Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada
|
|
- Yanti Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG MASALAH Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dan besar artinya bagi bangsa yang sedang membangun. Pembangunan fisik tanpa diikuti dengan pembangunan manusianya akan menjadi sia-sia, demikian pula sebaliknya. Kedua jenis pembangunan ini harus dilaksanakan secara serentak. Jika pembangunan fisik ditujukan untuk menciptakan sarana kesejahteraan dan kemakmuran bagi setiap warga negara, maka pendidikan ditujukan untuk menciptakan manusiamanusia pembangunan yang bertanggung jawab dan sadar akan hak-hak serta kewajibannya terhadap kelangsungan hidup bangsanya. Pada awal abad XXI ini, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era global, dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan/keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat. Ditambah dengan kenyataan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat kurang baik. Manajemen pendidikan nasional secara keseluruhan mulai mengalami perubahan. Manajemen yang bersifat sentralistis mulai mengarah pada manajemen demokratisasi dan
2 2 desentralisasi penyelenggaraan pendidikan. Manajemen pendidikan yang sentralistis tersebut, telah menyebabkan kebijakan yang seragam yang tidak dapat mengakomodir perbedaan keragaman/kepentingan daerah / sekolah / peserta-didik, mematikan partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan, serta mendorong terjadinya pemborosan dan kebocoran alokasi anggaran pendidikan. Atas berbagai permasalahan pendidikan tersebut, melalui Propenas , dibuat arah kebijakan perbaikan sistem pendidikan yang juga tercermin dari alokasi dana yang diberikan dalam anggaran pemerintah. Arah kebijakan pembangunan pendidikan pada 2004, diarahkan untuk meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan pendidikan dengan mengutamakan upaya pencapaian target Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun yang memberikan perhatian lebih besar pada kelompok miskin, penduduk yang tinggal di daerah pedesaan, dan pada daerah-daerah serta Kawasan Indonesia yang memiliki partisipasi pendidikan dibawah rata-rata nasional. Hal ini dilakukan melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, penyediaan berbagai pendidikan alternatif, beasiswa bagi masyarakat miskin, dan bantuan biaya operasional pendidikan bagi sekolah miskin yang pelaksanaannya tetap memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender dan dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Menurut Oji Mahroji, Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Bandung, jumlah siswa di Kota Bandung mulai SD hingga SMA pada saat ini mencapai 454 ribu orang. Dari data tersebut, sedikitnya siswa SD, SMP, SMA dan SMK di Kota Bandung mengalami drop out atau putus sekolah karena alasan ekonomi dan beberapa sebab lainnya. Jumlah siswa yang dapat mengalami putus sekolah tersebut tingkat SD sekitar 30 ribu siswa, SMP 22 ribu siswa, SMA siswa dan SMK sebanyak siswa. Menurut data tahun 2006, jumlah siswa SD putus sekolah di Kota Bandung 50
3 3 siswa, SMP 150 siswa dan SMA sebanyak 520 siswa. Setiap tahun angka putus sekolah cenderung menurun. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah pusat dan program bantuan dari APBD cukup berperan menurunkan angka putus sekolah, kata Oji. ( Berkaitan dengan prasarana pendidikan, Direktur Pendidikan Lanjutan Pertama Depdiknas Sungkowo menjelaskan, sejak tahun 1998, Depdiknas sudah mencatat berbagai kerusakan infrastruktur sekolah. Secara nasional di Indonesia, kondisi gedung sekolah dasar (SD) rusak berat yang tercatat mencapai ruang belajar. Untuk memperbaiki kerusakan infrastruktur itu, Depdiknas sudah melakukan berbagai program perbaikan ruang kelas, mebel, dan perpustakaan yang dimulai tahun Berbagai usaha dilakukan tetapi dirasa belum banyak mengurangi jumlah gedung SD yang rusak berat, karena kerusakan sekolah terus terjadi ketersediaan dana pemeliharaan yang sangat terbatas. ( Menurut Gubernur Jawa Barat, perbaikan sekolah dilakukan secara terus menerus di wilayah Jawa Barat dan target rehabilitasi pada tahun 2008 adalah sebanyak ruangan dengan total anggaran Rp. 225 Milliar. Target ini meliputi SD sebanyak 4472 kelas, MI sebanyak 723 kelas, SMP sebanyak 504 kelas dan MTs sebanyak 200 kelas. Pada saat ini sekitar 2263 ruang kelas di Kota Bandung dalam kondisi rusak dan 639 sekolah diantaranya termasuk kategori sekolah rusak total, rusak berat dan rusak sedang. Sedangkan sisanya sebanyak 1624 sekolah termasuk rusak ringan. Diharapkan perbaikan sekolah-sekolah tersebut dapat diselesaikan tahun 2010 menurut Henry Pantas Panggabean, Anggota Panitia Anggaran (Pangar) DPRD Kota Bandung. (Pikiran rakyat, 1 April 2009) Pada saat ini pemerintah melalui berbagai program dan sumber pendanaan telah dan terus melakukan perbaikan gedung sekolah dan pembuatan sekolah baru terutama
4 untuk menunjang usaha meningkatkan mutu pembelajaran dan penuntasan program wajib belajar 9 tahun, meskipun masih terdapat banyak kendala. 4 Realisasi kebijakan peningkatan mutu pembelajaran dan penuntasan wajib belajar adalah adanya program-program pokok antara lain rehabilitasi SD/MI, pembangunan unit sekolah baru (USB) dan ruang kelas baru (RKB) bagi SMTP/Mts, disamping kegiatan menyelenggarakan pendidikan alternatif seperti SD satu guru, SD kecil dan SMP/MTs Terbuka untuk memberikan pelayanan bagi anak yang tidak dapat mengikuti pendidikan reguler, pemberian beasiswa bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu, serta pemberian bantuan khusus sekolah yang ditujukan untuk mendorong sekolah dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan kualitas outcomes. Fasilitas sekolah merupakan salah satu bagian penting dalam keberhasilan suatu pembelajaran sekolah. Fasilitas harus memadai dan sejalan dengan kebutuhan sekolah dalam kerangka untuk mencapai mutu pendidikan yang diinginkan. Kondisi tersebut dapat menimbulkan berbagai permasalahan antara lain : Target penuntasan wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan oleh Pemerintah belum / sulit tercapai. Kualitas lulusan sekolah dasar masih belum optimal, hal ini terlihat dari nilai NEM sekolah dasar yang masih rendah. Lulusan sekolah dasar yang masih tidak dapat mengikuti perkembangan jaman terutama ditinjau dari segi teknologi. Angka putus sekolah masih terus harus ditekan. Hal ini disebabkan selain karena permasalahan ekonomi, juga karena keterbatasan jumlah dan kualitas sekolah yang ada. Keterbatasan fasilitas sekolah ditinjau dari segi ketersediaan dan kualitas yang kurang baik dapat menyebabkan proses pembelajaran sekolah terganggu. Contoh:
5 5 keterbatasan jumlah ruang kelas sekolah yang merupakan salah satu prasarana penting dalam proses belajar mengajar sekolah dasar masih jauh dari kebutuhan. Oleh karena itu fasilitas sekolah akan mempengaruhi hasil pembelajaran di sekolah dan akan mempengaruhi mutu pembelajaran. Dengan latar belakang dan kondisi lapangan seperti dijelaskan diatas, maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian terkait dengan bagaimana manajemen fasilitas perlu dilakukan sekolah dalam kerangka peningkatan mutu pendidikan. B. FOKUS DAN BATASAN MASALAH Salah satu hal yang mempengaruhi keberhasilan mutu pembelajaran sekolah dasar adalah dilakukannya proses manajemen sekolah yang baik. Manajemen ini menyangkut berbagai hal diantaranya adalah manajemen fasilitas sekolah. Berdasarkan latar belakang masalah serta penjelasan diatas, maka fokus permasalahan pada penelitian ini adalah adanya hubungan antara keberhasilan mutu pembelajaran sekolah dasar dengan pengelolaan atau manajemen fasilitas sekolah. Hal ini menarik bagi peneliti untuk meneliti lebih jauh mengenai rumusan masalah tersebut, dan untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai masalah ini, maka peneliti menformulasikan permasalahan penelitian tersebut pada pertanyaan penelitian berikut : 1. Bagaimana fasilitas yang ada mendukung implementasi kurikulum yang diwujudkan dalam bentuk tuntutan kebutuhan kegiatan belajar mengajar? 2. Bagaimana mutu layanan pembelajaran dikaitkan dengan ketersediaan fasilitas yang tersedia? 3. Bagaimana mengoptimalisasikan penggunaan fasilitas sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan? 4. Bagaimana keberlanjutan ketersediaan fasilitas dengan operasional sekolah di masa mendatang?
6 C. TUJUAN PENELITIAN 6 Peneliti bermaksud untuk mendeskripsi, mengkaji dan menganalisis berbagai faktor manajemen fasilitas sekolah dasar yang terkait dengan tingkat mutu pembelajaran sekolah dasar di sekolah dasar pada wilayah kota Bandung dan Kota Cimahi. Adapun tujuan penelitian ini adalah mempelajari, mengidentifikasi, mengkaji dan menganalisis berbagai faktor yang terkait dengan manajemen fasilitas sekolah dasar untuk mendukung keberhasilan pencapaian mutu pembelajaran sekolah dasar khususnya dalam hal : 1. Menganalisis keterkaitan antara fasilitas sekolah dasar dengan kurikulum. 2. Menganalisis keterkaitan antara fasilitas sekolah dasar dengan mutu pembelajaran. 3. Menganalisis optimalisasi penggunaan fasilitas terkait dengan mutu pendidikan. 4. Menganalisis keterkaitan ketersediaan fasilitas pada pengembangan mutu pembelajaran sekolah di masa mendatang. Keluaran dari penelitian ini diharapkan dapat membantu para pengambil keputusan pada masing-masing sekolah dan dinas pendidikan untuk menyusun rencana pemanfaatan dan pengembangan fasilitas sekolah dengan lebih baik pada saat ini dan di masa mendatang. D. MANFAAT PENELITIAN Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada pengayaan khasanah penelitian empirik dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pelaku manajemen di sekolah dan kantor dinas pendidikan untuk memanfaatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan secara optimal.
7 7 Secara praktis, penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam menentukan kebijakan pengelolaan berbagai fasilitas yang ada di sekolah, sehingga dapat meningkatkan mutu / kualitas pembelajaran di sekolah dasar. E. KERANGKA PENELITIAN Pada saat ini pendidikan nasional masih dihadapkan beberapa permasalahan yang menonjol seperti yang dikemukakan oleh Yahya A. Muhaimin antara lain : (1) masih rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan; (2) masih rendahnya mutu dan relevansi pendidikan; dan (3) masih lemahnya manajemen pendidikan (Jalal, 2001:56). Permasalahan pokok di atas, merupakan permasalahan yang terjadi pada banyak daerah. Untuk mengantisipasinya telah banyak dikeluarkan kebijakan pendidikan yang mengarah kepada pemecahan masalah pokok di atas. Sebagai contoh, salah satu kebijakan strategis adalah penetapan visi suatu kota sebagai jasa pelayanan terpadu di bidang perdagangan, pendidikan dan kesehatan. Sebagai konsekuensi ditetapkannya sebagai kota jasa pendidikan harus didukung oleh sektor lainnya bagaimana kondisi ruang yang telah terbangun khususnya sarana pendidikannya bagaimana sarana pendukungnya transportasi jalan dan banyak variabel lainnya, kemudian aspek perencanaan yang meliputi arah kebijakan pengembangan wilayah perdagangan, pendidikan, kesehatan, industri, pemukiman dan sebagainya. Konsepsi tersebut tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Model pendidikan sekolah secara umum dapat dilihat pada Gambar 1 dan kerangka pikir penelitian pada disertasi ini dapat dilihat pada Gambar 2. Kerangka pikir penelitian didasarkan pada masukan (input), proses (kegiatan belajar mengajar) dan keluaran (output) sekolah dasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor internal antara lain kepemimpinan, keuangan, sarana dan prasarana dan faktor-faktor eksternal sekolah
8 8 seperti budaya, sosial dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi keberhasilan sekolah dalam mencetak kualitas siswa. Pada kerangka pikir ini terlihat secara jelas faktor-faktor yang mempengaruhi mutu lulusan yaitu dimulai dari adanya anak atau siswa yang melalui proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan diri secara baik. Agar proses belajar mengajar ini dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan faktor-faktor pendukung, antara lain adalah sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Sarana dan prasarana yang baik menurut penilaian dari berbagai aspek, akan dapat mendukung kegiatan belajar mengajar secara baik, artinya kemampuan anak akan dapat dikembangkan secara optimal dimana dapat digali semua potensi yang dimiliki anak.
9 9 Kepemimpinan dan manajemen Organisasi budaya INPUT Calon Siswa dan Visi dan Misi Sekolah PROCESS Pembelajaran Lingkungan eksternal OUTPUT Kualitas Ssiswa Lulusan Instrumental INPUT INFORMASI KEUANGAN SUMBER DAYA MANUSIA SARANA DAN PRASARANA Gambar 1 Model Umum Pendidikan Sekolah
10 F. LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan pada beberapa sekolah dasar yang tersebar di kota Bandung dan Cimahi. Pada penelitian ini akan dilakukan studi banding pada beberapa sekolah di wilayah Jawa Barat.
11 KURIKULUM TEACHING SOSIAL BUDAYA ETIKA & NILAI KOMUNIKASI FISIK IQ EMOTIONAL PENGETAHUAN PENGERTIAN PEMAHAMAN KEMAMPUAN KOMPETENSI TINGKAH LAKU ANAK / SISWA AKTIVITAS BY DESIGN (LEARNING) KEBUTUHAN SPESIFIKASI FASILITAS PENDIDIKAN SARANA PRASARANA PERENCANAAN PENGADAAN PENGATURAN PEMANFAATAN PEMELIHARAAN Gambar 2 Kerangka Pikir Penelitian KETERSEDIAAN KUALITAS KENYAMANAN KEINDAHAN
BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Pendidikan juga penting bagi terciptanya kemajuan dan kemakmuran
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKAN PENAMBAHAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI BARU DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004
ANALISIS KEBIJAKAN PENAMBAHAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI BARU DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004 (Penelitian Naturalistis Fenomenologis di SMK Negeri 1 Ambal) TESIS Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I
BAB I BAB I 1 A Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merupakan perwujudan dari tekad melakukan reformasi pendidikan untuk menjawab tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN HAK ATAS PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA
KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN HAK ATAS PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan guna meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Paradigma/pandangan masyarakat umumnya membentuk suatu pengertian tertentu di dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi tiga prioritas pembangunan pendidikan nasional, meliputi 1. pemerataan dan perluasan akses pendidikan, 2. peningkatan mutu, relevansi dan daya saing,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,
KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM AKSELERASI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Surakarta)
MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM AKSELERASI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Surakarta) Diajukan Kepada Program Pascasarjana Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister
Lebih terperinciLaporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014 BAB IV PENUTUP
BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kota Pekalongan telah memperlihatkan pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian
415 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian sebagaimana dikemukakan pada Bab IV, maka berikut ini disajikan kesimpulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini disebabkan melalui jasa pendidikan, akan dapat dihasilkan sumber
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyediaan sarana jasa pendidikan mulai dari tingkat dasar, tingkat menengah dan tingkat perguruan tinggi merupakan komponen penting dalam pembangunan suatu bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga pemerintah menetapkan PP Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi masyarakat oleh pemerintah ditandai dengan dicanangkannya program wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman. Pendidikan yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar sekaligus kekayaan suatu bangsa, sedangkan sumber-sumber modal dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah faktor penting untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan sarana strategis guna peningkatan mutu sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Karenanya, pendidikan tidak boleh dianggap sepele karena dengan pendidikan harkat dan martabat
Lebih terperinciRPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 31
AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 SD/MI % 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 Dinas Pendidikan Jumlah SD/MI jumlah SD/MI kali 1% diharapkan di tahun 218 tinggal 1,1%
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN
PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH
BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009
PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN
Lebih terperinciPROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG
PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Nama SKPD : DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Visi : Terwujudnya Layanan Pendidikan, Pemuda Olahraga Rote Ndao yang berkembang, bermutu, unggul terjangkau Misi : 1 Memperluas
Lebih terperinciUNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS
UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajeman Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perkembangan jaman telah berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana perkembangan ini telah membawa perubahan dalam kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sebagaimana dinyatakan para ahli, bahwa keberhasilan pembangunan negara-negara berkembang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. UUD 1945 pasal 31 menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara politis tekad pemerintah untuk membangun pelayanan pendidikan bagi seluruh masyarakat terlihat cukup besar. Hal ini seperti yang dinyatakan dalam UUD 1945
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan masyarakat yang begitu cepat sebagai dampak dari kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi, membawa akibat positif dan sekaligus akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya sangat ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan,
Lebih terperinciDORONGAN BELAJAR SISWA PASCA PEMBERIAN BOS TESIS
0 DORONGAN BELAJAR SISWA PASCA PEMBERIAN BOS Studi Etnografi di SD Negeri Batursari 1 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis
ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Analisis Situasi Strategis S etiap organisasi menghadapi lingkungan strategis yang mencakup lingkungan internal dan eksternal. Analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal
Lebih terperinciPROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016
PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016 < 1 Visi Dinas Pendidikan Terwujudnya Ketersediaan, Keterjangkauan, Kesetaraan dan Kualitas Layanan Pendidikan Untuk Membentuk Masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting di seluruh aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan kepribadian manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan teknologi informasi menjadi semakin ketat dan tajam yang sudah barang tentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional. Pembangunan pendidikan sangat penting karena perannya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah Satu indikator kemajuan pembangunan suatu bangsa adalah tingkat capaian Sumber Daya Manusianya, bahkan pendidikan merupakan bagian utama untuk suatu
Lebih terperinciSEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Malang 2014 SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 1 Penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJPD Provinsi Jawa Timur dengan memperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan menghadapi dua tuntutan yaitu tuntutan dari masyarakat dan tuntutan dunia usaha. Hal yang menjadi tuntutan yaitu tentang
Lebih terperinciDinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif Pendidikan telah menjadi sebuah kekuatan bangsa khususnya dalam proses pembangunan di Jawa Timur. Sesuai taraf keragaman yang begitu tinggi, Jawa Timur memiliki karakter yang kaya dengan
Lebih terperinciISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA
ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA Pengantar Keberadaan bangsa Indonesia dewasa ini dihadapkan persoalan-persoalan yang sangat kompleks. Secara eksternal, Globalisasi dengan segala konsekuensinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUA N. mensejahterakan kehidupan masyarakat. Ketatnya persaingan dunia dengan
BAB I PENDAHULUA N A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia saat ini pendidikan sangatlah penting, sebagai sarana dalam mengembangkan generasi muda di era globalisasi untuk mensejahterakan kehidupan
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran. Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan:
Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan: 1. Tantangan kecenderungan global dan nasional yang ada di Indonesia 2. Beberapa permasalahan pokok yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan. sumber daya manusia. Karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia. Karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali, Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu indikator kemajuan pembangunan suatu bangsa adalah tingkat capaian pembangunan Sumber Daya Manusianya, bahkan pendidikan menjadi domain utama bagi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG SUBSIDI BIAYA PENDIDIKAN PADA TK/RA, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK NEGERI DAN SWASTA SERTA POLITEKNIK SENDAWAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat pencapaian pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa. Bahkan pendidikan menjadi domain
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam Bab IV, maka secara umum berikut ini disajikan kesimpulan-kesimpulan yang
Lebih terperinciC. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja dilaksanakan pada setiap sasaran yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan.
Lebih terperinciPendidikan merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
A. LATAR BELAKANG Tema peringatan hari tahun 2013 adalah Meningkatkan kualitas dan akses berkeadilan. Tema tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan dalam upaya percepatan keseluruh warga Negara untuk
Lebih terperinciRAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010
RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010 Drs. Alexius Akim, MM. Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Barat RAKOR GUBERNUR KALBAR
Lebih terperinciBAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan, peluang yang ada di Kota Jambi, dan mempertimbangkan
Lebih terperinciKEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA
KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA Prof. Suyanto, Ph.D Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan Pembangunan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini Pemerintah Indonesia telah menjadikan investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan mengalokasikan persentase yang lebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap warga Negara Indonesia untuk dapat menikmatinya. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015 DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dalam rangka
Lebih terperinciBAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR
BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen berhubungan dengan suatu usaha untuk mencapai sasaransasaran tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia dengan sebaik-baiknya, sumber
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,
Lebih terperinciBadan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang disempurnakan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG
PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2007-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pendidikan pada dasarnya merupakan dari tanggung jawab pemerintah, Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas berbantuan sesuai dengan Undang-Undang
Lebih terperinciKESIAPAN SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 WADASLINTANG WONOSOBO
KESIAPAN SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 WADASLINTANG WONOSOBO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN PENELITIAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN PENELITIAN 5.1 Kesimpulan dan Implikasi Penelitian Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan metode non parametrik (DEA) dapat dilihat secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi tiga tantangan besar, pertama sebagai akibat dari krisis ekonomi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam memasuki abad ke-21, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar, pertama sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Studi tentang..., Aris Roosnila Dewi, FISIP UI, 2010.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka menengah dan panjang. Namun sampai saat ini masih banyak penduduk miskin yang memiliki
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan oleh setiap negara. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciBUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG
BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu sarana untuk membangun masyarakat. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan dunia. Manusia Indonesia
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi merupakan visualisasi dari apa yang ingin dicapai oleh Kota Sorong dalam 5 (lima) tahun mendatang melalui Walikota dan Wakil Walikota terpilih untuk periode
Lebih terperinciStatistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012
Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 EUROPEAN UNION LEMBAR PENGESAHAN STATISTIK PENDIDIKAN DASAR TP. 2011/2012 KABUPATEN BANJARNEGARA Mengetahui/Mengesahkan: KEPALA
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penarikan simpulan ini dapat dilakukan setelah dilaksanakannya
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penarikan simpulan ini dapat dilakukan setelah dilaksanakannya penelitian dan pengolahan serta pembahasan hasil penelitian. Berdasarkan gambaran hasil analisis data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terencana, terarah, dan berkesinambungan. kurikulum yang lebih baik, dalam arti yang seluas-luasnya, bukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat penting untuk menentukan kelangsungan hidup suatu negara, karena dengan pendidikan akan terbentuklah
Lebih terperinciBAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH Penyelenggaraan otonomi daerah sebagai wujud implementasi Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memunculkan berbagai konsekuensi berupa peluang,
Lebih terperinciGUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT
GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Identifikasi permasalahan dilakukan untuk melihat kompleksitas permasalahan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan berhubungan dengan proses penyelenggaraan pendidikan, sumber daya manusia
Lebih terperinciPENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA
SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan disektor Pendidikan adalah suatu upaya untuk meningkatkan kualitas dan ketersediaan Sumber Daya Manusia sebagai pelaku pembangunan. Pembangunan disektor
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, serta efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi tuntutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pendidikan nasional Indonesia dimaksudkan untuk menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan, serta efisiensi manajemen
Lebih terperinciBAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Disparpora Dinas Pariwisata,Kepemudaan Dan (Disparpora) sebagai organisasi perangkat daerah, yang memiliki tugas pokok
Lebih terperinciMASALAH DAN ISU STRATEGIS PENDIDIKAN
MASALAH DAN ISU STRATEGIS PENDIDIKAN Dalam rangka : PENYUSUNAN RENCANA KEBIJAKAN DAN PROGRAM SUBDINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN PENDIDIKAN TINGGI BANTEN TUJUAN Menyelaraskan persepsi dan pemahamaman pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu untuk menciptakan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional sangat berperan bagi pembangunan manusia karena dapat mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia, berkarakter produktif dan berdaya
Lebih terperinciterukur dengan tingkat kepuasan pelayanan di bidang Bina Marga dan Pengairan.
1. Evaluasi Kinerja Tujuan 1: Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, kelembagaan dan administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitasdan efisiensi pelayanan
Lebih terperinciMewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.
Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Pada misi IV yaitu Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal terdapat 11
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR DINAS PU BINA MARGA JALAN ADI SUCIPTA NO.2 CIANJUR 43211, TELP (0263) FAX PROPOSAL USULAN
PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR DINAS PU BINA MARGA JALAN ADI SUCIPTA NO.2 CIANJUR 43211, TELP (0263)263198 FAX. 270264 PROPOSAL USULAN PEMBANGUNAN/PENINGKATAN JALAN SIMPANG CIKADU KEC. CIKADU KABUPATEN CIANJUR
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari tahun 2006/2007 sampai dengan 2008/2009 yang diperoleh dari berbagai sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No 25 tahun 1999
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen pemerintah daerah di Indonesia memasuki era baru seiring dengan diberlakukannya desentralisasi fiskal. Kebijakan terkait yang tertuang dalam UU
Lebih terperinci