BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Menurut Subarinah dalam Wahyudi dan Kriswandani (2013) menyatakan bahwa matematika merupakan ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hirarkis, abstrak, bahasa simbol yang padat arti dan semacamnya adalah sebuah sistem matematika yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan-persoalan nyata. Matematika juga berguna untuk membentuk pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistematis, logis, kritis dengan penuh kecermatan. Matematika adalah berkenaan dengan ide-ide, konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkies penalarannya deduktif. Mengingat adanya perbedaan karakteristik itu, maka diperlukan adanya kemampuan khusus dari seorang guru untuk mengetahui antara dunia anak yang belum berfikir secara deduktif dan dunia Matematika yang bersifat deduktif. Selain itu, Matematika adalah terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma aksioma, dan dalil-dalil, dimana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah Matematika sering disebut ilmu deduktif. Berdasarkan teori tersebut, Matematika merupakan ilmu deduktif dimana dari dalil-dalil yang bersifat deduktif tersebut setelah dibuktikan kebenarannya akan diakui secara umum. Matematika merupakan pengkajian logis mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berkaitan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar Matematika di Sekolah Dasar adalah memahami setiap konsep secara bertahap untuk mendapatkan pengertian, hubungan-hubungan, simbol-simbol, kemudian mengaplikasikan konsep-konsep ke situasi yang baru Hasil Belajar Hasil belajar adalah berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya baik yang berupa pengetahuan, ketrampilan motorik, atau penguasaan nilai-nilai sikap. Menurut para ahli psikologi tidak semua perubahan yang dihasilkan digolongkan ke dalam hasil belajar. Misalnya perubahan perilaku yang terjadi karena kematangan. Perubahan perilaku sebagai hasil 6

2 7 belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan) dimana proses mental dan emosional terjadi. Hasil belajar anak didik dapat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain : a. Motivasi adalah sebagai sumber motor penggerak aktivitas. b. Perhatian adalah pemusatan energi psikis (pikiran dan perasaan terhadap suatu obyek) c. Aktivitas adalah keadaan siswa pada waktu kegiatan pembelajaran. Perubahan perilaku pada hasil belajar dikelompokkan ke dalam 3 ranah yaitu pengetahuan (kognitif), ketrampilan motorik (psikomotorik), dan penguasaan nilai atau sikap (afektif). Menurut Sudjana (dalam Wartiningsih, 2012) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dimyati dan Mudjiono (2009) menyatakan bahwa belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar, sedangkan menurut Uno (dalam Wartiningsih, 2012) hasil belajar merupakan perubahan peilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang dengan lingkungannya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tersebut dapat ada karena siswa telah melakukan proses belajar, dan dalam proses belajar tersebut siswa mendapat pengalaman dari pengajaran gurunya, baik itu langsung maupun tidak langsung, sehingga terjadi perubahan perilaku sebagai akibat dari pengaruh lingkungan belajarnya. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran yaitu hasil yang dapat diukur, seperti nilai rapor, angka dalam ijazah, sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain atau suatu transfer data. Hasil belajar tidak hanya tertuang dalam nilai-nilai angka dalam rapor saja tetapi penerapan dari pengetahuan yang didapat merupakan hasil belajar, dimana mereka belajar dan kemudian menerapakn apa yang telah dipelajari. Hasil belajar yang ditandai oleh perubahan perilaku menurut Suprijono (2010) memiliki ciri-ciri: 1. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari 2. Berkesinambungan dengan perilaku lainnya 3. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup

3 8 4. Positif atau berakumulasi 5. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan 6. Permanen atau tetap 7. Bertujuan atau terarah 8. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan Perubahan perilaku sebagai hasil belajar mencakup seluruh aspek kemanusiaan yang menjadi bekal untuk kehidupannya, terutama bagi siswa untuk mengahdapi kehidupan sosialnya kelak. Adapun tujuan penilaian hasil belajar menurut Arifin (2011) adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan 2. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap rogram pembelajaran 3. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan 4. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan peserta didik 5. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik sesuai dengan jenis pendidikan tertentu 6. Untuk menentukan kenaikkan kelas 7. Untuk menetapkan peserta didik sesuai dengan potensi yang telah dimilikinya Oleh karena itu penilaian hasil belajar sangat bermanfaat, terutama bagi peserta didik. Bagi peserta didik, hasil belajar berguna untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan serta untuk mengetahui kelebihan atau potensi dan kekurangan yang dimilikinya. Adapun fungsi hasil belajar (Arifin, 2011) adalah sebagai berikut: 1. Fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengadakan remedial bagi peserta didik. 2. Fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai/ angka kemajuan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan laporan kepada pihak tertentu, penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus tidaknya peserta didik.

