Rachmat Baihaky, MA sebagai Dosen Pembimbing Akademik. ii

7 4. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan ilmunya kepada penulis dikala berkonsultasi, serta dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis. Semoga Allah membalas ketulusan beliau, Amin. 5. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis melakukan studi. 6. Orang Tua Penulis Bapak Agus Widhiyatno dan Ibu Kurniasih yang selalu sabar dan berupaya memberikan motivasi baik moril maupun materil dan atas kasih sayang serta doa-doa terbaik yang selalu dipanjatkan untuk penulis. 7. Adik-adikku Valenia Rizkatiananda dan Raihan Muhammad Rafi. Dan juga keluarga penulis Mbah Puti, Om, Tante, dan sepupu kecilku Pasha. Serta Muhammad Budi Rifa i atas bantuan, doa, semangat, dan keceriaan yang selalu diberikan kepada penulis. 8. Sahabatku, Retno, Tami, Febri, Ami, Arin, Rifka, Wulan, Putri, Fatma dan Iky atas bantuan serta semangat yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Teman-teman KKN REDUKTIF 2014, Reza, Indy, Ayu, Dewi, Piga, Hikmah, Nina, Ratna, Eva, Didik, Hadid, Adit, Hadi, Fauzan dan Rizky untuk kenangan selama sebulan masa KKN. 10. Teman-teman KPI 2011 khususnya KPI E atas kebersamaan yang menyimpan banyak kenangan dan pengalaman berharga selama masa studi di UIN Syarif Hidyatullah Jakarta. iii

8 11. Semua pihak, yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Jakarta, 29 Maret 2016 Widya Ramadhani iv

9 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR BAGAN... viii DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 8 D. Tinjauan Pustaka... 9 E. Sistematika Penulisan...12 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Teori Uses and Gratification...14 B. Motif...21 C. Kepuasan...24 D. Kerangka Penelitian...27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian...28 B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian...28 C. Metode Penelitian...30 D. Desain Penelitian...31 E. Jenis Penelitian...31 F. Subjek dan Objek Penelitian...31 G. Populasi dan Sampel...32 H. Variabel Penelitian...35 I. Definisi Konseptual...35 J. Definisi Operasional...36 K. Teknik Pengumpulan Data...42 L. Instrumen Penelitian...43 v

10 M. Uji Validitas Data...43 N. Uji Reliabilitas Data...44 O. Teknik Analisis Data...44 P. Hipotesis Penelitian...48 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Majelis Taklim Ar-Risalah Sejarah Singkat Majelis Taklim Ar-Risalah Visi dan Misi Majelis Taklim Ar-Risalah Kegiatan Majelis Taklim Ar-Risalah Struktur Organisasi Majelis Taklim Ar-Risalah Sarana dan Prasarana...53 B. Profil Indosiar...54 C. Program Mamah dan Aa Beraksi...56 D. Profil Trans Tv...59 E. Program Islam Itu Indah...61 BAB V TEMUAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian...67 B. Deskripsi Data Responden Penelitian...68 C. Penggunaan Media (Media Use) Penggunaan Media Berdasarkan Frekuensi Menonton Curahan Waktu...73 D. Analisis Data Penelitian Analisis GS dan GO Program Mamah dan Aa Beraksi Analisis GS dan GO Program Islam Itu Indah Analisis Perbandingan Skor GS dan GO Program Mamah dan Aa Beraksi dan Islam itu Indah Analisis Uji Paired Sample t-test...89 vi

11 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan...93 B. Saran...94 DAFTAR PUSTAKA...95 LAMPIRAN-LAMPIRAN vii

12 DAFTAR TABEL Tabel 1. Operasionalisasi Konsep dalam Penelitian Tabel 2. Skor Skala Likert Tabel 3. Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian (Motif Program Mamah dan Aa Beraksi) Tabel 4. Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian (Kepuasan Program Mamah dan Aa Beraksi) Tabel 5. Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian (Motif Program Islam Itu Indah) Tabel 6. Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian (Kepuasan Program Islam Itu Indah Trans TV) Tabel 7. Hasil Reliabilitas Motif dan Kepuasan (Program Mamah dan Aa Beraksi) Tabel 8. Hasil Reliabilitas Motif dan Kepuasan (Program Islam Itu Indah Trans TV) Tabel 9. Data Responden Berdasarkan Usia Tabel 10. Data Reponden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Akhir Tabel 11. Data Responden Berdasarkan Intensitas Mengikuti Pengajian Majelis Taklim Ar-Risalah Tabel 12. Frekuensi Penggunaan Media (Media Use) Mamah dan Aa Beraksi Tabel 13. Kategori Menonton Mamah dan Aa Beraksi Indosiar Tabel 14. Frekuensi Penggunaan Media (Media Use) Islam Itu Indah Tabel 15. Kategori Menonton Islam Itu Indah Trans TV Tabel 16. Frekuensi Menonton Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah Tabel 17. Curahan Waktu Menonton Mamah dan Aa Beraksi Tabel 18. Durasi Menonton Islam Itu Indah Tabel 19. Durasi Menonton Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah Tabel 20. Skor Rata-Rata Gratification Sought Mamah dan Aa Beraksi Tabel 21. Skor Rata-Rata Gratification Obtained Mamah dan Aa Beraksi Tabel 22. Perbandingan Skor Rata-Rata GS dan GO Mamah dan Aa Beraksi Tabel 23. Skor Rata-Rata Gratification Sought Islam Itu Indah Tabel 24. Skor Rata-Rata Gratification Obtained Islam Itu Indah viii

13 Tabel 25. Perbandingan Skor Rata-Rata GS dan GO Islam Itu Indah Tabel 26. Perbandingan GS dan GO Program Mamah dan Aa Beraksi dan Program Islam Itu Indah Tabel 27. Paired Sampel t-test ix

14 Tabel 1. Operasionalisasi Konsep dalam Penelitian Tabel 2. Skor Skala Likert x

15 Tabel 3. Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian (Motif Program Mamah dan Aa Beraksi) Tabel 4. Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian (Kepuasan Program Mamah dan Aa Beraksi) Tabel 5. Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian (Motif Program Islam Itu Indah) Tabel 6. Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian (Kepuasan Program Islam Itu Indah) Tabel 7. Hasil Reliabilitas Motif dan Kepuasan (Program Mamah dan Aa Beraksi) Tabel 8. Hasil Reliabilitas Motif dan Kepuasan (Program Islam Itu Indah Trans TV) Tabel 9. Data Responden Berdasarkan Usia Tabel 10. Data Reponden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Akhir Tabel 11. Data Responden Berdasarkan Intensitas Mengikuti Pengajian Majelis Taklim Ar-Risalah Tabel 12. Frekuensi Penggunaan Media (Media Use) Mamah dan Aa Beraksi Tabel 13. Kategori Menonton Mamah dan Aa Beraksi Indosiar xi

16 Tabel 14. Frekuensi Penggunaan Media (Media Use) Islam Itu Indah Tabel 15. Kategori Menonton Islam Itu Indah Trans TV Tabel 16. Frekuensi Menonton Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah Tabel 17. Curahan Waktu Menonton Mamah dan Aa Beraksi Tabel 18. Durasi Menonton Islam Itu Indah Tabel 19. Durasi Menonton Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah Tabel 20. Skor Rata-Rata Gratification Sought Mamah dan Aa Beraksi Tabel 21. Skor Rata-Rata Gratification Obtained Mamah dan Aa Beraksi Tabel 22. Perbandingan Skor Rata-Rata GS dan GO Mamah dan Aa Beraksi Tabel 23. Skor Rata-Rata Gratification Sought Islam Itu Indah Tabel 24. Skor Rata-Rata Gratification Obtained Islam Itu Indah Tabel 25. Perbandingan Skor Rata-Rata GS dan GO Islam Itu Indah Tabel 26. Perbandingan GS dan GO Program Mamah dan Aa Beraksi dan Program Islam Itu Indah Tabel 27. Paired Sampel t-test xii

17 DAFTAR BAGAN Bagan 1. Model Palmgreen Bagan 2. Kerangka Penelitian DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kurva t Hitung x

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal kemunculannya hingga kini, televisi tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan manusia. Ibaratnya media ini senantiasa menemani manusia sejak bangun tidur hingga tidur kembali. Bahkan saat ini televisi menjadi media keluarga, sebagai prasyarat yang harus ada di tengahtengah mereka. Dimana sebuah rumah dikatakan lengkap jika ada pesawat televisi di dalamnya. Televisi merupakan bagian dari industri media massa yang paling digemari dan dicari orang saat ini. Sebagai media massa yang paling digemari, kelebihan televisi terletak pada kemampuan menghasilkan gambar dan suara secara bersamaan dan serempak. Media ini mampu menjangkau daerah dan khalayak yang luas secara cepat dan menembus batas ruang dan waktu, menjadikan media ini menjadi sanagt potensial untuk mendorong terbentuknya efek-efek komunikasi pada khalayak seperti yang diharapkan komunikator pada proses komunikasi efektif. Di awal perkembangannya di Indonesia, siaran televisi dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih terhitung sebagai siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai pada 24 Agustus 1962 jam WIB yang menyiarkan secara 1

19 2 langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari Stadion Utama Gelora Bung Karno. 1 Perkembangan televisi sangatlah cepat hingga kini bermunculan televisi-televisi swasta nasional maupun lokal. Kehadiran stasiun televisi swasta nasional dan lokal telah membawa angin segar bagi perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia. Masyarakat lebih mempunyai alternatif dalam menonton media massa audio visual untuk memenuhi kebutuhan informasi, pendidikan maupun hiburan. Perkembangan ini mengakibatkan persaingan di dunia pertelevisian di Indonesia semakin marak. Stasiun televisi berlomba-lomba menghadirkan tayangan unggulan sebagai bentuk pelayanan jasa kepada pemirsanya. Berbagai macam program acara dihadirkan, salah satunya program acara dakwah (religi) atau program acara yang bernuansa Islami. Maraknya program acara yang bernuansa Islami dapat dilihat dari berbagai macam format acara yang diusung seperti sinetron, reality show, talk show, dan program lainnya. Stasiun televisi berlomba-lomba menayangkan program-program tersebut sebagai bentuk penyampaian pesan dakwah guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan ilmu keislaman. Pada akhirnya televisi pun menjadi media dakwah yang efektif dan para insan pertelevisian telah melakukan kewajibannya yakni berdakwah sesuai dengan perintah Allah dalam surat An-Nahl ayat 125 yaitu: 1 Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2008), h. 9.

20 3 Artinya : "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl: 125) Program acara dakwah yang masih digemari hingga saat ini ialah program Mamah dan Aa Beraksi. Program acara Mamah dan Aa Beraksi merupakan salah satu program religi dengan format talk show yang disiarkan di Indosiar. Program ini sudah beberapa kali mengalami perubahan jam tayang dan saat ini program ini tayang setiap hari Senin sampai Sabtu pukul WIB. Program ini merupakan program yang mengupas tuntas tentang sebuah fenomena yang akan dikaitkan dengan kacamata Islam. 2 Program Mamah dan Aa Beraksi dipandu oleh Dedeh Rosyidah Syarifudin atau yang dikenal dengan Mamah Dedeh, beliau merupakan Ustadzah yang juga aktif di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Depok Jawa Barat. Beliau juga merupakan lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mamah Dedeh tidak hanya tampil sendiri, beliau ditemani oleh Aa Abdel sebagai host program ini. Program ini selalu dihadiri oleh Ibu-Ibu anggota Majelis Taklim sebagai audiencenya. Selain para audience di studio yang bisa bertanya langsung mengenai tema yang sedang dibahas, pemirsa di 2 diakses pada 7 Juni 2015 pukul WIB.

21 4 rumah pun bisa bertanya melalui telepon interaktif, dan media sosial seperti Facebook, twitter dan Skype. Sejak penayangannya program ini telah mengambil hati pemirsa, terbukti dari episode perdananya pada tanggal 15 Maret 2007 hingga sekarang, program ini tetap eksis menemani pemirsa setianya. 3 Selain itu akun-akun media sosial yang dimiliki program ini banyak menampung curhatan atau pertanyaan dari pemirsanya yang akan dijawab langsung oleh Mamah Dedeh saat acara berlangsung. Bahkan followers akun twitter program ini mencapai 22,7 juta pengguna twitter. Selain Indosiar, Trans TV juga menawarkan suatu program acara religi serupa, yaitu program Islam Itu Indah. Ustadz Muhammad Nur Maulana hadir sebagai pendakwah dan Fadli sebagai host pada program ini. Selain itu Ustadzah Oki Setiana Dewi turut ambil bagian dalam program ini dengan menyampaikan kisah-kisah para Rasul agar para pemirsa dapat memetik hikmah yang terkandung di dalamnya. Program yang ditayangkan setiap hari pukul WIB ini, menampilkan tema-tema yang diangkat sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari yang disampaikan dengan gaya yang ringan dan mudah dicerna. Sosok Ustadz Nur Maulana yang memiliki ciri khas dan selalu diselingi humor serta slogan Jamaah.. Ooh Jamaah.. Alhamdulillah yang populer di kalangan masyarakat menjadi daya tarik program ini. Bintang tamu yang dihadirkan pun berbeda-beda sehingga memberikan kesan tersendiri bagi pemirsa. 3 diakses pada 7 Juni 2015 pukul WIB.

22 5 Pada tahun 2011, prestasi gemilang dicetak oleh tayangan Islam Itu Indah. Program Trans TV ini ada di peringkat 15, dengan TVR 2,8 dan share 30,3. Artinya, pada jam tayangnya hampir sepertiga penonton TV menyaksikan acara tersebut. Bukan jumlah yang sedikit mengingat Indonesia memiliki total 11 TV nasional. 4 Pada ajang Panasonic Gobel Award tahun 2015, program Mamah dan Aa Beraksi dan program Islam Itu Indah berhasil masuk menjadi nominasi program acara religi terfavorit serta Mamah dan Aa Abdel pun terpilih sebagai nominasi host program acara religi terfavorit. 5 Kedua program acara tersebut diatas merupakan program yang termasuk dalam program talk show religi yang serupa tapi tak sama. Masingmasing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam kemasan acaranya, maupun dalam usahanya untuk memberi informasi-informasi yang terkait dengan kehidupan dalam sudut pandangan Islam. Dengan karakter yang kuat masing-masing da i pun menjadi alasan tersendiri bagi pemirsa untuk tetap menyaksikan acara tersebut. Hanya pemirsa sendirilah yang mengetahui program dan media masa yang dianggap paling mampu memberikan kontribusi terbesar bagi pemenuhan kebutuhannya. Media yang paling bisa memberikan kepuasan kepada merekalah yang akan cenderung mereka pilih. Melalui pendekatan Uses and Gratification, yaitu suatu pendekatan yang lebih berorientasi pada studi khalayak, penulis ingin memperoleh 4 Panditio Rayendra, Rating Report: Calon Bini Langsung Melesat, Islam Itu Indah Dominasi Acara Pagi, artikel diakses pada 8 Juni 2015, pukul dari 5 Chairul Fikri, Berikut Daftar Lengkap Nominasi Panasonic Gobel Award 2015, artikel diakses pada 7 Juni 2015, pukul dari berikut-daftar-lengkap-nominasi-panasonic-gobel-awards-2015.html.

23 6 gambaran tentang kebutuhan apa saja yang ingin dicarikan pemuasannya melalui media massa, pola penggunaan media dan kepuasan yang diperoleh. Untuk selanjutnya akan diketahui adanya kesenjangan kepuasan yang muncul dan media masa yang sering digunakan atau dipilih pemirsa. Dalam penelitian ini penulis memilih anggota Majelis Taklim sebagai objek penelitian karena kedua program acara baik Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV sangat dekat dengan kalangan Jamaah anggota Majelis Taklim. Kedua acara tersebut pun selalu menghadirkan audience yang berasal dari kalangan Jamaah anggota Majelis Taklim. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul Tingkat Kepuasan Dalam Menonton Program Mamah Dan Aa Beraksi Indosiar dan Islam Itu Indah Trans TV (Studi Pada Anggota Majelis Taklim Ar-Risalah).

24 7 B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Batasan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian agar masalah yang diteliti tepat pada tujuan penelitian yang ingin dicapai. Dalam penulisan ini, peneliti mencoba untuk membatasi permasalahan, agar tidak terjadi kesalah pemahaman dan pelebaran dalam pembahasannya nanti. Maka peneliti membatasinya hanya melihat tingkat kepuasan dalam menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV pada anggota Majelis Taklim Ar-Risalah pada bulan Desember 2015 Januari Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang akan dibahas, maka peneliti merumuskan masalahnya, yaitu: a. Apakah terdapat kepuasan dalam menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar pada anggota Majelis Taklim Ar-Risalah? b. Apakah terdapat kepuasan dalam menonton program Islam Itu Indah di Trans TV pada anggota Majelis Taklim Ar-Risalah? c. Apakah terdapat perbedaan tingkat kepuasan yang signifikan antara menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV pada anggota Majelis Taklim Ar-Risalah? d. Program mana yang lebih memuaskan anggota Majelis Taklim Ar- Risalah, Program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar atau Islam Itu Indah di Trans TV?

25 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui apakah terdapat kepuasan dalam menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar pada anggota Majelis Taklim Ar- Risalah. b. Untuk mengetahui apakah terdapat kepuasan dalam menonton program Islam Itu Indah di Trans TV pada anggota Majelis Taklim Ar-Risalah. c. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kepuasan yang signifikan antara menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV pada anggota Majelis Taklim Ar-Risalah. d. Untuk mengetahui program mana yang lebih memuaskan anggota Majelis Taklim Ar-Risalah, Program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar atau Islam Itu Indah di Trans TV. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan khususnya pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam terutama yang berkaitan dengan Teori Uses and Gratifications. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kepuasan yang diharapkan, pola penggunaan media dan

26 9 kepuasan yang diperoleh Anggota Majelis Taklim Ar-Risalah dalam menonton acara Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV serta dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai acara mana (antara Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV) yang lebih bisa memuaskan Anggota Majelis Taklim. D. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka adalah melihat dan membandingkan pembahasan dari teori penelitian ini dengan yang lain dari berbagai macam buku, literatur dan skripsi yang penulis baca. Keseluruhan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan dapat dijadikan dasar dan bahan pertimbangan dalam mengkaji penelitian ini. Adapun penelitian sebelumnya di antaranya: 1. Skripsi yang berjudul Hubungan Antara Motif dan Kepuasan Penonton Pada Program Islam Itu Indah Trans TV, yang ditulis oleh Irmalia Septiana pada 2014, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini mencari hubungan antara motif dan kepuasan penonton program tersebut serta adakah pengaruh signifikan antara motif terhadap kepuasan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah sampel 100 orang dari penonton yang menonton langsung di studio/live. Hasilnya, ada perbedaan skor yang signifikan antara motif dan kepuasan. Skor tertinggi pada variabel motif dan kepuasan adalah

27 10 informasi. Perbedaan skor tertinggi justru pada dimensi hiburan. Maka, dapat disimpulkan program ini dapat memberikan kepuasan pada dimensi hiburan sementara untuk dimensi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial belum dapat memuaskan penonton. 2. Skripsi yang berjudul Tingkat Kepuasan Mahasisiwa Surabaya Terhadap Acara Dahsyat di RCTI (Studi deskriptif Kuantitatif Tentang Kepuasan Mahasiswa Surabaya Terhadap Acara Dahsyat di RCTI), yang ditulis oleh Fita Fadlya, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Skripsi ini mencari kesenjangan kepuasan antara Gratification Sought dan Gratification Obtined anggota Mahasiswa Surabaya terhadap tayangan Dahsyat di RCTI. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah sample 100 orang dari beberapa Universitas di Surabaya. Hasilnya kepuasan Mahasiswa dalam menonton acara Dahsyat di RCTI berdasarkan keempat motif mempunyai angka yang cukup siginifikan, kecuali pada motif integrasi dan interaksi sosial yang tidak signifikan. 3. Skripsi yang berjudul Kesenjangan Kepuasan yang Diperoleh Pemirsa dari Menonton Acara Kick Andy di Metro TV dan Satu Jam Lebih Dekat di tvone di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS Angkatan , yang ditulis oleh Agung Dwi Iryanto, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

28 11 Universitas Sebelas Maret Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought) dengan kepuasan nyata yang diperoleh (Gratification Obtained) oleh responden penelitian. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan Metode yang digunakan survey dengan analisis deskriptif. Hasilnya, program Kick Andy lebih unggul dalam memenuhi 11 jenis kebutuhan responden sedangkan Satu Jam Lebih Dekat hanya mampu unggu dalam 2 jenis kebutuhan saja. Perbedaan penelitian penulis dari penelitian sebelumnya yaitu: Penelitian ini tidak ingin mencari hubungan antara motif dan kepuasan namun ingin mencari tingkat kepuasan penonton melalui Gratification Sought (Kepuasan yang dicari), Gratification Obtained (Kepuasan yang diperoleh), pola penggunaan media tersebut, serta ingin membandingkan program acara mana yang lebih memuaskan penonton. Angket atau kuesioner diberikan kepada anggota Majelis Taklim Ar- Risalah. Objek penelitian dilakukan pada program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV.

