BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM
|
|
- Yohanes Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Rumah Sutera Alam memulai kegiatannya pada tahun Dengan bantuan beberapa karyawan, Bapak H. Tatang Godzali yang merupakan pemiliki dan pimpinan utama Rumah Sutera Alam. Beliau adalah seorang pensiunan perkebunan yang memiliki luas tanah dan bangunan sekitar empat Hektar yang terletak di bawah kaki Gunung Salak. Bapak Tatang memulai usaha dengan penanaman murbei di lahan miliknya dengan luas 1,5 hektar dan menjadi petani penghasil kokon dibawah asuhan PT Indojado, sebuah perusahaan Korea yang menghasilkan benang sutera yang terbesar di Asia Tenggara. Prestasi sebagai petani terus berkembang, sehingga banyak sekali kunungan dari manajemen Indojado yang datang untuk melihat usaha berternak ulat sutera dan perkembangannya. Tanpa disadari hubungan antara penyuluh lapangan, manajemen Indojado membentuk suatu keyakinan bahwa ulat sutera ini perlu ditekuni dan dikembangkan dengan orientasi komersil. Pada tahun 2002, kegiatan Rumah Sutera terus berkembang dengan menghasilkan benang sutera dengan membeli mesin bekas dan menggunakan tenaga ahlinya dari sentra sentra pesuteraan alam. Pada awalnya, hasil benang sutera Rumah Sutera Alam dikomplain oleh perusahaan yang diminta untuk kerjasama produksi bahakan ditolak karena kualitas yang di bawah standar. Oleh karena itu, Rumah Sutera melengkapi alat produksi agar dapat menghasilkan benang sutera yang memiliki kualitas sesuai dengan standar yang ada. Demikian seterusnya sehingga rumah sutera memiliki serangkaian proses produksi, dari budidaya murbei, budidaya ulat sutera, proses pengolahan kokon hingga menjadi benang yang siap tenun dan akhirnya tersedia fasilitas tenun bukan mesin (ATBM). Usaha pembuatan kain sutera yang terus berkembang menyebabkan para pengunjung Rumah Sutera tidak hanya ingin membeli benang atau kain sutera namun, ingin melihat bproses pembuatan kain sutera dari hulu hingga hilir. Dengan permintaan dan keinginan para pengunjung yang terus meningkat, pada
2 tahun akhir tahun 2006 dengan potensi luas lahan yang luas Rumah Sutera mengubah konsep wisata menjadi eduwisata dan mengubah nama perusahaan Rumah Sutera menjadi Rumah Sutera Alam, yang dimana pengunjung dapat melihat kegiatan agribinis ulat sutera secara lengkap. Dengan perubahan tersebut maka kegiatan perusahaan Rumah Sutera Alam yang dijalankan yaitu: 1. Unit usaha produksi sutera yang terdiri dari budidaya murbei hingga penjualan produk ulat sutera di galeri Rumah Sutera Alam dengan produk yang dijual seperti benang sutera, kain sutera polos dan bermotif, teh murbei, gantungan kunci kokon, pensil kokon dan sebagainya. Pada proses budidaya ulat sutera perusahaan menggunakan sistem petani plasma. Sedangkan untuk motif kain sutera perusahaan bekerjasama dengan pembuat motif batik di daerah Purwokerto. 2. Unit Eduwisata, dengan luas lahan empat hektar Rumah Sutera Alam selalu digunakan sebagai tempat wisata sambil belajar baik tentang pesuteraan alam maupun tentang pembuatan teh murbei, dengan target anak sekolah, perkumpulan ibu ibu. Sedangkan, produk yang ditawarkan seperti info tentang produksi kain sutera dan teh murbei, penginapan dua cottages, hingga potensi alam sekitar lainnya. 3. Pelatihan, bekerjasama dengan pemerintah daerah dan dinas kehutanan Rumah Sutera Alam menyediakan tempat sebagai tempat pelatihan, seminar, maupun berbagai pengalaman demi pengembangan persuteraan alam Indonesia. 5.2 Visi dan Misi Rumah Sutera Alam Visi Rumah Sutera Alam adalah menjadikan Rumah Sutera Alam sebagai pusat pengembangan industri sutera di Indonesia, dengan semangat meningkatkan kulaitas produk dan jas yang dihasilkan. Selain itu, perusahaan Rumah Sutera Alam ingin kota bogor swasembada sutera dan dikenal sebagi kota sutera. Sedangkan, misi Rumah Sutera Alam adalah sebagai berikut : 1. Memperkenalkan proses produksi sutera. 2. Menghasilkan kualitas produk yang bernutu tinggi 3. Bekerjasama dengan pihak luar dalam pengembangan sutera. 36
