2. BUDIDAYA AZOLLA. Gambar 6.Ilustrasi pertumbuhan bibit vegetatif (Sumber : Khan, 1983)
|
|
- Suharto Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 2. BUDIDAYA AZOLLA A) Bibit Bibit yang akan digunakan untuk budidaya dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan vegetatif atau anakan dan dengan spora (sporocarp). 1. Vegetatif Bibit dari anakan atau vegetatif (Gambar 6) lebih cepat dan lebih efisien pertumbuhannya daripada bibit yang berasal dart spora. Gambar 6.Ilustrasi pertumbuhan bibit vegetatif (Sumber : Khan, 1983) Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa anakan yang dipisahkan dari induknya dalam waktu 1-3 hart memiliki akar 1 batang dan setelah 3-5 hari tumbuh akar menjadi 2 batang dan selanjutnya setelah mencapai umur hari akan menjadi induk dengan akar 4-5 batang. Bila lingkungan optimal maka dalam waktu 3-5 hari beratnya mencapai dua kali lipat. 2. Spora Selain budidaya menggunakan anakan atau vegetatif dapat pula menggunakan spora, tapi cara ini prosesnya lebih sulit. Spora Azolla disebut.sporocarp (Gambar 7). Universitas Gadjah Mada 1
2 Gambar 7. Ilustrasi sporocarp tumbuh pada kelopak daun pertama (Sumber : Tieu, 1930 dan Shen, 1960) Sporocarp tumbuh pada pangkal cabang seluruh batang terutama muncul dan kelopak daun pertama (Tieu, 1930 dan Shen, 1960). Sporocarp terdiri dari dua jenis kelamin yaitu sporocarp jantan (rnicrosporocarp) dan sporocarp betina (rnegasporocarp) (Gambar 8). Sporocarp tumbuh berpasangan dan pasangan ini mungkin jenis kelaminnya sama mungkin berbeda. Spora jantan (mikrosporocarp) berisi 7-10 tangkai mikrosporangia (Gambar 9). Di dalam setiap mikrosporangium akan tumbuh 3-10 masula yang berisi kumpulan mikrospor. Setiap mikrosporangium berisi mikrospor (Svenson, 1944). Masula dilengkapi dengan bulu kait (glochidia) atau trichome yang digunakan untuk mengikatkan diri pada megaspora, Universitas Gadjah Mada 2
3 Gambar 8. Pasangan sporangia Azolla (Sumber : Strasburger, 1973) Gambar 9. Organ reproduksi jantan Azolla (Slumber : Godfrey dkk., 1961) Universitas Gadjah Mada 3
4 Gambar 10. Organ reproduksi betina Azolla (Sumber : Bierhorst, 1971; Konar dan Kapoor, 1974) Proses pembuahan spora seperti berikut (Gambar 10) : Megasporocarp atau spora betina hanya menghasilkan satu megasporangium dan tumbuh menjadi gametofit betina. Kedua jenis sporocarp yaitu spora betina clan spora. jantan setelah masak akan tenggelam ke dasar perairan (Konar dan Kapoor, 1974) dan pembuahan terjadi di dasar perairan (Bierhorst, 1971). Selanjutnya bibit yang baru akan muncul ke pemukaan dan akan tumbuh menjadi Azolla sebagai induk. Perlu diingat bahwa pembenihan dengan spora memerlukan waktu lebih lama dan prosesnya lebih sulit bila dibandingkan dengan vegetatif. B) Pupuk Pada umumnya tidak semua tanah dan perairan sebagai media hidup memerlukan pupuk untuk pertumbuhan Azolla. Penambahan pupuk perlu dilakukan setelah Azolla dipanen misalnya setiap minggu dilakukan panen maka sehabis panen perlu diberi tambahan pupuk. Jenis pupuk yang menjadi pembatas bagi Azolla adalah pupuk P. Media budidaya berupa tanah dan air bila kekurangan elemen mikro terutama Fe, Co yaitu pada waktu ph media budidaya meningkat mencapai 7,8 dan Mo pada waktu ph media budidaya di bawah 4,5, maka Fe, Co dan Mo harus diberikan agar dapat membantu pertumbuhan dan fiksasi N 2 udara. Apabila penggunaan pupuk anorganik atau pupuk buatan pabrik dengan harga Universitas Gadjah Mada 4