4 9 3. Fungsi diagnostik, yaitu untuk memahami latar belakang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, dan hasilnya dapat digunakan sebagai dasar untuk memecahkan kesulitan tertentu. 4. Fungsi penempatan, yaitu untuk menempatkan peserta didik dalam situasi pembelajaran yang tepat sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Berdasarkan fungsi hasil belajar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tidak hanya menilai tentang bagaimana pemahaman siswa tetapi juga untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan, mengatasi kesulitan belajar peserta didik serta untuk mengontrol kemajuan peserta didik. Dalam penelitian ini, hasil belajar dari fungsi sumatif diartikan sebagai peningkatan kemampuan kognitif siswa yang diukur melalui pretest dan posttest guna memperoleh data berupa nilai Pembelajaran Menurut Slameto (2010) Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam hasil interaksinya dengan lingkungannya. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut Arifin (2011) belajar adalah proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman. Sedangkan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara sungguh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan sosial. Dalam pembelajaran tidak hanya melibatkan aspek intelektual siswa saja tetapi aspek sosial dan emosional juga terlibat, dimana mereka belajar tidak hanya aspek inteletualnya saja, tetapi juga bagaimana mereka belajar hidup berdampingan bersama dengan orang lain secara sosial. Proses pembelajaran sangat penting bagi seorang guru terlebih untuk evalusi, sebagaimana dinyatakan oleh Syarafuddin dan Nasution (2005) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran, hasil penilaian dapat menolong guru untuk memperbaiki keterampilan profesional guru dan juga membantu mereka mendapat fasilitas serta sumber belajar yang lebih baik.

5 10 Kegiatan pembelajaran merupakan pengalaman bagi guru setelah melakukan kegiatan belajar, dimana pembelajaran menjadi refleksi untuk mengetahui kekurangan pembelajaran dan juga mengetahui pembelajaran yang bagaimana yang dapat meningkatkan aktivitas siswa, sehingga dengan reflesi tersebut para guru akan lebih meningkatkan daya profesionalnya sebagai seorang pendidik. Adapun dalam pelaksanan pembelajaran seorang guru juga harus mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam menyampaikan materi pembelajaran, sebagaimana dikemukan oleh Hanafiah dan Suhana (2010) bahwa tingkatan prose pembelajaran dapat terjadi mulai dari yang konkret menuju ke yang abstrak, dari yang sederhana menuju yang kompleks, dan dari yang faktual menuju yang konseptual. Pembelajaran untuk anak sekolah dasar harus mengingat bahwa anak-anak usia SD dalam berpikirnya masih membutuhkan contoh-contoh yang bisa dilihat oleh mata/ konkret, kemudian setelah dirasa siap untuk dengan pola berpikir imajinasi/ membayangkan mereka akan dapat berpikir secara abstrak. Selain itu juga dalam pembelajaran siswa harus dimulai dari hal-hal yang mudah terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan kehal-hal yang lebih rumit atau komplek. Arifin (2011) menjelaskan lebih lanjut tentang pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1. Pembelajaran adalah suatu program. 2. Setelah pembelajaran berproses, tentu guru perlu mengetahui keefektifan dan efisiensi semua komponen yang ada dalam proses pembelajaran. 3. Pembelajaran bersifat interaktif dan komunikatif. 4. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar peserta didik. 5. Proses pembelajaran dimaksudkan agar guru dapat mencapai tujuan pembelajaran dan peserta didik dapat menguasai kompetensi yang ditetapkan. Dengan demikian, pembelajaran merupakan suatu proses yang interaktif dan komunikatif, sehingga dengan komunikasi dan interaksi memungkinkan terjadinya kegiatan peserta didik dan tercapai penguasaan kompetensi yang diharapkan melalui kegiatan tersebut. Selain itu tugas seorang guru adalah menciptakan iklim belajar yang memungkinkan terjadinya interaksi, baik itu dengan teman, guru, maupun dengan lingkungan sekitar, sehingga terjadi kegiatan belajar yang komunikatif bagi peserta didik.

