BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian pembelian Sofjan Assauri dalam bukunya Manajeman Produksi dan Operasi (2008:223) mengatakan bahwa:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian pembelian Sofjan Assauri dalam bukunya Manajeman Produksi dan Operasi (2008:223) mengatakan bahwa:"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pembelian Sofjan Assauri dalam bukunya Manajeman Produksi dan Operasi (2008:223) mengatakan bahwa: Pembelian merupakan salah satu fungsi yang penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga yang berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap pelaksanaan fungsi ini, karena pembelian menyangkut investasi dana dalam persediaan dan kelancaran arus bahan ke dalam pabrik. Definisi tersebut menjelaskan bahwa pembelian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk pengadaan barang yang dibutuhkan perusahaan dalam menjalankan usahanya dimulai dari pemilihan sumber sampai memperoleh barang atau bahan baku. Oleh karena itu, pembelian menjadi faktor yang sangat penting bagi perusahaan untuk dapat bersaing. Sebagaimana dikatakan oleh Trent & Monczka (1998) dan Gadde & Håkansson (2001) yaitu: While purchasing activities traditionally have been considered as part of the operational activities of a company, nowadays they are presented as strategic weapons facing the threat of the current market environment Zhang (2008) menyatakan dalam jurnalnya seperti dikutip dari Slack, Chambers, & Johnston (2004): Tujuan managemen pembelian secara tradisional dikatakan sebagai pembelian dengan kualitas yang tepat, harga yang tepat, waktu pengiriman yang tepat dan mempertahankan fleksibilitas penuh. Lebih jauh lagi dikutip oleh Zhang menurut Kannan dan Tan (2002): Tujuan managemen pembelian di perusahaan adalah untuk memperoleh kualitas dan performa pengiriman yang baik dari supplier secara konsisten. Sebagai contoh: supermarket akan memperoleh margin nilai yang relatif lebih besar ketika dapat menyedikan produk bagi pelanggannya jika supermarket dapat membeli barang berkualitas dengan harga yang lebih rendah ataupun waktu pengiriman yang lebih cepat dari supplier-nya. Jenis transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua, menurut Mulyadi (2001:299), yaitu : 1. Pembelian lokal Pembelian lokal merupakan pembelian dari pemasok dalam negeri. 2. Pembelian impor Pembelian impor merupakan pembelian dari pemasok luar negeri. Tahapan-tahapan prosedur pembelian menurut Mulyadi (2001:301) adalah sebagai berikut: 1. Prosedur permintaan pembelian 5

2 6 2. Prosedur permintaan penawaran harga pemilihan pemasok 3. Prosedur order pembelian 4. Prosedur penerimaan barang 5. Prosedur pencatatan hutang 6. Prosedur distribusi pembelian 2.2 Alur proses pembelian Gambar 2.1 The Purchasing Function Process (Van Weele, 2002) 2.3 Pengertian pengambilan keputusan Menurut Drs.Wahono Diphayana (2009:175): Keputusan pada dasarnya adalah pemilihan dari alternatif alternatif yang ada. Sedangkan pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada yang dilakukan secara sistematis untuk ditindaklanjuti atau digunakan untuk pemecahan masalah. Ada enam langkah dari pengambilan keputusan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2011: 700) yaitu : 1. Mendifinisikan masalah dan faktor-faktor yang mempengaruhi 2. Membuat obyektif yang spesifik dan terukur 3. Mengembangkan suatu model. 4. Mengevaluasi setiap alternatif solusi berdasarkan kelebihan dan kekurangan 5. Memilih alternatif terbaik 6. Menerapkan keputusan dan membuat jadwal untuk penyelesaian Haris Rangkuti (2008:95) mengatakan bahwa: Kriteria majemuk yang sudah ditetapkan akan menjadi salah satu pertimbangan dan parameter utama dalam mendukung keputusan. Semua kriteria yang ditetapkan harus disesuaikan dengan keinginan dari manajemen dan kemampuan dari objek tersebut. Untuk mendukung pengambilan keputusan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan akan menjadi efektif jika menggunakan model-model yang tepat dimana diantaranya adalah metode bayes, metode perbandingan eksponensial (MPE), composite performance index (CPI) dan analytical hierrarchy process (AHP).

