BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA Sesuai dengan judul dan tujuan dalam penelitian ini, akan diuraikan teoriteori yang digunakan sebagai landasan penelitian, antara lain beberapa kajian tentang kosakata, media pembelajaran dan flashcard. A. Kosakata 1. Pengertian Kosakata Setiap bahasa mempunyai istilah tersendiri untuk menjelaskan tentang kosakata. Notosudirjo (1990:172) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kosakata adalah perbendaharaan kata. Sejalan dengan uraian tersebut, Subana, dkk dalam Setyanto (2014:217) menguraikan bahwa kosakata berarti perbendaharaan kata atau kekayaan kata yang dipakai sebagai tolak ukur keterampilan berbahasa, kosakata merupakan tolak ukur perbendaharaan kata yang dipakai, wawasan kata yang digunakan, serta ketepatan penggunaannya dalam konteks kalimat. Masih dalam Setyanto (2014:217) Chaer juga menyatakan bahwa menyatakan kosakata adalah semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa. Selain itu, Susanti (2014:276) menjelaskan bahwa kosakata atau goi adalah sekumpulan kata-kata yang batasannya sudah disepakati. Kosakata pun terdiri atas berbagai jenis di antaranya kosakata bahasa Jepang, kosakata koran dan lain-lain. Ketepatan penggunaan kosakata pada tempatnya dan pengetahuan wawasan akan ragam kosakata merupakan tolak ukur seseorang dalam berkomunikasi. Semakin banyak pemahaman seseorang tentang kosakata maka akan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Kajian bahasa yang membahas masalah kata-kata di namakan kajian kosakata, Goiron. Kosakata merupakan salah satu bagian kebahasaan yang harus diperhatikan dan dikuasai guna menunjang kelancaran berkomunikasi bahasa Jepang baik dalam bahasa lisan maupun tulisan. Sebagaimana dikemukakan oleh Shinmura dalam Sudjianto dan 6

2 Dahidi (2004:97) mengatakan bahwa goi (vocabulary) adalah kesuluruhan kata (tango) berkenaan dengan suatu bahasa atau bidang tertentu yang ada di dalamnya. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa kosakata adalah kumpulan kata yang berhubungan dengan suatu bahasa atau bidang tertentu dalam bahasa tersebut. Kaitanya dalam hal ini, adalah kumpulan kosakata bahasa Jepang. Tanpa menggunakan kosakata maka suatu kalimat atau tutur lisan tidak dapat digunakan dengan baik karena penguasaan kosakata merupakan elemen dasar dalam penguasaan bahasa yang digunakan dalam membuat kalimat atau berkomunikasi dengan lancar. Penguasaan kosakata yang memadai dapat membantu seseorang dalam berkomunikasi dengan lancar sehingga ide, gagasan dan informasi dapat tersampaikan dengan baik. 2. Jenis-jenis Kosakata Bahasa Jepang Menurut Sudjianto dan Dahidi (2004: ) mengatakan bahwa hinshin bunrui dapat diartikan sebagai klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara gramatikal. Secara garis besar kelas kata yang telah diklasifikasikan tersebut terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu jiritsugo dan fuzokugo. a. Jiritsugo Jiritsugo adalah kelompok kelas kata yang bisa berdiri sendiri dan membentuk kalimat. Yang termasuk dalam golongan jiritsugo antara lain : 1) Kata Kerja (doushi) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan dapat menjadi predikat Doushi biasanya berakhiran huruf ~u atau kata kerja kamus. Contoh: kaku ( menulis ), taberu ( makan ) 2) Kata Sifat i (i-keiyoushi) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan juga dapat menjadi predikat. Keiyoushi memiliki beberapa 7

3 perubahan kata dan biasanya berakhiran ~i keiyoushi disebut juga kata sifat golongan satu.contoh : shiroi ( putih ), atsui ( panas ) 3) Kata Sifat na (na-keiyoushi) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan merupakan kata sifat golongan dua, memiliki perubahan sendiri yang berbeda dengan katas sifat golongan satu.contoh: kirei na (cantik ), jouzu na( pandai ) 4) Kata Benda (meishi) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan bisa menjadi subjek. Meishi tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh: kutsu ( sepatu ), tsukue ( meja ). 5) Kata Keterangan Benda atau prenomina (rentaishi) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan bias menjadi kata yang menerangkan kata lain. Rentaishi ini tidak bisa menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh : sono ( itu ) kore (ini) koko (disini) 6) Kata Keterangan (fukushi) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan berfungsi sebagai kata keterangan untuk hyougen (predikat). Fukushi tidak dapat menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh: zutto ( terus ), taihen ( menyusahkan atau merepotkan ) 7) Kata Penyambung atau konjungsi (setsuzokushi) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan berfungsi untuk menyatakan hubungan antar kalimat atau bagian kalimat atau frase dengan frase. Setsuzokushi tidak bisa menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh: soshite ( lalu, kemudian ), suruto ( selanjutnya, dengan demikian ). 8) Kata interjeksi (kandoushi) adalah kata yang dapat berdiri sendiri, pada umumnya untuk menyatakan ekspresi, perasaan, cara memanggil, cara menjawab dan lain sebagainya. Kandoushi tidak dapat menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh: hai ( ya, benar ), moshi moshi ( halo ) 8

4 b. Fuzokugo Jenis kata yang termasuk pada golongan fuzokugo adalah kata-kata yang hanya bersifat membantu yaitu : 1) Partikel (joushi) adalah kata yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki perubahan. Bila kata ini terpisah dari kata lain, maka kata ini tidak mempunyai arti. Joushi hanya berfungsi untuk menyambung kata-kata jiritsugo dalam pembentukan kalimat bahasa Jepang dan juga menentukan arti kata tersebut. Contoh: no (kepunyaan, milik), de (di, dengan ) Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan jenis kelas kata jiritsugo kosakata meishi (nomina), karena kosakata nama-nama benda di dalam kelas dan nama-nama benda yang dibawa oleh guru dan siswa kedalam kelas termasuk dalam golongan meishi (nomina). 3. Pembelajaran Kosakata Thornburry (2002:13) berpendapat bahwa penguasaan kosakata sangat penting dalam komunikasi. Ia berkata, without grammar, little can be conveyed; without vocabulary, nothing can be conveyed. Yang berarti tanpa tata bahasa sedikit yang bisa disampaikan, tanpa kosakata maka tidak dapat menyampaikan apapun. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengajaran kosakata memegang peranan penting dalam berbagai pembelajaran bahasa. Gaims & Redman dalam Oeinada (2014:312) teknik pembelajaran kosakata dikategorikan menjadi beberapa bagian yaitu teknik tradisional seperti melalui visual, verbal, ataupun terjemahan, dan adapula teknik yang dikategorikan sebagai teknik yang non-tradisional yang lebih berpusat pada pembelajaran mandiri seperti dengan cara melihat kamus, pemahaman melalui konteks, ataupun bertanya. Berdasarkan pengertian di atas, teknik yang digunakan peneliti dalam pembelajaran kosakata menggunakan dua teknik tersebut secara bersamaan, yaitu menggunakan 9

5 teknik tradisional visual atau melihat langsung kosakata yang akan diajarkan serta teknik non-tradisional yaitu pembelajaran mandiri, dengan menggunakan media kartu diharapkan siswa mampu belajar sendiri tanpa bantuan seorang pengajar. Dalam Oeinada (2014:314), Hatch dan Brown menyatakan bahwa pembelajaran kosakata dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni pembelajaran yang disengaja (intentional learning) dan pembelajaran yang tidak disengaja (incidental learning), Pembelajaran yang disengaja merupakan hasil dari sebuah rancangan, rencana, serta keinginan dari guru maupun murid. Sedangkan, pembelajaran yang tidak disengaja merupakan hasil sampingan dari melakukan suatu kegiatan, misalnya ketika membaca buku, menonton film dan sebagainya. Kaitanya dalam penelitian ini peneliti akan mengadakan pembelajaran yang disengaja karena materi pembelajaran berisi tentang kosakata yang sudah direncanakan oleh pengajar sebelumnya. Susanti (2014: 277) mengatakan bahwa dalam pengajaran kosakata ada beberapa cara yang digunakan untuk mengajarkan kosakata, yakni sebagai berikut. a. Menjelaskan kosakata tersebut dengan bahasa ibu. b. Menerangkan dengan memperlihatkan benda asli, foto, gambar, chart, video, gerakan, dan lain sebagainya. c. Menggunakan parafrasa atau kata sejenis dan menjelaskannya dalam bahasa Jepang, dan lain sebagianya Selain itu, Dale dalam Tarigan (1984:23) juga menyatakan bahwa pembelajaran kosakata bisa dilakukan dengan cara ujian kosakata sebagai pengajaran dan penggunaan kamus. Setelah siswa memahami makna yang sudah diketahui tentu ada proses berikutnya agar kosakata yang sudah dipelajari tersebut tidak segera hilang dari memori siswa. Oleh karena itu, diperlukan latihan untuk meningkatkan pengetahuan kosakata dari siswa. Dalam pembelajaran bahasa asing, kosakata adalah sesuatu yang mutlak dan utama yang harus dikuasai. Penguasaan kosakata bisa 10

6 didapatkan melalui pembelajaran seperti: bunpou (tata bahasa), dokkai (membaca), choukai (menyimak, hyouki (menulis), maupun kaiwa (percakapan). Suryadimulya (2014:1) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang saat ini ada beberapa jenis media yang dapat digunakan antara lain: media gambar, foto, video, dan flashcard. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Jepang saat ini pada umumnya menggunakan media sebagai alat untuk pembelajaran kosakata bahasa Jepang. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan flashcard sebagai media yang digunakan untuk pembelajaran kosakata bahasa Jepang. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pemakaian flashcard efektif untuk menggantikan peran guru dalam pembelajaran karena penggunaan flashcard bisa digunakan oleh siswa secara mandiri. Pada penelitian ini materi kosakata yang digunakan antara lain: つくえ いす エアコン こくばん こくばんけし マーカー ものさし とけい カレンダー ちず はねぼうき ほうき はた かびん ほんだな おかね ノート きょうかしょ ふでばこ べんとう かばん えんぴつ けしゴム ボールペン パソコン ペットボトル しゅっせきぼ えんぴつけずり さいふ かさ. B. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Heinich dalam Daryanto (2010:4) menguraikan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Masih dalam Daryanto (2010:4) Criticos juga menguraikan bahwa media merupakan salah satu 11

7 komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Selain itu, Gagne dalam Bachtiar (2012:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu masih dalam bachtiar (2012:6) juga menyatakan bahwa media adalah bentuk bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima yang berupa pikiran, ide, informasi dan minat sehingga membuat proses belajar mengajar terjadi. Agar siswa dapat menerima pelajaran dengan baik dari guru maka di butuhkan media pembelajaran. Gagne dan Bringgs dalam Arsyad (1997:4) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media pembelajaran adalah komponen sumber belajar di lingkungan siswa. Selain itu, Pringgawidagda (2009:145) juga menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan materi pelajaran kepada pembelajar. Media pembelajaran tersebut dapat menambah keefektifan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan sarana perantara dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) kepada penerima (siswa). Adapun manfaat menggunakan media pembelajaran untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. 12

8 2. Manfaat Menggunakan Media Pembelajaran Bachtiar (2012:17-18) secara umum media mempunyai manfaatmanfaat sebagai berikut. a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya : 1) Objek terlalu besar bisa digantikan dengan realita gambar, film bingkai, film atau model. 2) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar; 3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photograph ; 4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal; 5) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan 6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi,gempa bumi,iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar, dan lain-lain. 7) Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk : a) Menimbulkan kegairahan belajar; b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan; c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 13

9 8) Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bila mana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran, yaitu dengan kemampuanya didalam: a) Memberikan perangsangan yang sama b) Mempersamakan pengalaman yang sama c) Menimbulkan persepsi yang sama Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki manfaat untuk memperjelas informasi yang disampaikan guru kepada siswa. Media pembelajaran juga bermanfaat untuk mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra. Selain itu, penggunaan media secara tepat juga bermanfaat memotivasi siswa untuk belajar. Selain itu, Hamalik dalam Arsyad (1997:15) juga mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan dapat mempengaruhi siswa dalam belajar. Penggunaan media pembelajaran pada tahap awal pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar. Dalam Daryanto (2010:6) Kempand dan Dayton menyatakan bahwa manfaat media dalam pembelajaran mempersamakan persepsi dan daya indera yang dimiliki oleh para siswa. Media juga berperan aktif dalam mengasah kemampuan bakat siswa. Selain itu, konstribusi media pembelajaran adalah sebagai berikut. 14

10 a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. b. Pembelajaran dapat lebih menarik. c. Pembelajaran menjai lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan. g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. h. Peran guru mengalami perubahan kearah yang positif Berdasarkan pemaparan di atas, manfaat penggunaan media pembelajaran membuat isi materi yang akan disampaiakan oleh guru lebih menarik dan bervariasi sehingga materi yang akan disampaikan menjadi lebih berstandar. Selain itu, menggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas, sebab siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi ikut berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hal tersebut guru dituntut untuk memilih kriteria media yang bagus untuk pembelajaran. 3. Kriteria Media yang Baik Untuk Pembelajaran Bachtiar (2012:27) menyatakan bahwa pemilihan kriteria media yang baik untuk pembelajaran sangat mutlak diperlukan demi keberhasilan proses pembelajaran. Media yang baik adalah media yang mudah digunakan dan mudah digunakan oleh guru maupun siswa. Masih dalam Bachtiar (2012:27) Schram juga mengelompokkan media menurut kontrol pemakaiannya dalam pengertian kesesuaiannya untuk di rumah, kesiapan setiap saat diperlukan, dapat tidaknya laju penyampaiannya, kesesuaianya untuk belajar mandiri, dan kemampuannya untuk memberikan umpan 15

11 balik. Berdasarkan definisi tersebut kriteria media yang baik adalah media yang mudah digunakan untuk belajar mandiri. Sehubungan dengan hal tersebut Soeparno (1987:10) juga mengatakan bahwa dalam pemilihan kriteria media yang bagus untuk pembelajaran hendaknya memperhatikan kriteria sebagai berikut : a. Hendaknya guru mengetahui pesan dan informasi yang akan disampaikan melalui media tersebut. b. Hendaknya guru memilih media yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Misalnya untuk melatih penguasaan kosakata ada baiknya kalau menggunakan media kartu. c. Hendaknya guru memilih media yang sesuai dengan metode yang akan digunakan. Misalnya untuk melatih penguasaan kosakata menggunakan flashcard ada baiknya menggunakan metode shadowing yaitu siswa mengucapkan kembali apa yang telah diucapkan oleh guru. d. Hendaknya guru memilih media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan e. Hendaknya guru harus memilih media yang sesuai dengan keadaan siswa,baik ditinjau dari segi jumlah,usia dan tingkat pendidikan. f. Hendaknya guru memilih media yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat media itu digunakan. Misalnya ditempat yang belum ada aliran listriknya, sangat tidak bijaksanan apabila guru memaksakan diri menggunakan elektronik. g. Hendaknya ketika memilih media sebaiknya disesuaikan dengan kreativitas guru tersebut, sebab ada beberapa media tertentu yang keefektifan penggunaannya sangat bergantung pada kreativitas guru tersebut. h. Sebagai catatan tambahan, sebaiknya guru jangan menggunakan media dengan alasan bahwa media tersebut merupakan barang baru atau karena media tersebut merupakan satu-satunya media yang guru miliki. 16

12 Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa guru hendaknya mengetahui tentang penggunaan media dan materi apa yang akan disampaikan kepada siswa. Dalam hal ini guru dituntut untuk mengetahui jenis-jenis media pembelajaran yang baik untuk siswa. 4. Jenis jenis Media Pembelajaran Bachtiar (2012: 19) jenis media atau bahan adalah perangkat lunak (software) yang berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau perangkat keras (hardware) merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut. Gambar atau foto adalah bahan yang tergolong dalam perangkat lunak (hardware) sedangkan flashcard juga merupakan perangkat keras (hardware) supaya informasi gambar atau foto bisa tersampaikan dengan baik maka dibutuhkan sarana berupa flashcard. Gerlach dan Ely dalam Daryanto (2010:18) jenis media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terpogram dan simulasi. Menurut definisi tersebut, peneliti akan menggunakan media gambar yang berwujud flashcard sebagai media untuk meningkatkan penguasaan kosakata. Selain itu, Bretz dalam Bachtiar (2012:20) membagi jenis media menjadi tiga unsur pokok, salah satunya yaitu visual. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis (line graphic) dan simbol yang yang dapat ditangkap dengan indra penglihatan. Berdasarkan uraian para ahli di atas maka dapat di simpulkan bahwa flashcard yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada teori Rudy Bretz dalam Bachtiar yang menyatakan bahwa flashcard termasuk dalam kategori media visual yang memuat gambar di dalamnya. Berarti 17

13 kemampuan melihat dan kejelian siswa dalam melihat gambar merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran menggunakan flashcard. Adapun pengertian tentang flashcard akan dijelaskan pada poin berikutnya. C. Flashcard 1. Pengertian Flashcard Menurut Arsyad (1997:120) menguraikan bahwa flashcard adalah media grafis bidang datar yang memuat tulisan, gambar dan simbol tertentu. Tambahan lagi, menurut Istiqomah (2009:19) menguraikan bahwa flashcard adalah suatu peraga atau media yang digunakan untuk proses belajar mengajar dalam rangka mempermudah atau memperjelas penyampaian materi pembelajaran agar lebih menyenangkan dan lebih efektif. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa flashcard yang dimaksud adalah kartu kecil yang berisi gambar, tulisan dan simbol yang mengingatkan siswa pada suatu materi sedang dipelajari. Selain itu, Soeparno (1987:19) juga menyatakan bahwa flashcard adalah media yang berukuran 15 x 20 cm sebanyak 30 sampai 40 buah yang bahan-bahan terbuat dari kertas manila. Pada penelitian ini peneliti menggunakan flashcard yang berukuran 15 x 20 cm sebanyak 30 buah yang terbuat dari kertas manila yang memuat isi materi yang jelas untuk digunakan sebagai media pembelajaran. 2. Jenis Jenis Flashcard Pada pembelajaran kosakata terdapat beberapa jenis flashcard yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Menurut Scott dan Ytreberg (1990: ) mengatakan bahwa flashcard dibagi menjadi beberapa jenis yaitu : 18

14 a. Picture card Menurut Nasr dalam Scott dan Ytreberg (1972:67) mengatakan bahwa Picture card berguna untuk pengajaran kosakata dan membaca. Jenis-jenis dari Picture card antara lain : 1) Picture card match up (menjodohkan kartu bergambar) 2) Picture card treasure hunt (mengumpulkan kartu bergambar) 3) Picture card and word match up (menjodohkan gambar dan kata) 4) Picture card snape game (permainan mengmbil kartu bergambar) b. Card game Card game adalah jenis permainan yang menggunakan kartu sebagai media utama dalam memainkanya. c. Word atau sentence card Word atau sentence card biasanya terdiri dari dua sisi. Sisi depan kartu terdapat kata dan sisi belakang kartu terdapat ilustrasi kata tersebut dan pengertian dari kata tersebut yang tersusun secara acak. Dalam penggunaan Word atau sentence card siswa harus menyusun kata acak tersebut menjadi sebuah kalimat (definisi dari kata yang terdapat di sisi depan kartu). Berdasarkan uraian di atas, flashcard terdiri dari beberapa jenis. Dalam penelitian ini flashcard yang digunakan mengacu pada teori Scott dan Ytreberg yang menyatakan bahwa flashcard termasuk dalam kategori Picture card and word match up (menjodohkan gambar dan kata), dalam hal ini guru akan memperlihatkan flashcard secara sekilas kepada para siswa, didalam flashcard sudah memuat gambar dan kosakata bahasa Jepang. Guru dapat memilih jenis-jenis dari flashcard untuk mengajarkan kosakata tertentu secara kreatif. Dengan menggunakan flashcard, banyak manfaat yang bisa diambil oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran kosakata bahasa Jepang. 19

15 3. Manfaat Flashcard dalam Pembelajaran Kosakata Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya media flashcard merupakan salah satu media yang baik untuk pembelajaran kosakata. Hal itu dikarenakan flashcard merupakan media yang sederhana dan murah. Selain itu, flashcard mudah digunakan baik oleh guru dan siswa. Sebagai tambahan, menggunakan flashcard dalam proses pembelajaran bisa menggantikan peran guru tanpa adanya batasan ruang dan waktu dan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Dalam hal ini, peneliti menggunakan flashcard sebagai media yang cocok untuk pembelajaran. Pembelajaran menggunakan flashcard diyakini dapat meningkatkan penguasaan kosakata siswa sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran kosakata. Agar flashcard dapat meningkatkan penguasaan kosakata dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka dibutuhkan teknik dalam menggunakan flashcard. Istiqomah (2009:vii) menyatakan bahwa penerapan permainan dengan flashcard dalam pembelajaran kosakata bahasa Prancis kelas X SMA Negeri Cilacap menunjukkan ada perbedaan nilai sebelum dan seduah diberikan treatment. Selain itu, Mas udah dalam Wulandari (2016:17) juga menyatakan bahwa penggunaan bingo game lebih efektif daripada metode konvensional untuk pengajaran kata benda dalam bahasa Inggris untuk pemula. 4. Teknik Menggunakan Flashcard Soeparno (1987:20) menyatakan bahwa ada beberapa cara menggunakan flashcard yatiu : a. Pertama-tama guru memberikan instruksi mengenai kosakata apa yang harus dikuasai oleh siswa. Perlu dicatat bahwa kosakata yang hendak dilatih adalah kosakata yang sudah diajarkan. Setelah itu guru mempertunjukkan flashcard dan mengucapkan nama benda yang ada dalam flashcard tersebut kepada para siswa. Siswa tersebut setelah 20

16 melihat flashcard yang dipertunjukkan secara sekilas itu harus segera merespons dengan mengucap ulang kosakata yang telah diucapkan oleh guru sebelumnya. b. Karena media ini bertujuan untuk melatih penguasaan kosakata secara spontan, maka waktu yang disediakan untuk mempertunjukkan flashcard dan waktu yang disediakan untuk merespons tidak boleh terlalu lama. Sekiranya pada putaran pertama masih banyak siswa yang membuat kesalahan atau belum lancar, tidak ada salahnya apabila sekali lagi atau diulang sampai tujuan tercapai. Teknik penggunaan flashcard dalam penelitian ini guru hanya akan mempertunjukkan kartu-kartu tersebut secara sekilas kepada para siswa. Kemampuan siswa dalam merespons dan kemampuan mengingat secara cepat sangat dibutuhkan. Berikut ini contoh flashcard yang digunakan dalam penelitiann ini: Gambar 2.1 Gambar 2.2 Flashcard 1 Flashcard 2 D. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang flashcard dalam pembelajaran kosakata telah banyak diteliti oleh peneliti lain dalam bentuk pembelajaran kosakata. Berikut ini akan disajikan dua penelitian terdahulu tentang flashcard yang dijadikan sebagai sumber rujukan oleh peneliti. 1. Riani (2016) menyatakan bahwa penelitian ini berbentuk penelitian eksperimen murni. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA dan XI IPS yang masing-masing sebanyak 20 siswa. Pembelajaran kosakata 21

17 dalam penelitian ini meliputi nama-nama nominal mata uang, kata sifat いdan kata sifatな dalam bahasa Jepang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode active learning. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan tes dan angket. Data kuantitatif dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Sedangkan data kualitatif diolah menggunakan non-statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa card sort dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang. Selain itu, pembelajaran menggunakan card sort menarik, tidak membosankan, mudah bekerjasama, membuat suasana kelas menjadi lebih aktif dan hidup. 2. Istiqomah (2009) menyatakan bahwa penelitian ini termasuk penelitian one group pretest-posttest design. Dalam penelitian one group pretestposttest design hanya satu kelompok yang diberi pembelajaran menggunakan permainan dengan media flashcard. Dalam penelitian ini digunakan teknik random dalam mengambil sampel sehingga diperoleh 1 kelas diantara kelas X.A, X.B, X.C, X.D, X.E, X.F, X.G, X.H, X.I dan X.J. Pembelajaran kosakata dalam penelitian ini adalah kosakata kata kerja dan kata sifat bahasa Prancis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode game. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan tes dan dokumentasi. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan flashcard dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Prancis. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rata-rata pretest dan posttest mengalami peningkatan. Selain itu, siswa pembelajaran menggunakan flashcard dapat meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran kosakata bahasa Prancis. Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu tentang flashcard dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang sama penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu metode dalam penelitian ini adalah eksperimen murni. Sehingga desain yang akan digunakan dalam penelitian menggunakan dua kelas yang terdiri dari kelas 22

18 eksperimen yang akan menggunakan flashcard dan kelas kontrol yang akan menggunakan buku Minna No Nihongo Shokyuu 1 dalam proses pembelajaran. selain itu, hal yang membedakan penelitian sebelumnya adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran kosakata menggunakan metode shadowing yaitu siswa mengucap ulang kosakata yang telah diucapkan oleh guru sebelumnya. Populasi dan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini juga berbeda dengan penelitian sebelumnya, ada 30 siswa kelas X yang dibagi kedalam dua kelas. tambahan lagi, ada 30 kosakata yang berkaitan dengan nama-nama benda yang ada di dalam kelas dan nama-nama benda yang dibawa oleh guru dan siswa kedalam kelas. 23

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen) LAMPIRAN 88 89 90 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : SMAN 1 Yogyakarta : Bahasa Jepang : X MIA 6 (kelas Eksperimen) : 2 (dua) Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil 50 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil belajar mengajar menggunakan permainan menemukan gambar sebagai upaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran bahasa Jepang terdapat empat kemampuan yang harus dikuasai untuk mempermudah pelajar dalam berkomunikasi. Kemampuan tersebut yakni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimental merupakan penelitian murni karena di dalamnya

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berawal dari ketertarikan penulis dengan keunikan huruf dan cara pengucapan bahasa Jepang, penulis memperdalam bahasa Jepang dengan mempelajari tata bahasanya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan, menanggapi, serta mengeluarkan isi pikirannya.

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar belakang masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang diperlukan untuk berinteraksi dengan sesama manusia,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke Indonesia pun bertambah dengan berbagai macam tujuan, seperti bisnis, rekreasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat disampaikan melalui dua cara, yaitu secara lisan dan tulisan. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat disampaikan melalui dua cara, yaitu secara lisan dan tulisan. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk menyampaikan ide, pendapat, perasaan, berita atau hal-hal lain yang ingin disampaikan kepada orang lain, kita biasa menggunakan bahasa. Bahasa dapat disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN 1.1.1 LATAR BELAKANG Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10 bagian yaitu doushi (verba), i-keiyoushi (adjektiva),

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di berbagai belahan dunia selain bahasa inggris. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak ragam huruf, bahasa

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metode Dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian (Sutedi,

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pada BAB ini pertama penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil penerapan media story pictures dalam pembelajaran membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi mempelajari bahasa pertamanya dari ibunya atau lingkungan keluarganya, kemudian dari lingkungan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

BAB I. PENDAHULUAN. digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerja sama, berinteraksi, dan 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran, perasaan baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Chaer (2003:32) bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia. Dengan adanya bahasa, kita bisa bertukar pikiran, berbagi informasi, bisa mengetahui budaya

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang sangat penting bagi manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara dapat dipahami lawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan berkomunikasi segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan berkomunikasi segala bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan berkomunikasi segala bentuk informasi yang ada disekitar kita dapat diketahui. Komunikasi tersebut dapat berwujud secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen murni atau true experiment. Menurut Dedi Sutedi (2009:53) metode adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan,

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari aspek-aspek kebahasaannya, bahasa Jepang memiliki karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan, gramatika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang memungkinkan semua orang dari satu kelompok sosial tertentu atau orang lain yang sudah mempelajari kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi dengan manusia. Untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang tidak terlepas dari penggunaan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat yang ampuh untuk menghubungkan dunia seseorang dengan dunia di luar diri kita, dunia seseorang dengan lingkungannya, dunia seseorang dengan alamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Umumnya pembelajar bahasa Jepang adalah siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tingkat perguruan tinggi. Namun saat ini siswa tingkat Sekolah Menengah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Makalah ini disampaikan dihadapan peserta pelatihan Media Pembelajaran kerjasama antara Dinkes DIY dengan FIP UNY O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting di dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa manusia berkomunikasi, menyampaikan informasi berupa ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Robert Sibarani (1997: 65) mengemukakan, bahwa bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Setiap

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment.

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment. BAB III PROSES PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment. Menurut Arikunto yang dimaksud penelitian pre eksperimen atau kuasi eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 12 BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Metode Pengajaran Dalam pengajaran bahasa termasuk bahasa asing, seorang guru membutuhkan suatu metode pengajaran untuk menghindari kejenuhan dalam proses pembelajaran. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya di muka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap), yang bersifat arbitrer dan konvensional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajar bahasa Jepang di Indonesia menunjukkan peningkatan pada tahun 2012 terutama jumlah pelajar di tingkat sekolah menengah. Menurut survey yang dilakukan Japan

Lebih terperinci

02. Konsep Dasar Media

02. Konsep Dasar Media 02. Konsep Dasar Media Standar Kompetensi Memahami dan membuat salah satu media pembelajaran biologi untuk sekolah menengah Kompentesi dasar menjelaskan tentang konsep dasar media, pembelajaran, sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa asing adalah salah satu upaya untuk mempelajari bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah, namun cukup menarik

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia terdapat beraneka ragam jenis bahasa. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Bahasa merupakan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk berkomunikasi antar masyarakat serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi. Bahasa yang baik berkembang

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Sakakura (1992: 317) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat dipakai

Lebih terperinci

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) 17 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi paling dasar yang digunakan manusia dan memiliki ciri khas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Angella, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Angella, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang merupakan mata pelajaran pilihan (muatan lokal) di sekolah yang berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut penelitian dari Setiadi (2012: 9) menyatakan bahwa budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk budi dan daya yang membedakan makna antara budaya dan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu huruf kanji, pola kalimat dan kosakata (Sutedi, 2005 : 78). Ketiga materi tersebut sangat penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi terpenting sekaligus merupakan salah satu keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo (kelas kata yang tidak dapat berdiri sendiri) dipakai setelah suatu kata

Lebih terperinci

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3 Ima nanji desuka? 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3 3.3 Menentukan informasi berkenaan dengan memberi dan meminta informasi terkait tanggal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikuasai maka keterampilan berbahasanya akan semakin baik. Kosakata

BAB I PENDAHULUAN. yang dikuasai maka keterampilan berbahasanya akan semakin baik. Kosakata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Tarigan (1985:2) keterampilan berbahasa seseorang tergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya. Semakin banyak kosakata yang dikuasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat berkomunikasi. Namun bahasa di dunia sangatlah banyak.

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret

Bab 3. Analisis Data. Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret Bab 3 Analisis Data Bab ini berisikan tentang hasil analisis yang telah penulis lakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011. Peserta responden merupakan mahasiswa-mahasiswi Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang perlu berkomunikasi dengan sesama, salah satunya menggunakan media bahasa yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan suatu pesan.

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana

Lebih terperinci

Bab 1. Latar Belakang. Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa (Degeng:1989). Kegiatan

Bab 1. Latar Belakang. Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa (Degeng:1989). Kegiatan Bab 1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa (Degeng:1989). Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu yang mempelajari bahasa disebut linguistik. Dalam bahasa Jepang linguistik disebut juga dengan gengogaku. Ada lima cabang ilmu linguistik yang dipelajari

Lebih terperinci

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung A. Pengertian Media Hand Out TEP-PLB MEDIA PENDIDIKAN (Ishartiwi-UNY) 1. Kata media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. 2. AECT (1977): Membatasi media sebagai segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, maupun pertanyaan kepada orang lain dengan bahasa yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, maupun pertanyaan kepada orang lain dengan bahasa yang baik dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran bahasa merupakan suatu bidang pengajaran yang mempunyai masalah kompleks dan belum terjawab.salah satu contoh permasalahannya adalah bagaimana mengembangkan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN:BAHASA DAN SASTRA JEPANG (PEMINATAN)

SILABUS MATA PELAJARAN:BAHASA DAN SASTRA JEPANG (PEMINATAN) SILABUS MATA PELAJARAN:BAHASA DAN SASTRA JEPANG (PEMINATAN) Satuan Pendidikan : SMA Kelas : XI Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活 KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi kepada sesamanya, baik itu lisan maupun tulisan. Menurut Parera (1997:27), bahasa ialah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai dengan yang disepakati oleh masyarakat pengguna bahasa itu sendiri. Pada hakikatnya, manusia

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

PDF created with FinePrint pdffactory trial version  YUK BELAJAR NIHONGO 1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Sukiman (2012:65) mengatakan kegunaan praktis dari penggunaan media

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu cara teratur yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu cara teratur yang digunakan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode adalah suatu cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai hasil yang baik seperti yang dikehendaki (Kamus Umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, mempelajari bahasa bertujuan untuk memperoleh empat keterampilan berbahasa (language competence) yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang

BAB II LANDASAN TEORI. pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembelajaran Pembelajaran merupakan bagian dari salah satu proses yang penting dalam pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan

Lebih terperinci

4. BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

4. BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan 4. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, yang telah di dapat oleh peneliti setelah melakukan observasi sebanyak tiga kali dan membagikan angket kepada 20 orang yang dibagikan angket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian 30 BAB III METODOLOGI PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Sehingga penelitian merupakan

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Sakakura (1992: 317) mengungkapkan bahwa hinshi ( 品詞 ) atau kelas kata terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya : a) Doushi ( 動詞 ) atau verba Merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru dan siswa dalam belajar, bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap (Dimyanti

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada pengajaran bahasa asing diperlukan satu strategi tepat yang dapat membuat pembelajar mudah memahami hal yang sedang dipelajarinya. Penggunaan bahasa asing

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB JEP-02-05) 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 3.5menganalisisungkapanyangmenyatakankemampuan (dekirukoto)

Lebih terperinci