LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN SODA KIE DARI ABU KULIT BUAH RANDU
|
|
- Shinta Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN SODA KIE DARI ABU KULIT BUAH RANDU Disusun Oleh BEKTI HENDINIK FARIDA YULIANI I I PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
2
3
4 KATA PENGANTAR Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan anugerahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Laporan ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi Diploma Tiga Teknik Kimia. Penyusun menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga dapat menyelesaikan laporan ini : 1. Ibu Dwi Ardiana Setyawardani, S.T.,M.T., selaku Ketua Program Diploma III Teknik Kimia UNS 2. Bapak Wusana Agung Wibowo,S.T.,M.T., selaku dosen pembimbing tugas akhir. 3. Bapak dan ibu yang telah memberikan dorongan kepada kami. 4. Semua pihak yang telah membantu atas tersusunnya laporan tugas akhir ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penyusun mengharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan dan pembaca yang memerlukan. Surakarta, Juni 2011 Penyusun iv
5 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Konsultasi... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... v Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... vii Intisari... viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 2 C. Tujuan... 2 D. Manfaat... 2 BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka... 3 B. Kerangka Pemikiran... 9 BAB III. METODOLOGI A. Alat dan Bahan B. Lokasi C. Cara Kerja BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v
6 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar Pohon Randu Gambar 2.2 Gambar Gambar 2.3 Gambar Gambar 2.4 Gambar Soda Gambar 2.5 Diagram Alir Proses Pembuatan Soda Kie Dari Abu Klotok Randu... 9 Gambar 3.1 Rangkaian Alat Ekstraksi Batch. 10 Gambar 3.2 Rangkaian Alat Evaporasi 1 Gambar IV.1 Grafik Antara Rendemen K 2 CO 3 (%) Vs Waktu Ekstraksi 5 Gambar IV.2 Grafik Antara Rasio Bahan Vs RendemenSoda Kie( % ) 6 vi
7 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kandungan Komponen Soda Abu Tabel 2.2 Kandungan Komponen Soda Kie... 8 Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan 4 Tabel 4.2 Data Hasil Penggunaan Soda Kie Pada Kue Brownis Tabel 4.3 Hasil 5 vii
8 INTISARI BEKTI HENDINIK, FARIDA YULIANI, 2011, LAPORAN TUGAS PEMBUATAN SODA KIE DARI ABU KULIT BUAH RANDU PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Pohon Kapuk (Ceiba pentandra) merupakan tanaman yang banyak dijumpai di Indonesia terutama di Jawa Tengah bagian utara seperti Pati, Kudus, dan Jepara. Kulit buah kapuk yang mengandung senyawa natrium dan kalium dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan soda kie. Di kabupaten Pati sudah ada industri yang memproduksi soda kie dari abu kulit buah randu dengan cara perendaman abu kulit buah randu yang membutuhkan waktu perendaman sangat lama yaitu minimal 8 jam dengan rasio bahan 1:1 suhu 30 C. Oleh karena itu perlu dilakukan cara-cara untuk mempercepat waktu ekstraksi sehingga diperoleh hasil soda kie dengan nilai rendemen yang tinggi. Pembuatan soda kie dari abu kulit buah randu yang telah dihaluskan kemudian diekstraksi menggunakan pelarut aquadest. Pada percobaan ini digunakan variasi suhu 30 C, 40 C dan 50 C serta rasio bahan 1:1, 1:2 dan 1:3 dengan kecepatan pengadukan 1500 rpm. Hasil ekstraksi disaring dan ekstraknya dievaporasi sampai diperoleh padatan soda kie. Dilakukan analisa kalium pada ekstrak dengan metode titrasi dengan menggunakan larutan asam perklorat (HClO 4 ) setiap 15 menit. Hasil soda kie diuji pada pembuatan kue untuk membandingkan kemampuan mengembangkan adonan. Jenis perlakuan uji antara lain adonan tanpa menggunakan pengembang, menggunakan pengembang soda kie dan menggunakan pengembang soda kue. Rendemen soda kie paling tinggi diperoleh saat rasio abu (gram): aquadest (ml) sebesar 1:2, suhu ekstraksi 50 C kecepatan pengadukan 1500 rpm dihasilkan rendemen soda kie sebesar 58,04 % dengan kandungan K 2 CO 3 46,63 %. Untuk memperoleh 1 kg soda kie dibutuhkan 1,73 kg abu kulit buah randu. Soda kie yang dihasilkan diujicobakan sebagai bahah pengembang pada kue dan diperoleh hasil yang sama dengan penggunaan soda kue yang ada dipasaran. viii
9 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan di Indonesia pada saat ini menitik beratkan pada bidang pertanian dan didukung oleh sektor industri. Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian tahun 2007 s/d 2008 mengalami pertumbuhan sekitar 4,41 persen. Pohon Kapuk (Ceiba pentandra) merupakan tanaman musiman yang banyak dijumpai di Indonesia terutama di Jawa Tengah bagian utara seperti Pati, Kudus, dan Jepara. Hasil utama dari tanaman kapuk adalah serat kapuk yang banyak dipakai dalam industri. Biji kapuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber minyak goreng, sedangkan kulit buah kapuk yang mengandung senyawa natrium dan kalium dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan soda kie. Di kabupaten Pati produktifitas kapuk pada tahun 2010 sebesar 8.224,84 ton. Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai ekonomi kulit buah kapuk adalah dengan pengambilan senyawa alkali (kalium dan natrium dengan cara ekstraksi ). Kristal yang terbentuk mengandung senyawa kalium dan natrium biasa disebut sebagai soda kie dapat digunakan pada berbagai industri baik industri kecil maupun industri kimia dasar. Soda kie di dalam industri kecil antara lain digunakan sebagai pengembang mie dan pengembang kue. Soda kie akan terurai dan melepaskan CO 2 sebagai gas yang mengembangkan adonan mie atau kue. Di kabupaten Pati sudah ada industri yang memproduksi soda kie dari abu kulit buah randu dengan cara perendaman yang membutuhkan waktu perendaman yang sangat lama minimal 8 jam dengan rasio bahan 1:1 suhu 30 C. Setelah itu disaring dan ekstrak dipompakan ke dalam bak evaporasi untuk menguapkan airnya dengan menggunakan bahan bakar kulit buah randu selama 6 jam sampai diperoleh soda kie Oleh karena itu perlu dilakukan cara- DIII Teknik Kimia 1
10 2 cara untuk mempercepat waktu ekstraksi sehingga diperoleh hasil soda kie dengan nilai rendemen yang tinggi. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah yang dibahas dalam hal ini adalah: 1. Bagaimana mempercepat waktu ekstraksi dalam proses pembuatan soda kie? 2. Berapa rendemen soda kie paling optimal yang dihasilkan? C. TUJUAN Percobaan ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui cara pembuatan soda kie dari abu kulit buah randu. 2. Mengetahui kondisi yang paling sesuai untuk memperoleh rendemen soda kie yang paling maksimal. D. MANFAAT 1. Bagi mahasiswa, bisa melakukan proses membuat soda kie dari abu kulit buah randu dengan proses ekstraksi. 2. Bagi masyarakat, bisa mengetahui kondisi optimal untuk menghasilkan soda kie dengan rendemen yang tinggi dan waktu singkat. DIII Teknik Kimia
11 BAB II LANDASAN TEORI A.TINJAUAN PUSTAKA A.1. KAPUK RANDU Kapuk randu atau kapuk (Ceiba pentandra) adalah pohon tropis yang tergolong ordo Malvales dan famili Malvaceae, berasal dari bagian utara dari Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Karibia. Kata "kapuk" atau "kapok" juga digunakan untuk menyebut serat yang dihasilkan dari buahnya. Pohon ini juga dikenal sebagai kapas Jawa atau kapok Jawa, atau pohon kapas-sutra. Pohon ini tumbuh hingga setinggi m dan dapat memiliki batang pohon yang cukup besar hingga mencapai diameter 3 meter. Pohon ini banyak ditanam di Asia, terutama di pulau Jawa, Malaysia, Filipina, dan Amerika Selatan (Anonim 1,2005) Data statistik tanaman kapuk di Pati pada tahun 2008, jumlah luasan tanaman kapuk mencapai hektar dengan produksi mencapai 8.370,71 ton. Tingkat produktivitasnya mencapai 554 kilogram per hektar. Pada tahun berikutnya jumlah lahan produksi turun hektar hingga hanya tersisa hektar. Berkurangnya luas lahan berpengaruh juga jumlah produksi tahun 2009 dengan hanya mencapai 8.344,15 ton. Pada tahun 2010 luasan tanaman kapuk di Pati kembali turun hingga hanya hektar. Penurunan itu juga memengaruhi tingkat produksi yang juga turun sebanyak 119,31 ton (Arif Mulyadi,2011). Gambar 2.1 Gambar Pohon Randu DIII Teknik Kimia 3
12 4 Tanaman kapuk akan menghasilkan serat kapuk,biji kapuk,bungkil kapuk, kulit kapuk, ati kapuk dan batang atau kayu. Serat kapuk banyak dimanfaatkan di industri seperti industri farmasi, olahraga, tekstil dan perkapalan. Biji kapuk dapat diambil/ ekstrak minyak, sebagai minyak nabati bahan baku margarin. Abu buah kapuk banyak mengandung senyawa kalium karbonat, kalium bikarbonat dan natrium karbonat. Kulit buah kapuk mengandung kalium total sekitar 20 25%. Selama perang dunia II abu kulit buah kapuk ini digunakan sebagai bahan pembantu pada pembuatan sabun. Sekarang abu ini banyak digunakan untuk pembuat soda, bahan obat pembuatan roti dan mie. Sedangkan abu kulit buah kapuk yang telah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk kalium. Mekanisme yang terjadi pada pembakaran kulit buah kapuk secara bertahap pada suhu 300 C adalah sebagai berikut: 2Na + 1/2 O 2 Na 2 O 2K + 1/2 O 2 K 2 O CHO + O 2 CO 2 + H 2 O Na 2 O + CO 2 Na 2 CO 3 K 2 O + CO 2 K 2 CO 3 (LPPM, 2004). A.2. PROSES PEMBUATAN SODA KIE DI KABUPATEN PATI Di kabupaten Pati sudah ada industri rumah tangga yang memproduksi soda kie dari abu kulit buah kapuk randu. Kapasitas produksi sebanyak 125 kg/hari. Proses pembuatan soda kie yaitu dengan cara membakar kulit buah kapuk randu, kemudian abunya direndam pada bak perendaman dengan menggunakan air sebagai pelarut. Perbandingan antara abu kulit randu dan air yaitu 1:1, abu kulit randu sebanyak 500 kg dan air sebanyak 500 L pada suhu lingkungan, minimal selama 8 jam. Setelah itu dilakukan proses penyaringan dan ekstraknya dipekatkan dan dikristalkan pada bak penguapan dengan menggunakan bahan bakar kulit buah randu sampai menjadi pasta kemudian dilakukan pengadukan sampai terbentuk krista soda kie,proses penguapan ini berlangsung kurang lebih selama 7 jam. DIII Teknik Kimia
13 5 A.3. SODA KUE Tepung soda kue merupakan bahan pengembang adonan yang umum digunakan dalam pembuatan roti. Bahan ini terdiri dari NaHCO 3. Pemilihan jenis soda kue akan mempengaruhi elastisitas dan plastisitas adonan. Beberapa senyawa kimia akan terurai dengan menghasilkan gas dalam pengembangan roti. Selama pembakaran volume gas bertambah dengan udara dan uap air yang ikut terperangkap dalam adonan yang mengembang, sehingga diperoleh roti yang berpori (Winarno FG dan Surono, 1980 ). Gambar 2.2 Soda Kue Soda kue adalah alkali, bila digunakan dalam jumlah asam penetral yang tepat, maka CO 2 terbentuk meragikan adonan. Bila digunakan tanpa penetral asam-asam bahan makanan, makanan tersebut akan melemahkan protein. Bahan pengembang adonan yang sekarang dipakai menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat menghasilakn gas CO 2. Gas ini diperoleh dari garam karbonat atau garam bikarbonat. Sedangkan bahan pengembang yang umum digunakan adalah Natrium Bikarbonat (NaHCO 3 ). Ada dua macam soda kue yaitu soda kue dengan aktivitas lambat atau aktivitas ganda dan soda kue dengan aktivitas cepat atau tinggi (Winarno, 1980). Natrium bikarbonat secara bertahap terurai menjadi natrium karbonat, air dan karbon dioksida pada suhu diatas 70 C, dengan reaksi sebagai berikut: 2NaHCO 3 Na 2 CO 3 + H 2 O +CO 2 Pemanasan lebih lanjut akan mengubah karbonat menjadi karbon dioksida,dengan reaksi: DIII Teknik Kimia
14 6 Na 2 CO 3 Na 2 O + CO 2 K 2 CO 3 K 2 O + CO 2 (Anonim 2,2005). A.4. SODA ABU Sodium carbonat (Na 2 CO 3 ) adalah bahan lunak yang larut dalam air dingin dan kelarutan dalam air kira-kira 30% berat larutan, dalam industri kimia di kenal Tabel 2.1 Kandungan Komponen Soda Abu Parameter Unit Nilai Kandungan Na 2 CO 3 % min. 99,9 Kandungan Cl % max. 0,002 Kandungan PO 4 % max. 0,001 Kandungan SiO 2 % max. 0,002 Kandungan SO 4 % max. 0,005 Kandungan N % max. 0,001 Kandungan Pb % max. 0,0005 Kandungan Al % max. 0,001 Kandungan Ca % max. 0,005 Kandungan Fe % max. 0,0005 Kandungan K % max 0,01 Kandungan Mg % max. 0,0005 Gambar 2.3 Soda Abu DIII Teknik Kimia
15 7 Proses pembuatan soda abu dengan menggunakan proses solvay pertama kali di perkenalkan di Eropa pada tahun 1866 di Couillt di dekat Charleroi Belgia. Pabrik ini telah memproduksi 1,5 ton per hari pada tahun 1866 dan pada tahun 1872 meningkat jadi 10 ton per hari Penggunaan proses solvay di industri semakin berkembang, di Eropa misalnya dibangun pabrik Dombasle di dekat Nancy Perancis dan di Amerika di bangun pabrik stracause di New York. Bahan baku proses solvay adalah garam, batu gamping, dan kokas atau gas bumi dan menggunakan ammonia sebagai reagen siklus. Keberhasilan proses ini bergantung pada kenyataan bahwa ammonia, karbon dioksida dan air, dalam perbandingan yang tepat bereaksi membentuk natrium bikarbonat. Ammonium bikarbonat bereaksi dengan natrium klorida membentuk natrium bikarbonat yang relativ tidak larut dalam larutan yang digunakan oleh, karena itu dapat di saring keluar dan di panggang menjadi soda abu dengan reaksi sebagai berikut: CaCO 3(s) + 2 NaCl (l) Na 2 CO 3(s) + CaCl 2(s) (Holleman, 2001). A.5. SODA KIE Soda Kie merupakan salah satu bahan tambahan dalam pembuatan mie dan kue yang berfungsi sebagai pengembang. Cara pembuatan Soda Kie di kabupaten Pati dengan proses perendaman abu kulit buah randu selama minimal 8 jam, rasio bahan 1:1, suhu 30 C dan penyaringan yang menghasilkan larutan ekstrak yang akan dievaporasi sampai menjadi padatan soda kie. Gambar 2.4 Soda Kie DIII Teknik Kimia
16 8 Tabel 2.1 Kandungan Komponen Soda Kie Parameter Unit Nilai Kandungan NaOH % 4,37 Kandungan Na 2 CO 3 % 26,27 Kandungan K 2 CO 3 % 50,78 Kandungan Cl dalam NaCl % 1,20 Kandungan SiO 4 % 3,63 Kandungan SiO 2 % 13,68 Kandungan Al dalam Al 2 O 3 % 0,04 Kandungan Fe dalam Fe 2 O 3 % 0,03 Kandungan Ca dalam CaO ppm 24,08 Kandungan Mg dalam MgO ppm 39,02 Analisis kadar diatas dalam berat 250 gram (Faleh,2008). Dalam pembuatan Soda Kie ada beberapa tahap penting untuk menghasilkan produk yang optimal. Tahapan-tahapan tersebut yaitu ekstraksi dan evaporasi. A.6. KALIUM Kalium adalah logam putih perak yang lunak. Logam ini melebur pada suhu 63,5 C, kalium tidak berubah pada udara kering tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab. Salah satu analisa kadungan kalium yaitu dengan metode titrasi menggunakan larutan asam perklorat. Kalium bereaksi dengan larutan asam perklorat membentuk endapan kristalin putih kalium perklorat (KClO 4 ). Dengan reaksi sebagai berikut: K 2 CO HClO 4 2 KClO 4 + H 2 CO 3 (Vogel,1979). A.7. KARBONAT Untuk analisa karbonat bisa menggunakan larutan Asam klorida encer. Pada saat karbonat direaksikan menggunakan larutan asam klorida encer maka DIII Teknik Kimia
17 9 akan terjadi penguraian dengan berbuih,karena karbon dioksida dilepaskan. Reaksi yang terjadi adalah : CO H + CO 2 + H 2 O Gas ini dapat diidentifikasi dengan menggunakan air kapur karena gas CO 2 bersifat mengeruhkan air kapur(vogel,1979). B. KERANGKA PEMIKIRAN Pada percobaan ini digunakan variasi suhu 30 C, 40 C dan 50 C serta rasio bahan 1:1, 1:2 dan 1:3 dengan kecepatan pengadukan 1500 rpm. Abu Kulit buah Randu Aquadest Ekstraksi Penyaringan pemekatan secara evaporasi Soda Kie Uji coba penggunaan soda kie pada kue Ampas Abu Kulit buah Randu Analisa Kalium dengan Metode Titrasi Uap Air Analisa Berat dengan Ditimbang Gambar 2.5. Diagram Alir Proses Pembuatan Soda Kie Dari Abu Kulit Buah Randu DIII Teknik Kimia
18 BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN 1. Bahan bahan yang digunakan: a. Abu Kulit buah randu yang diperoleh dari Kab. Pati b. Aquadest diperoleh dari Laboratorium Proses Teknik Kimia Fakultas Teknik UNS c. Larutan asam perklorat kadar 60 % 2. Alat yang digunakan Gambar 3.1. Rangkaian Alat Ekstraksi Batch Keterangan : 1. Klem 2. Statif 3. Motor Pengaduk 4. Impeller 5. Labu Leher tiga berisi abu kulit buah randu + Aquadest DIII Teknik Kimia 11
19 12 6. Pengaduk Merkuri 7. Water Batch 8. Pendingin Bola 9. Termometer 10. Karet Penyumbat 11.Stop Kontak Gambar 3.2 Rangkaian Alat Evaporasi Keterangan : 1. Pengaduk 2. Panci 3. Kompor B. LOKASI Laboratorium Dasar Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. D. CARA KERJA 1. Persiapan Bahan Dasar Abu Kulit Buah Randu 1. Menghaluskan abu kulit buah randu sampai ukuran mesh 2. Proses Ekstraksi abu kulit buah randu 1. Merangkai alat ekstraksi 2. Proses ekstraksi DIII Teknik Kimia
20 13 a. Menimbang abu kulit buah randu sebanyak 600 gram lalu dilarutkan dengan aquadest sebanyak 600 ml (1:1) b. Mengaduk campuran tersebut dengan pengaduk merkuri selama 3 jam suhu 30 o C, 40 C, 50 C dengan kecepatan 1500 rpm. c. Mengambil sampel cairan tiap 15 menit. d. Menyaring hasil ekstraksi dan menampung ekstrak. e. Menguapkan ekstrak sampai diperoleh padatan soda kie. f. Mengulangi langkah a-e dengan variasi rasio bahan 1:2 dan 1:3. 3. Analisa Hasil a. Analisa kandungan K dalam ekstrak dengan menggunakan larutan asam perklorat (HClO 4 ) 1N. 1. Membuat larutan asam perklorat 1N sebanyak 1000 ml a. Mengambil larutan asam perklorat 60% sebanyak 111,66 ml b. Memasukkan dalam labu ukur 1000 ml c. Menambahkan aquadest sampai tanda batas 2. Membuat larutan NaOH 1 N sebanyak 100 ml a. Menimbang 4 gram NaOH b. Melarutkan menggunakan aquadest c. Memasukkan dalam labu ukur 100 ml, menambahkan aquadest sampai tanda batas 3. Standarisasi larutan asam perkorat menggunakan larutan NaOH 1 N a. Mengambil 5 ml larutan asam perklorat 1 N b. Memasukkan dalam Erlenmeyer menambahkan 3 tetes indicator PP c. Menitrasi menggunakan larutan NaOH 1 N sampai terjadi perubahan warna d. Mencatat volume NaOH yang dibutuhkan e. Mengulangi langkah a - d sebanyak 3 kali. 4. Menganalisa ekstrak soda kie menggunakan larutan asam perklorat 1N a. Mengambil hasil ekstraksi setiap selang waktu 15 menit DIII Teknik Kimia
21 14 b. Menyaring sampel larutan ekstrak c. Menitrasi 5 ml ekstrak dengan menggunakan larutan asam perklorat 1N sampai tidak terbentuk endapan d. Mencatat volume asam perklorat yang dibutuhkan e. Menghitung rendemen K 2 CO 3, dengan perhitungan sebagai berikut: Rendemen = Volume ekstrak x Volume titran x N titran x 1 2 x BM K2CO3 Volume sampel x Berat abu kulit buah randu yang digunakan x 100% b. Menghitung rendemen Hasil 1. Menimbang soda kie hasil. 2. Menghitung rendemen, dengan perhitungan sebagai berikut : Rendemen soda kie = Berat soda Kie yang dihasilkan Berat abu kulit buah randu yang digunakan x 100% 4.Uji Coba Penggunaan Soda Kie pada Kue Brownis a. Melelehkan 150 gram dark coklat dan 100 gram mentega b. Menambahkan 100 gram gula pasir, aduk sampai rata c. Menambahkan 2 butir telur, aduk sampai mengembang d. Tambahkan campuran 100 gram tepung terigu, 1 gram soda kie dan 2 gram garam aduk sampai rata e. Masukkan adonan ke dalam cetakan (20 x 5x 2) cm dan ukur volumnya f. Oven adonan selama 45 menit pada suhu 180 C g. Mengukur volum brownis yang sudah di oven DIII Teknik Kimia
22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN Data hasil percobaan ekstraksi abu kulit buah randu adalah sebagain berikut : Tabel 4.1 Data hasil percobaan No. Suhu Rasio Rendemen Rendemen Waktu Optimal ( C) K 2 CO 3 (%) Soda Kie (%) Ekstraksi (menit) :1 13,82 35, :2 25,42 37, :3 20,73 28, :1 14,09 38, :2 25,70 44, :3 22,80 41, :1 14,23 39, :2 26,53 58, :3 24,87 46, Tabel 4.2 Data hasil penggunaan soda kie pada kue brownis No. Jenis Perlakuan Volume Awal Adonan Awal (cm 3 ) (p x l x t ) 1. Tanpa pengembang 20 x 5 x 1,8 =180 Volume Setelah Dioven (cm 3 ) (p x l x t ) 20 x 5 x 2,1 = Dengan soda kie 20 x 5 x 1,8 = x 5 x 2,9 = Dengan soda kue 20 x 5 x 1,8 = x 5 x 2,9 =290 DIII Teknik Kimia 14
23 15 Tabel 4.3 Hasil Uji Organoleptik Jenis Brownis Menggunakan soda kue sebagai pengembang Menggunakan soda kie sebagai pengembang Tanpa pengembang Jumlah responden yang memilih berdasarkan kategori Kategori Rasa Aroma Tekstur Enak Tidak Enak suka Tidak suka Lembut Bantat B. PEMBAHASAN Percobaan pengambilan soda kie dari abu kulit buah randu dilakukan dengan ekstraksi secara batch dengan pelarut aquadest. Hasil padatan soda kie diperoleh dengan memekatkan hasil ekstraksi dengan cara evaporasi. Ekstraksi abu kulit buah randu ini dilakukan dengan memperhatikan rasio berat bahan dengan volume pelarut, dan suhu sebagai parameter / variable yang ditelitu untuk merumuskan kondisi optimum. 29 Rendemen K 2 CO 3 (%) 27 1:1 suhu 30 C 25 1:2 suhu 30 C 23 1:3 suhu 30 C 21 1:1 suhu 40 C 19 1:2 suhu 40 C 17 1:3 suhu 40 C 15 1:1 suhu 50 C 1:2 suhu 50 C 13 1:3 suhu 50 C Waktu ( menit ) Gambar IV.1 Grafik Antara Rendemen K 2 CO 3 ( % ) Vs Waktu Ekstraksi ( menit ) DIII Teknik Kimia
24 16 Gambar IV.1 merupakan grafik hubungan antara waktu ekstraksi dengan rendemen K 2 CO 3 yang dianalisa dengan cara titrasi menggunakan larutan asam perklorat 1,02 N dengan mengambil 5 ml sampel setiap selang waktu 15 menit sampai diperoleh data konstan. Dari gambar IV.1 dapat dilihat bahwa semakin meningkatnya suhu operasi maka rendemen yang dihasilkan semakin besar.kandungan K 2 CO 3 yang paling tinggi pada rasio 1:2 karena pada rasio ini kandungan kalium dalam abu sudah terekstrak sempurna. Sedangkan pada rasio 1:1, kandungan kalium dalam abu belum seluruhnya terekstrak namun pelarutnya sudah jenuh sehingga tidak dapat mengekstrak lagi. Pada kondisi 1:3 tidak memberikan hasil yang berbeda jauh dengan kondisi 1:2. 60 Rendemen Soda Kie (%) : 1 1 : 2 1 : 3 1 : 4 Rasio Bahan Gambar IV.2 Grafik Antara Rasio Bahan Vs RendemenSoda Kie( % ) Dari grafik IV.2 dapat dilihat bahwa yang menghasilkan rendemen soda kie paling tinggi diperoleh saat kondisi operasi rasio 1:2 suhu 50 C dengan perolehan rendemen sebesar 58,04 % dengan kandungan K2CO3 dalam soda kie sebesar 46,63 %. Dari data tersebut untuk memperoleh 1 kg soda kie dibutuhkan 1,73 kg abu kulit buah randu. Soda kie yang berbentuk serbuk kristal dari abu kulit buah randu dapat diuji cobakan pada makanan misalnya brownis. Penambahan soda kie dari abu kulit DIII Teknik Kimia
25 17 buah randu dengan takaran 1 gram, apabila diuji cobakan pada brownis akan mengembangkan brownis dengan kemampuan mengembang sama seperti saat menggunakan soda kue di pasaran. Jadi soda kie dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pengembang selain soda kue. Uji Organoleptik yang dilakukan penilaian oleh 24 responden meliputi kategori rasa, aroma dan tekstur. Untuk mengetahui hasil uji organoleptik maka para responden yang telah terlebih dahulu mencicipi rasa dari brownis yang telah disiapkan lalu mengisi polling yang telah disediakan. Dari table 4.3 dapat dilihat bahwa untuk kategori rasa dan aroma sebagian besar responden menilai aroma dan rasa dari semua jenis brownis suka dan enak, sedangkan dari kategori tekstur, brownis yang menggunakan pengembang soda kue dan soda kie memiliki tekstur yang lembut dan yang tanpa pengembang brownisnya bantat. DIII Teknik Kimia
26 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Cara pembuatan soda kie : a. Menghaluskan abu kulit buah randu b. Mengekstrak abu kulit buah randu dengan menggunakan pelarut aquadest c. Menyaring hasil ekstraksi, kemudian ekstraknya dievaporasi sampai diperoleh padatan soda kie. 2. Kondisi ekstraksi yang paling optimal adalah rasio abu (gram): aquadest (ml) sebesar 1:2, suhu ekstraksi 50 Cdihasilkan rendemen soda kie sebesar 58, 04 % dengan kandungan K 2 CO 3 dalam soda kie 46,63 %. B. SARAN Agar menghasilkan dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan sebaiknya: 1. Abu disimpan pada tempat tertutup dan tidak lembab. 2. Produk soda kie disimpan dalam wadah yang tertutup dan jangan berkontak dengan udara karena soda kie bersifat higroskopis. 3. Pada saat evaporasi dijaga suhunya tidak terlalu tinggi karena akan merusak soda kie yang dihasilkan. DIII Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret commit Surakarta to user 18
BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI
BAB III METODOLOGI III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembutan sabun transparan ialah : III.1.1 ALAT DAN BAHAN A. Alat : a. Kompor Pemanas b. Termometer 100 o C c.
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR EKSTRAKSI MINYAK BIJI KETAPANG (Terminalia catappa) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK GORENG
LAPORAN TUGAS AKHIR EKSTRAKSI MINYAK BIJI KETAPANG (Terminalia catappa) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK GORENG Disusun Oleh: ANIS ARDI KUMALASARI FRANCISCA ANDWI PUTRI K. I8311002 I8311018 PROGRAM
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN MIE BERBAHAN DASAR GEMBILI
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN MIE BERBAHAN DASAR GEMBILI Disusun oleh : QISTHI HANIFA MAISARAH ZAHRATUL TRIXIE HARINDA (I8313046) (I8313067) PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN Disusun Oleh: FERAWATI I 8311017 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Segala
Lebih terperinci1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.
57 Lampiran I. Prosedur Analisis Kimia 1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). Timbang contoh yang telah berupa serbuk atau bahan yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 g dalam botol timbang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili
BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan mie gembili adalah sebagai berikut: 1. Alat yang digunakan: a. Panci b. Slicer c. Pisau d. Timbangan e. Screen 80 mesh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses: 1. Proses Recovery reaksi samping pembuatan soda ash ( proses solvay ) Proses solvay
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH
PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.
BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN A.1. Alat yang digunakan : A.1.1 Alat yang diperlukan untuk pembuatan Nata de Citrullus, sebagai berikut: 1. Timbangan 7. Kertas koran 2. Saringan 8. Pengaduk 3. Panci
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk
Lebih terperinciPereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen
Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen klorida encer, natrium tiosulfat 0,01 N, dan indikator amilum. Kalium hidroksida 0,1 N dibuat dengan melarutkan 6,8 g kalium hidroksida
Lebih terperinciSKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )
SKL 2 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia untuk memecahkan masalah dalam perhitungan kimia. o Menganalisis persamaan reaksi kimia o Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan dengan hukum dasar kimia
Lebih terperinciBlanching. Pembuangan sisa kulit ari
BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Kedelai Proses pendahuluan Blanching Pengeringan Pembuangan sisa kulit ari pengepresan 5.1.2 Alat yang Digunakan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERCOBAAN
BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Analisis dilaksanakan di Laboratorium PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan dan Pengendalian Pembangkitan Ombilin yang dilakukan mulai
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian
14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR. PEMBUATAN PERMEN JELLY DARI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium Guajava L.)
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN PERMEN JELLY DARI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium Guajava L.) Disusun Oleh : TRI HANDAYANI WARIH ANGGRAINI (I8311060) (I8311063) PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Pembuatan Zat Warna Alami dari Buah Mangrove Spesies Rhizophora stylosa sebagai Pewarna Batik dalam Skala Pilot Plan
BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan 1. Bahan Bahan yang Digunakan a. Buah mangrove jenis Rhizophora stylosa diperoleh dari daerah Pasar Banggi, Rembang b. Air diperoleh dari Laboratorium Aplikasi Teknik
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :
BAB III METODOLOGI III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah : III.1.1 Pembuatan Ekstrak Alat 1. Loyang ukuran (40 x 60) cm 7. Kompor
Lebih terperinciRANGKUMAN STUDI PENINGKATAN MUTU GARAM DENGAN PENCUCIAN
Oleh: RANGKUMAN STUDI PENINGKATAN MUTU GARAM DENGAN PENCUCIAN. Vita Ageng Mayasari (347). Riansyah Lukman (348) I.. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis pantai 8. km merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciIII. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.
III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU
PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Drs. Syamsu herman,mt Nip : 19601003 198803 1 003 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Waktu dan Tempat Tempat penelitian untuk pembuatan kue
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian
BAB V METODOLOGI Penelitian ini akan dilakukan 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian batubara sebagai sumber energi telah menjadi salah satu pilihan di Indonesia sejak harga bahan bakar minyak (BBM) berfluktuasi dan cenderung semakin mahal.
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melakukan eksperimen, metode ini ditempuh dalam pembuatan Chiffon cake dengan subtitusi tepung kulit singkong 0%, 5%, 10%,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciSutomo, B
Baking Soda dan Baking Powder, kedua bahan ini memiliki bentuk fisik berupa tepung berwarna putih dan memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai bahan pengembang. Cara kerjanya adalah ketika bahan ini bertemu
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Bahan dan Peralatan 3.1.1 Bahan-bahan yang Digunakan Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metanol, NaBH 4, iod, tetrahidrofuran (THF), KOH, metilen klorida,
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR. Sabun Pencuci Piring Cair dengan Inovasi Penambahan Ekstrak Aloe Vera sebagai Anti Bakterial yang Bernilai Ekonomis Tinggi
LAPORAN TUGAS AKHIR Sabun Pencuci Piring Cair dengan Inovasi Penambahan Ekstrak Aloe Vera sebagai Anti Bakterial yang Bernilai Ekonomis Tinggi Disusun Oleh: MUHAMAD RENHARD I 8313035 SINGGIH I 8313059
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciReaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3
Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai pengambilan sampel di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dan dianalisis
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang meningkat saat ini, diharapkan dapat menciptakan pembangunan industri sebagai usaha dalam menciptakan struktur ekonomi
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen
18 BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Wijen Biji Wijen Pembersihan Biji Wijen Pengovenan Pengepresan Pemisahan Minyak biji wijen Bungkil biji wijen
Lebih terperinciMATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Lampung, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratoriun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas
Lebih terperinciPENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION
PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata)
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) Disusun Oleh : DINA ADELINA (I8312014) LIA RAHMAWATI RETNA NINGRUM (I8312030) PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciMETODE. Bahan dan Alat
22 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan September sampai November 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan serta Laboratorium
Lebih terperinciAnalisa Klorida Analisa Kesadahan
Analisa Klorida Analisa Kesadahan Latar Belakang Tropis basah Air bersih Air kotor limbah Pencegahan yang serius Agar tidak berdampak buruk bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup Air tercemar 1 Prinsip
Lebih terperinciLATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2
Pilihlah jawaban yang paling benar LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 TATANAMA 1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali. A. NO = nitrogen oksida B. CO 2 = karbon dioksida C. PCl
Lebih terperinciBAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:
BAB V METODELOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi: 1. Analisa Fisik: A. Volume B. Warna C. Kadar Air D. Rendemen E. Densitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam karya tulis ini adalah jenis penelitian eksperimen yang didukung dengan studi pustaka. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang
Lebih terperinci(Colocasia esculenta) Wardatun Najifah
KAJIAN KONSENTRASI FIRMING AGENT DAN METODE PEMASAKAN TERHADAP KARAKTERISTIK FRENCH FRIES TARO (Colocasia esculenta) Wardatun Najifah 123020443 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Ir. Hervelly, MP.,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan
IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan penelitian utama dilaksanakan bulan Maret Juni 2017 di Laboratorium Teknologi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciMETODE. Materi. Rancangan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen di Bidang Teknologi Pangan
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen di Bidang Teknologi Pangan B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Tempat penelitian dilakukan di laboratorium
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang pengaruh variasi konsentrasi penambahan tepung tapioka dan tepung beras terhadap kadar protein, lemak, kadar air dan sifat organoleptik
Lebih terperinciPEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI BATANG ECENG GONDOK
SKRIPSI PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI BATANG ECENG GONDOK Disusun Oleh : RIKA INDAH FEBRIANTI 0831010015 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA
Lebih terperinciBROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH
Lampiran 1 BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH Bahan Tepung ubi jalar Putih Coklat collata Margarin Gula pasir Telur Coklat bubuk Kacang kenari Jumlah 250 gr 350 gr 380 gr 250 gr 8 butir 55 gr 50 gr Cara Membuat:
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) OLEH : NAMA : HANIFA NUR HIKMAH STAMBUK : A1C4 09001 KELOMPOK ASISTEN : II (DUA) : WD. ZULFIDA NASHRIATI LABORATORIUM
Lebih terperinciLOGO BAKING TITIS SARI
LOGO BAKING TITIS SARI PENGERTIAN UMUM Proses pemanasan kering terhadap bahan pangan yang dilakukan untuk mengubah karakteristik sensorik sehingga lebih diterima konsumen KHUSUS Pemanasan adonan dalam
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat utama yang digunakan dalam penelitian pembuatan pulp ini adalah digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013 di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji karet, dan bahan pembantu berupa metanol, HCl dan NaOH teknis. Selain bahan-bahan di atas,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan
20 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, analisa dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciPenentuan Kesadahan Dalam Air
Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Pembuatan Permen Jelly Dari Karagenan dan Konjak BAB III METODOLOGI
BAB III METODOLOGI III.1. Alat Dan Bahan III.1.1. Alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam pembuatan permen jelly dari karagenan dan konjak antara lain: 1. Timbangan analitik 8. Gelas ukur 2. Cawan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan
Lebih terperinciPRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON
SEMINAR HASIL PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON OLEH : FITHROTUL MILLAH NRP : 1406 100 034 Dosen pembimbing : Dra. SUKESI, M. Si. Surabaya, 18 Januari 2010 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciTITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN
TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan
Lebih terperinciMODUL I Pembuatan Larutan
MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.
BAB V METODOLOGI 5. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :. Tahap Perlakuan Awal (Pretreatment) Tahap perlakuan awal ini daging kelapa dikeringkan dengan cara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen laboratorium. Faktor perlakuan meliputi penambahan pengembang dan pengenyal pada pembuatan kerupuk puli menggunakan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Waktu penelitian yakni pada bulan Desember
Lebih terperinciPenelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)
BAB V METODOLOGI 5.1. Pengujian Kinerja Alat yang digunakan Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step) 1. Menimbang Variabel 1 s.d 5 masing-masing
Lebih terperinci111. BAHAN DAN METODE
111. BAHAN DAN METODE 3.1 Tern pat dan Waktu Pcnclilian ini telah dilaksanakan di Laboiatorium Pcngolahan llasil Pertanian dan Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,
Lebih terperinciPEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI
MAKALAH PENELITIAN PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI Oleh : Arnoldus Yunanta Wisnu Nugraha L2C 005 237
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bekatul Bekatul merupakan hasil samping penggilingan gabah yang berasal dari berbagai varietas padi. Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir, termasuk sebagian kecil endosperm
Lebih terperinciLAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT
LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT a. Enceng gondok yang digunakan berasal dari sungai di kawasan Golf. Gambar 16. Enceng Gondok Dari Sungai di Kawasan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo. 3.2 Bahan
Lebih terperinci