Multikulturalisme: konsep-konsep dasar Multikulturalisme merupakan cara bagaimana memandang dan menyikapi perbedaan. Keberagaman atau pluralitas buday

Transkripsi

1 Multikulturalisme di Prancis: Masalah Asimilasi dan Integrasi Joesana Tjahjani, M.Hum. P.S. Prancis FIB UI Diskusi tentang Multikulturalisme di Dunia

2 Multikulturalisme: konsep-konsep dasar Multikulturalisme merupakan cara bagaimana memandang dan menyikapi perbedaan. Keberagaman atau pluralitas budaya merupakan kenyataan yang umum ditemui di seluruh dunia. Pada umumnya, keberagaman ini disikapi dan dikonseptualisasikan berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya, atau dari satu zaman ke zaman lainnya.

3 Istilah-istilah istilah atau konsep-konsep dasar: Melting pot, yakni bercampurnya manusia dengan latar belakang etnik yang berbeda, kemudian meleleh menjadi manusia baru. Di sini muncul apa yang disebut mainstream, unsur etnik yang dominan yang ciri-ciri khasnya mewarnai kelompok manusia baru tersebut; Salad bowl, yang mengakomodasi kontribusi berbagai macam budaya untuk memperkaya suatu kebudayaan tertentu, tetapi semuanya tetap diletakkan dalam suatu kerangka budaya nasional yang dominan;

4 Cultural pluralism, yang membedakan antara ruang publik yang homogen, tempat semua warga bersosialisasi dan berpartisipasi dalam politik, dan ruang pribadi yang penuh keragaman budaya berdasarkan latar belakang masing-masing warga. Multiculturalism, yang dijiwai oleh semangat menghormati perbedaan serta kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai dalam situasi yang pluralistik, melihat perbedaan bukan sebagai sesuatu yang ditakuti, melainkan justru diterima dengan baik.

5 Setiap negara berbeda-bedabeda dalam menerapkan multikulturalisme. Hal ini erat kaitannya dengan latar belakang sejarah dan konteks budaya masing-masing negara. Prancis adalah salah satu negara di dunia dengan identitas nasional yang berasal dari keragaman dan kemajemukan. Negeri ini mempunyai pemaknaan yang khusus tentang multikulturalisme, yang berhubungan baik dengan sejarah pembentukan bangsa maupun dengan citraan yang terbentuk dari budayanya

6 Latar Belakang Sejarah Prancis dan Konsep Negara Bangsa Sistem Monarki dan Lahirnya Revolusi Prancis: Tradisi Monarki yang panjang Charlemagne dan ekspedisi militer (akhir abad VIII) Dinasti Capétiens ( ) Louis XIV, le Roi Soleil ( ) 1715) Masyarakat kelas dengan 3 (tiga) golongan: golongan yang berdoa atau kaum agamawan golongan yang berperang atau kaum bangsawan golongan pekerja atau rakyat jelata.

7 Revolusi Prancis 14 Juli 1789: Penyerbuan ke penjara Bastille di Paris 26 Agustus 1789: Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara 14 Juli 1790: Pernyataan sikap bersama akan kebangsaan Penghapusan hak-hak istimewa Runtuhnya monarki absolut Konsep negara bangsa

8 Signifikansi dan Pembatasan Konsep Kebangsaan Ernest Renan (1882) "plébiscite de tous les jours" " ("daily referendum" about the willingness to live together) Peranan bahasa Prancis sebagai bahasa nasional

9 Peralihan konstitusi dan sistem pemerintahan: Republik I ( ) 1804) Kekaisaran I ( ) 1814) Republik II ( ) 1852) Kekaisaran II ( ) 1870) Republik III ( ) 1940) Republik IV ( ) 1958) Republik V (1958-sekarang)

10 Peran Republik III Politik: penataan dewan legislatif Pendidikan: 3 (tiga) prinsip dasar pendidikan Ekonomi: proses industrialisasi Sosial: kedatangan kaum imigran gelombang pertama

11 Nasionalisme, Etnisitas, dan Multikulturalisme Nasionalisme vs Etnisitas Identitas nasional dan proses internalisasi Dimensi universal vs partikularisme identitas Pluralisme = asimilasi + integrasi

12 Fenomena imigran sebagai aspek penting dalam sejarah Prancis kontemporer Ras Konsep mengenai ras mengacu pada pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri fisik yang didapat secara turun-temurun temurun sejak kelahiran hingga kematiannya. Etnisitas Etnisitas ditentukan dari interaksi antar kelompok yang kemudian menjadi media pembeda masing- masing kelompok tersebut. Artinya, ciri-ciri sebuah kelompok etnis baru terlihat setelah adanya kontak dengan kelompok etnis lainnya

13 Kewarganegaraan Kewarganegaraan adalah status, yang diatur oleh sebuah keputusan yang diambil berdasarkan undang- undang, dan sekaligus identitas, bila disandarkan pada rasa kepemilikan dalam sebuah kolektivitas politik[1]. Dengan begitu jelas terlihat bahwa kewarganegaraan tidak berkaitan dengan ras, karena kewarganegaraan bukanlah hanya bawaan lahir namun bisa juga didapatkan lewat proses legal yang sesuai dengan undang-undang. [1] Jean Étienne, F. Bloess, JP Noreck, JP Roux, Dictionnaire de sociologie,, Hatier, Paris : 1999

14 Imigran Menurut Le Haut Conseil d Integration[1] [1],, imigran adalah orang yang lahir di luar teritori Prancis dan masuk ke wilayah Prancis dengan niat untuk tinggal dan menetap dalam teritori Prancis dalam waktu yang lama. Imigran dapat menjadi warga negara Prancis dengan cara naturalisasi. [1] Le Haut Conseil d Intégration adalah instansi pemerintah Prancis yang mengurus dan memberikan pendapat, atas permintaan Perdana Menteri atau Kabinet, mengenai masalah- masalah yang berkaitan dengan integrasi warga asing dan/atau imigran.

15 Motif dan Dampak Ekonomi Dampak Demografis Dampak Edukatif

16 Modèle républicain d intégration adalah model integrasi yang diterapkan oleh Pemerintah Prancis dengan cara asimilasi budaya asing secara individual ke dalam nilai- nilai republikan. Lewat proses integrasi diharapkan nilai-nilai suatu Negara tertanam kuat pada setiap warga negaranya. Dengan kata lain, integrasi adalah salah satu cara pembentukan negara-bangsa (l État-nation). Sehingga setiap identitas kultural yang ada dalam sebuah masyarakat hanya akan diakui jika dianggap cocok (compatible) dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan lewat integrasi tersebut.

17 Integrasi dalam dunia kerja Untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu. Misalnya, dapat ditemui di kota Paris terutama di daerah 16, para imigran yang berasal dari Asia (Vietnam, Kamboja, dan Laos) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga harian dan penjaga anak. Di sektor pekerjaan buruh bangunan umumnya adalah para pria imigran asal Afrika sub-saharasahara juga negara- negara magribi. Sedangkan para wanitanya umumnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan penjaga anak seperti imigran dari Asia. Pekerjaan menjadi buruh pabrik juga didominasi oleh para imigran, baik pria maupun wanita.

18 Integrasi dan Ghetto Daerah pinggiran kota sering dicitrakan sebagai tempat tinggal imigran. Daerah pemukiman imigran, yang biasanya berada di pinggiran kota-kota besar Prancis, dikenal sebagai daerah yang «hidup», «ramai» dan «padat»[1]. Istilah «ghetto» sering dipakai untuk menyebut daerah pemukiman imigran di pinggiran kota tersebut. Pemakaian kata ghetto sendiri menggambarkan suasana yang tidak aman, kumuh, dan terasing[2]. [1] Véronique de Rudder, Christian Poiret, François Vourc h, L inégalité raciste, l universalité républicaine à l épreuve. PUF, Paris : [2] Véronique Le Goaziou, Charles Rojzman, Les Banlieues,, Le Cavalier Bleu, Paris : hal. 27