PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN LARI KASVOL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
|
|
- Suparman Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Wisnu Aditya Kurniawan 11 PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN LARI KASVOL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN Oleh Wisnu Aditya Kurniawan, S.Or SMK Negeri 1 Brondong Lamongan wisnu.aditya_kurniawan@yahoo.com Abstrak Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Brondong Tahun Pelajaran 2016/2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitan tindakan kelas. Subjek penelitan yang dipakai dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Brondong Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil, tepatnya pada bulan September 2016sampai dengan oktober Hasil penelitian menunjukkan bahwa 32 anak yang telah diberikan tindakan pada siklus I, siklus II dan siklus III menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1) Kebugaran jasmani melalui modifikasi permainan lari membuat suasana belajar lebih aktif, siswa lebih mampu menampilkan karakternya masing-masing dengan tetap mengindahkah rasa percaya diri, kerjasama, keberanian dan sportivitas secara baik. 2) Penerapan modifikasi permainan lari dapat meningkatkan kebugaran jasmani, ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis siklus I ke siklus II dan siklus II ke siklus III, 3) Penerapan modifikasi permainan lari dapat meningkatkan hasil belajar kebugaran jasmani, dengan prosentase ketuntasan kelas mencapai 78,12 %. Kata Kunci: Kebugaran Jasmani, Modifikasi Permainan Lari Kasvol, Pendidikan Jasmani PENDAHULUAN Dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah pada umumnya menekankan peserta didik agar aktif bergerak dengan tujuan untuk menjaga kebugaran peserta didik. Akan tetapi kebanyakan metode-metode pembelajaran yang dipraktikkan di lapangan kurang begitu menarik, sehingga anak merasa jenuh, kurang bergairah dan cenderung kurang aktif dalam melakukan aktivitas gerak. Oleh karena itu didapatkan ide untuk meningkatkan kebugaran jasmani pada anak-anak di sekolah, dengan metode yang dibuat sedemikian rupa sehingga peserta didik lebih tertarik untuk melakukannya. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas gerak untuk menghasilkan perubahan kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental dan emosional. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang sangat populer diminati oleh siswa. Maka dari itu guru pendidikan
2 12 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 3, Mei 2017 jasmani hendaknya memanfaatkan hal itu dengan memberikan yang terbaik untuk peserta didik. Ketika pembelajaran kebugaran jasmani siswa cenderung lebih memilih bermain daripada mengikuti materi. Ketika guru memberikan materi tentang peningkatan kebugaran jasmani, kebanyakan siswa sering mengeluh kecapekan dan akhirnya pada pertemuan berikutnya cenderung tidak mengikuti kegiatan olahraga di lapangan. Guru harus bisa berpikir bagaimana caranya agar peserta didik lebih tertarik dalam materi peningkatan kebugaran jasmani. Oleh sebab itu, muncul suatu gagasan dari masalah tersebut tentang permainan yang dianggap bisa meningkatkan kebugaran jasmani tentunya menarik dan mudah dipahami. Permainan merupakan suatu alat untuk menarik minat anak-anak untuk melakukannya. Slavon berpendapat bahwa permainan adalah khayalan seorang anak dalam mengenal situasi atau keadaan nyata. Selanjutnya Havigurst menerangkan bahwa permainan merupakan aktivitas memanjakan diri sendiri dan tidak memperdulikan kepentingan hidupnya. Sementara itu, Ellis menerangkan bahwa permainan pada umumnya dianggap sebagai perilaku yang ditunjukkan individu yang tidak dimotivasi oleh hasil akhir perilaku. (Mahendra Agus, 2005:3) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permainan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, suka rela tanpa paksaan dan tak sungguhan dalam batas waktu, tempat dan ikatan peraturan. Namun bersamaan dengan bermain tetap diperlukan ikhtiar yang sungguh-sungguh dari pemainnya disertai dengan ketegangan dan kesukaan untuk mencapai tujuan yang berada dalam kegiatan itu sendiri dan tak berkaitan dengan perolehan material. Permainan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah permainan sejenis softball atau kasti yang dimodifikasi dengan tujuan utama yaitu anak terus berlari tanpa merasa bosan. Modifikasi permainan ini dinamakan kasti voli, yaitu suatu modifikasi permainan lari. Dalam penelitian dapat dirumuskan suatu rumusan masalah sebagai berikut, yaitu apakah modifikasi permainan lari dapat meningkatkan kebugaran jasmani pada siswa kelas XI Multimedia Tahun Pelajaran 2016/2017?. Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan kebugaran jasmani melalui modifikasi permainan lari pada siswa kelas XI Multimedia Tahun Pelajaran 2016/2017. KAJIAN PUSTAKA Pendidikan jasmani adalah sebuah proses pendidikan yang menitik beratkan pada kegiatan aktivitas fisik sehingga pendidikan tersebut dapat berguna untuk perbaikan kualitas hidup suatu individu, baik itu dalam hal fisik, mental, sertaemosional. SMK Negeri 1 Brondong Lamongan pada semeter ganjil tahun pelajaran 2016/2017 sudah menggunakan kurikulum Yang mana pada kurikulum tersebut, mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan mata pelajaran wajib kelompok B dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran per minggu. Merujuk dari National Association for Sport and Physical Education (NASPE) dalam Marlyn M. Buck (2007:19) menguraikan lima area pernyataan
