LAPORAN TAHUNAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TAHUNAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN TAHUN 2015"

Transkripsi

1 LAPORAN TAHUNAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat Rakhmat dan Hidayah-Nya Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin telah mampu melaksanakan kegiatan tahun 2015 tanpa ada hambatan yang berarti. Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Anggaran 2015 merupakan gambaran pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan Ketata Usahaan, Seksi Karantina Hewan, Seksi Karantina Tumbuhan serta Seksi Pengawasan dan Penindakan, sekaligus sebagai pertanggungjawaban dan informasi dalam upaya meningkatkan kinerja penyelenggaraan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati serta dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dalam pencapaian Visi dan Misi. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak atas dedikasi dan kerja keras dalam penyusunan Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Anggaran Akhirnya harapan kami semoga laporan tahunan ini dapat bermanfaat dan Allah SWT selalu menjaga serta membimbing kita semua. Banjarmasin, Mei 2016 Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin drh. H. Achmad Gozali, MM. NIP i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv vi ix BAB I. PENDAHULUAN... 1 A Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 BAB II. VISI DAN MISI BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN... 3 A. Visi dan Misi... 3 B. Struktur Organisasi... 3 BAB III. KEGIATAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI... 5 A. Kepegawaian Jumlah dan Komposisi Pegawai Pendidikan/Pelatihan Jabatan Fungsional... 6 B. Keuangan Pelaksanan DIPA Tahun Anggaran Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Tanah Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja Modal Jalan, Irigasi dan 11 Jaringan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) C. Sarana dan Prasarana D. Kesekretariatan E. Reformasi Birokrasi BAB IV. KEGIATAN OPERASIONAL ii

4 A. Seksi Karantina Hewan Kegiatan Impor Kegiatan Ekspor Kegiatan Pemasukan Antar Area Kegiatan Pengeluaran Antar Area Kegiatan Penahanan Kegiatan Penolakan Kegiatan Pemusnahan Kegiatan Pemantauan dan Koleksi Penggunaan Formulir B. Seksi Karantina Tumbuhan Tindakan Karantina Tumbuhan Kegiatan Intersepsi Kegiatan Pemantauan dan Koleksi Sistem Informasi Perkarantinaan Tumbuhan Penggunaan Sertifikat Karantina Tumbuhan C. Kegiatan Laboratorium Gambaran Umum Kegiatan Akreditasi Laboratorium Kegiatan Pengujian D. Seksi Pengawasan dan Penindakan Pendahuluan Pelaksanaan Kegiatan Seksi Pengawasan dan Penindakan Penutup BAB V. PERMASALAHAN DAN SOLUSINYA A. Permasalahan B. Solusi BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Komposisi Personel Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Berdasarkan Pendidikan per 31 Desember Daftar Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Yang Mengikuti Pelatihan Tahun Komposisi Pejabat dan Calon Pejabat Fungsional pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin per 31 Desember Realisasi Anggaran DIPA Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin per 31 Desember 2015 Menurut Per Jenis Anggaran Belanja... 7 Tabel 5. Perbandingan Belanja Pegawai per 31 Desember 2015 dan 31 Desember Tabel 6. Perbandingan Belanja Barang per 31 Desember 2015 dan 31 Desember Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Perbandingan Modal Tanah per 31 Desember 2015 dan 31 Desember Perbandingan Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dan 31 Desember Perbandingan Belanja Modal Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember Tabel 10. Perbandingan Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14. Tabel 15. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin TA Rincian penerimaan gratifikasi umum maupun gratifkasi dalam kedinasan Tahun Data Operasional Pemasukan Antar Area Karantina Hewan Berdasarkan Daerah Asal Tahun Data Operasional Pemasukan Antar Area Karantina Hewan berdasarkan jenis media pembawa HPHK Tahun Data Operasional Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun iv

6 Tabel 16. Tabel 17. Tabel 18. Data Operasional Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan Berdasarkan Daerah Tujuan Tahun Rekapitulasi penggunaan formulir utama Karantina Hewan Tahun Sertifikat Karantina Tumbuhan BKP Kelas I Banjarmasin Tahun v

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin... 4 Gambar 2. Website Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin raih Predikat Kepatuhan Pelayanan Publik berdasarkan UU 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dari Ombudsman RI Grafik Perbandingan Frekuensi Pemasukan Antar Area Karantina Hewan Tahun Grafik Perbandingan Frekwensi Pemasukan Antar Area Karantina Hewan per Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Grafik Frekwensi Pemasukan Antar Area Karantina Hewan Berdasarkan Kelompok Komoditi per wilayah kerja BKP Kelas I Banjarmasin Tahun Pengawasan Lalulintas MP HPHK dapat dimonitor secara on line melalui EQVET dan IQVDS Grafik Perbandingan Frekuensi Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan Tahun Gambar 9. Grafik Perbandingan Frekuensi Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan per Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin tahun Gambar 10. Gambar 11. Grafik Frekwensi Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan Berdasarkan Kelompok Komoditi per Wilayah Kerja Tahun Peta Status dan Situasi HPHK Di Seluruh Kabupaten Tahun Gambar 12. Grafik frekuensi kegiatan operasional karantina tumbuhan pada dua tahun terakhir Gambar 13. Grafik frekuensi kegiatan operasional karantina tumbuhan setiap wilker di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin tahun Gambar 14. Gambar 15. Grafik frekuensi pemeriksaan pada media pembawa impor tahun Grafik frekuensi pemeriksaan media pembawa impor berdasarkan kelompok komoditas di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun vi

8 Gambar 16. Gambar 17. Gambar 18. Gambar 19. Gambar 20. Gambar 21. Gambar 22. Gambar 23. Gambar 24. Gambar 25. Gambar 26. Gambar 27. Gambar 28. Gambar 29. Gambar 30. Grafik frekuensi media pembawa impor yang masuk ke wilayah Kalimantan Selatan selama tahun Grafik lima media pembawa impor dengan kuantitas (m 3 ) terbanyak yang masuk ke wilayah Kalimantan Selatan selama tahun Grafik media pembawa impor dengan kuantitas (kg) terbanyak yang masuk ke wilayah Kalimantan Selatan selama tahun Grafik frekuensi pemeriksaan pada media pembawa ekspor tahun Grafik frekuensi pemeriksaan media pembawa ekspor berdasarkan kelompok komoditas di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Grafik frekuensi media pembawa ekspor yang masuk ke wilayah Kalimantan Selatan selama tahun Grafik frekuensi pemeriksaan pada media pembawa antar area masuk di BKP Kelas I Banjarmasin Tahun Grafik frekuensi pemeriksaan media pembawa antar area masuk di setiap wilker BKP Kelas I Banjarmasin Tahun Grafik frekuensi pemeriksaan media pembawa antar area masuk berdasarkan kelompok media pembawa di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Grafik frekuensi pemeriksaan pada media pembawa antar area keluar di BKP Kelas I Banjarmasin Tahun Grafik Frekuensi pemeriksaan media pembawa antar area keluar di setiap wilker BKP Kelas I Banjarmasin Tahun Grafik Frekuensi pemeriksaan media pembawa antar area keluar berdasarkan kelompok media pembawa di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Grafik frekuensi tindakan penahanan, penolakan dan pemusnahan di BKP Kelas I Banjarmasin Tahun Grafik Frekuensi Tindakan Pembebasan Karantina Tumbuhan Tahun Tampilan user interface aplikasi inhouse Eplaq System BARANTAN vii

9 Gambar 31. Gambar 32. Gambar 33. Grafik Perbandingan antara jumlah frekuensi kegiatan operasional dan penggunaan sertifikat (formulir utama) karantina tumbuhan BKP Kelas I Banjarmasin tahun Diagram jumlah permohonan dan sampel laboratorium hewan tahun Frekuensi dan jumlah Pengujian Media Pembawa HPH/HPHK dan PSAH di Laboratorium Karantina Hewan tahun Gambar 34. Frekuensi Pengujian di Laboratorium Karantina Tumbuhan tahun viii

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Data Personel Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin (Per 31 Desember 2015) Realisasi Mutasi Alih Tugas Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Daftar Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin yang Mengikuti Pelatihan (Per 31 Desember 2015) Lampiran 4. Rekapitulasi Tindakan Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Rekapitulasi Tindakan Karantina Hewan Wiler Bandara Syamsudin Noor Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina Hewan Wilker Trisakti Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina Hewan Wilker Batulicin Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina Hewan Wilker Kotabaru Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Rekapitulasi Penggunaan Formulir Utama Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Rekapitulasi Kegiatan Intersepsi Karantina Hewan, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Lampiran 11. Tindakan Penahanan, Karantina Hewan-Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Lampiran 12. Tindakan Penolakan, Karantina Hewan-Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Lampiran 13. Tindakan Pemusnahan, Karantina Hewan-Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Lampiran 14. Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan Per Wilker, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Lampiran 15 Rekapitulasi Tindakan Karantina Tumbuhan, Balai 99 ix

11 Lampiran 16. Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Komoditas Yang Tidak Diperlukan Tindakan Karantina (SP 7) Per Wilker Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Lampiran 17. Rekapitulasi Komoditas Yang Tidak Dikenakan Tindakan Karantina (SP 7), Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Lampiran 18. Tindakan Penahanan, Karantina Tumbuhan-Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Lampiran 19. Tindakan Penolakan, Karantina Tumbuhan-Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Lampiran 20. Tindakan Pemusnahan, Karantina Tumbuhan-Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun x

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin tahun 2015 yang dituangkan dalam Laporan Tahunan merupakan laporan pencapaian kinerja selama tahun 2015 yang meliputi: 1. Kegiatan Ketatausahaan dan rumah tangga perkantoran, mencakup pengelolaan keuangan, kepegawaian, barang milik negara,tata persuratan dan kearsipan, sistem pengendalian internal (SPI), reformasi birokrasi (RB), kehumasan, pelayanan informasi dan dokumentasi serta sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP); 2. Kegiatan operasional perkarantinaan yang mencakup pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pelaksana Teknis dalam bidang Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati; 3. Kegiatan Pengawasan dan Penindakan yang mencakup kegiatan Preventif, Represif dan Penindakan Hukum. Hal hal yang terkait dalam cakupan pencapaian kinerja di atas merupakan implementasi dari pelaksanaan kebijakan Badan Karantina Pertanian yang mengacu kepada arah kebijakan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN ) Kementerian Pertanian yang berada pada bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (SDA-LH), yang mendukung tujuan nasional yaitu: Peningkatan Kesejahteraan rakyat dan peningkatan kualitas hidup. Capaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin ditujukan dapat menciptakan kondisi keamanan pangan yang bebas dari hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) khususnya untuk Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki luas daratan ,52 KM 2. Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 1

13 Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/ 2008 tanggal 4 April 2008, Balai Karantina Pertanian mempunyai Wilayah Kerja meliputi Pelabuhan Laut Trisakti, Bandar Udara Syamsudin Noor, Pelabuhan Laut Batulicin dan Kotabaru, Pelabuhan Laut Stagen serta Kantor Pos Banjarmasin. B. Tujuan Tujuan Penyusunan Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2015 diantaranya adalah : 1. Sebagai pertanggungjawaban penyelenggaraan kegiatan kebijakan Badan Karantina Pertanian Tahun Anggaran Sebagai bahan informasi tingkat capaian kinerja BKP Kelas I Banjarmasin Tahun Anggaran 2015 dan diharapkan menjadi sebagian dari bahan acuan dalam penyusunan kebijakan Badan Karantina Pertanian diwaktu mendatang. Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 2

14 BAB II VISI DAN MISI BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN A. Visi dan Misi 1. Visi Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Mengacu pada Visi Badan Karantina Pertanian serta tuntutan situasi dan kondisi, maka Visi Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin adalah Terwujudnya Karantina Pertanian Banjarmasin Yang Tangguh, Prefesional dan Terpercaya. 2. Misi Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Guna mewujudkan visi tersebut di atas, maka Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin mengemban misi sebagai berikut : - Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK); - Mendukung terwujudnya keamanan pangan; - Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian; - Meningkatkan kualitas layanan publik; - Mendukung keberhasilan program agribisnis dan ketahanan pangan nasional; - Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan karantina pertanian. B. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin ditetapkan berdasarkan Permentan Nomor : Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 3