29 12 E. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan susunan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika penulisan yang akan dibagi menjadi bagian bab yang terdiri dari beberapa sub bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pertama ini berisi enam sub bab di antaranya adalah; Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN TEORITIS Dalam bab ini menguraikan tentang hal-hal yang meliput: Definisi Teoritis, Konsep dan Kerangka Penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini terdapat sembilan sub bab, yaitu; Tempat dan Waktu Penelitian, Paradigma dan pendekatan penelitian, Tipe Penelitian, Definisi Konseptual, Definisi Operasional, Populasi, sampel dan Unit analisis, Teknik Pengumpulan Data, Uji instrumen, Teknik Analisis Data dan Hipotesis. BAB IV GAMBARAN UMUM Dalam bab ini penulis akan menguraikan hasil temuan data lapangan yang telah penulis lakukan yang akan terbagi menjadi beberapa sub bab, yaiut: Gambaran Umum Majelis

30 13 Taklim Ar-Risalah, Profil Indosiar, Trans Tv, Program Mamah dan Aa Beraksi dan Program Islam Itu Indah. BAB V TEMUAN DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini penulis akan menguraikan hasil temuan data lapangan yang telah penulis lakukan yang akan terbagi menjadi beberapa sub bab yaitu: Hasil dan Pembahasan dan Analisis Data Penelitian. BAB VI PENUTUP Bagian akhir ini penulis akan menjabarkan beberapa bagian, di antaranya ialah; Kesimpulan dan Saran.

31 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Teori Uses and Gratifications Teori Uses and Gratification dikemukakan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974 dalam bukunya yang berjudul The Uses on Mass Communications: Current Prespectives on Gratification Research. Teori milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media mana yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya. 1 Riset Uses and Gratifications berangkat dari pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi khalayak. Inti dari Teori ini adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif. Ke-4, h Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 14

32 15 Model Uses and Gratifications memandang individu sebagai makhluk supra-rasional dan sangat selektif. Sehingga model ini bertolak belakang dengan model atau teori peluru (the bullet theory of communication) atau teori jarum Hipodermik (hypodermic needle theory) dari Wilbur Schramm, dalam teori peluru ini dikatakan bahwa media massa, lewat pesan-pesannya, adalah sangat powerful. 2 Konsep dasar teori ini menurut para pendirinya yaitu Elihu Katz, Herbert Blumler dan Michael Gurevitch dalam dalam Werner J. Severin mengatakan bahwa kajian Uses and Gratifitications berkaitan dengan (1) asal usul sosial dan psikologis; (2) kebutuhan, yang menimbulkan; (3) harapan-harapan akan; (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang mengarah pada; (5) berbagai pola terpaan media yang berbeda (atau ketertarikan dalam berbagai aktivitas lain), yang menghasilkan; (6) gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan maupun; (7) konsekuensikonsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya. 3 Fokus utama dari teori Uses and Gratification bukan pada bagaimana cara media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi lebih kepada bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak, sehingga sasarannya pada khalayak yang aktif, yang memang menggunakan media dengan tujuan khusus. 4 2 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), Cet- 5, h Werner J. Severin dan James W. Tankard Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terpaan di Dalam Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. Ke-5, h Edi Santoso dan Mite Satianah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 109.

33 16 Khalayak aktif memilih media karena masing-masing pengguna berbeda tingkat pemanfaatan medianya. Perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn). 5 Menurut teori ini pemirsa televisi lebih aktif daripada yang umumnya disangka. Terutama teori tersebut membantah anggapan bahwa televisi secara langsung dapat mengarahkan masyarakat dengan tujuan tertentu. Sebaliknya, televisi itu dimanfaatkan oleh pemirsa. Dengan menonton mereka memenuhi kebutuhan tertentu yang mereka rasakan sendiri. Jadi, mereka sama sekali bukan semacam tabularasa yang dapat diisi semau-maunya oleh para perancang program televisi. 6 Pada dasarnya terdapat lima asumsi dari teori Uses and Gratification yang dikemukakan oleh Katz, Blumler, dan Gurevitch, yaitu 7 : 1. Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan. 2. Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak. 3. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan. 4. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut. 5 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta : PT Remaja Rosda Karya, 2005), h Agung Dwi Iryanto, Kesenjangan Kepuasan yang Diperoleh Pemirsa dari Menonton Acara Kick Andy di Metro TV dan Satu Jam Lebih Dekat di tvone di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS Angkatan , (Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010), h Stanley Baran dan Dennis Davis, Mass Communication Theory: Foundations, ferment, and Future. (Cengage Learning, 2011), h

34 17 5. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak. Asumsi pertama yang menyatakan bahwa audien aktif dan berorientasi pada tujuan yang jelas ketika menggunakan media dan berusaha untuk mencapai tujuan tertentu ketika menggunakan media. McQuail menyatakan alasan mengapa orang dianggap menggunakan media massa, alasan tersebut ialah 8 : 1. Pengalihan (diversion) yaitu melarikan diri atau keluar dari rutinitas atau masalah-masalah keseharian. 2. Hubungan personal, hal ini terjadi ketika orang menggunakan media sebagai pengganti teman. 3. Identitas personal, sebagai cara untuk memperkuat nilai-niai individu. 4. Pengawasan (surveillance), yaitu informasi mengenai bagaimana media membantu individu mencapai sesuatu. Asumsi kedua ialah kesadaran diri akan adanya ketertarikan dan motif yang mucul dalam diri yang disebabkan oleh adanya kebutuhan kemudian dilanjutkan dengan pilihan secara sadar terhadap media tertentu yang akan digunakannya. Artinya, audience dianggap cukup mengerti untuk memahami kepentingan dan motif terhadap situasi tertentu sehingga mampu memenuhi motif yang diinginkan dari situasi tersebut. Asumsi ketiga, walaupun audien memiliki akases untuk mengkonsumsi seluruh jenis media, namun pada akhirnya audien akan memiliki satu media yang paling diandalkan dan dianggap paling bisa memenuhi kebutuhan tertentu Morissan, dkk, Teori Komunikasi Massa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. Ke-2. h.

35 18 Teori Uses and Gratification berpandangan bahwa audien memiliki kebebasan dalam memilih media yang dapat memberikan mereka kepuasan, namum dalam hal ini kebutuhan dan kepuasan audien terhadap media tidak bersifat otonom yang ditentukan semata-mata hanya pada diri individu, Ketz dan rekan (1974) menyatakan bahwa situasi sosial dimana audien berada ikut serta dalam mendorong atau meningkatkan kebutuhan audien terhadap media. 9 Seiring dengan perkembangan jaman, teori Uses and Gratifications yang dikemukakan oleh Katz dkk juga mengalami pengayaan oleh beberapa ilmuwan komunikasi lainnya seperti model Levy dan Windahl dan model Rosengren dkk. Model Levy dan Windahl menekankan pada khalayak aktif dalam melakukan aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan mereka melalui penggunaan media massa. Sedangkan model Rosengren memandang bahwa kebutuhan-kebutuhan dasar manusia dalam tingkatan yang rendah maupun tinggi akan berinteraksi dengan berbagai karakteristik intra dan ekstra individual serta struktur masyarakat sekitarnya di mana termasuk struktur media. Model terakhir dari perkembangan model ini ialah model Palmgreen dan Rayburn, dkk. Palmgreen menggunakan asumsi dasar bahwa orang menggunakan media didorong oleh motif-motif tertentu. Namun, konsep yang diteliti oleh Palmgreen ini tidak berhenti di situ, dengan menanyakan apakah motif-motif khalayak itu telah dapat dipenuhi oleh media. konsep mengukur kepuasan ini disebut GS (Gratification 9 Morissan, dkk, Teori Komunikasi Massa. h

36 19 Sought) dan GO (Gratification Obtained). Penggunaan konsep-konsep baru ini memunculkan teori yang merupakan varian dari teori uses and gratification, yaitu teori expectacy values (nilai pengharapan). 10 Palmgreen membuat model yang berangkat dari kenyataan bahwa model-model dari Uses and Gratifications terdahulu gagal mengukur perbedaan antara apa yang dicari khalayak dengan apa yang diperoleh dari pengalaman dengan media. Model GS-GO Palmgreen didasarkan pada teori nilai dan harapan (Expectancy Value Theory). Digambarkan oleh Palmgreen sebagai berikut 11 : Bagan 1. Model Palmgreen Kepercayaankepercayaan (beliefs) Evaluasievaluasi Pencarian kepuasan (GS) Konsumsi media Perolehan kepuasan yang diterima (GO) Menurut teori pengharapan, Gratification Sought (GS) adalah kepuasan yang dicari atau ketika individu percaya media tertentu (radio, tv atau koran) dapat menyediakan kepuasan. Dengan kata lain GS merupakan motif seseorang untuk mengonsumsi media. Sedangkan Gratification Obtained (GO) adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengonsumsi suatu jenis media tertentu. Individu 10 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), Cet- 5, h Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 208.

37 20 memiliki otoritas kebutuhan berdasarkan harapan-harapan dan evaluasi yang mereka lakukan. Kepercayaan dan nilai mempengaruhi gratification sought yang akan memengaruhi penggunaan media. Tergantung dari media apa yang dikonsumsi dan alternatif non-media apa yang digunakan efek dari media akan dapat dirasakan, sehingga memengaruhi tingkat kepercayaan selanjutnya. Stanley J. Baran dan Denis K. Davis dalam bukunya Teori Dasar Komunikasi Pergolakan, dan Masa Depan Media Massa mengungkapkan kekurangan dan kelebihan dari teori Uses and Gratification sebagai berikut: Kelebihan: a) Memuaskan perhatian pada individu dalam proses komunikasi massa b) Menghargai kepandaian dan kemampuan konsumen media. c) Menyediakan pemahaman analisis terhadap bagaimana orang memiliki pengalaman dengan konten media. d) Membedakan pengguna aktif dan pengguna pasif. e) Mempelajari penggunaan media sebagai bagian dari interaksi sosial sehari-hari. f) Memberikan pemahaman berguna dalam penggunaan media baru. 12 Stanley J. Baran dan Denis K. Davis, Teori Dasar Komunikasi Pergolakan, dan Masa Depan Media Massa, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 302.

38 21 2. Kelemahan: a) Tidak dapat dengan mudah menunjukkan keberadaan atau ketiadaan efek. b) Banyak konsep kuncinya yang dikritik karena dinilai tidak dapat diukur. c) Terlalu berorientasi kepada level mikro. B. Motif Motif berasal dari bahasa Inggris motive yang berasal dari kata movere atau motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Istilah motif erat hubungan dengan gerak, yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga pebuatan atau perilaku. 13 Definisi motif secara objektif merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk menentukan pilihannya dari berbagai perilaku tertentu, sesuai dengan tujuan. Sedangkan secara subjektif motif merupakan dasar bagi seseorang untuk bergerak, berperilaku, dan bertindak menurut tujuan atau kegiatan membangkitkan daya gerak yang terdapat pada diri sendiri agar melaksanakan tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan ataupun kepuasan ), h. 23. Audience bergerak atau bertindak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya saja. Motivasi yang berbeda satu orang dan lainnya, menyebabkan audiens cenderung memilih media yang paling 13 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

39 22 dapat memenuhi kebutuhannya. Kewenangan untuk memilih inilah yang disebut sebagai otoritas audiens dalam memenuhi berbagai motivasi/kebutuhannya. 15 Ada banyak motif yang mendorong seseorang untuk menggunakan media massa sebagai salah satu alat pemuas kebutuhannya. Blumler memberikan suatu bentuk operasionalisasi mengenai orientasi dalam menggunakan media massa, yaitu: 1. Orientasi Kognitif, yaitu kebutuhan akan informasi, kebutuhan akan suveillance atau eksplorasi realitas. Khalayak mencari informasi tentang segi kemasyarakatan dan dunia sekitarnya. 2. Orientasi Diversi, yaitu kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan. Khalayak menggunakan media massa untuk mencari hiburan/terlepas dari beban. 3. Orientasi Identitas Personal, yaitu menggunakan isi media massa untuk memperkuat atau memperkokoh sesuatu yang penting dalam kehidupan/situasi khalayak sendiri Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), hal Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005), h. 66

40 23 Sementara itu, Denis McQuail membagi motif penggunaan media oleh individu ke dalam empat kelompok. Adapun pembagian tersebut adalah 17 : 1. Motif informasi a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia. b. Mencari bimbingan berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Belajar, pendidikan diri sendiri. e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2. Motif identitas pribadi a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b. Menemukan model perilaku. c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media. d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 3. Motif integrasi dan interaksi sosial a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain. b. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki. c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. d. Memperoleh teman selain dari manusia. e. Membantu menjalankan peran sosial. 17 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Erlangga), hal. 72

41 24 f. Memungkinkan diri untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat. 4. Motif hiburan a. Melepaskan diri dari permasalahan. b. Bersantai. c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. d. Megisi waktu. e. Penyaluran emosi. f. Membangkitkan gairah seks. C. Kepuasan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata puas mengandung pengertian perasaan senang (lega, gembira, kenyang dan sebagainya karena sudah terpenuhi hasrat hatinya). Sedangkan kepuasan merupakan kata benda yang diartikan sebagai suatu perihal perasaan puas, kelegaan atau perasaan melegakan karena tercapainya pengharapan terhadap sesuatu yang diinginkan. Dalam penelitian ini kepuasan yang dimaksud adalah terpenuhinya semua kebutuhan khalayak menggunakan media massa berdasarkan motif dan tujuan tertentu. Kepuasan khalayak sebagai pengguna media merupakan hal yang harus diperhatikan media dalam penggunaan media massa. Dengan kepuasan, khalayak/responden akan memperoleh perasaan senang dan lega karena informasi/hiburan yang tersaji di media massa. Hal tersebut yang nantinya akan mengukur tingkat kepuasan penonton.

42 25 Untuk mengukur tingkat kepuasan audience, maka harus diketahui terlebih dahulu motif audience dalam menggunakan media, setelah itu baru dapat mengungkapkan tingkat kepuasan audience setelah menggunakan atau mengkonsumsi media tertentu. kepuasan yang diperoleh khalayak dari penggunaan media terbagi menjadi gratification sought (kepuasan yang dicari) dan gratification obtained (kepuasan yang diperoleh). Kebutuhan seseorang tidak hanya berasal dari internal, namun juga bisa datang atau dibentuk dari lingkungan eksternal seperti budaya dan situasi sosial. Kepuasan yang dicari (gratification sought), dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) dalam penggunaan media juga bergantung pada faktor eksternal individu. Faktor-faktor eksternal ini berlaku sebagai pembatas pada apa dan bagaimana media dapat digunakan dan pada kesiapan alternatif non media Gratification Sought (GS) Palmgreen dan kawan-kawannya mengidentifikasikan Gratification Sought dalam kaitannya dengan kepercayaan seseorang mengenai isi media sebagai contoh, jika seseorang percaya bahwa komedi memberika hiburan dan orang tersebut mengevaluasi hiburan itu bagus, maka ia mencari kepuasan dari kebutuhan hiburan dengan menonton komedi. Di sisi lain, jika seseorang percaya bahwa komedi memberikan pandangan mengenai kehidupan yang tidak realistis dan Morissan, dkk, Teori Komunikasi Massa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. Ke-2. h.

43 26 mengevaluasi isi seperti itu jelek, maka ia menghindari untuk menonton komedi. 19 Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu. pada dasarnya individu menggunakan media atau tidak menggunakan media tertentu dipengaruhi oleh sebab-sebab tertentu, yaitu didasari atas motif pemenuhan kebutuhan yang ingin dipenuhi. Karena perbedaan psikologis dan lingkungan sosial individu, maka motif setiap individu dalam menggunakan media massa tidaklah sama Gratification Obtained (GO) Gratification Obtained (GO) adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh setelah menggunakan media. Gratification Obtained juga diartikan sebagai jumlah kebutuhan yang diperoleh atas terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah menggunakan media. Dalam penelitian ini, Gratification Obtained (kepuasan yang diperoleh) merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi setelah proses penggunaan media yaitu setelah menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans Tv. 19 Heru Puji Winarso, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005), h Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), Cet- 5, h. 210.

44 27 D. Kerangka Penelitian Bagan 2. Gratification Sought (Kepuasan yang dicari) Media Use (Media yang digunakan) Gratification Obatined (Kepuasan yang diperoleh) Perbedaan Tingkat Kepuasan Antara GS dan GO Berdasarkan bagan 2. menunjukkan bahwa sebelum menonton program Mamah dan Aa Beraksi dan program Islam Itu Indah responden memiliki kebutuhan atau kepuasan yang ingin dicari dari kedua program tersebut, hal ini disebut dengan Gratification Sought. Selanjutnya dengan pola penggunaan media (media use) oleh responden terhadap program Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah, responden akan mendapatkan pemuasan kebutuhan dari kedua program tersebut, hal ini disebut dengan Gratification Obtained. Tingkat kepuasan nyata yang diperoleh oleh responden dapat diketahui dengan membandingkan antara Gratification Sought dan Gratification Obtained.

