KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN I Landasan Teori A. Teori Keagenan Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihakpihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan perusahaan. Teori ini muncul karena adanya hubungan antara prinsipal dan agen. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai prinsipal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Teori ini berusaha untuk menggambarkan faktor-faktor utama yang sebaiknya dipertimbangkan dalam merancang kontrak insentif. Teori agensi (agency theory) menyatakan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh adanya konflik kepentingan antara manajemen (agent) dengan pemilik modal (principles) yang timbul karena masing-masing pihak (agent dan principles) berusaha untuk mencapai tujuan yang saling bertentangan, yaitu berkaitan denganpencapaian bonus manajemen. Selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam memahami asuransi adalah dengan memahami konsep risiko dengan baik. Dengan dasar pemikiran bahwa tanpa adanya suatu risiko maka tidak aka nada asuransi. Karena asuransi adalah risiko itu sendiri dalam arti bahwa asuransi menjamin suatu ketidakpastian. Bila dilihat dari sudut pandang tersebut dapat dipahami bahwa hubungan asuransi dan risiko adalah hubungan yang tidak dapat dipisahkan.

2 Risiko merupakan bagian dari asuransi karena wilayah kerja asuransi adalah menangani risiko yang timbul dari ketidakpastian begitu juga sebaliknya asuransi adalah bagian dari cara mengendalikan risiko karena asuransi adalah bagian dari pelaksanaan fungsi-fungsi dalam pengendalian risiko. Jadi memahami risiko adalah dasar yang essensial dalam mempelajari asuransi. Secara sederhana risiko dapat diartikan sebagai suatu kondisi ketidakpastian yang dapat menimbulkan kerugian khususnya kerugian financial. Dalam pengertian yang lain risiko adalah segala bentuk hal yang mengarah pada hasil yang negatif. Ketidakpastian menimbulkan kemungkinan baik itu keuntungan atau kerugian. Bila ketidakpastian menimbulkan keuntungan disebut opportunity namun bila menimbulkan kerugian maka disebut dengan risk. Secara definisi risiko memiliki beberapa pengertian seperti yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini : a) Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan risiko (risk) adalah akibat yang kurang menyenangkan dari suatu tindakan atau perbuatan. Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Secara lebih luas risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. b) Dalam pandangan Fachmi Basyaib (2007), risiko didefinisikan sebagai peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif tersebut.

3 Lebih lanjut Fachmi Basyaib (2007) menjelaskan bahwa kejadian risiko merupakan kejadian yang memunculkan peluang kerugian atau peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan. Sementara itu kerugian risiko memilki arti kerugian yanga diakibatkan oleh kejadian risiko baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun penelitian dari skripsi terdahulu dengan judul Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Underwriter dalam Menyeleksi Risiko Pada Produk Asuransi Kesehatan Kumpulan Studi pada Unit Syariah PT.Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, penulis Eva Syariefah pada tahun 2010 menyatakan bahwa proses seleksi risiko menunjukan pengaruh positif terhadap pendapatan premi yang akan diterima perusahaan. Dari hasil penelusuran pada literatur perpustakaan Mercu Buana dan jurnal di internet, penulis tidak menemukan penelitian yang serupa, selain penelitian oleh Eva Syarifah (2010). B. Pendapatan Premi a) Premi kontrak jangka pendek Premi kontrak jangka pendek (beberapa term life insurance, seperti credit life insurance) diakui sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Jika periode risiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, premi diakui sebagai pendapatan selama periode risiko sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Hal ini menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara

4 merata sepanjang periode kontrak (atau periode risiko, jika berbeda), kecuali jika proteksi asuransi menurun sesuai dengan skedul yang telah ditentukan sebelumnya. b) Premi kontrak jangka panjang Premi kontrak jangka panjang (whole life contracts dan guarranted renewable term life contract) diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis. Kewajiban untuk biaya yang diharapkan timbul sehubungan dengan kontrak tersebut diakui selama periode sekarang dan periode diperbaharuinya kontrak. Nilai sekarang estimasi manfaat polis masa depan yang dibayar kepada pemegang polis atau wakilnya dikurangi dengan nilai sekarang estimasi premi masa depan yang akan diterima dari pemegang polis (kewajiban manfaat polis masa depan) diakui pada saat pendapatan premi diakui. Menurut Soeisno Djojosoedarso (2003:127) mengemukakan bahwa "dalam asuransi yang dimaksud dengan premi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada penanggung." Adapun dalam hal ini, premi memiliki beberapa peranan sebagai berikut : a. Fungsi Premi Asuransi : 1. Mengembalikan tertanggung pada posisi ekonomi seperti sebelum terjadi kerugian 2. Mengembalikan tertanggung dari kebangkrutan, hingga mampu berdiri pada posisi seperti keadaan sebelum terjadi kerugian

5 b. Unsur unsur Penentuan Tarif Premi Asuransi : 1. Kemungkinan/probability terjadinya kerugian 2. Value judgment 3. Government Policy Dengan demikian dalam menentukan beberapa prinsip, antara lain: a. Adequate : Premi tersebut harus menghasilkan cukup uang untuk membayar kerugian yang mungkin terjadi. b. cessive : Tarif jangan berlebih-lebihan b. Equity : Bila kualitas exposurenya sama, tarif sama. c. Flexible : Tarif ditentukan harus disesuaikan kondisi. c. Komponen Premi Asuransi Premi Dasar Premi dasar inilah yang dicantumkan pada polis dan pada umumnya tidak berubah selama data/keterangan dan luasnya jaminan tidak berubah. Tarif premi berbanding lurus dengan tingginya risiko, luasnya risiko, kemungkinan rusaknya barang, ataupun semakin suatu barang berbahaya. Premi yang dibebankan kepada tertanggung ketika polis dibuat/dikeluarkan, yang perhitungannya didasarkan: a) Data dan keterangan yang diberikan oleh tertanggung kepada penanggung pada waktu penutupan asuransi yang pertama. b) Luasnya resiko yang dijamin oleh penanggung sesuai yang dikehendaki oleh tertanggung. Premi dasar biasanya terdiri dari 3 kelompok, yaitu:

6 1. Komponen premi untuk membayar kerugian yang mungkin terjadi. 2. Komponen premi untuk membiayai operasi perusahaan 3. Komponen sebagai bagian keuntungan perusahaan Premi Tambahan Premi yang ditambahkan pada premi dasar ketika terjadi perubahan data dan keterangan tertanggung serta luasnya risiko yang dijaminkan. Untuk tambahan data interest yang diasuransikan atau perubahan/penambahan resiko yang dijamin kepada tertanggung dikenakan tambahan premi (additional premiums, subcharge). C. Risiko Pada Industri Asuransi Dalam asuransi ada beberapa jenis risiko penting yang berkaitan dengan risiko asuransi, seperti yang dijelaskan berikut ini : a. Hazard Hazard adalah suatu tindakan atau kondisi yang dapat menambah atau meningkatkan terjadinya peril yang menyebabkan kerugian. Hazard dibagi dalam beberapa bagian seperti berikut ini : 1. Physical hazard yaitu hazard yang berbentuk fisik dan mengandung unsur objektif, contohnya kerusakan karena kecelakaan, tabrakan atau kebakaran dan lain sebagainya. 2. Moral hazard yaitu hazard yang timbul dari prilaku mental seseorang seperti tidak stabilnya mental seseorang yang dapat menimbulkan kerugian. Moral

7 hazard juga dapat timbul dari ketidakjujuran seperti dengan sengaja menabrakkan mobil agar mendapatkan ganti rugi. 3. Morale hazard yaitu hazard yang timbul dari tindakan yang kurang hati-hati sehingga enimbulkan kerugian. Contohnya seseorang mengendarai mobil dalam keadaan lelah dan atau mengantuk, tindakan ini kurang hati-hati karena dapat menimbulkan kecelakaan. 4. Legal hazard adalah segala bentuk kemungkinan bertambahnya bahaya karena ditinjau dari aspek hokum. b. Peril Kata peril dalam asuransi biasa disebut sebagai penyebab kerugian, sehingga peril didefinisikan sebagai penyebab kerugian. Contohnya Angin topan, badai, banjir dan lain sebagainya. c. Loss Dalam sudut pandang ekonomi, loss (kerugian) adalah hasil dari risiko yang tidak diinginkan. Oleh perusahaan kerugian biasanya selalu diprediksi dan diantisipasi sebelumnya karena kerugian bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, oleh karena itu kerugian dihitung sebagai biaya risiko. D. Risiko dan Ketidakpastian Risiko sering kali diidentikan dengan ketidakpastian, bahkan risiko dan ketidakpastian sering kali penggunaannya saling dipertukarkan dengan maksud dan tujuan dan sama, sehingga risiko juga sering didefinisikan dengan suatu kondisi ketidakpastian yang dapat menimbulkan suatu kerugian. Risiko juga dapat diartikan sebagai bentuk penyimpangan aktual dari yang diharapkan.

8 Disamping ada sisi kesamaan, risiko dan ketidakpastian juga mempunyai sisi perbedaan yang sering kali disalahartikan, perbedaan tersebut mengacu pada sisi pengelolaannya yang berbeda. Ketidakpastian mengacu pada pengertian risiko yang tidak diperkirakan (unexpected risk) sedangkan istilah risiko sendiri mengacu pada risiko yang dapat diperkirakan (expected risk). Ketidakpastian atau uncertainty sering diartikan dengan keadaan dimana ada beberapa kemungkinan kejadian dan setiap kejadian akan menyebabkan hasil yang berbeda. Tetapi tingkat kemungkinan atau probabilitas kejadian itu sendiri tidak diketahui secara kuantitatif. Menurut Brahmantyo Djohanputro (2006), pengertian risiko bila diartikan dengan adanya ketidakpastian, adalah tingkat ketidakpastian terukur secara kuantitatif. Dan risiko dapat dihitung tingkat ketidakpastiannya apabila didapat atau diperoleh suatu informasi. Jadi yang membedakan risiko dan ketidakpastian adalah faktor informasi. Apabila diperoleh informasi untuk menghitung suatu kejadian, maka ketidakpastian tersebut berubah menjadi risiko. E. Manajemen Risiko Manajemen resiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan. Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:

9 Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan /pengelolaan sumber daya Istilah lain dari pengertian manajemen risiko menurut Fachmi Basyaib (2007;2) Manajemen resiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis. Jadi manajemen risiko adalah keseluruhan sistem pengelolaan dan pengendalian risiko yang ditujukan untuk memelihara tingkat profitabilitas dan tingkat kesehatan perusahaan. F. Penyebab Timbulnya Risiko Bahaya atau risiko adalah kejadian atau peristiwa yang mungkin atau yang mungin tidak terjadi (may and may not happend). Wujud kejadian atau peristiwa tersebut bisa bermacam-macam bentuknya. Untuk peril atau bahaya tersebut terjadi, akibatnya dapat menimbulkan kerugian, atau tidak menimbulkan kerugian atau keuntungan apa-apa (Breakeven point). Secara garis besar sumber timbulnya risiko tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bagian : a) Alam (nature), yaitu risiko yang disebabkan oleh alam, misalnya Hujan badai, banjir, gempa bumi, kebakaran dan lain sebegainya. b) Manusia (human), yaitu risiko yang disebabkan oleh perilaku manusia, misalnya peperangan, pencurian, penggelapan dan lain sebagainya.

10 c) Ekonomi (economic), Yaitu kejadian-kejadian yang timbul sebagai akibat kondisi dan perilaku dari para pelaku ekonomi, contohnya perubahan sikap konsumen, perubahan selera konsumen, perubahan harga, perkembangan teknologi serta penemuan baru. Diantara ketiga sumber timbulnya risiko diatas yang bisa dipertanggungkan adalah alam dan manusia sedangkan yang point terakhir yaitu ekonomi tidak dapat dipertanggungkan karena bersifat spekulatif dan sulit untuk diukur tingkat risikonya (severity). Menurut Soeisno Djojosoedarjo (2003) hal lain yang juga dapat menimbulkan terjadinya risiko dan ketidakpastian adalah seperti yang dijabarkan dibawah ini : 1. Tenggang waktu antara perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu berakhir atau menghasilkan, dimana makin panjang tenggang waktunya makin besar pula ketidakpastiannya. 2. Keterbatasan informasi yang tersedia yang diperlukan dalam penyusunan rencana. 3. Keterbatasan pengetahuan atau teknik pengambilan keputusan perencana. Dalam asuransi, disamping dari beberapa alasan di atas, faktor terbatasnya informasi mengenai table mortalita dan morbiditas serta terbatasnya jumlah peserta asuransi juga berpengaruh terhadap tingkat akurasi dalam meramalkan frekuensi klaim yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