3 5.3 Lokasi Rumah Sutera Alam Rumah Sutera Alam berada di Jalan Raya Ciapus Km 8 No. 100 Bogor, Kecamatan Pasir Eurih, Kabupaten Bogor. Lokasi Rumah Sutera Alam berada di bawah kaki Gunung Salak dengan titik ketinggian berkisar antara 450 meter 500 meter di atas permukaan laut. Kelembapan udara berkisar antara 86 persen 90 persen dengan suhu rata rata pada siang hari berkisar antara 23 C 28 C, sedangkan pada malam hari berkisar antara 22 C 25 C. Luas areal yang dimiliki Rumah Sutera Alam saat ini sebesar empat hektar. Areal yang digunakan sebagai kebun murbei sebesar 1,5 hektar dan 2,5 hektar digunakan untuk proses produksi benang dan kokon, galeri, cottages, tumah pemilik dan sebagainya. 5.4 Petani Plasma Rumah Sutera Alam Perusahaan Rumah Sutera Alam dalam memproduksi kokon sutera menggunakan sistem petani plasma. Rumah Sutera Alam memiliki petani plasma sebanyak sepuluh orang. Namun, petani plasma yang rutin mengirimkan kokon hanya tiga orang petani. Hal ini karena, keterbatasan modal dan kurangnya kedisplinan para petani dalam memproduksi kokon. Petani plasma yang rutin mengirimkan kokon adalah Bapak Baidin, Bapak Ilyas, dan Bapak Dodi. Bapak Baidin memiliki usaha peternakan ulat sutera di Desa Karyasari, Jasinga. Bapak Baidin berumur 55 Tahun dan pendidikan terakhir adalah sekolah menengah atas. Bapak Baidin memulai usaha peternakan ulat sutera pada tahun 2003 dengan menggunakan lahan seluas dua Hektar untuk penanaman murbei dan rumah berukuran 6 m 10 m untuk pemeliharaan ulat sutera. Usaha sutera yang dilakukan oleh Bapak Baidin merupakan pekerjaan utama bagi Bapak Baidin. Bapak Baidin menjadi petani plasma rumah sutera alam sejak awal berdirinya usaha ulat sutera hingga saat penelitian ini dilakukan. Hingga saat ini peternakan ulat sutera Bapak Baidin tidak memiliki perizinan usaha secara hukum dan belum memiliki nama usaha. Bapak Baidin menjalankan usaha sutera alam karena beranggapan usaha ulas sutera merupakan usaha yang meguntungkan dan bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat sekitar. Bapak Ilyas dan Bapak Dodi memiliki usaha peternakan ulat sutera di Desa Pasir Eurih, Taman Sari. Bapak Ilyas memulai usaha pada tahun Sebelum 37
4 menjadi petani plasma Rumah Sutera Alam, Bapak Ilyas bergabung dengan peternakan sutera alam Teaching Farm Institut Pertanian Bogor. Namun, karena beberapa hal Bapak Ilyas mengundurkan diri dari peternakan sutera alam Teaching Farm Institut Pertanian Bogor dan pernah berhenti menjalankan usaha ulat sutera selama beberapa tahun. Pada tahun 2005, Rumah Sutera Alam menawarkan kepada Bapak Ilyas agar menjadi petani plasma perusahaan. Bapak Ilyas menerima tawaran tersebut karena beranggapan bahwa usaha sutera ini menguntungkan. Bapak Ilyas menjalankan usaha sutera alam dengan lahan seluas m 2 untuk penanaman murbei dan rumah seluas 4 m 6 m sebagai kandang pemeliharaan sutera alam. Bapak Ilyas menjadikan usaha sutera sebagai pekerjaan utama. Bapak Ilyas memiliki pekerjaan sampingan selain usaha sutera yaitu sebagai petani padi, membuka warung, dan pengrajin sepatu industri rumah tungga di daerah sekitar tempat tinggal Bapak Ilyas. Bapak Dodi memulai usaha dan bergabung dengan perusahaan Rumah Sutera Alam bersamaan dengan Bapak Ilyas. Namun, bapak Dodi memiliki luas lahan m 2 untuk penanaman murbei dan rumah seluas 4 m 6 m sebagai kandang pemeliharaan sutera alam. Bapak Dodi menjadikan usaha sutera sebagai pekerjaan utama. Gambaran umum para petani plasma Rumah Sutera Alam dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Gambaran Umum Petani Plasma Rumah Sutera Alam Kriteria Luas Luas Pengalaman Usia Pendidikan Lahan Rumah Sutera Usaha (Tahun) Petani (m 2 ) (m 2 ) (Tahun) Baidin 55 SMU Ilyas 50 SMP Dodi 53 SMP Kredit Usaha Rakyat Bank Rakyat Indonesia Kredit usaha rakyat (KUR) adalah kredit modal kerja atau kredit investasi dengan plafon kredit sampai dengan Rp yang diberikan kepada usaha mikro, kecil, dan koperasi yang usahanya layak namun tidak mempunyai jaminan yang cukup sesuai dengan yang ditetapkan oleh perbankan. Usaha mikro, kecil dan koperasi mendapatkan jaminan dari perusahaan penjamin. Tujuan akhir 38
5 KUR adalah meningkatkan perekonomian, mengurangi kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja. KUR dimulai dengan adanya keputusan Sidang Kabinet Terbatas yang diselenggarakan pad a tanggal 9 Maret 2007 bertempat di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan UKM dipimpin Bapak Presiden RI. Salah satu agenda keputusannya antara lain, bahwa dalam rangka pengembangan usaha UMKM dan Koperasi, Pemerintah akan mendorong peningkatan akses UMKM dan Koperasi kepada kredit atau pembiayaan dari perbankan melalui peningkatan kapasitas Perusahaan Penjamin. Dengan demikian UMKM dan Koperasi yang selama ini mengalami kendala dalam mengakses kredit atau pembiayaan dari perbankan karena kekurangan agunan dapat diatasi. KUR telah diluncurkan oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 5 