45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Majelis Taklim Ar-Risalah yang berada di Jl. H. Ilyas No. 06 Petukangan Utara Pesanggrahan Jakarta Selatan, Telp. (021) Penulis membatasi waktu penelitian mulai Desember Januari 2016 sebanyak 8 kali. B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma post-positivisme. Paradigma ialah cara pandang seseorang ilmuwan tentang sisi strategis yang paling menentukan nilai sebuah disiplin ilmu pengetahuan itu sendiri. 1 Paradigma post-positivisme yaitu suatu pandangan bahwa ilmu hanya dapat diperoleh melalui fenomena yang empiris, dapat diamati dan diukur serta diuji dengan metode ilmiah. 2 Pengetahuan yang berkembang melalui kacamata kaum postpositivis selalu di dasarkan pada observasi dan penguji yang sangat cermat terhadap realitas objektif yang muncul di dunia luar sana. Paradigma positivistik menempatkan teori sebagai titik tolak utama dalam kegiatan penelitiannya. Teori dalam penelitian berparadigma positivistik menjadi 1 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), h Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), Cet.Ke-1, h

46 29 sumber jawaban utama atas berbagai rasa ingin tahu dari para peneliti. 3 Dalam penelitian ini, Teori Uses and Gratification merupakan pedoman untuk merancang kegiatan penelitian. Model penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan yang tepat. Pendektan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. 4 Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Alasan dari penggunaan kuantitatif adalah untuk memungkinkan hasil penelitian dalam bentuk angka. Dimana pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol fenomena sosial melalui pengukuran objektif dan analisis numerik terhadap variasi angka-angka. 5 Pendekatan kuantitatif bertujuan menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu memetingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. 6 3 John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 9 4 Syamsir Salam, MS dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hal Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), cet. 23 hal Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 55.

47 30 Secara umum riset kuantitatif mempunyai ciri-ciri: 1. Hubungan riset dengan subjek: jauh. Periset menganggap bahwa relaitas terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya objektif. Alat ukurnya harus dijaga keobjektifannya. 2. Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisia ditemukan penolakan terhadap hipotesis atau teori, biasanya periset tidak langsung menolak hipotesis dan teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau definisi konsepnya kurang operasional, sehingga menghasilkan instrument (kuisioner) yang kurang valid. 3. Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan realibel. 4. Prosedur riset rasional-empiris, artinya penelitian berangkat konsepkonsep atau teori-teori yang dilandasinya. Konsep atau teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang dikumpulkan di lapangan. C. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Metode survei ialah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan keusioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

48 31 D. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain cross sectionalyaitu penelitian yang dilakukan satu waktu tertentu. Penelitian ini hanya dilakukan dalam satu waktu dan tidak akan dilakukan lagi penelitian lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan. 7 E. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. 8 Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif karena penulis ingin menggambarkan tingkat kepuasan dalam menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans Tv. Selanjutnya penulis ingin menggambarkan apakah terdapat perbedaan tingkat kepuasan yang diperoleh khalayak dari dua program tersebut. F. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi yang relevan dengan objek yang diteliti. Adapun subjek dalam penelitian ini ialah anggota aktif Majelis Taklim Ar-Risalah. 7 Masri Singarambun, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 2011), h Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. Ke-5, h. 67.

49 32 Sedangkan objek penelitian adalah konsep atau kata kunci yang diteliti atau topik penelitian, yaitu tingkat kepuasan yang diperoleh anggota Majelis Taklim Ar-Risalah setelah menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans Tv. G. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. 9 Populasi dalam penelitian ini adalah anggota aktif Majelis Taklim Ar-Risalah yang secara berkala menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans Tv yang berjumlah 215 orang. 2. Sampel Sampel adalah himpunan bagian (subjek) dari unit populasi. 10 Sampel yang dipilih harus memenuhi unsur representatif. Sampel yang representatif berarti bahwa sampel tersebut mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proposional atau memberikan kesempatan 9 Mohammad Mulyadi, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Publica Institute, 2010), h M. Hariwijaya dan Triton P.B, Pedoman Penulisan Ilmiah: Proposal dan Skripsi, (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2008), Cet. Ke-2, h. 61.

50 33 yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih, sehingga dapat mewakili keadaan yang sebenarnya dalam keseluruhan populasi. 11 Responden yang menjadi sampel harus mengerti maksud dan tujuan dari penelitian agar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus slovin, rumusnya adalah 12 : Keterangan: n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, misalnya 5%, kemudian e ini dikuadratkan. Dari rumus diatas kemudian diperoleh jumlah sampel sebagai berikut: 11 Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. Ke-5, h Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. Ke-5, h. 164.

51 34 Hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel yang dapat mewakili populasi yaitu sebesar 140 anggota Majelis Taklim Ar- Risalah. H. Teknik Pengambilan Sampel Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode acak sederhana (simple random sampling). Simple random sampling adalah suatu tipe sampling probabilitas.dalam memilih sampel menggunakan teknik ini penelitimemberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota populasi untuk ditetapkan sebagai anggota sampel. 13 Dengan teknik semacam itu maka terpilihnya individu menjadi anggota sampel benar-benar atas dasar faktor kesempatan (chance), dalam arti memiliki kesempatan yang sama, bukan karena adanya pertimbangan subjektif dari peneliti. Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah membuat daftar kerangka sampling (sampling frame) yakni menulis atau memberi nomor pada seluruh anggota populasi.setelah itu peneliti mengundinya (merandom/mengacak) sampai mendapatkan jumlah sampel yang dibutuhkan Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h Masri Singarambun, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 2011), h. 158.

52 35 I. Variabel Penelitian Variabel adalah suatu konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan. 15 Variabel juga merupakan konsep dalam bentuk konkret atau konsep operasional. Berdasarkan jenisnya terdapat variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini merupakan penelitian dengan satu variabel dan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan anggota Majelis Taklim dalam menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah Trans TV. J. Definisi Konseptual Kepuasan merupakan kesenangan, kelegaan dan sebagainya. Dalam penelitian ini kepuasan yang dimaksud ialah terpenuhinya semua kebutuhan khalayak dalam menggunakan media massa berdasarkan motif dan tujuan tertentu. Dengan teori Uses and Gratification dapat mengetahui tingkat kepuasan seseorang dalam menggunakan media. Menurut Philip Palmgreen dalam teori Uses and Gratification terdapat dua konsep untuk mengukur tingkat kepuasan seseorang dalam menggunakan media yakni, kepuasan yang dicari atau diharapkan (gratification sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained). Gratification Sought (GS) adalah kepuasan yang dicari atau yang diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu. 15 Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. Ke-5, h. 20.

53 36 Gratification Sought (GS) merupakan motif yang mendorong seseorang mengonsumsi media. Gratification Obtained (GO) adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengonsumsi suatu jenis media tertentu. 16 K. Definisi Operasional Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberikan petunjuk bagaimana variabel itu diukur. 17 Ada beberapa konsep yang diukur dalam penelitian ini yaitu konsep penggunaan media (media use), kepuasan yang diharapkan (gratification sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained). 1. Media Use (Penggunaan Media) Dalam teori Uses and Gratification khalayak dikatakan aktif dan selektif dalam memilih pilihan media yang digunakan. Oleh karena itu pola terpaan media pada teori ini berkaitan dengan media exposure atau terpaan media karena mengacu pada kegiatan menggunakan media. media exposure adalah jenis media yang digunakan, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan media. 18 Dalam penulisan ini terpaan media yang digunakan berkaitan dengan frekuensi penggunaan dan durasi penggunaan media. 16 Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. Ke-5, h Mohammad Mulyadi, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Publica Institute, 2010), h Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. Ke-5, h. 207.

54 37 a. Frekuensi Frekuensi merupakan tingkat keseringan responden dalam menonton program religi. Dalam penelitian ini berapa kali responden menonton program Mamah dan Aa di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV dalam hitungan satu minggu. Dalam frekuensi penulis membagi kedalam 3 kategori yaitu: 1) Tinggi : jika responden menonton 6-7 kali dalam seminggu. 2) Sedang : jika responden menonton 4-5 kali dalam seminggu. 3) Rendah : jika responden menonton 1-3 kali dalam seminggu. b. Curahan Waktu Curahan waktu yaitu waktu rata-rata yang diberikan responden dalam menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV dalam satu hari yang dinyatakan dalam satuan menit. Penulis akan mengkategorikan menjadi 3 kategori yaitu light viewers apabila menonton kurang dari 30 menit, medium viewers apabila menonton menit, dan heavy viewers apabila menonton 60 menit. 2. Gratification Sought (GS) Untuk mengukur Gratification Sought diajukan beberapa pernyataan tentang kepuasan yang dicari dari menyaksikan program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah Trans TV.

55 38 Tingkat GS dioperasionalkan dengan memberikan empat kelompok kebutuhan sebagaimana tipologi yang dijelaskan McQuail yang kemudian dioperasionalkan dalam bentuk pernyataan pencarian kepuasan, sebagai berikut 19 : a. Motif Informasi 1) Ingin mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat terdekat. 2) Ingin mencari bimbingan dan pendapat yang menyangkut berbagai masalah. 3) Ingin memperoleh pengetahuan lebih mengenai suatu hal. b. Motif Identitas Pribadi 1) Ingin menemukan penunjangan nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi penonton itu sendiri. 2) Ingin mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain dalam media. 3) Ingin memperoleh nilai lebih sebagai penonton. c. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial 1) Ingin memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial. 2) Ingin menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain disekitarnya. 3) Keinginan untuk dekat dengan orang lain. 4) Keinginan untuk dihargai dengan orang lain. 19 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 72.

56 39 d. Motif Hiburan 1) Ingin melepaskan diri dari permasalahan. 2) Ingin bersantai. 3) Ingin mengisi waktu luang. 4) Ingin menyalurkan emosi. 5) Ingin mendapatkan hiburan dan kesenangan. 3. Gratification Obtained (GO) Merupakan sejumlah kepuasan nyata yang diperoleh responden atau terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah responden menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV. GO diukur dengan mengajukan pertanyaan yang dipakai dalam GS yang dihubungkan dengan tingkat kemampuan media dalam memuaskan responden dengan menggunakan skala yang sama dengan GS yaitu skala likert, yaitu (1). Sangat setuju, (2). Tidak Setuju, (3). Netral, (4).Setuju, (5) Sangat Tidak Setuju. Kepuasan yang nyata yang diperoleh khalayak dapat diukur berdasarkan ada atau tidaknya kesenjangan kepuasan pada khalayak dengan perhitungan perbedaan nilai kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought/GS) dan kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained/GO).

57 40 Indikator terjadinya kesenjangan kepuasan atau tidak adalah sebagai berikut: 1. Jika mean skor Gratification Sought lebih besar dari mean skor Gratification Obtained (mean skor GS > mean skor GO), maka terjadi kesenjangan kepuasan karena kebutuhan yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan kata lain bahwa media tersebut tidak memuaskan khalayaknya. 2. Jika mean skor Gratification Sought sama dengan mean Gratification Obtained (GS = GO), maka tidak terjadi kesenjangan kepuasan karena jumlah kebutuhan yang diinginkan semuanya terpenuhi. 3. Jika mean skor Gratification Sought lebih kecil dari mean Gratification Obtained (GS < GO), maka terjadi kesenjangan kepuasan karena kebutuhan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan kata lain bahwa media tersebut memuaskan khalayaknya.

58 41 Tabel 1. Operasionalisasi Konsep Dalam Penelitian Konsep Variabel Dimensi Pengukuran Skala Media use Exposuremedia Waktu rata-rata yang Ordinal massa dihabiskan setiap minggunyadan durasi untukmenonton Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah Trans TV. Gratification Ordinal Sought (GS) Gratification Obtained (GO) Tingkat kepuasan yang dicari Tingkat kepuasan yang diperoleh 1. Motif Informasi 2. Motif Identitas Pribadi 3. Motif Interaksi Dan Integrasi Sosial 4. Motif Hiburan 1. Motif Informasi 2. Motif Identitas Pribadi 3. Motif Interaksi Dan Integrasi Sosial 4. Motif Hiburan 1. Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Tidak Setuju (TS) 3. Netral (N) 4. Setuju (S) 5. Sangat Setuju (SS) 1. Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Tidak Setuju (TS) 3. Netral (N) 4. Setuju (S) 5. Sangat Setuju (SS) Ordinal

59 42 L. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer Sumber data primer diperoleh langsung dari responden melalui penelitian langsung dengan cara menyebarkan kuesioner. Kuesioner berisi daftar pertanyaan tertutup yang disebarkan kepada responden dengan harapan responden memberikan respon jawaban. Kuesioner disebarkan secara langsung kepada anggota Majelis Taklim Ar-Risalah. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner akan disusun berdasarkan operasionalisasi konsep yang sudah dijabarkan penulis. Melalui motif-motif pengonsumsi media menurut McQuail, penulis akan mengetahui penggunaan media, Gratification Soughtdan Gratification Obtained. 2. Data Sekunder Data yang dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan, untuk mencari konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian. Data yang dikumpulkan dari lembaga yang berkaitan dengan penelitian dengan cara mencatat langsung data dari dokumentasi yang ada, seperti dari buku-buku, internet dan data-data yang diperoleh dari penelitian sebelumnya. Data sekunder dalam penelitian ini yang diperoleh dari pengurus pusat Majelis Taklim Risallah meliputi profil Majelis Taklim dan data jumlah anggota Majelis Taklim.

60 43 M. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang diberikan kepada anggota Majelis Taklim Ar-Risalah. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument yang dikatakan valid apabila mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. 20 Uji kualitas terhadap instrumen yang dipakai untuk mengukur variabel penelitian dilakukan sebelum menganalisis pokok masalah. Kriteria yang digunakan batas minimum suatu isntrumen atau angket atau bahan tes dinyatakan valid, atau dianggap memenuhi syarat koefisien dengan n = 30 dengan taraf signifikan 5% diketahui dengan melihat r tabel pada baris n-2 yaitu 30-2= 28. Maka berdasarkan r tabel dengan taraf signifikansi 5% suatu instrument dimyatakan valid jika memiliki r hitung minimal sebesar 0,361 atau jika mempunyai nilai r hitung yang lebih besar dari r standar yaitu 0,3. 21 Pada uji validitas ini, peneliti menggunakan bantuan Ms.Excel. 20 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h Mohammad Mulyadi, Penelitian Kuantitatif dan Kualitaif, (Jakarta: Publica Institute, 2010), h. 109.

61 44 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable) dan tetap/ajeg (consisten). Menurut Arikunto, reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. 22 Instrument dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda, suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali. Jika hasil dari cronbach alpha >0,60 maka data tersebut mempunyai kehandalan yang tinggi. 23 N. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif yaitu menggambarkan objek penelitian berupa tingkat kepuasan anggota Majelis Taklim Ar-Risalah terhadap program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV. Pengukuran yang peneliti gunakan berupa kuesioner dengan bentuk skala Likert, dengan menggunakan lima pilihan jawaban responden nantinya. 22 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Multivariante Dengan Program SPSS, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 89.

62 45 Tabel 2. Skor Skala Likert Kategori Positif Sangat setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Netral (N) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Kemudian, data berdasarkan variabel penelitian yang diperoleh melalui kuesioner selanjutnya akan dianalisis. Pada penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik deskriptif meliputi perhitungan skoring, perbandingan mean, standar deviasi, dan compare means. Dalam melakukan perhitungan hasil data kuesioner digunakan pengujian mean, standar deviasi dan paired sampel t-test. 1. Menghitung Rata-rata atau Mean Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa data. Mean diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh nilai dari data yang ada kemudian dibagi dengan banyaknya data. Uji atas kedua mean tersebut dilakukan untuk mengetahui skor rata-rata kepuasan yang dicari dan kepuasan yang diperoleh dari kedua program berita tersebut. Adapun rumus mean untuk data berkelompok ialah 24 : 24 W. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 25.

63 46 Keterangan: = Rata-rata fi = Frekuensi Pengamatan fi.xi = Jumlah perkalian antara jumlah data sampel dengan tanda kelas 2. Standar Deviasi Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh penyimpangan data terhadap nilai pusatnya. Standar deviasi di dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur uji compare means berikutnya. Rumus standar deviasi ialah 25 : Keterangan: SD = Standar Deviasi X = Nilai Data = Nilai rata-rata hitung F = frekuensi kelas data berkelompok n = jumlah sampel 25 Dwiza Riana, Statistika Deskriptif Itu Mudah, (Tangerang: Jelajah Nusa, 2012), h. 197.

64 47 3. Paired Sampel t-test Paired sampel t-test digunakan untuk menguji hipotesis perbedaan diantara dua rata-rata sampel untuk data yang berbentuk interval dan rasio. Dalam penelitian ini uji dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kepuasan yang signifikan atau tidak dari program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV. Dalam penelitian ini penulis menghitung paired sampel t-test menggunakan bantuan SPSS 22, dengan rumus 26 : [ ] [ ] Keterangan: = rata-rata sampel 1 = rata-rata sampel 2 = standar deviasi sampel 1 = standar deviasi sampel 2 = varians sampel 1 = varians sampel 2 = korelasi antara dua sampel = jumlah n sampel ke 1 = jumlah n sampel ke 2 26 W. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 121.

65 48 N. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah teori, proposisi yang belum terbukti, diterima secara tentatif untuk menjelaskan fakta-fakta atau menyediakan dasar untuk melakukan investigasi dan argumen. 27 Hipotesis bisa diartikan sebagai kesimpulan yang belum final yang harus diuji kebenarannya. Penelitian ini ingin melihat apakah terdapat perbedaan tingkat kepuasan yang signifikan antara menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV pada anggota Majelis Taklim Ar-Risalah atau tidak. Berdasarkan pada teori Uses and Gratification yang berpandangan bahwa Individu memiliki otoritas kebutuhan berdasarkan harapan-harapan dan evaluasi yang mereka lakukan dalam menggunakan media sehingga media yang lebih dapat memberikan kepuasan pada merekalah yang akan dipilih. Berdasarkan pula pada program Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah merupakan program dakwah yang memiliki format yang sama yakni talkshow sehingga memungkinkan kepuasan yang diperoleh tidak memiliki perbedaan yang signifikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: : Tidak terdapat perbedaan kepuasan yang siginifikan dalam menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV. 27 Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. Ke-5, h. 28.

66 49 : Terdapat perbedaan kepuasan yang siginifikan dalam menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di Trans TV.

