BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. berlomba atau bertanding. Kita dapat menjumpai pada kata penthatlon yang terdiri atas kata

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. berlomba atau bertanding. Kita dapat menjumpai pada kata penthatlon yang terdiri atas kata"

Transkripsi

1 A. Kajian Teoritis 1. Hakikat Atletik BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Muhajir,( 2006:35) Istilah atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu Athlon yang berarti berlomba atau bertanding. Kita dapat menjumpai pada kata penthatlon yang terdiri atas kata penta yang berarti lima atau panca dan kata athlon berarti lomba. Arti selengkapnya adalah panca lomba atau perlombaan yang terdiri atas lima nomor. Olahraga atletik yang telah dimainkan selama 15 abad silam yang terdapat pada olimpiade kuno yang diselenggarakan oleh masyarakat yunani yang terdiri dari berbagai macam suku satu sama lain selalu berperang, diantaranya suku Sparta dan Athena. Akan tetapi dengan adanya perlombaan-perlombaan dalam olimpiade, maka peperangan pun dapat dihentikan karena setiap suku disibukkan dengan mempersiapkan para atletnya. Para atlet yang akan turut dalam permainan olimpiade dipersiapkan pada satu lapangan yang luas dan berdinding tembok yang disebut Palaestra, lebih tepatnya seperti stadion-stadion yang ada di Indonesia. Selain pesta olimpiade yang dimaksud, juga diadakan penyembahan kepada roh-roh yang telah meninggal dan menghormati dewanya. Perlombaan yang dilaksanakan pada olimpiade kuno adalah: a) lomba lari, b) Pentaathlon: lari cepat, lompat jauh, lempar lembing, lempar cakram, gumul/gulat, c) Parcratium: campuran tinju dan gulat, d) gulat, e) tinju, f) pacuan kereta kuda. Dengan selalu diadakannya olimpiade, maka masyarakat Yunani kuno termotivasi untuk selalu giat berlatih bagi kaum mudanya dan hal ini memberikan pengaruh positif bagi ketahanan bangsa untuk mempertahankan Negara dari serangan lawan.

2 Sebelum tercetusnya gagasan diadakannya kembali olimpiade kembali gerakan olimpiade, masyarakat Eropa pada abad ke-19 mulai bergerak kembali semangat berolahraga, bahkan membentuk suatu perkumpulan-perkumpulan atletik. Juga perlombaan-perlombaan tidak hanya dimasyarakat tetapi gerakan beratletik masuk keperguruan-perguruan tinggi. Dalam pesta moderen I dibuka pada tanggal 25 maret 1896, olahraga atletik merupakan olahraga utama yang diperlombakan disamping olahraga renang, senam, bersepeda, anggar, dan gulat. Untuk cabang atletik memperlombakan 12 nomor, antara lain: 1. Nomor lari: a) lari 100m,b) lari 400m, c) lari 800m, lari 1500m, dan d) lari marathon 2. Nomor lompat: a) lompat jauh, b) lompat tinggi, c)lompat jingkat, d) lompat tinggi gala 3. Nomor lempar: a) lempar lembing, b) lempar cakram, c) tolak peluru 4. Panca lomba atau pentathlon. 2. Tolak Peluru Tolak peluru merupakan salah satu nomor yang terdapat dalam nomor lempar pada cabang olahraga atletik. Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu peluru yang terbuat dari logam yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Secara teknis tolak peluru berbeda dengan nomor lempar lainnya. Saputra (2001:73) mengatakan bahwa tolak peluru adalah suatu jenis keterampilan menolak benda berupa peluru sejauh mungkin, dengan tujuan adalah mencapai jarak tolakan sejauh-jauhnya. Menurut Winendra Adi, Dkk (2008: 58), Mengatakan bahwa tolak peluru adalah sutau nomor dari cabang olah raga dari Atletik. Tim abadi guru (2006 ; 12) mengatakan bahwa olahraga ini menguji kekuatan atlit untuk menolak peluru sejauh mungkin, meskipun kegiatan tolak peluru termasuk nomor lempar, akan tetapi istilah yang dipergunakan bukan lempar

3 peluru tapi tolak peluru. Hal ini sesuai dengan peraturan tentang cara melepaskan peluru, yaitu dengan cara mendorong atau menolak dan bukan melempar. Dalam bahasa inggris tolak peluru sering disebut shot put. Adi, dkk (2008;61) didalam nomor lempar tolak peluru terdiri dari beberapa teknik, yaitu Teknik menolak dangan gaya menyamping (gaya ortodoks) dan baru dangan awalan mundur (gaya O brien ). Jadi, tolak peluru adalah suatu gerakan mengeluarkan benda yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut dan memiliki daya dorong kedepan yang kuat perbedaan melempar teletak pada saat melepas bendanya. Pada saat menolak pergelangan tangan tidak bergerak dan tenaga diperoleh dari gerakan meluruskan siku. Selanjutnya sebuah tolakan yang lebih baik adalah suatu dorongan atau tolakan peluru dengan satu tangan dengan bermula dari pangkal bahu. Jarver ( 2007:23). Tolak peluru adalah salah satu nomor lempar pada cabang olahraga atletik sesui dangan namanya maka peluru tidak dilempar tapi ditolak atau didorong yaitu berupa dorongan dari bahu yang kuat disertai dengan gerak merentangkan pergelangan tangan dan jarijari terarah dengan tujuan agar didapat tolakan yang maksimal dan menghasilkan tolakan yang sejauh-jauhnya. Roji, 69:2007 mengemukakan ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut: 1). Teknik Memegang Peluru Adapun cara memegang peluru adalah sebagai berikut: a. Peluru diletakan pada ruas telapak tangan dengan sikap jari tangan di renggangkan b. Ibu jari dan jari kelingking berada di samping untuk menahan agar peluru tidak bergeser

4 c. Peluru diletakan pada bahu dan dirapatkan ke leher, siku dibengkokan ke samping dengan lemas. d. Tangan yang tidak memegang peluru itu lurus keatas dengan keadaan lemas, hal ini untuk menjaga keseimbangan tubuh. 2). Teknik Gerak Awalan Menolak Can melakukan teknik gerak awalan adalah sebagai berikut: a. Berdiri tegak membelakangi arah tolakan, kedua kaki agak di buka. b. Lutut kaki kanan agak ditekuk, badan agak di bungkukan kedepan, kaki kiri sedikit kebelakang sejajar dengan badan. c. Lakukan gerakan meluncur kebelakang di awali dengan melakukannya dengan kaki kanan untuk berjingkat rendah ke arah belakang di sertai ayunan sentakan kaki kiri kebelakang. d. Pada saat tersebut, badan condong kedepan. Pendaratan kaki kanan setelah berjingkat segera di susul dangan pendaratannyn kaki kiri, dilanjutkan kemudian dengan memutar panggul ke arah tolakan. 3). Teknik Gerakan Menolak. Gerakan menolak peluru merupakan lanjutan dari gerak awalan sebelumnya yaitu sebagai berikut: a. Setelah memutar panggul, sikut tangan kiri di tarik kesamping belakang b. Dada serta pandangan manghadap ke atas depan c. Pada saat yang sama dengan gerakan tersebut, dengan cepat peluru di tolakan hingga lengan lurus kedepan. d. Kaki kanan di tolakan dengan kuat. e. Semua gerakan tersebut di atas dilakukan dengan cepat.

5 4). Teknik Gerak Akhiran Cara melakukan dan sikap tubuh dalam gerakan akhir, yaitu sebagai berikut: a. Setelah peluru lepas dari tangan, secepatnya kaki kanan mendarat di depan menempati bekas pijakan kaki kiri dengan posisi lutut ditekuk. b. Kaki kiri di angkat kebelakang lurus dan lemas, maksudnya untuk membantu keseimbangan tubuh agar tidak jatuh kedepan. c. Badan agak condong kedepan dan sedikit miring kesamping kiri, pandangan tertuju kearah jatuhnya peluru atau sektor lemparan. d. Tangan kanan di bengkokan didepan badan, sedang tangan kiri lurus kebelakang bahwa dalam keadaan lemas. Menurut Winendra Adi, dkk (2008;60) bawa Perlombaan tolak peluru merupakan tempat kusus yang dirancang sedemikian rupa agar lemparan atlit tidak membahayakan dirinya atupun orang lain seperti penonton, juri, dan ofisal. Maka dari itu sarana dan prasarana harus memadai karena jenis perlombaan ini sangat berisiko tinggi. Arena tolak peluru tersebut berbentuk lingkaran seperti gambar di bawah ini: Tolak peluru merupakan salah satu nomor yang terdapat dalam nomor lempar pada cabang olahraga atletik. Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu peluru yang terbuat dari logam yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Secara teknis tolak peluru berbeda dengan nomor lempar lainnya. Saputra (2001:73) mengatakan bahwa tolak peluru adalah suatu jenis keterampilan menolak benda berupa peluru sejauh mungkin, dengan tujuan adalah mencapai jarak tolakan sejauh-jauhnya. Menurut Winendra Adi, Dkk (2008: 58), Mengatakan bahwa tolak peluru adalah

6 sutau nomor dari cabang olah raga dari Atletik. Tim abadi guru (2006 ; 12) mengatakan bahwa olahraga ini menguji kekuatan atlit untuk menolak peluru sejauh mungkin, meskipun kegiatan tolak peluru termasuk nomor lempar, akan tetapi istilah yang dipergunakan bukan lempar peluru tapi tolak peluru. Hal ini sesuai dengan peraturan tentang cara melepaskan peluru, yaitu dengan cara mendorong atau menolak dan bukan melempar. Dalam bahasa inggris tolak peluru sering disebut shot put. Adi, dkk (2008;61) didalam nomor lempar tolak peluru terdiri dari beberapa teknik, yaitu Teknik menolak dangan gaya menyamping (gaya ortodoks) dan baru dangan awalan mundur (gaya O brien ). Jadi, tolak peluru adalah suatu gerakan mengeluarkan benda yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut dan memiliki daya dorong kedepan yang kuat perbedaan melempar teletak pada saat melepas bendanya. Pada saat menolak pergelangan tangan tidak bergerak dan tenaga diperoleh dari gerakan meluruskan siku. Selanjutnya sebuah tolakan yang lebih baik adalah suatu dorongan atau tolakan peluru dengan satu tangan dengan bermula dari pangkal bahu. Jarver ( 2007:23). Tolak peluru adalah salah satu nomor lempar pada cabang olahraga atletik sesui dangan namanya maka peluru tidak dilempar tapi ditolak atau didorong yaitu berupa dorongan dari bahu yang kuat disertai dengan gerak merentangkan pergelangan tangan dan jari-jari terarah dengan tujuan agar didapat tolakan yang maksimal dan menghasilkan tolakan yang sejauh-jauhnya. Roji, 69:2007 mengemukakan ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut: 1). Teknik Memegang Peluru Adapun cara memegang peluru adalah sebagai berikut:

7 a. Peluru diletakan pada ruas telapak tangan dengan sikap jari tangan di renggangkan b. Ibu jari dan jari kelingking berada di samping untuk menahan agar peluru tidak bergeser c. Peluru diletakan pada bahu dan dirapatkan ke leher, siku dibengkokan ke samping dengan lemas. d. Tangan yang tidak memegang peluru itu lurus keatas dengan keadaan lemas, hal ini untuk menjaga keseimbangan tubuh. 2). Teknik Gerak Awalan Menolak Cara melakukan teknik gerak awalan adalah sebagai berikut: a. Berdiri tegak membelakangi arah tolakan, kedua kaki agak di buka. b. Lutut kaki kanan agak ditekuk, badan agak di bungkukan kedepan, kaki kiri sedikit kebelakang sejajar dengan badan. c. Lakukan gerakan meluncur kebelakang di awali dengan melakukannya dengan kaki kanan untuk berjingkat rendah ke arah belakang di sertai ayunan sentakan kaki kiri kebelakang. d. Pada saat tersebut, badan condong kedepan. Pendaratan kaki kanan setelah berjingkat segera di susul dangan pendaratannyn kaki kiri, dilanjutkan kemudian dengan memutar panggul ke arah tolakan. 3). Teknik Gerakan Menolak. Gerakan menolak peluru merupakan lanjutan dari gerak awalan sebelumnya yaitu sebagai berikut: a. Setelah memutar panggul, sikut tangan kiri di tarik kesamping belakang. Dada serta pandangan manghadap ke atas depan

8 b. Pada saat yang sama dengan gerakan tersebut, dengan cepat peluru di tolakan hingga lengan lurus kedepan. c. Kaki kanan di tolakan dengan kuat. d. Semua gerakan tersebut di atas dilakukan dengan cepat. 4). Teknik Gerak Akhiran Cara melakukan dan sikap tubuh dalam gerakan akhir, yaitu sebagai berikut: a. Setelah peluru lepas dari tangan, secepatnya kaki kanan mendarat di depan menempati bekas pijakan kaki kiri dengan posisi lutut ditekuk. b. Kaki kiri di angkat kebelakang lurus dan lemas, maksudnya untuk membantu keseimbangan tubuh agar tidak jatuh kedepan. c. Badan agak condong kedepan dan sedikit miring kesamping kiri, pandangan tertuju kearah jatuhnya peluru atau sektor lemparan. d. Tangan kanan di bengkokan didepan badan, sedang tangan kiri lurus kebelakang bahwa dalam keadaan lemas. Menurut Winendra Adi, dkk (2008;60) bawa Perlombaan tolak peluru merupakan tempat kusus yang dirancang sedemikian rupa agar lemparan atlit tidak membahayakan dirinya atupun orang lain seperti penonton, juri, dan ofisal. Maka dari itu sarana dan prasarana harus memadai karena jenis perlombaan ini sangat berisiko tinggi. Arena tolak peluru tersebut berbentuk lingkaran seperti gambar di bawah ini:

9 Gambar 1: Lapangan tolak peluru (Sumber: file:///h:/file lapangan.html) Keterangan: a). Garis tengah = m b). Garis perpanjangan = 0.50 m c). sudut tolakan = 45 derajat d). garis selah e). sisih tolakan f). daerah tolakan g). garis pembatas jarak h). lebar garis papan pembatas =1 1.2 cm.tinggi 10 cm. Menurut Winendra Adi, (2008 : 59) dkk. Bahwa alat yang digunakan dalam perlombaan tolak peluru hanya berupa bola besi dengan berat yang di sesuikan dengan kelas yang di perlombakan. Untuk perlombaan tingkat internasional senior, putra menolak peluru seberat 7.26 kg sedangkan putri 4 kg. Dalam perlombaan atletik yang di peruntungkan bagi pelajar anakanak, berat peluru yang digunakan lebih ringan, berkisar antara 3,25-6 kg untuk putra dan 2,75-4 kg untuk putri. untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini :

10 3. Latihan Push-Up Gambar 2: Ukuran Peluru (Sumber: ) Dalam usaha meningkatkan perestasi olahraga, maka latihan merupakan menu utama dalam proses mencapai hasil yang maksimal. Di dalam menjalani proses tersebut, harus senantiasa didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat mengimplementasikan program-program latihan yang telah disusun. Latihan adalah suatu proses penyempurnaan olahraga yang diatur dengan prinsip-prinsip yang bersifat alamiah dimana untuk mencapai suatu tujuan di perlukan program latihan yang di susun secara sistematis. Menurut Harsono,Dkk (2005:43) latihan atau training adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang, dan kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah. Banyak orang yang merasa berlatih tapi sebenarnya tidak. Hal ini sesuai dengan beberapa ahli telah memberikan pengertian tentang latihan dengan penekanan yang berbeda namun pada prinsipnya senantiasa mengacu pada suatu proses sebagai mana dikemukakan oleh (Harsono 2009: 126) latihan adalah proses yang sistematis dan latihan yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya.

11 Sebagai olahragawan maupun atlit tolak peluru masalah latihan sudah merupakan makanan sehari-hari jika ingin berprestasi. Karena latihan dalam pengertian sekarang selalu dikaitkan dengan usaha untuk meningkatkan prestasi, mempertahankan prestasi maupun menurunnya prestasi. Kegiatan latihan diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan prestasi baik di olahraga prestasi, olahraga pendidikan maupun olahraga kesegaran jasmani ( tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Depdiknas/ ) Selanjutnya. (Harsono 2009:108) mengemukahkan bahwa cara yang paling populer dan paling berhasil dalam meningkatkan kekuatan adalah dengan latihan-latihan ketahanan (Resistence Exercises), latihan ketahanan adalah latihan di mana seseorang atlit harus mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban, baik itu badan atlit itu sendiri maupun bobot lain dari luar (External Resistence), latihan eksternal harus dilakukan sedemikian rupa sehingga atlit harus mengeluarkan usaha maksimal atau submaksimal untuk menahan beban tersebut. Hal senada juga disampaikan oleh (Sumitro 2009:69) bahwa seseorang dapat melakukan latihan secara teratur dan terus menerus, maka akan memiliki otot-otot dan tulangnya akan lebih kuat jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah melakukan latihan. Hal ini juga dipertegas oleh Iwan Setiawan dkk (2005:41) bahwa tujuan utama pelatihan olahraga adalah untuk meningkatkan keterempilan atau prestasi semaksimal mungkin. (Harsono 2009: 126) mengemukakan bahwa tujuan utama dari latihan adalah untuk membantu atlit meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin, untuk mencapai tujuan itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan yaitu: latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental.

12 Latihan beban adalah gerakan yang dilakukan oleh seseorang dimana dalam pelaksanaannya melibatkan otot yang bekerja dengan tujuan untuk meningkatkan cardiovaskuler. Jadi Latihan beban adalah latihan hambatan dengan media beban yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran otot, mencegah tulang keropos dan memperoleh tenaga yang maksimal, menambah bentuk tubuh menjadi menarik karena masa otot yang menjadi besar akibat proses latihan yang meliputi penggunaan push ap, pul up, dumbell, barbell dan lain- lain. Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa latihan adalah sebuah proses yang dilakukan secara sistematis dan terencana sehingga memiliki kecepatan dan kekuatan (strength) yang sempurna sehingga latihan teknik maupun latihan yang Iainnya akan memperoleh hasil latihan yang baik sesuai dengan kebutuhan atlit selama mengikuti latihan maupun dalam menolak peluru dan mendorong seperti push-up. Langkah-Langkah latihan push-up dalam Pelaksanan Latihan Tolak Peluru. Aktifitas persiapan untuk tolak peluru dapat dimulai dengan semua bentuk latihan kekuatan otot lengan seperti: 1. Push-up, dilakukan secara bersamaan dengan aba-aba ya siswa melaksanakan gerakan tersebut (push-up). Latihan ini di lakukan selama 30 detik. Berapa repetisi yang dihasilkan dalam waktu tersebut, kemudian dalam seminggu di tambah repetisinya dalam watu 40 detik. Latihan kekuatan otot legan atas bagian belakang (Triceps), bahu (Deltoid) dan dada (Pectoralis), tujuannya untuk melatih kekuatan otot disekitar lengan, agar dalam melakukan suatu gerakan lebih kuat lagi. Adapun Cara melakukanya adalah sebagai berikut: a. Pada posisi telungkup tangan berada disamping badan dengan sikap menopang kelantai, kaki diluruskan kebelakang, badan dengan kaki dikunci.

13 b. Badan didorong keatas sampai lengan lurus keatas. c. Posisi pinggang dan kaki tetap dengan keadaan dikunci, kemudian tangan di bengkokan dan sikap badan turun kebawah. d. Pada waktu turun menarik nafas dari hidung, kemudian ditolak ke atas sambil menghembuskan (membuang) nafas dari mulut. e. Gerakan ini dilakukan secara berulang-ulang dengan waktu yang telah di tentukan. Dari uraian-uraian tentang latihan push-up di atas penulis menyimpulkan. Meskipun jenis latihan mendorong tetapi mempunyai manfaat bagi tolakan, karna latihan push-up sama halnya menolak seperti tolak peluru. Hal ini perlu kita ketahui bahwa latihan push-up lebih mengarah ke nomor tolak peluru, karana latihanya mendorong ketas mengarah dengan sudut 45 o. B. Kerangka Berfikir Kekuatan otot adalah kemampuan otot dalam kontraksi maksimal untuk melawan/menahan beban yang maksimal. Untuk memperoleh otot lengan yang kuat diperlukan latihan. Salah satunya adalah latihan push-up. Oleh karena itu semakin banyak melakukan push- Up maka semakin kuat pula otot lengan. Semakin kuat otot lengan maka semakin erat juga lengan untuk menggenggam peluru sehingga terasa ringan. Maka secara otomatis semakin kuat otot lengan, semakin jauh pula tolakan peluru yang dihasilkan. C. Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir sebagaimana yang telah dijelaskan di atas maka peneliti dapat mengajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut apakah terdapat Pengaruh Latihan Push-Up Terhadap Kemampuan Tolak Peluru Gaya Membelakangi Pada Cabang Olahraga Atletik Pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontalo

Sejarah Lempar Lembing

Sejarah Lempar Lembing Sejarah Lempar Lembing Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Athena. Akan tetapi dengan adanya perlombaan-perlombaan dalam olimpiade, maka

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Athena. Akan tetapi dengan adanya perlombaan-perlombaan dalam olimpiade, maka 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Atletik Olahraga atletik yang telah dimainkan selama 15 abad silam yang terdapat pada olimpiade kuno yang diselenggarakan oleh masyarakat

Lebih terperinci

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Atletik Menurut Mukholid, (2004:100) bahwa istilah atletik berasal dari kata athlon (bahasa Yunani) yang artinya berlomba atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Tolak Peluru dan Aspek-Aspeknya. bermula diletakkan dipangkal bahu.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Tolak Peluru dan Aspek-Aspeknya. bermula diletakkan dipangkal bahu. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Tolak Peluru dan Aspek-Aspeknya Tolak peluru merupakan salah satu jenis keterampilan menolakkan benda berupa peluru sejauh mungkin.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Olahraga Atletik Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua, gerakan dalam atletik merupakan gerakan yang dilakukan dalam kehidupan

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HlPOTESIS. Olahraga ini menguji kekuatan atlet untuk menolakkan peluru sejauh mungkin,

BAB II. KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HlPOTESIS. Olahraga ini menguji kekuatan atlet untuk menolakkan peluru sejauh mungkin, 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HlPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Tolak Peluru a. Pengertian Tolak Peluru Secara teknis, tolak peluru berbeda dengan nomor lempar lainnya. Olahraga ini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Atletik BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Atletik merupakan istilah dalam olahraga yang berasal dari bahasa yunani yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding

Lebih terperinci

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB VIII RENANG 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Olahraga renang merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. Pilih salah satu gaya

Lebih terperinci

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh Lompat Jauh A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik yang paling populer dan paling sering dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk Olimpiade.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Tolak Peluru : 3 JP (3 X 45 menit) A. Tujuan Pembelajaran

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah kemampuan atau kondisi fisik. Menurut Harsono (2000:4) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang perlu mendapat perhatian, pembinaan, dan pengembangan serta peningkatan prestasi. Peningkatan ini perlu, karena atletik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam melakukan gerakan meroda memerlukan berbagai aspek, seperti fisik antara lain kekuatan, keseimbangan

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR A. Hakikat Lempar Lembing 1. Lempar Lembing Lempar lembing diikutsertakan dalam ajang Olimpiade sejak tahun 1908 sebagai nomor perorangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Tolak Peluru Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang terdiri atas nomor lari, jalan, tolak dan lempar. Pada nomor

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU I Made Tinggal Yasa, Nim 1196015037 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI LEMPAR CAKRAM PADA SISWA KELAS X SMAN 3 PRAYA TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI LEMPAR CAKRAM PADA SISWA KELAS X SMAN 3 PRAYA TAHUN PELAJARAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI LEMPAR CAKRAM PADA SISWA KELAS X SMAN 3 PRAYA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Susi Yundarwati dan Intan Primayanti Dosen Pendidikan Olahraga

Lebih terperinci

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN DASAR ATLETIK Lempar (Throw) Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta LEMPAR (THROW) Lempar Lembing (Javelin Throw) Tolak Peluru (Shot Put) Lempar

Lebih terperinci

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN MEDIA YANG DIMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. Samiun Alim

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN MEDIA YANG DIMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. Samiun Alim PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN MEDIA YANG DIMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. Samiun Alim Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan ABSTRAK

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLYING DISC TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM DI SMPN 1 LEMBANG

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLYING DISC TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM DI SMPN 1 LEMBANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari pengertiannya atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu athlon atau athlum artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, atau perjuangan. Orang

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

Tolak Peluru. Presented By Suci Munasharah

Tolak Peluru. Presented By Suci Munasharah Tolak Peluru Presented By Suci Munasharah A. Teknik Dasar Tolak Peluru Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya : Teknik Memegang Peluru Ada 3 teknik memegang peluru : Jari-jari direnggangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup. sejauh mungkin dan bola besi berat inilah diberi nama peluru yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup. sejauh mungkin dan bola besi berat inilah diberi nama peluru yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Atletik yang meliputi gerakan jalan, lari, lempar dan lompat merupakan cabang olah raga yang paling tua didunia, karena umur olahraga atletik ini sama tuanya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena gerakan-gerakannya merupakan dasar dari seluruh gerakan olahraga. Oleh karena itu atletik menjadi salah satu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN BARBELL LUNGES D AN D UMBELL ONE-ARM SHOULD ERS PRESS TERHAD AP HASIL TOLAK PELURU

2015 PENGARUH LATIHAN BARBELL LUNGES D AN D UMBELL ONE-ARM SHOULD ERS PRESS TERHAD AP HASIL TOLAK PELURU 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik adalah gabungan dari beberapa nomor pertandingan yang secara garis besar dapat di kelompokan menjadi lari, lompat, dan lempar. Atletik adalah salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Hasil Belajar Keberhasilan sebuah proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU PADA SISWA PUTRA SMP 8 BANDA ACEH. Muhammad 1.

PENGARUH MANAJEMEN LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU PADA SISWA PUTRA SMP 8 BANDA ACEH. Muhammad 1. Muhammad, Pengaruh Manajemen Latihan PENGARUH MANAJEMEN LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU PADA SISWA PUTRA SMP 8 BANDA ACEH Muhammad Abstrak Hasil tolak peluru ditentukan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Asrama PPLP Sumatera Utara di Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 2.

Lebih terperinci

Peta Konsep GERAK RITMIK

Peta Konsep GERAK RITMIK Gerak Ritmik Apakah kamu tahu tentang senam aerobik? Senam aerobik termasuk salah satu senam ritmik. Senam aerobik biasanya diiringi dengan musik dan dipandu oleh instruktur. Mengapa banyak orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas olahraga; jika olahraga mempunyai peran yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terpendam tanpa dapat kita lihat dan rasakan hasilnya. Menindak lanjuti. mahluk yang butuh berinteraksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang terpendam tanpa dapat kita lihat dan rasakan hasilnya. Menindak lanjuti. mahluk yang butuh berinteraksi dengan lingkungannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap orang dalam kehidupanya. Pertumbuhan dan perkembangan seorang yang kualitatif juga merupakan hasil dari proses pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Power Otot Tungkai a. Pengertian Power otot tungkai Power otot tungkai adalah sekelompok otot tungkai dalam berkontraksi dengan beban tertentu. Salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan arah lemparan yang telah ditentukan. Menurut Fadillah Rachmat

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan arah lemparan yang telah ditentukan. Menurut Fadillah Rachmat 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Lempar Cakram Lempar cakram adalah salah satu nomor dalam atletik dengan tujuan untuk melemparkan cakram sejauh mungkin untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor bergengsi dalam cabang olahraga atletik khususnya dalam nomor lompat. Lompat

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga merupakan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH SYAKRINATUN PUJIARTO A1D408013

ARTIKEL ILMIAH OLEH SYAKRINATUN PUJIARTO A1D408013 ARTIKEL ILMIAH PERBANDINAGN ANTARA LATIHAN DUMMBLLE DAN PUSH-UP TERHADAP HASIL PENINGKATAN KEMAMPUAN TOLAKAN PADA TOLAK PELURU SISWA KELASVIII SMP NEGERI 8 KOTTA JAMBI OLEH SYAKRINATUN PUJIARTO A1D408013

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan masyarakat Indonesia untuk melakukan olahraga saat ini cukup mengembirakan buktinya dapat dilihat banyaknya masyarakat melakukan olahraga pada pagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN 2.1 Latihan Squat Trust Latihan Squat trust adalah sebuah latihan yang dimulai dengan sikap berdiri tegak, kemudian berjongkok dengan kedua tangan di lantai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Gaya Jongkok a. Pengertian Lompat Jauh Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lay up shoot merupakan salah satu teknik dalam permainan bolabasket yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun tidak spesifik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33) BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket Permainan bola basket adalah permainan yang banyak menuntut kesiapan dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (learning is defened as the modification or streng-thening of behavior through

TINJAUAN PUSTAKA. (learning is defened as the modification or streng-thening of behavior through II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defened as the modification or streng-thening of behavior through experiencing) Hamalik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu yang mempunyai ciri khas yang saling berhadapan dengan menggunakan anggota tubuh untuk menjatuhkan

Lebih terperinci

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain. DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses kehidupan setiap orang selalu membawa anggota tubuhnya bergerak pada setiap tempat dan berinteraksi dengan lingkungannya. Proses perpindahan tubuh ini sering

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya,

Lebih terperinci

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI I. Hakikat Latihan Kebugaran Jasmani II. KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atletik di ambil dari bahasa Yunani yaitu Athlon yang artinya bertanding atau berlomba, menurut Syarifuddin (1992: 2) berasal dari bahasa Yunani, yaitu Athlon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu wujud yang bisa mengembangkan sumber daya manusia serta

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu wujud yang bisa mengembangkan sumber daya manusia serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dibidang ilmu dan teknologi serta dibidang lainnya termasuk olahraga. Olahraga adalah salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Kasti Permainan kasti termasuk salah satu olahraga permainan bola kecil beregu. Permainan kasti dimainkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Selanjutnya menurut Nurhuda dan Kusumawaty (2010 : 47) bahwa istilah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Selanjutnya menurut Nurhuda dan Kusumawaty (2010 : 47) bahwa istilah BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Atletik Atletik merupakan perlombaan yang diadakan dilapangan dan meliputi jalan, lari, lompat dan lempar dan setiap orangpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia dapat mengerti dan memahami berbagai ilmu pengetahuan dari kegiatan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga, proses latihan seyogyanya berpedoman pada teori dan prinsip-prinsip serta norma-norma latihan yang benar, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan olahraga beregu yang dimainkan oleh enam orang pemain. Permainan ini menggunakan batas berupa lapangan yang berukuran 18 x

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga. Jenis latihan ini telah dikenal dan sering digunakan oleh sebagian besar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan pendidikan jasmani di sekolah harus ada usaha ke arah perbaikan metode melatih dalam kemampuan gerak siswa. Perbaikan metode dalam proses belajar melatih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI Maijum Guru SDN 002 Pulau Komang maijum226@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN TOLAK PELURU GAYA MEMBELAKANGI PADA SISWA PUTRI KELAS XI SEMESTER GENAP SMK NEGERI 2 TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN

Lebih terperinci

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan) SENAM REFLEKSI Senam refleksi dilakukan dengan menggabungkan gerakan tubuh dan teknik pengaturan pernapasan. Tujuannya adalah memperbaiki fungsi-fungsi otot-otot yang berhubungan dengan alat-alat/organ

Lebih terperinci

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra LOMPAT JANGKIT Definisi lompat jangkit : Lompat jangkit disebut juga lompat-lompat tiga, karena dilakukan dengan tiga lompatan yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat langkah lompat.

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Mata pelajaran ini berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas

I. TINJAUAN PUSTAKA. Mata pelajaran ini berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas I. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua, yang dilakukan oleh manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang terdapat dalam

Lebih terperinci

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai Lampiran Petunjuk Pelaksanaan TKJI Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Petunjuk Pelaksanaan Tes 1. Lari 40 meter a. Tujuan Tes lari ini adalah untuk mengetahui atau mengukur kecepatan.

Lebih terperinci

2015 PROFIL BANTINGAN LENGAN, BANTINGAN KEPALA DAN TARIKAN LENGAN PADA GAYA ROMAWI- YUNANI CABANG OLAHRAGA GULAT

2015 PROFIL BANTINGAN LENGAN, BANTINGAN KEPALA DAN TARIKAN LENGAN PADA GAYA ROMAWI- YUNANI CABANG OLAHRAGA GULAT A. Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Olahraga gulat sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Indonesia, pada masa setelah perang dunia ke dua olahraga gulat dibawa oleh tentara Belanda yang pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2

Lebih terperinci

PERATURAN BARIS BERBARIS

PERATURAN BARIS BERBARIS PERATURAN BARIS BERBARIS 1. Pengertian Baris Berbaris Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan kemajuan ilmu

I. PENDAHULUAN. proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan kemajuan ilmu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan pendidikan jasmani di sekolah harus ada usaha ke arah perbaikan metode melatih dalam kemampuan gerak siswa. Perbaikan metode dalam proses belajar

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN DUMBELL PRESS TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING PADA SISWA KELAS VIII PUTRA SMP NEGERI 10 GORONTALO

PENGARUH LATIHAN DUMBELL PRESS TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING PADA SISWA KELAS VIII PUTRA SMP NEGERI 10 GORONTALO 1 PENGARUH LATIHAN DUMBELL PRESS TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING PADA SISWA KELAS VIII PUTRA SMP NEGERI 10 GORONTALO RAMADHAN HARUN ABSTRAK RAMADHAN HARUN. 832 409022 Judul Skripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk menempuh jarak 25 meter dengan satuan detik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sepakbola merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat dunia, khususnya masyarakat Indonesia. Fakta membuktikan bahwa saat ini sepakbola menduduki peringkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor pendukung kehidupan manusia yang sehat dan berkualitas adalah melalui olahraga. Hal ini disebabkan karena kondisi jasmani dan rohani yang kuat akan

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Lampiran 4. TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tema/Topik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tema/Topik RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP N 1 Prambanan Klaten Kelas/Semester : VIII / 1 (Ganjil ) Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tema/Topik : Atletik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang didalam kehidupan, demikian pula dengan pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidkan

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Gerakan Dasar BEBERAPA MACAM GERAKAN DASAR DAN VARIASINYA,YAITU; BERBARING, DUDUK, BERDIRI, BERJALAN, BERLARI, MENDAKI, MELONCAT DAN BERJINGKAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktunya untuk melakukan satu atau lebih kegiatan fisik, dengan. untuk hiburan (dalam Hadjarati Irwan, 2006 : 9).

BAB I PENDAHULUAN. waktunya untuk melakukan satu atau lebih kegiatan fisik, dengan. untuk hiburan (dalam Hadjarati Irwan, 2006 : 9). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Direktorat Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan Nasional (2004 :4) mendefinisikan olahraga sebagai kegiatan seseorang dengan sengaja meluangkan waktunya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah suatu jenis olahraga permainan yang sangat populer, banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun orang tua. Permainan bulutangkis

Lebih terperinci

I. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang kalian anggap paling benar!!!

I. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang kalian anggap paling benar!!! I. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang kalian anggap paling benar!!! 1. Pada waktu menggiring bola, pergelangan kaki ditahan ke atas saat mendorongkan bola, sedangkan posisi kaki juga di atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini banyak sekali jenis-jenis olahraga yang ada di dunia ini, salah satunya adalah olahraga renang. Seperti yang telah diketahui, renang termasuk salahsatu cabang

Lebih terperinci

www.dennysantoso.com www.sportindo.com www.duniafitnes.com KATA PENGANTAR 1. BENT OVER LATERAL RAISE rogram latihan fitnes yang benar dan efektif adalah penting bagi atlit atau setiap orang yang mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan 1 2.1 Hakikat Permainan Bola voli BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan dasar bola voli merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Atletik Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pendekatan ilmiah sangat diperlukan untuk memecahkan berbagai masalah di berbagai bidang, termasuk bidang olahraga. Untuk meningkatkan olahraga diperlukan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA Pendahuluan Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama

Lebih terperinci

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat Perkembangan gerakan kasar Bulan Pencapaian Titik Pencapaian 1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan 2 Setengah miring jika dalam posisi tengkurap, selalu meletakkan pipi ke alas secara bergantian disebut titik

Lebih terperinci