11 G. Risiko yang dapat diasuransikan Tidak semua risiko yang dihadapi oleh manusia dapat diasuransikan pada perusahaan asuransi, ada syarat atau elemen yang harus ada dalam suatu risiko agar dapat diasuransikan atau dialihkan pada perusahaan asuransi melalui proses perjanjian asuransi. Adapun syarat atau karakteristik tersebut adalah : 1. Risiko tersebut bersifat homogen atau ada dalam jumlah yang cukup banyak (homogeneous similarly). Contohnya : Tingkat kecelakaan kendaraan bermotor roda empat, jumlahnya cukup banyak sehingga kerugian yang ditanggung dapat dikalkulasikan secara lebih akurat. Lain halnya dengan karya lukisan dari seorang pelukis terkenal sulit diasuransikan karena hanya berjumlah satu, sehingga dalam hal ini padanan untuk menjadi tolak ukur suatu nilai/harga tidak ada. 2. Bentuk risikonya harus risiko murni (pure risk), yaitu risiko yang kejadiannya tanpa disengaja dan apabila risiko tersebut benar-benar terjadi bisa dipastikan akan menimbulkan kerugian. 3. Kerugian atau kerusakan yang diakibatkannya terjadi dari suatu peristiwa yang bersifat kebetulan (fortuitous) dan merupakan suatu hal yang bisa terjadi, bisa juga tidak terjadi. 4. Risiko yang dihadapai bukan suatu hal yang menentang suatu kebijakan umum atau pemerintah (not against public policy), misalnya : risiko dijatuhi hukuman mati oleh kejaksaan atas suatu tindakan criminal yang dilakukan oleh tertanggung. 5. Obyek risiko dan dampak yang mungkin timbul, harus dapat diukur dan dapat dinilai dengan uang (financial value).

12 6. Mereka yang akan mengalihkan risiko tersebut pada perusahaan asuransi harus mempunyai insurable interest atau kepentingan yang melekat pada objek pertanggungan asuransi atau objek yang sah dilindungi oleh hukum. 7. Atas pengalihan risiko tersebut harus dapat ditetapkan jumlah premi asuransi yang wajar (Reasonable premium). Dengan mengetahui gambaran tentang risiko termasuk mengetahui peril dan hazardnya, akan lebih mudah untuk mengetahui dan mengidentifikasi, apakah risiko tersebut layak di-cover atau tidak. Kecermatan seorang underwriter dalam mengkalkulasikan obyek asuransi akan berpengaruh positif terhadap perusahaan. H. Cara Mengelola Risiko Risiko dan hidup merupakan dua kata yang menyatu dan tidak bisa hadir kecuali bergandengan. Risiko akan selalu hadir dalam setiap aktifitas dan tindakan manusia. Dalam bisnis pun risiko akan selalu mengintai dan mengancam eksistensi bisnis tersebut. Karenanya dalam menjalankan bisnisnya seseorang akan selalu dihadapkan pada kondisi ketidakpastian, dan dari ketidakpastian ini risiko itu timbul. Untuk itu, seseorang dituntut untuk dapat menjalankan dan melaksanakan fungsi manajemen risiko dengan baik agar bahaya yang ditimbulkan dapat dihindari. Menurut herman darmawi (2006) ada empat cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi risiko tersebut : a. Menghindari risiko Cara yang paling jelas dan mudah adalah menghindari risiko. Kita dapat menghindari kemungkinan risiko terluka atau kematian akibat dari kecelakaan pesawat terbang dengan tidak menaiki pesawat tersebut. Bila suatu risiko tidak

13 bisa diatasi, maka individu atau organisasi perlu menghindarinya. Menghindari suatu risiko bisa berarti individu atau organisasi memutuskan untuk tidak meneruskan kegiatan atau bisnis yang menghadirkan risiko tersebut. Bila keputusan ini diambil, maka individu atau organisasi itu membutuhkan kegiatan atau bisnis alternatif untuk menggantikan kegiatan atau bisnis yang terdapat risiko tadi. b. Mengontrol risiko Kita dapat mengontrol risiko dengan cara pencegahan. Untuk mencegah kemungkinan gampang terkena penyakit, maka kita dapat menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti merubah kebiasaan dengan pola gaya hidup sehat. c. Menerima risiko Menerima risiko berarti menerima semua tanggungajawab finansial pada risiko tersebut. Bila tingkat risiko tersebut berada pada tingkat yang dapat diterima. Untuk masalah ini, sumber daya yang tepat perlu dialokasikan untuk mengantisipasi dan mengkompensasi bila risiko tersebut terjadi. d. Mentransfer risiko Membagi risiko dengan yang lain diperlukan apabila risiko tersebut diluar kemampuan seseorang atau organisasi untuk menerima mengendalikanya, maka suatu individu atau organisasi dapat membagi risiko tersebut dengan yang lain yang memiliki sifat risiko yang mirip atau sama. Dalam Islam praktik ini disebut asuransi syariah atau proteksi yang mutual.

14 I Seleksi Risiko Terhadap Asuransi Kumpulan Pada prinsipnya ada delapan faktor penting yang akan diteliti oleh perusahaan asuransi jiwa dalam rangka mengevaluasi polis penerbitan asuransi untuk suatu kelompok, yaitu : a. Latar belakang keberadaan kelompok. Umumnya, perusahaan asuransi jiwa kurang berkenan menerbitkan polis asuransi bagi kelompok, bila kelompok itu semata-mata dibentuk atau didirikan dengan tujuan untuk menutup kebutuhan asuransi bagi para anggota didalamnya. Hal ini terkait dengan tendensi yang terjadi bahwa anti seleksi bisa terjadi pada kelompok yang seperti ini, karena jika tujuan utama adanya group adalah hanya untuk memperoleh proteksi asuransi, seleksi yang buruk akan menjadi lebih sesuai, karena orang-orang beresiko tinggi dengan sendirinya akan tertarik menjadi anggota group, sementara orang-orang beresiko standart akan kurang tertarik untuk menjadi anggota group atau tetap berada dalam group. Anti seleksi adalah istilah yang umum digunakan dalam bidang asuransi perihal situasi yang terjadi sebagai akibat dari informasi yang asimetris. Dalam hal ini, calon tertanggung atau pemegang polis mengajukan permohonan asuransi kepada perusahaan asuransi jiwa terkait dengan penyakit berat atau tingginya risiko kesehatan yang sudah diketahui oleh yang bersangkutan. b. Jenis dan tipe kelompok Dalam hal ini, yang menjadi perhatian perusahaan asuransi jiwa terkait dengan evaluasi suatu kelompok. Misalnya adalah apakah suatu kelompok terbentuk karena adanya hubungan antara pekerja dan pemberi kerja? atau apakah kelompok tersebut merupakan koperasi, asosiasi, atau entitas lainnya.

15 c. Stabilitas. Stabilitas terkait dimana kondisi group atau kelompok bisa mempertahankan arus masuknya anggota baru yang lebih muda dari waktu ke waktu sehingga kondisi ini lebih memungkinkan kelompok tersebut memiliki penyebaran anggota yang merata. Pengalaman menunjukkan bahwa usia tua memiliki risiko morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi. Group underwriter juga mempertimbangkan indikasi tingginya intensitas perubahan anggota dalam periode yang pendek. Pada kondisi seperti ini, perusahaan asuransi jiwa akan terkena tambahan biaya administrasi coverage asuransi setiap anggota dalam kelompok tersebut. d. Besaran jumlah tertanggung. perusahaan asuransi jiwa yang memberikan batasan tidak terlalu ketat terhadap ukuran jumlah tertanggung dalam kelompok. Meskipun demikian jumlah yang besar dalam sebuah kelompok cenderung memiliki tiga karakter sebagai berikut: 1) Semakin dekat dengan angka asumsi actuarial dalam hal tingkat morbiditas dan mortalitas, 2) Cenderung memiliki fluktuasi klaim yang kecil, 3) Pengelolaannya membutuhkan biaya administrasi yang lebih kecil (persentase terhadap jumlah premi) e. Jenis usaha. Dalam proses seleksi risiko, group underwriter sangat memerhatikan faktor ini. Mengapa demikian? Bagi perusahaan asuransi, tipe dan jenis usaha tertentu memiliki probabilitas risiko yang lebih tinggi ketimbang jenis usaha lainnya. f. Level partisipasi peserta dalam membayar premi. Perusahaan asuransi umumnya mengelompokkan program asuransi Group plan menjadi dua bagian, yakni non contributory plan dan contributori plan, pada non

16 contributory plan, perusahaan memberi kerja pada yang mensponsori program ini akan membayar sepenuhnya premi asuransi kepada perusahaan asuransi jiwa. Dalam hal ini karyawan sebagai anggota atau peserta dalam group tidak ikut dalam membayar premi. Sedangkan contributory plan, dalam hal ini peserta turut berkontribusi dalam membayar sebagian kecil premi. Untuk mengurangi efek anti seleksi, dalam noncontributory plan, umumnya perusahaan asuransi mensyaratkan seluruh tertanggung wajib mengikuti program asuransi. Sebaliknya untuk contributory plan, perusahaan asuransi membebaskan peserta untuk bergabung. g. Usia. Di dalam seleksi terhadap usia meskipun group underwriter tidak melakukan evaluasi risiko terhadap setiap tertanggung dalam kelompok satu demi satu (kecuali group dengan peserta yang sangat sedikit), perusahaan asuransi tetap mengevaluasi penyebaran usia dari anggota atau peserta di dalamnya, secara khusus perusahaan asuransi jiwa akan menarik perhatian pada besarnya jumlah peserta yang sudah berusia tua. Pengalaman menunjukkan bahwa kelompok ini memiliki risiko morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi. h. Jenis kelamin. Jumlah peserta dalam kelompok juga menjadi faktor evaluasi bagi perusahaan asuransi. Umumnya kelompok wanita dalam group cenderung memiliki risiko yang lebih kecil. Itu sebabnya group dengan proporsi wanita lebih besar secara statistik akan memiliki risiko yang lebih kecil untuk coverage asuransi. J. Konsep Underwriting Underwriting disebut juga seleksi risiko adalah proses penaksiran dan

17 penggolongan tingkat risiko yang ada pada seorang calon tertanggung. Berdasarkan tingkat risiko yang ada pada calon tertanggung suatu permohonan asuransi dapat ditolak atau diterima. Terlaksana atau tidaknya suatu akad kontrak oleh perusahaan amat tergantung pada proses underwriting yang mengidentifikasi kelayakan calon tertanggung. Memahami sebuah konsep underwriting dengan baik merupakan hal yang amat esensial untuk dapat melakukan identifikasi risiko secara baik, tepat dan akurat, mengingat tanggung jawab utama dari underwriter dalam seleksi risiko adalah memastikan bahwa tidak ada risiko yang bisa menimbulkan masalah besar yang memberatkan bagi perusahaan di kemudian hari, sehingga proses seleksi risiko yang dilakukan oleh underwriter berkorelasi dengan tujuan perusahaan yakni maksimalisasi laba. Underwriting menurut pengertian asuransi jiwa adalah proses penaksiran dan klasifikasi mortalitas atau morbiditas calon tertanggung untuk menetapkan apakah akan menerima atau menolak calon peserta. Mortalitas adalah jumlah kejadian meninggal relatif diantara sekelompok orang tertantu, sedangkan morbiditas adalah jumlah kejadian relatif sakit atau penyakit diantara sekelompok orang tertentu. K. Tugas Underwriting Tugas underwriting antara lain adalah melakukan proses penyelesaian dan pengelompokan risiko yang akan ditanggung. Tugas itu merupakan elemen yang esensial dalam operasi perusahaan asuransi. Sebab, maksud underwriting adalah mendatangkan laba melalui distribusi risiko yang diperkirakan akan mendatang laba. Tanpa underwriting yang efisien perusahaan asuransi tidak akan mampu bersaing. Dalam prakteknya untuk menarik nasabah harus ada proporsi yang sama antara risiko

18 yang baik dengan risiko yang kurang menguntungkan dalam kelompok yang diasuransikan. Peranan lain underwriter dalam perusahaan asuransi adalah sebagai Berikut : a. Mempertimbangkan risiko yang diajukan b. Memutuskan menerima atau menolak risiko yang diajukan c. Menentukan syarat dan beberapa ketentuan serta lingkup ganti rugi d. Mengenakan biaya upah pada dana kontribusi peserta e. Mempertahankan, meningkatkan dan mengamankan margin profit L. Jenis-Jenis Risiko Yang Mempengaruhi Underwriting Sebelum menetapkan suatu kondisi underwriting terhadap calon tertanggung, underrwriter harus mempertimbangkan dari segi pengaruh risiko dan jenis polis yang diinginkan oleh calon tertanggung. Jenis-jenis risiko yang mempengaruhi penetapan underwriting adalah sebagi berikut : a. Increasing risk (risiko menarik) Ada beberapa penyakit tertentu, misalnya besarnya risiko akan bertambah berat sesuai dengan kenaikan umur calon tertanggung b. Risiko yang tinggi dialami pada tahun-tahun pertama polis. Makin lama polis berjalan, risiko semakin menurun c. Constant extra risk (risiko ekstra yang menetap), pada jenis ini, risiko tambahan berada pada tingkat yang tetap selama masa pertanggungan.

19 Kewenangan underwriter adalah menyetujui dan menerbitkan polis. Polis yang diterbitkan yang harus memenuhi 3 (tiga) kriteria yaitu: adil bagi nasabah (equitable to the client) dapat dijual oleh agen (deliverable by the agent) menguntungkan perusahaan (profitable to the company). A) Equitable to the client Salah satu prinsip dasar adalah bahwa tertanggung harus membayar sejumlah premiyang proporsional dengan tingkat risiko tertanggung yang diasumsikan perusahaan. Bila permohonan asuransi diterima, perusahaan asuransi harus menentukan tingkat risiko dan harus mengenakan suatu jumlah premi yang wajar untuk risiko ini. B) Deliverable by the agent Konsumen membuat keputusan terakhir mengenai apakah polis asuransi tertentu dapat diterima. Jika konsumen memutuskan untuk tidak menerima polis sewaktu agen berusaha menyerahkannya, polis tersebut disebut tidak dapat diserahkan (undeliverable) atau tidak diambil (not taken) Agar polis diterima oleh pembeli, maka harus memenuhi tiga persyaratan dasar, yaitu: a) Polis tersebut harus menyediakan benefit yang memenuhi kebutuhan konsumen b) Biaya polis untuk pertanggungan yang disediakan oleh polis harus sesuai dengan kemampuan konsumen c) Tingkat premi yang dikenakan untuk pertanggungan harus kompetitif dipasar C). Profitable to the company Akhirnya seorang underwriter harus mengambil keputusan yang akan menguntungkan perusahaan selama perusahaan asuransi memerlukan underwriter yang

20 sehat untuk menjamin hasil yang memuaskan dalam segi keuangan. Maka tujuan utama underwriting Adalah untuk melindungi perusahaan seleksi risiko yang merugikan. Lebih luas lagi dapat dikatakan bahwa tujuan underwriter adalah menjamin ganti rugi yang dikeluarkan atas dasar term and condition dan pada rate kontribusi asuransi syariah dengan maksud merefleksi secara akurat tingkat risiko yang diberikan kepada perusahaan. M. Jenis-jenis asuransi jiwa kredit kolektif a. Asuransi kredit kepemilikan rumah (KPR) Dalam hal pengajuan kredit kepemilikan rumah Selain nasabah harus membayar biaya-biaya bank, Nasabah juga harus mempersiapkan asuransi untuk meng-cover kredit yang diambil. Ada dua asuransi yang biasanya diwajibkan untuk diambil, yaitu asuransi jiwa dan asuransi kerugian/kebakaran. Asuransi jiwa adalah jenis asuransi yang harus diambil oleh pemohon kredit untuk meng-cover risiko bila terjadi gagal bayar karena faktor kematian. Sedangkan asuransi kerugian adalah bentuk asuransi untuk meng-cover jaminan rumah. Dengan asuransi jiwa, bila terjadi risiko kematian selama jangka waktu kredit, maka pihak asuransi yang akan membayar uang pertanggungan. Umumnya, tingkat asuransi yang diambil adalah jenis level-term yaitu asuransi yang menurun nilai pertanggungannya seiring pembayaran cicilan angsuran. Besar biaya asuransi ini berhubungan dengan kredit yang diambil. Setiap membayar cicilan maka saldo kredit akan menurun. Dengan dermikian pertanggungan yang dimiliki pun juga akan menurun. Ada dua faktor utama yang berpengaruh pada biaya premi ini yaitu usia, besar pinjaman dan jangka waktu kredit. Semakin tua usia nasabah semakin mahal pula premi yang harus

21 dibayarkan. Jika jumlah kredit untuk KPR yang diambil tinggi, maka biaya premi pun akan meningkat. Adapun asuransi kerugian atau asuransi kebakaran juga wajib dimiliki dengan maksud meng-cover risiko kerugian atas rumah. Seperti diketahui, rumah yang dibeli dengan KPR merupakan jaminan untuk bank. Tentu saja bank tidak mau terjadi sesuatu pada jaminannya. Untuk itulah asuransi kerugian menjadi sangat penting. Bila sewaktu-waktu terjadi risiko kerusakan rumah sebelum jatuh tempo, maka perusahaan asuransi yang akan menanggung semua biaya penggantiannya. Pengeluaran dana jika terjadi kerusakan pada bangunan bisa sangat memberatkan dan mengganggu aliran kas peminjam. Pada akhirnya terjadi penunggakan pembayaran cicilan pada peminjam yang bersangkutan. Besar uang pertanggungan yang harus diambil berdasarkan besar biaya yang dibutuhkan untuk membangun kembali rurnah tersebut. Jadi nilainya adalah nilai bangunannya. Nilai tanah tidak termasuk di dalamnya. Sebagai contoh, membangun rumah per meter persegi berbiaya Rp , dengan luas lahan yang akan dibangun sebesar 100 m² dibutuhkan total biaya Rp , biaya harus ditambahkan paling tidak 10 % untuk nllai pertanggungan. Jadi nilai pertanggungan asuransl kerugian yang harus diambil adalah sebesar Rp

22 b. Asuransi kredit serba guna (KSG) Produk kredit serba guna atau disebut juga KSG merupakan fasilitas kredit untuk keperluan yang bersifat konsumtif atau serba guna yang biasanya dipergunakan oleh nasabah sebagai : a. Renovasi Rumah b. Biaya Tanah c. Biaya Sekolah d. Biaya Perawatan Kesehatan e. Pembelian barang elektronik/furniture, atau f. Keperluan Konsumtif Lain. Sama halnya dengan pemberian kredit pemilikan rumah yang telah dibahas sebelumnya, bahwa bank telah menjual produk pinjaman ini secara bundling dengan asuransi. Karena pihak bank tentunya tidak mau menanggung risiko yang terjadi pada nasabah dikemudian hari yang dapat meyebabkan terhambatnya pembayaran cicilan hutang atau bahkan tidak terbayarnya hutang akibat dari risiko meninggal dunia atau cacat total tetap. c. Asuransi kredit pemilikan mobil (KPM) Membayar biaya tambahan yang tidak muncul ketika membeli secara tunai. Biaya tambahan itu antara lain biaya administrasi yang akan masuk ke kantong pemberi kredit, biaya notaris dan asuransi jiwa kredit untuk keperluan untuk kepentingan kreditur apabila terjadi risiko meninggal dunia sebelum angsuran selesai. Bila merujuk pada pengertian dan penjelasan point di atas terkait kredit pemilikan rumah dan kredit serba guna, maka hal ini juga berlaku untuk kredit

23 pemilikan mobil. Mengingat bahwa risiko dari pemberian kredit pemilikan mobil ini juga memiliki risiko seperti kecelakaan atau bahkan kehilangan yang nantinya dapat merugikan bank terlebih kepada konsumen itu sendiri. II Rerangka Pemikiran Diterima atau tidaknya suatu permohonan perlindungan asuransi pada produk asuransi kesehatan kumpulan sangat tergantung pada hasil proses seleksi risiko yang dilakukan oleh pihak underwriter perusahaan asuransi. Asuransi jiwa kredit kolektif adalah asuransi yang memberikan perlindungan pembayaran kredit debitur bila terjadi risiko kematian atau cacat total tetap. Dalam seleksi risiko pada produk asuransi kredit kolektif terdapat beberapa hal yang harus diteliti seperti usia, jenis kelamin, bidang usaha, tinggi dan berat badan serta riwayat kesehatan calon tertanggung. Komponen-komponen tersebut adalah sesuatu yang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan asuransi. Tahapan yang yang harus dilalui dalam seleksi risiko adalah menyeleksi data calon peserta, bila ditemukan kondisi calon peserta di bawah ketentuan maka diberlakukan Pre Existing Condition dan atau extra premi yang nantinya dapat diambil kesimpulan dalam menentukan keputusan.

24 Gambar 2.1 Tahapan Pengajuan Asuransi Jiwa Kredit Nasabah (Pengajuan Kredit) Bank (Melakukan pencatatan) Identifikasi berkas permohonan oleh Bank Analisa Kredit Persetujuan/Penolakan Pengajuan Perlindungan Asuransi Persetujuan/Penolakan Sumber: Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/3/PBI/2005

BAB I PENDAHULUAN. sudah disepakati kepada tertanggung apabila risiko tersebut benar-benar terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. sudah disepakati kepada tertanggung apabila risiko tersebut benar-benar terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi Jiwa merupakan salah satu industri dibidang jasa yang memberikan perlindungan pada calon pemegang polis apabila terjadi risiko di masa mendatang. Pihak asuransi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Umum Asuransi Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari kata Assurandeur yang berarti penanggung dan Geassurreerde

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI SISTEM INFORMASI ASURANSI Materi 1 PENGENALAN ASURANSI Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 1-1 Pengertian Asuransi Asuransi adalah: Suatu mekanisme pemindahan risiko dari tertanggung (nasabah)

Lebih terperinci

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/ PERUSAHAAN ASURANSI 1. PENGERTIAN USAHA DAN KARAKTERISTIK ASURANSI Definisi (UU no. 2 tahun 1992) Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan nama penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

Lebih terperinci

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah resiko. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalan,

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah resiko. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalan, Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah resiko. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalan, risiko terkena banjir dimusim hujan dan sebagainya, dapat

Lebih terperinci

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo ASURANSI Prepared by Ari Raharjo Email: ariraharjo2013@gmail.com Definisi Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ Secara bahasa Berasal dari kata assurantie dari bahasa Belanda yang berakar dari bahasa latin yaitu assecurare yang berarti meyakinkan orang. Menurut UU No. 2 Tahun

Lebih terperinci

Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia. Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional

Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia. Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional Sejarah Singkat Asuransi Asuransi berasal dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang dikenal dengan perjanjian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Langkah-langkah Penanggulangan Risiko:

PENDAHULUAN. Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: PENDAHULUAN Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: 1) Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi bisnisnya. 2) Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Risiko Risiko adalah bahaya, akibat, atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi Kerugian Dalam perkembangan dunia usaha tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara tepat, setiap ramalan

Lebih terperinci

Premi Asuransi BAB V PREMI ASURANSI

Premi Asuransi BAB V PREMI ASURANSI BAB V PREMI ASURANSI A. Pengertian Premi Asuransi Pengertian Premi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan resiko kepada penanggung. Menurut pengertian

Lebih terperinci

Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa Bab 1: Pengantar Asuransi Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang berupa perjanjian antara nasabah asuransi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN.

PENDAHULUAN. PENDAHULUAN Langkah-langkah Penanggulangan Risiko: 1) Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi bisnisnya. 2) Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit atau terluka atau bahkan meninggal dunia karena suatu kecelakaan. Bangunan atau pabrik yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asuransi dan Premi Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi, sepintas definsi tersebut tidak ada kesamaan antara definisi satu dengan

Lebih terperinci

RESIKO DALAM ASURANSI

RESIKO DALAM ASURANSI RESIKO DALAM ASURANSI PENGERTIAN RISIKO Arthur Williams dan Richard, M.H Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode waktu tertentu. A.Abas Salim Risiko adalah ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI A. Definisi Risiko RISIKO adalah : a. Risiko adalah kans kerugian b. Risiko adalah kemungkinan kerugian c. Risiko adalah ketidak pastian d. Risiko adalah penyimpangan kenyataan

Lebih terperinci

PENGERTIAN INVESTASI

PENGERTIAN INVESTASI MATERI 1 1 PENGERTIAN INVESTASI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. DEFINISI INVESTASI Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi. Dimana secara sepintas tidak ada kesamaan antara definisi yang satu dengan yang lainnya. Hal

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi?

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Asuransi 3 02 Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? 5 5 03 Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi? 6 7 04 Siapa yang Perlu Melakukan Perlindungan Asuransi? 8 Bagaimana

Lebih terperinci

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1 ASURANSI 1 Pengertian Asuransi adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit, atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis, resiko

Lebih terperinci

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan PENGENALAN ASURANSI Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan APAKAH ASURANSI ITU? Asuransi adalah: Suatu mekanisme pemindahan risiko dari tertanggung (nasabah) kepada penanggung (pihak asuransi). Dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi Underwriting atau juga disebut proses seleksi risiko atau penseleksi risiko adalah proses untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.05/2017

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.05/2017 LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.05/2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI - 1 - PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 151

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 151 amanitanovi@uny.ac.id A. PENGERTIAN Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko dimasa mendatang. Apabila risiko itu benar-benar terjadi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler dan Amstrong. individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler dan Amstrong. individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler dan Amstrong Pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 62. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 62. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 62 Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk umum dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi 1. Pengertian Asuransi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi adalah suatu perjanjian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini perekonomian di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini perekonomian di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini perekonomian di Indonesia berkembang secara cepat, karena banyaknya investor-investor asing yang datang dengan menanam

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang

STIE DEWANTARA Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 5 Pengertian Asuransi Asuransi Assurantie (B. Belanda) = Pertanggungan Assecurare (B. Latin) = Meyakinkan orang Asuransi Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pola kehidupan manusia yang semakin maju pada saat ini akan mempengaruhi risiko yang akan terjadi pada kehidupan manusia itu sendiri. Risiko-risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi merupakan sarana keuangan dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan

Lebih terperinci

TEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN RISIKO

TEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN RISIKO TEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN RISIKO Pak Joko baru saja membeli mobil BMW baru seri 7 yang berharga Rp1,5 milyar. Dia sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan mobil barunya, seperti kecelakaan yang bisa membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Asuransi Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip Darmawi (2000 : 4) adalah: Perjanjian antara dua pihak atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin pesatnya perkembangan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin pesatnya perkembangan perekonomian di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan perekonomian di Indonesia maka itu pembangunan disegala sektor baik di pusat maupun didaerah tentunya mengalami pertumbuhan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di zaman sekarang asuransi memegang peranan penting dalam memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Asuransi dapat memberikan

Lebih terperinci

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto PSAK 24 IMBALAN KERJA Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita 2015271115 Dicky Andriyanto 2015271116 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 I. PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LIKUIDITAS DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DI BURSA EFEK INDONESIA

2015 PENGARUH LIKUIDITAS DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DI BURSA EFEK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Persaingan dunia usaha di Indonesia semakin ketat, salah satunya di bidang jasa yaitu usaha asuransi yang semakin berkembang. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ASURANSI

SISTEM INFORMASI ASURANSI SISTEM INFORMASI ASURANSI Materi 2 INDUSTRI ASURANSI (AsurAnsi JIWA) Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 2-1 Jenis Perusahaan Asuransi Perusahaan Perseoran (Sole Proprietorship): Suatu bahan

Lebih terperinci

BAB I PENGENALAN ASURANSI

BAB I PENGENALAN ASURANSI BAB I PENGENALAN ASURANSI A. Pengertian Asuransi Asuransi ialah: suatu kemauan untuk menetapkan keruguan-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (substitusi) kerugian-kerugian besar

Lebih terperinci

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI BAB X ASURANSI Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada saat ini sangat memberikan manfaat dan kemudahan bagi kehidupan manusia, dampak positif yang ada sangat mendukung manusia modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya asuransi adalah suatu perjanjian antara nasabah asuransi (tertanggung) dengan perusahaan asuransi (penanggung) mengenai pengalihan resiko dari nasabah

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SEQUISLINQ VALUE PROTECTOR

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SEQUISLINQ VALUE PROTECTOR Sequislinq Value Protector merupakan produk asuransi Unit Link yang diterbitkan oleh PT. Jiwa Sequis Life (selanjutnya Penanggung ) dan Produk ini sudah dicatatkan pada Otoritas Jasa Keuangan. Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga. baik yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga. baik yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang, menyebabkan semakin pesatnya tingkat pertumbuhan perusahaanperusahaan baru baik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri asuransi jiwa di Indonesia berkembang cukup pesat dan memainkan peranan yang cukup besar dalam perekonomian di Indonesia dewasa ini. Seiring dengan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015 DASAR-DASAR ASURANSI Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015 RESIKO & PERIL Resiko adalah : Sesuatu yang datangnya tidak terduga dan berdampak pada timbulnya suatu kerugian. Peril adalah : Penyebab

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk mengatur bagaimana perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

101: PRAKTEK ASURANSI

101: PRAKTEK ASURANSI www.akademiasuransi.org Soal-Jawaban K.651210. 101.01 101: PRAKTEK ASURANSI 2006 s.d. April 2015 Disusun oleh: Afrianto Budi P, SS MM (dari berbagai sumber) Persiapan Ujian LSPP - September 2015 KUMPULAN

Lebih terperinci

MEMAHAMI INVESTASI, RESIKO, & RETURN. Dr. Budi S. Purnomo, SE., MM., MSi.

MEMAHAMI INVESTASI, RESIKO, & RETURN. Dr. Budi S. Purnomo, SE., MM., MSi. MEMAHAMI INVESTASI, RESIKO, & RETURN Dr. Budi S. Purnomo, SE., MM., MSi. PENGERTIAN INVESTASI Semua pengorbanan sumberdaya (finansial/ non finansial) saat ini untuk mendapatkan manfaat di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asuransi Asuransi atau Pertanggungan menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang (K.U.H.D) Republik Indonesia pasal 246 adalah Suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Jasa Kualitas jasa merupakan isu strategik bagi setiap organisasi pemasaran, terlepas dari bentuk produk yang dihasilkan. Kualitas menurut ISO 9000 adalah derajat atau

Lebih terperinci

PRINSIP PENETAPAN HARGA PREMI REASURANSI JIWA

PRINSIP PENETAPAN HARGA PREMI REASURANSI JIWA PRINSIP PENETAPAN HARGA PREMI REASURANSI JIWA In House Training Divisi Reasuransi Jiwa Konven dan Syariah Jakarta, Rabu 11 Mei 2016 Oleh : Marlina Sari,SE, AAAIJ Asuransi jiwa adalah program perlindungan

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ULTIMATE HARVEST ASSURANCE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ULTIMATE HARVEST ASSURANCE Ultimate Harvest Assurance merupakan produk asuransi tradisional dari PT. AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan Ultimate Harvest Assurance. Harap dibaca

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki.

BAB II LANDASAN TEORI. risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Asuransi Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai risiko dalam kehidupan sehari-hari, seperti risiko

Lebih terperinci

TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN RISIKO

TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN RISIKO TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN RISIKO OLEH : MELIANA KURNIAWATI CAHYADI 1315251106 29 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA PROGRAM EKSTENSI 2015 Beberapa alternatif yang bisa dipilih untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori - Teori 1. Pengertian Asuransi Jiwa Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, dalam buku Abdulkadir, Hukum Asuransi Indonesia (2015:18) pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Asuransi Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari kata Assurandeur yang berarti penanggung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Langkah awal dalam menganalisis suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi pada risiko dan sumber risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan

Lebih terperinci

International trade and risks

International trade and risks INTRODUCTION After studying this chapter, students are able to: Define risks and risk analysis Mention reasons to analyze risks Mention PICs assigned for analyzing risks Explain the uncertainty of risks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS KREDIT KONSUMTIF BANK X DENGAN INTERNAL MODEL CREDITRISK Gambaran Umum Kredit Konsumtif pada Bank X

BAB 4 ANALISIS KREDIT KONSUMTIF BANK X DENGAN INTERNAL MODEL CREDITRISK Gambaran Umum Kredit Konsumtif pada Bank X 51 BAB 4 ANALISIS KREDIT KONSUMTIF BANK X DENGAN INTERNAL MODEL CREDITRISK + Dalam Bab 4 secara lebih mendalam akan dibahas analisis mengenai pengukuran risiko kredit konsumtif pada bank X dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko 2.1.1 Pengertian Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha

Lebih terperinci

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan. EXPOSURE DRAFT BULETIN TEKNIS 8 DIKELUARKAN OLEH KONTRAK ASURANSI DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA TANGGAL 19 OKTOBER 2012 Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik perusahaan tersebut bergerak dalam bidang jasa maupun produksi.

BAB I PENDAHULUAN. baik perusahaan tersebut bergerak dalam bidang jasa maupun produksi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi yang semakin modern, persaingan usaha menjadi semakin bebas dan ketat. Persaingan yang terjadi tidak hanya melibatkan pelaku bisnis dalam negeri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tak tentu. ( Hasyim Ali, 1993:3) Asuransi terbagi menjadi dua, yaitu life insurance dan non life insurance.

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tak tentu. ( Hasyim Ali, 1993:3) Asuransi terbagi menjadi dua, yaitu life insurance dan non life insurance. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan seseorang selalu berhadapan dengan resiko baik bagi kejiwaan, kesehatan maupun finansial. Salah satu usaha untuk mengatasinya ialah dengan mengalihkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Pengertian Piutang Menurut Niswonger dkk. (1999): istilah piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas. Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No.

BAB II URAIAN TEORITIS. Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas. Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No. BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No.36 Tentang Akuntansi Asuransi Jiwa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada banyak kejadian dalam hidup yang tidak dapat diduga. Bahkan hal

BAB I PENDAHULUAN. Ada banyak kejadian dalam hidup yang tidak dapat diduga. Bahkan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada banyak kejadian dalam hidup yang tidak dapat diduga. Bahkan hal yang telah direncanakan pun seringkali meleset dan memberikan hasil yang jauh berbeda. Dengan begitu

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 K e s i m p u l a n Dari hasil studi literatur, analisa dan evaluasi masalah dalam tugas akhir ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Risiko-risiko yang terdapat didalam

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak

Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak Kerugian yang tidak diharapkan Risiko Penyimpangan dari yang diharapkan Kejadian yang tidak menguntungkan Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO.

IMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO. IMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO. 28 (REVISI 2012) MENGENAI AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PADA PT ASURANSI BINA DANA ARTA, TBK. Yonathan Romoatn Yonathanromoatn@gmail.com Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor usaha yang mempengaruhi perkembangan perekonomian di Indonesia yaitu sektor perbankan, dimana sektor ini memberikan dampak dalam upaya peningkatkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN SK NO. 422/AAUI/06

LAMPIRAN SK NO. 422/AAUI/06 KLAUSUL KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DAN ATAU RODA TIGA Dengan ini dicatat dan disepakati, bahwa : 1. Menyimpang dari definisi kendaraan bermotor yang dicantumkan dalam Polis, kata kendaraan bermotor harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari penjualan polis atau penerimaan premi dapat ditanamkan sebagai investasi yang

I. PENDAHULUAN. dari penjualan polis atau penerimaan premi dapat ditanamkan sebagai investasi yang I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Asuransi sebagai lembaga Keuangan non bank mempunyai peranan penting dalam ikut membantu pertumbuhan perekonomian Indonesia. Lembaga asuransi sebagai salah satu penghimpun

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SIGNATURE LIFE ASSURANCE PLUS

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SIGNATURE LIFE ASSURANCE PLUS Signature Life Assurance Plus merupakan produk asuransi unit link yang diterbitkan oleh PT AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan Signature Life Assurance

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pelaksanaan fungsi dan tujuan PT. Jasaraharja Putera sebagai salah satu

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pelaksanaan fungsi dan tujuan PT. Jasaraharja Putera sebagai salah satu BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pelaksanaan fungsi dan tujuan PT. Jasaraharja Putera sebagai salah satu perusahaan asuransi yang bergerak di bidang jasa memiliki

Lebih terperinci

6. RENEWAL AND CANCELLATION

6. RENEWAL AND CANCELLATION 6. RENEWAL AND CANCELLATION A. Renewal B. Cancellation Terjemahan dari The Principles & Practices of Insurance 6. RENEWAL AND CANCELLATION A. Renewal B. Cancellation Pertanyaan (Questions) Tujuan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan dengan pengikatan melalui pranata jaminan fidusia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan dengan pengikatan melalui pranata jaminan fidusia. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pembahasan terhadap identifikasi masalah antara lain: 1. Bentuk perikatan dan risiko atas jaminan kebendaan bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan maupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia dalam hidupnya selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak terduga akan terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN RISIKO. 2. Pembiayaan Risiko (Risk financing)

PENANGGULANGAN RISIKO. 2. Pembiayaan Risiko (Risk financing) PENANGGULANGAN RISIKO. Penanganan Risiko (Risk control). Pembiayaan Risiko (Risk financing). Menghindarinya. Mengendalikan. Memisahkan. Melakukan kombinasi atau pooling 5. Memindahkan. Pemindahan risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada saat ini kemajuan teknologi didalam dunia usaha khususnya di Indonesia sangatlah berkembang. Maka dari itu dilihat dari sisi perusahaan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN B SIAGA BERKAH

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN B SIAGA BERKAH B Siaga Berkah merupakan produk asuransi unit link berbasis syariah dari PT AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan B Siaga Berkah. Harap dibaca dan dipelajari

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SIGNATURE LIFE ASSURANCE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SIGNATURE LIFE ASSURANCE Signature Life Assurance merupakan produk asuransi unit link yang diterbitkan oleh PT. AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan Signature Life Assurance. Harap

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi, di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika rumusan ekonomi secara singkat sebagai ilmu tentang usaha manusia mencari kepuasan memenuhi kebutuhannya menuju kesejahteraan, maka jelas, bahwa asuransi yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan mengenai saham dan transaksi bursa saham melalui dialogdialog

BAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan mengenai saham dan transaksi bursa saham melalui dialogdialog BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kesadaran individu untuk berinvestasi dan pengetahuan mengenai saham dan transaksi bursa saham melalui dialogdialog pembelajaran baik di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual dan

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ASURANSI LIFE PLAN 100

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ASURANSI LIFE PLAN 100 Life Plan 100 merupakan produk asuransi Whole Life yang diterbitkan oleh PT. Jiwa Sequis Life (selanjutnya Penanggung ) dan Produk ini sudah dicatatkan pada Otoritas Jasa Keuangan. Berikut ini adalah ringkasan

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN PROFIT

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN PROFIT ProFIT merupakan produk asuransi unit link yang diterbitkan oleh PT. AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan ProFIT. Harap dibaca dan dipelajari dengan seksama.

Lebih terperinci