3 Wisnu Aditya Kurniawan 13 keluaran (aoutcome statements) yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya mencetak anak yang terdidik secara pendidikan jasmani sekaligus sebagai makna pembelajaran PJOK, yaitu keterampilan fisik, kebugaran jasmani, berpartisipasi secara reguler dalam aktivitas fisik, pengetahuan, serta sikap dan perilaku terkait dengan aktivitas yang dilakukan. Kebugaran jasmani berarti bagaimana kemampuan jasmani seseorang dalam melakukan tugas kejasmanian sehari-hari secara optimal bahkan masih dapat melakukan kegiatan jasmani tambahan lainnya tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Kebugaran adalah kondisi seseorang dimana ia sanggup beradaptasi terhadap pembebanan fisik tanpa menimbulkan kelelahan berlebihan. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran adalah keturunan, jenis kelamin, usia, dan aktivitas fisik. Dalam penelitian ini lebih menekankan pada pengembangan aktivitas fisik untuk meningkatkan kebugaran pada peserta didik kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Brondong Tahun Pelajaran 2016/2017. Pengertian jasmani cenderung pada bentuk fisik dan kemampuan seseorang. Jasmani adalah badan lahiriah atau tubuh seseorang. Yang dibutuhkan jasmani contohnya seperti sandang, pangan, papandan lain sebagainya.namun kebanyakan manusia selalu merasa tidak puas dengan jasmaninya yang telah di beri oleh sang maha kuasa yang bisanya berdampak kepada kesehatan manusia itu sendiri jika mereka salah merawat dirinya. Seperti yang diungkapkan oleh Soedjatmo Soemowedojo, ahli fisiologi, berpendapat bahwa kebugaran jasmani yaitu kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas-batas fisiologis terhadap keadaan lingkungan dan atau kerja fisik dengan cara yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan, sehingga masih dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat rekreatif dan telah mengalami pemulihan yang sempurna sebelum datangnya tugas yang sama esok harinya (Ismaryati, 2008:39). Dari beberapa pengertian tentang kebugaran jasmani menurut ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerak dasar atau aktivitas gerak yang dilakukan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Manfaat kebugaran jasmani bagi tubuh antara lain dapat mencegah berbagai penyakit seperti jantung, pembuluh darah, dan paruparu sehingga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan jasmani yang bugar, hidup menjadi semangat dan menyenangkan. Kebugaran jasmani tidak hanya menggambarkan kesehatan, tetapi lebih merupakan cara mengukur individu melakukan kegiatannya sehari-hari. Komponen-komponen yang terdapat pada kebugaran jasmani terdiri dari kekuatan (strength), kelentukan (flexibility), daya tahan (endurance), kecepatan (speed), dan kelincahan (agility). Berikut ini adalah gambar unsur-unsur kebugaran jasmani:
4 14 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 3, Mei 2017 Gambar 1: Unsur-Unsur Kebugaran Jasmani UNSUR-UNSUR KEBUGARAN Berkaitan dengan Kesehatan: Daya tahan aerobik Komposisi tubuh Kelentukan Kekuatan otot Daya tahan otot Sumber : Nieman DC, 1993 Berkaitan dengan Keterampilan Olahraga: A. Kelincahan B. Keseimbangan C. Koordinasi D. Kecepatan E. Power F. Waktu reaksi Ada dua prinsip utama dalam pendidikan jasmani, yakni mengutamakan partisipasi semua siswa dan upaya pendidikan itu harus dapat membentuk kebiasaan hidup aktif di sepanjang hayat. Prinsip kedua berkaitan dengan usaha mencapai kualitas hidup sehat dan sejahtera paripurna. Bagian penting kualitas hidup itu adalah kebugaran jasmani (Ismaryati, 2008:37). Dalam permainan ini mengadopsi permainan softball dan kasti yang dimodifikasi dan disebut dengan kasti voli/kasvol. Disebut demikian karena permainan ini seperti kasti dan menggunakan bola voli. Pemukulnya adalah tangan dari siswa itu sendiri. Peraturan permainan kasti voli 1) Ada 4 base (termasuk home base dan 3 base) jarak dari base ke base 15 meter. 2) Terdiri dari 2 tim, yaitu tim pemukul dan tim penjaga, masing-masing berjumlah 8 anak. Tidak membedakan putra maupun putri. 3) Permainannya seperti softball akan tetapi lebih sederhana. Selain lapangan dan garis pembatas peralatan yang dibutuhkan ialah bola voli. 4) Tim pemukul melakukan pukulan bola (seperti servis bola voli) secara bergantian sesuai giliran satu per satu. Setelah memukul bola langsung berlari ke base 1, atau kemudian ke base 2, dan base 3, bahkan bisa juga langsung ke home base. 5) Home base harus dihuni oleh minimal 1 pemain. Jika kosong maka tim penjaga akan membakar. 6) Tim penjaga berusaha mematikan lawan dengan cara melemparkan bola ke arah pemain pemukul yang sedang berlari. 7) Perolehan poin Tim pemukul: jika ada anggota pemainnya yang bisa lolos melewati semua base sampai kembali lagi ke home base, 1 pemain 1 poin. Tim penjaga: jika bisa mematikan lawan, bisa mematikan 1 pemain berarti 1 poin.
5 15 m 15 m Wisnu Aditya Kurniawan 15 Bila bisa membakar home base, maka poin yang diperoleh sejumlah pemain pemukul yang masih dalam permainan. 8) Lama permainan 15 menit atau juga bisa dengan 4 babak (4 kali pergantian). Gambar 2. Lapangan Permainan Kasti Voli Papan Skor Sumber : Kajian Pustaka (Diolah) Keterangan: 0 : home base 1, 2, 3 : base : pemain pemukul : pemain penjaga Peraturan dalam peramainan ini bisa berubah menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Dan juga adanya perlakuan-perlakuan khusus yang berbeda dari pertemuan pertama sampai pertemuan berikutnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah (Arikunto, 2006:90).
6 16 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 3, Mei 2017 Gambar 3. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Winarno, (2011:73) Berdasarkan konsep di atas konsep bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu: 1) Perencanaan, Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran, lalu merencanakan tindakan yang harus dilakukan sebagai suatu solusi dari masalah yang ada. Melaksanakan sosialisasi tentang materi yang akan dipraktikkan, pengenalan permainan, memotivasi siswa dan memberi gambarangambaran tentang penting kebugaran jasmani. Selain itu juga dilakukan pengecekan tentang data siswa mengenai riwayat kesehatan setiap siswa. Jika ada yang mempunyai sakit tertentu diberi kebebasan untuk tidak ikut kegitaan ini. 2) Tindakan atau bisa dikatakan sebagai pelaksanaan (action), yaitu wujud atau implementasi dari tindakan yang telah dirancang sebelumnya. Tahap ini merupakan solusi dari masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Permainan volley kasti merupakan solusi yang diterapkan dan diamati dalam penelitian ini.3) Pengamatan dan Tes, Pengamatan merupakan kegiatan mengamati dari awal dari proses sampai hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan. Tes diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan daripada perlakuan yang diberikan kepada siswa. Adanya hasil yang signifikan sangat diharapkan dalam penelitian ini. Tes kebugaran jasmani merupakan bentuk ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran setelah siswa melakukan tindakan yang diberikan. Dalam tes ini memakai multistage fitness test (bleep test), yaitu lari bolak-balik pada jarak 20 meter dengan mengikuti irama tut yang terdengar dari pemutar suara. 4) Refleksi, Refleksi merupakan tindakan memikirkan suatu upaya evaluasi. Dari refleksi ini akan ditentukan suatu perbaikan tindakan selanjutnya. Maka rencana tindakan selanjutnya adalah mengulang tindakan dengan terus diperbaiki dari suatu tindakan ke tindakan berikutnya sampai target yang telah ditetapkan tercapai.
7 Wisnu Aditya Kurniawan 17 Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Brondong. Penelitian ini dilaksanaan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017. Dimulai pada tanggal 3 september 2016sampai dengan 24 september 2016 setiap hari rabu, dengan jumlah pertemuan keselurahan adalah 4 pertemuan, setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2x45 menit). Terdiri dari 2 siklus pada penelitian ini, setiap Siklus 2 pertemuan.subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Brondong semester ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017, yang berjumlah 32 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini mengukur tingkat kebugaran jasmani setiap sampel menggunakan multistage fitness test (MFT) yaitu, lari bolak-balik dengan irama yang ditentukan pada jarak 20 meter. Tes ini diadakan pada akhir dari setiap siklus. Setelah diberikan tindakan yaitu dengan permainan volley kasti, hasilnya akan dibandingkan dengan hasil tes berikutnya. Disitu akan dihitung seberapa jauh perubahannya, dengan menggunakan metode yang standar. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa deskriptif kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknikan alisis deskriptif dengan menggunakan prosentase dari skor pengamatan terhadap siswa oleh pengamat.rumus yang digunakan untuk menganalisis merujuk pendapat Elifson (dalam Nanang Martono, 2010:13) sebagai berikut: f Persentase x100% N Keterangan : f : frekuensi, jumlah kasus pada suatu kategori N : frekuensi total Pelaksanaan tes ini pada pertemuan terakhir pada setiap siklus. Multistage Fitness Test (bleep test) merupakan salah satu bentuk tes kebugaran jasmani. MFT yang dikembangkan oleh Leger&Lambert (1982), bertujuan untuk memantau perkembangan pengambilan oksigen maksimal (VO2max), dan selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel normba kebugaran jasmani pada kelompok umur (BrianMac Sports Coach, 2014). Prosedur pelaksanaannya sangat sederhana, bisa menggunakan lapangan voli dan membutuhkan alat pemutar suara untuk bisa didengarkan oleh siswa. Bleep test adalah lari bolak-balik dengan jarak tertentu dengan mengikuti irama tut dari pemutar suara. Jarak yang ditentukan dalam tes ini adalah 20 meter. Ada tingkatan-tingkatan yang dilalui dalam melakukan tes ini, mulai dari level 1 sampai 20. Setiap level ada beberapa kali balikan. Semakin banyak level irama atau temponya semakin cepat. Siswa harus mengikuti irama tersebut, sehingga siswa semakin merasa lelah. Untuk mengetahui tingkat kebugaran dilihat berdasarkan tabel berikut.
8 18 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 3, Mei 2017 Tabel 1. Pedoman Multistage Fitness Test Level Balikan VO 2 max Level Balikan VO2max Level Balikan VO 2 max , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,6 Sumber: I Made S.H, (2010:283)
9 Wisnu Aditya Kurniawan 19 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Setelah diketahui hasil dari tingkat kebugaran jasmani, kemudian diolah menjadi nilai yang nantinya digunakan guru pendidikan jasmani untuk dimasukkan ke raport. Penilaian ini adalah sebagai tujuan dari penelitian ini. Penentuan bobot nilai berdasarkan pemikiran peneliti yang dibantu oleh pengamat. Setelah ditentukan rentang nilai dengan menggunakan standar sembilan, selanjutnya bisa diketahui bobot nilai siswa, dengan batas ketuntasan 7,5. Dari hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut: Tabel 2. Penilaian Hasil Penelitian No Siklus I Siklus II Siklus III Angka Nilai Ket Angka Nilai Ket Angka Nilai Ket Kebugaran Kebugaran Kebugaran 1 40,2 7,00 Belum 44,2 7,50 Tuntas 44,2 7,50 Tuntas 2 54,1 8,50 Tuntas 53,3 8,50 Tuntas 52,9 8,50 Tuntas 3 41,1 7,50 Tuntas 42,1 7,50 Tuntas 43,0 7,50 Tuntas 4 27,2 6,00 Belum 39,9 7,00 Belum 44,2 7,50 Tuntas 5 26,2 5,50 Belum 23,9 5,00 Belum 24,3 5,00 Belum 6 23,0 5,50 Belum 25,0 5,50 Belum 25,0 5,50 Belum 7 51,9 8,50 Tuntas 49,9 8,00 Tuntas 50,2 8,00 Tuntas 8 41,4 7,50 Tuntas 43,0 7,50 Tuntas 43,0 7,50 Tuntas 9 44,8 7,50 Tuntas 45,2 7,50 Tuntas 45,2 7,50 Tuntas 10 30,2 6,00 Belum 31,0 6,00 Belum 31,0 6,00 Belum 11 25,0 5,50 Belum 23,9 5,00 Belum 24,3 5,00 Belum 12 42,4 7,50 Tuntas 42,1 7,50 Tuntas 43,0 7,50 Tuntas 13 41,1 7,50 Tuntas 42,1 7,50 Tuntas 44,2 7,50 Tuntas 14 41,8 7,50 Tuntas 42,1 7,50 Tuntas 43,0 7,50 Tuntas 15 43,0 7,50 Tuntas 44,2 7,50 Tuntas 44,2 7,50 Tuntas 16 45,2 7,50 Tuntas 46,2 7,50 Tuntas 46,2 7,50 Tuntas 17 35,3 8,00 Tuntas 36,0 8,00 Tuntas 37,1 7,50 Tuntas 18 33,9 7,50 Tuntas 35,3 7,50 Tuntas 36,4 7,50 Tuntas 19 29,9 6,50 Belum 33,9 7,50 Tuntas 36,0 7,50 Tuntas 20 31,4 7,00 Belum 33,9 7,50 Tuntas 37,1 7,50 Tuntas 21 33,2 7,50 Tuntas 34,3 7,50 Tuntas 36,0 7,50 Tuntas 22 35,0 8,00 Tuntas 33,9 7,50 Tuntas 36,0 7,50 Tuntas 23 33,2 7,50 Tuntas 32,9 7,00 Belum 37,1 7,50 Tuntas 24 36,7 8,00 Tuntas 36,7 8,00 Tuntas 37,8 7,50 Tuntas 25 22,5 5,00 Belum 26,2 5,00 Belum 26,2 5,00 Belum 26 26,2 6,00 Belum 28,3 5,50 Belum 29,5 5,50 Belum 27 33,6 7,50 Tuntas 33,9 7,50 Tuntas 38,1 8,00 Tuntas 28 27,2 6,00 Belum 30,2 6,00 Belum 36,0 7,50 Tuntas 29 22,1 5,00 Belum 26,8 5,00 Belum 28,3 5,00 Belum
10 20 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 3, Mei 2017 Lanjutan Tabel ,7 8,00 Tuntas 37,1 8,00 Tuntas 37,1 7,50 Tuntas 31 33,2 7,50 Tuntas 33,9 7,50 Tuntas 36,0 7,50 Tuntas 32 34,3 7,50 Tuntas 36,7 8,00 Tuntas 37,8 7,50 Tuntas Jumlah Belum Tuntas Presentase (%) 37,5% 31,25% 21,88% Jumlah Tuntas Presentase (%) 62,5% 68,75% 78,12% Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) PEMBAHASAN Siklus I Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada 20 siswa yang mampu melampui ketuntasan minimal, sisanya 12 siswa belum mampu melampaui ketuntasan minimal dan ketuntasan kelas mencapai 62,5 %. Berdasarkan tindakan dan hasil yang diperoleh pada siklus I, yang dilakukan oleh peneliti dibantu oleh pengamat ada beberapa temuan yang perlu diperhatikan sebagai upaya perbaikan diantaranya: 1) Siswa yang menunggu giliran untuk bermain cenderung pasif memperhatikan jalannya permainan. Solusi pada siklus berikutnya adalah siswa yang tidak terlibat permainan diberi tugas untuk menjadi wasit, mencatat skor dan membantu jalannya permainan. 2) Peraturan permainan kurang membuat siswa untuk bergerak, sehingga pada siklus berikutnya diupayakan untuk mengubah sedikit peraturan dalam jumlah siswa yang dalam permainan dikurangi, sisanya menjadi pemain cadangan, waktu permainan terlalu singkat. Siklus II Dari hasil penelitian pada siklus II diketahui bahwa ada 22 siswa yang mampu melampaui ketuntasan minimal, sisanya 10 siswa belum mampu melampaui ketuntasan minimal dan ketuntasan kelas mencapai 68,75 %. Berdasarkan tindakan dan hasil yang diperoleh pada siklus II, yang dilakukan oleh peneliti dibantu oleh pengamat ada beberapa temuan yang perlu diperhatikan sebagai upaya perbaikan pada siklus berikutnya sebagai berikut: 1) Waktu yang dipakai dalam permainan dirasakan siswa terlalu singkat. 