BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja. Stres kerja pada akhir-akhir ini menjadi populer terkait dengan tuntutan kinerja suatu organisasi, baik di suatu perusahan maupun instansi pemerintah. Perawat yang terkena stres kerja dan tidak mampu menanggulanginya, cenderung menjadi tidak produktif. Secara kalkulasi manajemen, bahwa stres kerja sangat dibutuhkan untuk keperluan pencapaian target sesuai dengan Prosedur Kerja Tetap (PROTAP) yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit. Atas imbasnya terhadap kinerja perawat di dalamnya, maka stres kerja tampaknya menjadi hal penting untuk diteliti. 1. Pengertian Stres Kerja. Secara umum orang berpendapat bahwa jika seseorang dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui batas kemampuan individu tersebut. Namun apakah sebenarnya yang disebut stres kerja?. Menurut Sondang P.Siagian (2009), stres merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang. Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya akan berakibat pada ketidak mampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun diluarnya. Artinya karyawan yang bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala negatif yang pada gilirannya berpengaruh pada prestasi kerja. Menurut Grandjean, mendefinisikan stres sebagai reaksi organisme terhadap situasi yang mengancam (Winarsunu T, 2008) 7

2 Menurut P.Anoraga (2009), secara sederhana stres merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan terancam (fight or flaight). Jadi sebenarnya stres adalah sesuatu yang alamiah. Menurut Rivai & Basri (2005), stres sebagai istilah payung yang merangkumi tekanan, beban, anxieti, kemurungan, dan hilangnya daya. Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidak seimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses pikir, dan kondisi seorang karyawan. Menurut Selye.H, stres merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya (Hidayat 2004). Menurut NSC (National Safety Council 2004), stres sebagai ketidak mampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. 2. Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja. Menurut National Safety Council (2004) penyebab stres kerja dikelompokkan ke dalam kategori: a. Penyebab Organisasi: kurangnya otonomi dan kreativitas, harapan, tenggat waktu, dan kuota yang tidak logis, relokasi pekerjaan, kurangnya pelatihan, karier yang melelahkan, hubungan dengan penyelia yang buruk, selalu mengikuti perkembangan teknologi, (downsizing) bertambahnya tanggung jawab tanpa pertambahannya gaji, pekerjaan dikorbankan. b. Penyebab Individual: pertentangan antara karier dan tanggung jawab keluarga, ketidak pastian ekonomi, kurangnya penghargaan dan pengakuan kerja, kejenuhan, ketidakpuasan 8

3 kerja, kebosanan, perawatan anak yang tidak adekuat, konflik dengan rekan kerja,. c. Penyebab Lingkungan: buruknya kondisi lingkungan kerja (pencahayaan, kebisingan, ventilasi, suhu,dan lain-lain), diskriminasi ras, pelecehan sexual, kekerasan ditempat kerja, kemacetan saat berangkat dan pulang kerja, kemacetan saat berangkat dan pulang kerja. Menurut Davis & Newstorm dalam Iman( 2007) penyebab stres kerja antara lain: a. Adanya tugas yang terlalu banyak. Stres timbul mana kala tugas terlalu banyak tapi tidak sebanding dengan kemampuan pegawai untuk melaksanakannya. b. Terbatasnya waktu dalam mengerjakan pekerjaan. Stres timbul akibat pegawai diberikan tugas oleh atasannya dengan pemberian waktu yang limit, sehingga pegawai menjadi stres akibat merasa dikejar-kejar waktu. c. Kurang mendapat tanggung jawab yang memadai. Hal ini berkaitan dengan hak dan kewajiban pegawai. Pegawai mendapatkan tugas dan pekerjaan tanpa diberikan wewenang yang sewajarnya, sehingga merisaukan hati pegawai, karena satu sisi dia harus mengerjakannya tapi di pihak lain tidak ada wewenang yang diberikan untuk pekerjaannya untuk mengambil keputusan serta harus selalu berkonsultasi dengan atasan. Dengan kata lain tidak ada pendelegasian wewenang. d. Ambiguitas peran. Adalah peran yang kabur, yaitu tidak terdapatnya standar kerja, tidak adanya diskripsi kerja, prosedur kerja dan lainnya. Pegawai dibiarkan bekerja hanya sesuai perintah atasan saja, tanpa mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sebagai pegawai. 9

4 e. Frustasi. Frustasi timbul karena tidak ada harapan karir, terhambatnya kenaikan pangkat/golongan karena kebijakan instansi yang tidak memungkinkan, juga ketidak cukupan gaji disbanding kebutuhan hidupnya. f. Perbedaan nilai. Adalah pegawai bekerja dalam kondisi yang bertentangan dari sudut nilai-nilai yang diyakininya dengan nilainailai yang diterapkan instansinya dimana dia bekerja. Perbedaan nilai ini menjadikan konflik batin hingga dapat menimbulkan stress kerja. g. Perubahan tipe pekerjaan, khususnya jika hal tersebut tidak umum. Stress kerja bisa timbul dalam mutasi pegawai, manakala pegawai dimutasikan kedalam bidang tugas yang sama sekali baru dan berbeda dari kemampuan, keahlian, dan kebiasaan selama ini. h. Konflik peran. Konflik peran yang timbul dalam instansi yang memiliki standar ganda, dengan perbedaan persepsi antara atasan dan bawahan yang menyolok. Apabila hal ini terjadi pada instansi yang diburu dengan dead line, harus menyampaikan laporan dan analisa maupun masukan bagi kebijakan secepatnya, maka hal ini dapat menimbulkan streas kerja, karena pegawai tidak tahu harus berperan seperti apa, apakah harus berinisiatif ataukah hanya menunggu perintah. Hanya menunggu perintah saja kadang salah, karena ternyata atasan mengharapkan inisiatif pegawai, tapi pegawai takut berinisiatif karena kemungkinan hal tersebut bukan yang diharapkan oleh atasannya. Menurut Sondang P. Siagian (2009), pada dasarnya berbagai sumber stres dapat digolongkan pada yang berasal dari dalam pekerjaan dan dari luar pekerjaan seseorang. Sumber stress yang berasal dari pekerjaan antara lain: beban kerja yang terlalu berat, desakan waktu, penyeliaan yang kurang baik, iklim kerja yang menimnulkan rasa tak aman kurangnya informasi dari umpan balik 10

5 tentang prestasi kerja seseorang, ketidak seimbangan antara wewenang dan tanggung jawab, ketidak jelasan peran karyawan dalam keseluruhan kegiatan organiasasi, frustasi yang ditimbulkan oleh intervensi pihak lain yang terlalu sering sehingga seseorang merasa terganggu konsentrasinya. Sumber stres di luar lingkungan pekerjaan antara lain: masalah keuangan, perilaku negativ anak-anak, kehidupan keluarga, yang tidak atau kurang harmonis, pindah tempat tinggal, ada anggota keluarga yang meninggal, kecelakaan, penyakit gawat dan sebagainya. Menurut P.Anoraga (2009) bentuk stress pada dasarnya disebabkan karena kekurang mengertian manusia akan keterbatasanketerbatasannya sendiri. Ketidak mampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang akan menimbulkan frustasi, konflik, gelisah, dan rasa bersalah yang merupakan tipe-tipe dasar stress. Faktor di lingkungan kerja yang dapat menyebabkan ketegangan antara lain: a. Masalah administrasi b. Tekanan yang tidak wajar untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan dan situasi kerja. c. Struktur birokrasi yang tidak tepat. d. Sistem manajemen yang tidak sesuai. e. Perebutan kedudukan. f. Persaingan yang semakin ketat untuk memperoleh kemajuan g. Anggaran yang terbatas. h. Perencanaan yang kurang baik, jaminan pekerjaan yang tidak pasti. i. Beban kerja yang semakin bertambah. j. Segala sesuatu yang ada kaitannya dengan pekerjaan. Menurut H.Handoyo (2008) penyebab-penyebab stress antara lain: beban kerja yang terlalu berlebihan, tekanan waktu, kualitas supervise yang jelek, iklim politis yang tidak aman, umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai, wewenang yang tidak 11

6 mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab, kemenduaan peranan ( role ambiguity), frustasi, konflik antar pribadi dan antar kelompok, perbedaan antara nilai-nilai perusahan dan karyawan, berbagai bentuk perubahan. Di lain pihak stress kerja juga dapat disebabkan masalah-masalah yang terjadi di luar perusahaan. Penyebab stress of the job antara lain: kekhawatiran financial, masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak, masalah-masalah fisik, perkawinan/ perceraian, perubahan yang terjadi ditempat tinggal, kematian dan sebagainya. Menurut M.Hasibuan(2009), faktor-faktor penyebab stres kerja karyawan antara lain: beban kerja yang sulit dan berlebihan, tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar, waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai, konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja, balas jasa yang terlalu rendah, masalah-masalah keluarga seperti anak, istri, mertua dan lain-lain. Menurut Sarafino(1990) dalam Bart Smet(1994),pekerjaanpekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia juga dapat mengakibatkan stress, seperti perawat mempunyai beban kerja yang berat dan harus menghadapi situasi kehidupan dan kematian setiap harinya. Membuat kesalahan dapat menimbulkan konsekuaensi yang serius. Stres kerja dapat juga disebabkan karena: a. Lingkungan fisik yang terlalu menekan, seperti kebisingan, temperatur atau panas yang terlalu tinggi, udara yang lembab, penerangan di kantor yang kurang terang. b. Kurangnya kontrol yang dirasakan. c. Kurangnya hubungan interpersonal d. Kurangnya pengakuan terhadap kemajuan kerja: para pekerjaakan merasa stres bila mereka tidak mendapatkan promosi yang selayaknya mereka terima. 12

7 Menurut Sutherland dan Cooper (1990) dalam Bart Smert(1994) sumber stres antara lain: a. Stressor yang ada di dalam pekerjaan itu sendiri, meliputi: beban kerja, fasilitas, kerja yang kurang, proses pengambilan keputusan yang lama. b. Konflik peran: peran di dalam kerja yang tidak jelas, tanggung jawab yang tidak jelas. c. Masalah dalam hubungan dengan orang lain adalah stressor yang potensial, seperti: hubungan dengan dengan atasan, rekan sejawat dan pola hubungan atasan-bawahan. d. Perkembangan karir: under/over-promotion, juga keselamatan kerja. e. Iklim dan struktur organisasi, adanya pembatasan-pembatasan perilaku, bagaimana iklim budaya di dalam organisasi. f. Adanya konflik antara tuntutan kerja dengan tuntutan keluarga. 3. Respon Tubuh Terhadap Stres Kerja. Menurut National Safety Council (NSC 2004), istilah respon melawan atau menghindar dipakai untuk mendiskripsikan mekanisme yang terlibat dalam respon tubuh untuk bertahan terhadap suatu ancaman fisik. Dalam kondisi stres, tubuh mempersiapkan diri untuk melakukan satu dari dua tindakan berikut: melawan dan mempertahankan diri sendiri dari ancaman yang menghadang atau lari dan menghindari bahaya yang menghadang. Respon melawan dipicu oleh rasa marah. Sebaliknya, respon menghindar diawali oleh rasa takut. Gejala yang muncul dengan cepat pada respon terhadap stress antara lain: meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, ketegangan otot,produksi keringat, aktivitas metabolik. Menurut Sondang P. Siagian (2009), respon tubuh terhadap stres akan muncul berbagai gejala pada umumnya pada perilaku yang tidak normal seperti, gugup, tegang, selalu cemas, gangguan 13

8 pencernaan, tekanan darah tinggi. Pengaruh gejala tersebut dapat terlihat pada kondisi mental tertentu seperti, merokok secara berlebihan, sulit tidur, sikap tidak bersahabat, putus asa, mudah marah, sulit mengendalikan emosi dan bersifat agresif. Menurut Winarsunu.T (2008), mengelompokkan reaksi stress menjadi tiga kelompok yaitu yang berupa: reaksi psikologis, fisik, dan perilaku. Reaksi psikologis berhubungan dengan respon-emosional seperti kecemasan marah, ketidak puasan kerja, jengkel, gelisah, sulit tidur, tidak semangat, bangun pagi tidak segar, dan merasa frustasi. Reaksi fisik meliputi simptom-simptom seperti sakit kepala, sakit perut, jantung, dan pusing. Reaksi perilaku adalah respon terhadap stress kerja yang berupa kecelakaan, pindah kerja, dan lainnya. Menurut H.Handoko (2008), berdasarkan reaksi terhadap situasi stres dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe A dan tipe B. Orang dengan tipe A adalah mereka yang agresif dan kompetitif, menetapkan standar-standar tinggi dan meletakkan diri mereka di bawah tekanan waktu yang menetap (konstan). Mereka bahkan masih giat dalam kegiatan olah raga yang bersifat rekreasi dan kegiatankegiatan social kemasyarakatan. Mereka sering tidak menyadari tekanan yang dirasakan. Mereka lebih cenderung mengalami gangguan fisik akibat stres seperti, serangan jantung,liver dan lainlain. Sedangkan orang dengan tipe B adalah lebih rileks dan tidak suka menghadapi masalah atau easy going. Mereka menerima situasi yang ada dan bekerja di dalamnya, serta tidak senang bersaing. Mereka rileks dalam kaitannya dengan tekanan waktu, sehingga meraka lebih kecil kemungkinannya untuk menghadapi masalah yang berhubungan dengan stres. Menurut P.Anoraga (2009), selama stres berlangsung, tanggapan tersebut menimbulkan reaksi kimiawi dalam tubuh manusia yang mengakibatkan perubahan-perubahan, antara lain meningkatnya: tekanan darah tinggi, tingkat metabolisme, produksi kolesterol dan 14

9 adrenalin. Reaksi kimiawi tersebut pada dasarnya merupakan senjata yang diperlukan manusia untuk menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap gangguan-gangguan tersebut. 4. Dampak Stres Kerja Terhadap Pekerjaan. Dari beberapa penjelasan diatas tampak bahwa stres kerja akan berdampak bagi si pegawai itu sendiri. Menurut P.Anoraga (2009), ada 3(tiga) kategori umum akibat stres kerja antara lain: a. Gejala badan: sakit kepala( cekot-cekot,pusing separoh, vertigo), nafsu makan menurun, mual muntah, keringta dingingangguan pola tidur. b. Gejala emosional: pelupa mudah marah, cemas, was-was,,kawatir, mimpi buruk, mudah menangis, pandangan putus asa, dan lain sebagainya. c. Gejala sosial: makin banyak merokok, menarik diri dari pergaulan sosial, mudah bertengkar, dan lain sebagainya. H.Handoko (2008), stres yang terlalu berlebihan dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Stres dapat sangat membantu atau fungsional, tetapi dapat juga salah (dysfunctional) atau merusak prestasi kerja. Secara sederhana hal ini berarti bahwa stres mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat stres.bila tidak ada stres, tantangantantangan kerja juga tidak ada, dan prestasi kerja cenderung rendah. Meningkatnya stres, prestasi kerja cenderung naik, karena stres membantu karyawan untuk mengerahkan segala sumber daya dalam memenuhi barbagai persyaratan atau kebutuhan pekerjaan. M.Hasibuan (2009), prestasi kerja karyawan yang mengalami stres pada umumnya akan menurun karena mengalami ketegangan pikiran dan berperilaku yang aneh, pemarah, dan suka menyendiri. Sehingga stres harus diatasi sedini mungkin. 15

10 Sondang P. Siagian (2009), stres yang tidak teratasi pasti berpengaruh terhadap prestasi kerja.ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu, bahwa kemampuan mengatasi sendiri stres yang dihadapi tidak sama pada semua orang. Orang yang memiliki daya tahan yang tinggi menghadapi stres, oleh karenanya mampu mngatasi sendiri stres tersebut. Sebaliknya tidak sedikit orang yang daya tahan dan kemampuannya menghadapi stres rendah. Stres yang tidak teratasi dapat berakibat pada apa yang dikenal dengan burnout, suatu kondisi mental dan emosional serta kelelahan fisik karena stres yang berlanjut dan tidak teratasi. B. Beban Kerja. 1. Pengertian Beban Kerja. Beban kerja adalah keseluruhan waktu yang digunakan oleh pegawai dalam melakukan aktivitas atau kegiatan selama jam kerja (Groenewegen dan Hutten, 1991). Beban kerja merupakan volume kerja dari suatu unit (Gillies, 1989). Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. (Marquis dan Huston). Beban kerja adalah banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan yang profesional dalam satu tahun dalam satu sarana kesehatan. (Kep.Men.Kes.RI.No:81/SK/I/2004). Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. (MENPAN, 1997). Beban kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu (Supardi,2007). 16

11 1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja. Menurut Gillies (1994) dalam Arwani & Heru (2004), untuk memperkirakan beban kerja perawat pada unit tertentu perlu diperhatikan: a. Jumlah klien yang dirawat setiap hari/bulan/tahun di unit tersebut b. Kondisi atau tingkat ketergantungan c. Rata-rata hari perawatan d. Pengukuran keperawatan langsung, perawatan tidak langsung, dan pendidikan kesehatan. e. Frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan klien f. Rata-rata waktu perawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan kesehatan. Disamping itu ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi beban kerja perawat yaitu komunitas, bencana alam, kemajuan IPTEK, pendidikan konsumen, keadaan ekonomi, iklim/musim, politik, dan hukum/peraturan. Beban berlebih secara fisikal ataupun mental, yaitu harus melakukan terlalu banyak hal, merupakan kemungkinan sumber stres pekerjaan. Unsur yang menimbulkan beban berlebih ialah kondisi kerja, yaitu setiap tugas diharapkan dapat diselesaikan secepat mungkin secara tepat dan cermat. Dalam kondisi tertentu hal ini merupakan motivasi dan menghasilkan prestasi, namun bila desakan waktu menyebabkan banyak kesalahan atau menyebabkan kondisi kesehatan seseorang berkurang, maka ini merupakan cerminan adanya beban berlebih. Beban kerja terlalu sedikit juga dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang. Pada pekerjaan yang sederhana, dimana banyak terjadi pengulangan atau rutinitas akan timbul rasa bosan dan monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari sebagai hasil dari terlampau sedikitnya tugas yang harus dilakukan, dapat 17

12 menghasilkan berkurangnya perhatian. Hal ini secara potensial dapat membahayakan jika tenaga kerja gagal untuk bertindak tepat dalam keadaan darurat. 2. Pengukuran Beban Kerja. Untuk mengetahui beban kerja, suatu pekerjaan dapat dilakukan pengukuran kerja. Pengukuran beban kerja adalah penerapan tehnik yang dirancang untuk menetapkan bagi seorang pekerja yang memenuhi syarat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu. Pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur beban kerja perawat antara lain(yaslis I. 2000) : a. Work sampling Pada work sampling yang menjadi pengamatan adalah aktivitas atau kegiatan keperawatan yang dilaksanakan perawat dalam menjalankan tugasnya sehari-hari di ruang kerjanya. Pada work sampling yang diamati adalah apa yang dilakukan oleh perawat, informasi yang dibutuhkan oleh penelitian ini adalah kegiatannya, bukan siapanya. Pada teknik work sampling, kita akan mendapatkan banyak sekali pengamatan kegiatan dari sejumlah personel yang kita amati. Jadi jumlah pengamatan dapat dihitung sebagai contoh: bila diamati kegiatan 5 perawat setiap shift, pengamatan setiap 5 menit selama 24 jam (3 shift), dalam 6 hari kerja. Dengan demikian jumlah pengamatan= 5 (perawat) x 60 menit/ 5 (menit) x 24 jam x 6 (hari kerja)= sampel pengamatan. Dengan jumlah data pengamatan yang besar ini menghasilkan data yang akurat yang menggambarkan kegiatan personel yang sedang diteliti. b. Time and Motion Study Teknik ini mengamati dan mengikuti dengan cermat tentang kegiatan yang dilakukan oleh personel yang sedang diamati. Pada teknik ini harus ditentukan sampel dari perawat yang 18

13 diklasifikasikan sebagai tenaga perawat mahir, untuk mengetahui kompetensi atau kualitas kerja dari seorang perawat di bagian tertentu misalnya di ruang ICU. Kemudian membuat formulir daftar kegiatan perawat yang diklasifikasikan sebagai kegiatan profesional dan non profesional perawat mahir serta waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut. Pelaksanaan pengamatan untuk pengambilan data ini haruslah seorang yang mengetahui secara benar tentang kompetensi dan fungsi perawat mahir. Pada prinsipnya yang diamati adalah jenis kegiatan, waktu yang dibutuhkan, dan kualitas kegiatannya. c. Daily Log (Pencatatan Kegiatan Sendiri). Daily log merupakan bentuk paling sederhana dari work sampling, dimana orang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Penggunaan tehnik ini sangat bergantung terhadap kerja sama dan kejujuran dari personel yang diteliti. Peneliti membuat pedoman dan formulir isian yang dapat diisi sendiri oleh responden. Berisi jenis kegiatan, waktu, dan lamanya kegiatan yang dilakukan. Lama waktu mengerjakan setiap jenis pekerjaan adalah hal penting, karena untuk melihat beban kerja perlu waktu dan jumlah produksi. Produktifitas dapat diukur dengan jumlah produksi dibagi dengan waktu. C. Kerangka Teori Berdasarkan uraian tinjauan pustaka maka dapat disusun kerangka teori yang merupakan ringkasan tinjauan pustaka dan dapat digambarkan dalam bentuk hubungan antara variabel yang secara teoritis sebagai beban kerja dengan stres kerja perawat di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. 19

14 Beban kerja tinggi Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai Respon tubuh terhadap stres kerja: Cemas, marah, ketidak puasan kerja, gelisah, sulit tidur, tidak semangat kerja, merasa frustasi (reaksi psikologis) Kecelakaan, pindah kerja,dll.(reaksi perilaku). Konflik antar pribadi dengan pimpinan STRES KERJA Balas jasa yang terlalu rendah Masalah keluarga,anak dan Iklim politis yang tidak aman Akibat stres kerja terhadap pekerjaan: Merusak dan menurunkan prestasi kerja. Mengganggu pelaksanaan pekerjaan. burn out (kondisi mental dan emosional serta kelelahan fisik karena stres kerja yang tidak teratasi. Gambar Skema 2.1: Kerangka teori (Siagian 2009,Hasibuan 2009, Anoraga 2009) 20

15 D. Kerangka Konsep. Berdasarkan kerangka teori tersebut diatas, dikaitkan dengan permasalahan penelitian maka dapat dirumuskan kerangka konsep sebagai berikut: Beban kerja parawat Stres kerja perawat Gambar Skema 2.2: Kerangka Konsep. E. Variabel Penelitian. Variabel penelitian mencakup variabel bebas dan variabel terikat: 1. Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah: Beban kerja. 2. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah: Stres kerja perawat. F. Hipotesis. Hipotesis yang ingin dibuktikan kebenarannya dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan beban kerja dengan stres kerja perawat di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. 21

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Komitmen organisasional menurut Rivai (2006:67) dapat diartikan sebagai identifikasi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Komitmen organisasional menurut Rivai (2006:67) dapat diartikan sebagai identifikasi, BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Komitmen Organisasional Komitmen organisasional menurut Rivai (2006:67) dapat diartikan sebagai identifikasi, loyalitas, dan keterlibatan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Definisi dan Konsep 2.1.1 Konflik Pekerjaan-Keluarga (Work Family Conflict) Marquise dan Huston (dalam Nursalam, 2007) mendefinisikan konflik sebagai masalah internal dan eksternal

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK Hariyanti Email: hariyanti.ng@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Stres merupakan suatu keadaan dimana seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STRES KERJA 1. Definisi Stres Kerja Lazarus (dalam Lahey, 2007) menyatakan bahwa stres dapat dikatakan sebagai keadaan yang menyebabkan kemampuan individu untuk beradaptasi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan saat ini adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan saat ini adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia. Jumlah sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Stres Kerja Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang (Handoko,

Lebih terperinci

STRES DAN MANAJEMENNYA

STRES DAN MANAJEMENNYA STRES DAN MANAJEMENNYA PENGERTIAN STRESS SELVE Respons non spesifik dari tubuh terhadap setiap tuntutan The G.A.S (general adaptation syndrome), suatu respon otomatik terhadap setiap ancaman fisik/emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai standar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk sosial, yang mana saling membutuhkan satu sama lain. Manusia terlahir ke dunia ini dituntut agar dapat hidup berorganisasi. Dalam kehidupannya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres Kerja 2.1.1 Pengertian Stres Kerja Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Stepen P. Robbins (2003 : 793), bahwa stress kerja adalah kondisi dinamik yang didalamnya individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya selalu mengadakan aktivitas-aktivitas, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya selalu mengadakan aktivitas-aktivitas, salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya selalu mengadakan aktivitas-aktivitas, salah satu diantaranya diwujudkan dalam aktifitas kerja, oleh karena itu manusia akan selalu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) Sutanto dan Gunawan (2013) mengemukakan bahwa turnover intention

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) Sutanto dan Gunawan (2013) mengemukakan bahwa turnover intention BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) 1.1.1 Definisi Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) Sutanto dan Gunawan (2013) mengemukakan bahwa turnover intention adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbulnya tuntutan efisiensi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbulnya tuntutan efisiensi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Menambah pengetahuan dengan menghubungkan teori yang didapat dalam perkuliahan dengan kenyataan serta dapat memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang manajemen sumber daya manusia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Dalam kehidupan sehari-hari, istilah manajemen merupakan istilah yang tidak asing lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan sebalikanya adalah waktu istirahat. Memeperpanjang waktu kerja lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat sekarang ini akan dapat membawa suatu perubahan dalam kehidupan manusia. Karyawan merupakan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 PENYEBAB STRES KERJA PADA KARYAWAN PD JAYA PRATAMA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 PENYEBAB STRES KERJA PADA KARYAWAN PD JAYA PRATAMA DI PONTIANAK PENYEBAB STRES KERJA PADA KARYAWAN PD JAYA PRATAMA DI PONTIANAK Tedi Setiadi Email: Tedi_Setiadi88@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Kajian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung pula oleh sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi mental, spritual maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres pada Wanita Karir (Guru) 1. Pengertian Istilah stres dalam psikologi menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula merupakan gangguan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORETIS

BAB II URAIAN TEORETIS 33 BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Henny (2007) melakukan penelitian dengan judul " Hubungan Stres Kerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Customer Care Pada PT Telekomunikasi Indonesia

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rangkuti ( 2009 ) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. PLN ( Persero ) wilayah Sumatera cabang Medan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres Kerja Stres kerja adalah sesuatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan suatu organisasi. Ketika sumber

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan suatu organisasi. Ketika sumber BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang sangat berharga dalam suatu organisasi. Sumber daya manusia berfungsi sebagai penggerak atau motor dari sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa sekarang ini peran dan fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan sangatlah penting dalam setiap sendi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan globalisasi dunia berdampak secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat termasuk pelayanan kesehatan.

Lebih terperinci

Work-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya

Work-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya Work-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya Era globalisasi menuntut seseorang untuk berevolusi menjadi workaholic. Banyak pekerja di negara maju atau di kota-kota besar harus bertahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja BAB II LANDASAN TEORI A. STRES KERJA 1. Definisi Stres Kerja Menurut Lazarus & Folkman (dalam Morgan, 1986) stres merupakan suatu keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. non-spesifik yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. non-spesifik yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Stres 1.1. Defenisi Stres Stres merupakan ketidakmampuan mengatasi ancaman atau tuntutan non-spesifik yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia. Stres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi organisasi, dimana pada hakekatnya berfungsi sebagai faktor penggerak bagi setiap kegiatan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terampil maka dalam proses perencanaan tujuan tersebut akan mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terampil maka dalam proses perencanaan tujuan tersebut akan mengalami banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memegang peranan penting dalam mewujudkan tujuan-tujuan organisasi tersebut bahkan sumber tenaga manusia sudah dianggap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 3 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. STRES 2.1.1. Pengertian Stres Stres adalah suatu kondisi yang dialami manusia selama hidupnya, dan dalam setiap kegiatan manusia berupa tekanan mental,yang dapat mengganggu

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara KUESIONER PENENTUAN STRES PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSJD PROP. SUMATERA UTARA 2010 Berilah tanda X pada nilai yang saudara pilih!! Nilai 0 : Tidak pernah sama sekali 1 : Kadang-kadang 2 : Cukup sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting bagi perusahaan, dimana pada hakekatnya berfungsi sebagai faktor penggerak bagi setiap kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia tentunya sangat berperan dalam suatu perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung

Lebih terperinci

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut merupakan proses yang diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut merupakan proses yang diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan wadah interaksi antara berbagai komponen, seperti sumber daya manusia, sumber daya fisik dan sumber daya informasi. Interaksi tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berinteraksi secara langsung dengan pasien, mempunyai tugas dan fungsi yang sangat penting bagi kesembuhan serta keselamatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gaya Kepemimpinan 1.1 Definisi Gaya Kepemimpinan Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang pemimpin yang dipersepsikan oleh karyawan dalam memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang mencakup fasilitas, peraturan yang diterapkan, hubungan sosial

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang mencakup fasilitas, peraturan yang diterapkan, hubungan sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat merupakan tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan pasien selama 24 jam. Perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan bekerja sama dengan tenaga kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan kepuasan, tantangan, bahkan dapat pula menjadi gangguan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Hariandja dalam Tunjungsari (2011) stres adalah ketegangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Hariandja dalam Tunjungsari (2011) stres adalah ketegangan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Stres Kerja 2.1.1 Pengertian Stres Kerja Menurut Hariandja dalam Tunjungsari (2011) stres adalah ketegangan atau tekanan emosional yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat membuat kebutuhan rumah tangga semakin meningkat. Kurangnya pendapatan yang dihasilkan suami sebagai kepala

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja karyawan Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Kampus Medan menyatakan bahwa variabel Stress

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah Institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan informasi, perubahaan selera pasar, perubahan demografi, fluktuasi ekonomi dan kondisi dinamis lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, mendorong perempuan berperan aktif dalam sektor publik. Sumbangan wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), karena secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat. Bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja ( job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja ( job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja ( job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka.

Lebih terperinci

BAB I. Masalah pengembangan sumber daya manusia telah menjadi perhatian penting

BAB I. Masalah pengembangan sumber daya manusia telah menjadi perhatian penting BABI PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 La tar Belakang Masalab Masalah pengembangan sumber daya manusia telah menjadi perhatian penting dalam bidang industri dan organisasi, di Indonesia pun kesadaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Anwar Prabu (2009) Manajemen Sumber Daya Manusia dapat didefinisikan sebagai suatu pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir abad ke-20 sampai awal abad ke-21 ini, sudah tidak asing lagi kita

BAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir abad ke-20 sampai awal abad ke-21 ini, sudah tidak asing lagi kita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran Sumber Daya Manusia (SDM) dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan baru yang menyesuaikan dengan keperluan serta kondisi perusahaan. Sejak akhir abad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan unsur manusia merupakan perangkat yang paling menentukan dalam mencapai tujuan kegiatannya, terutama berkaitan erat dengan kebijaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Karyawan merupakan satu-satunya aset yang tidak dapat digandakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Karyawan merupakan satu-satunya aset yang tidak dapat digandakan oleh BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Karyawan merupakan satu-satunya aset yang tidak dapat digandakan oleh manusia lain karena tiap-tiap orang adalah makhluk unik yang diciptakan oleh Maha Pencipta dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kepuasan Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kepuasan Kerja 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Menurut Hasibuan (2007) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi menimbulkan banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu dalam lingkungan kerja. Selain tekanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Beban Kerja 1.1 Defenisi Beban kerja Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang

Lebih terperinci

KONFLIK PERAN PEKERJAAN DAN KELUARGA PADA PASANGAN BERKARIR GANDA

KONFLIK PERAN PEKERJAAN DAN KELUARGA PADA PASANGAN BERKARIR GANDA KONFLIK PERAN PEKERJAAN DAN KELUARGA PADA PASANGAN BERKARIR GANDA Intan Puspita Sari Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Pengelolaan berkarir ganda menghadapi masalah pengelolaan pekerjaan dan tanggung

Lebih terperinci

NURDIYANTO F

NURDIYANTO F PENGARUH PELATIHAN RELAKSASI TERHADAP STRES KERJA KARYAWAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : NURDIYANTO F 100 020 079 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STRESS DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

STRESS DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN STRESS DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN Oleh : Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd. Abstrak Di tengah maraknya tuntutan ekonomi yang semakin tinggi, pengembangan karier yang semakin ketat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga pengembangan rumah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ELI SASARI F. 100 080 046 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA

Lebih terperinci

PENGARUH STRESSOR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI JOB STRESS. ( Studi Pada PT. Sindopex Perotama Sidoarjo ) Ari Suharto

PENGARUH STRESSOR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI JOB STRESS. ( Studi Pada PT. Sindopex Perotama Sidoarjo ) Ari Suharto PENGARUH STRESSOR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI JOB STRESS ( Studi Pada PT. Sindopex Perotama Sidoarjo ) Ari Suharto Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya Email : asuharto37@gmail.com

Lebih terperinci

STRESS DALAM PEKERJAAN. Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Kedokteran Komunitas/Keluarga FKIK Unja

STRESS DALAM PEKERJAAN. Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Kedokteran Komunitas/Keluarga FKIK Unja STRESS DALAM PEKERJAAN Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Kedokteran Komunitas/Keluarga FKIK Unja Definisi STRESS?? Tekanan adalah kekuatan atau perangsang yang menekan individu yang menimbulkan tanggapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Pengertian Self Efficacy Self efficacy berasal dari teori Bandura (1997) yaitu teori kognisi belajar sosial. Teori kognisi belajar sosial mengacu pada kemampuan

Lebih terperinci

Nama : Eko Darma Satrio. Nim : : Sistem Informasi

Nama : Eko Darma Satrio. Nim : : Sistem Informasi Nama : Eko Darma Satrio Nim : 14121024 Prodi : Sistem Informasi 1. Jelaskan pengertian Perilaku Individu dalam organisasi? Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam perilaku. Peran ganda dapat didefenisikan dimana seseorang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam perilaku. Peran ganda dapat didefenisikan dimana seseorang memiliki BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Peran Ganda Peran adalah bagian yang dimainkan individu pada setiap keadaan dan cara tingkah lakunya untuk menyelaraskan diri dengan keadaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Kerja 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam diri seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode Deskriptif. B. Identifikasi Variabel Variabel adalah objek yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Berdasarkan pada berbagai pemberitaan di media, khususnya media televisi, setiap pemberitaan yang berkaitan dengan serangkaian kegiatan penertiban selalu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Stres Kerja Stres kerja adalah sesuatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir,

Lebih terperinci

STRES. Adalah respon adaptif terhadap situasi eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan atau perilaku pada anggota organisasi.

STRES. Adalah respon adaptif terhadap situasi eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan atau perilaku pada anggota organisasi. STRES DAN KONFLIK Pengertian stres Komponen stress Pengertian konflik Pandangan terhadap konflik Segi positif dan negatif Ciri dan tingkatan konflik Konflik dan prestasi kerja STRES STRES Adalah respon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan keunggulan kompetitif yang dapat menjamin kelangsungan usaha klien

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan keunggulan kompetitif yang dapat menjamin kelangsungan usaha klien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi dan teknologi yang pesat sebagai dampak dari globalisasi mengakibatkan persaingan dunia usaha semakin tajam. Hal ini memaksa banyak akuntan publik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi modern. Mengelola sumber daya manusia secara efektif menjadi tanggung jawab setiap orang

Lebih terperinci

KEPUASAN KERJA DAN PENINGKATAN PRESTASI KERJA. Oleh: Muslikhah Dwihartanti

KEPUASAN KERJA DAN PENINGKATAN PRESTASI KERJA. Oleh: Muslikhah Dwihartanti KEPUASAN KERJA DAN PENINGKATAN PRESTASI KERJA Oleh: Muslikhah Dwihartanti Abstrak Sebuah perusahaan tentu memiliki tujuan yang telah ditetapkan dan ingin diwujudkan melalui kegiatan operasional. Upaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. stres, walaupun pada dasarnya antara satu defenisi dengan defenisi lainnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. stres, walaupun pada dasarnya antara satu defenisi dengan defenisi lainnya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Stres Kerja Stres adalah merupakan suatu fenomena yang sangat kompleks dan unik sehingga banyak pakar berbeda pendapat dalam memberikan defenisi tentang stres, walaupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu tempat pelayanan yang beroperasi 24 jam di mana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh pekerja kesehatan rumah sakit. Pekerja kesehatan rumah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian Stres Menurut Vaughan dan Hogh (2002) stres adalah suatu kondisi psikologis yang terjadi ketika suatu stimulus diterima sebagai suatu hambatan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, dunia bisnis semakin dipengaruhi dengan persaingan yang cukup ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. ini, dunia bisnis semakin dipengaruhi dengan persaingan yang cukup ketat dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya ilmu dan teknologi serta datangnya era bebas. sekarang ini, dunia bisnis semakin dipengaruhi dengan persaingan yang cukup ketat dan banyak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang diinginkan serta hasilnya

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang diinginkan serta hasilnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Pelayanan keperawatan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada masyarakat sesuai dengan kaidah profesi perawat. Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini sumber daya manusia merupakan aset penting dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Kelangsungan hidup suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja. Selain dampaknya terhadap penggunaan alat-alat produksi dan strategi pemasaran. Modernisasi juga

Lebih terperinci

IDEN TITAS PETUNJUK PENGERJAAN

IDEN TITAS PETUNJUK PENGERJAAN IDEN TITAS Usia :. Jenis Kelamin : L / P * Masa Kerja : Tahun * Coret yang tidak perlu PETUNJUK PENGERJAAN 1. Pada halaman berikut ini terdapat dua skala, yaitu skala I dan skala II, yang berisi beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempat kerja yang sehat dan aman merupakan hal yang diinginkan oleh pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan RI

Lebih terperinci

1. Bab II Landasan Teori

1. Bab II Landasan Teori 1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan

BAB II LANDASAN TEORI. peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja Stres adalah suatu kondisi dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Perubahan demografi tenaga kerja terhadap peningkatan jumlah wanita bekerja dan pasangan yang keduanya bekerja, telah mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi

Lebih terperinci

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE 1. Psikologis, ditunjukkan dengan adanya gejala: gelisah atau resah, was-was atau berpikiran negatif, khawatir atau takut, merasa akan tertimpa bahaya atau terancam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era modernisasi dan perkembangan IPTEK yang sangat cepat, perkembangan dalam bidang SDM berkembang cepat pula, hal ini mengakibatkan semakin kompleksnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 46 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beban Kerja 2.1.1 Pengertian Beban Kerja Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan seharihari. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, beban-beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung mengalami stres apabila ia kurang mampu mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang melayani kesehatan masyarakat serta di dukung oleh instansi dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang melayani kesehatan masyarakat serta di dukung oleh instansi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang kesehatan yang melayani kesehatan masyarakat serta di dukung oleh instansi dan sumber daya yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA

LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA LAMPIRAN 193 194 LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA 195 LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI d. Kesan umum, meliputi keadaan fisik dan penampilan subyek e. Keadaan emosi, meliputi ekspresi, bahasa tubuh,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. mencapai keberhasilan. Tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat

II. LANDASAN TEORI. mencapai keberhasilan. Tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manusia merupakan sumber daya paling penting dalam suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan. Tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat tercapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Tiara Noviani F 100 030 135 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap dalam upaya peningkatan kesehatan berupa pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta

Lebih terperinci