15 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 yang terdiri dari : Kepala Balai ( Eselon III-a ), 3 Kepala Seksi ( Eselon IV-a ) dan 1 Kepala Sub Bagian Tata Usaha ( Eselon IV-a ) dan Para Pejabat Fungsional seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 4

16 BAB III KEGIATAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI A. Kepegawaian 1. Jumlah dan Komposisi Pegawai Jumlah Pegawai pada Balai Karantina Pertanian Kelas I BanjarmasinTahun Anggaran 2015 mengalami penambahan pegawai sebanyak 2 orang (CPNS), 1 orang mutasi dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Palangkaraya, 1 orang mutasi ke Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, 1 orang mutasi ke Balai Karantina Pertanian Kelas I Palangkaraya, dan 1 orang berhenti dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin. Komposisi pegawai pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin sampai dengan 31 Desember 2015 dapat kami sampaikan sebagai berikut : a. Pegawai Negeri Sipil : 71 orang b. CPNS : 2 orang Jumlah Total : 73 0rang Dari sejumlah 73 orang pegawai tersebut diatas, memiliki pendidikan sebagai berikut: Tabel 1. Komposisi Personel Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Berdasarkan Pendidikan per 31 Desember 2015 Golongan PendidikanTerakhir S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP Jumlah IV III II I Jumlah Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 5

17 2. Pendidikan/Pelatihan Upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin adalah melalui pendididikan/pelatihan yang diselenggarakan oleh instansi lingkup Kementerian Pertanian. Adapaun jenis pendidikan/pelatihan/magang yang telah diikuti oleh pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin selama tahun 2015 adalah sebagai berikut: Pendidikan S3 di Institut Pertanian Bogor Pendidikan S2 di Universitas Gajah Mada Pelatihan Dasar Fungsional Calon Medik Veteriner dan Calon POPT Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Tabel 2. Daftar Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Yang Mengikuti Pelatihan Tahun 2015 No. Nama Nama Pelatihan Tempat 1 Afrian Wijaya, SP. NIP Mursyidah Amniati, S.Si NIP Is Priyanto NIP I Made Agus Susilo NIP Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Pelatihan Dasar Perkarantinaan Calon Pejabat Fungsional POPT Pelatihan Dasar Perkarantinaan Calon Pejabat Fungsional Paramedik Veteriner Ciawi- Bogor Ciawi- Bogor Bekasi Bekasi 3. Jabatan Fungsional Pejabat Fungsional pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 berjumlah 41 (empat puluh satu) orang, terdiri dari Pejabat Fungsional POPT jabatan Calon Pejabat Fungsional atau jabatan fungsional umum seperti terlihat pada Tabel 3. Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 6

18 Tabel 3. Komposisi Pejabat dan Calon Pejabat Fungsional pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin per 31 Desember 2015 B. Keuangan 1. Pelaksanan DIPA Tahun Anggaran 2015 Pagu Anggaran Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin TA sebesar Rp , - bersumber dari anggaran rupiah murni sebesar Rp , - (sembilan milyar tujuh ratus dua puluh sembilan juta tiga ratus tujuh belas ribu rupiah) dan anggaran PNP sebesar Rp , - (tiga ratus dua puluh lima juta rupiah). Realisasi belanja secara netto pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin per 31 Desember 2015 sebesar Rp ,- atau sebesar 97,03 % dari anggaran yang tersedia. Sebagai gambaran realisasi anggaran kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Anggaran 2015 tersaji pada Tabel 4. Tabel 4. Realisasi Anggaran DIPA Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin per 31 Desember 2015 Menurut Per Jenis Anggaran Belanja No. Uraian Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Sisa Anggaran (%) 1 Belanja Pegawai ,85 2 Belanja Barang ,67 3 Belanja Modal ,06 Jumlah Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 7

19 1.1. Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adlah masing-masing sebesar Rp ,00 dan Rp ,00. Realisasi belanja TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 14,14% dari TA Hal ini disebabkan antara lain: a. Kenaikan gaji dan tunjangan PNS sebesar 6% b. Kenaikan uang makan PNS Tabel 5. Perbandingan Belanja Pegawai per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 Uraian Realisasi 31 Desember 2015 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS Realisasi 31 Desember 2014 Naik (Turun) % ,61 Belanja Lembur ,00 Jumlah Kotor Pengembalian Belanja Pegawai Belanja , ,66 Jumlah Belanja , Belanja Barang Realisasi Belanja Barang per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp dan Rp Realisasi belanja barang TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 11,92% dari TA Hal ini disebabkan antara lain: a. Kenaikan Belanja Barang Persediaan b. Kenaikan Belanja Pemeliharaan c. Kenaikan Belanja Perjalanan Dalam Negeri dan penambahan biaya perjalanan UPSUS Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 8

20 Tabel 6. Perbandingan Belanja Barang per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 Uraian Realisasi 31 Desember 2015 Realisasi 31 Desember 2014 Naik (Turun) % Belanja Barang Operasional Belanja Barang Non Operasional Belanja Barang Persediaan , , ,00 Belanja Jasa ,80 Belanja Pemeliharaan ,44 Belanja Perjalanan Dalam Negeri Jumlah Belanja Kotor Pengembalian Belanja Barang , , ,00 Jumlah Belanja , Belanja Modal Tanah Realisasi Belanja Modal Tanah per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp dan Rp 0. Realisasi Belanja Modal Tanah TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,00% dibandingkan TA Hal ini disebabkan antara lain ada pembelian tanah yang akan digunakan sebagai kantor Wilker Batulicin seluas 574 M 2. Tabel 7. Perbandingan Modal Tanah per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 Uraian Realisasi 31 Desember 2015 Realisasi 31 Desember 2014 Naik (Turun) % Belanja Modal Tanah ,00 Jumlah Belanja Kotor ,00 Pengembalian Belanja 0 0 0,00 Jumlah Belanja ,00 Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 9

21 1.4. Belanja Modal Peralatan dan Mesin Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp dan Rp 0. Realisasi Belanja disebabkan antara lain penambahan peralatan dan mesin untuk fasilitas dan operasional kantor berupa : Pembelian Peralatan Mesin dalam periode tahun 2015, sebesar Rp dengan rincian pembelian barang sebagai berikut ; Kendaraan bermotor roda 2 sebanyak 3 unit dengan nilai Rp ; Meubel ruang operasional sebanyak 22 unit dan pengadaan AC sebanyak 10 buah dengan niai Rp ; Meubelair ruang laboratorium yaitu lemari steril sebanyak 1 unit dengan nilai Rp ; Meubelair ruang laboratorium yaitu lemari pengering 1 unit dengan nilai Rp dan meja kerja (alat laboratorium lainnya) 2 unit dengan nilai Rp ; Perangkat pengolah data dan komunikasi berupa PC Unit sebanyak 3 unit senilai Rp dan Printer sebanyak 2 unit senilai Rp Tabel 8. Perbandingan Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 Uraian Realisasi 31 Desember 2015 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Jumlah Belanja Kotor Realisasi 31 Desember 2014 Naik (Turun) % , ,00 Pengembalian Belanja 0 0 0,00 Jumlah Belanja , Belanja Modal Gedung dan Bangunan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan per 31 Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 10

22 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp dan Rp Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan TA 2015 mengalami penurunan sebesar 93,09% dibandingkan TA Pada tahun 2014 digunakan belanja untuk Rehabilitasi Gedung Bangunan sedangkan pada Tahun 2015 digunakan belanja untuk saranan dan prasarana Gedung bangunan berupa : a. Pembangunan paving blok halaman kantr BKP Kelas I Banjarmasin (bangunan terbuka lainnya) sebesar Rp dan pembangunan incinerator (bangunan pembakaran bangkai hewan permanen) sebesar Rp b. Pembangunan pagar tanah kantor Wilker Batulicin (pagar permanen) senilai Rp Tabel 9. Perbandingan Belanja Modal Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 Uraian Realisasi 31 Desember 2015 Belanja Belanja Modal Gedung dan Bangunan Jumlah Belanja Kotor Realisasi 31 Desember 2014 Naik (Turun) % , ,09 Pengembalian Belanja 0 0 0,00 Jumlah Belanja , Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp dan Rp 0. Realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,00% dibandingkan TA Hal ini disebabkan abtara lain untuk pembangunan saluran air 136 M senilai Rp Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 11

23 Tabel 10. Perbandingan Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 Uraian Realisasi 31 Desember 2015 Realisasi 31 Desember 2014 Naik (Turun) % Belanja Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Jumlah Belanja Kotor , ,00 Pengembalian Belanja ,00 Jumlah Belanja ,00 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp ,- atau sebesar 125,01% dari target penerimaan sebesar Rp ,- Realisasi penerimaan PNBP Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin disajikan dalam Tabel 8. Tabel 11. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin TA No. MAP Uraian Penerimaan (Rp) Keterangan Penerimaan Umum Pendapatan Sewa Rumah Dinas Pendapatan Pelunasan Piutang Non Bendahara Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL Penerimaan Fungsional Pendapatan Sensor/Karantina, Pengawasan/Pemeriksaan Jumlah C. Sarana dan Prasarana Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin yang beralamat di Jl. Mayjend. Sutoyo S. No Banjarmasin, memiliki Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 12

24 luas tanah m 2 berdiri bangunan diantaranya perkantoran, screen house, kandang hewan kecil, mess pegawai sebanyak 4 unit, serta 1 unit bangunan laboratorium seluas 273 M 2. Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin memiliki beberapa Wilayah Kerja, di Pelabuhan Sungai Trisakti dengan layanan operasional di Gedung Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin, sedangkan Wilayah Kerja Bandar Udara Syamsudin Noor memiliki gedung kantor seluas 70 M² di Jl. Angkasa Banjarbaru dan counter Karantina Pertanian yang disediakan oleh PT (Persero) Angkasa Pura I di area Bandar Udara Syamsudin Noor, sedangkan Wilayah Kerja Batulicin dan Kotabaru masih status menyewa. D. Kesekretariatan Selama tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin mencatat surat yang masuk sebanyak berkas surat dan mengirim surat sebanyak berkas surat. Kedepan diharapkan adanya sistem arsiparis secara elektronik yang bisa diterapkan di tingkat UPT dan tersedia ruang arsip, mengingat frekuensi surat yang masuk dan keluar meningkat dengan kondisi sumber daya manusia yang belum mencukupi dan mutasi pejabat yang relatif dinamis sehingga penyimpanan/pengarsipan surat bisa lebih tertata secara maksimal. E. Reformasi Birokrasi Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai good governance dan melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur. Melalui reformasi birokrasi, dilakukan penataan terhadap sistem penyelangggaraan pemerintah dimana uang tidak hanya efektif Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 13

25 dan efisien, tetapi juga reformasi birokrasi menjadi tulang punggung dalam perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara. Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin telah melaksanakan Reformasi Birokrasi semenjak bulan Juli 2010, dengan tujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur Negara, melalui berbagai macam kegiatan, antara lain : 1. Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Refrormasi Birokrasi yang mengatur tentang pelaksanaan program reformasi birokrasi. Peraturan tersebut menargetkan tercapainya tiga sasaran hasil utama yaitu peningkatan kapasitas dan akuntabilitas organisasi, pemerintah yang bersih dan bebas KKN, serta peningkatan pelayanan publik. Dalam rangka mengakselerasi pencapaian sasaran hasil tersebut, maka berdasarkan Peraturan Menteri PAN dan RB No. 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin menjadi salah satu unit kerja di lingkup Kementerian Pertanian yang memperoleh predikat Menuju WBK/Menuju WBBM. Prestasi tinggi ini diperoleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin malaui berbagai macam upaya antara lain : penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik seperti menerapkan sistem piket untuk melayani pengguna jasa selama 24 jam, memberikan informasi yang jelas tentang prosedur pelaksanaan tindakan karantina, tarif jasa karantina Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 14

26 hewan dan tumbuhan yang telah ditampilkan diruangan dalam bentuk bahan tayang maupun leaflet, dan pengumpulan dan pengolahan data informasi publikasi dan dokumentasi melalui website ( Gambar 2. Website Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin berkomitmen akan terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sebagai pengguna jasa. Atas upayanya tersebut, akhirnya pada tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin meraih Predikat Kepatuhan Pelayanan Publik berdasarkan UU 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dari Ombudsman RI, dari 78 instansi Negara yang memperoleh penghargaan, dengan meraih nilai tertinggi di lingkup Kementerian Pertanian RI, yaitu 110. Gambar 3. Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin raih Predikat Kepatuhan Pelayanan Publik berdasarkan UU 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dari Ombudsman RI Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 15

27 Menurut Ketua Ombudsman RI Danang Girindrawardana, proses penilaian yang dilakukan Ombudsman menggunakan metode observasi tanpa pemberitahuan dan mengikuti standar kode etik Ombudsman. Penyampaian predikat kepatuhan itu merupakan salah satu bentuk apresiasi atas usaha peningkatan kualitas pelayanan publik di tingkat unit layanan. 2. Layanan pengaduan maupun informasi publik (PPID) Dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 14 Tahun 2008, Kementerian Pertanian menerbitkan Permentan No. 32/Permentan/OT.140/ 5/2011 tentang Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik Lingkup Kementerian Pertanian. Berdasarkan ketentuan tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin telah menetapkan Tim Pengelola Informasi dan Dokumentasi lingkup Wilayah Kalimantan Selatan (SK Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin No. 0037/Kpts/KP.240/01/2015 tanggal 4 Januari 2015). Pada Tahun 2015 permohonan Informasi Publik dari pemohon yang berbadan hukum sebanyak 3 pemohon, yaitu dari Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia Wilayah Kalimantan Selatan, Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan dan Dinas Peternakan Provinsi Kalimanatan Selatan, sedangkan permohonan dari perseorangan tidak ada. Pada Tahun 2015 tidak pernah terjadi sengketa antara Penyelenggara Pelayanan Publik dengan Pemohon Informasi Publik. 3. Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) Terkait dengan hubungan pelaksanaan tugas maupun kerjasama, hal yang sering terjadi dan tidak terhindarkan dalam kegiatan sehari-hari adalah pemberian gratifikasi dari satu pihak Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 16

28 lainnya. Pasal 128 ayat (1) Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, telah menyatakan bahwa setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila pemberian tersebut dilakukan karena berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Dalam rangka meningkatkan pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi di lingkungan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin dan mewujudkan good governance and clean government yang amanah, transparan, dan akuntabel, maka Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin telah mengatur pelaporan gratifikasi di lingkungan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin melalui Surat Keputusan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin No. 0040/Kpts/OT.160/L.18.B/01/2016, tanggal 4 Januari 2016 tentang Sub Unit Pengelola Gratifikasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin. Pada tahun anggaran 2015 beberapa pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin telah menerima gratifikasi dalam kedinasan, seperti yang dijelaskan pada Tabel 12. Tabel 12. Rincian penerimaan gratifikasi umum maupun gratifkasi dalam kedinasan Tahun 2015 No. Bulan Jumlah Penerimaa/ Pegawai Nilai/ Equifalent (Rp) Penerimaan Umum/ Penerimaan Kedinasan Keterangan Januari Nihil 2 Februari Nihil 3 Maret Nihil 4 April Kedinasan - 5 Mei Kedinasan - 6 Juni Kedinasan - 7 Juli Kedinasan - Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 17

29 Agustus Kedinasan - 9 September Kedinasan - 10 Oktober Kedinasan - 11 November Kedinasan - 12 Desember Nihil JUMLAH Pengukuran Indeks Kepuasan masyarakat (IKM) Untuk menumbuh kembangkan semangat dan etos kerja aparatur yang bertanggungjawab, bermoral, berdisiplin, profesional, produktif dan dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik, sekaligus untuk memantapkan penerapan ISO 9001:2008 Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin, maka dilakukan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Pengkarantinaan Pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin. Pengukuran ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepuasan masyarakat yang tertuang pada unsurunsur pelayanan diantaranya mengenai Prosedur Pelayanan, Persyaratan Pelayanan, Kejelasan Petugas Pelayanan, Kedisiplinan Petugas Pelayanan, Tanggung Jawab Petugas Pelayanan, Kemampuan Petugas Pelayanan, Kecepatan Pelayanan, Keadilan Mendapatkan Pelayanan, Kesopanan Dan Keramahan Petugas, Kewajaran Biaya Pelayanan, Kepastian Biaya Pelayanan, Kepastian Jadwal Pelayanan, Kenyamanan Lingkungan serta Keamanan Pelayanan. Hasil pengukuran nilai IKM Unit Pelayanan (Nilai Interval Konversi IKM) diperoleh 81,674. Hal ini menunjukkan bahwa Kinerja Unit Pelayanan dan Mutu Pelayanan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin dikategorikan SANGAT BAIK. Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 18

30 BAB IV KEGIATAN OPERASIONAL A. Seksi Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin terus berupaya meningkatkan pelayanan sehingga mampu menghadirkan pelayanan yang prima (efektif, efisien dan profesional) untuk mencegah masuk dan menyebarnya hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) yang dibawa melalui media pembawa HPHK yang dilalulintaskan, termasuk peningkatan kualitas sertifikasi. Pelayanan laboratorium berjalan dengan baik dan ouput-nya dapat dijadikan sebagai rekomendasi dari tahapan tindakan karantina selanjutnya. Pengembangan wilayah kerja secara signifikan telah berjalan dengan adanya pelayanan di wilayah kerja Batulicin dan Kotabaru. Pelaksanaan tindakan karantina di Pelabuhan Batulicin dan Kotabaru telah berjalan dengan baik. Wilker Pagatan untuk sementara masih ditangani secara rangkap oleh petugas dari Wilker Batulicin. 1. Kegiatan Impor Selama tahun 2015 tidak ada kegiatan impor. Hal ini dikarenakan belum adanya jalur perdagangan internasional untuk komoditi karantina hewan baik di Wilker Trisakti, Bandara Syamsudin Noor, Batulicin maupun Kotabaru. Sebagian besar media pembawa HPHK impor yang datang ke Kalimantan Selatan merupakan media pembawa eks impor yang masuk melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan menurut Permentan No. 44/Permentan/OT.140/3/2014, tentang Perubahan atas Permentan No. 94/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Tempat-Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, yang kemudian dilalulintaskan antar area. Tempat- Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 19

31 tempat pemasukan tersebut antara lain dari Surabaya, Tanjung Priok dan Makassar. 2. Kegiatan Ekspor Seperti halnya kegiatan impor, pelayanan karantina hewan selama tahun 2015 tidak ada kegiatan ekspor. Hal ini dikarenakan belum adanya jalur perdagangan internasional untuk komoditi karantina hewan baik di Wilker Trisakti, Bandara Syamsudin Noor, Batulicin maupun Kotabaru. 3. Kegiatan Pemasukan Antar Area Kegiatan pemasukan antar area komoditi wajib periksa karantina pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin yang dilakukan melalui Wilker Pelabuhan Trisakti, Bandara Syamsudin Noor, Batulicin dan Kotabaru telah berjalan dengan baik. Gambar 4. Grafik Perbandingan Frekuensi Pemasukan Antar Area Karantina Hewan Tahun Seperti yang terlihat pada gambar 4, pemasukan antar area media pembawa hama penyakit hewan karantina (MP HPHK) mengalami penurunan sebesar 0,97% dari tahun Hal ini menjadi tantangan bagi Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin dalam mempertahankan status bebas HPHK tertentu Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 20

32 FREKWENSI (Kali) dan mengurangi penyebaran HPHK yang sudah ada di Kalimantan Selatan khususnya dan umumnya di Pulau Kalimantan. Gambar 5. Grafik Perbandingan Frekwensi Pemasukan Antar Area Karantina Hewan per Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 3,000 2,500 2,901 2,692 2,000 1,500 1, , , HWN BAH HBAH BL Wilker Pelabuhan Trisakti Wilker Bandara Syamsudin Noor Wilker Batulicin Wilker Kotabaru Keterangan: HWN : Hewan, BAH: Bahan Asal Hewan, HBAH: Hasil Bahan Asal Hewan, BL: Benda Lain Gambar 6. Grafik Frekwensi Pemasukan Antar Area Karantina Hewan Berdasarkan Kelompok Komoditi per wilayah kerja BKP Kelas I Banjarmasin Tahun 2015 Pada gambar 5. menunjukkan bahwa aktifitas pemasukan antar area MP HPHK menuju Balai Karantina Pertanian Kelas I Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 21

33 Banjarmasin lebih sering melalui wilker Pelabuhan Trisakti yakni sebesar 53,88%. Pemasukan MP HPHK ini didominasi oleh kelompok komoditi benda lain berupa pakan ternak sebesar 47,39% dari semua MP HPHK yang masuk ke Wilker Trisakti, seperti yang tampak pada gambar 6. Sedangkan yang menuju Wilker Syamsudin Noor, Batulicin, dan Kotabaru, didominasi oleh kelompok komoditi hewan. Dominasi hewan yang masuk melalui wilker-wilker tersebut juga berbeda pula, seperti di Bandara Syamsudin Noor berupa unggas antara lain burung, ayam, dan day old chick (DOC) sedangkan di Wilker Batulicin dan Kotabaru berupa ruminansia besar (sapi) dan ruminasia kecil (kambing). Data operasinal pemasukan antar area karantina hewan berdasarkan daerah asal pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Data Operasional Pemasukan Antar Area Karantina Hewan Berdasarkan Daerah Asal Tahun 2015 NO NAMA UPT HASIL BAHAN HEWAN BAHAN ASAL HEWAN BENDA LAIN ASAL HEWAN Satuan Volume Frek. Satuan Volume Frek. Satuan Volume Frek. Satuan Volume Frek. 1 BBKP Surabaya Ekor 1,195,936 1,940 Kg 3,905, Kg 700, Kg 77,004,919 2,711 Kg Butir 15,948, Kms 2, Koloni BBKP Soekarno Hatta Ekor 899, Kg Kg 3, Kms 39, Ekor 10, BBKP Tanjung Priok Kg 364, Kg 571, BBKP Makassar Ekor 162, Kg 3, Kg 6,463,000 7 Kms BKP Kelas I Semarang Ekor 8, Kg Kg 58 2 Kg BKP Kelas I Jambi Ekor BKP Kelas I Balikpapan Ekor 5, BKP Kelas I Bandar Lampung Ekor BKP Kelas I Denpasar Kg BKP Kelas I Batam Ekor BKP Kelas I Pekanbaru Ekor BKP Kelas I Padang Ekor BKP Kelas I Pontianak Ekor Kms BKP Kelas I Palembang Ekor BKP Kelas I Manado Ekor Kms BKP Kelas II Yogyakarta Ekor 139, Kg 77 1 Kg 99 3 Kg 45 5 Koloni BKP Kelas II Tarakan Ekor Kms BKP Kelas II Palangkaraya Ekor BKP Kelas II Palu Ekor BKP Kelas II Medan Ekor SKP Kelas I Pare-Pare Ekor 21, Kg 9, SKP Kelas I Aceh Ekor SKP Kelas I Bandung Ekor 3, Kg 45 1 Kg 1, Kg 20 2 Kms SKP Kelas I Sumbaw a Ekor 10, Besar 25 SKP Kelas II Bangkalan Ekor 44, SKP Kelas II Mamuju Ekor Pada Tabel 13 menunjukkan kegiatan operasional pemasukan antar area MP HPHK berdasarkan daerah asal dengan tujuan Banjarmasin, lebih banyak berasal dari Balai Besar Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 22

34 Karantina Pertanian Surabaya dengan persentase frekuensi sebanyak 70,39%. Baik melalui Wilker Trisakti, Wilker Bandara Syamsudin Noor, Wilker Batulicin, maupun Wilker Kotabaru. Adapun jenis komoditinya berupa : ternak ruminasia (ruminansia besar dan kecil), DOC, telur konsumsi, telur ayam tetas dan pakan ternak. Dengan melihat gambaran peta lalu lintas pemasukan MP HPHK di atas, maka kita bisa memperkirakan jenis HPHK yang harus diawasi penyebarannya. Terutama untuk HPHK yang statusnya bebas di Kalimantan misalnya brucellosis dan anthrax. Tindakan Pemeriksaan terhadap Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina dilakukan secara intensif terutama di Wilayah Kerja Pelabuhan Trisakti yang merupakan Pusat Perekonomian Kalimantan Selatan saat ini, sama halnya di Bandara Syamsudin Noor yang saat ini berkembang menjadi bandara dengan penerbangan yang semakin padat. Wilayah Kerja Batulicin dan Kotabaru menunjukan perkembangan cukup signifikan pula, terutama pemasukan dan pengeluaran dari dan ke Pulau Sulawesi. Dengan adanya modernisasi sistem informasi di Pelabuhan Banjarmasin, aktivitas bongkar muat kapal yang sandar di pelabuahan, selain dilakukan pengawasan langsung di pelabuhan, juga dapat diakses melalui internet, dengan mengakses hompage Pelabuhan Banjarmasin. Gambar 7. Pengawasan Lalulintas MP HPHK dapat dimonitor secara on line melalui EQVET dan IQVDS Pengawasan lalu lintas MP HPHK juga dapat dilakukan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 23

35 secara on line, dengan menggunakan program aplikasi internal Badan Karantina Pertaniaan yaitu EQVET. Dengan menggunakan fasilitas e-cert, maka kita dapat mengetahui MP HPHK yang akan ditujukan ke wilker-wilker di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin. Program aflikasi tersebut tentunya akan kurang bermanfaat apabila dari Karantina daerah asal tidak mengirimkan datanya secara real time dan alat angkut yang digunakan tidak ditulis secara lengkap. Data yang masuk dapat dianalisis secara on line menggunakan IQVDS. Pemeriksaan dokumen dan fisik hewan, bahan asal hewan serta hasil bahan asal hewan dilakukan secara ketat oleh petugas dalam setiap pemeriksaan di atas alat angkut sebelum tindakan karantina yang lain dilakukan. Data operasional pemasukan antar area Karantina Hewan pada Tahun 2015 berdasarkan jenis media pembawa HPHK dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Data Operasional Pemasukan Antar Area Karantina Hewan berdasarkan jenis media pembawa HPHK Tahun 2015 NO NAMA MEDIA PEMBAWA SATUAN VOLUME FREKWENSI NO NAMA MEDIA PEMBAWA SATUAN VOLUME FREKWENSI Kambing Potong Ekor 45, Cacing tanah Kg Domba Potong Ekor Jangkrik Kg Kambing Bibit Ekor SemutJepang Kg Sapi Potong Ekor 31, Kroto Kg Sapi Bibit Ekor Lebah Madu Koloni 10, Kerbau Potong Ekor 1, Daging Ayam Beku Kg 366, Kerbau Bibit Ekor Daging Sapi Beku Kg 304, Kuda Ekor Daging Kambing Beku Kg 12, DOC PS Ekor 715, Daging Domba Beku Kg DOC FS Ekor 1,356, Daging Bebek Beku Kg 14, DOC layer Ekor 124, Daging Burung dara Kg DOQ Ekor 130, Jeroan Sapi Kg 6, DOD Ekor 12, Jeroan Ayam Kg 34, Ayam Ekor 3,457 1, Telur Konsumsi Kg 3,540, Itik Bibit Ekor 6, Telur Tetas Butir 15,948, Itik Potong Ekor 16, Sarang Burung Walet Kg Burung Ekor 19,513 1, Daging Sapi Olah Kg 353, Anjing Ekor Daging Ayam Olah Kg 940, Kucing Ekor Daging Bebek Olah Kg 5, Musang Ekor Daging Babi Olah Kg Luw ak Ekor Hasil Susu Olahan Kg 10, Kelinci Ekor 8, Keju Kg 49, Marmut Ekor Youghurt Kg 24, Hamster Ekor 2, Mentega Kg 3, Tikus Putih Ekor Butter Kg 7, Mencit Ekor Es Krim Kg Tupai Ekor Cream Kg 10, Kadal Ekor Semen Beku Kemasan Ular Ekor Vaksin Hew an Kemasan 42, Landak Mini Ekor Obat Hewan Kemasan Biaw ak Ekor Serum Kemasan Iguana Ekor Pakan Hew an Kg Ulat Hongkong Kg 5, Kesayangan 34 Ulat Bumbung Kg 8, Pakan Ternak Kg 83,454,385 2,138 Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 24

36 Pada Tabel 14. menunjukkan bahwa unggas merupakan MP HPHK yang frekwensinya paling banyak yang dimaksukkan ke Kalimantan Selatan sebesar 32,92%. Jenis unggas tersebut adalah burung (15,95%), ayam (12,05%) dan DOC (4,20%). Selain itu, pakan ternak merupakan media pembawa HKPHK yang frekwensinya paling banyak kedua yang dilalulintaskan ke wilayah kerja BKP Kelas I Banjarmasin, yakni sebesar 23,58%. Media pembawa HPHK ini seluruhnya dimasukkan ke Kalimantan Selatan melalui Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, dan daerah pengirimnya adalah BBKP Surabaya (99,67%) dan BBKP Makassar (0,33%). Pemasukan ruminansia besar menempati posisi ketiga yakni sebesar 12,36% yang terdiri dari sapi (10,74%) dan Kerbau (1,62%), dan daerah pengirimnya adalah SKP Kelas I Pare-Pare (38,53%), SKP Kelas I Sumbawa Besar (14,63%), BBKP Surabaya (9,72%), SKP Kelas II Bangkalan (7,76%), SKP Kelas II Mamuju (0,80%), dan BKP Kelas I Semarang (0,45%). Apabila didasarkan pada jumlah volume, pemasukan ruminansia besar paling banyak berasal dari SKP Kelas II Bangkalan ( ekor dari ekor total ruminansia besar yang masuk). Pemeriksaan laboratorium dilakukan terhadap media pembawa HPHK baik hewan maupun produk hewan seperti daging ayam beku, daging sapi beku yang berasal dari dalam negeri dan eks-impor yang diantar-areakan. Tindakan pemeriksaan terhadap produk hewan ini merupakan salah satu bentuk pengawasan keamanan hayati hewani dan hasil pemeriksaannya masih merupakan data monitoring. Tindakan pemeriksaan terhadap hama penyakit hewan karantina dijelaskan pada kegiatan laboratorium karantina hewan. Tindakan Pengasingan terhadap Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina difokuskan pada Media Pembawa highly pathogenic avian influenza (HPAI), rabies, brucellosis, anthrax. Kegiatan pengasingan selain dilakukan di instalasi karantina hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 25

37 (IKH) Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin, juga dilakukan di tempat pemilik yang telah ditetapkan sebagai instalasi karantina hewan sementara (IKHS) baik untuk hewan maupun produk hewan. Komoditi hewan seperti ruminansia besar, unggas, telur tetas dan day old chick, sedangkan untuk anjing dan kucing yang merupakan Hewan Penular Rabies (HPR), pengasingan masih dilakukan di tempat pemilik dikarenakan frekuensi kedatangan yang meningkat, sehingga IKH yang dimiliki tidak dapat menampung HPR yang datang. Pertimbangan lain adalah bahwa HPR tersebut berasal dari daerah bebas rabies serta sudah dilengkapi dengan persyaratan tambahan lainnya seperti rekomendasi pemasukan/pengeluaran dari dinas peternakan atau yang membidangi kesehatan hewan dan sertifikat vaksinasi dari dokter hewan dari daerah asal. Tindakan Pengamatan terhadap Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina difokuskan pada Media Pembawa HPAI, HPR dan brucellosis. Tindakan pengamatan dilakukan di Instalasi Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin dan di IKHS yang telah ditetapkan, terutama untuk pemasukan media pembawa brucellosis. Tindakan pengamatan terhadap komoditi eks-pemasukan/pemantuan daerah sebar HPHK telah dilakukan dengan baik setiap tahunnya sesuai instruksi Badan Karantina Pertanian. Tindakan Pembebasan dilakukan pada komoditi wajib periksa karantina yang telah melalui tindakan pemerikasaan dan/atau pengasingan, pengamatan dan perlakuan, yang secara administratif, teknis dan ilmiah dapat diberikan sertifikat pembebasan, dalam hal teknis pasca pembebasan menjadi tanggung jawab instansi terkait yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan yang selama ini telah terjalin hubungan sangat baik terutama dengan Dinas Peternakan Propinsi Kalimanatan Selatan dan Balai Penyidikan Penyakit Veteriner Wilayah V Banjarbaru. Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 26

38 3. Kegiatan Pengeluaran Antar Area Kegiatan pengeluaran antar area komoditi wajib periksa karantina pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin yang dilakukan melalui Wilker Pelabuhan Trisakti, Bandara Syamsudin Noor, Batulicin dan Kotabaru telah berjalan dengan baik bahkan setiap tahunnya mengalami peningkatan, seperti yang terlihat pada gambar 8. Gambar 8. Grafik Perbandingan Frekuensi Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan Tahun Berbeda dengan kegiatan pemasukan antar area, pengeluaran antar area MP HPHK lebih banyak melalui Wilker Bandara Syamsudin Noor, yakni sebesar 72,81 %, seperti terlihat pada gambar 9. Gambar 9. Grafik Perbandingan Frekuensi Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan per Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 27

39 FREKWENSI (Kali) Pengeluaran MP HPHK antar area didominasi oleh kelompok jenis hewan dan kelompok bahan asal hewan seperti yang terlihat pada gambar 10 di bawah. 5,000 4,749 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,390 1,730 1,500 1, HWN BAH HBAH BL BULAN Wilker Pelabuhan Trisakti Wilker Bandara Syamsudin Noor Wilker Batulicin Wilker Kotabaru Keterangan: HWN : Hewan, BAH: Bahan Asal Hewan, HBAH: Hasil Bahan Asal Hewan, BL: Benda Lain Gambar 10. Grafik Frekwensi Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan Berdasarkan Kelompok Komoditi per Wilayah Kerja Tahun 2015 Data operasional pegeluaran antar area dapat dilihat pada Tabel. 11 di bawah, yang menunjukan bahwa Propinsi Kalimantan Selatan selain sebagai tujuan utama pemasukan hampir semua jenis komoditi, juga telah menjadi produsen beberapa komoditi, walaupun masih dalam jumlah yang sedikit. Tabel 15. Data Operasional Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun 2015 NO NAMA MEDIA PEMBAWA SATUAN VOLUME FREKWENSI NO NAMA MEDIA PEMBAWA SATUAN VOLUME FREKWENSI 1 Burung Ekor 40,551 5, Semut Jepang Kg Ayam Ekor 2,253 1, Semut Rangrang Kg Itik Ekor 1, Daging Itik Beku Kg DOC Ekor 1,059, Daging Sapi Beku Kg DOD Ekor 30, Daging Ayam Beku Kg 140, Kerbau Potong Ekor Sarang Burung Kg 96,916 1,733 7 Sapi Potong Ekor Telur Tetas Butir 5,181, Kucing Ekor Madu Kg Anjing Ekor Kulit Sapi Lembar 33, Kelinci Ekor Kulit Kerbau Lembar Ular Ekor Kulit Hew an Kecil Lembar 15, Lebah Madu Koloni Tanduk Sapi Kg 2, Biaw ak Ekor Tulang Sapi Kg 88, Landak Mini Ekor Bulu Ayam Kg 198, Tokek Ekor Obat Hew an Kemasan Iguana Ekor Serum Kemasan Kadal Ekor Vaksin Hew an Kemasan Serangga Koloni Semen Beku Kemasan Kroto Kg Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 28

40 Berdasarkan Tabel 15, kelompok komoditi hewan berupa unggas merupakan MP HPHK yang paling banyak dikeluarkan (70,68%). Adapun jenis unggas tersebut adalah burung (56,35%), ayam (11,54%), DOC (2,32%), dan DOD (0,29%). Sedangkan dari kelompok bahan asal hewan adalah berupa sarang burung walet (19,05%). Peningkatan jumlah pengeluaran unggas yang signifikan ini, salah satunya disebabkan oleh adanya penerbitan Permentan No. 37/Permentan/OT.140/3/2014 tentang Tindakan Karantina Hewan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas. Tabel 16. Data Operasional Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan Berdasarkan Daerah Tujuan Tahun 2015 NO NAMA UPT HEWAN BAHAN ASAL HEWAN BENDA LAIN Volume Frek. Satuan Volume Frek. Satuan Volume Frek. (Ekor) 1 BBKP Soekarno Hatta 1,066,738 1,188 Kg 31, Kemasan Butir 239, Koloni 2 1 Kg BBKP Surabaya 7,164 1,048 Kg 355,409 1,131 Kemasan 67 4 Lembar 45, Kg 1 1 Butir 4,942, BBKP Tanjung Priok 8 4 Kg 119, Lembar 3, BBKP Makassar 4, Kg 1 1 Kemasan Koloni 1 1 Kg BKP Kelas I Semarang 2,366 1,401 Kg 13, Kemasan 1 1 Kg BKP Kelas I Kupang BKP Kelas I Jambi BKP Kelas I Balikpapan Kg Kemasan BKP Kelas I Bandar Kg 7 1 Lampung 10 BKP Kelas I Batam BKP Kelas I Pekanbaru 2, Kg BKP Kelas I Pontianak 1, Kg BKP Kelas I Manado 8, BKP Kelas I Palembang Kg BKP Kelas I Mataram 13, BKP Kelas I Padang Kg BKP Kelas I Batam Kg BKP Kelas I Denpasar BKP Kelas I Jayapura BKP Kelas II Yogyakarta 24,305 1,716 Kg BKP Kelas II Tarakan BKP Kelas II Palangkaraya 4 3 Kemasan BKP Kelas II Tarakan 24 BKP Kelas II Medan Kg 5, Kemasan BKP Kelas II Kendari 26 BKP Kelas II Palu BKP Kelas II Gorontalo BKP Kelas II Kendari BKP Kelas II Pangkal 6 4 Pinang 30 SKP Kelas I Pare-Pare 1, SKP Kelas I Bandung 1, Kg 30 3 Kemasan 4 3 Kg SKP Kelas I Bengkulu SKP Kelas I Samarinda 34 SKP Kelas I Banda Aceh 3 2 Kg SKP Kelas I Ambon SKP Kelas I Timika SKP Kelas I Sumbawa Besarimika SKP Kelas II Bangkalan SKP Kelas II Ende 2 1 Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 29

41 Seperti yang terlihat pada Tabel 16, pengeluaran antar area MP HPHK didominasi menuju Pulau Jawa terutama menuju BBKP Surabaya (25,49%), BBKP Soekarno Hatta (18,54%) dan BKP Kelas I Semarang (17, 70%). 4. Kegiatan Penahanan Kegiatan penahanan pada tahun 2015 dilakukan pada media pembawa Highly Pathogenik avian Influenza (HPAI) yaitu Ayam (52 ekor, frekwensi 17 kali), burung (621 ekor, frekwensi 8 kali), telur ayam konsumsi ( kg, frekwensi 1 kali). Selain itu juga terhadap media pembawa hewan penular rabies yaitu kucing (5 ekor, frekwensi 2 kali). Hewan percobaan yaitu kelinci (1 ekor, frekwensi 1 kali) dan marmut (2 ekor, frekwensi 1 kali), serta media pembawa lain yaitu pakan hewan kesayangan berupa ulat bambu (39 koli, frekwensi 3 kali). 5. Kegiatan Penolakan Kegiatan penolakan dilakukan pada media pembawa Highly Pathogenik avian Influenza (HPAI) yaitu ayam (8 ekor, frekwensi 5 kali) dan burung (102 ekor, frekwensi 4 kali). Selain itu juga terhadap hewan penular rabies yaitu kucing (5 ekor, frekwensi 2 kali) dan media pembawa lain yaitu pakan hewan kesayangan berupa ulat bambu (31 koli, frekwensi 1 kali). 6. Kegiatan Pemusnahan Kegiatan pemusnahan dilakukan pada media pembawa Highly Pathogenik avian Influenza (HPAI) yaitu ayam (44 ekor, frekwensi 12 kali), burung (7 ekor, frekwensi 3 kali) dan telur konsumsi ( Kg, frekwensi 1 kali). Hewan percobaan yaitu kelinci (1 ekor, frekwensi 1 kali) dan marmut (2 ekor, frekwensi 1 kali) Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 30

42 7. Kegiatan Pemantauan dan Koleksi Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK pada tahun 2015 didasarkan pada Surat Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 207/Kpts/OT.160/L/02/2015 tentang Pedoman Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina Tahun 2015, pengumpulan informasi menggunakan kuisioner yang mencakup informasi data temuan gejala klinik, data hasil uji lab pasif, dan data surveillance dengan durasi waktu tahun Pengambilan data dilakukan pada beberapa Kabupaten di Kalimantan Selatan yaitu Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tapin, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kota Baru, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjarbaru, Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Selatan dan Balai Veteriner Banjarbaru. Gambar 11. Peta Status dan Situasi HPHK Di Seluruh Kabupaten Tahun 2015 Berdasarkan data dan informasi kejadian penyakit selama tahun 2014 yang diperoleh dari dinas Propinsi, Balai Veteriner Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 31

43 Banjarbaru dan dinas yang membawahi fungsi kesehatan hewan di kabupaten, maka untuk Wilayah Kalimantan Selatan teridentifikasi 11 penyakit HPHK Golongan II yaitu AI, ND, Brucellosis, BVD, IBR, Rabies, Scabies, Babesiosis, Theilerisosis, Trypanosomiasis, dan ORF. 8. Penggunaan Formulir distribusi Formulir Dokumen Utama (KH-9 s/d KH-12) memperoleh dari Badan Karantina Pertanian, sedangkan untuk dokumen penunjang (KH-1 s.d. KH-8c) pengadaannya dilaksanakan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin sesuai kebutuhan terutama untuk kegiatan Antar area Masuk/Keluar. Tabel 17. Rekapitulasi penggunaan formulir utama Karantina Hewan Tahun 2015 No. Jenis Form Saldo Awal Jumlah Pemakaian Saldo Akhir 1 KH KH KH KH B. Seksi Karantina Tumbuhan Salah satu tugas pokok dan fungsi petugas karantina adalah melaksanakan tindakan karantina yang meliputi 8P (pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan). Pada tahun 2015 Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Banjarmasin melakukan kegiatan tindakan karantina meliputi pemeriksaan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan. Tindakan pemeriksaan dilakukan terhadap semua media pembawa yang masuk dan keluar pulau (antar area) serta keluar Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 32

44 masuk wilayah Indonesia (antar negara/ ekspor-impor) yang meliputi pemeriksaan dokumen, fisik dan pemeriksaan kesehatan (laboratorium). Tindakan pembebasan merupakan pelayanan sertifikasi terhadap komoditas pertanian pada kegiatan ekspor, impor, dan antar area (domestik masuk/keluar) setelah dilakukan pemeriksaan secara administratif dan fisik (termasuk kesehatan media pembawa yang dilalulintaskan) di Provinsi Kalimantan Selatan. Pada tahun 2015, tindakan pengasingan dan pengamatan (singmat) tidak dilakukan, hal ini dikarenakan tidak adanya media pembawa yang harus dilakukan tindakan singmat. Tindakan perlakuan selama tahun 2015 adalah kegiatan fumigasi untuk media pembawa dan kemasan kayu serta perlakuan panas (heat treatment) untuk kemasan kayu, tindakan ini dilakukan oleh pihak ketiga (provider AFASID dan ISPM) di bawah pengawasan petugas karantina. Tindakan pemeriksaan kesehatan media pembawa di Laboratorium sudah mulai berjalan dengan baik dan outputnya dijadikan sebagai dasar rekomendasi tindakan selanjutnya. Pengujian yang dapat dilakukan di Laboratorium Karantina Tumbuhan antara lain: Uji Cendawan dengan metode Agar test dan Blotter test, Uji Bakteri dengan metode Agar test dan Uji Serangga dengan metode uji morfologi. Sistem Informasi Perkarantinaan Tumbuhan sudah berjalan dengan baik. Sinkron data dari UPT ke Pusat dan sebaliknya dapat berjalan dengan baik dan real time, dengan didukung fasilitas internet yang memadai. Permohonan Pemeriksaan Karantina dari pengguna jasa ekspor dan impor sudah dilakukan dengan sistem online, sehingga dapat memberikan kemudahan bagi pengguna jasa dalam membuat dan mengirimkan permohonan pemeriksaan karantina tanpa adanya batasan ruang dan waktu. 1. Tindakan Karantina Tumbuhan Pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan dalam rangka pelayanan sertifikasi kepada pengguna jasa terus ditingkatkan, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 33

45 Frekuensi (kali) baik dari prosedur pelayanan, mobilisasi petugas fungsional, waktu pelayanan, serta perangkat lainnya yang mendukung dalam pelayanan prima kepada pemakai jasa. Secara umum, kegiatan tindakan karantina tumbuhan pada tahun 2015 mengalami kenaikan sekitar 8,34 % dibandingkan dengan tahun 2014 (Rincian frekuensi tindakan karantina tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin tahun 2015 dapat dilihat pada lampiran). 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 - Ekspor Impor Domestik Domestik Masuk Keluar , , , Gambar 12. Grafik frekuensi kegiatan operasional karantina tumbuhan pada dua tahun terakhir Tindakan Karantina Tumbuhan Pemeriksaan pada tahun 2015 di masing-masing wilker di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin dapat dilihat pada gambar 13. 2% 0% 57% 41% Trisakti (2,937 kali) Syamsudin Noor (4,127 kali) Batulicin (126 kali) Kotabaru (5 kali) Gambar 13. Grafik frekuensi kegiatan operasional karantina tumbuhan setiap wilker di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 34

46 Secara umum dapat diketahui bahwa frekuensi kegiatan operasional karantina tumbuhan paling banyak dilakukan di Wilker Bandar Udara Syamsudin Noor yang mencapai 57% dari total seluruh kegiatan operasional karantina tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin. Dengan frekuensi penerbangan yang cukup tinggi, Bandara yang melayani penerbangan domestik ini merupakan salah satu alternatif yang cukup strategis dalam lalu-lintas media pembawa. Selain kegiatan Pemasukan dari area lain dan Pengeluaran antar area, pada tahun 2015 di wilker Bandar Udara Syamsudin Noor mulai terdapat kegiatan ekspor walau masih dalam jumlah sedikit dibandingkan dengan wilker Pelabuhan Trisakti. Wilker Pelabuhan Trisakti merupakan wilker dengan kegiatan terbanyak kedua setelah Wilker Bandar Udara Syamsudin Noor, dengan frekuensi kegiatan mencapai 41% dari total kegiatan di BKP Kelas I Banjarmasin. Pelabuhan Trisakti merupakan pelabuhan sungai yang terletak di Sungai Barito Kota Banjarmasin. Pelabuhan ini melayani pelayaran Kapal Penumpang dan Kapal Barang. Pelabuhan Trisakti memiliki beberapa pelabuhan kecil yang biasa dilakukan kegiatan bongkar muat antara lain Pelabuhan Basirih dan Pelabuhan Martapura Baru. Kapal-Kapal yang masuk ke Pelabuhan Trisakti dan Sub nya antara lain dari Tanjung Perak-Jawa Timur, Tanjung Emas- Jawa Tengah, Tanjung Priok-Jakarta dan Bima-Nusa Tenggara Barat. Sehingga arus lalu lintas media pembawa cukup tinggi di Wilker Pelabuhan Trisakti. Wilker Batulicin merupakan wilker dengan kegiatan terbanyak ketiga dengan frekuensi kegiatan mencapai 2% dari total kegiatan di BKP Kelas I Banjarmasin. Wilker Batulicin yang terletak di Kabupaten Tanah Bumbu ini merupakan pelabuhan laut yang langsung berhubungan dengan Laut Jawa dan Selat Karimata. Pelabuhan ini melayani Pelayaran yang Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 35

47 menghubungkan Kalimantan Selatan dengan Pulau Jawa (Jawa Timur dan Jawa Tengah) serta menghubungkan Kalimantan Selatan dengan Pulau Sulawesi (Pare-pare dan Garongkong). Wilayah Kerja Kotabaru merupakan wilker yang terletak di Pulau Laut, di Wilker ini terdapat 2 pelabuhan laut yaitu Pelabuhan Panjang dan Pelabuhan Stagen serta Bandar udara Gusti Sjamsir Alam yang melayani penerbangan domestik ke Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Sulawesi. Frekuensi Kegiatan di wilker ini untuk saat ini masih terhitung sangat rendah yakni mendekati 0% dari total kegiatan. Perkembangan Tindakan Karantina Tumbuhan (8P) tahun 2015 dijelaskan berikut ini: a) Pemeriksaan Tindakan pemeriksaan terdiri dari pemeriksaan administratif yang bertujuan untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran dan keabsahan dokumen persyaratan serta pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi kemungkinan adanya Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina baik yang dilakukan secara visual dan/atau laboratoris. Tindakan pemeriksaan secara umum mengalami kenaikan sekitar 8,34% pada tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun a.1. Pemeriksaan Media Pembawa Impor Pemeriksaan terhadap media pembawa yang berasal dari luar wilayah Republik Indonesia (impor) pada tahun 2015 mengalami kenaikan sekitar 19,4% dibandingkan dengan tahun 2014 seperti yang terlihat pada gambar 14. Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 36

48 Frekuensi (kali) Frekuensi (kali) Trisakti (naik 19,4%) Syamsudin Noor Batulicin Kotabaru 2015 (kali) (kali) Gambar 14. Grafik frekuensi pemeriksaan pada media pembawa impor tahun Pemeriksaan terhadap media pembawa impor selama tahun 2015 didominasi oleh hasil tanaman mati diolah/belum diolah (Gambar 15). Komoditas kayu menduduki peringkat pertama dalam frekuensi impor dengan frekuensi sebanyak 65 kali, diikuti tepung industri sebanyak 21 kali (Gambar 16). Komoditas-komoditas yang diimpor tersebut antara lain adalah tepung untuk bahan baku industri dan kayu, seperti: kayu oak merah, kayu olahan, perabotan kayu, kayu sapeli, kayu oak putih (Gambar 17), serta tepung industri (Gambar 18) Hasil tanaman hidup benih/bibit Hasil tanaman hidup non benih/bibit Hasil tanaman mati telah diolah/belum diolah Benda lain 2015 (kali) (kali) Gambar 15. Grafik frekuensi pemeriksaan media pembawa impor berdasarkan kelompok komoditas di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 37

49 Kuantitas Kuantitas Frekuensi Kayu Tepung industri Frekuensi (kali) Gambar 16. Grafik frekuensi media pembawa impor yang masuk ke wilayah Kalimantan Selatan selama tahun , , , , Red Oak Kayu Perabot Kayu White Olahan Kayu Sapeli Oak Kuantitas (m3) 2, Gambar 17. Grafik lima media pembawa impor dengan kuantitas (m 3 ) terbanyak yang masuk ke wilayah Kalimantan Selatan selama tahun ,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000, ,000 - Tepung Industri kuantitas (Kilogram) 2,398,000 Gambar 18. Grafik Media pembawa impor dengan kuantitas (kg) terbanyak yang masuk ke wilayah Kalimantan Selatan selama tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 38

50 Frekuensi (kali) a.2. Pemeriksaan Komoditas Ekspor Pemeriksaan terhadap media pembawa yang dikeluarkan dari Wilayah Republik Indonesia (ekspor) pada tahun 2015 mengalami kenaikan sekitar 39,4% dibandingkan tahun 2014 (Gambar 19). 1,200 1, Trisakti Syamsudin Batulicin Kotabaru Noor 2015 (kali) 1, (kali) Gambar 19. Grafik frekuensi pemeriksaan pada media pembawa ekspor tahun Pemeriksaan terhadap media pembawa ekspor selama tahun 2015 didominasi oleh komoditas hasil tanaman mati diolah/belum diolah (Gambar 20). Komoditas bahan baku menduduki peringkat pertama dalam frekuensi ekspor sebanyak 429 kali, diikuti komoditas kayu sebanyak 379 kali, kemudian diikuti bahan kemas dengan frekuensi sebanyak 267 kali (Gambar 21). Komoditas tersebut antara lain: kayu olahan, bahan kemas, palm kernel oil, palm kernel meal expeller, karet lempengan, dll. Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 39

51 Frekuensi Frekuensi (kali) 1,200 1, Hasil tanaman hidup benih/bibit Hasil tanaman hidup non benih/bibit Hasil tanaman mati telah diolah/belu m diolah Benda lain 2015 (kali) - - 1, (kali) Gambar 20. Grafik Frekuensi pemeriksaan media pembawa ekspor berdasarkan kelompok komoditas di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Bahan Kayu Bahan baku kemas Frekuensi (kali) Gambar 21. Grafik Frekuensi media pembawa ekspor yang masuk ke wilayah Kalimantan Selatan selama tahun 2015 Kayu olahan menduduki peringkat pertama dalam frekuensi ekspor dengan frekuensi sebanyak 378 kali, diikuti bahan kemas sebanyak 257 kali, palm kernel oil sebanyak 126 kali, karet lempengan dan palm kernel meal expeller sebanyak 122 kali. Negara tujuan ekspor tersebar di berbagai negara, antara lain: Asia: Cina, Hongkong, India, Jepang, Korea Selatan, Saudi Arabia, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 40

52 Frekuensi (kali) Taiwan, Pakistan, Filipina, Vietnam, dll. Amerika: Amerika Serikat, Brazil, Kanada, Argentina, Meksiko, dll. Eropa: Finlandia, Jerman, Israel, Rusia, dll. Negara tujuan ekspor tertinggi adalah Cina dan India. a.3. Pemeriksaan Pemasukan Media Pembawa Antar Area Pemeriksaan terhadap media pembawa yang berasal dari luar wilayah Kalimantan Selatan (antar area masuk) pada tahun 2015 mengalami kenaikan sekitar 12,8% dibandingkan tahun 2014 (Gambar 22). Frekuensi pemeriksaan terhadap media pembawa antar area masuk pada masing-masing wilker mengalami penurunan, kecuali di Wilker Syamsudin Noor yang mengalami kenaikan sebanyak 63,39% dari tahun sebelumnya, frekuensi pemeriksaan antar area masuk di Wilker Trisakti, Batulicin dan Kotabaru mengalami penurunan masing-masing sekitar 26,87%, 61,70% dan 94,28% (Gambar 23). 6,000 5,800 5,600 5,400 5,200 5,000 4, (naik ,8%) Pemeriksaan (kali) 5,973 5,292 Gambar 22. Grafik Frekuensi pemeriksaan pada media pembawa antar area masuk di BKP Kelas I Banjarmasin Tahun Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 41

53 Frekuensi (kali) Frekuensi (kali) 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Trisakti (turun 26,87%) Syamsudin Noor (naik 63,39%) Batulicin (turun 61,70%) Kotabaru (turun 94,28%) ,750 4, ,393 2, Gambar 23. Grafik Frekuensi pemeriksaan media pembawa antar area masuk di setiap wilker BKP Kelas I Banjarmasin Tahun Pemasukan media pembawa antar area ke Kalimantan Selatan melalui Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin tahun 2015 sebanyak kali yang terdiri dari komoditas: hasil tanaman hidup benih/bibit, hasil tanaman hidup non benih/bibit dan hasil tanaman mati diolah/belum diolah (Gambar 24) Hasil tanaman hidup benih/bibit Hasil tanaman hidup non benih/bibit Hasil tanaman mati diolah/belum diolah Benda lain Gambar 24. Grafik Frekuensi pemeriksaan media pembawa antar area masuk berdasarkan kelompok media pembawa di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 42

54 Frekuensi (kali) Hasil tanaman hidup benih/bibit yang masuk ke wilayah Kalsel antara lain berupa benih/bibit tanaman perkebunan, tanaman hortikultura, tanaman buah, dan tanaman hias. Pemasukan antar area didominasi pemasukan dari wilayah Jawa Timur terutama di Wilker Trisakti, Syamsudin Noor dan Batulicin. a.4. Pemeriksaan Pengeluaran Media Pembawa Antar Area Pemeriksaan terhadap media pembawa yang dikeluarkan dari wilayah Kalimantan Selatan (antar area keluar) pada tahun 2015 secara umum mengalami penurunan sekitar 88,66% dibandingkan tahun 2014 (Gambar 25). Frekuensi pemeriksaan antar area keluar pada masing-masing wilker mengalami fluktuasi, wilker Trisakti mengalami kenaikan sekitar 188,89% dari tahun sebelumnya, wilker Syamsudin Noor, Kotabaru dan Batulicin mengalami penurunan masing-masing sekitar 93,30%, 85,71% dan 100% (Gambar 26) (turun ,66%) Frekuensi (kali) Gambar 25. Grafik frekuensi pemeriksaan pada media pembawa antar area keluar di BKP Kelas I Banjarmasin Tahun Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 43

55 Frekuensi (kali) Frekuensi (kali) Trisakti (naik 188,89%) Syamsudin Noor (turun 93,30%) Batulicin (turun 100%) Kotabaru (turun 85,71%) Gambar 26. Grafik Frekuensi pemeriksaan media pembawa antar area keluar di setiap wilker BKP Kelas I Banjarmasin Tahun Pemeriksaan terhadap pengeluaran media pembawa dari Kalimantan Selatan melalui Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin tahun 2015 sebanyak 57 kali yang terdiri dari: hasil tanaman hidup benih/bibit, hasil tanaman hidup non benih/bibit, dan hasil tanaman mati diolah/belum diolah (Gambar 27) Hasil tanaman hidup benih/bibit Hasil tanaman hidup non benih/bibit Hasil tanaman mati diolah/belu m diolah Benda lain Gambar 27. Grafik Frekuensi pemeriksaan media pembawa antar area keluar berdasarkan kelompok media pembawa di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 44

56 Sebagai monitoring terhadap perkembangan OPT/OPTK maka pada beberapa media pembawa yang memiliki target pest berdasarkan Permentan No. 51 Tahun 2015 tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, dilakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala untuk pemasukan media pembawa ke wilayah Kalimantan Selatan dari area lain, serta khusus untuk bibit/benih karet yang akan dikirim ke luar area dilakukan pemeriksaan laboratorium setiap kali pengiriman hal ini berkaitan dengan Kalimantan Selatan tidak bebas dari Ceratocystis fimbriata. Hasil tanaman hidup benih/bibit yang keluar dari wilayah Kalsel didominasi oleh benih/bibit tanaman perkebunan yaitu bibit karet dengan tujuan Sulawesi. Terhadap media pembawa yang keluar wilayah Kalimantan Selatan dan tidak memiliki target pest sesuai Permentan No. 51 Tahun 2015, tidak dilakukan sertifikasi (diterbitkan Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area/KT12), namun di terbitkan Surat Pemberitahuan Tidak Diperlukan Tindakan Karantina Tumbuhan (SP7). b) Pengasingan dan Pengamatan Pada tahun 2015, tidak ada tindakan pengasingan dan pengamatan. Tidak ada pemasukan benih/bibit yang memerlukan tindakan pengasingan dan pengamatan selama tahun c) Perlakuan Sejak tahun 2009 sampai sekarang tidak ada kegiatan tindakan perlakuan yang dilakukan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin. Perlakuan Karantina dilakukan oleh Provider ISPM untuk pelakuan panas (Heat treatment) dan Provider AFASID untuk perlakuan fumigasi. Saat ini Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 45

57 terdapat 3 Provider AFASID untuk wilayah layanan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin yaitu: PT. Sucofindo (ID 0106 MB), PT. Samudera Alam Sejahtera (ID 0136 MB, ID 0010 PH3) dan PT Nurciptasari Moeda Sentosa (ID 0137 MB, ID 0019 PH3). Fumigasi dilakukan dengan menggunakan fumigant Methyl Bromide (CH3Br) dan Phospine (PH3). Fumigasi dilakukan terhadap kemasan kayu (pallet) sebagai pemenuhan persyaratan ISMP#15, pada komoditas yang akan diekspor apabila dipersyaratan negara tujuan, bukan karena ada temuan OPT/OPTK, yaitu seperti pada kayu olahan (plywood, moulding) serta pada pemasukan kayu log dari luar Wilayah RI (Impor). Provider ISPM#15 untuk perlakuan Heat Treatment dilakukan oleh PT. Packing Material Indonesia (ID 015) dan PT. Wood Packing Lestari (ID 087). Hingga saat ini perlakuan panas hanya digunakan untuk perlakuan kemasan kayu dan bahan baku plywood. d) Penahanan Selama tahun 2015 terdapat tindakan penahanan terhadap media pembawa OPTK di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin sebanyak 5 (empat) kali (Gambar 28). Tindakan penahanan dilakukan terhadap media pembawa OPTK yang tidak dilengkapi dokumen yang dipersyaratkan. Tindakan penahanan selama tahun 2015 didominasi oleh bibit jeruk yang tidak dilengkapi dokumen yang dipersyaratkan, seperti: sertifikat kesehatan antar area (KT-12) dan label bibit jeruk bebas penyakit CVPD. e) Penolakan Selama tahun 2015 terdapat tindakan penolakan terhadap media pembawa OPTK di Balai Karantina Pertanian sebanyak 6 (enam) kali (Gambar 28). Tindakan penolakan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 46