67 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Majelis Taklim Ar-Risalah 1. Sejarah Singkat Majelis Taklim Ar-Risalah Pada awalnya Majelis Taklim Ar-Risalah menempati perkampungan rumah yang kegiatannya hanya untuk pengajian anakanak atau TPA yang dikelola oleh seorang pembimbing yang bernama Nikmawati. Setelah pengajian berjalan kira-kira 1 tahun, maka dicoba diadakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, dengan mendatangkan seorang guru yaitu ustadzah Habibah. Ternyata, dengan perayaan maulid tersebut, pengajian mulai dikenal oleh masyarakat. Sehingga timbul keinginan dan kepercayaan dari masyarakat untuk menitipkan atau mendaftarkan putra-putrinya agar dapat dibimbing di Majelis Taklim Ar-Risalah. Yang memang belum memadai tempatnya. Kemudian dilakukan suatu upaya untuk membuat wadah yang memang dapat memenuhi syarat agar mampu menampung muridmurid yang ada. Dengan melalui musyawarah keluarga maka, terlaksanalah perluasan tempat Majelis Taklim. Walaupun hanya beralaskan peluran tembok dan berdinding bambu (bilik) tanpa bangunan dan kondisi seperti ini kalau dalam keadaan hujan tidak dapat dipergunakan. 50

68 51 Awal tahun 1982 ada seorang Ulama yang terketuk hatinya dan tergugah melihat sarana pembinaan ilmu agama Islam demikian memprihatinkan sehingga saat itulah mulai dibangun sarana untuk pengajian. Pada tanggal 5 Oktober 1982 Majelis Taklim diresmikan oleh Bapak Lurah Patukangan Utara. Dan saat itulah dibentuk team atau susunan kepengurusan dan sekaligus diberi nama Ar-Risalah. Alasan diberikan nama Ar-Risalah karena memiliki arti misi atau wahyu sehingga dengan adanya Majelis Taklim ini seluruh anggota dapat mempelajari, mengajarkan dan meneladani Rasulullah SAW dalam menyampaikan wahyu Allah SWT. Beberapa tahun kemudian tepatnya pada tanggal 10 Januari 1999 dibentuk juga kelompok pengajian untuk jamaah khususnya para Ibu disekitar lingkungan Petukangan Utara. Setelah beberapa lama jumlah jamaah yang mengikuti pengajian di Majelis Taklim Ar-Risalah makin meningkat hingga saat ini berjumlah 215 orang. 1 Perkumpulan pengajian Majelis Taklim Ar-Risalah mencakup seluruh lingkungan masyarakat yang ada di Petukangan Utara tepatnya di Rt 07 Rw 002, namun hal tersebut juga memungkinkan masyarakat dari lingkungan lain untuk bergabung dalam pengajian Majelis Taklim Ar-Risalah. 1 Dokumen Majelis Taklim Ar-Risalah

69 52 2. Visi dan Misi Majelis Taklim Ar-Risalah Visi Majelis Taklim Ar-Risalah ialah meningkatkan keimanan, dan ketakwaan, selalu menjadi insan yang meneladani Rasulullah dalam menyampaikan wahyu Allah SWT serta berakhlakul karimah. Misi Majelis Taklim Ar-Risalah: a. Menumbuhkan rasa cinta, syukur dan ikhlas serta tawakal kepada Allah SWT dan mengharapkan keridhaan-nya. b. Menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah SAW dengan menjalankan sunnahnya guna memperoleh syafa at dari beliau diyaumil akhir. c. Mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan serta persaudaraan sesama umat Islam (ukhuwah Islamiyah). 3. Kegiatan Majelis Taklim Ar-Risalah a. Pengajian rutin yang diadakan setiap hari senin pada setiap minggunya pada pukul WIB. b. Seminar-seminar. c. Bimbingan dan Penyuluhan terhadap keluarga pra-nikah. d. Menyediakan fasilitas dalam acara Walimatul Ursy. e. Kegiatan hari-hari besar Islam (Maulid Nabi, Isro Mi raj, Muharrom dan Manasik haji). f. Simpan pinjam. g. Kesenian dan olahraga. h. Menyediakan bantuan untuk usaha kecil.

70 53 4. Struktur Organisasi Pembina : H. Maman Kosasih. M. Si Ketua Majelis Taklim Ar-Risalah : Dra. Hj. Nikmawati Wakil Ketua : Hj. Rodemah Sekretaris : Hj. Arfah Bendahara : Munifah 5. Sarana dan Prasarana a. Tanah dan bangunan seluas 300 m x 50 m dari ibu-ibu lingkungan Majelis Ta lim Ar-Risalah. Dan 250 m dari bapak Maman dan ibu Nikmawati. b. Seperangkat sound sistem c. Perpustakaan d. 200 bangku e. Kantor Infocus dan laptop

71 54 B. PROFIL INDOSIAR Indosiar memulai siarannya dalam bentuk siaran percobaan pada November Pada tanggal 11 januari 1995 stasiun televisi ini resmi mengudara. Indosiar lebih menekankan unsur kebudayaan dalam setiap program acaranya. Salah satu program kebudayaan yang selalu ditayangkan adalah acara pertunjukan wayang pada malam minggu. Bentuk logo Indosiar yang sangat mirip dengan bentuk logo Television Broadcasts Limited Hongkong. Awalnya, Indosiar memang banyak menayangkan drama-drama Hongkong. Seperti misalnya, serial Return of The Condor Heroes yang dibintangi ole Andy Lau dan To Liong To yang dibintangi oleh Tony Leung merupakan drama yang populer dikalangan penonton. Selain itu, Indosiar juga memopulerkan sinteron-sinteron Indonesia yang bertemakan cinta dan keluarga (dimulai sejak munculnya Tersanjung), acara-acara realitas yang melibatkan emosi penonton, ajang pencarian bakat menyanyi yaitu AFI, infotainment KISS (Kisah Seputar Selebriti), dan juga program berita seperti Fokus dan Patroli. Indosiar juga menayangkan kartun yang cukup banyak setiap hari Minggu pada pukul sampai pukul WIB. Kartun yang pernah populer di Indosiar adalah Dragon Ball, Digimon, Pokemon, Bleach, Naruto, Gundam, dan lain-lain. Direktur Utama Indosiar saat ini adalah E. Loe Soei Kim. Pada awal Mei 2013, Indosiar Karya Media resmi bergabung dengan Surya Citra Media dan membuat stasiun televisi ini dikendalikan

72 55 oleh satu perusahaan media yang juga menguasai SCTV. Pada pertengahan 2013, Indosiar berhasil memperoleh hak siar Liga Utama Inggris untuk musim kompetisi hingga bersama SCTV dan Nexmedia. Visi stasiun televisi Indosiar adalah menjadi terkemuka dengan tayangan yang berkualitas yang bersumber pada in-house production, kreatifitas dan sumber daya manusia yang handal. Sedangkan misinya yaitu, Futuristic, Innovative, Satisfactory, dan Humanity, yang dilambangkan dengan gambar ikan FISH, yang dapat diartikan sebagai berikut 2 : 1. Futuristic, dilambangkan dengan ikan terbang berenang sangat cepat yang berarti Indosiar berorientasi maju dengan terobosan baru. 2. Innovative, dilambangan dengan ikan terbang berenang mampu terban setinggi-tingginya yang menjadi trensetter dengan ide orisinil. 3. Satisfactory, dilambangkan dengan sisik ikan untuk mempermudah berenang didalam air. Artinya Indosiar mengutamakan kepuasan masyarakat. 4. Humanity, dilambangkan dengan ikan yang tak akan tenggelam karena memiliki kantung udara ditubuhnya. Artinya, Indosiar peduli terhadap lingkungan sekitar. Untuk mengetahui sebuah stasiun, logo bisa dilihat dari ciri yang disebut ID (identity) stasion. ID PT Indosiar Visual Mandiri Tbk adalah WIB. 2 diakses pada 18 November 2015 pukul

73 56 seekor ikan terbang yang mengembangkan sayapnya. Dengan ID stasiun yang khas inilah, Indosiar ingin penontonnya mengetahui di stasiun mana saluran mereka saat ini. Indosiar juga memiliki motto atau logos yaitu Indosiar Memang Untuk Anda Motto itu mempunyai arti bahwa Indosiar itu memang diperuntukan bagi segala usia, juga segala lapisan masyarakat. selain itu motto ini dibuat agar Indosiar senantiasa dekat dengan masyarakat melalui tayangan program-program yang menarik. Yang semata-mata untuk memuaskan pemirsanya. C. PROGRAM MAMAH DAN AA BER-AKSI DI INDOSIAR Mamah dan Aa ber-aksi merupakan program talkshow Islami berdurasi 90 menit yang dipandu oleh Ustadzah Dedeh Rosyidah Syarifudin yang dikenal dengan sebutan Mamah Dedeh. Program Mamah dan Aa ber-aksi mulai tayang pada tahun 2007 di Indosiar. Awalnya program ini bernama Mamah dan Aa Sakinah. Program yang tayang pukul WIB ini mengulas berbagai masalah mengenai kehidupan sehari-hari masyarakat yang dikemas secara ringan, lucu dan menghibur sesuai dengan syariat Islam yang berlandaskan Al-Qur an dan Hadits. Walaupun acara ini dikemas dengan sedemikian rupa, namun tidak menghilangkan esensi ataupun inti dari isi ceramah. 3 Dalam kurun waktu beberapa tahun program tersebut berkembang dengan pesat karena Mamah Dedeh yang dikenal energik dan selalu bersemangat dalam berdakwah. Sosok ini mempunyai ciri khas yang 3 diakses pada 18 November 2015 pukul WIB.

74 57 sangat mudah tersimpan di benak orang yang mengenal atau pernah melihatnya. Sosok Mamah Dedeh dengan gaya bicaranya yang ceplas ceplos namun sangat tegas dalam menyampaikan tausiahnya, sangat menarik dan ditunggu-tunggu oleh pemirsanya. Acara ini pun dipandu oleh Abdel yang sebelumnya memang dikenal sebagai komedian. Hadirnya Abdel dengan gaya khas komediannya menambah segar program ini. Ia mampu menghidupkan suasana sehingga acara ini banyak digemari para pemirsanya. Setelah program ini berjalan tiga tahun, program ini sempat pindah stasiun televisi ke stasiun televisi ANTV karena suatu permasalahan. Tetapi pihak Indosiar tetap menampilkan program ini secara tapping. Pada tahun 2013, program ini pun kembali ke Indosiar dengan berganti nama menjadi Mamah dan Aa ber-aksi. Selain perubahan nama program yang menjadi perbedaan dengan program sebelumnya ialah adanya bintang tamu dari kalangan AKSI yang merupakan ajang pemilihan Da i muda di Indosiar dan para artis papan atas. Shooting program ini dilakukan secara on air/siaran langsung dan tapping/rekaman pada setiap hari senin sampai sabtu dengan dihadiri oleh sekitar 300 jamaah majelis taklim yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Program Mamah dan Aa ber-aksi dimasukan ke dalam jenis acara Variety Talkshow Religi, yaitu program yang berisi perbincangan

75 58 (ceramah) dari narasumber atau host kepada para audiens yang membahas tema tertentu. Karakter dari program Mamah dan Aa ber-aksi yaitu menarik, mendidik, serta memberikan pesan moral dan agama namun tetap berusaha untuk menghibur pemirsa. Selain itu, konten dari acara ini difokuskan pada bagian sosok Mamah Dedeh dengan gaya bicaranya yang ceplasceplos namun tegas dalam menyampaikan tausiahnya, sangat menarik, lucu dan menghibur ketika membawakan ceramah kepada para jamaahnya. Program Mamah dan Aa ber-aksi ditayangkan dalam lima segmen di setiap episodenya. Setiap episodenya akan membahas satu tema besar dan masing-masing segmen akan membahas sub tema dengan diselingi pertanyaan dari para jamaah, baik itu dari bintang tamu maupun jamaah lainnya. Pemirsa di rumah pun bisa bertanya kepada Mamah Dedeh melalui telepon interaktif dan melalui media sosial seperti facebook, twitter, dan skype. Visi dari program Mamah dan Aa ber-aksi yaitu berkewajiban memberikan tontonan yang bermanfaat bagi pemirsanya, sedangkan misinya adalah bagaimana kita (para pekerja media) di dunia broadcating dan bisnis dapat memberikan tayangan yang ringan dan bermanfaat bagi pemirsanya. 4 4 Inayatul Fitria, Strategi Kreatif Produser Dalam Mempertahankan Eksistensi Program Dakwah Mamah Dan Aa Ber-Aksi Di Stasiun Televisi Indosiar, (Skripsi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h

76 59 D. PROFIL TRANS TV Stasiun Trans TV adalah salah satu televisi komersial swasta yang ada di Indonesia. Diantara stasiun-stasiun televisi swasta lainnya Trans TV mampu membuktikan dengan menyuguhkan program acara seperti program berita, informasi, pendidikan, hiburan, masalah sosial, budaya, media televisi ini juga menayangkan program tayangan dakwah Islam yang sangat diminati dan digemari pemirsanya. 5 Trans TV mulai mengudara secara teknis pada tanggal 22 Oktober 2001 di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi dengan pola teknik selama beberapa hari. Pada tanggal 25 Oktober mulai menyiarkan program yang bertajuk Transtune-in, sekaligus meluaskan jangkauan siaran hingga wilayah Bandung dan sekitarnya. Pada tanggal tersebut Trans TV telah mulai menyiarkan siaran langsung upacara peresmian Bandung Supermall, kawasan perbelanjaan paling luas di Ibukota Jawa Barat ini. PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) merupakan perusahaan yang dimiliki PT. Para Inti Investindo yang merupakan kelompok usaha dibawah bendera Para Group. Trans TV memperoleh izin siaran nasional dari pemerintah pada bulan Oktober 1998, setelah lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antara departemen. Program Trans Tune In dikemas dengan gaya radio untuk memperkenalkan Trans TV pada masyarakat. pada tahap ini, dua pembawa 5 Trans TV, Company Profile, 2001 Pustaka Trans TV, h. 1-6.

77 60 acara membawakan kuia interaktif guna memikat calon penonton, sambil menyuguhkan rangkaian video-klip. Divisi pemberitaan menyajikan program jelajah, yang berisi paket-paket feature. Pada akhir pekan, para pecandu bola dapat menikmati siaran langsung sepak bola Spanyol, La Liga. Pada tanggal 15 Desember 2001 Trans TV memulai siaran perdana tepatnya pukul WIB dengan mengawali siaran langsung launching dari Gedung Trans TV. Secara berurutan menara-menara pemancaran di Yogyakarta yang juga mencakup kota Solo, Semarang, Surabaya dan terkahir Medan, mulai berfungsi sehingga mmperluas jangkauan siaran Trans TV ke wilayah-wilayah utama Indonesia. Kalangan pertelevisian menjadikan tujuh kota ini sebagai indikator untuk dasar perhitungan AC Nielsen untuk mengetahui popularitas dari suatu program maupun TV stasiun, dimana jumlah penonton televisi permenit dihitung dengan metode random sampling dengan people meter. Berkat perencanaan yang baik Trans TV bisa memperoleh alokasi frekuensi UHF yang rata-rata paling rendah dibandingkan stasiun-stasiun televisi lain. Frekuensi yang ini memudahkan penonton mencari gelombang siaran Trans TV. Visi Trans TV adalah menjadi yang terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berperilaku bedasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stokeholders serta

78 61 mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat. Misi Trans TV adalah wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi. Tujuan Trans TV adalah meningkatkan kecerdasan bangsa untuk menjadi sejahtera karena yang hendak di transformasi adalah bangsa yang besar, bangsa yang kompleks dan berkapasitas guna mengajak bangsa untuk berubah. 6 E. PROGRAM ISLAM ITU INDAH Program Islam Itu Indah merupakan program dakwah reguler di Trans TV yang menghadirkan Ustadz Muhammad Nur Maulana sebagai pendakwah dan Fadli sebagai host pada program ini. Selain itu Ustadzah Oki Setiana Dewi turut ambil bagian dalam program ini dengan menyampaikan kisah-kisah para Rasul agar para pemirsa dapat memetik hikmah yang terkandung di dalamnya. Program yang ditayangkan setiap hari pukul WIB ini, menampilkan tema-tema yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari yang disampaikan dengan gaya yang ringan dan mudah dicerna. Tema- 6 diakses pada 18 November 2015 pukul WIB.

79 62 tema yang diangkat meliputi keimanan, muamalah, akhlak, ibadah, sejarah, dinamika Islam dan tentang Al-qur an. 7 Sosok Ustadz Nur Maulana yang memiliki ciri khas dan selalu diselingi humor serta slogan Jamaah.. Ooh Jamaah.. Alhamdulillah yang populer di kalangan masyarakat menjadi daya tarik program ini. Sapaan khas itu kini menjadi sangat terkenal dan banyak ditirukan oleh pemirsa di berbagai kesempatan. Seiring dengan itu, sang ustad pun makin naik daun dan acara siraman rohani yang dibawakannya makin banyak penggemar, hingga frekuensi penayangannya ditambah. Meski cara Ustadz Maulana membawakan ceramahnya jenaka, namun tak mengurangi isi ceramahnya, yakni mudah dipahami dan terkadang pula memunculkan pengetahuan baru yang sama sekali belum pernah diungkapkan da i lainnya. Pada awal acara biasanya ustadz Muhammad Nur Maulana memulai tausiahnya dengan penuh semangat dan rasa percaya diri yang tinggi, lalu akan ada pembacaan ayat Al-Qur an yang berkaitan dengan tema yang diangkat. Disela-sela acara berlangsung host selalu memberikan kesempatan untuk bertanya kepada para jamaah yang hadir di studio tentang tema yang dibahas yang selanjutnya akan dijawab oleh Ustadz Maulana dan juga Oki Setiana Dewi. Di penghujung acara biasanya ustadz Maulana akan balik memuramkan wajah dan terisak-isak. Di bagian ini, pemirsa maupun jamaah yang hadir terkadang menangis. Ustadz Muhammad Nur Maulana juga terus membuat emosi jamaahnya agar menyesali dosa dan bertaubat atau memperbaiki diri WIB. 7 diakses pada 18 November 2015 pukul

80 63 Pada setiap episodenya akan dihadirkan bintang tamu dari kalangan selebritis untuk menarik pemirsa agar menonton program ini dan memberikan kesan tersendiri bagi pemirsa. Biasanya para selebriti ini lebih sering disorot kamera dan mereka juga bertanya sesuai dengan tema. Program acara Islam itu Indah menuai Pro dan Kontra Kendati memiliki banyak penggemar, tak sedikit yang melontarkan kritik pedas terhadap gaya berceramah Nur Maulana. Mereka yang tak suka gaya sang ustad menyebutnya lebay atau berlebihan dalam melontarkan guyonan. Kendati banyak yang mengkritik, namun yang menyukai gaya Maulana jauh lebih banyak. Dia dianggap telah memberi warna baru dalam dunia dakwah. Pada tahun 2011, prestasi gemilang dicetak oleh tayangan Islam Itu Indah. Program Trans TV ini ada di peringkat 15, dengan TVR 2,8 dan share 30,3. Artinya, pada jam tayangnya hampir sepertiga penonton TV menyaksikan acara tersebut. Bukan jumlah yang sedikit mengingat Indonesia memiliki total 11 TV nasional. 8 Pada tahun 2015 pun program ini berhasil terpilih sebagai nominasi program acara religi terfavorit pada ajang Panasonic Gobel Award. Hal tersebut membuktikan bahwa program ini memiliki kualitas yang baik dan banyak digemari oleh masyarakat. 8 diakses pada 8 Juni 2015 pukul WIB.