3 2.4 Comparative Performance Index (CPI) Salah satu metode dalam pengambilan sebuah keputusan yang memiliki kriteria majemuk adalah Comparative Performance Index (CPI) yang menurut Marimin (2008:16) merupakan pengambilan keputusan berbasis index kinerja. CPI digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j) dengan formula sebagai berikut : A ij = X ij (min) x 100 / X ij (min) A (i + 1.j) = (X (I + 1.j) )/ X ij (min) x I ij = A ij x P j n I i = Σ (I ij ) j =1 Keterangan : A ij = nilai alternatif ke-i pada kriteria ke j X ij (min) = nilai alternatif ke-i pada kriteria awal minimum ke-j A (i + 1.j) = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria ke j X (i + 1.j) = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria awal ke j P j = bobot kepentingan kriteria ke j I ij = indeks alternatif ke-i I i = indeks gabungan kriteria pada alternatif ke i i = 1, 2, 3,, n j = 1, 2, 3,, m Prosedur penyelesaian pada Comparative Performance Index menurut Marimin (2004) adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi kriteria tren positif (semakin tinggi nilainya semakin baik) dan tren negatif (semakin rendah nilainya semakin baik). 2. Untuk kriteria tren positif, nilai minimum pada setiap kriteria ditransformasi ke seratus, sedangkan nilai lainnya ditransformasi secara proporsional lebih tinggi. 3. Untuk kriteria tren negatif, nilai minimum pada setiap kriteria ditransformasi ke seratus, sedangkan nilai lainnya ditransformasi secara proporsional lebih rendah. 4. Perhitungan nilai alternatif merupakan jumlah dari perkalian antara nilai kriteria dengan bobot kriteria. 2.5 Analisis klasifikasi ABC Menurut Gasperz (2004:273): Klasifikasi ABC merupakan klasifikasi dari suatu kelompok material dalam susunan menurun berdasarkan biaya penggunaan material per produk per periode waktu (harga per unit material dikalikan volume penggunaan). Periode waktu yang umum digunakan adalah satu tahun.

4 8 Analisis ABC didasarkan pada Analisis Pareto yang mengatakan bahwa 20% item berkontribusi pada 80% penjualan. Hal ini mengimplikasikan bahwa sebagian kecil item di Inventori berkontribusi pada penjualan maksimal. Kelas A (<20%) berkontribusi dalam 80% pendapatan, kelas B berkontribusi dalam 15% pendapatan, dan kelas C berkontribusi dalam sisa 5% pendapatan. Klasifikasi ABC dilakukan berdasarkan kepentingan nilai relatifnya, dan pendekatan ini dikenal sebagai Proportional Value Analysis (PVA). (Dhoka dan Choudary, 2013:38) 2.6 Peramalan Menurut Gasperz (2004:71): Peramalan merupakan suatu dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa variabel peramal, sering berdasarkan data deret waktu historis. Sedangkan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2011:136): Forecasting is the art and science of predicting future events. Forecasting may involve taking historical data and projecting them into the future with some sort of mathematical model. Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa peramalan bisa berupa prediksi secara intuitif atau subyektif maupun kombinasi dengan model matematis. Langkah langkah Peramalan menurut Gasperz (2004:74): 1. Menentukan tujuan dari peramalan 2. Memilih item yang akan diramalkan 3. Menentukan Horizon waktu dari peramalan 4. Memilih model model peramalan 5. Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan 6. Validasi model peramalan 7. Membuat peramalan 8. Implementasi hasil peramalan 9. Memantau keandalan hasil peramalan Pendekatan dalam peramalan Terdapat dua pendekatan umum dalam peramalan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2011:139), yakni kuantitatif dan kualitatif. Peramalan kuantitatif (quantitative forecast) menggunakan model matematis yang bervariasi dengan data masa lalu serta variable sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Peramalan kualitatif (qualitative forecast) menggabungkan berbagai faktor dalam melakukan peramalan seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi maupun sistem nilai Model-model peramalan dalam pendekatan kuantitatif Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2011:140), peramalan dengan pendekatan kuantitatif memiliki dua model yang masing-masing terdiri dari beberapa metode, yaitu: Model deret waktu Model ini membuat prediksi berdasarkan asumsi bahwa masa depan merupakan fungsi dari masa lalu. Dengan kata lain, mereka melihat apa yang telah terjadi dalam jangka waktu tertentu dan

