LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PERBANYAKAN VEGETATIF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PERBANYAKAN VEGETATIF"

Transkripsi

1 LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PERBANYAKAN VEGETATIF Nama : Amul Heksa Bajafitri NIM : Kelompok : Jumat Asisten : Intan Ratri Prasundari PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi produksi benih merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan benih yang sesuai dibutuhkan oleh para petani. Di Indonesia berbagai macam cara digunakan untuk memenuhi kebutuhan benih yang kualitasnya bagus, namun jarang petani yang mempu menghasilkan benih yang seragam pertumbuhanya, baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas. Cara mendapatkan benih salah satunya dengan perbanyakan tanaman. Dalam kegiatan budidaya, perbanyakan tanaman tidak hanya dapat dilakukan secara generatif, namun bisa juga secara vegetative. Perbanyakan vegetative merupakan perbanyakan tanaman tanpa melalui proses perkawinan, melainkan dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya. Perbanyakan vegetative pada tanaman ada yang terjadi secara alami maupun dengan campur tangan manusia (buatan). Pada prinsipnya, perbanyakan vegetative dilakukan dengan merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tertentu tanaman agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. Pengetahuan tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif sangat penting untuk diketahui. Hal tersebut dapat didukung hanya dengan pengetahuan yang mumpuni tentang teknik-teknik perbanyakan vegetative yang sesuai dengan aspek morfologi, anatomi, fisiologi, dan genetic tanaman. 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian perbanyakan vegetatif alami dan buatan. 2. Untuk mengetahui macam perbanyakan vegetatif alami dan buatan. 3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perbanyakan vegetatif alami dan buatan. 4. Untuk mengetahui klasifikasi tanaman-tanaman yang diperbanyak dengan vegetatif alami dan buatan.

3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perbanyakan vegetatif alami Pengertian perbanyakan vegetatif alami Perbanyakan tanaman vegetative alami adalah reproduksi yang terjadi dengan sendirinya, yaitu tumbuhan itu sendiri yang melakukannya, tidak dibantu oleh manusia. Keturunannya menghasilkan yang sama dengan induknya (Abdurahman, 2008). Perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia (Rahardja dan Wiryanta, 2003). Natural vegetative propagation is mostly a process found in herbaceous and woody perennial plants, and typically involves structural modifications of the stem, although any horizontal, underground part of a plant (whether stem, leaf, or root) can contribute to vegetative reproduction of a plant (Grant, 1864). Perbanyakan vegetatif alami sebagian besar merupakan proses yang ditemukan dalam tanaman tahunan herba dan kayu, dan biasanya melibatkan modifikasi struktural batang, meskipun setiap horisontal, bagian bawah tanah dari tanaman (baik batang, daun, atau akar) dapat berkontribusi terhadap reproduksi vegetatif tanaman. Vegetative reproduction by natural methods is very common among seed plants. Vegetative organs such as roots,stems & leaves bear adventitious buds & bring about the formation of new plants (Vidyalay dan Junior, 1987). Reproduksi vegetatif dengan metode alami sangat umum di kalangan bibit tanaman. Organ vegetatif seperti akar, batang & daun tunas adventif menanggung & membawa tentang pembentukan tanaman baru Macam perbanyakan vegetatif alami 1. Akar adventif Akar beberapa tanaman mengembangkan tunas adventif pada mereka. Misalnya,

4 Daldergia (shisham), jambu, Murraya, Albizzia lebbek, dll Beberapa akar adventif berbonggol selain memiliki tunas adventif juga mengandung jumlah yang cukup dari makanan, misalnya; Dahlia & ubi jalar. Tunas ini tumbuh dalam kondisi yang sesuai. Kecambah ini dapat dipisahkan & ditanam. Dalam shisham (Tahli) muda tunas cepat tumbuh akan muncul dari akar sekitar tunggul pohon dipotong (Vidyalay dan Junior, 1987). Contoh: Ubi jalar (Ipomoea batatas): Ini adalah modifikasi dari akar adventif. Akar ini tumbuh dari node dari batang berjalan & mereka tidak teratur bengkak karena penyimpanan makanan, maka mereka disebut akar berbonggol. 2. Umbi batang Umbi kentang merupakan bagian apikal bengkak dari cabang batang bawah tanah & dikenakan jumlah node atau mata. Setiap beruang mata satu atau banyak tunas. Tanaman baru diproduksi dari tunas hadir pada mata. Pengisap dari Mint & Chrysanthemum juga berfungsi sebagai organ untuk multiplikasi vegetatif. Batang bawah tanah kentang, bawang & Zamicand digunakan untuk perbanyakan vegetatif. Tanaman dengan modifikasi subaerial seperti di Pistia, Eichhornia & Nanas yang digunakan untuk perbanyakan tanaman (Vidyalay dan Junior, 1987). 3. Stolon Sulur/stolon/runner adalah cabang prostat ramping dengan ruas pendek & panjang. Ini naik dari dasar tanaman. Ini merayap di thr tanah & akar pada node. Runner muncul dari ketiak bud & merinding pergi agak jauh dari tanaman induk. Ini menghasilkan akar & tumbuh menjadi tanaman baru. Banyak sulur yang dihasilkan dari pohon induk. Runner dimaksudkan untuk perbanyakan vegetatif. Misalnya strawberry, rumput, dll (Vidyalay dan Junior, 1987).

5 4. Daun Dalam beberapa tanaman tunas adventif dikembangkan pada daun mereka. Misalnya Bryophyllum, Begonia, Streptocarpus, Kalanchoe & Saintpaulia. Dalam Bryophyllum berlekuk margin daun sukulen menanggung tunas adventif. Tunas ini biasanya tetap terbengkalai, ketika daun terpasang dengan tanaman. Namun ketika bersentuhan dengan tanah, mengembangkan planlet baru sepanjang tepi. Namun pada beberapa spesies Bryophyllum, plantlet berkembang di sepanjang tepi daun utuh. Dalam Begonia & Sensevieria tunas adventif yang diproduksi di tempat cedera (Vidyalay dan Junior, 1987). 5. Kormus Kormus yaitu bagian batang yang pendek membengkak, mengandung cadangan makanan, tidak menjalar dan selalu terdapat di dalam tanah, contohnya gadung (Dioscorea hispida) dan talas (Colocasia esculenta) (Ashari, 1995) Faktor yang mempengaruhi perbanyakan vegetatif alami 1. Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti. 2. Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara

6 Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat. 3. Faktor Cahaya Matahari Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan. 4. Faktor Hormon Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang (Rochiman, 1973) Perbanyakan vegetatif buatan Pengertian Perbanyakan vegetatif buatan A set of techniques to produce a new individual without mating with human assistance (Vidyalay dan Junior, 1987). Sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawinan dengan bantuan manusia. Artificial vegetative propagation of plants is a plant breeding without pollination, involving human intervention (Grant, 1864). Perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan merupakan perkembangbiakan tanaman tanpa melalui polinasi, melibatkan campur tangan manusia. Perbanyakan vegetatif buatan merupakan perbanyakan tanaman yang umum digunakan untuk tanaman hias baik dengan perbaikan atau tanpa perbaikan. contohnya yaitu stek, cangkok, merunduk dan okulasi (Rukman, 2014). Perbanyakan vegetatif buatan adalah perbanyakan tanaman secara buatan dengan campur tangan manusia (Suwanto, 2007).

7 Macam perbanyakan vegetatif buatan 1. Cangkok (air layering) Mencangkok merupakan teknik yang dlakukan untuk mendapatkan anakan sebagai bahan tanaman dalam pembangunan bank klon, kebun benih klon, kebun persilangan karena dengan teknik ini bersifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga dan berbuah. Cangkok sangat cocok dilakukan pada tanaman buah-buahan yang batangnya berkayu, seperti mangga, jeruk, jambu biji, belimbing manis, lengkeng, serta tanaman hias seperti bugenvil, mawar, dan kemuning. Pencangkokan dilakukan dengan cara menyayat dan mengupas kulit sekekeliling batang, lebar sayatan tergantung dengan jenis tanaman yang dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Setelah luka yang dibuat cukup kering, Rootone-F diberikan sebagai perlakuan agar bahan cangkokan cepat berakar. Media yang digunakan terdiri dari tanah dan kompos kemudian dibalut dengan sabut kelapa atau plastik. Bila batang diatas sayatan telah menghasilkan sistem perakaran yang bagus, batang dapat dipotong dan bisa langsung dipindah tanamkan. 2. Penyambungan (grafiting) Grafiting adalah seni penyambungan 2 jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Teknik apapun yang memenuhi kriteria ini dapat digolongkan sebagai metode grafiting. Perbanyakan secara grafiting merupakan teknik perbanyakan yang mahal karena memelukan banyak tegana terlatih dan waktu. Teknik ini dipilh dengan pertimbangan

8 untuk memperbanyak tanaman yang tidak bisa atau sukar diperbanyak dengan cara stek, rundukan, pemisahan atau dengan cangkok. Menurut Ashari (1995), banyak jenis tanaman yang sukar untuk diperbanyak dengan cara-cara tersebut. Tetapi mudah dilakukan denga penyambungan. Misalnya pada belimbing, mangga, manggis jeruk dan durian. 3. Penyusuan Istilah penyusuan (approach grafting) merupakan cara penyambungan di mana batang bawah dan batang atas masingmasing tanaman masih berhubungan dengan perakarannya. 4. Kultur jaringan (tissue culture) Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagianbagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril. (Gina, 2014). 5. Budding Ini adalah penyisipan tunas dewasa ( keturunan ) dengan sepotong kulit kayu di bawah kulit kayu dari tanaman induk sedemikian rupa sehingga jaringan yang terbuka dari kedua saham & keturunan

9 yang dibawa ke dalam kontak dengan satu sama lain. Hal ini diikuti dengan mengikat bagian dioperasi. Hal ini dilakukan sebagai berikut : Pilih keturunan dari varietas yang sama atau dari varietas yang berbeda dari spesies yang sama atau dari spesies yang berbeda dari genus yang sama. Tunas (keturunan) tidak boleh muda atau terlalu tua & cocok u ntuk iklim & tanah kondisi setempat (Vidyalay dan Junior, 1987) Faktor yang mempengaruhi perbanyakan vegetatif buatan 1. Faktor Intern : a. Dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian kelembaban tinggi). b. ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas). 2. Faktor Ekstern: a. Suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi) b. Kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang tinggi) c. Cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan) d. Jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan) (Rochiman, 1973).

10 2.3. Klasifikasi tanaman Vegetatif alami Kentang Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Solanales : Solanaceae : Solanum : Solanum. tuberosum Bawang merah Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Asparagales : Amaryllidaceae : Allium : Allium cepa 2.4 Klasifikasi Tanaman Vegetatif buatan Zamia Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Cycadophyta : Cycadopsida : Cycadales : Zamiaceae : Zamia : Zamia furfuracea

11 Krisan Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Asterales : Asteraceae : Chrysanthemum : C. x grandiflorum Mawar Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Rosales : Rosaceae : Rosa : Rosa alba Bougenvil Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Caryophyllales : Nyctaginaceae : Bougainvillea : B. buttiana

12 III. METODOLOGI 3.1. Alat dan Bahan Alat: Pisau/Cuter : Untuk memotong bahan praktikum Plastik : Untuk membungkus hasil grafting dan membelut mata tunas saat okulasi Polibag/Wadah plastic : Untuk menanam bahan praktikum Tanah dan Komos : Untuk media tanam Bahan: 1. Perbanyakan vegetatif alami: Kentang : bahan perbanyakan vegetatif alami (umbi batang) Bawang merah : bahan perbanyakan vegetatif alami (umbi lapis) 2. Perbanyakan vegetative buatan Zamia : bahan perbanyakan vegetatif alami (stek daun) Krisan : bahan perbanyakan vegetatif alami (stek buatan) Mawar : bahan perbanyakan vegetatif alami (okulasi) Bugenville : bahan perbanyakan vegetatif alami (grafting) Rooton : Untuk zat pengatur tumbuh Langkah Kerja 1. Perbanyakan Vegetatif Alami

13 a. Kentang (Umbi Batang) Siapkan Indukan Vegetatif Potong Untuk Bahan Tanam Diambil 2 Bagian Mata Tunas Tanam Pada1 Polybag Beri Label Pengamatan (Minggu Dokumentasi) Hasil *Parameter pengamatan: saat munculnya tunas baru, jumlah tunas, tinggi tanaman b. Bawang Merah (Umbi Lapis) Siapkan 3 Indukan Vegetatif Potong Untuk Bahan Tanam Potong/buang 1/3 atas, 2/3 sisanya untuk bahan tanam Tanam Pada1 Polybag Beri Label Pengamatan (Minggu Dokumentasi) Hasil *Parameter pengamatan: saat munculnya tunas baru, jumlah tunas, tinggi tanaman

14 2. Pebanyakan Vegetatif Buatan a. Krisan (Stek Batang) Siapkan Indukan Vegetatif Diambil 3 bagian (atas, cabang, tengah) Potong untuk bahan tanam Bagian bawah masing-masing batang diolesi rooton F Tanam Pada1 Polybag Beri Label Pengamatan (Minggu Dokumentasi) *Parameter pengamatan: saat munculnya tunas baru (tgl hst), jumlah tunas, presentase tanaman hidup. Hasil b. Zamia (Stek Daun) Siapkan Indukan Vegetatif Ambil 3 Bagian Daun Tanam Pada1 Polybag Beri Label Pengamatan (Minggu Dokumentasi) *Parameter pengamatan: saat munculnya tunas baru (tgl hst), jumlah tunas, presentase tanaman hidup. Hasil

15 c. Grafting (Bougenvile) Siapkan 2 Indukan Vegetatif Menentukan Batang Bawah Dan Batang Atas Menyayat Batang Bawah Dan Batang Atas Sampai Sesuai Sambung + Balut Dengan Plastik Pengamatan (Minggu Dokumentasi) Hasil d. Okulasi (Mawar) Siapkan 2 Indukan Vegetatif Ambil Tunas Pada Batang Sayat Batang Mawar Lain + Buka Sayatan Masukan Tunas Ke Dalamnya (Disisipkan) Tutup Dan Balut Dengan Plastik Amati Dan Dokumentasi Hasil

16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Umbi Lapis No. Parameter Pengamatan Minggu ke Perlakuan bawang merah dipotong 1/3 bagian 1. Saat munculnya tunas 7 hst 2. Jumlah tunas Tinggi tanaman (cm) Perlakuan penanaman menggunakan bawang merah tanpa dipotong 1. Saat munculnya tunas 7 hst 2. Jumlah tunas Tinggi tanaman (cm) Umbi Batang No. Parameter Minggu ke- Pengamatan Perlakuan dipotong bagian tunasnya 1. Saat munculnya - mst tunas 2. Persentase 0% tumbuh (%) 3. Jumlah tunas Tinggi tanaman (cm) Perlakuan tunasnya dipotong berbentuk limas 1. Saat munculnya tunas 5 mst 2. Persentase tumbuh (%) 100% 3. Jumlah tunas Tinggi tanaman (cm)

17 Stek Daun No. Parameter Pengamatan Minggu ke Perlakuan menggunakan 1/2 bagian daun 1. Saat munculnya 0 hst tunas 2. Jumlah tunas Persentase tanaman hidup 100% 100% 100% 100% 100% 100% (%) Perlakuan menggunakan daun utuh 1 Saat munculnya 0 hst tunas 2 Jumlah tunas Persentase tanaman hidup 100% 100% 100% 100% 100% 100% (%) Stek Batang No. Parameter Pengamatan Minggu ke Perlakuan menggunakan batang atas 1. Saat munculnya 0 hst tunas 2. Jumlah tunas Persentase tanaman hidup 100% 50% 50% 25% 0% 0% (%) Perlakuan menggunakan batang tengah 1. Saat munculnya 0 hst tunas 2. Jumlah tunas Persentase tanaman hidup 100% 100% 100% 100% 80% 80% (%) 1. Saat munculnya tunas Perlakuan menggunakan batang bawah 0 hst

18 2. Jumlah tunas Persentase tanaman hidup 100% 50% 30% 35% 0% 0% (%) Okulasi No. Parameter Minggu ke- Pengamatan Persentase tumbuh (%) 0% 2. Panjang tunas Warna tunas hijau hijau hijau coklat coklat coklat Grafting No. Parameter Minggu ke- Pengamatan Saat munculnya tunas - hst 2. Persentase tumbuh (%) 0 % 3. Warna batang coklat coklat coklat coklat coklat coklat 4. Diameter batang (cm) Pembahasan Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa bawang merah dengan perlakuan pemotongan memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan bawang merah tanpa pemotongan. Dapat dilihat dari hasil pengukuran tiap minggunya bahwa bawang merah dengan perlakuan pemotongan memiliki tinggi yang lebih unggul daripada bawang merah yang tidak diberi perlakuan pemotongan. Sampai dengan minggu keenam pengamatan, tinggi bawang merah dengan perlakuan tanpa pemotongan sebesar 42 cm sedangkan pada bawang merah dengan pemotongan tinggi akhir pengamatan mencapai 55 cm. Dilihat dari jumlah tunas yang tumbuh, baik pada bawang merah dengan perlakuan pemotongan maupun tidak, memiliki jumlah yang sama sebesar 5 tunas di akhir pengamatan. Jumini dkk (2010)

19 menjelaskan bahwa pemotongan bagian umbi mampu merangsang pembentukan hormon tumbuh tanpa mengganggu mata tunas sehingga dapat mempercepat pertumbuhan tanaman dan jumlah anakan, serta dapat mendorong pertumbuhan umbi samping. Hal tersebut tentunya akan berdampak positif terhadap peningkatan hasil produksi. Pada perbanyakan umbi kentang, pertumbuhan bibit ketang tergolong lamban dimana pertumbuhan dan pemenjangan tunas pada kentang yang dipotong berbentuk limas terjadi pada minggu terakhir pengamatan. Sedangkan pada kentang yang tidak diberi perlakuan tidak menunjukkan terjadinya pertumbuhan. Kondisi tersebut dapat dipengaruhi baik oleh faktor internal maupun eksternal seperti dormansi bahan tanam yang memang sulit untuk dipecahkan maupun media serta perawatan yang dilakukan. Menurut Aldaya (2009), media tanam memiliki fungsi untuk menopang tanaman, memberikan nutrisi dan menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Menurut Pudjiono (1996), lewat media tanam tumbuh-tumbuhan mendapatkan sebagian besar nutrisinya. Kemungkinan pengaruh dari media akibat dari kurangnya nutrisi dan air pada media Praktikum perbanyakan tananaman secara vegetatif buatan dengan cara stek daun daun zamia dengan perlakuan penanaman daun utuh, bagian pangkal daun dan pucuk seluruhnya menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Walaupun keseluruhan zamia yang digunakan belum terlihat keberadaan tunas, namun setelah dicabut pada minggu terakhir pengamatan telah tumbuh akar. Menurut Leksono, B., dan Setyaji, T. (2003), akar dan tunas baru muncul dari jaringan kalus yang terbentuk dari aktivitas meristem sekunder karena pelukaan. Masalah pada stek daun secara umum adalah pembentukan tunas-tunas adventif, bukan akar adventif. Pembentukan akar adventif pada daun lebih mudah dibandingkan pembentukan tunas adventif. Pada stek krisan dengan perlakuan pemotongan 3 bagian (pangkal, tengah dsn pucuk) serta pengaplikasian ZPT Rotoon, didapatkan hasil bahwa stek krisan bagian tengah lebih mampu tumbuh lebih baik, hal ini dapat dilihat dari prosentase kehidupan tanaman krisan di minggu akhir pengamatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan 2 perlakuan lain. Hal tersebut diduga disebabkan oleh beberapa penyabab, seperti umur tanaman, teknik pemotongan yang kurang tepat. Pada batang

20 yang masih muda, kandungan karbohidrat rendah tetapi hormonnya cukup tinggi. Biasanya pada kasus ini hasil stekan akan tumbuh tunas terlebih dahulu, padahal stek yang baik harus tumbuh akar dulu. Oleh karena itu, stek yang berasal dari batang yang muda sering gagal. Menurut Kartiko (2000), stek tanaman ada yang mudah berakar dan ada juga yang sulit berakar. Untuk tanaman yang mudah berakar bisa langsung disemaikan setelah dipotong dari pohon induknya. Tetapi untuk tanaman yang sulit berakar, sebaiknya sebelum stek disemai dilakukan dulu pengeratan batang. Selain itu, pemberian hormon tumbuh dapat membantu pertumbuhan akar. Menurut Leksono (1996), dalam pemotongan juga penting. Menurut Herawan dan Husnaeni (1996), pemotongan miring berfungsi supaya luas penampang lebih besar dibanding horizontal so tempat tumbuh akarpun lebih banyak. Perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan selanjutnya adalah okulasi dan grafting. Pada paraktikum ini digunakan tanaman mawar sebagai bahan okulasi dan tanaman bugenville sebagai bahan grafting. Hasil dari praktikum yaitu okulasi dan grafting yang dilakuakn mengalami kegagalan, ditunjukkan dari batang yang dilakuakan graffting maupun okulasi tidak mengalami perkembangan bahkan ada yang mengering. Penyebab utama kegagalan ini ialah kurang terampilnya praktikan dan peralaratan yang kurang mendukung, selain itu penyebab kegagalah tersebut ialah incompatibilitas batang bawah dan batang atas, dan serangan Jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan) (Rochiman, 1973).

21 V. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Berdasarkan kegiatan praktikum, dapat disimpulan bahwa terdapat banyak macam teknik perbanyakan tanaman secara vegetative, vegetatif alami ataupun vegetatif buatan. Dari hasil praktikum, beberapa tanaman hasil perbanyakan vegetative telah berhasi, ditandai dengan munculnya tunas ataupun akar. Namun, ada juga tanaman hasil perbanyakan vegetative yang belum menunjukkan tanda tandatanda kemunculan tunas. Berhasil dan tidaknya pertumbuhan atau kemunculan tunas dapat dipengaruhi, baik dari faktor intern/tanaman ataupun faktor ekstern/ keadan lingkungan. Faktor yang perpengaruh besar dalam kegagalan yang terjadi dalam praktikuum ini diduga karena kurangnya keterampilan praktikan dalam teknik perbanyakan secara vegetative, umur tanaman, dan kondisi lingkungan. 4.3 Saran Dalam perbanyakan tanaman secara vegetative perlu adanya keterampilan individu untuk menjamin keberhasilan. Oleh karena itu alangkah lebih baik bila praktikuk materi ini tidak hanya dilakukan satu kali agar praktikan lebih terampil melakukan perbanyakan tanaman secara vegetative, terutama untuk okulasi dan grafting.

22 DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, Daden Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan untuk Kelas IX SMK. Bandaung: Grafindo Media Pratama. Aldaya, M. T. Martinez Incorporating the Water Foot Print and Virtual Water. London: Mark Inc. Ashari (1995) dalam Nurdianti Perbanyakan Vegetatif. diakses 2 Mei Gina Perbanyakan dan Perkembangan Tanaman. diakses 22 Mei 2014.Grant Vegetative Reproduction in New York: a comprehensive study. Stony Brook University Press: NY, NY. Grant, General J. (1864). Vegetative Reproduction in New York: a comprehensive study. Stony Brook University Press: NY, NY Herawan, T., dan Y. Husnaeni Teknik Rejuvenasi Menggunakan Metoda Rendaman Cabang Dalam Air pada Jenis A. mangium, E. deglupta, E. urophylla dan P. falcataria. Bnadung: Aksara Baca Jumini dkk Pengaruh Pemotongan Umbi Bibit dan Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah. Jurnal. Floratek 5: Kartiko, H.P Membina Kebun Pangkas Sebagai Sumber Bibit Untuk Hutan Keluarga dan Hutan Klon. Semarang: Pustaka Ilmu. Leksono, B Explorasi Benih Acacia spp dan Eucalyptus pellita F. Muell di Merauke, Irian Jaya. Buletin Becariana. Universitas Cendrwasih. Jayapura Leksono, B., dan Setyaji, T.,2003. Teknik Persemaian dan Informasi Benih Acacia mangium. Seri GN-RHL. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta. Pudjiono, S Dasar-dasar Umum Pembuatan Stek Pohon Hutan. Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta: Kencana Ilmu. Rahardja Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Agromedia Pustaka. Rochiman dan Harjadi (1973) dalam Pudjiono Penerapan Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Pada Pemuliaan Pohon. Paper TeknologiPerbenihan Tanaman Hutan. Pekanbaru, Riau.

23 Suwanto (2007) dalam Vega Perbanyakan Vegetatif. Diakses 21 Mei Vidyalay and College B12Ph8_Natural and Artificial Methods. Vishwendu Vidya Prasarak Mandal s (Regd. No: MAH 1906 / F-1614; Dt.5/3/1987).

24 Dokumentasi Minggu ke- Umbi Lapis Umbi Batang Stek Daun

25 Minggu ke- Stek Batang Okulasi Grafting

MATERI 7. PERBANYAKAN VEGETATIF

MATERI 7. PERBANYAKAN VEGETATIF MATERI 7. PERBANYAKAN VEGETATIF Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan akar, untuk

Lebih terperinci

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK. Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK. Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN...2 A. Latar belakang...2

Lebih terperinci

PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN. By Luisa Diana Handoyo, M.Si. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Perkembangbiakan merupakan salah satu ciri kehidupan untuk mempertahankan jenisnya. Oleh karena itu berkembangbiak merupakan ciri yang melekat pada

Lebih terperinci

ACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING)

ACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING) ACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembiakan dengan cara vegetatif adalah pembiakan yang menggunakan

Lebih terperinci

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG) PERBANYAKAN TANAMAN ANGGUR DENGAN STEKBUNG (STEK-SAMBUNG) SAMBUNG) Perbanyakan anggur yang banyak dilakukan adalah dengan stek batang/cabang Cabang/ranting yang digunakan adalah hasil dari pangkasan lanjutan/produksi

Lebih terperinci

Materi 05 Perbanyakan Tanaman: Bahan Tanam dan Pembibitan. Benyamin Lakitan

Materi 05 Perbanyakan Tanaman: Bahan Tanam dan Pembibitan. Benyamin Lakitan Materi 05 Perbanyakan Tanaman: Bahan Tanam dan Pembibitan Benyamin Lakitan Bahan Tanam Bahan tanaman adalah organ utuh atau potongan organ atau tanaman muda yang digunakan sebagai bahan yang ditanam untuk

Lebih terperinci

Cara Perkembangbiakan Tumbuhan

Cara Perkembangbiakan Tumbuhan Cara Perkembangbiakan Tumbuhan Kompetensi Dasar :2.1 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan Tumbuhan Dapat Berkembang Biak Secara Generatif Maupun Vegetatif 1. Tumbuhan Berkembang Biak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan tanaman secara generatif biasanya dilakukan melalui biji dan mengalami penyerbukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Dracaena Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan beruas-ruas. Daun dracaena berbentuk tunggal, tidak bertangkai,

Lebih terperinci

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP GRAFTING atau ent, istilah asing yang sering didengar itu, pengertiannya ialah menggambungkan batang bawah dan batang atas dari

Lebih terperinci

III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF. Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono

III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF. Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono A. Stek Stek merupakan teknik pembiakan vegatatif dengan cara perlakuan pemotongan pada bagian vegatatif

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN CARA SAMBUNGAN (GRAFTING)

PETUNJUK TEKNIS PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN CARA SAMBUNGAN (GRAFTING) PETUNJUK TEKNIS PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN CARA SAMBUNGAN (GRAFTING) SUWANDI Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta I. PENDAHULUAN Perbanyakan tanaman banyak dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) Kopi tergolong pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae. Tumbuhan ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun tanaman hias bunga. Tanaman hias yaitu suatu tanaman yang bagian akar, batang,

Lebih terperinci

Repositori FMIPA UNISMA

Repositori FMIPA UNISMA Studi Pemberian NAA dan 2,4-D pada Stek Batang Pohon Terompet Kuning (Tabebuia aurea) Ahmad Syafi'i 1, Ari Hayati 2 2 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Islam Malang Abstrak Stek batang lebih menguntungkan

Lebih terperinci

PERBANYAKAN TANAMAN. Oleh: Rommy A Laksono. Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA

PERBANYAKAN TANAMAN. Oleh: Rommy A Laksono. Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA PERBANYAKAN TANAMAN Oleh: Rommy A Laksono Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA Metode perbanyakan tanaman ada 3 : 1. Generatif (seksual) : menggunakan organ generatif (biji/benih) 2.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingdom : Spermatophyta Superdivisio : Angiospermae Divisio

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah tropika yang menempati urutan ke dua terbesar setelah pisang. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

Bahan Tanaman. Oleh : TIM DASAR PRODUKSI TANAMAN

Bahan Tanaman. Oleh : TIM DASAR PRODUKSI TANAMAN Bahan Tanaman Oleh : TIM DASAR PRODUKSI TANAMAN Hartman, dkk (1990). Plant Propagation Acquaah,G. 2001. Principles of Crop Production Sumadi, 2010.Pembiakan Vegetatif. Diktat Bahan Kuliah Metcalfe, D.S

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBIAKAN VEGETATIF. Disusun oleh Anggie Fitriani

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBIAKAN VEGETATIF. Disusun oleh Anggie Fitriani LAPORAN PRAKTIKUM PEMBIAKAN VEGETATIF Disusun oleh Anggie Fitriani 1304020030 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO PURWOKERTO 2015 A. Tujuan Praktikum 1. Untuk

Lebih terperinci

PEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG MERAH SEBAGAI PENGGANTI ROOTON F UNTUK MENSTIMULASI PERTUMBUHAN AKAR STEK PUCUK JATI (Tectona grandis L)

PEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG MERAH SEBAGAI PENGGANTI ROOTON F UNTUK MENSTIMULASI PERTUMBUHAN AKAR STEK PUCUK JATI (Tectona grandis L) PKMP-1-8-1 PEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG MERAH SEBAGAI PENGGANTI ROOTON F UNTUK MENSTIMULASI PERTUMBUHAN AKAR STEK PUCUK JATI (Tectona grandis L) R.M. Aulia El Halim, B. Pramudityo, R. Setiawan, I.Y. Habibi,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: Caryophyllales, Famili: Cactaceae, Genus:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja,

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sawo

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sawo II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Sawo Tanaman sawo memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Subdivisio : Magnoliopshida Classis : Dicotyledoneae Subclassis : Sympetalae

Lebih terperinci

PELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN. Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc.

PELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN. Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc. PELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc. PENDAHULUAN Metode kultur jaringan juga disebut dengan

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1 ( Menjelaskan prinsip pembiakan tanaman secara vegetative)

KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1 ( Menjelaskan prinsip pembiakan tanaman secara vegetative) KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1 ( Menjelaskan prinsip pembiakan tanaman secara vegetative) A. PERBANYAKAN VEGETATIF DENGAN STEK Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetative buatan dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot Makalah Tanaman Buah dalam Pot Tabulampot Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia tiap tahunnya menunjukan angka peningkatan. Lahan di Indonesia yang dulunya luas pun kini menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jati ( Tectona grandis) termasuk famili Verbenaceae yang mempunyai banyak keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh dalam berbagai kondisi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Persyaratan Sarjana-1. Disusun Oleh: VINA A FAKULTA

SKRIPSI. Persyaratan Sarjana-1. Disusun Oleh: VINA A FAKULTA PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH (Rootone-F) TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR JATI (Tectona grandis) ) DALAM PERBANYAKAN SECARA STEK PUCUK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajad Sarjana-1

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri

Lebih terperinci

1. Benuang Bini (Octomeles Sumatrana Miq) Oleh: Agus Astho Pramono dan Nurmawati Siregar

1. Benuang Bini (Octomeles Sumatrana Miq) Oleh: Agus Astho Pramono dan Nurmawati Siregar 1. Benuang Bini (Octomeles Sumatrana Miq) Oleh: Agus Astho Pramono dan Nurmawati Siregar Nama Daerah : Benuang bini, benuwang, banuang, bunuang, benua, wenuang Nama Ilmiah : Octomeles Sumatrana Miq Family

Lebih terperinci

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang AgroinovasI Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale. L.) merupakan salah satu tanaman

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN) Volume 16, Nomor 2, Hal. 63-68 Juli - Desember 211 ISSN:852-8349 PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN) Muswita Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu komoditas buah tropis

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu komoditas buah tropis I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu komoditas buah tropis yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Saat ini, manggis merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pisang merupakan salah satu jenis tanaman asal Asia Tenggara yang kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tanaman pisang memiliki ciri spesifik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau perbanyakan aseksual. Perbanyakan ini menggunakan bagian-bagian

BAB I PENDAHULUAN. atau perbanyakan aseksual. Perbanyakan ini menggunakan bagian-bagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbanyakan tanaman merupakan usaha atau cara untuk menghasilkan bibit tanaman. Secara teknis perbanyakan tanaman digolongkan menjadi dua, perbanyakan generatif dan

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK Arta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Srikaya (Annona squamosa L.). 2.1.1 Klasifikasi tanaman. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan. Klasifikasi tanaman buah srikaya (Radi,1997):

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo) 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo) Tanaman jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) termasuk ke dalam famili Rutaceae. Famili Rutaceae memiliki sekitar 1 300 spesies yang dikelompokkan

Lebih terperinci

TEKNIK AKLIMATISASI TANAMAN HASIL KULTUR JARINGAN Acclimatization Technique for Tissue Culture Plants I. PENDAHULUAN

TEKNIK AKLIMATISASI TANAMAN HASIL KULTUR JARINGAN Acclimatization Technique for Tissue Culture Plants I. PENDAHULUAN TEKNIK AKLIMATISASI TANAMAN HASIL KULTUR JARINGAN Acclimatization Technique for Tissue Culture Plants Endin Izudin Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta Jl. Palagan

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN) Volume 13, Nomor 1, Hal. 15-20 ISSN 0852-8349 Januari Juni 2011 PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN) Muswita Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

TEKNIK PERBANYAKAN VEGETATIF JENIS TANAMAN Acacia mangium. Vegetative PropagationTechniques of Acacia mangium

TEKNIK PERBANYAKAN VEGETATIF JENIS TANAMAN Acacia mangium. Vegetative PropagationTechniques of Acacia mangium TEKNIK PERBANYAKAN VEGETATIF JENIS TANAMAN Acacia mangium Vegetative PropagationTechniques of Acacia mangium Hamdan Adma Adinugraha, Sugeng Pudjiono dan Toni Herawan I. PENDAHULUAN Acacia mangium merupakan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 19. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWANLATIHAN SOAL BAB 19. Cangkok. Stek. Okulasi. Mengenten

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 19. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWANLATIHAN SOAL BAB 19. Cangkok. Stek. Okulasi. Mengenten SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 19. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWANLATIHAN SOAL BAB 19 1. Perkembangbiakan tanaman dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman ke batang tanaman lainnya yang sejenis

Lebih terperinci

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon PERKECAMBAHAN 1. Pengertian Perkecambahan merupakan proses metabolism biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan radikal). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Taksonomi Tanaman Keladi

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Taksonomi Tanaman Keladi TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Taksonomi Tanaman Keladi Keladi hias (Caladium hortulanum Birdsey) dalam taksonomi tumbuhan mempunyai klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Filum : Magnoliopyhta Class

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN 1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN Tujuan Pembelajaran: 1. Mengidentifikasi faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan 2. Merancang percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan 3. Menentukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman tanaman hortikultura meliputi tanaman buah, tanaman sayuran dan tanaman hias. Menurut Wijaya (2006), Indonesia

Lebih terperinci

KULTUR JARINGAN TANAMAN

KULTUR JARINGAN TANAMAN KULTUR JARINGAN TANAMAN Oleh : Victoria Henuhili, MSi Jurdik Biologi victoria@uny.ac.id FAKULTAS MATEMATIKA DA/N ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 Kultur Jaringan Tanaman Pengertian

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN NAMA : AMUL HEKSA BAJAFITRI NIM : 125040201111131 KELOMPOK : JUMAT 11.00 ASISTEN : INTAN RATRI PRASUNDARI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas

TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Secara umum, pembiakan tanaman terbagi menjadi dua cara yaitu pembiakan generatif dan pembiakan vegetatif. Pembiakan vegetatif merupakan perbanyakan tanaman tanpa melibatkan

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dikenal sebagai The King of Vegetable dan produksinya menempati urutan keempat dunia setelah beras, gandum dan jagung (The International

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Pertumbuhan dan perkembangan stek pada awal penanaman sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti air, suhu, kelembaban dan tingkat pencahayaan di area penanaman stek.

Lebih terperinci

Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Disusun oleh: Yulianus Kotouki Nim : 10414003 Prodi : Biologi PROGRAM STUDY BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI INTERNASIONAL WOMEN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Turi adalah tanaman leguminosa yang umumnya dimanfaatkan sebagai makanan ternak (pakan ternak). Tanaman leguminosa memiliki kandungan protein yang tinggi, begitu juga

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO Zohiriah 1, Zulfarina 2, Imam Mahadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING Pengertian Pembentukan dan pemangkasan tanaman merupakan bagian penting dari program pengelolaan (management) tanaman buah-buahan. Pembentukan (training)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Pisang Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Sudah lama buah pisang menjadi komoditas buah tropis yang sangat populer

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2005 sampai Pebruari 2006. Tempat penelitian di Kebun Tajur I UPT Kebun Percobaan IPB Unit Kegiatan Pusat Kajian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Gladiol Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis (Herlina, 1991). Tanaman gladiol berasal dari Afrika Selatan dan menyebar di Asia dan

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN

BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN BIOTEKNOLOGI TERMINOLOGI DAN MACAM KULTUR JARINGAN PEMBAGIAN KULTUR JARINGAN Kultur organ (kultur meristem, pucuk, embrio) Kultur kalus Kultur suspensi sel Kultur protoplasma Kultur haploid ( kultur anther,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan 3, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB selama sembilan minggu sejak Februari hingga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian berlangsung dari bulan Mei 2011 sampai bulan Juli 2011 di lahan Pembibitan Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Darmaga. Penelitian diawali dengan pemilihan pohon

Lebih terperinci

5. PLANTING MATERIAL Acquaah, George Horticulture. Principles and Practices. Chapter 10, 11, 18

5. PLANTING MATERIAL Acquaah, George Horticulture. Principles and Practices. Chapter 10, 11, 18 5. PLANTING MATERIAL Acquaah, George. 2005. Horticulture. Principles and Practices. Chapter 10, 11, 18 BAHAN TANAM Bahan Tanam : bagian tanaman yang digunakan untuk memulai/ mengawali budidaya tanaman

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MEDIA TANAM TOP SOIL DAN PUPUK KANDANG PADA WADAH BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA BRACTEATA

PERBANDINGAN MEDIA TANAM TOP SOIL DAN PUPUK KANDANG PADA WADAH BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA BRACTEATA PERBANDINGAN MEDIA TANAM TOP SOIL DAN PUPUK KANDANG PADA WADAH BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA BRACTEATA Sylvia Madusari, Toto Suryanto, April Kurniawan Abstrak Penggunaan bambu sebagai wadah media

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum) Agrium, Oktober 2012 Volume 17 No 3 EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum) Saijo Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja atau Soja max, tetapi pada tahun 1984 telah disepakati nama botani yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubikayu berasal dari Brasilia. Ilmuwan yang pertama kali melaporkan hal ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubikayu berasal dari Brasilia. Ilmuwan yang pertama kali melaporkan hal ini 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Ubikayu Ubikayu berasal dari Brasilia. Ilmuwan yang pertama kali melaporkan hal ini adalah Johann Baptist Emanuel Pohl, seorang ahli botani asal Austria pada tahun 1827

Lebih terperinci

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar Menurut Sarwono (2005) ubijalar tergolong tanaman palawija. Tanaman ini membentuk umbi di dalam tanah. Umbi itulah yang menjadi produk utamanya. Ubijalar digolongkan ke

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KONSENTRASI GIBERELIN (GA3) PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG KOPI (Coffea canephora) DALAM MEDIA CAIR

EFEKTIVITAS KONSENTRASI GIBERELIN (GA3) PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG KOPI (Coffea canephora) DALAM MEDIA CAIR EFEKTIVITAS KONSENTRASI GIBERELIN (GA3) PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG KOPI (Coffea canephora) DALAM MEDIA CAIR SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Program Studi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi pohon jati menurut Sumarna (2011) sebagai berikut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi pohon jati menurut Sumarna (2011) sebagai berikut. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Jati (Tectona grandis) Klasifikasi pohon jati menurut Sumarna (2011) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Sub Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Verbenaceae

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat lebih kurang 25 meter di atas permukaan laut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN Peningkatan produksi karet yang optimal harus dimulai dengan pemilihan klon yang unggul, penggunaan bibit yang berkualitas sebagai batang bawah dan batang atas serta pemeliharaan yang

Lebih terperinci

Teknik Perbanyakan Jambu Air Citra Melalui Stek Cabang

Teknik Perbanyakan Jambu Air Citra Melalui Stek Cabang Teknik Perbanyakan Jambu Air Citra Melalui Stek Cabang Buah jambu air Citra terkenal di Indonesia, karena mempunyai cita-rasa yang sangat manis dan renyah, ukuran buah cukup besar (200 250 g/ buah), dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN TANAMAN CABE RAWIT

PERTUMBUHAN TANAMAN CABE RAWIT PERTUMBUHAN TANAMAN CABE RAWIT Disusun Oleh: Nim : 05115012 Nama : SUJATI TUGAS TIK UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA PERTUMBUHAN TANAMAN CABE RAWIT I. Tujuan Mengetahui cara menanam cabe rawit Mengetahui

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta; 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedudukan tanaman bawang merah dalam tata nama atau sistematika tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta; subdivisio : angiospermae; kelas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca C Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilakukan selama kurun waktu 4 bulan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Ubikayu Dalam taksonomi tumbuhan, klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (tumbuhan)

Lebih terperinci

PERCOBAAN I DORMANSI KARENA KULIT BIJI YANG KERAS

PERCOBAAN I DORMANSI KARENA KULIT BIJI YANG KERAS LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN I PERCOBAAN I DORMANSI KARENA KULIT BIJI YANG KERAS OLEH NAMA : MA RIFAH NURMALA NIM : H 411 02 042 KELOMPOK : IX (SEMBILAN) ASISTEN : RICHAEL SYAM TANGGAL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang mempunyai jenis 180 jenis. Tanaman gladiol ditemukan di Afrika, Mediterania, dan paling banyak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Jones dan Luchsinger (1979), tumbuhan anggrek termasuk ke dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari sekian banyak tumbuhan berbunga

Lebih terperinci