PENENTUAN KOMPONEN COTS MENGGUNAKAN METODE FUNCTION FIT ANALYSIS DALAM MANAJEMEN PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN KOMPONEN COTS MENGGUNAKAN METODE FUNCTION FIT ANALYSIS DALAM MANAJEMEN PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA"

Transkripsi

1 PENENTUAN KOMPONEN COTS MENGGUNAKAN METODE FUNCTION FIT ANALYSIS DALAM MANAJEMEN PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA Franstia Wira Sukma Susilo 1) dan Daniel Oranova Siahaan 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia 2) Jurusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK PT. STIKOM PLUS adalah perusahaan yang bergerak dibidang layanan jasa konsultasi dan jasa pengembangan perangkat lunak. Seiring dengan perkembangan perusahaan dan dalam rangka meningkatkan keuntungan, PT. STIKOM PLUS mulai merubah pola bisnis menjadi pengembang perangkat lunak masal. Melihat luasnya pangsa pasar, PT. STIKOM PLUS memilih untuk melakukan pengembangan perangkat lunak Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (HRIS). Dalam pengembangannya, perusahaan dituntut untuk merancang dan membangun produk dengan cepat dan tepat guna dalam penggunaan operasional perangkat lunak nantinya. Untuk itu manajemen meminta perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengadaptasi komponen produk COTS untuk HRIS dengan kebutuhan sistem yang telah dirancang sebelumnya. Untuk dapat melakukan penerapan pengembangan menggunakan komponen dari produk COTS perlu dilakukan analisis dan penilaian kesesuaian dari produk-produk COTS menggunakan function fit analysis. Dari hasil analisis, kelayakan dan kesesuaian komponen yang akan digunakan dalam pengembangan adalah komponen dari produk COTS-3. Dimana produk COTS-3 menjadi pertimbangan karena memiliki nilai untuk kesesuaian produk COTS dengan document requirement terbaik, yaitu sebesar %, waktu optimal penyelesaian tercepat, selama 3.99 Bulan, dan kebutuhan sumber daya manusia terendah, yaitu sejumlah 1 Orang. Sehingga dengan menggunakan produk COTS-3 dalam pengembangan proyek, manajemen dapat membangun perangkat lunak HRIS dengan cepat dan tepat guna dalam penggunaan operasional perangkat lunak nantinya. Kata kunci: Komponen COTS, Function Fit Analysis, Sistem Informasi Sumber Daya Manusia. PENDAHULUAN PT. STIKOM PLUS adalah perusahaan yang bergerak dibidang layanan jasa konsultasi sistem informasi dan jasa pembuatan perangkat lunak, khususnya perangkat lunak Sistem Informasi Manajemen Perguruan Tinggi, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit, serta solusi Sistem dan Teknologi Informasi lainnya berdasarkan keputusan manajemen. Seiring dengan perkembangan perusahaan dan dalam rangka meningkatkan keuntungan, PT. STIKOM PLUS mulai merubah pola bisnis menjadi pengembang perangkat lunak masal. Dalam pembangunan dan pengembangan produk masal, manajemen menuntut perusahaan C-7-1

2 untuk merancang dan membangun produk dengan cepat dan tepat guna dalam penggunaan operasional perangkat lunak nantinya. Salah satu sistem informasi yang memiliki pangsa pasar cukup luas seiring dengan banyaknya organisasi baru yang muncul adalah sistem informasi untuk bagian sumber daya manusia atau biasa disebut Human Resource Information System (HRIS). Melihat peluang tersebut, PT. STIKOM PLUS memilih untuk melakukan pengembangan perangkat lunak Sistem Informasi Sumber Daya Manusia. HRIS merupakan sebuah sistem besar yang terdiri dari beberapa aktivitas Human Resource Management (Poutanen, 2010). Commercial-off-the-shelf atau biasa disebut dengan COTS, adalah sebuah produk yang dibangun dan siap untuk dijual, disewakan atau dilisensikan ke publik. Produk COTS dirancang dan dibangun untuk proses operasional organisasi secara umum, tidak spesifik pada organisasi tertentu. Dalam proses perancangan, penerapan pembangunan produk berbasis COTS memiliki tantangan yang akan dihadapi, yaitu bagaimana mengidentifikasi dan menemukan komponen dari produk COTS yang dapat digunakan kembali sebagai requirement yang sesuai dengan requirement yang akan dibangun (Cechich, Alejandra & Piattini, Mario. 2007). Pemilihan komponen dari produk COTS harus dilakukan dengan teliti, cermat dan memperhatikan detil-detil komponen. Karena dengan adanya kesalahan pemilihan dapat mengakibatkan ketidaksesuaian komponen dengan konteks yang akan dibangun. Dengan menggunakan komponen dari produk COTS, waktu pengembangan perangkat lunak menjadi lebih cepat ( time-to-market) dan tepat guna (Cechich, Alejandra & Piattini, Mario. 2007). Akan tetapi, semakin banyak kandidat, proses untuk melakukan evaluasi terhadap kandidat yang ada dapat memakan waktu dan biaya. Untuk itu, dalam menentukan komponen dibutuhkan pengukuran atau penilaian pada produk COTS. Agar kandidat atau calon komponen dapat dipilih menjadi komponen yang sesuai dan tidak memakan waktu atau biaya. Function Fit Analysis adalah salah satu teknik untuk melakukan evaluasi terhadap kesesuaian dari produk COTS untuk menjadi requirement (Holmes, A Lori. 2000). Function Fit Analysis terbentuk berdasarkan Function Point Analysis, dimana function point analysis adalah penguraian dari sistem yang telah ada atau direncanakan berdasarkan dari sudut pandang user dari kebutuhan fungsional sistem. Function fit analysis menyediakan kemampuan untuk: (1) Dokumen kebutuhan fungsional dalam ketentuan yang mudah dimengerti bagi pengguna dan pengembang, (2) mengidentifikasi gap fungsional dari produk COTS, (3) mengukur gap yang diperlukan untuk meningkatkan sistem dengan COTS, dan (4) memberi rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan terhadap produk COTS yang ada (Holmes, A Lori. 2000). Dengan penerapan pengembangan perangkat lunak menggunakan komponen dari produk COTS pada beberapa modul dari sistem yang besar, kebutuhan manajemen untuk menghasilkan produk masal dengan cepat dan tepat guna dapat tercapai. Akan tetapi dalam menentukan pilihan komponen terhadap kesesuaian kebutuhan sistem tidak dapat diukur dengan pasti. Untuk itu perlu dilakukan analisis dan penilaian kesesuaian dari produk COTS yang ada menggunakan function fit analysis, untuk mengetahui komponen yang dapat dipilih dan digunakan dalam proses pengembangan. Sehingga PT. STIKOM PLUS dapat membangun sistem produk masal secara cepat dan tepat guna, dan para pengembang perangkat lunak dapat mengetahui komponen produk COTS yang dapat digunakan untuk membantu pembangunan sistem informasi sumber daya manusia. C-7-2

3 METODA Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah kegiatan penentuan masalah dari latar belakang permasalahan yang didefinisikan secara terstruktur. Sehingga penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dan memiliki batasan pada permasalahan yang telah ditentukan. Elisitasi Kebutuhan Proses elisitasi kebutuhan adalah proses membuat kebutuhan sistem yang diinginkan. Dimana pengumpulan alur sistem didapat dari sistem sumber daya manusia terkait pada manajemen. Dengan adanya hasil dari elisitasi kebutuhan berupa kebutuhan sistem atau requirements, akan dapat digunakan untuk kegiatan analisis pada tahap penelitian selanjutnya. Elisitasi Kebutuhan Mulai Identifikasi Masalah Pemetaan Sistem COTS Studi Literatur Studi Literatur Kegiatan studi literatur adalah kegiatan pengumpulan teori pendukung penyelesaian masalah dalam penelitian. Pencarian teori adalah berdasarkan jurnal, buku atau referensi lainnya yang relevan dan dapat dipertanggung jawabkan. Function Fit Analysis Requirements Function Point Analysis Menghitung Nilai Unadjusted Function Point Evaluasi Fungsi COTS Menghitung Nilai Value Adjustment Factor Pemetaan Sistem COTS Identifikasi dan pemetaan sistem dilakukan berdasar dari COTS yang tersedia di pasar, dimana dilakukan pemetaan dengan kriteria yang ditentukan (sesuai) dengan deskripsi dari kebutuhan sistem yang akan dibangun. Analisis Kesesuaian Fungsionalitas Function Fit Analysis Tahapan ini adalah analisa hasil pemetaan Project Estimate sistem COTS dan elisitasi kebutuhan dengan menggunakan metode Function Fit Analysis Make/Buy Analysis (FFA). Dimana FFA digunakan untuk mengetahui apakah hasil dari elisitasi sesuai Pembuatan Dokumen Keputusan dengan pemetaan yang dilakukan terhadap sistem COTS. Sehingga dapat memberikan Selesai rekomendasi terhadap penggunaan komponen Gambar 1. Metoda Penelitian dari sistem COTS. Dalam penerapannya, terdapat beberapa tahap didalamnya, 1) Requirement Function Point Analysis, 2) Evaluasi Fungsi COTS, 3) Analisis Kesesuaian Fungsionalitas, 4) Project Estimate, dan ) Make/Buy Analysis. 1. Requirement Function Point Analysis Tahap analisa ini terdiri dari 2 sub kegiatan 1) Menghitung nilai Unadjusted Function Point, dan 2) Menghitung Nilai Value Adjustment Factor. Selanjutnya, kedua nilai tersebut digunakan dalam perhitungan rumus untuk mencari nilai function point yang digunakan untuk tahap atau proses penelitian selanjutnya. Berikut ini adalah rumus dari perhitungan function point (Holmes, Lori. A. 2000): FP = UFP x ( x VAF) C-7-3

4 1.1 Menghitung Nilai Unadjusted Function Point Nilai ini didapat dari hasil perangkingan dan perhitungan komponen COTS. 1.2 Menghitung Nilai Value Adjustment Factor Nilai Value Adjustment Factor juga didapat dari hasil pembobotan dan perhitungan karakteristik dari produk COTS. 2. Evaluasi Fungsi COTS Mengidentifikasi dan membandingkan komponen hasil elisitasi kebutuhan pada tahap sebelumnya dengan pemetaan produk COTS, apakah komponen pada produk COTS digunakan seluruhnya, sebagian atau tidak sama sekali. 3. Analisis Kesesuaian Fungsionalitas Kegiatan ini menghasilkan nilai prosentase nilai fit atau kesesuaian fungsionalitas terhadap komponen produk COTS yang ditawarkan dengan requirement document yang dimiliki hasil dari elisitasi kebutuhan. 4. Project Estimate Kegiatan ini adalah kegiatan perhitungan perkiraan biaya, waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk tiap kemungkinan dalam penggunaan komponen produk COTS. Perhitungan estimasi yang dilakukan menggunakan rumus perhitungan estimasi software costs.. Make/Buy Analysis Sub kegiatan terakhir dari FFA ini menghasilkan sebuah rekomendasi terhadap produk COTS, apakah membeli dan memakai produk COTS untuk perangkat lunak sistem, atau melakukan kustomisasi, atau bahkan tidak menggunakan produk COTS terkait. Akan tetapi dalam menghasilkan rekomendasi harus diketahui prioritas utama yang ditentukan oleh manajemen, apakah prioritas waktu atau kesesuaian atau prioritas lainnya. Untuk menentukan prioritas kriteria ini peneliti menggunakan metode 100-points dari Leffingwell & Widrig, Pembuatan Dokumen Keputusan Hasil rekomendasi dari Function Fit Analysis disusun dan ditulis dalam dokumen keputusan. Dimana dokumen keputusan ini berisi langkah yang diambil berdasarkan rekomendasi dari kegiatan sebelumnya. Dokumen ini dapat digunakan sebagai acuan dan catatan para pengembang perangkat lunak juga manajemen mengenai hasil terhadap masalah penggunaan komponen dari produk COTS. HASIL DAN DISKUSI Function Fit Analysis 1. Requirement Function Point Analysis Dari hasil requirement document, dilakukan pengukuran nilai FP dari perangkat lunak sistem informasi sumber daya manusia yang akan dikembangkan. 1.1 Menghitung Nilai Unadjusted Function Point Sebelum melakukan perhitungan, sesuai dengan studi yang ada dilakukan identifikasi komponen terhadap proses dan data. Komponen Function Point terdiri dari komponen, (1) Tipe Input atau External Input (EI), (2) Tipe Output atau External Output (EO), (3) Tipe Query/Search/View atau External Inquiry (EQ), (4) Tipe File/Tabel/Database atau Internal Logical File (ILF), dan () Tipe Interface Eksternal atau External Interface Files C-7-4

5 (EIF). Tahap selanjutnya adalah menentukan level kompleksitas (Complexity Level) tiap proses atau data. Selanjutnya, dilakukan pembobotan berdasarkan komponen dan level kompleksitasnya diikuti dengan menghitung bobot total UFP dari tiap elemen. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 2. Complexity Weighting Factor Elemen low average high Total jumlah bobot point jumlah bobot point jumlah bobot point EI EO EQ ILF EIF Total UFP 84 Gambar 2. Pembobotan Elemen Nilai dari penjumlahan bobot total ini disebut dengan nilai UFP. Dimana nilai ini selanjutnya digunakan dalam perhitungan nilai function point. 1.2 Menghitung Nilai Value Adjustment Factor Perhitungan bobot Value Adjustment Factor Point (VAF) juga didapat dari document requirement. Pada tahap ini dilakukan pembobotan berdasarkan 14 karakteristik dari sistem yang akan dikembangkan. Nilai total pembobotan VAF ini juga digunakan dalam perhitungan function point. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3. No Karakteristik Bobot 1 Data communications 2 Distributed data processing 4 3 Performance 4 Heavily used configuration 4 Transaction rate 6 On-line data entry 7 End-user efficiency 4 8 On-line update 9 Complex processing 2 10 Reusability 0 11 Installation ease 3 12 Operational ease 2 13 Multiple sites 14 Facilitate change 3 Total 2 Gambar 3. Pembobotan Nilai VAF Untuk menyelesaikan langkah Requirement Function Point Analysis, nilai dari UFP dan VAF yang telah didapatkan sebelumnya dimasukkan ke dalam rumus perhitungan FP = UFP x ( x VAF). FP Proyek = 84 x ( x 2) FP Proyek = Maka nilai FP dari proyek perangkat lunak yang akan dibangun adalah sebesar Evaluasi Fungsi COTS Pada tahapan ini, dilakukan evaluasi terhadap hasil identifikasi proses dan data terhadap requirement yang akan dibangun dengan masing-masing hasil pemetaan sistem dari produk COTS, untuk COTS-1, COTS-2, dan COTS-3. Hasil identifikasi berupa Add, Chg atau Changed, Del atau Delete, dan Unch atau Unchanged. Setelah dilakukan evaluasi fungsionalitas, maka dilakukan perhitungan nilai FP untuk masing-masing nilai identifikasi menggunakan rumus yang telah digunakan sebelumnya. Dimana nilai VAF tetap menggunakan nilai yang telah dihasilkan pada langkah sebelumnya. C-7-

6 3. Analisis Kesesuaian Fungsionalitas Pada tahapan ini, dihitung prosentase berdasarkan nilai kesesuaian fungsionalitas yang tidak berubah (FPunchanged) hasil dari evaluasi fungsionalitas terhadap masing-masing solusi COTS yang ditawarkan, yaitu untuk COTS-1, COTS-2, atau COTS-3 dengan nilai FPTotal dari proyek. 4. Project Estimate Tahap ini adalah tahap perhitungan perkiraan waktu dan tenaga sumber daya manusia yang dikeluarkan untuk tiap kemungkinan dalam penggunaan solusi COTS. Dalam perhitungannya, setiap proses dan data dikelompokkan sesuai dengan bahasa pemrograman dalam pengembangan (PHP dan MySQL). Perhitungan Estimasi Tanpa COTS Berikut adalah contoh perhitungan tanpa menggunakan solusi COTS. Sebelumnya, dilakukan perhitungan SLOC tiap bahasa. Dimana nilai yang didapat selanjutnya digunakan dalam perhitungan EFFORT dan SCHEDULE. Perhitungan SLOC dapat dilihat pada Gambar 4. SLOC=FP x SLOC per FP PHP SLOC 1.48 x 3 = SQL SLOC 46.8 x 22 = Total SLOC Gambar 4. Perhitungan SLOC Tanpa COTS Maka ukuran dari program yang dibuat adalah sebesar SLOC atau Source Lines of Code. Selanjutnya adalah perhitungan EFFORT dan SCHEDULE. Dimana dibutuhkan nilai Linear Productivity Factor, Schedule Multiple, dan Penalty untuk tipe project web development. Masing-masing nilai tersebut ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai Bobot Untuk Project Web Development Nama Bobot Nilai Linear Prod. Factor 2.1 Schedule Multiple 3.1 Penalty Berikut ini adalah nilai EFFORT yang dikeluarkan tanpa penggunaan solusi COTS. EFFORT = Productivity Factor x KSLOC Penalty EFFORT = 2.1 x = 9.81 Person Months Sedangkan untuk nilai SCHEDULE yang dibutuhkan adalah: SCHEDULE = Schedule Multiple x EFFORT 0.33 SCHEDULE = 3.1 x = 6.9 Months Selanjutnya adalah menghitung kebutuhan SDM yang dibutuhkan. Kebutuhan SDM = EFFORT / SCHEDULE Kebutuhan SDM = 9.81 / 6.9 = 1.49 Jadi, untuk pengembangan tanpa COTS, dibutuhkan waktu optimal selama 6.9 Bulan dan jumlah sumber daya manusia sebanyak 2 (pembulatan dari 1.49).. Make/Buy Analysis Tabel 2 adalah tabel perbandingan apabila menggunakan produk COTS dan jika tidak menggunakan produk COTS. C-7-6

7 Tabel 2. Perbandingan produk COTS Tanpa COTS COTS-1 COTS-2 COTS-3 Biaya COTS - Rp Rp Rp Prosentase Kesesuaian Fungsionalitas 100 % %.6 % % SDM 2 Orang 2 Orang 2 Orang 1 Orang Penyelesaian Optimal 6.9 Bulan 6.03 Bulan 6.1 Bulan 3.99 Bulan Dari Tabel 2, nilai untuk biaya produk COTS adalah nilai taksiran untuk modul Absensi. Prosentase Kesesuaian Fungsionalitas menunjukkan kesesuaian fungsionalitas COTS, dimana nilai ini didapat berdasarkan jumlah fungsionalitas dari fitur COTS yang sesuai dengan document requirement dibagi dengan jumlah seluruh fungsionalitas requirement yang dimiliki. Selanjutnya ditentukan prioritas kriteria kesesuaian yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan (apakah Prosentase Kesesuaian Fungsionalitas, jumlah SDM, atau waktu penyelesaian. Pada penelitian ini biaya tidak termasuk dalam prioritas) dengan menggunakan metode 100-points. Dimana para responden memberikan penilaian untuk tiap kriteria dengan jumlah total seluruh penilaian adalah 100 poin. Pemilihan responden adalah yang memiliki tanggung jawab atas kelangsungan proyek, yaitu Kepala Bagian (Kabag), Pimpinan Proyek (Pimpro), dan Senior Staff. Dari pemberian penilaian kemudian dilakukan perhitungan bobot dengan menghitung nilai rata-rata penilaian responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perbandingan produk COTS Kabag Pimpro Senior Staff Bobot Prosentase Kesesuaian Fungsionalitas % Jumlah SDM % Waktu Penyelesaian % Setelah nilai bobot dari tiap kriteria didapatkan, langkah selanjutnya adalah mengkonversi nilai untuk tiap kriteria dari tiap solusi. Pengkonversian nilai ini dilakukan agar selanjutnya dapat mengetahui bobot dari tiap solusi. Hasil konversi nilai tiap kriteria dan solusinya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Konversi Nilai Seluruh Kriteria Dari Tiap Solusi Waktu Penyelesaian Prosentase Kesesuaian Fungsionalitas Kebutuhan SDM Bobot Tanpa COTS COTS COTS COTS Perhitungan nilai konversi ini didapat dari nilai pada Tabel 2 yang kemudian untuk nilai Prosentase Kesesuaian Fungsionalitas, yang sebelumnya berupa prosentase, dirubah menjadi nilai satuan. Dan untuk nilai Waktu Penyelesaian, solusi tanpa penggunaan COTS dijadikan sebagai acuan waktu (waktu standar) dalam pengerjaa n proyek. Nilai acuan ini digunakan sebagai acuan dalam perhitungan konversi nilai. Sebagai penjelasan nilai COTS-1 adalah 1.093, didapat dari nilai acuan waktu (6.9 Bulan) dibagi dengan nilai waktu penyelesaian COTS-1 (6.03 Bulan). Hasil bobot pada Tabel 4 digunakan sebagai penentuan solusi seperti ditunjukkan Tabel. Dimana semakin besar nilai bobot dari suatu solusi, maka solusi tersebut itulah yang dipilih. C-7-7

8 Tabel. Bobot Solusi Peringkat Nama COTS Bobot 1 COTS Tanpa COTS COTS COTS Dari hasil tabel bobot solusi pada Tabel, produk COTS yang dipilih adalah produk COTS-3. Dimana solusi produk COTS ini dipilih karena memiliki bobot terbesar dari ketiga solusi lainnya, yaitu Selain itu, produk ini memiliki kesesuaian fungsionalitas komponen terbesar, sebesar % bila dibandingkan dengan 2 produk COTS lainnya. Waktu optimal penyelesaian dari produk ini juga memiliki nilai terendah (berarti tercepat dalam pengembangannya), yaitu selama 3.99 Bulan. Dan hanya dibutuhkan 1 SDM untuk menyelesaikan dalam waktu optimal. Jika manajemen memutuskan untuk menambah jumlah SDM menjadi 2, maka waktu optimal akan menjadi 1.99 Bulan (3.99 Bulan dibagi dengan 2). Pembuatan Dokumen Keputusan Pada penelitian ini dokumen keputusan dibuat sesuai template dokumen keputusan milik University of Calgary. Dimana template dokumen ini dipilih karena memiliki pendekatan struktur informasi sesuai dengan kebutuhan dari penetilian (ringkasan masalah, tujuan, alternatif, rekomendasi, keputusan dan halaman persetujuan). KESIMPULAN Dari hasil analisis sesuai dengan studi yang dapat membantu penyelesaian terhadap latar belakang permasalahan, maka dapat ditarik kesimpulan, kelayakan dan kesesuaian komponen yang akan digunakan dalam pengembangan proyek Sistem Informasi Sumber Daya Manusia adalah komponen produk COTS-3. Dimana produk COTS-3 ini menjadi pertimbangan dalam penggunaan pengembangan karena memiliki nilai untuk kesesuaian produk COTS dengan document requirement terbaik, yaitu sebesar %, waktu optimal penyelesaian tercepat, selama 3.99 Bulan, dan kebutuhan sumber daya manusia terendah, yaitu sejumlah 1 Orang. Dengan menggunakan produk COTS-3 dalam pengembangannya, manajemen dapat mengembangkan proyek sistem informasi sumber daya manusia dengan cepat dan tepat guna dalam penggunaan operasional perangkat lunak nantinya. DAFTAR PUSTAKA Cechich, Alejandra & Piattini, Mario Early Detection of COTS Component Functional Suitability. Information and Software Technology 49. Holmes, A Lori Evaluating COTS Using Function Fit Analysis. The Journal of Defense Software Engineering. International Function Point Users Group. Leffingwell, D. & Widrig, D Managing Software Requirements: A Use Case Approach, 2nd Edition. USA: Addison-Wesley. C-7-8

9 Poutanen, Hilka Developing the Role of Human Resource Information Systems for the Activities of Good Leadership. University Of Oulu. Roetzheim, William Estimating Software Costs. Cost Xpert Group, Inc. C-7-9

Pengukuran Software: Function Point

Pengukuran Software: Function Point Pengukuran Software: Function Point Function Point Function point adalah salah satu pendekatan pengukuran software untuk mengukur ukuran sistem berdasar kebutuhan sistem. Function point analysis (FPA)

Lebih terperinci

Estimasi Ukuran Perangkat Lunak Menggunakan Function Point Analysis - Studi Kasus Aplikasi Pengujian dan Pembelajaran Berbasis Web

Estimasi Ukuran Perangkat Lunak Menggunakan Function Point Analysis - Studi Kasus Aplikasi Pengujian dan Pembelajaran Berbasis Web Estimasi Ukuran Perangkat Lunak Menggunakan Function Point Analysis - Studi Kasus Aplikasi Pengujian dan Pembelajaran Berbasis Web Nur Rachmat STMIK Global Informatika MDP Magister Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PERKIRAAN BIAYA PEMBUATAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) UNIT BISNIS PABRIK GULA PADA PT. PERKEBUNAN XYZ DENGAN METODE FUNCTION POINT

PERKIRAAN BIAYA PEMBUATAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) UNIT BISNIS PABRIK GULA PADA PT. PERKEBUNAN XYZ DENGAN METODE FUNCTION POINT PERKIRAAN BIAYA PEMBUATAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) UNIT BISNIS PABRIK GULA PADA PT. PERKEBUNAN XYZ DENGAN METODE FUNCTION POINT Penyusun Tugas Akhir: Imania Daniari - 5208100079 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Disiapkan oleh: Umi Proboyekti, S.Kom, MLIS

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Disiapkan oleh: Umi Proboyekti, S.Kom, MLIS Pengantar Manajemen Proyek Perangkat Lunak Disiapkan oleh: Umi Proboyekti, S.Kom, MLIS Manajemen proyek perangkat lunak merupakan bagian yang penting dalam pembangunan perangkat lunak. Sekalipun tidak

Lebih terperinci

Perkiraan Biaya Pembuatan Enterprise Resource Planning (ERP) Untuk Unit Bisnis Pabrik Gula Pada PT.Perkebunan XYZ Dengan Metode Function Point

Perkiraan Biaya Pembuatan Enterprise Resource Planning (ERP) Untuk Unit Bisnis Pabrik Gula Pada PT.Perkebunan XYZ Dengan Metode Function Point JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perkiraan Biaya Pembuatan Enterprise Resource Planning (ERP) Untuk Unit Bisnis Pabrik Gula Pada PT.Perkebunan XYZ Dengan Metode Function Point Imania Daniari

Lebih terperinci

Unadjusted Function Points - UFP

Unadjusted Function Points - UFP Perhitungan COCOMO bisa digunakan untuk mengetahui jenis proyek, menghitung Person Month (perbandingan antara waktu dan tenaga yang dibutuhkan), Durasi (waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek),

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi yang dibutuhkan untuk implementasi aplikasi Perhitungan Function Point dan prosedur penggunaan aplikasi tersebut. Selain

Lebih terperinci

Peningkatan Akurasi Estimasi Ukuran Perangkat Lunak dengan Menerapkan Logika Samar Metode Mamdani

Peningkatan Akurasi Estimasi Ukuran Perangkat Lunak dengan Menerapkan Logika Samar Metode Mamdani Scientific Journal of Informatics Vol. 2, No., Mei 25 p-issn 247-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 246-4 Peningkatan Akurasi Estimasi Ukuran Perangkat Lunak dengan Menerapkan Logika

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang aplikasi yang akan diuji berdasarkan teori Function Point sebagai acuan untuk melakukan estimasi kompleksitas dengan studi kasus aplikasi

Lebih terperinci

PENGUKURAN PERANGKAT LUNAK

PENGUKURAN PERANGKAT LUNAK PENGUKURAN PERANGKAT LUNAK PENGANTAR: Pengukuran adalah suatu hal pokok bagi disiplin perekayasaan(engineering), tidak terkecuali pada perekayasaan perangkat lunak atau software. Jangkauan luas pengukuran

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KOMPLEKSITAS FUNCTION POINT UNTUK SUATU WEB

PERHITUNGAN KOMPLEKSITAS FUNCTION POINT UNTUK SUATU WEB D-7-1 PERHITUNGAN KOMPLEKSITAS FUNCTION POINT UNTUK SUATU WEB Silvia Rostianingsih e-mail : silvia@peter.petra.ac.id Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra, Surabaya Siwalankerto 121-131

Lebih terperinci

TESTING & IMPLEMENTASI SISTEM 4KA. Mengukur Produktivitas Perangkat Lunak. helen.staff.gunadarma.ac.id

TESTING & IMPLEMENTASI SISTEM 4KA. Mengukur Produktivitas Perangkat Lunak. helen.staff.gunadarma.ac.id TESTING & IMPLEMENTASI SISTEM 4KA Mengukur Produktivitas Perangkat Lunak Overview Produktivitas Pengukuran Perangkat Lunak Size-oriented Metrics Function-oriented Metrics Produktivitas Produktivitas pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Ruang Lingkup Proyek Rational Unified Process (RUP), suatu kerangka kerja proses pengembangan perangkat lunak iteratif yang dibuat oleh Rational Software, salah

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 6. Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 6. Tahun 2016 ISSN X Estimasi Biaya Pembuatan Perangkat Lunak Sistem Informasi Akademik (Studi Kasus Solusi Sistem Informasi STIKOM Surabaya) Faiqotul Annisa ) Arifin Puji Widodo ) Didiet Anindita 3) Program Studi/Jurusan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Ganjil Tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Ganjil Tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ESTIMASI USAHA DAN BIAYA PROYEK PENGEMBANGAN SOFTWARE BERBASIS

Lebih terperinci

ESTIMASI UKURAN PERANGKAT LUNAK DENGAN METODE FUNCTION POINT (STUDI KASUS PERANCANGAN APLIKASI PORTAL DISTRO BALI)

ESTIMASI UKURAN PERANGKAT LUNAK DENGAN METODE FUNCTION POINT (STUDI KASUS PERANCANGAN APLIKASI PORTAL DISTRO BALI) Makalah Nomor: KNSI-336 ESTIMASI UKURAN PERANGKAT LUNAK DENGAN METODE UNCTION POINT (STUDI KASUS PERANCANGAN APLIKASI PORTAL DISTRO BALI) alahah Program Studi Teknik Informatika, akultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Implementasi Metode Function Points Untuk Mengestimasi Usaha Pada Proyek Pembangunan Aplikasi Layanan Publik

Implementasi Metode Function Points Untuk Mengestimasi Usaha Pada Proyek Pembangunan Aplikasi Layanan Publik 1 Implementasi Metode Function Points Untuk Mengestimasi Usaha Pada Proyek Pembangunan Aplikasi Layanan Publik Renny Sari Dewi Universitas Internasional Semen Indonesia; Jl Raya Veteran Gresik, +6231 3985482

Lebih terperinci

A. Tujuan dan Ruang Lingkup Proyek Perancangan Rekayasa Perangkat Lunak

A. Tujuan dan Ruang Lingkup Proyek Perancangan Rekayasa Perangkat Lunak A. Tujuan dan Ruang Lingkup Proyek Perancangan Rekayasa Perangkat Lunak Secara umum tujuan RPL tidak berbeda dengan bidang rekayasa yang lain. Bidang rekayasa akan selalu berusaha menghasilkan output yang

Lebih terperinci

Analisa dan Aplikasi Estimasi Kompleksitas Perangkat Lunak Studi Kasus: Sistem Informasi Bisnis Web Store Kidnapped-Ally

Analisa dan Aplikasi Estimasi Kompleksitas Perangkat Lunak Studi Kasus: Sistem Informasi Bisnis Web Store Kidnapped-Ally Analisa dan Aplikasi Estimasi Kompleksitas Perangkat Lunak Studi Kasus: Sistem Informasi Bisnis Web Store Kidnapped-Ally Retno Siti Wulandari 41508110001 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE FUNCTION POINT UNTUK PREDIKSI BIAYA DEVELOPMENT PERANGKAT LUNAK

IMPLEMENTASI METODE FUNCTION POINT UNTUK PREDIKSI BIAYA DEVELOPMENT PERANGKAT LUNAK IMPLEMENTASI METODE FUNCTION POINT UNTUK PREDIKSI BIAYA DEVELOPMENT PERANGKAT LUNAK Wendi Wirasta,S.T.,M.T 1, Abdul Wahid Khoeruddin 2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK LPKIA Bandung Jl. Soekarno

Lebih terperinci

Kajian Metode Perhitungan Metrik Function-Point dan Penerapannya pada Dua Perangkat Lunak yang Dipilih

Kajian Metode Perhitungan Metrik Function-Point dan Penerapannya pada Dua Perangkat Lunak yang Dipilih 28 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 2, No.1, Maret 2013 Kajian Metode Perhitungan Metrik -Point dan Penerapannya pada Dua Perangkat Lunak yang Dipilih Winangsari Pradani Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 GAMBARAN UMUM FUNCTION POINT ANALYSIS Suatu sistem berkembang terus menerus baik dari segi ukuran dan kompleksitasnya. Sistem tersebut menjadi lebih sulit untuk dimengerti.

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAYA PEMBUATAN MODUL ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) UNTUK DENGAN METODE USE CASE POINT

ESTIMASI BIAYA PEMBUATAN MODUL ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) UNTUK DENGAN METODE USE CASE POINT ESTIMASI BIAYA PEMBUATAN MODUL ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) UNTUK UNIT BISNIS PABRIK GULA DI PT. PERKEBUNAN XYZ DENGAN METODE USE CASE POINT IDENTITAS PENULIS TUGAS AKHIR NAMA : Grandys FrieskaPrassida

Lebih terperinci

Analisis Estimasi Biaya Pembuatan Perangkat Lunak Menggunakan

Analisis Estimasi Biaya Pembuatan Perangkat Lunak Menggunakan Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 10, Oktober 2017, hlm. 1220-1229 http://j-ptiik.ub.ac.id Analisis Estimasi Biaya Pembuatan Perangkat Lunak Menggunakan

Lebih terperinci

KONSEP MANAJEMEN PROYEK

KONSEP MANAJEMEN PROYEK KONSEP MANAJEMEN PROYEK Perancangan Perangkat Lunak (Software Engineering) Bertalya Program Pasca Sarjana Universitas Gunadarma Konsep Manajemen Proyek Manajemen proyek per. lunak merupakan layer pertama

Lebih terperinci

MN232 - Manajemen Proyek Piranti Lunak Pertemuan : ESTIMASI

MN232 - Manajemen Proyek Piranti Lunak Pertemuan : ESTIMASI Pokok Bahasan Sejarah estimasi. Proses estimasi. Ukuran estimasi. Estimasi usaha. Estimasi jadwal. Sulitnya estimasi usaha. Penghalusan estimasi. ESTIMASI Sejarah estimasi. Isu - Beberapa estimasi dilakukan

Lebih terperinci

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pengembangan Perangkat Lunak Bagian 2 Mengukur Produktivitas dalam Pengembangan Perangkat Lunak.

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

ANALISIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) ANALISIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Luluk Suryani 1), Daniel O. Siahaan 2), dan Indung Sudarso 3) 1) dan 3) Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. Laboratorium Data Mining Center (DMC), merupakan salah satu laboratorium Institut Teknologi Telkom Fakultas Informatika. Kegiatan yang dijalankan oleh lab ini antara

Lebih terperinci

COCOMO. Constructive Cost Model

COCOMO. Constructive Cost Model COCOMO Constructive Cost Model Estimasi biaya dan waktu (1) Top down (analogi histori dan informasi): dari analisa bisnis sampai ke detail. Bottom up: dari estimasi masing-masing aktivitas proyek dikumpulkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FUNCTION POINT COMPLEXITY WEIGHT DENGAN FUZZY LOGIC METODE MAMDANI

PENGEMBANGAN FUNCTION POINT COMPLEXITY WEIGHT DENGAN FUZZY LOGIC METODE MAMDANI PENGEMBANGAN FUNCTION POINT COMPLEXITY WEIGHT DENGAN FUZZY LOGIC METODE MAMDANI Galih Dian Hutama 1) Ristu Saptono 2) Hasan Dwi Cahyono 3) 1) 2) 3) Informatika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Jalan Ir.

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solutions. (Buku O Brien)

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solutions. (Buku O Brien) TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solutions (Buku O Brien) Oleh : Vharessa Aknesia KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan suatu sistem informasi diarahkan kepada pemanfaatan teknologi secara maksimal yang terdiri dari beberapa elemen atau komponen

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGENDALIAN PROYEK PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA SURABAYA)

ANALISA DAN DESAIN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGENDALIAN PROYEK PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA SURABAYA) ANALISA DAN DESAIN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGENDALIAN PROYEK PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA SURABAYA) Caesar Bayu Bentala Tirta 1) dan Daniel Oranova S. 2) 1)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, kebutuhan akan aplikasi sebagai sarana penunjang dalam berjalannya suatu sistem dalam perusahaan terlihat semakin meningkat, baik secara nasional maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkuliahan pada tingkat akhir, mahasiswa dihadapkan pada tugas akhir yang mungkin menyulitkan bagi sebagian mahasiswa. Berbagai macam kendala yang dihadapi

Lebih terperinci

Aplikasi Web Manajemen Proyek Sistem Informasi. Sheren Informatika / Fakultas Teknik

Aplikasi Web Manajemen Proyek Sistem Informasi. Sheren Informatika / Fakultas Teknik Aplikasi Web Manajemen Proyek Sistem Informasi Sheren Informatika / Fakultas Teknik she_ren_peace@yahoo.com ABSTRAK Pengembangan proyek sistem informasi memiliki tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan teknologi dan informasi sangat diperlukan bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan teknologi dan informasi sangat diperlukan bagi setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini penggunaan teknologi dan informasi sangat diperlukan bagi setiap perusahaan atau instansi. Untuk mengelola informasi dibutuhkan teknologi yang baik,

Lebih terperinci

Sistem Informasi Akademik Berbasis Web pada SMA Negeri 11 Palembang

Sistem Informasi Akademik Berbasis Web pada SMA Negeri 11 Palembang Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 439 Sistem Informasi Akademik Berbasis Web pada SMA Negeri 11 Palembang M. Rico Ratu Adil* 1, Ervi Cofriyanti 2 1,2 STMIK Global Informatika

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR REKAYASA PERANGKAT LUNAK PROYEK SISTEM ABSENSI KARYAWAN

TUGAS AKHIR REKAYASA PERANGKAT LUNAK PROYEK SISTEM ABSENSI KARYAWAN TUGAS AKHIR REKAYASA PERANGKAT LUNAK PROYEK SISTEM ABSENSI KARYAWAN Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

KONSEP MANAJEMEN PROYEK

KONSEP MANAJEMEN PROYEK KONSEP MANAJEMEN PROYEK Perancangan Perangkat Lunak Bertalya Program Pasca Sarjana, Universitas Gunadarma Konsep Manajemen Proyek Manajemen proyek perangkat lunak merupakan layer pertama pada proses software

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi telah berdampak pada semua bidang. Semakin banyaknya aplikasi yang dapat mendukung mengerjakan suatu pekerjaan tertentu agar menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 Analisa dan Perancangan Sistem

BAB 3 Analisa dan Perancangan Sistem 1 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMMASI BAB 3 Analisa dan Perancangan Sistem 3.1 Pengertian Analisa dan Perancangan Sistem Analisa sistem didefinisikan sebagai bagaimana memahami dan menspesifikasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI ESTIMASI UKURAN PERANGKAT LUNAK DENGAN PENDEKATAN FUNCTION POINT ANALYSIS

PENGEMBANGAN APLIKASI ESTIMASI UKURAN PERANGKAT LUNAK DENGAN PENDEKATAN FUNCTION POINT ANALYSIS PENGEMBANGAN APLIKASI ESTIMASI UKURAN PERANGKAT LUNAK DENGAN PENDEKATAN FUNCTION POINT ANALYSIS (FPA) MENGGUNAKAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD) Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Mencapai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk menjawab rumusan masalah yang diangkat dalam tugas akhir ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk menjawab rumusan masalah yang diangkat dalam tugas akhir ini. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil dari proses yang dijalankan tiap tahapnya sesuai dengan metode penelitian. Pembahasan terhadap hasil yang diperoleh digunakan untuk menjawab rumusan masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, seiring dengan perkembangan perangkat keras komputer, perangkat lunak juga mengalami perkembangan yang pesat, terutama pada perangkat

Lebih terperinci

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas Penilaian Kualitas Sistem Elearning Dengan Menggunakan ISO 19796-1 Andharini Dwi Cahyani, Daniel Oranova Siahaan, Sarwosri Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Plagiarism Checker X Originality Report

Plagiarism Checker X Originality Report Plagiarism Checker X Originality Report Similarity Found: 19% Date: Tuesday, June 05, 2018 Statistics: 334 words Plagiarized / 1732 Total words Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Hampir semua perusahaan baik yang berskala kecil hingga besar telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Hampir semua perusahaan baik yang berskala kecil hingga besar telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perkembangan teknologi sudah berkembang dengan pesat. Hampir semua perusahaan baik yang berskala kecil hingga besar telah memanfaatkan perkembangan

Lebih terperinci

http://www.brigidaarie.com INPUT [ Source ] [ Requirements ] Process ACTIVITIES (TASKS), CONSTRAINTS, RESOURCES PROCEDURES TOOLS & TECHNIQUES OUTPUT [ Results ] [ Product ] [ Set of Goals ] [ Standards

Lebih terperinci

3.1 Analisis Sistem Identifikasi Masalah Prosedur menentukan HPS Analisis Kebutuhan

3.1 Analisis Sistem Identifikasi Masalah Prosedur menentukan HPS Analisis Kebutuhan 1 DAFTAR ISI ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 3 1.3. Batasan Masalah...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terdahulu yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI. terdahulu yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan mengenai teori-teori dan penelitian terkait terdahulu yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini. 2.1 Penelitian Effort Rate (ER) Sebelumnya Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Kahar Duta Sarana (KDS) yang bekedudukan di Jl. Peta Lingkar Selatan, Ruko Kopo Plaza BI D/5 Bandung 40233 Jawa Barat, Indonesia adalah perusahaan multinasional

Lebih terperinci

ESTIMASI KUALITAS PERANGKAT LUNAK BERDASARKAN PENGUKURAN KOMPLEKSITAS MENGGUNAKAN METRIK FUNCTION ORIENTED

ESTIMASI KUALITAS PERANGKAT LUNAK BERDASARKAN PENGUKURAN KOMPLEKSITAS MENGGUNAKAN METRIK FUNCTION ORIENTED ESTIMASI KUALITAS PERANGKAT LUNAK BERDASARKAN PENGUKURAN KOMPLEKSITAS MENGGUNAKAN METRIK FUNCTION ORIENTED Rinci Kembang Hapsari 1 dan M Jauhari Husen WP 2 Teknik Informatika-ITATS, Jl. Arief Rahman Hakim

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses evaluasi guru yang berjalan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Dayeuhkolot meliputi banyak aspek, mulai dari proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), Administrasi,

Lebih terperinci

Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)

Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Judul Matakuliah Bobot Matakuliah Kode Matakuliah : Rekayasa Perangkat Lunak : 3 SKS : Deskripsi Matakuliah Kompetensi Umum Text Book Melalui mata ajar ini

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEGAWAI BERBASIS WEB DENGAN METODE WATERFALL PADA SMA AISYIYAH 1 PALEMBANG

SISTEM INFORMASI PEGAWAI BERBASIS WEB DENGAN METODE WATERFALL PADA SMA AISYIYAH 1 PALEMBANG SISTEM INFORMASI PEGAWAI BERBASIS WEB DENGAN METODE WATERFALL PADA SMA AISYIYAH 1 PALEMBANG Nia Oktaviani Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma Palembang E-mail: niaoktaviani@binadarma.ac.id,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKTIVITAS PEGAWAI TERPADU UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA

SISTEM INFORMASI AKTIVITAS PEGAWAI TERPADU UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA SISTEM INFORMASI AKTIVITAS PEGAWAI TERPADU UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA Riskyanto Pangemanan, Sri Huning Anwariningsih, Dahlan Susilo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Sahid Surakarta Jl. Adi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI AKADEMIK POLITEKNIK NEGERI MALANG MENGGUNAKAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD)

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI AKADEMIK POLITEKNIK NEGERI MALANG MENGGUNAKAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD) ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI AKADEMIK POLITEKNIK NEGERI MALANG MENGGUNAKAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD) Pramana Yoga Saputra 1) dan Daniel Oranova Siahaan 2) 1) Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses bisnis yang berjalan dalam sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. proses bisnis yang berjalan dalam sebuah perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat dewasa ini, maka diperlukan adanya suatu infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Teori Teori Umum yang menjadi dasar penulisan skripsi sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Teori Teori Umum yang menjadi dasar penulisan skripsi sebagai berikut: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Teori Teori Umum yang menjadi dasar penulisan skripsi sebagai berikut: 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012), Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis dari permasalahan evaluasi sekolah dasar yang diambil dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik). Selain itu, bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang pendahuluan. Isi dari bab ini adalah ulasan permasalahan dan hal-hal yang berkaitan langsung dengan kegiatan penelitian yang dilakukan, yaitu meliputi latar belakang,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sebelumnya diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada dalam

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sebelumnya diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada dalam 172 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Aplikasi yang dirancang berdasarkan dari analisa dan perancangan pada bab sebelumnya diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan koordinasi penyusunan rencana, program dan anggaran, serta evaluasi dan penyusunan laporan departemen.

Lebih terperinci

1.2 TUJUAN PENELITIAN

1.2 TUJUAN PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan yang sangat besar akan informasi mendorong berkembangnya teknologi-teknologi baru. Kemajuan di bidang teknologi, menuntut penanganan terhadap segala sesuatu

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING PROGRES PENGADAAN BARANG PADA BAGIAN PENGADAAN DAN LOGISTIK INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING PROGRES PENGADAAN BARANG PADA BAGIAN PENGADAAN DAN LOGISTIK INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING PROGRES PENGADAAN BARANG PADA BAGIAN PENGADAAN DAN LOGISTIK INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA Sutedi Dosen pada Program Studi Magister Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi dan informasi pada era modern ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Penggunaan aplikasi tidak hanya tertuju pada kebutuhan unit bisnis tertentu.

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 548-964X Vol., No., Januari 8, hlm. 369-379 http://j-ptiik.ub.ac.id Perbandingan Evaluasi Biaya Pengembangan Sistem Antrian RSUD Dr Soetrasno

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem memiliki beberapa definisi yang berbeda-beda menurut pendapat beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. 1. Menurut Jogiyanto (1999:1), sistem adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain menyebabkan sulitnya membangun sebuah diagnosa serta

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain menyebabkan sulitnya membangun sebuah diagnosa serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam penggolongan Psikologi Abnormal, terdapat jenis-jenis gangguan kepribadian dengan jumlah macam gejala yang tidak sedikit, serta terdapatnya faktor

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MANAJEMEN DALAM MELAKUKAN CUSTOMER PROFILING DI PT.ABC

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MANAJEMEN DALAM MELAKUKAN CUSTOMER PROFILING DI PT.ABC ANALISIS DAN DESAIN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MANAJEMEN DALAM MELAKUKAN CUSTOMER PROFILING DI PT.ABC Dhanika Budhi Atyanto 1 Mahendrawathi ER2, Rully Soelaiman3 Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bebas saat ini, kecepatan pengolahan dan penyampaian informasi memiliki peran yang sangat penting bagi setiap perusahaan, Inventaris sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang. Dewasa ini konstruksi bangunan merupakan salah satu langkah yang diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang. Dewasa ini konstruksi bangunan merupakan salah satu langkah yang diperlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dewasa ini konstruksi bangunan merupakan salah satu langkah yang diperlukan dalam pengembangan dalam berbagai sektor. Dalam sebuah pembangunan, diperlukannya perancangan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Web Informasi Eksekutif Pada Pemerintah Kabupaten XYZ

Rancang Bangun Aplikasi Web Informasi Eksekutif Pada Pemerintah Kabupaten XYZ JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-476 Rancang Bangun Aplikasi Web Informasi Eksekutif Pada Pemerintah Kabupaten XYZ Sonny Ariyanto Prabowo, Sholiq dan Feby

Lebih terperinci

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM Informasi adalah sebuah sumber organisasi dimana harus diatur secara baik seperti sumber daya lainnya. Biaya dihubungkan dengan proses informasi. Proses Informasi

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran SILABUS MATAKULIAH Revisi : 2 Tanggal Berlaku : Maret 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11. 54504 / Rekayasa Perangkat Lunak Lanjut 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di PT Goldfindo Intikayu Pratama merupakan penelitian yang menggunakan metode pengumpulan data untuk menganalisis permasalahan di suatu perusahaan dengan

Lebih terperinci

Rational Unified Process (RUP)

Rational Unified Process (RUP) Universitas IGM HD-UIGM-FK-01 Fakultas : Ilmu Komputer Pertemuan ke : 8 Program Studi : Teknik Informatika Handout ke : 1 Kode Matakuliah : Jumlah Halaman : 25 Matakuliah : Rekayasa Perangkat Lunak Mulai

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1

BAB I Pendahuluan. 1 BAB I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat bukan hanya pada teknologi perangkat keras maupun perangkat lunak saja, tetapi juga pada metode komputasi yang ikut berkembang. Salah satunya

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP. 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan

BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP. 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan 96 BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan Untuk menganalisa kesesuaian sistem dengan kebutuhan perusahaan digunakan metode analisa Fit/Gap. Analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, solusi umum yang ditawarkan, tujuan, manfaat, dan metodologi yang digunakan dalam pembangunan sistem. Pengolahan Data

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran merupakan dasar dari setiap disiplin rekayasa dan berlaku juga dalam perekayasaan perangkat lunak. Untuk mengevaluasi performa suatu sistem atau proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada, khususnya di dalam dunia teknik informatika, penting bagi pelaku industri yang berkecimpung di dunia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini diperlukan sebagai panduan agar tahapan pengerjaan penelitian tugas akhir ini dapat berjalan secara terarah dan sistematis. Adapun tahapan pengerjaan penelitian

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENENTUAN PRIORITAS KEBUTUHAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK SEKOLAH BENIH KASIH MENGGUNAKAN ADVANCED COST VALUE APPROACH

MANAJEMEN PENENTUAN PRIORITAS KEBUTUHAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK SEKOLAH BENIH KASIH MENGGUNAKAN ADVANCED COST VALUE APPROACH MANAJEMEN PENENTUAN PRIORITAS KEBUTUHAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK SEKOLAH BENIH KASIH MENGGUNAKAN ADVANCED COST VALUE APPROACH Arlince Silitonga 1) dan Daniel O. Siahaan 2) 1) Jurusan Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Toko Barokah merupakan toko yang bergerak di bidang penjualan. Produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Toko Barokah merupakan toko yang bergerak di bidang penjualan. Produk BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Toko Barokah merupakan toko yang bergerak di bidang penjualan. Produk yang dijual di Toko Barokah yaitu busana dan kebaya. Dalam proses penjualannya, Toko

Lebih terperinci

Estimasi Biaya Pembuatan Modul Enterprise Resource Planning (ERP) Untuk Unit Bisnis Pabrik Gula Di PT. Perkebunan XYZ Dengan Metode Use Case Point

Estimasi Biaya Pembuatan Modul Enterprise Resource Planning (ERP) Untuk Unit Bisnis Pabrik Gula Di PT. Perkebunan XYZ Dengan Metode Use Case Point JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Estimasi Biaya Pembuatan Modul Enterprise Resource Planning (ERP) Untuk Unit Bisnis Pabrik Gula Di PT. Perkebunan XYZ Dengan Metode Use Case Point Grandys

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK. Setia Wirawan

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK. Setia Wirawan PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK Setia Wirawan Pengembangan Perangkat Lunak Pengembangan Perangkat Lunak Perancangan Perangkat Lunak Pengkodean Perangkat Lunak Pengujian Perangkat Lunak Sumber Perangkat Lunak

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) CSG3K3 MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI Disusun oleh: Angelina Prima Kurniati Kemas Rahmat Saleh Wiharja Mira Kania Sabariah Ibnu Asror Nungky Selviando Shinta Yulia

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Rekayasa Bobot Mata Kuliah : 3 Sks GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Deskripsi Mata Kuliah : Software Engineering Processe Model, Landasan Rekayasa, Requirement Engineering, Requirement

Lebih terperinci

PERBAIKAN PROSES PENGELOMPOKAN DAN PEMERINGKATAN KEBUTUHAN PADA METODE PENINGKATAN PERKIRAAN KEUNTUNGAN DAN NILAI PROYEK (ACBA)

PERBAIKAN PROSES PENGELOMPOKAN DAN PEMERINGKATAN KEBUTUHAN PADA METODE PENINGKATAN PERKIRAAN KEUNTUNGAN DAN NILAI PROYEK (ACBA) PERBAIKAN PROSES PENGELOMPOKAN DAN PEMERINGKATAN KEBUTUHAN PADA METODE PENINGKATAN PERKIRAAN KEUNTUNGAN DAN NILAI PROYEK (ACBA) Harunur Rosyid, Daniel O. Siahaan Program Studi Magister Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 14 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Masalah Dalam memilih tempat gym terbaik selama ini hanya dengan cara manual yaitu langsung ke lokasi tempat gym yang diinginkan. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu : 1). Tahap awal, 2). Tahap pengembangan, dan 3). Tahap akhir. Secara singkat tahapan metode penelitian ini dapat dilihat pada

Lebih terperinci

Munir, Dr. M.IT : Pengembangan Proyek Sistem 133

Munir, Dr. M.IT : Pengembangan Proyek Sistem 133 PENGEMBANGAN PROYEK SISTEM Pengembangan sistem masih bersifat labour intensive activity. Pengelolaan yang baik terhadap pengembangan suatu proyek sistem perlu dilakukan agar tidak terjadi kekacauan. Terdapat

Lebih terperinci