81 BAB V ANALISIS Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan maka penulis menemukan beberapa hal sebagai berikut: A. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas Sebelum dilakukan pengumpulan data, pertanyaan di dalam kuesioner diuji terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Untuk uji validitas penulis menggunakan bantuan Ms. Excel sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan bantuan SPSS 22. Di bawah ini merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas kepada 30 orang responden: 1. Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian Tabel 3. Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian (Motif Program Mamah dan Aa Beraksi) Butir Instrumen r Hitung r Tabel Keterangan 1 0,545 0,361 Valid 2 0,555 0,361 Valid 3 0,414 0,361 Valid 4 0,414 0,361 Valid 5 0,503 0,361 Valid 6 0,552 0,361 Valid 7 0,518 0,361 Valid 8 0,518 0,361 Valid 9 0,369 0,361 Valid 10 0,370 0,361 Valid 11 0,448 0,361 Valid 12 0,453 0,361 Valid 13 0,453 0,361 Valid 14 0,715 0,361 Valid 15 0,715 0,361 Valid 16 0,655 0,361 Valid 64

82 ,490 0,361 Valid 18 0,658 0,361 Valid 19 0,510 0,361 Valid 20 0,428 0,361 Valid 21 0,467 0,361 Valid 22 0,378 0,361 Valid Sumber: Hasil Uji Validitas Tabel 4. Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian (Kepuasan Program Mamah dan Aa Beraksi) Butir Instrumen r Hitung r Tabel Keterangan 1 0,432 0,361 Valid 2 0,463 0,361 Valid 3 0,517 0,361 Valid 4 0,414 0,361 Valid 5 0,502 0,361 Valid 6 0,457 0,361 Valid 7 0,512 0,361 Valid 8 0,552 0,361 Valid 9 0,552 0,361 Valid 10 0,509 0,361 Valid 11 0,455 0,361 Valid 12 0,630 0,361 Valid 13 0,431 0,361 Valid 14 0,511 0,361 Valid 15 0,663 0,361 Valid 16 0,670 0,361 Valid 17 0,486 0,361 Valid 18 0,530 0,361 Valid 19 0,493 0,361 Valid 20 0,573 0,361 Valid 21 0,645 0,361 Valid 22 0,488 0,361 Valid Sumber: Hasil Uji Validitas

83 66 Tabel 5. Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian (Motif Program Islam Itu Indah) Butir Instrumen r Hitung r Tabel Keterangan 1 0,431 0,361 Valid 2 0,521 0,361 Valid 3 0,448 0,361 Valid 4 0,403 0,361 Valid 5 0,527 0,361 Valid 6 0,588 0,361 Valid 7 0,529 0,361 Valid 8 0,498 0,361 Valid 9 0,511 0,361 Valid 10 0,378 0,361 Valid 11 0,446 0,361 Valid 12 0,421 0,361 Valid 13 0,421 0,361 Valid 14 0,639 0,361 Valid 15 0,639 0,361 Valid 16 0,646 0,361 Valid 17 0,498 0,361 Valid 18 0,678 0,361 Valid 19 0,533 0,361 Valid 20 0,483 0,361 Valid 21 0,470 0,361 Valid 22 0,363 0,361 Valid Sumber: Hasil Uji Validitas Tabel 6. Hasil Uji Validitas Kuesioner Penelitian (Kepuasan Program Islam Itu Indah) Butir Instrumen r Hitung r Tabel Keterangan 1 0,419 0,361 Valid 2 0,517 0,361 Valid 3 0,465 0,361 Valid 4 0,417 0,361 Valid 5 0,529 0,361 Valid 6 0,592 0,361 Valid 7 0,536 0,361 Valid 8 0,489 0,361 Valid 9 0,505 0,361 Valid 10 0,377 0,361 Valid 11 0,453 0,361 Valid 12 0,426 0,361 Valid 13 0,426 0,361 Valid 14 0,631 0,361 Valid

84 ,631 0,361 Valid 16 0,646 0,361 Valid 17 0,482 0,361 Valid 18 0,661 0,361 Valid 19 0,507 0,361 Valid 20 0,479 0,361 Valid 21 0,488 0,361 Valid 22 0,486 0,361 Valid Sumber: Hasil Uji Validitas Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh nilai r hitung pada masing-masing pernyataan lebih besar dari nilai r tabel (0,361) sehingga seluruh instrumen dapat dikatakan valid. 2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian Melalui perhitungan dengan menggunakan SPSS 22, nilai koefisien reliabilitas cronbach s alpha sebagai berikut: Tabel 7. Hasil Reliabilitas Motif dan Kepuasan (Program Mamah dan Aa Beraksi) No. Koefisien Reliabilitas (alpha) 1 Motif 0,854 2 Kepuasan 0,864 Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 22 Tabel 8. Hasil Reliabilitas Motif dan Kepuasan (Program Islam Itu Indah) No. Koefisien Reliabilitas (alpha) 1 Motif 0,853 2 Kepuasan 0,858 Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 22 Hasil koefisien alpha yang tertera pada tabel di atas dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan handal, artinya data instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau mengukur objek yang sudah ditetapkan.

85 68 B. Deskripsi Data Responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota Majelis Taklim Ar- Risalah yang berjumlah 140 orang yang merupakan anggota aktif Majelis Taklim Ar-Risalah. 1. Data Responden Berdasarkan Usia Tabel 9. Data Responden Berdasarkan Usia Presentase Usia No. Usia Frekuensi Presentase 1 <40 Tahun 10 7% Tahun 60 43% Tahun 56 40% 4 >60 Tahun 14 10% Jumlah % Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 22 Berdasarkan Tabel 9. terlihat bahwa responden terbanyak berada pada kelompok usia tahun sebanyak 60 orang (43%). Pada urutan kedua yaitu kelompok tahun sebanyak 56 orang (40%). Sedangkan responden terkecil adalah kelompok usia <40 tahun sebanyak 10 orang (7%). 2. Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Tabel 10. Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Presentase Tingkat Pendidikan No. Pendidikan Jumlah Presentase 1 SD 14 10%

86 69 2 SMP 26 19% 3 SMA/SMK/Sederajat 97 69% 4 Sarjana 3 2% Jumlah % Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 22 Berdasarkan Tabel 10.terlihat bahwa tingkat pendidikan responden didominasi oleh anggota majelis taklim lulusan SMA/SMK/Sederajat berjumlah 97 orang (69%). Posisi kedua yaitu lulusan SMP berjumlah 26 orang (19%). Lalu sebanyak 14 orang (10%) adalah lulusan SD dan sebanyak 3 orang (2%)merupakan Sarjana. 3. Data Responden Berdasarkan Intensitas Mengikuti Pengajian Majelis Taklim Ar-Risalah Tabel 11. Data Responden Berdasarkan Intensitas Mengikuti Pengajian Majelis Taklim Ar-Risalah Presentase Intensitas Mengikuti Pengajian Majelis Taklim No. Intensitas Jumlah Presentase 1 1 kali/bulan 0 0% 2 2 kali/bulan 5 3% 3 3 kali/bulan 26 19% 4 4 kali/bulan % Jumlah % Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 22 Berdasarkan tabel 11. dapat disimpulkan bahwa sebanyak 109 orang anggota (78%) aktif mengikuti pengajian Majelis Taklim pada setiap bulannya. Jumlah anggota yang datang tidak rutin atau hanya 3 kali dalam sebulan berjumlah 26 orang (19%) dan yang datang 2 kali dalam

87 70 sebulan berjumlah 5 orang (3%). Tidak ada satupun anggota yang datang setiap 1 kali dalam sebulan. C. Penggunaan Media (Media Use) 1. Penggunaan Media Berdasarkan Frekuensi Menonton Frekuensi merupakan tingkat keseringan responden dalam menonton suatu program acara. Indikator pengukurannya dalam penelitian ini adalah berapa kali responden menonton program Mamah dan Aa BerAksi dan Islam Itu Indah dalam satu minggu. Tabel 12. Frekuensi Penggunaan Media (Media Use) Mamah dan Aa BerAksi Indosiar Kategori Frekuensi Presentase 1 hari/minggu 5 3,6% 2 hari/minggu 7 5% 3 hari/minggu 15 10,7% 4 hari/minggu 24 17,1% 5 hari/minggu 34 24,3% 6 hari/minggu 33 23,6% 7 hari/minggu 22 15,7% Total % Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 22 Berdasarkan Tabel 12. dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak dalam menonton program Mamah dan Aa Beraksi Indosiar dalam satu minggu adalah 5 hari sebanyak 34 responden (24,3%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perhatian responden terhadap program Mamah dan Aa Beraksi ini besar.

88 71 Tabel 13. Kategori Menonton Mamah dan Aa BerAksi Indosiar Kategori Frekuensi Presentase Tinggi (6-7 kali) 55 39% Sedang (4-5 kali) 58 42% Rendah (1-3 kali) 27 19% Jumlah % Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 22 Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi penonton Mamah dan Aa Beraksi Indosiar dapat digolongkan kedalam kelompok sedang karena frekuensi terbanyak berada pada kelompok sedang dengan 58 orang (42%). Tabel 14. Frekuensi Menonton Islam Itu Indah Kategori Frekuensi Presentase 1 hari/minggu 15 10,7% 2 hari/minggu 25 17,9% 3 hari/minggu 28 20% 4 hari/minggu 37 26,4% 5 hari/minggu 11 7,9% 6 hari/minggu 15 10,7% 7 hari/minggu 9 6,4% Total % Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 22 Berdasarkan Tabel 14. dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak dalam menonton program Islam Itu Indah Trans TV dalam satu minggu adalah 4 hari sebanyak 37 responden (26,4%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perhatian responden terhadap program Islam Itu Indah ini lebih

89 72 rendah dibandingkan dengan Program Mamah dan Aa Beraksi sebanyak lima kali dalam seminggu. Peneliti menduga hal ini disebabkan karena waktu penayangan kedua program berbeda. Waktu tayang Program Mamah dan Aa adalah pukul WIB yang mungkin tepat untuk menemani pemirsa saat beraktivitas saat pagi hari di rumah. Tabel 15. Kategori Menonton Islam Itu Indah Trans TV Kategori Frekuensi Presentase Tinggi (6-7 kali) 24 17% Sedang (5-4 kali) 48 34% Rendah (1-3 kali) 68 49% Jumlah % Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 22 Berdasarkan tabel di atas menunjukka bahwa rata-rata frekuensi penonton Islam Itu Indah dapat digolongkan ke dalam kelompok rendah karena frekuensi terbanyak berada pada kelompok rendah 49%. Tabel 16. Frekuensi Menonton Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah Kategori Mamah dan Aa Beraksi Islam Itu Indah Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Tinggi (6-7 kali) 55 39% 24 17% Sedang (4-5 kali) 58 42% 48 34% Rendah (1-3 kali) 27 19% 68 49% Jumlah % % Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 22 Berdasarkan tabel 16. dapat diketahui bahwa program Mamah dan Aasebagai program acara dakwah yang telah cukup lama tayang masih

90 73 mendapatkan perhatian khalayak dan belum tersaingi oleh program Islam Itu Indah. Hal ini terlihat dari penggunaan media (Media Use) yang ditunjukkan pada tabel frekuensi (tingkat keseringan) dalam satu minggu. Pada tabel frekuensi menonton Program Mamah dan Aa Beraksi kategori tinggi mencapai 39%. Pada kategori sedang mencapai 42% dan pada kategori rendah mencapai 19%. Sedangkan program Islam Itu Indah pada kategori tinggi mencapai 17%, pada kategori sedang mencapai 34% dan pada kategori rendah mencapai 49%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat keseringan menonton Mamah dan Aa Beraksi lebih tinggi dibandingkan dengan IslamItu Indah. 2. Curahan Waktu Tinggi dan rendahnya tingkat penggunaan media berdasarkan durasi dapat digambarkan dengan berapa lama waktu yang diberikan responden dalam menonton Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah. Tabel 17. Curahan Waktu Menonton Mamah dan Aa Beraksi Kategori Khalayak Menit Frekuensi Presentase Light Viewer < 30 menit 19 13% Medium Viewer menit 88 63% High Viewer >60 menit 33 24% Jumlah % Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 22 Berdasarkan Tabel 17. dapat diketahui bahwa penonton program Mamah dan Aa Beraksi paling banyak pada kategori medium viewer yaitu

91 74 mencapai 88 orang (63%). Hal ini menunjukkan bahwa reponden jarang menonton sampai tuntas program Mamah dan Aa Beraksi. Tabel 18. Durasi Menonton Islam Itu Indah Kategori Menit Frekuensi Presentase Light Viewer < 30 menit 39 28% Medium Viewer menit 78 56% High Viewer >60 menit 23 16% Jumlah % Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 22 Pada Tabel 18. diketahui bahwa penonton Islam Itu Indah paling banyak berada pada kategori medium viewer yaitu sebanyak 56% dan kategori paling rendah adalah high viewer 16%. Hal ini menunjukkan bahwa khalayak jarang menonton program Islam Itu Indah sampai selesai dan kemungkinan berganti-ganti channel. Tabel 19. Durasi Menonton Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah Kategori Menit Mamah dan Aa Beraksi Islam Itu Indah Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Light Viewer < 30 menit 19 13% 39 28% Medium menit 88 63% 78 56% Viewer High Viewer >60 menit 33 24% 23 16% Jumlah % % Sumber: Hasil Perhitungan SPSS 22 Berdasarkan Tabel 19. dapat diketahui bahwa pola penggunaan media (durasi) program Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah

92 75 terlihat tidak jauh berbeda. Presentase pada medium viewer terlihat sangat dominan. Hal ini mengindikasikan bahwa pola penggunaan media (durasi) dalam penelitian ini cenderung sedang (medium viewer). Pada kategori medium viewer dan high viewer Mamah dan Aa Beraksi lebih unggul dibandingkan dengan Islam Itu Indah. Sedangkan pada kategori light viewer Islam Itu Indah lebih unggul dibandingkan Mamah dan Aa Beraksi. Hal ini menunjukkan bahwa peluang khalayak untuk mengganti-ganti chanel televisi saat menonton Islam Itu Indah lebih besar daripada saat menonton Mamah dan Aa Beraksi. Dengan melihat media use ini dapat memberikan gambaran bahwa program Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah sebagai program talkshow religi pagi mendapatkan tingkat perhatian yang berbeda. Program Mamah dan Aa Beraksi mendapatkan tingkat perhatian lebih tinggi dibanding program Islam Itu Indah. Walaupun demikian media use tidak menggambarkan tingkat kepuasan pada kedua program tersebut. Karena untuk mengukur tingkat kepuasan harus berdasarkan gratification sought dan gratificationobtained pada kedua program tersebut.

93 76 D. Analisis Data Penelitian 1. Analisis Gratification Sought dan Gratification Obtained Program Mamah dan Aa Beraksi Tabel 20. Skor Rata-Rata Gratification Sought Mamah dan Aa Beraksi No. Dimensi Skor Rata-Rata Rangking 1 Informasi 4, Identitas Pribadi 4, Integrasi dan Interaksi Sosial 3, Hiburan 3,481 4 Sumber: Hasil Perhitungan MS. Excel Berdasarkan Tabel 20. kepuasan utama yang dicari responden pada saat menonton program Mamah dan Aa Beraksi adalah motif informasi dengan rata-rata 4,323. Pada dimensi informasi khalayak ingin mendapatkan informasi mengenai ajaran agama Islam menurut Al-Qur an dan Hadits. Kepuasan yang dicari pada urutan kedua yaitu pada dimensi Identitas Pribadi dengan skor mean 4,188. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki tujuan menonton program Mamah dan Aa Beraksi untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang berkaitan dengan dirinya dalam hal ini seperti ingin berperilaku sesuai dengan perintah yang ada dalam Al-Qur an dan Hadits. Pada peringkat ketiga adalah dimensi Integrasi dan Interaksi Sosial dengan nilai mean 3,521. Hal ini menunjukkan bahwa responden ingin memenuhi kebutuhannya dengan orang lain maupun lingkungan sosialnya dengan berdiskusi bersama keluarga mengenai hal-hal yang dibahas pada program Mamah dan Aa Beraksi. Pada peringkat terakhir ialah dimensi

94 77 hiburan dengan skor mean 3,481. Hal ini menunjukkan bahwa responden kurang mengharapkan hiburan saat menonton program Mamah dan Aa Beraksi. Tabel 21. Skor Rata-Rata Gratification Obtained Mamah dan Aa Beraksi No. Dimensi Skor Rata-Rata Rangking 1 Informasi 4, Identitas Pribadi 4, Integrasi dan Interaksi Sosial 3, Hiburan 3,377 4 Sumber: Hasil Perhitungan MS. Excel Berdasarkan Tabel 21. tingkat kepuasan yang diperoleh responden dalam menonton program Mamah dan Aa Beraksi dapat diketahui nilai ratarata yang paling besar yaitu 4,339 pada dimensi informasi. Pada dimensi informasi kepuasan yang paling besar diperoleh responden ialah responden dapat mengetahui ayat-ayat Al-Qur an dan hadits-hadits yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari lewat tausiyah yang disampaikan oleh Mamah Dedeh. Pada peringkat kedua ditempati oleh motif Identitas pribadi dengan nilai rata-rata 4,218. Pada dimensi ini khalayak memiliki skor tertinggi pada pernyataan dapat menjadi muslim yang melaksanakan sunnah Rasul karena mengetahui sunnah-sunnah Rasul setelah menonton program Mamah dan Aa Beraksi. Peringkat ketiga ialah dimensi integrasi dan interaksi sosial dengan nilai rata-rata 3,425. Pada dimensi ini skor indikator tertinggi ialah responden

95 78 dapat berdiskusi dengan keluarga mengenai tema-tema yang dijelaskan pada acara Mamah dan Aa Beraksi. Kemudian motif hiburan menempati peringkat terakhir dengan nilai rata-rata 3,377. Skor tertinggi pada dimensi ini ialah pada pernyataan bahwa responden menonton Mamah dan Aa Beraksiuntuk mengisi waktu luang.bila diperhatikan antara skor rata-rata kepuasan yang dicari dan skor rata-rata kepuasan yang diperoleh terdapat perbedaan. Hal ini terlihat dari tabel dibawah ini. Tabel 22. Perbandingan Skor Rata-Rata GS dan GO Mamah dan Aa Beraksi Dimensi Mean GS Mean GO ΔGS-GO Informasi 4,323 4,339-0,016 Identitas Pribadi 4,188 4,218-0,030 Integrasi dan Interaksi Sosial 3,521 3,425 0,096 Hiburan 3,481 3,377 0,104 Jumlah 0,154 Sumber: Hasil Perhitungan MS. Excel Berdasarkan Tabel 22. Dapat diketahui bahwa terdapat dua dimensi yang mampu memberikan kepuasan kepada khalayak yakni dimensi informasi dan dimensi identitas pribadi. Hal ini ditunjukkan dengan lebih tingginya skor rata-rata GO dibandingkan dengan skor rata-rata GS. Pada dimensi informasi skor rata-rata GO adalah 4,339 lebih besar daripada skor rata-rata GS yang sebesar 4,323. Pada dimensi identitas pribadi skor rata-rata GO yakni 4,218 lebih besar dibandingkan dengan skor rata-rata GS yang bernilai 4,188. Hal tersebut berarti responden mendapatkan kepuasan pada setiap informasi yang disajikan program Mamah dan Aa Beraksi.

96 79 Mamah Dedeh selalu menyampaikan dakwah disertai dengan ayatayat Al-Qur an dan Hadits. Seperti pada episode Mengawal Hati Jauhi Dusta. Mamah Dedeh menyebutkan ayat mengenai dusta yaitu pada surat An-Nahl ayat 105: Artinya: Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. (QS. An-Nahl: 105) Berdasarkan ayat di atas Mamah Dedeh menjelaskan bahwa kebohongan ialah ciri dari orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah SWT. Hati yang semula jernih dan suci, ketika sekali saja berbohong, maka kebohongan itu akan terus menghantui dan memenjarakan dirinya. Dia akan ketakutan jika sewaktu-waktu kebohongannya itu terbongkar. Maka dia akan terus menutupi kebohongannya agar kehormatannya selamat. Menutupi satu kebohongan dengan kebohongan-kebohongan lain. Semakin sering dia berbohong, hatinya pun semakin bebal, tak lagi mengenal mana yang jujur dan mana yang bohong. Baginya, kejujuran atau kebohongan adalah sama saja. Sedangkan untuk dimensi integrasi dan interaksi sosial dan dimensi hiburan masih belum mampu memberikan kepuasan kepada responden. Jika dilihat dari skor GS dan GO dimensi yang memiliki perbedaan selisih terbesar adalah dimensi hiburan.

97 80 2. Analisis Gratification Sought dan Gratification Obtained Islam Itu Indah Tabel 23. Skor Rata-Rata Gratification Sought Islam Itu Indah No. Dimensi Skor Rata-Rata Rangking 1 Informasi 4, Identitas Pribadi 4, Integrasi dan Interaksi Sosial 3, Hiburan 4,020 3 Sumber: Hasil Perhitungan MS. Excel Berdasarkan Tabel 23. kepuasan utama yang dicari responden saat menonton program Islam Itu Indah ialah motif indentitas pribadi dengan skor rata-rata 4,223. Pada dimensi Identitas Pribadi kepuasan yang dicari khalayak dengan skor paling tinggi berada pada khalayak ingin menjadi muslim yang melaksanakan sunnah Rasul. Hal ini menunjukkan bahwa saat menonton program Islam Itu Indah responden ingin mengubah dirinya menjadi lebih baik dan ingin selalu melaksanakan sunnah-sunnah Rasul yang telah dijelaskan pada acara Islam Itu Indah. Pada Peringkat kedua kepuasan yang ingin dicari responden ialah mengenai informasi dengan skor rata-rata 4,221. Pada dimensi ini kepuasan yang paling dicari ialah ingin mengetahui cara Nabi atau sahabat mengatasi berbagai masalah. Hal ini menujukkan bahwa responden ingin mengetahui dan memecahkan permasalahan yang terjadi seperti para Nabi dan sahabat lakukan.

98 81 Pada peringkat ketiga adalah motif hiburan dengan skor rata-rata 4,020. Hal ini menunjukkan bahwa responden mencari hiburan dengan menonton program Islam Itu Indah. Peneliti menduga hal tersebut dikarenakan Ustadz Nur Maulana selalu menampilkan sisi humorisnya saat berdakwah. Sedangkan kepuasan yang dicari pada dimensi Integrasi dan Interaksi sosial berada pada peringkat terakhir dengan skor rata-rata 3,209. Pada dimensi ini kepuasan yang dicari dengan skor tertinggi adalah responden ingin berdiskusi dengan keluarga mengenai agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menonton program ini responden ingin berkomunikasi mengenai hal-hal yang mereka dapatkan dalam menonton Islam Itu Indah dengan lingkungan sosial mereka khususnya keluarga. Berdasarkan Tabel 23. Dapat disimpulkan bahwa saat menonton program Islam Itu Indah kepuasan yang ingin dicari oleh responden ialah motif identitas pribadi, informasi, hiburan dan terakhir integrasi dan interaksi sosial. Tabel 24. Skor Rata-Rata Gratification Obtained Islam Itu Indah No. Dimensi Skor Rata-Rata Rangking 1 Informasi 4, Identitas Pribadi 4, Integrasi dan Interaksi Sosial 3, Hiburan 4,044 3 Sumber: Hasil Perhitungan MS. Excel Berdasarkan Tabel 24. yakni kepuasan yang diperoleh khalayak dengan menonton Islam Itu Indah dapat diketahui bahwa dimensi yang

99 82 memperoleh skor rata-rata tertinggi ialah dimensi informasi dengan skor ratarata 4,242. Pada dimensi ini skor tertinggi berada pada indikator yang menunjukkan bahwa responden dapat mengetahui ajaran-ajaran Islam pada zaman Nabi dan dapat mengetahui cara Nabi ataupun sahabat mengatasi berbagai permasalahan mengenai Islam. Hal ini menjukkan bahwa dengan menonton Islam Itu Indah responden dapat meneladani bagaimana cara Nabinabi memecahkan suatu permasalahan. Pada peringkat kedua kepuasan yang diperoleh khalayak ialah pada dimensi identitas pribadi dengan skor rata-rata 4,082. Pada dimensi ini skor kepuasan tertinggi ialah program Islam Itu Indah mampu memberikan penjelasan mengenai sifat dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam sehingga responden pun dapat mempelajarinya. Sedangkan pada peringkat ketiga adalah dimensi hiburan dengan skor rata-rata 4,044. Dengan skor tertinggi pada indikator responden dapat menghilangkan rasa bosan saat menonton Islam Itu Indah. Pada peringkat terakhir ialah dimensi integrasi dan interaksi sosial dengan skor rata-rata 3,091. Dengan melihat Tabel 24. diketahui bahwa terdapat perbedaan antara GS dan GO dalam menonton Islam Itu Indah.

100 83 Tabel 25. Perbandingan Skor Rata-Rata GS dan GO Islam Itu Indah Dimensi Mean GS Mean GO ΔGS-GO Informasi 4,221 4,242-0,021 Identitas Pribadi 4,223 4,082 0,141 Integrasi dan Interaksi Sosial 3,209 3,091 0,118 Hiburan 4,020 4,044-0,024 Jumlah 0,214 Sumber: Hasil Perhitungan MS. Excel Berdasarkan Tabel 25. program Islam Itu Indah telah mampu memberikan kepuasan kepada responden pada dimensi informasi dan hiburan. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata GO pada dimensi informasi lebih besar dibandingkan skor rata-rata GS. Pada dimensi hiburan pun demikian yakni skor rata-rata GO memiliki nilai yang lebih besar dibanding skor ratarata GS. Khalayak dikatakan puas jika skor rata-rata gratification obatained lebih besar dibandingkan dengan skor rata-rata gratification sought atau memiliki skor yang sama. Pada gratification sought khalayak mengharapkan dimensi identitas pribadi, informasi, hiburan dan integrasi dan interaksi sosial. Namun, pada gratification obtained khalayak mendapatkan dimensi informasi, identitas pribadi, hiburan dan integrasi dan interaksi sosial. Kepuasan yang nyata yang didapatkan khalayak ialah pada dimensi informasi dan hiburan. Pada dimensi informasi skor tertinggi berada pada indikator yang menunjukkan bahwa responden dapat mengetahui ajaran-ajaran Islam pada zaman Nabi dan dapat mengetahui cara Nabi ataupun sahabat mengatasi berbagai permasalahan mengenai Islam. Hal ini menunjukkan bahwa program Islam Itu Indah

101 84 khususnya Ustadz Nur Maulana dan Ustadzah Oki Setyana Dewi mampu menyajikan informasi tersebut dengan baik. Salah satunya pada episode yang bertema Modal Dusta. Dijelaskan bahwa terdapat hadits mengenai berbohong yaitu: "Bukanlah termasuk pendusta orang yang mendamaikan pihak-pihak yang bertikai, yang berkata demi kebaikan, dan yang membangkitkan (mengingatkan) kebaikan." lbnu Syihab (salah satu perawi hadits) berkata; Saya tidak pernah mendengar diperbolehkannya dusta yang diucapkan oleh manusia kecuali dalam tiga hal, yaitu; dusta dalam peperangan, dusta untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai, dan dusta suami terhadap istri atau istri terhadap suami (untuk meraih kebahagiaan atau menghindari keburukan). (HR. Muslim dari Ummu Kultsum). Dalam hadits di atas dijelaskan bahwa walaupun berbohong merupakan sesuatu yang haram hukumnya namun ada saat-saat tertentu, berbohong pun ternyata diperbolehkan. Rasulullah bersabda bahwa ada tiga jenis bohong yang diperbolehkan, dan justru menjadi wajib dalam situasi dan kondisi tertentu. Pertama, dusta dalam peperangan yang bertujuan untuk membuat strategi perang. Kedua, dusta untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai dan ketiga ialah dusta suami terhadap istri demi kebaikan dan keharmonisan dalam berumah tangga.

102 85 3. Analisis perbandingan Skor GS dan GO Program Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah Tabel 26.Perbandingan GS dan GO Program Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah Perbandingan Rata-Rata GS dan GO Mamah dan Aa Beraksi Dimensi Mean GS Mean GO ΔGS-GO Informasi 4,323 4,339-0,016 Identitas Pribadi 4,188 4,218-0,030 Integrasi dan Interaksi Sosial 3,521 3,425 0,096 Hiburan 3,481 3,377 0,104 Jumlah 0,154 Perbandingan Rata-Rata GS dan GO Islam Itu Indah Dimensi Mean GS Mean GO ΔGS-GO Informasi 4,221 4,242-0,021 Identitas Pribadi 4,223 4,082 0,141 Integrasi dan Interaksi Sosial 3,209 3,091 0,118 Hiburan 4,020 4,044-0,024 Sumber: Hasil Perhitungan MS. Excel Jumlah 0,214 Berdasarkan Tabel 26. diketahui bahwa program Mamah dan Aa Beraksi dan program Islam Itu Indah mampu memberikan kepuasan kepada khalayak pada dua dimensi. Program Mamah dan Aa Beraksi mampu memberikan kepuasan pada dimensi informasi dan identitas pribadi sedangkan untuk program Islam Itu Indah responden merasa puas pada dimensi informasi dan hiburan. Jika diperhatikan pada Tabel 26. dimensi yang mendapatkan skor ratarata GO tertinggi pada program Mamah dan Aa Beraksi dan program Islam

103 86 Itu Indah ialah dimensi informasi. Hal ini menunjukkan bahwa responden benar-benar mendapatkan infromasi yang mereka harapkan. Dapat dikatakan bahwa program Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah dapat memberikan informasi dengan baik mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Islam sehingga responden dapat menambah wawasan mereka. Hal ini sejalan dengan asumsi yang melandasi Uses and Gratification yaitu media massa merupakan sumber informasi dan sejalan pula dengan pengertian dakwah yaitu menyampaikan, memanggil dan mengajak manusia ke jalan Allah SWT, untuk menjalankan perintahnya-nya dan menjauhi larangan-nya dalam mencapai kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Pada dimensi ini program Mamah dan Aa Beraksi memiliki skor rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan program Islam Itu Indah. Pada dimensi identitas pribadi khalayak menginginkan menjadi muslim yang melaksanakan sunnah Rasul. Skor rata-rata pada dimensi identitas pribadi pada program Mamah dan Aa Beraksi ialah 4,218 sedangkan skro rata-rata Islam Itu Indah ialah 4,082. Pada dimensi ini skor rata-rata Mamah dan Aa Beraksi lebih tinggi dibanding Islam Itu Indah. Hal itu menunjukkan bahwa ada dimensi ini program Mamah dan Aa Beraksi lebih memuaskan khalayak dibandingkan Islam Itu Indah. Pada dimensi integrasi dan interaksi sosial, indikator yang paling diharapkan oleh khalayak dari kedua program ini ialah ingin berdiskusi dengan keluarga mengenai agama Islam. Menurut penulis indikator ini berkaitan dengan konsep keluarga dalam pandangan Islam yaitu sebagai

104 87 labinatul-ulaa (batu pertama) dalam bangunan masyarakat muslim atau lebih dikenal dengan unit terkecil dalam masyarakat yang berfungsi sebagai pembentukan akhlak dan pendidikan pertama bagi anak sehingga khalayak merasa perlu berdiskusi atau menjelaskan kepada keluarga mereka atas apa yang telah mereka tonton dalam kedua acara tersebut agar keluarga mereka menjadi keluarga yang menerapkan nilai-nilai Islam. Program Mamah dan Aa Beraksi lebih memuaskan khalayak dengan skor rata-rata 3,425 sedangkan Islam Itu Indah dengan skor rata-rata 3,091. Pada dimensi hiburan, indikator yang diinginkan khalayak ialah mengisi waktu luang dan mendapatkan hiburan. Pada dimensi ini program Islam Itu Indah memiliki skor rata-rata yang lebih tinggi yaitu 4,044 dibandingkan skor rata-rata Mamah dan Aa Beraksi yang hanya bernilai 3,377. Hal ini menunjukkan bahwa program Islam Itu Indah lebih memuaskan khalayak pada dimensi ini dibandingkan Mamah dan Aa Beraksi. Berdasarkan pada tabel 26. program Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah sama-sama mampu memuaskan khalayak pada dua dimensi. Program Mamah dan Aa Beraksi mampu memuaskan khalayak pada dimensi informasi dan identitas pribadi sedangkan Islam Itu Indah memuaskan khalayak pada dimensi informasi dan hiburan. Lalu jika dibandingkan ratarata selisih antara gratification sought dan gratification obtained program Mamah dan Aa Beraksi lebih memuaskan khalayak dengan jumlah skor ratarata 0,154 sedangkan Islam Itu Indah berjumlah 0,214.

105 88 Dengan adanya perbedaan jumlah skor rata-rata antara program Mamah dan Aa Beraksi dan program Islam Itu Indah menunjukan bahwa responden mendapatkan kepuasan yang berbeda saat menonton kedua program tersebut. Penulis menduga hal tersebut dikerenakan citra kedua program tersebut tidak dapat terlepas dari pendakwah yang mengisi kedua acara tersebut yaitu Mamah Dedeh dan Ustadz Nur Maulana. Mereka memiliki ciri yang sangat khas diantara pendakwah lainnya. Dengan gaya Mamah Dedeh yang ceplas-ceplos dan Ustadz Maulana yang humoris membuat keduanya digemari oleh pemirsa setianya masing-masing. Hal tersebut sesuai dengan teori Uses and Gratification di mana audien memiliki kebebasan dalam memilih media yang paling bisamemenuhi kebutuhan mereka dan memberikan kepuasan. Penilaian isi media dan kepuasan terhadap media tersebut hanya bisa ditentukan oleh audien itu sendiri.

106 89 4. Analisis Uji Paired Sample t-test Jika kita melihat tabel 26. Menunjukkan bahwa hasil selisih skor ratarata antara gratification sought dan gratification obtainedprogram Mamah dan Aa Beraksi lebih memuaskan dibandingkan dengan skor rata-rata Islam Itu Indah. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kepuasan yang signifikan dari skor rata-rata antara dua program tersebut secara statistik, maka perlu melakukan pegujian sebagai berikut: H 0 :µ1=µ2, menyatakan tidak terdapat perbedaan kepuasan yang signifikan dalam menonton program Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah pada anggota Majelis Taklim Ar-Risalah. H 1 :µ1 µ2, menyatakan terdapat perbedaan kepuasan yang signifikan dalam menonton program Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah pada anggota Majelis Taklim Ar-Risalah. Kriteria Uji : Jika -1,977 < T hitung < 1,977 maka H 0 diterima Jika -1,977 > T hitung > 1,977 maka H 0 ditolak α = 5% jadi 2,5% = 0,025% (dua arah) db = n-1 = 140-1= 139 sehingga (t α,db ) = (t 0,025,139 ) = 1,977 Wilayah kritik : z < -1,977 atau z > 1,977

107 90

108 91 Berdasarkan hasil paired samples statistics dapat dilihat rata-rata selisih antara gratification sought dan gratification obtained dari setiap program berbeda. Program Mamah dan Aa Beraksi (MAB) memiliki rata-rata 0,642 dengan standar deviasi 3,116. Sedangkan program Islam Itu Indah dengan rata-rata 0,750 dengan standar deviasi 4,011. Standar error mean Mamah dan Aa Beraksi lebih kecil dibandingkan dengan Islam Itu Indah menunjukkan bahwa Mamah dan Aa Beraksi lebih memuaskan khalayak dibandingkan dengan Islam Itu Indah. Pada tabel paired samples correlations menunjukkan bahwa hubungan antara Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah memiliki sifat yang lemah dengan nilai 0,1 dengan siginifikansi 0,238. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hubungan kepuasan yang nyata antara Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah. Berdasarkan perhitungan t tabel diketahui bahwa t tabel -1,977 dan t hitung -0,263 dengan signifikansi 0,793. Hal ini menunjukkan bahwa H 0 berada pada wilayah diterima karena nilai t tabel < dari nilai t hitung ( - 1,977 < -0,265) dengan signifikan 0,793> 0,05. Dikarenakan t hitung terletak pada H 0 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan yang signifikan antara program Mamah dan Aa Beraksi dan program Islam Itu Indah. Berdasarkan perbandingan dari nilai probabilitas (signifikan) diketahui nilainya hasil two tailed dengan angka 0,793 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan yang signifikan antara

109 92 program Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah. Tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan pada kedua program ini menurut penulis karena kedua program ini hanya berbeda dalam pengemasan acaranya. Program Mamah dan Aa Beraksi lebih mengedepankan talkshow yakni tanya jawab dengan audiens baik yang berada di studio maupun di rumah. Sedangkan program Islam Itu Indah lebih banyak diisi dengan tausiyah oleh para pengisi acara. Untuk lebih jelas daerah penerimaan H 0 ditunjukkan dengan kurva dibawah ini. Gambar 1. Kurva T Hitung Daerah Penerimaan Daerah Penolakan Daerah Penolakan -1,977-0,263 1,977

110 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya diantaranya: 1. Program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dapat memuaskan khalayak pada dimensi informasi dan identitas pribadi. Hal ini ditunjukkan dengan lebih tingginya skor rata-rata kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) dibandingkan skor rata-rata kepuasan yang dicari (gratification sought) pada dimensi infromasi dan identitas pribadi. Khalayak tidak mendapatkan kepuasan pada dimensi integrasi dan interaksi sosial dan hiburan. Berdasarkan selisih antara gratification sought dan gratification obtained diperoleh perbedaan sebesar 0, Program Islam Itu Indah di Trans TV dapat memuaskan khalayak pada dimensi informasi dan hiburan. Hal ini ditunjukkan dengan lebih tingginya skor rata-rata kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) dibandingkan skor rata-rata kepuasan yang dicari (gratification sought) pada dimensi informasi dan hiburan. Khalayak tidak merasa puas pada dimensi identitas pribadi dan integrasi dan interaksi sosial. Berdasarkan selisih antara antara gratification sought dan gratification obtained diperoleh perbedaan sebesar 0,

111 94 3. Tidak terdapat perbedaan kepuasan yang signifikan dalam menonton program Mamah dan Aa Beraksi dan Islam Itu Indah. Hal itu ditunjukkan berdasarkan hasil perhitungan paired sampel dengan t hitung -0,263 dengan signifikansi 0, Program yang lebih memuaskan khalayak ialah program Mamah dan Aa Beraksi. Berdasarkan jumlah rata-rata selisih antara gratification sought dan gratification obtained program Mamah dan Aa Beraksi memiliki selisih lebih kecil yakni 0,642 dibandingkan program Islam Itu Indah yakni 0,750. Pada dimensi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial program Mamah dan Aa Beraksi lebih unggul dibandingkan Islam Itu Indah. Sedangkan pada hiburan Islam Itu Indah lebih unggul dibandingkan Mamah dan Aa Beraksi. B. Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa saran yaitu: 1. Kepada stasiun televisi Indosiar dan Trans TV untuk terus memperhatikan kepuasan khalayak sebagai penonton. Dengan melakukan berbagai pengembangan dalam pengemasan program acara, selalu menyajikan ide-ide baru agar program lebih terlihat fresh sehingga khalayak tidak jenuh. Terlebih lagi karena kedua program ini merupakan program dakwah yang sangat dibutuhkan masyarakat sebagai media pembelajaran mengenai Islam.