5 yang mahal maka pupuk pabrik tersebut dapat diganti dengan pupuk organik misalnya kotoran ayam, kambing, sapi dan lainnya. Pupuk organik ini sebagai pupuk dasar dan digunakan 7-10 hari sebelum bibit Azolla ditaburkan. Azolla memerlukan pupuk mikro dan makro. Jenis pupuk mikro antara lain Fe, Co, Mo, Zn sedangkan pupuk makro antara lain pupuk N, P, dan K Gambar 11. Nutrisi utama untuk pertumbuhan Azolla (Sumber Khan, 1983) Unsur C diambil oleh Azolla dari udara lewat stomata, hidrogen atau H diambil dan air dan oksigen diambil dari udara. Unsur N sebagian kecil (10%) diambil lewat akar dan media tanah dan air, sedangkan sebagian besar N (90%) diambil dan udara bekerjasama dengan ganggang hijau biru (Anabaena azollae) yang bersimbiosis di dalam rongga daun Azolla (Gambar 12.). Ganggang hijau biru (A. azollae) merupakan satu-satunya ganggang yang bersimbiosis dengan Azolla. A. azollae memiliki tiga macam sel, yaitu 1) sel vegetatif untuk fotosintesis, 2) sel heterocys untuk fiksasi N 2 dan 3) sel akinet berdinding tebal sebagai tempat pembentukan spora dari sel vegetatif (Gambar 13). Gambar 12. Irisan memanjang daun Azolla berisi A. azollae (Sumber : Smith, 1955) Universitas Gadjah Mada 5
6 Gambar 13. Ilustrasi A. azollae dengan tiga macam bentuk sel. (Sumber : Fogg dkk., 1973) Pupuk P Gambar 14. Dosis pupuk P untuk Azolla (Sumber : Watanabe dkk., 1980; Tuan dkk., 1979; Singh, 1979) Universitas Gadjah Mada 6
7 Pupuk P tidak digunakan bagi Azolla apabila media hidupnya telah mengandung unsur P lebih dari 30 ppm (30 mg/kg tanah). Tetapi pupuk P diperlukan bagi Azolla pada jenis tanah yang kekurangan unsur P. Dosis yang diperlukan tergantung dari kegiatan budidaya. Apabila sebagai pupuk dasar tunggal dibutuhkan pupuk P 2 O 5 sehanyak kg/ha (Khan, 1983). Apabila dipanen setiap 4 hari sekali diperlukan pupuk P 2 O 5 1 kg/ha (Watanabe dkk.,1980). Bila Azolla dipanen setiap minggu maka perlu ditambahkan pupuk P 2 O 5 sehanyak 4-6 kg/ha (Singh, 1979). Sedangkan untuk setiap habis panen dapat diberi tambahan pupuk P 2 O 5 sebanyak 1-2 kg/ha (Tuan dkk.,1979). Pupuk K Pupuk K tidak diperlukan pada media tanah yang telah cukup mengandung bahan organik (Khan, 1983), tetapi pada media tanah yang telah mengalami degradasi sehingga kandungan bahan organiknya rendah maka diperlukan pupuk K 2 O 5-8 kg / ha / 5hari (Singh, 1977b; Thuyet dan Tuan, 1973) Gambar 15. Dosis pupuk K untuk Azolla. (Sumber : Singh, 1977b; Thuyet dan Tuan, 1973) Universitas Gadjah Mada 7
8 Pupuk Ca dan Mg Unsur Ca dan Mg pada umumnya telah cukup bagi Azolla di dalam media alami. Unsur Ca, Mg, P dan K merupakan unsur-unsur essensial yang diserap oleh akar Azolla untuk pertumbuhan. Pupuk mikro Pupuk mikro yang diperlukan oleh Azolla antara lain Fe, Co dan Mo Gambar 16. Pupuk mikro (Fe, Co, Mo) untuk Azolla (Sumber : Talley dkk., 1977; Bortel, 1930; Johnson dkk., 1966) Pupuk Fe dalam bentuk ferry chelate dengan dosis 0,8 kg Fe/ha dapat meningkatkan pertumbuhan Azolla dengan nyata (Talley dkk., 1977). Pupuk Co dan Mo dapat merangsang enzim nitrogenase. Penambahan Mo pada Azolla meningkatkan fiksasi N 2 sebesar 18% (Bortel, 1930), sedangkan penambahan Co dapat meningkatkan produksi Azolla segar sampai 500% (Johnson dkk., 1966). Pupuk mikro dapat diperoleh dengan mudah berupa limbah comberan atau dari kotoran hewan beserta urinnya. Universitas Gadjah Mada 8
