PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Transkripsi

1 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 53/09/76/Th. XI, 4 September 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI AGUSTUS 2017 NTP SULAWESI BARAT 106,07 Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Agustus 2017 sebesar 106,07; meningkat 1,58 persen dibandingkan NTP Juli 2017 yang sebesar 104,42. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 98,73; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 103,10; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 113,50; Subsektor Peternakan (NTP-T) 104,62; dan Subsektor Perikanan (NTN) 104,49. NTP Subsektor Perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 110,07 dan 94,74. Hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya deflasi perdesaan di Sulawesi Barat pada Agustus 2017 sebesar 0,24 persen, yang secara umum dipicu oleh turunnya indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,59 persen. Sementara itu, indeks harga empat kelompok pengeluaran lainnya mengalami peningkatan yaitu indeks harga kelompok pengeluaran perumahan meningkat sebesar 0,04 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,05 persen, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,08 persen, dan indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,33 persen. Indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dan indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan cenderung tidak mengalami perubahan. Inflasi di daerah perdesaan terjadi di 17 provinsi di Indonesia, tertinggi di Aceh sebesar 1,32 persen dan terendah di Kalimantan Tengah sebesar 0,02 persen. Sementara itu, 16 provinsi lainnya mengalami deflasi perdesaan, tertinggi di Gorontalo sebesar 0,76 persen dan terendah di Papua Barat sebesar 0,05 persen. Sulawesi Barat menempati urutan ke-12 dari 16 provinsi yang mengalami deflasi perdesaan. Untuk skala nasional, NTP bulan Agustus 2017 sebesar 101,60; meningkat sebesar 0,94 persen dibandingkan bulan Juli 2017, dan mengalami deflasi perdesaan sebesar 0,12 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Sejak Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 53/09/76/Th. XI, 4 September

2 serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat Menurut Subsektor Juli Agustus 2017 serta Perubahannya (2012=100) Subsektor Juli Agustus Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 104,42 106,07 1,58 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 129,61 131,43 1,40 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 124,12 123,90-0,18 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,96 127,65-0,24 - Indeks BPPBM 110,80 110,86 0,06 Gabungan tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 104,44 106,15 1,63 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 129,67 131,54 1,45 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 124,15 123,92-0,18 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,87 127,55-0,25 - Indeks BPPBM 110,77 110,84 0,06 1. Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTPP) 99,25 98,73-0,53 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 123,64 122,73-0,73 - Padi 122,53 121,64-0,73 - Palawija 126,48 125,57-0,73 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 124,57 124,31-0,20 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,11 126,81-0,23 - Indeks BPPBM 111,39 111,37-0,02 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH) 104,17 103,10-1,03 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 129,29 127,72-1,21 - Sayur-sayuran 138,84 142,98 2,98 - Buah-buahan 127,83 125,39-1,91 - Tanaman Obat 133,48 133,48 0,00 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 124,11 123,88-0,19 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,67 126,39-0,22 - Indeks BPPBM 110,97 110,99 0,02 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 53/09/76/Th. XI, 4 September 2017

3 Subsektor Juli Agustus Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR) 108,67 113,50 4,44 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 136,76 142,55 4,23 - Tanaman Perkebunan Rakyat 136,76 142,55 4,23 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 125,85 125,60-0,20 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,10 128,79-0,25 - Indeks BPPBM 110,65 110,71 0,05 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTPT) 103,31 104,62 1,27 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 125,03 126,44 1,13 - Ternak Besar 121,46 123,66 1,81 - Ternak Kecil 137,52 139,63 1,53 - Unggas 114,52 113,87-0,57 - Hasil Ternak 130,91 132,13 0,93 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 121,02 120,85-0,14 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,70 127,30-0,31 - Indeks BPPBM 110,14 110,34 0,19 5. Perikanan a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) 103,99 104,49 0,49 b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) 128,44 129,08 0,50 c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) 123,51 123,53 0,02 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,81 129,83 0,02 - Indeks BPPBM 111,34 111,37 0, Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 109,42 110,07 0,59 b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan(It) 135,56 136,36 0,59 - Penangkapan 135,56 136,36 0,59 c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 123,88 123,89 0,00 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,71 129,73 0,02 - Indeks BPPBM 113,39 113,36-0, Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 94,47 94,74 0,28 b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 116,08 116,46 0,33 - Budidaya 116,08 116,46 0,33 c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 122,87 122,93 0,04 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,99 130,01 0,02 - Indeks BPPBM 107,79 107,91 0,11 Hasil pemantauan harga produsen berbagai komoditi barang dan jasa di daerah perdesaan menunjukkan bahwa NTP Sulawesi Barat Agustus 2017 sebesar 106,07 atau meningkat sebesar 1,58 persen dibandingkan dengan NTP Juli 2017 yang sebesar 104,42. Hal ini disebabkan perubahan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 1,40 persen sedangkan indeks yang dibayar petani turun sebesar 0,18 persen. Berarti secara umum kenaikan harga komoditi hasil pertanian dari bulan sebelumnya lebih lambat dibandingkan dengan kenaikan harga barang-barang keperluan konsumsi dan produksi. Akibatnya, perbandingan antara indeks harga yang diterima dengan indeks harga yang dibayar petani cenderung lebih rendah. Apabila diamati NTP menurut subsektor bulan Agustus 2017, dibandingkan dengan NTP subsektor yang sama bulan sebelumnya, tiga subsektor mengalami peningkatan, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat meningkat sebesar 4,44 persen, subsektor peternakan meningkat sebesar 1,27 persen, Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 53/09/76/Th. XI, 4 September