5 menggunakan serial data masa lalu untuk membuat peramalan. Metode peramalan yang termasuk model ini adalah pendekatan naïf, rerata bergerak, penghalusan eksponensial dan proyeksi tren Model asosiatif Model ini menggabungkan faktor-faktor yang mungkin akan mempengaruhi kuantitas peramalan. Metode peramalan yang termasuk model ini adalah regresi linier Model peramalan deret waktu Jay Heizer dan Barry Render (2011:140) mengatakan bahwa analisis deret waktu berarti membagi data masa lalu ke dalam komponenkomponen dan kemudian memproyeksikannya ke masa depan. Model peramalan deret waktu memiliki empat komponen, yakni: 1. Tren merupakan pergerakan data seiring waktu secara gradual, baik meningkat atau menurun, contoh: perubahan pendapatan, populasi, distribusi umur, atau pandangan budaya. 2. Musim memiliki pola data yang berulang setelah periode waktu tertentu, seperti hari, minggu, bulan, atau kuartal. Contoh: musim mingguan yang dialami restoran atau salon. 3. Siklus memiliki pola data yang terjadi setiap beberapa tahun. Komponen ini biasanya terkait pada siklus bisnis dan merupakan hal penting dalam analisis dan perencanaan bisnis jangka pendek. Memprediksi siklus bisnis adalah sulit dikarenakan adanya pengaruh kejadian politik atau kerusuhan internasional. 4. Variasi acak merupakan komponen di dalam data yang disebabkan situasi kebetulan dan tidak biasa. Komponen ini tidak memiliki pola tertentu sehingga tidak dapat diprediksi Metode peramalan yang termasuk model deret waktu Jay Heizer dan Barry Render (2011: ) menyatakan bahwa metode peramalan yang termasuk model deret waktu antara lain: 1. Pendekatan Naif (Naive Approach) Cara paling sederhana untuk melakukan peramalan adalah berasumsi bahwa permintaan di periode mendatang akan sama dengan permintaan pada periode terakhir. Untuk beberapa jenis produk, metode ini merupakan model peramalan objektif yang paling efektif dan efisien dari segi biaya. 2. Rerata Bergerak (Moving Average) Merupakan cara yang menggunakan sejumlah data aktual masa lalu untuk menghasilkan peramalan. Metode ini berguna jika kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil sepanjang waktu. Secara matematis, rerata bergerak sederhana (merupakan prediksi permintaan periode mendatang) dinyatakan sebagai berikut: 9

6 10 Permintaan dalam periode n sebelumnya Rerata bergerak = n dimana n adalah jumlah periode dalam rerata bergerak. Saat terdapat tren atau pola yang terdeteksi, bobot dapat digunakan untuk memberikan penekanan lebih pada nilai terkini. Pemilihan bobot merupakan hal yang tidak pasti karena tidak ada rumus untuk menetapkan mereka. Oleh karena itu, pemutusan bobot mana yang akan digunakan membutuhkan pengalaman. Sebagai contoh, jika bulan atau periode terakhir diberi bobot yang terlalu berat, peramalan dapat menggambarkan perubahan yang terlalu cepat yang tidak biasa pada permintaan atau pola penjualan. Rerata bergerak dengan pembobotan akan digambarkan secara sistematis sebagai berikut: (Bobot periode n)(permintaan dalam periode n) Pembobotan rerata bergerak = Bobot 3. Penghalusan Eksponensial (Exponential Smoothing) Merupakan metode peramalan rerata bergerak dengan pembobotan yang canggih, namun masih cukup mudah digunakan. Metode ini menggunakan pencatatan data masa lalu yang sangat sedikit. Rumus penghalusan eksponensial dasar dapat ditunjukkan sebagai berikut: Peramalan baru = peramalan periode lalu + α (permintaan aktual periode lalu - peramalan periode lalu) Dimana α adalah sebuah bobot atau konstanta penghalusan yang dapat dipilih oleh peramal yang mempunyai nilai antara 0 dan 1. Persamaan rumus diatas juga dapat ditulis secara matematis sebagai berikut: F t = F t-1 + α (A t-1 F t-1 ) F t = Peramalan baru F t-1 = Peramalan sebelumnya α = Konstanta penghalusan (pembobotan) (0 α 1) A t-1 = Permintaan aktual periode lalu 4. Penghalusan Eksponential dengan Penyesuaian Tren (Exponential Smoothing with Trend) Merupakan model penghalusan eksponensial yang lebih rumit dan dapat menyesuaikan diri pada tren yang ada. Idenya adalah menghitung data rerata penghalusan eksponensial, kemudian disesuaikan dengan kelambatan (lag) positif atau negatif pada tren. Dengan penghalusan eksponensial dengan penyesuaian tren, estimasi rata-rata dan tren dihaluskan. Prosedur ini membutuhkan dua konstanta penghalusan, α untuk rata-rata dan β untuk tren. Kemudian, kita menghitung rata-rata dan tren untuk setiap periode. Rumus Penghalusan Eksponential dengan Penyesuaian Tren adalah sebagai berikut:

7 11 Ft = α (A t-1 ) + (1-α) (F t-1 + T t-1 ), T t = β (F t -F t-1 ) + (1-β) T t-1 F t = peramalan dengan eksponensial yang dihaluskan dari data berseri pada periode t T t = tren dengan eksponensial yang dihaluskan pada periode t A t = permintaan aktual periode t Α = konstanta penghalusan untuk rata-rata (0 α 1) β = konstanta penghalusan untuk rata-rata (0 β 1) 5. Proyeksi Tren (Trend Projection) Merupakan suatu metode peramalan yang mencocokan garis tren pada serangkaian data masa lalu dan kemudian memproyeksikan garis pada masa mendatang untuk peramalan jangka menengah hingga jangka panjang. Rumus untuk menentukan perhitungan Proyeksi Tren adalah sebagai berikut: y = a + bx y = nilai terhitung dari variabel yang akan diprediksi a = persilangan sumbu y b = kemiringan garis regresi (atau tingkat perubahan pada y untuk perubahan yang terjadi di x x = variable bebas (dalam kasus ini adalah waktu). Untuk menentukan nilai a dan b, akan di jelaskan pada rumus dibawah ini. b = kemiringan garis regresi x = nilai variabel bebas yang diketahui y = nilai variabel terkait yang diketahui n = jumlah titik data atau observasi = x = rata-rata nilai y rata-rata nilai x a = - bx 2.7 Cost Reduction Yufi Priyo (2012) menyatakan bahwa, Program cost reduction merupakan program yang disusun secara sistematis untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas industri melalui reduksi dan eliminasi pemborosan secara terusmenerus terhadap semua aktivitas yang terjadi dan terlibat dalam sistem indiustri. Tujuan utama program ini adalah meningkatkan daya saing produk di pasar baik dari segi kualitas, kompetisi harga dan tingkat kepuasan pelanggan. Lia Yuliawati (2006) menyatakan bahwa dalam strategi cost reduction, pengurangan biaya terjadi sebagai hasil dari peningkatan bertahap terhadap

8 12 kualitas, keandalan dan kecepatan. Terkadang cost reduction disamakan dengan cost cutting, padahal cost reduction sebenarnya lebih berupa manajemen biaya (cost management). Sebagaimana dikatakan dalam buku Seuring (2002:3): Cost management encompasses all (control) measures, that aim to influence cost structures and cost behavior precociously. Among these tasks the costs within the value chain have to be assessed, planned, controlled, and evaluated. Hal R. Varian (1994:1) berpendapat bahwa adanya peningkatan jumlah perusahaan di dalam model standar oligopoli cenderung mengarah pada penurunan harga. Namun, model standar tersebut menganggap fungsi harga (cost) perusahaan dalam suatu industri sebagai faktor dari luar (exogenous). Banyak pengamat yang berpendapat bahwa hal ini mengesampingkan alasan utama reduksi harga, yaitu masuknya perusahaan yang membuat sektor industri menjadi lebih kompetitif dan memaksa perusahaan untuk mengencangkan produksi melalui reduksi harga (cost reduction).

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) PERAMALAN (FORECASTING) Apakah Peramalan itu? Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001), peramalan merupakan sebuah seni dan sains dalam memprediksi masa yang akan datang. Peramalan melibatkan dara historis dan

Lebih terperinci

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : 2014 Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP 1 Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menunjukkan jenis Peramalan Menggunakan Metode Peramalan Kuantitatif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 2.1.1 Pengertian Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Berpegang pada acuan menurut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Robbins dan Coulter (2010;23) adalah pengkoordinasikan dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Forecasting is the art and science of predicting the events of the future. Forecasting require historical data retrieval and project into the future with some

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manageyangberarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan : mengendalikan, menangani,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Operasi Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen, beikut adalah beberapa pengertian Manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Gaol (2008: 5) menyatakan bahwa, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai manajemen produksi dan operasi sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya Rudy Adipranata 1, Tanti Octavia 2, Andi Irawan 1 Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Pendahuluan Pentingnya

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

PERAMALAN (Forecast) (ii)

PERAMALAN (Forecast) (ii) PERAMALAN (Forecast) (ii) Disajikan oleh: Bernardus Budi Hartono Web : http://pakhartono.wordpress.com E-mail: pakhartono at gmail dot com budihartono at acm dot org Teknik Informatika [Gasal 2009 2010]

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert (2009) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERAMALAN

BAB IV METODE PERAMALAN Metode Peramalan 15 BAB METODE PERAMALAN 4.1 Model Sederhana Data deret waktu Nilai-nilai yang disusun dari waktu ke waktu tersebut disebut dengan data deret waktu (time series). Di dunia bisnis, data

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Jika waktu tenggang ini nol atau sangat kecil, maka perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen menurut Robbins dan Coulter (2012:36), mengatakan bahwa manajemen melibatkan aktifitas-aktifitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216) mendefinisikan manajemen operasi sebagai bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang.artinya kegiatan operasi hanya berfokus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjaan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini mendorong perusahaan untuk semakin mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK

PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK Sayed Fachrurrazi, S.Si., M.Kom Program Studi Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh Reuleut,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2010:7), manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:8), pengertian manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

PERSPEKTIF PERAMALAN 2 Titien S. Sukamto

PERSPEKTIF PERAMALAN 2 Titien S. Sukamto PERSPEKTIF PERAMALAN 2 Titien S. Sukamto Jenis Peramalan Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dalam 3 jenis : 1. Jangka waktu ramalan yang disusun 1. Peramalan jangka pendek : jangka waktunya 1 tahun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

MATERI 3 PER E AM A AL A AN

MATERI 3 PER E AM A AL A AN MATERI 3 PERAMALAN APAKAH PERAMALAN ITU? Peramalan (Forecasting) : Seni dan ilmu memprediksi peristiwa- peristiwa masa depan. Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen menurut Manullang (2004:5) adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang sudah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Terdapat beberapa pengertian mengenai Manajemen menurut beberapa ahli, antara lain : Menurut Dyck dan Neubert (2009: 7) Management : The process of planning,

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Sebenarnya perusahaan sudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:8), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman Industri di Indonesia pada saat ini berkembang cukup pesat. Bermacam macam industri banyak yang tumbuh berkembang sehingga mengakibatkan semakin banyaknya pesaing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya, secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis perencanaan agregat yang tepat pada PT. LG Electronics adalah sebagai berikut : 1. Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manfaat Peramalan Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suatu dugaan atau perkiraan tentang terjadinya suatu keadaan dimasa depan, tetapi dengan menggunakan metode metode tertentu

Lebih terperinci

SALESMANSHIP PELUANG PASAR DAN PERAMALAN PENJUALAN. Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

SALESMANSHIP PELUANG PASAR DAN PERAMALAN PENJUALAN. Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Modul ke:  Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 05 Christina Fakultas EKONOMI DAN BISNIS SALESMANSHIP PELUANG PASAR DAN PERAMALAN PENJUALAN Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN SALESMANSHIP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Menurut Kusuma (2004:13), peramalan (forecasting) adalah perkiraan tingkat permintaan satu atau lebih produk selama beberapa periode mendatang.

