SKRIPSI. Oleh Malinda Sari Putri NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Oleh Malinda Sari Putri NIM"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN POSITIF NEGATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV SD NEGERI DELEGAN II PRAMBANAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Malinda Sari Putri NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OKTOBER 2016

2

3 ? SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan batrwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahu.an saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai &cuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telahlazim. Tanda tangan dosen penguji yang tertera pada halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya, Yogyakarta, 1 0 Oktob u 2fr16 Yangmenyatakan, Malinda Smi Putri NrM

4

5 MOTTO Setiap pengalaman yang tidak dinilai baik oleh dirinya sendiri ataupun orang lain akan tinggal menjadi sesobek kertas dari buku hidup yang tidak punya makna. Padahal setiap pengalaman tak lain daripada fondasi kehidupan (Pramoedya Ananta Toer) Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di atas kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang lain (Thomas Hardy) v

6 HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang sangat berarti dalam hidup saya: 1. Bapak Budi Harjono, B.Sc dan Ibu Dra. Tri Winarsih, orang tua yang senantiasa memberiku doa, dukungan dan motivasi. 2. Almamaterku. vi

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini dibuat sebagai syarat kelulusan Sarjana pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan tugas akhir skripsi. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNY yang telah memberikan arahan dalam melaksanakan penelitian. 4. Bapak P. Sardjiman, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir. 5. Bapak Tugiran S.Ag. selaku Kepala SD Negeri Delegan 2 yang telah bersedia mengijinkan penulis melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. 6. Ibu Dewi Retnowati, S.Pd. SD selaku guru kelas IV yang telah memberikan pengarahan dan memberi masukan dalam pelaksanaan penelitian. 7. Yang saya banggakan dan saya cintai, orang tua dan keluarga besar kami yang selalu memberikan doa dan dukungan. vii

8 8. Sahabat dan teman-teman yang selalu memberi semangat. : 9. Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi kesernpumaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi sernua pihak yang membacarya. Amin Yogyakarta, 10 Oktober 2076 Penulis Malinda Sari Putri NrM v1l1

9 PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN POSITIF NEGATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV SD NEGERI DELEGAN II PRAMBANAN Oleh Malinda Sari Putri NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Delegan II Prambanan dengan menggunakan media kartu bilangan positif negatif. Media kartu bilangan positif negatif dapat membantu siswa dalam membangun konsep nyata dari bilangan bulat. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu salah satu jenis penelitian yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses pembelajaran. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Delegan II Prambanan yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan tes dengan instrumen penelitian yaitu lembar observasi dan soal evaluasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan media kartu bilangan positif negatif dapat meningkatkan prestasi belajar materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Pada kualitas pembelajaran, setelah dilaksanakannya tindakan siklus I, aktivitas guru dalam mengajar dan partisipasi siswa berada pada pada kategori baik. Pada siklus II meningkat menjadi sangat baik. Peningkatan prestasi belajar ditunjukan dengan meningkatnya nilai rata-rata prestasi belajar sebelum diberi tindakan yaitu dengan ketuntasan dicapai oleh 7 siswa (24.13%), meningkat pada siklus I dengan rata-rata tes hasil prestasi belajar yakni 65.4 dengan ketuntasan dicapai oleh 12 siswa (41.37%) berada pada kategori baik. Pada siklus II rata-rata kelas naik menjadi 79.2 dengan ketuntasan dicapai oleh 25 siswa (86.2%) dan berada pada kategori sangat baik. Kata Kunci: Prestasi belajar matematika, media kartu bilangan positif negatif, siswa kelas I ix

10 DAFTAR ISI hal HALAMAN SAMPUL... i PERSETUJUAN... ii SURAT PERNYATAAN... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Pembatasan Masalah... 3 D. Rumusan Masalah... 4 E. Tujuan... 4 F. Manfaat Penelitian... 4 G. Definisi Operasional... 5 BAB II. KAJIAN TEORI A. Kajian Teori Media Pembelajaran Dan Kartu Bilangan... 7 a. Media Pembelajaran ) Pengertian Media Pembelajaran ) Fungsi Media ) Prinsip Pemilihan Media... 8 x

11 b. Kartu Bilangan Positif Negatif ) Pengertian Kartu Bilangan Positif Negatif ) Cara Membuat Kartu Bilangan Positif Negatif ) Cara Menggunakan Media Tinjauan Mengenai Prestasi Belajar a. Belajar ) Pengertian Belajar ) Prinsip-Prinsip Belajar b. Prestasi Belajar ) Pengertian Prestasi Belajar ) Pengukuran Prestasi Belajar Pembelajaran Matematika di SD a. Pengertian Matematika b. Penjumlahan Pengurangan Bilangan Bulat Karakteristik Kognitif Siswa Kelas IV SD B. Temuan Hasil Penelitin Yang Relevan C. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Tindakan BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Setting Tindakan C. Subjek dan Objek Penelitian D. Desain Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Instrumen Penelitian G. Uji Validitas Instrumen H. Teknik Analisis Data I. Indikator Keberhasilan BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Deskripsi Lokasi Penelitian xi

12 2. Deskripsi Kondisi Awal Deskripsi Penelitian Siklus I a. Perencanaan Tindakan b. Pelaksanaan Tindakan ) Siklus I Pertemuan I ) Siklus I Pertemuan II c. Observasi ) Proses Pembelajaran ) Hasil Prestasi Belajar Matematika Siklus I d. Refleksi Deskripsi Penelitian Siklus II a. Perencanaan Tindakan b. Pelaksanaan Tindakan ) Siklus II Pertemuan I ) Siklus II Pertemuan II c. Observasi ) Proses Pembelajaran ) Hasil tes prestasi belajar d. Refleksi B. Pembahasan Penggunaan Media Kartu Bilangan Positif Negatif Dalam Pembelajaran Peningkatan Aktivitas Guru Dalam Mengajar Peningkatan Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Peningkatan Prestasi Belajar Siswa C. Keterbatasan Penelitian BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Tabel 1. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Mengajar Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Partisipasi Siswa Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Tabel 4. Kriteria Penilaian Tabel 5. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Mengajar Tabel 6. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Partisipasi Siswa Tabel 7. Pengelompokan Butir Soal Evaluasi Tabel 8. Kriteria Tes Prestasi Belajar Matematika Tabel 9. Hasil Prestasi Belajar Matematika Pra Tindakan Tabel 10. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Mengajar Siklus I Tabel 11. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus I Tabel 12. Hasil Tes Prestasi Belajar Matematika Siklus I Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Mengajar Siklus II Tabel 14. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus II Tabel 15. Hasil Tes Prestasi Belajar Matematika Siklus II Tabel 16. Perbandingan Hasil Tes Prestasi Belajar Matematika Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II hal xiii

14 DAFTAR GAMBAR Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. hal Gambar 1. Siklus Model Kemmis dan Mc Taggart Gambar 2. Diagram Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Mengajar Siklus I dan Siklus II Gambar 3. Diagram Perbandingan Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus I dan Siklus II Gambar 4. Diagram Peningkatan Rata-rata Tes Prestasi Belajar Siswa Gambar 5. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II Lampiran 3. Ringkasan Materi Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II Lampiran 6. Ringkasan Materi Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Siklus I Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa Siklus II Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I Lampiran 10. Soal Evaluasi Siklus II Lampiran 11. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Lampiran 12. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Lampiran 13. Kisi-kisi Soal Evaluasi Lampiran 14. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Lampiran 15. Kisi-kisi Lembar Observasi Partisipasi Siswa Lampiran 16. Daftar Hasil Prestasi Belajar Siswa Pra Tindakan Lampiran 17. Daftar Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I Lampiran 18. Daftar Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus II Lampiran 19. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I & II Lampiran 20. Lembar Observasi Partisipasi Siswa Siklus I & II Lampiran 21. Dokumentasi Penelitian Lampiran 22. Surat-Surat Penelitian xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan dasar yang harus ditempuh oleh seorang individu. Pembelajaran di sekolah dasar berbeda dengan pembelajaran di sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Hal tersebut disebabkan perkembangan setiap anak berbeda-beda baik itu perkembangan sosial, kognitif, maupun emosi anak-anak. Pembelajaran di setiap tingkatan sekolah harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan mereka. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sebagian besar siswa dirasa sulit. Di kelas IV, materi yang diajarkan pada siswa sudah semakin abstrak. Khususnya pada materi bilangan bulat. Siswa kini mulai dikenalkan dan mulai memecahkan masalah penjumlahan dan pengurangan materi bilangan bulat negatif. Bilangan bulat positif dan negatif masih dirasa sangat abstrak bagi siswa kelas IV SD. Peneliti menemukan fakta bahwa pembelajaran Matematika di SD Negeri Delegan II Prambanan sebagian besar menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini kurang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa yang masih membutuhkan sesuatu yang konkret bagi pemahaman konsep mereka. Pada pelaksanaan pembelajaran, hal tersebut menyebabkan siswasiswa menjadi malas untuk mendengarkan dan kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang seharusnya mereka terima. Akibatnya, prestasi belajar 1

17 siswa-siswa kelas IV ini rendah. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata ulangan harian pertama mereka yaitu 59,2. Siswa kelas IV SD merupakan siswa kelas tinggi yang menurut Piaget masih termasuk dalam tahap operational konkret yaitu siswa yang masih harus belajar dengan benda konkret. Maksudnya siswa dalam hal ini belum bisa menerima konsep-konsep murni yang bersifat abstrak dan masih membutuhkan benda semi abstrak untuk membantu pemahaman mereka. Solusi alternatif bagi guru untuk mengatasi masalah di atas salah satunya yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Wina Sanjaya, 2008: ). Media pembelajaran yang sesuai dan dapat digunakan oleh guru salah satunya adalah media kartu bilangan positif negatif. Selain dapat dibuat secara sederhana, media kartu bilangan positif negatif ini juga dapat menarik perhatian siswa karena menyenangkan dan menarik. Melalui media ini diharapkan siswa dapat menemukan konsep yang konkret sehingga memudahkan mereka dalam belajar. Media kartu bilangan merupakan salah satu media pembelajaran yang cukup efektif menggambarkan dengan nyata konsep-konsep bilangan bulat yang diberikan saat pembelajaran. Melalui pemanfaatan media ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan 2

18 bulat. Menurut Sugihartono, dkk (2007: 130) prestasi belajar adalah hasil pengukuran yang yang berwujud angka maupun pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa. Oleh karena itu, melalui penelitian ini prestasi belajar siswa kelas IV dapat ditingkatkan. Maka dalam penelitian ini akan membahas mengenai Penggunaan Media Kartu Bilangan Positif Negatif Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Penjumlahan dan pengurangan Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SD Negeri Delegan II Prambanan. B. Identifikasi masalah Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Siswa malas mendengarkan materi yang diajarkan guru karena metode yang digunakan guru sebagian adalah metode ceramah dan tanya jawab. 2. Prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Delegan II Prambanan masih rendah dengan rata-rata ulangan harian yaitu 59,2 3. Penggunaan media kartu bilangan sebagai salah satu upaya peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV SD Delegan II C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas tidak semua permasalahan akan dibahas, agar terfokus dan mendalam maka penelitian ini dibatasi pada: 3

19 Penggunaan media kartu bilangan positif negatif sebagai salah satu upaya peningkatan prestasi belajar materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Delegan II Prambanan D. Rumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu: Bagaimana penggunaan media kartu bilangan positif negatif dapat meningkatkan prestasi belajar materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Delegan II Prambanan? E. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: Meningkatkan prestasi belajar materi bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Delegan II Prambanan F. Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah 1. Bagi siswa a. Pembelajaran menggunakan Media Kartu Bilangan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa b. Setelah konsep dapat dipahami dengan baik oleh siswa, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar mereka. c. Siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar karena media yang menyenangkan 2. Bagi guru 4

20 a. Guru dapat membuat media pembelajaran Matematika yang lebih menarik b. Guru mampu menyesuaikan pembelajaran dengan tingkat berpikir siswa 3. Bagi sekolah a. Sekolah dapat memperoleh fasilitas berupa media pembelajaran agar dapat meningkatkan konsep pemahaman siswa b. Setelah mampu menggunakan media pembelajaran, diharapkan prestasi belajar siswa materi penjumlahan dan pengurangan bilngan bulat dapat meningkat 4. Bagi peneliti a. Menambah pengalaman dalam menulis karya ilmiah b. Mengetahui permasalahan yang terjadi di sekolah secara langsung G. Definisi Operasional Variabel 1. Media kartu bilangan positif negatif adalah media berbentuk kotak berukuran 4x6 dengan warna hitam dan putih yang digunakan dalam pembelajaran matematika untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep dan sebagai alat hitung materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 2. Prestasi belajar materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Delegan II adalah hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah menjalani proses pembelajaran matematika materi 5

21 penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang diwujudkan dalam bentuk angka maupun pernyataan dimana hasil tersebut diukur dengan tes prestasi belajar. 6

22 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran dan Media Kartu Bilangan a. Media Pembelajaran 1) Pengertian Media Pembelajaran Secara umum, pengertian media pembelajaran menurut Gerlach (dalam Wina Sanjaya, 2008: ), meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengertian media menurut Gerlach tidak terbatas pada sebuah alat perantara seperti televisi, koran dan lain-lain akan tetapi juga meliputi manusia sebagai perantara misalnya melalui seminar, diskusi, karyawisata. Hal ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa atau menambah keterampilan. Pengertian media pembelajaran menurut Daryanto, (2011: 6) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan semua alat atau bahan maupun aktivitas yang dapat dimanfaatkan sebagai penyalur bahan 7

23 pembelajaran agar peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan tujuan belajar. 2) Fungsi Media Penggunaan media dalam pembelajaran sangat membantu pengajar dalam menyampaikan informasi. Berikut fungsi-fungsi media menurut Sanaky (dalam Rostina Sundayana, 2013: 9): a. Menghadirkan objek sebenarnya b. Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya c. Membuat konsep abstrak ke konsep konkrit d. Memberi kesamaan persepsi e. Mengatasi hambatan waktu, tempat jumlah dan jarak f. Menyajikan ulang informasi secara konsisten g. Memberi suasana belajar yang tidak tertekan, santai dan menarik 3) Prinsip Pemilihan Media Dalam pemilihan media yang akan digunakan dalam pembelajaran memerlukan kriteria dalam memilih media yang dijabarkan dalam prinsip pemilihan media. Wina Sanjaya (2008:224) mengungkapkan prinsip pemilihan media antara lain: a) pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, b) pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas, c) pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa, 8

24 d) pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta kemampuan guru, dan e) pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran. b. Kartu Bilangan Positif Negatif 1) Pengertian Kartu Bilangan Positif Negatif Media kartu bilangan positif negatif adalah media yang digunakan dalam pembelajaran matematika untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang terbuat dari kertas berwarna hitam dan putih. 2) Cara membuat Kartu Bilangan Positif Negatif Membuat alat peraga pada penelitian ini dapat menggunakan barang bekas. Bahan yang dibutuhkan adalah Kertas Karton/kertas manila warna hitam dan putih. Langkah membuat: a) Buat desain kartu positif negatif dengan dua warna yang berbeda b) Kartu positif menggunakan warna putih sedangkan negatif mengggunakan warna hitam 9

25 c) Setelah dicetak, potong sesuai ukuran 4) Cara menggunakan media Model kartu bilangan ini memberikan gambaran visual pada peserta didik mengenai konsep bilangan bulat. Kartu berwarna hitam menggambarkan bilangan bulat negatif sedangkan warna putih menggambarkan bilangan bulat positif (Pujiati, 2011). Adapun penggunaan kartu bilangan positif-negatif sebagai berikut: a) Satu kartu hitam menunjukkan bilangan bulat 1 Satu kartu putih menunjukkan bilangan bulat +1 b) Bilangan nol digambarkan oleh pasangan kartu positif dan kartu negatif yang berjumlah satu pasang maupun lebih sampai tak terhingga. c) 10

26 d) Bilangan bulat +1 yang diperagakan dengan satu kartu putih dapat pula diperagakan bersama dengan pasangan kartu hitam dan putih (nol) namun tetap bernilai satu. Sebagai contoh perhatikan gambar berikut: e) Bilangan bulat 1 yang diperagakan dengan satu kartu hitam dapat pula diperagakan bersama dengan pasangan kartu hitam dan putih (nol) namun tetap bernilai negatif satu. Sebagai contoh perhatikan gambar berikut: f) Penjumlahan bilangan bulat postitif ditambah bilangan bulat positif Contoh: Maka peragaannya 3 buah kartu positif ditambah 3 buah kartu positif. jika kartu sejenis maka letakkan dalam satu baris 11

27 Peragaan menunjukkan ada 6 kartu positif sehingga = 6 g) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif Misalnya 3 + ( 2) Maka peragaannya, 3 buah kartu positif kemudian tambahkan 2 kartu negatif. Karena kartu tidak sejenis, maka kartu diletakkan di bawahnya. Kartu positif dan negatif berpasangan bernilai nol (poin b) sehingga peragaannya sebagai berikut: Dari peragaan di atas, kartu positif dan negatif yang berpasangan bernilai nol, sehingga kartu yang tersisa yaitu kartu positif sebanyak 1 buah. Jadi 3 + ( 2) = 1 12

28 h) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif Contoh Maka peragaannya, 3 buah kartu negatif kemudian tambahkan 2 kartu positif. Dari peragaan tersebut, kartu positif dan negatif yang berpasangan bernilai nol, sehingga kartu yang tersisa yaitu kartu negatif sebanyak 1 buah. Jadi = 1 i) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif Contoh 3 + ( 2) Maka peragaannya, 3 buah kartu negatif kemudian tambahkan 2 kartu negatif. 13

29 Dari peragaan pada gambar, ada 5 kartu negatif, sehingga 3 + ( 2) = 5 j) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif Contoh 3 2 Maka peragaannya, siapkan 3 buah kartu positif. karena pengurangan maka kita dapat langsung mengambil kartu positif sebanyak pengurang. Peragaannya sebagai berikut: Dari peragaan di atas, tanda silang menunjukkan kartu diambil. Tanda silang disesuaikan sejumlah pengurang. Kartu yang tersisa dari peragaan di atas yaitu 1 buah kartu positif. Jadi 3 2 = 1. Dalam kasus lain, apabila pengurang lebih besar dari yang dikurangi maka kita dapat menambahkan sepasang atau lebih kartu positif dan negatif (bernilai nol). Sebagai contoh yaitu 3 5 dapat diperagakan dengan cara berikut ini. 14

30 Karena pengurang berjumlah 5, sedangkan yang dikurangi berjumlah 3 sehingga harus menambahkan 2 pasang kartu. Setelah ada lima kartu positif maka dapat diambil lima kartu positif tersebut, sehingga kartu yang tersisa dari peragaan tersebut ada 2 buah kartu negatif. Jadi 3 5 = 2 k) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif Contoh 3 ( 2) Siapakan 3 buah kartu positif sebagai yang dikurangi. Pengurang berjumlah negatif 2, karena belum ada kartu negatif maka harus menambah 2 pasang kartu sehingga peragaannya sebagai berikut 15

31 Pengurang dari 3 ( 2) yaitu 2 sehingga kartu yang harus diambil adalah kartu negatif berjumlah dua buah. Dari peragaan di atas maka hasil dari 3 ( 2) = 5. l) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif Contoh 3 2 Siapkan 3 buah kartu negatif. Pengurang dari 3 2 yaitu 2 sehingga kartu yang harus diambil adalah kartu positif berjumlah dua buah, karena kartu positif belum ada, maka kita tambahkan dua pasang kartu. Kemudian 2 kartu positif diambil. Sisa kartu yang ada pada peragaan ada 5 kartu negatif, sehingga 3 2 = 5 m) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif Contoh 3 ( 2) 16

32 Siapkan 3 buah kartu negatif. Pengurang dari pengurangan di atas adalah 2 sehingga kartu yang harus diambil adalah kartu negatif sebanyak 2 buah. Dari peragaan di atas, kartu yang tersisa ada 1 buah kartu negatif. Jadi 3 ( 2) = 1. Apabila pengurangnya lebih besar, maka dapat menambah sepasang kartu agar sesuai jumlah pengurang. 2. Tinjauan Mengenai Prestasi belajar a. Belajar 1) Pengertian Belajar Dalam proses perkembangan setiap individu pasti menjalani proses belajar baik secara sadar maupun tidak sadar. Proses belajar berguna untuk mendapatkan suatu pengalaman serta pengetahuan baru bagi setiap individu. Pengertian belajar menurut Suyono dan Hariyanto, 2011: 9 adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Kemudian menurut W.S Winkel (dalam Ahmad Susanto, 2015: 4) 17

33 belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman dan keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas. Belajar disini berarti diharapkan individu itu dapat akan mengalami perubahan. Sedangkan menurut Slameto (2003:2) Belajar ialah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari pengertian-pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas interaksi dengan lingkungan yang dilakukan seorang individu guna mendapatkan suatu pengalaman dan perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan. 2) Prinsip-Prinsip Belajar Untuk mencapai tujuan belajar maka perlu diketahui beberapa prinsip belajar. Beberapa prinsip belajar umum menurut Sukmadinata dalam Suyono, 2011: 128 sebagai berikut: a) Belajar merupakan bagian dari perkembangan. Dalam perkembangan dituntut belajar, sedangkan melalui belajar terjadi perkembangan individu yang pesat. b) Belajar berlangsung seumur hidup 18

34 c) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan lingkungan, kematangan, serta usaha dari individu secara aktif. d) Belajar mencakup semua aspek kehidupan. Oleh sebab itu belajar harus mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor dan keterampilan hidup (life skill). e) Kegiatan belajar berlangsung baik dengan guru di sembarang tempat dan waktu. f) Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru. Berlangsung dalam situasi formal informal, nonformal. g) Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi. h) Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang amat kompleks. i) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan. Hambatan bisa terjadi dari lingkungan, kurangnya motivasi, kelelahan atau kejenuhan belajar. j) Belajar memerlukan adanya bantuan dan bimbingan dari orang lain guru, orang tua, teman sebaya yang kompeten dan lainnya 19

35 b. Prestasi Belajar 1) Pengertian Prestasi Belajar Setelah melakukan proses pembelajaran, guru akan melaksanakan evaluasi baik terhadap proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa. Melalui evaluasi hasil belajar dapat pula dilihat prestasi belajar siswa. Menurut Zainal Arifin (2009: 12-13) dalam bahasa Indonesia kata prestasi diambil dari bahasa Belanda yaitu prestatie yang berarti hasil usaha. Akan tetapi istilah prestasi belajar berbeda dengan hasil belajar. Prestasi belajar berkenaan dengan aspek pengetahuan sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Winkel (Dalam Ghullam Hamdu, 2011: 92) mengatakan bahwa Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut Sugihartono, dkk (2007: 130) prestasi belajar adalah hasil pengukuran yang yang berwujud angka maupun pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa. Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah menjalani proses belajar yang diwujudkan dalam bentuk angka maupun pernyataan dalam aspek pengetahuan. Angka maupun 20

36 pernyataan tersebut dapat dilihat dari hasil tes yang diadakan setelah pembelajaran berlangsung. Prestasi belajar menunjukkan ketercapaian keberhasilan belajar serta tingkat penguasaan materi siswa terhadap mata pelajaran. 2) Pengukuran Prestasi Belajar Prestasi belajar menunjukkan hasil belajar yang telah di capai oleh siswa. Pengukuran keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan dengan mengukur ranah siswa itu sendiri, baik dari ranah cipta, ranah rasa, ranah karsa. Atau yang biasa dikenal dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ada pun pengertian dari penilaian ke tiga ranah tersebut menurut Muhibbin Syah (2008, ) adalah sebagai berikut : 1. Evaluasi prestasi kognitif. Mengukur keberhasilan belajar siswa yang berdimensi kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan. Untuk menghendaki informasi yang lebih akurat, tes pilihan berganda sebaiknya tidak digunakan. Sebagai gantinya, dapat menggunakan tes berupa tes pencocokan (matching test), tes isian, dan tes esai. 2. Evaluasi prestasi afektif Mengukur keberhasilan belajar siswa yang berdimensi afektif (ranah rasa) dapat dilakukan dengan 21

37 menggunakan skala sikap yang tujuannya untuk mengidentifikasi kecenderungan/ sikap orang. 3. Evaluasi prestasi psikomotor. Mengukur keberhasilan belajar siswa yang berdimensi psikomotor (ranah karsa) dapat dilakukan dengan observasi. Observasi dapat diartikan sebagai sejenis tes mengenai peristiwa, tingkah laku atau fenomena lain. 3. Pembelajaran Matematika di SD a. Pengertian Matematika Menurut Hans Freudental dalam Marsigit (Ahmad Susanto, 2015: 189) matematika merupakan aktivitas insani (human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas. Matematika di sekolah dasar merupakan ilmu pengetahuan aplikatif yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, konsep matematika harus mampu disampaikan dengan baik kepada siswa-siswa sekolah dasar sebagai bekal mereka di kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan studi tentang struktur-struktur abstrak dengan berbagai hubungannya (Marshall Walker dalam Rostina Sundayana, 2013: 3). Matematika dengan struktur yang abstrak sehingga dirasa sulit bagi siswa sekolah dasar. Belum lagi apabila guru belum dapat memberikan penjelasan yang mudah dipahami oleh siswa. 22

38 Dari pendapat kedua ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan studi mengenai struktur abstak. Matematika di sekolah dasar hendaknya dihubungkan dengan realitas kehidupan sehari-hari agar mudah dipahami oleh siswa sebab matematika juga merupakan studi aplikatif dimana siswa juga akan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran matematika memang sudah seharusnya diajarkan dengan menghubungkan dengan permasalahan sehari-hari yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka. b. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Untuk mendefinisikan bilangan bulat, tidak terlepas dari bilangan asli maupun bilangan cacah, karena kedua bilangan tersebut merupakan anggota himpunan dari bilangan bulat. Muchtar A. Karim, : mendefinisikan bilangan bulat menjadi tiga: Definisi 1: Himpunan { 1, 2, 3, 4, 5, } disebut himpunan bilangan bulat negatif Definisi 2: Gabungan himpunan semua bilangan cacah dan himpunan semua bulat negatif yaitu himpunan: {, 5, 4, 3, 2, 1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, } disebut himpunan bilangan bulat Definisi 3: Bilangan cacah yang bukan 0 yaitu bilangan asli, disebut juga bilangan bulat positif. 23

39 Kemudian dari definisi-definisi tersebut dapat diambil kesimpulan: 1. Bilangan bulat positif atau bilangan asli, yaitu: {1,2,3,4, } 2. Bilangan bulat nol yaitu 0, dan 3. Bilangan bulat negatif, yaitu: { 1, 2, 3, 4, 5, } Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat adalah bilangan rasional yang terdiri dari himpunan dari bilangan cacah (bilangan asli, bilangan nol) dan bilangan negatif. Operasi hitung bilangan bulat terdiri dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Akan tetapi, pada penelitian difokuskan pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 4. Karakteristik Kognitif Siswa Kelas IV SD Tahapan perkembangan kognitif siswa dikelompokan oleh Piaget dalam empat tahap. Perkembangan kognitif anak-anak pada masa akhir termasuk dalam tahap perkembangan operasional konkret. Menurut Piaget siswa pada tahap ini belum bisa menerima konsep-konsep murni yang bersifat abstrak dan masih membutuhkan benda semi abstrak untuk membantu pemahaman mereka. (Ahmad Susanto, 2015: 77). Dalam belajar matematika, seorang anak tidak langsung akan belajar pada simbol-simbol matematika akan tetapi mereka memiliki tahapan yang memudahkan mereka untuk belajar matematika sesuai 24

40 tingkat berpikirnya. Tahapan ini dibagi tiga oleh Bruner (dalam Pitadjeng, 2006: 29-30) antara lain: a. Tahap Enaktif Pada tahap ini, anak menggunakan atau memanipulasi objekobjek konkret secara langsung. Misalnya dalam pengurangan anak menggunakan pensil untuk menyelesaikan soal pengurangan 7 4 mereka menyiapkan tujuh pensil dan mengambilnya empat. b. Tahap Ikonik Pada tahap ini anak mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-objek konkret. Mereka memanipulasi dengan memakai gambaran dari objek-objek yang dimaksud. c. Tahap Simbolik Pada tahap ini anak sudah dapat memanipulasi simbol-simbol secara langsung yan tidak ada kaitannya dengan objek-objek. Anak sudah tidak memerlukan lagi memanipulasi objek nyata maupun gambaran dari objek tersebut. B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Penelitian dari Nursanti Arum Widiastuti, Dengan judul: Meningkatkan Prestasi Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat Dengan Kartu Positif Negatif Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Purwomartani Kalasan Sleman. Adapun hasil penelitian pada prestasi belajar matematika siswa kelas IV pada siklus I diperoleh rata-rata nilai 70 25

41 dengan ketuntasan ada 18 siswa. Pada siklus II nilai rata-rata naik menjadi 85 dengan ketuntasan dicapai oleh 29 siswa sehingga terdapat kenaikan nilai rata rata dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 15%. 2. Penelitian dari Septian Agung Dwi Cahyo, Dengan judul: Penerapan Permainan Loncat Katak Untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Brengkelas di Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2012/2013. Penerapan permainan loncat katak termasuk dalam kategori baik diikuti dengan peningkatan kemampuan operasi hitung pada siklus I sebesar 11,8 dicapai oleh 75% siswa dengan rata-rata 72,08. Pada siklus II pelaksanaan pembelajaran dengan permain loncat kata termasuk dalam kategori sangat baik serta terjadi peningkatan kemampuan operasi hitung sebesar 5,42 dengan nilai rata-rata 77,5 dicapai oleh 83% dari siswa di kelas. C. Kerangka Berpikir Belajar adalah suatu aktivitas interaksi dengan lingkungan yang dilakukan seorang individu guna mendapatkan suatu pengalaman dan perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Salah satu prinsip belajar yaitu keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktorfaktor bawaan lingkungan, kematangan, serta usaha dari individu secara 26

42 aktif. Kematangan atau perkembangan peserta didik yang merupakan aspek penting yang harus diperhatikan. Matematika merupakan merupakan aktivitas insani (human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas. Penanaman konsep dalam mata pelajaran Matematika berlangsung di Sekolah Dasar hingga sekolah menengah atas. Oleh karena itu, dalam membelajarkan matematika sebaiknya dikaitkan dengan permasalahan sehari-hari. Adanya permasalahan bahwa siswa kelas IV SD Negeri Delegan II memiliki hambatan belajar dalam memahami materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat mengakibatkan prestasi belajar mereka rendah. Dengan memperhatikan aspek perkembangan kognitif siswa bahwa siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret serta tiga tahapan pada proses belajar matematika siswa yaitu tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik, maka siswa membutuhkan suatu media untuk membantu proses belajar mereka. Media kartu bilangan positif negatif merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengajarkan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Setelah siswa memahami materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media kartu positif negatif, maka diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat. Melalui penelitian ini, setelah pelaksanaan tindakan diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat. 27

43 D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian yang relevan dan kerangka berpikir di atas dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Dengan menggunakan kartu bilangan positif negatif dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, maka prestasi belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Delegan II Prambanan dapat ditingkatkan. 28

44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau sering disebut PTK. Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Dalam Suyadi, 2013: 22) PTK adalah suatu bentuk penyelidikan dalam situasi pendidikan yang dilakukan oleh peserta yang terlibat seperti guru, peserta didik atau kepala sekolah guna untuk memperbaiki dasar pemikiran dan proses belajar mengajar, memperbaiki pemahaman dari praktik belajar mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga tersebut. Kemudian menurut Suharsimi Arikunto (2015: 4) PTK adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan yang diberikan kepada subjek tindakan. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian yang digunakan untuk memperbaiki situasi belajar, dimana setiap perlakuan dan dampak tindakan dipaparkan dari awal hingga akhir. PTK Pemilihan metode penelitian ini didasari karena tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Delegan II. Selain itu, melalui PTK peningkatan kebermaknaan atas proses pembelajaran melalui penelitian ini juga dapat dilihat melalui peningkatan aspek afektif dan aspek psikomotor siswa. 29

45 B. Setting Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelas IV Sekolah Dasar Delegan II yang beralamat di Dinginan, Sumberharjo, Prambanan, Sleman. Alasan mengapa penelitian dilaksanakan di kelas IV SD N Delegan II karena peneliti menemukan permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Keadaan setting digambarkan sebagai berikut: 1. Dilihat dari segi geografis, SD Delegan II ini terletak di daerah Sleman bagian selatan. 2. Dilihat dari segi tenaga pendidik Penelitian ini dilaksanakan dengan bekerjasama dengan guru kelas. Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan, dimulai pada awal bulan Februari dan selesai pada akhir bulan Mei. C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas yang diambil pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Delegan II Prambanan. Keseluruhan siswa di kelas IV berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki. Peneliti mengambil kelas IV Sekolah Dasar karena guru memiliki kesulitan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu, siswa kelas IV juga dirasa sudah dapat menerima pembelajaran yang diusulkan. Objek penelitian adalah prestasi belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 30

46 D. Desain Penelitian Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Kemmis dan Mc Taggart (Dalam Hamzah B. Uno, 2011: 87) yang setiap siklus terdiri dari empat komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi & 3 Gambar 1. Siklus Model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Hamzah B. Uno, 2011: 87) Secara detail langkah-langkah dalam setiap siklus penelitian adalah sebagai berikut: 1. Plan (Perencanaan) Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang tersusun, dan dari segi definisi harus mengarah pada tindakan, yaitu bahwa rencana itu harus memandang ke depan. 31

47 Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu direncanakan dalam penelitian tindakan kelas menurut Endang Mulyatiningsih 2011: dalam perancangan tindakan peneliti menyusun: a. Skenario tindakan. Skenario tindakan yang digunakan dengan membuat silabus, rpp, bahan ajar, alat evaluasi, serta media pembelajaran. b. Instrumen pengumpulan data penelitian. Agar penelitian dapat berjalan lancar maka instrumen penelitian dipersiapkan terlebih dahulu. c. Perangkat tindakan. Perangkat tindakan meliputi alat, media pembelajaran, petunjuk belajar, dan bahan ajar. d. Simulasi tindakan. Simulasi dilakukan guru sebelum melaksanakan tindakan apabila peneliti belum yakin terhadap kesuksesan tindakan. 2. Act (Pelaksanaan Tindakan) Pada tahap ini guru atau peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario yang telah dibuat dan perangkat yang telah dipersiapkan. Dalam pelaksanaan tindakan ini, inti kegiatan yang dilakukan antara lain: a. Guru menerapkan pembelajaran menggunakan media kartu bilangan positif negatif 32

48 b. Siswa belajar dalam situasi pembelajaran menggunakan media kartu bilangan positif negatif sesuai dengan Lembar Kegiatan Siswa yang telah dipersiapkan c. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok 3. Observe (Observasi) Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang mementingkan proses, tidak semata-mata hasil. Oleh karena itu, pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung sangat dibutuhkan untuk mengetahui apa yang terjadi ketika tindakan diberikan. Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait bersama prosesnya. Data hasil observasi dikumpulkan melalui lembar observasi yang dilakukan selama proses penelitian atau proses pembelajaran. Selama proses penelitian berlangsung, observasi kejadian dapat dilakukan oleh peneliti atau rekan yang dapat membantu dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. 4. Reflect (Refleksi) Menurut Suwarsih Madya (2006: 63) refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Data yang diperoleh dalam lembar observasi, tes dianalisis kemudian dilakukan refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru kelas yang bersangkutan. Diskusi tersebut bertujuan untuk untuk mengevaluasi 33

49 hasil tindakan yang telah dilakukan. Apabila dengan tindakan yang dilakukan sudah mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, maka penelitian dihentikan. Namun jika belum dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, maka peneliti bersama guru kelas menganalisis dimana letak kekurangan dan mencari solusi. Setelah itu barulah dilanjutkan ke siklus selanjutnya. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu observasi dan tes. 1. Observasi Teknik pengumpulan data observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas guru dalam mengajar dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana (2009: 84) observasi merupakan alat penilaian untuk mengukur tingkah laku individu maupun proses kegiatan baik situasi langsung maupun buatan. Maka, observasi merupakan teknik yang tepat untuk mengukur tingkah laku siswa dalam pembelajaran. Selain itu observasi juga dapat digunakan untuk mengamati proses pembelajaran di dalam suatu kelas. Dari segi teknis pelaksanaan, observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah partisipasi. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang sedang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 34

50 2013: 204). Maksudnya peneliti akan ikut terlibat dalam proses pembelajaran selama siklus penelitian berlangsung. 2. Tes Teknik pengumpulan data dengan tes untuk mengumpulkan data prestasi belajar siswa setelah dilaksanakannya tindakan. Tes prestasi belajar merupakan tes yang mengukur hasil hasil belajar yang dicapai siswa dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan fungsinya, tes prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tes formatif, yakni tes yang mengukur tingkat penguasaan siswa dan posisinya baik antar teman sekelas maupun dalam penguasaan target materi tertentu. (Nana Syaodikh S, 2010: ) F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pada ranah kognitif menggunakan tes, ranah afektif dan ranah psikomotor menggunakan lembar observasi. 1. Lembar Observasi a. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Mengajar Lembar aktivitas guru dalam mengajar terdiri dari 10 aspek yang dijabarkan dalam beberapa item. Jumlah item yang dibuat sebanyak 15 butir pernyataan. Lembar Observasi ini diisi oleh satu orang observer agar dapat lebih fokus dalam mengobservasi aktivitas guru. Kisi-kisi lembar observasi guru dalam mengajar disajikan dalam Tabel 1 berikut ini. 35

51 Tabel 1. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Mengajar No Aspek yang diamati Banyak No Item Item 1 Kemampuan mengkondisikan kegiatan 2 1,2 belajar 2 Kemampuan menjawab pertanyaan siswa 1 3 dengan jelas 3 Kesesuaian penggunaan media kartu positif 1 4 negatif dengan tujuan pembelajaran 4 Pendemonstrasian media kartu bilangan 3 5,6,7 positif negatif 5 Ketepatan penyampaian materi 1 8 menggunakan media kartu bilangan positif negative 6 Pengajuan pertanyaan Pengupayaan peningkatan motivasi siswa 2 10,11 8 Kemampuan menutup pembelajaran 2 12,13 9 Pelaksanaan penilaian proses dan hasil 1 14 belajar siswa 10 Penggunaan waktu 1 15 b. Lembar Observasi Partisipasi/ Keterlibatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Selain ranah kognitif yang digunakan sebagai kriteria prestasi belajar, ranah afektif dan psikomotor juga penting untuk diperhatikan. Kedua ranah perlu diperhatikan agar selama proses pembelajaran aspek-aspek dalam ranah afektif dan psikomotor dapat tampak sebagai keberhasilan belajar siswa sesuai tujuan belajar. 36

52 Berikut ini merupakan kisi-kisi lembar observasi pada ranah afektif yang dibuat berdasarkan kriteria hasil belajar menurut Bloom & Krathwohl dan ranah psikomotor menggunakan aspek penilaian menurut Dave (Dalam Wahono, dkk, 55-57). Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Partisipasi Siswa No Ranah Aspek Indikator Banyak Item 1 Afektif Penerimaan Perhatian siswa pada 2 1,2 pelajaran Responsif Melaksanakan tugas dari 1 3 guru Keberanian 1 4 mendemonstrasikan media Penilaian Keberanian bertanya Psikom otor Organisasi Menggunakan waktu secara efektif Karakterisas Bekerja sama dengan i kelompok Imitasi (Meniru) Manipulasi (Mengguna kan) Mengamati media penggunaan Menggunakan media berdasarkan petunjuk Presisi (Ketepatan) Keterampilan menggunakan media Mampu mendemonstrasikan media dengan tepat Artikulasi Menyelesaikan seluruh kegiatan dalam pembelajaran 1 7 No Item 2 8, , 15 37

53 c. Tes Tes diberikan pada akhir siklus yang digunakan untuk menunjukkan prestasi belajar yang dicapai pada setiap siklus, yang bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pada sebelum diberikan tindakan dan setelah diberikan tindakan. Soal tes berjumlah 22 butir. Kisi-kisi soal sebagai berikut: Standar Kompetensi : 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. 1. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Kompetensi Dasar Materi Indikator Banya k Item No Item 5.2 Penjumlahan Memeragakan 2 1,3 Menjumlah bilangan penjumlahan bilangan kan bulat bulat menggunakan bilangan media kartu positif bulat negatif Menjumlahkan 8 5,6,7,11,12,1 bilangan bulat 3,14,15, Pengurangan Memeragakan 2 2,4 Menguran bilangan pengurangan bilangan gkan bulat bulat menggunakan bilangan media kartu positif bulat negatif Mengurangkan 8 8,9,10,16,17, bilangan bulat 18,19,20, 21 38

54 G. Uji Validitas Instrumen Untuk mendapatkan hasil data yang valid, reliabel dan obyektif, maka dalam penelitian ini perlu menggunakan instrumen yang valid yaitu menggunakan uji validitas instrumen. Menurut Sugiyono 2013: 363 validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah validitas isi. Menurut Eko Putro 2015: 143 Validitas isi adalah instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar. Penyusunan instrumen yang mempunyai validitas isi harus dapat mengukur kompetensi yang dikembangkan. Instrumen yang akan digunakan terlebih dahulu dilakukan uji validitas sesuai dengan pengujian pada validitas isi. Instrumen disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah dipelajari siswa. Uji validitas isi pada instrumen ini dilakukan oleh dosen pakar. H. Teknik Analisis Data Menurut Daryanto (2011: 39) Analisis data dapat dilaksanakan menjadi tiga tahap antara lain (1) Tahap Seleksi dan Pengelompokan data, (2) Tahap pemaparan dan deskripsi data, dan (3) Tahap penyimpulan atau pemberian makna. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Menurut Endang Mulyatiningsih, 2011 : 37, Analisis data secara deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data penelitian apa adanya dan tidak digunakan 39

55 untuk mengambil kesimpulan statistik. Analisis data penelitian kualitatif untuk mengetahui peningkatan proses belajar yaitu dengan menjumlahkan skor hasil observasi partisipasi siswa dan skor hasil observasi aktivitas guru setiap siklus. Data yang diperoleh dihitung dengan persentase dan langkah terakhir menentukan kriteria. Analisis data penelitian kuantitatif untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang di peroleh dari hasil tes formatif. Data kuantitatif dianalisis secara deskripsi dengan penyajian tabel dan persentase. Data dalam bentuk presentase dideskripsikan dan di ambil kesimpulan tentang masing-masing komponen dan indikator berdasarkan kriteria yang ditentukan. Penentuan kriteria pada penelitian ini menggunakan rumus yang dikembangkan Safuddin Azwar, 2010: 163. Rentang skor pada masingmasing kategori dihitung sebagaimana rumus di bawah ini: Tabel 4. Kriteria Penilaian No Rentang skor Kategori 1 X > (M + 1,5 S) Sangat baik 2 (M + 0,5 S) < X (M + 1,5 S) Baik 3 (M - 0,5 S) < X (M + 0,5 S) Cukup 4 (M - 1,5 S) < X (M - 0,5 S) Kurang 5 X (M 1,5 S) Sangat Kurang 40

56 Keterangan: M S X = Mean atau rata-rata = x skor maksimum = Standar Deviasi/ Simpangan Baku = x M = skor siswa Data yang diperoleh ada dua macam yaitu lembar observasi dan tes prestasi belajar pada setiap siklus. Adapun teknis analisis data untuk masing-masing instrumen adalah: 1. Analisis Data Hasil Observasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Observasi bertujuan untuk mengetahui partisipasi siswa dan kegiatan guru dalam mengajar menggunakan media kartu bilangan positif negatif. Secara rinci analisis data pada tiap-tiap poin sebagai berikut: a. Analisis Data Observasi Aktivitas Guru Dalam Mengajar Dengan Menggunakan Media Kartu Bilangan Positif Negatif Jumlah butir untuk instrumen lembar observasi guru dalam mengajar dengan menggunakan media kartu bilangan positif negatif ada 15 pernyataan dengan empat pilihan jawaban dengan rentang skor adalah 1 4. Skor 1 4 memiliki predikat dengan ketentuan sebagai berikut: - Skor 4, artinya sangat baik, - Skor 3, artinya baik, 41

57 - Skor 2, artinya kurang baik, dan - Skor 1, artinya tidak baik. Berdasarkan rentang skor di atas, berarti skor ideal terendah 1 x 15 =15 dan skor ideal tertinggi 4x 15 = 60. Sehingga Mean Ideal (M) = = = 30, dan Standar deviasi ideal = = 30 = Mengacu pada penilaian pada tabel no 5 di atas, batasan lembar observasi aktivitas guru disusun pada tabel di bawah ini: Tabel 5. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Mengajar No Rentang skor Kategori 1 X > 45 Sangat baik 2 30 < X 45 Baik 3 25 < X 30 Cukup 4 15 < X 25 Kurang 5 X 15 Sangat Kurang b. Analisis Data Observasi Partisipasi Siswa Jumlah butir untuk lembar observasi partisipasi siswa ada 15 pernyataan dengan empat pilihan jawaban dengan rentang skor adalah 1 4. Skor 1 4 memiliki predikat dengan ketentuan sebagai berikut: - Skor 4, artinya sangat baik, 42

58 - Skor 3, artinya baik, - Skor 2, artinya kurang baik, dan - Skor 1, artinya tidak baik. Berdasarkan rentang skor di atas, berarti skor ideal terendah 1 x 15 =15 dan skor ideal tertinggi 4 x 15 = 60. Sehingga Mean Ideal (M) = = 60 = 30, dan Standar deviasi ideal = = 30 = 10. Mengacu pada penilaian pada tabel no 5 di atas, batasan lembar observasi partisipasi siswa disusun pada tabel di bawah ini: Tabel 6. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Partisipasi Siswa No Rentang skor Kategori 1 X > 45 Sangat baik 2 30 < X 45 Baik 3 25 < X 30 Cukup 4 15 < X 25 Kurang 5 X 15 Sangat Kurang 2. Analisis Data Hasil Tes Prestasi Belajar Tes yang digunakan adalah berupa pilihan ganda, isian singkat dan essai yang berjumlah 22 soal dengan bobot soal yang berbeda-beda. Bobot soal pada soal evauasi didajikan pada tabel 7 yaitu pengelompokan butir soal evaluasi. 43

59 Tabel 7. Pengelompokkan Butir Soal Evaluasi Jenis soal Nomor soal Bobot tiap Total skor tiap butir soal jenis soal Pilihan 1,2,3,4,5,6,7,8,9, 1 10 ganda 10 Isian 11,12,13,14,15, 2 20 singkat 16,17,18,19,20 Essai 21, Total skor 40. Perhitungan skor diperoleh dari Skor = x 100 Berdasarkan rumus di atas diperoleh skor ideal terendah 0 dan skor tertinggi 100. Sehingga Mean Ideal (M) = = 100 = 50, dan Standar deviasi ideal = = 50 = 16,7 dibulatkan menjadi 17. Mengacu pada penilaian pada tabel no 5 di atas, batasan kriteria ketuntasan tes prestasi belajar matematika disusun pada tabel 8 sebagai berikut. 44

60 Tabel 8. Kriteria Tes Prestasi Belajar Matematika No Rentang skor Kategori 1 X > 75,5 Sangat baik 2 58,5 < X 75,5 Baik 3 41,5 < X 58,5 Cukup 4 24,5 < X 41,5 Kurang 5 X 24,5 Sangat Kurang Prestasi belajar pada akhir setiap siklus dihitung nilai rataratanya. Hasil tes pada akhir siklus I dibandingkan dengan hasil tes pada siklus II. Apabila mengalami kenaikan maka diasumsikan dengan menggunakan Media kartu bilangan positif negatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. I. Indikator Keberhasilan Sesuai dengan karakteristik Penelitian Tindakan kelas, keberhasilan penelitian ditandai dengan adanya perubahan yang lebih baik secara proses maupun peningkatan hasil belajar. Terkait dengan itu, peneliti menentukan indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu: 1. Secara kualitatif terkait dengan aktivitas guru dan partisipasi siswa dalam ranah afektif dan psikomotor ditandai dengan peningkatan sikap siswa, aktivitas dan keterampilan bernilai baik. 2. Secara kuantitatif terkait dengan prestasi belajar siswa dalam ranah kognitif ditandai dengan: 45

61 a. Prestasi belajar matematika 70,00 sebagai batas tuntas kompetensi dan dicapai oleh minimal 75% dari keseluruhan siswa. Indikator pencapaian dalam penelitian ini juga ditetapkan: nilai rata-rata kelas 70 dan berada pada kategori baik. 46

62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian a. Dari segi geografis SD Negeri Delegan 2 adalah Sekolah Dasar Negeri yang terletak di Desa Dinginan, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Bangunan SD Negeri Delegan 2 terdiri dari dua lantai dengan fasilitas yang menunjang pembelajaran. Fasilitas sekolah ini terdiri dari enam ruang kelas, ruang kepala sekolah dan ruang tamu, kantor guru, ruang karawitan, laboratorium komputer, UKS, perpustakaan, kantin sekolah, mushola, gudang, dapur sekolah dan toilet. b. Dari segi tenaga pengajar dan karyawan Tenaga pengajar/guru yang ada di SD Negeri Delegan 2 berjumlah 12 orang yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 5 guru tetap, 1 guru tidak tetap, 1 guru bahasa Inggris, 3 guru agama, 1 guru pendidikan jasmani. Karyawan yang ada di SD Negeri Delegan II prambanan berjumlah 2 orang terdiri dari 1 karyawan administrasi dan 1 karyawan penjaga sekolah. 2. Deskripsi Kondisi Awal Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Delegan II. Jumlah siswa yang ada dalam kelas tersebut sebanyak 29 siswa. 29 siswa tersebut terdiri atas 14 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Terdapat 47

63 kondisi khusus pada kelas tersebut yakni ada 5 siswa yang berkebutuhan khusus. Kelima siswa tersebut memiliki hambatan belajar yang berbeda antara lain 1 siswa merupakan siswa yang di diagnosis slow learner, 1 siswa memiliki keterlambatan belajar dan 3 siswa yang lainnya hiperaktif. Dari hasil observasi, diketahui bahwa selama proses pembelajaran matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, siswa cenderung ramai. Selain itu, antusias siswa juga kurang terlihat sebab metode yang digunakan guru hanya terpusat pada guru tanpa melibatkan siswa. Materi bilangan bulat memang sudah mulai cukup abstrak bagi siswa sekolah sebab terdapat bilangan bulat negatif yang menurut siswa sulit untuk dibayangkan. Hal ini berdampak pada nilai prestasi belajar mereka yang rendah. Tes prestasi belajar materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang diperoleh peneliti dari wali kelas mendapatkan hasil sebagai berikut Tabel 9. Hasil Prestasi Belajar Matematika Pra Tindakan Poin Pra Tindakan Jumlah 1717,5 Rata rata 59,22 Jumlah siswa tuntas 7 Jumlah siswa belum tuntas 22 Persentase siswa tuntas 24,13% Persentase siswa belum tuntas 75,86% Nilai tertinggi 85 Nilai terendah 35 48

64 Dari tabel di atas (tabel selengkapnya ada pada lampiran 16) dapat dapat diperoleh informasi bahwa sebanyak 22 siswa belum tuntas dalam artian memperoleh nilai < 70 dimana Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 70. Rata-rata pada tes prestasi belajar kali ini hanya mencapai 59,22. Rata - rata tersebut masih tergolong rendah sebab banyaknya siswa yang tuntas belum mencapai 75% bahkan belum mencapai 50%. Oleh karena itu, dibutuhkan pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan prestasi belajar maupun proses pembelajaran dalam kelas tersebut. Guru kelas dan peneliti mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut baik melalui metode yang menarik hingga media yang dapat membantu siswa untuk membentuk bayangan konkret dari bilangan bulat. Peneliti dan guru kelas sepakat untuk menggunakan media kartu bilangan positif negatif untuk membantu pembelajaran matematika dan melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas tersebut. 3. Deskripsi Penelitian Siklus I Setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas memiliki empat tahap antara lain perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahap itu dilaksanakan secara berurutan. Apabila siklus I belum mencapai indikator keberhasilan, maka harus dilaksanakan siklus kedua dengan tahapan yang sama. Berikut deskripsi hasil penelitian siklus I: 49

65 a. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan sebelum melaksanakan tindakan dilakukan peneliti dan bersama dengan guru kelas. Perencanaan tindakan meliputi : 1) menyusun jadwal pelaksanaan tindakan siklus 1 untuk pertemuan pertama dan kedua. Hasil diskusi dengan guru kelas disepakati dua hari yaitu tanggal 4 Mei 2016 dan 7 Mei ) penyusunan perangkat pembelajaran antara lain rencana pelaksanaan pembelajaran, ringkasan materi, lembar kerja siswa, soal evaluasi, dan 3) persiapan alat yang dibutuhkan untuk mengajar seperti media kartu bilangan positif negatif yang akan digunakan siswa dan media display yaitu media kartu bilangan positif negatif yang berukuran besar yang akan digunakan oleh guru di depan kelas untuk memeragakan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Siklus I Pertemuan I Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 4 Mei 2016 pukul WIB. Pada pertemuan pertama, siswa diperkenalkan dengan media kartu bilangan positif negatif beserta 50

66 dengan cara penggunaannya. Sebelumnya, siswa telah mendapat materi mengenai bilangan bulat positif dan negatif dengan guru kelas. Kegiatan awal dimulai dengan pembukaan di mulai oleh guru dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan apersepsi. Apersepsi menghubungkan cerita bawang merah bawang putih di mana cerita tersebut dapat diambil sisi positif dan negatif. Positif dan negatif dihubungkan dengan materi di matematika yaitu bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Setelah itu, siswa di jelaskan materi apa yang akan di pelajari pada hari tersebut serta tujuan pembelajaran yang akan mereka dapatkan. Kegiatan inti di mulai dengan memancing siswa untuk mengingat materi tentang bilangan bulat yakni bilangaan bulat dibagi menjadi tiga yaitu bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif, dan bilangan bulat nol, siswa menjawab secara klasikal. Setelah itu, guru memperkenalkan kartu bilangan positif negatif kepada siswa. 1 kartu positif memeragakan bilangan bulat +1, 1 kartu hitam memeragakan bilangan bulat 1, sedangkan sepasang kartu hitam dan putih memeragakan bilangan bulat nol. Setelah siswa mengerti konsep media kartu bilangan positif negatif, siswa dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa sehingga terdapat tujuh kelompok yang terbentuk. Kemudian guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan media kartu bilangan positif negatif pada setiap 51

67 kelompok. Di dalam lembar kerja siswa sudah terdapat cara penggunaan media kartu bilangan positif negatif untuk menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Guru juga telah mempersiapkan media display di depan kelas untuk memeragakan poin-poin yang ada pada LKS. a) Penjumlahan Bilangan Bulat Guru memberi contoh menggunakan media kartu bilangan positif negatif untuk mengerjakan lembar kerja siswa. Guru memberi contoh cara mengerjakan poin penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat positif dengan soal Guru bertanya pada siswa empat dan dua termasuk dalam bilangan apa anak-anak? anak-anak serentak menjawab Positif. Kemudian guru Ya benar, maka dari soal tersebut, kita harus menyiapkan kartu berwarna putih sebanyak empat guru menempel empat kartu putih pada papan display diikuti siswa dalam kelompok masing-masing memeragakan di meja. Lalu ditambah berapa banyak kartu putih? Ya benar sekali dua. Guru menempel dua kartu putih di samping empat kartu putih sehingga peragaan di papan display sebagai berikut Jadi, ada berapa kartu putih di meja kalian? Ada 6 kartu putih atau enam kartu positif. Jadi = 6. Selanjutnya siswa 52

68 bersama kelompoknya mengerjakan poin-poin penjumlahan selanjutnya antara lain penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, dan penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. Siswa megerjakan tugas cara berkelompok tentang penjumlahan bilangan bulat menggunakan media kartu bilangan positif negatif. Setelah waktu habis, guru memberi kesempatan siswa maju kedepan kelas untuk mengerjakan setiap poin penjumlahan bilangan bulat. Lima orang siswa mengangkat tangan untuk maju, tetapi hanya tiga soal yang akan dikerjakan terlebih dahulu. Guru memilih tiga siswa tercepat untuk mengerjakan tiga poin tersebut. Setelah itu guru mencocokkan dan menjelaskan kepada siswa yang lain. Selanjutnya, diakhir LKS penjumlahan terdapat lima soal penjumlahan. Siswa kembali mengerjakan soal, kemudian guru memberi kesempatan siswa lain yang ingin maju mengerjakan soal dan beberapa siswa mengangkat tangan untuk maju kedepan. Setiap siswa yang maju diberi penguatan positif. b) Pengurangan Bilangan Bulat Guru memberi contoh cara mengerjakan poin pengurangan bilangan bulat positif dan bilangan bulat positif dengan soal

69 Guru bertanya pada siswa empat dan tujuh termasuk dalam bilangan apa anak-anak? anak-anak serentak menjawab Positif. Kemudian guru Ya benar, maka kartu warna apa yag harus kita tempel terlebih dahulu?. Siswa menjawab Putih. Kemudian guru bertanya kembali Berapa banyak?. Siswa menjawab Empat guru menempel empat kartu putih pada papan display diikuti siswa dalam kelompok masing-masing memeragakan di meja. Lalu dikurangi berapa anak-anak? Siswa menjawab tujuh. Karena dikurangi, maka kartunya harus kita ambil sebanyak tujuh. Tujuh termasuk bilangan positif, jadi yang harus diambil 7 buah kartu putih. Ada berapa banyak yang sudah ada? Di meja kalian? Ingin diambil sebanyak 7 buah kartu positif padahal baru ada 4, berapa lagi kurangnya? Tiga. tambahkan kartu putih sebanyak tiga agar kartu putihnya berjumlah tujuh tetapi jika menambah kartu harus sepasang yaitu hitam dan putih. Guru menempel 3 pasang kartu di papan tulis. Soal 4 7, maka yang harus diambil berapa kartu putih anak-anak? Tujuh. Jadi, sekarang kita ambil tujuh kartu putih. Berapa yang tersisa di meja kalian? 54

70 kartu diambil sisa kartu Ada 3 kartu hitam atau tiga kartu negatif. Jadi 4 7 = 3. Selanjutnya siswa bersama kelompoknya mengerjakan poin-poin pengurangan selanjutnya antara lain pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. Guru memantau siswa dengan berkeliling. Selanjutnya, di akhir LKS pengurangan terdapat lima soal pengurangan. Siswa kembali mengerjakan soal, kemudian guru memberi kesempatan siswa lain yang ingin maju mengerjakan soal dan beberapa siswa mengangkat tangan untuk maju kedepan. Siswa mengerjakan menggunakan media display yang ada di depan kelas. Setiap siswa yang maju diberi penguatan positif. Setelah siswa mempraktikkan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media kartu bilangan bilangan positif negatif, mereka mengumpulkan lembar kerja yang telah dikerjakan bersama kelompoknya. Guru kemudian menanyakan apakah ada halhal yang belum dipahami siswa mengenai pembelajaran hari ini. Karena tidak ada yang bertanya, siswa dengan bimbingan guru bersama-sama menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari hari ini 55

71 yakni tentang bilangan bulat, penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media kartu bilangan positif negatif. Pada akhir pembelajaran guru mengingatkan siswa untuk mempelajari dan mengulang materi hari ini dirumah. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam. 2) Siklus I pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 7 Mei 2016 pukul wib. Pembelajaran dibuka oleh guru dengan mengucapkan salam. Sebagai apersepsi, siswa diajak mengingat materi pertemuan pertama yakni tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Kegiatan inti di siklus II hanya mengulang materi minggu lalu yaitu penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media kartu bilangan positif negatif. Setelah itu guru menambah materi tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam masalah sehari-hari. Guru memberi contoh soal yang mencerminkan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan soal sebagai berikut Suhu normal di suatu kamar 21 derajat celcius, sedangkan di dalam freezer (lemari pendingin) 5 derajat celcius. Berapa selisih suhu di kamar dengan suhu di lemari pendingin? Guru bertanya pada siswa bagaimana cara menghitung selisih? Beberapa siswa menjawab dikurangi. Ya benar, kita 56

72 mengurangi. Kita ubah terlebih dahulu ke dalam bentuk pengurangan. Pertanyaannya adalah selisih suhu di kamar dengan suhu di lemari pendingin. Maka pengerjaannya: Selisih suhu kamar dan lemari es = suhu kamar suhu lemari es = 21 ( 5) Bentuk pengurangan tersebut kemudian dihitung menggunakan kartu positif negatif. Guru mebagi kartu positif negatif di meja siswa. Kemudian dengan bimbingan guru siswa memeragakannya bersama guru. Guru menempel 21 kartu putih di media display. Guru bertanya pada anak-anak, dari soal tersebut berapa kartu yang harus kita ambil? Siswa menjawab 5, positif atau negatif? Negatif. Karena belum ada kartu negatif maka harus menambah lima kartu negatif beserta pasangannya. Kemudian guru mengambil lima kartu hitam dari peragaan diatas 57

73 Sehingga peragaan pada papan display menjadi sebagai berikut Kartu yang tersisa dalam peragaan adalah 26 kartu putih atau positif. Jadi selisih suhu di dalam kamar dan suhu di dalam lemari pendingin adalah 21 ( 5) = 26 derajat celcius. Kemudian guru menanyakan apakah ada hal-hal yang belum dipahami oleh siswa. Setelah siswa paham mengenai materi tersebut, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar setelah dilaksanakannya tindakan, maka guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang berjumlah 22 soal, 10 soal pilihan ganda, 10 soal isian singkat dan 2 soal essay. Siswa mengerjakan soal tersebut dalam waktu 30 menit kemudian pekerjaan dikumpulkan pada guru. Setelah itu, guru menutup pembelajaran dengan memberi salam kepada siswa. c. Observasi Observasi pada siklus pertama bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran dan hasil prestasi belajar setelah dilaksanakannya siklus I. Adapun hasil observasi yang telah dilakukan sebagai berikut: 58

74 1) Proses Pembelajaran Perbaikan dan peningkatan pada proses pembelajaran merupakan tujuan penting dari keberhasilan penelitian tindakan kelas. Observasi pada proses pembelajaran dilihat dari dua aktivitas yaitu aktivitas guru dalam mengajar dan partisipasi siswa selama pembelajaran. Untuk mengamati aktivitas guru dan siswa, observer menggunakan instrumen observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Observasi dilakukan oleh observer sejak awal pembelajaran pada pertemuan I hingga akhir pembelajaran pertemuan II. Aktivitas guru dalam pembelajaran di observasi sejak awal membuka pembelajaran hingga guru menutup pembelajaran. Aspek-aspek yang perlu di observasi mulai dari guru menggunakan dan menyampaikan penggunaan media kartu bilangan positif negatif, kemampuan guru penyampaian materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, proses membuka dan menutup pembelajaran, kemampuan dalam melibatkan siswa dalam pembelajaran, kemampuan mengevaluasi dan lain-lain. Hasil observasi aktivitas guru dalam mengajar siklus I secara lengkap dapat dilihat pada tabel

75 Tabel 10. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Mengajar Siklus I No Aspek yang diamati Mengkondisikan siswa untuk belajar 2 Kemampuan menyampaikan apersepsi 3 Kemampuan menjawab pertanyaan siswa dengan jelas 4 Kesesuaian penggunaan media kartu bilangan positif negatif dengan tujuan pembelajaran 5 Menggunakan media kartu bilangan positif negatif sesuai petunjuk penggunaan 6 Pendemonstrasian media kartu bilangan positif negatif 7 Keterampilan dalam penggunaan media kartu bilangan positif negatif 8 Ketepatan penyampaian materi menggunakan media kartu bilangan positif negatif 9 Kemampuan nengajukan pertanyaan pada siswa 10 Kemampuan meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran 11 Kemampuan mengupayakan peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran 12 Pengupayaan menyimpulkan materi bersama siswa 13 Kemampuan menutup pembelajaran 14 Pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar siswa 15 Penggunaan waktu secara efektif Dari hasil observasi aktivitas guru mengajar pada siklus I dapat di lihat jumlah skor adalah 43. Berdasarkan kriteria penilaian menurut Saifuddin Azwar yang terdapat pada analisis data pada Bab III, skor jumlah hasil hasil observasi aktivitas guru 60

76 mengajar pada siklus I berada pada skala Pada skala tersebut hasil observasi aktivitas guru mengajar pada siklus I termasuk dalam kategori baik. Pada pelaksanaannya, aktivitas guru dalam mengajar ratarata sudah baik. Guru sudah mampu membimbing siswa untuk menggunakan media kartu bilangan positif negatif. Dalam mendemonstrasikan media, guru juga dapat menyampaikannya dengan baik. Hanya saja ketika guru mengajar, keaktifan dan keberanian setiap siswa kurang ditingkatkan seperti saat guru memberi pertanyaan, sebagian besar pertanyaan guru dijawab secara klasikal oleh siswa. Siswa masih malu-malu untuk menjawab atau mengerjakan soal di depan Partisipasi siswa pada pembelajaran siklus I juga diamati oleh observer karena partisipas siswa juga perlu untuk diamati guna melihat apakah proses pembelajaran juga dapat meningkatkan partisipasi siswa. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam hasil observasi partisipasi siswa ini adalah bagaimana siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran dan menggunakan media kartu bilangan positif negatif. Hasil observasi partisipasi siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel

77 Tabel 11. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus I No Aspek yang diamati Perhatian siswa pada pelajaran 2 Memperhatikan teman yang berbicara di depan kelas 3 Melaksanakan tugas dari guru 4 Keberanian mendemonstrasikan media kartu bilangan positif negatif 5 Keberanian bertanya 6 Menanggapi pertanyaan guru 7 Menggunakan waktu secara efektif 8 Bekerja sama dengan kelompok 9 Berperan aktif dalam kelompok 10 Mengamati penggunaan media kartu bilangan positif negatif yang didemonstrasikan guru 11 Menggunakan media kartu bilangan positif negatif berdasarkan petunjuk 12 Keterampilan menggunakan media kartu bilangan positif negatif 13 Mampu mendemonstrasikan media kartu bilangan positif negatif 14 Menyimpulkan materi pembelajaran 15 Mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran Hasil observasi partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukan skor kuantitatif sebesar 38. Berdasarkan kriteria penilaian yang terdapat pada analisis data pada Bab III, skor jumlah hasil hasil observasi aktivitas guru mengajar pada siklus I berada pada skala Pada skala tersebut hasil observasi aktivitas guru mengajar pada siklus I termasuk dalam kategori baik. 62

78 Dari hasil pengamatan, siswa sudah terlihat antusias untuk menggunakan media kartu bilangan positif negatif dalam pembelajaran. Perhatian siswa pada pembelajaran sudah baik, siswa memperhatikan ketika guru menjelaskan tentang penggunaan media kartu positif negative. Siswa juga sudah mampu menggunakan media kartu bilangan positif negatif. Hal ini terlihat saat siswa sudah dapat mengikuti langkah-langkan dan mengerjakan soal pada Lembar Kerja Siswa. Akan tetapi keterlibatan siswa dalam menggunakan media kartu bilangan positif negatif saat mengerjakan LKS dinilai masih minim. Hal ini disebabkan banyaknya anggota yang berjumlah empat orang mengharuskan siswa untuk bergantian menggunakan media kartu bilangan positif negatif. Hanya beberapa siswa dalam kelompok yang menggunakan, sedangkan yang lain hanya memperhatikan. Pada pembelajaran siklus I siswa masih malu-malu untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat saat guru memberi kesempatan siswa untuk memeragakan media kartu bilangan positif negatif di depan kelas ada lima siswa yang mengangkat tangan dimana lima orang tersebut memang tergolong siswa yang sering aktif. Kebanyakan siswa lain mengikuti pembelajaran sudah antusias tetapi mereka hanya berani untuk menjawab pertanyaan secara klasikal. 63

79 2) Hasil Prestasi Belajar Matematika Siklus I Tabel 12. Hasil Tes Prestasi Belajar Matematika Siklus I Poin Siklus I Jumlah nilai 1897,5 Rata-rata 65,4 Jumlah siswa yang tuntas 12 Jumlah siswa yang belum tuntas 17 Persentase ketuntasan 41,37 % Persentasi siswa yang belum tuntas 58,62 % Skor tertinggi 85 Skor terendah 40 Berdasarkan analisis data yang ada pada BAB III, telah ditentukan indikator keberhasilan pada tes prestasi belajar. Batas tuntas kompetensi prestasi belajar matematika 70,00 dan dicapai oleh minimal 75% dari keseluruhan siswa. Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 anak sehingga presentase ketuntasannya adalah 41,37%. Indikator yang kedua adalah nilai rata-rata kelas ditentukan 70 dan berada pada kategori baik. Pada tabel di atas rata-rata kelas pada tes prestasi belajar ini adalah 65,4. Berdasarkan kategori yang dibuat pada bab III maka rata-rata kelas pada siklus ini berada pada kategori baik namun belum mencapai indikator ketuntasan. Berdasarkan hasil tersebut, maka prestasi belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan. 64

80 d. Refleksi Berdasarkan hasil tindakan siklus I, dapat diperoleh hasil aktivitas guru dalam mengajar berada pada kategori baik dan aktivitas belajar siswa pada kategori baik. Dari hasil tersebut, aktivitas guru dalam mengajar dan partisipasi siswa sudah mencapai indikator keberhasilan pada penelitian ini. Hasil prestasi belajar siswa menunjukkan ketuntasan dalam tes prestasi belajar hanya dicapai 12 siswa atau 41,37% dan rata-rata kelas 65,4. Maka dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan pada prestasi belajar siswa belum tercapai. Oleh karena itu, peneliti harus melaksanakan tindakan kedua. Untuk melaksanakan tindakan kedua diperlukan metode dan cara yang berbeda agar pelaksanaan tindakan lebih efektif dan tepat. Berbagai kekurangan dalam di siklus I diusahakan tidak diulang dan dicari yang lebih sesuai. Adapun hambatan dalam pelaksanaan tindakan siklus I antara lain: 1) kurangnya keterlibatan setiap siswa dalam menggunakan media kartu bilangan positif negatif untuk menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat karena setiap kelompok terlalu banyak anggota, 2) media display yang digunakan guru di depan kelas kurang efisien sebab media kartu bilangan positif negatif yang besar sering jatuh sendiri saat ditempel sehingga waktu yang digunakan menjadi terbuang, 65

81 3) dari hasil prestasi belajar dan hasil pengamatan guru, siswa telah lancar dalam menggunakan media kartu bilangan positif negatif pada soal pejumlahan akan tetapi pada soal pengurangan masih ada siswa yang kesulitan, dan 4) partisipasi siswa dalam aspek keberanian masih kurang, siswa masih malu untuk bertanya serta masih malu menjawab pertanyaan guru Peneliti melaksanakan refleksi bersama observer dan guru kelas untuk menentukan pelaksanaan siklus kedua. Alternatif metode dicari agar pelaksanaan siklus II nantinya dapat berjalan lebih efektif dan efisien sehingga diharapkan indikator keberhasilan dapat tercapai. Solusi yang berhasil dibuat antara lain: 1) Untuk membuat fokus siswa lebih tinggi dalam mengerjakan lembar kerja siswa, jumlah kelompok akan diperkecil, dari empat orang siswa menjadi dua orang siswa. Tujuannya agar setiap siswa dapat mempraktikkan media kartu bilangan positif negatif. 2) Peneliti membenahi media display yang digunakan guru di depan kelas agar mudah dipakai oleh siswa saat maju di depan kelas, 3) Guru akan menjelaskan lebih detail mengenai pengurang bilangan bulat serta cara menggunakan media kartu bilangan positif negatif, selain itu guru akan menjelaskan setiap poin langkah-langkah dalam LKS agar siswa tidak bingung membedakan pengurangan bilangan bilangan bulat. 66

82 4) Guru harus mampu mendorong siswa untuk lebih aktif agar siswa berani mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan dari guru. 4. Deskripsi Penelitian Siklus II a. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan sebelum melaksanakan tindakan dilakukan peneliti dan bersama dengan guru kelas. Perencanaan tindakan meliputi : 1) menyusun jadwal pelaksanaan tindakan siklus 2 untuk pertemuan pertama dan kedua. Hasil diskusi dengan guru kelas disepakati dua hari yaitu tanggal 11 Mei 2016 dan 12 Mei ) penyusunan perangkat pembelajaran antara lain rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I, 3) mempersiapkan lembar kerja siswa dan soal evaluasi yang berbeda akan tetapi memiliki bobot yang sama, 4) mempersiapkan dan memperbaiki media display yang digunakan oleh guru di depan kelas agar lebih mudah digunakan oleh siswa. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Siklus II pertemuan I Pelaksanaan tindakan siklus II juga dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Mei 2016 pukul wib. Pelaksanaan siklus II 67

83 dilaksanakan dengan mengacu pada refleksi yang telah dilakukan pada siklus I. Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan salam oleh guru dilanjutkan dengan apersepsi. Apersepsi kali ini siswa diajak untuk mengamati bagian atas baterai dimana terdapat tanda positif dan pada bagian bawah terdapat tanda negatif. Kedua tanda di baterai tersebut dihubungkan dengan materi pada matematika yaitu bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Setelah itu, siswa dijelaskan materi apa yang akan di pelajari pada hari tersebut serta tujuan pembelajaran yang akan mereka dapatkan. Pada kegiatan inti, guru mengulang materi konsep bilangan bulat pada pertemuan siklus I. Guru memberi pertayaan kepada siswa Siapa yang dapat memberi contoh bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif?. Tiga orang siswa mengangkat tangan dan secara bergantian menjawab contoh bilangan bulat positif dan negatif. Guru memperkenalkan kembali media kartu bilangan positif negatif pada siswa. Guru memberi kesempatan pada siswa yang berani untuk menjelaskan mengenai kartu bilangan positif negatif di depan kelas, satu orang siswa maju ke depan kelas. Siswa mengutarakan apa yang diingatnya tentang kartu bilangan positif negatif berikut dengan aturannya. Guru menempel 1 kartu positif, 1 kartu negatif dan sepasang kartu hitam putih beserta keterangannya di bagian atas papan tulis agar dapat dilihat selama pembelajaran. 68

84 Memasuki materi penjumlahan dan pengurangan, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari dua orang siswa. Pembagian kelompok dikurangi agar setiap kelompok dapat lebih terfokus dalam bekerja dengan kelompoknya. Selain itu, apabila jumlah kelompok lebih sedikit akan memudahkan untuk siswa untuk bermain dengan kartu bilangan positif negatif. Setiap kelompok kemudian di beri Lembar Kerja Siswa. a) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif. Guru menjelaskan kembali cara menggunakan media kartu bilangan positif negatif untuk mengerjakan lembar kerja siswa. Guru memberi contoh cara mengerjakan poin penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat positif dengan soal Guru bertanya pada siswa tiga dan dua termasuk dalam bilangan apa anak-anak? anak-anak serentak menjawab Positif. Kemudian guru Ya benar, maka dari soal tersebut, kita harus menyiapkan kartu berwarna putih sebanyak tiga guru menempel tiga kartu putih pada papan display diikuti siswa dalam kelompok masing-masing memeragakan di meja. 69

85 Lalu ditambah berapa banyak kartu putih? Ya benar sekali dua. Guru menempel dua kartu putih di samping tiga kartu putih sehingga peragaan di papan display sebagai berikut Jadi, ada berapa kartu putih di meja kalian? Ada 5 kartu putih atau lima kartu positif. Jadi = 5. Guru berkeliling mengamati peragaan kartu bilangan positif negatif yang ada di meja siswa. b) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Siswa dan kelompoknya mengerjakan soal poin penjumlahan bilanggan bulat positif dan bilangan bulat negatif dengan soal 3 + ( 2). Setelah siswa selesai, guru mencocokkan. Guru bertanya pada siswa tiga termasuk dalam bilangan apa anak-anak? anak-anak serentak menjawab Positif. Kemudian guru Ya benar, maka dari soal tersebut, kita harus menyiapkan kartu berwarna putih sebanyak tiga guru menempel tiga kartu putih pada papan display diikuti siswa dalam kelompok masing-masing memeragakan di meja. Lalu ditambah negatif dua, maka yang harus ditambah kartu hitam atau putih? Ya benar sekali dua kartu hitam. Kartu hitam dan kartu putih berbeda warna sehingga ditempel di bagian 70

86 bawah. Guru menempel dua kartu hitam di bawah tiga kartu putih sehingga peragaan 3 + ( 2) di papan display sebagai berikut Sepasang kartu hitam dan kartu putih bernilai berapa anakanak? Nol ya benar maka sepasang kartu hitam dan kartu putih dapat diambil. Maka berapa sisanya? Siswa menjawab Satu. Jadi, ada berapa kartu putih di meja kalian? Ada 1 kartu putih atau 1 kartu positif. Jadi 3 + ( 2) = 1. c) Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif Dengan Bilangan Bulat Positif Siswa dan kelompoknya mengerjakan soal poin penjumlahan bilanggan bulat negatif dan bilangan bulat positif dengan soal Setelah siswa selesai, guru mencocokkan Kartu apa yang harus dipersiapkan dulu? Siswa menjawab negatif. Ya maka kartu hitam kita tempel terlebih dahulu. Berapa banyak kartu hitam? Tiga. Guru menempel 3 kartu hitam diikuti siswa Ditambah berapa anak-anak? Siswa menjawab dua. Dua kartu hitam atau kartu putih? Ya putih. Guru menempel pada display 71

87 sepasang kartu bernilai berapa anak-anak? Ya nol, maka bisa kita ambil dua pasang kartu. Tinggal berapa yang tersisa? Ya 1 kartu hitam atau 1 kartu negatif. Jadi = 1. d) Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif dan Bilangan Bulat Negatif Siswa dan kelompoknya mengerjakan soal poin penjumlahan bilangan bulat negatif dan bilangan bulat negatif dengan soal 3 + ( 2). Setelah siswa selesai, guru mencocokkan. Kartu apa yang harus kita siapkan? Siswa menjawab kartu negatif. Berapa banyak? tiga. Guru menempel tiga kartu hitam pada papan display. Lalu ditambah berapa anak-anak? 2. Maka kita harus menempel dua kartu hitam di samping tiga kartu hitam sehingga peragaan 3 + ( 2) di papan display sebagai berikut Jadi, ada berapa kartu htam di meja kalian? Ada 5 kartu hitam atau lima kartu negatif. Jadi 3 + ( 2) = 5. Siswa bersama kelompoknya kemudian megerjakan soal latihan penjumlahan dengan tentang penjumlahan bilangan bulat menggunakan media kartu bilangan positif negatif. Guru berkeliling untuk mengamati kerja kelompok siswa. Sesekali siswa bertanya kepada guru saat guru berada di dekat mereka. Setelah waktu habis, guru memberi kesempatan siswa maju kedepan kelas 72

88 untuk mengerjakan setiap poin penjumlahan bilangan bulat. Hampir setiap kelompok mengajukan diri untuk mengerjakan di depan kelas. Guru memilih lima siswa dari kelompok berbeda untuk mengerjakan lima soal tersebut. Satu persatu siswa maju sesuai nomor, setelah itu guru mencocokkan dan menjelaskan kepada siswa yang lain. Kemudian dilanjutkan nomor berikutnya. Setiap siswa yang maju diberi penguatan positif. e) Pengurangan Bilangan Bulat Positif Dengan Bilangan Bulat Positif Guru memberi contoh cara mengerjakan poin pengurangan bilangan bulat positif dan bilangan bulat positif dengan soal 4 6. Guru bertanya pada siswa empat dan enam termasuk dalam bilangan apa anak-anak? anak-anak serentak menjawab Positif. Kemudian guru Ya benar, maka kartu warna apa yang harus kita tempel terlebih dahulu? siswa serentak menjawab putih berapa banyak? Empat. Kemudian guru menempel empat kartu putih pada papan display diikuti siswa dalam kelompok masing-masing memeragakan di meja. Lalu dikurangi berapa anak-anak? Siswa menjawab enam. Karena dikurangi, maka kartu nya harus kita ambil sebanyak enam. Enam termasuk bilangan positif, jadi yang harus diambil 6 buah kartu putih. Ada berapa banyak yang sudah ada di meja kalian? 73

89 tanya guru empat padahal ingin diambil sebanyak 6 buah kartu positif tetapi baru ada 4, berapa lagi kurangnya? siswa menjawab Dua. Tambahkan kartu putih sebanyak dua agar kartu putihnya berjumlah 6, tetapi jika menambah kartu harus sepasang yaitu hitam dan putih. Guru menempel 2 pasang kartu di papan tulis. Soal 4 6, maka yang harus diambil berapa kartu putih anak-anak? enam. Jadi, sekarang kita ambil enam kartu putih. Berapa yang tersisa di meja kalian?. kartu diambil sisa kartu Ada dua kartu hitam atau dua kartu negatif. Jadi 4 6 = 2. Guru berkeliling mengamati peragaan media kartu bilangan positif negatif yang ada di meja siswa. f) Pengurangan Bilangan Bulat Positif Dengan Bilangan Bulat Negatif Siswa bersama kelompoknya kemudian mengerjakan soal latihan pengurangan dengan menggunakan media kartu bilangan positif negatif dengan soal 4 ( 2). Guru bertanya pada siswa empat termasuk bilangan apa anak-anak? anak-anak serentak menjawab Positif. Ya benar, maka kartu warna apa yang harus kita tempel terlebih dahulu? 74

90 siswa serentak menjawab putih berapa banyak? Empat. Kemudian guru menempel empat kartu putih pada papan display diikuti siswa dalam kelompok masing-masing memeragakan di meja. Lalu dikurangi berapa anak-anak? Siswa menjawab dua. Warna hitam atau putih? Hitam. Ya karena 2 termasuk bilangan negatif. Karena dikurangi, maka kartunya harus kita ambil sebanyak dua kartu hitam. Apakah ada kartu hitam di meja kalian? karena tidak ada maka kita dapat menambah agar kita dapat mengambil dua kartu hitam. Tambahkan kartu hitam sebanyak dua agar kartu putihnya berjumlah 6, tetapi jika menambah kartu, harus sepasang yaitu hitam dan putih. Guru menempel 2 pasang kartu di papan tulis. Soal 4 ( 2), sudah ada dua kartu hitam, kemudian kita ambil 2 ambil kartu hitam itu. sisa kartu kartu diambil Berapa kartu yang tersisa di meja kalian? Enam, negatif atau positif? ya positif. Jadi 4 ( 2) = 6. Guru berkeliling 75

91 mengamati peragaan media kartu bilangan positif negatif yang ada di meja siswa. g) Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Dengan Bilangan Bulat Positif Siswa bersama kelompoknya kemudian mengerjakan soal latihan pengurangan dengan menggunakan media kartu bilangan positif negatif dengan soal 3 5. Guru bertanya pada siswa kita persiapkan dahulu kartu berwarna apa anak-anak? anak-anak serentak menjawab Negatif. Kemudian guru Ya benar, maka berapa banyak? siswa serentak menjawab tiga. Kemudian guru menempel tiga kartu hitam pada papan display diikuti siswa dalam kelompok masingmasing memeragakan di meja. Lalu dikurangi berapa anak-anak? Siswa menjawab lima, positif atau negatif? positif. Ya maka yang harus diambil adalah 5 buah kartu positif. Apakah ada kartu putih di meja kalian? karena tidak ada maka apa yang harus kita lakukan? Ya menambah kartu putih sebanyak lima, namun harus sepasang. Guru menempel 5 pasang kartu di papan tulis. 76

92 Soal 3 5, sudah ada lima kartu putih, kemudian kita ambil 5 ambil kartu putih itu sisa kartu kartu diambil Berapa kartu yang tersisa di meja kalian? delapan, negatif atau positif? ya negatif. Jadi 3 5 = 8. Guru berkeliling mengamati peragaan media kartu bilangan positif negatif yang ada di meja siswa. h) Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Dengan Bilangan Bulat Negatif Siswa bersama kelompoknya kemudian mengerjakan soal latihan pengurangan dengan menggunakan media kartu bilangan positif negatif dengan soal 4 ( 5). Guru bertanya pada siswa kita persiapkan dahulu kartu berwarna apa anak-anak? anak-anak serentak menjawab Negatif. Kemudian guru Ya benar, maka berapa banyak? siswa serentak menjawab empat. Kemudian guru menempel empat kartu hitam pada papan display diikuti siswa dalam kelompok masing-masing memeragakan di meja. 77

93 Lalu dikurangi berapa anak-anak? Siswa menjawab lima, positif atau negatif? negatif. Ya maka yang harus diambil adalah 5 buah kartu negatif. Sudah berapa kartu hitam di meja kalian? 5. Kurang 1 kartu hitam. Maka kita harus menambah berapa kartu? 1, namun harus sepasang. Guru menempel 1 pasang kartu di papan tulis. Soal 4 ( 5) yang harus kita ambil adalah lima kartu hitam. kartu diambil sisa kartu Berapa kartu yang tersisa di meja kalian? satu, negatif atau positif? ya positif. Jadi 4 ( 5) = 1. Guru berkeliling mengamati peragaan media kartu bilangan positif negatif yang ada di meja siswa. Selanjutnya, siswa mengerjakan soal latihan pengurangan bilangan bulat yang ada pada LKS. Setelah waktu habis guru memberi kesempatan siswa untuk mengerjakan di depan kelas. Masih banyak siswa yang ingin maju, guru memilih lima siswa dari kelompok berbeda untuk mengerjakan dan memeragakan dengan media kartu bilangan positif negatif lima soal tersebut didepan kelas. Setelah itu guru mencocokkan dan menjelaskan kepada siswa yang lain. Setiap siswa yang maju diberi penguatan positif. 78

94 Setelah siswa mempraktikkan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media kartu bilangan positif negatif, mereka mengumpulkan lembar kerja yang telah dikerjakan bersama kelompoknya. Guru kemudian menanyakan apakah ada hal-hal yang belum dipahami siswa mengenai pembelajaran hari ini. Karena tidak ada yang bertanya, siswa dengan bimbingan guru bersama-sama menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari hari ini yakni tentang bilangan bulat, penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media kartu bilangan positif negatif. Pada akhir pembelajaran guru mengingatkan siswa untuk mempelajari dan mengulang materi hari ini dirumah. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam. 2) Siklus II pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Mei 2016 pukul wib. Kegiatan pada pertemuan II guru membuka pelajaran dengan salam. Guru melakukan apersepsi dengan mengulang materi. Kegiatan inti di siklus II hanya mengulang materi minggu lalu yaitu penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media kartu bilangan positif negatif. Setelah itu guru menambah materi tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam masalah sehari-hari. Guru membahas soal evaluasi pada siklus I karena masih ada beberapa siswa yang belum mengerti. Kemudian 79

95 guru menanyakan apakah ada hal-hal yang belum dipahami oleh siswa. Apabila siswa telah mengerti, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Todi sedang sakit, suhu tubuhnya naik 3 derajat di atas suhu normal. Jika suhu tubuh Todi 40 derajat celcius, maka berapa suhu tubuh normal? Diumpamakan dengan = Suhu normal + 3 = 40 Bagaimana cara mencari suhu normal? 40 3 = 37 derajat celcius. Dengan menggunakan media kartu positif negatif maka peragaannya sebagai berikut Karena pengurangnya adalah bilangan positif maka tinggal kita ambil tiga buah kartu positif sebagai berikut Setelah diambil tiga kartu positif maka peragaannya menjadi Jadi suhu normal Todi yaitu 40 3 = 37 derajat celcius. 80

96 Kemudian guru menanyakan apakah ada yang ingin ditanyakan dari siswa, tidak ada siswa yang bertanya. Selanjutnya, untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar setelah dilaksanakannya tindakan siklus kedua, maka guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang sama dengan tingkat kesulitan yang sama namun dengan soal yang berbeda. Siswa mengerjakan soal tersebut dalam waktu 30 menit kemudian pekerjaan dikumpulkan pada guru. Setelah itu, guru menutup pembelajaran dengan memberi salam kepada siswa. c. Observasi 1) Proses Pembelajaran Setelah dilaksanakannya refleksi, aktivitas guru dalam mengajar dan partisipasi siswa dapat ditingktkan melalui beberapa cara. Pada aktivitas guru dalam mengajar telah diterapkan hasil refleksi pada pelaksanaan siklus I. Beberapa hal yang telah diperbaiki guru dalam pembelajaran sikuls II antara lain memancing siswa untuk dapat lebih aktif dalam pembelajaran, memperbaiki media pembelajaran agar waktu lebih efektif, memandu siswa lebih intens dalam menggunakan media kartu bilangan positif negatif. Observasi dilakukan dengan observer yang sama saat pengamatan pada siklus I agar dapat dilihat perbandingan dari siklus I dn siklus II. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, 81

97 diperoleh hasil observasi aktivitas guru dalam mengajar pada tabel 13 dan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pada tabel 14. Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Mengajar Siklus II No Aspek yang diamati Mengkondisikan siswa untuk belajar 2 Kemampuan menyampaikan apersepsi 3 Kemampuan menjawab pertanyaan siswa dengan jelas 4 Kesesuaian penggunaan media kartu bilangan positif negatif dengan tujuan pembelajaran 5 Menggunakan media kartu bilangan positif negatif sesuai petunjuk penggunaan 6 Pendemonstrasian media kartu bilangan positif negatif 7 Keterampilan dalam penggunaan media kartu bilangan positif negatif 8 Ketepatan penyampaian materi menggunakan media kartu bilangan positif negatif 9 Kemampuan nengajukan pertanyaan pada siswa 10 Kemampuan meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran 11 Kemampuan mengupayakan peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran 12 Pengupayaan menyimpulkan materi bersama siswa 13 Kemampuan menutup pembelajaran 14 Pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar siswa 15 Penggunaan waktu secara efektif 82

98 Hasil observasi aktivitas guru dalam mengajar pada siklus II menunjukan skor kuantitatif sebesar 52. Berdasarkan kriteria penilaian yang terdapat pada analisis data observasi pada Bab III, skor jumlah hasil hasil observasi aktivitas guru dalam mengajar pada siklus I berada pada skala > 45. Pada skala tersebut hasil observasi aktivitas guru dalam mengajar pada siklus II termasuk dalam kategori sangat baik. Pada pelaksanaannya guru telah dapat menarik siswa untuk berani bertanya. Selain itu penghargaan kepada siswa yang maju juga membuat siswa yang lain lebih termotivasi untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Observasi pada partisipasi siswa di kelas juga mengalami peningkatan, berikut tabel hasil observasi partisipasi siswa pada siklus II: Tabel 14. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus II No Aspek yang diamati Perhatian siswa pada pelajaran 2 Memperhatikan teman yang berbicara di depan kelas 3 Melaksanakan tugas dari guru 4 Keberanian mendemonstrasikan media kartu bilangan positif negatif 5 Keberanian bertanya 6 Menanggapi pertanyaan guru 7 Menggunakan waktu secara efektif 8 Bekerja sama dengan kelompok 9 Berperan aktif dalam kelompok 10 Mengamati penggunaan media kartu bilangan positif negatif yang didemonstrasikan guru 11 Menggunakan media kartu bilangan positif negatif berdasarkan petunjuk 83

99 12 Keterampilan menggunakan media kartu bilangan positif negatif 13 Mampu mendemonstrasikan media kartu bilangan positif negatif 14 Menyimpulkan materi pembelajaran 15 Mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran Hasil observasi pada partisipasi siswa di siklus II menunjukan skor kuantitatif sebesar 53. Berdasarkan kriteria penilaian yang terdapat pada analisis data pada Bab III, skor jumlah hasil hasil observasi aktivitas guru mengajar pada siklus I berada pada skala >45. Pada skala tersebut, hasil observasi partisipasi siswa dalam pembelajaran pada siklus II termasuk dalam kategori sangat baik. Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II mulai meningkat. Dari hasil pengamatan siswa kini terlihat lebih antusias. Mereka juga telah berani untuk mengajukan pertanyaan, meskipun beberapa siswa yang lain hanya berani ketika guru berkeliling mendekati meja mereka. Siswa yang mengangat tangan untuk mendemonstrasikan media kartu bilangan positif negatif juga semakin banyak. Penghargaan terhadap teman yang sedang maju di depan kelas juga telah terlihat. Mereka memperhatikan ketika temannya medemonstrasikan hasil pekerjaan dari Lembar Kerja Siswa menggunakan media kartu bilangan positif negatif di depan kelas. Siswa juga sudah aktif menggunakan media setelah hasil refleksi 84

100 pasa siklus I diterapkan yaitu dengan mengurangi jumlah kelompok dari empat orang menjadi dua orang. 2) Hasil Tes Prestasi Belajar Matematika Siklus II Tabel 15. Hasil Tes Prestasi Belajar Matematika Siklus II Poin Siklus II Jumlah 2297,5 Rata-rata 79,2 Jumlah siswa yang tuntas 25 Jumlah siswa yang belum tuntas 4 Persentase siswa yang tuntas 86,2% Presentase siswa yang belum tuntas 13,7 % Skor tertinggi 97,5 Skor terendah 52,5 Seperti yang telah disampaikan dalam sajian tes prestasi belajar siklus I bahwa indikator keberhasilan prestasi belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ditentukan batas kriteria ketuntasan belajar siswa adalah > 70 dan dicapai oleh 75% siswa di kelas. Dari tabel hasil tes prestasi belajar pada siklus II dapat di ambil informasi bahwa jumlah siswa yang tuntas sebanyak 25 anak sehingga persentase ketuntasan adalah 86,2%. Indikator yang kedua adalah nilai rata-rata kelas >70 berada pada kategori baik. dari tabel di atas, rata-rata kelas hasil tes prestasi belajar mencapai 79,2. Dari hasil tes prestasi belajar pada siklus II dapat diambil kesimpulan bahwa indikator 85

101 keberhasilan pada tes prestasi belajar dalam penelitian ini tercapai pada siklus II. d. Refleksi Berdasarkan pelaksanaan pada siklus II, hasil yang diperoleh menunjukkan aktivitas guru dalam mengajar dan partisipasi siswa mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas guru dalam mengajar pada siklus I dengan skor 43 sedangkan siklus II menjadi 52. Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran juga mengalami peningkatan dari skor 38 menjadi 53. Sehingga kedua aspek tersebut meningkat dari kategori baik menjadi kategori sangat baik. Begitu pula dengan perolehan rata-rata hasil tes prestasi belajar pada siklus II > 70 yakni 79,2 sehingga termasuk dalam kategori sangat baik dan ketuntasan dicapai oleh 25 siswa (86,2% dari siswa dalam satu kelas), sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan pada penelitian ini telah tercapai pada siklus II ini. Perbaikan pada siklus II di peroleh dari refleksi dari siklus I, adapun perbaikan yang dlakukan antara lain: 1) Mengurangi jumlah kelompok dari empat orang menjadi dua orang setiap kelompok. Setelah dilaksanakan, partisipasi siswa menjadi lebih meningkat dalam melaksanakan tugas kelompok dan juga lebih aktif untuk menggunakan media kartu bilangan positif negatif 86

102 B. Pembahasan 2) Pembenahan media display yang digunakan guru di depan kelas, setelah diperbaiki, media display lebih mudah digunakan sehingga waktu yang digunakan menjadi lebih efektif dan efisien, 3) Penjelasan guru lebih mendetail setiap poin dalam menjelaskan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 4) Guru lebih mampu mengajak siswa untuk terlibat dalam pembelajaran sehingga siswa tidak malu untuk bertanya kepada guru. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dimana tujuannya adalah meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Delegan II materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media kartu bilangan positif negatif. Seperti yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah bahwa permasalahan yang terjadi di kelas IV SD Negeri Delegan II adalah rendahnya prestasi belajar matematika pada kelas tersebut. Hal ini ditandai dengan masih rendahnya rata-rata tes hasil prestasi belajar matematika yakni 59,2 dimana KKM di kelas tersebut adalah 70. Selain itu, permasalahan yang lain adalah mengenai kualitas pembelajaran yang kurang menarik siswa sehingga siswa sering terlihat bosan. 1. Penggunaan Media Kartu Bilangan Positif Negatif Pada Pembelajaran Matematika Pada penelitian ini guru mengupayakan agar pembelajaran di kelas tersebut khususnya pada pembelajaran matematika lebih menyenangkan. 87

103 Menurut Pitadjeng (2006: 3) siswa akan senang belajar jika memahami apa yang mereka pelajari. Penggunaan media kartu positif negatif tentunya merupakan salah satu media yang menarik bagi siswa. Melalui media ini, konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat disampaikan dengan baik oleh guru dan konsep tersebut dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Selain itu siswa juga lebih termotivasi untuk belajar sehingga berdampak positif pada prestasi belajar siswa. Penggunaan media kartu positif negatif selama dua siklus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Siswa terlihat sangat tertarik dan antusias untuk menggunakan media tersebut. Hal ini selaras dengan pendapat Ristiana Sundayana (2013: 25), bahwa dengan guru menggunakan media pembelajaran yang menarik dalam menyampaikan materi kepada siswa, hal tersebut akan berdampak positif pada siswa. Dalam menggunakan media kartu bilangan positif negatif, guru terlebih dahulu memperkenalkan bagaimana cara dan aturan penggunaannya. Setelah siswa cukup mengerti, mereka mempraktikkannya dibantu dengan adanya Lembar Kerja Siswa (LKS) pada setiap kelompok. Pada siklus I, salah satu kendala yang dialami adalah banyaknya anggota dalam setiap kelompok untuk mengerjakan LKS dirasa terlalu banyak. Akibatnya, siswa yang menggunakan media hanya beberapa, sedangkan yang lain hanya mengamati. Oleh karena itu, pada siklus II jumlah kelompok dikurangi menjadi dua orang setiap kelompok agar siswa dapat menggunaan kartu positif negatif secara intens. 88

104 Pada tahap yang telah dilaksanakan ini, siswa dilibatkan secara langsung untuk menggunakan media kartu bilangan positif negatif untuk menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dimyati & Mudjiyono (2006: 5-6) bahwa salah satu prinsip pembelajaran adalah keterlibatan langsung atau berpengalaman. Belajar adalah proses yang harus dialami sendiri oleh siswa. Keterlibatan langsung akan memberinya pengalaman sehingga siswa dapat menghayati, terlibat langsung, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Pada saat kerja kelompok ini, observer dapat mengamati bahwa siswa mulai aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil deskripsi penelitian, diperoleh data berupa hasil observasi aktivitas guru dalam mengajar, partisipasi siswa serta hasil tes prestasi belajar dimana ketiga data diperoleh dari pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II. Data hasil observasi aktivitas guru dalam mengajar dan partisipasi siswa diperoleh dengan cara pengamatan yang dilakukan oleh observer. Data hasil tes prestasi belajar diperoleh dengan memberikan soal evaluasi pada siswa setelah pembelajaran pada pertemuan kedua. 2. Peningkatan Aktivitas Guru Dalam Mengajar Berdasarkan hasil deskripsi data hasil observasi guru dalam mengajar pada siklus I, aktivitas guru mencapai hasil sebesar 43 sehingga sudah dapat dikategorikan dalam kategori baik. Pada siklus II, aktivitas guru meningkat dari kategori baik menjadi kategori sangat baik karena 89

105 skor hasil observasi mencapai 52. Berikut diagram perbandingan peningkatan aktivitas guru dalam mengajar dari siklus I ke siklus II. 60 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Mengajar Siklus I dan Siklus II Aktivitas Guru Dalam Mengajar 10 0 Siklus I Siklus II Gambar 2. Diagram Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Mengajar Siklus I dan Siklus II Dari diagaram di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada aktivitas guru dalam mengajar dari siklus I ke siklus II. Besarnya peningkatan yaitu sebesar 20,9 %. Dapat diperoleh kesimpulan bahwa peningkatan tersebut menjadi salah satu keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini. 3. Peningkatan Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Pada proses pembelajaran, partisipasi siswa juga harus diamati sebab penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang tidak hanya terfokus pada hasil akan tetapi pada proses. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan partisipasi siswa dari siklus I ke siklus II. Hasil observasi pada partisipasi siswa siklus I menunjukkan hasil skor kuantitatif sebesar 38 kemudian meningkat pada siklus II dengan 90

106 hasil 52. Dengan begitu, partisipasi siswa meningkat dari kategori baik menjadi kategori sangat baik. Berikut diagram peningkatan partisipasi siswa dari siklus I ke siklus II. 60 Perbandingan Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus I dan Siklus II Partisipasi Siswa 10 0 Siklus I Siklus II Gambar 3. Diagram Perbandingan Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus I dan Siklus II Terjadinya peningkatan partisipasi siswa yang signifikan dari siklus I dan siklus II dipengaruhi oleh perubahan cara pembelajaran dari guru baik dari guru tersebut maupun metode yang digunakan. Metode yang digunakan memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih aktif untuk berpartisipasi dalam menggunakan media kartu bilangan positif negatif, memberi kesempatan siswa untuk mengerjakan soal yang ada di depan kelas, dan lain-lain. 4. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Selanjutnya pada aspek prestasi belajar matematika terjadi peningkatan rata-rata dari pra tindakan hingga siklus II. Berikut tabel rekap hasil prestasi belajar dari pra tindakan hingga siklus II. 91

107 Tabel 16. Perbandingan Hasil Tes Prestasi Belajar Matematika Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II Poin Pra Tindakan Siklus I Siklus II Jumlah 1717,5 1897,5 2297,5 Rata rata 59,22 65,4 79,2 Jumlah siswa tuntas Jumlah siswa belum tuntas Persentase siswa tuntas 24,13% 41,37% 86,2% Persentase siswa belum tuntas 75,86% 58,62% 13,7% Nilai tertinggi ,5 Nilai terendah ,5 Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar dari pra tindakan hingga siklus II. Sebelum dilakukan tindakan, rata-rata tes hasil prestasi belajar sebesar 59,22 dengan ketuntasan baru dicapai oleh 7 orang dari 29 di kelas tersebut, sehingga persentase siswa yang tuntas hanya mencapai 24,13%. Pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata hasil tes prestasi belajar sebesar 10,43 % dari pra tindakan menjadi 65,4 dengan ketuntasan yang dicapai oleh 12 siswa. Peningkatan tersebut masih tergolong kecil, sebab masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaan siklus I. Setelah dilakukan refleksi antara peneliti dan guru kelas, hambatan yang terdapat di siklus I diminimalisir agar tidak lagi terjadi pada siklus II dengan mencari solusi-solusi yang terbaik. Hasil tes prestasi belajar pada siklus menunjukkan hasil terjadinya peningkatan rata-rata kelas dari siklus 92

108 I ke siklus II sebesar 21,1% yakni dari 65,4 menjadi 79,2 dengan ketuntasan dicapai oleh 25 siswa (86,2%). Berikut disajikan beberapa diagram terkait dengan pencapaian prestasi belajar dari pra tindakan hingga siklus II: Peningkatan prestasi belajar dari pra tindakan hingga siklus II Perbandingan Hasil Rata-Rata Tes Prestasi Belajar Siswa Pra Tindakan Siklus I Siklus II Prestasi Belajar Siswa Gambar 4. Diagram Peningkatan Rata-Rata Tes Prestasi Belajar Siswa Dari diagram di atas dapat diperoleh informasi bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar siswa dari pra tindakan hingga siklus II. Peningkatan dari pra tindakan hingga siklus I sebesar 10,43 %, dari siklus I hingga siklus II sebesar 21,1 %, sedangkan dari pratindakan hingga siklus II sebesar 33,73%. Selanjutnya diagram ketuntasan siswa dari pra tindakan hingga siklus II disajikan dalam gambar 5. 93

109 30 Ketuntasan Belajar Siswa Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Tuntas Belum Tuntas 5 0 Pra Tindakan Siklus I Siklus II Gambar 5. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Dari diagram di atas dapat dilihat ketuntasan belajar dengan batang berwarna ungu naik pada setiap siklusnya. Pada pra tindakan siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa dengan presentase 24,13%. Pada siklusi I jumlah siswa yang tuntas naik sebanyak 5 siswa menjadi 12 siswa dengan persentase 41,37%, dan pada siklus II naik lagi menjadi 25 siswa dengan persentase 86,2%. Sebaliknya, ketidaktuntasan dengan batang berwarna orange turun setiap siklusnya. Pada pra tindakan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 22 siswa dengan persentase 75,86 %. Kemudian pada siklus I jumlah siswa yang belum tuntas menjadi 17 siswa dengan persentase 58,62%. pada siklus II jumlah siswa yang belum tuntas tinggal 4 siswa dengan persentase 13,7%. Peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ini 94

110 diperoleh setelah media kartu bilangan positif negatif digunakan dalam pembelajaran. Hal ini tidak hanya berdampak pada prestasi belajar siswa saja, akan tetapi minat dan antusias siswa juga semakin meningkat. Berdasarkan hasil analisis data di atas, media kartu bilangan positif negatif dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Delegan II Prambanan. Pada proses pembelajaran, baik aktivitas guru dalam mengajar maupun partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran berada pada kategori sangat baik. Begitu pula dengan prestasi belajar siswa, indikator keberhasilan secara kuantitatif terkait prestasi belajar telah tercapai pada siklus II yakni (1) prestasi belajar matematika dengan batas tuntas 70 telah dicapai oleh 25 siswa atau 86,2% dari siswa di kelas, (2) indikator pencapaian nilai rata-rata kelas ditetapkan 70 telah dicapai dengan hasil 79,2 dalam kategori sangat baik. Oleh karena itu, karena indikator keberhasilan telah tercapai pada siklus II maka penelitian tindakan kelas ini dicukupkan pada siklus II. C. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Delegan II Prambanan belum mencapai 100%. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan dalam penelitian ini yakni adanya 5 siswa yang memiliki kebutuhan khusus. Kelima siswa tersebut perlu mendapat perhatian lebih dari guru agar ketertinggalannya dapat dikejar dan dibantu oleh guru. 95

111 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan saran. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab iv dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media kartu bilangan positif negatif, prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika di SD N Delegan II dapat meningkat. Selain itu, penggunaan media kartu positif negatif juga dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari kualitas pembelajaran yakni aktivitas guru dalam mengajar dan partisipasi siswa setelah dilaksanakannya tindakan siklus I berada pada pada kategori baik, kemudian pada siklus II meningkat menjadi sangat baik. Peningkatan prestasi belajar ditunjukan dengan nilai tes prestasi belajar pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Ratarata prestasi belajar sebelum diberi tindakan yaitu 59,22 dengan ketuntasan dicapai oleh 7 siswa (24,13%). Peningkatan terlihat pada siklus I yakni rata-rata tes hasil prestasi belajar yakni 65,4 dengan ketuntasan dicapai oleh 12 siswa (41,37%) berada pada kategori baik dan pada siklus II ratarata kelas naik menjadi 79,2 dengan ketuntasan dicapai oleh 25 siswa atau 86,2% dari siswa di kelas berada pada kategori sangat baik. 96

112 B. Saran Adapun saran yang dapat peneliti berikan sebagai berikut: 1. Bagi Guru - Media kartu bilangan positif negatif dapat digunakan sebagai media relevan untuk pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, selain itu materi perkalian juga dapat menggunakan media ini. - Dalam membelajarkan matematika, guru harus dapat kreatif untuk mencari alternatif baik media maupun metode agar pembelajaran matematika lebih dapat disukai oleh siswa. - Bagi siswa yang memiliki kebutuhan khusus, guru lebih aktif untuk memberi stimulasi serta pengertian yang lebih bagi siswa-siswa tersebut agar pembelajaran mampu diterima dengan baik oleh mereka. 2. Bagi Kepala Sekolah - Untuk meningkatkan proses pembelajaran yang menyenangkan, sekolah sebaiknya mendukung guru serta membantu dalam mencari media serta metode lain yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. 97

113 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Susanto. (2015). TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Daryanto. (2013). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Dimyati & Mudjiyono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Eko Putro Widoyoko. (2015). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Endang Mulyatiningsih. (2011). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Penerbit ALFABETA. Ghullam Hamdu dan Lisa Agustina. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPA Di Sekolah Dasar. Diakses dari pada tanggal 16 Juni 2014 pukul WIB. Hamzah B. Uno, Nina Lamatenggo, Satria M.A Koni. (2011). Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: PT Bumi Aksara. Muchtar A. Karim, dkk. (2006). Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Muhibbin Syah. (2008). PSIKOLOGI PENDIDIKAN Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nana S. Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pitadjeng. (2006). Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas. Pujiati. (2011). Adakah Alat Peraga Untuk Mempermudah Pemahaman Siswa Dalam Mempelajari Operasi Hitung Perkalian Bilangan Bulat. Diakses dari pada tanggal 24 Februari 2016 pukul WIB. Rita Eka Izzati, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. 98

114 Rostiana Sundayana. (2013). Media Pembelajaran Matematika (Untuk Guru, Calon Guru, Orang Tua dan Para Pecinta Matematika). Bandung: Alfabeta. Safuddin Azwar. (2010). Tes Prestasi Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Penerbit ALFABETA. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Suyadi. (2013). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press. Suwarsih Madya. (2006). Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung: Penerbit ALFABETA. Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wahono Widodo, Suryanti, Mintohari Dimensi Aktif dan Psikomotorik. Diakses dari Dimensi%20Keterampilan%20dan%20Sikap.pdf pada tanggal 20 April 2016 pukul WIB. Wina Sanjaya. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group. Zainal Arifin. (2009). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 99

115 LAMPIRAN 100

116 Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 Satuan Pendidikan : SD Negeri Delegan II Kelas/Semester : IV (empat) / 2 Mata pelajaran : Matematika Hari/tanggal : Rabu, 4 Mei 2016 Alokasi Waktu : 2x 35 menit A. Standar Kompetensi 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. B. Kompetensi Dasar 5.2 Menjumlahkan bilangan bulat 5.3 Mengurangkan bilangan bulat C. Indikator Memeragakan penjumlahan bilangan bulat menggunakan media kartu positif negatif Menjumlahkan bilangan bulat Memeragakan pengurangan bilangan bulat menggunakan media kartu positif negatif Mengurangkan bilangan bulat D. Tujuan Setelah memperhatikan peragaan penjumlahan bilangan bulat mengggunakan media kartu positif negatif, siswa dapat memeragakan penjumlahan bilangan bulat menggunakan media kartu positif negatif dengan benar Setelah memeragakan menjumlahkan bilangan bulat menggunakan media kartu positif negatif, siswa dapat menjumlahkan bilangan bulat dengan tepat 101

117 Setelah memperhatikan peragaan pengurangan bilangan bulat mengggunakan media kartu positif negatif, siswa dapat memeragakan pengurangan bilangan bulat menggunakan media kartu positif negatif dengan benar Setelah memeragakan menjumlahkan bilangan bulat menggunakan media kartu positif negatif, siswa dapat mengurangkan bilangan bulat dengan tepat E. Materi Penjumlahan bilangan bulat Pengurangan bilangan bulat F. Metode 1. Model : Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi 2. Pendekatan : PAIKEM 3. Metode : Ceramah, demonstrasi, tanya jawab, penugasan G. Kegiatan pembelajaran Kegiatan Deskripsi Pendahuluan 1. Guru memberi salam pada murid 2. Guru menanyakan kabar siswa 3. Guru melakukan presensi 4. Apersepsi: Guru bertanya pada anak anakanak apakah kalian pernah mendengar atau membaca cerita bawang merah dan bawang putih? Bagaimana kira-kira ceritanya? Ya ada dua kakak beradik yang satu bawang merah dan yang satu bawang putih. Bagaimana sifat keduanya? Siapa yang baik dan siapa yang jahat? Ya yang memiliki sifat baik itu bawang putih dan Alokasi Waktu 10 menit 102

118 Inti yang jahat bawang merah. Lalu sifat baik ada nilai positif yang bisa kita ambil sedangkan yang tidak baik tentu adalah sifat yang negatif. 5. Guru bertanya Positif dan negatif juga ada dalam matematika, kira-kira apa ya? Ya benar, bilangan bulat. 6. Guru merespon jawaban siswa kemudian menghubungkan materi yang akan dipelajari 7. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Eksplorasi 8. Guru mengulang kembali materi tentang bilangan positif dan bilangan negatif 9. Guru menjelaskan tentang kartu positif negatif 10. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok 11. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa 12. Guru membagi Lembar Kegiatan Siswa di setiap kelompok 13. Siswa di setiap kelompok mengambil LKS 14. Siswa dengan bimbingan guru memeragakan kartu bilangan positif negatif tentang penjumlahan bilangan bulat 15. Siswa mengerjakan tugas secara berkelompok 16. Siswa dengan bimbingan guru memeragakan kartu bilangan positif negatif tentang pengurangan bilangan bulat 17. Siswa mengerjakan tugas secara berkelompok 18. Siswa diberi penguatan positif 15 menit 35 menit 10 menit 103

119 Konfirmasi 19. Guru bertanya hal-hal apa yang belum dipahami tentang materi yang telah dipelajari 20. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari Penutup 21. Salah seorang siswa memimpin berdoa selesai pelajaran 22. Guru mengucapkan salam untuk menutup pertemuan 5 menit H. Media dan Sumber Belajar 1. Media - Media Kartu Positif Negatif 2. Sumber Belajar - Mas Titing Sumarmi, Siti Kamsiyati Asyiknya Belajar Matematika Untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. I. Penilaian proses dan hasil Belajar 1. Teknik - Tes Tertulis - Pengamatan 2. Produk penilaian - Pilihan ganda - Isian 3. Instrumen Penilaian - Soal Individu - Lembar pengamatan 4. Pedoman Penskoran Kriteria Ketuntasan Minimal: Siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh skor lebih dari atau sama dengan Lampiran 104

120 - Ringkasan materi - Lembm Keda Sis*fol } i Soal"rndividu Yogyakarta, 4Mei 2016 Praktikan ( ( Malinda Sari Putri ) NIM

121 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 Satuan Pendidikan : SD Negeri Delegan II Kelas/Semester : IV (empat) / 2 Mata pelajaran : Matematika Hari/tanggal : Sabtu, 7 Mei 2016 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. B. Kompetensi Dasar 5.2 Menjumlahkan bilangan bulat 5.3 Mengurangkan bilangan bulat C. Indikator Memeragakan penjumlahan bilangan bulat menggunakan media kartu positif negatif Menjumlahkan bilangan bulat Memeragakan pengurangan bilangan bulat menggunakan media kartu positif negatif Mengurangkan bilangan bulat D. Tujuan Setelah memperhatikan peragaan penjumlahan bilangan bulat mengggunakan media kartu positif negatif, siswa dapat memeragakan penjumlahan bilangan bulat menggunakan media kartu positif negatif dengan benar 106

122 Setelah memeragakan menjumlahkan bilangan bulat menggunakan media kartu positif negatif, siswa dapat menjumlahkan bilangan bulat dengan tepat Setelah memperhatikan peragaan pengurangan bilangan bulat mengggunakan media kartu positif negatif, siswa dapat memeragakan pengurangan bilangan bulat menggunakan media kartu positif negatif dengan benar Setelah memeragakan menjumlahkan bilangan bulat menggunakan media kartu positif negatif, siswa dapat mengurangkan bilangan bulat dengan tepat Setelah siswa dapat menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat, siswa dapat menghitung bilangan bulat dalam masalah seharihari dengan tepat E. Materi Penjumlahan bilangan bulat Pengurangan bilangan bulat F. Metode 1. Model : Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi 2. Pendekatan : PAIKEM 3. Metode : Ceramah, demonstrasi, tanya jawab, penugasan G. Kegiatan pembelajaran Kegiatan Deskripsi Pendahuluan 1. Guru memberi salam pada murid 2. Guru menanyakan kabar siswa 3. Guru melakukan presensi 4. Apersepsi: Guru Guru mengulang kembali materi tentang bilangan positif dan Alokasi Waktu 10 menit 107

123 bilangan negatif 5. Guru merespon jawaban siswa Inti Eksplorasi 6. Siswa mempresentasikan Lembar Kerja Siswa yang dikerjakan pada pertemuan sebelumnya tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat 7. Siswa diberi contoh tentang perhitungan bilangan bulat dalam masalah sehari-hari 8. Siswa diberi penguatan positif Konfirmasi 9. Guru bertanya hal-hal apa yang belum dipahami tentang materi yang telah dipelajari 10. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari Penutup 11. Guru membagikan lembar evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa 12. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu 13. Lembar evaluasi dikumpulkan kepada guru 14. Salah seorang siswa memimpin berdoa selesai pelajaran 15. Guru mengucapkan salam untuk menutup pertemuan H. Media dan Sumber Belajar 1. Media - Media Kartu Positif Negatif 2. Sumber Belajar 25 menit 5 menit 30 menit 108

124 :.v Mas Titing Sumarmi, Siti Kamsiyati Asyilcnya Belaiar Matematika Untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Penilaian proses dan hasil Belajar 1. Teknik - Tes Tertulis - Pengamatan 2. Produk penilaian - Pilihan ganda - Isian 3. Instrumen Penilaian - Soal Individu - Lembar pengamatan 4. Pedoman Penskoran Kriteria Ketuntasan Minimal: Siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh skor lebih dari atau sama dengant0 5. Lampiran - Ringkasan materi - Lembm Kerja Siswa - Soal Individu Mengetahui, Yogyakarta,T };liel2076 ( Malinda Sari Putri ) NrM

125 Lampiran 3 Ringkasan Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Menggunakan Media Kartu Bilangan Positif Negatif A. Penggunaan kartu bilangan positif-negatif sebagai berikut: 1. Satu kartu hitam menunjukkan bilangan bulat 1 Satu kartu putih menunjukkan bilangan bulat Bilangan nol digambarkan oleh pasangan kartu positif dan kartu negatif. = 0 = 0 3. Penjumlahan bilangan bulat postitif ditambah bilangan bulat positif Contoh: Maka peragaannya 3 buah kartu positif ditambah 3 buah kartu positif. jika kartu sejenis maka letakkan dalam satu baris 110

126 Peragaan menunjukkan ada 6 kartu positif sehingga = 6 4. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif Misalnya 3 + ( 2) Maka peragaannya, 3 buah kartu positif kemudian tambahkan 2 kartu negatif. Karena kartu tidak sejenis, maka kartu diletakkan dibawahnya. Kartu positif dan negatif berpasangan bernilai nol (poin b) sehingga peragaannya sebagai berikut: Dari peragaan di atas, kartu positif dan negatif yang berpasangan bernilai nol, sehingga kartu yang tersisa yaitu kartu positif sebanyak 1 buah. Jadi 3 + ( 2) = 1 5. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif Contoh Maka peragaannya, 3 buah kartu negatif kemudian tambahkan 2 kartu positif. 111

127 Dari peragaan tersebut, kartu positif dan negatif yang berpasangan bernilai nol, sehingga kartu yang tersisa yaitu kartu negatif sebanyak 1 buah. Jadi = 1 6. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif Contoh 3 + ( 2) Maka peragaannya, 3 buah kartu negatif kemudian tambahkan 2 kartu negatif. Dari peragaan di atas ada 5 kartu negatif tanpa ada garis yang menghubungkan, sehingga 3 + ( 2) = 5 7. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif Contoh 3 2 Maka peragaannya, siapkan 3 buah kartu positif. karena pengurangan maka kita dapat langsung mengambil kartu positif sebanyak pengurang. 112

128 Peragaannya sebagai berikut: Dari peragaan di atas, tanda silang menunjukkan kartu diambil. Tanda silang disesuaikan sejumlah pengurang. Kartu yang tersisa dari peragaan di atas yaitu 1 buah kartu positif. Jadi 3 2 = 1. Dalam kasus lain, apabila pengurang lebih besar dari yang dikurangi maka kita dapat menambahkan sepasang atau lebih kartu positif dan negatif (bernilai nol). Sebagai contoh yaitu 3 5 dapat diperagakan dengan cara berikut ini. 2 pasang kartu ditambahkan karena pengurang berjumlah 5, sedangkan yang dikurangi berjumlah 3 sehingga harus menambahkan 2 kartu positif. kartu yang tersisa dari peragaan tersebut ada 2 buah kartu negatif. Jadi 3 5 = 2 113

129 8. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif Contoh 3 ( 2) Siapakan 3 buah kartu positif sebagai yang dikurangi. Pengurang berjumlah negatif 2, karena belum ada kartu negatif maka harus menambah 2 pasang kartu sehingga peragaannya sebagai berikut Pengurang dari 3 ( 2) yaitu 2 sehingga kartu yang harus diambil adalah kartu negatif berjumlah dua buah. Dari peragaan di atas maka hasil dari 3 ( 2) = Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif Contoh 3 2 Siapkan 3 buah kartu negatif. 114

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS 3.606 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 38 Tahun ke-5 2016 PENGGUNAAN KARTU POSITIF NEGATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV THE USE OF POSITIVE NEGATIVE

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI LUAR KELAS (OUTDOOR MATHEMATICS)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI LUAR KELAS (OUTDOOR MATHEMATICS) PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI LUAR KELAS (OUTDOOR MATHEMATICS) PADA SISWA KELAS III B SD NEGERI GAMOL SLEMAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS IV B SD NEGERI DERESAN TAHUN AJARAN 2011/2012 DEPOK SLEMAN SKRIPSI

TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS IV B SD NEGERI DERESAN TAHUN AJARAN 2011/2012 DEPOK SLEMAN SKRIPSI MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS IV B SD NEGERI DERESAN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Rustiamah NIM

SKRIPSI. Oleh Rustiamah NIM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IIIA SD N BACIRO GONDOKUSUMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Nindyani Veranita NIM

SKRIPSI. Oleh : Nindyani Veranita NIM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI KEGIATAN BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA KONKRIT PADA ANAK-ANAK KELOMPOK A TK LEMBAGA TAMA III SUTRAN SABDODADI BANTUL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR i UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MEDIA MINIATUR UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS III SDN KEMUNING LOR 02 JEMBER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MEDIA MINIATUR UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS III SDN KEMUNING LOR 02 JEMBER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MEDIA MINIATUR UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS III SDN KEMUNING LOR 02 JEMBER SKRIPSI Oleh BAYU WIDIYANTO NIM. 080210204318 PROGRAM

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Yogyakarta, 11 Juni 2012 Pembimbing Skripsi. Dwi Yunairifi, M.Si NIP

PERSETUJUAN. Yogyakarta, 11 Juni 2012 Pembimbing Skripsi. Dwi Yunairifi, M.Si NIP UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI DALAM POKOK BAHASAN VOLUME BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V B SD PUCUNG IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas tersebut. Penelitian

Lebih terperinci

Oleh: Ayurada Bhetari

Oleh: Ayurada Bhetari PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN MEDIA MISTAR BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SD 3 PAPRINGAN KUDUS Oleh: Ayurada Bhetari 2012

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI KLODANGAN BERBAH SLEMAN SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI KLODANGAN BERBAH SLEMAN SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI KLODANGAN BERBAH SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN OPERASI HITUNG MELALUI RECIPROCAL TEACHING SISWA KELAS VC SD 2 PADOKAN BANTUL TAHUN 2012 HALAMAN JUDUL SKRIPSI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN OPERASI HITUNG MELALUI RECIPROCAL TEACHING SISWA KELAS VC SD 2 PADOKAN BANTUL TAHUN 2012 HALAMAN JUDUL SKRIPSI MENINGKATKAN KETERAMPILAN OPERASI HITUNG MELALUI RECIPROCAL TEACHING SISWA KELAS VC SD 2 PADOKAN BANTUL TAHUN 2012 HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Oleh Noviana Sari NIM

Skripsi. Oleh: Oleh Noviana Sari NIM UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG Skripsi Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

UPAYA MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN PAPAN TITIAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PIRI NITIKAN YOGYAKARTA SKRIPSI

UPAYA MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN PAPAN TITIAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PIRI NITIKAN YOGYAKARTA SKRIPSI UPAYA MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN PAPAN TITIAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PIRI NITIKAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh : Widi Nugroho NIM

SKRIPSI. Disusun oleh : Widi Nugroho NIM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS III PADA MATERI PECAHAN DALAM TEMA PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KERTAS KARTON BERWARNA DI SDN DEPOK 1 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Heny Fariyanti NIM

SKRIPSI. Oleh Heny Fariyanti NIM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA KELAS III SD N 1 SRIBITAN KASIHAN, BANTUL 2011 / 2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN KEASLIAN... iv. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN KEASLIAN... iv. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PERNYATAAN KEASLIAN... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Apriyani NIM

SKRIPSI. Oleh Apriyani NIM PENGGUNAAN MEDIA BLOK DIENES DALAM PEMBELAJARAN REMEDIAL MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB C DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Susi Purwandari NIM

SKRIPSI. Oleh Susi Purwandari NIM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD MANGIR LOR KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. i UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERI MAKNA KESATUAN WILAYAH INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DI KELAS V SDN 01 SARADAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BILANGAN ROMAWI MELALUI MODEL INDEX CARD MATCH DENGAN PAIR CHECK DI KELAS IV SD NEGERI 2 SUMAMPIR REMBANG PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kelas II SD N Panerusan Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI PENDIDIKAN KERTO 2015

SKRIPSI PENDIDIKAN KERTO 2015 i PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI METODE DRILL DENGAN PERMAINAN SUSUN ANGKA DII KELAS IVA SD N 1 KARANGNANAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syaratt untuk Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Suhardi NIM :

SKRIPSI. Oleh Suhardi NIM : PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MISTAR BILANGAN KELAS V A SDN GUWOSARI KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Wantini NIM

SKRIPSI. Oleh Wantini NIM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV DI SLB BAKTI PUTRA NGAWIS KARANGMOJO GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI Oleh Sartinem NPM 11266100002 PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Suharsimi (2012: 3) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan karakteristik Subjek Penelitian Setting penelitian tindakan kelas ini mencakup tempat penelitian, subjek penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian 1. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Rejondani Prambanan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

Lebih terperinci

(PDEODE) DI KELAS VB SD NEGERI SUDIMARA

(PDEODE) DI KELAS VB SD NEGERI SUDIMARA i PENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF STRATEGI PREDICT DISCUSS EXPLAIN OBSERVE DISCUSS EXPLAIN (PDEODE) DI KELAS VB SD

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PENERAPAN PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KALIMANGGIS KECAMATAN KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Belakang dan Karakteristik Subyek Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang diterapkan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara

Lebih terperinci

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung pada kelas 4

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu kajian, refleksi diri, serta tindakan terhadap proses pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalasan, Bogem, Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian ini

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Miyas Septi Adi Asri NIM

SKRIPSI. Oleh Miyas Septi Adi Asri NIM PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PENGOLAHAN DATA SISWA KELAS VI B SDN BANGSALSARI 03 SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DENGAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DENGAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DENGAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT SISWA KELAS VA SDN PATRANG

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK TK ABA KUNCEN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK TK ABA KUNCEN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK TK ABA KUNCEN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG SKRIPSI OLEH : OLEH: PENI SYAFINATIN NAJAH NIM : 201110430311325

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III MATA PELAJARAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III MATA PELAJARAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III MATA PELAJARAN PKn TEMA LINGKUNGAN MELALUI METODE DISKUSI SYNDICATE GROUP DI SDN KALIBOTO LOR 011 KABUPATEN LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

DEDY CANDRA PRANATA NIM.

DEDY CANDRA PRANATA NIM. PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBEARUM 02 KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER SKRIPSI OLEH : DEDY

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA DENGAN PENGGUNAAN VCD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGMOJO III GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA DENGAN PENGGUNAAN VCD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGMOJO III GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA DENGAN PENGGUNAAN VCD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGMOJO III GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE SISWA KELAS V SDN 1 KROBOKAN KECAMATAN JUWANGI KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Wardah Rahmawati

SKRIPSI. Oleh: Wardah Rahmawati PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SPICS (STUDENT CENTERED, PROBLEM BASED, INTEREST, CONFIDENT AND SATISFACTION) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA (KELAS X D SMA NEGERI 2 TANGGUL JEMBER) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN GRAFIK PADA KELOMPOK A TK ISLAM AL-FALAH KOTA JAMBI SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN GRAFIK PADA KELOMPOK A TK ISLAM AL-FALAH KOTA JAMBI SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN GRAFIK PADA KELOMPOK A TK ISLAM AL-FALAH KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA MELALUI MODEL LEARNING GAMES

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA MELALUI MODEL LEARNING GAMES PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA MELALUI MODEL LEARNING GAMES MENGGUNAKAN GAMBAR DIAM DI SD NEGERI KARANGANYAR 01 TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO PENINGKATAN PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE POST SOLUTION POSING PADA MATERI POKOK PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER KELAS X/TPM SMK MUHAMMADIYAH 1

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Intan Fiddiyah NIM

SKRIPSI. Oleh Intan Fiddiyah NIM PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN JAMBEARUM 01 PUGER TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS V SD NEGERI II SEREN, PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: DEVI HAYUNINGATI

SKRIPSI. Oleh: DEVI HAYUNINGATI PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS IV MELALUI PENERAPAN VIDEO PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI SDN PADOMASAN 01 JEMBER SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA PADA MATERI CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES-TOURNAMENT

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA PADA MATERI CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES-TOURNAMENT PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA PADA MATERI CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES-TOURNAMENT SISWA KELAS V SD N GODEAN 2 TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Yunia Nabila Aziziy NIM

SKRIPSI. Oleh. Yunia Nabila Aziziy NIM PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PERTANYAAN REKAYASA (PLANTET QUESTION)DISERTAI ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII B SMPN 3 TANGGUL

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS VII

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS VII i PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 PONOROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IMPLEMENTASI STRATEGI KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA XI AK 2 SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah PTK. Penelitian tindakan kelas mengandung tiga arti yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Suyadi (2012:18) menyimpulkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Eka Prasetya NIM

SKRIPSI. Oleh Eka Prasetya NIM HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SD NEGERI SERANG KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tempat Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 01 Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar i PENINGKATAN CINTA TANAH AIR DAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI KEKAYAAN ALAM DAN KEKHASAN BANGSA INDONESIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DI KELAS III SD NEGERI 1 PENAMBONGAN SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar mata pelajaran matematika di MI adalah kurangnya pengetahuan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengajar mata pelajaran matematika di MI adalah kurangnya pengetahuan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang menyangkut pengelolaan proses belajar mengajar mata pelajaran matematika di MI adalah kurangnya pengetahuan bagi guru MI, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif yaitu penelitian yang dilaksanakan peneliti yang bekerjasama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas. Peneliti secara kolaborasi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana PENINGKATAN SIKAP POSITIF DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DELIK 02 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN INFORMATION SEARCH DENGAN MEDIA KORAN PADA KELAS VI SDN SUMBER VI SURAKARTA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN INFORMATION SEARCH DENGAN MEDIA KORAN PADA KELAS VI SDN SUMBER VI SURAKARTA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN INFORMATION SEARCH DENGAN MEDIA KORAN PADA KELAS VI SDN SUMBER VI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Disusun Sebagai Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor 0 Semester II Tahun Pelajaran 03/04. Subyek penelitian adalah siswa kelas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA GAMBAR DI KELAS IV MI MUHAMMADIYAH PEJOGOL SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Subyek Tindakan 3.1.1 Subyek Penelitian Subyek penelitian dilakukan di kelas V SDN 1 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora dengan jumlah peserta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian Tindakan Kelas merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar merupakan fondasi pada proses pendidikan selanjutnya. Keberhasilan guru dalam mendidik siswa menjadi prioritas utama bagi keberlangsungan siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITTIAN

BAB III METODE PENELITTIAN 17 BAB III METODE PENELITTIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian SD Negeri Weton Kulon terletak di desa Weton Kulon, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen dengan letak geografis di wilayah dataran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian. 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Terkesi Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan tepatnya di ruang kelas I. Alasannya

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Tempat Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III mendeskripsikan metode, model, subjek penelitian, prosedur, alat instrumen, dan analisis data pada penerapan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MATERI MENGENAL PERMASALAHAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI DI SD NEGERI KARANGCEGAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MATERI MENGENAL PERMASALAHAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI DI SD NEGERI KARANGCEGAK UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MATERI MENGENAL PERMASALAHAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI DI SD NEGERI KARANGCEGAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Seting Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SD Negeri Tengaran 02 Kabupaten Semarang yang beralamatkan ditengaran.

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Waktu Penelitian 3.1.1Tempat Penelitian Tempat Penelitian dilaksanakannya kegiatan ini mengambil lokasi yang akan diteliti yaitu dikelas II SD Negeri Mangunsari

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Media Tabel Perkalian pada Siswa Kelas IV SD Negeri Maahas

Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Media Tabel Perkalian pada Siswa Kelas IV SD Negeri Maahas Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Media Tabel Perkalian pada Siswa Kelas IV SD Negeri Maahas Ketsia DJibran SD Negeri Maahas, Kab. Banggai, Sulawesi Tengah

Lebih terperinci

SLEMAN SKRIPSI. Oleh Surantini DASAR

SLEMAN SKRIPSI. Oleh Surantini DASAR PENINGKATANN PRESTASI BELAJAR KOGNITIF IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERA ATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS IV SDN NANGGULAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN TEKNIK TOKEN ECONOMY UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MATERI GERAK BENDA KELAS III SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh BUDI SANTOSO NIM.

SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh BUDI SANTOSO NIM. DISKUSI KELOMPOK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG BAGI SISWA KELAS V SDN GRINGSING 01 KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG SEMESTER II TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Suhardjono (dalam Mohammad Asrori,

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BILANGAN YANG MELIBATKAN UANG SISWA KELAS

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun 24 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan PTK. Penelitian ini bersifat kualitatif karena berupaya menghasilkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS I SD JOMBLANGAN BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS I SD JOMBLANGAN BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS I SD JOMBLANGAN BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegalrejo yang terletak di Jalan Jumprit Km 4 Desa Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEBELAJARAN TIPE NUMBEREDHEADTOGETHER (NHT) DI KELAS V SD NEGERI 1 KARANGJATI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEBELAJARAN TIPE NUMBEREDHEADTOGETHER (NHT) DI KELAS V SD NEGERI 1 KARANGJATI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI DAUR AIR MELALUI MODEL PEBELAJARAN TIPE NUMBEREDHEADTOGETHER (NHT) DI KELAS V SD NEGERI 1 KARANGJATI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 1 Pandanharum Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SD Negeri Sukarame yang beralamat di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: RENI RESIANA NIM

SKRIPSI. Oleh: RENI RESIANA NIM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN TEORI BRUNER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS III SDN GLUNDENGAN O3 KECAMATAN WULUHAN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar dari adanya

Lebih terperinci

Skripsi. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh QUITRIOT

Skripsi. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh QUITRIOT PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MANIPULATIF PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT BAGI SISWA KELAS 4 SD NEGERI KUTOWINANGUN 01 SEMESTER I TAHUN AJARAN 2016/2017

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS VIII B SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS VIII B SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS VIII B SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Chandy Febyanto NIM

SKRIPSI. Oleh : Chandy Febyanto NIM PENERAPAN MODEL BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN POKOK BAHASAN PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V DI SDN

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi

Lebih terperinci