4 dan subsektor perikanan meningkat sebesar 0,49 persen. Sementara itu, subsektor tanaman pangan turun sebesar 0,53 persen dan subsektor hortikultura turun sebesar 1,03 persen. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menggambarkan perkembangan harga beragam komoditi pertanian yang dihasilkan petani. Agustus 2017, indeks harga yang diterima petani (It) gabungan dari lima subsektor adalah sebesar 131,43 atau meningkat sebesar 1,40 persen dibandingkan dengan indeks harga yang sama pada Juli 2017 sebesar 129,61. Perubahan positif It terjadi pada tiga subsektor, yaitu tanaman perkebunan rakyat meningkat sebesar 4,23 persen, subsektor peternakan meningkat sebesar 1,13 persen, dan subsektor perikanan meningkat sebesar 0,50 persen. Sementara itu, It dua subsektor lainnya mengalami penurunan. It subsektor subsektor tanaman pangan turun sebesar 0,73 persen dan It subsektor hortikultura turun sebesar 1,21 persen. 115,00 113,00 111,00 109,00 107,00 105,00 103,00 101,00 99,00 97,00 Grafik 1 Perkembangan NTP Sulawesi Barat (2012 =100), Januari Agustus ,00 Jan '17 Feb '17 Mar '17 Apr '17 Mei '17 Juni '17 Juli '17 Agt '17 NTP Gab NTP-P NTP-H NTP-R NTP-T NTNP 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat diamati fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar penduduk Sulawesi Barat, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk proses produksi hasil pertanian. Pada bulan Agustus 2017, indeks harga yang dibayar petani (Ib) gabungan lima subsektor sebesar 123,90, turun sebesar 0,18 persen bila dibandingkan Ib Juli 2017 yang sebesar 124,12. Perubahan negatif Ib terjadi pada empat subsektor, dimana subsektor tanaman pangan turun sebesar 0,20 persen, subsektor hortikultura turun sebesar 0,19 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,20 persen, dan subsektor peternakan turun sebesar 0,14 persen. Sementara itu, Ib subsektor perikanan meningkat sebesar 0,02 persen. 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 53/09/76/Th. XI, 4 September 2017

5 3. NTP Menurut Subsektor Mengamati NTP menurut subsektor, terlihat bahwa hanya NTP subsektor tanaman pangan yang nilainya kurang dari 100. NTP Agustus 2017 tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 113,50, sedangkan yang terendah adalah subsektor tanaman pangan dengan NTP sebesar 98,73. a) Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan Agustus 2017, indeks harga yang diterima petani sebesar 122,73 atau turun sebesar 0,73 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan indeks yang dibayar petani sebesar 124,31 atau turun sebesar 0,20 persen, sehingga menyebabkan Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) turun sebesar 0,53 persen. Indeks harga yang diterima petani (It) turun dikarenakan indeks harga subkelompok padi turun sebesar 0,73 persen dan indeks harga pada subkelompok palawija turun sebesar 0,73 persen. Sementara itu, turunnya indeks yang dibayar petani (Ib) diakibatkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,23 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,02 persen. b) Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTP-H) Agustus 2017 turun sebesar 1,03 persen dikarenakan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 1,21 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,19 persen. Indeks yang diterima petani (It) mengalami perubahan yang negatif dikarenakan adanya perubahan negatif pada indeks harga subkelompok buah-buahan sebesar 1,91 persen meskipun indeks harga subkelompok sayur-sayuran meningkat sebesar 2,98 persen dan indeks harga subkelompok tanaman obat cenderung tidak mengalami perubahan. Sementara itu, turunnya indeks yang dibayar petani disebabkan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) turun sebesar 0,22 persen meskipun indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,02 persen. c) Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada bulan Agustus 2017, Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) meningkat sebesar 4,44 persen, disebabkan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 4,23 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,20 persen. Perubahan positif yang terjadi pada indeks yang diterima petani (It) dikarenakan meningkatnya indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 4,23 persen yaitu dari 136,76 menjadi 142,55. Di sisi lain perubahan positif pada indeks yang dibayar petani (Ib) dikarenakan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) turun sebesar 0,25 persen meskipun indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,05 persen. d) Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada Agustus 2017, Nilai Tukar Petani pada Subsektor Peternakan (NTP-T) mengalami perkembangan positif sebesar 1,27 persen, dikarenakan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 1,13 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,14 persen. Perubahan positif indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh indeks harga subkelompok ternak besar meningkat sebesar 1,81 persen, indeks harga subkelompok ternak kecil meningkat sebesar 1,53 persen dan indeks harga subkelompok hasil ternak meningkat sebesar 0,93 persen. Sementara itu, Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 53/09/76/Th. XI, 4 September

6 indeks harga subkelompok unggas turun sebesar 0,57 persen. Indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami perubahan negatif dikarenakan indeks kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) turun sebesar 0,31 persen meskipun indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,19 persen. e) Subsektor Perikanan (NTNP) Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan atau Nilai Tukar Nelayan (NTNP) mengalami perubahan positif sebesar 0,49 persen pada Agustus 2017 disebabkan perubahan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 0,49 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,02 persen. Perubahan positif yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani (It) subsektor ini dikarenakan oleh indeks kelompok perikanan tangkap meningkat sebesar 0,59 persen dan indeks harga subkelompok budidaya perikanan meningkat sebesar 0,33 persen. Sementara itu, perubahan positif yang terjadi pada indeks harga yang dibayar petani (Ib) diakibatkan oleh meningkatnya indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0,02 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,02 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Agustus 2017, Nilai Tukar Nelayan (NTN) meningkat sebesar 0,59 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) meningkat sebesar 0,59 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) cenderung tidak mengalami perubahan. Stabilnya Ib dikarenakan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,02 persen sedangkan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) turun sebesar 0,02 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Agustus 2017, Nilai Tukar Pembudidayaan Ikan (NTPi) meningkat sebesar 0,28 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) meningkat sebesar 0,33 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,04 persen. Perubahan positif yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,02 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,11 persen. 4. NTUP Subsektor Pada Agustus 2017, NTUP Sulawesi Barat meningkat sebesar 1,35 persen. Hal ini karena perubahan positif It sebesar 1,40 persen lebih tinggi dibandingkan indeks BPBBM yang mengalami perubahan positif sebesar 0,06 persen. Perubahan positif NTUP disebabkan oleh meningkatnya NTUP tiga subsektor yaitu, tanaman perkebunan rakyat meningkat sebesar 4,17 persen, subsektor peternakan meningkat sebesar 0,94 persen, dan subsektor perikanan meningkat sebesar 0,48 persen. Sementara itu, NTUP dua subsektor mengalami penurunan, yaitu NTUP subsektor tanaman pangan turun sebesar 0,71 persen dan NTUP subsektor hortikultura turun sebesar 1,23 persen. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 53/09/76/Th. XI, 4 September 2017

7 Tabel 2 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Sulawei Barat per Subsektor dan Persentase Perubahannya, Juli - Agustus 2017(2012=100) Subsektor Juli Agustus Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 111,00 110,21-0,71 2. Hortikultura 116,51 115,08-1,23 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 123,60 128,75 4,17 4. Peternakan 113,52 114,59 0,94 5. Perikanan 115,35 115,91 0,48 a. Tangkap 119,55 120,29 0,61 b. Budidaya 107,69 107,93 0,22 Nilai Tukar Usaha Pertanian 116,98 118,55 1,35 5. Perkembangan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Perubahan Indeks harga Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Pada Agustus 2017, Sulawesi Barat mengalami deflasi perdesaan 0,24 persen. Inflasi ini dipicu oleh turunnya indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,59 persen. Sementara itu, indeks harga empat kelompok pengeluaran lainnya mengalami peningkatan yaitu, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan meningkat sebesar 0,04 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,05 persen, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,08 persen, dan indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,33 persen. Indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dan indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan cenderung tidak mengalami perubahan. Tabel 3 Inflasi Perdesaan Menurut Kelompok, Januari - Agustus 2017 (2012=100) KELOMPOK JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGT (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Bahan Makanan 0,82-0,08 0,32 0,48 0,35 2,61 0,82-0,59 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, &Tembakau 0,54 0,37 0,15 0,00 0,29 0,13 0,04 0,00 Perumahan 0,58 0,23 0,11 0,10 0,07 0,82-0,03 0,04 Sandang 0,32 0,11-0,06-0,05 0,19 1,28-0,33 0,05 Kesehatan 0,19 0,10 0,01 0,06 0,42 0,64-0,01 0,00 Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 0,26 0,12 0,00 0,00-0,08 0,20 0,62 0,08 Transportasi & Komunikasi 0,32 0,21-0,06 0,13 0,08 0,07 0,00 0,16 Konsumsi Rumah Tangga 0,61 0,10 0,18 0,25 0,25 1,40 0,39-0,24 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 53/09/76/Th. XI, 4 September

8 6. Perbandingan Antarprovinsi di Pulau Sulawesi Bila dibandingkan NTP antarprovinsi di Pulau Sulawesi, pada Bulan Agustus 2017 terlihat bahwa hanya Sulawesi Utara yang mengalami perubahan negatif, yaitu sebesar 0,07 persen. Sementara itu, lima provinsi lainnya mengalami perubahan positif. Perubahan positif tertinggi terjadi pada Provinsi Sulawesi Barat yang meningkat sebesar 1,58 persen, diikuti Gorontalo yang meningkat sebesar 1,52 persen, Sulawesi Tengah meningkat sebesar 1,29 persen, Sulawesi Tenggara meningkat sebesar 0,99 persen,, dan terkecil Sulawesi Selatan yang meningkat sebesar 0,54 persen. Jika dibandingkan perubahan indeks harga konsumen perdesaan (inflasi/deflasi) antarprovinsi di Pulau Sulawesi, empat provinsi di Pulau Sulawesi mengalami deflasi perdesaan. Deflasi tertinggi terjadi di Gorontalo yaitu sebesar 0,76 persen dan terendah di Sulawesi Barat sebesar 0,24 persen. Deflasi tertinggi kedua dan ketiga terjadi di Sulawesi Utara dan Sulawesi tenggara yaitu masing-masing sebesar 0,58 persen dan sebesar 0,38 persen persen. Sementara itu, Sulawesi tengah dan Sulawesi Selatan mengalami inflasi perdesaan masing-masing sebesar 0,06 persen dan 0,19 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya Agustus 2017 (2012=100) PROVINSI IT AGUSTUS 2017 IB AGUSTUS 2017 NTP AGUSTUS 2017 INDEKS % PERB INDEKS INDEKS INDEKS % PERB (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sulawesi Utara 118,03-0,50 127,93-0,43 92,26-0,07 Sulawesi Tengah 122,28 1,37 129,79 0,08 94,22 1,29 Sulawesi Selatan 129,99 0,73 129,06 0,19 100,72 0,54 Sulawesi Tenggara 120,23 0,73 127,93-0,25 93,98 0,99 Gorontalo 135,29 0,90 128,40-0,60 105,37 1,52 Sulawesi Barat 131,43 1,40 123,90-0,18 106,07 1,58 Tabel 5 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Menurut Provinsi se-sulawesi, Agustus 2017 (2012=100) Provinsi Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olah raga Transportasi dan Komunikasi Konsumsi Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Sulawesi Utara -1,23-0,01 0,04 0,01 0,25-0,04 0,04-0,58 Sulawesi Tengah -0,04 0,15 0,15-0,05 0,28-0,04 0,20 0,06 Sulawesi Selatan 0,18 0,07 0,20 0,20 0,12 0,07 0,51 0,19 Sulawesi Tenggara -1,13 0,50-0,04 0,10 0,06 0,12 0,17-0,38 Gorontalo -1,69 0,45-0,14 0,21 0,01 0,30 0,06-0,76 Sulawesi Barat -0,59 0,00 0,04 0,05 0,00 0,08 0,16-0,24 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 53/09/76/Th. XI, 4 September 2017

9 Grafik 2 Laju Inflasi Perdesaan Indonesia dan Provinsi se-sulawesi, Agustus 2017 (2012=100) 0,20 0,06 0,19 0,00-0,20-0,40 Indonesia Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar -0,12-0,24-0,38-0,60-0,80-0,58-0,76 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 53/09/76/Th. XI, 4 September

10 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Informasi lebih lanjut hubungi: Suntono, SE, M.Si Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat Telepon: (62-426) Faks: (62-426) Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 53/09/76/Th. XI, 4 September 2017