112 95 2. Penelitian ini hanya dilakukan di kalangan anggota Majelis Taklim Ar-Risalah. Oleh karena itu penelitian selanjutnya ada baiknya jika dilakukan dengan responden yang lebih besar lagi.

113 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta, Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, Baran, Stanley dan Denis Davis. Teori Dasar Komunikasi Pergolakan, dan Masa Depan Media Massa. Jakarta: Salemba Humanika, Mass Communication Theory: Foundations, ferment, and Future. Cengage Learning, Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Group, Creswell, John W. Research Design: Pendkatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Hariwijaya, M. dan Triton P.B. Pedoman Penulisan Ilmiah: Proposal dan Skripsi. Yogyakarta: Tugu Publisher cet. Ke-2, Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group, McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga, Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana Pranada Media Group, dkk. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia cet. ke-2, Mulyadi, Mohammad. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Publica Institute, Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

114 97 Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta : PT Remaja Rosda Karya, Riana, Dwiza. Statistika Deskriptif Itu Mudah. Tangerang: Jelajah Nusa, Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press, Santoso, Edi dan Mite Satiansah. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, Severin, Werner J. dan James W. Tankard Jr Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terpaan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group cet. ke-5, Singarambun, Masri. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES, Sudarmanto, R. Gunawan. Analisis Multivariante Dengan Program SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu, Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, Sujarweni, W. Wiratna dan Poly Endrayanto. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu, Tamburaka, Apriadi. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Raja Grafindo cet.ke-1, Winarso, Heru Puji. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Prestasi Pustaka, Dokumen Majelis Taklim Ar-Risalah. Trans TV. Company Profile. Pustaka Trans TV, 2011.

115 98 Website panasonic-gobel-awards-2015.html. Karya Ilmiah Fitria, Inayatul. Strategi Kreatif Produser Dalam Mempertahankan Eksistensi Program Dakwah Mamah Dan Aa Ber-Aksi Di Stasiun Televisi Indosiar. Skripsi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, Iryanto, Agung Dwi. Kesenjangan Kepuasan yang Diperoleh Pemirsa dari Menonton Acara Kick Andy di Metro TV dan Satu Jam Lebih Dekat di tvone di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS Angkatan Skripsi S1 Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.

116 1 KUESIONER PENELITIAN No. Responden : Tanggal pengisian : UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM Assalamuallaikum, wr.wb Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir saya dengan judul TINGKAT KEPUASAN DALAM MENONTON PROGRAM MAMAH DAN AA BERAKSI DI INDOSIAR DAN ISLAM ITU INDAH DI TRANS TV (STUDI PADA ANGGOTA MAJELIS TAKLIM AR-RISALAH). Saya memohon kesediaan anda untuk menjadi responden dalam penelitian saya dengan mengisi daftar pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas responden. Atas kesediaannya saya ucapkan terimakasih. Wassalamualaikum, wr.wb Widya Ramadhani/ KPI, FDIKOM UIN Jakarta A. DATA RESPONDEN (Pilihlah Jawaban Yang Sesuai Dengan Identitas Anda) Petunjuk: berilah (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan anda. Usia : a. <40 Tahun c Tahun b Tahun d. >60 Tahun Tingkat Pendidikan Terakhir : a. SD b. SMP c. SMA/SMK/MA d. Sarjana Berapa kali dalam sebulan mengikuti Majelis Taklim Ar-Risalah? a. 1 kali c. 3 kali b. 2 kali d. 4 kali B. Isilah Tabel Di Bawah Ini Sesuai Pendapat Anda 1. Seberapa sering anda menonton program Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dalam satu minggu? Stasiun Televisi Indosiar Program Acara Mamah dan Aa Beraksi Jumlah Hari

117 2 2. Berapa rata-rata waktu yang anda habiskan untuk menonton Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dalam satu hari? a. <30 menit c. >60 menit b menit C. Gratification Sought Pernyataan dibawah ini adalah hal-hal yang anda harapkan bisa anda dapatkan dari program acara di televisi. Pertunjuk : Berilah tanda centang ( ) pada jawaban yang paling Sesuai dengan anda! 1. STS : Sangat Tidak Setuju 2. TS : Tidak Setuju 3. CS : Cukup Setuju 4. S : Setuju 5. SS : Sangat Setuju 1. Motif Informasi No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Saya ingin mengetahui kondisi lingkungan masyarakat terdekat. Indosiar 2 Saya ingin mendapatkan informasi mendalam mengenai ajaran agama Indosiar Islam. 3 Saya ingin mengetahui perkembangan sejarah Islam. Indosiar 4 Saya ingin mendapatkan solusi terhadap masalah yang sedang terjadi Indosiar dari sudut pandang Islam. 5 Saya ingin mendapatkan bimbingan dalam menjalankan kehidupan sebagai Indosiar seorang muslim. 6 Saya ingin mengetahui ajaran-ajaran Islam di zaman nabi. Indosiar 7 Saya ingin mengetahui ayat Al- Qur an yang berhubungan dengan Indosiar kehidupan sehari-hari. 8 Saya ingin mengetahui Hadits yang berhubungan dengan kehidupan seharihari. Indosiar 9 Saya ingin mengetahui cara Nabi/Sahabat mengatasi berbagai masalah, sehingga saya bisa Indosiar memecahkannya juga bila menghadapi masalah yang sama.

118 3 2. Motif identitas Pribadi No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Saya ingin membandingkan sifat dan perilaku saya dengan ajaran-ajaran Indosiar Islam yang diampaikan Mamah Dedeh 2 Saya ingin mempelajari sifat dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Indosiar Islam. 3 Saya ingin berperilaku sesuai dengan perintah yang ada dalam Al-Qur an dan Hadits. Indosiar 4 Saya ingin menjadi muslim yang melaksanakan sunnah Rasul Indosiar 3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Dengan menonton program Mamah dan Aa Beraksi saya ingin berdiskusi dengan keluarga mengenai agama Islam. Indosiar 2 Saya ingin menemukan bahan percakapan dengan orang lain. Indosiar 3 Dengan menonton program Mamah dan Aa Beraksi saya ingin dekat dengan Indosiar orang lain. 4 Dengan menonton program Mamah dan Aa Beraksi saya ingin dianggap Indosiar memiliki ilmu agama yang baik. 4. Motif Hiburan No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Saya ingin melepaskan diri dari Indosiar masalah yang dihadapi. 2 Saya ingin menghilangkan kebosanan dengan menonton program Mamah dan Indosiar Aa Beraksi. 3 Saya ingin mendapatkan hiburan dengan menonton program Mamah dan Indosiar Aa Beraksi 4 Saya ingin mengisi waktu luang dengan menonton program Mamah dan Indosiar Aa Beraksi 5 Saya ingin mendapatkan ketenangan Indosiar batin.

119 4 D. Gratification Obtain Pernyataan di bawah ini adalah tentang kepuasan yang anda peroleh setelah menonton televisi. Petunjuk : Berilah tanda centang ( ) pada jawaban yang paling sesuai dengan anda! 1. STS : Sangat Tidak Setuju 2. TS : Tidak Setuju 3. CS : Cukup Setuju 4. S : Setuju 5. SS : Sangat Setuju 1. Motif Informasi No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Saya dapat mengetahui kondisi lingkungan masyarakat terdekat. Indosiar 2 Saya mendapatkan informasi mendalam mengenai ajaran agama Indosiar Islam. 3 Saya dapat mengetahui perkembangan sejarah Islam. Indosiar 4 Saya mendapatkan solusi terhadap masalah yang sedang terjadi dari sudut Indosiar pandang Islam. 5 Saya mendapatkan bimbingan dalam menjalankan kehidupan sebagai Indosiar seorang muslim. 6 Saya dapat mengetahui ajaran-ajaran Islam di zaman nabi. Indosiar 7 Saya dapat mengetahui ayat Al- Qur an yang berhubungan dengan Indosiar kehidupan sehari-hari. 8 Saya dapat mengetahui Hadits yang berhubungan dengan kehidupan seharihari. Indosiar 9 Saya dapat mengetahui cara Nabi/Sahabat mengatasi berbagai masalah, sehingga saya bisa Indosiar memecahkannya juga bila menghadapi masalah yang sama.

120 5 2. Motif identitas Pribadi No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Saya dapat membandingkan sifat dan perilaku saya dengan ajaran-ajaran Indosiar Islam yang diampaikan Mamah Dedeh 2 Saya dapat mempelajari sifat dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Indosiar Islam. 3 Saya dapat berperilaku sesuai dengan perintah yang ada dalam Al-Qur an dan Hadits. Indosiar 4 Saya dapat menjadi muslim yang melaksanakan sunnah Rasul Indosiar 3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Dengan menonton program Mamah dan Aa Beraksi saya dapat berdiskusi dengan keluarga mengenai agama Islam. Indosiar 2 Saya dapat menemukan bahan percakapan dengan orang lain. Indosiar 3 Dengan menonton program Mamah dan Aa Beraksi saya dapat dekat dengan Indosiar orang lain. 4 Dengan menonton program Mamah dan Aa Beraksi saya dianggap memiliki Indosiar ilmu agama yang baik. 4. Motif Hiburan No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Saya dapat melepaskan diri dari masalah yang dihadapi. Indosiar 2 Saya dapat menghilangkan kebosanan dengan menonton program Mamah dan Indosiar Aa Beraksi. 3 Saya mendapatkan hiburan dengan menonton program Mamah dan Aa Indosiar Beraksi 4 Saya dapat mengisi waktu luang dengan menonton program Mamah dan Indosiar Aa Beraksi 5 Saya mendapatkan ketenangan batin. Indosiar

121 6 D. Isilah Tabel Di Bawah Ini Sesuai Pendapat Anda 1. Seberapa sering anda menonton program Islam Itu Indah di Trans TV dalam satu minggu? Stasiun Televisi Trans TV Program Acara Islam Itu Indah Jumlah Hari Berapa rata-rata waktu yang anda habiskan untuk menonton Islam Itu Indah di Trans TV dalam satu hari? a. < 40 menit c. 90 menit b menit E. Gratification Sought Pernyataan dibawah ini adalah hal-hal yang anda harapkan bisa anda dapatkan dari program acara di televisi. Pertunjuk : Berilah tanda centang ( ) pada jawaban yang paling sesuai dengan anda! 1. STS : Sangat Tidak Setuju 2. TS : Tidak Setuju 3. CS : Cukup Setuju 4. S : Setuju 5. SS : Sangat Setuju 1. Motif Informasi No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Saya ingin mengetahui kondisi lingkungan masyarakat terdekat. Trans TV 2 Saya ingin mendapatkan informasi mendalam mengenai ajaran agama Trans TV Islam. 3 Saya ingin mengetahui perkembangan sejarah Islam. Trans TV 4 Saya ingin mendapatkan solusi terhadap masalah yang sedang terjadi Trans TV dari sudut pandang Islam. 5 Saya ingin mendapatkan bimbingan dalam menjalankan kehidupan sebagai Trans TV seorang muslim. 6 Saya ingin mengetahui ajaran-ajaran Islam di zaman nabi. Trans TV 7 Saya ingin mengetahui ayat Al- Qur an yang berhubungan dengan Trans TV kehidupan sehari-hari. 8 Saya ingin mengetahui Hadits yang Trans TV

122 7 berhubungan dengan kehidupan seharihari. 9 Saya ingin mengetahui cara Nabi/Sahabat mengatasi berbagai masalah, sehingga saya bisa memecahkannya juga bila menghadapi masalah yang sama. Trans TV 2. Motif identitas Pribadi No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Saya ingin membandingkan sifat dan perilaku saya dengan ajaran-ajaran Trans TV Islam yang diampaikan Ust. Maulana 2 Saya ingin mempelajari sifat dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Trans TV Islam. 3 Saya ingin berperilaku sesuai dengan perintah yang ada dalam Al-Qur an dan Hadits. Trans TV 4 Saya ingin menjadi muslim yang melaksanakan sunnah Rasul Trans TV 3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Dengan menonton program Islam Itu Indah saya ingin berdiskusi dengan keluarga mengenai agama Islam. Trans TV 2 Saya ingin menemukan bahan percakapan dengan orang lain. Trans TV 3 Dengan menonton program Islam Itu Indah saya ingin dekat dengan orang Trans TV lain. 4 Dengan menonton program Islam Itu Indah saya ingin dianggap memiliki Trans TV ilmu agama yang baik. 4. Motif Hiburan No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Saya ingin melepaskan diri dari Trans TV masalah yang dihadapi. 2 Saya ingin menghilangkan kebosanan dengan menonton program Mamah dan Trans TV Aa Beraksi. 3 Saya ingin mendapatkan hiburan Trans TV dengan menonton program Mamah dan

123 8 Aa Beraksi 4 Saya ingin mengisi waktu luang dengan menonton program Mamah dan Aa Beraksi 5 Saya ingin mendapatkan ketenangan batin. Trans TV Trans TV G. Gratification Obtain Pernyataan di bawah ini adalah tentang kepuasan yang anda peroleh setelah menonton televisi. Petunjuk : Berilah tanda centang ( ) pada jawaban yang paling sesuai dengan anda! 1. STS : Sangat Tidak Setuju 2. TS : Tidak Setuju 3. CS : Cukup Setuju 4. S : Setuju 5. SS : Sangat Setuju 1. Motif Informasi No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Saya dapat mengetahui kondisi lingkungan masyarakat terdekat. Trans TV 2 Saya mendapatkan informasi mendalam mengenai ajaran agama Trans TV Islam. 3 Saya dapat mengetahui perkembangan sejarah Islam. Trans TV 4 Saya mendapatkan solusi terhadap masalah yang sedang terjadi dari sudut Trans TV pandang Islam. 5 Saya mendapatkan bimbingan dalam menjalankan kehidupan sebagai Trans TV seorang muslim. 6 Saya dapat mengetahui ajaran-ajaran Islam di zaman nabi. Trans TV 7 Saya dapat mengetahui ayat Al- Qur an yang berhubungan dengan Trans TV kehidupan sehari-hari. 8 Saya dapat mengetahui Hadits yang berhubungan dengan kehidupan seharihari. Trans TV 9 Saya dapat mengetahui cara Nabi/Sahabat mengatasi berbagai masalah, sehingga saya bisa Trans TV memecahkannya juga bila menghadapi masalah yang sama.

124 9 2. Motif Identitas Pribadi No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Saya dapat membandingkan sifat dan perilaku saya dengan ajaran-ajaran Trans TV Islam yang diampaikan Ust. Maulana 2 Saya dapat mempelajari sifat dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Trans TV Islam. 3 Saya dapat berperilaku sesuai dengan perintah yang ada dalam Al-Qur an dan Hadits. Trans TV 4 Saya dapat menjadi muslim yang melaksanakan sunnah Rasul Trans TV 3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Dengan menonton Islam Itu Indah saya dapat berdiskusi dengan keluarga Trans TV mengenai agama Islam. 2 Saya dapat menemukan bahan percakapan dengan orang lain. Trans TV 3 Dengan menonton program Islam Itu Indah saya dapat dekat dengan orang Trans TV lain. 4 Dengan menonton program Islam Itu Indah saya dianggap memiliki ilmu Trans TV agama yang baik. 4. Motif Hiburan No. Pernyataan Media STS TS N S SS 1 Saya dapat melepaskan diri dari masalah yang dihadapi. Trans TV 2 Saya dapat menghilangkan kebosanan dengan menonton program Islam Itu Trans TV Indah. 3 Saya mendapatkan hiburan dengan menonton program Islam Itu Indah. Trans TV 4 Saya dapat mengisi waktu luang dengan menonton program Islam Itu Trans TV Indah. 5 Saya mendapatkan ketenangan batin. Trans TV

125 UJI VALIDITAS INSTRUMEN (MOTIF MAMAH DAN AA BERAKSI) No. Nomor Butir IF1 IF2 IF3 IF4 IF5 IF6 IF7 IF8 IF9 IP1 IP2 IP3 IP4 IS1 IS2 IS3 IS4 HB1 HB2 HB3 HB4 HB5 TOTAL ,545 0,555 0,414 0,414 0,503 0,552 0,518 0,518 0,369 0,370 0,448 0,453 0,453 0,715 0,715 0,655 0,490 0,658 0,510 0,428 0,467 0,378 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

126 UJI VALIDITAS INSTRUMEN (MOTIF ISLAM ITU INDAH) No. Nomor Butir IF1 IF2 IF3 IF4 IF5 IF6 IF7 IF8 IF9 IP1 IP2 IP3 IP4 IS1 IS2 IS3 IS4 HB1 HB2 HB3 HB4 HB5 TOTAL ,431 0,521 0,448 0,403 0,527 0,588 0,529 0,498 0,511 0,378 0,446 0,421 0,421 0,639 0,639 0,646 0,498 0,678 0,533 0,483 0,470 0,363 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

127 UJI VALIDITAS INSTRUMEN (KEPUASAN MAMAH DAN AA BERAKSI) No. Nomor Butir IF1 IF2 IF3 IF4 IF5 IF6 IF7 IF8 IF9 IP1 IP2 IP3 IP4 IS1 IS2 IS3 IS4 HB1 HB2 HB3 HB4 HB5 TOTAL ,432 0,463 0,517 0,414 0,502 0,457 0,512 0,552 0,552 0,509 0,455 0,630 0,431 0,511 0,663 0,670 0,486 0,530 0,493 0,573 0,648 0,488 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

128 UJI VALIDITAS INSTRUMEN (KEPUASAN ISLAM ITU INDAH) No. Nomor Butir IF1 IF2 IF3 IF4 IF5 IF6 IF7 IF8 IF9 IP1 IP2 IP3 IP4 IS1 IS2 IS3 IS4 HB1 HB2 HB3 HB4 HB5 TOTAL ,419 0,517 0,465 0,417 0,529 0,592 0,536 0,489 0,505 0,377 0,453 0,426 0,426 0,631 0,631 0,646 0,482 0,661 0,507 0,479 0,488 0,486 0,361 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

129 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen (Motif Mamah dan Aa Beraksi) Hasil Uji Reliabilitas Instrumen (Kepuasan Mamah dan Aa Beraksi) Hasil Uji Reliabilitas Instrumen (Motif Islam Itu Indah) Hasil Uji Reliabilitas Instrumen (Kepuasan Islam Itu Indah)

130 Data Responden

131 Frekuensi dan Curahan Waktu Menonton Program Mamah dan Aa Beraksi

132 Frekuensi dan Curahan Waktu Menonton Program Islam Itu Indah

133 MOTIF (Mamah dan Aa Beraksi) R IF1 IF2 IF3 IF4 IF5 IF6 IF7 IF8 IF9 IP1 IP2 IP3 IP4 IS1 IS2 IS3 IS4 HB1 HB2 HB3 HB4 HB

