PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN OKTOBER 2016

Transkripsi

1 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN OKTOBER 2016 No. 22/11/3322/Th.II, 26 November 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) OKTOBER 2016 SEBESAR 101,44 ATAU NAIK 0,22 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Semarang bulan r 2016 mengalami kenaikan 0,22 persen, yaitu dari posisi 101,22 pada bulan September menjadi 101,44. Hal ini disebabkan karena peru indeks harga yang diterima petani (It) lebih besar dari pada peru indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 0,17 persen, dari posisi 125,75 pada bulan September menjadi 125,96 pada bulan r Sementara Ib mengalami penurunan 0,05 persen, dari posisi 124,23 menjadi 124,17. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, empat sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu sub sektor holtikultura naik sebesar 0,28 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,35 persen, serta sub sektor peternakan naik 0,40 persen, sub sektor perikanan naik sebesar 2,29 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan indeks yaitu sub sektor tanaman pangan turun sebesar 0,39 persen. Secara umum Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh naiknya It pada empat sub sektor yaitu : sub sektor hortikultura naik 0,29 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,36 persen, sub sektor peternakan naik sebesar 0,08 persen, sub sektor perikanan naik sebesar 2,00 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan indeks yaitu sub sektor tanaman pangan turun 0,22 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan r mengalami penurunan 0,05 persen. Penurunan indeks bayar dipengaruhi oleh naiknya indeks konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,03 persen dan naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penam Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,01 persen. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Kabupaten Semarang mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,03 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks harga kelompok makanan jadi naik sebesar 0,11 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,10 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,24 persen, kelompok kesehatan naik 0,12 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,13 persen serta kelompok transportasi dan komunikasi naik 0,12 persen. Deflasi yang disebabkan turunnya indeks harga terjadi pada kelompok makanan turun sebesar 0,11 persen. Berita Resmi Statistik Kabupaten Semarang No.22/11/3322/Th.II, 26 November 2016 Hal.1

2 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Semarang Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penam pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Tahun 2014 dilakukan peru tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan peru/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan sub sektor pertanian dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada sub sektor perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum (NTNP) yang dihitung, Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) dan Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Kabupaten Semarang pada bulan r 2016, NTP Kabupaten Semarang mengalami kenaikan indeks 0,22 persen dibanding NTP September yaitu dari 101,22 menjadi 101,44. Kenaikan indeks NTP tersebut disebabkan karena peru indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih besar dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Berita Resmi Statistik Kabupaten Semarang No.22/11/3322/Th.II, 26 November 2016 Hal.2

3 Tabel 1. NTP Month To Month Kabupaten Semarang Tahun (2012 = 100) Bulan NTP 2015 NTP 2016 (1) (2) (3) Januari 101,53 101,28 Pebruari 101,42 100,54 Maret 99,96 100,57 April 98,78 101,12 Mei 99,66 100,07 September 100,52 100,20 r 100,61 100,59 September 100,83 100,88 r 102,56 101,22 r 102,58 101,44 November 102,06 Desember 100,17 Rata-rata 100,89 Kenaikan NTP pada bulan r 2016 disebabkan oleh kenaikan empat sub sektor yaitu sub sektor holtikultura naik sebesar 0,28 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,35 persen, serta sub sektor peternakan naik 0,40 persen, sub sektor perikanan naik sebesar 2,29 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan indeks yaitu sub sektor tanaman pangan turun sebesar 0,39 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Per sub sektor Kabupaten Semarang Serta nya September - r 2016 (2012 = 100) Bulan September 2016 r 2016 Prosentase Nilai Tukar Petani (NTP) 101,22 101,44 0,22 Tanaman Pangan (NTPP) 97,54 97,16-0,39 Hortikultura (NTPH) 104,68 104,98 0,28 Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 101,22 102,58 1,35 Peternakan (NTPT) 101,56 101,97 0,40 Perikanan (NTNP) 96,04 98,24 2,29 a. Perikanan Tangkap (NTN) 87,37 90,51 3,60 b. Perikanan Budidaya (NTPi) 104,89 106,18 1,23 Berita Resmi Statistik Kabupaten Semarang No.22/11/3322/Th.II, 26 November 2016 Hal.3

4 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada r 2016, secara umum It mengalami kenaikan indeks sebesar 0,17 persen dibandingkan dengan It September, yaitu dari 125,75 menjadi 125,96. Kenaikan It terjadi pada empat sub sektor yaitu sub sektor hortikultura naik 0,29 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,36 persen, sub sektor peternakan naik sebesar 0,08 persen, sub sektor perikanan naik sebesar 2,00 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan indeks yaitu sub sektor tanaman pangan turun 0,22 persen. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada r 2016, Ib tercatat turun sebesar 0,05 persen bila dibandingkan September, yaitu dari 124,23 menjadi 124,17. Penurunan Ib terjadi karena penurunan pada dua sub sektor penyusun NTP yaitu : sub sektor peternakan turun 0,32 persen dan sub sektor perikanan turun sebesar 0,28 persen. Sedangkan sub sektor tanaman pangan naik sebesar 0,17 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat turun 0,01 persen, dan sub sektor hortikultura naik 0,01 persen. Grafik 1. Indeks yang Diterima Petani Kabupaten Semarang Per sub sektor 135,00 130,00 125,00 120,00 115,00 110,00 133,18 133,57 122,94 122,67 131,99 130,22 120,90 118,02 TP HORTI TPR TRK IKAN Grafik 2. Indeks yang Dibayar Petani Kabupaten Semarang Per sub sektor September 2015 r 2016 (2012 = 100) 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00-0,05-0,10-0,15-0,20-0,25-0,30-0,35 0,17 SEPTEMBER'16 0,01 0,01 120,99 OKTOBER'16 TP HORTI TPR TRK IKAN -0,32-0,28 120,38 Berita Resmi Statistik Kabupaten Semarang No.22/11/3322/Th.II, 26 November 2016 Hal.4

5 4. NTP sub sektor a. sub sektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan r 2016 NTPP mengalami penurunan indeks sebesar 0,39 persen. Penurunan NTPP disebabkan karena turunnyaya indeks yang diterima petani sebesar 0,22 persen lebih kecil dibandingkan naiknya indeks yang dibayar petani sebesar 0,17 persen. Naiknya Ib disebabkan oleh turunnya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,01 persen dan naiknya Indeks Penam Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,75 persen. Tabel 3. NTP sub sektor Tanaman Pangan Kabupaten Semarang dan nya Septemb e Oktob e I. Indeks Diterima Petani 122,94 122,67-0,22 1. Padi 98,95 99,31 0,36 2. Palawija 187,12 185,17-1,04 II. Indeks Dibayar Petani 126,04 126,25 0,17 1. Konsumsi Rumah Tangga 130,45 130,44-0,01 2. BPPBM 113,55 114,40 0,75 III. Nilai Tukar Petani (NTPP) 97,54 97,16-0,39 b. sub sektor Hortikultura (NTPH) Pada bulan r 2016 NTPH mengalami kenaikan indeks sebesar 0,28 persen. Kenaikan NTPH disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,29 persen lebih besar daripada indeks yang dibayar petani yang mengalami kenaikan 0,01. Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,01 persen dan naiknya Indeks Penam Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,02 persen. Tabel 4. NTP sub sektor Hortikultura Kabupaten Semarang dan nya Septem be I. Indeks Diterima Petani 133,18 133,57 0,29 1. Sayur-sayuran 118,48 119,98 1,27 2. Buah-buahan 151,71 150,98-0,48 3. Tanaman Obat 123,03 120,10-2,38 II. Indeks Dibayar Petani 127,23 127,24 0,01 1. Konsumsi Rumah Tangga 130,01 130,02 0,01 2. BPPBM 120,61 120,64 0,02 III. Nilai Tukar Petani (NTPH) 104,68 104,98 0,28 Berita Resmi Statistik Kabupaten Semarang No.22/11/3322/Th.II, 26 November 2016 Hal.5

6 c. sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada r 2016 NTPR mengalami kenaikan indeks sebesar 1,35 persen, hal ini disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani sebesar 1,36 persen. Lebih besar dibandingkan indeks yang dibayar petani yang mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen. Penurunan pada Ib terjadi karena indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) yang naik sebesar 0,03 persen serta Indeks Penam Barang Modal (BPPBM) yang turun0,04 persen. Tabel 5. NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat Kabupaten Semarang dan nya September 2015 r 2016 (2012 = 100) Septemb e I. Indeks Diterima Petani 130,22 130,99 1,36 1. TPR 130,22 131,99 1,36 II. Indeks Dibayar Petani 128,65 128,67 0,01 1. Konsumsi Rumah Tangga 133,76 133,80 0,03 2. BPPBM 118,97 118,92-0,04 III. Nilai Tukar Petani (NTPR) 101,22 101,58 1,35 d. sub sektor Peternakan (NTPT) NTP sub sektor Peternakan pada bulan ini mengalami kenaikan sebesar 0,40 persen. Kenaikan ini terjadi karena peru It yang lebih besar dibandingkan dengan peru Ib. Indeks harga yang diterima petani naik 0,08 persen sementara indeks harga yang dibayar petani turun 0,32 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya indeks harga pada ternak kecil sebesar 3,01 persen. Sedangkan hasil ternak turun sebesar 0,73 persen, unggas turun 2,11 persen, dan ternak besar turun 0,10 persen. Penurunan Ib dipengaruhi naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,08 persen dan Indeks Penam Barang Modal (BPPBM) turun 0,64 persen. Tabel 6. NTP sub sektor Peternakan Kabupaten Semarang dan nya Septemb e I. Indeks Diterima Petani 120,90 120,99 0,08 1. Ternak Besar 116,10 115,98-0,10 2. Ternak Kecil 127,04 130,87 3,01 3. Unggas 127,87 125,17-2,11 4. Hasil Ternak 123,60 122,70-0,73 II. Indeks Dibayar Petani 119,04 118,66-0,32 1. Konsumsi Rumah Tangga 132,14 132,24 0,08 2. BPPBM 110,29 109,58-0,64 III. Nilai Tukar Petani (NTPT) 101,56 101,97 0,40 Berita Resmi Statistik Kabupaten Semarang No.22/11/3322/Th.II, 26 November 2016 Hal.6

7 e. sub sektor Perikanan (NTNP) Pada bulan r 2016, NTPN mengalami kenaikan indeks sebesar 2,29 persen. Kenaikan indeks NTNP ini disebabkan karena kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 2,00 persen lebih besar dibandingkan penurunan indeks yang dibayar petani sebesar 0,28 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh peru indeks harga pada kelompok perikanan tangkap yang naik 3,69 persen dan kelompok perikanan budidaya naik sebesar 0,56 persen. Penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,08 persen serta turunnya Indeks Penam Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,80 persen. 5. Indeks Harga Konsumen Perdesaan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/ deflasi di wilayah perdesaan. Pada r 2016, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Kabupaten Semarang mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,03 persen. Inflasi dipicu naiknya indeks harga kelompok makanan jadi sebesar 0,11 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,10 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,24 persen, kelompok kesehatan naik 0,12 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,13 persen serta kelompok transportasi dan komunikasi naik 0,12 persen. Deflasi yang disebabkan turunnya indeks harga terjadi pada kelompok makanan turun sebesar 0,11 persen. Tabel 7. NTP sub sektor Perikanan Kabupaten Semarang dan nya Septem be I. Indeks Diterima Petani 118,02 120,38 2,00 1. Perikanan Tangkap 108,34 112,35 3,69 2. Perikanan Budidaya 127,69 128,41 0,56 II. Indeks Dibayar Petani 122,88 122,53-0,28 1. Konsumsi Rumah Tangga 126,78 126,88 0,08 2. BPPBM 117,78 116,84-0,80 III. Nilai Tukar Petani (NTNP) 96,04 98,24 2,29 Tabel 8. IHK Perdesaan Kabupaten Semarang dan nya () Septembe r 15 Konsumsi Rumah Tangga 131,04 131,08 0,03 a. Bahan Makanan 137,31 137,16-0,11 b. Makanan Jadi 132,29 132,43 0,11 c. mahan 129,27 129,40 0,10 d. Sandang 123,72 124,01 0,24 e. Kesehatan 118,67 118,81 0,12 f. Pendidikan,Rekreasi&Olahraga 116,20 116,35 0,13 g. Transportasi & Komunikasi 125,47 125,65 0,12 Berita Resmi Statistik Kabupaten Semarang No.22/11/3322/Th.II, 26 November 2016 Hal.7