9 Gejala Azolla yang kekurangan P, Ca, Mg dan Fe Kekurangan P Apabila kandungan unsur P dalam media kurang dari 2 mol/l maka pertumbuhan Azolla akan terganggu. Secara umum kekurangan unsur P menyebabkan warna daun menjadi merah kecoklatan, akar menjadi lebih panjang tapi mudah pecah dan patah akibatnya pertumbuhan terhambat. Kekurangan Ca Apabila kandungan Ca dalam media mencapai 0, mol/l akan menyebabkan daun menjadi lebih kecil, A. azollae tidak dapat hidup dalam daun Azolla (Espinas dkk., 1979). Kekurangan Mg Apabila media mengandung Mg sekitar 0,4 mol/l menyebabkan pertumbuhannya terganggu daun menjadi lebih kecil dan warnanya menjadi kuning pucat dan A. azollae tidak dapat hidup dalam daun Azolla (Yatazawa dkk., 1980). Kekurangan Fe Gejala kekurangan Fe bagi Azolla adalah warna daun menjadi kekuningan akibatnya pertumbuhan terhambat. C) Lingkungan Parameter lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan Azolla antara lain tanah, air, suhu, cahaya, kelembaban, ph dan salinitas. 1. Tanah Kesuburan tanah dasar perairan yang baik secara alami bagi Azolla terutama telah cukup mengandung unsur P (P unsur pembatas bagi Azolla). Azolla dapat hidup dengan baik pada tanah aluvial netral yang kaya unsur P daripada di tanah aluvial asam yang miskin unsur P (Yuan dkk., 1979). Tanah yang baik bagi Azolla bila mengandung P 30 ppm (30 mg/kg tanah) (Gambar 17). Universitas Gadjah Mada 9
10 Gambar 17. Pertumbuhan Azolla pada tanah dasar kurang subur (A) dan pada tanah subur (B). (Sumber : Khan, 1983) 2. Air Air merupakan faktor kritis bagi Azolla, seperti namanya tanpa air akan mati. Azolla dapat hidup pada tanah yang lembab sampai air yang dalam (Garnbar 18). Gambar 18. Azolla dapat tumbuh pada tanah lembab (B), perairan yang dalam (C) dan mati pada tanah kering (A). (Sumber : Khan, 1983) Universitas Gadjah Mada 10
11 3. Suhu Suhu berperan penting bagi Azolla, setiap species memerlukan suhu yang berlainan. Pada umumnya suhu optimum untuk pertumbuhan Azolla C. Beberapa jenis Azolla dapat hidup pada suhu 40 C tetapi pertumbuhannya terhambat. A. filiculoides dapat hidup pada suhu 5-45 C tetapi suhu optimumnya 27,5 C (Ashton, 1979). Jika suhu terlalu tinggi wama Azolla berubah menjadi kecoklatan atau kemerahmerahan. Pada permukaan air yang membeku Azolla akan mati. 4. Cahaya Seperti halnya tumbuhan hijau lain, Azolla membutuhkan cahaya untuk fotosintesis dan fiksasi N 2 oleh simbionnya (A. azollae). Di daerah tropis cahaya yang langsung pada tengah hari berpengaruh kurang baik terhadap Azolla tetapi cahaya yang terhalang awan merupakan kondisi cahaya yang optimum bagi Azolla (Gambar 19). Gambar 19. Pengaruh intensitas sinar matahari terhadap pertumbuhan Azolla.. A = terlalu teduh ( < lux) B = terlalu papas ( lux) C = optimum ( lux) (Sumber : Khan, 1983) Secara normal Azolla hanya membutuhkan intensitas sinar 50% dari sinar matahari yang penuh sepanjang hari, oleh karena itu bila terlalu terik dapat dilindungi dengan plastik putih tembus cahaya. Universitas Gadjah Mada 11
12 Cahaya, matahari yang optimum untuk Azolla lux. Pada siang hari bila cahaya bersinar penuh intensitasnya lux (lampu TL 40W = 4000 lux). 5. Kelembaban Kelembaban udara berpengaruh terhadap pertumbuhan AzoIla. Kelembaban yang rendah <60% menyebabkan daun menjadi kering dan rapuh akibatnya kurang menguntungkan. Sedangkan kelembaban yang terlalu tinggi >90% menyebabkan banyak embun yang menempel pada daun akan tinggal lebih lama dan menyebabkan mudah timbulnya penyakit. Di daerah tropis pada saat musim hujan kurang menguntungkan bagi Azolla karena kelembaban terlalu tinggi. Kelembaban yang optimum untuk Azolla 85-90%. 6. ph ph berpengaruh terhadap pertumbuhan Azolla, mereka dapat hidup pada ph 3,5-10,0. Ukuran ph yang optimum 4,0-7,0. Intensitas cahaya dan ph berpengaruh terhadap pertumbuhan Azolla. Intensitas cahaya lux dengan ph 9,0-10,0 atau intensitas cahaya rendah sekitar lux dengan ph 5-6 merupakan kondisi yang maksimum bagi pertumbuhan Azolla (Ashton, 1974). 7. Salinitas Azolla sangat peka terhadap konsentrasi garam-gararn mineral atau salinitas. Apabila salinitas semakin meningkat maka pertumbuhan Azolla semakin menurun. Salinitas optimum bagi Azolla sekitar mg/1 (Thuyet dan Tuan, 1974). D) Hama Hama Azolla tersebar luas di dunia. Jenis-jenisnya antara lain ngengat, nyamuk, kumbang air dan keong air. Larva ngengat dan nyamuk dapat merusak daun Azolla secara serius. Larva ngengat dapat menghabiskan Azolla 9-14 batang setiap hari. Larva ini menggulung daun Azolla menggunakan benang liurnya sehingga menjadi rumah baginya sekaligus memakannva. dari dalam. Jenis ngengat dewasa adalah Pyralis sp., Nymphula turbata dan Nymphula enixalis (Gambar 20 ). Universitas Gadjah Mada 12
13 Gambar 20. Jenis - jenis ngengat dewasa (Sumber : Lumpkin dkk., 1980) 1. Pyralis sp. Daur hidup Pyralis sp. sbb : Pyralis dewasa meletakkan telur pada bagian bawah daun Azolla. Telur menetas menjadi larva dan akan memakan daun-daun Azolla. Larva akan berubah menjadi pupa dan akhirnya berubah menjadi dewasa. Seluruh proses mulai dari telur hingga dewasa memerlukan waktu hari (Chu, 1979) (Gambar2). Gambar 21 Daur hidup Pyralis (Sumber : Lumpkin dkk., 1980) Universitas Gadjah Mada 13
14 2. Kumbang air Kumbang air sebagai hama Azolla pada tingkatan dewasa dan larva, kumbang ini dapat hidup lebih dari 1 tahun (Chu, 1979). Gambar 22. Daur hidup kumbang air (Bagous sp.) (Sumber : Chu, 1979) 3. Keong, air Keong air (Radix swinhoer) sebagai hama Azolla pada tingkatan muda hingga dewasa. Bagian Azolla yang dimakan adalah daun dan akarnya. Pada saat suhu mencapai C mereka aktif bertelur (Chu, 1979) (Gambar 23). Gambar 23 Keong air memakan daun dan akar Azolla (Sumber : Chu, 1979) Universitas Gadjah Mada 14
15 4. Pengendalian hama Hama pemakan Azolla dapat dikendalikan menggunakan insektisida sistemik seperti Carbofuran 2-3 kg/ha setelah panen. Penggunaan Carbofuran tidak dianjurkan bila basil panen Azolla digunakan untuk pakan hewan. Selain itu pengendalian dapat digunakan DHC, DDT tetapi tidak dianjurkan bila basil panen untuk pakan hewan. Untuk membunuh larva dapat disemprotkan Azodrin 0,75 kg/ha. Sedangkan untuk memberantas keong air digunakan Thiodan 0,75 kg/ha tapi tidak dianjurkan bila bersama Azolla dipelihara ikan. E) Teknik budidaya Langkah-langkah untuk teknik budidaya Azolla sebagai beiikut : 1. Pilih lokasi yang cocok yaitu mendapat sinar yang cukup, tanahnya subur, pengairan cukup, bukan daerah banjir, tidak tercemar, mudah dijangkau dan aman. 2. Bersihkan lokasi tersebut dan rerumputan dan tumbuhan pesaing utama (Lemna minor). 3. Lakukan pengolahan tanah kemudian ratakan dan bersamaan dengan itu berikan pupuk dasar yaitu pupuk kandang 5 ton/ha atau 0,5 kg/m 2. Bila pupuk kandang tidak ada dapat diganti dengan pupuk P 30 kg P 2 O 5 tiap ha. Gambar 24. Langkah-langkah teknik budidaya Azolla. (Proses pemilihan lokasi sampai siap panen) (Sumber : Khan, 1983) Universitas Gadjah Mada 15