Nopember Peluncuran KUR merupakan upaya Pemerintah dalam mendorong Perbankan menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi. Peluncuran tersebut merupakan tindak lanjut dari ditandatanganinya Nota Kesepahaman Bersama pada tanggal 9 Oktober 2007 tentang Penjaminan Kredit atau Pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi antara Pemerintah dan Perbankan. KUR ini didukung oleh Kementerian Negara BUMN, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta Bank Indonesia. Penyaluran KUR dilakukan melalui enam bank yaitu BRI, Bank Mandiri, BNI, Bank Syariah Mandiri, Bukopin, dan BTN. Instansi pembina yang berasal dari pemerintah dalam proses penyaluran KUR adalah Kementrian Negara Koperasi dan UKM, Departemen Pertanian, Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Perindustrian, Departemen Kehutanan, dan instansi terkait lainnya. Perusahaan penjamian dalam KUR adalah Perum Sarana Pengembangan Usaha (Perum SPU) dan PT Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo). Pembagian resiko jaminan adalah 70 persen perusahaan penjamin dan 30 persen bank pelaksana. Secara umum Skema KUR yang telah disepakati Bank Pelaksana dengan Perusahaan Penjamin dan Permerintah sebagai berikut: 1. Nilai Kredit maksimal Rp500 juta per debitur 2. Bunga maksimal 16% per tahun (efektif) 3. Pembagian resiko penjaminan: Perusahaan Penjaminan 70% dan Bank Pelaksana 30%. 39
6 4. Penilaian Kelayakan terhadap usaha debitur sepenuhnya menjadi kewenangan Bank Pelaksana. 5. UMKM dan Koperasi tidak dikenakan Imbal Jasa Penjaminan (IJP) Cara mengakses KUR secara umum adalah sebagai berikut 1. UMKM dan Koperasi yang membutuhkan Kredit dapat menghubungi Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Pelaksana terdekat. 2. Memenuhi persyaratan dokumentasi sesuai dengan yang ditetapkan Bank Pelaksana. 3. Mengajukan surat permohonan kreditatau pembiayaan 4. Bank Pelaksana akan melakukan penilaian kelayakan 5. Bank Pelaksana berwenang memberikan pesetujuan atau menolak permohonan kredit. Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan salah satu bank pelaksana KUR. Bank Rakyat Indonesia Ketentuan umun dan persyaratan KUR pada BRI dapat dilihat pada Tabel 8. 40
7 Tabel 8. Ketentuan Umum dan Persayaratan KUR Keterangan Calon Debitur Lama Usaha Besar Kredit Bentuk Kredit Suku Bunga Perijinan Persyaratan Individu, Kelompok, Koperasi yang melakukan usaha produktif yang layak Minimal 6 bulan Maksimal Rp. 500 juta KMK Menurun - maksimal 3 tahun KI - maksimal 5 tahun Efektif maksimal 16 % pa S/d Rp. 100 juta : SIUP, TDP & SITU atau Surat Keterangan Usaha dari Lurah/ Kepala Desa > Rp. 100 juta : Minimal SIUP atau sesuai ketentuan yang berlaku Legalitas Individu : KTP & KK Kelompok : Surat Pengukuhan dari Instansi terkait atau Surat keterangan dari kepala desa atau Kelurahan atau akte notaris Koperasi atau Badan Usaha Lain : Sesuai ketentuan yang berlaku Agunan Sumber : BRI (2008) 6 Pokok : Dapat hanya berupa agunan pokok apabila sesuai keyakinan bank usaha yang dibiayai cashflownya mampu memenuhi seluruh kewajiban kepada bank (layak) Tambahan : Seperti tanah atau bangunan kendaraan Calon debitur dapat mengakses KUR dengan menghubungi kantor cabang atau kantor cabang pembantu BRI terdekat. Setelah itu, calon debitur harus memenuhi persyaratan dokumentasi sesuai dengan yang ditetapkan oleh BRI. Jika persyaratan telah dipenuhi oleh calon debitur dapat mengajukan surat pengajuan kredit usaha rakyat. Dana yang digunakan dalam penyaluran KUR sepenuhnya berasal dari dana komersial BRI. Oleh karena itu, BRI berhak melakukan analisis pengajuan kredit terhadap calon debitur sebelum memberikan persetujuan pengajuan kredit calon debitur. 6 [22 Juni 2009] 41
Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK).
1 Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK). 1 Endik Hidayat 2 /1406518004 Universitas Indonesia Abstrak Tulisan ini
Lebih terperinciTabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar perekonomian yang sangat berpotensi untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
1. Latar Belakang I.PENDAHULUAN Indonesia adalah negara dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain petani perkebunan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya, hampir tidak satupun aspek kehidupan masyarakat yang tidak tersentuh atau dipengaruhi oleh negara.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semakin mendapatkan perhatian terutama dari pelaku agribisnis. Perhatian ini didasari karena sektor UMKM mampu bertahan
Lebih terperinciVI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG
VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG Latar belakang diluncurkannya fasilitas kredit BNI Tunas Usaha (BTU) adalah Inpres Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan
Lebih terperinciPERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 1 Peran UMKMK Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 51,3 juta unit usaha UMKM menyerap tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan, seperti juga lembaga perasuransian, dana pensiun, dan pegadaian merupakan suatu lembaga keuangan yang menjembatani antara pihak yang berkelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi diartikan sebagai suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain: 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan, Pemerintah menerbitkan Paket
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kondisi ini. Akibat adanya rasionalisasi maupun pemutusan hubungan kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terpuruknya perekonomian Indonesia yang terjadi mulai tahun 1997 mengakibatkan banyaknya perusahaan-perusahaan swasta baik di sektor industri, perdagangan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem keuangan negara-negara berkembang termasuk Indonesia berbasiskan perbankan (bank based). Hal ini tercermin pada besarnya pembiayaan sektor riil yang bersumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Industri Bordir di Kota Pariaman merupakan salah satu industri andalan dimana sektor ini banyak menyerap tenaga kerja serta membuka lapangan kerja yang baru,
Lebih terperinciPROSEDUR PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA BANK NAGARI CABANG PEMBANTU BYPASS PADANG
TUGAS AKHIR PROSEDUR PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA BANK NAGARI CABANG PEMBANTU BYPASS PADANG Diajukan sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan studi pada program Diploma III Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN ANALISIS PENGAJUAN KREDIT USAHA RAKYAT PETANI SUTERA ALAM PADA BANK RAKYAT INDONESIA CABANG BOGOR (Studi Kasus : Petani Plasma Rumah Sutera
Lebih terperinciV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
55 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Pelaksanaan PKBL PTPN VII Kemitraan adalah pemberian kredit modal kerja yang diberikan oleh PTPN VII kepada usaha mikro, kecil dan koperasi yang memiliki usaha
Lebih terperinciBISNIS PROGRAM DAN KEMITRAAN PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
BISNIS PROGRAM DAN KEMITRAAN PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 1 Latar Belakang Dalam lima tahun mendatang Pemerintah mengupayakan peningkatan kontribusi UMKM dalam perekonomian. Tujuan KUR adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu Negara. Menurut ketentuan Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini menjadi negara yang masih tergolong miskin dan kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan maupun ekonomi. Permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis UMKM menurut Bank Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kredit adalah salah satu faktor yang berperan penting di dalam pengembangan usaha. Pada umumnya ada dua jenis kredit, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi BRI : 1. Melakukan kegiatan
Lebih terperinciPEMBERIAN PINJAMAN KREDIT MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk JAKARTA PUSAT
PEMBERIAN PINJAMAN KREDIT MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk JAKARTA PUSAT Nama : TRI MELI HERIDAH NPM : 48213960 Program Studi : DIII Akuntansi Komputer Pembimbing : Dr. Budi Santoso,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu barometer bagi perekonomian nasional (Marantika, 2013). Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 menunjukkan
Lebih terperinci2. Bagaimana Syarat yang diberikan Bank BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame untuk meningkatkan debitur KUR Mikro?
Daftar Pertayaan Wawancara Untuk Kepala Unit BRI Unit Bank BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame 1. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh Bank BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia
Lebih terperinciPEMBERIAN KREDIT RITEL KOMERSIAL DAN MENENGAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk. JAKARTA PUSAT
PEMBERIAN KREDIT RITEL KOMERSIAL DAN MENENGAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk. JAKARTA PUSAT NAMA : Esra Berliana Br. S NPM : 42213981 Dosen Pembimbing : Budi Santoso SE., MM. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus berdampak kurang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu contoh negara yang berada dalam tahap membangun dan berkembang. Seiring dengan berjalannya pembangunan nasional, maka kehidupan masyarakatpun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu sektor usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha dan cukup prospektif untuk dikembangkan. UMKM dalam
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 33/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN MELALUI PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 33/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PENGEMBANGAN PERKEBUNAN MELALUI PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PETANIAN, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
Lebih terperinciKredit Usaha Rakyat. PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk.
Kredit Usaha Rakyat PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN KUR 2016 1. Keppres No. 14 tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah tanggal
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi. persyaratan guna memperoleh gelar. Sarjana Hukum
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT TANPA AGUNAN DENGAN SISTEM OFFICE CHANELING PADA BANK NAGARI CABANG PASAR RAYA PADANG Program
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 SURABAYA, 8 OKTOBER 2015 OUTLINE PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK.05/2008 TENTANG FASILITAS PENJAMINAN
Lebih terperinciSkim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)
28 Bab V. Analisis Kebijakan Kapital, Sumberdaya Lahan dan Air Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA) Pendahuluan Latar Belakang Peraturan Presiden (PERPRES) Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 Suara Karya, 2007, Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas, Jum at 13 Juli Dalam artikel
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin membaik setelah krisis ekonomi tahun 1997, terutama sejak tahun 2000. Indikator makroekonomi nasional antara tahun 2000 sampai dengan tahun
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB
Lebih terperinciSkema Pembiayaan Kelautan dan Perikanan
Jakarta, Februari 2017 Skema Pembiayaan Kelautan dan Perikanan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Divisi Bisnis Usaha Kecil This presentation has been prepared specifically for BNI. The content of
Lebih terperinciTANYA-JAWAB SEPUTAR KUR
TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR [ Senin, 25 Februari 2013 09:41:20 Oleh : Administrasi] TANYA JAWAB TENTANG KUR 1. Apakah Kredit Usaha Rakyat itu? Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit/pembiayaan Modal Kerja
Lebih terperinciPERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 011/PER/LPDB/2011 TENTANG
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sekarang ini tengah melaksanakan pembangunan di berbagai bidang terutama perekonomian. Pembangunan perekonomian Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam memajukan perekonomian suatu Negara peranan Perbankan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memajukan perekonomian suatu Negara peranan Perbankan sangat penting dalam mewujudkan perekonomian yang maju. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor yang mempunyai peranan strategis bagi perekonomian Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis sebagai penyedia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan nasional, dan penyediaan lapangan kerja. Usaha mikro, kecil dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang besar ditunjukkan oleh jumlah unit usaha dan pengusaha, serta kontribusinya terhadap pendapatan nasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal untuk usaha agar usaha tersebut berjalan lancar. Sektor perdagangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia banyak pelaku usaha yang sangat membutuhkan bantuan modal untuk usaha agar usaha tersebut berjalan lancar. Sektor perdagangan dengan skala mikro
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. di Provinsi Riau dalam mengikuti e-procurement pada tahun yaitu
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan temuan dan analisis untuk menjawab rumusan masalah yang ada terkait dengan upaya apa saja yang dilakukan oleh UMKM Lokal yang berada di Provinsi Riau dalam mengikuti
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-22/M.