134

135

136

137 ,586 4,179 4,293 4,428 4,471 4,507 4,542 4,450 4,450 3,686 4,185 4,378 4,500 4,142 3,664 3,492 2,785 3,600 3,528 3,235 3,664 3,378 IF IP IS HB 4,323 4,188 3,521 3,481

138 MOTIF (Islam Itu Indah) R IF1 IF2 IF3 IF4 IF5 IF6 IF7 IF8 IF9 IP1 IP2 IP3 IP4 IS1 IS2 IS3 IS4 HB1 HB2 HB3 HB4 HB

139

140

141

142 ,714 3,986 4,143 4,193 4,279 4,343 4,400 4,457 4,479 3,750 4,114 4,414 4,614 3,643 3,514 3,071 2,607 3,800 3,907 4,200 4,171 4,021 IF IP IS HB 4,221 4,223 3,209 4,020

143 KEPUASAN (Mamah dan Aa Beraksi) R IF1 IF2 IF3 IF4 IF5 IF6 IF7 IF8 IF9 IP1 IP2 IP3 IP4 IS1 IS2 IS3 IS4 HB1 HB2 HB3 HB4 HB

144

145

146

147 ,386 4,2 4,336 4,485 4,521 4,536 4,586 4,5 4,5 3,686 4,221 4,428 4,536 4,021 3,729 3,357 2,593 3,614 3,243 3,293 3,671 3,064 IF IP IS HB 4,339 4,218 3,425 3,377

148 KEPUASAN (ISLAM ITU INDAH) R IF1 IF2 IF3 IF4 IF5 IF6 IF7 IF8 IF9 IP1 IP2 IP3 IP4 IS1 IS2 IS3 IS4 HB1 HB2 HB3 HB4 HB

149

150

151

152 ,493 3,993 4,2 4,243 4,286 4,457 4,443 4,457 4,585 3,721 4,214 4,193 4,2 3,643 3,471 2,93 2,314 3,736 4,2 4,093 4,157 4,036 IF IP IS HB 4,240 4,082 3,091 4,044

153 SELISIH SKOR GS-GO MAMAH DAN Aa BERAKSI R GS GO GS-GO

154

155 SELISIH SKOR GS-GO ISLAM ITU INDAH R GS GO GS-GO

156

157 Peneliti Menjelaskan Isi Angket Kondisi Saat Anggota Majelis Taklim Melakukan Pengisian Angket

158 Kondisi Saat Anggota Majelis Taklim Melakukan Pengisian Angket Kondisi Saat Anggota Majelis Taklim Melakukan Pengisian Angket

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Setiap usaha dan tindakan manusia selalu berlandaskan motif. Motif menjadi alasan untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu, seperti kegiatan belajar, bekerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN PESERTA KUIS KEBANGSAAN DALAM MENGIKUTI PROGRAM ACARA KUIS KEBANGSAAN RCTI. Ruth Alvoncia Hernawan / Mario Antonius Birowo

MOTIF DAN KEPUASAN PESERTA KUIS KEBANGSAAN DALAM MENGIKUTI PROGRAM ACARA KUIS KEBANGSAAN RCTI. Ruth Alvoncia Hernawan / Mario Antonius Birowo MOTIF DAN KEPUASAN PESERTA KUIS KEBANGSAAN DALAM MENGIKUTI PROGRAM ACARA KUIS KEBANGSAAN RCTI Ruth Alvoncia Hernawan / Mario Antonius Birowo Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

MOTIF MAHASISWI MENONTON PROGRAM ACARA JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV

MOTIF MAHASISWI MENONTON PROGRAM ACARA JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV MOTIF MAHASISWI MENONTON PROGRAM ACARA JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV (Studi pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Ilmu Komunikasi Audio Visual Angkatan 2008) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Teori Uses and gratifications model adalah teori yang meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang kemudian menimbulkan harapan tertentu

Lebih terperinci

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7)

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7) JUDUL SKRIPSI : KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7) OLEH : CHRISTINE, PEMBIMBING : BIROWO PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan sumber informasi yang disajikan oleh media. Masyarakat menjadikan media sebagai subjek pembicaraan di

Lebih terperinci

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom. HUBUNGAN ANTARA MOTIF DAN KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM BERITA ISLAMI MASA KINI DI TRANS TV (Survei Terhadap Mahasiswa Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Skripsi

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa Modul ke: 11 Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa Teori Penggunaan dan Gratifikasi dan Teori Pencarian Informasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci

KESENJANGAN KEPUASAN PEMIRSA TELEVISI PADA ACARA SITKOM

KESENJANGAN KEPUASAN PEMIRSA TELEVISI PADA ACARA SITKOM KESENJANGAN KEPUASAN PEMIRSA TELEVISI PADA ACARA SITKOM (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UMM Angkatan 2012 Tentang Sitkom Tetangga Masa Gitu di NET TV dan Stasiun Cinta di TRANS TV) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup hanya bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. Umumnya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal terpenting dalam menunjukkan keberadaan seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula melibatkan sekian banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA KOMEDI DAN KESENJANGAN KEPUASAN (Studi Tentang Kesenjangan Kepuasan pada Pemirsa Tayangan Komedi YUK KEEP SMILE di Trans TV dan PESBUKERS di ANTV Pada Masyarakat Desa Jengglong Kelurahan Bejen Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Tidak berlebihan

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Tidak berlebihan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi massa adalah proses media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada masa sekarang ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Semakin berkembangnya media massa, masyarakat dapat semakin mudah untuk menjangkau informasi dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Uses and Gratification Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masyarakat telah secara bebas dalam memilih jenis media yang disukai. Sesuai dengan pendekatan Uses and Gratifications yang menjelaskan bahwa pengguna

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini secara umum membahas terkait motif serta kepuasan followers twitter Kuis Kebangsaan yang juga menjadi peserta dari Kuis Kebangsaan di RCTI. Hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itulah, ilmu komunikasi saat ini telah berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan media massa yang paling populer dan tersebar di seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di zaman sekarang ini. Media

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi

I. PENDAHULUAN. Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi para produsen produk sejenis. Perubahan gaya hidup, kemajuan pemikiran, membuat konsumen

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka 5 PENDEKATAN TEORETIS Bab ini menjelaskan tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Bahan pustaka yang dirujuk berasal dari beberapa sumber berupa buku dan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga saat menggunakan internet, orang dapat berkomunikasi melalui .

BAB I PENDAHULUAN. juga saat menggunakan internet, orang dapat berkomunikasi melalui  . BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan media massa telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Menurut Biagi (2010, 5) setiap hari manusia selalu menghabiskan sebagian waktunya

Lebih terperinci

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si Faktor-faktor Pendorong Orang Menonton Program Berita Liputan 6 di SCTV (Studi Eksplanatif-Kuantitatif Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Kampung Sudagaran Kelurahan Tegalrejo Yogyakarta Menonton Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan, 2004:41) harus menyajikan acara yang bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan, 2004:41) harus menyajikan acara yang bermutu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini televisi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan

Lebih terperinci

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN HUMOR OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 TERHADAP KEPUASAN PENONTON

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN HUMOR OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 TERHADAP KEPUASAN PENONTON PENGARUH TERPAAN TAYANGAN HUMOR OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 TERHADAP KEPUASAN PENONTON (Study pada mahasiswa FISIP jurusan ilmu komunikasi angkatan 2011) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak gerakan reformasi tahun 1998, media massa khususnya televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik fungsi maupun tujuan pembentukannya. Sejak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program televisi di Indonesia kian beragam jenisnya. Setiap stasiun televisi berlomba-lomba untuk membuat program-program acara yang menarik, yang informatif dan menghibur,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan salah satu bentuk media massa elektronik yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia. Dunia pertelevisian di Indonesia

Lebih terperinci

KEPUASAN DALAM MENONTON PROGRAM TELEVISI

KEPUASAN DALAM MENONTON PROGRAM TELEVISI KEPUASAN DALAM MENONTON PROGRAM TELEVISI (Studi Kasus Tentang Kepuasan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo dalam Menonton Acara Sepak Bola di RCTI dan Moto GP di Trans7).

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. banyak yang mengundang Pro dan Kontra dikalangan pakar maupun Praktisi.

BAB. I PENDAHULUAN. banyak yang mengundang Pro dan Kontra dikalangan pakar maupun Praktisi. 1 BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Televisi merupakan media elektronik dalam komunikasi massa yang muncul belakangan dibanding radio, perekam suara dan film. Meskipun muncul belakangan, namun kehadiran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. Karena melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang sedang dan telah terjadi

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORETIS

BAB II PENDEKATAN TEORETIS BAB II PENDEKATAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut akan diuraikan beberapa konsep dan pengertian yang berkaitan dengan kajian kepuasan pada media radio. Beberapa di antaranya adalah radio sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Acara televisi saat ini didominasi oleh program acara hiburan yang hanya mengejar rating dan share yang berorientasi kepada keuntungan saja. Begitu banyaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian dari pola interaksi unsur-unsur dalam sistem sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas pola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massa Radio adalah salah satu bentuk dari media massa elektronik selain televisi. Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920, sedangkan penerbitan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIF MEMBACA TABLOID LPM INSTITUT DENGAN KEPUASAN MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIF MEMBACA TABLOID LPM INSTITUT DENGAN KEPUASAN MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN HUBUNGAN ANTARA MOTIF MEMBACA TABLOID LPM INSTITUT DENGAN KEPUASAN MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2013-2014 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi

Lebih terperinci

Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta

Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta FX Okta Indrawan Satriya / Drs. M. Antonius Birowo, MA., Ph. D Program

Lebih terperinci

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON KUIS HAPPY SONG DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Motif Remaja Surabaya Terhadap Kuis Happy Song di Indosiar) SKRIPSI

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON KUIS HAPPY SONG DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Motif Remaja Surabaya Terhadap Kuis Happy Song di Indosiar) SKRIPSI MOTIF REMAJA DALAM MENONTON KUIS HAPPY SONG DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Motif Remaja Surabaya Terhadap Kuis Happy Song di Indosiar) SKRIPSI Oleh : Kharla Siska Dewi NPM. 0643010121 YAYASAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pertelevisian adalah dunia yang selalu menarik perhatian banyak masyarakat. Hampir setiap hari dan setiap waktu, banyak orang menghabiskan waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembangnya teknologi komunikasi yang begitu cepat menyebabkan masyarakat memiliki kemudahan dalam mengakses informasi yang diinginkan, tanpa batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, bentuk, pola, dan peralatan komunikasi juga mengalami perubahan secara signifikan. Komunikasi

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN KHALAYAK PENDENGAR RADIO TERHADAP PROGRAM SPORT NEWS. (Studi pada siaran Edan Bola di PT Radio Chakra Bhuwana kota Malang ) SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN KHALAYAK PENDENGAR RADIO TERHADAP PROGRAM SPORT NEWS. (Studi pada siaran Edan Bola di PT Radio Chakra Bhuwana kota Malang ) SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN KHALAYAK PENDENGAR RADIO TERHADAP PROGRAM SPORT NEWS (Studi pada siaran Edan Bola di PT Radio Chakra Bhuwana kota Malang ) SKRIPSI Disusun Oleh : MOCH RUDI CAHYONO (201010040311397) JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain lain (menurut Barelson and Stainer, 1964). Menurut Thomas M. Scheidel mengemukakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Di samping kebutuhan mereka akan sandang, pangan, dan papan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini informasi menjadi hal utama yang sangat dibutuhkan oleh semua masyarakat. Semakin berkembangnya media komunikasi, masyarakat dapat semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Audio visual merupakan sarana yang diberikan televisi,audio visual juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Audio visual merupakan sarana yang diberikan televisi,audio visual juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan media massa di Indonesia saat ini masih di dominasi oleh televisi karena selain menyajikan tayangan yang real dan nyata, televisi juga selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh komunikator kepada komunikan, dengan perantara media sebagai alat yang menjembatani untuk sampainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Uses and Gratification sangat menonjolkan sisi audiens sebagai pihak yang paling aktif menentukan pilihan media mana yang hendak digunakan. Teori Uses and Gratification

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber informasi yang bersifat satu arah, linear communication.

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber informasi yang bersifat satu arah, linear communication. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan salah satu dari sekian banyak sumber hiburan yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari kita. Televisi juga merupakan bagian yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas sehingga dapat diproduksi, didistribusikan, dan direproduksi dalam jumlah besar

Lebih terperinci

MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS : APARTEMEN MEDITERANIA GARDEN 2 TOWER K)

MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS : APARTEMEN MEDITERANIA GARDEN 2 TOWER K) MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV TERHADAP PERILAKU SOSIAL (STUDI KASUS : APARTEMEN MEDITERANIA GARDEN 2 TOWER K) Calzulina WIDODO Binus University, Jakarta, Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat, media massa menjadi sangat penting. Berbagai fungsi dan berbagai macam jenis-jenis

Lebih terperinci

MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV

MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROGRAM ACARA TALKSHOW SHOW IMAH DI TRANS TV

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROGRAM ACARA TALKSHOW SHOW IMAH DI TRANS TV PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROGRAM ACARA TALKSHOW SHOW IMAH DI TRANS TV (Studi Deskriptif Kuantitatif Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta 2010/2011 ) SKRIPSI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media.

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI (PAPER) Studi Tingkat Kepuasan Penggunaan Situs Pasoepati.net di Kalangan Suporter Sepak Bola (Pasoepati) di Kota Surakarta

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI (PAPER) Studi Tingkat Kepuasan Penggunaan Situs Pasoepati.net di Kalangan Suporter Sepak Bola (Pasoepati) di Kota Surakarta NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI (PAPER) Studi Tingkat Kepuasan Penggunaan Situs Pasoepati.net di Kalangan Suporter Sepak Bola (Pasoepati) di Kota Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kelengkapan Sidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Banyak cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa, telepon, surat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Media massa berperan sebagai sumber rujukan di bidang pendidikan dan penyebaran informasi yang cepat. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA PENELITIAN

BAB V ANALISA DATA PENELITIAN BAB V ANALISA DATA PENELITIAN A. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Uji Validitas Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hanya memapaparkan situasi yang didapat atau peristiwa yang diperoleh dari data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya media komunikasi saat ini membuat orang dari

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya media komunikasi saat ini membuat orang dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya media komunikasi saat ini membuat orang dari berbagai belahan dunia dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat. Media yang digunakan pun bermacam-macam

Lebih terperinci

KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM SONORA NEWS DI RADIO SONORA SURABAYA

KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM SONORA NEWS DI RADIO SONORA SURABAYA JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM SONORA NEWS DI RADIO SONORA SURABAYA Eunike Laura C.S., Prodi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KEDIRI (Analisis Isi Program Acara Warta 6 Pada Masa Kampanye di KSTV Kediri)

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KEDIRI (Analisis Isi Program Acara Warta 6 Pada Masa Kampanye di KSTV Kediri) OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KEDIRI (Analisis Isi Program Acara Warta 6 Pada Masa Kampanye di KSTV Kediri) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. dalam hal memperluas wawasan pegetahuan, memahami kedudukan serta

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. dalam hal memperluas wawasan pegetahuan, memahami kedudukan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam hal memperluas wawasan pegetahuan, memahami kedudukan serta perannya dalam masyarakat. Didorong

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh penulis disini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu merupakan penelitian yang hasilnya berupa

Lebih terperinci

PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI

PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI Oleh Ika Windarti 1100056041 DISUSUN OLEH : UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di awal perkembangannya di Indonesia, siaran televisi dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan vindonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dilihat dari munculnya berbagai macam stasiun televisi swasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makhluk sosial memang merupakan istilah yang sangat tepat untuk manusia, yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Tiada hari tanpa komunikasi,

Lebih terperinci

PENGARUH TAYANGAN TELEVISI TERHADAP SIKAP

PENGARUH TAYANGAN TELEVISI TERHADAP SIKAP PENGARUH TAYANGAN TELEVISI TERHADAP SIKAP (Studi Korelasional Pengaruh Acara Dahsyat di Stasiun Televisi RCTI Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU) Diajukan Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan industri media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, teknologi komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi komunikasi memudahkan setiap orang untuk

Lebih terperinci

MOTIVASI AUDIENCE DALAM MENONTON PROGRAM ACARA JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV. (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2007 Perempuan)

MOTIVASI AUDIENCE DALAM MENONTON PROGRAM ACARA JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV. (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2007 Perempuan) MOTIVASI AUDIENCE DALAM MENONTON PROGRAM ACARA JIKA AKU MENJADI DI TRANS TV (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2007 Perempuan) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 3 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Komunikasi Massa Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia informasi di era globalisasi seperti sekarang ini sangat berkembang pesat khususnya media elektronik seperti televisi. Di Indonesia siaran televisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia penyiaran khususnya televisi, telah menyebabkan perubahan pola pikir dan gaya hidup masyarakat, khususnya anak-anak di perkotaan. Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada motif audiens atau khalayak masyarakat Surabaya dalam mendengarkan program acara Good Morning Hard Rockers Surabaya. Motif merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam penyebaran informasi atau sebagai proses komunikasi massa yang bersifat komersil maupun sosial.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media massa, masih menempati posisi jawara paling diminati, dibanding media massa lainnya. Televisi memberi banyak kemungkinan ilustrasi

Lebih terperinci

MOTIF LAKI-LAKI MENONTON ACARA MATA LELAKI DI TRANS7 (STUDI PADA LAKI-LAKI DI RW 03 DESA LANDUNGSARI KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG) SKRIPSI

MOTIF LAKI-LAKI MENONTON ACARA MATA LELAKI DI TRANS7 (STUDI PADA LAKI-LAKI DI RW 03 DESA LANDUNGSARI KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG) SKRIPSI MOTIF LAKI-LAKI MENONTON ACARA MATA LELAKI DI TRANS7 (STUDI PADA LAKI-LAKI DI RW 03 DESA LANDUNGSARI KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM GOOD MORNING HARD ROCKERS ON SBO

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM GOOD MORNING HARD ROCKERS ON SBO JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA MOTIF MASYARAKAT SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM GOOD MORNING HARD ROCKERS ON SBO Sherlycin Angkari, Prodi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi dan hiburan semakin hari semakin meningkat. Hal ini mendorong masyarakat untuk berusaha memenuhi kebutuhan tersebut melalui pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harold D. Lasswell menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect? (siapa mengatakan

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR TERHADAP TELEVISI LOKAL DELI TV (DTV) MEDAN

PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR TERHADAP TELEVISI LOKAL DELI TV (DTV) MEDAN PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR TERHADAP TELEVISI LOKAL DELI TV (DTV) MEDAN (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memnuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian di kenal dengan sebutan uses

BAB I PENDAHULUAN. memnuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian di kenal dengan sebutan uses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa adalah alat atau perantara untuk proses pengiriman atau penyampaian sebuah pesan dari komunikator kepada komunikan yang terdapat pada komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sifat penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sifat penelitian deskriptif kuantitatif. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan sifat penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif dengan mengunakan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,

Lebih terperinci