58 Frekuensi (kali) dilakukan terhadap bibit jeruk yang diantar areakan masuk (domas) dan terhadap bibit karet yang akan diantar areakan keluar (dokel). Bibit jeruk tidak dilengkapi dokumen yang dipersyaratkan, seperti: sertifikat kesehatan antar area (KT- 12) dan label bibit bebas penyakit CVPD. Setelah 14 hari kerja masa penahanan, pemilik tidak memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan untuk pemasukan media pembawa tersebut maka selanjutnya dilakukan penolakan. Sedangkan pada bibit karet yang akan diantar arean keluar dari Kalsel, ditemukan OPTK A2, Ceratocyctis fimbriata, setelah dilakukan pengujian laboratorium. f) Pemusnahan Selama tahun 2015 terdapat tindakan pemusnahan terhadap media pembawa OPTK di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin sebanyak 4 (empat) kali (Gambar 28). Tindakan pemusnahan dilakukan terhadap bibit jeruk yang tidak dilengkapi dokumen yang dipersyaratkan, seperti: sertifikat kesehatan antar area (KT-12) dan label bibit bebas penyakit CVPD. Setelah 14 hari masa penolakan, pemilik tidak mengembalikan media pembawa tersebut ke daerah asal maka selanjutnya dilakukan pemusnahan Penahanan Penolakan Pemusnahan Gambar 28. Grafik frekuensi tindakan penahanan, penolakan dan pemusnahan di BKP Kelas I Banjarmasin Tahun Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 47

59 Pembebasan (kali) g) Pembebasan Tindakan pembebasan dilakukan setelah pemeriksaan dokumen maupun fisik serta kesehatan selesai dilakukan dan media pembawa dinyatakan bebas dari OPTK maupun OPTP. Tindakan pembebasan yang dilakukan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin pada tahun 2015 sebanyak kali, dengan rincian: impor 83 kali, ekspor kali, antar area masuk kali, antar area keluar dengan sertifikat 60 kali (Gambar 29). Dapat diketahui pada Grafik 18. Bahwa Impor mengalami kenaikan sebanyak 15,27% dan ekspor naik sebanyak 38,88%, sedangkan domestik masuk dan keluar mengalami penurunan masingmasing sebanyak 19,44% dan 88,09% Impor Ekspor Domestik Domestik Masuk Keluar Gambar 29. Grafik Frekuensi Tindakan Pembebasan Karantina Tumbuhan Tahun Kegiatan Intersepsi Pelaksanaan kegiatan intersepsi berupa determinasi dan identifikasi terhadap OPT/OPTK di laboratorium Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin. Kegiatan intersepsi ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan di Laboratorium Karantina Tumbuhan berupa pemeriksaan media Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 48

60 pembawa OPT/OPTK yang dilalulintaskan dari atau ke wilayah Kalimantan Selatan. Pada tahun 2015 tidak ditemukan OPTK kategori A1 golongan I dan II. 3. Kegiatan Pemantauan dan Koleksi Pelaksanaan pemantauan daerah sebar OPT/OPTK pada tahun ini didasarkan pada Surat Kepala Badan Karantina Pertanian No 16.a/KR.010/L/01/2015 perihal Pedoman Pemantauan OPT/OPTK Berdasarkan Surat Kepala Badan Karantina Pertanian tersebut diatas, komoditas pemantauan OPT/OPTK tahun anggaran 2015 adalah tanaman padi, jagung dan kedelai serta tanaman unggulan di daerah masing-masing UPT dan jenis-jenis OPTK yang kemungkinan terbawa melalui produk pertanian impor maupun antar area, serta melakukan verifikasi ulang terhadap temuan OPTK A1 dan/atau A2 yang pernah ditemukan di wilayah pemantauan sekaligus memantau keberadaan OPTK yang telah ditemukan. Pemantauan dilaksanakan pada bulan April- Juli tahun Lokasi pemantauan tahun 2015 ada lima lokasi yaitu: 1) Kabupaten Barito Kuala (Kec. Rantau Bedauh, Kec. Cerbon, Kec. Marabahan, Kec. Mandastana, Kec. Mekarsari, Kec. Alalak, Kec. Anjir Muara, Kec. Bakumpai, Kec. Wanaraya), 2) Kabupaten Tabalong (Kec. Murung Pudak, Kec. Bintang Ara, Kec. Jaro, Kec. Tanjung, Kec. Haruai), 3) Kabupaten Balangan(Kec. Batu Mandi, Kec. Paringin Selatan, Kec. Paringin, Kec. Juai, Kec. Awayan, Kec. Halong), 4) Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Kec. Angkinang, Kec. Telaga Langsat, Kec. Kandangan, Kec. Padang Batung, Kec. Loksado) dan 5) Kabupaten Tanah Bumbu (Kec. Kusan Hilir, Batu Licin, Kec. Karang Bintang, Kec. Simpang Empat). Hasil yang didapat setelah pelaksanaan pemantauan adalah sebagai berikut: Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 49

61 1. Ditemukan lalat buah Bactrocera occipitalis (OPTK A2) di Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Tanah Bumbu. Ditemukan lalat buah Bactrocera musae (OPTK A2) di Kabupaten Balangan. 2. Ditemukan Paraeucosmestus pallicornis (OPTK A2) di Desa Murung Uyam Kecamatan Juai Kabupaten Balangan. 3. Ditemukan Paraeucosmestus pallicornis (OPTK A2) di Desa Murung Uyam Kecamatan Juai Kabupaten Balangan. 4. Ditemukan OPT target Shizotetranychus sp. di Kabupaten Barito Kuala. 5. Ditemukan Dysmicoccus brevipes (OPTK A2) pada tanaman nanas di Desa Mekarsari Kecamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala. 6. Dysmicoccus brevipes (OPTK A2) ditemukan di Desa Batu Licin Irigasi Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu. Meskipun bukan tujuan utama, tetapi pertanaman nanas berada di sekitar kebun karet di lokasi tersebut menjadi pertimbangan untuk turut melakukan pemeriksaan dan pengambilan sampel. 4. Sistem Informasi Perkarantinaan Tumbuhan Sistem informasi perkarantinaan tumbuhan merupakan sistem yang digunakan sebagai alat pelaporan kegiatan tindakan karantina tumbuhan secara elektronik dengan menggunakan program Eplaq (Electronic for Plant Quarantine System). Dengan menggunakan sistem ini kegiatan operasional tumbuhan dapat dilaporkan secara langsung (real time) dan up to date melalui proses sinkronisasi dengan server Badan Karantina Pertanian. Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 50

62 Gambar 30. Tampilan user interface aplikasi inhouse Eplaq System BARANTAN User management sistem eplaq sudah diterapkan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin sejak tahun Dengan diterapkannya user management ini, semua pengguna sistem eplaq akan bekerja sesuai dengan tugas/fungsinya masingmasing, sehingga kesalahan dan penyalahgunaan akan dapat diminimalisir, karena dengan penerapan user management ini, setiap pengguna (user) hanya dapat mengakses apa yang menjadi kewenangannya saja. Setiap pengguna memiliki username dan password masing-masing. Pengguna jasa Karantina Tumbuhan untuk kegiatan Pemasukan (Impor) dan Pengeluaran (Ekspor) ke dan dari Wilayah Indonesia sudah menggunatan sistem PPK Online (Permohonan Pemeriksaan Karantina Online) dalam mengajukan permohonan pemeriksaan. Penerapan sistem ini memberikan kemudahan bagi pengguna jasa Karantina Tumbuhan dalam pengajuan permohonan pemeriksaan karantina, karena dengan sistem ini tidak ada lagi batasan ruang dan waktu, pengguna jasa dapat membuat dan mengirimkan PPK dimana saja dan kapan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 51

63 saja, tanpa harus mendatangi dan mengisi formulir di Kantor Pelayanan Karantina. Sistem PPK Online dapat diakses melalui website Badan Karantina Pertanian di: atau dengan menggunakan website Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Khusus untuk impor, pada pertengahan tahun 2015, sistem Eplaq BKP Kelas I Banjarmasin juga telah terintegrasi dengan sistem Indonesia National Single Window (INSW). Hal tersebut menjadikan sistem alur informasi mengenai impor menjadi lebih dimudah diakses oleh berbagai instansi terkait. 5. Penggunaan Sertifikat Karantina Tumbuhan Jenis-jenis formulir utama (sertifikat) yang terdapat di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Seksi Karantina Tumbuhan antara lain: 1. KT - 4a : Fumigation Certificate 2. KT - 4b : Sertifikat Fumigasi 3. KT - 5a : Certificate of Desinfestation / Desinfection 4. KT - 5b : Sertifikat Perlakuan 5. KT - 9 : Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan /Keamanan PSAT 6. KT - 10 : Phytosanitary Certificate 7. KT - 11 : Phytosanitary Certificate for Re Eksport 8. KT - 12 : Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area Beberapa jenis sertifikat yang belum digunakan hingga saat ini antara lain KT-4a, KT-4b, KT-5a, KT-5b dan KT-11 hal ini dikarenakan tidak ada kegiatan/ tindakan karantina yang memerlukan penggunaan sertifikat tersebut. Tindakan perlakuan Fumigasi dan perlakuan lainnya (heat treatment) dilakukan oleh pihak ketiga, sehingga Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin tidak menerbitkan Sertifikat Fumigasi/Fumigation Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 52

64 Certificate dan Sertifikat Perlakuan/Certificate of Desinfestation/ Desinfection. Selain itu kegiatan Re-Eksport belum pernah terjadi di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin, sehingga Phytosanitary Certificate for Re Eksport belum pernah digunakan. Tabel 18. Sertifikat Karantina Tumbuhan BKP Kelas I Banjarmasin Tahun 2015 No. Jenis Sertifikat Saldo Awal Jumlah Pemakaian Saldo Akhir 1 KT-4a KT-4b KT-5a KT-5b KT KT KT KT Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan/Keamanan PSAT (KT-9) digunakan untuk membebaskan media pembawa yang dimasukkan dari area lain ke Kalimantan Selatan (antar area masuk) atau yang dimasukkan dari luar wilayah Negara Republik Indonesia setelah dinyatakan bebas dari OPT/ OPTK dan dokumen persyaratan dipenuhi. Phytosanitary certificate (KT-10) digunakan untuk membebaskan Media Pembawa/ Kemasan Kayu yang akan dikirim ke Luar Wilayah RI (ekspor) setelah dilakukan Tindakan Karantina dan merupakan pernyataan bahwa Media Pembawa yang disebutkan dalam sertifikat telah bebas dari OPT/OPTK. Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area (KT-12) digunakan untuk membebaskan media pembawa yang akan dilalu-lintaskan ke luar wilayah Kalimantan Selatan, setelah dilakukan Tindakan Karantina. Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 53

65 Domestik Masuk dan Impor Domestik Keluar Ekspor Frekuensi (kali) Sertifikasi (lembar) Gambar 31. Grafik Perbandingan antara jumlah frekuensi kegiatan operasional dan penggunaan sertifikat (formulir utama) karantina tumbuhan BKP Kelas I Banjarmasin tahun 2015 Pada Gambar 31. menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara jumlah frekuensi kegiatan operasional dengan sertifikat yang digunakan, seperti halnya penggunaan Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan/Keamanan PSAT (KT-9) terlihat lebih sedikit daripada jumlah frekuensi komoditas yang masuk (Impor dan Antar Area Masuk), hal ini disebabkan karena adanya beberapa jenis komoditas antar area masuk yang dibebaskan dengan menggunakan satu sertifikat (dalam satu sertifikat terdiri dari beberapa jenis komoditas, namun dalam rekapitulasi frekuensi terhitung sesuai jumlah jenis komoditas), sehingga jumlah frekuensi lebih tinggi dibanding dengan jumlah pemakaian sertifikat. Frekuensi pengeluaran antar area sama dengan jumlah sertifikat (KT-12) yang digunakan, hal tersebut berarti dalam pembebasan terdapat hanya satu komoditas yang dibebaskan, begitu pula halnya dengan ekspor. Sertifikat yang batal selama tahun 2015 antara lain: 1. KT-9 (Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan/Keamanan PSAT): 13 Lembar Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin 54

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk menumbuh kembangkan semangat dan etos kerja aparatur yang bertanggungjawab, bermoral, berdisiplin, profesional, produktif dan dalam rangka mewujudkan kepemerintahan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.12-/216 DS9275-658-42-941 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin menyusun Rencana Kerja Tahunan untuk Tahun Anggaran 2018. Rencana Kerja Tahunan Balai Karantina

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA

RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan berbagai sumber daya alam hayati hewani dan sumberdaya alam nabati dengan

Lebih terperinci

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNGPINANG

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNGPINANG LaporanTahunan Annual report KementerianPertanian BadanKarantinaPertanian BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNGPINANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

Lebih terperinci

PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS

PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS tangguhterpercaya Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN TANJUNG PRIOK Disampaikan dalam acara Sosialisasi di wilker Kantor

Lebih terperinci

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015 RKT Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015 Badan Karantina Pertanian 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan program dan kegiatan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-18.12-/215 DS33-9596-64-778 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO

MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO NO JENIS MEDIA PEMBAWA PEMERIKSAAN DOKUMEN TINDAKAN KARANTINA HEWAN PEMERIKSAAN TEKNIS MASA KARANTINA KETERANGAN 1. HPR 14 hari Bagi HPR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 6170-4200-6854-7766 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017 Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017 SERAPAN ANGGARAN (Rp) URAIAN 2016 2015 Sebelum Sesudah di Kurangi Penghematan *) Blokir *) PAGU (Rp) 749.498.063.000 894.424.353.000 859.424.353.000

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014 / LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Tahun 2014 BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA TAHUN 2015 Gedung Karantina Pertanian Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta Telepon

Lebih terperinci

PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN

PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN Motto BKP Kelas I Banjarmasin Bersama Anda melindungi negeri... Kata Pengantar Kilas Balik Visi & Misi Tugas Pokok & Fungsi Tujuan Karantina Struktur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) :

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) : BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) 8673997 Email Contact Person

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan proses penyusunan rencana

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN SOEKARNO HATTA 2017 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum 1 2. TUJUAN 1 3. INFORMASI KINERJA 3.1 Karakteristik

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM RENSTRA 2015-2019 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM \ BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Rencana Strategis 2015 2019 KATA PENGANTAR Rencana Strategis

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT )

STANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT ) 1 STANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT ) KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN 2015 2 STANDAR PELAYANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) 8673997 Email Contact Person

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

OUTLINE RENCANA STRATEGIS OPERASIONAl TAHUN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TERNATE BADAN KARANTINA PERTANIAN

OUTLINE RENCANA STRATEGIS OPERASIONAl TAHUN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TERNATE BADAN KARANTINA PERTANIAN OUTLINE RENCANA STRATEGIS OPERASIONAl TAHUN 2015 2019 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TERNATE BADAN KARANTINA PERTANIAN 1) Pendahuluan Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate adalah salah satu Unit

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan tahunan ini dapat bermanfaat dan Allah SWT selalu menjaga serta membimbing kita semua.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan tahunan ini dapat bermanfaat dan Allah SWT selalu menjaga serta membimbing kita semua. KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rakhmat dan Hidayah-Nya telah mampu melaksanakan kegiatan tahun 2014 tanpa ada hambatan yang berarti. Laporan Tahunan Tahun Anggaran

Lebih terperinci

LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN 2017

LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN 2017 LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN Lampiran Matrik Kinerja TA. (Kegiatan dan Target) PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA LOKASI 2 4 5 6 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERKARANTINAAN

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Bagian Perancanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian

TIM PENYUSUN. Bagian Perancanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 217 i STATISTIK BADAN KARANTINA PERTANIAN TAHUN 212-216 Bagian Perencanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH, BIBIT TERNAK, DAN TERNAK POTONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIN ) TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIN ) TAHUN ANGGARAN 2015 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIN ) TAHUN ANGGARAN 2015 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON KATA PENGANTAR Puji dan syukur mari kita panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2030, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Karatina Hewan. Instalasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/Permentan/KR.100/12/2015 TENTANG INSTALASI KARANTINA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

MEMUTUSKAN: KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 4. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

OMBUDSMAN BRIEF REKOMENDASI. PELAYANAN PEMERIKSAAN KARANTINA Standar Pelayanan Publik Yang Belum Terstandar

OMBUDSMAN BRIEF REKOMENDASI. PELAYANAN PEMERIKSAAN KARANTINA Standar Pelayanan Publik Yang Belum Terstandar OMBUDSMAN BRIEF No. 2 / Tahun 2016 PELAYANAN PEMERIKSAAN KARANTINA Standar Pelayanan Publik Yang Belum Terstandar REKOMENDASI Memberikan apresiasi (award) kepada pimpinan UPT yang produk layanannya telah

Lebih terperinci

Demikian laporan ini dibuat, untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Tarakan, 23 September 2015 Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan

Demikian laporan ini dibuat, untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Tarakan, 23 September 2015 Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan KATA PENGANTAR Dalam rangka mengembangkan etos kerja, tanggungjawab moral, disiplin, profesionalisme, produktifitas, dan peningkatan kualitas kerja aparatur negara secara intensif dan menyeluruh di lingkungan

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018 ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018 Banun Harpini Kepala Badan Karantina Pertanian Realisasi Anggaran Per Kegiatan TA 2017 (Per 29 Mei 2017 - jam 9.00) No Kegiatan Pagu Total Realisasi Total

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Publik Balai Karantina Pertanian Kelas I Pertanian

Standar Pelayanan Publik Balai Karantina Pertanian Kelas I Pertanian Standar Pelayanan Publik Balai Karantina Pertanian Kelas I Pertanian Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 31 Mei 2017

Revisi ke 02 Tanggal : 31 Mei 2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA : OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA : WORKSHOP PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA RABIES DINAS PETERNAKAN KAB/KOTA SE PROVINSI ACEH - DI

Lebih terperinci

Laporan Tahunan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 2016

Laporan Tahunan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 2016 Laporan Tahunan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 2016 1. Keuangan BAB VI SUMBERDAYA Pada tahun 2016 Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat memperoleh anggaran dari APBN yang bersumber dari Rupiah

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2013 J l. A h m a d Y a n i N o. 2 0 2 S u r a b a y a T e l p ( 0 3 1 ) 8 2 9 2 5 4 5 F a x ( 0 3 1 ) 8 2 9 1 8 5 3 e m a i l : d i s n a k @

Lebih terperinci

JULI 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

JULI 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 JULI 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan kinerja perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian bulan ini melaporkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2013 Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Sujarwanto, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2013 Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Sujarwanto, MM NIP KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani (PKH Kehani) 2014 merupakan salah satu keharusan unit kerja Badan Karantina Pertanian (Barantan) sebagai salah

Lebih terperinci

Terlampir. Terlampir

Terlampir. Terlampir KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Bagian Perancanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian

TIM PENYUSUN. Bagian Perancanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian i PEDOMAN PELAPORAN BADAN KARANTINA PERTANIAN Bagian Perencanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 i TIM PENYUSUN Bagian Perancanaan Sekretariat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I No.1273, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KOMINFO. ORTA. UPT Monitor Frekuensi Radio. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21 DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 21 Dinas Peternakan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK YANG DAPAT DIMASUKKAN KE WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK YANG DAPAT DIMASUKKAN KE WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 51/Permentan/OT.140/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011 DAFTAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK YANG DAPAT DIMASUKKAN KE WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA No POS

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017

LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017 LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2016

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2016 LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2016 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN & PERIZINAN PERTANIAN TUGAS DAN FUNGSI Melaksanakan pengelolaan perlindungan varietas tanaman serta

Lebih terperinci

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam hal peningkatan daya

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN JANUARI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN FEBRUARI 2015

LAPORAN BULANAN JANUARI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN FEBRUARI 2015 LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JANUARI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN FEBRUARI 2015 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.02-0/2013 DS 2887-2051-5773-8818 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID)

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) 2017 LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) BALAI PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI PRODUK HEWAN Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 51/Permentan/OT.140/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 51/Permentan/OT.140/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 51/Permentan/OT.140/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011 DAFTAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK YANG DAPAT DIMASUKKAN KE WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA No POS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21 DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 21 Dinas Peternakan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA SKPD Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timnur untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis SKPD sesuai dengan

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN JANUARI 2014

LAPORAN BULANAN JANUARI 2014 LAPORAN BULANAN JANUARI 2014 PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Dalam laporan ini, disampaikan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENGUMUMAN HASIL SOSIALISASI DAN PUBLIC HEARING SERVICE LEVEL AGREEMENT MEDIA PEMBAWA WAJIB PERIKSA KARANTINA HEWAN DAN TUMBUHAN

PENGUMUMAN HASIL SOSIALISASI DAN PUBLIC HEARING SERVICE LEVEL AGREEMENT MEDIA PEMBAWA WAJIB PERIKSA KARANTINA HEWAN DAN TUMBUHAN PENGUMUMAN HASIL SOSIALISASI DAN PUBLIC HEARING SERVICE LEVEL AGREEMENT MEDIA PEMBAWA WAJIB PERIKSA KARANTINA HEWAN DAN TUMBUHAN oleh BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN Banjarmasin, 20 September

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PELAYANAN DOKUMEN KARANTINA PERTANIAN DALAM SISTEM ELEKTRONIK INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian 01 Meningkatnya Pelaksanaan 01 Persentase Pencapaian Sistem Akuntabilitas Kegiatan Kementerian Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Renstra ini diharapkan berperan dalam membangun komunikasi antara Stasiun dengan semua pihak yang terkait.

KATA PENGANTAR. Renstra ini diharapkan berperan dalam membangun komunikasi antara Stasiun dengan semua pihak yang terkait. KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 merupakan salah satu kewajiban instansi Pemerintah dibidang akuntabilitas kinerja yang memeliki prioritas dalam perkarantinaan di Tahun 2015 diantaranya

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Januari 2015

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Januari 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.02-0/AG/2014 DS 9802-8163-0908-0385 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN PRAKONDISI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN. Sumber Daya 1. Staf 2. Informasi 3. Wewenang 4. Fasilitas 5. Dana

METODE PENELITIAN PRAKONDISI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN. Sumber Daya 1. Staf 2. Informasi 3. Wewenang 4. Fasilitas 5. Dana 42 METODE PENELITIAN Kerangka Konsep Penelitian Pada penelitian ini terdapat beberapa peubah yang diamati yaitu karakteristik responden meliputi pendidikan, masa kerja, jabatan, dan pelatihan terkait rabies

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

OKTOBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

OKTOBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 OKTOBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan Kinerja Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian bulan ini

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DENGAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PELAYANAN KARANTINA HEWAN BERDASARKAN KATEGORISASI MEDIA PEMBAWA HPHK DAN WAKTU PELAYANAN

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PELAYANAN KARANTINA HEWAN BERDASARKAN KATEGORISASI MEDIA PEMBAWA HPHK DAN WAKTU PELAYANAN PERSYARATAN DAN PROSEDUR PELAYANAN KARANTINA HEWAN BERDASARKAN KATEGORISASI MEDIA PEMBAWA HPHK DAN WAKTU PELAYANAN BIDANG KARANTINA HEWAN BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN BELAWAN TAHUN 2014 PERSYARATAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan suatu hal yang penting bagi terselenggaranya manajemen

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015

PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015 PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016 MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN Meningkatkan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi dalam negeri

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian merupakan institusi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati dengan visi Menjadi Pusat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/Permentan/PD.410/10/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/Permentan/PD.410/10/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/Permentan/PD.410/10/2013 TENTANG TINDAKAN KARANTINA HEWAN TERHADAP PEMASUKAN SAPI INDUKAN, SAPI BAKALAN, DAN SAPI SIAP POTONG KE DALAM WILAYAH NEGARA

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Januari 2015

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Januari 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-022.12-0/2013 DS 4105-0456-6406-8058 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS - 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS A. KEMAJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai langkah strategis,

Lebih terperinci