6 Pembelajaran Matematika Menurut Gatot Muhsetyo dkk (2009), Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah menggunakan strategi pembelajaran matematika, yang sesuai dengan topik yang dibicarakan, tingkat perkembangan intelektual siswa, prinsip dan teori belajar, keaktifan siswa, keterkaitan dengan kehidupan siswa, dan pengembangan penalaran matematis. Sanusi (dalam Wartiningsih, 2012) mengemukakan bahwa Model Pembelajaran Group Investigation berawal dari perspektif filosofis terhadap konsep belajar yaitu untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki teman atau pasangan. Kelas hendaknya merupakan miniatur demokrasi yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial antar pribadi Hasil Belajar Matematika Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik jika hasil belajar sesuai standar yang diharapkan dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar harus dirumuskan dengan baik untuk dapat dievaluasi pada akhir pembelajaran. Hasil belajar seseorang tidak langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan sesuatu untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Namun demikian,hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Sudjana (dalam Wartiningsih, 2012) menyatakan bahwa: Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan karena kebetulan. Tingkat pencapaian hasil belajar oleh siswa disebut hasil belajar. Hasil belajar ini diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa atau kemampuan siswa dalam suatu pokok bahasan guru biasanya mengadakan tes hasil belajar.hasil belajar dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh siwa setelah mengikuti suatu tes hasil belajar yang diadakan setelah selesai program pengajaran.

7 12 Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotor. Hasil belajar juga dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu secara kuantitatif, institusional, dan kualitatif. Aspek kuantitatif menekankan pada pengisian dan pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta-fakta yang berarti. Aspek institusional atau kelembagaan menekankan pada ukuran seberapa baik perolehan belajar siswa yang dinyatakan dalam angka-angka. Sedangkan aspek kualitatif menekankan pada seberapa baik pemahaman dan penafsiran siswa terhadap lingkungan disekitarnya. Sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan definisi dan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati setelah melakukan program belajar mengajar dalam bentuk tingkat penguasaan siswa terhadap pengetahuan dan ketrampilan. Dengan demikian, hasil belajar Matematika harus dikaitkan dengan tujuan pendidikan Matematika yang telah tercantum dalam kurikulum dengan tidak melupakan hakekat Matematika itu sendiri. Hasil belajar dikelompokkan berdasarkan hakekat Matematika yang meliputi Matematika sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Matematika meliputi pencapaian produk, proses, dan sikap ilmiah. Dalam segi produk, siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep Matematika dan keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi proses, siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, pengetahuan, dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi ilmiah siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari bendabenda yang ada di sekitarnya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, dapat bekerjasama dan mandiri serta mengenal dan mengembangkan rasa cinta terhadap alam sekitar dan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian hasil belajar yang dikembangkan di SD adalah hasil belajar yang mencakup penguasaan produk, proses, dan sikap ilmiah.

8 Model Pembelajaran Group Investigation Peran guru sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Fungsi dan peran guru adalah sebagai motivator dan inovator dalam pembangunan pendidikan, perintis dan pelopor pendidikan, penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, dan pengabdian. Sebagai motivator guru harus mampu untuk meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran agar hasil belajar juga mengalami peningkatan. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas pembelajaran adalah dengan mengganti metode atau cara pembelajaran yang selama ini hanya dilakukan dengan metode ceramah dan kurang diminati siswa. Hamdani (2011) mendefinisikan model pembelajaran sebagai pengembangan serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan pernagnkat pembelajaran berdasarkan teori pengembangan. Dengan demikian model pembelajaran sangat penting untuk merancang atau mempersiapkan proses penyampaian materi ajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran matematika dengan menggunakan Model Group Investigation merupakan salah satu inovasi pembelajaran yang inovatif. Menurut Hamdani (2011) Group Investigation adalah suatu metode pembelajaran yang dikembangkan pertama kali oleh Thelen ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit. Selain itu juga memadukan prinsip belajar demokratis dimana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran baik dari tahap awal sampai akhir pembelajaran termasuk di dalamnya siswa mempunyai kebebasan untuk memilih materi yang akan dipelajari sesui dengan topik yang sedang dibahas. Menurut Suprijono (2011) mengemukakan bahwa dalam penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation maka setiap kelompok akan bekerja untuk melakukan investigasi sesuai dengan masalah yang mereka pilih. Sesuai dengan pengertian-pengertian tersebut maka dapat diketahui maka pembelajaran dengan Model Group Investigation adalah pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa dan tentu akan membangkitkan semangat serta motivasi siswa untuk belajar. Kondisi ini ternyata sejalan dengan apa yang dikemukakan Narudin (dalam Wartiningsih, 2012) Group Investigation merupakan salah satu bentuk Model Pembelajaran Kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.

9 14 Di antara model-model belajar yang tercipta, Group Investigaton merupakan salah satu Model Pembelajaran yang bersifat demokrasi karena siswa menjadi aktif belajar dan melatih kemandirian siswa dalam belajar. Slavin (dalam Wartiningsih, 2012) mengemukakan enam langkah pembelajaran menggunakan Model Group Investigation yaitu: 1. Grouping (menetapkan jumlah anggota kelompok) 2. Planning (menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajari, siapa melakukan apa). 3. Investigation (saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi, mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi). 4. Organizing (anggota kelompok menulis laporan, merencanakan presentasi laporan, penentuan penyaji,moderator, dan notulis). 5. Presenting (salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati, mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau tanggapan). 6. Evaluating (masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap laporan masingmasing). Menurut Hamdani (2011) langkah-langkah pembelajaran menggunakan Model Group Investigation terdiri dari : 1. Seleksi topik (siswa memilih berbagai subtopik, para siswa diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok secara heterogen). 2. Merencanakan kerjasama (bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas, dan tujuan umum). 3. Implementasi (siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan). 4. Analisis dan siintesis (siswa menganalisis dan menyintesis berbagai informasi yang diperoleh). 5. Penyajian hasil akhir (semua kelompok menyajikan presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajarai) 6. Evaluasi (guru beserta siswa melakukan evaluasi baik secara individu atau kelompok). Model Pembelajaran ini melatih siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri secara aktif dan tekanan terletak pada proses pembelajaran yang berlangsung, selain pada hasil yang akan dicapai dan menekankan pada partisipasi siswa dan guru.

10 15 Peran guru dalam pengajaran dengan menggunakan Model Group Investigation adalah sebagai fasilitator yang terlibat dalam proses kelompok (membantu pembelajar dalam merumuskan rencana, bertindak, dan mengatur kelompok) serta beberapa kebutuhan dalam sebuah penelitian (pengetahuan tentang metode yang digunakan). Guru berfungsi sebagai konselor akademik, dimana saat siswa mengalami kebingungan maka guru membantu mereka dalam memecahkan masalah dan mengumpulkan data yang relevan. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Model Group Investigation terdapat dampak instruksional dan dampak pengiringnya yaitu, Dampak instruksional: 1. Proses dan pengelolaan kelompok efektif 2. Pandangan konstruktifis tentang pengetahuan 3. Disiplin dalam penelitian kolaboratif Dampak pengiring: 1. Kemandirian sebagai pembelajar 2. Penghargaan pada martabat orang lain 3. Penelitian sosial sebagai pandangan hidup 4. Kehangatan dan interpretasi interpersonal Dampak instruksional dan dampak pengiring tersebut merupakan manfaat dari Model Pembelajaran Group Investigation, disamping merupakan penelitian akademik yang mandiri bagi siswa, metode ini juga memadukan interaksi sosial dalam proses pembelajarannya sehingga timbul hubungan yang positif antar siswa, selain itu juga meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-teman yang berbeda dengan dirinya, baik itu ras, etnik, maupun dari sisi akademis. Selain itu juga meningkatkan rasa kepedulian dan ketergantungan yang positif antar sesama. Selain manfaat yang diperoleh dari pembelajaran Model Group Investigation, terdapat juga kelemahan dari Model Group Investigation sebagaimana pendapat dari Huda (2011) yaitu setiap kelompok ditugaskan untuk mempelajari atau mengerjakan bagian materi yang berbeda antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, dan karena hal tersebut maka seringkali siswa hanya fokus pada materi yang menjadi tanggung jawabnya, sementara bagian materi kelompok lain tidak dihiraukan. Berdasarkan pendapat Huda tersebut, maka dapat setiap kelompok hanya mendalami bagian materi yang menjadi

11 16 tugasnya saja sementara materi yang menjadi bagian kelompok lain kurang mereka pahami betul, mereka dapat memahami materi lain setelah mereka mendapatkan penjelasan dari kelompok lainnya. Dalam hal ini ada beberapa hal penting yang harus diketahui dalam pelaksanaan Model Pembelajaran Group Investigation menurut Slavin (dalam Wartiningsih, 2012) berpendapat bahwa hal tersebut diantaranya : 1. Menguasai kemampuan kelompok Kesuksesan implementasi dari Group Investigation sebelumnya menuntut pelatihan dalam kemampuan komunikasi dan sosial untuk memperoleh informasi. Fase ini sering disebut sebagai meletakkan landasan kerja atau pembentukan tim. Menurut Huda (dalam Wartiningsih, 2012) merencanakan ukuran kelompok (jumlah anggota setiap kelompok) dibutuhkan untuk menghindari terjadinya ketidakseimbangan kerja antar kelompok. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi antar siswa serta meningkatkan rasa saling menghargai dalam perbedaan (jenis kelamin serta kemampuan pemahaman), selain itu semakin kecil kelompok, maka membuat semua anggota didalamnya aktif terlibat dan berpatisipasi. Sebagai bagian dari investigasi, para siswa mencari informasi dari berbagai sumber baik dalam maupun luar kelas. Sumber-sumber seperti bermacam buku, institusi, orang menawarkan sederetan gagasan, opini, data, solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipelajari. Para siswa selanjutnya mengevalusi dan mensistesiskan informasi yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan buah pemikiran karya kelompok. 2. Perencanaan kooperatif Penting bagi Group Investigation adalah perencanaan kooperatif. Siswa menentukan apa yang akan mereka investigasikan sehubungan dengan upaya untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi; sumber apa yang mereka butuhkan; siapa akan melakukan apa; dan bagaimana mereka menampilkan proyek mereka yang sudah selesai ke hadapan kelas. Biasanya ada pembagian tugas dalam kelompok yang mendorong tumbuhnya interdependensi yang bersifat positif di antara anggota kelompok. Siswa bersama-sama melakukan penyelidikan masalah dengan menggali sumber yang dibutuhkan serta membagi tugas dan kemudian

12 17 mempresentasikannya di hadapan kelompok lain. Selain itu juga diharapkan semua siswa untuk bekerjasama dengan baik dalam pelaksanaan, pengumpulan data, maupun dalam presentasi hasilnya meskipun terdapat perbedaan pendapat yang kadang kala muncul. 3. Peran guru Dalam kelas yang melaksanakan proyek Group Investigaton guru bertindak sebagai nara sunber dan fasiitator. Guru tersebut berkeliling di antara kelompok-kelompok yang ada dan untuk melihat bahwa mereka bisa mengelola tugasnya, dan membantu setiap kesulitan yang mereka hadapi dalam interaksi kelompok, termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan proyek pembelajaran. Hal pertama yang harus dilakukan adalah guru harus membuat model kemampuan komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa. Peningkatan kemampuan komunikasi yang dapat dilakukan dengan membuat model- model dari berbagai kemampuan seperti mendengarkan, membuat ungkapan, memberi reaksi yang tidak menghakimi, mendorong partisipasi, dan sebagainya. Asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation menurut Rusman (dalam Wartiningsih, 2012), yaitu: 1. Untuk meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan proses kreativitas menuju suatu kedasaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung kreativitas 2. Komponen emosional lebih penting daripada intelektual 3. Untuk meningkatkan keberhasilan dalam memecahkan suatu masalah harus lebih dahulu memahami emosional dan irrasional. Model Pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kreativitas siswa, melalui kegiatan penelitian serta penyajian hasil penelitian, selain itu juga aspek emosional lebih penting karena mereka belajar bagaimana bekerja dengan kelompok. Berdasarkan pendapat Slavin dalam Wartiningsih (2012) dan Hamdani (2011), maka dapat dikaji langkah-langkah pembelajaran menggunakan Group Investigation yang terdiri dari:

13 18 a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal langkah-langkah yang ditempuh antara lain: 1) Guru menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran, 2) Guru mengatur tempat duduk siswa, 3) Guru melakukan apersepsi untuk kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran 4) guru menyampaiakan tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan dilaksanakan, 5) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dilaksanakan, 6) Guru memberikan motivasi kepada siswa. b. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti langkah-langkah yang ditempuh antara lain: 1) Guru menyampaiakan materi secara singkat, 2) Guru menyampaikan aturan main pembelajaran, 3) Guru menyiapkan instrumen kerja 4) Guru membimbing siswa memilih topik yang akan dibahas. Langkah-langkah yang ditempuh siswa adalah: 1. Mengidentifikasi topik dan bergabung kedalam kelompok/ Grouping. Pada tahap ini para siswa bergabung dalam kelompoknya yang dibentuk secara heterogen (baik itu dari jenis kelamin, kemampuan akademik (nilai pretest yaitu nilai rendah, sedang, dan tinggi), dan etnik). 2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari/ Planning. a. Kelompok mendiskusikan bersama didalam kelompok hal apa yang ingin mereka ketahui terkait dengan topik yang telah ditentukan. b. Kelompok menentukan apa yang akan mereka ketahui terkait topik dengan kalimat tanya. c. Setiap kelompok merencanakan koordinasi pembagian tugas masing-masing anggota dalam kelompok 3. Melaksanakan investigasi/ Investigation. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah: a. Siswa mengumpulkan informasi dari sumber yang telah diarahakan guru. b. Siswa mendata informasi. Ditahap ini siswa melakukan pengamatan terhadap obyek yang akan diteliti, serta mengumpulkan data dari pengamatan, baik itu berupa gambar maupun data tertulis. Dalam kegiatan ini para anggota kelompok berkontribusi/ berpartisipasi untuk usaha

14 19 yang dilakukan kelompoknya serta selama proses siswa bertukar pendapat dan berdiskusi. 4. Menyiapkan laporan akhir/ Organizing. Tahapan yang terdapat dalam tahap ini yaitu: a. Mengorganisasi/ menata data yang diperoleh melalui kegiatan investigasi b. Menulis laporan c. Merencanakan presentasi laporan: penentuan penyaji, moderator, dan notulis. d. Waktu/ durasi 5. Mempresentasikan laporan akhir/ Presenting. a. Setiap kelompok mempresentasikan hasil penelitian b. Presentasi dilakukan secara klasikal Salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati, mengklarifikasi, dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan sehingga semua siswa dapat mendengarkan penjelasan materi dari kelompok lain yang berbeda materi dengan kelompoknya. c. Bagian presentasi tersebut melibatkan pendengar aktif, dalam hal ini yaitu teman sekelas mereka. Kegiatan akhir pembelajaran 6. Evaluasi/ Evaluation. Dalam tahap evaluasi meliputi: a. Para siswa saling memberikan umpan balik berupa masukan, kritik, saran, dan pujian mengenai topik yang mereka presentasikan. Berbagi pengalaman mengenai proses kerjasama kelompok antar anggota. b. Setiap kelompok mendata informasi dan menyimpulkan informasi dari kelompok lain. c. Guru melakukan konfirmasi tentang informasi dari masing-masing kelompok guna mengecek/memastikan kebenarannya. Selain itu guru dan siswa mengevaluasi proses pembelajaran (menejemen waktu, pembagian tugas dalam kelompok, dan keefektifan pencarian informasi).

15 20 c. Kegiatan Akhir Guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui apakah tujuan pembelajarannya yang ditentukan tercapai atau tidak. Berdasarkan tahapan pembelajaran Group Investigation menurut Slavin dalam Wartiningsih (2012) dan Hamdani (2011) tersebut, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran yang mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran bahkan semua kegiatan dari tahap perencanaan hingga evaluasi dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini siswa lebih aktif dalam belajar disamping juga belajar untuk bersosialisasi dengan teman lainnya Kelemahan dan Kelebihan Model Group Investigation Kelemahan : 1. Memakan banyak waktu. 2. Banyak siswa yang pasif. 3. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. Kelebihan : 1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. 2. Melatih berpikir lebih logis dan sistimatis. 3. Memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat. Untuk mengatasi kelemahan Model Group Investigation di atas dapat dilakukan dengan cara merancang media pembelajaran yang tepat, memotivasi siswa agar berani berkomunikasi dalam pembelajaran, dan menyajikan materi dalam bentuk benda-benda konkrit. 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Wartiningsih (2012) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Dan Aktifitas Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas III SD Negeri 1 Kemiri Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2011/2012 menyatakan bahwa penerapan Model Pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitiaanya didapati bahwa terdapat segi positif dalam penelitiaanya yaitu pembelajaran dengan menggunakan Model Group Investigation sangat menyenangkan

16 21 sehingga pembelajaran tidak monoton serta membuat siswa aktif bekerja diantaranya aktif berpendapat dalam berdiskusi, disamping itu juga terjadi peningkatan hasil belajar siswa, Peningkatan hasil belajar nampak dari hasil ulangan harian siswa yang mulanya hanya 66 kemudian meningkat menjadi 88. Sedangkan hasil analisis data dari aktivitas siswa yaitu pada kondisi awal hanya 51%, siklus I mencapai persentase 77%, dan siklus II dengan persentase 89%. Sugiyanto (2012) dalam skripsi PTK yang berjudul Peningkatan Hasil belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Kondisi awal siswa yang sebelum menggunakan Model Group Investigaton terlihat ramai, tapi keramaian itu tidak disebakan siswa membahas tentang pembelajaran tetapi karena hal lain selain itu pembelajaran masih berpusat pada guru/ guru mendominasi. Setelah Model Pembelajaran Group Investigation dilakukan selama 2 siklus, diperoleh hasil yaitu siswa yang tuntas pada siklus I bertambah 12 siswa dengan total siswa yang tuntas 27 siswa dengan ketuntasan klasikal 71%, sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 11 siswa atau 39%. Meningkat lagi pada siklus II yaitu siswa yang tuntas bertambah 8 siswa menjadi 35 siswa dengan ketuntasan klasikal 92%. 2.3 Kerangka Pikir Model Pembelajaran Group Investigation merupakan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam Model Pembelajaran Group Investigation, yaitu adanya peserta dalam kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan adanya tujuan yang harus dicapai. Siswa dalam Model Pembelajaran Group Investigation menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jika mungkin, anggota

17 22 kelompok berasal dari suku atau agama yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada masing-masing individu. Tujuan Model Pembelajaran Group Investigation adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta mengembangkan keterampilan sosial. Secara garis besar Model Pembelajaran Group Investigation sangat mempengaruhi terhadap peningkatan hasil belajar siswa terutama hasil belajar Matematika pada siswa kelas VI SD Negeri Kuripan Hipotesis Tindakan Dalam penelitian ini penulis membuat hipotesis tindakan, Penerapan model pembelajaran Group Investigation diduga dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas VI SD Negeri Kuripan 02 Kecamatan Subah Kabupaten Batang Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penulis mencoba mengungkap beberapa pendapat para ahli tentang Matematika. Menurut Karso dkk (1998: 14), Matematika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation Peneliti memilih metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation dengan alasan melalui penerapan metode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Metode Group Investigation Peran guru sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Satori, dkk (2008), fungsi dan peran guru adalah sebagai motivator

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam landasan teori ini diuraikan teori-teori yang diungkapkan para ahli dari berbagai sumber yang mendukung penelitian. Landasan teori tersebut terdiri atas berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION Rahayu Dwi Palupi, Penerapan Model Belajar Group Investigation... 85 PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS TENTANG DAYA TARIK, MOTIVASI, DAN AMBISI BANGSA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman karena adanya interaksi antara individu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik. Selain itu juga, model pembelajaran kooperatif efektif untuk mengembangkan keterampilan

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka

BAB II Kajian Pustaka BAB II Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, pembahasan landasan teori dalam penelitian ini berisi tinjauan pustaka yang merupakan variabel dari penelitian ini. Kajian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Hakikat Matematika Dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dinyatakan bahwa Matematika merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar. Nana Sudjana (1989:5) berpendapat: Belajar adalah sustu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia pada umumnya dan pendidikan pada khususnya

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Eka Kurniawati Prodi Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Bengkulu Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan pada umumnya dilaksanakan disetiap jenjang pendidikan melalui pembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa komponen yang menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tanggung Jawab a. Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakekat Belajar Matematika Belajar merupakan proses berpikir seseorang dalam rangka menuju kesuksesan hidup, perubahan aspek kehidupan dari taraf tidak mengetahui

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION Indayani, Peningkatan Prestasi Belajar pada Bidang Studi IPS... 67 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) pertama kali dipopulerkan oleh Barrows dan Tamblyn (1980) pada akhir abad ke 20 (Sanjaya, 2007). Pada awalnya, PBL dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang sangat kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam menyusun sebuah laporan Penelitian Tindakan Kelas, tentunya penulis tidak dapat hanya mengandalkan pengetahuan pribadi yang dimiliki tanpa bantuan sumber-sumber yang relevan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan ilmu yang menjadi dasar dari semua ilmu yang dipelajari di sekolah regular. Oleh sebab itu pelajaran ini diajarkan pada jenjang pendidikan dasar

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: RATNA HERAWATI A

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: RATNA HERAWATI A PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA POKOK BAHASAN RUANG DIMENSI TIGA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) DENGAN MEMANFAATKAN ALAT PERAGA MATEMATIKA DI KELAS X SEMESTER II SMA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Cooperative Learning Tipe Make A Match 2.1.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan yang digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

Lebih terperinci

Macam-Macam Model Pembelajaran

Macam-Macam Model Pembelajaran Medel pembelajaran kel.5 1. `Pembelajaran Istilah pembelajaran sama dengan proses belajar mengajar. Dalam konteks pembelajaran terdapat dua komponen penting, yaitu guru dan peserta didik yang saling berinteraksi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah sebuah proses yang terus menerus berkembang sesuai dengan perubahan zaman yang terjadi sebagai perkembangan IPTEK, perubahan nilai budaya, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori, pendapat-pendapat ahli yang mendukung penelitian akan dipaparkan dalam obyek yang sama, dengan pandangan dan pendapat yang berbedabeda. Kajian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Variabel Terikat a. Kemampuan Berpikir Kritis Berpikir kritis menurut Ennis (1993) adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA Menurut H. W. Fowler (Trianto 2010:136), IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar 1. Defenisi Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia yang bermutu merupakan faktor penting dalam pembangunan di era globalisasi saat ini. Pengalaman di banyak negara menunjukkan, sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari ` I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal untuk memajukan suatu bangsa karena kemajuan bangsa dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan proses mendidik dan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam perkembangan ilmu dan teknologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Matematika a. Pengertian Prestasi Pengertian prestasi yang disampaikan oleh para ahli sangatlah bermacammacam dan bervariasi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup pasti membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Karena pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION. Siswandi

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION. Siswandi Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP Negeri 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif. 6 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam ilmu pengetahuan sebagai penggerak utama perubahan menuntut pendidikan untuk terus maju melakukan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action research (CAR).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I Oleh Wahyudi Pendahuluan Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

Lebih terperinci

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasi Belajar IPA Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik jika hasil belajar sesuai dengan standar yang diharapkan dalam proses pembelajaran tersebut.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan atau pengajaran di sekolah dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Matematika 21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika Russefendi ET (Suwangsih dan Tiurlina, 2006: 3), menjelaskan bahwa kata matematika berasal dari perkataan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemahaman Konsep Matematis Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga pemahaman konsep matematis menjadi sangat penting. Belajar konsep merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan memilih menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut kurikulum KTSP SD/MI tahun 2006 Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar 2.1.1.1. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA Leo Sutrisno (2008), mendefinisikan hasil belajar sebagai gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, dalam menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan

Lebih terperinci

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem belajar kelompok yang di dalamnya siswa di bentuk ke dalam kelompok yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia masih memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses, dimana peserta didik memperoleh bimbingan, pendidikan, pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 Skripsi OLEH:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan dunia pendidikan yang dapat mengembangkan kemampuan untuk berargumentasi, memberi kontribusi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika di SD merupakan suatu permasalahan yang menarik. Adanya perbedaan karakteristik khususnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Hasil Belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar menurut Anni ( 2004:4 ) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Hasil belajar

Lebih terperinci