PERAN MEDIA RELATIONS MENGATASI KRISIS LEDAKAN TABUNG GAS 3 KG LPG PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN MEDIA RELATIONS MENGATASI KRISIS LEDAKAN TABUNG GAS 3 KG LPG PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)"

Transkripsi

1 PERAN MEDIA RELATIONS MENGATASI KRISIS LEDAKAN TABUNG GAS 3 KG LPG PADA PT.PERTAMINA (PERSERO) Panji Adityo Nugroho Universitas Bina Nusantara, Jakarta, , panjiadityon@hotmail.com Muhammad Adi Pribadi, S.E., M.Comm., MIB ABSTRAK Tujuan penelitian untuk mengetahui upaya dan kendala apa saja yang dialami Media Relations dalam menangani krisis yang menimpa Pertamina. Metodologi penelitian dilakukan menggunakan metodologi kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam, data sekunder berupa dokumen-dokumen diperoleh dari PT.Pertamina (Persero). Analisis menggunakan metode reduksi data, penyajian data, dan interpretasi data. Hasil yang dicapai bahwa penyebab krisis disebabkan oleh kombinasi dari kondisi rumah pengguna yang sempit dan tidak aman, faktor kesalahan manusia, kesalahan alat, dan kurangnya pemahaman masyarakat menggunakan gas LPG 3 kg. Dalam menangani krisis, media relations melakukan penanganan secara above the line dan below the line.contact Center Pertamina berperan sebagai pendukung penting bagi media relations. Disimpulkan, walaupun upaya media relations dalam menangani krisis sudah maksimal, namun tidak banyak masyarakat mengetahui upaya-upaya penanganan yang dilakukan oleh media relations. Contact center sebagai peran pendukung justru lebih berperan dalam memberikan informasi dan menyelesaikan krisis dibandingkan media relations.(pan). Kata kunci : media relations, reputasi, ledakan gas LPG 3kg, kualitatif, contact center. Objectives of the research is to to determine the effort and constraint experienced by Media Relations when handling crisis that befell Pertamina. The study was conducted using qualitative methodology. Primary data obtained through interviews, and secondary data in the form of documents obtained from PT.Pertamina (Persero). Analysis is done using the method of data reduction, data presentation, and data interpretation. The achieved result is that the cause of the crisis caused by a combination of the cramped and unsafe home conditions, human error, equipment error, and lack of public understanding of the use of LPG 3 kg. In dealing with the crisis, media relations handling it with above the line and below the line strategy. Pertamina Contact Center act as an important support for media relations. Conclusions, despite the media relations efforts in addressing the crisis, not many people know the efforts undertaken by media relations. Contact center as a supporting role was more instrumental in providing information and help in resolving the crisis than media relations.(pan). Keywords : media relations, reputation, 3 kg LPG gas explosion, qualitative, contact center.

2 PENDAHULUAN Saat ini, siapa yang tidak menggunakan LPG untuk memasak? Di Indonesia, masyarakat sudah berbodong-bondong berpindah ke LPG, dimana sebelumnya masih banyak masyarakat menggunakan minyak tanah. Perpindahan ini dikarenakan adanya program konversi minyak tanah ke LPG yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun Namun pada awalnya program konversi ini tidak berjalan semulus yang diharapkan pemerintah.masih banyak saja hal yang menghambat. Salah satunya adalah faktor masyarakat yang sudah terlalu lama menggunakan minyak tanah.untuk menjelaskannya, kita perlu melihat kondisi Indonesia di masa lalu. Achmad Faisal, mantan Direktur Pemasaran dan Niaga PT.Pertamina (Persero), dalam buku Selamat Tinggal Minyak Tanah, Selamat datang LPG menjelaskan bahwa sejak dahulu masyarakat Indonesia hampir seluruhnya menggunakan kayu bakar untuk memasak. Terutama mereka yang tinggal di pedesaan dan sebagian di perkotaan. Kemudian, pemerintah pada tahun 60-an mulai memperkenalkan minyak tanah pada masyarakat. Ini merupakan akibat dari over supply dari kilang-kilang minyak milik Pertamina. Pada awalnya mereka menolak memakai minyak tanah (mitan) karena telah terbiasa menggunakan kayu bakar. Bahkan di Jakarta hingga tahun 70-an masih banyak ditemukan rumah-rumah tangga yang memakai kayu bakar untuk masak seharihari. Mitan kurang diminati. Hal ini membuaat Pertamina pun memaksa para agen mitan untuk menjual ekstra keras pada masyarakat, agar bisa menghabiskan jatah mitan yang mereka terima. Bila tidak, kuota mitan para agen tersebut akan dipotong untuk bulan yang akan datang. Lama kelamaan, masyarakat menyadari penggunaan mitan lebih praktis daripada kayu bakar. Maka dimulailah era penggunaan mitan di Indonesia. Di kota besar dan kecil hingga perkampungan. Seiring dengan makin banyaknya kilang BBM, produksi mitan pun menjadi semakin banyak. Minyak tanah tidak lagi menjadi sesuatu yang asing bagi rakyat Indonesia. Minyak tanah dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga seperti memasak dan penerangan atau sebagai bahan bakar utama industri kecil dan nelayan. Minyak tanah juga dijadikan sebagai bahan baku pabrik obat pem-basmi nyamuk, campuran cat, dan dipakai sebagai bahan pembersih di bengkel-bengkel dan industri karena sifatnya yang mampu menghilangkan lemak.ini berbeda dengan tren di luar negeri. Minyak tanah bukanlah kebutuhan bahan bakar pokok rumah tangga karena ia hanya digunakan untuk menggerakkan mesin pemanas di musim dingin. Melimpahnya ketersediaan minyak tanah di Indonesia pada masa lalu serta kebutuhan masyarakat akan bahan bakar murah yang mendesak, menjadikan pemerintah saat itu mau tidak mau memilih memasarkan produk sampingan kilang itu secara massal. Ini dianggap cara termudah memenuhi kebutuhan masyarakat, sekaligus jadi solusi termurah menyalurkan minyak tanah. Namun di saat bersamaan mengubah pola pikir masyarakat pengguna minyak tanah yang sudah akut tidaklah mudah.lpg masih dianggap bahan bakar mahal karena ia diposisikan sebagai bahan bakar kalangan menengah atas. Selain itu komponen seperti kompor gas dan tabung ukuran 12 kg misalnya, masih dianggap merepotkan dan tidak ekonomis. Masalah lainnya faktor 'ketakutan' terhadap penggunaan gas yang menghantui masyarakat awam yang jumlahnya tidaklah sedikit. Padahal dengan pertimbangan keamanan, Pertamina memasarkan LPG dengan memberikan pembau dari senyawa sulfur. Tujuannya, agar keberadaan atau kebocoran LPG gampang dideteksi. Faktorfaktor itulah yang menjadikan konsumsi LPG di Indonesia rendah. Sebagai contoh, di tahun 2004 penggunaan LPG tak lebih dari 0,5 % dari jumlah penduduk. Itu sama artinya hanya 1,1 juta ton per tahun saja.angka ini berbanding jauh dengan 3 juta ton produksi LPG yang ada di Indonesia, yang berarti masih tersisa 1,9 juta ton LPG yang belum termanfaatkan. Kemudian beralih kembali ke tahun 2007, dengan dukungan Wakil Presiden Jusuf Kalla, pemerintah bekerjasama dengan Pertamina membuat program konversi minyak tanah ke LPG, yang dimulai di pulau Jawa dan Bali, dan akan dilanjutkan ke Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Alasan menggunakan jenis tabung 3 kg pun merujuk kepada konsumsi minyak tanah masyarakat, dimana masyarakat biasanya membeli minyak tanah sebanyak 5 liter.bila diubah menjadi perbandingan angka, maka 1 liter mitan setara dengan 0,57 kg gas LPG. Bila dihitung dengan cermat, ini berarti 5 liter mitan setara dengan 3 kg LPG. Proses program konversi ini sendiri sampai dengan akhir Desember 2012 akumulasi distribusi paket perdana telah mencapai 53,9 juta paket dan telah melebihi dari rencana awal sebesar 52,9 juta paket (jumlah rencana sesuai dengan hasilrapat dengan Wakil Presiden RI tanggal 3 Nopember 2009). Dengan cakupan wilayah 316 kabupaten/kota di 23 propinsi di Indonesia.

3 Namun program konversi ini tidak berjalan semulus sesuai harapan pemerintah dan Pertamina.Hal ini dikarenakan maraknya kasuk meledaknya gas-gas LPG 3 kg di Indonesia pada kisaran tahun 2008 sampai tahun 2011, dimana pada tahun 2008 terjadi 60 kasus, kemudian turun menjadi 52 kasus pada Tapi kemudian jumlahnya meningkat tajam hingga pertengahan 2010, mencapai 245 kasus. Kasus-kasus ledakan gas ini sangat menggegerkan masyarakat, hingga membuat reputasi Pertamina menjadi sangat menurun. Dari data yang ada, didapatkan hasil bahwa kasus ledakan tersebut banyak terjadi karena faktor human error. Akibat kasus tersebut, Pertamina bahkan sampai dituduh menjual bom kepada masyarakat. Dampaknya, Pertamina mengalami krisis yang berat di dalam perusahaan. Menurut Fearn-Banks dalam Wigley dan Zhang (2011:2), krisis adalah situasi atau kejadian besar dengan dampak negatif yang secara potensial memengaruhi sebuah organisasi atau industri, termasuk publiknya, produknya, jasanya atau nama baik. Krisis menyela transaksi bisnis yang normal dan kadangkadang dapat mengancam keberadaan organisasi Sebagai perusahaan yang sudah berdiri selama 55 tahun, tentunya sangat penting bagi PT.Pertamina (Persero) untuk membangun dan menjaga reputasinya kepada semua kalangan yang terkait, baik kepada kalangan internal perusahaan, maupun kepada kalangan eksternal.dalam mengatasi krisis, hal ini bisa dilakukan oleh Media Relation melalui manajemen reputasi yang baik. Berkat manajemen reputasi yang dilakukan oleh Media Relations Pertamina, jumlah kasus yang terjadi merosot tajam hanya menjadi 15 kasus yang terjadi sepanjang tahun 2011.Hal ini sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan Media Relations menurut Iriantara (2011 :90-91), Meningkatkan kesadaran, misalnya kesadaran merek (brand-awareness) pada publik, mengubah sikap, misalnya mengubah sikap dari anti menjadi netral dan dari netral menjadi mendukung terhadap tindakan yang dilakukan organisasi, dan mendorong tindakan, misalnya mendorong untuk mendukung kebijakan proses produksi yang ramah lingkungan yang dilakukan organisasi Dari latar belakang tersebut, penulis memutuskan akan meneliti bagaimana peran Media Relations dalam mengatasi krisis ledakan tabung gas.rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Upaya apa yang diambil oleh Media Relations dalam mengatasi krisis yang disebabkan oleh kasus ledakan LPG 3 kg yang terjadi di masyarakat? Kendala apa yang dihadapi Media Relations dalam mengatasi krisis yang disebabkan oleh kasus ledakan LPG 3 kg yang terjadi di masyarakat? Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui dan memahami peran Media Relations dalam mengatasi krisis yang disebabkan oleh kasus ledakan LPG 3 kg yang terjadi di masyarakat dan u ntuk mengetahui kendala apa saja yang dialami Media Relations dalam mengatasi krisis yang disebabkan oleh kasus ledakan LPG 3 kg yang terjadi di masyarakat. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif. Kirk dan Miller dalam Hikmat (2011:38) menyebutkan, pendekatan kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Moleong dalam Hikmat (2011:37) berpendapat metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati. Metode Kualitatif dipergunakan dengan beberapa pertimbangan.pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda..kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Moleong juga menambahkan bahwa penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan.dengan kata lain tidak harus menggunakan desain yang telah disusun secara ketat atau kaku, sehingga tidak dapat diubah lagi. Hal itu karena beberapa hal.pertam, tidak dapat dibayangkan sebelumnya tentang kenyataan-kenyataan ganda di lapangan. Kedua, tidak dapat diramalkan sebelumnya apa yang akan berubah karena hal itu akan terjadi dalam interaksi antara peneliti dengan kenyataan. Bermacam sistem nilai yang terkait berhubungan dengan cara yang tidak dapat diramalkan. Penelitian kualitatif lebih menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber data

4 Data primer di penelitian ini yang didapat oleh penulis dengan memperoleh data-data yang dikumpulkan secara langsung dari lapangan melalui wawancara kepada Manager Fungsi Media PT.Pertamina (Persero) maupun kepada masyarakat pengguna LPG 3 kg dan juga pengguna LPG 3 kg yang memiliki masalah kebocoran gas dan menghubungi Pertamina. Data sekunder yang diperoleh oleh penulis merupakan data berupa dokumen-dokumen yang didapat dari PT.Pertamina (Persero) yang dapat menunjang isi dan hasil penelitian. Menurut Kuncoro (2009 : 148), data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder yang diperoleh oleh penulis merupakan data berupa dokumen-dokumen yang didapat dari PT.Pertamina (Persero) yang dapat menunjang isi dan hasil penelitian. Sumber data didapat dari wawancara yang mendalam dengan narasumber dari pihak internal perusahaan dalam mengetahui peran Media Relation PT Pertamina (Persero), yaitu Manager Fungsi Media, Ibu Wianda Pusponegoro.Wawancara juga dilakukan dengan masyarakat yang menjadi target konversi gas LPG dan juga pengguna LPG 3 kg yang memiliki masalah kebocoran gas dan menghubungi Pertamina. Teknik wawancara menurut Hikmat (2011:79-80) merupakan teknik pencarian data/ informasi mendalam yang diajukan kepada responden/informan dalam bentuk pertanyaan susulan setelah teknik angket dalam bentuk pertanyaan lisan. Teknik ini sangat diperlukan untuk mengungkap bagian terdalam (tersembunyi) yang tidak dapat terungkap lewat angket. Alat yang digunakan dalam teknik ini recorder, panduan wawancara, dan catatan penelitian Untuk mendukung penelitian, studi dokumentasi digunakan untuk pengumpulan data Menurut Meleong seperti yang dijelaskan Hikmat (2011:83), dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.studi dokumentasi dalam hal ini data statistic dan data- data resmi lainnya yang dapat menunjang isi penelitian ini. Dalam melakukan observasi, penulis melakukan observasi secara non partisipan karena penulis tidak terlibat secara langsung dan mengikuti kegiatan Media Relations PT. Pertamina (Persero). Nasution dalam Hikmat (2011:73 ) menjelaskan teknik observasi ilmiah adalah kegiatan mengamati dan mencermati serta melakukan pencatatan data atau informasi yang sesuai dengan konteks penelitian. Teknik observasi diharapkan dapat menjelaskan atau menggambarkan secara lúas dan rinci tentang masalah yang dihadapi. Teknik observasi dapat menjelaskan secara luas dan rinci tentang masalah-masalah yang dihadapi karena data observasi berupa deskripsi yang faktual, cermat, dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia, dan sistem sosial, serta konteks tempat kegiatan itu terjadi. Dalam melakukan wawancara, penulis melakukan pengumpulan dan pencatatan data dengan menggunakan bantuan alat perekam dan buku catatan dengan alat tulis agar penulis dapat membandingkan hasil rekaman dengan catatan yang penulis ambil sewaktu wawancara berlangsung. HASIL DAN PEMBAHASAN Peran media relations di dalam mengatasi krisis yang disebabkan ledakan tabung gas LPG sudah cukup efektif.hal ini bisa dilihat dari jumlah kecelakaan yang menurun secara drastis pada periode tahun , dimana dari 245 kasus dapat menurun drastis hingga menjadi 15 kasus saja. Hal ini tidak terlepas dari usaha Media Relations yang mengadakan sosialisasi secara above the line maupun secara below the line agar pesan yang disampaikan dapat mengenai semua lapisan masyarakat. Tidak hanya Media Relations, Contact Center Pertamina juga mempunyai peran sebagai pendukung Media Relations dalam mengatasi krisis. Dalam menangani krisis, Contact Center mempunyai peran pendukung untuk mencegah kejadian ledakan dapat bertambah dengan menangani kasus kebocoran LPG 3 kg di seluruh Indonesia. Contact Pertamina bekerja 24 jam bersama SR LPG dan agen untuk memberikan solusi dan bantuan soal kebocoran gas yang dialami masyarakat. Pertamina mengalami krisis dalam perusahaan disebabkan oleh banyaknya kasus ledakan LPG 3 kg yang menimpa masyarakat.akibatdari krisis tersebut tingkat kepercayaan masyarakat pada Pertamina menjadi sangat menurun dan kemungkinan program konversi gagal menjadi semakin besar.bila konversi gagal, tentunya Pertamina akan mengalami kerugian besar yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan. Ledakan gas itu sendiri disebabkan oleh 4 faktor.pertama, ledakan disebabkan oleh selang dan regulator milik masyarakat yang masa pakainya sudah harus diganti.yang kedua, minimnya ventilasi di dalam

5 rumah penduduk pengguna LPG 3 kg.hal ini membut gas LPG yang bocor tidak bisa keluar, melainkan justru terakumulasi di dalam rumah penduduk. Ketiga, masih banyaknya masyarakat pengguna LPG 3 kg yang menggunakan tunggu kompor kayu bakar ataupun kompor minyak tanah bersamaan dengan penggunaan kompor LPG.Selain masih banyak dilakukan masyarakat, penggunaan kedua kompor atau tungku tersebut dilakukan dalam posisi yang saling berdekata.faktor keempat yang menjadi penyebab ledakan adalah kurangnya pemahaman masyarakat dalam menggunakan kompor LPG.Salah satu contohnya, masih ada masyarakat yang menggunakan kompor menumpuk langsung kompor miliknya di atas LPG 3 kg tanpa menggunakan alas. Dengan mengetahui 4 faktor penyebab krisis tersebut, maka Media Relations dapat membuat strategi untuk mengendalikan krisis dan membantu mengembalikan kondisi perusahaan seperti semula. Dalam mengatasi krisis yang terjadi, Media Relations Pertamina mempunyai tujuan strategi untuk mengubah sikap, misalnya mengubah sikap dari anti menjadi netral dan dari netral menjadi mendukung terhadap tindakan yang dilakukan Pertamina.Tindakan yang dimaksud adalah sosialisasi penggunaan gas LPG 3 kg yang aman untuk menekan angka kasus kecelakaan karena ledakan gas yang terjadi.dengan mendukung tindakan yang dilakukan Pertamina, hal ini akan mendorong masyarakat yang lain untuk mendukung tindakan sosialisasi yang dilakukan Pertamina, dan hal tersebut dapat membuat citra dan reputasi Pertamina kembali membaik.namun sebelumnya masyarakat perlu sadar (aware) dan mengetahui tindakan-tindakan yang dilakukan Pertamina tersebut. Media Relations sendiri menggunakan strategi secara above the line dan below the line untuk melakukan sosialisasi penggunaan gas LPG 3 kg yang aman.secara above the line, Media Relations melakukan upaya komunikasi dengan Press conference sebanyak 4 kali, termasuk di lokasi Depot LPG Pertamina, membuat konten untuk media elektronik iklan Radio dan Talkshow interaktif setiap minggu di Radio nasional dan lokal, Placement pamflet safety LPG dalam empat media cetak nasional dan Iklan sebanyak 130 insersi di 42 surat kabar lokal, dan safety LPG melalui Running Text di lima chanel TV nasional Sedangkan Strategi yang dilakukan secara below the line diantaranya melakukan berbagai macam kegiatan sosialisasi, pencetakan Buku Pintar untuk Juru Penerang dan didistribusikan ke seluruh Region Gas Domestik dan untuk pengguna, pembuatan sticker "PERINGATAN" untuk tabung LPG 3kg dan secara bertahap melakukan penempelan sticker "PERINGATAN" di tabung LPG 3 kg, pembuatan Leaflet keamanan LPG untuk masyarakat melalui Agen dan Pangkalan Pembentukan Komunitas Pengguna LPG 3 kg, sosialisasi melalui Karang Taruna dan Kelurahan bekerjasama dengan Pemadam Kebakaran, survey efektivitas sosialisasi safety LPG yang baik dan benar, dengan target area yang sudah lama dikonversi dan kepadatan penduduk yang tinggi. Pemilihan lokasi survey berdasarkan data historis yang menunjukkan insiden terjadi pada lokasi-lokasi dengan karakteristik tersebut, dan pembuatan video penggunaan LPG yang baik dan benar untuk didistribusikan ke masyarakat Selain itu, Contact Center Pertamina sebagai pendukung Media Relations bersifat membantu dengan melaksanakan tugas Media Relations untuk menyampaikan informasi kepada publik eksternal organisasi melalui sumber informasi tunggal. Menurut Iriantara (2011:181) dalam krisis Media Relations mempunyai peran untuk menyampaikan informasi pada publik internal dan publik eksternal organisasi melalui sumber informasi tunggal.ini dikarenakan dalam krisis, informasi yang disampaikan organisasi harus berasal dari satu sumber untuk memperkecil kemungkinan terjadinya perbedaan informasi yang disampaikan pada publik. Perbedaan informasi karena berbedanya sumber akan makin mempertinggi tingkat krisis dan juga menunjukkan kepanikan organisasi dalam menghadapi krisis. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap pihak eksternal, Contact Center terbukti sangat membantu dengan menyediakan informasi seputar penanganan kasus-kasus yang terkait dengan tabung gas LPG 3 kg yang mengalami masalah. dari sisi masyarakat tidak ada kendala dalam mengatasi krisis.hal ini dikarenakan masyarakat melihat adanya sumber informasi yang kredibel dalam bentuk channel 24 jam contact Pertamina, dimana masyarakat dapat mengikuti perkembangan informasi dan juga bisa menelpon untuk melaporkan keluhan. Namun ketika dilakukan wawancara untuk mengetahui efektivitas strategi, ternyata tidak semua responden mengetahui stratategi Media Relations yang dilakukan oleh Pertamina. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara antara penulis dengan para responden yang mengatakan bahwa selama ini para responden tidak pernah melihat upaya sosialisasi yang dilakukan Pertamina, baik secara above the line maupun secara below the line. Padahal berdasarkan wawancara dengan Ibu Wianda, upaya sosialisasi dilakukan secara setahun penuh.

6 Penulis menemukan bahwa peran Contact Center sebagai pendukung Media Relations dalam menangani krisis sendiri bisa dibilang jauh lebih efektif dibandingkan peran Media Relations sendiri.dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan para responden, mereka mengatakan bahwa peran contact pertamina membantu karena memberikan mereka pengetahuan sekitar penanganan tabung gas lpg 3 kg yang bocor.selain itu contact Pertamina juga mengirimkan agen kepada masyarakat yang mengalami kebocoran gas, dalam hal ini Ibu Ida dan Bapak Ferry.Hanya saja dalam kasus bapak Ferry agen tidak bisa datang pada hari itu juga karena terhalang faktor tidak terduga, yaitu libur Nyepi.Ibu Ida sendiri mengatakan bahwa teknisi memberikan informasi secara langsung kepada Ibu Ida, sedangkan Bapak Herry mengatakan instruksi petugas contact center cukup membantu karena memberi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menangani gas bocor, seperti menutup tabung gas dengan kain basah. Penulis berpendapat mengapa efektivitas sosialisasi safety LPG yang baik dan benar di area tempat tinggal para responden wawancara kurang baik dikarenakan lokasi para responden wawancara jarang terjadi insiden dan tidak mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi.sedangkan berdasarkan data sekunder yang penulis dapatkan, pemilihan lokasi survey sosialisasi safety LPG dilakukan berdasarkan data historis yang menunjukkan insiden terjadi pada lokasi-lokasi dengan karakteristik area yang sudah lama dikonversi dan kepadatan penduduk yang tinggi.dapat disimpulkan karena area tempat responden tinggal tidak memenuhi karakteristik survey, pihak Pertamina tidak mengkonsentrasikan upaya sosialisasinya, khususnya melalui strategi below the line, sehingga membuat para responden tidak mengetahui upaya komunikasi yang dilakukan oleh Pertamina. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Krisis yang menimpa PT Pertamina (Persero) terjadi dikarenakan maraknya kasus ledakan abung gas LPG 3 kg di masyarakat.penyebab ledakan gas sendiri disebabkan oleh kombinasi dari kondisi rumah pengguna yang sempit dan tidak aman, faktor kesalahan manusia, kesalahan alat, dan kurangnya pemahaman dalam menggunakan tabung gas LPG 3 kg di masyarakat. 2. Dalam melakukan penanganan krisis, Media Relations melakukan penanganan secara above the line dan below the line.dimana secara above the line, Media Relations melakukan upaya komunikasi dengan memanfaatkan media massa dengan melakukan press conference maupun membuat konten terkait penanganan LPG 3 kg di media elektronik maupun di media cetak.adapun penanganan secara below the line dilakukan dengan mengedukasi masyarakat secara langsung di lapangan dengan mengadakan sosialisasi, membagikan buku pintar, dan membuat leaflet, dan membuat stiker penanganan LPG 3 kg.upaya-upaya penanganan ini terhitung sukses karena berhasil menekan angka kasus ledakan yang mencapai 245 kasus di 2010 hingga hanya menjadi 15 kasus di tahun 2011.Contact Center Pertamina sendire berperan sebagai pendukung Media Relations, dimana Contact Center berperan menjadi perantara antara masyarakat dengan Pertamina dan membantu mencegah kasus ledakan bertambah dengan melakukan upaya pencegahan melalui edukasi secara informatif dan bekerja sama dengan petugas terpengecekan langsung terkait gas LPG 3 kg yang bocor yang terjadi. 3. Walaupun upaya Media Relations dalam menangani krisis sudah maksimal, namun tidak semua masyarakat mengetahui upaya-upaya penanganan yang dilakukan oleh Media Relations. Hal disebabkan oleh penanganan krisis difokuskan pada area dengan jumlah kecelakaan yang tinggi. Sehingga dapat disimpulkan penanganan krisis pada area dengan jumlah kecelakaan yang rendah tidak menjadi prioritas utama, dan menyebabkan masyarakat di area tersebut tidak mengetahui sosialisasi terkait penanganan LPG 3 kg yang baik dan aman. Saran yang bisa diberikan dari penulis terhadap PT.Pertasmina (Persero) adalah: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dengan teori dan metode lain dan melihat permasalahan yang ada dari sisi lain. 2. Dalam mengadakan sosialisasi penanganan krisis, upaya yang dilakukan Media Relations harus dilakukan secara merata dan tidak hanya terfokus di area-area tertentu saja.ini perlu dilakukan untuk mencegah kecelakaan dapat terjadi kembali hanya karena area dengan jumlah kecelakaan yang

7 rendah tidak mendapatkan informasi yang cukup, dan sebagai akibatnya krisis dapat kembali menimpa perusahaan. 3. Memaksimalkan peran Contact Center dalam melakukan pencegahan kasus ledakan LPG 3 kg dan penanganan krisis kedepannya, dimana Contact Center mempunyai peran yang sejajar dengan Media Relations, tidak hanya sebagai pendukung dalam menangani krisis. REFERENSI Ardianto, E. (2011). Handbook of Public Relations:Pengantar Komprehensif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media Fill, C. (2009). Marketing Communications: Interactivity, Communities, and Content Fith Edition. New Jersey: Prentice Hall Hanson, R. E. (2011) Mass Communication: Living in a Media World, 3rd Edition.Washington DC :CQ Press Hikmat, M. (2011). Metode Penelitian:Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra.Yogyakarta : Graha Ilmu Iriantara, Y. (2011). Media Relations: Konsep, Pendekatan, dan Praktik. Bandung : Simbiosa Rekatama Media Kriyantono, R. (2008). Public Relations Writing:Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat.Jakarta:Prenada Media Kuncoro, M. (2009). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Sosiawan, O. (2011). Selamat Tinggal Minyak Tanah, Selamat Datang LPG. Jakarta: Dian Rakyat Umar, H. (2007). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Wardhani, D.(2008). Media Relations:Sarana Membangun Reputasi Organisasi.Yogyakarta : Graha Ilmu Widyatama. R. (2009). Pengantar Periklanan. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Bachri, B.S. Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif Jurnal Teknologi Pendidikan. 10 (1): Ferguson, D.P ; Wallace, J.D ; Chandler, R.C. Rehabilitating Your Organization s Image: Public Relations Professionals Perceptions of the Effectiveness and Ethicality of Image Repair Strategies in Crisis Situations. Public Relations Journal. 6 (1): 2 Nabahan, C.R. Analisis Program Publisitas Wisata Budaya Tjong A Fie Mansion Dalam Meningkatkan Jumlah Wisatawan Domestik. Jurnal Ilmu Komunikasi Flow. 1 (3): 9-10 Wigley, S ; Zhang, W. A Study of PR Practitioners Use of Social Media in Crisis Planning. Public Relations Journal. 5 (3): 2

8 RIWAYAT PENULIS Panji Adityo Nugro lahir di Jakarta pada tanggal 31 Mei Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komunikasi dengan peminatan dalam Public Relations pada tahun 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, siapa yang tidak menggunakan LPG untuk memasak? Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, siapa yang tidak menggunakan LPG untuk memasak? Di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, siapa yang tidak menggunakan LPG untuk memasak? Di Indonesia, masyarakat sudah berbodong-bondong berpindah ke LPG, dimana sebelumnya masih banyak masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pers menurut Ronald D. Smith adalah

BAB I PENDAHULUAN. pers menurut Ronald D. Smith adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Press release atau yang dalam bahasa Indonesianya disebut sebagai siaran pers menurut Ronald D. Smith adalah a communication format commonly used by organization to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan minyak tanah dalam kehidupannya sehari hari.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan minyak tanah dalam kehidupannya sehari hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini tingkat ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) sangatlah besar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah konsumsi BBM yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya populasi penduduk dunia, menyebabkan kebutuhan akan

I. PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya populasi penduduk dunia, menyebabkan kebutuhan akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan semakin bertambahnya populasi penduduk dunia, menyebabkan kebutuhan akan sumber daya alam, terutama minyak bumi semakin meningkat. Hal ini berdampak langsung terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi, membujuk seseorang dan memberi perintah. Komunikasi juga

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi, membujuk seseorang dan memberi perintah. Komunikasi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam menyampaikan informasi, membujuk seseorang dan memberi perintah. Komunikasi juga dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern sekarang ini, kita hidup dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern sekarang ini, kita hidup dalam kondisi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan modern sekarang ini, kita hidup dalam kondisi saling ketergantungan (interpedensi) dan saling membutuhkan. Untuk itu kita membutuhkan hubungan

Lebih terperinci

PERAN PUBLIC RELATIONS PT.MNC SKY VISION DALAM PROGRAM CSR (STUDI KASUS KEGIATAN AKSI DONOR DARAH)

PERAN PUBLIC RELATIONS PT.MNC SKY VISION DALAM PROGRAM CSR (STUDI KASUS KEGIATAN AKSI DONOR DARAH) PERAN PUBLIC RELATIONS PT.MNC SKY VISION DALAM PROGRAM CSR (STUDI KASUS KEGIATAN AKSI DONOR DARAH) Nama Penulis: Martinus Agung Budyatma Nama Dosen: Muhammad Adi Pribadi, S.E., M.Comm., MIB Abstract The

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sikap merupakan bagian penting dalam kehidupan sosial karena manusia selalu

I. PENDAHULUAN. Sikap merupakan bagian penting dalam kehidupan sosial karena manusia selalu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sikap merupakan bagian penting dalam kehidupan sosial karena manusia selalu berinteraksi dengan orang lain. Sikap sekelompok orang terhadap orang lain dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Pertamina Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember

Lebih terperinci

Datar Pertanyaan Wawancara. : Santai, pewawancara duduk berhadapan dengan narasumber. 1. Menurut Pak Marlo PR di Pertamina itu seperti apa?

Datar Pertanyaan Wawancara. : Santai, pewawancara duduk berhadapan dengan narasumber. 1. Menurut Pak Marlo PR di Pertamina itu seperti apa? Datar Pertanyaan Wawancara Nama Narasumber : Marlodieka Wibawa Jabatan : Officer Cybernews Waktu Wawancara : 09.00 WIB Lokasi : PT. Pertamina (Persero) Suasana : Santai, pewawancara duduk berhadapan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan memasuki era perdagangan bebas saat ini, tantangan dalam bidang industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang bermunculan, sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TIPE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu kegiatan (ilmiah) yang ditempuh melalui rangkaian proses yang panjang. Mengukitp dari Burhan Bungin, dalam konteks ilmu sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Memberi janji yang berlebihan (overpromise) hanya akan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Memberi janji yang berlebihan (overpromise) hanya akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman maka semakin banyak pula merek merek yang menghasilkan produk yang sama. Dengan banyaknya merek yang ada, hal itu dapat menyebabkan

Lebih terperinci

PERAN HUMAS PT.PERTAMINA (PERSERO) BBM RETAIL REGION IV DALAM MENYELESAIKAN KASUS KECELAKAAN GAS ELPIJI 3 KG YANG TERJADI DI WILAYAH JATENG & DIY

PERAN HUMAS PT.PERTAMINA (PERSERO) BBM RETAIL REGION IV DALAM MENYELESAIKAN KASUS KECELAKAAN GAS ELPIJI 3 KG YANG TERJADI DI WILAYAH JATENG & DIY PERAN HUMAS PT.PERTAMINA (PERSERO) BBM RETAIL REGION IV DALAM MENYELESAIKAN KASUS KECELAKAAN GAS ELPIJI 3 KG YANG TERJADI DI WILAYAH JATENG & DIY TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rapat koordinasi terbatas di Kantor Wakil Presiden pada awal bulan Mei 2008 memutuskan perlunya dilakukan program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Morse (dalam Daymon dan Holloway, 2008:368) penelitian kualitatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program konversi minyak tanah ke LPG merupakan program pemerintah terkait dengan pengalihan penggunaan bahan bakar minyak tanah ke bahan bakar gas LPG. Tujuan diberlakukannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Deskriptif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Deskriptif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat / Tipe Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunaan metode Deskriptif. Menurut Robert K Yin dalam bukunya Studi Kasus Desain dan Metode mengatakan bahwa metode

Lebih terperinci

Venny Witarso. Binus University, Jakarta, Indonesia, Abstrak

Venny Witarso. Binus University, Jakarta, Indonesia, Abstrak IMPLEMENTASI STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM PROSES PENCITRAAN PRODUK BRANKAS MERK PRIORITY (STUDI KASUS : PT. HAKIKI JAYA UTAMA) (PERIODE 14 FEBRUARI 14 MEI 2012) Venny Witarso Binus University, Jakarta,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Dalam penulisan ini, peneliti menggunakan validitas data trustworthiness.

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Dalam penulisan ini, peneliti menggunakan validitas data trustworthiness. 56 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Teknik Validitas Data Dalam penulisan ini, peneliti menggunakan validitas data trustworthiness. Artinya adalah menguji kebenaran dan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimana metode ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang faktafakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai masalah dalam berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai masalah dalam berbagai sektor BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai masalah dalam berbagai sektor termasuk krisis minyak dunia yang juga melibatkan Indonesia, dalam kasus ini semua

Lebih terperinci

ANALISA PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MEMBANGUN CITRA PURI INDAH MALL (STUDI KASUS ACARA DONOR DARAH 5 MARET 2012)

ANALISA PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MEMBANGUN CITRA PURI INDAH MALL (STUDI KASUS ACARA DONOR DARAH 5 MARET 2012) ANALISA PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MEMBANGUN CITRA PURI INDAH MALL (STUDI KASUS ACARA DONOR DARAH 5 MARET 2012) Marries Stella Jurusan Komunikasi Pemasaran, Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN RESPONDEN Daftar pertanyaan ini disusun untuk pembuatan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan dari Universitas Lampung

DAFTAR PERTANYAAN RESPONDEN Daftar pertanyaan ini disusun untuk pembuatan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan dari Universitas Lampung DAFTAR PERTANYAAN RESPONDEN Daftar pertanyaan ini disusun untuk pembuatan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan dari Universitas Lampung PETUNJUK PENGISIAN 1. Jawablah pertanyaan ini dengan sejujurnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dengan cepat pada akhir akhir ini menyebabkan semakin dibutuhkannya sumber daya energi, Manusia sangat banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

DATA DAN INFORMASI MIGAS

DATA DAN INFORMASI MIGAS DATA DAN INFORMASI MIGAS A. BAHAN BAKAR MINYAK/BBM Foto kesiapan penyediaan BBM/foto pengeboran minyak lepas pantai Foto kapal tangker pertamina Foto depot pertamina dan truk tangki Jumlah lembaga penyalur

Lebih terperinci

tinggi gagal mengenyam pendidikan karena memang tak punya biaya. pendidikan tinggi yang tidak berorientasi kepada keuntungan, maka biaya

tinggi gagal mengenyam pendidikan karena memang tak punya biaya. pendidikan tinggi yang tidak berorientasi kepada keuntungan, maka biaya 3 dianggap sebagai hak setiap warga negara, melainkan sesuatu yang memberi keuntungan bagi sebagian orang. Pendidikan tinggi dijadikan lahan bisnis sehingga biaya pendidikan menjadi mahal, akibatnya banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh Pemerintah adalah mengurangi beban subsidi Pemerintah terhadap minyak tanah, mengalokasikan kembali minyak

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung

BAB 5 PENUTUP. kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Sebagai media baru yang berbasis teknologi, website bisa dikatakan memenuhi kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung kinerja Public Relations

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan seseorang untuk membangkitkan response orang lain. Komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan seseorang untuk membangkitkan response orang lain. Komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi diisyaratkan sebagai kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk membangkitkan response orang lain. Komunikasi dalam konteks ini dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di rumah, dalam organisasi, perusahaan dan dimanapun manusia itu berada.

BAB 1 PENDAHULUAN. di rumah, dalam organisasi, perusahaan dan dimanapun manusia itu berada. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Melalui komunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan seharihari di rumah tangga tempat

Lebih terperinci

PERANAN PUBLIC RELATIONS PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PASCA MENGHADAPI KRISIS PERUSAHAAN

PERANAN PUBLIC RELATIONS PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PASCA MENGHADAPI KRISIS PERUSAHAAN PERANAN PUBLIC RELATIONS PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PASCA MENGHADAPI KRISIS PERUSAHAAN Eka Fibriani Jurusan Marketing Communication, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, BINUS

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. PT MNC (Media Nusantara Citra) adalah sebuah perusahaan yang bergerak

BAB 3 METODE PENELITIAN. PT MNC (Media Nusantara Citra) adalah sebuah perusahaan yang bergerak BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar PT MNC (Media Nusantara Citra) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang media massa, seperti elektronok dan cetak yang memiliki bisnis inti media TV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa tidak berkomunikasi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa tidak berkomunikasi. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi belakangan ini menjadi sebuah ilmu di berbagai bidang tentu sangat mudah menemukan realitas komunikasi di sekitar lingkungan karena, manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional diberbagai lapangan usaha. Perkembangan UMKM & Usaha Besar

BAB I PENDAHULUAN. nasional diberbagai lapangan usaha. Perkembangan UMKM & Usaha Besar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) salah satu bagian terpenting dalam perekonomian pada suatu negara, bahkan di Indonesia. UMKM dipandang salah satu faktor penyelamat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. CommServ Network Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. CommServ Network Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian mengenai strategi Public Relations ini dilakukan di PT CommServ Network Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah gencar - gencarnya program pemerintah mengenai konversi energi, maka sumber energi alternatif sudah menjadi pilihan yang tidak terelakkan, tak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 25/2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas). 1

BAB I PENDAHULUAN. 25/2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Subsidi energi, baik listrik maupun BBM menakutkan bagi pengambil keputusan di Republik Indonesia ini. Pemerintah dipusingkan bukan hanya oleh rumitnya merancang pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2007 pemerintah mengeluarkan sebuah peraturan konversi besarbesaran dari minyak tanah ke gas LPG (Liquefied Petroleum Gas). Kebijakan ini didasarkan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Oktober 2013, pengambilan sampel sudah dilaksanakan di Pantai Patra Sambolo, Kecamatan Anyer Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Persaingan di dalam dunia bisnis untuk saat ini sudah tidak bisa dihindarkan lagi. Namun, disamping adanya persaingan bisnis tersebut, juga terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan globalisasi berjalan dengan sangat pesat dan seiring dengan berjalannya waktu, manusia dituntut lebih aktif baik dalam kehidupan pribadi dan profesional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Partisipasi Publik 2.1.1 Pengertian Partisipasi Partisipasi adalah Keterlibatan seseorang dalam situasi baik secara mental, pikiran, emosi dan perasaaan yang mendorongnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konversi energi dari minyak tanah ke gas adalah program nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Konversi energi dari minyak tanah ke gas adalah program nasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman, berkembang pula gaya hidup konsumen saat ini yang semakin dinamis, pemenuhan akan kebutuhan masyarakat pun semakin berkembang ke arah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya,

BAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan secara global terjadi didalam bidang teknologi dan informasi, dengan perkembangan secara cepat ini menyebabkan persaingan di antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hulu Energi ONWJ merupakan perusahaan berskala internasional dengan keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hulu Energi ONWJ merupakan perusahaan berskala internasional dengan keberhasilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alasan mengapa penulis tertarik untuk meneliti topik ini adalah karena Pertamina Hulu Energi ONWJ merupakan perusahaan berskala internasional dengan keberhasilan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1. Rencana Implementasi Implementasi solusi bisnis berikut yang telah diperoleh dari solusi bisnis, akan diterapkan untuk wilayah Bandung, Bekasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Communities, and Content Fith Edition (2009:41), komunikasi adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. Communities, and Content Fith Edition (2009:41), komunikasi adalah: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Menurut Chris Fill dalam Marketing Communications: Interactivity, Communities, and Content Fith Edition (2009:41), komunikasi adalah: Proses dimana individu berbagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan modern perkembangan masyarakat telah memasuki era globalisasi, seiring perkembangan era globalisasi berinteraksi dengan orang lain (berkomunikasi)

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KONVERSI PENGGUNAAN MINYAK TANAH KE GAS LPG 3 KILOGRAM DI KECAMATAN SAIL PEKANBARU. Oleh : Marzolina.SE.

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KONVERSI PENGGUNAAN MINYAK TANAH KE GAS LPG 3 KILOGRAM DI KECAMATAN SAIL PEKANBARU. Oleh : Marzolina.SE. LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KONVERSI PENGGUNAAN MINYAK TANAH KE GAS LPG 3 KILOGRAM DI KECAMATAN SAIL PEKANBARU Oleh : Marzolina.SE.MM NIP.19660313199002 2 001 Raden Lestari G.SE.MM NIP.19680613199032002

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Humas Pemerintah Terhadap Citra Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara

Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Humas Pemerintah Terhadap Citra Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Humas Pemerintah Terhadap Citra Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara Sihar Pangondian Lumbantobing 090922006 Abstrak Jenis penelitian adalah jenis

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PERANCANGAN SAFETY BODY COVER (SBC) REGULATOR LPG 3KG BIDANG KEGIATAN PKM KARSA CIPTA

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PERANCANGAN SAFETY BODY COVER (SBC) REGULATOR LPG 3KG BIDANG KEGIATAN PKM KARSA CIPTA USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PERANCANGAN SAFETY BODY COVER (SBC) REGULATOR LPG 3KG BIDANG KEGIATAN PKM KARSA CIPTA Diusulkan oleh : Arie Fandy L 6105806 / Angkatan 2010 (Ketua Kelompok) Fransiskus

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sebelumnya, maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB IV PENUTUP. sebelumnya, maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan uraian analisa pembahasan data pada bab-bab sebelumnya, maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kegiatan sosialisasi keistimewaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi portal berita untuk menyampaikan informasi terbaru secara cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi portal berita untuk menyampaikan informasi terbaru secara cepat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belakangan ini banyak sekali media online yang tujuannya adalah menjadi portal berita untuk menyampaikan informasi terbaru secara cepat kepada masyarakat salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Jakarta perkembangan hotel sangat padat dan berkembang, ini dikarenakan sebagai ibu kota negara Republik Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, perusahaan perusahaan multinasional saat ini semakin banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan kinerjanya demi persaingan global.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI UMUM OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI UMUM OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Bisnis pelumas kendaraan bermotor tidak ada matinya. Padatnya kendaraan bermotor yang beredar di jalan-jalan di Indonesia membuat ngiler

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations dalam dunia perhotelan telah menjadi hal yang tidak asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public Relations sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah

BAB 3 METODE PENELITIAN. filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yangberlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah (sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minyak tanah merupakan salah satu dari Bahan Bakar Minyak (BBM) yang keberadaannya disubsidi oleh Pemerintah. Setiap tahunnya Pemerintah menganggarkan dana

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Suparlan dalam buku Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik (Gunawan,

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA MINGGU MATERI POKOK Cara Pengajaran Media Tugas BAHAN BACAAN KE 1 KULIAH PENDAHULUAN Mimbar Kuliah Papan Tulis, OHP Mengacu pada AP 1 8 Perkenalan Penjelasan silabus Membangun kesepahaman 2 TEKNOLOGI MULTIMEDIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, produksi kaca lembaran di seluruh dunia meningkat tajam. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, produksi kaca lembaran di seluruh dunia meningkat tajam. Berdasarkan hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kaca lembaran merupakan salah satu produk hasil kimia yang banyak digunakan diseluruh dunia untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Selama beberapa tahun terakhir,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sumber : OPEC dalam Nasrullah (2009) Gambar 1 Perkembangan harga minyak dunia.

PENDAHULUAN. Sumber : OPEC dalam Nasrullah (2009) Gambar 1 Perkembangan harga minyak dunia. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Energi memainkan peranan penting dalam semua aspek kehidupan manusia. Peningkatan kebutuhan energi mempunyai keterkaitan erat dengan bertambahnya jumlah penduduk. Remi (2008)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi, analisis, dan pembahasan data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan dilaksanakannya peran bagian humas sekretariat daerah Kabupaten

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3. KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS Kuliah ke-3 1 The key words for PR Management function Planed Relationship Goodwill Understanding Acceptance Public

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 43 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini di Desa Sumber Sari, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman. Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, termasuk pada usaha di bidang penjualan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013

KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013 KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013 I. SUBSIDI BBM TAHUN 2013 a. Subsidi BBM Dalam Undang-undang No.19 Tahun tentang APBN 2013, anggaran subsidi BBM dialokasikan sebesar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan bertransaksi yang biasa kita kenal dengan berbelanja adalah kegiatan yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Sesuai dengan kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki total konsumsi bahan bakar minyak yang cukup tinggi. Konsumsi bahan bakar tersebut digunakan untuk menjalankan kendaraan seperti kendaraan bermotor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan.

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media komunikasi pada era modern ini memungkinkan orang-orang di seluruh dunia untuk dapat berkomunikasi. Hal ini terjadi karena adanya berbagai media

Lebih terperinci

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena hampir semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia

Lebih terperinci

V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil analisis terhadap strategi media relations yang

V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil analisis terhadap strategi media relations yang V. Kesimpulan dan Saran V.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap strategi media relations yang dilakukan oleh Public Relations PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, di mana analisis ini dilakukan

Lebih terperinci

EVALUASI PUBLISITAS UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

EVALUASI PUBLISITAS UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA EVALUASI PUBLISITAS UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA (Analisis Isi Perbandingan Press Release dan Pemberitaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta di Media Cetak Periode Januari 2012 Juni 2013) Agata Sri Krisdiyati

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini menekankan pada proses perolehan data untuk memperoleh hasil

Lebih terperinci

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang membutuhkan, namun sebagian besar orang dari semua kalangan diseluruh dunia. Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak terlampau pesat. Namun secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan di banyak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nasution, membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, paradigma juga membantu untuk menyelesaikan persoalan-persoalan apa yang mesti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media sebagai bagian dari alat perputaran informasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mencari dan menyampaikan informasi kepada publik. Setiap perusahaan memiliki

Lebih terperinci

Strategi Komunikasi dan Promosi Sungai Musi pada Program Pengembangan Waterfront City

Strategi Komunikasi dan Promosi Sungai Musi pada Program Pengembangan Waterfront City Strategi Komunikasi dan Promosi Sungai Musi pada Program Pengembangan Waterfront City Dr. Hj. Lishapsari Prihatini, M.Si. lishapsari@gmail.com Abstrak Palembang melalui ikon Waterfront City, bermaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan sebuah hal yang sangat penting dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan sebuah hal yang sangat penting dalam segala aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sebuah hal yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan manusia. Berawal dari kehidupan manusia, komunikasi berkembang menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif, dimana peneliti mendeskripsikan dan memaparkan tentang wawancara mendalam dan hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan univesitas lainnya. Bina Nusantara selaku universitas swasta yang unggul dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan univesitas lainnya. Bina Nusantara selaku universitas swasta yang unggul dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan universitas di Jakarta sudah semakin pesat dan saling bersaing dengan univesitas lainnya. Bina Nusantara selaku universitas swasta yang unggul dan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif berdasarkan judul penelitian yang digunakan yaitu Implementasi Etika Public Relations PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian & pengembangan (research & development) di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. penelitian & pengembangan (research & development) di bidang industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi semakin pesat. Hal ini membuat aktivitas dalam penelitian & pengembangan (research & development) di bidang industri manufaktur (manufacturing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir seluruh perusahaan membutuhkan peran dan fungsi dari divisi Public

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir seluruh perusahaan membutuhkan peran dan fungsi dari divisi Public BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di saat era modern dan globalisasi seperti sekarang, dapat dipastikan hampir seluruh perusahaan membutuhkan peran dan fungsi dari divisi Public Relations. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan-kesimpulan ini meliputi

BAB V PENUTUP. menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan-kesimpulan ini meliputi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan dengan teori-teori yang menjadi acuan peneliti, dengan demikian dapat diperoleh beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia, masyarakat mulai mengembangkan bidang usaha-nya bukan hanya di dunia nyata, namun juga di dunia maya.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Dari penelitian yang telah dilakukan terlihat bahwa perkembangan layanan secara besar-besaran sedang terjadi pada tubuh PLN, khususnya PLN Distribusi Jaya. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Krisis adalah masa gawat atau saat genting, dimana situasi tersebut dapat merupakan titik baik atau sebaliknya. Menurut Davis Young dalam bukunya Building

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langkah selanjutnya adalah melakukan proses penawaran produk serta

BAB I PENDAHULUAN. langkah selanjutnya adalah melakukan proses penawaran produk serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses kegiatan perusahaan setelah memproduksi barang ataupun jasa, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penawaran produk serta distribusi produk agar sampai

Lebih terperinci

GOVERNMENT RELATIONS DAN ROLE MODEL

GOVERNMENT RELATIONS DAN ROLE MODEL GOVERNMENT RELATIONS DAN ROLE MODEL (STRATEGI PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) JAKARTA DALAM MENJADIKAN DKI JAKARTA SEBAGAI KOTA GAS (CITY GAS) DI INDONESIA) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN PENDEKATAN PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nasir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan kita untuk mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan. Komunikasi menjembatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan manusia yang cepat mendorong manusia memanfaatkan alam secara berlebihan. Pemanfaatan tersebut baik sebagai pemukiman maupun usaha untuk mencukupi kebutuhan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, media juga bertransformasi menjadi salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Melihat fenomena tersebut sebagai

Lebih terperinci