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-22/M.EKON/10/2009 TENTANG KOMITE KEBIJAKAN PENJAMINAN KREDIT/PEMBIAYAAN KEPADA USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH, DAN KOPERASI MENTERI KOORDINATOR
Lebih terperinciPROSEDUR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT
PROSEDUR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT http://www.siperubahan.com I. PENDAHULUAN Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dinyatakan bahwa pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Suatu penalaran dari penulis yang didasarkan atas pengetahuan,teori dan dalil dalam upaya menjawab penelitian dituangkan dalam kerangka pemikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tatanan perekonomian global telah memperkuat posisi perbankan sebagai pilar utama dalam menunjang pertumbuhan ekonomi baik secara internasional maupun nasional.
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA SKRIPSI EKO HIDAYANTO H34076058 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Mayoritas usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil yang dikelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Mayoritas usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil yang dikelola secara perorangan yang disebut UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Peranan UMKM di Indonesia sangat penting sebagai penggerak ekonomi yang
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR : 446/PERINDAGKOP/2008 TENTANG
BUPATI JEMBRANA KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 446/PERINDAGKOP/2008 TENTANG PEMBENTUKAN TIM VERIFIKASI BANTUAN SUBSIDI BUNGA PINJAMAN KEPADA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH DAN KOPERASI ( UMKM K ) DI KABUPATEN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha mikro kecil dan menengah memiliki peran strategis dalam kegiatan perekonomian masyarakat di Indonesia. Peran strategis usaha kecil bagi perekonomian Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG
9 2 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN MELALUI PEMBIAYAAN MODAL USAHA DENGAN DANA POLA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga yang bergerak pada jasa keuangan. Lembaga ini selain mengumpulkan uang masyarakat, juga memberikan kredit kepada masyarakat baik untuk kepentingan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tingkat perekonomiannya sedang berkembang. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan perbankan yang didirikan, baik itu bank BUMN maupun
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melanda bangsa Indonesia pada tahun konvensional, sehingga memilih untuk berhubungan dengan lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, keberhasilannya banyak ditopang oleh kegiatan usaha riil berskala kecil atau mikro. Hal itu
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bida
No.1794, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH. KUR. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri
Lebih terperinciPerkembangan Perekonomian Daerah Propinsi Maluku Triwulan II 2008 PERKEMBANGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) PERBANKAN DI MALUKU
Boks 1 PERKEMBANGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) PERBANKAN DI MALUKU Peran perbankan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah sangat diharapkan oleh berbagai pihak, baik pelaku usaha, masyarakat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari peran semakin meningkatnya sektor usaha mikro, kecil dan
Lebih terperinciANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI INDONESIA PERIODE NOVEMBER 2012 APRIL 2014
ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI INDONESIA PERIODE NOVEMBER 2012 APRIL 2014 Aditya Wardhana 1), Cut Irna Setiawati 2) 1) Administrsi Bisnis, Telkom University Jl. Telekomunikasi
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN KUR PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA Tbk. CABANG BOGOR PAJAJARAN. Anita Irawati dan Asti Marlina Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK
STRATEGI PEMASARAN KUR PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA Tbk. CABANG BOGOR PAJAJARAN Anita Irawati dan Asti Marlina Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2004, dapat dilihat dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha mikro kecil dan menengah memiliki peran strategis dalam kegiatan perekonomian masyarakat di Indonesia. Peran strategis usaha kecil bagi perekonomian Indonesia
Lebih terperinci- 1 - MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
- 1 - MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM dan diperkirakan akan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan pelaku usaha industri UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Indonesia termasuk paling banyak di antara negara lainnya. Saat ini populasi penduduk dengan usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pembangunan nasional merupakan rangkaian pembangunan pada seluruh aspek kehidupan manusia yang berkesinambungan, yaitu meliputi kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI
LAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan mendasar bagi pengembangan usaha pertanian adalah lemahnya
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/235/KPTS/013/2015 TENTANG TIM MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Programing di Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang pelaksanaan praktek Pada saat pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan pada bagian Divisi Programing di Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
Lebih terperinciTENTANG. memperluas. pembiayaan; Undang-Undang. 2. Tahun 2003
KEMENTERIAN NEGARAA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR
Lebih terperinciKREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI
KREDIT USAHA RAKYAT Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Jakarta, 6 Februari 2017 I. Evaluasi Pelaksanaan KUR 2016 A. KINERJA PENYALURAN
Lebih terperinciSKEMA KREDIT USAHA RAKYAT PT. BANK BUKOPIN. Kriteria penerima kredit
SKEMA KREDIT USAHA RAKYAT PT. BANK BUKOPIN Kriteria penerima kredit Usaha Mikro (pengrajin, nelayan, petani, dan pedagang) yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Menjalankan usaha produktif yang layak.
Lebih terperinciPERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI
PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL POKOK BAHASAN I II KONDISI UMKM PERBANKAN KOMITMEN III POLA PEMBIAYAAN UMKM IV KESIMPULAN I KONDISI UMKM PERBANKAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM Menurut Raffinaldy (2006) dalam tulisannya yang berjudul Memeta Potensi dan Karakteristik UMKM Bagi Penumbuhan Usaha Baru bahwa karakteristik UMKM merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena UMKM mempunyai fleksibilitas
Lebih terperinciOleh YATI NURYATI A
ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN DAN TITIK IMPAS PENJUALAN KAIN SUTERA ALAM (Studi Kasus pada Perusahaan Sutera Alam "AMAN SAHURI",Kabupaten Garut, Jawa Barat) Oleh YATI NURYATI A29 1205 JURUSAN EMU-ILMU
Lebih terperinciOleh YATI NURYATI A
ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN DAN TITIK IMPAS PENJUALAN KAIN SUTERA ALAM (Studi Kasus pada Perusahaan Sutera Alam "AMAN SAHURI",Kabupaten Garut, Jawa Barat) Oleh YATI NURYATI A29 1205 JURUSAN EMU-ILMU
Lebih terperinciPERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 36/PER/LPDB/2010 TENTANG
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI
Lebih terperinciPENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu
I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pemberian kredit pada saat ini telah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Jenis kredit yang diberikan pun sudah menyesuaikan dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah menyadari pemberdayaan usaha kecil menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat dan sekaligus
Lebih terperinciA. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN
5. Berakhirnya Perjanjian Kredit...... 30 C. Tinjauan Umum Tentang Kredit Usaha Rakyat...37 1. Pengertian Kredit Usaha Rakyat...37 2. Tujuan dan Lembaga Penjamin Kredit Usaha Rakyat...37 BAB III PEMBAHASAN
Lebih terperinciBIRO ADMINISTRASI PEREKONOMIAN Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur
BIRO ADMINISTRASI PEREKONOMIAN Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur Asal mau berusaha dengan baik pasti ada jalan menuju kesejahteraan KAMI SIAP MEMBANTU ANDA Kata Pengantar Alhamdulillah Puji dan syukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang Dasar 1945 alinea 4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka investasi. Bank sebagai salah satu perusahaan jasa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan usaha yang semakin maju, maka orangorang atau badan usaha pun membutuhkan tambahan modal, baik untuk usaha maupun dalam rangka investasi.
Lebih terperinciPEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)
PEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) Dasar : PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PER/M.KUKM/XI/2016 DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Sibangkaja merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan
BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Profile Agrowisata Sutera Sari Segara Desa Sibangkaja merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan Abiansemal di Kabupaten Badung dengan luas wilayah geografis
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI BANK RAKYAT INDONESIA UNIT LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI BANK RAKYAT INDONESIA UNIT LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI EKO PUTRO MULYARTO H34066038 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebijakan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUKM) dewasa ini telah diatur di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 7 Tahun
Lebih terperinciBUPATI PAKPAK BHARAT
BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN USAHA BAGI MASYARAKAT MELALUI KREDIT NDUMA PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci