BAB I PENDAHULUAN. melahirkan konsep baru dalam dunia properti yang disebut green property. Green

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. melahirkan konsep baru dalam dunia properti yang disebut green property. Green"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga planet yang sehat, yang didukung oleh gencarnya aksi kampanye penghijauan bumi baik dari pemerintah dan lembaga-lembaga non pemerintah dari dalam dan luar negeri, melahirkan konsep baru dalam dunia properti yang disebut green property. Green propertymerupakan suatu konsep properti yang mengutamakan kelestarian alam sekitar dan ramah lingkungan,di mana ini akan semakin menjadi suatu keharusan untuk pembangunan suatu proyek properti saat ini dan masa yang akan datang.green property tidak hanya menanam tanaman, tetapi juga mengurangi energi, dan menangani sampah. Kontribusi positif dari green property diharapkan nyata seperti target yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menekan laju emisi sebesar 26 persen dalam G-20 Summit di Pittsburgh, AS pada September 2009 ( view/508853/). Selain faktor emisi, penerapan ini juga untuk menghemat eksploitasi sumber daya alam. Di sisi lain, yaitu dari sisi bisnis, penerapan green property saat ini masih bisa menjadi nilai tambah bagi produk, dikarenakan belum terlalu banyak produsen properti yang menerapkan. Daya saing kompetitif dicapai suatu perusahaan apabila perusahaan berhasil memformulasikan dan menerapkan strategi penciptaan nilai atau yang biasa disebut sebagai value creating strategy (Ireland et al, 2002). 1

2 Pada sisi lain, penerapan green property secara global berpengaruh pada peningkatan biaya berkisar 10-20%. Hal ini disebabkan adanya beberapa kriteria green property yang harus diikuti dan diterapkan oleh pengembang baik dari sisi lahan maupun material bangunan. Menurut Green Building Council Indonesia (GBCI) ada lima kriteria green property yaitu smart design, eco material, energy efficiency, water conservation, dan healthy environment. Smart design adalah cara memaksimalkan fungsi ruang pada bangunan untuk tujuan pengurangan pemakaian material sehingga secara tak langsung akan menghemat energi dan biaya. Eco material adalah pemilihan material bangunan yang ringan, bisa di recyclable dan reuseable. Energy efficiency merujuk pada Green Building Council Amerika Serikat adalah mampu mengurangi penggunaan energi sampai 30% dan reduksi emisi karbon sampai 35%, water conservation adalah mampu reduksi penggunaan air hingga 30-50%, dan healthy environment adalah mampu mengurangi biaya pengelolaan sampah sampai 50%. Semua kriteria green property tersebut tentu saja berpengaruh pada peningkatan biaya, dan peningkatan biaya tersebut otomatis berpengaruh pada peningkatan harga ke konsumen, sehingga sampai saat ini kelemahan green property adalah pada harga yang lebih tinggi dibanding non-green property. Kondisi tersebut menjadi tantangan pengembang untuk menciptakan ide-ide strategi yang solutif untuk tetap menerapkan green property tanpa harus mengalami kendala dalam pemasaran. Adapun strategi jangka panjang, menurut (Pearce dan Robinson, 2009) disebutkan ada tiga skema yang harus dikembangkan perusahaan. Pertama adalah 2

3 memiliki keunggulan dalam hal biaya rendah secara keseluruhan dalam industri. Kedua adalah diferensiasi yaitu menciptakan dan memasarkan produk-produk unik untuk beragam kelompok pelanggan. Ketiga adalah memiliki daya tarik khusus bagi satu atau lebih kelompok pelanggan atau pembeli industri dengan berfokus pada biaya atau diferensiasi. Tantangan tersebut juga dihadapi oleh PT. Harmoni Properti Indonesia, sebuah perusahaan pengembang properti yang mulai beroperasional resmi sejak 2005 dengan area pengembangan mencakup pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara. PT. Harmoni Properti Indonesia sejak 2008 telah mulai merintis pembangunan kawasan dengan konsep green property walaupun belum total di setiap kawasan yang dikembangkan. Tingginya harga properti berbasis green property masih menjadi tantangan PT. Harmoni Properti Indonesia untuk segera menemukan strategi agar perusahaan tetap berkembang seiring dengan tetap menerapkan konsep green property. Mulai awal 2010, PT. HarmoniProperti Indonesia menerapkan strategi Blue Ocean dengan menciptakan produk-produk inovativ yang belum ditawarkan oleh industri properti, dengan tujuan meraih pangsa pasar yang signifikan dengan tingkat persaingan yang relatif masih mendekati nol (0) untuk mencover kelemahan green property dalam hal harga yang tinggi. Green propertymerupakan suatu konsep properti yang dirancang untuk ramah lingkungan secara berkelanjutan, fokus pada efisiensi penggunaan energi, air dan bahan bangunan. Menurut (Yan Ji dan Stellios Plainiotis, 2006) dalam buku Design for Sustainability, green property adalah konsep properti yang 3

4 mengacu pada struktur dan proses yang bertanggungjawab pada lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup bangunan, mulai dari penentuan tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi pembongkaran, dan hal ini membutuhkan kerjasama yang erat dari tim desain, arsitek, insinyur, danklien di semua tahapan proyek. Sedang menurut (US Environmental Protection Agency, 2009), green property merupakan perluasan dan pelengkap dari desain bangunan yang berfokus pada nilai ekonomis, kemanfaatan, ketahanan, dan kenyamanan. Blue Ocean strategy adalah strategi bisnis yang berusaha melepaskan diri dari sebuah kondisi yang disebut Red Ocean, yaitu suatu kondisi dimana terjadi persaingan yang sangat ketat untuk mendapatkan pasar yang sama dengan kompetitor. Industri yang masih bertahan dengan konsep strategi Red Ocean akan selalu berjuang keras untuk berebut pasar dengan para kompetitor dimana permintaan lebih sedikit dari penawaran. Sedangkan pada strategi Blue Ocean kondisinya berbanding terbalik dengan Red Ocean, dimana persaingan nyaris tidak ada, karena diawali dengan menciptakan produk unik yang belum pernah ada atau berbeda dengan produk-produk yang sudah ada. Karena produk yang diciptakan adalah baru dan berbeda dengan produk-produk lain, maka pasar akan tertarik pada produk perusahaan tersebut. Inilah yang menyebabkan permintaan menjadi lebih besar dari penawaran.menurut W. Chan Kim dan Renee Mauborgne (Blue Ocean Strategy, 2005), ada empat tindakan dalam penerapan Blue Ocean Strategy. Pertama adalah eliminate (hapuskan), yaitu menghapus semua unsurunsur yang tidak bernilai dari produk. Kedua adalah Reduce(kurangi), yaitu 4

5 mengurangi unsur-unsur yang nilainya kurang tapi masih diperlukan. Ketiga adalah Raise (tingkatkan), yaitu meningkatkan unsur-unsur yang akan dijadikan keunggulan dari produk hingga diatas standar industri yang ada. Keempat adalah Create (ciptakan), yaitu menciptakan hal-hal baru yang belum pernah ada di industri tersebut. Secara ringkas, inilah perbedaan Blue Ocean dan Red Ocean. Tabel 1.1. Blue Ocean vs Red Ocean Blue Ocean Strategy Menciptakan industri yang tidak eksis untuk saat ini the unknown market space Red Ocean Strategy Masuk ke dalam industri yang sudah eksis saat ini the known market space Menjadikan kompetisi tidak relevan Menciptakan sendiri batasan dan rule of the game baru Menciptakan dan menangkap permintaan baru Memecahkan pertukaran nilai-biaya (valuecost trade-off) Memadukan seluruh sistem aktifitas perusahaan dalam mengejar diferensiasi dan biaya rendah Bersaing memenangi kompetisi Mengikuti batasan dan rule of the game yang sudah diterima Mengeksploitasi permintaan yang ada Memilih antara nilai-biaya (value-cost trade-off) Memadukan seluruh sistem aktifitas perusahaan dengan pilihan strategis antara diferensiasi atau biaya rendah Inovatif nilai = nilai inovatif Menciptakan atau menambah nilai = nilai tambahan Masih menurut W. Chan Kim dan Renee Mauborgne (Blue Ocean Strategy, 2005) ada 6 prinsip dalam penerapan strategi Blue Ocean yang terbagi dalam 2 langkah besar. Langkah pertama yaitu perumusan, dimana didalamnya ada 4 prinsip. Prinsip pertama adalah merekonstruksi batasan pasar. Prinsip kedua adalah fokus pada big picture, bukan pada angka. Prinsip ketiga adalah 5

6 mengeksplorasi demand baru. Prinsip keempat adalah melakukan tahapan strategis secara tepat. Langkah kedua adalah pelaksanaan, dimana di dalamnya terdapat dua prinsip. Prinsip pertama adalah mengatasi hambatan organisasi. Prinsip kedua adalah membangun proses eksekusi dalam strategi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keefektifanpenerapan strategi Blue Oceandalam penerapan Green Property oleh PT. Harmoni Properti Indonesia, dengan judul : EVALUASI STRATEGI BLUE OCEAN DALAM PENERAPAN GREEN PROPERTYPT. HARMONI PROPERTI INDONESIA. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah : 1. Apakah strategi bisnis yang diterapkan PT. HPIsesuai dengan standar blue ocean strategy atau tidak? 2. Apakah strategi bisnis yang diterapkan terbukti efektif bagi PT. HPI? I.3. Tujuan Penelitian 1. Mengevaluasikesesuaian strategi yang diterapkan PT. HPI dengan standar strategi Blue Ocean 2. Menganalisa keefektifan strategi tersebut bagi PT. HPI 6

7 I.4. Batasan Penelitian Agar dalam penelitian ini menjadi lebih terarah dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka pada penelitian ini diberi batasan hanya pada evaluasi penerapan strategi Blue Oceandi PT. Harmoni Properti Indonesia selama3 (tiga) tahun sejak januari 2010 sampai januari 2013, yang mengevaluasi empat tindakan penerapan strategi Blue Ocean yaitu mengeliminasi, mengurangi, meningkatkan, dan menciptakan. Serta pada enam prinsip Blue Ocean yaitu merekonstruksi batasan pasar, fokus pada big picture, mengeksplorasi demand baru, melakukan tahapan strategis secara tepat, mengatasi hambatan organisasi, dan membangun proses eksekusi dalam organisasi. Evaluasi pada penelitian ini menitikberatkan pada pembuktian apakah strategi bisnis yang diterapkan PT. HPI sudah sesuai dengan standar strategi Blue Ocean ataukah belum, serta evaluasi keefektifan strategi tersebut bagi perusahaan. I.5.Metode Penelitian a. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang diperlukan dan digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan merupakan sumber data penelitian yang dipilih secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) berupa pendapat atau opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, yang dikumpulkan untuk menjawab perumusan masalah dalam penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2009). Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui interview langsung dalam 7

8 bentuk focus group discussionpenulis bersama lima jajaran direksi dan manajemen puncak perusahaan yang diteliti. Menurut (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2009) bahwa wawancara ialah teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh dengan mencari dan mengumpulkan bahan dari buku-buku pustaka, penelitian-penelitian sebelumnya, majalah dan jurnal, serta sumber-sumber lain yang diperlukan sebagai referensi penunjang penelitian, yang tidak diusahakan secara langsung oleh peneliti. Dalam penelitian ini, selain mengambil dari beberapa buku, jurnal, majalah, artikel online, penelitian-penelitian sebelumnya, data sekunder juga diperoleh dari laporan keuangan dan laporan penjualan yang diperoleh langsung dari perusahaan yang diteliti. Jenis data dan sumber data ditunjukkan pada tabel 1.2. dibawah. DATA Tabel 1.2. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian SUMBER Data Primer : - Strategi perusahaan Jajaran direksi melalui interview dan FGD - Target Profit Proyek (TPP) Internal - Target Penjualan (TP) - Target Proyek Berikutnya (TPB) Data Sekunder : - Visi & misi perusahaan Internal - Profil perusahaan Internal - Jurnal, buku, artikel Eksternal - Penelitian sebelumnya Eksternal 8

9 b. Metode Analisis Penelitian ini adalah bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya. Sedangkan untuk analisis data, penulis menggunakan analisis data kualitatif, yaitu analisis yang bertujuan menggambarkan situasi yang secara obyektif dipandang relevan dan jelas atas dasar fakta-fakta yang terjadi kemudian ditarik kesimpulan. I.6. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan akan digunakan sebagai berikut : a. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan dalam mendukung formulasi strategi bisnis yang tepat bagi perusahaan b. Bagi Perguruan Tinggi, hasil penelitian ini diharapkan sebagai input bagi karya ilmiah selanjutnya c. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wacana pengetahuan tentang strategi bisnis perusahaan dan peran saling mempengaruhi antara dunia usaha dengan masyarakat. I.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini akan dibagi dalam beberapa bab, dimana pada setiap bab akan diuraikan gambaran menyeluruh mengenai penelitian ini. Adapun sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut : Pada bab 1 akan dijelaskan mengenai gambaran besar, informasi umum, serta latar belakang mengapa topik strategi Blue Oceandipilih oleh penulis sebagai 9

10 bahan kajian, permasalahan, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Pada bab 2 akan diuraikan beberapa teori yang berhubungan dengan masalah yang menjadi topik penelitian, sebagai acuan atau rujukan dalam melakukan kajian dan analisis terhadap topik penelitian pada tesis ini. Pada bab 3 ini berisi metode yang digunakan dalam studi yang dibahas dalam penelitian, antara lain : obyek analisis, metode analisis, dan metode pengumpulan data. Pada bab 4 berisi gambaran umum mengenai perusahaan yang menjadi obyek penelitian tesis ini, yaitu meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan produk-produk yang dimiliki perusahaan, kinerja perusahaan serta evaluasi perusahaan dalam penerapan strategi Blue Ocean, serta analisa dan pembahasan terhadap permasalahan yang ada berdasarkan data-data yang diperoleh dan teori maupun rujukan yang digunakan. Selanjutnya akan dijadikan sebagai pedoman dalam menganalisa dan memecahkan masalah. Analisis dilakukan untuk saat ini dan kondisi di masa mendatang. Pada bab 5 berisi kesimpulan yang menjawab seluruh tujuan penelitian dan memberikan saran yang bermanfaat bagi perusahaan Penelitian Sebelumnya Ratri Paramita (2012), melakukan penelitian di perusahaan PT. HM Sampoerna yang berfokus pada meneliti penerapan strategi blue ocean di perusahaan tersebut. HM Sampoerna menerapkan strategi blue ocean pada 10

11 peluncuran produk A Mild, dimana pada saat itu belum ada produk rokok dengan konsep low tar low nicotin di Indonesia. Dengan konsep low tar low nicotin tersebut, A Mild tidak bisa digolongkan ke dalam salah satu jenis rokok manapun di Indonesia. Untuk mengevaluasi penerapan strategi blue ocean, penulis menggunakan 25 point ciri blue ocean yang mengacu pada karakteristik dan prinsip dasar dari strategi blue ocean (Kim & Mauborgne, 2005). Dari hasil penelitian, penulis menemukan bahwa HM Sampoerna telah memenuhi 24 point kecuali variabel fokus pada konsumen. Dengan terpenuhinya 24 point, berarti dinyatakan 96% strategi busnis HM Sampoerna sesuai dengan konsep strategi blue ocean. Di awal peluncuran A mild sebagai penerapan strategi blue ocean, HM Sampoerna membutuhkan perjuangan keras untuk menciptakan pasar, dan akhirnya terbukt A Mild berhasil memimpin pasar rokok kategori SKM Mild dan berhasil menjadi tulang punggung keuangan PT. HM Sampoerna hingga kini. Prasabri Pesti (2012), melakukan penelitian tentang strategi blue ocean yang diterapkan PT. Telekomunikasi Indonesia area jabotabek. PT. Telkom menggunakan pendekatan strategi blue ocean pada layanan produk speedy untuk tujuan memenangkan persaingan dalam industri internet pita lebar. Dari penelitian tersebut, penulis menemukan PT. Telkom menerapkan kerangka kerja empat langkah yang merupakan batu pijakan pada strategi blue ocean. Kerangka kerja empat langkah PT. Telkom diterapkan pada upaya meningkatkan kecepatan akses internet, kehandalan infrastuktur, tarif yang ditawarkan dan transparansi harga. Faktor yang dikurangi adalah teknologi yang 11

12 ditawarkan, kemudahan pembayaran dan instalasi, kebersihan & kerapian gerai, dan kemudahan informasi. Sedangkan bimbingan terhadap konsumen dan kesediaan tools dan aplikasi dihapuskan oleh PT. Telkom. Dan terakhir faktor yang diciptakan adalah kecepatan akses situs favorit, problem solving masalah pelanggan, kepastian dan keamanan, serta perhatian personal. Hasil penelitian menemukan bahwa layanan speedy PT. Telkom jabotabek masih berhasil menjadi pemimpin pasar hingga kini. 12

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Perbedaan antara perusahaan yang berhasil dengan perusahaan yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. Perusahaan pada

Lebih terperinci

1. BAB I 2. PENDAHULUAN. Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang

1. BAB I 2. PENDAHULUAN. Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang 1. BAB I 2. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data retail audit AC Nielsen untuk periode tahun 2012, PT Mead Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang berada di peringkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya secara efisien selama proses pembuatannya hingga pembongkarannya.

BAB I PENDAHULUAN. daya secara efisien selama proses pembuatannya hingga pembongkarannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Green building adalah bangunan di mana sejak dimulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasianal pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup semakin besar. Salah satu yang menjadi perhatian, termasuk di Indonesia, adalah isu pemanasan global.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis diantara perusahaan sejenis semakin kompetitif

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis diantara perusahaan sejenis semakin kompetitif BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan bisnis diantara perusahaan sejenis semakin kompetitif dan semakin sengit. Persaingan diantara perusahaan-perusahaan tersebut muncul karena perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Limbah Proyek Konstruksi Dalam jurnal Manajemen Limbah dalam Proyek Konstruksi (Ervianto, 2013), disebutkan bahwa limbah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability) dan menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan. Konsep ini sudah tidak asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Lingkungan hidup bukan semata-mata persoalan teknis. Demikian pula, krisis ekologi global yang kita alami dewasa ini adalah persoalan moral, krisis moral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apapun, baik itu skala usaha yang besar, maupun skala usaha yang kecil.

BAB I PENDAHULUAN. apapun, baik itu skala usaha yang besar, maupun skala usaha yang kecil. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia bisnis pasti tidak akan terlepas dari yang namanya persaingan. Persaingan akan selalu ada di segala macam bisnis dan bentuk usaha apapun, baik itu skala

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda dari pemasaran berbasis barang. Ada beberapa perbedaan utama dalam

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda dari pemasaran berbasis barang. Ada beberapa perbedaan utama dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Pendidikan Pemasaran pendidikan adalah usaha berbasis pemasaran jasa yang itu berbeda dari pemasaran berbasis barang. Ada beberapa perbedaan utama dalam pemasaran barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dini (PAUD) muncul akibat berbagai perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Dini (PAUD) muncul akibat berbagai perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Peluang bisnis dari Taman Penitipan Anak (TPA) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) muncul akibat berbagai perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi di kota-kota

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi merupakan salah pokok persoalan penting pada dekade terakhir ini. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan

Lebih terperinci

Bab I merupakan bab pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, prosentase pendapatan perusahaan, sebagaimana yang ditunjukkan pada hasil

Bab I merupakan bab pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, prosentase pendapatan perusahaan, sebagaimana yang ditunjukkan pada hasil BAB I PENDAHULUAN Bab I merupakan bab pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, ruang lingkup dan sistematika penulisan dalam tesis ini. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pembangunan struktur maupun infrastruktur meningkat pesat. Seiring dengan meningkatnya persaingan di era globalisasi ini maka tantangan terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (International Coffee Organization) kopi Indonesia mengekspor karung

BAB I PENDAHULUAN. (International Coffee Organization) kopi Indonesia mengekspor karung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kopi menjadi suatu komoditas yang menjanjikan. Secara statistik, kopi-kopi Indonesia memiliki predikat produsen kopi utama di dunia yang menduduki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan keuntungan yang berkelanjutan atau sustainability profit dimana

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan keuntungan yang berkelanjutan atau sustainability profit dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama korporasi dalam setiap industri adalah mencari cara bagaimana menciptakan keuntungan yang berkelanjutan atau sustainability profit dimana keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan lingkungan pemasaran mengalami perubahan yang dramatis

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan lingkungan pemasaran mengalami perubahan yang dramatis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ide utama konsep pemasaran adalah mengerahkan segala kapabilitas perusahaan untuk menciptakan, menyampaikan, dan mengkomunikasikan nilainilai konsumen secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Persaingan Industri Jasa Restoran di Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN Persaingan Industri Jasa Restoran di Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Persaingan Industri Jasa Restoran di Jakarta Perkembangan ekonomi Indonesia beberapa tahun belakangan, mendorong perubahan tingkat daya beli masyarakat, terutama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat jumlah penduduk yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara berpenduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia industri berjalan seperti layaknya roda baik itu perusahaan yang bergerak di industri produk maupun jasa. Umumnya ketika roda waktu sedang berada di atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen strategis adalah seperangkat keputusan manajerial dan tindakan yang menentukan kinerja jangka panjang dari perusahaani. Ini mencakup pemindaian lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri produk kertas yang juga termasuk dalam industri stasioneri adalah salah satu industri manufaktur yang mengolah kertas menjadi barang dari kertas seperti buku,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan penduduk. Seiring dengan perkembangan waktu, semakin banyak orang yang datang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan akan fasilitas alat kesehatan di Indonesia semakin hari semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan akan fasilitas alat kesehatan di Indonesia semakin hari semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya pelayanan kesehatan di Indonesia, kebutuhan akan fasilitas alat kesehatan di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Institusi kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis harus menghadapi tuntutan bisnis yang terus menerus mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis harus menghadapi tuntutan bisnis yang terus menerus mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, suatu persaingan antara perusahaan sudah menjadi tradisi yang tidak dapat dihindari. Tetapi perusahaan yang ingin bertahan dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah perkembangan teknologi yang berbasis telekomunikasi. Ini menyebabkan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) adalah pemilik, pengembang dan pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kusumadmo (2013), kata strategi secara etimologis berasal dari kata Strategos

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kusumadmo (2013), kata strategi secara etimologis berasal dari kata Strategos BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi strategi Dalam buku Manajemen Strategik-Pengetahuan yang dikutip oleh Kusumadmo (2013), kata strategi secara etimologis berasal dari kata Strategos dalam bahasa yunani

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Penggambaran Situasi Industri Penggambaran situasi industri dilakukan dengan menggunakan alat analisis yaitu kanvas strategi dan kurva nilai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. toko yang menjual bakpia di jalan KS.Tubun, Ngampilan dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. toko yang menjual bakpia di jalan KS.Tubun, Ngampilan dapat menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan primer, sehingga bagi sebagian orang bisnis tersebut sangat berpotensi untuk dijadikan peluang usaha. Saat ini bisnis makanan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa sekarang ini semakin ketat. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan usaha dan perubahan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam perusahaan adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi Akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam era globalisasi saat ini. Hal tersebut ditunjang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persoalan lingkungan sudah menjadi persoalan yang menarik dan menjadi isu sentral bagi negara-negara di dunia. Semenjak tahun 1980-1990, wacana CSR

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, konsumsi energi listrik pada masyarakat sangat meningkat yang diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan bertambahnya

Lebih terperinci

RUMUSAN DASAR STRATEGI BISNIS PADA USAHA SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA DAN ALAT ANALISIS METODE BLUE OCEAN STRATEGY

RUMUSAN DASAR STRATEGI BISNIS PADA USAHA SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA DAN ALAT ANALISIS METODE BLUE OCEAN STRATEGY Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 RUMUSAN DASAR STRATEGI BISNIS PADA USAHA SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, teknologi informasi telah menjadi suatu kesatuan yang erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mencapai kesinambungan keuntungan dan bertahan dalam kompetisi yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan akhir meningkatkan

Lebih terperinci

Sudirman Green Office

Sudirman Green Office BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Sudirman merupakan kawasan perniagaan (bisnis) yang paling bergengsi dan berkembang pesat di Ibukota Jakarta. Lokasi di pusat kota menjadikannya sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi merupakan tindakan yang bersifat dinamis dan terus menerus, serta

BAB I PENDAHULUAN. Strategi merupakan tindakan yang bersifat dinamis dan terus menerus, serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi merupakan tindakan yang bersifat dinamis dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan prediksi tentang apa yang diharapkan oleh para konsumen dimasa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar bisa memenangkan pesaingan bisnis, perusahanan harus mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar bisa memenangkan pesaingan bisnis, perusahanan harus mampu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam dunia ekonomi membuat perusahaan semakin berlomba-lomba untuk menciptakan ide yang menarik masyarakat. Agar bisa memenangkan pesaingan

Lebih terperinci

ANALISIS VALUE INNOVATION PADA PT.WIJAYA PANCA SENTOSA FOOD MELALUI STRATEGI BLUE OCEAN

ANALISIS VALUE INNOVATION PADA PT.WIJAYA PANCA SENTOSA FOOD MELALUI STRATEGI BLUE OCEAN ANALISIS VALUE INNOVATION PADA PT.WIJAYA PANCA SENTOSA FOOD MELALUI STRATEGI BLUE OCEAN 691 Andyka Kurniawan Susanto Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan ini dicetuskan oleh adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup pesat dewasa ini. Wilayah di daerah Jakarta, khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN Persaingan layanan fixed wireless access (FWA) berbasis teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) di Indonesia semakin ketat. Di Indonesia ada 3 operator FWA yaitu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, batasan-batasan dan halangan-halangan yang dahulu sangat terasa

BAB I PENDAHULUAN. pesat, batasan-batasan dan halangan-halangan yang dahulu sangat terasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia komunikasi dan komputer cukup pesat, batasan-batasan dan halangan-halangan yang dahulu sangat terasa sekarang semakin transparan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Pengguna Internet di Indonesia dan Penetrasinya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Pengguna Internet di Indonesia dan Penetrasinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Internet telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Semakin canggihnya gadget dan teknologi nirkabel, semakin meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang sesuai demi tercapainya going concern perusahaan serta sustainable

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang sesuai demi tercapainya going concern perusahaan serta sustainable BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ekonomi modern seperti saat ini, permasalahan lingkungan hidup (pencemaran, polusi, limbah,dll) sampai saat ini menjadi isu global yang sering diperdebatkan

Lebih terperinci

pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien,

pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tren Eco-Friendly telah masuk dalam dunia perumahsakitan. Konsep Green Hospital saat ini telah berkembang menjadi pendekatan sisi baru dalam pengelolaan Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan adalah sekumpulan kegiatan yang dilaksanakan untuk merancang, membuat, memasarkan, mengantarkan, dan mendukung produknya dimana setiap kegiatan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan, pemanasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Profil PT Telekomunkasi Indonesia, Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Profil PT Telekomunkasi Indonesia, Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 1.1.1 Profil PT Telekomunkasi Indonesia, Tbk PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. merupakan perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginkan proses pembelian barang kebutuhan sehari-hari dengan mudah dan

BAB I PENDAHULUAN. menginkan proses pembelian barang kebutuhan sehari-hari dengan mudah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan ekonomi yang pesat di Indonesia mengakibatkan daya beli masyarakat akan tinggi. Pemenuhan kebutuhan primer, sekunder dan tersier pun meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dan semakin sengit. Sudah menjadi tuntutan yang mutlak bagi

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dan semakin sengit. Sudah menjadi tuntutan yang mutlak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini persaingan global diantara perusahaan sejenis semakin kompetitif dan semakin sengit. Sudah menjadi tuntutan yang mutlak bagi organisasi bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis rantai..., Muhammad Alfan Ihsanuddin, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis rantai..., Muhammad Alfan Ihsanuddin, FE UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar industri teknologi informasi di Indonesia dalam dekade terakhir tumbuh dengan pesat seiring dengan cepatnya perkembangan di bidang teknologi dan tingginya permintaan

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek.

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Universitas Mercu Buana merupaan salah satu universitas swasta di Jakarta yang saat ini banyak diminati oleh murid-murid yang baru lulus SMA/SMK maupun oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis project..., Fibri Kusumawardani, FT UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis project..., Fibri Kusumawardani, FT UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan Kualitas (quality) merupakan salah satu kunci utama suksesnya suatu bisnis untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor, baik pada industri produk maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, setiap perusahaan menghadapi tantangan untuk terus bertahan dan tumbuh berkembang. Globalisasi dan kemajuan dalam pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep bangunan hijau merupakan sebuah isu penting dalam desain arsitektur. Menurut Konsil Bangunan Hijau Indonesia, bangunan hijau adalah bangunan yang dalam tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis produk yang di tawarkan dipasar oleh para pelaku bisnis. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. jenis produk yang di tawarkan dipasar oleh para pelaku bisnis. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis pada saat ini telah banyak kita jumpai berbagai jenis produk yang di tawarkan dipasar oleh para pelaku bisnis. Hal ini mempengaruhi minat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menawarkan produknya. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam menawarkan produknya. Berbagai macam cara dilakukan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Seiring dengan pertumbuhan perekonomian dan perkembangan dalam dunia usaha, tampak persaingan semakin ketat antar perusahaan terutama di dalam menawarkan produknya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di dunia perekonomian. Para pesaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste), produknya unik, konsumen loyal, bersifat konsumtif, segmen pasar usia produktif dan maskulin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan di Jakarta semakin meningkat setiap tahunnya. Ketua Bidang Product Development PHRI Muhdi Agustianto mengatakan, pertumbuhan perekonomian nasional mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis diantara perusahaan sejenis semakin kompetitif dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis diantara perusahaan sejenis semakin kompetitif dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis diantara perusahaan sejenis semakin kompetitif dan semakin sengit. Persaingan diantara perusahaan-perusahaan tersebut muncul karena perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING)

PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING) PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING) TA 2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kementerian Pekerjaan Umum terus berusaha menyukseskan P2KH (Program Pengembangan Kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi selular merupakan salah satu sarana komunikasi yang mampu menyediakan komunikasi secara cepat dan kapan saja. Seiring

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan mana yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE 3.1. SUSTAINABLE ARCHITECTURE Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih memiliki masa depan yang cerah. Pangsa pasar industri Manajemen Proses Bisnis di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha akhir-akhir ini mengalami persaingan global yang sangat ketat, dimana perusahaan tidak hanya menghadapi pesaing lokal tetapi juga pesaing internasional.

Lebih terperinci

STRATEGI BLUE OCEAN DALAM BISNIS TEGNOLOGI & TELEKOMUNIKASI

STRATEGI BLUE OCEAN DALAM BISNIS TEGNOLOGI & TELEKOMUNIKASI STRATEGI BLUE OCEAN DALAM BISNIS TEGNOLOGI & TELEKOMUNIKASI Disusun Oleh : Nama : Wahyu Cahyaningrum Nim : 09.12.4099 Abstrak Blue Ocean Strategy, kita tahu, merupakan salah satu tema penting dalam wacana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data pada penelitian ini merupakan data kualitatif-kuantitatif yang nantinya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data pada penelitian ini merupakan data kualitatif-kuantitatif yang nantinya BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Jenis data pada penelitian ini merupakan data kualitatif-kuantitatif yang nantinya akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Adapun langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluncuran pertama kali layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26

BAB I PENDAHULUAN. peluncuran pertama kali layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan telekomunikasi di Indonesia sudah mencapai tahap yang mengagumkan. Data saat ini menunjukkan bahwa pengguna ponsel di negeri ini sudah mencapai angka yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, teknologi merupakan suatu hal yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu pengetahuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir akhir ini global warming tengah menjadi topik pembahasan yang sering di bicarakan oleh masyarakat dunia. Global warming adalah perubahan meningkatnya temperatur

Lebih terperinci

DESAIN STRATEGI PENGEMBANGAN UKM DENGAN KOMBINASI METODE BENCHMARKING DAN BLUE OCEAN STRATEGY

DESAIN STRATEGI PENGEMBANGAN UKM DENGAN KOMBINASI METODE BENCHMARKING DAN BLUE OCEAN STRATEGY DESAIN STRATEGI PENGEMBANGAN UKM DENGAN KOMBINASI METODE BENCHMARKING DAN BLUE OCEAN STRATEGY Firman Bani Albar 1 *, Angga Wisudianto 2, Ghaida Fatcha Mubiena3, Agus Mansur 4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jika di masa lalu perusahaan berorientasi pada konsumen (customer oriented) yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Jika di masa lalu perusahaan berorientasi pada konsumen (customer oriented) yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini semakin ketat, sehingga perusahaan harus memiliki strategi dalam memenangkan persaingan bisnis tersebut. Jika di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan pengelolaan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri skin care termasuk industri yang menjanjikan saat ini. Industri ini tidak luput dari kecantikan dan kosmetik. Karena sudah bisa dipastikan bawah orang yang

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : Di Susun Oleh : BAGAS BILAWA C. (0951110039) Dosen : HERU SUBIYANTORO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manfaat kompetisi yang semakin ketat di sektor telekomunikasi kini mulai dirasakan oleh masyarakat luas. Persaingan teknologi dan persaingan bisnis antar-operator telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2016 Indonesia memasuki era baru, AEC (ASEAN Economic Community),mengakibatkan akan meningkatnya persaingan dalam segala bidang di dalam negeri. Pasar bebas

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Semakin ketatnya persaingan global, menuntut setiap perusahaan untuk lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini isu mengenai Global Warming dan keterbatasan energi kerap menjadi perbincangan dunia. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui kelompok penelitinya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar BelakangProyek. Hunian tidak asing lagi di telinga masyarakat umum. Hunian merupakan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar BelakangProyek. Hunian tidak asing lagi di telinga masyarakat umum. Hunian merupakan BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Latar BelakangProyek Hunian tidak asing lagi di telinga masyarakat umum. Hunian merupakan sebuah ruang. Sebuah kata ruang secara tidak langsung pasti berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dikeluarkannya paket perundang-undangan di bidang Keuangan Negara yang meliputi Undang-Undang No. 17/2003 tentang Keuangan Negara, Undangundang No. 1/2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas lingkungan (Han et al., 2011) karena dampak negatif yang dihasilkan dari

BAB I PENDAHULUAN. kualitas lingkungan (Han et al., 2011) karena dampak negatif yang dihasilkan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel konvensional sering dihubungkan dengan isu terkait menurunnya kualitas lingkungan (Han et al., 2011) karena dampak negatif yang dihasilkan dari konstruksi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis kurir dan logistik di Indonesia secara umum saat ini sangat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan semakin banyaknya bisnis jual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang adalah mempertahankan para pelanggan setia agar tetap loyal

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang adalah mempertahankan para pelanggan setia agar tetap loyal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pertama kali didirikan mempunyai tujuan. Masyarakat umum mengenalnya dengan istilah visi dan misi. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan yang semakin tinggi dan kompetitif tidak dapat dihindarkan. Situasi ini

Lebih terperinci

Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro. utama (Tepat Guna

Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro. utama (Tepat Guna 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dalam bidang konstruksi bangunan atau properti dari tahun ke tahun semakin berkembang baik dari segi desain maupun kualitas bangunan tersebut. Saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eco Industrial Park merupakan komunitas industri dan bisnis yang terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan pada peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut

BAB I PENDAHULUAN. peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional yang menunjukan hasil positif ditandai dengan peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut data Bank Dunia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tumbuh pesatnya persaingan bisnis di semua bidang usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tumbuh pesatnya persaingan bisnis di semua bidang usaha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan tumbuh pesatnya persaingan bisnis di semua bidang usaha terutama di bidang telekomunikasi, maka banyak perusahaan yang menetapkan sebuah strategi dalam

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Formulasi Strategi Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos. Strategos terbentuk dari kata stratos yang berarti militer dan

Lebih terperinci