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #3 Ganjil 2015/2016. EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #3 Ganjil 2015/2016. EMA302 Manajemen Operasional Materi #3 EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1/2) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan adalah

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan untuk memastikan kelancaran operasi rantai pasok 1. Peramalan dalam organisasi 2. Pola permintaan 3. Metode peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan atau pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, melalui transformasi dari masukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Strategi Bisnis, Jurnal Management Strategic, Aug 2015 PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Ardiz Sebastian ardiz.sebastian@gmail.com Mulyono,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1Landasan Teori 2.1.1Manajemen Operasional Menurut Heizer danrander (2009:4), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan BAB 3 METODOLOGI Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan beberapa metode yang masuk dalam kategori praktek terbaik untuk melakukan pengurangan jumlah persediaan barang

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA

PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA PERAMALAN PRODUKSI SARUNG TENUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUSAN DATA Weny Indah Kusumawati Program Studi Sistem Komputer, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya email: weny@stikom.edu Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang peramalan yang kelihatannya berbeda meskipun pada intinya sama. Peramalan menurut Sumayang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Dalam kegiatan produksi perusahaan tentunya harus dikelola dan dikoordinasikan dengan baik. Menurut Robbins dan Coutler (2012:36) manajemen mengacu pada proses

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Robbins dan Coulter (2012:36) manajemen menjelaskan suatu proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan seluruh kegiatan kerja agar dapat selesai secara efektif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit tanaman pada lahan yang telah disediakan, pemupukan dan perawatan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Robbins dan Coulter (2010:23) mengatakan bahwa manajemen adalah pengkoordinasian dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga

Lebih terperinci

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting)

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting) Manajemen Operasional PERAMALAN (Forecasting) Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3 Prediksi dan Peramalan Jenis-jenis Metode Peramalan Metode deret berkala

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM Jonathan Nandana Pratama Binus University, Jakarta, Indonesia, jonathan_nandanapratama@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan merupakan suatu bentuk usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDAALIAN PERSEDIAAN BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK COLD FOIL PADA PT. ANEKA INDOFOIL

ANALISIS PENGENDAALIAN PERSEDIAAN BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK COLD FOIL PADA PT. ANEKA INDOFOIL ANALISIS PENGENDAALIAN PERSEDIAAN BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK COLD FOIL PADA PT. ANEKA INDOFOIL Yunni Rahmadika dan Rudy Aryanto Management Department, Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Pengendalian Persediaan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Pengendalian Persediaan 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Menurut Sofjan Assauri (2004:176) untuk mengendalikan persediaan maka harus memenuhi persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi Sebelum merancang sistem perlu dikaji konsep dan definisi dari sistem.. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif Bab 3-4 Peramalan Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif Berdasarkan metode yang subjektif Metode kuantitatif Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitan Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari PT. Honda Dunia Motorindo. Setelah itu dengan analisa tersebut, penulis berusaha

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI

PERENCANAAN PRODUKSI PERENCANAAN PRODUKSI Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pareto Chart Pareto Chart merupakan jenis khusus dari suatubar chart dimana nilai-nilai diplot dan disusun dengan urutan dari terbesar ke terkecil.kejadian-kejadian atau hal-hal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Manajemen operasional menurut Richard B. Chase (2004:6) Operations management is defined as the design, operation

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Peramalan Peramalan adalah suatu proses dalam menggunakan data historis yang telah dimiliki untuk diproyeksikan ke dalam suatu model peramalan. Dengan model peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2010:23), manajemen adalah hal yang di lakukan oleh para menejer. Manajemen melibatkan aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap

Lebih terperinci

ANALISA PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT SINAR PERDANA ULTRA

ANALISA PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT SINAR PERDANA ULTRA ANALISA PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT SINAR PERDANA ULTRA Samuel Kusuma, Valiant Bumi Putra, Harry Indra Universitas Bina Nusantara, Jakarta Samuel.Kusuma17@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Assauri (2004,p.12) : Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur". Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Pengertian Peramalan ( forecasting ) Salah satu keputusan penting dalam perusahaan adalah kecilnya resiko kesalahan nilai produksi dan nilai penjualan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman globalisasi yang semakin maju ini, persaingan usaha dalam sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan saling berlomba untuk dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.Persediaan Menurut Eddy Herjanto (1999, p 219-220), persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci