BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena gerakan-gerakannya merupakan dasar dari seluruh gerakan olahraga. Oleh karena itu atletik menjadi salah satu cabang olahraga yang harus dikenalkan pada anak sejak usia dini. Gerakan-gerakan dalam atletik akan membantu anak dalam menguasai derak dasar seperti melompot, meloncat, berlari, dan melempar. Menurut EM. Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, (2000: 2) nomor dalam atletik yang dipertandingkan atau diperlombakan yang terdiri atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Salah satu cabang dalam atletik yang diajarkan pada siswa Sekolah Dasar adalah gerakan melompat. Gerakan melompat mulai dikenalkan sejak kelas I sampai kelas III dalam bentuk gerakan sederhana. Selanjutnya saat siswa masuk kelas IV sampai VI gerakan melompat sudah dikenalkan dalam bentuk lompat jauh. Pada dasarnya gerakan melompat adalah suatu bentuk rangkaian gerakan yang dilakukan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya dengan rangkaian awalan, menolak, melayang, dan mendarat. Tahap awalan merupakan gerakan permulaan sebelum melakukan tolakan yang dilakukan dengan secepat-cepatnya (sprint). Saat melakukan sprint pada tahap awalan dilakukan dengan star berdiri, badan condong ke depan, serta tidak boleh merubah langkah saat akan melompat. Jarak awalan bagi siswa SD selama 1

2 pembelajaran lompat jauh adalah sesuai dengan kebutuhan siswa, biasanya sekitar meter. Tahap setelah awalan adalah tolakan, yaitu gerakan pada papan dengan kaki yang terkuat untuk meneruskan kecepatan horisontal ke vertikal secara cepat. Setelah kaki depan menumpu secara tepat pada balok tolakan segera diikuti kaki yang lain ke arah depan atas dengan dibantu oleh ayunan lengan searah dengan tolakan. Setelah tolakan di lakukan, tahap selanjutnya adalah sikap melayang di udara. Saat melayang badan harus dipertahankan selama mungkin di udara dengan posisi seimbang. Posisi melayang harus didukung dengan gerakan kaki yang diangkat setinggi mungkin. Tahap akhir dari gerakan lompat jauh adalah pendaratan. Pendaratan dilaukan dengan dua kaki secara bersamaan dan diikuti dengan gerakan badan dan tangan. Badan dibungkukkan ke depan hingga lutut hampir merapat dan tangan dijulurkan ke muka. Saat mendarat badan harus seimbang agar tidak terjatuh ke belakang yang akan merugikan hasil lompatan. Jauh atau pun dekatnya hasil lompatan sangat tergantung dengan kualitas gerakan awalan, tolakan, saat melayang, dan mendarat. Dengan kata lain faktor teknik melompat sangat berpengaruh terhadap hasil lompatan. Faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil lompatan adalah kualitas fisik siswa. Saat awalan dilakukan maka anak harus berlari dengan secepat-cepatnya untuk menghasilkan tolakan yang kuat. Tolakan yang kuat akan mendukung jauhnya lompatan, sebaliknya lemahnya tolakan akan mengurangi hasil lompatan. Selain kecepatan 2

3 saat awalan, tolakan yang kuat juga dipengaruhi oleh kekuatan otot tungkai yang dimiliki siswa. Dengan kata lain tolakan yang baik dipengaruhi oleh kecepatan dan kekuatan otot tungkai (power tungkai). Tolakan menjadi salah satu faktor penentu jauh dan tidaknya hasil lompatan siswa. Sedangkan power tungkai sangat dipengaruhi oleh dua unsur penting, yaitu kualitas otot dan fisiologis otot. Kualitas otot terdiri atas kecepatan dan kekuatan otot tungkai. Sedangkan kualitas fosiologis meliputi panjang atau pendeknya tungkai. Anak yang memiliki tungkai yang panjang secara fisiologis pasti memiliki otot yang lebih panjang. Jika otot tersebut dilatih maka kemampuan otot untuk berkontraksi akan lebih baik dari pada anak dengan tungkai yang pendek. Selain itu tungkai yang panjang memungkinkan langkah yang lebih lebar, sehingga jangkaian lompatannya lebih jauh. Selama ini hasil lompatan siswa di SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta masih kurang baik. Rerata kemampuan lompat katak pada siswa kelas V putra hanya mencapai 2,8 m dan putri 2,4 m. Hasil ini menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran khususnya atletik denga nomor lompat. Padahal teknik lompatan sudah diajarkan kepada siswa, bahkan hasil observasi menunjukkan siswa telah melakukan lompatan dengan teknik yang benar. Berdasarkan hal di atas faktor kemampuan fisik siswa menjadi salah satu sebab utama kurangnya hasil lompatan siswa. Namun selama ini belum pernah dilakukan penghitungan secara ilmiah kemampuan fisik siswa, terutama berkaitan 3

4 dengan komponen yang mendukung hasil lompatan, seperti kecepatan, kekuatan, dan power. Sama halnya dengan kemampuan fisik, selama ini pun belum pernah dilakukan penghitungan secara fisiologis terutama pada panjang tungkai yang dimiliki siswa. Berdasarkan permasalahan di atas penelitian ini diarahkan untuk mengetahui power tungkai dan panjang tungkai yang dimiliki siswa kelas V. Selain itu penelitian ini juga diarahkan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel power tungkai dan panjang tungkai dengan jauhnya hasil lompatan tanpa awalan. Adapun judul penelitian adalah: Hubungan Panjang Tungkai dan Power Tungkai dengan Jauhnya Lompatan pada Siswa Kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Teknik awalan, tolakan, saat melayang, serta mendarat pada siswa kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta masih perlu ditingkatkan. 2. Kualitas fisik terutama power tungkai siswa kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta masih kurang. 3. Hasil lompatan tanpa awalan siswa kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta masih kurang baik dengan rerata pada siswa kelas V putra hanya mencapai 2,8 m dan putri 2,4 m. 4. Proses pembelajaran khususnya atletik dengan nomor lompat di SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta belum berjalan optimal. 4

5 5. Belum pernah dilakukan pengukuran ilmian tentang power tungkai dan panjang tungkai siswa kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta. 6. Belum diketahui ada atau tidaknya hubungan panjang tungkai dan power tungkai dengan jauhnya lompatan pada siswa kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta. C. Pembatasan Masalah Mengingat keterbatasan waktu, biaya, dan lebih menitik beratkan faktor teknis dalam lompat jauh, serta mengesampingkan faktor di luar teknis, maka penelitian ini dibatasai pada: Hubungan Panjang Tungkai dan Power Tungkai dengan Jauhnya Lompatan pada Siswa Kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumusan sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan antara panjang tungkai dengan jauhnya lompatan tanpa awalan pada siswa kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta? 2. Apakah ada hubungan antara power tungkai dengan jauhnya lompatan tanpa awalan Pada siswa kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta? 3. Apakah ada hubungan antara panjang tungkai dan power tungkai dengan jauhnya lompatan tanpa awalan pada siswa kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta? 5

6 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan: 1. Hubungan antara panjang tungkai dengan jauhnya lompatan tanpa awalan pada siswa kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta. 2. Hubungan antara power tungkai dengan jauhnya lompatan tanpa awalan Pada siswa kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta. 3. Hubungan antara panjang tungkai dan power tungkai dengan jauhnya lompatan tanpa awalan pada siswa kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan mafaat antara lain: 1. Teoritis Secara teoritis peneitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber ilmiah dalam pembelajaran lompat jauh di tingkat SD. Selian itu penelitian ini juga dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui secara ilmiah fator-faktor yang menyebabkan baik dan buruknya hasil lompatan siswa. 2. Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, di antaranya: a. Selain itu, penelitian juga bermanfaat sebagai informasi dan sebagai bahan pertimbangan guru pendidikan jasmani dalam memberikan materi kepada anak didiknya terkait dengan olahraga atletik khususnya lompat jauh. 6

7 b. Dapat mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara panjang tungkai dan power tungkai dengan jauhnya lompatan tanpa awalan, sehingga dapat membantu perencana program perbaikan mekanisme pelaksanaan dan pembibitan serta peningkatan prestasi lompat. c. Sebagai dasar dan bahan pertimbangan bagi Pembina dan atlit dalam usaha peningkatan prestasi lompat jauh. d. Sebagai bahan pertimbangan bagi seorang pelatih untuk memilih atlit lompat jauh yang baik. 7