16 Gambar 25. Proses panen Azolla (Sumber: Khan, 1983) 4. Selanjutnya diamkan 5-7 hari kemudian diairi setinggi 4-5 cm dan biarkan sekitar 24 jam. 5. Tebarkan bibit Azolla gram/m Pertahankan kedalaman air sekitar 5-7 cm selama pertumbuhan. 7. Setelah 7-10 hari permukaan kumpulan Azolla ditepuk-tepuk dengan sapu lidi untuk membantu pemisahan bibit agar lebih cepat berkembangbiak. 8. Amati pertumbuhan Azolla dengan melihat hentuk dan warna daun. Bila warna daun hijau segar dan besar-besar berarti Azolla tumbuh normal dan sehat. Tetapi apabila warna daun merah kecoklatan berarti sinar matahari terlalu terik, untuk mengurangi sinar yang berlebihan dapat ditutup dengan plastik putih tembus sinar sebagai atap. Tetapi bila daun merah kecoklatan, akar terlalu panjang dan mudah patah serta pertumbuharmya terhambat menunjukkan kekurangan unsur P. Apabila daun menjadi lebih kecil berarti kekurangan unsur Ca. Bila daun menjadi lebih kecil dan warnanya kuning pucat berarti kekurangan unsur Mg. Bila warna daun menjadi kekuningan berarti kekurangan unsur Fe. 9. Azolla bila dibiarkan tidak dipanen akan tumbuh tumpang tindih dan hal ini tidak menguntungkan. 10. Lakukan pemanenan setiap 5 hari atau 7 hari sekali dengan cara memanen 50% raja dan sisanya ditinggalkan sebagai bibit untuk pertumbuhan berikutnva. 11. Setiap selesai panen perlu diberi pupuk P dengan dosis 4-5 kg P 2 O 5 /ha. 12. Dengan teknik budidaya seperti di atas produksi yang diperoleh berupa AzoIla segar sekitar 400. Universitas Gadjah Mada 16
Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur UNSUR
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam bentuk daunnya. Daun selada bentuknya bulat panjang, daun sering berjumlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang
Lebih terperinciPupuk Organik Cair AGRITECH
Pupuk Organik Cair AGRITECH LATAR BELAKANG TERJADINYA KERUSAKAN PADA ALAM / Lahan Pertanian--- TUA (TANAH, UDARA, & AIR) 1. Tanah : Tandus, Gersang, Tercemar. 2. Udara : Panas Global efek dari rumah kaca.
Lebih terperinciTEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135
TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan
Lebih terperinciPupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)
Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama
13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sawi Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama spesies Brassica juncea (L.) Czern. Jenis sawi dikenal juga dengan nama caisim atau sawi bakso.
Lebih terperinciOleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)
Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup banyak digemari, karena memiliki kandungan gula yang relatif tinggi
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Buncis Sistem perakaran berbagai jenis buncis tidak besar atau ekstensif, percabangan lateralnya dangkal. Akar tunggang yang terlihat jelas biasanya pendek, tetapi pada tanah
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciPengaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Pengaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Tanaman A. Tujuan Mengetahui pengaruh nutrisi terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. B. Dasar Teori Pertumbuhan adalah perubahan biologis yang dipengaruhi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Caisin pada umumnya banyak ditanam dataran rendah, namun dapat
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kedelai adalah tanaman tahunan yang termasuk dalam famili leguminosae.
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedelai adalah tanaman tahunan yang termasuk dalam famili leguminosae. Kedelai memiliki tinggi yang bervariasi mulai dari 30-150 cm (1-5 kaki). Sistem perakaran kedelai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar Kompos merupakan bahan organik yang telah menjadi lapuk, seperti daundaunan, jerami, alang-alang, rerumputan, serta kotoran hewan. Di lingkungan alam,
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAHAN DAN METODE
PENDAHULUAN Tebu ialah tanaman yang memerlukan hara dalam jumlah yang tinggi untuk dapat tumbuh secara optimum. Di dalam ton hasil panen tebu terdapat,95 kg N; 0,30 0,82 kg P 2 O 5 dan,7 6,0 kg K 2 O yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Kolam Pemijahan Kolam pemijahan dibuat terpisah dengan kolam penetasan dan perawatan larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga mudah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumput Gajah Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) adalah tanaman yang dapat tumbuh di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa tambahan nutrien
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
Lebih terperinciumbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), klasifikasi tanaman bengkuang adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta :
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat Tanaman tomat diduga berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan terutama Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke Italia, Jerman dan negaranegara Eropa lainnya. Berdasarkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili
13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili Cucurbitaceae. Melon tersebar ke seluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik
38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas
24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan pakchoy di Indonesia Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan masuk ke Indonesia diperkirakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tetraselmis sp. Menurut B u t c h e r ( 1 9 5 9 ) klasifikasi Tetraselmis sp. adalah sebagai berikut: Filum : Chlorophyta Kelas : Chlorophyceae Ordo : Volvocales Sub ordo Genus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malvales Famili
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk
Lebih terperinciPERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI
PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,
Lebih terperinciKompos Cacing Tanah (CASTING)
Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan
Lebih terperinciMenembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)
Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.
Lebih terperinciAgroteknologi Tanaman Rempah dan Obat
Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan hasil analisis tanah di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor, tanah yang digunakan sebagai media tumbuh dikategorikan
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk
Lebih terperinci4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman
PUPUK Out line 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman 4. Jenis pupuk 5. Proses pembuatan pupuk 6. Efek penggunaan pupuk dan lingkungan Definisi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Morfologi Kedelai Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji. Biji umumnya berbentuk bulat atau bulat pipih sampai bulat
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).
PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill). SISCHA ALFENDARI KARYA ILMIAH PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha pengembangan pertanian selayaknya dilakukan secara optimal tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha tersebut, maka produktivitas
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium
I I I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium
Lebih terperinciTIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH
EKOFISIOLOGI TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN TANAH LINGKUNGAN Pengaruh salinitas pada pertumbuhan semai Eucalyptus sp. Gas-gas atmosfer, debu, CO2, H2O, polutan Suhu udara Intensitas cahaya, lama penyinaran
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4a) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan
18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayuran. Kebutuhan pupuk untuk pertanian semakin banyak sebanding dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan secara komersial di daerah tropis. Hampir setiap hari produk ini
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH
TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Caisin Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman asli Asia. Caisin dibudidayakan di Cina Selatan dan Tengah, di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakcoy (Brassica chinensis L.) Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada dalam satu genus dengan sawi putih/petsai dan sawi hijau/caisim. Pakcoy
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena
Lebih terperinciJurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN
PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saninten (Castanopsis argentea Blume A.DC) Sifat Botani Pohon saninten memiliki tinggi hingga 35 40 m, kulit batang pohon berwarna hitam, kasar dan pecah-pecah dengan permukaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: Caryophyllales, Famili: Cactaceae, Genus:
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Maret
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas sayuran bernilai ekonomi yang banyak diusahakan petani setelah cabai dan bawang merah. Kentang selain digunakan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan
Lebih terperinciBUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)
BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification) PRINSIP S R I Oleh : Isnawan BP3K Nglegok Tanaman padi diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya Semua unsur potensi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Padi Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang kosong. Panjang tiap ruas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedugul adalah pusat produksi pertanian hortikultura dataran tinggi di Bali yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Speciesnya adalah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya memegang peranan penting untuk lestarinya sumber daya ikan. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis unggulan. Pembenihan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan
Lebih terperinciBUDIDAYA KELAPA SAWIT
KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600 SM. Tanaman ini dapat tumbuh
Lebih terperinci