BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. terampil. Tujuannya agar segala aktivitas yang dilakukan dapat diselesaikan tanpa
|
|
- Hadian Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis Hakikat Kebugaran Jasmani Setiap orang pasti mengharapkan agar memiliki tubuh yang sehat dan terampil. Tujuannya agar segala aktivitas yang dilakukan dapat diselesaikan tanpa mengalami hambatan karena faktor kesehatan. Agar menjadi sehat diperlukan jasmani yang segar bugar. Dengan adanya kebugaran jasmani yang baik, maka semakin baik pula kondisi kesehatan. Pertanyaan yang muncul, apakah sebenarnya kebugaran jasmani itu? Untuk menemukan jawabannya, perhatikan uraian berikut ini. Ada beberapa istilah yang dipergunakan untuk maksud yang sama dengan kebugaran jasmani, yakni kesegaran jasmani dan kesemamptaan jasmani. Kesemuanya bertujuan untuk menerjemahkan istilah asalnya, yakni physical fitness. Secara harfiah, physical fitness adalah kecocokan fisik atau kesesuaian jasmani. Saat ini mengertian kebugaran jasmani (physical fitness) lebih bertitik berat pada physiological fitness yang berarti tingkat kesesuaian derajat sehat dinamis yang dimiliki seseorang terhadap beratnya tugas fisik yang harus dilakukan (Nurhayati, 2013: t.h). Sehat dinamis menurut Giriwijoyo dan Sidik (2012: 35) adalah sehat dengan kemampuan gerak yang dapat memenuhi kebutuhan gerak kehidupan sehari-hari. Wiarto (2013: 169) mengemukakan definisi kebugaran jasmani sebagai kemampuan tubuh untuk melakukan suatu pekerjaan fisik yang dikerjakan sehari- 8
2 2 hari tanpa menimbulkan kelelahan yang sangat berarti. Tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti di sini maksudnya adalah setelah seseorang melakukan pekerjaannya, orang tersebut masih memiliki cukup semangat dan energi untuk menikmati waktu luangnya maupun untuk keperluan mendadak yang lainnya. Hal senada dikemukakan oleh Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Depdikbud bahwa kebugaran jasmani merupakan kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelehahan yang berarti. Kemudian Rosdiana (2012: 34) mengatakan bahwa kebugaran jasmani merupakan aspek penting dari domain psikomotor, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh. Selanjutnya Suratman (dalam Yasin, 2011: 1) mengatakan bahwa kebugaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh (total fitness) yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan pada tiap pembebanan atau stres fisik yang layak. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka secara sederhana kebugaran jasmani dapat dipahami sebagai aspek penting dalam domain psikomotor atau gerak. Kebugaran jasmani menggambarkan keadaan seseorang yang sanggup melakukan aktivitas jasmani tanpa mengalami kelehan berarti sehingga masih dapat mengisi waktu luang untuk melakukan aktivitas selanjutnya. Untuk meningkatkan kebugaran jasmani, perlu mengetahui komponen-komponen yang terdapat di dalamnya.
3 3 Sehubungan dengan itu, menurut Wiarto (2013: 172) dan juga Martasuta (2010: t.h), komponen kesegaran jasmani dibedakan dalam dua kategori: (a) organik performance, meliputi kekuatan, kelentukan, ketahanan (otot dan kardiovaskuler), dan komposisi tubuh; (b) motor performance, meliputi keseimbangan, kelincahan, kecepatan, koordinasi, dan kecepatan reaksi. Selanjutnya Paiman (2009: 273) dalam Jurnal Cakrawala Pendidikan edisi November 2009, Th. XXVIII, No. 3 mengatakan bahwa dalam kebugaran jasmani ada tiga komponen yang dibagi tiga kelompok di antaranya adalah (1) kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan yang terdiri dari: daya tahan jantung paru, kekuatan otot, daya tahan otot, kelenturan, dan komposisi tubuh; (2) kebugaran jasmani berhubungan dengan keterampilan terdiri dari: keseimbangan (stability), daya ledak (power), kecepatan (speed), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), dan kecepatan reaksi (reaction speed); (3) kebugaran jasmani berhubungan dengan keadaan tidak menderita sakit (wellness). Berdasarkan komponen-komponen kebugaran jasmani yang telah diuraikan di atas, maka kecepatan dan kelincahan menjadi objek penelitian ini sebagaimana tertuang dalam Standar Isi Kurikulum SMP/MTs kelas VII semester genap. Dan objek penelitian ini dianggap sebagai komponen kebugaran jasmani yang berhubungan keterampilan gerak (motor permormance). Untuk dapat dipahami lebih jelas mengenai hakikat kecepatan dan kelincahan, berikut ini akan diuraikan konsep-konsep antarkeduanya.
4 4 a. Kecepatan Aspek kecepatan (speed) merupakan aspek penting dalam kebugaran jasmani dan merupakan salah satu unsur dalam pembelajaran motorik. Keberhasilan sebuah gerakan juga dapat bergantung pada aspek kecepatan ini, walaupun tidak semua kegiatan gerak membuatuhkan kecepatan. Berikut ini penulis mencoba memberikan definisi kecepatan yang dikutip dari beberapa sumber. Secara umum, kecepatan dalam pembelajaran motorik di sekolah menurut Decaprio (2013: 44) diartikan sebagai kapasitas seorang siswa agar berhasil melakukan gerakan atas beberapa pola dalam waktu yang sangat cepat. Selanjutnya menurut Wiarto (2013: 171), kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dengan demikian dapat diperoleh suatu pemahaman bahwa kecepatan merupakan kemampuan seorang siswa untuk melakukan suatu gerakan dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, kecepatan sangat diperlukan siswa agar darajat kebugaran jasmaninnya lebih baik, sehingga dapat bermanfaat dalam mempelajari keterampilan-keterampilan gerak suatu cabang olahraga. Beberapa bentuk latihan kecepatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah antara lain: lari cepat jarak meter, lari menaiki bukit (up hill), lari menuruni bukit (down hill), lari menaiki tangga gedung (Wiarto, 2013: 173).
5 5 b. Kelincahan Kelincahan (agility) juga sama pentingnya dengan kecepatan dalam meningkatkan derajat kebugaran jasmani dan pembelajaran motorik. Seorang siswa yang lincah memungkinkan ia dapat bergerak mengubah arah dalam waktu singkat. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Decaprio (2013: 47) bahwa kelincahan merupakan kemampuan badan untuk mengubah arah secara cepat dan tepat. Senada dengan pendapat Wiarto (2013: 171), kelincahan merupakan kemampuan seseorang untuk mengubahwa arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan pada dasarnya berkaitan erat dengan kelentukan. Baik buruknya kualitas kelentukan akan mempengaruhi tingkat kelentukan seseorang. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis menjadikan kecepatan dan kelincahan sebagai objek penelitian, karena sebelumnya materi ini telah diajarkan lebih dahulu pada semester ganjil mengenai keseimbangan dan kelentukan. Beberapa bentuk latihan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kelincahan siswa antara lain: lari bolak balik (shuttle run), squat trust, lari bolak balik (zig-zag run) (Wiarto, 2013: 173) Hakikat Pendekatan Bermain Anak-anak SMP/MTs. pada dasarnya sangat gemar bermain. Pada usia ini, bermain merupakan kebutuhannya. Anak bermain berarti melakukan permainan dengan suka rela dan menyenangkan. Misalnya anak bermain permainan bulutangkis, permainan bola voli, permainan sepak, dan permainan tradisional lainnya.
6 6 Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan bermain sangat disukai oleh anak-anak. Bermain yang dilakukan secara tertata sangat bermanfaat untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk anak. Pengalaman itu bisa berupa jalinan hubungan sosial untuk mengungkapkan perasaannya dengan sesama temannya dan menyalurkan hasrat. Terkait dengan konsep bermain jika pelakunya adalah anak-anak, dapat diperoleh suatu pemahaman, bermain bagi anak-anak merupakan kegiatan yang selalu menjadi kebutuhannya dan menjadi pengalaman berharga baginya karena di dalamnya berlangsung dalam suasana menyenangkan walaupun tidak sungguhsungguh tetapi terdapat kesungguhan yang menyerap konsentrasi dan tenaga, sehingga dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan jasmaninya. Seperti yang diuraikan di atas, anak bermain karena ada unsur permainan, maka Caillois (dalam Husdarta, 2010: 131) membagi permainan (game) menjadi empat kategori utama, yaitu: (1) agon, yakni permainan yang bersifat pertandingan, perlawanan kedua pihak dengan kesempatan yang sama untuk mencapai kemenangan sehingga dibutuhkan perjuangan fisik yang keras; (2) alea, yakni permainan yang mengandalkan hasil secara untung-untungan, atau hukum peluang seperti permainan dadu, rulet, kartu, dll, sementara keterampilan, kemampuan otot, tidak diperlukan; (3) mimikri, yakni permainan fantasi yang memerlukan kebebasan, dan bukan kesungguhan; dan (4) illinx, yakni mencakup permainan yang mencerminkan keinginan untuk melampiaskan kebutuhan untuk
7 7 bergerak, bertualang, dan dinamis, lawan dari keadaan alam, seperti berolahraga di alam terbuka, mendaki gunung. Bermain yang dihubungkan dengan konsep pembelajaran kebugaran jasmani pada penelitian ini, maka bermain merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menjadi objek penelitian. Pendekatan pembelajaran sendiri menurut Sudrajat (2008: 1) dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Belajar sambil bermain sangat penting dalam proses pembelajaran, sebab bermain merupakan karakteristik alami anak. Dengan belajar dalam situasi bermain akan dapat memberikan manfaat positif bagi anak, di antaranya adalah motivasi dan gairah belajar. Oleh karena itu, pembelajaran akan menyenangkan apabila pembelajaran itu dikemas berdasarkan karakterisitik alami (bermain) tersebut. Sehubungan dengan itu, Widyastuti dalam makalahnya yang disampiakan pada Seminar Mendidik Anak tanggal 29 Oktober 2010 mengatakan bahwa orangtua maupun guru sebaiknya menggunakan karaktersitik alami anak ini sebagai proses pembelajaran yang menyenangkan. Berdasarkan konsep di atas dapat dipahami bahwa pendekatan bermain dalam pembelajaran kebugaran jasmani merupakan sudut pandang guru terhadap proses pembelajaran dan menjadi acuan untuk melaksanakan proses pembelajaran
8 8 sehingga pendekatan ini menjadi dasar penentuan metode yang tepat berdasarkan karakterisitik meteri pembelajaran dan karakteristik siswa. Pendekatan bermain adalah proses penyampaikan materi pembelajaran dalam situasi bermain tanpa mengabaikan materi inti. Permainan dimaksud di sini adalah permainan kecil yang materinya disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum ( Lebih lanjut Leni dan Mulyana dalam Jurnal Online Volume 1 Nomor 2 Edisi September 2009 meyakini pendekatan bermain sesuai dengan karakter siswa di tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah umum. Jadi, penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran kebugaran jasmani khususnya pada aspek kecepatan dan kelincahan dalam pelajaran Penjasorkes dalam penelitian ini dianggap tepat dan mampu mewujudkan tujuan penelitian ini. Tujuan dimaksud adalah untuk meningkatkan kebugaran jasmani pada aspek kecepatan dan kelincahan melaui pendekatan bermain pada siswa yang menjadi subjek penelitian ini Pembelajaran Kebugaran Jasmani Melalui Pendekatan Bermain Pembelajaran penjasorkes tentang materi kebugaran jasmani yang diselenggarakan di SMP/MTs dimaksudkan untuk memberikan pengalaman aktivitas jasmani berupa latihan-latihan yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang efektif, dilakukan pendekatan bermain. Denan pembelajaran melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan motivasi siswa untuk senantiasa melatih jasmani dalam rangka pengembangan kebugaran jasmani.
9 9 Komponen kebugaran jasmani yang nenjadi sasaran pengembangan dalam penelitian ini adalah kompetensi dasar yang kedua seperti yang diraikan dalam latar belakang masalah pada bab I. Komponen tersebut adalah kecepatan dan kelincahan. Oleh karena itu, untuk mengembangkan kedua komponen ini, maka dilakukan pembelajaran melalui pendekatan bermain. Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam rangka meningkatkan kecepatan dan kelincahan siswa melalui pendekatan bermain adalah sebagai berikut. a) Kegiatan Awal 1) Menyiapkan fasilitas yang dapat digunakan dalam pembelajaran 2) Menyampiakan tujuan pembelajaran 3) Memotivasi siswa melalui penyampaian pentingnya melatih kebugaran jasmani 4) Melaksanakan pemanasan dalam suasana bermain b) Kegiatan Inti 1) Menjelaskan materi yang dipelajari 2) Membentuk siswa dalam beberapa kelompok/regu 3) Menjelaskan peraturan permainan yang akan dimainkan 4) Melaksanakan latihan-latihan kecepatan dan kelincahan melalui permainan kompetitif, seperti permainan hadang, permainan memindahkan batu, permainan benteng, dan lain-lain 5) Mengontrol pelaksanaan kompetisi kelompok/regu
10 10 c) Kegiatan Akhir 1) Melakukan evaluasi 2) Melakukan refleksi bersama (guru dan siswa) 3) Pendinginan 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan Sebagai bahwan pijakan dalam merumuskan teori-teori yang akan dituangkan dalam penelitian ini, maka penulis mencantumkan beberapa artikel atau jurnal yang relevan dengan penelitian ini. Dalam Jurnal online UPI Volume 1 Nomor 2 Edisi September 2009 oleh Leni dan Mulyana Dadan yang berjudul Pengaruh Pendekatan Bermain dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani terhadap Kecenderungan Perilaku Sosial Siswa SMA dikatakan bahwa pendekatan bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan perilaku sosial siswa. Tidak hanya itu, pendekatan bermain dapat diterapkan pada materi yang berhubungan dengan aktivitas jasmani yang cenderung membosankan bagi anak, sehingga kecenderungan tersebut dapat diatasi dengan pembelajaran menggunakan pendekatan bermain. Selanjutnya artikel online oleh Dian Kusuma Dewi (2012) berjudul Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Model Pendekatan Bermain dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP mengemukakan bahwa pendekatan bermain merupakan cara efektif dalam pembelajaran Penjasorkes pada siswa SMP. Lebih khusus lagi pada aspek kebugaran jasmani, pembelajaran melalui
11 11 pendekatan bermain menjadi solusi terbaik karena dengan bermain, para siswa akan terhindar dari rasa kejenuhan terhadap aktivitas yang dilakoninya. 2.3 Hipotesis Tindakan Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Jika guru menggunakana pendekatan bermain dalam pembelajaran, maka kebugaran jasmani (khusus komponen kecepatan dan kelincahan) siswa kelas VIIB B MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango akan meningkat. 2.4 Indikator Kinerja Adapun rumusan indikator kinerja dalam penelitian ini berbunyi: Jika kebugaran jasmani (khusus komponen kecepatan dan kelincahan) siswa kelas VII B MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango meningkat dari 26,09% menjadi 85% ke atas yang tergolong baik, maka penelitian ini dinyatakan selesai.
12 12
BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan
Lebih terperinciCara Meningkatkan Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik Kebugaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang diciptakan paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan lainnya. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu bergerak untuk terus mempertahankan
Lebih terperinciKONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI
KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI 1. Definisi kebugaran jasmani 2. Komponen kebugaran jasmani 3. Permasalahan kebugaran jasmani 4. Kiat/cara mencapai keb. jasmani DEFINISI KEB. JASMANI Kebugaran jasmani (Physical
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efesien tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak adalah bermain. Bermain merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa anak-anak adalah masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan yang menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada dasarnya dunia anak-anak adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini banyak orang yang menyadari pentingnya melakukan olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, diantaranya untuk menjadi sehat,
Lebih terperinci2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kegiatan yang banyak digemari hampir oleh seluruh warga dunia terutama oleh masyarakat indonesia baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa
Lebih terperinciANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016
ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 016 Osa Maliki 1), Husnul Hadi ), Ibnu Fatkhu Royana 3) Universitas PGRI Semarang osamaliki04@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan segala kemampuan. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja
Lebih terperinci2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bulutangkis merupakan cabang olahraga permainan yang dimainkan menggunakan raket dan shuttle-cock, dengan cara memukul atau menangkis shuttle-cock agar tidak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MTs. Nurul Bahri
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara dari makhluk natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat-hakikat yang sangat mulia diantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebugaran dibutuhkan oleh setiap orang agar dapat menjalani kegiatannya. Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari
Lebih terperinciKONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET
KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET (Studi Deskriptif pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran
Lebih terperinciPROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016
PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016 Aridhotul Haqiyah 1 Universitas Islam 45 Bekasi ary_haqiyah@yahoo.co.id Abstrak Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Olahraga adalah suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu dengan tujuan meningkatkan efisiensi fungsi tubuh yang hasil akhirnya meningkatkan kesegaran jasmani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran jasmani, pembinaan gerakan dilaksanakan untuk meningkatkan kwalitas kesegaran dan penampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu dari banyak cabang olahraga yang paling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu dari banyak cabang olahraga yang paling banyak digemari oleh sebagian besar penduduk dunia. Demikian juga di Indonesia sepak bola sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya melalui pendidikan merupakan usaha sadar agar pengembangan potensi sumber daya manusia pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan aktivitas yang dilakukan untuk melatih tubuh seseorang, yang tidak hanya berupa olahraga jasmani tetapi juga rohani. Baik olahraga jasmani maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain sepakbola, tentu saja dibutuhkan latihan yang teratur, berkesinambungan dan terus menerus, kian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta berhasilnya pembangunan khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan maka mengakibatkan terjadi penurunan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Kebugaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah tanpa meraskan lelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup sehat adalah harapan semua orang tetapi kesehatan tidak akan diperoleh apabila tanpa diikuti oleh usaha yang memadai. Apabila kehidupan kita terus-menerus dimanjakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minat belajar Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan
Lebih terperinciEVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI
EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI Hendra Saputra,Program Studi Pendidikan Jasmani,Kesehatan Dan Rekreasi Universitas Jabal Ghafur Sigli Aceh Email:hendrasaputra882@gmail.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. ini juga merupakan salah satu materi permainan yang diajarkan di tingkat SD
1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Permainan Kasti Permainan kasti pada hakikatnya merupakan salah satu jenis permainan menggunakan bola dan tergolong ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebugaran fisik dapat di artikan sebagai kemampuan untuk berfungsi secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat kita melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma yang dimilikinya kepada orang
Lebih terperinci2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sebuah prestasi olahraga merupakan suatu hasil yang di latar belakangi oleh beberapa faktor dan salah satu diantaranya adalah proses dan pembinan yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang baik dan penguasaan teknik dan faktor psikologis. Dengan memiliki kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi dalam berbagai cabang olahraga harus didukung oleh kondisi fisik yang baik dan penguasaan teknik dan faktor psikologis. Dengan memiliki kondisi fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sesuatu aktivitas yang selalu dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sekarang tidak lagi dipandang sebelah mata akan tetapi sudah menjadi
Lebih terperinciTINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK
Tingkat Kebugaran Jasmani (Heige Ma shum Hidaya) 1 TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA 16-19 TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM. 10603141037 ABSTRAK Kebugaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. olahraga bola besar. Yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bola voli merupakan cabang olahraga beregu yang termasuk dalam kelompok olahraga bola besar. Yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 6 pemain yang saling
Lebih terperinciARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018
ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 Oleh: RIZKY HARDIAN 13.1.01.09.0155 Dibimbing oleh : 1. YULINGGA NANDA HANIEF,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh semua orang, karena dengan berolahraga seseorang bukan hanya sehat jasmani dan rohani, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Olahraga sudah menjadi suatu keperluan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Olahraga juga telah menjadi kebutuhan setiap lapisan masyarakat, baik untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu cara menjaga kesehatan tubuh karena dengan berolahraga dapat meningkatkan kesegaran jasmani. Futsal merupakan salah satu permainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan oleh dua orang yang saling berlawanan (tunggal) atau empat orang yang saling berlawanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan sepak bola sudah tidak asing lagi di negara kita maupun di seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria maupun wanita bahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinamis. Olahraga juga sebagai media pendidikan sudah pula diakui
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Olahraga sudah menjadi kebutuhan masyarakat, khususnya olahraga kesehatan yang merupakan salah satu alat untuk memelihara kesehatan dinamis. Olahraga juga sebagai media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia olahraga mempunyai arti dan makna sangat penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam kehidupan. Salah satu tujuan
Lebih terperinci2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat di seluruh dunia. Di Indonesia, sepakbola bukan hanya dipandang sebagai salah satu cabang olahraga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena melakukan olahraga yang baik dan benar serta berkelanjutan dapat meningkatkan kebugaran jasmani.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di dunia. Beberapa tahun terakhir, Sekolah Sepak Bola (SSB) banyak berdiri di Indonesia. Mulai dari SSB yang profesional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan kondisi kesegaran jasmani yang baik dan prima. Tingkat kesegaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari memerlukan kondisi kesegaran jasmani yang baik dan prima. Tingkat kesegaran jasmani seseorang
Lebih terperinciUSULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS MODEL EVALUASI KEBUGARAN JASMANI BAGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Oleh:
USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS MODEL EVALUASI KEBUGARAN JASMANI BAGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK Oleh: JURUSAN FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 A. JUDUL MODEL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat diperlukan, agar segala aktifitas sehari-hari dapat berjalan. dan efisien, tidak mudah terserang penyakit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebugaran jasmani merupakan salah satu komponen dalam kehidupan manusia yang sangat diperlukan, agar segala aktifitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik. Kebugaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan lainnya. Pendidikan jasmani di sekolah dapat diupayakan peranannya untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas sebagai media utama untuk mencapai tujuan, bentuk-bentuk aktivitas fisik yang digunakan oleh
Lebih terperinci2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan salah satu kesatuan yang memiliki tujuan cukup luas antaranya adalah untuk prestasi, pendidikan, dan sebagai aktivitas untuk kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tahapan yang tepat dapat meningkatkan fungsi organ tubuh ke arah yang lebih
1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Mengingat perlunya berolahraga bagi kehidupan umat manusia, pemerintah dengan kebijakannya mengumumkan untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola sangat cepat sehingga begitu populer dan mendunia di berbagai lapisan masyarakat. Sepak bola merupakan
Lebih terperinci: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dalam menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi kehidupan yang akan datang. Hal tersebut merupakan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SKJ DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Masdin SD Negeri 02 Tlogopakis, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKJ DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF SD Negeri 02 Tlogopakis, Kecamatan Petungkriyono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permainan tenis meja adalah salah satu cabang olahraga yang banyak. di masyarakat luas,terutama di sekolah. Hal ini bukan hanya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permainan tenis meja adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari di masyarakat luas,terutama di sekolah. Hal ini bukan hanya di sebabkan oleh masuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jika tingkat kesegaran jasmani seseorang buruk maka gairah hidup dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesegaran Jasmani adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki kemampuan melakukan suatu aktivitas dengan baik tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Kesegaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK
PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK Misrati Kepala SDN 012 Kasang Kecamatan Kuantan Mudik misratii729@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN TIGA ASPEK KEBUGARAN JASMANI DALAM PERMAINAN TRADISIONAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 06 LIANG PINOH UTARA
UPAYA MENINGKATKAN TIGA ASPEK KEBUGARAN JASMANI DALAM PERMAINAN TRADISIONAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 06 LIANG PINOH UTARA Yanto 1, Rachmat Sahputra 2, Ari Fauzi Hakim 3 1 Mahasiswa Lulusan Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu berlawanan, masing-masing regu memiliki enam orang pemain. Bola voli merupakan olahraga yang
Lebih terperinciKEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI
I. Hakikat Latihan Kebugaran Jasmani II. KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Kesegaran Jasmani Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar olahraga maupun pakar kesegaran jasmani, sehingga istilah tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat aktifitas fisik manusia semakin berkurang. Hal tersebut menyebabkan aktifitas gerak yang sedikit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Pada awal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari semua lapisan masyarakat di Indonesia. Olahraga ini dapat dimainkan mulai dari tingkat anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas/olahraga secara teratur, tidur yang cukup dan tidak merokok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gaya hidup sehat mempunyai peranan yang penting untuk meningkatkan kesehatan setiap individu. Gaya hidup sehat dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi makanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima dan dapat digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan penting yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.
13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani 1. Pengertian Kebugaran Jasmani Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani. Menurut Safrit (1994: 146) ada dua definisi yang bisa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka a. Kebugaran Jasmani Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa. Batasan mengenai kebugaran
Lebih terperinciPROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG
Profil Kondisi Fisik Siswa Sekolah Dasar. PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG PJKR, FPIPSKR, Universitas PGRI Semarang donny_anhar@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apabila seorang atlet ingin mendapatkan prestasi yang maksimal tentu saja kemampuan yang dimiliki atlet harus ditingkatkan semaksimal mungkin. Dalam upaya
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 1 Klaten Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / 1 (Ganjil ) Materi Pokok : Aktivitas Kebugaran Alokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman telah mengantarkan kita pada era modernisasi dimana segala sesuatu serba praktis dan instan. Hampir semua peralatan yang diperlukan manusia saat
Lebih terperinci2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masingmasing beranggotakan lima orang di dalam lapangan.menurut Murhananto (2008;7) Futsal
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA
Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA Abdillah 1, Anang Qosim 2, Rubiyatno
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hari-hari libur biasanya banyak masyarakat melakukan kegiatan olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau bulutangkis baik di lapangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rissa Metia Putri, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam tingkat kebugaran jasmani seseorang, apalagi bagi seorang atlet. Apabila mempunyai kondisi fisik yang baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:
A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Dewasa ini, olahraga mendapat perhatian yang cukup besar baik untuk meningkatkan kualitas manusia, kesegaran jasmani maupun pencapaian prestasi. Salah satu tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan bagian dari kehidupan manusia, dengan berolahraga kesegaran jasmani seseorang dapat ditingkatkan sehingga untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal (futbol sala dalam bahasa Spanyol berarti sepak bola dalam ruangan) merupakan permainan sepak bola yang dilakukan di dalam ruangan. Dalam beberapa tahun terakhir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita merupakan bagian dari masyarakat dunia yang berada di era globalisasi, dan era globalisasi ini identik dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan. Tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak
Lebih terperinciPENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN LARI KASVOL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Wisnu Aditya Kurniawan 11 PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN LARI KASVOL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN Oleh Wisnu Aditya Kurniawan, S.Or SMK Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. olahraga yang ada di dalam ruangan, dengan jumlah pemain yang relatif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat telah menyadari akan perlunya melakukan olahraga. Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih nikmat, lebih cepat, dan lebih lancar karenanya. Dengan kemajuan teknologi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang demikian pesat, sangat besar manfaatnya bagi hidup dan kehidupan manusia. Segala aktivitas manusia menjadi lebih mudah, lebih
Lebih terperinciMETODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)
1 METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY) A. Pengertian fitnes Physical Fitness disebut juga kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan
Lebih terperinciyang lebih rumit akan lebih mudah dilakukan oleh anak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya setiap aktivitas kehidupan manusia tidak terlepas dari gerak. Manusia melakukan aktivitas gerak sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Belajar gerak dasar
Lebih terperinci2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga telah mengalami kemajuan yang begitu pesat seiring dengan perkembangan jaman. Hal tersebut ditandai dengan semakin meningkatnya perhatian dan antusiasme
Lebih terperinciPENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN
PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN (Studi Eksperimen Metode Latihan Berbeban dan Plaiometrik Terhadap Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta 2011)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengacu pada. kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengacu pada keseimbangan gerak, penanaman sikap, watak, emosi, dan intelektual dalam setiap pengajarannya. Pendidikan Jasmani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Begitu besar peran olahraga terhadap kehidupan manusia, sehingga olahraga dapat dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan,
Lebih terperinci