BAB I PENDAHULUAN. Pada sekitar akhir abad ke-19, bangsa Barat saling bersaing

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Pada sekitar akhir abad ke-19, bangsa Barat saling bersaing"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sekitar akhir abad ke-19, bangsa Barat saling bersaing memperebutkan pengaruhnya (terutama di bidang perdagangan) di wilayah Asia Timur, mulai dari Inggris, Amerika hingga Rusia. Sementara itu pada saat yang sama, Jepang di bawah kepemimpinan Kaisar Meiji sedang berjuang untuk menjadi sebuah negara modern. Setelah Restorasi Meiji, industri sutera yang dikembangkan oleh pemerintah berhasil membuat perekonomian Jepang berkembang pesat. 1 Dalam rangka mengembangkan industrinya, Jepang membutuhkan wilayah tambahan untuk mencari bahan mentah dan untuk memasarkan hasil industrinya. Oleh karena itu, Jepang berusaha menanamkan pengaruhnya di wilayah Semenanjung Korea yang saat itu dikuasai oleh Dinasti Choson 2. Namun sejak masa Tokugawa, wilayah Semenanjung Korea berada di bawah pengaruh kuat Cina. Akibat dari persaingan memperebutkan pengaruh di wilayah Semenanjung Korea tersebut, pecahlah perang Cina-Jepang pada tahun Pada tahun 1895 Jepang berhasil memenangkan perang tersebut. Kemenangan 1 Latourette, Kenneth Scott The History of Japan. New York: Macmillan Company, hlm Dinasti Choson muncul di Korea pada sekitar abad ke-15. Raja pertamanya adalah Yi Song-Gye dengan ibukota Hanyang (sekarang Seoul). Nama Choson ini diambil untuk mencerminkan semangat dan keinginan untuk mewarisi kejayaan dan tradisi kerajaan Go Choson yang sebelumnya sempat menguasai Korea. (Seung-Yoon, 2003: 65-66)

2 2 Jepang ini ditandai dengan ditandatanganinya Perjanjian Shimonoseki 3 antara Jepang dan Cina. 4 Meskipun keberhasilan Jepang ini sempat mendapat pujian dari beberapa bangsa Barat, namun masih ada juga bangsa Barat yang menganggap rendah bangsa lain selain ras mereka. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang mendorong protes dari Rusia, Jerman dan Prancis terhadap Perjanjian Shimonoseki. Ketiga negara tersebut kemudian melakukan intervensi 5 (yang dikenal dengan Intervensi Tiga Negara) terhadap Perjanjian Shimonoseki dan mendesak Jepang untuk mengembalikan Semenanjung Liaotung kepada Cina. Pada tahun 1898 Rusia kembali memicu kemarahan Jepang, dengan berhasil mengambil kendali atas wilayah Semenanjung Liaotung yang telah dikembalikan Jepang kepada Cina. Hal tersebut kemudian membuat hubungan Jepang dengan Rusia semakin memburuk, dan sikap anti Rusia di kalangan masyarakat Jepang juga semakin meningkat. 6 Meskipun terganjal Intervensi Tiga Negara, Jepang tetap mendapatkan keuntungan dari kemenangannya berupa pembayaran biaya ganti rugi perang dari Cina. Selain itu, Jepang juga mendapatkan keuntungan tidak langsung dari 3 Perjanjian Shimonoseki (Shimonoseki Jouyaku) ditandatangani pada tahun 1895, merupakan perjanjian antara Cina (diwakili oleh Li Hongzhang) dan Jepang (diwakili oleh Ito Hirobumi), dan merupakan perjanjian yang menandai berakhirnya perang Shino-Jepang ( ). Di dalam perjanjian ini Cina harus mengakui kedaulatan Korea dan menyerahkan Taiwan, Pescadores, serta semenanjung Liaotung dan Cina juga setuju untuk membayar pampasan perang sebesar tael. (Goedertier, 1968: 257) 4 Bachdar, Abdul Safiek Perang Rusia-Jepang Gerbang Awal Hancurnya Kekaisaran Rusia. Jakarta: Universitas Indonesia. 5 intervensi /intervénsi/ n campur tangan dalam perselisihan antara dua pihak (orang, golongan, negara, dsb). (KBBI, 2008: 561) 6 Latourette, Op.cit., hlm

3 3 kemenangan mereka atas Cina. Setelah kekalahan Cina, beberapa kelompok di pemerintahan Korea yang sejak lama tidak menyukai pengaruh kuat Cina di Semenanjung Korea mulai membentuk kelompok pro-jepang. Hal ini mempermudah Jepang dalam menanamkan pengaruhnya di Semenanjung Korea. Jepang kemudian mengambil alih peran Cina dalam pemerintahan Korea. Pada saat yang sama Rusia juga sedang gencar melakukan usaha untuk memperluas wilayahnya hingga ke Asia Timur. Rusia mulai melakukan pergerakan di Cina dengan tetap mempertahankan tentaranya di wilayah Manchuria 7 setelah Pemberontakan Boxer 8 berakhir yang kemudian menuai kecaman dari bangsa Jepang. Keberadaan tentara Rusia di Manchuria menjadi ancaman bagi kepentingan Jepang di wilayah Semenanjung Korea, karena letak Manchuria yang berbatasan langsung dengan wilayah Semenanjung Korea. Rusia menjadi penghalang utama bagi bangsa Jepang untuk mendapatkan kekuasaan atas Semenanjung Korea. Oleh karena itu, Jepang harus segera memotong kepentingan Rusia di wilayah Asia Timur sebelum Rusia berhasil menguasai Semenanjung Korea. Perang antara Jepang dan Rusia merupakan perang besar pertama antara bangsa Barat dan non Barat yang terjadi pada abad ke-20. Perang Rusia-Jepang ini 7 Manchuria dipakai untuk menyebutkan tiga provinsi paling timur Heilungkiang (Amur), Kirin (Chillin) dan Fengtien (Mukden atau Liaoning) serta wilayah yang disewa Jepang yaitu Kwantung, dan distrik istimewa Barga (Hulunpeierh). Luas pasti wilayah Manchura tidak diketahui, diperkirakan kurang lebih sekitar 119,833 mil. (Hall, 1930: 278) 8 Pemberontakan Boxer (1900), secara resmi mendukung pemberontakan petani untuk mengusir semua orang asing dari Cina. Boxer adalah nama yang diberikan orang asing kepada organisasi rahasia Cina yang dikenal dengan Yihequan (tinju kebenaran & harmoni). Organisasi itu berlatih tinju khusus & melakukan ritual bernama calisthenik, dipercaya akan membuat mereka kebal. Diakses dari pada 16 Januari 2015 pukul WIB.

4 4 timbul dari persaingan antara ambisi imperialisme Rusia dan Jepang di wilayah Semenanjung Korea. Perang ini secara resmi dimulai sejak tanggal 10 Febuari 1904 dan berakhir pada 5 September Perang ini membawa hasil yang mengejutkan dengan kekalahan Rusia. Meskipun hanya berlangsung selama sembilan belas bulan, perang ini telah membawa banyak sekali kerugian bagi kedua belah pihak baik berupa kerugian materiil maupun korban jiwa. Namun demikian, perang Rusia-Jepang ini merupakan sebuah pembuktian mengenai kebangkitan kekuatan Asia yang sebelumnya dianggap sebelah mata oleh bangsa Barat. Perang Rusia-Jepang diakhiri dengan konferensi perdamaian antara Jepang dan Rusia yang dimediasi oleh Presiden Amerika Serikat, Theodore Roosevelt pada Agustus Konferensi tersebut diselenggarakan di Portsmouth, New Hampsire, Amerika Serikat. Konferensi tersebut berhasil merumuskan Perjanjian Perdamaian Portsmouth 10. Banyak kendala yang terjadi selama berlangsungnya konferensi perdamaian tersebut. Pihak Jepang menuntut Rusia untuk membayar biaya ganti rugi perang dan memberikan Pulau Sakhalin kepada Jepang. Sebaliknya pihak Rusia menolak dengan keras tuntutan Jepang tersebut. Setelah melalui negosiasi yang alot akhirnya perjanjian perdamaian tersebut berhasil dirumuskan. Rusia 9 White, J.A Portsmouth: Peace or Truce. Journal of Piece Research, Vol 6, No. 4, special issue on Peace Research in History. Diakses dari pada 26 Januari 2015, pukul WIB. 10 Perjanjian Perdamaian Portsmouth (Pootsumasu Kouwa Jouyaku) ditandatangani pada 5 September 1905, di Portsmouth, New Hampshire, AS. Perjanjian ini merupakan perjanjian yang mengakhiri perang Rusia-Jepang ( ). Perjanjian ini dimediasi oleh Presiden AS, Theodore Roosevelt. (Perez, 2013: 325)

5 5 dibebaskan dari kewajiban membayar biaya ganti rugi perang kepada Jepang, dan sebagai gantinya Jepang berhak mendapatkan separuh dari wilayah Pulau Sakhalin. Sayangnya perjanjian perdamaian tersebut memicu ketidakpuasan dari kalangan masyarakat Jepang. Masyarakat Jepang menganggap bahwa isi perjanjian tersebut memiliki banyak pengaruh asing, terutama Amerika Serikat selaku mediator dalam konferensi perdamaian. Hal tersebut kemudian menimbulkan protes dari berbagai golongan masyarakat Jepang yang menentang ratifikasi perjanjian perdamaian tersebut. Meskipun menuai banyak protes dari masyarakat, pemerintah Jepang tetap menandatangani perjanjian tersebut pada tanggal 5 September Akibatnya pada hari yang sama masyarakat dari berbagai golongan bersatu melakukan demo besar-besaran di taman Hibiya, Tokyo selama tiga hari. 11 Aksi demo tersebut sangat anarkis dan menimbulkan banyak korban, sehingga membuat pemerintah terpaksa turun tangan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, pertanyaan yang muncul adalah mengapa pemerintah Jepang bersedia menandatangani Perjanjian Perdamaian Portsmouth? 11 Gordon, Andrew. The Crowds and Politics in Imperial Japan: Tokyo Oxford University Press, hlm Diakses dari pada 26 Januari 2015 pukul WIB.

6 6 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup spasial penelitian ini dibatasi di Portsmouth, New Hampshire, Amerika Serikat dan Tokyo, Jepang. Portsmouth merupakan tempat konferensi perdamaian diselenggarakan, dan tempat ditandatanganinya Perjanjian Perdamaian Portsmouth. Selanjutnya Tokyo sebagai pusat pemerintahan dan pengambilan keputusan pemerintah Jepang. Selain itu protes menentang Perjanjian Perdamaian Portsmouth juga berpusat di Tokyo, tepatnya di taman Hibiya. Ruang lingkup temporal penelitian ini berkisar mulai dari Febuari 1904 sampai September Febuari 1904 adalah masa ketika pemerintah Jepang akhirnya memutuskan jalur diplomasi dengan Rusia. September 1905 merupakan saat ketika dilakukannya ratifikasi Perjanjian Perdamaian Portsmouth dan terjadinya demo besar-besaran di taman Hibiya menentang perjanjian tersebut. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah, yaitu untuk mengetahui latar belakang pemerintah Jepang bersedia menandatangani Perjanjian Perdamaian Portsmouth. 1.5 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini ada dua. Pertama, penelitian yang berjudul The Roads to the Portsmouth Peace Treaty: The Reluctance of European Nations to Act as Mediators oleh Mitarai Shoji dari Universitas Internasional Sapporo, Hokkaido. Kedua, skripsi yang berjudul Latar

7 7 Belakang Keterlibatan Amerika Serikat pada Masa Pendudukan Sekutu di Jepang Paska Perang Dunia II oleh Anita Ulfa, dari Universitas Gadjah Mada. Penelitian oleh Mitarai Shoji berisi tentang kronologi Perang Rusia-Jepang, proses menuju Perjanjian Perdamaian Portsmouth, keengganan bangsa Eropa untuk menjadi mediator bagi upaya damai antara Jepang dan Rusia, hingga tindakan yang diambil Jepang setelah Perjanjian Perdamaian Portsmouth ditandatangani. Topik yang menjadi sorotan adalah mengenai keengganan bangsa Eropa untuk menjadi mediator dalam Perjanjian Perdamaian Portsmouth. Perbedaan antara penelitian oleh Mitarai Shoji tersebut dengan penelitian ini terletak pada permasalahan yang diangkat. Pada penelitian Mitarai Shoji membahas mengenai keengganan bangsa Eropa untuk menjadi mediator, sedangkan penelitian ini membahas mengenai latar belakang pemerintah Jepang menandatangani Perjanjian Perdamaian Portsmouth. Kedua, skripsi berjudul Latar Belakang Keterlibatan Amerika Serikat pada Masa Pendudukan Sekutu di Jepang Paska Perang Dunia II oleh Anita Ulfa, membahas mengenai keterlibatan Amerika Serikat pada masa pendudukan Sekutu di Jepang paska Perang Dunia II. Tema yang diangkat dalam skripsi tersebut berbeda dengan tema penelitian penulis, namun skripsi tersebut menggunakan teori yang sama dengan penelitian penulis yaitu Teori Kepentingan Nasional.

8 8 1.6 Landasan Teori Untuk memperoleh penjelasan yang memadai terhadap suatu peristiwa sejarah yang bersifat kompleks, diperlukan suatu pendekatan multidimensional, artinya di samping penggunaan pendekatan historis yang difokuskan pada urutanurutan suatu peristiwa, juga digunakan pendekatan beberapa disiplin ilmu sosial yang lain. Oleh sebab itu diperlukan teori-teori dan konsep-konsep dari disiplin ilmu lain yang mempunyai penjelasan lebih baik untuk menganalisis fenomena sejarah sehingga jawaban yang akan diperoleh merupakan suatu penjelasan yang lebih luas dan memuaskan. Teori yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah Teori Kepentingan Nasional dari Miroslav Nincic. Kepentingan nasional merupakan keseluruhan nilai yang hendak diperjuangkan atau dipertahankan dalam forum internasional. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa kepentingan nasional merupakan kunci dalam politik luar negeri suatu negara. Miroslav Nincic menyatakan tiga asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam mendefinisikan kepentingan nasional, yaitu yang pertama, kepentingan harus bersifat vital sehingga pencapaiannya harus menjadi prioritas utama pemerintah dan masyarakat. Kedua, kepentingan tersebut harus berkaitan dengan lingkungan internasional. Artinya pencapaian kepentingan nasional harus dipengaruhi oleh lingkungan internasional. Serta ketiga, kepentingan nasional harus melampaui

9 9 kepentingan yang bersifat partikularistik dari individu, kelompok atau lembaga pemerintahan, sehingga menjadi kepedulian masyarakat secara keseluruhan Metode Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Pengertian metode penelitian sejarah adalah prosedur penyelidikan dengan mengunakan teknik-teknik pengumpulan sumber-sumber sejarah berupa arsip dan literatur maupun wawancara dengan tokoh-tokoh yang berhubungan dengan suatu peristiwa sejarah. 13 Penelitian sejarah merupakan sebuah penelitian yang berupaya untuk merekonstruksi masa lalu mengenai sebuah peristiwa dalam kurun waktu tertentu. Menurut Kuntowijoyo dalam penelitian sejarah terdapat lima tahapan, yaitu: 1) pemilihan topik, 2) pengumpulan sumber (heuristik), 3) verifikasi sumber, 4) interpretasi dan 5) penulisan. 14 Sebelum sebuah penelitian dilakukan, penulis harus lebih dahulu menentukan topik penelitian. Hal ini dilakukan untuk menetapkan batas-batas obyek suatu penelitian sejarah yang akan dilakukan oleh peneliti sejarah. Topik yang dipilih dalam penelitian ini adalah latar belakang pemerintah Jepang menandatangani Perjanjian Perdamaian Portsmouth. Selanjutnya adalah pengumpulan sumber-sumber data yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti. Sumber data yang dipakai berupa sumber data utama dan tambahan. Penelitian ini menggunakan sumber data utama berupa 12 Aleksius, Jemadu Politik Global dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Graha Ilmu, hlm Helius, Syamsuddin Metodologi Sejarah.Yogyakarta: Ombak, hlm Kuntowijoyo Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang, hlm. 90.

10 10 arsip-arsip pemerintah Jepang terkait Konferensi Perdamaian Portsmouth yang dapat diakses dari situs Japan Center for Asian Historical Records (JACAR). Serta buku Nihon Kindai Keizai Hattatsushi I ditulis oleh Kanekichi Takahashi yang berisi tentang data perekonomian Jepang pada masa Meiji. Sumber data tambahan berupa buku, artikel surat kabar, serta jurnal internasional baik yang berbahasa Jepang maupun Inggris yang berkaitan dengan topik yang diteliti. Tahap ketiga adalah verifikasi sumber. Sumber-sumber sejarah tersebut selanjutnya harus diseleksi. Pada tahap ini penulis memeriksa kredibilitas sumber data. Seleksi ini dilakukan dengan memeriksa keaslian sumber utama yang didapatkan, selanjutnya untuk menguji kredibilitas sumber yaitu dengan memeriksa apakah informasi yang terdapat di dalam sumber dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tahap keempat adalah interpretasi sumber-sumber sejarah. Pada tahap ini penulis melakukan interpretasi atau penafsiran berdasarkan fakta-fakta yang telah ditemukan melalui studi sumber utama maupun tambahan. Tahap terakhir adalah penulisan, setelah melakukan analisis sumber-sumber yang ditemukan, kemudian hasilnya ditulis dalam bentuk karya ilmiah penelitian sejarah. Di dalam perkembangan historiografi, penulisan sejarah bukan hanya bersifat naratif yang menceritakan kejadian semata-mata suatu kejadian, akan tetapi dituntut untuk memberikan eksplanasi kejadian itu dengan sebab-sebabnya, kondisi lingkungan, kontekstual, serta unsur-unsur yang merupakan komponen dari proses sejarah yang dikaji (Sartono, 1992: 2). Berdasarkan pemikiran ini,

11 11 penulis akan mengkaji mengenai latar belakang penandatanganan Perjanjian Perdamaian Portsmouth oleh pemerintah Jepang dengan metode penelitian sejarah yang dibantu teori kepentingan nasional. 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri atas lima bab. Bab I adalah Pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II berisi tentang kronologi perang Rusia-Jepang sebagai latar belakang munculnya Perjanjian Perdamaian Portsmouth. Bab III membahas mengenai Perjanjian Perdamaian Portsmouth. Sejak mulai perjanjian ini digagas sampai reaksi yang ditimbulkan dan protes terhadap perjanjian ini. Bab IV adalah analisis permasalahan. Bab ini akan berisi dampak perang Rusia-Jepang terhadap krisis ekonomi Jepang. Setelah itu akan dianalisis mengenai pengaruh krisis ekonomi terhadap kepentingan nasional Jepang. Bab V berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan ini akan menjawab apakah latar belakang pemerintah Jepang bersedia menandatangani Perjanjian Perdamaian Portsmouth.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no Tatakai) pada tahun 1600, menjadikan Tokugawa Ieyasu sebagai shogun 1 dan tanda dimulainya Tokugawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 menandai berakhirnya Perang Dunia II, perang yang sangat mengerikan dalam peradaban manusia di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.

Lebih terperinci

1 BAB I 2 PENDAHULUAN

1 BAB I 2 PENDAHULUAN 1 1 BAB I 2 PENDAHULUAN 2.1 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan diplomatik yang terjadi antara dua negara tentu dapat meningkatkan keuntungan antara kedua belah pihak negara dan berjalan dengan lancar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasca kekalahan dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha bangkit menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Perdana Menteri yang berpengaruh pasca PD II, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peristiwa Perang Sipil Spanyol (Spanish Civil War) yang terjadi pada tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi sesaat sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rosmiati Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rosmiati Lubis, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Turki di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Pasha merupakan negara yang terkenal dengan sekularisasinya atau usaha-usaha untuk meniru ke negara-negara Barat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38.

1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menyebabkan negara ini kehilangan kedaulatannya dan dikuasai oleh Sekutu. Berdasarkan isi dari Deklarasi Potsdam, Sekutu sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang adalah negara kepulauan yang terdiri dari 3000 pulau bahkan lebih. Tetapi hanya ada empat pulau besar yang merupakan pulau utama di negara Jepang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

BAB I PENDAHULUAN. Utara merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa konflik Irlandia Utara merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

Lebih terperinci

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Periode abad ke-18 hingga abad ke-19 merupakan suatu periode yang memiliki peristiwa-peristiwa besar dan bersejarah di Eropa. Berbagai macam peristiwa itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil Perjanjian Komisi Meja Bundar antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1949 masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad ke-19, sebagian besar negara-negara di Asia merupakan daerah kekuasan negara-negara Eropa. Pada abad tersebut khususnya di negara-negara Asia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kira-kira 4000 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar 370.000 km 2. Kepulauan Jepang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju masyarakat adil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju masyarakat adil dan makmur. 1 Sejarah kemerdekaan suatu negara merupakan sejarah bagi bangsa dalam mendapatkan hak atas negaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat empat hal

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Pendidikan akan melahirkan orang-orang terdidik yang akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Pendidikan akan melahirkan orang-orang terdidik yang akan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki posisi yang strategis untuk mengangkat kualitas, harkat, dan martabat setiap warga negara sebagai bangsa yang berharkat dan bermartabat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politik luar negeri yang dijalankan Indonesia pada hakekatnya diabdikan

BAB I PENDAHULUAN. Politik luar negeri yang dijalankan Indonesia pada hakekatnya diabdikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politik luar negeri yang dijalankan Indonesia pada hakekatnya diabdikan untuk kepentingan nasional. Pada masa pemerintahan Soekarno, kepentingan nasional utama

Lebih terperinci

BAB II HUBUNGAN JEPANG DENGAN KOREA SELATAN. memiliki isu-isu yang belum terselesaikan. Kedua negara masih memiliki

BAB II HUBUNGAN JEPANG DENGAN KOREA SELATAN. memiliki isu-isu yang belum terselesaikan. Kedua negara masih memiliki BAB II HUBUNGAN JEPANG DENGAN KOREA SELATAN Jepang dan Korea Selatan merupakan negara tetangga yang saling membutuhkan satu sama lain, namun memiliki hubungan pasang surut. Dengan sebutan negara dekat,

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN Dewi Triwahyuni International Relation Department, UNIKOM 2013 Backgroud History 1950an 1980an Hubungan internasional di Asia Tenggara pada

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis

Lebih terperinci

SEIKATSU KAIZEN. Reformasi Pola Hidup Jepang

SEIKATSU KAIZEN. Reformasi Pola Hidup Jepang SEIKATSU KAIZEN Reformasi Pola Hidup Jepang SEIKATSU KAIZEN Reformasi Pola Hidup Jepang Panduan Menjadi Masyarakat Unggul dan Modern Susy ONG Penerbit PT Elex Media Komputindo SEIKATSU KAIZEN Reformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulan Agustus 1945 menandakan akhir dari Perang Dunia II saat Jepang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulan Agustus 1945 menandakan akhir dari Perang Dunia II saat Jepang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan Agustus 1945 menandakan akhir dari Perang Dunia II saat Jepang dikalahkan oleh Sekutu. Kekalahan tersebut membawa Jepang ke dalam masa pendudukan oleh Sekutu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tanggal 26 Juli 1945, diumumkanlah Deklarasi Potsdam untuk Jepang, yang ditandatangani oleh ketiga pemimpin pemerintahan negara Sekutu yaitu Amerika Serikat,

Lebih terperinci

SILABUS. II. Standar Kompetensi Mampu menganalisis perkembangan sejarah Negara-negara kawasan Asia Timur

SILABUS. II. Standar Kompetensi Mampu menganalisis perkembangan sejarah Negara-negara kawasan Asia Timur UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL SILABUS FRM/FISE/46-01 12 Januari 2009 Fakultas : Ilmu Sosial Jurusan/Program Studi : Pendidikan Sejarah/Ilmu Sejarah Mata Kuliah : Sejarah Asia Timur

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1961 TENTANG PEMBUATAN PERJANJIAN PERSAHABATAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1961 TENTANG PEMBUATAN PERJANJIAN PERSAHABATAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1961 TENTANG PEMBUATAN PERJANJIAN PERSAHABATAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini penulis menyajikan kesimpulan berdasakan hasil penelitian yang penulis peroleh. Kesimpulan ini memaparkan beberapa pikiran pokok yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1952 Jepang mulai menata kembali kehidupan politiknya setelah tentara Amerika Serikat mulai menduduki Jepang pada tanggal 2 September 1945 karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pecahnya Uni Soviet telah meninggalkan berbagai permasalahan dibekas wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi pasca jatuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua yang dimenangkan oleh tentara sekutu

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua yang dimenangkan oleh tentara sekutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berakhirnya perang dunia kedua yang dimenangkan oleh tentara sekutu (dimotori oleh Amerika Serikat) telah membuka babak baru dalam sejarah politik Korea. Kemenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Vietnam merupakan salah satu negara yang ada di Asia Tenggara yang memiliki sejarah panjang dalam usaha meraih dan mempertahankan kemerdekaannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut. BAB V KESIMPULAN Sampai saat ini kelima negara pemilik nuklir belum juga bersedia menandatangani Protokol SEANWFZ. Dan dilihat dari usaha ASEAN dalam berbagai jalur diplomasi tersebut masih belum cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan melalui UU No. 7 Th. 1976 (LN. 1976-36) tentang Pengesahan Penyatuan Timor Timur ke dalam Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam perekonomian dunia. Jepang dewasa ini menjadi negara yang paling maju di Asia bahkan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Skripsi yang berjudul (Suatu Kajian Sosio- Historis Gerakan Sosial Petani Di Korea Pada Tahun 1894-1895) ini menggunakan metode historis sebagai metode penelitiannya, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman Edo tepatnya pada tahun 1633, shogun Tokugawa Iemitsu mengeluarkan kebijakan untuk mentutup atau mengisolasi total seluruh Jepang dari semua hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk penelitian ini adalah deskriptif naratif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP KESIMPULAN. Rangkaian perjalanan sejarah yang panjang terhadap upaya-upaya dan

BAB V PENUTUP KESIMPULAN. Rangkaian perjalanan sejarah yang panjang terhadap upaya-upaya dan BAB V PENUTUP KESIMPULAN Rangkaian perjalanan sejarah yang panjang terhadap upaya-upaya dan Strategi Republik Kosovo dalam Proses Mencapai Status Kedaulatannya pada Tahun 2008 telah berlangsung sejak didirikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1 Berbagai upaya dikerahkan pemerintah Jepang agar mereka dapat tetap menduduki Indonesia. Beribu-ribu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI 2.1 Geografi Jepang Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya terletak di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (1)

RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (1) RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (1) Fakultas : FISE Prodi : Ilmu Sejarah Mata Kuliah : Sejarah Asia Timur Lama Kode : SJR 211 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap Kompetensi Dasar : menganalisis awal munculnya

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini. BAB V KESIMPULAN Melalui perjalanan panjang bertahun-tahun, Majelis Umum PBB berhasil mengadopsi Perjanjian Perdagangan Senjata (Arms Trade Treaty/ATT), perjanjian internasional pertama yang menetapkan

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang data analisis datanya secara deskriptif dengan menggunakan metode penelitian sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini merupakan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini merupakan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi yang berjudul Masyarakat Jepang Pasca Perang Dunia II (Tinjauan

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa. BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri Sandal Barepan selama 38 tahun tersebut, maka perlu digunakan suatu metode penelitian sejarah sebagai

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Amerika 1776 Perang Sipil di Amerika 1861-1845 Perkembangan Amerika Serikat dan Amerika Latin Amerika Serikat Sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan dalam menganalisis masalah dalam karya ilmiah ini. Penulis membuat skripsi dengan judul Strategi Mao

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah biasanya menimbulkan berbagai permasalahan yang berawal dari ketidakpuasan suatu golongan masyarakat, misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda antara tahun 1830 hingga akhir abad ke-19 dinamakan Culturstelsel (Tanam Paksa).

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap kesuksesan yang diperoleh khususnya dalam perekonomian. Kemajuan tersebut dipengaruhi

Lebih terperinci

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia MATA UJIAN BIDANG TINGKAT : P.ENGETAHUAN UMUM : SEJARAH : SARJANA/DIPLOMA PETUNJUK UMUM 1) Dahulukan menulis nama dan nomor peserta pada lembar jawaban 2) Semua jawaban dikerjakan di lembar jawaban yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Sistem Law Pada Masa Pemerintahan Perwalian Louis XV

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Sistem Law Pada Masa Pemerintahan Perwalian Louis XV 37 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul (Kajian Terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci