Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
|
|
- Sukarno Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAMPAK PEMUKIMAN PERUMAHAN NASIONAL (PERUMNAS) TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL MASYARAKATNYA (STUDI KASUS PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU KECAMATAN PERCUT SEI TUAN, KABUPATEN DELI SERDANG, SUMATERA UTARA Oleh : Sri Damaiyanti Siahaan Rosnah Siregar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sosial yang terjadi di Perumnas Mandala. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif kualitatif. Jumlah polulasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di Perumnas Mandala yang berjumlah 1000 kepala keluarga, sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 100 kepala keluarga yang dipilih secara acak sederhana (random sampling). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan angket. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif kualitatif selanjutnya penulis akan menganalisis data dengan menggunakan rumus tabel frekuensi. Dari hasil data yang dikumpulkan diketahui bahwa : hubungan sosial yang terjadi di Perumnas Mandala dalam dampak pemukiman Perumahan Nasional yaitu masyarakat yang ada di Perumnas Mandala merupakan masyarakat yang ramah terhadap masyarakat yang lain, dimana 85 responden (85%) menjawab bahwa masyarakat yang ada di Perumnas Mandala kurang ramah dan yang menjawab masyarakat yang ada di Perumnas Mandala ramah sebanyak 15 responden (15%) sedangkan yang menjawab masyarakat yang ada di Perumnas Mandala tidak ramah sebanyak 0 responden (0%). Kemudian keamanan di lingkungan Perumnas Mandala kurang baik sebanyak 68 responden (68%), dan yang menjawab keamanan di lingkungan Perumnas Mandala baik sebanyak 29 responden (29%) sedangkan yang menjawab keamanan di lingkungan Perumnas Mandala sangat baik sebanyak 3 responden (3%). Maka dampak dari pembangunan perumahan nasional yaitu memberi dampak yang negatif terhadap lingkungan sosial masyarakatnya, dimana hubungan sosial masyarakatnya kurang baik. Kata Kunci: Dampak, Perumnas, Lingkungan Sosial A. Pendahuluan Kebutuhan hidup manusia yang mendasar secara umum yaitu kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan akan papan disini diartikan sebagai kebutuhan manusia untuk memiliki tempat tinggal yang dapat digunakan sebagai tempat berteduh Sri Damaiyanti Siahaan adalah Mahasiswa jurusan PP-Kn FIS Universitas Negeri Medan Dra. Rosnah Siregar, SH., M.Si adalah Dosen jurusan PP-Kn FIS Universitas Negeri Medan Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
2 dan sebagai tempat membangun keluarga, kebutuhan akan papan ini juga sering disebut dengan kebutuhan primer yang tidak dapat diabaikan, karena dengan adanya tempat tinggal manusia dapat bermasyarakat sekaligus dapat membina kepribadiannya. Tempat tinggal pada umumnya dalam bentuk rumah walaupun pada saat ini banyak bentuk lain yang dijadikan sebagai tempat tinggal oleh sebagian masyarakat seperti Apartemen dan Rumah susun, tetapi konsep dasarnya tetap disebut dengan rumah. Apabila dilihat dari segi hukum, maka rumah dapat dijadikan sebagai tempat kedudukan alat domisili bagi setiap orang ketika melakukan hak dan kewajibannya di dalam hukum. Undang-Undang No. 4 tahun 1992 Pasal 1 Tentang Perumahan dan Pemukiman mengatakan bahwa Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar selain pangan dan sandang. Namun kenyataannya tidak mudah bagi kebanyakan orang untuk bisa mempunyai rumah yang layak terutama di daerah-daerah berpenduduk padat dimana nilai rumah dan tanah relatif tinggi. Begitu sulitnya mereka, khusunya golongan ekonomi lemah untuk memperoleh sebidang tanah sekedar untuk tempat tinggal atau dijadikan sumber hidup. Demikian pula mereka sangat rentan terhadap faktor-faktor yang mengakibatkan mereka kehilangan hak menguasai atau memiliki tanah. Di lain pihak, sekelompok orang dengan mudah menguasai dan memiliki tanah dengan jumlah yang besar, ironisnya tidak sedikit tanah-tanah yang dikuasai itu tidak dimanfaatkan dengan peruntukannya bahkan ada yang dilatarkan. Menyadari dengan semakin meningkatnya pertambahan penduduk, memberikan pengaruh terhap kebutuhan akan perumahan, apalagi masyarakat yang ada di perkotaan yang semakin lama jumlah penduduknya semakin banyak, sedangkan untuk membangun rumah tersebut tidak semua masyarakat dapat melakukannya. Maka salah satu solusi yang terbaik bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah dengan dana terbatas adalah dengan disediakannya perumahan sederhana, yang saat ini sedang dikembangkan baik oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta. Program pemerintah dalam hal menyediakan rumah sederhana yang dapat dijangkau oleh kemampuan keuangan masyarakat adalah dengan membangun Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
3 perumahan yang dikenal dengan Perumnas atau Perumahan Nasional diseluruh wilayah Indonesia termasuk di Kota Medan dan sekitarnya. Di Kota Medan dan sekitarnya sudah dibangun beberapa Perumnas seperti Perumnas Helvetia, Perumnas Mandala, Perumnas Simalingkar dan terakhir Perumnas Martubung. Perum perumnas adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengadaan perumahan dan pemukiman, dengan memperhatikan kelayakan dan keterjangkauan dan selalu berusaha mencapai targetyang ditetapkan. Sebagai salah satu perusahaan tentunya Perum Perumnas memiliki sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, dalam pencapaian tujuannya ini, tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah manusia, sasaran, tempat kedudukan, pekerjaan, teknologi, struktur dan juga lingkungan, dan faktor lainnya adalah melaksanakan penilaian prestasi pegawainya. Sehubungan dengan itu upaya pembangunan perumahan terus ditingkatkan untuk menyediakan perumahan dengan jumlah yang semakin meningkat, dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat terutama golongan yang berpenghasilan rendah dan tetap memperhatikan persyaratan, minimum bagi perumahan yang layak, sehat, aman dan serasi. Dalam pembangunan perumahan, termasuk pembangunan kota-kota baru perlu diperhatikan kondisi dan pengembangan nilai-nilai sosial budaya masyarakat, laju pertumbuhan penduduk dan penyebarannya, pusat-pusat produksi dan tata guna tanah dalam rangka membina kehidupan masyarakat yang maju. Tujuan pembangunan perumahan untuk mewujudkan kawasan dan lingkungan perumahan dengan lingkungan hunian yang berimbang meliputi rumah sederhana, rumah menengah dan rumah mewah dengan perbandingan dan kriteria tertentu sehingga dapat menampung secara serasi antara berbagai kelompok masyarakat dari berbagai kalangan seperti profesi, tingkat ekonomi serta status sosial. Lingkungan perumahan adalah kawasan perumahan yang mempunyai batasbatas dan ukuran-ukuran yang jelas dengan penataan tanah dan ruang, prasarana serta saran lingkungan yang terstruktur. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Permukiman mengatakan bahwa Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan perumahan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
4 sedangkan sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang, yang berfungsi untuk penyelengaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Rumah adalah tempat tinggal dan tempat berlindung bagi manusia. Lebih dari itu rumah juga merupakan sarana pembinaan keluarga lahir bathin, tempat mengembangkan watak dan kepribadian warganya. Bahkan rumah sebagai ruang kehidupan yang terkecil merupakan wadah yang sangat penting bagi pembinaan hidup bermasyarakat maupun hidup berbangsa. Menyadari pentingnya rumah bagi terwujudnya kesejahteraan rakyat Indonesia, maka berdirilah perusahaan milik pemerintah yang menangani masalah perumahan dengan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahaan Nasional atau dikenal dengan PERUM PERUMNAS pada tanggal 18 Juli dengan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1974, PERUM PERUMNAS dibidang usaha pengadaan perumahaan rakyat dimulai pada tahun 1950, sehingga pada bulan April 1952 dibentuk jawatan perumahan rakyat. Pada tahun 1963 dibentuk Badan Perencanaan Perumahaan dan pada tahun 1972 diadakan lokakarya dijakarta yang kemudian disusul pembentukan Badan Kebijaksanaan Perumahaan Nasional ( BKPN ) pada tahun Sejak didirikannya tahun 1974, Perumnas selalu tampil dan berperan sebagai pioneer dalam penyediaan perumahan dan pemukiman bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Melalui konsep skala besar, Perumnas berhasil memberikan kontribusi signifikan dalam pembentukan kawasan permukiman dan kota-kota baru yang terbesar di seluruh Indonesia. Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui hubungan sosial yang terjadi di lingkungan Perumnas, sehingga penulis mengangkatnya menjadi judul skripsi : Dampak Pemukiman Perumahan Nasional (PERUMNAS) Terhadap Lingkungan Sosial Masyarakatnya ( Studi Kasus Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara). B. Metode Penelitian Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan, maka sesuai dengan judul peneliti akan melakukan penelitian di Perumnas mandala Medan. Adapun penentuan lokasi ini didasarkan atas beberapa pertimbangan-pertimbangan Praktis, dan lokasi penelitian ini merupakan daerah tempat tinggal penulis.penulis telah mengenal Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
5 secara dekat sifat-sifat masyarakatdi daerah tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan masyarakat Perumnas Mandala sebanyak 3000 jiwa dimana jumlah kepala keluarga sebanyak 1000 Kepala Keluarga (KK). Berdasarkan buku pedoman penulisan skripsi jurusan Pkn (2004:14) dikatakan bahwa sampel merupakan bagian yang diambil secara representatif dari populasi (mewakili populasi). Menurut buku pedoman penulisan skripsi, (FIS, 2005:15) dikatakan bahwa: a : jumlah sampelnya 100% b : jumlah sampelnya 80% c :jumlah sampelnya 60% d : jumlah sampelnya 40% e : jumlah sampelnya 20% f /lebih : jumlah sampelnya 10% Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis mengambil sampel sebanyak 10% dari jumlah populasi sehingga penulis memeperoleh sampel sebanyak 100 kepala keluarga (KK) dengan menggunakan rumus random Sampling. Sesuai dengan rumus yang digunakan, maka perhitungannya adalah kepala keluarga (KK). 10 x 1000 = Ada dua variabel dalam penelitian ini, antara lain : a. Variabel Terikat (x), yang menjadi variabel terikat penelitian ini adalah Perumnas. b. Variabel Bebas (y), Dalam penelitian ini, variabel bebas (Y) adalah lingkungan sosial. Definsi operasional dalam penelitian ini yaitu Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional adalah Badan Usaha Milik Negara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, dimana seluruh modalnya dimiliki negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi-bagi. Lingkungan hidup sosial yaitu kehidupan masyarakat manusia baik secara individu maupun secara bersama-sama yang terbawa dengan tingkah lakunya dalam hubungannya dengan manusia lain ataupun unsur-unsur lingkungan hidup lainnya. C. Teknik Pengumpulan Data Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
6 Dalam penelitian dan proses pengumpulan data yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis mendapat data melalui Observasi (Pengamatan) langsung ke objek penelitian yakni Perumnas Mandala Medan. Angket merupakan salah satu alat mengumpulkan data dengan daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang dilengkapi dengan jawaban-jawaban yang lebih dari satu serta diberikan kebebasan untuk memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia sebagaiman dengan keadaan sebenarnya. Setiap pertanyaan terdiri dari 3 option jawaban. Bobot nilai untuk setiap jawaban pertanyaan adalah sebagai berikut : Option a diberikan nilai 3 Option b diberikan nilai 2 Option c diberikan nilai 1 Teknik analisis data diperluka dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa langkah-langkah yaitu: 1. Pengumpulan data 2. Klasifikasi data 3. Analisis data/ pengolahan data 4. Penjabaran hasil temuan data. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif selanjutnya penulis akan menganalisis data dengan menggunakan rumus tabel frekuensi. dimana P F N : Persentasep pertanyaan yang dijawab : Jumlah frekuensi setiap pilihan jawaban : jumlah soal Analisis data dalam penelitian ini, penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut: a. Analisis data tentang hubungan antar masyarakat di Perumnas Mandala b. Analisis data tentang kerukunan masyarakat di Perumnas Mandala c. Analisis data tentang kemananan di Perumnas Mandala Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
7 Tujuan analisis data adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipersentase. Untuk lebih jelasnya pengolahan data dari setiap pertanyaan mempunyai masing - masing satu tabel yakni sebagai berikut : 1. Masyarakat Yang Ada di Perumnas Mandala Dari tabel 1 dapat diketahui yaitu 85 responden (85%) menjawab bahwa masyarakat yang ada di Perumnas Mandala kurang ramah dan yang menjawab masyarakat yang ada di Perumnas Mandala ramah sebanyak 15 responden (15%) sedangkan yang menjawab masyarakat yang ada di Perumnas Mandala tidak ramah sebanyak 0 responden (0%). Keramahan merupakan sikap positif dari seseorang yang memiliki etika moral dan berpendidikan. Akan tetapi keramahan dapat menjadi milik kita semua sebagai warga masyarakat yang berbudaya dan memiliki adat istiadat ketimuran. Perilaku atau pribadi yang ramah memang disukai banyak orang. Keramahan inilah yang harus kita munculkan dan tingkatkan kembali dalam kehidupan sehari-hari dan dalam segala aspek kehidupan. Jika sudah terwujud, marilah kita semua mempertahankan keramahan tersebut sampai betul-betul bisa dinikmati dan dicontoh oleh orang lain. Keramahan yang diwujudkan lewat perilaku tutur kata dan ekspresi wajah yang manis bukan berarti harus dibuat-buat akan tetapi diharapkan sudah menjadi kepribadian kita sebagai rnasyarakat Indonesia yang cinta damai dan persahabatan. Masyarakat yang ada di Perumnas Mandala merupakan masyarakat yang kurang ramah terhadap masyarakat yang lain. Karena suatu pemukiman atau wilayah akan aman apabila masyarakatnya ramah. Akan tetapi di Perumnas Mandala masyarakatnya kurang ramah sehingga keamanannya pun kurang 2. Hubungan Antara Masyarakat Yang Satu Dengan Masyarakat Yang Lain Dari tabel 2 dapat diketahui yaitu 72 responden (72%) menjawab bahwa hubungan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain sangat baik, dan yang menjawab hubungan masyarakat yang satu dengan yang lain baik sebanyak 24 responden (24%) sedangkan yang menjawab hubungan masyarakat yang satu dengan yang lain kurang baik sebanyak 4 responden (4%). Di dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara perseorangan, antara kelompokkelompok maupun antara perseorangan dengan kelompok, untuk terjadinya interaksi Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
8 sosial harus memiliki dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi. hubungan antar masyarakat yang ada di Perumnas Mandala sangat baik. 3. Perserikatan Tolong-Menolong di Perumnas Mandala Dari tabel dapat diketahui yaitu 52 responden (52%) menjawab bahwa ada perserikatan tolong menolong seperti STM di Perumnas Mandala dan yang menjawab tidak ada sebanyak 45 responden (45%) sedangkan yang menjawab tidak tahu bahwasanya ada atau tidaknya perserikatan tolong-menolong di Perumnas Mandala sebanyak 3 responden (3%). Menurut Nasrul Effendi (2009:99) menyatakan bahwa : anggota masyarakat yang hidup dalam suatu wilayah tertentu saling tergantung satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai keterampilan sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing. Mereka hidup saling melengkapi, saling memenuhi agar tetap berhasil dalam kehidupannya. Manusia adalah makhluk sosial, artinya setiap manusia membutuhkan pertolongan orang lain.tolong menolong juga disebut saling membantu. Dalam tolong menolong hendaknya disertai sikap saling member dan menerima. Menolong orang lain hendaknya dilakukan secara tulus hati atau ikhlas. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kehidupan masyarakat di Perumnas Mandala saling tolong menolong. 4. Kerukunan Bertetangga Di Perumnas Mandala Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa 60 responden (60%) menjawab bahwa kerukunan bertetangga di Perumnas Mandala sangat rukun, dan yang menjawab masyarakat yang ada di Perumnas Mandala rukun 36 responden (36%) sedangkan yang menjawab masyarakat yang ada di Perumnas Mandala kurang rukun sebanyak 4 responden (4%). Kerukunan adalah suatu perilaku yang mencerminkan adanya saling pengertian agar tercipta perdamaian, persahabatan, dan persaudaraan. Ciri-ciri hidup rukun, yaitu : 1. Menghargai pendapat orang lain 2. Menghargai hasil karya orang lain 3. Membina hubungan baik 4. Saling menghormati Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
9 5. Saling menyayangi Manfaat hidup rukun / pentingnya hidup rukun, yaitu: a. Tidak adanya pertengkaran b. Hidup dalam keluarga menjadi harmonis c. Hidup menjadi aman d. Hidup menjadi tenteram dan damai e. Memperkokoh persatuan dan kesatuan. Dari Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kehidupan bertetangga di Perumnas Mandala sangat rukun. 5.Antara Blok Masyarakat Di Perumnas Mandala Pernah Terjadi Keributan Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa sebanyak 70 responden (70%) menjawab bahwa antara blok masyarakat di Perumnas Mandala pernah terjadi keributan, dan yang menjawab kadang-kadang masyarakat di Perumnas Mandala melakukan keributan sebanyak 25 responden (25%) sedangkan yang menjawab masyarakat di Perumnas Mandala tidak pernah melakukan keributan sebanyak 5 responden (5%). Antara blok masyarakat yang ada di Perumnas Mandala pernah terjadi keributan. Dimana faktor terjadinya keributan tersebut karena faktor dari anak remajanya. 6. Kerukunan Hidup Yang Berbeda Agama Di Perumnas Mandala Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa sebanyak 76 responden (76%) menjawab bahwa kerukunan hidup yang berbeda agama di Perumnas Mandala baik dan sebanyak 24 responden (24%) menjawab bahwa masyarakat yang berbeda agama di Perumnas Mandala kurang baik sedangkan sebanyak 0 responden (0%) menjawab masyarakat yang berbeda agama di Perumnas Mandala tidak baik. Hubungan masyarakat di Perumnas Mandala baik walaupun dilihat dari perbedaan agama. 7. Hubungan Masyarakat Yang Berbeda Suku di Perumnas Mandala Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa sebanyak 75 responden (75%) menjawab hubungan masyarakat yang berbeda suku di Perumnas Mandala baik dan yang menjawab hubungan masyarakat yang berbeda suku di Perumnas Mandala kurang baik sebanyak 16 responden (16%) sedangkan sebanyak 9 responden (9%) menjawab bahwa hubungan masyarakat yang berbeda suku di Perumnas Mandala tidak baik. Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan masyarakat yang ada di Perumnas mandala baik apabila dilihat dari perbedaan suku. Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
10 8. Hubungan Komunikasi Masyarakat di Perumnas Mandala Bila Dilihat Dari Segi Perekonomian Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa sebanyak 81 responden (81%) menjawab bahwa hubungan komunikasi masyarakat di Perumnas Mandala bila dilihat dari segi perekonomian baik, dan yang menjawab bahwa komunikasi masyarakat di Perumnas Mandala bila dilihat dari segi perekonomian kurang baik sebanyak 10 responden (10%) sedangkan yang menjawab tidak baik sebanyak 9 responden (9%). Hubungan komunikasi masyarakat di Perumnas Mandala baik apabila dilihat dari segi perekonomian. Di Perumnas Mandala dapat kita lihat bahwa masyarakatnya ada yang mampu maupun tidak mampu. Akan tetapi perekonomian tidak menjadi penghalang hubungan komunikasi di Perumnas Mandala. 9. Hubungan Masyarakat di Perumnas Mandala Bila Dilihat Dari segi Pendidikan Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa sebanyak 81 responden (81%) menjawab hubungan masyarakat di Perumnas Mandala bila dilihat dari segi pendidikan baik, dan yang menjawab hubungan masyarakat di Perumnas Mandala bila dilihat dari segi pendidikan kurang baik sebanyak 10 responden (10%) sedangkan yang menjawab tidak baik ada 1 responden (1%). Hubungan masyarakat di Perumnas Mandala baik bila dilihat dari segi pendidikan. Pendidikan didukung karena faktor perekonomian. Akan tetapi, pendidikan tidak membatasi hubungan komunikasi masyarakat yang berpendidikan dengan masyarakat yang kurang berpendidikan. 10. Antar Tetangga di Perumnas Mandala Pernah Terjadi Keributan Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa sebanyak 70 responden menjawab antar tetangga tidak pernah terjadi keributan, dan yang menjawab antar tetangga sering terjadi keributan sebanyak 26 responden (26%) sedangkan sebanyak 4 responden (4%) menjawab antar tetangga pernah terjadi keributan. Antar tetangga di Perumnas Mandala tidak terjadi keributan. Ini dapat kita lihat bahwa masyarakat di Perumnas Mandala sangat rukun. 11. Keamanan Lingkungan di Perumnas Mandala Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa keamanan di lingkungan Perumnas Mandala kurang baik sebanyak 68 responden (68%), dan yang menjawab keamanan di Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
11 lingkungan Perumnas Mandala baik sebanyak 29 responden (29%) sedangkan yang menjawab keamanan di lingkungan Perumnas Mandala sangat baik sebanyak 3 responden (3%). Menjaga keamanan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama sebagai warga negara yang baik. Salah satu bagian terpenting dalam pemeliharan keamanan lingkungan adalah peran serta masyarakat. Dalam hal ini bentuk partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan diwujudkan dalam bentuk Sistem Keamanan Lingkungan. Siskamling dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban di Perumnas Mandala. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat lepas dari interaksinya dengan manusia lain. Dalam interaksinya dengan manusia lain, maka tercipta suatu masyarakat dan suatu peradapan serta kebudayaan manusia yang didalamnya terdapat nilai-nilai yang mendasari dan menuntun tindakan-tindakan dalam hidup bermasyarakat. Keamanan lingkungan di Perumnas Mandala kurang baik. 12. Antar Remaja di Lingkungan Perumnas Mandala Pernah Membuat Keributan Dari tabel 12 dapat diketahui bahwa sebanyak 70 responden (70%) menjawab antar remaja di lingkungan Perumnas Mandala pernah membuat keributan, dan yang menjawab antar remaja sering membuat keributan di Perumnas Mandala sebanyak 25 responden (25%) sedangkan yang menjawab antar remaja tidak pernah membuat keributan di Perumnas Mandala sebanyak 5 responden (5%). Antar remaja di lingkungan Perumnas Mandala pernah membuat keributan. 13. Keramahan Masyarakat Yang Ada di Sekitar Lingkungan Perumnas Mandala Dari tabel 13 dapat diketahui bahwa sebanyak 62 responden (62%) menjawab karamahan masyarakat yang ada di sekitar lingkungan Perumnas Mandala kurang baik, dan yang keramahan masyarakat yang ada disekitar lingkkungan Perumnas Mandala baik sebanyak 21 responden (21%) sedangkan yang menjawab masyarakat yang ada disekitar Perumnas Mandala tidak baik sebanyak 7 responden (7%). Keramahan merupakan sikap positif dari seseorang yang memiliki etika moral dan berpendidikan. Akan tetapi keramahan dapat menjadi milik kita semua sebagai warga masyarakat yang berbudaya dan memiliki adat istiadat ketimuran. Perilaku atau pribadi yang ramah memang disukai banyak orang. Keramahan inilah yang harus kita Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
12 munculkan dan tingkatkan kembali dalam kehidupan sehari-hari dan dalam segala aspek kehidupan. Jika sudah terwujud, marilah kita semua mempertahankan keramahan tersebut sampai betul-betul bisa dinikmati dan dicontoh oleh orang lain. Keramahan yang diwujudkan lewat perilaku tutur kata dan ekspresi wajah yang manis bukan berarti harus dibuat-buat akan tetapi diharapkan sudah menjadi kepribadian kita sebagai rnasyarakat Indonesia yang cinta damai dan persahabatan.keramahan masyarakat yang ada di sekitar Perumnas Mandala kurang baik. 14. Kerja Sama Antar Warga Dalam Memperbaiki Fasilitas Lingkungan Dari tabel 14 dapat diketahui bahwa sebanyak 80 responden (80%) menjawab bahwa kerja sama antarwarga dalam memperbaiki fasilitas Perumnas Mandala sangat baik dan yang menjawab baik sebanyak 18 responden (18%) sedangkan yang menjawab kurang baik sebanyak 2 responden (2%). Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan setiap orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa bantuan orang lain. Secara alamiah, manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya. H. Kusnadi (2003) mengatakan bahwa berdasarkan penelitian kerja sama mempunyai beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut: a) Kerja sama mendorong persaingan di dalam pencapaian tujuan dan peningkatan produktivitas. b) Kerja sama mendorong berbagai upaya individu agar dapat bekerja lebih produktif, efektif, dan efisien. c) Kerja sama mendorong terciptanya sinergi sehingga biaya operasionalisasi akan menjadi semakin rendah yang menyebabkan kemampuan bersaing meningkat. d) Kerja sama mendorong terciptanya hubungan yang harmonis antarpihak terkait serta meningkatkan rasa kesetiakawanan. e) Kerja sama menciptakan praktek yang sehat serta meningkatkan semangat kelompok. f) Kerja sama mendorong ikut serta memiliki situasi dan keadaan yang terjadi dilingkungannya, sehingga secara otomatis akan ikut menjaga dan melestarikan situasi dan kondisi yang telah baik. Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
13 Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama antar warga dalam meperbaiki fasilitas lingkungan Perumnas Mandala sangat baik. 15. Tingkah Laku Remaja Yang Ada di Sekitar Lingkungan Perumnas Mandala Dari tabel 15 dapat diketahui bahwa sebanyak 71 responden (71%) menjawab tingkah laku remaja yang ada disekitar Perumnas Mandala kurang baik, dan yang menjawab baik sebanyak 22 responden (22%) sedangkan yang menjawab sangat baik sebanyak 7 responden (7%). Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dakam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi belumbisa diamati secara jelas oleh orang lain. 2. Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice). D. Pembahasan Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa tingkah laku remaja yang ada di Perumnas Mandala kurang baik. Masyarakat yang ada di Perumnas Mandala merupakan masyarakat yang kurang ramah terhadap masyarakat yang lain. Karena suatu pemukiman atau wilayah akan aman apabila masyarakatnya ramah. Akan tetapi disini kita lihat bahwa masyarakat di Perumnas Mandala kurang ramah sehingga keamanan pemukiman Perumnas kurang baik. Hubungan antar masyarakat yang ada di Perumnas Mandala sangat baik dimana yang menjawab sangat baik sebesar 72% atau 72 orang. Di dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara perseorangan, antara kelompokkelompok maupun antara perseorangan dengan kelompok, untuk terjadinya interaksi sosial harus memiliki dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi. 52 responden (52%) menjawab bahwa di lingkungan Perumnas Mandala ada perserikatan tolong menolong seperti STM dan yang menjawab tidak ada sebanyak 45 responden (45%) Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
14 sedangkan yang menjawab masyarakat yang satu dengan yang lain tidak tahu ada perserikatan tolong-menolong sebanyak 3 responden (3%). Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa kehidupan masyarakat di Perumnas Mandala saling tolong menolong. Kehidupan bertetangga di Perumnas Mandala sangat rukun. Dan dapat dilihat bahwa antar tetangga tidak pernah terjadi keributan. Antara blok masyarakat di Perumnas Mandala pernah terjadi keributan, dan yang menjawab kadang-kadang masyarakat di Perumnas Mandala melakukan keributan sebanyak 25 responden (25%) sedangkan yang menjawab masyarakat di Perumnas Mandala tidak pernah melakukan keributan sebanyak5 responden (5%). Dan dari sini dapat dketahui bahwa keamanan di lingkunagan Perumnas Mandala kurang baik. Masyarakat di Perumnas Mandala tidak pernah membeda-bedakan agama dalam bertetangga. Masyarakat di Perumnas Mandala tidak membeda-bedakan suku dalam bertetangga meskipun di Perumnas Mandala terdapat berbagai suku. Hubungan komunikasi masyarakat di Perumnas Mandala bila dilihat dari segi perekonomian baik, dan yang menjawab bahwa komunikasi masyarakat di Perumnas Mandala bila dilihat dari segi perekonomian kurang baik sebanyak 10 responden (10%) sedangkan yang menjawab tidak baik sebanyak 9 responden (9%). Hubungan masyarakat di Perumnas Mandala bila dilihat dari segi pendidikan baik, dan yang menjawab hubungan masyarakat di Perumnas Mandala bila dilihat dari segi pendidikan kurang baik sebanyak 10 responden (10%) sedangkan yang menjawab tidak baik ada 1 responden (1%). Antar tetangga tidak pernah terjadi keributan, dan yang menjawab antar tetangga sering terjadi keributan sebanyak 26 responden (26%) sedangkan sebanyak 4 responden (4%) menjawab antar tetangga pernah terjadi keributan. Keamanan di lingkungan Perumnas Mandala kurang baik sebanyak 68 responden (68%), dan yang menjawab keamanan di lingkungan Perumnas Mandala baik sebanyak 29 responden (29%) sedangkan yang menjawab keamanan di lingkungan Perumnas Mandala sangat baik sebanyak 3 responden (3%). Sebanyak 70 responden (70%) menjawab antar remaja di lingkungan Perumnas Mandala pernah membuat keributan, dan yang menjawab antar remaja sering membuat keributan di Perumnas Mandala sebanyak 25 responden (25%) sedangkan yang menjawab antar remaja tidak pernah membuat keributan di Perumnas Mandala sebanyak 5 responden (5%). Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
15 Sebanyak 62 responden (62%) menjawab karamahan masyarakat yang ada di sekitar lingkungan Perumnas Mandala baik, dan yang keramahan masyarakat yang ada disekitar lingkkungan Perumnas Mandala kurang baik sebanyak 21 responden (21%) sedangkan yang menjawab masyarakat yang ada disekitar Perumnas Mandala tidak baik sebanyak 7 responden (7%). Sebanyak 80 responden (80%) menjawab bahwa kerja sama antar warga dalam memperbaiki fasilitas lingkungan sangat baik dan yang menjawab baik sebanyak 18 responden (18%) sedangkan yang menjawab kurang baik sebanyak 2 responden (2%). Sebanyak 71 responden (71%) menjawab tingkah laku remaja yang ada disekitar Perumnas Mandala kurang baik, dan yang menjawab baik sebanyak 22 responden (22%) sedangkan yang menjawab sangat baik sebanyak 7 responden (7%). Dari analisa data dan pengolahan data yang telah diakukan sehubungan dengan penelitian ini, maka terdapat beberapa temuan dalam penelitian ini. Setelah yang telah diuraikan di atas, serta seluruh permasalahan yang diangkat akan dijawab. Oleh karena itu, penulis tetap berorientasi pada hasil-hasil yang diperoleh dari analisa data yang telah dilakukan. Adapun permasalahan yang akan dijawab adalah Bagaimana hubungan sosial masyarakat di Perumnas Mandala?. Untuk menjawab keberhasilan penelitian ini, permasalahan tersebut perlu dijawab berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh dilapangan melalui alat pengumpul data yaitu observasi dan angket. Adapun data-data yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut: Masyarakat yang ada di Perumnas Mandala merupakan masyarakat yang kurang ramah terhadap masyarakat yang lain, dimana 85 responden (85%) menjawab bahwa masyarakat yang ada di Perumnas Mandala kurang ramah dan yang menjawab masyarakat yang ada di Perumnas Mandala ramah sebanyak 15 responden (15%) sedangkan yang menjawab masyarakat yang ada di Perumnas Mandala sangat ramah sebanyak 0 responden (0%). Karena suatu pemukiman atau wilayah akan aman apabila masyarakatnya ramah. Keamanan di lingkungan Perumnas Mandala kurang baik sebanyak 68 responden (68%), dan yang menjawab keamanan di lingkungan Perumnas Mandala baik sebanyak 29 responden (29%) sedangkan yang menjawab keamanan di lingkungan Perumnas Mandala sangat baik sebanyak 3 responden (3%). Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
16 Dengan demikian hubungan sosial masyarakat di Perumnas Mandala kurang baik dapat diterima dan jika dikonsultasikan dengan kriteria penelitian yang dikemukakan Arikunto (2001:234) sebagai berikut: : sangat baik : baik : sedang : kurang : sangat kurang Maka dampak dari pembangunan perumahan nasional yaitu memberi dampak yang negatif terhadap lingkungan sosial masyarakatnya, dimana hubungan sosial masyarakatnya kurang baik. E.Penutup Masyarakat Perumnas Mandala memiliki kelas-kelas sebagai akibat-akibat dari kemampuan manusia mengadakan penilaian. Masyarakat Perumnas Mandala memiliki sikap yang ramah antar sesama anggota masyarakat tanpa membeda-bedakan baik dari segi agama, suku, pendidikan maupun perekonomian, dimana masyarakat di Perumnas Mandala saling tolong-menolong antar sesama masyarakat. akan tetapi di Perumnas Mandala pernah tejadi keributan akibat faktor dari anak remajanya, sehingga dikatakan masyarakatnya kurang ramah. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi hubungan antara masing-masing individu perorangan, antara kelompok kelompok manusia, maupun antara individu perorangan dengan kelompok manusia. Jadi dapat dilihat bahwa interaksi itu adalah suatu hubungan dimana hubungan tersebut melibatkan individu/manusia karena tanpa interaksi tidak dapat kehidupan bersama. Interaksi sosial tidak akan terjadi bila tidak memenuhi dua syarat yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi. Interaksi di Perumnas Mandala kurang baik. Keamanan di lingkungan Perumnas Mandala disini dapat kita lihat bahwa kurang baik karena faktor dari anak remaja yang ada di Perumnas Mandala tersebut. Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
17 DAFTAR PUSTAKA Buku: Deliyanto, Bambang Lingkungan Sosial Budaya. Jakarta: Universitas Terbuka Husin, Suady Etika dan Pengantar Hukum Lingkungan. Medan. FIS UNIMED Kusnadi Kerja Sama dan Lingkungan Hidup. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia Nasrul, Effendi Lingkungan Sosial Budaya. Jakarta: Erlangga Ritonga, dkk Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Salim, Emil Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya Samlawi, Azhari Etika Lingkungan Dalam Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Dirjen Dikti Soekanto, Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Subagyo, Joko Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangan. Jakarta: PT. Rimeka Cipta Peraturan/UU: Peraturan Pemerintah RI Nomor 15 Tahun 2004 tentang Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya pula kebutuhan akan papan. Papan atau rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang mendesak. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan pemukiman, agar
7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, rumah merupakan kebutuhan dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman adalah salah satu masalah yang dihadapi oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumahan dan pemukiman adalah salah satu masalah yang dihadapi oleh kota-kota besar pada negara yang sedang berkembang. Kota Medan sebagai kota terbesar ke tiga di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan swasta maupun pemerintah berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan akan tempat tinggal semakin terasa mendesak dikarenakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini kebutuhan akan tempat tinggal semakin terasa mendesak dikarenakan setiap tahunnya mengalami peningkatan sesuai dengan angka pertumbuhan jumlah penduduknya.
Lebih terperinciTANTI NOVRIYANTI SILALAHI
PENENTUAN RANGKING OPTIMALISASI FUNGSI DAN KEBERADAAN PERUMNAS DI WILAYAH KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA DENGAN METODE ANALYTIC HERARCHY PROCESS (AHP) TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
Lebih terperinciJurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor
PENGARUH SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT ANAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS KELAS XI SEMESTER GENAP DI SMA SINAR HUSNI MEDAN HELVETIA KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN PELAJARAN
Lebih terperincipenelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.
8 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggal. Dimana tempat tinggal atau rumah merupakan kebutuhan dasar yang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk perkotaan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun telah menimbulkan peningkatan permintaan terhadap kebutuhan akan tempat tinggal. Dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tebing Tinggi adalah adalah satu dari tujuh kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara, yang berjarak sekitar 78 kilometer dari Kota Medan. Kota Tebing Tinggi terletak
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara, namun lebih dari itu pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembangunan pada dasarnya bukanlah sekedar fenomena ekonomi semata. Pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi pembangunan ekonomi yang dicapai oleh
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN
1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN
PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa keberadaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Seiring dengan perkembangan Kota DKI Jakarta di mana keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah menjadi masalah dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat terutama
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciSOLIDARITAS PADA MASYARAKAT MARGINAL DI PERKOTAAN
SOLIDARITAS PADA MASYARAKAT MARGINAL DI PERKOTAAN Studi deskriptif Pada Anggota Lembaga Keuangan Masyarakat Kota (LKMK) Keska Kelurahan Sei Mati, Lingkungan XII Medan Maimun SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi
Lebih terperinciHubungan Antara Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Sanitasi Lingkungan Di Asrama Polisi
Hubungan Antara Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Sanitasi Lingkungan Di Asrama Polisi Anita Sari (9) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Sanitasi lingkungan dapat di artikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh Negara Indonesia adalah kemiskinan. Dari tahun ke tahun masalah ini terus menerus belum dapat terselesaikan, terutama sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Merciana Daverta, 2013 Kepedulian Masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung Terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini kota-kota di Indonesia mengalami perkembangan pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Seiring dengan berkembangnya suatu kota, kebutuhan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilahirkan serta dididik sampai menjadi dewasa. Kewajiban suami selain menafkahi ekonomi keluarga, juga diharapkan menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai unit kelompok terkecil dalam masyarakat yang mempunyai kedudukan cukup sentral dan penting dalam pembentukan struktural sosial kemasyarakatan.
Lebih terperinciVISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE
VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE 2016-2021 VISI : TERWUJUDNYA PEMALANG HEBAT YANG BERDAULAT, BERJATIDIRI, MANDIRI DAN SEJAHTERA MISI : 1. Menjunjung tinggi kedaulatan
Lebih terperinciPermasalahan Perumahan dan Permukiman di Indonesia
Permasalahan Perumahan dan Permukiman di Indonesia A. Pertumbuhan Penduduk Laju pertambahan penduduk secara nasional tinggi (2,3% per tahun) dan penurunan jumlah jiwa per keluarga dari 4,9 jiwa/keluarga
Lebih terperinciVISI MISI PASANGAN CALON BUPATI WAKIL BUPATI KABUPATEN PEKALONGAN PERIODE TAHUN H. RISWADI DAN HJ. NURBALISTIK
VISI MISI PASANGAN CALON BUPATI WAKIL BUPATI KABUPATEN PEKALONGAN PERIODE TAHUN 2016-2021 H. RISWADI DAN HJ. NURBALISTIK VISI TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN PEKALONGAN YANG BERKARAKTER, MANDIRI, BERAKHLAQ,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah, keluarga sekolah maupun masyarakat dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia, yaitu menciptakan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat terdapat berbagai golongan yang menciptakan perbedaan tingkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masyarakat terdapat berbagai golongan yang menciptakan perbedaan tingkatan antara golongan satu dengan golongan yang lain. Adanya golongan yang berlapis-lapis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun badan hukum. Usaha pemerintah ini tidak terlepas dari tujuan negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Masalah Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peran yang sangat strategis dalam membentuk watak serta kepribadian bangsa. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan perumahan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak hidup
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang
Lebih terperinciFaktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penghunian perumahan sederhana di perumnas klender Bambang Deliyanto
Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penghunian perumahan sederhana di perumnas klender Bambang Deliyanto Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=80209&lokasi=lokal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan survei. Menurut Tika (2005: 4) metode deskriptif adalah penelitian yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan penduduk perkotaan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun telah menimbulkan peningkatan permintaan terhadap kebutuhan akan tempat tinggal atau perumahan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota sebagai salah satu kenampakan di permukaan bumi, menurut sejarahnya kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga timbullah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota menawarkan berbagai ragam potensi untuk mengakumulasi aset
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota menawarkan berbagai ragam potensi untuk mengakumulasi aset sosial, ekonomi, dan fisik. Kota berpotensi memberikan kondisi kehidupan yang sehat dan aman, gaya hidup
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN NOMOR : 04/KPTS/M/1999 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN NOMOR : 04/KPTS/M/1999 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB KECENDERUNGAM MASYARAKAT MEMILIH TEMPAT TINGGAL DI SEMPADAN SUNGAI PADANG KOTA TEBING TINGGI
FAKTOR PENYEBAB KECENDERUNGAM MASYARAKAT MEMILIH TEMPAT TINGGAL DI SEMPADAN SUNGAI PADANG KOTA TEBING TINGGI Roudhatul Hasanah Pane Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang ada merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang terkenal dengan gudegnya, masyarakatnya yang ramah, suasana yang damai tentram, nyaman dapat dirasakan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pangan adalah papan berupa rumah tempat tinggal. Sebagaimana yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan dasar (basic needs) dan pokok manusia selain sandang dan pangan adalah papan berupa rumah tempat tinggal. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang
Lebih terperinciTUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan, perumahan, dan pemukiman pada hakekatnya merupakan pemanfaatan lahan secara optimal, khususnya lahan di perkotaan agar berdaya guna dan berhasil guna sesuai
Lebih terperinciMOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR
MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: DINA WAHYU OCTAVIANI L2D 002 396 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komponen pendidikan merupakan komponen yang memiliki posisi yang sangat strategis dalam pembentukan karakter warga negaranya terutama karakter dari setiap
Lebih terperinciKODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA
KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Salah satunya adalah lingkungan yang bersih. Sikap dan perilaku hidup sehat
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah aset masa depan dan merupakan modal untuk mencapai hidup yang sejahtera. Banyak faktor yang menunjang agar hidup kita dapat sehat. Salah satunya adalah
Lebih terperincie. bahwa berhubung dengan hal-hal tersebut di atas, perlu diatur pedoman pembangunan perumahan dan permukiman dengan
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI PEKERJAAN UMUM, DAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 648-384 TAHUN 1992 NOMOR : 739/KPTS/1992 NOMOR : 09/KPTS/1992 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO Menimbang :
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 23 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan
Lebih terperinciPERAN DPRD KOTA MEDAN DALAM PENGAWASAN APBD KOTA MEDAN T.A BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR. 32 TAHUN 2004
PERAN DPRD KOTA MEDAN DALAM PENGAWASAN APBD KOTA MEDAN T.A. 2011 BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR. 32 TAHUN 2004 Oleh : Elfa Sahrani Yusna Melianti ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB PENGEMBANG MEMILIH LOKASI PERUMAHAN DI KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR INTISARI
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 4 No 1 Januari 2017 Halaman 19-26 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg FAKTOR PENYEBAB PENGEMBANG MEMILIH LOKASI PERUMAHAN DI KECAMATAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Seiring dengan hal tersebut, kebutuhan primer yaitu sandang, pangan, papan, serta pendidikan menjadi
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap warga negara berhak untuk
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK, Menimbang
Lebih terperinciSTUDI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SAMBIREJO TIMUR KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG
STUDI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SAMBIREJO TIMUR KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG Sari Yastuti 1 dan Ali Nurman 2 1 Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu Tinjauan Falsafah Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), hlm Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya selalu berusaha mencari yang terbaik. Sebagai makhluk sosial, dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya tadi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang terus mengalami perkembangan, studi ini membahas tentang
BAB I PENDAHULUAN Dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan rumah sebagai kebutuhan dasar manusia yang terus mengalami perkembangan, studi ini membahas tentang pendekatan-pendekatan yang melibatkan keputusan-keputusan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah susun ini dirancang di Kelurahan Lebak Siliwangi atau Jalan Tamansari (lihat Gambar 1 dan 2) karena menurut tahapan pengembangan prasarana perumahan dan permukiman
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN CILACAP
PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,
Lebih terperinciDEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Skripsi: PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP TINGGINYA ANGKA ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TAHUN 2010 ( Studi Kasus Pada Anak SMP yang Tidak Melanjutkan ke SMA di Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN
BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA
PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan perumahan dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan perumahan dan pemukiman adalah agar seluruh rakyat Indonesia dapat menghuni rumah yang layak dalam lingkungan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN
S A L I N A N PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah juga bisa sebagai tempat berteduh,tempat kembali setelah melakukan aktivitas, sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer dalam kehidupan manusia, selain itu rumah juga bisa sebagai tempat berteduh,tempat kembali setelah melakukan aktivitas,
Lebih terperinciHimpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam usaha mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan bimbingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki, mengubah pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam
Lebih terperinciBab-5 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Bab-5 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran 5.1 Visi Pembangunan Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008
Lebih terperinciPERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN RT DAN RW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN RT DAN RW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SUKARAJA Menimbang: 1. bahwa Rukun Tetangga
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara yang berdasarkan hukum, atau sering disebut sebagai negara hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara hukum yang selama
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah tempat tinggal tetap, baik sendiri maupun berkeluarga. Jika dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah telah menjadi kebutuhan utama karena merupakan tempat perlindungan dari hujan, matahari, dan makhluk lainnya. Pembangunan tempat tinggal atau permukiman
Lebih terperinci5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG
Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap orang berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya 1.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap orang berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya 1. Oleh sebab itu maka ia menbutuhkan hal-hal yang nantinya bisa digunakan untuk mempertahankan kehidupannya,
Lebih terperinciANALISIS LUAS LAHAN MININMUM UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI SAWAH
ANALISIS LUAS LAHAN MININMUM UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI SAWAH Studi kasus : Desa Cinta Damai.Kecamatan Percut Sei Tuan.Kabupaten Deli Serdang SKRIPSI Oleh : LUNGGUK LUMBAN GAOL 060304030
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 16 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DAN DESA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciVISI TERWUJUDNYA KABUPATEN MANOKWARI SELATAN YANG AMAN, DAMAI, MAJU DAN SEJAHTERA SERTA MAMPU BERDAYA SAING
VISI DAN MISI MARKUS WARAN, ST DAN WEMPI WELLY RENGKUNG, SE CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN PILKADA 2015 ------------------------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unsur penentu pertama dan utama keberhasilan pembinaan anak sebagai generasi penerus. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012 ETIKA PERGAULAN MAHASISWA KOS DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DUKUH KRUWED SELOKERTO SEMPOR
ETIKA PERGAULAN MAHASISWA KOS DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DUKUH KRUWED SELOKERTO SEMPOR Hendri Tamara Yuda, Ernawati, Puji Handoko 3,, 3 STIKes Muhammadiyah Gombong ABSTRAK Ilmu etika berbicara masalah
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG
STUDI KARAKTERISTIK HOUSING CAREER GOLONGAN MASYARAKAT BERPENDAPATAN MENENGAH-RENDAH DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus: Perumnas Banyumanik dan Perumahan Bukit Kencana Jaya) TUGAS AKHIR Oleh: ARIEF WIBOWO
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Bandung, merupakan sebuah kota metropolitan dimana didalamnya terdapat beragam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan kota Bandung sebagai kota metropolitan
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota yang cukup besar, ada kota sedang dan ada kota kecil. Kota Medan merupakan salah satu kota di Indonesia
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Hubungan antara manusia dengan lingkungan adalah sirkuler. Perubahan pada lingkungan pada gilirannya akan mempengaruhi manusia. Interaksi antara manusia dengan lingkungannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Bagi manusia selain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Bagi manusia selain untuk minum, mandi dan mencuci, air bermanfaat juga sebagai sarana transportasi, sebagai sarana
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO
PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 Tahun 1985 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 Tahun 1985 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia Menimbang: a. Bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia yang potensial dalam pembangunan nasional adalah melalui sektor pendidikan. Pendidikan sebagai
Lebih terperinci