2) Masih ada siswa yang tidak membantu jalannya permainan, hanya duduk-duduk saja. 3) Pada permainan, siswa putri cenderung mudah terkena serangan. Pada permainan di siklus berikutnya akan diubah peraturannya. 4) Ada beberapa siswa yang hanya bertahan dibase saja, tidak berani untuk mengambil tindakan berlari. 5) Pemain putri mudah terkena serangan. 6) Jangkauan arah bola terlalu jauh karena tidak dibatasi. Siklus III Berdasarkan hasil penelitian pada siklus III dapat diketahui bahwa ada 25 siswa yang mampu melampaui ketuntasan minimal, sisanya 7 siswa belum mampu melampaui ketuntasan minimal dan ketuntasan kelas mencapai 78,12 %. Berdasarkan tindakan dan hasil yang diperoleh pada siklus III, yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu pengamat dirasakan sudah terjadi peningkatan yang signifikan pada tingkat kebugaran dan juga peningkatan pada pencapaian
11 Wisnu Aditya Kurniawan 21 ketuntasan minimal 7,5. Oleh karena itu peneliti yang dibantu oleh pengamat mengambil keputusan untuk menghentikan perbaikan perencanaan pembelajaran, meskipun masih ada beberapa kekurangan dalam pembelajaran. Selama penerapan modifikasi permainan lari pada penelitian ini ada peningkatan hasil belajar. Dari jumlah siswa kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Brondong Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2016/2017, yang berjumlah 32 anak, pada siklus I ada 20 siswa dan pada siklus III ada 25 siswa yang mampu mencapai KKM, jadi terdapat peningkatan 15,63 %. Berdasarkan analisa dan pemikiran peneliti yang dibantu oleh pengamat meskipun motivasi, pendekatan dan pengarahan sudah diberikan kepada siswa, akan tetapi masih ada siswa yang belum mampu mencapai KKM. Ada beberapa faktor siswa belum mampu mencapai ketuntasan minimal. Hal ini menjadi masalah yang harus diperhatikan dan ditangani lebih lanjut, yaitu: 1) Siswa mempunyai gejala penyakit tifus, sehingga ketika siswa tersebut melakukan aktivitas olahraga mengakibatkan pingsan. 2) Ketidakhadiran siswa pada waktu penelitian, dikarenakan latar belakang lingkungan siswa. 3) Ada siswa yang mengalami cedera sebelum pelaksanaan penelitian, sehingga menghambat kebebasan siswa tersebut untuk melakukan permainan. 4) Faktor gizi, sebagian siswa kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Brondong Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2016/2017 mempunyai latar belakang ekonomi keluarga yang kurang mampu. Sehingga sering terjadi siswa tersebut tidak pernah makan pagi, yang berpengaruh pada tingkat kebugaran siswa ketika di sekolah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dalam peningkatan kebugaran jasmani melalui modifikasi permainan lari pada siswa kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Brondong Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2016/2017, yang berjumlah 32 anak yang telah dilakukan dengan menggunakan siklus I, siklus II dan siklus III menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1) Kebugaran jasmani melalui modifikasi permainan lari membuat suasana belajar lebih aktif, siswa lebih mampu menampilkan karakternya masingmasing dengan tetap mengindahkah rasa percaya diri, kerjasama, keberanian dan sportivitas secara baik. 2) Penerapan modifikasi permainan lari dapat meningkatkan kebugaran jasmani, ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis siklus I ke siklus II dan siklus II ke siklus III. 3) Penerapan modifikasi permainan lari dapat meningkatkan hasil belajar kebugaran jasmani, dengan prosentas ketuntasan kelas mencapai 78,12 %. Saran Sesuai dengan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini, maka saran yang dapat diajukan sebagai tindak lanjut dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) Untuk mencapai keberhasilan dalam meningkatkan pembelajaran terhadap anak didik guru dituntut membuat persiapan yang matang dan bersungguh-sungguh dalam menangani siswa. 2) Guru diharapkan mempunyai kemampuan untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi anak didik sehingga anak didik tidak mengalami kejenuhan di dalam
12 22 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 3, Mei 2017 belajar, karena itu guru dituntut kreatif didalam membuat model dan strategi pembelajaran sehingga akan tercapai tujuan yang ada di dalam kurikulum pendidikan. 3) Kekayaan gerak siswa akan tercapai bila guru kreatif membuat permainan-permainan baru yang sesuai dengan materi yang disampaikan, agar siswa berkembang dengan kemampuan alami tanpa ada paksaan. 4) Guru diharapkan menggunakan atau membuat media pembelajaran yang unik dan mudah digunakan serta diterima siswa. 5) Karena keterbatasan waktu, penelitian ini masih membahas sebagian faktor yang mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani, diharapkan ada penelitan selanjutnyayang mengkaji materi kebugaran jasmani lebih dalam agar mendapatkan hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Adi Mahasatya. Bahagia, Y. Fasilitas Dan Perlengkapan Penjas. Jakarta: Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Jakarta. BrianMac Sports Coach diakases Selasa, 13 Mei WIB. Ismaryati Tes dan Pengukuran Olahraga. Solo: Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mahendra, A Permainan Anak Dan Aktivitas Ritmik. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Jakarta. Sudijono, A Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyanto Belajar Gerak. Solo: Sebelas Maret University Press. Sukintaka Teori Pendidikan Jasmani. Solo: EsaGrafika. Topend Sports The Ultimate Sport & Science Resource Multistage Fitness Test (Beep Test) Instructions, Online),( diakses Selasa, 13 Mei WIB. Usman, H & Akbar, S Pengantar Statistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Winarno, M, E Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani. Malang: Cakrawala Utama Press.
PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN PADA SISWA SMP ISLAM GANDUSARI
PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN PADA SISWA SMP ISLAM GANDUSARI Ardhi Kurniawan STKIP PGRI Trenggalek Pendidikan jasmani merupakan suatu bidang yang bertujuan untuk menjaga kebugaran
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP Muhammad Syaleh Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan msyaleh3@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan deskriptif yang menggunakan metade survei dan teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga memberikan gambaran
Lebih terperinciPENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE
PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE Puput Eka Bajuri Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi STKIP Modern Ngawi E-mail: ekacalamander201@gmail.com
Lebih terperinciSKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna
Lebih terperinciANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016
ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 016 Osa Maliki 1), Husnul Hadi ), Ibnu Fatkhu Royana 3) Universitas PGRI Semarang osamaliki04@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai faktor utama keberhasilan pengajaran dituntut kemampuannya untuk dapat menyampaikan bahan ajar kepada siswa dengan baik. Untuk itu guru perlu mendapat
Lebih terperinciSURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015
SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar 2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dalam menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi kehidupan yang akan datang. Hal tersebut merupakan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
2.1.1. Menunjukan perilaku jujur pada saat bermain voli 2.1.2. Mnunjukan perilaku disiplin pada saat bermain voli RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu :
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN HITAM HIJAU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PADAMENAK KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 Andreas Juhara Guru
Lebih terperinciJURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN
JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Oleh : VENSA LUKITA
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN BERMAIN BARING DUDUK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 NANGA PINOH
UPAYA MENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN BERMAIN BARING DUDUK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 NANGA PINOH Imawati 1, Clarry Sada 2, Wakidi 3 1 Mahasiswa Lulusan Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang ada, jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriftif karena hasil penelitian disajikan dalam bentuk gambar.
Lebih terperinciJournal of Physical Education, Sport, Health and Recreations
Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 2 (1) (2013) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENERAPAN MODEL PENDEKATAN
Lebih terperinciPENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto
PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Jurnal Oleh Arif Cahyanto PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciMODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENOLAK PADA TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING SISWA KELAS X-1 MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 KOTA KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BERMAIN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mas Athi Sugiarthi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan hal yang sangat penting dalam usaha memperoleh ilmu pengetahuan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017, 44-48
SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA CERDAS ISTIMEWA ANGKATAN TAHUN 2014 DAN ANGKATAN TAHUN 2015 SMA NEGERI 1 KRIAN Gen Faid Nafier Rachman S-1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan jaman yang semakin maju, menyebabkan pola pendidikan dituntut untuk lebih baik dan berkembang. Berbagai macam upaya dilakukan pemerintah agar mutu pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA
Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA Abdillah 1, Anang Qosim 2, Rubiyatno
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE DEMONSTARSI PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 2 SATU ATAP PATUMBAK TAHUN AJARAN 2016/2017
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efesien tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Lebih terperinciTINGKAT KEBUGARAN JASMANI (THE PHYSICAL FITNESS) MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH
Irfandi dan Zikrurrahmat, Tingkat Kebugaran Jasmani TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (THE PHYSICAL FITNESS) MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN 2016-2017 STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH Irfandi 1 dan Zikrurrahmat
Lebih terperinciDISUSUN OLEH : ADI DHARMA SAPUTRA
HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN SMASH BOLA VOLI PADA SISWA PURA KELAS VIII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani erat kaitanya dengan kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas sehari-hari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PERBAUNGAN TAHUN AJARAN 2015/2016 MUHAMMAD SYALEH Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPITOYO TEGUH SUBAGYA Sekolah Dasar Negeri 1 Pandanharum Uptd Pendidikan Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BOLA KASTI MELALUI PERMAINAN KASBOLUN PADA SISWA KELAS V SEMESTER II SD NEGERI 1 PANDANHARUM KEC. BAGUS KAB. GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PITOYO TEGUH
Lebih terperinciOntong Sinaga Surel:
PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TEMBAK KALENG SEBAGAI ALTERNATIF VARIASI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 TEBING TINGGI Ontong Sinaga Surel: ontongsinaga222@gmail.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DENGAN PENDEKATAN MEDIA PEMBELAJARAN BOLA MODIFIKASI
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DENGAN PENDEKATAN MEDIA PEMBELAJARAN BOLA MODIFIKASI Achmad Rifai 1 Universitas Islam 45 Bekasi achmad_rifai13@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Sebelum melakukan mengajar (PPL) praktikan terlebih dahulu melakukan persiapan-persiapan. Hal ini dimaksudkan agar praktikan bisa beradaptasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan dimana saja berada. Olahraga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan rutin yang dilakukan oleh
Lebih terperinciEFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU
1 EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU Gusfar Hidayatullah 1, Drs. Ramadi, M.Kes 2, AIFO, Aref Vai,
Lebih terperinciJournal of Physical Education, Sport, Health and Recreations
ACTIVE 4 (10) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan kebudayaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena melakukan olahraga yang baik dan benar serta berkelanjutan dapat meningkatkan kebugaran jasmani.
Lebih terperinciDidi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT 60 METER MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN ALAT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI JAGARA KECAMATAN DARMA KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS BAWAH PADA PEMBELAJARAN BOLA VOLI MELALUI MEDIA VISUAL SISWA KELAS V SDN PEBATAE
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS BAWAH PADA PEMBELAJARAN BOLA VOLI MELALUI MEDIA VISUAL SISWA KELAS V SDN PEBATAE Sarlin 1, Hendrik Mentara 2, Andi Sultan Brilin 3 Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107
ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciPerbedaan pengaruh latihan lemparan atas bola softball dengan jarak tetap dan jarak bertahap terhadap ketepatan lemparan atas bola softball
Perbedaan pengaruh latihan lemparan atas bola softball dengan jarak tetap dan jarak bertahap terhadap ketepatan lemparan atas bola softball pada mahasiswa putra pembinaan prestasi softball JPOK FKIP UNS
Lebih terperinciPROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016
PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016 Aridhotul Haqiyah 1 Universitas Islam 45 Bekasi ary_haqiyah@yahoo.co.id Abstrak Tujuan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA. I Dewa Gede Buda Wisnawa
IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA I Dewa Gede Buda Wisnawa Jurusan Penjaskesrek, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran jasmani, pembinaan gerakan dilaksanakan untuk meningkatkan kwalitas kesegaran dan penampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciKEMAMPUAN DASAR BERMAIN KASTI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI KEMBANGSONGO TAHUN AJARAN 2014/2015
KEMAMPUAN DASAR BERMAIN KASTI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI KEMBANGSONGO TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Danang Endarto Putro, M.Or Dosen Jurusan PJKR STKIP PGRI Pacitan Email: juzz.juzz88@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli adalah merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer digemari diseluruh dunia. Disamping menggunakan peralatan yang sangat sederhana
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tujuan dari pendeskripsian data pada penelitian ini ialah untuk menggambarkan kondisi fisik yang dimiliki oleh atlet sepak bola PS. FKIP UNIB. Perolehan
Lebih terperinciPROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Profil Kondisi Fisik (Billy Damara) 3 PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA THE PHYSICAL CONDITION PROFILE OF SPORT SCIENCE PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan keseluruhan, oleh karena itu pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP N 1 PIYUNGAN : PJOK : VIII / Satu : 1 x Pertemuan (3 x 4 menit) A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola Lusye SD Negeri Tanamodindi, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciCara Meningkatkan Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik Kebugaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan mengarahkan siswa pada perubahan tingkah laku yang di inginkan. Pengertian ini cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia karena Pendidikan Jasmani erat kaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meirani Silviani Dewi, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adaptif merupakan salah satu pendidikan yang penting dilakukan di sekolah luar biasa. Penjas sendiri merupakan pendidikan yang dilakukan
Lebih terperinciMudtrisman Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisari UPTD Pendidikan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT 60 METER MELALUI PERMAINAN HITAM-HIJAU PADA SISWA KELAS V SEMESTER II SD NEGERI 1 KALISARI KEC. KRADENAN KAB. GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Mudtrisman
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK
PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK Misrati Kepala SDN 012 Kasang Kecamatan Kuantan Mudik misratii729@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA Aba Sandi Prayoga, M.Or. Penjaskesrek STKIP MODERN Ngawi aba_sandy@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan olahraga sejak dini merupakan satu program kebijakan pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornament yang ditempel pada program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebugaran fisik dapat di artikan sebagai kemampuan untuk berfungsi secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat kita melakukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. terampil. Tujuannya agar segala aktivitas yang dilakukan dapat diselesaikan tanpa
1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Kebugaran Jasmani Setiap orang pasti mengharapkan agar memiliki tubuh yang sehat dan terampil. Tujuannya agar segala aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan satu kesatuan dari sistem pendidikan secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, bahkan pada pendidikan tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Jasmani tidak diselenggarakan semata-mata agar anak bergembira dan bersenang-senang. Melainkan Pendidikan Jasmani merupakan wahana pendidikan yang
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 1 Klaten Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / 1 (Ganjil ) Materi Pokok : Softball Alokasi Waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebugaran dibutuhkan oleh setiap orang agar dapat menjalani kegiatannya. Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan zaman dan kesejahteraan masyarakat. Dalam era globalisasi ini setiap bangsa dituntut untuk
Lebih terperinciJURNAL EFFORTS TO INCREASE ACHIEVEMENT 50 METER RUN IN CLASS VI MI. TAUFIQUS SHIBYAN 01 TLANGOH SUB PROPPO PAMEKASAN LESSON YEAR 2015/2016
JURNAL UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR LARI 50 METER PADA SISWA KELAS VI MI. TAUFIQUS SHIBYAN 01 TLANGOH KECAMATAN PROPPO KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 EFFORTS TO INCREASE ACHIEVEMENT
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Data yang dikumpulkan melalui instrumen tes dan pengukuran pada setiap
33 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang dikumpulkan melalui instrumen tes dan pengukuran pada setiap siklus dapat disajikan sebagai berikut. Analisis Prosentase Ketuntasan Belajar Siklus
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SPRINT MELALUI PERMAINAN SIRKUIT. Slamet Riyadi
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 SD Negeri 1 Nglebur Jiken Blora Abstrak Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi rendahnya aktivitas dan hasil belajar PJOK materi Sprint
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak dapat di puaskan satu persatu, karena memiliki standard masing masing.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai wadah pendidikan formal tidaklah memperhatikan satu mata pelajaran saja. Berbagai kepentingan dan keperluan setiap mata pelajaran tidak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah siswa pada perguruan tinggi yang memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING
PENDAHULUAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PERBAUNGAN TAHUN AJARAN 2015/2016 MUHAMMAD SYALEH,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan olahraga sering kali terkalahkan oleh pendidikan akademis lainya, padahal aspek kesehatan jasmani merupakan aspek penting guna mendukung pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Bola Voli merupakan olahraga permainan yang cukup berkembang pesat dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di Indonesia ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan kehidupan tidak lepas dari pendidikan. Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan kedudukannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga salah satu cara untuk mempertahankan kesegaran jasmani, pembinaan gerakan dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas kesegaran dan penampilan puncak atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BOLA VOLI
IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BOLA VOLI I Made Seger, Nim 1196015031 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu bagian terpenting dari aktifitas fisik manusia yang berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan mental. Kegiatan olahraga yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI
UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI NUR AHMAD MUHARRAM DOSEN PENJASKESREK UNP KEDIRI ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Softball adalah olahraga beregu yang dimainkan dua tim, olahraga ini dimainkan dengan memukul bola yang dilempar oleh seorang pelempar bola dari tim yang berbeda,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SDN BATOKERBUY 2 TAHUN AJARAN 2015/2016
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SDN BATOKERBUY 2 TAHUN AJARAN 2015/2016 Sanur SDN Batokerbuy 2 Pamekasan sanur02@gmail.com
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 BANDA ACEH Nince Patikawa 1, Hasmunir 2, Thamrin
Lebih terperinciAndi Ali Saladin Kunaryo Deni Hotma Parsaoran
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOKOMOTOR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL DI KELAS IV SDN GUNTUR 09 PAGI SETIABUDI JAKARTA SELATAN Andi Ali Saladin Kunaryo Deni Hotma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sekarang ini sangatmempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di Negara yang sudah maju. Tingkat Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani (penjas) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinci