BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan Cuci Tangan 1. Pengertian Kepatuhan Menurut kamus Bahasa Indonesia, kepatuhan adalah suka menurut perintah, taat kepada perintah aturan, berdisplin, sifat patuh, ketaatan. Menurut Herb Kelman (1985), kepatuhan dimulai dari tahap individu mematuhi anjuran tanpa kerelaan karena takut hukuman atau sangsi. Tahap identifikasi adalah kepatuhan karena merasa diawasi. Tahap internalisasi adalah tahap individu melakukan sesuatu karena memahami makna, mengetahui pentingnya mencuci tangan. Menurut Sarwono (1993), bahwa patuh menghasilkan perubahan tingkah laku yang sementara, dan individu cenderung kembali berpandangan semula. 2. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Menurut teori Lawrence Green dalam buku Notoatmojo. (2003), bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi dan membentuk perilaku seseorang, meliputi: 1. Faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. 2. Faktor pendorong yang terwujud dalam bentuk sikap petugas kesehatan. 3. Faktor pendukung yang terwujud dalam ketersediaan fasilitas dan sarana. 7

2 Menurut model teori perubahan terencana, faktor-faktor yang memendukung kepatuhan seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan sebagaimana yang dikemukan oleh Godin dan Kok (1995), meliputi: 1. Faktor sikap positif. 2. Adanya aturan yang subjektif. 3. Adanya persepsi yang positif. Attitude toward the behavior Subjective norm Perceived behavior control Intention to act Behavior Gambar 2.1 Model theory planned behavior Sumber: Godin, G., &Kok, G. (1995). The theory of planned behavior: A review of its applications to health-related behaviors. American Journal of Health Promotion. Menurut model teori perubahan terencana, kepatuhan cuci tangan dipengaruhi oleh sikap yang positif terhadap cuci tangan, adanya aturan cuci tangan yang harus diikuti oleh perawat, serta adanya persepsi yang baik terhadap cuci tangan. 3. Pengukuran Kepatuhan Cuci Tangan Pengukuran kepatuhan cuci tangan dilakukan dengan cara melakukan observasi atau pengamatan langsung pada perawat di saat melakukan cuci tangan. Yang di observasi adalah kepatuhan terhadap waktu cuci tangan dan 8

3 kepatuhan terhadap prosedur cara cuci tangan. Pelaksanaan cuci tangan oleh perawat di amati oleh pengamat tanpa saling mengenal. B. Sikap Cuci Tangan 1. Pengertian Sikap Menurut Oxford Learner Dictionary (Hornby, 1974) mencantumkan bahwa sikap (attitude), berasal dari Bahasa Italia attitude yaitu Manner of placing or holding the body and way of feeling, thinking or behaving. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Menurut Azwar S. (2008), Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu, sedangkan menurut Notoatmojo (2010), bahwa sikap bagian dari reaksi individu secara tertutup terhadap rangsangan yang tidak dapat diamati secara langsung, dimana individu tersebut akan memiliki sikap positif bilamen dapatkan rangsangan atau stimulus yang menyenangkan, sebaliknya individu akan bersikap negatif bila rangsangan yang ada tidak menyenangkan. Stimulus Rangsangan Proses Stimulus ReaksiTingkahL aku (terbuka) Sikap (tertutup) Gambar 2.2 Terbentuknya proses sikap dan perilaku (Notoatmodjo, 2010) 2. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap meliputi: Faktor yang mempengaruhi perubahan sikap menurut Notoatmojo (2002), 9

4 a. Adanya kognisi. Kognisi adalah dimana seseorang berada dalam tahap mempelajari yaitu tahap mengenal masalah dan mencari informasi yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut. b. Adanya kepercayaan. Kepercayaan merupakan komponen sikap yang kedua yaitu adanya kepercayaan terhadap pengirim berita, berita itu sendiri, dan keadaan, contohnya semakin besar prestise sang komunikator akan semakin besar pula perubahan sikap yangdi timbulkan. c. Menyukai dengan rangsangan baru. Menyukai merupakan komponen sikap yang ketiga dimana individu akan berubah sikap karena menyukai hal-hal atau terhadap sesuatu yang menyenangkan. Kognisi (rangsangan) Kepercayaan (rangsangan) Menyukai (rangsangan) SIKAP SIKAP POSITIF SIKAP NEGATIF Gambar no 2.3 Komponen Perubahan Sikap Faktor-faktor yang menunjang perubahan sikap menurut Godin. G., & Kok, G. (1995) meliputi: a. Adanya imbalan dan hukuman dimana individu mengasosiasikan reaksinya yang disertai imbalan dan hukuman; b. Stimulus mengandung harapan bagi individu sehingga dapat terjadi perubahan dalam sikap; c. Stimulus mengandung prasangka bagi individu yang mengubah sikap semula. 3. Tingkatan Sikap Tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2010), terdiri dari : 10

5 a. Menerima. Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memerhatikan stimulus yang diberikan (obyek). b. Merespon. Merespon diartikan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikannya. c. Menghargai. Menghargai diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. d. Bertangung jawab. Bertangung jawab diartikan dia bertangung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih, dilakukannya. 4. Pengukuran Sikap Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang hendak diungkapkan (azwar S. 2003). Pernyataan sikap mungkin berisi atau menyatakan hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada objek, pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favorable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin berisi atau menyatakan hal-hal yang negatif mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya bersifat tidak mendukung atau memihak pada objek, pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang nonfavorable (Azwar S. 2003). Menurut Notoatmodjo (2003), pengukuran sikap dapat juga dilakukan dengan secara langsung yaitu dengan bertanya bagaimana pendapat responden terhadap suatu objek atau dengan tidak langsung dimana dapat dilakukan dengan memberikan pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan kepada responden, bagaimana pendapatnya terhadap pernyataan tersebut. Dari teori tersebut diatas, maka melalui pengukuran sikap, dapat dipahami proses kesadaran seseorang yang sedang melakukan tindakan nyata dan tindakan yang mungkin dilakukan oleh individu. 11

6 C. Cuci tangan 1. Pengertian Cuci Tangan Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas, cuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan danjari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuanlainnya. Menurut CDC (2002), cuci tangan adalah cara-cara umum yang diterapkan secara rutin dalam mencuci tangan dengan cairan antiseptik, melumuri tangan dengan alcohol, atau mencuci tangan dengan antiseptik bedah. Ada dua hal yang mendasar dari pengertian tersebut yaitu: a. Mencuci tangan secara rutin dengan menggunakan cairan antiseptik atau dengan sabun anti bakteri dan menggunakan air yang mengalir; b. Melumuri tangan dengan larutan yang berbasis alkohol dimana seluruh permukaan tangan di lumuri dengan alcohol lalu di keringkan. Penerapan kedua prosedur mencuci tangan tersebut diharapkan oleh dapat dijadikan sebagai aturan yang harus diikuti oleh para perawat yang bekerja di pelayanan kesehatan. 2. Cara Cuci Tangan Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir menurut WHO (2009) dilakukan dengan 7 cara yaitu: Langkah-langkah Penjelasan Langkah pertama, basahi dengan air dan tuangkan sabun secukupnya dan ratakan dengan kedua telapak tangan. Langkah kedua, menggosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya. Langkah ketiga, menggosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari-jari. 12

7 Langkah keempat, menggosok jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci. Langkah kelima, menggosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya. Langkah keenam, gosok telapak tangan dengan jari-jari yang menyatu, lakukan sebaliknya. Langkah ketujuh, gosok dan bersihkan tangan kiri sampai pergelangan, lakukan sebaliknya. 13

8 Cara cuci tangan dengan handrub menurut WHO (2009) adalah sebagai berikut: Langkah-langkah Penjelasan Tuangkan 3-5 cc antiseptic berbasis alcohol ke dalam telapak tangan. Gosok kedua telapak tangan hingga merata. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya. Keringkan tangan anda 2-30 menit. 3. Waktu Cuci Tangan Rekomendesi dari WHO (2009) dan kampanye cuci tangan dari Canadian Patient Safety campaign 2012, cuci tangan di pelayanan kesehatan harus dilakukan dengan lima waktu: (1) sebelum menyentuh/memeriksa pasien: (2) Sebelum dan setelah melakukan procedur 14

9 aseptik/pembersihan; (3) Setelah terpapar cairan tubuh pasien; (4) menyentuh /memeriksa pasien; (5) Setelah menyentuh sekeliling pasen. WHO (2012) menekankan pentingnya cuci tangan untuk kepentingan keselamatan pasien dengan moto bersihkan tangan terlebih dahulu (Clean your hand initiative), karena tangan petugas kesehatan sebagai salah satu penyebab penyebaran penyakit infeksi, keadaan ini merupakan masalah yang dihadapi oleh berbagai Negara. Kejadian infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan masalah besar dan mengancam keselamatan pasien, maka sangat penting bagi komunitas pelayanan kesehatan untuk melakukan upaya pencegahan infeksi dengan mencuci tangan dengan baik. Pada penelitian ini yang di ukur adalah sikap cuci tangan dengan cara tanya jawab dengan responden dan observasi langsung kepatuhan cara cuci tangan terhadap responden waktu mencuci tangan dengan sabun. 15

10 D. Kerangka Teori Kerangka teori pada penelitian ini berdasarkan teori perubahan perilaku dari L. Green dan Model theory planned behavior yang dapat mempengaruhi kepatuhan cuci tangan. Gambar 2.4 kerangka Teori Teori perubahan perilaku oleh L. Green, faktor yang mempengaruhi perilaku: 1. Faktor predisposisi: pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. 2. Faktor pendorong: sikap petugas kesehatan. 3. Faktor pendukung: ketersediaan fasilitas dan sarana. Kepatuhan cuci tangan Teori Model theory planned behavior faktor yang mempengaruhi perilaku: 1. Sikap positif 2. Aturan jelas 3. Persepsi baik Sumber: 1. CDC. (2002). Guideline for Hand Hygiene in Health-Care Settings. Recommendations and Reports October 25, 2002 / Vol. 51 / No. RR-16. Centers for Disease Control and Prevention. 2. Godin, G. & Kok, G. (1995). The theory of planned behavior: A review of its applications to health-related behaviors. American Journal of Health Promotion, 11, Mathur, P. (2010). Hand Hygiene: back to the basics of infection control. New Delhi: Indian J Med Res Nov; 134 (5). 4. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. 5. Pittet, D. (2001). Improving adherence to hand hygiene practice a multidisciplinary approach. Emerging Infectious Diseases: Vol. 7, No. 2, March April Shumaker, Ockene dan Riekert. (2009). The Handbook of Health Behavior Change. NY: Springer Publishing Company. 7. WHO. (2007). Improved Hand Hygiene to Prevent Health Care Associated Infections. Patient Safety Solutions. Vol 1, Solution 9/May

11 E. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini dibatasi pada penelitian sikap, dan kepatuhan cuci tangan pada perawat Rawat Inap RSUD Kota Semarang, dengan asumsi bahwa dengan memiliki sikap yang positif akan mempengaruhi kepatuhan seseorang untuk mencuci tangan (Godin dan Kok, 1995). Pengetahuan Gambar 2.5 kerangka konsep Sikap Kepatuhan cuci tangan Sarana Persepsi Aturan Keterangan simbol: Variabel yang di teliti Variabel tidak di teliti F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau diupayakan oleh peneliti tentang suatu konsep penelitian tertentun (Notoatmojo. 2002). 17

12 Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dalam dua jenis variabel, yaitu: 1. Variabel bebas Variabel bebas yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel yang muncul dapat berdiri sendiri. Yang termasuk variabel bebas adalah: sikap yaitu sikap terhadap pernyataan cuci tangan pada pada perawat Rawat Inap RSUD Kota Semarang. Kuesioner sikap diukur dengan dengan memberikan pernyataanpernyataan sikap cuci tangan dan jawaban dari responden menggunakan 4 skala Likert yaitu (4) sangat setuju, (3) setuju, (2) tidak setuju dan (1) sangat tidak setuju. 2. Variabel mengikat Variabel mengikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Yang termasuk variabel mengikat adalah variabel kepatuhan yaitu kepatuhan cuci tangan pada perawat Rawat Inap RSUD Kota Semarang. Variabel kepatuhan cuci tangan di ukur dengan melakukan observasi atau pengamatan langsung pada perawat pada saat melakukan cuci tangan. G. Hipotesis / pernyataan Penelitian Hipotesis adalah pernyataan mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel yang merupakan simplifikasi dari dunia nyata, dimana kebenaran isi pernyataan itu masih memerlukan dukungan secara empiris atau belum teruji, sehingga sifatnya merupakan dugaan/jawaban sementara atas fenomena yang sedang dipelajari. (Bhattacherjee, A 2012). Pada penelitian ini, hipotesis/pernyataan yang telah di susun adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis nol (H o ): Tidak ada hubungan sikap dan kepatuhan cuci tangan pada perawat Rawat Inap RSUD Kota Semarang. 18

13 2. Hipotesis alternatif (H a ): Ada hubungan sikap dan kepatuhan cuci tangan pada perawat Rawat Inap RSUD Kota Semarang. 19

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial Dan Kepatuhan Perawat

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial Dan Kepatuhan Perawat Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial Dan Kepatuhan Perawat Dalam Mencuci Tangan Cara Biasa Sesuai SOP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Health Care Associates Infections (HCAI) adalah masalah besar dalam patient safety, dimana pengawasan dan kegiatan pencegahan harus menjadi prioritas utama untuk dilakukan,

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721) PANDUAN CUCI TANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) 787799, Fax (0721) 787799 Email : rsia_pbh2@yahoo.co.id BAB I DEFINISI Kebersihan

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash di IGD RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Endiyono 1*, Faisal Dwi Prasetyo 2 1,2 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumen rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks. Kompleksitasnya sebuah rumah sakit tidak hanya dari jenis dan macam penyakit yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009, maka diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009, maka diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada era globalisasi ini masyarakat cenderung menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu. Sebagai wujud pengamalan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, maka diperlukan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR OBSERVASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR OBSERVASI LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR OBSERVASI HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN JUMLAH KOLONI KUMAN PADA TELAPAK TANGAN PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN 2016

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002), disebutkan bahwa istilah pengetahuan berasal dari kata dasar tahu yaitu paham, maklum, mengerti.

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan

LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan Surat Permohonan untuk Bersedia menjadi Responden Assalamualaikum Dengan hormat, Dengan ini saya, Nama : Diani Susanti NIM : 20140310087 Pendidikan : Program Studi

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum. Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan yang benar

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum. Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan yang benar Mencuci Tangan Kegiatan Belajar I Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus TUJUAN Pembelajaran Umum Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan

Lebih terperinci

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan Rahmawati Minhajat Dimas Bayu Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2014 KETERAMPILAN SANITASI

Lebih terperinci

LAPORAN KEPATUHAN HAND HYGIENE RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA BULAN JANUARI - MARET 2015

LAPORAN KEPATUHAN HAND HYGIENE RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA BULAN JANUARI - MARET 2015 LAPORAN KEPATUHAN HAND HYGIENE RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA BULAN JANUARI - MARET 2015 R S U HAJI SURABAYA KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA 2015 BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN 6 LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR

SATUAN ACARA PENYULUHAN 6 LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR SATUAN ACARA PENYULUHAN 6 LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR Masalah : Kurangnya informasi tentang 6 langkah cuci tangan Pokok Bahasan : Pengendalian infeksi Sub Pokok Bahasan : 6 Langkah cuci tangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sakit. Infeksi nosokomial/hospital acquired infection (HAI) adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. sakit. Infeksi nosokomial/hospital acquired infection (HAI) adalah infeksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial merupakan masalah besar yang dihadapi rumah sakit. Infeksi nosokomial/hospital acquired infection (HAI) adalah infeksi yang didapatkan dan berkembang

Lebih terperinci

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan. membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan. membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia BAB II KAMPANYE CUCI TANGAN DENGAN SABUN UNTUK ANAK ANAK DI BANDUNG 2. 1. Cuci Tangan Dengan Sabun Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.2 Kepala Ruangan 1.2.1 Pengertian Kepala Ruangan Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawatan profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik

BAB I PENDAHULUAN. kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mencuci tangan sangatlah penting dilakukan terutama bagi setiap orang yang berada di pelayanan kesehatan. Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Teori Hand Hygiene a. Definisi hand hygiene Hand hygiene (kebersihan tangan) merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengendalian infeksi

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN PENERAPAN FIVE MOMENTS CUCI TANGAN PERAWAT DI RSUD SUKOHARJO

PENGETAHUAN DAN PENERAPAN FIVE MOMENTS CUCI TANGAN PERAWAT DI RSUD SUKOHARJO PENGETAHUAN DAN PENERAPAN FIVE MOMENTS CUCI TANGAN PERAWAT DI RSUD SUKOHARJO Riyani Wulandari, Siti Sholikah STIKES Aisyiyah Surakarta riyan1cute@yahoo.co.id ABSTRAK Pendahuluan; Pasien rawat inap di rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga

BAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kejadian infeksi nosokomial mengindikasikan rendahnya kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana

Lebih terperinci

PELAKSANAAN CUCI TANGAN HAND RUB PERAWAT DI RUANG PRE OPERASI KAMAR BEDAH

PELAKSANAAN CUCI TANGAN HAND RUB PERAWAT DI RUANG PRE OPERASI KAMAR BEDAH PELAKSANAAN CUCI TANGAN HAND RUB PERAWAT DI RUANG PRE OPERASI KAMAR BEDAH Agustina Dewi Kristani 1), Siwi Ikaristi Maria Theresia 2) STIKes Panti Rapih Yogyakarta, Jl. Tantular 401 Pringwulung, Condong

Lebih terperinci

PELAKSANAAN CUCI TANGAN PERAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT SWASTA DI YOGYAKARTA. Margareta Hesti Rahayu

PELAKSANAAN CUCI TANGAN PERAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT SWASTA DI YOGYAKARTA. Margareta Hesti Rahayu PELAKSANAAN CUCI TANGAN PERAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT SWASTA DI YOGYAKARTA Margareta Hesti Rahayu Akademi Keperawatan Panti Rapih Yogyakarta Jl. Tantular No. 401 Pringwulung, Condong Catur

Lebih terperinci

KEPATUHAN HAND HYGIENE DI RUMAH SAKIT MISI RANGKASBITUNG

KEPATUHAN HAND HYGIENE DI RUMAH SAKIT MISI RANGKASBITUNG KEPATUHAN HAND HYGIENE DI RUMAH SAKIT MISI RANGKASBITUNG Sarma Eko Natalia Sinaga * ekosarma@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pendidikan, pengetahuan, sikap, ketersediaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok (one group pre-test post-test design) karena rancangan ini

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok (one group pre-test post-test design) karena rancangan ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan quasi-experimental studies dalam satu kelompok (one group pre-test post-test design) karena rancangan ini merupakan bentuk desain

Lebih terperinci

PERANAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA DI KELOMPOK B TK MELATI BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERANAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA DI KELOMPOK B TK MELATI BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG 1 PERANAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA DI KELOMPOK B TK MELATI BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Sakinah Astuti 1 ABSTRAK Masalah dalam tulisan ini adalah penerapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan Menurut Sukanto (2005), pengetahuan ialah kesan yang ada di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan klien, keluarga, komunitas, dan masyarakat. Peran perawat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan klien, keluarga, komunitas, dan masyarakat. Peran perawat BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang dilakukan penelitian, pernyataan masalah penelitian, pernyataan tujuan umum dan tujuan khusus penelitian, kerangka konseptual dan teoretikal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan. kegiatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan. kegiatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Penyuluhan Kesehatan a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan yang melekat pada setiap upaya peningkatan kesehatan.penyuluhan

Lebih terperinci

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat BAB 1 PENDAHULUAN Setiap kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan atau meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,

Lebih terperinci

CARA MENCUCI TANGAN CARA MENCUCI TANGAN

CARA MENCUCI TANGAN CARA MENCUCI TANGAN N A M A/ JABATAN TANGGAL DAN TANDA TANGAN PENYUSUN Rukruk Rukayah TL Pelaksana Lanjutan PEMERIKSA DISETUJUI DAN DISAHKAN Drs. Zulfakhri, MT Ka subid Pelayanan Kesehatan Dra. Rini Heroe Oetami, MT Ka bid

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesehatan tidak bisa terlepas dari keselamatan pasien, yang merupakan suatu upaya dari petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman untuk

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN LAMPIRAN LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Yogyakarta, Kepada Yth. Sdr Responden Di tempat Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Diah Rahmawati NIM : 20130320102 merupakan mahasiswa

Lebih terperinci

LINDUNGILAH KELUARGA ANDA DARI PENULARAN BATUK DAN FLU DENGAN ETIKA BATUK YANG BAIK DAN BENAR

LINDUNGILAH KELUARGA ANDA DARI PENULARAN BATUK DAN FLU DENGAN ETIKA BATUK YANG BAIK DAN BENAR LINDUNGILAH KELUARGA ANDA DARI PENULARAN BATUK DAN FLU DENGAN ETIKA BATUK YANG BAIK DAN BENAR Di musim hujan seperti sekarang ini, membuat daya tahan tubuh menjadi menurun bila kita tidak menjaganya, berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Instalasi Gawat Darurat (IGD) Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan sementara serta

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN LAMPIRAN 52 LAMPIRAN 1 ب س م للا الر ح م ن الر ح ي م LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Dengan ini saya Nama : Usia : Jenis Kelamin : Alamat : Pendidikan terakhir : Tanggal Pengambilan Data : Menyatakan

Lebih terperinci

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu 1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan tempat berkumpulnya segala macam penyakit, baik menular maupun tidak menular. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepatuhan 2.1.1. Definisi Kepatuhan Kamus Umum Bahasa Indonesia mendeksripsikan bahwa patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah perilaku

Lebih terperinci

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA Studi Deskriptif Mengenai Intensi untuk Melakukan Diet OCD Pada Mahasiswa Universitas Padjadjaran dilihat dari Attitude Toward

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2008) pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain sehingga mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Nosokomial Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien menjalani proses perawatan lebih dari 48 jam, namun pasien tidak menunjukkan gejala sebelum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator, salah satunya adalah melalui penilaian terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: SRI WULANDARI 201210201141 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

KEPATUHAN HAND HYGIENE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

KEPATUHAN HAND HYGIENE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG KEPATUHAN HAND HYGIENE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG 1, F. Sri Susilaningsih 1, Afif Amir Amrullah 1 1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat ABSTRAK Infeksi nosokomial

Lebih terperinci

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT, KETERSEDIAAN SARANA, DISIPLIN DAN SUPERVISI DENGAN PENERAPAN STANDRAD PRECAUTIONS OLEH PERAWAT DI RS TKT III ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO Maya Pelle*, J. M. L Umboh*,

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teori. yang menyebabkan infeksi didapat dari orang lain (pasien, tenaga

BAB 2. Tinjauan Teori. yang menyebabkan infeksi didapat dari orang lain (pasien, tenaga BAB 2 Tinjauan Teori 2.1 Infeksi Silang Menurut Brooker (2008) infeksi silang terjadi jika mikroorganisme yang menyebabkan infeksi didapat dari orang lain (pasien, tenaga kesehatan, orang yang merawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mata, dan infeksi kulit. Umumnya penyakit tersebut terjadi pada anak-anak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mata, dan infeksi kulit. Umumnya penyakit tersebut terjadi pada anak-anak dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hand hygiene merupakan tindakan sederhana dengan mencuci tangan yang terbukti dapat mencegah penyakit. Akan tetapi, tindakan sederhana ini seringkali tidak dihiraukan

Lebih terperinci

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH M.Adam MT, Nurhidayati, Ade Suhendra dan Robi Putra Mahasiswa Universitas Muara Bungo Abstrak

Lebih terperinci

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI TERHADAP PRAKTIK HAND HYGIENE PADA PENUNGGU PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. ADHYATMA TUGUREJO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI TERHADAP PRAKTIK HAND HYGIENE PADA PENUNGGU PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. ADHYATMA TUGUREJO KOTA SEMARANG HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI TERHADAP PRAKTIK HAND HYGIENE PADA PENUNGGU PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. ADHYATMA TUGUREJO KOTA SEMARANG Puspa Run Canti *), Besar Tirto Husodo **), Syamsulhuda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu tempat dan juga sebuah fasilitas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu tempat dan juga sebuah fasilitas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan suatu tempat dan juga sebuah fasilitas, sebuah institusi, sebuah organisasi yang menyediakan pelayanan pasien rawat inap, ditambah dengan penjelasan

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK. Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk

INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK. Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK I. Pengertian Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial. dengan kata lain, pencegahan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga pasien merupakan pihak yang mempunyai hak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga pasien merupakan pihak yang mempunyai hak untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga pasien merupakan pihak yang mempunyai hak untuk mengetahui status kesehatan pasien yang paling utama. Keluarga pasien mempunyai hak untuk diberitahukan tentang

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS EDUKASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEPATUHAN FIVE MOMENT FOR HAND HYGIENE DI RUANG PERAWATAN INTENSIF

EFEKTIFITAS EDUKASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEPATUHAN FIVE MOMENT FOR HAND HYGIENE DI RUANG PERAWATAN INTENSIF EFEKTIFITAS EDUKASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEPATUHAN FIVE MOMENT FOR HAND HYGIENE DI RUANG PERAWATAN INTENSIF THE EFFECTIVENESS OF EDUCATION IMPROVING MOTIVATION AND ADHERENCE FIVE MOMENTS FOR

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP DAN KEPATUHAN CUCI TANGAN PADA PERAWAT RAWAT INAP RSUD KOTA SEMARANG

HUBUNGAN SIKAP DAN KEPATUHAN CUCI TANGAN PADA PERAWAT RAWAT INAP RSUD KOTA SEMARANG HUBUNGAN SIKAP DAN KEPATUHAN CUCI TANGAN PADA PERAWAT RAWAT INAP RSUD KOTA SEMARANG Manuscript Oleh Sobur Setiaman NIM:G2A213036 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP DAN KEPATUHAN CUCI TANGAN PADA PERAWAT RAWAT INAP RSUD KOTA SEMARANG Manuscript Oleh Sobur Setiaman NIM:G2A213036 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ANTISEPTIK ETHANOL DAN 1-PROPANOL DIBANDINGKAN DENGAN ETHANOL DAN HIDROGEN PEROKSIDA

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ANTISEPTIK ETHANOL DAN 1-PROPANOL DIBANDINGKAN DENGAN ETHANOL DAN HIDROGEN PEROKSIDA PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ANTISEPTIK ETHANOL DAN 1-PROPANOL DIBANDINGKAN DENGAN ETHANOL DAN HIDROGEN PEROKSIDA Restuti Hidayani Saragih*, Endang Sembiring*, Franciscus Ginting*, Tambar Kembaren*, Armon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu tempat pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama untuk masyarakat yang sedang sakit. Tujuan utama rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien, keselamatan

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa program DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo,

Lebih terperinci

swasta dan dari jumlah pasien 254 pasien yang beresiko (9,1) terjadi di rumah sakit ABRI (Depkes RI, 2004). Salah satu strategi pencegahan dan

swasta dan dari jumlah pasien 254 pasien yang beresiko (9,1) terjadi di rumah sakit ABRI (Depkes RI, 2004). Salah satu strategi pencegahan dan 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasien yang dirawat di rumah sakit sangat rentan terhadap infeksi di rumah sakit yang dapat terjadi karena tindakan perawatan selama pasien dirawat di rumah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Perilaku merupakan respon dari makhluk hidup terhadap suatu rangsangan yang bisa diamati secara langsung atau tidak langsung, (Notoatmodjo, 2007).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tenaga kesehatan di Klinik Hemodialisis Nitipuran berjumlah 11 orang yang terdiri dari 3 dokter dan 8 perawat. Pada klinik tersebut terdapat 7 tempat tidur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen Theory of planned behaviour merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1980; Fishbein

Lebih terperinci

7 Langkah Cara Mencuci Tangan Yang Benar Menurut WHO

7 Langkah Cara Mencuci Tangan Yang Benar Menurut WHO 7 Langkah Cara Mencuci Tangan Yang Benar Menurut WHO SDIT Madani Thursday, January 23, 2014 Gallery IPTEK, Sumber Belajar Seorang Siswa SDIT Madani Sedang mencuci Tangan Cuci tangan 7 langkah merupakan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) : Cuci Tangan yang Baik dan Benar Pokok Bahasan : Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar : keluarga dan klien

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) : Cuci Tangan yang Baik dan Benar Pokok Bahasan : Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar : keluarga dan klien SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Topik : Cuci Tangan yang Baik dan Benar Pokok Bahasan : Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar Sasaran : keluarga dan klien Tempat : Ruang melati Hari / Tgl : Kamis, 6 Juni

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kepatuhan Hand Hygiene Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial

Analisis Tingkat Kepatuhan Hand Hygiene Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Volume 12, Issue 1, March 2018, pp. 29 ~ 37 29 Analisis Tingkat Kepatuhan Hand Hygiene Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Siti Marfu ah, Liena Sofiana* Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Lebih terperinci

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: ) JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi determinan-determinan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi determinan-determinan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi determinan-determinan intention terhadap intention untuk melakukan pola makan sehat dan olahraga pada pasien diabetes

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibentuk oleh Kepala Rumah Sakit (Depkes RI, 2007). Menurut WHO (World

BAB 1 PENDAHULUAN. dibentuk oleh Kepala Rumah Sakit (Depkes RI, 2007). Menurut WHO (World BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan (Huber, 2010). Pencegahan pengendalian infeksi nosokomial adalah program yang

Lebih terperinci

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. Pengaruh Faktor Individu, Organisasi dan Perilaku terhadap Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Hand Hygiene di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk. II Dr. Soepraoen Malang JAM 12, 4 Diterima, Juli 2014 Direvisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infeksi tersebut. Menurut definisi World Health Organization. (WHO, 2009), Healthcare Associated Infections (HAIs)

BAB I PENDAHULUAN. infeksi tersebut. Menurut definisi World Health Organization. (WHO, 2009), Healthcare Associated Infections (HAIs) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Healthcare Associated Infections (HAIs) atau sering disebut dengan istilah infeksi nosokomial adalah merupakan masalah penting di seluruh dunia dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari perawat selalu berinteraksi dengan pasien dan bahaya-bahaya di rumah sakit, hal tersebut membuat

Lebih terperinci

JAM 13, 4 Diterima, Januari 2015 Direvisi, Agustus 2015 Nopember 2015 Disetujui, Desember 2015

JAM 13, 4 Diterima, Januari 2015 Direvisi, Agustus 2015 Nopember 2015 Disetujui, Desember 2015 Pengaruh Faktor Individu, Organisasi dan Perilaku terhadap Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Hand Hygiene di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk. II Dr. Soepraoen Malang JAM 13, 4 Diterima, Januari 2015

Lebih terperinci

Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan. Keywords: Knowledge, Attitudes, Behaviors, Inos, Nurse.

Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan. Keywords: Knowledge, Attitudes, Behaviors, Inos, Nurse. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL (INOS) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN INOS DI RUANG BEDAH RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir,

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan tugasnya bagi dokter Aegroti Salus Lex Suprema, yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir, 2009).Keselamatan pasien

Lebih terperinci

DAFTAR ISI No. Tentang Hal.

DAFTAR ISI No. Tentang Hal. DAFTAR ISI No. Tentang Hal. 1 Visi, Misi dan Motto 3 2 Tata Nilai dan Budaya Mutu 4 3 Komitmen Besama Peningkatan 5 Mutu dan Kinerja 4 Indikator Mutu 6 1. Indikator Mutu ADMEN 6 2. Indikator Kinerja Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Infeksi yang terjadi dirumah sakit salah

BAB I PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Infeksi yang terjadi dirumah sakit salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Petugas kesehatan yang paling sering berinteraksi dan paling lama kontak dengan pasien dalam memberikan asuhan salah satunya adalah perawat (Nursalam, 2011). Perawat

Lebih terperinci

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM SENAM KAKI DIABETIK. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM SENAM KAKI DIABETIK. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM SENAM KAKI DIABETIK Oleh Tim Endokrin dan Metabolik PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 TATA TERTIB Sebelum Praktikum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Perilaku Mencuci Tangan Perilaku adalah respon atau reaksi individu terhadap stimulasi yang berasal dari luar atau dari dalam dirinya ( Ali, 2010). Pengertian perilaku menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang aman untuk pasien. World Health

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang aman untuk pasien. World Health BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Patient safety adalah suatu upaya dari petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman untuk pasien. World Health Organization (WHO) sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasien lain dan dari lingkungan yang tercemar kepada pasien. Hand hygiene

BAB I PENDAHULUAN. pasien lain dan dari lingkungan yang tercemar kepada pasien. Hand hygiene BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial atau yang saat ini lebih dikenal dengan Health-care Associated Infections (HAIs) adalah penyebab paling penting mortalitas dan morbiditas pasien di

Lebih terperinci

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) : KONSEP PERILAKU A. Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,

Lebih terperinci

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kelman (1958) dalam Sarwono (2007) dijelaskan bahwa

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kelman (1958) dalam Sarwono (2007) dijelaskan bahwa BAB ll TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan. Kepatuhan merupakan modal dasar seseorang berperilaku. Menurut Kelman (1958) dalam Sarwono (2007) dijelaskan bahwa perubahan sikap dan perilaku individu diawali dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh 1. Pengertian Pola asuh orang tua adalah sikap atau perilaku orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Perilaku yang bersifat relatif dan konsisten dari waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Nosokomial, yang saat ini disebut sebagai. dengan jumlah pasien dari jumlah pasien berisiko 160.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Nosokomial, yang saat ini disebut sebagai. dengan jumlah pasien dari jumlah pasien berisiko 160. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Nosokomial, yang saat ini disebut sebagai Healthcare Associated Infections (HAIs), yaitu infeksi yang berhubungan dengan asuhan pelayanan kesehatan, merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Masa Anak Usia Sekolah Dasar. atau 10 tahun sampai umur 12 atau 13 tahun (Yusuf, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Masa Anak Usia Sekolah Dasar. atau 10 tahun sampai umur 12 atau 13 tahun (Yusuf, 2011). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Anak Sekolah Dasar a. Masa Anak Usia Sekolah Dasar Masa anak usia sekolah dasar merupakan masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Secara relatif,

Lebih terperinci

Dewi Anggraini 1, Insan Fitriyani 2, Tuti Restuastuti 3

Dewi Anggraini 1, Insan Fitriyani 2, Tuti Restuastuti 3 Tingkat Akseptabilitas dan Tolerabilitas Cairan Pencuci Tangan Formula World Health Organization (WHO) yang Digunakan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Senior di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Dewi Anggraini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi adalah Healthcare-associated Infection (HAIs). HAIs

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi adalah Healthcare-associated Infection (HAIs). HAIs BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasien, tenaga kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien merupakan kelompok yang beresiko terkena infeksi. Salah satu infeksi yang dapat terjadi adalah Healthcare-associated

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tenaga kesehatan di Klinik Hemodialisis Nitipuran berjumlah 11 orang yang terdiri dari 4 dokter dan 7 perawat. Pada klinik tersebut terdapat 7 tempat tidur

Lebih terperinci

DAYA ANTIMIKROBA DAN PERBANDINGAN ACCEPTABILITY SERTA TOLERABILITY CAIRAN PENCUCI TANGAN FORMULA WHO DENGAN CAIRAN

DAYA ANTIMIKROBA DAN PERBANDINGAN ACCEPTABILITY SERTA TOLERABILITY CAIRAN PENCUCI TANGAN FORMULA WHO DENGAN CAIRAN DAYA ANTIMIKROBA DAN PERBANDINGAN ACCEPTABILITY SERTA TOLERABILITY CAIRAN PENCUCI TANGAN FORMULA WHO DENGAN CAIRAN PENCUCI TANGAN KOMERSIAL Dewi Anggraini Abstrak Mencuci tangan merupakan tindakan paling

Lebih terperinci

Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Prosedur Khusus di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Prosedur Khusus di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Prosedur Khusus di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi Pedoman Acuan Ringkas Ucapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Pengertian ASI dan ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu cairan yang terbentuk dari campuran dua zat yaitu lemak dan air yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai bagian lembaga penyelenggaraan pelayanan publik dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai bagian lembaga penyelenggaraan pelayanan publik dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai bagian lembaga penyelenggaraan pelayanan publik dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur

Lebih terperinci

Trend Angka Infeksi Rumah Sakit Tahun Trend Angka Infeksi Rumah Sakit Tahun 2014

Trend Angka Infeksi Rumah Sakit Tahun Trend Angka Infeksi Rumah Sakit Tahun 2014 ANGKA INFEKSI RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA TAHUN 214 Trend Angka Infeksi Rumah Sakit Tahun 212-214,4%,3%,37%,2%,1%,%,5%,15% 212 213 214 Trend angka infeksi rumah sakit dari tahun 212 hingga 214 mengalami

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: RAHMAWATI 201210201187 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi dokter gigi tidak terlepas dari kemungkinan untuk berkontak secara langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien. Penyebaran

Lebih terperinci

PENCEGAHAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER (IADP) (Rana Suryana SKep. Medical Dept. PT Widatra Bhakti)

PENCEGAHAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER (IADP) (Rana Suryana SKep. Medical Dept. PT Widatra Bhakti) PENCEGAHAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER (IADP) (Rana Suryana SKep. Medical Dept. PT Widatra Bhakti) I. Pendahuluan Penggunaan peralatan intravaskular (IV) tidak dapat dihindari pada pelayanan rumah sakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan. Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan. Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Edukasi a. Definisi Edukasi Edukasi atau pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok,

Lebih terperinci