PERANCANGAN SWITCHING CONTROL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SWITCHING CONTROL"

Transkripsi

1 PERANCANGAN SWITCHING CONTROL PADA PARALEL PUMP SUBMERSIABLE DI SUMUR INTAKE INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM GRESIK ( Hilda Luthfiyah, Totok Soehartanto) Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya Telp : Fax : heel_da_045@yahoo.com ABSTRAK Pompa Submersible adalah pompa yang dioperasikan di dalam air dan akan mengalami kerusakan jika dioperasikan dalam keadaan tidak terbenam air berkelanjutan. Maka pompa submersible mempunyai tinggi minimal air permukaan sumur intake yang dapat dipompa sehingga pompa tetap terjaga untuk terbenam. Sumur intake adalah sumur dalam IPA PDAM Gresik yang berfungsi sebagai tempat pengumpul bahan baku air dari sungai. Di IPA PDAM Gresik pengaturan kerja ke-11 pompa terbagi pada 2 jenis sumur yaitu bentuk lingkaran dengan 8 buah pompa terpasang dan berbentuk kotak dengan 3 buah pompa terpasang yang dioperasikan secara manual berdasarkan perkiraan tinggi air yang terlihat oleh petugas. Oleh karena itu, melalui tugas akhir ini dilakukan perancangan switching control pompa submersible secara otomatis berdasarkan tinggi air permukaan sumur intake dan waktu operasional pompa tersebut. Perancangan ini menggunakan konfigurasi logic solver dengan referensi utama adalah tinggi minimum permukaan air sumur intake yang tidak boleh dilewati yaitu 3 m. Berdasar simulasi yang telah dilakukan, debit sungai minimal yang dapat menyalakan 3 buah pompa submersible adalah m 3 /s dan debit sungai maksimal ketika telah dapat menyalakan 11 pompa adalah 161 m 3 /s, meskipun debit sungai m 3 /s dan tinggi air yang mampu dicapai hanya 2.5 m tetapi ketika terjadi kenaikan debit secara tiba-tiba dikarenakan banjir, lumpur, dsb (load) sebesar 70 m 3 /s maka dapat menaikkan tinggi air sumur menjadi lebih dari 6 meter dan mampu menyalakan 11 buah pompa submersible yang terpasang. Kata kunci : Pompa Submersible, Sumur Intake, Switching Control I. PENDAHULUAN Pompa Submersible (pompa benam) adalah pompa yang dioperasikan di dalam air dan akan mengalami kerusakan jika dioperasikan dalam keadaan tidak terdapat air terus-menerus. Jenis pompa ini mempunyai tinggi minimal air yang dapat dipompa dan harus dipenuhi ketika bekerja agar life time pompa tersebut lama. Pompa jenis ini bertipe pompa sentrifugal. Pompa Submersible yang digunakan oleh IPA PDAM Gresik untuk menyedot air dari sungai, sumber utama pengolahan air melewati dua saluran pipa menuju dua jenis sumur Intake yang berbeda. Satu sumur berbentuk bundar dengan delapan pompa Submersible, sedangkan yang lain berbentuk kotak dengan tiga pompa berjenis sama. Air yang telah berada di IPA akan diolah sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kondisi ke-11 pompa tersebut tidak dapat digunakan secara maksimal bersamaan bergantung debit air di sungai yang dipengaruhi oleh musim yang sedang berjalan. Ketika musim penghujan maka debit air melimpah sehingga ketinggian air di sumur Intake dapat mencapai maksimal. Pengaruhnya, jika ke-11 pompa tersebut digunakan maka dapat terjadi overflow pada IPA. Solusinya adalah mematikan pompa sehingga tidak terjadi lagi overflow. Pada musim kemarau, debit air yang melalui sungai dapat sangat jauh berkurang. Hal ini tentu dapat mempengaruhi ketinggian air di sumur Intake yang menyusut sehingga pompa Submersiable tidak tenggelam lagi tapi muncul. Maka dilakukan penghentian operasi untuk satu atau beberapa pompa sampai ketinggian air di sumur Intake memenuhi ketinggian minimal agar pompa tetap tenggelam. Tetapi jika ketinggian air telah melalui batas aman maka dapat menambahkan pengoperasian satu atau beberapa pompa sehingga penyaluran air dapat dilakukan maksimal dengan memperhatikan kondisi di IPA agar tidak overflow ataupun ketinggian air menyusut yang menyebabkan pompa muncul. Penambahan atau pengurangan jumlah pompa yang dioperasikan dilakukan dengan cara manual dan berdasarkan perkiraan tinggi air yang terlihat oleh petugas. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan melakukan pengendalian ketinggian air di sumur Intake secara otomatis dengan merancang pemodelan switching control mengggunakan program simulink agar pompa Submersiable yang terpasang secara paralel dapat bekerja secara bergantian dengan tetap berada di atas permukaan air yang dipersyaratkan yaitu 3 meter. Dalam penelitian ini ke-11 pompa submersible yang digunakan diasumsikan dalam kondisi baik dengan mengabaikan faktor kekeruhan (NTU) pada air sungai. Selain itu kondisi sumur intake ketika dalam keadaan overflow tidak diperhatikan. II. TEORI PENUNJANG 1. Instalasi Pengolahan Air PDAM Berdasar SNI , unit paket instalasi pengolahan air yang selanjutnya disebut unit paket IPA adalah unit paket yang dapat mengolah air baku melalui proses fisik, kimia dan atau biologi tertentu dalam bentuk yang kompak sehingga menghasilkan air minum yang memenuhi baku mutu yang berlaku, didesain dan dibuat pada suatu tempat yang selanjutnya dapat dirakit di tempat lain dan dipindahkan, yang 1

2 terbuat dari bahan plat baja, dan plastik atau fiber. Unit-unit yang terdapat pada IPA PDAM Gresik digambarkan pada gambar 1 di bawah ini. 2. Sumur Intake Gambar 1. Unit Paket IPA [7] kapasitas debit keluaran yang mampu dihisap oleh pompa adalah 50 l/dt. Pompa ini digerakkan dengan motor listrik di bawah permukaan melalui sutu poros motor (shaft) yang memutar pompa, dan akan memutar sudu-sudu (impeller) pompa. Perputaran sudu-sudu itu menimbulkan gaya sentifugal yang digunakan untuk mendorong ke fluida permukaan. 4. Pompa Paralel Pompa paralel adalah beberapa buah pompa dihubungkan pada saluran pipa yang sama. Dalam rangkaian pompa paralel di sumur Intake PDAM ada 3 jenis pipa transmisi yang terhubung dengan 6 pompa, 3 pompa, dan 2 pompa pada tiap pipa tersebut dengan diameter pipa yang berbeda-beda. Pada suatu pompa yang dipasang secara paralel akan menghasilkan debit keluaran dari pompa dengan besarnya merupakan kelipatan dari setiap pompa yang terpasang dengan catatan bahwa pompa yang dipasang secara paralel mempunyai kapasitas debit keluaran yang sama seperti diperlihatkan pada gambar 4. Gambar 2. Sumur Intake lingkaran pada IPA PDAM Gresik [3] Sumur Intake merupakan bangunan atau alat untuk mengambil air dari sumbernya yaitu sungai. Intake pada IPA PDAM Gresik ini terbagi pada 2 macam jenis yaitu bentuk kotak dengan sisinya 4 m dan bentuk lingkaran dengan diameter 5 m yang terhubung pada sumber air baku yaitu kali Surabaya. Bangunan intake ini berada pada lokasi yang aman dari arus deras, terletak di hulu sungai sehingga aman dari pencemaran, dan posisi intake seharusnya dapat disadap secara konstan sesuai dengan kebutuhan baik pada musim kemarau maupun pada musim hujan tetapi pada kondisi realitanya ketika kondisi kemarau, sumur intake kesulitan untuk menghisap air dari Kali Surabaya. 3. Pompa Submersible Gambar 3. Pompa Submersible [10] Pompa Submersible dibuat atas dasar pompa sentrifugal bertingkat banyak dimana keseluruhan dari pompa dan motornya harus ditenggelamkan ke dalam cairan. Pompa Submersible yang digunakan pada plant bertipe Grundfos 150- KWO dengan 2 jenis pompa berdaya berbeda yaitu 30 kw dan 37 kw. Frekuensi yang dihasilkan adalah 50 Hz dengan 2 Gambar 4. Grafik Hubungan Jumlah Pompa dengan Debit 5. Level Transmitter Level transmitter yang akan dipasang ini merupakan satu kesatuan peralatan pembacaan variabel terukur dengan dilengkapi oleh sensor sebagai pendeteksi ketinggian air pada sumur intake. Ketika sensor telah membaca ketinggian air maka akan disimpan datanya untuk dikirimkan ke controller berupa logic solver untuk diputuskan jumlah pompa yang aktif ataupun mati. Pematian atau penyalaan pompa ini melalui relay atas dasar perintah controller. Relay ini berfungsi sama dengan saklar yaitu memtus atau menyambungkan listrik pada pompa submersible seahingga pompa akan mati atau menyala. Pada level transmitter ini dapat didekati dengan sistem orde 1, yaitu : L oy L ox = K L τ L s+1 dengan, K L adalah gain kontroller dan τ L adalah time constant level. 6. Hukum Kesetimbangan Massa Kesetimbangan massa pada pada suatu reaksi dengan satuan kg/s dapat dituliskan dengan persamaan : Laju aliran massa input-laju aliran massa ouput = laju perubahan massa dalam sistem Kemudian dari persamaan di atas dapat diubah ke dalam kesetimbangan massa untuk air sehingga didapatkan suatu pesamaan mencari perubahan ketinggian berdasarkan debit air yaitu : A dh dt = q in q out (2) dengan, A = luas penampang sumur (m 2 ) (1)

3 Q in = debit yang masuk ke sumur intake Q out =debit total yang keluar dari sumur intake melalui pompa paralel 7. Pengendalian berbasis Logic Solver Logic solver berisi sebuah perintah sebab akibat yang berfungsi sebagai pasangan aksi-kondisi dari sebuah proses. Perintah ini menjadi acuan dalam proses pengendalian ketika mengeluarkan sinyal yang menjadi aktuator. Perintah yang dikeluarkan merupakan algoritma sebuah pengendali yang dapat diadaptasi suatu plant dengan multivariabel. Langkahlangkah untuk meyusun truth tabel Simulink, adalah : Membuka jendela editing pada truth tabel Memilih action languange Memasukan truth tabel condition Memasukkan truth tabel decision Memasukan truth tabel action Assigning truth tabel 1. Rancangan Switching Control Pompa Level Transmitter maupun logic solver sebagai pengendali pada sumur intake diletakkan pada masingmasing sumur, yaitu bentuk kotak dan bentuk lingkaran. Logic solver yang dirancang tentu berbeda antara sumur bentuk kotak maupun lingkaran, dikarenakan hal ini dipengaruhi pengendalian ketinggian yang disebabkan oleh besarnya jumlah pompa dan luas penampang sumur yang berbeda di tiap jenisnya. h X LEVEL TRANSMITTER CONTROLLER PARALEL POMPA SUBMERSIBLE FUNGSI SUMUR INTAKE KOTAK h DEBIT SUNGAI FUNGSI SUMUR INTAKE LINGKARAN h PARALEL POMPA SUBMERSIBLE h X CONTROLLER Gambar 5.Bentuk Penulisan Logic Solver pada Truth Tabel [14] LEVEL TRANSMITTER Gambar 7. Diagram Blok Sistem S-1 LT III. PEMODELAN SWITCHING CONTROL POMPA PARALEL PADA SUMUR INTAKE START S-2 LOGIC SOLVER S-4 S-7 S-8 Keterangan: : Pompa Submersible : Relay S-9 Studi Literatur Data Debit Distribusi Air PDAM per 3 tahun Pemodelan Gambar 8. Perancangan Switching Control Pompa Pemodelan Debit sungai Pemodelan Debit Pompa Paralel Pemodelan Fungsi Sumur Intake Pemodelan Swicthing Control On/Off Pompa 2. Perancangan Model Matematis Debit Output Pompa Paralel Submersible Tidak Menentukan ketinggian Air di Sumur Intake Simulasi Desain Proses pada Sumur Intake beserta Pengendali Switching Control On/Off Pompa Apakah Switching Control Pompa Bekerja sesuai ketinggian Sumur Intake Ya Analisa Hasil dan Kesimpulan END Gambar 6. Diagram Alir Penelitian 3 Gambar 9. Kesetimbangan Massa Pompa Paralel Dari pemodelan sistem di atas dapat ditentukan persamaan matematisnya adalah : y = 0.05 x (3) dengan, x = jumlah pompa yang digunakan

4 3. Pemodelan Matematis Debit Kali Surabaya Data yang didapatkan untuk mendukung penelitian ini berupa data debit distribusi air PDAM ke pelanggan mulai tahun Kemudian didapatkan Q produksi dengan persamaan : Q produksi = Q out distribusi + (5%. Q out distribusi) (4) Maka didapatkan persamaan Q produksi per tahun, yaitu : y = -(2,10-6 ) x 6 + (8, ) x 5 - (1, )x 4 + (5, )x 3 - (5, )x 2-0,02369x + 0,3858 (tahun 2007) y = (1, )7 x 6 - (7, ) x 5 + 0,01203 x 4-0,09533 x 3 + 0,3678 x 2-0,6173 x + 0,6604 (tahun 2008) y = -( ) x 6 + (3, ) x 5 - (3, ) x 4 + 0,02256 x 3-0,06275 x 2 + 0,08403 x + 0,3481 (tahun 2009) dari persamaan tiap tahun diatas dengan y adalah debit produksi IPA PDAM per bulan dan x adalah urutan bulan, dimasukkan ke turunan dari persamaan (2) sehingga menjadi persamaan di bawah ini. Q sungai = h t. A + Q produksi (5) dengan, Q sungai = debit yang melewati Kali Surabaya h = tinggi permukan air sumur intake (m) t = waktu (detik) A = luas penampang sumur intake ( m 2 ) Q produksi = debit produksi per tahun, persamaan dinamik hasil perhitungan pers. (4) Hasil perhitungan dari persamaan 5, dimasukan dalam program minitab, maka diperoleh persamaan matematis debit sungai Kali Surabaya adalah : y= 0, ,633x x 2 (tahun 2009) y= x x 2 (tahun 2008) y= x x 2 (tahun 2007) dengan y adalah adalah debit sungai Kali Surabaya per bulan untuk tahun dan x adalah urutan bulan per tahun Q pompa = debit total keluaran pompa paralel ketika diaktifkan 5. Pemodelan Matematis Level Transmitter Secara umum fungsi alih dari level transmitter dapat didekati dengan sistem orde 1 yang tertulis pada persamaan (1). Dengan memasukkan data teknis, maka diperoleh fungsi alih sebagai berikut : L oy L ox = 1, A/m (8) 6. Pemodelan Pengendalian Aktifasi Pompa Pengendalian ini disambungkan limit switch pada tiap-tiap pompa Submersible dan memberikan perintah untuk menyalakan atau mematikan pompa sesuai program yang telah diatur bergantung pada ketinggian tertentu air dalam sumur Intake. Penentuan level ini merupakan dasar dari pemrograman logic solver. Setelah itu mengubah penentuan level di atas untuk dikonversikan ke error arus. Error arus adalah hasil penjumlahan dari set point level yaitu 3 meter (tinggi minimal sumur Intake yang diijinkan dan telah dikonversi pula ke dalam arus) dengan output dari level transmitter. Maka didapatkan nilai batas minimal dan maksimal error arus untuk menyalakan atau mematikan pompa submersible. Pemodelan ini terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan bentuk sumur yang terdapat pada intake. Tabel 1. Tabel Kondisi untuk Sumur Kotak 4. Pemodelan Matematis Proses Sumur Intake Tabel 2. Tabel Kondisi untuk Sumur Lingkaran Gambar 10. Kesetimbangan Massa Proses Sumur Intake Berdasarkan diagram blok diatas, maka hukum kesetimbangan energinya, adalah: m sumur = m in m out (6) Persamaan (6) diturunkan untuk didapatkan persamaan ketinggian air pada sumur intake, yaitu menjadi : h = (Q sungai Q 2.5 m ) Q pompa A. t (7) dengan, t = 1 detik A = 16 m 2 (kotak) atau m 2 (lingkaran) Q sungai = debit kali Surabaya (hasil perhitungan berupa pers.dinamik pers. (5)) 4 Pada 2 bentuk tabel kondisi sebelumnya, kolom D adalah kolom kebenaran yang mengartikan kondisi yang

5 terjadi ketika kontroller disimulasikan. Tetapi pada kolom terakhir diartikan kondisi default sistem. Huruf T berarti kondisi benar (true) dan F kondisi salah (false). Tabel 3. Tabel Aksi untuk Sumur Lingkaran Tabel 4. Tabel Aksi untuk Sumur Kotak Pada 2 jenis tabel aksi di atas tiap baris yang tertulis mengartikan aksi yang harus dilakukan pada tabel kondisi. Sedangkan pada baris terakhir merupakan pendefinisian pada konsidi default. Gambar 12. Pemodelan Waktu Operasional Pompa pada Sumur Lingkaran dengan Simulink IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 1. Simulasi Dinamika Tinggi Air Permukaan Sumur Intake Dinamisasi tinggi air sumur ini dipengaruhi debit sungai sebagai input sistem, debit keluaran dari pompa submersible yang terpasang pada ke dua sumur intake sebagai output dari sistem, dan luas penampang sumur. Ke-3 variable inilah yang saling mempengaruhi. Semakin besar debit air yang memasuki ke dalam sumur, baik sumur intake kotak maupun bentuk lingkaran maka makin tinggi pula permukaan air sumur yang dapat dicapai. Selain itu semakin besar pula peluang jumlah dari pompa Submersible yang dapat dinyalakan karena kondisi kritis telah dapat terlewati. 7. Pemodelan Aktifasi Pompa berdasar Waktu Operasional Perancangan waktu kerja pompa Submersible pada sumur Intake kotak berdasarkan batas maksimal waktu operasi kerja pompa. Sebagai masukan berupa nilai dari jumlah pompa yang bekerja menggunakan pulse generator yang merupakan pewaktu pada tiap-tiap pompa Submersible ketika bekerja atau dihentikan operasinya. Masukan tersebut dihubungkan dengan fungsi Matlab yang didalamnya terdapat fungsi M-file yang akan mengatur pompa mana saja yang akan aktif atau mati ketika sudah melewati beberapa jam yang telah ditentukan. Sehingga pada keluaran dari sistem akan terlihat waktu-waktu ketika tiap pompa tersebut nyala atau mati Gambar 11. Pemodelan Waktu Operasional Pompa pada Sumur Kotak dengan Simulink 5 Gambar 13. Pemodelan Dinamika Tinggi Air Sumur Simulasi perubahan dinamika tinggi air pada sumur kotak Tabel 5. Dinamika Tinggi Air Sumur Kotak Tahun 2009 Q sungai 0 Besar Level Air Sumur (m ) dengan Q out pompa Aktif Ketika pompa mulai dinyalakan satu atau sampai tiga buah pompa Submersible maka mengalami pengurangan

6 tinggi air sumur kotak rata-rata sebesar m ketika satu pompa menyala, m ketika dua buah pompa menyala, dan ketika ketiga pompa menyala tinggi air berkurang m m dari tinggi air sumur kotak semula (belum ada pompa yang dinyalakan). Q sungai Simulasi perubahan dinamika tinggi air pada sumur lingkaran Tabel 6. Dinamika Tinggi Air Sumur Lingkaran Tahun Besar Level Air Sumur (m ) dengan Q out pompa Aktif (m 3 /s ) Dari tabel 6 di atas menunjukkan hubungan antara debit sungai sebagai masukan dengan debit pompa sebagai keluaran yang diubah-ubah menghasilkan besar perubahan ketinggian air di sumur intake lingkaran. Makin besar debit sungai sebagai masukan maka makin tinggi pula kedudukan air di sumur lingkaran meski ada pengaruh pengurangan nilai ketinggian air disebabkan adanya penambahan jumlah pompa yang bekerja makin bertambah tapi hal ini tidak terlalu signifikan mempengaruhi besar kenaikan ketinggian sumur. Dari data di atas didapatkan tinggi minimal air di sumur intake lingkaran atau kotak agar dapat mulai menyalakan pompa Submersible adalah 3 meter sehingga debit masukan dari sungai yang dapat memenuhi tinggi air tersebut sebesar ± m 3 /s. Setiap menyalakan satu buah pompa berarti memberikan pengaruh pengurangan ketinggian pada sumur intake baik sumur kotak maupun lingkaran sampai meter. 2. Simulasi Aktifasi Pompa Berdasar Tinggi Permukaan Sumur Intake Simulasi pengendalian aktifasi pompa submersible pada Sumur Kotak Tabel 7. Hasil Simulasi Pengendalian Pompa pada Sumur Kotak Error P1 P2 P3 Arus 0,01 OFF OFF OFF 0 ON OFF OFF -0,004 ON OFF OFF -0,008 ON OFF OFF -0,012 ON ON OFF -0,014 ON ON OFF -0,016 ON ON OFF -0,018 ON ON ON -0,02 ON ON ON Simulasi pengendalian aktifasi pompa submersible pada Sumur Lingkaran Tabel 8. Hasil Simulasi Pengendalian Pompa pada Sumur Lingkaran error P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 arus 0,01 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF 0 ON ON OFF OFF OFF OFF OFF OFF -0,015 ON ON OFF OFF OFF OFF OFF OFF -0,02 ON ON ON ON OFF OFF OFF OFF -0,025 ON ON ON ON OFF OFF OFF OFF -0,03 ON ON ON ON OFF OFF OFF OFF -0,035 ON ON ON ON ON ON OFF OFF -0,045 ON ON ON ON ON ON OFF OFF -0,05 ON ON ON ON ON ON ON ON -0,055 ON ON ON ON ON ON ON ON Tabel 7 dan 8 merupakan hasil simulasi untuk pengendalian dengan nilai error arus yang diubah-ubah. Ketika nilai error arus menunjukkan nilai positif maka tiga buah pompa tidak diijinkan untuk dinyalakan atau mati. Nilai positif ini berarti lebih besar dari nilai set point (3 m) daripada keluaran level transmitter. Ini berarti kondisi ketinggian air di sumur kurang dari 3 m. Tetapi ketika nilai error arus lebih kecil atau sama dengan nol, maka mulai ada proses untuk mulai menyalakan pompa secara bertahap sampai dengan semua pompa menyala. Gambar 14. Pemodelan Logic solver untuk Sumur Kotak dan Sumur Lingkaran 3. Simulasi Pengendalian Waktu Operasional Pompa Pompa submersible yang terpasang pada sumur intake minimal dapat bekerja 15 jam sedangkan maksimal waktu operasional setiap pompa submersible diatur 144 jam atau 6 hari dalam seminggu agar pompa mempunyai waktu untuk beristirahat sehari dalam seminggu. Pengendalian waktu operasional pompa Submersible secara bergantian ini bertujuan untuk menjaga agar pompa tenggelam ini bekerja tanpa melebihi standar operasi maksimalnya dengan terus memperhatikan kewajiban menyuplai air ke IPA. 6

7 Simulasi Pada Sumur Kotak Tabel 9. Hasil Simulasi Pengendalian waktu Operasional Pompa Sumur Kotak No Jumlah Pompa Submersible Waktu Pompa (jam) bekerja 0-24 ON OFF OFF OFF ON OFF OFF OFF ON 0-24 ON ON OFF ON OFF ON OFF ON ON ~ ON ON ON Dari hasil simulasi tabel 9 di atas terlihat waktuwaktu ketika mulai terjadi pergantian aktifasi pompa. Ketika hanya 1 buah pompa yang harus bekerja maka pergantian kerja setiap pompa berselang-seling 1 hari. Ketika 2 buah pompa harus aktif, maka pengaturannya berselang-seling sesuai aturan dalam tabel tersebut. Tetapi aturan tersebut tidak berlaku lagi ketika semua pompa dalam kondisi bekerja. Pengaturan waktu ini terus berlangsung kembali di awal ketika menginjak waktu-waktu berikutnya. N o Simulasi Pada Sumur Lingkaran Tabel 10. Hasil Simulasi Pengendalian waktu Operasional Pompa Sumur Lingkaran Jumlah Pompa bekerja Waktu (jam) Pompa Submersible (PS) ~ Dari tabel 10 di atas memperlihatkan waktu-waktu operasional pompa dalam seminggu ketika 2, 4, dan 6 buah pompa Submersible dinyalakan secara bergantian. Aturan operasional pompa ini bertujuan untuk menjaga kinerja setiap pompa tetap maksimal meski maksimal digunakan secara terus menerus selama 6 hari, tetapi pada hari ke-7 digunakan untuk waktu istirahat pompa tersebut. Aturan ini tidak berlaku jika perintah yang masuk adalah semua pompa harus aktif, maka tidak ada waktu pengendalian operasional pompa. 4. Simulasi Pengendalian Tinggi Permukaan Sumur Intake & Waktu Operasional Simulasi Sistem Pengendalian pada Sumur Kotak Gambar 15. Wiring sistem pengendalian pada sumur kotak dengan Simulink Simulasi yang digunakan pada pemodelan ini adalah megubah-ubah masukan debit sungai yaitu m 3 /s dengan diberikan load. Load tersebut dianalogikan dalam realita pada sumur ketika terjadi kenaikan air secara tiba-tiba dikarenakan adanya lumpur, banjir, maupun hal-hal lain yang bisa memepengaruhi kenaikan debit sungai. Gambar 13, 14, dan 15 adalah gambar grafik ketika debit sungai deberi load 10 m 3 /s Gambar 16. Grafik perubahan debit air masuk sumur kotak ketika terjadi load 10 m 3 /s m m 3 /s Gambar 17. Grafik perubahan tinggi air permukaan sumur kotak ketika terjadi load 10 m 3 /s 7

8 0.05 m 3 /s Simulasi yang digunakan adalah sama dengan sumur kotak, yaitu memberikan load pada debit sungai sebagai gambaran mendekati kondisi realita sumur ketika terjadi banji atau hal-hal yang mengakibbatkan kenaikan debit sungai secara tiba-tiba. Besar load yang diberikan pada gambar 18, 19, dan 20 adalah 10 m 3 /s m 3 /s Gambar 18. Grafik perubahan debit keluaran pompa pada sumur kotak ketika terjadi load 10 m 3 /s Dengan level lebih dari 3 m maka 1 pompa diijinkan untuk aktif, pengaturan kerja pompa bergantian selama 200 jam (dalam simulasi ini) maka pada gambar 16 terlihat waktu operasional pompa bergantian. P1 P2 P3 Gambar 21. Grafik perubahan debit air masuk sumur kotak ketika terjadi load 10 m 3 /s. Gambar 19. Sinyal pewaktu pada sumur kotak ketika 1 buah pompa Submersible aktif Simulasi yang digunakan mengubah-ubah load yang mempengaruhi debit yang masuk pada sumur kotak. Ketika load diubah menjadi 20 m 3 /s maka debit input menjadi m 3 /s, level air sumur m, dan 2 buah pompa diijinkan aktif dengan debit output pompa paralel menjadi 0.1 m 3 /s. Nilai load tersebut kemudian bertambah besar, yaitu 30 m 3 /s, maka pengaruh yang ditimbulkan debit input sumur menjadi m 3 /s, level air sumur m sehingga ke-3 buah pompa diijinkan aktif dengan debit output pompa paralel 0.15 m 3 /s. Simulasi Sistem Pengendalian pada Sumur Lingkaran m Gambar 22. Grafik perubahan tinggi air permukaan sumur lingkaran ketika terjadi load 10 m 3 /s 0.1 m 3 /s Gambar 23. Grafik perubahan debit keluaran pompa pada sumur lingkaran ketika terjadi load 10 m 3 /s Ketika tinggi air permukaan lebih dari 3 meter maka oleh level controller maka diijinkan untuk menyalakan pompa sebanyak 2 buah. Pengaturan nayalanya pompa ketika bekerja 200 jam terus-menerus dapat dilihat pada gambar 21. Gambar 20. Wiring sistem pengendalian pada sumur lingkaran dengan Simulink 8

9 Load Q in (m3/s) P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Tabel 11 adalah tabel yang menunjukkan pengaruh pada sumur intake keseluruhan ketika debit sungai terganggu oleh adanya kotoran, lumpur, atau air yang masuk secara tibatiba yang mempegaruhi debit air yang masuk pada sumur secra keseluruhan yang diwakili dengan load. Terlihat bahwa bertambahnya nilai load maka akan mempengaruhi variabel yang lain yang makin meningkat. Pada tabel tersebut terlihat ketika kondisi minimum, debit input sumur intake adalah m 3 /s dengan level 2.5 m. Pompa mulai diijinkan menyala 3 buah ketika diberikan load 10 m 3 /s. Sedangkan ke- 11 pompa aktif ketika load diberikan 70 m 3 /s. V. PENUTUP Gambar 24. Sinyal pewaktu pada sumur lingkaran ketika 2 buah pompa Submersible aktif Kemudian load tersebut diubah-ubah dengan menambah besarnya untuk pengaruh pada kinerja pompa submersible. Ketika load dinaikkan menjadi 30 m 3 /s dengan debit minimum sungai m 3 /s, maka debit input sumur lingkaran menjadi m 3 /s dengan level permukaan air sumur menjadi m dengan 4 buah pompa aktif dan debit ouput pompa paralel menjadi 0.2 m 3 /s. Load tersebut dinaikkan lagi menjadi 50 m 3 /s, maka debit input lingkaran menjadi m 3 /s, dengan tinggi air permukaan sumur menjadi m dan 6 buah pompa aktif dengan debit output pompa paralel menjadi 0.3 m 3 /s. Terakhir load dinaikkan menjadi 70 m 3 /s, maka debit input sumur menjadi m 3 /s, level air pada sumur lingkaran m dan mengijinkan 8 buah pompa submersible yang terpasang untuk aktif dengan debit output pompa paralel adalah 0.4 m 3 /s. 5. Simulasi Implementasi Switching Control Pengendalian Pompa Submersible keseluruhan Tabel 11. Hasil simulasi integrasi keseluruhan sistem dengan dipengaruhi kenaikan load bertahap N o Tinggi Air (m) Sumur Kotak Arus LT (A) Pomp On Q out Pomp Tinggi Air (m) Sumur Lingkaran Arus LT (A) Pomp On ,72 2,5 0, ,5 0, ,72 3,122 0, ,05 3,004 0, , ,72 3,744 0, ,1 3,514 0, , ,72 4,366 0, ,15 4,018 0, , ,72 4,991 0, ,15 4,528 0, , ,72 5,616 0, ,15 5,032 0, , ,72 6,241 0, ,15 5,542 0, , ,72 6,866 0, ,15 6,046 0, , ,72 7,491 0, ,15 6,556 0, ,4 1 0 Q out Pomp a ,72 8,116 0, ,15 7,066 0, ,4 1. Kesimpulan Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Perubahan dinamika tinggi air dipengaruhi debit sungai yang masuk ke dalam sumur intake baik kotak dan lingkaran tidak dapat dikendalikan besarnya karena bergantung musim, sedangkan debit keluaran pompa submersible sebagai media keluarnya air dari sumur Intake ke IPA berpengaruh terhadap tinggi permukaan sumur intake sebesar 0.04 cm-0.01 cm pada tiap pompa yang beroperasi. Switching control berbasis logic solver dengan titik referensi yang harus dijaga 3 m sebagai nilai tinggi minimal sumur, telah mampu mengendalikan aktifasi pompa submersible yang berdasar tinggi permukaan air sumur dan waktu operasional pompa submersible pada 2 bentuk sumur intake yaitu kotak dan lingkaran dengan jumlah minimal pompa yang aktif 3 buah ketika berada di titik 3 m dan 11 buah ketika tinggi sumur telah mencapai lebih dari 6 meter dengan tetap memperhatikan waktu beroperasinya pompa tidak lebih dari 6 hari dalam seminggu. Berdasar simulasi yang telah dilakukan, debit sungai minimal yang dapat menyalakan 3 buah pompa submersible adalah m 3 /s dan debit sungai maksimal ketika telah dapat menyalakan 11 pompa adalah 161 m 3 /s, meskipun debit sungai m 3 /s dan tinggi air yang mampu dicapai hanya 2.5 m tetapi ketika terjadi kenaikan debit secara tiba-tiba dikarenakan banjir, lumpur, dsb (load) sebesar 70 m 3 /s maka dapat menaikkan tinggi air sumur menjadi lebih dari 6 meter dan mampu menyalakan 11 buah pompa submersible yang terpasang. 2. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai berikut sebagai referensi penelitian lebih lanjut : Perlu ditambahkannya instrumen pada 2 bentuk sumur intake sehingga dapat mengetahui kondisi teraktual sumur tersebut, seperti level transmitter dan flow transmitter. Dapat dilakukan penelitian dengan melakukan monitoring tinggi debit sungai yang masuk ke dalam sumur intake secara teraktual. 9

10 DAFTAR PUSTAKA [1] Akbar, amri. Perancangan Sistem Pengendalian Pembakaran Pada Duct Burner Waste Heat Boiler (Whb) Berbasis Logic Solver. Jurusan Teknik Fisika ITS: Surabya [2] Afriani, fajri. Hadiwidodo, Mochtar. Evaluasi Desain Instalasi Pengolahan Air PDAM Ibu Kota Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten, Jurnal Presipitasi: Klaten [3] Anonim. Gambar Teknik Sumur Intake. Departemen Pekerjaan Umum Kantor Wilayah Jawa Timur. [4] Anonim. Keputusan Meneri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air Minum, Jogjakarta [5] Anonim. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 82 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air [6] Anonim. Revisi SNI , Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air. Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum: Jakarta [7] Anonim. SNI , Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air. Badan Standarisasi Nasional : Jakarta [8] Ogata, Katsuhiko Teknik Kontrol Automatik. Erlangga; Jakarta. [9] Nouwen, Ing A. Pompa 1. Bhratara Karya Aksara: Jakarta [10] LC 108, Grundfos 150 KWO <URL:http: //grundfos.com> [11]Rangminang, Intake. <URLhttp://rangminang.web.id/2010/06/intake> [12]Pompa benam/ Submersible pump, <URL: [13] Tinjauan Teori ESP, <URL: ESP> [14] Help MATLAB Simulink R2009a,Programming a Truth Table. BIODATA PENULIS Nama : Hilda Luthfiyah TTL : Sidoarjo, 28 Januari 1988 Riwayat Pendidikan: Tek. Fisika ITS Surabaya 2006 sekarang SMA Negeri 1 Sidoarjo SMP Negeri 1 Sidoarjo SDN Pucang 1 Sidoarjo

PERANCANGAN AUTOMATIC BACKWASH PADA TANGKI SAND FILTER DI IPA I PDAM GRESIK (Nur Rahmah Awaliyah; Dr. Ir.Totok Soehartanto, DEA)

PERANCANGAN AUTOMATIC BACKWASH PADA TANGKI SAND FILTER DI IPA I PDAM GRESIK (Nur Rahmah Awaliyah; Dr. Ir.Totok Soehartanto, DEA) PERANCANGAN AUTOMATIC BACKWASH PADA TANGKI SAND FILTER DI IPA I PDAM GRESIK (Nur Rahmah Awaliyah; Dr. Ir.Totok Soehartanto, DEA) Program Studi S-1 Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri - Institut Teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER Oleh : AMRI AKBAR WICAKSONO (2406 100 002) Pembimbing: IBU RONNY DWI NORIYATI & BAPAK TOTOK SOEHARTANTO

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Monitoring Tingkat Efisiensi Kinerja Pompa Paralel Di Sumur Intake PDAM Gresik

Perancangan Sistem Monitoring Tingkat Efisiensi Kinerja Pompa Paralel Di Sumur Intake PDAM Gresik Perancangan Sistem Monitoring Tingkat Efisiensi Kinerja Pompa Paralel Di Sumur Intake PDAM Gresik ( Ronny Dwi Noriyati, Totok Soehartanto, Siska Kamiatiningsih) Jurusan Teknik Fisika FTI ITS, Surabaya

Lebih terperinci

Perancangan Automatic Backwash pada Tangki Sand Filter di IPA 1 PDAM Gresik

Perancangan Automatic Backwash pada Tangki Sand Filter di IPA 1 PDAM Gresik SEMINAR TUGAS AKHIR Perancangan Automatic Backwash pada Tangki Sand Filter di IPA 1 PDAM Gresik Oleh : Nur Rahmah Awaliyah Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA LATAR BELAKANG (1) LUMPUR TERFILTER

Lebih terperinci

Oleh : Heldi Usman

Oleh : Heldi Usman TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM PENGENDALIAN PRESSURE PADA PCV 351 DI DPPU NGURAH RAI-DENPASAR BALI Oleh : Heldi Usman 2407 100 047 Pembimbing: IBU RONNY DWI NORIYATI & BAPAK TOTOK SOEHARTANTO Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pandangan Umum Pompa Pompa adalah suatu jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,

Lebih terperinci

Totok Soehartanto, Ronny Dwi Noriyati, Heldi Usman

Totok Soehartanto, Ronny Dwi Noriyati, Heldi Usman TANK MOV 201 TANK 301A P 301 A 351 A P 351 A P 301 B P 351 B 301B 351B P 301 C P 351 C 301C 351C Control valve MOV 202 TI 351 FIC 351 PCV 351 AIS SV351 P-34 PIC 351 HEADER ANALISA SISTEM PENGENDALIAN PRESSURE

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

PERANCANGAN LEVEL SWITCHING CONTROL TANGKI TIMBUN PREMIUM TBBM PERTAMINA MANGGIS BALI

PERANCANGAN LEVEL SWITCHING CONTROL TANGKI TIMBUN PREMIUM TBBM PERTAMINA MANGGIS BALI PERANCANGAN LEVEL SWITCHING CONTROL TANGKI TIMBUN PREMIUM TBBM PERTAMINA MANGGIS BALI Tica Choirun Nisa., Ir. Ya umar, MT Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Control Unit G.U.N.T Tipe dengan Pengendali PID MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor, Juni 9 SIMULASI KENDALIAN FLOW CONTROL UNIT G.U.N.T TIPE DENGAN PENGENDALI PID Syahrir

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia pompa diperlukan dalam berbagai. bidang, selain dalam bidang industri, pertambangan, pertanian dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia pompa diperlukan dalam berbagai. bidang, selain dalam bidang industri, pertambangan, pertanian dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia pompa diperlukan dalam berbagai bidang, selain dalam bidang industri, pertambangan, pertanian dan rumah tangga. Pompa memang sangat penting

Lebih terperinci

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve ROFIKA NUR AINI 1206 100 017 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PDAM memanfaatkan sungai sebagai sumber air baku. Pada kenyataannya air yang dihasilkan PDAM yang telah dikonsumsi oleh masyarakat selama ini masih menemukan beberapa

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 13, No. 1, Mei 2016, 37-48 DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL Mardlijah 1, Mardiana Septiani 2,Titik Mudjiati

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM MONITORING PADA POMPA PARALEL DI SUMUR INTAKE PDAM GRESIK

PERANCANGAN SISTEM MONITORING PADA POMPA PARALEL DI SUMUR INTAKE PDAM GRESIK 1 PERANCANGAN SISTEM MONITORING PADA POMPA PARALEL DI SUMUR INTAKE PDAM GRESIK (Siska Kamiatiningsih, Ir.Ronny Dwi Noriyati,M.Kes, Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA) Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Panduan Manual. Alat Peraga PLTMH Dengan Turbin Pelton. 1. Bagian Bagian Alat. Gambar 1.1 Bagian Alat. Keterangan gambar:

LAMPIRAN. Panduan Manual. Alat Peraga PLTMH Dengan Turbin Pelton. 1. Bagian Bagian Alat. Gambar 1.1 Bagian Alat. Keterangan gambar: LAMPIRAN Panduan Manual Alat Peraga PLTMH Dengan Turbin Pelton 1. Bagian Bagian Alat Gambar 1.1 Bagian Alat Keterangan gambar: 1. Turbin Pelton 2. Rumah Turbin 3. Bagian Display 4. Pompa Air 5. Sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCT BURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCT BURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER ERANCANGAN SISEM ENGENDALIAN EMBAKARAN ADA DUC BURNER WASE HEA BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER Amri Akbar Wicaksono, Ronny Dwi riyati, otok Soehartanto. Jurusan eknik Fisika Fakultas eknologi Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Darajat Unit II milik Chevron Geothermal Indonesia memiliki sistem sirkulasi air dari kondensor menuju cooling tower (CT)

Lebih terperinci

Simulasi Otomatisasi Pengoperasian pompa Air Untuk Mengatur Ketinggian Air Danau di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Berbasis Arduino Uno

Simulasi Otomatisasi Pengoperasian pompa Air Untuk Mengatur Ketinggian Air Danau di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Berbasis Arduino Uno Simulasi Otomatisasi Pengoperasian pompa Air Untuk Mengatur Ketinggian Air Danau di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Berbasis Arduino Uno Fiqqih Faizah 1 Wempy Brilliansya 2 Program Studi D3

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 67 Telp & Fax. 5566 Malang 655 KODE PJ- PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol 4.1 Perancangan Umum Plant ini digunakan untuk proses pembuatan makanan surabi otomatis. Input sistem adalah adonan bahan dan adonan rasa sedangkan hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkahlangkah praktek,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati

Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati Rian Apriansyah,

Lebih terperinci

STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK

STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK NOVAN YUDHA ARMANDA 2409 105 032 DOSEN PEMBIMBING: IR. RONNY DWI NORIYATI M.KES IMAM

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN Nazrul Effendy 1), Masrul Solichin 2), Teuku Lukman Nur Hakim 3), Faisal Budiman 4) Jurusan Teknik Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA JAKET TABUNG BIOREAKTOR ANAEROB

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA JAKET TABUNG BIOREAKTOR ANAEROB PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA JAKET TABUNG BIOREAKTOR ANAEROB Oleh : Syafrial Nurdiansyah NRP 2406 100 037 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP 19650309 19902 1 001 Ir.

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA Erny Listijorini 1 *, I.Nyoman Sutantra 2, Bambang Sampurno 3 Teknik Mesin, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon, Indonesia

Lebih terperinci

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1] 1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan

Lebih terperinci

PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF

PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF Rr.rahmawati Putri Ekasari, Rusdhianto Effendi AK., Eka Iskandar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC Publikasi Jurnal Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembuatan Simulasi Fire Integrated System untuk kebakaran minyak (Kelas B) berbasis Mikrokontroller

Perancangan dan Pembuatan Simulasi Fire Integrated System untuk kebakaran minyak (Kelas B) berbasis Mikrokontroller Perancangan dan Pembuatan Simulasi Fire Integrated System untuk kebakaran minyak (Kelas B) berbasis Mikrokontroller Mahendra Duta Apriono K3-VIII A 6506 040 010 BAB I Latar Belakang Hasil Kuesioner dengan

Lebih terperinci

Materi 9: Fuzzy Controller

Materi 9: Fuzzy Controller Materi 9: Fuzzy Controller I Nyoman Kusuma Wardana Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Introduction to Fuzzy Logic Kusuma Wardana, M.Sc. 2 Logika Fuzzy dapat diterapkan sebagai algoritma dalam sistem kontrol

Lebih terperinci

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK Oleh : Patriandari 2206 100 026 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Paisal Tajun Aripin 1, Erna Kusuma Wati 1, V. Vekky R. Repi 1, Hari Hadi Santoso 1,2 1 Program Studi

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol On/Off Multivariabel Level dan Temperatur Berbasis Microcontroller

Perancangan Sistem Kontrol On/Off Multivariabel Level dan Temperatur Berbasis Microcontroller Perancangan Sistem Kontrol On/Off Multivariabel Level dan Temperatur Berbasis Microcontroller Ridwan Yunus 1, V. Vekky R. Repi 1, Fitria Hidayanti 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-153 Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK.

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK. PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK. Seminar Oleh : Wahid Abdurrahman 2409 105 006 Pembimbing : Hendra Cordova

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI 3.1. Perencanaan Alat Simulasi Simulasi digunakan untuk mendiskripsikan cara kerja system pengendalian escalator otomatis menggunakan programmable logic controller (PLC).

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI Pada Bab III akan dibahas perancangan simulasi kontrol level deaerator. Pada plant sebenarnya di PLTU Suralaya, untuk proses kontrol level deaerator dibuat di

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC Afriadi Rahman #1, Agus Indra G, ST, M.Sc, #2, Dr. Rusminto Tjatur W, ST, #3, Legowo S, S.ST, M.Sc #4 # Jurusan Teknik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Saat ini Negara berkembang di dunia, khususnya Indonesia telah membuat turbin air jenis mini dan mikro hydro yang merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN Saat ini Negara berkembang di dunia, khususnya Indonesia telah membuat turbin air jenis mini dan mikro hydro yang merupakan salah satu DISTRIBUSI TEKANAN FLUIDA PADA NOZEL TURBIN PELTON BERSKALA MIKRO DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK SOLIDWORKS Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT. *), Muharom Firmanzah **) *) Dosen Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID Joko Prasetyo, Purwanto, Rahmadwati. Abstrak Pompa air di dunia industri sudah umum digunakan sebagai aktuator

Lebih terperinci

Simulasi Proses Pengisian Bak Pengumpul PDAM dari Raw Water Intake dengan Kontrol PID

Simulasi Proses Pengisian Bak Pengumpul PDAM dari Raw Water Intake dengan Kontrol PID Simulasi Proses Pengisian Bak Pengumpul PDAM dari Raw Water Intake dengan Kontrol PID Tetti Novalina Manik 1), Nurma Sari 1) dan Nurul Aina 2) Abstrak: Sistem pengolahan air bersih terdiri dari beberapa

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN DAN FLOW UNTUK KEBUTUHAN REFUELING SYSTEM PADA DPPU JUANDA SURABAYA

Institut Teknologi Sepuluh Nopember PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN DAN FLOW UNTUK KEBUTUHAN REFUELING SYSTEM PADA DPPU JUANDA SURABAYA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN DAN FLOW UNTUK KEBUTUHAN REFUELING SYSTEM PADA DPPU JUANDA SURABAYA Oleh : ITS Institut Teknologi Sepuluh Nopember Arya Dwi Prayoga 2408100097 Pembimbing : Fitri

Lebih terperinci

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK Jones Victor Tuapetel 1), Diyan Poerwoko 2) 1, 2) Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia E-mail: jvictor_tuapetel@yahoo.com,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA ISBN No. 979-545-0270-1 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA Erny Listijorini 1 *, I.Nyoman Sutantra 2, Bambang Sampurno 3 Teknik Mesin, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

Lebih terperinci

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Moh. Hardiyanto 1,2 1 Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Indonesia 2 Laboratory of

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Teknologi dispenser semakin meningkat seiring perkembangan jaman. Awalnya hanya menggunakan pemanas agar didapat air dengan temperatur hanya hangat dan panas menggunakan heater, kemudian

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab ini berisi tentang bagaimana alat ini dapat bekerja sesuai dengan rancang bangun serta simulasi yang di targetkan. Dimana sistem mekanikal, elektrikal dapat dikontrol

Lebih terperinci

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN 4.1 Pengaturan Awal Dalam pembahasan mengenai pokok permasalahan yang tertuang pada BAB sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan yang dilakukan adalah bagaimana membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBAHASAN

BAB III METODE PEMBAHASAN BAB III METODE PEMBAHASAN 3.1. Metode Pembahasan Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini antara lain, yaitu : 1. Metode Literatur Metode literature yaitu, metode dengan mengumpulkan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS Berdasarkan pemodelan aliran, telah diketahui bahwa penutupan LCV sebesar 3% mengakibatkan perubahan kondisi aliran. Kondisi yang paling penting untuk dicermati adalah

Lebih terperinci

Perancangan Safety Instrumented System pada Proses Loading PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan

Perancangan Safety Instrumented System pada Proses Loading PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-366 Perancangan Safety Instrumented System pada Proses Loading PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan Rahmat Tri

Lebih terperinci

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA Galih Wardhana (6907040022) Andhika Widodo (6907040028) ABSTRAK Dalam project work ini dibuat mesin pengisi dan penutup botol

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Pembangunan sebuah PLTMH harus memenuhi beberapa kriteria seperti, kapasitas air yang cukup baik dan tempat yang memadai untuk

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Hasil Penelitian Setelah perancangan alat dilakukan, analisa dan pengujian alat pun dilakukan guna meneliti apakah alat bekerja dengan baik sesuai dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI KONSENTRASI SISTEM KONTROL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI PADA MICROHIDRO DENGAN FUZZY LOGIC CONTROLLER

PERANCANGAN SISTEM KENDALI PADA MICROHIDRO DENGAN FUZZY LOGIC CONTROLLER PERANCANGAN SISTEM KENDALI PADA MICROHIDRO DENGAN FUZZY LOGIC CONTROLLER Nazrul Effendy 1), Ridwan Herdiawan ), Fikri Nur Muhammad 3) I Nym Kusuma Wardana 4) 1,,3,4) Jurusan Teknik Fisik Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

ANALISA RANCANGAN PENGONTROLAN VOLUME PADA TANGKI AIR DILENGKAPI DENGAN INDIKATOR LED

ANALISA RANCANGAN PENGONTROLAN VOLUME PADA TANGKI AIR DILENGKAPI DENGAN INDIKATOR LED ANALISA RANANGAN PNGONTROLAN VOLUM PADA TANGKI AIR DILNGKAPI DNGAN INDIKATOR LD Noveri Lysbetti Marpaung Teknik lektro, Fakultas Teknik Universitas Riau Pekanbaru mail : noverim@yahoo.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3 RANCANG BANGUN MINIATUR PENGATURAN DAN MONITORING PENGISIAN MINK PELUMAS MENUJU MULTI-BANKER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (Sub judul : Pemrograman PLC Omron CS1W) Ir. Sutedjo.MT 1, Rusiana. S.T

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada penelitian sistem elektrik tenaga hybrid untuk pemfilteran air tanah yang telah dibuat sebelumnya dan difokuskan untuk mengefisiensikan pemakaian daya listrik

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN ROBOT PENGIKUT GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER SEBAGAI MEJA PENGANTAR MAKANAN OTOMATIS Oleh : M. NUR SHOBAKH 2108 030 061 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. Bambang Sampurno,

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) 3.1. PLTMH Cinta Mekar Gambar 3.1 Ilustrasi PLTMH Cinta Mekar (Sumber IBEKA) PLTMH Cinta Mekar

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA RANCANG BANGUN AVR PADA SISI TEGANGAN RENDAH (TEGANGAN KONSUMEN) BERBASIS ATMEGA8 Syamsir #1, Bomo Sanjaya #2, Syaifurrahman #3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 syamsir6788@gmail.com

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK METODE PUMP AS TURBINES (PATs)

PEMBANGKIT LISTRIK METODE PUMP AS TURBINES (PATs) PEMBANGKIT LISTRIK METODE PUMP AS TURBINES (PATs) Asep Rachmat, Ali Hamdani Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Majalengka Email: asep18rachmat75@gmail.com ABSTRACK Pump As Turbines (PATs) merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah mesin yang mengkonversikan energi mekanik menjadi energi tekanan. Menurut beberapa literatur terdapat beberapa jenis pompa, namun yang akan dibahas dalam perancangan

Lebih terperinci

ALAT PENDETEKSI TINGGI PERMUKAAN AIR SECARA OTOMATIS PADA BAK PENAMPUNGAN AIR MENGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER

ALAT PENDETEKSI TINGGI PERMUKAAN AIR SECARA OTOMATIS PADA BAK PENAMPUNGAN AIR MENGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AMIK GI MDP Program Studi Teknik Komputer Skripsi Ahli Madya Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 ALAT PENDETEKSI TINGGI PERMUKAAN AIR SECARA OTOMATIS PADA BAK PENAMPUNGAN AIR MENGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK

Lebih terperinci

Oleh : Made Bayu Yudha Prawira ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Hari Wiko Indarjanto, M.Eng

Oleh : Made Bayu Yudha Prawira ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Hari Wiko Indarjanto, M.Eng SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM DI PERUMNAS KOTA BARU DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK Oleh : Made Bayu Yudha Prawira (3306100034) Dosen Pembimbing: Ir. Hari Wiko

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan utama setiap makhluk hidup untuk itu diperlukan sistem penyaluran distribusi air bersih yang baik. Kondisi lapangan yang tidak memungkinkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP

Lebih terperinci

PRARANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PROSES PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

PRARANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PROSES PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF PRARANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PROSES PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF R. Sumarbagiono, Husen Zamroni, Nurokhim, Marwoto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PRARANCANGAN SISTEM

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan April 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan April 2015, 38 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan April 2015, bertempat di Laboratorium Fisika Instrumentasi, Laboratorium Fisika Dasar

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN CROSSFLOW BERBASIS KONSTRUKSI SILINDER (DRUM) POROS VERTIKAL UNTUK POTENSI ARUS SUNGAI

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN CROSSFLOW BERBASIS KONSTRUKSI SILINDER (DRUM) POROS VERTIKAL UNTUK POTENSI ARUS SUNGAI B.10. Kaji eksperimental kinerja turbin crossflow... (Sahid) KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN CROSSFLOW BERBASIS KONSTRUKSI SILINDER (DRUM) POROS VERTIKAL UNTUK POTENSI ARUS SUNGAI Sahid Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (FDM) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3.2.Alat penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL

ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL Anggara Trisna Nugraha 1),Ichal Haichal S 2) 1) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR 2105100166 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Control system : keluaran (output) dari sistem sesuai dengan referensi yang diinginkan Non linear

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah

BAB II PEMBAHASAN MATERI. fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah 11 BAB II PEMBAHASAN MATERI Pompa adalah suatu jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah ke tempat lebih tinggi alau dari

Lebih terperinci